View
1.002
Download
59
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan hasil
alamnya, terutama dalam sektor pertanian. Hampir 70% masyarakat
Indonesia hidup dengan menggantungkan diri dari hasil alam. Banyak sekali
yang dapat diproduksi dari sektor pertanian. Tidak hanya makanan pokok,
tetapi juga cemilan, minuman dan masih banyak lagi yang bisa diproduksi
oleh hasil pertanian. Bahkan Indonesia juga sudah banyak mengekspor hasil
produksi pertanian ke berbagai Negara di dunia. Mengapa sektor pertanian
sangat berpengaruh bagi perkembangan ekonomi di Indonesia? Salah satu
faktornya karena Indonesia merupakan Negara agraris, yang dipertahankan
dari dulu dan masih sampai sekarang. Sektor pertanian mempunyai peranan
yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, baik itu pada
pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa Negara, pemenuhan kebutuhan
pangan, maupun penyerapan tenaga kerja.
Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat
penggunaan sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu bahan
pangan,bahan baku industri dan sumber energi. Bagian terbesar penduduk
dunia adalah bermata pencaharian dalam bidang – bidang pertanian dan
pertanian juga mencakup berbagai bidang,tetapi pertanian hanya
menyumbang 4% dari PDB dunia.
Ekonomi dan perdagangan internasional merupakan bagian dari ilmu
ekonomi makro yang khusus membahas hubungan antara suatu negara dan
negara lainnya dalam mengalokasikan sumber daya atau faktor produksi yang
tersedia di masing – masing negara. Adanya hubungan ekonomi dan
perdagangan berskala internasional, sangat berguna dalam rangka mencapai
kesejahteraan masyarakat dunia. Upaya peningkatan efisiensi dalam
pendayagunaan aktor – faktor produksi dunia secara keseluruhan merupakan
sasaran dari kegiatan ekonomi dan perdagangan internasional.
Ekonomi perdagangan di awal peradaban manusia terlihat sanagt
sederhana. Saat itu, setiap kegiatan ekonomi dilakukan secara barter. Seiring
1
dengan perkembangan teknologi, terbentuknya spesialisasi dan semakin
banyaknya macam barang yang dibutuhkan manusia, menimbulkan kondisi
perdagangan semakin meluas. Hal itu menjadikan perdagangan tidak hanya
antar masyarakat di suatu daerah atau suatu negara, tapi meluas pada
perdagangan antarnegara (perdagangan luar negeri) yang dikenal dengan
sebutan pedagangan internasional.
Perdagangan internasional memberikan keuntungan bagi
negara,karena negara bisa menjual barang – barangnya ke luar negeri. Hal ini
tentu saja dapat meningkatkan kekayaandan kesejahteraan penduduk.
Motivasi hubungan dagang internaisonal tidak lain adalah sebagai upaya
menciptakan efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi antar
negara dalam rangka meningkatkan utilitas sumber daya dunia untuk
mencapa kemakmuran setiap bangsa dan negara.
Ekspor dan impor sangat penting untuk membentuk dan
mengendalikan neraca perdagangan (Balance of Payment) di suatu negara.
Impor harus dibiayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk
mempertahankan keseimbangan neraca perdagangan. Oleh sebab itu negara
harus melakukan ekspor untuk dapat membiayai impor yang dibayarkan
dengan mata uang asing. Disamping itu, ekspor menggambarkan suntikan
dana dalam aliran sirkulasi pendapatan nasional yang memberikan
peningkatan pendapatan dan output rill. Sebaliknya impor menggambarkan
penarikan dana dan arus sirkulasi pendapatan nasional yang mengurangi
pendapatan dan output rill.
Untuk mengetahui lebih banyak, maka pada makalah ini akan
menguraikan tentang ekspor dan impor dalam sektor pertanian.
1.2 Rumusan Masalah
Ekspor dan impor sangat penting untuk membentuk dan
mengendalikan neraca perdagangan (Balance of Payment) di suatu negara.
