word blok 13

Preview:

Citation preview

OBAT- OBAT KARDIVASKULER

Pendahuluan Bahwa kasus-kasus penyakit kardiovaskuler masih tetap merupakan masalah kesehatan yang

penting.Penyakit

jantung

merupakan

misalnya

ancaman yang serius dan disebutkan menempati urutan ketiga sebagai peyebab kematian.Kali ini kami menyampaikan tinjauan farmakologis pengobatan atau obat-obat penyakit kardiovaskuler: A.OBAT GAGAL JANTUNG B.OBAT ANTIAARITMIA C.OBAT ANTIANGINA

D.OBAT ANTIHIPERTENSI E.OBAT VASOPRESOR F.OBAT VASODILATOR G.OBAT DIURETIKA

A. OBAT ANTIANGINA Pengertian Angina pektoris merupakan gejala utama dari jantung). Gejalanya: bersifat tiba-tiba, rasa sakit yang hebat di daerah substernal. ischemic heart disease (Penyakit iskemik

Penyebab angina pektoris yaitu diakibatkan oleh adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen dan suplai oksigen oleh pembuluh darah coroner Klasifikasi: Angina pektoris dibagi atas 3 jenis 1.Stable angina ( exertional angina, typical angina, classic angina, atherosklerotic angina, angina of effort ) Stable angina memiliki ciri tertentu biasanya terjadi akibat aterosklerotik Episode serangan dipresipitasi oleh kerja, dingin, emosi, atau stress. Strategi terapi pada stable angina yaitu menurunkan preload & afterload, meningkatkan sirkulasi koroner 2.Vasospastic angina ( variant angina, Prinzmetals angina) Vasospastic angina mmiliki ciri timbulnya nyeri tejadi saat istirahat,nyeri timbul disebabkan transient vasospasme atau adanya underlying atheromas Strategi pengobatan pada angina jenis ini yaitu menurunkan vasospasme dari arteri coroner 3.Unstable angina ( preinfarction angina, crescendo angina, angina at rest ) -Unstable angina disebabkan oleh episode ulangan dari sumbatan platelet pada tempat plak atherosklerotik yang ruptur, yang juga membangkitkan vasospasme.karakteristik ustable angina berhubungan dengan perubahan karakter serangan angina yang semakin memberat pada saat istirahat :

-

Unstable angina miokard Infark

memerlukan terapi

yang cepat, karena kemungkinan besar untuk terjadi

Strategi terapi : menginhibisi (mencegah) agregasi platelet, menurunkan preload & afterload dan vasodilatasi arteri coroner. FAKTOR YANG MENENTUKAN MYOCARDIAL OXYGEN DEMAND : 1.Tejadinya ventricular stress 2. Heart rate 3. Kontraktilitas FAKTOR YANG MENENTUKAN MYOCARDIAL OXYGEN SUPPLY : 1.Aliran darah arteri merupakan determinan utama 2. Tekanan perfusi ( aortic diastolic pressure) 3. Durasi diastole dan resistensi koroner. Resistensi koroner ditentukan oleh beberapa faktor, faktor-faktor yang meningkatkan resistensi antara lain : Aktivitas otonom Atherosklerotik Trombus intracoroner KLASIFIKASI OBAT ANTIANGINA

1.Nitrat organik 2.Penghambat saluran kalsium 3.Bloker beta Efek obat antiangina: Tiga dari empat obat antiangina berefek menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan determinan kebutuhan oksigen.yaitu: Heart rate (frekuensi jantung),ventricular volume (volume ventrikel) ,blood pressure (tekanan darah),dan contractility (kekuatan kontraksi jantung).Pada beberapa pasien redistribusi aliran darah koroner dapat meningkatkan sampainya oksigen pada jaringan iskemik.Pada variant angina; nitrat dan penghambat saluran kalsium,dapat juga meningkatkan sampainya oksigen dengan cara melawan spasme arteria koronaria.

I.

