View
558
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
BIDANG KURIKULUM Wakasek Bidang Urusan Kurikulum
(Mohamad Arif Hasan, S.Pd., M.Pd.)
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 SINGAPARNA
A. Struktur Kurikulum 2013
1.
Pengertian
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Pada tahun pelajaran 2014-2105 SMA Negeri 1 Singaparna unutk kelas X sdan kelas XI telah dan sedang menggunakan implementasi kurikulum 2013, sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006. Struktur kurikulum SMA Negeri 1
Singaparna disusun berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar kompetensi mata pelajaran.
Muatan Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan
kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kurikulum kekhasan satuan pendidikan.
a.Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional
Untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA.
b.Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah
Muatan Kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas
sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh pemerintah provinsi Jawa barat dan kabupaten Tasikmalaya.
Muatan lokal yang berlaku di SMAN 1 Singaparna yaitu Bahasa Sunda, sesuai dengan SK Gubernur Jawa Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang standar kompetensi dasar serta panduan penyusunan
kurikulum mata pelajaran bahasa Sunda dan sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun pelajaran 2012/2013
ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten
Tasikmalaya.
c.Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan
Muatan kekhasan SMAN 1 Singaparna yaitu pembacaan Asmaul Husna secara serempak; berupa program
kegiatan yang dilaksanakan setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai.
2. Kelompok Mata Pelajaran Wajib
Kelompok mata pelajaran wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik , masyarakat dan bangsa.
Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA sebagai berikut:
Tabel 1: Mata pelajaran wajib kurikulum SMAN 1 Singaparna
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
10. Bahasa Sunda (Mulok) 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik 12 16 16
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat 6 4 4
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 44 46 46
Mata pelajaran wajib kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan
oleh pusat, sedangkan mata pelajaran wajib kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan konten local yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 3 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan
seterusnya.
3. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi. dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Tabel 2: Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna
MATA PELAJARAN Kelas
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA)
I 1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial (IIS)
II 1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan 6 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 70 74 74
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 44 46 46
4. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
Beban belajar satu minggu untuk kelas X adalah 44 jam pembelajaran. Durasi satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 34 minggu dan paling banyak 38 minggu.
b.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna diatur dalam bentuk sistem paket
Beban belajar dengan system paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum merupakan pengaturan
alokasi untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada system paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri di SMAN 1 Singaparna yaitu
0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
5. Peminatan dan Pilihan Lintas Minat
Kurikulum SMAN 1 Singaparna dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan mata pelajaran antar Kelompok Peminatan (Lintas Minat).
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA) dan kelompok Ilmu-ilmu Sosial (IIS). Sejak mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, di kelas X seorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan kelompok peminatan
berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, dan tes bakat/minat oleh guru BK atau Psychotest.
Selain harus mengikuti seluruh mata pelajaran di kelompok peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti
mata pelajaran tertentu untuk lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran di kelas X dan 4 jam pelajaran di kelas XI dan XII. Penentuan mata pelajaran kelompok pilihan lintas minat di SMA Negeri 1 Singaparna dilaksanakan dengan memberikan angket kepada siswa untuk memilih 2 (dua) mata pelajaran di luar mata
pelajaran kelompok peminatannya dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta didik kelompok peminatan MIA memilih 1 (satu) mata pelajaran dari kelompok
peminatan Ilmu Ilmu Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) dan 1 (satu) mata
pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia,
Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab)
2. Peserta didik kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (IIS) memilih 1 (satu) mata pelajaran
dari kelompok peminatan MIA (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia) dan 1 (satu) mata
pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia,
Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab).