Impor harus dibiayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk
mempertahankan keseimbangan neraca perdagangan. Oleh sebab itu negara
harus melakukan ekspor untuk dapat membiayai impor yang dibayarkan
dengan mata uang asing. Disamping itu, ekspor menggambarkan suntikan
2
dana dalam aliran sirkulasi pendapatan nasional yang memberikan
peningkatan pendapatan dan output rill. Sebaliknya impor menggambarkan
penarikan dana dan arus sirkulasi pendapatan nasional yang mengurangi
pendapatan dan output rill. Merujuk pada latar belakang makalah diatas maka
perumusan masalah ini diantaranya :
1) Apa definisi pertanian dan perdagangan internasional ?
2) Kebijakan apa yang diterapkan dalam melakukan impor dan ekspor
barang ?
3) Bagaimana cara pembayaran dalam perdagangan internasioal ?
4) Apa saja teori dalam perdagangan internasional ?
1.3 Tujuan Makalah
1) Untuk mengetahui definisi pertanian dan perdagangan internasional .
2) Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam melakukan ekspor dan
impor barang.
3) Untuk mengetahui cara pembayaran dalam perdagangan internasional.
4) Untuk mengetahui teori dalam perdagangan internasional.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian
Pertanian pada dasarnya dapat diartikan dalam arti sempit dan arti luas.
pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam. Dalam arti yang luas
pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-
produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan
hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa
Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada
sejumlah kasus yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat berarti
ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan ( bukan
agroforestri).
Perekonomian di Indonesia, mau tidak mau kita harus mengakui
bahwa kita sangat tergantung dari hasil alamnya, terutama dari sektor
pertanian. Banyak sekali hasil perkebunan di Indonesia yang di ekspor ke
berbagai Negara dan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi keuangan
dalam negeri dari hasil ekspor pertanian tersebut. Pertanian dapat dilihat
sebagai sesuatu yang sangat potesial dalam empat bentuk kontribusinya
terhadap pertumbuhan danpembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai
berikut:
1. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada
pertumbuhan output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan
maupun penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi
di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan.
2. Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan
domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya.
3. Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi
lainnya.
4. Sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan (sumber devisa).
Di suatu Negara besar seperti Indonesia, dimana ekonomi dalam
negerinya masih didominasi oleh ekonomi pedesaan sebagian penduduknya
4
atau jumlah tenaga kerjanya bekerja di pertanian. Di Indonesia daya serap
sektor pertanian pada tahun 2000 mencapai 40,7 juta lebih. Jauh lebih besar
dari sektor manufaktur. Ini berarti sektor pertanian merupakan sektor yang
menyerap tenaga kerja yang tinggi.
Pertanian juga memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan
devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan pengurangan tingkat
ketergantungan Negara terhadap impor atas komoditi pertanian.komoditas
ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi,
hingga berbagai macam sayur dan buah. Peran pertanian dalam peningkatan
devisa bisa kontradiksi dengan perannya dalam bentuk kontribusi produk.
Dalam sistem ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sektor bisa
lewat pasar dan lewat produksi dengan sektor non pertanian. Dari sisi pasar,
Indonesia menunjukkan pasar domestik didominasi oleh produk pertanian
seperti buah, beras, dan sayuran hingga daging. Dari sisi keterkaitan produksi,
industri kelapa sawit dan rotan mengalami kesulitan bahan baku di dalam
negeri, karena bahan baku dijual ke luar negeri dengan harga yang lebih
mahal.
Kontradiksi kontribusi produk dan kontribusi devisa akan
meningkatkan ekspor produk pertanian dan menyebabkan suplai dalam negeri
berkurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan ekspor produk
pertanian akan berakibat negatif terhadap pasokan pasar dalam negeri. Untuk
menghindari trade off ini, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu
peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan daya saing produk produk
pertanian.
