View
33
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN
PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI PUSKESMAS LOHIA
KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI S / D MEI
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan
Oleh
ANI RAHAYU
AK.120275
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL
BAU – BAU
2015
PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI PUSKESMAS LOHIA
KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI S / D MEITAHUN 2015
Oleh
ANI RAHAYU
AK.120275
Karya Tulis Ini Di Terima Dan Di Setujui , Untuk Di Uji Dan Di Pertahankan
Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiahl Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau – Bau Kabupaten Muna
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
ENDAH CATUR RINI S.ST NURSABAN S.ST
Mengetahui
Direktur AKBID Yayasan kesehatan Nasional Bau – Bau
SAPRIL , S.KM.,M.S
HALAMAN PENGESAHAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI PUSKESMAS LOHIA
KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI S / D MEITAHUN 2015
Oleh:
ANI RAHAYU
AK.120275
Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada
Hari / Tanggal :Sabtu, 19 September 2015
Waktu : 14.00
Tempat : AKBID Yayasan Kesehatan Nasional
Telah diperbaiki dan di nyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing
1. ENDAH CATUR RINI S.ST ( )
2. NURSABAN S.ST ( )
Penguji
1. HARMIN TOHA S.ST, M.Kes ( )
Mengetahui
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau – Bau
SAPRIL , S.KM.,M.,Sc
iii
BODATA PENULIS
I. IDENTITAS
Nama : ANI RAHAYU
Nim : Ak.120275
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Korihi, 08 September 1994
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl.Poros Napabale ( Desa Korihi )
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus SD Negeri 8 Lohia : Tamat tahun 2006
2. Lulus SMP Negeri 6 Raha : Tamat tahun 2009
3. Lulus SMA Negeri 1 Lohia : Tamat tahun 2012
4. Mengikuti pendidikan Diploma III di Akademi KebidananYayasan
Kesehatan Nasional Bau – Bau dari tahun 2012 sampai
sekarang.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLah SWT,
karena hanya dengan rahmat dan ridho-Nya, saya dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pertolongan Persalinan Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas
Lohia Kabupaten Muna Periode Januari S / D Mei Tahun 2015 ”.
Penulisan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Akademi
Kebidanan yayasan kesehatan nasional bau – bau .
Sehubungan dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu ENDAH CATUR RINI S.ST dan Ibu NURSABAN S.ST selaku
Pembimbing satu dan Pembimbing dua yang telah banyak membimbing
dan memberikan masukan-masukan, serta sangat memperhatikan
perkembangan Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.
2. Ibu HARMIN TOHA S.ST, M.Kes selaku penguji yang kompeten dan
bijaksana dalam memberikan saran-saran dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
3. Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau – Bau
4. Ketua yayasan Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau
– Bau
5. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau – bau yang telah memberikan dukungan dan
bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
6. Ayah (La Minggu) dan ibunda ( wa niba) tercinta, saudara – saudara
ku, Sarjun S.Kep,Misra Amd,Nurlin S.Pd,Karmon,sahrul,hendra serta
seluruh keluarga yang tidak putus-putusnya memberikan doa, motivasi,
harapan dan dorongan baik moril maupun materil selama mengikuti
pendidikan di Akbid YKN dan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian, penulis sudah cukup berusaha
semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua
Raha,19 September 2015
Penulis
Vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
BIODATA PENULIS...................................................................................vi
DAFTAR ISI...............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xi
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN........................................................xii
ABSTRAK..................................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................4
C. Tujuan Penelitian........................................................................5
D. Manfaat Penelitian......................................................................5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang persalinan..................................................... 8
B. Kerangka Konsep.....................................................................27
C. HipotesisPenelitian...................................................................27
D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian..................................28
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian …………….... …………………………………..30
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian....................................................30
C. Populasi Dan Sample................................................................30
D. Instrument pengumpulan Data……… ………………………….31
E. Metode Pengumpulan Data......................................................31
F. Pengolahan Dan Penyajian Data..............................................31
G. Analisa Data…………………………………………………… ….32
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................35
B. Hasil Penelitian ……………………………………………………35
C. Pembahasan............................................................................41
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................46
B. Saran........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
Viii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Distribusi frekuensi menurut pertolongan persalinan di 35
Puskesmas Lohia Kabupaten Muna
2. Distribusi frekuensi menurut pengetahuan ibu di Puskesmas 36
Lohia Kabupaten Muna
3. Distribusi frekuensi menurut pendidikan ibu di Puskesmas 37
Lohia Kabupaten Muna
4. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pertolongan Persalinan 38
Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Lohia Kabupaten Muna
Tahun 2015
5. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Pertolongan Persalinan 40
Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Lohia Kabupaten Muna
Tahun 2015
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
2.1 Kerangka Konsep penelitian 27
X
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran
1. Kuesioner faktor – faktor yang berhubungan dengan rendahnya
pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di desa mabolu wilayah kerja
puskesmas waara kecamatan lohia kabupaten muna
2. Master Tabel Penelitian
3. Lampiran Hasil SPSS
4. Surat Izin Penelitian dari Badan Riset Daerah Sulawesi Tenggara
5. Surat keterangan penelitian dari puskesmas Lohia
Xi
DAFTAR ARTI ISTILAH / SINGKATAN
Istilah Singkatan Arti Dari Keterangan
WHO
Depkes
AKB
AKI
KB
NAKES
SDKI
World Health Organitation
Departemen Kesehatan
angka Kematian Bayi
Angka kematian ibu
Keluarga berencana
Tenaga kesehatan
Survey demografi dan kesehatan
Indonesia
Xii
ABSTRAK
Ani Rahayu ak 120275 “faktor-faktor yang berhubungan dengan pertolongan persalinan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia Kabupaten Muna periode Januari s/d Mei tahun 2015”. Dibawah Bimbingan ibu Endah Catur Rini S.ST, dan ibu nursaban S.ST)
5 Bab + 48 Hal + 7 Tabel + 7 lampiran
Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan/kekuatan sendiri. Sebab- sebab terjadinya persalinan belum diketahui dengan benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi.