NITRAT ORGANIK Semua golongan nitrat organik akan membentuk suatu reactif free radical , yaitu nitric oxyde yang akan mengaktivasi guanilat siklase, meningkatkan cGMP,dan menyebabkan defosforilasi myosin , sehingga terjadi relaksasi otot polos Efek farmakologi 1. Vasodilatasi perifer

Terjadinya dilatasi vena lebih kuat daripada dilatasi arteriole karena itu dapat menurunkan preload lebih besar dari afterload dan penurunan oxygen demand.Kecuali Nicorandil efek terhadap arteri lebih daripada pada vena 2. Efek terhadap aliran darah koroner Mampu menurunkan preload sehingga mengakibatkan terjadinya perfusi subendocardial menyebabkan dilatasi koroner epicardial 3. Menimbulkan efek inhibisi platelet Farmakokinetik Rute pemberian 1.Amil nitrat , berbentuk gas pada suhu ruangan, sehingga dapat diberikan dalam bentuk inhalasi.Mula kerja sangat cepat ,lama kerja pendek ( 3-5 menit ) 2.Nitrogliserin,digunakan secara sublingual mula kerja cepat, efektif untuk serangan akut dan dengan cara itu,obat dapat menghindari first pass effect. Mula kerja 1-3 menit,lama kerja 20-30 menit 3.Slowly absorbed preparation ( oral, buccal, transdermal) Digunakan untuk profilaksis jangka panjang serangan angina ( 3 10 jam ), tetapi dapat menyebabkan terjadinya toleransi Nitrogliserin intravena dapat digunakan untuk pengobatan serangan ulangan unstable

angina yang berat Nicorandil dapat diberikan secara oral ( 2 kali sehari) atau intravena tanpa atau sedikit menimbulkan efek toleransi EFEK SAMPING : 1. Hipotensi orthostatik 2. Takhikardi 3. Nyeri kepala, dizziness, flushing 4. Syncope KONTRAINDIKASI Peningkatan tekanan tinggi Intrakranial

CALSIUM CHANNEL BLOKER Calcium Channel Blocker terbagi atas 4 kelas yaitu Phenilalkilamin : Verapamil Benzotiazipin : Diltiazem Dihidripiridine : Nifedipine, nimodipin, nicardipin Diarilaminopropilamin eters : Bepridil

EFEK FARMAKOLOGIS Seluruh Ca Channel Blocker menyebabkan vasodilatasi arteri koronaria dan menurunkan afterload. Setiap kelas punya efek berbeda thd frekuensi jantung (heart rate) dan kontraktilitas jantung. - Verapamil, diltiazem bepridil memiliki efek inotropik negatif dan kronotropik negatif

-

Dihydropyridin : Memiliki sedikit efek terhadap frekuensi jantung (heart rate) dan kontraktilitas jantung, tetapi dapat meningkatkan refleks simpatis. Seluruh Ca Channel Blocker hanya memiliki sedikit efek tehadap preload.

Ca Channel Blocker dapat menginhibisi aggregasi platelet Effek yang diharapkan pada pengobatan angina 1. Menurunkan oxygen demand dengan cara menurunkan afterload, frekuensi jantung, dan kontraktilitas otot jantung ( kecuali dihidropiridine) 2. Meningkatkan perfusi miokardium 3. Efek anti aggregasi FARMAKOKINETIK Semua obat Calcium channel blocker dapat diberikan secara oral Mula kerjanya 30 menit ( setelah pembeian secara oral)

Waktu paruh (T1/2) Terjadi setelah beberapa jam.Sementara itu waktu paruh Bepridil dan Nicardipin : 24-50 jam EFEK SAMPING 1.Depresi kontraktilitas dan gagal jantung 2.Bradikardia 3.AV Blok 4.Cardiac arrest 5.Pusing 6.Nyeri kepala 7.Kelelahan 8.Konstipasi Short acting dihidropiridin berpotensi menyebabkan suddent death,karena terjadina peningkatan tonus simpatis. Gejala toksisitas minor akibat obat golongan ini dapat berupa : hipotensi, dizziness, edema, flushing KONTRAINDIKASI Verapamil, diltiazem dan bepridil dikontraindikasikan pemberiannya pada CHF (Congestive Heart Disease) karena dapat memperburuk cardiac performance pada CHF.