Simatupang dan Darmorejo (2003) menyebutkan keunggulan sektor
pertanian dibandingkan sektor lainnya adalah dalam proses produksinya
sektor pertanian berbasis pada sumber daya domestik sehingga lebih tahan
dalam menghadapi gejolak internal dan perekonomian makro pada masa
krisis. Disamping itu, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian bersifat
fleksibel, dan tenaga kerja bebas untuk keluar masuk karena kurang
membutuhkan keahlian dan pendidikan tertentu. Pertumbuhan produksi di
sektor pertanian juga menjadi penghalang bagi kenaikan harga pangan
5
sehingga dapat mencegah peningkatan penduduk miskin. Beberapa kasus
dalam program pemulihan ekonomi terbukti sektor pertanian merespon lebih
cepat daripada sektor non pertanian terhadap kebijakan baru dan tumbuh
lebih cepat daripada sektor lainnya.
Sagjoyo (2002) menyebutkan keberhasilan pembangunan pertanian
era 1980-an disebabkan adanya kebijakan ekonomi mikro dan makro yang
mendukung terhadap sektor pertanian. Alokasi APBN untuk sektor pertanian
sebesar 9,6 persen, lebih tinggi dibandingkan dari rata rata Negara
berkembang yang hanya sebesar 7,5 persen.
1. Peranan Sektor Pertanian
Sektor pertanian mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk yaitu:
a) Kontribusi Produk,
Penyediaan makanan untuk penduduk, penyediaan bahan baku
untuk industri manufaktur seperti industri: tekstil, barang dari kulit,
makanan dan minuman.
Dalam sistem ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sektor
pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dengan sektor non pertanian.
Dari sisi pasar, Indonesia menunjukkan pasar domestic didominasi oleh
produk pertanian dari luar negeri seperti buah, beras & sayuran hingga
daging dan dari sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa sawit & rotan
mengalami kesulitan bahan baku di dalam negeri, karena bahan baku
dijual ke luar negeri dengan harga yg lebih mahal.
b) Kontribusi Pasar,
Pembentukan pasar domestik untuk barang industri dan konsumsi.
Negara agraris merupakan sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk
produk non pertanian seperti pengeluaran petani untuk produk industri
(pupuk, pestisida, dll) dan produk konsumsi (pakaian, mebel, dll).
Keberhasilan kontribusi pasar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian
tergantung pada 1) pengaruh keterbukaan ekonomi, Membuat pasar sektor
non pertanian tidak hanya disi dengan produk domestic, tapi juga impor
6
sebagai pesaing, sehingga konsumsi yang tinggi dari petani tidak
menjamin pertumbuhan yang tinggi sektor non pertanian. 2) Jenis
teknologi sektor pertanian, Semakin modern, maka semakin tinggi demand
produk industri non pertanian.
c) Kontribusi Faktor Produksi,
Penurunan peranan pertanian di pembangunan ekonomi, maka
terjadi transfer surplus modal dan tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor lain.Faktor produksi yang dapat dialihkan dari sektor pertanian ke
sektor lain tanpa mengurangi volume produksi pertanian tenaga kerja dan
modal.
Di Indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian
harus ditingkatkan agar ketergantungan Indonesia pada pinjaman luar
negeri menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk merealisasi hal
tersebut maka harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar
sektornya. Market surplus ini harus tetap dijaga dan hal ini juga tergantung
kepada faktor penawaran Teknologi, infrastruktur dan SDM dan faktor
permintaan nilai tukar produk pertanian dan non pertanian baik di pasar
domestic dan luar negeri dan petani harus net saver. Pengeluaran konsumsi
oleh petani < produksi. - Tabungan petani > investasi sektor pertanian.
d) Kontribusi Devisa.