Untuk mengetahui hubungan anatara pengetahuan, pendidikan dan keberadaan bidan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia Tahun 2015. Jenis penelitian ini yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode Analitik dengan pendekatan cros sectional study. penentuan sampel dengan metode total sampling yaitu teknik pengambilan secara keseluruhan populasi. Dari rumus yang telah di tetapkan peneliti besar sampel yang di peroleh dari 45 responden. Instrumen penelitian yang di gunakan adalah kuesioner sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data dari responden. Data di uji dengan menggunakan analisis uji che-square ( x²) menggunakan SPSS.
Hasil uji statistik chi-square yang telah dilakukan pada setiap variabel penelitian, Sehingga dapat di simpulkan Ada hubungan antara pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pertolongan persalinan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia Kabupaten Muna periode Januari s/d Mei tahun 2015.
Kata Kunci : pertolongan persalinan,pengetahuan, pendidikan dan keberadaan bidan
Daftar Pustaka : Kepustaka
Xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian
ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya
neonatus sebesar 10.000.000 jiwa. Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta
meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan Pertahun.
Berdasarkan WHO jumlah angka kematian ibu sebanyak 287/ 100 ribu
kelahiran hidup,Negara berkembang 600/ 100 ribu kelahiran hidup,
untuk indonesia (WHO, 2015).
Berdasarkan target Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) yang
berkaitan dengan kehamilan,persalinan, dan nifas sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang
harus di capai pada tahun 2015. Angka tersebut masih jauh dari target
MDG, s (Milinium Development Goald’ s) yang diharapkan. Milinium
Development Goald’ s (MDG, s) atau tujuan pembangunan millennium
adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat
pada tahun 2015. Target AKI pada tahun 2015 adalah 102 kematian
per 100.000 kelahiran hidup.salah satu cara untuk menurunkan AKI di
Indonesia adalah dengan persalinan yang di tolong oleh tenaga
kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan
berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan tahun 2013 cakupan
pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan secara nasional pada
tahun 2013 adalah sebesar 90,88%(data profil kesehatan, tahun
2013).
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu
bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian
ibu dan perinatal dalam 100.000 persalinan hidup. Sedangkan tingkat
kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh
gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat. (Manuaba,
2010)
Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi
karena kehamilan, bersalin dan nifas, konsep-konsep tersebut
sebenarnya dapat ditangani melalui penerapan teknologi kesehatan
yang ada. Namun demikian banyak faktor yang membuat tenaga
kesehatan kurang dapat diterapkan mulus ditingkat masyarakat.
Diantaranya faktor sosial budaya misalnya ketidaktahuan, kemiskinan,
rendahnya status sosial ekonomi perempuan, terbatasnya
kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan baru, hambatan
membuat keputusan, terbatasnya akses memperoleh pendidikan
memadai dan kelangkaan pelayanan kesehatan yang peka terhadap
kebutuhan perempuan juga berperan terhadap situasi ini (Sarwono,
2010).
Departemen Kesehatan RI memperkirakan bahwa persalinan
oleh dukun masih dominan di Indonesia yaitu sebesar 75% - 80%
terutama didaerah pedesaan. Dapat dipahami bahwa dukun tidak
dapat mengetahui tanda-tanda bahaya persalinan. Meskipun sampai
saat ini dukun beranak memang belum mampu diganti dalam waktu
relatif singkat karena masih mendapat kepercayaan besar oleh
masyarakat (Manuaba, 2010).
Tingginya Angka Kematian Ibu tersebut erat kaitannya dengan
beberapa hal yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan, faktor
keterlambatan dalam pengambilan keputusan, pengiriman dan
penanganan kehamilan dalam kondisi resiko tinggi menjadi penyebab
faktor utama. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka
mempercepat penurunan AKI adalah dengan mendekatkan pelayanan
kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkan. Penempatan bidan
didesa diharapkan dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih
bermutu dan menyeluruh sehingga peran dukun akan lebih berkurang
sejalan dengan makin tingginya pendidikan dan pengetahuan
masyarakat dan tersedianya fasilitas kesehatan, namun pada
kenyataannya masih banyak persalinan yang tidak ditolong oleh bidan
melainkan oleh dukun dengan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi sehingga persalinan masih ada yang di tolong Dukun
(Manuaba,2010).
Sulawesi Tenggara memiliki beberapa kabupaten diantaranya
Kabupaten Muna yang terdiri dari beberapa kecamatan. Untuk
kabupaten Muna, Angka kematian ibu (AKI) 13/5647× 100.000 kh
untuk angka kematian bayi (AKB) 33/5647×1000 kh (Dinkes
Kabupaten Muna, 2014).
Survei awal yang di lakukan di Puskesmas lohia pada tahun 2014
jumlah ibu bersalin sebanyak 94 orang (83 %) dari sasaran 113.
Pada tahun 2015 periode Januari s/& Mei jumlah ibu bersalin 45
orang ( 39 %) dari sasaran 114 orang.
Berdasarkan data tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
meneliti” faktor-faktor yang berhubungan dengan pertolongan
persalinan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia Kabupaten Muna
periode Januari s/d Mei tahun 2015 ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah
yang berhubungan dengan pertolongan persalinan pada ibu bersalin
di puskesmas Lohia Kabupaten Muna periode Januari s/d Mei tahun
2015.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
pertolongan persalinan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia
Kabupaten Muna periode Januari s/d Mei tahun 2015
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan
pertolongan persalinan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia
Kabupaten Muna periode Januari s/d Mei tahun 2015
b. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan
pertolongan persalinan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia
Kabupaten Muna periode Januari s/d Mei tahun 2015.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Sebagai masukan tentang kualitas pelayanan Kesehatan Ibu Anak
dan dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan.
2. Bagi Puskesmas Lohia
Diharapkan dapat memberikan informasi tentang bidan sebagai
penolong persalinan sehingga dapat menigkatkan kwalitas
pelayanan kebidanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian pustaka bagi
kemajuan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut.
4. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian dan
meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pertolongan persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar
(Sarwono,2011).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
( janin + uri), yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui
jalan lahir atau dengan jalan lain (Rustam,2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan/kekuatan sendiri (Manuaba, 2010).
