Pedoman upacara bendera

Preview:

Citation preview

PEDOMAN PELAKSANAAN

UPACARA BENDERA DI SEKOLAH

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Disampaikan pada Pelatihan Pembina Pasukan Pengibar Bendera

Tingkat SMP/MTs, SMA/MA dan SMK

Kabupaten Bintan Tahun 2013

Pendahuluan

A. Dasar Pemikiran

Tujuan Pendidikan Nasional

Filosofi Upacara Bendera

B. Landasan Hukum

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (lembaran

Negara tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496)

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/N/2002 tentang

Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar di Sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi

Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan

Kesiswaan

Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11208/C/U/87,

tanggal 31 Oktober 1987, perihal Upacara Bendera.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasara dan Menengah, No. 9680/C1/U/1988,

tanggal 7 Nopember 1988, tentang cara pengucapan Pancasila oleh Pembina Upacara, dan

Peniruan oleh Peserta Upacara

Peraturan Tata Upacara Militer TNI (TUM TNI) Nomor Sekp/292/IX/2004 tanggal 6

September 2004

Maksud, Tujuan dan Sasaran

A. Maksud

Maksud dilaksanakan upacara bendera di sekolah adalah

mengusahakan dan memantapkan pencapaian tujuan Pendidikan

Nasional di Sekolah dalam rangka pemantapan sekolah sebagai

WAWASAN WIYATA MANDALA.

B. Tujuan

Membiasakan bersikap tertib dan disiplin

Membiasakan berpenampilan rapi

Meningkatkan kemampuan memimpin

Membiasakan Kesediaan dipimpin

Membina Kekompakan dan Kerajasama

Menumbuhkan sikap Jasmani yang tegap dan tangkas

Menumbuhkan rasa tanggung jawab

C. Sasaran

• Peserta Didik

• Pendidik dan Tenaga Kependidikan

UNSUR PELAKSANA A. Pejabat Upacara

• Pembina Upacara

• Pemimpin Upacara

• Pengatur Upacara

• Pembawa Acara / Pemandu upacara

B. Petugas Upacara Pembawa Naskah Pancasila

Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945

Pembaca Do’a

Pemimpin Lagu/Dirigen

Kelompok Pengibar/Penurun Bendera

Kelompok Paduan Suara

- Lagu Indonesia Raya

- Lagu Mengheningkan Cipta

- Lagu Wajib Nasional

C. Peserta Upacara • Kepala Sekolah

• Wakil Kepala Sekolah

• Pendidik

• Tenaga Kependidikan

• Peserta Didik

Tugas Pokok Pejabat Upacara

1. Pembina Upacara Pembina upacara adalah pejabat upacara yang menerima

penghormatan tertinggi dari peserta upacara.

a. Mengesahkan rencana acara upacara

b. Menerima laporan pengatur upacara sebelum upacara dimulai

c. Menerima Penghormatan dari peserta upacara

d. Menerima Laporan Pemimpin Upacara

e. Memimpin Mengheningkan cipta

f. Membacakan teks pancasila untuk diikuti oleh peserta upacara

g. Menyampaikan pesan-pesan

h. Penanggungjawab terakhir pelaksanaan upacara.

Pembina Upacara :

a. Kepala Sekolah

b. Wakil Kepala Sekolah

c. Pendidik yang ditunjuk

d. Tokoh Masyarakat

Tugas Pokok Pejabat Upacara

2. Pemimpin Upacara Pemimpin upacara adalah pejabat yang bertugas memimpin

upacara.

Tugas Pokok :

a. Menerima Penghormatan dari pemimpin kelompok peserta upacara;

b. Memimpin Penghormatan dari Peserta Kepada Pembina Upacara;

c. Menyiapkan dan Mengistirahatkan peserta Upacara;

d. Menyampaikan laporan kepada pembina upacara;

e. Bertanggungjawab kepada pembina upacara;

f. Membubarkan peserta upacara.

Pemimpin Upacara :

Peserta Didik yang benar-benar mampu/terpilih dan berasal dari

anggota Paskibra

Tugas Pokok Pejabat Upacara

3. Pengatur Upacara Pengatur upacara adalah pejabat yang bertugas menyiapkan

rencana acara upacara (secara tertulis) serta segala sesuatu yang

berkaitan dengan upacara.

