View
89.167
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.1 Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU
20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar
Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan
KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam
UU 20/2003 dan PP 19/2005.
BAB II
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sikdiknas). Bandung: Fokusmedia,hlm. 4
1
PEMBAHASAN
A. Kerangka Dasar Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistik,
sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mempengaruhi pemahaman
dan penghayatan peserta didik, dan semua kelompok mata pelajaran sama
pentingnya dalam menentukan kelulusan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran yang diatas akan disajikan
pada tabel dibawah ini.
No Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
1. Agama dan
Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganega-
raan dan
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
2
No Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
Kepribadian dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu
Pengetahuan
dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
3
No Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian
kerja.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri
hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
5. Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
4
No Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan
hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.2
1. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai
dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar
2 E. Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,hlm. 50
5
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan sebagai berikut.
a) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
b) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA
Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
c) Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran.
d) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
e) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
2. Struktur Kurikulum SMP/MTs
Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas
VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan sebagai berikut.
a) Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
6
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
b) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA
Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
c) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
d) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
e) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
3. Struktur Kurikulum SMA/MA
Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X
sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh
seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program
penjurusan yang terdiri atas empat program: (1) Program Ilmu
Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program
Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk MA.
A. Kurikulum SMA/MA Kelas X
1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan
kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
7
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke
dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan.
2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.
B. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII
1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program
IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13
mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Muatan
lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.
C. Beban Belajar
8
Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam
pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing. Beban
belajar yang disajiakan disini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh
program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan
jam pelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan guru. Beban belajar kegiatan tatap muka
per-jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan
sebagai berikut:
a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;
b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;
c. SMA/MA/SMALB/SMK/MAK berlangsung selama 45.
Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu antuk SD/Mi/SDLB:
1) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;
2) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.
9
b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk
SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran.
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk
SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.
D. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun
pelajaran. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu pada dokumen
Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kalender
pendidikan, diantaranya :
1. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ialah pembagian waktu belajar yang efektif dan tidak efektif
untuk pelaksanaan pembelajaran. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah
jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
bisa berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari libur
nasional, dan hari libur khusus.
2. Penetapan Kalender Pendidikan
10
Penetapan permulaan tahun pelajaran biasanya di bulan juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan juni tahun berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau menteri
Agama dalam hal terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah
tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
E. SKL SP dan KMP
1) Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL SP) adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, yang digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran. SKL pada masing-masing jenjang memiliki dasar dan tujuan
yang berbeda, namun berkesinambungan.
2) Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap
tingkat dan/atau semester untuk kelompok mata pelajaran tertentu.
Standar kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas
kelompok-kelompok mata pelajaran:
Agama dan Akhlak Mulia
Kewarganegaraan dan Kepribadian
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Estetika
Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran dikembangkan berdasarkan
tujuan, cakupan, muatan, dan kegiatan setiap kelompok mata pelajaran.
F. SK dan KD
11
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) merupakan arah
dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang
kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan
standar penilaian.
Dalam kaitanya dengan KTSP, Depdiknas telah menyiapkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) berbagai mata pelajaran, untuk
dijadikan acuan oleh para guru dalam mengembangkan KTSP pada satuan
pendidikan masing-masing.
Dengan demikian, tugas utama guru dalam KTSP adalah menjabarkan
menganalisis, mengembangkan indicator, dan menyesuaikan SKKD dengan
karakteristik dan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah, serta
kondisi kebutuhan daerah. Selanjutnya mengemas hasil analisis terhadap
SKKD tersebut kedalam KTSP, yang di dalamnya mencangkup silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
G. Cara Menjabarkan KD ke dalam Indikator Kompetensi
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagi rujukan penyusunan
indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitanya dengan
KTSP, ialah bahwa guru harus mampu menjabarkan kompetensi dasar ke
dalam indikator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman pembelajaran adan
acuan penilaian. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjabarkan KD
kedalam indikator kompetensi ialah diantaranya:
Mengidentifikasi kata-kata untuk indikator kompetensi
Mengembangkan kalimat indikator.
Bab III
12
PENUTUP
Kesimpulan
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan
dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas: 1) KMP Agama dan Akhlak Mulia; 2) KMP
Kewarganegaraan dan Kepribadian; 3) KMP Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4) KMP Estetika; 5) KMP Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam
pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan cirri khas masing-masing. Beban
belajar yang disajiakan disini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh
program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
13
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun
pelajaran.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) merupakan arah
dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang
kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan
standar penilaian.
Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitanya dengan
KTSP, ialah bahwa guru harus mampu menjabarkan kompetensi dasar ke
dalam indikator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman pembelajaran adan
acuan penilaian.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjabarkan KD kedalam
indikator kompetensi ialah diantaranya:
Mengidentifikasi kata-kata untuk indikator kompetensi
Mengembangkan kalimat indikator.
Daftar Pustaka
14
Dokumen Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Dokumen Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Dokumen Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
Dokmen Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006
http://kurikulum tingkat satuan pendidikan.html (15 Maret 2011, 19:30:26)
http://standar kompetensi dan kompetensi dasar.html (15 Maret 2011,
20:16:30)
http://standar kompetensi lulusan satuan pendidikan dan mata pelajaran.html
(15 Maret 2011, 19:59:11)
http://zalva-kapeta.blogspot.com/2009/05/desain-kurikulum-pai.html
http://pengembangan kurilulum-pai sltp. html ( 05 April 2011, 21:56:08 )
Muslich, Masnur, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Mulyasa, E., 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N. 2004, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung
: Remaja Rosda Karya.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sikdiknas). Bandung: Fokusmedia.
15
Recommended