2. Karakteristik persalinan
a. Persalinan Palsu (False Labor)
1) Kontraksi timbul dengan interval tidak teratur.
2) Lokasi nyeri kontraksi terasa sedikit pada bagian bawah
abdomen, intensitas biasanya sama atau bervariasi dengan
interval yang makin lama.
3) Jalan-jalan tidak memberi efek terhadap kontraksi, malah
nyeri kontraksi berkurang.
4) Tidak ada pelepasan pervagina (bloody show) jika ada
selalu berwarna coklat sebagai akibat dari pemeriksaan
dalam.
5) Serviks tidak mengalami perubahan karena kontraksi.
6) Dengan jalan-jalan tidak memberi efek apapun.
7) Obat sedativa cenderung mengurangi efek nyeri kontraksi.
b. Persalinan sebenarnya (True Labor)
1) Kontraksi uterus dengan interval teratur
2) Nyeri kontraksi terasa pada bagian belakang, melingkar
kebawah perut, tambah lama tambah sering, durasi makin
lama, interval semakin pendek.
3) Kontraksi lebih sering timbul jika klien jalan-jalan.
4) Bloody show, darah campur lendir tampak berwarna merah
muda (pink) dengan lendir kental, dari kanalis servikalis uteri
tanda mulainyapersalinan.
5) Obat sedativa tidak akan memberi efek terhadap kontraksi
uterus.
6) Serviks mulai tertarik, menipis dan dilatasi (Nuryagin, 2011).
3. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum
diketahui dengan benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori
yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal,
struktur rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi. yang
kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur
rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi.
a. Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus mulai
terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : rahim menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu
sirkulasi utero-plasenter.
d. Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion
servikale (fleksus Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi
uterus.
e. Induksi partus (induction of labour).
Partus dapat juga ditimbulkan dengan jalan :
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan
kedalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
fleksus Frankenhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per
infus (Rustam,1998).
4. Kala Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir
yang bercampur darah sampai pembukaan lengkap. Proses ini
dibagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3
sampai 10 cm.
b. Kala II (Kala Pengeluaran)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan
d. Kala IV (Kala Pengawasan)
Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum ( Sarwono, 2010).
5. Asuhan Ibu bersalin
Memberikan asuhan sayang ibu yang baik dan aman
selama persalina, memerlukan anamnesis yang seksama dan
pemeriksaan fisik. Pertama, sapa ibu dan beritahukan apa yang
akan dilakukan. Jelaskan pada ibu tujuan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan jawab pertanyaan apapun yang mungkin
diajukan ibu. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, perhatikan
tanda-tanda penyulit atau kegawatan dan segera lakukan tindakan
yang sesuai untuk memastikan persalinan kelahiran yang aman.
Catat semua temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
dengan seksama dan lengkap dan jelaskan semuanya kepada ibu
dan keluarganya.
a. Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai, dan perlakukan ibu
sesuai martabatnya.
2. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu
sebelum memulai asuhan tersebut.
3. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan ketakutan
ataupun kekhawatirannya.
5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6. Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati
ibu, beserta anggota-anggota keluarganya.
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan/atau anggota
keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.
8. Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara
bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung
ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
9. Secara konsisten lakukan praktek-praktek pencegahan
infeksi yang baik.
10. Hargai privasi ibu
11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama
persalinan dan kelahiran bayi.
12. Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan
ringan bila ia mau
13. Hargai dan perbolehkan praktek-praktek tradisional yang
tidak berbahaya.
14. Hindari praktek-praktek yang tidak perlu dan mungkin
membahayakan seperti ; episiotomi, pencukuran dan klisma.
15. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan menyusuinya
segera setelah lahir.
16. Siapkan rencana rujukan.
17. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik
dan bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang
sesuai sudah siap tersedia. Siap untuk melakukan resusitasi
bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
b. Asuhan Sayang ibu pada masa post partum.
1) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat
gabung)
2) Bantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan anjurkan
pemberian ASI sesuai permintaan.
3) Ajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat
yang cukup setelah kelahiran.
4) Anjurkan suami dan anggota-anggota keluarga untuk
memeluk bayi dan mensyukuri kelahiran bayi.
5) Ajarkan ibu dan anggota-anggota keluarganya mengenai
bahaya dan tanda-tandanya dan anjurkan mereka untuk
mencari pertolongan jika ada masalah atau kekhawatiran
apapun.
B. Tinjauan Tentang Penolong Persalinan
1. Bidan
a. Definisi Bidan
Menurut WHO bidan adalah seorang yang telah diakui
secara regular dalam program pendidikan bidan diakui secara
yuridis, ditempatkan dan mendapatkan kualifikasi serta
memperoleh izin melaksanakan praktik kebidanan
(Salmah,2006).
Menurut international Confederation of Midwives (ICM)
yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di
seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of
International Ginecolagist Obtetrition (FIGO). Defenisi tersebut
secara berkala direview dalam pertemuan Internasional /
Kongres ICM. Defenisi tersebut disusun melalui kongres ICM ke
27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan
sebagai berikut : Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tersebut, serta memiliki kualifikasi untuk didaftar
(register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan ( Kepmenkes RI ,2011).
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bidan adalah
seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelasaikan
pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register), diberi izin
secara sah untuk melaksanakan praktik. Bidan adalah seorang
wanita yang telah menyelesaikan pendidikan kebidananya dan
telah mendapatkan izin untuk praktek secara legal dan memiliki
organisasi profesi kebidanan ( IBI, 2006).
b. Definisi Bidan Komuniti
Bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di
wilayah tertentu dengan menggunakan pendekatan
proses/manajemen kebidanan atau pendekatan pemecahan
masalah ( Jumiarni, 2011).
c. Prisip Kerja Bidan di Komuniti
1) Kompetensi berdasarkan pemikiran kritis.
2) Praktek berdasarkan fakta dan evidence based
3) Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
4) Pemakaian teknologi secara etik.
5) Memberdayakan atau mengajarkan untuk promosi ” inform
choice” dan ikut serta dalam pengambilan keputusan.
6) Sabar tapi rasional.