Tugas pokoknya adalah :

a. Mengajukan rencana acara upacara kepada pembina upacara untuk

memperoleh pengesahan

b. Menentukan/menunjuk petugas-petugas upacara

c. Menyiapkan/memeriksa tempat dan perlengkapan upacara

d. Melapor atau memberikan informasi kepada pembina upacara

tentang segala sesuatunya sesaat sebelum upacara dimulai

e. Memeriksa mengatur serta mengendalikan jalannya upacara

f. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pembina

upacara.

Pemimpin Upacara :

Peserta Didik yang benar-benar mampu/terpilih dan berasal dari

anggota Paskibra

Tugas Pokok Pejabat Upacara

4. Pembawa Acara/ Pemandu Acara Pembawa Acara / Pemandu upacara adalah peserta didik di bawah

bimbingan Guru Pembina.

Tugas pokoknya adalah:

a. membaca acara upacara sesuai urutan acara pada saat yang telah

ditentukan

b. mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pengatur

upacara.

Tugas Pokok Petugas Upacara

1. Pembawa Naskah Pancasila a. Membawa naskah Pancasila

b. Menyerahkan naskah Pancasila kepada Pembina Upacara dan menerima kembali

naskah tersebut pada saat yang telah ditentukan

2. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945

adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas membaca teks tersebut pada saat dan

tempat yang telah ditentukan

3. Pembaca doa adalah peserta didik yang ditunjuk, bertugas membaca doa

pada saat dan tempat yang telah ditentukan

4. Pemimpin lagu/dirigen

adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas:

a. Memimpin kelompok paduan suara menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu

Mengheningkan Cipta pada saat dan tempat yang telah ditentukan;

b. Memimpin seluruh peserta upacara/kelompok paduan suara menyanyikan salah

satu lagu wajib nasional pada saat dan tempat yang telah ditentukan;

Tugas Pokok Petugas Upacara

5. Kelompok pengibar/penurun bendera adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas:

a. Menyiapkan bendera

b. Mengibarkan atau menurunkan bendera serta menyimpannya kembali

ke tempat semula

6. Kelompok Paduan Suara

adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas menyanyikan lagu Indonesia

Raya, lagu Mengheningkan Cipta, dan lagu wajib nasional lainnya pada

saat yang telah ditentukan disesuaikan dengan jenis upacara.

Tugas Pokok Peserta Upacara

5. Peserta upacara yaitu peserta yang mengikuti

seluruh rangkaian kegiatan upacara, terdiri

dari 1. Kepala Sekolah

2. Wakil Kepala Sekolah

3. Pendidik

4. Tenaga kependidikan

5. Peserta didik

Dalam upacara Bendera Harus diperhatikan dan dipegangteguh:

KEDISIPLINAN

KETERTIBAN

KEKHIDMATAN

FORMASI

A. Bentuk Barisan

Untuk melaksanakan upacara bendera dipergunakan bentuk-bentuk

formasi barisan sebagai berikut:

1. Bentuk segaris

Bentuk segaris ialah suatu bentuk barisan yang disusun dalam

satu baris dan menghadap ke pusat upacara;

2. Bentuk “U” atau angkare

Bentuk “U” atau angkare ialah satu bentuk barisan yang disusun

dan berbentuk huruf U atau angkare dan menghadap ke pusat

upacara.

Dari kedua bentuk barisan tersebut dapat dipergunakan formasi-formasi

barisan sebagai berikut:

1. Formasi saf bersaf;

2. Formasi saf berbanjar;

3. Formasi banjar bersaf;

4. Formasi banjar berbanjar. Dalam pelaksanaannya bentuk dan formasi barisan tersebut disesuaikan dengan keadaan sekolah dan lapangan

upacara yang tersedia, namun tetap berpedoman pada bentuk dan formasi barisan sesuai dengan ketentuan di

atas.

FORMASI

B. Susunan Barisan

Susunan barisan dapat mengambil bentuk dan formasi sebagai

berikut:

1. Bentuk segaris dengan formasi:

a) Saf bersaf

b) Banjar bersaf.

2. Bentuk U atau Angkare dengan formasi:

a) Saf bersaf

b) Banjar berbanjar.