Verapamil, diltiazem dan bepridil dapat mendepresi kontraktilitas dan mengakibatkan AV Blok pada pasien yang mendapat obat-obat beta bloker Verapamil meningkatkan level serum digoksin pada digitalisasi pasien. . BETA BLOKER Prototipe : Propranolol contoh obat lain : Metoprolol, nadolol dan timolol MEKANISME KERJA : - Beta bloker memblok reseptor beta adrenergik Efek Kronotropik dan Inotropik negatif dan menurunkan afterload menyebabkan oxygen demand menurun.dan akibatnya memperbaiki perfusi miokardial. KONTRAINDIKASI 1.Asthma bronchiole 2 Bradikardi berat 3. AV Blok 4.Claudicatio diseases. OBAT OBAT VASODILATOR Obat vasodilator sering digunakan untuk tissue ischemia terutama untuk angina pectoris untuk menangani angina pectoris digunakan 2 golongan vasodilator :

1. nitrat & nitrit 2.calcium channel blocker agonis NITRAT & NITRIT Merupakan senyawa nitrat dan asam nitrat dari poli alkohol Nitroglycerine prototype, walaupun digunakan untuk pembuatan dinamit, Nitroglycerine digunakan untuk bidang kedokteran dan tidak explosif EFEK FARMAKODINAMIK 1. Relaksasi otot polos vaskuler 2. 3. 4. Relaksasi otot polos Bronchus, GIT, GUT Meningkatkan cGMP, menurunkan agregasi platelet Hypoxia jaringan,pseudocyanosis EFEK SAMPING 1. Hipotensi ortostatik 2. 3. Takikardia Nyeri kepala

4. Trobing INDIKASI :

-

Agina of effort Variant angina Unstable angina KONTRAINDIKASI TTIC NITROGLYCERIN CALCIUM CHANNNEL BLOCKING AGENTS

-

Sejak tahun 1800-an telah diketahui bahwa calcium diperlukan untuk kontraksi otot polos dan otot jantung

-

Penemuan calcium channel dalam otot jantung diikuti penemuan beberapa calcium channel dalam jaringan yang berbeda

-

Selama ini yang efektif adalah L- type, tipe-tipe yang lain masih diteliti secara intensif TABEL 12-4 MEKANISME KERJA :

-

CCBA berikatan dengan area reseptor yang-stereo selektif sehingga nyata baik afinitas dan potensi farmakologiknya

-

CCBA menghambat masuknya Ca++ ke dalam jantung otot polos koroner

-

Semua CCBA merupakan vasodilator yang mampu menurunkan resistensi pembuluh darah perifer TABEL 12-5 EFEK FARMAKODINAMIK :

-

Relaksasi P.D Menghambat pembentukan impuls-impuls di SA konduksi di AV-node Vasospasme cerebral Menurunkan perdarahan sub-arachnoid TOKSISITAS & INDIKASI TOKSISITAS :

-

Depresi jantung Brakikardia AV- Block Heart failure INDIKASI :

-

Angina of effort Maintenance chronic stable angina Unstable angina

-

Acute coronary syndrome TABEL 12.5

DIURETIC DRUGS

Welly Ratwita Lab. Farmakologi FK UNJANI Diuretics Drugs inducing a state of increased urine flow Carbonic Anhydrase Inhibitors Loop Diuretics Thiazide Diuretics Potassium-sparing Diuretics Osmotic Diuretics Normal of Fluid & Electrolytes by Kidney Regulation

Proximal Convulated Tubule 2/3 Na+, almost all glucose, bicarbonate reabsorbed Acid secretory system