7) Advocacy untuk perempuan yang tidak mengalami
intervensi pada kasus yang tidak mengalami komplikasi.
d. Lingkup Kegiatan / praktik Bidan di Komuniti
ANC, pertolongan persalinan di rumah, Intra Natal Care,
Asuhan ibu nifas dan BBL juga pada Balita, Promosi dan
prevensi, Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat
Khususnya perempuan, dan pelayanan KB.
e. Prisip Asuhan Kebidanan Komuniti
1) Berpikir pada tiga bidan ilmu (IKM, Ilmu Kebidanan dan Ilmu
Kesehatan)
2) Sasaran adalah individu sebagai anggota masyarakat
3) Kemampuan Klinik bidan sebagai modal dasar.
4) Bekerja dengan tim masyarakat.
5) Memiliki wilayah kerja.
f. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komuniti
1) Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat
2) Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
3) Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
4) Menurunkan jumlah kasus kebidanan
5) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk hidup sehat
6) Meningkatkan PSM.(Jumiarni, 2007).
g. Ruang Lingkup Pelayanan Bidan Di Komuniti
Promotif, Preventif, Kuratif (kolaborasi), Rehabilitatif dan
Resosiliatif.
2. Dukun Bayi
a. Pengertian dukun bayi
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat (biasanya
wanita) yang mendapat kepercayaan serta memiliki
keterampilan menolong persalinan secara tradisional, dalam
memperoleh keterampilan tersebut, dukun mendapatkannya
secara turun temurun (Depkes RI, 2012).
b. Peran dukun bayi dalam pertolongan persalinan di masyarakat
Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang
memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan ialah
dukun bayi/dukun beranak/dukun bersalin/dukun peraji. Dalam
lingkunganya dukun merupakan tenaga terpercaya dalam
segala soal yang bersangkutan dengan reproduksi. Ia diminta
pertimbangannya pada masa kehamilan, mendampingi wanita
yang bersalin sampai persalinan selesai, dan mengurus ibu
serta bayinya dalam masa nifas. Ia menyelenggarakan pula
abortus buatan dan kontrasepsi.
Pengetahuan dukun bayi tentang fisiologi dan patologi
dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas
sehingga bila timbul komplikasi, ia tidak mampu mengatasinya,
bahkan tidak menyadari arti dan akibatnya. Biarpun demikian,
dukun dalam masyarakat mempunyai pengaruh besar ; ia
menghadiri persalinan tidak hanya untuk memberi pertolongan
teknis, melainkan memberikan pula emotional security kepada
wanita yang sedang bersalin serta keluarganya, karena ia
dengan doa-doanya dianggap dapat membantu melancarkan
jalannya persalinan ( Anonim, 2007).
Walaupun dukun bayi tidak dapat mencegah kematian ibu
jika terjadi komplikasi, mereka dapat berperan dalam
menyelamatkan ibu, meskipun demikian dalam pelaksanaan
pertolongan persalinan masih ditemukan berbagai hambatan
antara lain :
1) Dukun bayi kurang menyadari manfaat penggunaan dukun
kit.
2) Dukun bayi kurang menghiraukan cara pertolongan
persalinan yang bersih dan aman.
3) Kurangnya kemampuan dukun bayi dalam mengenali resiko
tinggi persalinan.
4) Dukun bayi kurang menyadari bahaya akibat keterlambatan
merujuk pada kasus resiko tinggi persalinan ( Depkes
RI,2012).
C. Tinjauan Tentang Faktor yang Yang Berhubungan Dengan
Pertolongan Persalinan
1. Pengetahuan (knowledge)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan
didefinisikan segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan definisikan pula
sebagai hasil dari tahu setelah seseorang seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan.
Pengetahuan juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi
yang diperbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan
dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri
baik terhadap diri sendiri atau lingkungannya.Pengetahuan adalah
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang
tersebut mempunyai intensitas yang berbeda-beda (Notoatmodjo,
2010).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain mempunyai
beberapa tingkatan sebagai berikut :
a. Tahu
di artikan sebagai tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
di pelajari antara lain, menyebutkan,menyatakan.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartiak suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
sebenarnya(Notoatmodjo,2003).
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan atau
menjabarkan sesuatu ke dalam komponen atau bagian- bagian
sehingga susunanya dapat dimengerti( Bestable,2012).
e. Sintesis (synthetic)
Sintesisi merupakan kemampuan untuk menghimpun bagian
kedalam suatu keseluruhan , seperti merumuskan
tema ,rencana ( Bestable, 2012).
f. Evaluasi (evalution)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan untuk membuat suatu penilaian terhadap sesuatu
yang berdasarkan maksud dan criteria tertantu( Bestable,2012).
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan
cara modern (ilmiah).
a. Cara tradisional (non ilmiah)
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan
sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematis dan logis.
b. Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi
langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta
sebelumnya dengan objek penelitian (Notoatmodjo, 2007).
2. Pendidikan
Pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun
perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak
berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui
akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses
pengembangan sumberdaya manusia. Menurut Andrew E. Sikula
dalam Martoyo S. (1996) pendidikan adalah suatu proses
pendidikan jangka panjang yang dilakukan secara sistematis dan
prosedurnya diorganisisr melalui konsep belajar manajerial
perorangan dan pengetahuan teoritis untuk tujuan umum.
Pendidikan diselenggarakan sebagi suatu proses
pembudayaan dan pembedayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan
(Anonim, 2008).
Sciartino (2008) mengemukakan bahwa pendidikan yang
cukup merupakan dasar dalam pengembangan wawasan sarana
yang memudahkan untuk dimotivasi serta turut menentukan cara
berpikir seseorang dalam menerima pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat. Menurut Sciartino, pendidikan juga dapat
diartikan sebagai suatu proses belajar yang memberikan latar
belakang berupa mengajarkan kepada manusia untuk dapat
berpikir secara obyektif dan dapat memberikan kemampuan untuk
menilai apakah budaya masyarakat dapat diterima atau
mengakibatkan seseorang merubah tingkah laku.
Pendidikan menurut Lowel H. (2010) adalah suatu proses
pembangunan kepribadian dan intelektual seseorang yang
dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggungjawab yang
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap serta nilai yang sesuai dengan sasaran pendidikan.