Kontribusinya melalui 1) secara langsung ekspor produk pertanian
dan mengurangi impor dan 2) secara tidak langsung peningkatan ekspor
& pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan
dan minuman dan sebagainya.Kontradiksi kontribusi produk dan
kontribusi devias peningkatan ekspor produk pertanian menyebabkan
suplai dalam negari kurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan
ekspor produk pertanian berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam
negeri. Untuk menghindari trade off ini dua hal yang harus dilakukan
dengan peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan daya saing
produk produk pertanian. Kontribusi Devisa, Pertanian sebagai sumber
penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui ekspor produk
pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.
7
2.2 Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan pertukaran barang, jasa, dan
faktor produksi yang melintasi batas negara. Berdasarkan Markusen, Melvin,
Kaempfer, & Maskus (1995) terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya perdagangan internasional, diantaranya adalah
adanya perbedaan teknologi, perbedaan sumber daya yang dimiliki, adanya
kebijakan pemerintah, persaingan tidak sempurna di pasar domestik dan
economies of scale, dan perbedaan pada sisi permintaan, seperti selera dan
pendapatan perkapita. Perbedaan teknologi antar negara dapat mendorong
terjadinya perdagangan internasional. Ketika dua negara memiliki perbedaan
teknologi dalam berproduksi, maka perbedaan tersebut dapat dieksploitasi
untuk menciptakan perdagangan. Masing-masing negara tersebut akan
melakukan spesialisasi dalam memproduksi produk yang memiliki
keunggulan teknologi produksi dan mengekspor produk tersebut untuk
kemudian ditukar dengan produk yang tidak memiliki keunggulan teknologi
dalam produksi. Perbedaaan teknologi ini akan menciptakan perbedaan
kemampuan berproduksi yang selanjutnya menciptakan keunggulan
komparatif.Keunggulan komparatif inilah yang akan menyebabkan perbedaan
harga, sehingga memungkinkan setiap negara memiliki keuntungan dengan
melakukan perdagangan. Selain itu, perbedaan sumber daya yang dimiliki
suatu negara juga dapat mendorong terjadinya perdagangan.
Tujuan dari suatu perdagangan luar negeri bagi penduduk suatu
negara adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri.
2. Memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan perdagangan, antara
lain : a) faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan
secara efisien, b) setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang yang
dapat di produksi di dalam negeri. Kedua hal ini dapat memberikan
dampak pada biaya produksi yang lebih murah dan harga produk yang
lebih murah.
3. Memperluas pasar domestik ke luar negeri.
8
4. Meningkatkan pendapatan nasional setiap negara yang melakukan ekspor
dan impor.
5. Mempererat persahabatan antar negara
Faktor pendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, diantaranya :
1. Faktor Alam/ Potensi Alam
2. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
3. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
4. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
5. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.
6. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan
hasil produksidan adanya keterbatasan produksi.
7. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
8. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.
9. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.
2.2.1 Impor
Dalam perdagangan internasional terdapat dua kegiatan pokok, yaitu
kegiatan impor dan kegiatan ekspor. Impor adalah kegiatan membeli barang
atau jasa dari luar negeri.Orang atau pihak yang mengimpor barang atau jasa
tersebut disebut importir.
Kegiatan impor terjadi karena faktor-faktor berikut:
a) Negara pengimpor kekurangan pasokan beberapa barang tertentu,
misalnya karena produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan
masyarakatnya. Contoh Indonesia mengimpor beras dari Thailand karena
produksi beras dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.
9
b) Teknologi yang modern. Misalnya suatu negara belum mampu
memproduksi barang elektronik dengan kualitas yang baik, maka negara itu
perlu mengimpor barang elektronik dari negara yang teknologinya lebih
maju.Negara maju yang lebih menguasai teknologi dapat menghasilkan
barang-barang yang berkualitas bagus sehingga produk-produk itu dapat
laku di pasaran.
c) Harga yang lebih murah. Pada era globalisasi seperti saat ini harga barang
sangat kompetitif.Konsumen yang jeli tentu lebih menginginkan produk
dengan harga yang lebih murah bila kualitas barang akan dibeli sama. Hal
inilah yang menyebabkan orang atau pihak dalam negeri mengimpor barang
dari luar negeri.
d) Permintaan pasar atau selera konsumen yang berbeda-beda juga
merupakan penyebab importi rmendatangkan barang dari luar negeri.