Descending Loop of Henle Countercurrent mechanism [NaC] 3x

Ascending Loop of Henle Impermeable to water

Active reasorption of Na, K, Cl, Mg, Ca 25-30% NaCl reabsorbed Loop Diuretics Distal Convulated Tubule Impermeable to water 10 % NaCl reabsorbed Thiazide Ca++ excretion Collecting Tubule and Duct Na, water reabsorption, K secretion Carbonic Anhydrase Inhibitors MOA Acetazolamide inhibits carbonic anhydrase intracellularly on apical membrane of proximal tubular epithelium H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3 HCO3 retained in lumen urinary pH Loss of HCO3 metabolic acidosis & therapy Therapeutic Uses P.O. once daily diuretic efficacy folowing everal days of

Glaucoma Epilepsy Mountain sickness Adverse Effects

Metabolic acidosis (mild), potassium depletion, renal stone formation, drowsiness Loop/High-Ceiling Diuretics Bumetanide, furosemide, torsemide, ethacrynic acid On ascending limb of the loop of Henle Highest efficacy in mobilizing Na & Cl MOA Inhibit Na+/K+/Cl- cotransport Reabsorption of Na, K,Cl , Ca++ urine Most efficacious of diuretics Renal vasc. resistance , renal blood flow Good in poor renal function

Therapeutic Uses DOC in acute pulmonary edema of CHD

Hypercalcemia Pharmacokinetics P.O., I.V., rapid onset, DOA 1-4 hrs Adverse Effects Ototoxicity Hyperuricemia Acute hypovolemia Potassium depletion Thiazides & Related Agents Sulfonamide derivates like acetazolamide, w/ greater activity Affect distal tubules, w/ equal max diuretic effect, differing on potency A. Clorotiazide Prototype thiazide diuretic MOA Inhibit Na/Cl cotransporter Na reabsorption very hyperosmolar urine Not effective in renal function impairment Loss of K+

Ca++ excretion peripheral vascular resistance Pharmacokinetics Effective orally T1/2 40 hrs Secreted by rganic acid secretory system 1-3 weeks to stabilize blood pressure reduction Therapeutic Uses Hypertention CHD Renal impairment Hypercalciuria Diabetes insipidus Adverse Effects Potassium depletion Hyperuricemia Vokume depletion

Hypercalcemia Hyperglycemia Hypersensitivity B. Hydrochlorotiazide Thiazide derivative Less ability to inhibit carbonic anhydrase More potent, less dose than thiazide Same efficacy as thiazide C. Chlorthalidone Thiazide dervative Very long DOA once daily D. Thiazide analogs

Metolazone More potent than thazide Unlike thiazide, causes Na excretion in advanced renal failure Indapamide A lipid soluble, non thiazide diuretic

Long DOA Significant antihypertensive action w/ minimal diretic effects Used in advanced renal failure Metabolized & excreted by GIT & kidneys Potassium-Sparing Diuretics Act in collecting tubule Inhibit Na reabsorption, K secretion, H secretion Used primarily whwn aldosterone in in excess In combination w/ thiazide Stop exogenous potasium supplementation

A. Spironolactone MOA A Synthetic aldosterone antagonist Compete w/ aldosterone for intracellular cytoplasmic receptor Prevents translocation of receptor complex into targets cell nucleus not bind to DNA Not produce protein that response to aldosterone Excretion of Na, retention of K, no diuretic effect

OBAT- OBAT ANTIHIPERTENSI

Pengertian Hipertensi : - Sistolik > 140 mmHg dan atau - Diastolik > 90 mmHg Mrp kondisi yg terjadi akibat kapasitas vena tonus otot polos vaskular perifer resistensi arteri

Klasifikasi Hipertensi (JNC VII- 2003) Tekanan darah normal Tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg Pre-hipertensi

Tekanan sistolik 120 139 mmHg dan/atau tekanan diastolik 80-90 mmHg Hipertensi Stadium I mmHg Stadium II : Tekanan sistolik 160 mmHg dan/atau tekanan diastolik 100 mmHg : Tekanan sistolik 140 159 mmHg dan/atau tekanan diastolik 9099

Resiko akibat hipertensi : Congestive Heart Failure Kerusakan ginjal Kerusakan Cerebrovaskolar ( stroke Perdarahan) Penyakit retina Atherosklerosis Penyakit Jantung Koroner Etiologi 90% : tidak diketahui penyebab Hipertensi esensial faktor genetik berperan >> 10 % : Hipertensi sekunder

Pheochromocytoma (tumor adrenal), Cushings syndrome, hipertiroid, hiperparatiroid, aldosteronisme primer, kehamilan, peningkatan tekanan intrakranial, dan koarsio aorta.