Sedangkan menurut Notoatmodjo S.(2010), Pendidikan
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yg diharapkan oleh pelku pendidikan.
Pendidikan bisa secara normal maupun secara informal.
Pendidikan bisa secara formal merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur
pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas,
sedangkan jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri
yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Jenjang
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan
di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.
Menurut Ngatimin (2011) bahwa pendidikan adalah dasar
dalam pengembangan atau pembangunan wawasan seseorang
serta saran untuk memudahkan seseorang untuk menerima
pengetahuan dan perilaku baru, tingkat pendidikan formal yang
diperoleh seseorang akan meningkatkan daya nalarnya.Pendidikan
ibu yaitu jenjang pendidikan formal yang telah ditamatkan.
Pendidikan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri serta
mengemukakan pendapat. Pada umumnya wanita yang tidak
berpendidikan sulit mengambil keputusan, mereka biasanya
mengharapkan bantuan suami atau orang lain untuk mengambil
keputusan bagi dirinya, WHO berkesimpulan bahwa pendidikan
yang makin tinggi dapat menghasilkan kemandirian menetap dan
kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih
banyak terkait dengan kesehatan (Pantowo, 2012 ).
D. Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
Pendidikan
Pertolongan Persalinan
Keterangan :
: Varibel independen
: Variabel dependent
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Alternative (Ha)
1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pertolongan persalinan
pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia kabupaten Muna periode
Januari s/d Mei tahun 2015
2. Ada hubungan pendidikan ibu dengan pertolongan persalinan
pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia kabupaten Muna periode
Januari s/d Mei tahun 2015
Hipotesis Nol (Ho)
1. Tidak Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pertolongan
persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia kabupaten Muna
periode Januari s/d Mei tahun 2015
2. Tidak Ada hubungan pendidikan ibu dengan pertolongan
persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia kabupaten Muna
periode Januari s/d Mei tahun 2015
D. Definisi Operasional
Untuk memberikan kemudahan di dalam mengidentifikasi variabel
yang diteliti ditetapkan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Pertolongan persalinan
Pertolongan persalinan dapat di lihat dari pelayanan ibu dalam
bersalin atau melahirkan, dalam penelitian ini tenaga penolong
persalinan yang di maksud adalah tenaga kesehatan yang di
tolong oleh nakes, bahkan juga di tolong oleh non nakes.
Kriteria Objektif:
Nakes : pertolongan persalinan di tolong oleh nakes ( bidan)
Non nakes : pertolongan persalinan di tolong oleh non nakes
( dukun) (saiffudin,2008).
2. Pengetahuan
Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pertolongan persalinan.
Kriteria Objektif:
Baik : Bila jawaban yang benar ≥ 75 %
Kurang : Bila jawaban yang benar < 75% ( Hidayat, 2007)
3. Pendidikan
pendidikan dapat di liha tdari latar belakang/jenjang tingkat sekolah
yang dijalani.
Kriteri Objektif :
Tinggi : SMA/SMK, DIII, DIV, S1, S2
Rendah : TS, Tk , SD , SMP (Notoadmodjo, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survai
analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study yang
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
pertolongan persalinan pada ibu bersalin di puskesmas Lohia
Kabupaten Muna periode Januari s/d Mei tahun 2015 ( Notoatmodjo,
2005).
B. Waktu dan lokasi Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilakukan bulan Agustus 2015
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Lohia Kabupaten Muna
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi :
Populasi adalah semua ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas
Lohia Kabupaten Muna Periode Januari – Mei Tahun 2015
sebanyak 45 orang.
2. Sampel
Sampel adalah Semua Ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas
Lohia Periode Januari – Mei Tahun 2015. Pengambilan sampel
dilakukan dengan secara total sampling jumlah total sampling
berjumlah 45 orang
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa daftar pertanyaan dalam bentuk Kuesioner yang dibuat dengan
mengacu pada konsep teori terkait tentang
E. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer :
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan
menggunakan kuesioner pada responden.
2. Data Sekunder :
Data yang diperoleh melalui Profil Dines Kesehatan Kabupaten
Muna dan Puskesmas Lohia Kabupaten Muna Periode Januari –
Mei Tahun 2015
F. Pengolahan Dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data :
Data yang diperoleh diolah menggunakan komputer dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
Tahap ini merupakan tahap kegiatan yang membersihkan data
atau memisahkan data yang telah terkumpul baik secara
pengisian, konsistensi dari setiap jawaban yang terdapat dalam
angket.
b. Koding
Koding data dilakukan dengan cara memberikan kode pada
setiap jawaban yang telah diberikan.
c. Tabulasi data
Penyusunan data dengan pengorganisasian data agar dengan
mudah dapat dijumlahkan, disusun dan dikali untuk disajikan
dan dianalisa.
2. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
prosentase yang disertai narasi.
G. Analisa Data
a. Analisa Univariats
Dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara
mendiskripsikan tiap variable yang digunakan dalam penelitian
yaitu dalam bentuk distribusi frekuensi
Rumus:P= fnx100
Keterangan :
P = Presentase di jawab
F = Frekuensi jawaban yang benar
N = Jumlah soal
100= Bilangan tetap atau kostanta (Rajab, 2008).
b. Analisa Bivariat
Analisa data yang ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian
dan menguji hipotesis penelitian. Untuk maksud tersebut, uji
statistic yang digunakan adalah uji statistic Chi Square
menggunakan tabel 2 x 2 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
untuk menguji hipotesis nol (Ho).
Rumus
x ²=∑(I O−E I−0,5) ²E
Keterangan :
X2 : nilai chi square yang dicari ( hubungan antara variabel
dependent dan independen)
O : nilai pengamatan atau observasi
E : hasil yang diperkirakan
Interpretasi
a. Dianggap ada hubungan, jika uji signifikan < nilai α = 0,05,
dengan demikian Ho ditolak
b. Dianggap tidak ada hubungan, jika uji signifikan > nilai α =
0,05, dengan demikian Ha diterima.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Lohia merupakan Puskesmas yang terletak di
wilayah kecamatan lohia. Wilayah kerja Puskesmas Lohia merupakan
wilayah yang dapat di jangkau dengan transportasi daratan.