KELENGKAPAN

A. Sarana

1. Bendera

2. Tiang bendera

3. Tali bendera

4. Naskah-naskah

B. Pakaian

1. Pakaian upacara bendera pada setiap hari Senin/Sabtu

a. Peserta didik mengenakan pakaian seragam sekolah ditambah

dengan topi pet.

b. Tenaga Pendidik dan Kependidikan mengenakan pakaian yang

telah ditentukan oleh daerah/sekolah masing-masing.

2. Pakaian upacara bendera pada hari besar nasional

a. Peserta didik mengenakan pakaian seragam sekolah ditambah

dengan topi pet.

b. Petugas upacara mengenakan pakaian yang telah ditentukan

oleh daerah/sekolah masing-masing.

c. Tenaga Pendidik dan Kependidikan mengenakan pakaian yang

telah ditentukan oleh daerah/sekolah masing-masing.

B.

PELAKSANAAN

Upacara Pengibaran Bendera

dilaksanakan pada setiap hari Senin pagi, sebelum pelajaran

dimulai. Untuk sekolah-sekolah yang melaksanakan kegiatan

belajar mengajar pada pagi dan siang hari (double shif) maka

Upacara Pengibaran Bendera dilaksanakan oleh sekolah yang

masuk pagi.

PELAKSANAAN

Susunan acara pada Upacara Pengibaran Bendera

terdiri dari:

a. Acara persiapan

b. Acara pendahuluan

c. Acara pokok

d. Acara penutup

e. Acara tambahan.

PELAKSANAAN

a. Acara Persiapan

1) Menyiapkan kelengkapan upacara

2) Menyiapkan barisan

3) Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara

1) Pengatur Upacara melapor tentang kesiapan upacara kepada Pembina

Upacara dengan diawali dan diakhiri dengan penghormatan, bunyi

laporan sebagai berikut: “LAPOR, UPACARA BENDERA SIAP

DIMULAI.”

2) Pembina upacara menjawab laporan Pengatur Upacara dengan kata

“LAKSANAKAN”, dan diulang oleh Pengatur Upacara dengan kata

“LAKSANAKAN”.

3) Laporan pelaksanaan dilakukan sebelum Pembina Upacara masuk ke

lapangan upacara.

b. Acara Pendahuluan

PELAKSANAAN

c. Acara Pokok

1) Pembina Upacara memasuki lapangan upacara

2) Penghormatan Umum

3) Laporan Pemimpin Upacara

4) Pengibaran Bendera Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya

5) Mengheningkan Cipta

6) Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

7) Pembacaan Teks Pancasila

8) Pembacaan Teks Janji Peserta didik

9) Amanat Pembina Upacara

10) Menyanyikan Lagu Nasional

11) Pembacaan Doa

12) Laporan Pemimpin Upacara

13) Penghormatan Umum

14) Pembina Upacara meninggalkan Lapangan Upacara

15) Penghormatan kepada Pemimpin Upacara

16) Upacara selesai, barisan dibubarkan

Sebelum acara pokok dimulai, pembawa acara terlebih dahulu memberi pengantar dan membaca urutan acara pokok satu-

persatu.

PELAKSANAAN

Upacara Penurunan Bendera

dilaksanakan setiap hari Sabtu siang, setelah pelajaran selesai.

Untuk sekolah-sekolah yang digunakan pagi dan siang (dua sekolah

menggunakan satu gedung) dilaksanakan oleh sekolah yang masuk siang hari.

PELAKSANAAN

Upacara Penurunan Bendera

dilaksanakan setiap hari Sabtu siang, setelah pelajaran selesai.

Untuk sekolah-sekolah yang digunakan pagi dan siang (dua sekolah

menggunakan satu gedung) dilaksanakan oleh sekolah yang masuk siang hari.

PELAKSANAAN

Pengibaran dan Penurunan Bendera

selain hari Senin dan Sabtu

Pada hari-hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at pengibaran bendera dilakukan sebelum

pelajaran dimulai oleh tiga orang peserta didik dibawah pengawasan seorang guru

pembina. Sedangkan penurunan dilakukan oleh tiga orang peserta didik setelah pelajaran

selesai, bagi sekolah dua shift oleh peserta didik yang masuk sore.

Penyimpanan bendera hendaknya ditempatkan khusus sehingga memudahkan bagi

petugas pagi pada hari esoknya.