Mekanisme Pengontrolan Tekanan Darah Faktor- faktor Penentu Tekanan Darah :

MEKANISME PENGONTROLAN TEKANAN DARAH 1. Baroreseptor & sist. Simpatis Mengatur TD pada fase yang singkat dan cepat ---- vasokonstriksi 2. Renin angiotensin aldosteron sistem Pengaturan jangka panjang ----- vasokonstriksi ----- peningkatan absorpsi NaCl peningkatan volume darah STRATEGI TERAPI HIPERTENSI Terapi nonfarmakologi: modifikasi gaya hidup diet: garam , alkohol , berat badan , merokok Terapi farmakologi beberapa golongan antihipertensi

Pendekatan individual Hipertensi pada seorang pasien seringkali disertai dengan adanya penyakit lain, sehingga pemberian antihipertensi harus benar-benar difikirkan berkaitan dengan penyakit lain yang menyertainya. Kepatuhan penderita Sangat menentukan keberhasilan terapi hipertensi . Obat-obat anti hipertensi I. DIURETIK THIAZIDE Pemakaian sangat luas MK : meningkatkan ekskresi Na dan air Volume ekstraseluler menurun CO menurun Resistensi perifer menurun Baik digunakan sebagai terapi tunggal pada hipertensi ringan Untuk kasus hipertensi berat atau yg disertai dengan gagal jantung, cirrhosis, gagal ginjal dipilih diuretik lain yang lebih kuat ( mis. furosemid). Data riset : thiazide dosis rendah ( 12,5 mg) lebih efektif dibanding dosis tinggi. Efek samping :

hipokalemi, hipomagnesemi, hiperkalsemi, hiperlipidemi, hiperuricemia dan hiperglikemia perlu observasi : - kadar K serta tanda-tanda aritmia - monitoring ketat pada kombinasi dengan digitalis II. OBAT-OBAT YG MENGUBAH FUNGSI SISTEM SARAF SIMPATIS Umumnya dipakai pada pasien-pasien dgn hipertensi sedang berat. 1. Obat-obat simpatoplegik central ( Metildopa, Clonidin ) - MK : mengurangi aliran simpatis dari pusat vasomotor di otak, menurunkan tekanan darah dgn menurunkan HR, CO dan PR. Efek ini lebih kuat pada Clonidin ~ metildopa. Aliran darah ke ginjal tetap dipertahankan. Metildopa & clonidin tidak mengurangi aliran darah ke ginjal

-

Efek Samping : Gol obat ini yg bekerja pada CNS cenderung menyebabkan sedasi , mulut kering, depresi mental, gangguan tidur, serta mimpi buruk. Postural hipotensi penghentian tiba-tiba dari clonidin sering menyebabkan rebound phenomenon. 2. Adrenergik neuron bloking agent ( Guanethidin, Reserpin )

MK : Menurunkan tekanan darah dengan menurunkan pelepasan norefinefrin dari neuron postganglionik simpatis. Menurunkan HR, CO dan PR.

Toksisitas : = pharmacologic sympathectomy dgn ciri : postural hipotensi, diare dan kegagalan ejakulasi. Karena Reserpin dapat dengan mudah masuk ke CNS, reserpin menyebabkan sedasi, mental depresi dan parkinsonism. Mekanisme kompensasi dari obat2 pengubah fungsi simpatis adalah retensi cairan, sehingga obat-obat tersebut cocok digunakan bersama-sama dengan diuretik. III. BETA BLOKER ( Prototipe: Propranolol) MK : 1. Menurunkan aktivasi Beta1 adrenoceptor jantung Menurunkan CO 2. Menurunkan Renin Angiotensin Retensi Na&H2O Aldosteron PR