Berdasarkan admnistrasi pemerintah, wilayah kerja puskesmas Lohia
terdiri dari 1 (satu) pemerintahan kecamatan dan 4 pemerintahan desa
di antaranya yaitu Desa korihi, Desa Lohia, Desa Lakarinta dan Desa
wabintingi.
Adapun batas-batas wilayah kecamatan lohia yaitu
a. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan kontunaga
b. Sebelah timur berbatasan dengan selat buton
c. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan tongkuno
d. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Lohia Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna Desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional study untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan pertolongan persalinan pada ibu bersalin di puskesmas lohia
kabupaten muna periode januari s/d mei tahun 2015. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara langsung pada responden. Besar
sampel pada penelitian ini adalah 45 responden yaitu semua ibu-ibu
pasca melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Lohia periode bulan
Januari s/d Mei 2015.
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel frekuensi dan crosstab (tabulasi silang) sesuai dengan
tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai penjelasan tabel. Adapun
hasil penelitian yang telah dilakukan diuraikan sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dalaam penelitian ini bertujuan untuk melihat
distribusi frekuensi dari variabel dependen dan independen yaitu :
a. pertolongan persalinan
Tabel 1Distribusi Frekuensi Pertolongan Persalinan di Puskesmas
Lohia Kabupaten Muna Tahun 2015
Penolong persalinan Frekuensi Prosentase (%)
Nakes 29 64,4
Non nakes 16 35,6
Total 45 100
Sumber: Data primer, 2015
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 45 responden yang
melahirkan dengan petugas kesehatan sebanyak 29 orang(64,4%)
dan yang melahirkan bukan tenaga kesehatan sebanyak 11 orang
( 35,6 %)
b. Pengetahuan ibu
Tabel II
Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan ibu di PuskesmasLohia Kabupaten Muna Tahun 2015
Pengetahuan Ibu Frekuensi Prosentase (%)
Baik 23 51,1
Kurang 22 48,9
Total 45 100
Sumber: Data primer, 2015
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 45 responden yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 23 orang(51,1%) dan yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 22 orang ( 48,9 %).
c. Pendidikan ibu
Tabel IIIDistribusi Frekuensi Menurut Pendidikan Ibu Pada Ibu Bersalin
di Puskesmas Lohia Kabupaten Muna Tahun 2015
Pendidikan ibu Frekuensi Prosentase (%)
Tinggi 25 55,6
Rendah 20 44,4
Total 45 100
Sumber: Data primer, 2015
Berdasarkan tabel di tas menunjukan bahwa dari 45
responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 25
orang(55,6%) dan yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 20
orang( 44,4%)
2. Analisis Bivariat
Analisis statistik dengan menggunakan rumus uji Chi Square
terhadap hubungan pengetahuan, pendidikan dan keberadaan bidan
dengan pertolongan persalinan pada ibu bersalindi Puskesmas Lohia
Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
a. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pertolongan
persalinan.
Berdasarkan hasil olahan SPSS, maka secara ringkas hasil
perhitugan Chi Square dapat di sajika dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel IV.
Hubungan pengetahuan ibu dengan pertolongan persalinan
pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia Kabupaten
Muna Tahun 2015
Nopengetahuan
Pertolongan persalinan
Total x² Hit x²Tab
ΡNakes Non
nakesn % N % n %
1 Baik 19 42,2 4 8,9 23 51,1
6.7743,841 0,009
2 Kurang 10 22,2 12 26,7 22 48,9
Total 29 64,4 16 35,6 45 100
Sumber : data primer tahun 2015
Tabel IV menjelaskan bahwa dari 23 orang ( 51,1%) yang
berpengetahuan baik, terdapat 19 orang (42,2%) yang pertolongan
persalinan di tolong oleh nakes dan 4 orang ( 8,9%) yang
pertolongan persalinan di tolong oleh non nakes. Sedangkan dari
22 responden ( 48,8 %) yang berpengetahuan kurang terdapat 10
orang (22,2%) yang pertolongan persalinan di tolong oleh nakes
dan 12 orang ( 26,7%) yang pertolongan persalinan di tolong oleh
non nakes.
berdasarkan data diatas di dukung oleh hasil analisis
statistik dengan menggunakan uji chi square serta sesuai dengan
dasar pengambilan keputusan penelitian hipotesis ( Budiarto,
2009) bahwa jika di di peroleh nilai x2 hitung 6.774 dan pvalue=
0,009 dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Karena x2 hitung
(6774) > x2 table (3,841) dan pvalue (0,009) maka Ho ditolak dan
Ha di terima, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan
tingkat pertolongan persalinan.
b. Hubungan antara pendidikan ibu dengan pertolongan
persalinan.
Berdasarkan hasil olahan SPSS, maka secara ringkas hasil
perhitugan Chi Square dapat di sajika dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel V
Hubungan pendidikan dengan pertolongan persalinan
pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia Kabupaten
Muna Tahun 2015
NoPendidikan
Pertolongan persalinan
Total x² Hit x²Tab
Ρnakes Non
nakesN % N % N %
1 Tinggi 20 44,4 5 11,1 25 55,6
5,940 3,841 0,012
Rendah 9 20,0 11 24,5 20 44,4
Total 29 64,6 16 35,6 45 100
Sumber : data primer tahun 2015
Table 5 menjelaskan bahwa dari 25 orang (55,6%) yang
berpendidikan tinggi, terdapat 20 orang ( 44,4%) yang pertolongan
persalinan di tolong oleh nakes dan 5 orang (11,1%) yang pertolongan
persalinan di tolong oleh non nakes. Sedangkan dari 20 responden
( 44,4 %) yang berpengetahuan kurang terdapat 9 orang (20,0 %)
yang pertolongan persalinan di tolong oleh nakes dan 11 orang
( 24,5%) yang pertolongan persalinan di tolong oleh non nakes.
berdasarkan data diatas di dukung oleh hasil analisis statistic
dengan menggunakan uji chepsquare serta sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan penelitian hipotesis ( Budiarto, 2009) bahwa
jika di peroleh nilai x2 hitung 6,774 dan pvalue= 0,01 dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05). Karena x2 hitung (6774) > x2 table (3,841)
dan pvalue (0,01) maka Ho ditolak dan Ha di terima, artinya ada
hubungan antara pendidikan ibu dengan tingkat pertolongan
persalinan.