Dari hasil pengumpulan angket pemilihan mata pelajaran Lintas Minat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Data Angket Pemilihan Lintas Minat Kelas X Tahun Pelajaran 2014/2015
Peminatan MIA = 193 Siswa Peminatan IIS = 160 Siswa
Bahasa Inggris 138 Siswa Bahasa Inggris 95 Siswa
Bahasa Indonesia 40 Siswa Bahasa Indonesia 40 Siswa
Bahasa Arab 15 Siswa Bahasa Arab 25 Siswa
Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa
Ekonomi 119 Siswa Matematika 25 Siswa
Sejarah 0 Siswa Biologi 116 Siswa
Sosiologi 48 Siswa Fisika 19 Siswa
Geografi 48 Siswa Kimia 0 Siswa
Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa
6. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor). Kompetensi inti menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard sk ills dan soft sk ills. Berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) KD; pengikat organisasi vertikal dan horizontal KD. Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan antara konten KD satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten KD satu mata pelajaran dengan konten KD dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang
sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan
1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1),
2. sikap sosial (kompetensi 2),
3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan
4. penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).
Tabel 4: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas
KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI IN TI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
7. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti dan dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar adalah mata pelajaran. Organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar SMA diorganisasikan atas dasar pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik (peminatan). Konten atau kompetensi terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun
humanisme. Filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaidah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
B. Kerangka Dasar, Struktur dan Muatan KTSP (Kurikulum 2006)
1. Kerangka Dasar
a). Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Tabel 5: Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan
1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganega-raan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku
anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan
potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
B.) PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM
DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM DI SETIAP SATUAN PENDIDIKAN
MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP SEBAGAI BERIKUT:
1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima
dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat
dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
2. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada set iap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pada tahun pelajaran 2014/2015, struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna untuk kelas XII memanfaatkan 4 jam tambahan untuk mata pelajaran tertentu. Sehingga struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna untuk XII tahun pelajaran 2014/2015, jumlah jam pembelajarannya menjadi 44 jam
pembelajaran per minggu, dengan perincian 39 jam pembelajaran mengacu pada struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi, 4 jam pembelajaran memanfaatkan jam tambahan, dan untuk mengefektifkan bimbingan dialokasikan 1 jam pembelajaran untuk Bimbingan dan Konseling (B.K) masuk ke k elas. Dan
ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten
Tasikmalaya.
a. Struktur Kurikulum Kelas XII
Struktur Kurikulum Kelas XII SMA Negeri 1 Singaparna selengkapnya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 6: Struktur Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Singaparna kelas XII IPA dan kelas XII IPS.
Komponen Alokasi Waktu Keterangan
Kelas XII IPA Kelas XII IPS
Sem 5 Sem 6 Sem 5 Sem 6
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
1. Pendidikan
Kewarganegaraan 2 2 2 2
1. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
1. Bahasa Inggris 4 4 5** 5** **S.I = 4 jam
1. Matematika 5* 5 - - *S.I= 4 jam
1. Fisika 5* 5 - - *S.I= 4 jam
1. Kimia 5* 5 - - *S.I= 4 jam
1. Biologi 5* 5 - - *S.I= 4 jam
1. Sejarah 1 1 3 3
1. Geografi - - 4 4 **S.I= 3 jam
1. Ekonomi - - 5 5 **S.I= 4 jam
1. Sosiologi - - 4 4 **S.I= 3 jam
1. Seni Budaya 2 2 2 2
1. Pendidikan Jasmani, Olah
Raga, dan Kesehatan 2 2 2 2
1. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
1. Keterampilan Bahasa Asing
(Arab) 2 2 2 2
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 2 2 2 2
1. Kitab Kuning 1 1 1 1
1. C. BK 1 1 1 1
D. Pengembangan Diri (2)* (2)* (2)* (2)*
Jumlah 45 45 45 45
(2)* Ekuivalen 2 jam pembelajaran
3. Muatan Kurikulum
1) Mata Pelajaran
Mata pelajaran di SMA Negeri 1 Singaparna kabupaten Tasikmalaya beserta alokasi waktu untuk masing-masing kelas tercantum pada struktur kurikulum. Mata pelajaran tersebut harus ditempuh oleh peserta didik
di SMA Negeri 1 Singaparna selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII.
Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu :
a. Kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013 membuka 2 peminatan yaitu Peminatan Matematika dan Ilmu ALam atau MIA dan Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial atau IIS.
b. Kelas XII IPA merupakan program penjurusan program studi IPA menggunakan
kurikulum KTSP (Kurikulum 2006).
1. Kelas XII IPS merupakan program penjurusan program studi IPS menggunakan
kurikulum KTSP (Kurikulum 2006).
Kurikulum Kelas X dan kelas XI telah menggunakan kurikulum 2013 menyediakan 2 peminatan yaitu MIA dan IIS terdiri dari 6 mata pelajaran Wajib A, 4 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 2
mata pelajaran pilihan lintas minat. (Tercantum dalam struktur kurikulum 2013 tabel 2).
Kurikulum kelas Kelas XII IPA terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6).
Kurikulum kelas XI IPS dan kelas XII IPS terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6).
2) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan potensi dan ciri khas daerah termasuk keunggulan daerah.
Jenis Muatan Lokal yang dikembangkan di sekolah, untuk daerah Jawa Barat telah dikeluarkan SK
Gubernur Jawa Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi Dasar serta Panduan Penyusunan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Sunda dan Sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun pelajaran 2012/2013 ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu
pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten Tasikmalaya.
3) Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian dari isi kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta
didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah.
Jenis-jenis pengembangan diri yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Singaparna dibagi kedalam beberapa bidang sebagai berikut:
A.Bidang Pengembangan IPTEK
1). Kelompok Pembinaan OSN (Olimpiade Sains Nasional), yang meliputi:
- Kelompok / Study Club Matematika
- Kelompok / Study Club Fisika
- Kelompok / Study Club Kimia
- Kelompok / Study Club Biologi
- Kelompok / Study Club Astronomi
- Kelompok / Study Club TIK
- Kelompok / Study Club Ekonomi
- Kelompok / Study Club Kebumian
- Kelompok / Study Club Geografi
2). Kelompok Bahasa Inggris
3). Kelompok KIR
B.Bidang Olah Raga
1). Kelompok Bola Basket
2). Kelompok Sepak Bola
3). Kelompok Footsal
4). Kelompok Voli Ball
5). Kelompok Karate (BKC)
6). Kelompok Perisai Diri
7). Kelompok Bulu Tangkis
C.Bidang Seni
1). Kelompok Seni Musik
2). Kelompok Seni Rupa
3). Kelompok Theater
4). Kelompok Karawitan
5). Kelompok Seni Tari
D.Bidang Pembinaan Akhlak, Sosial, dan Kemasyarakatan
1). Kelompok Ikatan Remaja Masjid (IREMA)
2). Kelompok PMR
3). Kelompok Pramuka
4) Kelompok Paskibra
5).Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
Untuk menentukan pilihannya, peserta didik diberikan angket pilihan jenis ekstra kurikuler /pengembangan
diri yang disediakan oleh sekolah. Peserta didik boleh memilih lebih dari satu pilihan asalkan waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dipilih peserta didik tidak bersamaan.
Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai yaitu pada siang/ sore
hari (Program dan jumlah peserta ada pada Pembina masing-masing kegiatan pengembangan diri/ ekstra kurikuler).
4) Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang diberlakukan di SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yaitu sistem paket. Sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan bahan ajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMA Negeri 1 Singaparna.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peseta didik untuk mengikuti program
pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajarpenugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada SMA yang menggunakan sistem paket yaitu 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Uraian tentang jumlah minggu efektif per tahun tercantum dalam kalender pendidikan, sedangkan jumlah jam pelajaran pertahun untuk setiap mata pelajaran dijelaskan dalam program tahunan setiap mata
pelajaran.