Penggunaan Beta Bloker : - Hipertensi dgn Supraventrikular tachicardi - Riwayat infark miocard, angina, glaukoma dan migrain Kontra indikasi :Bradikardi Ashma Diabetes Periferal Vask. Disease SE : bradikardi, abnormalitas konduksi atrioventrikular, congestive heart failure (dosis tinggi) IV. ALFA 1 ADRENERGIK BLOKER ( Prazosin, terazosin) MK : Memblok reseptor alfa 1 di pembuluh darah arteri dan vena. Retensi air cenderung terjadi bila diberikan tanpa diuretik. Sangat baik bila dikombinasi dgn diuretik atau Beta bloker. ALFA ADRENERGIK BLOKER NON SELEKTIF ( Phentolamin, penoksibenzamin) - merangsang refleks takhikardi - digunakan dalam penaganan pheokromositoma. V. VASODILATOR ( Hidralazin, Minoksidil ) - MK : direct acting smooth muscle relaxant vasodilatasi arteri perifer penurunan tekanan darah

merangsang refleks takhikardi, retensi cairan. - dapat memprovokasi angina pectoris, infark miocard pada predisposed patient. - baik digunakan bersama-sama beta bloker dan diuretik VI. ANTAGONIS KALSIUM Verapamil, diltiazem, dihidrofiridin (amlodipin, felodipin, isradipin, nicardipin, nifedipin, nisoldipin) MK : Menghambat influks kalsium pada sel otot polos arteri vasodilatasi Terdapat perubahan hemodinamik yag berbeda dari masing-masing obat Nifedipin : Kronotropik positif / normal Verapamil, diltiazem : Kronotropik negatif - Ketiganya punya efek vasodilatasi koroner

-

Penggunaan terapi : Punya efek retensi cairan Baik digunakan pada pasien hipertensi yang disertai dgn angina, vaskular disease. KI : Verapamil dan diltiazem sebaiknya dihindari pada penderita gagal jantung. VI. ACE INHIBITOR ( Captopril )

-MK:

Angiotensinogen Renin Angiotensin I ACE Inh. Angiotensin II Bradikinin

ARB Vasokonstriksi Penggunaan therapi :

inaktif Sekresi aldosteron

Tidak merangsang simpatis : aman pada pasien dgn ischemic heart disease membatasi protein uria : Cocok untuk pasien dengan diabetik nefropati. Memperbaiki hemodinamik intrarenal. Terbukti bermanfaat pada penderita gagal jantung, atau setelah miokard infark. EFEK SAMPING : hipotensi, batuk, wheezing, angioedema. (akibat peningkatan aktivitas bradikinin ) - KI : Kehamilan ( hipotensi, anuria, renal failure pada fetus) VII. ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER ( ARB) ( Losartan, Valsartan) MK : Memblok pada tempat pengikatan angiotensin II di pembuluh darah dan jaringan.

Efektivitas = ACE Inh Efek samping : perlambatan yang jelas pada konduksi diseluruh otot jantung dan berefek minim terhadap masa potensial dan refrakter >>nilai ambang potensial ditingkatkan.

Pemakaian terapi Berguna untuk menekan kontraksi ventrikekular yang prematur. Obat ini berefek inotropik neghatif sehingga dapat memperberat gagal jantung kongestif (CHF). Obat ini diberikan dengan cara oral karena mengalami biotransformasi minimal

Efek yang merugikan Pusing Blurred vision (penglihatan kabur) Nyeri kepala Nausea Seperti halnya obat yan segolongan dapat memperburuk aritmia yang ringa atau menginduksi aritmia ventrikular takikardia yang resisten terhadap pengobatan

Golongan II Propranolol Menuruinkan kasus kematian tiba-tiba akibat aritmia setelah infark miokardial. Angka kematian berkurang setelah pemakaian propranolol

Metoprolol,efektif untuk th/. bronkospasm Esmolol, atritmia akut, yang terjadi saat operasi/emergensi (diberikan secara IV). Golongan III Amiodarone Seperti halnya golongan I,II,III,dan IV berefek memperrpanjang masa aksi potensial dan periode refrakter. Obat ini diindikasikan: takikardia ventrikular dan supraventrikular refrakter berat. Cara pemberian : po. Efek samping:-fibrosis paru, gejala-gejala git,tremor,ataxia,pusing, hipo dan hipertiroid, intoksikasi lhati,foto-sensitif,neuropati, kelemahan otot, blue skin discoloritation ok/ akumulasi iodine.

