View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Nila Ardhyarini H. PratiwiDeputi Direktur URDI
Workshop Hasil Kajian“Kapasitas Yurisdiksi Pemerintah Sub-Nasional dalam Upaya Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”Jakarta, 30 April 2019
Latar Belakang
• Indonesia berkomitmen untuk menerapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs).
• Pemerintah sub-nasional memiliki peran strategis untuk menempatkan pembangunan sektor publik dalam upaya pencapaian SDGs.
• Pemanfaatan kapasitas yurisdiksi sub-nasional seharusnya dapat mendukung konstekstualisasi SDGs yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan daerah sehingga pelayanan publik dapat lebih sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah.
• Kontekstualisasi merupakan upaya untuk membangun rasa memiliki (sense of ownership) dari para pelaku lokal terhadap pentingnya SDGs.
Tujuan Kajian
Menelaah kapasitas yurisdiksi sub-nasional untuk menghasilkan rekomendasi pengembangan kapasitas yurisdiksi sub-nasional sebagai
langkah strategis bagi pencapaian SDGs secara efektif dan kredibel.
Kapasitas yurisdiksi sub-nasional adalah struktur dan fungsi inheren dari administrasi sub-nasional untuk memberikan layanan publik dan
pembangunan ekonomi yang layak dalam wilayah administrasi tertentu yang mempertimbangkan karakter daerah (sosial, budaya, ekonomi,
ekologi, dan politik).
Definisi
Kerangka Konsep
Literature review
• Kapasitas Yurisdiksi
• Sustainable Development Goals (SDGs)
Pemilihan lokasi studi sebagai case study
Survey & wawancara
Kunjungan ke lokasi studi & wawancara stakeholder
kunci
Temuan awal kapasitas yurisdiksi dari
lokasi studi
Forum Group Discussion(FGD)
melalui URDI Learning Forum
Penyusunan draft profilkapasitas yurisdiksi dari
lokasi studiWorkshop
Penyusunan profil kapasitas yurisdiksi dari
lokasi studi
Tahapan Kajian
Kriteria Penentuan Wilayah Studi:
1. Progresivitas dalam meminimalisasi permasalahan pembangunan daerah
2. Progresivitas dalam mempertahankan karakter dan keunggulan komparatif daerah
3. Memiliki inovasi pembangunan daerah
Akselerasi pembangunan: Kemandirian ekonomi lokal
melalui pengembangan produksi dan konsumsi lokal
Akselerasi pembangunan: Pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan pertanian
dan UMKM
Akselerasi pembangunan: Pengembangan kota berbasis
sungai
Inovasi:Bela beli Kulon Progo, AirKu,
TOMIRA, RASKIN diganti RASDA, RSUD Tanpa Kelas,
batik Gebleg Renteng, belabeliku.com, dll.
Inovasi:Festival Banyuwangi, e-Village
budgeting, smart kampong,Lahir Procot Pulang Bawa Akta,
Banyuwangi-mal.com, Mal Pelayanan Publik, Siswa Asuh
Sebaya, Garda Ampuh, dll.
Inovasi:Pembatasan tas belanja plastik,
kampung tematik dan rumah muka dua, smart city, Sistem
Informasi Manajemen Pemerintah Terpadu (SIMPUN)
Kab.Kulon Progo
Kab. Banyuwangi
Kota Banjarmasin
Isu kunci: kemiskinan
Isu kunci: kemiskinan
Isu kunci: lingkungan
Penentuan Wilayah Kajian
Kulon Progo
• Inisiatif Gerakan “Bela dan Beli Kulon Progo” untuk mendorong semangat warga dan aparatur pemda agar mengutamakan konsumsi produk lokal guna menumbuhkan perekonomian lokal.
• Laju pertumbuhan ekonomi semakin baik dari tahun 2010 (3,06%) ke tahun 2016 (4,76%) (BPS Kabupaten Kulon Progo, 2013, 2017).
• IPM meningkat dari 68,83 pada tahun 2010 menjadi 73,23 pada tahun 2017 (BPS Indonesia, 2014, 2017).
• Menurunnya tingkat kemiskinan dari 23,15% pada tahun 2010 menjadi 20,30% pada tahun 2016.