5) Ketuntasan Belajar
Kriteria ketuntasan belajar minimal di SMA Negeri 1 Singaparna ditentukan oleh masing-masing guru mata
pelajaran berkoordinasi dengan ketua MGMP sekolah. Kriteria ketuntasan belajar minimal ini akan ditingkatkan secara berkelanjutan sehingga mencapai kriteria ideal untuk sebuah ketuntasan. Kendatipun dalam Kurikulum 2013 penilaian pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala nilai 1-4 (berdasarkan
Lampiran Keputusan Dirjen Dikmen No: 717/D/Kep/2013), akan tetapi penentuan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) tetap diperlukan sebagai acuan batas minimal ketuntasan belajas siswa, akan tetapi hasil akhir di Lembar Capaian Kompetensi (LCK) peserta didik tetap menggunakan konversi pada skal nilai
1-4.
Penentuan kriteria ketuntasan minimal mengacu kepada tiga aspek,yaitu:
1. Kompleksitas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
2. Intake Siswa (kemampuan rata-rata peserta didik)
3. Kemampuan sarana dan prasarana pendukung
Tabel 7: KKM Kelas X
MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal
Semester 1 Semester 2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti
2,66
2,66
1. Pendidikan Pancasila &
Kewarganegaraan 2,66 2,66
1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66
1. Matematika 2,66 2,66
1. Sejarah Indonesia 2,66 2,66
6. Bahasa Inggris 2,66 2,66
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2,66 2,66
8. Penjasorkes 2,66 2,66
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66
10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan MIA
1. Matematika 2,66 2,66
1. Biologi 2,66 2,66
MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal
Semester 1 Semester 2
1. Fisika 2,66 2,66
1. Kimia 2,66 2,66
Peminatan IIS
1. Geografi 2,66 2,66
1. Sejarah 2,66 2,66
1. Sosiologi 2,66 2,66
1. Ekonomi 2,66 2,66
Kelompok D (Lintas Minat)
1. Bahasa Inggris 2,66 2,66
1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66
1. Bahasa Arab 2,66 2,66
Tabel 8: KKM Kelas XI
MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal
Semester 1 Semester 2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti
2,66
2,66
1. Pendidikan Pancasila &
Kewarganegaraan 2,66 2,66
MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal
Semester 1 Semester 2
1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66
1. Matematika 2,66 2,66
10. Sejarah Indonesia 2,66 2,66
6. Bahasa Inggris 2,66 2,66
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2,66 2,66
8. Penjasorkes 2,66 2,66
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66
10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan MIA
1. Matematika 2,66 2,66
1. Biologi 2,66 2,66
1. Fisika 2,66 2,66
1. Kimia 2,66 2,66
Peminatan IIS
1. Geografi 2,66 2,66
MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal
Semester 1 Semester 2
1. Sejarah 2,66 2,66
1. Sosiologi 2,66 2,66
1. Ekonomi 2,66 2,66
Kelompok D (Lintas Minat)
1. Bahasa Inggris 2,66 2,66
1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66
1. Bahasa Arab 2,66 2,66
Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal
Kelas XII
Sem. 5 Sem. 6
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan Agama
80
80
2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80
3. Bahasa Indonesia 79 79
4. Bahasa Inggris 78 78
5. Matematika 78 78
6. Fisika 78 78
7. Kimia 78 78
8. Biologi 78 78
9. Sejarah 78 78
10. Seni Budaya 79 79
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
78 78
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78
78
13. Bahasa Arab 78 78
1. B. MUATAN LOKAL :
1. Bahasa Sunda
2. Kitab Kuning
79
80
79
80
Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal
Kelas XII
Sem. 5 Sem. 6
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan Agama
80
80
2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80
3. Bahasa Indonesia 79 79
KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal
Kelas XII
Sem. 5 Sem. 6
4. Bahasa Inggris 78 78
5. Matematika 78 78
6. Sejarah 79 79
7. Geografi 78 78
8. Ekonomi 78 78
9. Sosiologi 79 79
10. Seni Budaya 77 77
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
78 78
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78 78
13. Bahasa Arab 78 78
B. MUATAN LOKAL:
1. Bahasa Sunda
3. Kitab Kuning
79
80
79
80
Ketuntasan belajar setiap indikator dalam setiap Kompetensi Dasar dengan rentang angka 0 – 100. Kriteria
ketuntasan minimal (KKM) di SMA Negeri 1 Singaparna untuk setiap mata pelajaran dibuat pada awal semester dan dijadikan dasar untuk penentuan KKM semester berikutnya. Diharapkan kriteria ketuntasan minimal terus meningkat untuk mencapai KKM ideal (100%).
6) Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1).Kenaikan Kelas
a. Waktu Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun dengan memperhatikan kriteria kenaikan kelas dan diputuskan melalui keputusan rapat dewan guru.
b. Kriteria Kenaikan Kelas
1) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90 % dari total kehadiran seluruhnya.
2) Menunjukan sikap, prilaku, dan budi pekerti yang baik.
3) Tidak terlibat tindak kriminal.
4) Tidak terlibat narkoba dan perkelahian.
5) Tidak melawan guru dan tenaga kependidikan lainnya, baik secara fisik maupun non-fisik.
6) Siswa kelas X dinyatakan naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan memiliki nilai semua mata
pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua
7) Siswa kelas XI dinyatakan naik ke kelas XII, apabila siswa yang bersangkutan memiliki nilai semua mat a pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua
c. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa
Untuk mengumpulkan dan mengolah informasi dalam menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik
dan untuk menentukan kenaikan kelas peserta didik dari kelas X ke kelas XI atau dari kelas XI ke kelas XII di SMA Negeri 1 Singaparan, pendidik dan satuan pendidikan melakukan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian tersebut diberikan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas.
d. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar.
Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai komulatif dari hasil pencapaian standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang t erkait, yang diperoleh melaui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil remedial.
SMA Negeri 1 Singaparna membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan hasil belajar (rapor), dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua / wali peserta didik. Penentuan nilai pada Lembar Capaian Kompetensi
(Peserta Didik (LCKPD) atau buku laporan hasil belajar (rapor) untuk setiap mata pelajaran di kelas X dan XI ditentukan dengan menggunakan rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK/UTK dibagi 4. Untuk NR= Nilai Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS= Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan
Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas, UTK = Ujian Tingkat Kompetensi khusus di kelas XI (tingkat 5).
Penentuan penilaian sikap sosial dan spiritual ditentukan melalui penilaian ;
1. Observasi
2. Penilaian diri
3. Penilaian antar peserta didik, dan
4. Jurnal
Penentuan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui ;
1. Hasil Tes tulis atau ulangan harian atau UTS/UTK/UKK
2. Penugasan individu atau kelompok
Penentuan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui ;
1. Penilaian Hasil Praktikum
2. Penilaian Projek atau tugas-tugas belajar (Learning task),dan
3. Penilaian portofolio/kumpulan karya peserta didik
Konsep penilaian di SMA Negeri 1 Singaparna mengacu pada konsep penilaian kurikulum 2013 antara lain ;
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik
termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.3
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
Untuk peserta didik kelas XII penilaian dalam Laporan HAsil Belajar Peserta Didik (LHBPD) menggunakan rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK dibagi 4. NR= Nilai Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS=
Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas.
Lembar Capaian Kompetensi Peserta Didik atau Laporan hasil belajar (rapor) berupa buku yang didalamnya mencakup: 1) identitas peserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format
kecakapan kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia dan kepribadian, 6) ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik.
e. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran
remedial yang diakhiri dengan tes. Teknik yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Bentuk-bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah:
1). Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada pesrta didik yang kurang perhatian saat
mengikuti pelajaran;
2). Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar
yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan, dan sebagainya.
3). Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri
mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dan sebagainya.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial:
1). Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah
peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%.
2). Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta
didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.
3). Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari
20% tetapi kurang dari 50%.
4). Pemanfaatan tutor teman sebaya.
Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes ulang
dilaksanakan di luar jam tatap muka. Nilai akhir dari hasil remedial adalah sesuai dengan nilai KKM.
Pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Teknik yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya.
Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misalnya belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan
antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Pelaksanaan pemberian pengayaan dapat dilakukan dengan cara:
1). Belajar Kelompok
2). Belajar mandiri
3). Pembelajaran berbasis tema
4). Percepatan dan akselerasi
Pemberian pembelajaran pengayaan hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik atau merupakan pendalaman dari kompetensi/materi secara umum. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai
dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk
portofolio, dan tidak berpengaruh pada nilai.
2).Kelulusan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan
lulus setelah :
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik (nilai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ;
1. lulus ujian sekolah;
d. lulus ujian nasional;
e. tidak melanggar peraturan/ tata tertib sekolah.
SMA Negeri 1 Singaparna menyelenggarakan ujian nasional dan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian nasional/ujian sekolah sesuai dengan POS (prosedur operasi standar) ujian nasional/ujian sekolah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. Ujian Nasional didukung oleh suatu
system yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
Pada tahun pelajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Singaparna menargetkan kelulusan peserta didik dalam ujian nasional/ujian sekolah mencapai 100% lulus dengan rata-rata nilai diatas 8,0 baik untuk program IPA
maupun program IPS.
SMA Negeri 1 Singaparna dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan melaksanakan program-program antara lain:
1). Pemberian jam pembelajaran tambahan bagi peserta didik kelas XII yang akan mengikuti
ujian nasional/ujian sekolah.
2). Bekerjasama dengan Balai Bahasa UPI Bandung, menyelenggarakan tes bahasa Inggris
PTESOL (tes bahasa Inggris setara TOEFL) bagi siswa kelas XII dalam upaya
meningkatkan dan mengukur kemampuan bahasa Inggris.
3) Bekerjasama dengan Media pembelajaran berbasis web yaitu www.simponiku.com dalam
melaksanakan tryout online dan pembelajaran mandiri.
Dalam mengantisipasi peserta didik yang belum lulus ujian akhir, SMA Negeri 1 Singaparna memfasilitasi peserta yang belum lulus untuk mengikuti ujian ulangan atau mengikuti ujian nasional paket C.
7) Kriteria Penjurusan (Kurikulum KTSP/2006)
a. Waktu Penjurusan
1) Penentuan penjurusan program studi Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan pada akhir semester 2 kelas X.
2) Pelaksanaan penjurusan semua program studi yaitu mulai semester 1 kelas XI.
Mulai tahun pelajaran 2013/2014, peminatan dilaksanakan pada awal masuk ke kelas X (Kurikulum 2013).
b. Kriteria Penjurusan
1) Minat Siswa
Untuk mengetahui minat siswa dapat dilakukan melalui pemberian angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat mendeteksi minat siswa.
2) Nilai Akademik
Siswa yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program studi tertentu yaitu IPA atau IPS boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran yang bukan menjadi ciri
khas program studi tersebut.
Siswa yang naik ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai yang tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang akan diikuti
oleh siswa.
Contoh :
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika, dan Sejarah (dua mata
pelajaran ciri khas program studi IPA dan satu ciri khas program studi IPS) maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi bahasa. Akan tetapi, SMA Negeri 1 Singaparna pada tahun pelajaran 2014/2015 tidak membuka program studi bahasa, maka siswa seperti pada contoh ini dapat
dimasukkan pada program studi IPS.
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika (dua mata pelajaran ciri khas program Bahasa dan satu ciri khas program IPA) maka siswa
tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPS.
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi, dan Bahasa Inggris (dua mata pelajaran ciri khas program studi IPS dan satu mata pelajaran ciri khas program studi Bahasa) maka
siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPA.
Perlu diperhatikan prestasi pengetahuan dan pemahaman konsep, sikap, dan praktek mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) dibandingkan dengan mata
pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPS (Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi).
Perbandingan nilai prestasi siswa dimaksud dapat dilakukan melalui program remedial yang diakhiri dengan ujian. Apabila nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi tertentu lebih
dari nilai program studi lainnya, maka siswa tersebut dapat dijuruskan ke program studi yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul. Apabila antara minat dan bakat tidak cocok/tidak sesuai, maka wali kelas dengan pertimbangan guru BK dapat memutuskan program studi apa yang dapat dipilih oleh siswa, perlu
juga diperhatikan minat siswa.