PELAKSANAAN

Upacara Bendera Lainnya.

Selain Upacara Bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum pelajaran dimulai

untuk upacara pengibaran bendera, dan setiap Sabtu siang/sore hari untuk upacara penurunan

bendera terdapat upacara lainnya.

1. Upacara Bendera memperingati Hari Besar Nasional.

a. Hari Kartini tanggal 21 April

b. Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei

c. Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei

d. Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus

e. Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober

f. Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober

g. Hari Pahlawan tanggal 10 November

h. Hari Ibu tanggal 22 Desember

Susunan acara dan urutan acara pada prinsipnya sama dengan susunan acara dan urutan

acara pada upacara pengibaran bendera dan upacara penurunan bendera.

Perbedaannya terletak pada urutan acara pada acara pokok.

PELAKSANAAN Urutan acara pokok upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati

hari Besar Nasional ini terdapat pengecualian, yaitu pada upacara pengibaran

bendera dalam rangka memperingati hari Kesaktian Pancasila tanggal 1

Oktober.

Urutan acara dimaksud terdiri dari:

a. Pembina Upacara memasuki lapangan upacara

b. Penghormatan Umum

c. Laporan Pemimpin Upacara

d. Mengheningkan Cipta

e. Pembacaan Teks Pancasila

f. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

g. Pembacaan Ikrar

h. Amanat Pembina Upacara

i. Pembacaan Doa

j. Laporan Pemimpin Upacara

k. Penghormatan Umum

l. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara

m. Upacara selesai, barisan dibubarkan

n. Selanjutnya sama seperti pada upacara pengibaran bendera.

Upacara bendera lainnya tersebut di atas dilaksanakan demikian apabila tidak

ada petunjuk khusus dari pejabat yang berwenang.

PELAKSANAAN

Upacara Bendera di Dalam Ruangan

Upacara Bendera atau Upacara Pengibaran bendera Merah Putih tidak lazim

dilaksanakan di dalam ruangan, oleh sebab itu upacara dalam ruangan bukanlah

upacara bendera. Namun demikian karena kegiatan upacara harus berlangsung

dengan tertib dan disiplin, maka ruangan harus diatur sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Urutan acara dalam upacara tersebut sebagai berikut:

a. Pengantar pembawa acara;

b. Laporan;

c. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya;

d. Mengheningkan Cipta;

e. Acara Pokok;

f. Sambutan/amanat;

g. Do’a;

h. Laporan bahwa upacara selesai;

i. Lain-lain;

j. Penutup.

Pada pelaksanaan upacara dalam ruangan sering ada acara ramah tamah, oleh

sebab itu agar upacara tersebut tetap khidmat maka acara resmi hendaknya

diakhiri/ditutup terlebih dahulu sebelum memasuki acara lain-lain atau ramah

tamah.

PELAKSANAAN

Upacara Bendera Pada Saat Berkabung

a. Pada hari berkabung nasional bendera kebangsaan dikibarkan setengah tiang mulai

saat penerimaan berita tentang adanya hari berkabung pemerintah.

b. Waktu berkibar bendera setengah tiang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

c. Cara pelaksanaannya dapat juga seperti mengibarkan/menurunkan bendera tiap hari.

d. Apabila berita berkabung diterima, sementara bendera kebangsaan berkibar/sedang

berada di atas tiang bendera, petugas memberi hormat lalu membuka ikatan tali dari

tiang bendera. Dengan gerakan serentak petugas bendera secara khidmat sampai

setengah ketinggian tiang, disusul mengikatkan kembali kepada tiang. Setelah selesai

mengambil posisi di depan tiang untuk memberi penghormatan, petugas balik kanan.

Bila berita berkabung diketahui dan bendera belum dikibarkan, seyogyanya

pengibaran bendera setengah tiang dilaksanakan dengan mengadakan upacara.

Langkah-langkah kegiatannya seperti telah ditentukan, apabila bendera telah sampai

puncaknya bersama dengan selesainya lagu dan belum ada aba-aba tegak dari

pemimpin upacara, ditahan sejenak baru kemudian diturunkan kembali secara

khidmat sampai setengah ketinggian tiang bendera.

e. Pada upacara penurunan bendera dalam keadaan berkabung pelaksanaannya seperti

telah ditentukan, petugas penurunan bendera menyerukan ”bendera siap”, lalu

Pembina Upacara memberikan aba-aba hormat bendera dengan disusul penaikan

bendera secara perlahan dan khidmat.