Kepemimpinan Hasto Wardoyo Sebagai Bupati Kulon Progo
Pada periode pertama berupaya meningkatkan kemampuan daerah melalui pengembangan produksi dan konsumsi lokal, sementara pada periode kedua berupaya menekankan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Pengentasan kemiskinan dilakukan melalui perbaikan kinerja pelayanan sektor publik.Menanamkan ideologi penggunaan produk lokal kepada OPD, anggota legislatif, dan masyarakat.Komunikasi politik dibangun dengan pendekatan command and control.
Pembuatan Kebijakan
Kebijakan dan program pembangunan pro masyarakat lokal, sebagai contoh:Gerakan “Bela dan Beli Kulon Progo”, program Jamkesda tanpa kartu, Kawasan Tanpa Rokok, mengembangkan Toko Milik Rakyat (TOMIRA), memproduksi air kemasan lokal dengan label AirKu, serta program pro beras yang mendorong produksi dan konsumsi lokal.
Perencanaan dan Penganggaran
Penerapan prinsip money follow program, yaitu mendorong pengalokasian anggaran untuk mendukung pencapaian program prioritas yang terkait langsung dengan visi pembangunan daerah.
Kulon Progo memperoleh
beberapa penghargaan pada tingkat
nasional.
Kulon Progo mendapat
penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha,
EKPPD Terbaik, tahun 2016.
SAKIP mendapatpredikat Apada 2018,
audit keuangan mendapat WTP
sejak 2013.
Banyuwangi• PDRB meningkat dari 20,72 trilyun rupiah pada tahun
2009 menjadi 72,24 trilyun rupiah pada tahun 2015(BPS Kabupaten Banyuwangi, 2010, 2018).
• Pendapatan per kapita meningkat dari 20,8 juta rupiah/orang/tahun pada tahun 2009 menjadi 37,53 juta/orang/tahun pada tahun 2015 (BPS Kabupaten Banyuwangi, 2010, 2018).
• Angka kemiskinan menurun dari 20% pada tahun 2009 menjadi menjadi 8,65% pada tahun 2017 (BPS Kabupaten Banyuwangi, 2010, 2018).
• IPM meningkat dari 64,54% pada tahun 2010 menjadi 69,64% pada tahun 2017 (BPS Indonesia, 2010, 2017).
• Image Banyuwangi dahulu sebagai daerah terkotor di Jawa Timur tidak ada lagi, bahkan meraih Adipura selama lima tahun berturut-turut (2013-2017).
Kepemimpinan Abdullah Azwar Anas Sebagai Bupati Banyuwangi
Menentukan prioritas pembangunan meliputi prioritas wajib (pendidikan & kesehatan), unggulan (pertanian, pariwisata & UMKM), dan penunjang (infrastruktur, perlindungan sosial, lingkungan hidup, dan birokrasi).
Reformasi birokrasi menjadi langkah pertama untuk mendukung peningkatan pelayanan publik.Menjalin komunikasi yang efektif dengan lembaga eksekutif dan legislatif, serta dengan sektor swasta dan masyarakat.Merangkul pemangku kepentingan untuk berinovasi dalam pembangunan dan implementasinya perlu memanfaatkan TIK.
Pembuatan Kebijakan
Mengutamakan inklusivitas dan menghilangkan ego sektoral, sebagai contoh:Lahir Procot Pulang Bawa Akta salah satu bentuk reformasi birokrasi berbasis TIK dengan kerjasama antar OPD.Festival Banyuwangi mengangkat kearifan lokal dan dilakukan tanpa Event Organizer.Pengelolaan sampah dilaksanakan secara gotong royong hingga ke tingkat rumah tangga.
Perencanaan dan Penganggaran
Penerapan prinsip money follow program dan program follow result.Menyinkronkan agenda pembangunan daerah dengan karakter dan kemampuan wilayah, sebagai contoh keperluan Festival
Banyuwangi pada setiap OPD telah masuk dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah.Pemanfaatan TIK untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi pada perencanaan dan penganggaran (Sistem Informasi
Perencanaan dan Keuangan Daerah dan e-Village Budgeting.
Banyuwangi memperoleh lebih dari 170 penghargaan pada tingkat nasional dan internasional.