3) Hasil tes Psikologi
SMA Negeri 1 Singaparna telah mengadakan kerjasama dengan lembaga layanan tes psikologi Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) bagi peserta didik untuk mengetahui tingkat kecerdasan (IQ), pengambilan program studi yang sesuai, serta pemilihan jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuannya.
4) Kuota Sekolah
Pada tahun pelajaran 2014/2015, rombongan belajar kelas XII SMAN 1 Singaparna menyediakan kuota 6 rombongan belajar untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), 5 rombongan belajar untuk jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
8) Mutasi Peserta Didik
a. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Masuk
SMA Negeri 1 Singaparna akan menerima peserta didik pindahan dari sekolah lain, dengan ketentuan:
1. Peserta didik yang akan pindah ke SMAN 1 Singaparna berasal dari SMA/MA negeri yang menggunakan kurikulum yang sama dengan SMAN 1 Singaparna.
2. Perpindahan peserta didik dari SMA/MA dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan administrative maupun seleksi lainnya.
3. Perpindahan peserta didik hanya dapat dilakukan setelah memiliki Lembar Capaian Kompetensi Peserta
Didik (LCKPD) atau buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) minimal satu semester.
4. Mempunyai nilai LCKPD atau LHBPD minimal nilai KKM di SMAN 1 Singaparna, atau mempunyai nilai di bawah KKM paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran.
5. Membawa surat persetujuan orang tua, rekomendasi dari sekolah asal, dan rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota.
6. Menyerahkan fotokopi Ijazah dan SKHUN SMP/MTs. yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah
7. Menyerahkan Surat Keterangan Sehat Jasmani dari dokter.
8. Menyerahkan Surat Keterangan Kelakuan Baik dari sekolah asal yang menyatakan tidak terlibat tindakan kriminal/kenalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
9. Membuat surat pernyataan bersedia mengikuti program sekolah dan bersedia mentaati peraturan dan tata tertib peserta didik SMAN 1 Singaparna.
1. Membayar ketentuan keuangan yang ditetapkan oleh SMAN 1 Singaparna.
2. Kuota sekolah masih memungkinkan.
b. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Keluar
SMAN 1 Singaparna akan memberikan rekomendasi mutasi siswa keluar dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Ada permintaan dari orangtua/wali peserta didik.
2. Telah belajar di SMAN 1 Singaparna minimal 1 semester dan telah memiliki LCKPD atau buku LHBPD.
3. Telah menyelesaikan seluruh ketentuan keuangan dan ketentuan administrative lainnya yang ditetapkan
oleh SMAN 1 Singaparna.
4. Telah mengembalikan seluruh buku pinjaman dari perpustakaan SMAN 1 Singaparna.
9) Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. Kecakapan hidup terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran/pengalaman belajar dan penilaian. Kecakapan hidup mencakup kecakapan kesadaran diri, kecakapan berpikir, kecakapan sosial, dan kecakapan akademik.
a. Prinsip umum implementasi kecakapan hidup
Implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat dilakukan secara integral pada semua mata pelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan karena pembekalan kecakapan hidup
merupakan pesan pendidikan atau “ hidden curriculum” yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi pesannya.
Secara umum prinsip implementasi konsep kecakapan hidup adalah :
1).Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarah pada prinsip learning to think , learning to do, learning to be, learning to live.
2).Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel ( fleksible learning) dan pembelajaran yang
menyenangkan ( enjoyable learning).
3).Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasaan.
4).Perancangan pembelajaran mengacu kepada keterpaduan penguasaan personal skill, social skill,
akademik skill,dan vokasional skill.
5).Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar s iswa aktif (CBSA) yaitu siswa sebagai subjek bukan objek.