C. PEMBAHASAN
Setelah di lakukan uji Chi-Square terhadap variabel
independent maka didapatkan adanya hubungan antara
pengetahuan dengan peertolongan persalinan pada ibu bersalin di di
Puskesmas Lohia tahun 2015 ,data tersebut telah dibuktikan dengan
hasil uji Chi-Square X2 hitung 6.774 > X2 tabel 3.84, sehingga di
simpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha di terima artinya ada hubungan
antara pengetahuan dengan peretolongan persalinan pada ibu
bersalin di Puskesmas Lohia tahun 2015. sedangkan adanya
hubungan antara pendidikan dengan peertolongan persalinan pada
ibu bersalin di di Puskesmas Lohia tahun 2015 ,data tersebut telah
dibuktikan dengan hasil uji Chi-Square X2 hitung 5.940 > X2 tabel
3.84, sehingga di simpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha di terima
artinya ada hubungan antara pendidikan dengan peretolongan
persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia tahun 2015, dan
adanya hubungan antara keberadaan bidan dengan pertolongan
persalinan pada ibu bersalin di di Puskesmas Lohia tahun 2015 ,data
tersebut telah dibuktikan dengan hasil uji Chi-Square X2 hitung
11.939 > X2 tabel 3.84, sehingga di simpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha di terima artinya ada hubungan antara keberadaan bidan dengan
peretolongan persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia tahun
2015
1. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pertolongan
persalinan.
Dari analisa univariat menunjukkan bahwa, responden
yang memiliki pengetahuan baik tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pertolongan persalinan sebesar 23 (51,1%) responden
dan bila dikaitkan dengan pertolongan persalinan, maka
responden yang ditolong oleh nakes sebesar 19 (42,2%) dan 4
(8,9%) responden ditolong oleh non nakes, sehingga dapat
dikatakan bahwa ibu-ibu di wilayah penelitian yang memiliki
pengetahuan baik, lebih banyak ditolong oleh nakes.
Hal ini dapat dipahami, karena tingkat pertolongan
persalinan yang baik merupakan hasil dari sebuah perilaku
disengaja berupa upaya untuk melahirkan secara aman.
Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu, dimana pengetahuan merupakan
unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang sadar dan
secara nyata terkandung dalam otaknya.
Responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pertolongan persalinan sebanyak
22 responden (48,9) dan bila dikaitkan dengan pertolongan
persalinan 10 (22,2%) di tolong oleh nakes dan 12 responden
(26,7%) responden di tolong oleh non nakes. Hasil penelitian
yang dilakukan peneliti, sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang, hal ini tentunya dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikan responden, selain itu adanya kebiasaan
responden terpapar dengan informasi mengenai penolong
persalinan, kemudian disertai dengan kemampuan responden
untuk mengingat kembali apa yang telah diketahuinya,
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kaswiranarsih tahun 2006 di kabupaten Sidrap,
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan pemilihan pertolongan persalinan.
2. Hubungan antara pendidikan ibu dengan pertolongan
persalinan.
Dari analisa univariat menunjukkan bahwa, responden
yang memiliki pendidikan tinggi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pertolongan persalinan sebesar 25 (55,6%) responden
dan bila dikaitkan dengan pertolongan persalinan, maka
responden yang ditolong oleh nakes sebesar 20 (44,4%) dan 5
(11,1%) responden ditolong oleh non nakes, sehingga dapat
dikatakan bahwa ibu-ibu di wilayah penelitian yang memiliki
pendidikan tinggi, lebih banyak ditolong oleh nakes. Hal ini dapat
dipahami, karena semakin tinggi pendidikan seseorang akan
semakin mudah untuk menerima pesan dari berbagai sumber
informasi, baik berupa penyuluhan yang dilaksanakan saat
berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan maupun dari
berbagai sumber informasi lain seperti media cetak dan media
elektronik.
Menurut WHO (1994) dalam Pantowo (1999), pendidikan
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kemampuan untuk
mengambil keputusan sendiri serta mengemukakan pendapat.
Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang memberikan
latar belakang berupa pelajaran kepada manusia untuk dapat
berfikir secara objektif. Semakin baik pendidikan yang dimiliki
seorang ibu maka pemikirannya akan semakin terbuka sehingga
meningkat pula kemampuan dalam berperilaku memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.
Berdasarkan hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa ada
hubungan bermakana antara pendidikan ibu dengan pertolongan
persalinan. Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik
pula pemahaman ibu tentang informasi penolong persalinan,
sehingga berdampak positif pada tingkat pertolongan persalinan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bhuiya tahun 1995, yang mengatakan bahwa
penerimaan ibu pertolongan persalinan oleh nakes dipengaruhi
oleh pendidikan ibu. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh
Ismail pada tahun 1999, yang memiliki hasil serupa yang
mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan orang tua maka
semakin baik pula cakupan pertolongan persalinan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1) Ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan
pertolongan
persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia tahun 2015
2) Ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan
pertolongan persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Lohia
tahun 2015
B. Saran
1. Untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan utamanya pada
ibu bersalinan, diharapkan pada setiap ibu hamil yang berkunjung
ke pelayanan kesehatan agar mendapatkan informasi sedini
mungkin tentang pentingnya persalinan yang aman dan nyaman.
2. Petugas kesehatan bersama kader posyandu diharapkan lebih
intensif melakukan penyuluhan ke warga dalam memberikan
informasi dan motivasi tentang pentingnya persalinan yang aman
dan nyaman.
3. Dalam menyebarluaskan informasi tentang pentingnya persalinan
yang aman dan nyaman, diharapkan melibatkan semua elemen
masyarakat dan instansi-instansi terkait.
4. Untuk penelitian selanjutnya di harapkan dapat mengembangkan
penelitian ini lebih lanjut dengan cross sectional,case control,
kohort, maupun eksperimen untuk melihat hubungan pengetahuan,
pendidikan dan keberadaan bidan dalam pertolongan persalinan
DAFTAR PUSTAKA
Azrul,Azward. 2005. Tingginya angka kematian ibu bias di atasi di akses 8
april 2008.