Sotalol

Sotalol memblok secara cepat aliran Kalium keluar. Blokade ini memperpanjang repolarisasi, dan masa aksi potensial >> memperpanjang periode refrakter yang efektif.

Obat ini efektif ntuk mencegah aritmia yang rekuren. Dofetilide Indikasi: Fibrilasi atrium dan CHF Penyakit koroner, dengan gaga ventrikular kiri. T 10 jam.

Golongan IV. Verapamil dan Diltiazem.Verapamil lebih dominan pada jantung daripada p.d. Mekanisme kerja: Memperlambat konduksi dan mmemmperrpanjangperiode refrakter yang efektif.

Indikasi:Supraventrikular takikardia. Menurunkan frekuensi denyut jantung pada fluter dan fibrilasi atrial.

Efek yang tidak diinginkan Memiliki efek inotropik negatif Menurunkan tekanan darah. Kontraindikasi:

Pasien dengan kecenderungan mengalami depresi fungsi jantung. Antiaritmia lainnya. Digoxin. Obat ini memperpendek periode refrakter pada sel miokardium dalam atrium dan ventrikel, sedangkan pada serbut Purkinye

memperpanjang periode refrakter yang efektif dan menurunkan kecepatan konduksi. Digoxin menyebabkan ectopic ventricular beats yang terjadi pada takikardia dan fibrilasi ventrikel Adenosine Obat ini pada dosis tinggi mampu menurunkan kecepatan kondusi ,memperpanjang periode refrakter dan menurunkan automasi pada nodus AV. Merupakan drug of choice untuk supraventrikular takikardia (diberikan IV). Toksisitas rendah( flushing, chest pain dan hipotensi). Duration of action sangat singkat (15 detik). Referensi: Richard D.Howland , Mary J.Mycek Antiarrythmic Drugs in Lippincotts Illustrated Reviews, Pharmacology 3rd edition, Lippincoot Williams & Wilkins,2008, 195-205.

OBAT-OBAT GAGAL JANTUNG M. Djamaludin. M G Lab. Farmakologi FK. UNJANI

Pengertian Heart Failure : suatu kondisi dimana Cardiac Output tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tubuh Merupakan kondisi yang membahayakan. Five year mortality : 50 %

Etiologi : Disfungsi sistolik : HHD, CHD, MI, Stenosis aorta, Insufisiensi mitral Disfungsi diastolik : Stenosis mitral Penurunan CO Jika fraksi ejeksi < 45 % ( kegagalan akut )

Mekanisme kompensasi jantung CO

Aliran ginjal Renin, angiotensi, ald Retensi Air Odema

refleks simpatis Vasokonstriksi tek. Vena

Mekanisme kompensasi internal terpenting : hipertropi miokardial

Tanda-tanda Gagal Jantung Sesak nafas Takhikardi Penurunan toleransi thd exercise sesak ( dyspneu deffort) Paroxysmal nocturnal dyspneu Cyanosis Periferal / pulmonal edema KINERJA JANTUNG DIPENGARUHI OLEH 4 FAKTOR UTAMA : 1. Preload