1) Kebijakan Impor
Kegiatan impor di satu pihak sangat dibutuhkan oleh suatu negara
untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi di lain pihak dapat merugikan
perkembangan industri dalam negeri. Agar tidak merugikan produk dalam
negeri diperlukan adanya kebijakan impor untuk melindungi produk dalam
negeri (proteksi) dengan cara berikut.
a) Pengenaan Bea Masuk
Barang impor yang masuk kedalam negeri dikenakan bea masuk yang
tinggi sehingga harga jual barang impor menjadi mahal. Hal ini dapat
mengurangi hasrat masyarakat membeli barang impor dan produk dalam
negeri dapat bersaing dengan produk impor.
b) Kuota Impor
Kuota impor merupakan suatu kebijakan untuk membatasi jumlah
barang impor yang masuk ke dalam negeri. Dengan dibatasinya jumlah
produk impor mengakibatkan harga barang impor tetap mahal dan produk
dalam negeri dapat bersaing dan laku di pasaran.
c) Pengendalian Devisa
10
Dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan untuk
membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak
mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
d) Substitusi Impor
Kebijakan mengadakan substitusi impor ditujukan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong produsen dalam
negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang diimpor dari luar
negeri.
e) Devaluasi
Kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing.Misalnya: 1US$ = Rp8.000,00 menjadi 1USS$ = Rp 10.000,00. Dengan
devaluasi dapat menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal,
dihitung dengan mata uang dalam negeri, sehingga akan mengurangi
pembelian barang impor.
f) Aturan Administrasi dan Karantina
Pemerintah menetapkan kebijakan yang bersifat penghalang dalam
perdagangan internasional. Misalnya impor ternak dan pakan ternak yang
harus melalui prosedur rumit dan sistem karantina serta penelitian mendalam.
Kekhawatiran penularan penyakit melalui impor ternak, seperti penyakit kuku
dan mulut dan flu burung.
2) Data Perkembangan Impor
11
2.2.2 Ekspor
Ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa keluar negeri.Orang
atau pihak yang melakukan kegiatan ekspor disebut eksportir. Kegiatan
ekspor yang meningkat akan memberikan keuntungan bagi negara, yaitu
negara memperoleh peningkatan pendapatan yaitu dari pajak barang yang
dikespor. Selain itu ada pula pihak-pihak dalam negeri yang juga mendapat
keuntungan, seperti perusahaan transportasi, perusahaan asuransi, perusahaan
penghasil barang yang diekspor.Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia terus
menggiatkan usaha-usaha yang dapat mendorong kegiatan ekspor.
Pada intinya kebijaksanaan di bidang ekspor bertujuan untuk
mengontrol arus ekspor, baik dalam bentuk mendorong atau menghambat
ekspor. Pada umumnya negara-negara melakukan kebijaksanaan dibidang
ekspor adalah untuk mendorong peningkatan ekspor, karena dengan makin
besar ekspor akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional.
Kebijaksanaan yang mendorong ekspor akan meningkatkan pendapatan
nasional dan memperluas kesempatan kerja, peningkatan penerimaan devisa
dan pengembangan teknologi.
Dalam Keseimbangan makro perekonomian terbuka, yang dirumuskan
dengan: Y = C + I + G + (X - M), apabila terjadi perubahan dalam arus
pergangan internasional (X-M) akan berpengaruh terhadap pendapatan
nasional (Y). Jika ekspor (X) meningkat maka pendapatan (Y) juga akan
meningkat, karena itu kebijakan yang bertujuan untuk mendorong ekspor
adalah kegiatan yang logis, karena secara langsung berpengaruh terhadap
pendapatan nasional (Y). Disamping itu kenaikan ekspor akan berpengaruh
positif terhadap penciptaan kesempatan kerja.