PELAKSANAAN

Pengibaran Bendera Pusaka

Sebagai tambahan, khususnya Pengibaran bendera Pusaka pada setiap tanggal

17 Agustus, memang mempunyai ciri tersendiri. Walaupun peserta upacara

berasal dari berbagai kalangan tetapi memakai Tata Upacara Militer (TUM)

PELAKSANAAN

Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada saat pelaksanaan upacara bendera mungkin saja terjadi gangguan yang dapat mengganggu jalannya upacara

bendera. Gangguan yang mungkin terjadi antara lain:

1. Kerekan Macet

Upacara berjalan terus, setelah selesai baru kerekan dibetulkan.

2. Tali Kerekan Putus

Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera tegak lurus

sampai upacara selesai. Kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk disimpan.

3. Tiang Bendera Rebah

Kelompok pengibar berusaha menegakkan/menangkap tiang bendera. Bila tidak mungkin dipertahankan,

lakukan seperti butir 2 di atas.

4. Bendera Terbalik

a. Apabila pemabenderaan bendera ke tali sudah benar, tetapi merentangkannya salah seperti melintir atau

tangan kanan memegang bendera yang berwarna putih dan tangan kiri memegang bendera yang

berwarna merah, maka cukup menukar pegangannya (membalik bendera).

b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki bendera mulai

dengan melipat bendera sampai merentangkan kembali bendera.

5. Cuaca Buruk dan Hujan

Apabila sebelum dilaksanakan upacara cuaca buruk dan hujan maka upacara penaikan bendera dibatalkan.

Sedangkan apabila pada saat upacara turun hujan, maka upacara dilanjutkan sampai Bendera Merah Putih di

puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.

E V A L U A S I

Untuk mengetahui sejauh mana ketentuan upacara bendera di sekolah

dapat dilaksanakan, perlu diadakan evaluasi. Evaluasi dilaksanakan

oleh kepala sekolah atau guru yang ditunjuk. Hasil evaluasi

digunakan sebagai dasar untuk memberikan petunjuk perbaikan dan

bahan penilaian kegiatan ekstrakurikuler.

Sasaran Penilaian

1. Penilaian perorangan, yaitu penilaian terhadap:

a. Pembina Upacara;

b. Pengatur Upacara;

c. Pembawa Acara;

d. Pemimpin Upacara;

e. Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945;

f. Pembawa Teks Pancasila

g. Pemimpin Lagu/Dirigen;

h. Pembaca Doa.

2. Penilaian kelompok, yaitu penilaian terhadap:

a. Petugas Pengibar/Penurunan Bendera;

b. Kelompok Paduan Suara;

c. Peserta Upacara (kelompok peserta didik dan kelompok guru/karyawan

lainnya)

Aspek yang Dinilai

1. Disiplin.

2. Pelaksanaan tugas/kewajiban.

3. Penampilan.

4. Penjiwaan.

Teknik Penilaian dan Pengolahannya

Penilaian dilakukan pada setiap kali pelaksanaan upacara bendera melalui teknik

pengamatan. Hasil pengamatan dituangkan ke dalam nilai kualitatif dengan skala

nilai kurang, sedang, baik, baik sekali. Untuk memudahkan penghitungan nilai

akhir, maka skala nilai tersebut diberi skor 1, 2, 3, 4.

Penilai cukup membubuhkan tanda check pada kolom yang tersedia,

sebagaimana format terlampir.

Untuk menghitung nilai akhir perorangan/kelompok, yaitu dengan

menjumlahkan angka-angka sesuai dengan skor masing-masing dibagi jumlah

aspek yang dinilai.

PENUTUP

Buku Pedoman Pembinaan Upacara Bendera diharapkan

sekolah dapat melaksanakan upacara bendera.

Pelaksanaan upacara bendera secara baik, akan memberi

pengaruh kepada hasil yang akan dicapai, baik hasil fisik

yaitu ketertiban, kerapian, maupun hasil non fisik yaitu

meningkatkan rasa berbangsa dan bernegara Indonesia.

Recommended