6).Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadinya proses belajar, bukan terjadinya proses mengajar.
b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang dimiliki siswa, dapat dirancang melalui penggunaan model mengajar sebagai berikut :
1).Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi
dan berinteraksi antara sesama siswa, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota team, kemampuan bekerja dalam team dan lain-lain.
2).Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisa dan memecahkan persoalan yang terjadi di
lingkungan siswa. Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada siswa agar siswa lebih peka dalam mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang terjadi.
3).Metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menganalisis sesuatu,
menghubungkan sebab akibat, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berpikir berdasarkan fakta yang ada dan didukung oleh landasan teori yang telah ditanamkan atau diberikan melalui tanya jawab
dan ceramah. Siswa diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik lebih tertanam.
4).Metode pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi di depan kelas. Metode ini dapat digunakan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menuangkan pokok -pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikannya secara lisan, mengeluarkan ide-ide atau
gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi dan hal -hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain.
5).Debat grup, metode ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi, mengeluarkan
pendapat, menghargai pendapat lain, tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya perbedaan sudut pandang terhadap sesuatu.
6).Metode inquiri (penyelidikan) dan discovery (penemuan), dapat digunakan untuk melatih kemampuan
siswa dalam mencari hubungan dengan merumuskan hipotesis, menganalisis dan menyimpulkan hasil kajian, melatih berpikir logis, serta memotivasi minat insting siswa untuk belajar melalui proses penemuan dan lain-lain.
7). Model cooperative learning dengan beberapa strategi pembelajaran.
10) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
SMA Negeri I Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengimplementasikan pendidikan berbasis keunggulan lokal dengan membekali peserta didik tatakrama, sopan santun, taat beragama, dan arif terhadap budaya lokal yang disiratkan pada setiap mata pelajaran agar peserta didik memiliki jiwa santun dan bijak akan jati
diri dan lingkungannya. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, SMAN 1 Singaparna akan membekali peserta didiknya dengan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
Sedangkan implementasi dari pendidikan berbasis keunggulan global, peserta didik dibekali juga ilmu
pengetahuan dan teknologi, diberikan pula materi pelajaran tentang keterampilan berbahasa yaitu bahasa Arab.
KALENDER PENDIDIKAN
A. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun pelajaran yang mencakup kegiatan permulaan tahun pelajaran, jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran, waktu pembelajaran efektif dan jadwal waktu libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, SMA Negeri 1 Singaparna menyusun kalender pendidikan untuk
mengatur kegiatan pembelajaran selama 1 tahun pelajaran yang mencakup permulaan awal tahun pelajaran, munggu efektif, minggu tidak efektif, dan jadwal waktu libur.
Pengaturan waktu di sekolah mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah pusat/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Permulaan tahun pelajaran adalah awal kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan minggu efektif sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan (need assement).
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi
jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan tidak diadakannya kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan
Nasional dan ketetapan khusus Kepala Daerah Tingkat kabupaten Tasikmalaya.
5. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
6. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
7. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serenrak disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten.
B. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran pada setiap minggu meliputi jumlah
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran, termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakannya kegiatan pembelajaran terjadwal pada
satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari -hari besar nasional, dan hari libur khusus.
1. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1 Minggu efektif belajar :
1. Semester 1 : 17 minggu
2. Semester 2 : 18 minggu
100 hari
102 hari
Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif
2 Jeda tengah semester :
1. Semester 1
-
2. Semester 2 -
3 Jeda antar semester 2 pekan
4 Libur akhir tahun pelajaran 3 pekan
5 Hari libur kegamaan disesuaikan
6 Hari libur umum/nasional disesuaikan
7 Hari libur khusus disesuaikan
8 Kegiatan khusus sekolah 1 pekan
1. Penetapan Kalender Pendidikan :
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan
atau Menteri Agama dalam hal ini yang terkait dengan hari raya keagamaan.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur
serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
1. Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Singaparna untuk tahun Pelajaran 2014/2015 (pada
halaman berikutnya).
Copyright © 2014. smanspa.sch.id All Rights Reserved. Designed by bombasweb.
Recommended