EKPPD tingkat kabupaten
meningkat dari peringkat ke-39 (2013) menjadi
peringkat ke-4 (2017).
SAKIP mendapatpredikat Asejak 2016,
audit keuangan mendapat WTP
sejak 2013.
Banjarmasin
• Pintu Gerbang Ekonomi Kalimantan karena aksesnya yang terhubung dengan Laut Jawa melalui Sungai Barito.
• Pertumbuhan PDRB tertinggi di kota ini adalah pada sektor jasa sekitar 7-8%.
• IPM mencapai 76,46% pada tahun 2017.
• Pasar Terapung adalah bentuk aktivitas perekonomian yang selaras dengan budaya masyarakat lokal.
• Tantangan Kota Sungai: drainase perkotaan yang layak hanya mencapai 23% dan 500 hektar permukiman kumuh terletak di bantaran sungai.
Kepemimpinan Ibnu Sina Sebagai Walikota Banjarmasin
Visioner terhadap lingkungan hidup tekad menjadikan Banjarmasin sebagai “Kota Sungai Terindah di Indonesia”Menekankan bahwa sungai harus menjadi basis utama dalam pembangunan daerah.Adanya komunikasi politik dan birokrasi yang baik antara eksekutif dan legislatif dalam menjaga lingkungan, begitu juga
dengan masyarakat dan swasta.
Pembuatan Kebijakan
Kebijakan beriorientasi pada sungai, sebagai contoh pelibatan masyarakat dengan membentuk Pemangku Sungai, pengentasan permukiman kumuh, dan pencegahan pencemaran sungai.
Pembentukan Forum Gabungan OPD guna menghilangkan isu ego sektoral dalam lingkup internal pemerintahan kota.Program lintas sektor, seperti smart city, program KOTAKU/NUSP-2 dan NSUP serta program wirausaha baru.
Perencanaan dan Penganggaran
Sinkronisasi teknologi informasi e-planning & e-budgeting melalui Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Terpadu (SIMPUN).Peningkatan kerja sama dengan pemerintah pusat dan donor untuk mendukung pendanaan program pembangunan prioritas, seperti program
pengurangan permukiman kumuh (Program KOTAKU/NUSP-2 dan NSUP dan program pengurangan sampah (insentif dari KLHK untuk pembatasan penggunaan tas plastik & bantuan pendanaan dari IGES untuk program Bank Sampah)
Walikota Banjarmasin
menjadi ketua Asosiasi
Pemerintah Kota Peduli
Sanitasi (ASOPSI).
EKPPD Banjarmasin
meraih status Sangat Tinggi.
SAKIP mendapat
predikat B dan audit keuangan mendapat WTP
pada 2017.
1. Leadership yang dimiliki kepala daerah dapat mempengaruhi pembuatan kebijakan dan pengaturan kelembagaan serta perencanaan dan penganggaran.
2. Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berupaya mewujudkan pelayanan publik berkualitas dan efektif serta pembangunan sosial ekonomi sesuai karakter dan kemampuan wilayah secara langsung dapat mendukung pencapaian SDGs.
3. Pencapaian SDGs sebaiknya tidak hanya dipandang sebagai pencapaian indikator, tetapi juga harus memastikan keamanan ruang hidup, daya pulih produksi dan konsumsi masyarakat, dan keberlanjutan fungsi ekologi.
4. Program pembangunan yang mendukung pencapaian SDGs dapat diimplementasikan jika masuk dalam proses perencanaan dan penganggaran sampai pembahasan RKPD.
5. Keberhasilan inovasi untuk akselerasi pembangunan berkelanjutan akan berhasil jika terdapat pendefinisian masalah daerah yang tepat, political will, serta komunikasi dan koordinasi antarpihak yang efektif.
Kesimpulan
TERIMA KASIH
Urban and Regional Development Institute (URDI)
Rukan Royal Palace Blok C-3, Jalan Prof. Dr. Soepomo, Kav 178AMenteng Dalam Jakarta Selatan 12870 INDONESIA
Phone: +62 21 8312087 Facs: +62 21 8312196Website: http://www.urdi.org
Email: urdi@urdi.org; nila@urdi.org
Recommended