adalah tekanan pengisian pada ventrikel kiri. ( saat diastole ) Tekanan normal sekitar 15mm Hg. Jika tekanan > 20-25 mmHg terjadi bendungan paru. terjadi peningkatan preload pada gagal jantung. 2. Afterload Adalah besarnya tahanan yang melawan jantung saat memompa darah. Merupakan faktor tahanan aorta dan resistensi vaskular sistemik Pada HF terjadi peningkatan afterload akibat mekanisme kompensasi otonom. 3. Kontraktilitas Jantung Pada penderita gagal jantung terbukti terjadi penurunan kekuatan kontraksi otot jantung. 4. Heart Rate Pada Gagal jantung terjadi peningkatan HR akibat kompensasi simpatis. DASAR-DASAR FARMAKOLOGI DALAM PENANGANAN GAGAL JANTUNG 1. OBAT-OBAT INOTROPIK POSITIF - GLIKOSIDA JANTUNG - BETA ADRENERGIK AGONIS 2. MEMPERBAIKI HEART RATE

- AMRINONE, MILRINONE 3. MENURUNKAN PRELOAD - VASODILATOR, DIURETIK. 4. MENURUNKAN RESISTENSI PERIFER MENURUNKAN AFTER LOAD - ARB, ACE INHIBITOR GLIKOSIDA JANTUNG DIGOKSIN & DIGITOKSIN MK : Merupakan Na-K ATP-ase inhibitor Efek : - meningkatkan Ca bebas intraselluler - meningkatkan kontraktilitas jantung - menurunkan HR PROFIL FARMAKOLOGIS DIGOKSIN Protein Binding < OOA : cepat

-

T1/2 : pendek Relatif tidak mdimetabolisir DIGITOKSIN

-

Protein Binding >> OOA : lambat T1/2 : panjang Dimetabolisir ekstensif di empedu PENGGUNAAN THERAPI CHF HIPERTENSI EFEK SAMPING Gangguan jantung:Neurogenik dan Myogenik

-

Hipokalemi disritmia Blok Gangguan GIT Gangguan CNS

FAKTOR PREDISPOSISI INTOKSIKASI DIGITALIS

1. Gangguan elektrolit 2. Interaksi obat Kuinidin menurunkan bersihan digitalis Diuretik Cortikosteroid, MK ? 3. Penyakit lain Hipotiroid, hipoksia, gagal ginjal PENANGANAN INTOKSIKASI DIGITALIS Hentikan Obat Tentukan kadar Kalium darah, jika kurang beri suplemen kalium Beri anti aritmia bila terjadi gangguan konduksi Penggunaan antibodi anti digitalis ( FAB fragment) BETA ADRENERGIK AGONIS Meningkatkan kinerja jantung melalui efek inotropik positif. Yang sering dipakai : DOPAMIN & DOBUTAMIN

efek takhicardi & resistensi vaskuler > bradikardia. Penggunaan terapi:

Shock. ISOPROTERENOL Terhdap kardiovaskuler: Meningkatkan frekuensi, kekuatan kontraksi dan menyebabkan peninggkatan cardiac out put Terhadap sistem respirasi Menimbulkan bronkokontriksi Efek lain: meningkatkaan kadar gula darah, lipolisis. Penggunaan klinis: Asma bronkiole akut (inhalasi). Blok atrioventrikular Cardiac arrest Efek samping: Sama dengan yang timbul akibat epinephrine Dopamine Efek kardiovaskuler Dopamine merupakan stimulan beta 1 yang menimbulkan efek inotropik dan chronotrpik positif Pada dosis tinggi mengakibatkan vasokontriksi

Efek renal dan visceral. Dopamine mendilatasi pembuluh darah ginjal dan arteriole splachnicus, karena itu meningkatkan aliran darah ke ginjal dan alat viscera.Reseptor ini tidak dipengaruhi oleh obatobat yang memblok alfa maupun beta. Karena itu obat ini sangat berguna untuk pasien yang mengalami shock. Penggunaan terapi: Shock Diberikan dengan cara continous infusion Efek samping: Dosis tinggi berfek simpatik Metabolitnya homovanilic acid, menimbulkan: nausea, hipertensi, aritmia. Dobutamine Efek kardiovaskuler Meningkatkan cardiac rate dan cardiac out put Penggunaan terapi: Congestive heart failure Efek samping: Meningkatkan konduksi atrioventrikular