Besttable, SB.2002. Perawat sebagai pendidik. Prinsip-prinsip pengajaran
dan pembelajaran. jakarta;
Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman Survei Dukun Bayi Di
Rektorat Pembinaan kesehatan masyarakat Direktorat Bina
Kesehatan Keluarga; Jakarta.
---------. 2010.survei dukun bayi .Direktorat pembinaan kesehatan
masyarakat Direktorat bina kesehatan keluarga ; Jakarta.
--------- RI. 2010.kurikulum latihan dukun. Direktorat pembinaan
kesehatan keluarga ; Jakarta.
--------.2015. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia; Jakarta.
--------.2014. Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Ppofil Dinas Kesehatan.
Heni, Puji. 2012. Etika Profesi Kebidanan, Penerbit Fitramaya;
Yogyakarta.
Ikatan Bidan Indonesia. 2006. 50 Tahun Bidan Menyongsong Masa
Depan. PP IBI.Jakarta.
Ida Bagus Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan , Penyakit Kandungan
Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
Jamiarni, nirmala. 2007. Konsep kebidanan komunitas.; Jakarta
Manuaba. 2010. Morbiditas Dana Melalui Penyesuaian Tarif Kongres
Nasional ; Bandung.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan : Jakarta.
Rineka Cipta Dpkes RI, 2004. Pedoman Pembinaan Tknisi Bidan
di Desa,Dit.Jend. Binkesmas, Depkes RI, Jakarta.
Notoatmodjo. 2003. Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
kesehatan . Yogyakarta;andi offset`
Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi III, Yayasan Bina
Pustaka; Jakarta.
--------. 2011. Ilmu Kebidanan. Edisi III, Yayasan Bina Pustaka; Jakarta.
Lampiran 3
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pertolongan Persalinan
Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Lohia Kabupaten Muna
Periode Januari S/D Mei Tahun 2015
NOInisial
Responden
Pertolongan persalinan
Pengetahuan ibu
Pendidikan ibu
1 Ny. S Nakes Kurang Tinggi2 Ny. R Non nakes Baik Tinggi3 Ny. K Nakes Baik Tinggi4 Ny. R Nakes Baik Tinggi5 Ny. W Nakes Kurang Tinggi6 Ny. P Non nakes Kurang Tinggi7 Ny. L Nakes Baik Rendah8 Ny. K Nakes Kurang Tinggi9 Ny. D Non nakes Kurang Rendah10 Ny. C Non nakes Kurang Rendah11 Ny. S Nakes Kurang Tinggi12 Ny.W Nakes Baik Tinggi13 Ny. O Non nakes Baik Rendah14 Ny. S Nakes Kurang Rendah15 Ny. L Nakes Baik Tinggi16 Ny. W Non nakes Baik Rendah17 Ny.D Nakes Baik Tinggi18 Ny. P Non nakes Baik Rendah19 Ny. S Nakes Baik Rendah
20 Ny. G Non nakes Kurang Tinggi21 Ny. B Nakes Baik Rendah22 Ny. H Nakes Baik Tinggi23 Ny. Y Non nakes Kurang Rendah24 Ny.V Non nakes Kurang Rendah25 Ny.T Nakes Baik Tinggi26 Ny.U Non nakes Kurang Rendah27 Ny.W Nakes Baik Rendah28 Ny. O Nakes Kurang Tinggi29 Ny. G Non nakes Kurang Rendah30 Ny.G Nakes Baik Tinggi31 Ny. P Non nakes Kurang Tinggi32 Ny.O Nakes Kurang Rendah33 Ny. F Nakes Kurang Tinggi34 Ny.C Nakes Kurang Rendah35 Ny. H Nakes Baik Tinggi36 Ny. K Nakes Kurang Rendah37 Ny. L Non nakes Kurang Tinggi38 Ny. M Nakes Kurang Tinggi39 Ny. F Non nakes Kurang Rendah40 Ny. N Nakes Baik Tinggi41 Ny. G Non nakes Kurang Rendah42 Ny.S Nakes Baik Tinggi43 Ny.F Nakes Baik Rendah44 Ny.D Nakes Baik Tinggi45 Ny.M Nakes Baik Tinggi
HASIL UJI CHI-SQUARE
pengetahuan * pertolongan persalinan Crosstabulationpertolongan persalinan
TotalNakesnon nakes
Pengetahuan
Baik Count 19 4 23% within pengetahuan 82.6% 17.4% 100.0%
% within pertolongan persalinan 65.5% 25.0% 51.1%
% of Total 42.2% 8.9% 51.1%kurang Count 10 12 22
% within pengetahuan 45.5% 54.5% 100.0%
% within pertolongan persalinan 34.5% 75.0% 48.9%
% of Total 22.2% 26.7% 48.9%Total Count 29 16 45
% within pengetahuan 64.4% 35.6% 100.0%
% within pertolongan persalinan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.4% 35.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value DfAsymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.774a 1 .009
Continuity Correctionb 5.250 1 .022
Likelihood Ratio 7.004 1 .008Fisher's Exact Test .013 .010
N of Valid Casesb 45a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.82.
pendidikan * pertolongan persalinan Crosstabulationpertolongan persalinan
TotalNakesnon nakes
pendidikan
Tinggi Count 20 5 25% within pendidikan 80.0% 20.0% 100.0%% within pertolongan persalinan 69.0% 31.2% 55.6%
% of Total 44.4% 11.1% 55.6%rendah Count 9 11 20
% within pendidikan 45.0% 55.0% 100.0%% within pertolongan persalinan 31.0% 68.8% 44.4%
% of Total 20.0% 24.5% 44.4%Total Count 29 16 45
% within pendidikan 64.4% 35.6% 100.0%% within pertolongan persalinan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.4% 35.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value DfAsymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.940a 1 .015
Continuity Correctionb 4.511 1 .034
Likelihood Ratio 6.028 1 .014Fisher's Exact Test .027 .017
N of Valid Casesb 45a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.11.
Recommended