12
1) KebijakanEkspor
Ekspor suatu negara harus lebih besar dari pada impor agar tidak
terjadi defisit dalam neraca pembayaran. Oleh sebab itu pemerintah selalu
berusaha mendorong ekspor melalui kebijakan ekspor dengan cara berikut :
a) Diversifikasi Ekspor/Menambah Keragaman Barang Ekspor
Diversifikasi ekspor merupakan penganekaragaman barang ekspor
dengan memperbanyak macam dan jenis barang yang diekspor. Misalnya
Indonesia awalnya hanya mengekspor tektil dan karet, kemudian menambah
komoditas ekspor seperti kayu lapis, gas LNG, rumput laut dan sebagainya.
Diversifikasi ekspor dengan menambah macam barang yang di ekspor ini
dinamakan diversifikasi horizontal. Sedangkan divesisifikasi ekspor dengan
menambah variasi barang yang diekspor seperti karet diolah dahulu menjadi
berbagai macam ban mobil dan motor atau kapas diolah dulu menjadi kain
lalu diproses menjadi pakaian. Diversifikasi yang demikian ini disebut
diversifikasi vertikal.
b) Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan
kepada eksportir dalam bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah,
kemudahan dalam mengurus ekspor, dan kemudahan dalam memperoleh
kredit dengan bunga yang rendah.
c) Premi Ekspor
Untuk lebih menggiatkan dan mendorong para produsen dan eksportir,
pemerintah dapat memberikan premi atau insentif, misalnya penghargaan atas
kualitas barang yang diekspor. Pemberian bantuan keuangan dari pemerintah
kepada pengusaha kecil dan menengah yang orientasi usahanya ekspor.
d) Devaluasi
Devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai
mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Dengan kebijakan
devaluasi akan mengakibatkan harga barang ekspor di luar negeri lebih murah
13
bila diukur dengan mata uang asing (dollar), sehingga dapat meningkatkan
ekspor dan bisa bersaing di pasari nternasional
e) Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri
Pemasaran suatu produk dapat ditingkatkan dengan mempromosikan
produk yang akan dijual. Untuk meningkatkan ekposr keluar negeri maka
pemerintah dapat berusaha dengan melakukan promosi dagang ke luar negeri,
misalnya dengan dengan mengadakan pameran dagang di luar negeri agar
produk dalam negeri lebih dapat dikenal.
f) Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Kestabilan nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing sangat
dibutuhkan oleh para importir dan pengusaha yang menggunakan produk luar
negeri untuk kelangsungan usaha dan kepastian usahanya. Bila nilai kurs
mata uang asing terlalu tinggi membuat para pengusaha yang bahan baku
produksinya dari luar negeri akan mengalami kesulitan karena harus
menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai pembelian barang dari
luar negeri. Akibatnya harga barang yang diproduksi oleh pengusaha tersebut
menjadi mahal. Hal ini dapat menurunkan omzet penjualan dan menurunkan
laba usaha, yang akhirnya akan mengganggu kelangsungan hidup usahanya.
g) Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional
Melakukan perjanjian kerjasama ekonomi baik bilateral, regional
maupun multilateral akan dapat membuka dan memperluas pasar bagi produk
dalam negeri di luar negeri. Serta dapat menghasilkan kontrak pembelian
produk dalam negeri oleh negara lain. Misalnya perjanjian kontrak pembelin
LNG (Liquid Natural Gas) Indonesia yang dilakukan oleh Jepang dan Korea
Selatan.
3) Data Perkembangan Ekspor
14
2.3 Cara Pembayaran dalam Perdagangan Internasional
Ada beberapa cara yang biasa digunakan dalam perdagangan
internasional, diantaranya :
1. Tunai
Cara pembayaran tunai dilakukan apabila kondisi keuangan eksportir
masih terbatas dan eksportir tersebut belum begitu mengenal importir di
luar negeri. Biasanya pembayaran ini kurang disukai oleh importir keran
harus menyediakan uang tunai yang cukup untuk melakukan embayaran
tersebut sehingga importir yang modalnya terbatas akan terganggu
likuiditas.
2. Open account
Cara pembayaran dengan open account ini dilakukan setelah barang
yang di ekspor diterima oleh importir. Jangka waktu pembayaran
disesuaikan kebijakan importir sehingga apabila terjadi resiko, maka yang
akan menanggung adalah ekportir. Dengan cara pembayaran semacam ini,
eksportir harus memiliki modal yang cukup besar dan mengenal importir
dengan baik. Cara pembayaran ini sangat riskan apabila pembayaran
15
dilakukan dalam mata uang asing karena fluktuasi kurs akan
memungkinkan kerugian importir ataupun eksportir.
3. Commercial bills of exchange
Commersial bills of exchange adalah surat yang dikeluarkan oleh
eksportir yang berisi perintah kepada importi untuk membayar sejumlah
tertentu pada waktu tertentu.
4. Letter of credit
Letter of credit adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
importir dan bank tersebut menyetujui untuk membayar sejumlah transaksi
tertentu yang akan ditarik oleh eksportir jenis pembayaran ini biasa
digunakan dalam perdagangan internasional pada saat ini karena
pembayaran ini lebih terjamin keamanannya.
2.4 Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional mencoba memahami mengapa
sebuah negara mau melakukan kerja sama perdagangan dengan negara lain.
Teori tersebut bermanfaat dan dapat membantu kita mengetahui dan
memahami hal – hal berikut:
a) Arah serta komposisi perdagangan yang dilakukan antara beberapa
negara.
b) Efek perdagangan internasional terhadap struktur perekonomian suatu
negara.
c) Ada tidaknya keuntungan akibat dari perdagangan antarnegara.
Diantara teori tersebut diantaranya adalah:
1. Teori Keunggulan Absolut
Model Adam Smith ini memfokuskan pada keuntungan
mutlak yang menyatakan bahwa suatu negara akan memperoleh
keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut mampu memproduksi
barang dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Menurut
teori ini jika harga barang dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di
berbagai negara maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan
internasional.
16
2. Teori Comparative Advantages
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan
mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan
internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan
dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti
model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara
akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi
bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung
memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal
dalam negara.
3. Propotion Factor
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional
ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini
memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang
membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan
mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka
secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai
Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily
Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk
mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal
dan sebagainya.
17
BAB III
KESIMPULAN
Pertanian pada dasarnya dapat diartikan dalam arti sempit dan arti luas.
pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam. Dalam arti yang luas
pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-
produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan
hewan. Perdagangan internasional merupakan pertukaran barang, jasa, dan
faktor produksi yang melintasi batas negara. Kebijakan pemerintah dalam
melakukan ekspor dan impor barang yaitu, Diversifikasi Ekspor/Menambah
Keragaman Barang Ekspor, Subsidi Ekspor, Premi Ekspor, Devaluasi,
Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri, Menjaga Kestabilan Nilai
Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing dan Mengadakan Perjanjian Kerja
Sama Ekonomi Internasional. Sedangkan cara pembayaran dalam
perdagangan internasional yaitu tunai, Open account, Commercial bills of dan
Letter of credit. Adapun teori dalam perdagangan internasional yaitu , Teori
Keunggulan Absolut, Teori Comparative Advantages dan Propotion Factor.
18
DAFTAR PUTAKA
Anonim. 2012. http://deniskind.blogspot.com/2012/04/perekonomian-indonesia-
dalam-sektor.html (diakses pada tanggal 7 November 2014)
Dumairi. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga
Murni, asfia. 2013. Ekonomika Makro. Bandung : Refika Aditama
Suparmono. 20114. Ekonomika Makro. Yogyakarta : AMP YKPN
19
Recommended