View
293
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Citation preview
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
KINERJA
UU No. 15 Tahun 2004
Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.
Pengertian
Ekonomi meminimalkan biaya perolehan input untuk digunakan dalam proses, dengan tetap menjaga kualitas sejalan dengan prinsip dan praktik administrasi yang sehat dan kebijakan manajemen.
Efisien hubungan yang optimal antara input dan output.
Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara output yang dihasilkan dengan tujuan yang dicapai (outcome). Efektif berarti output yang dihasilkan telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan
mempersiapkan suatu program pemeriksaan sebagai dasar bagi pelaksanaan pemeriksaan sehingga pemeriksaan berjalan efisien dan efektif
Tujuan
Tahapan perencanaanPengidentifikasian Masalah
Penentuan Area Kunci
Penentuan Obyek, Tujuan dan Lingkup Pemeriksaan Kinerja
Penetapan Kriteria
Penyusunan Program Pemeriksaan (P2) dan Program Kerja Perorangan
PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
:Kegiatan Utama
pemahaman atas rencana strategis dan
kebijakan badan tentang pemeriksaan kinerja
pemahaman atas entitas yang akan
diperiksa
Memahami rencana strategis dan kebijakan organisasi
Memperoleh data, informasi, serta latar belakang organisasi,
Mengetahui landasan hukum atas kegiatan organisasi
Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada Memahami tugas-tugas dan kewajiban-
kewajiban yang diemban oleh organisasi
Tujuan
Input Peraturan perundang-undangan terkait. Rencana strategis BPK dan kebijakan Badan
tentang pemeriksaan kinerja. Laporan pemeriksaan sebelumnya. Rencana jangka panjang, rencana kerja dan
anggaran, dan laporan tahunan entitas. Kebijakan entitas dan risalah yang berkaitan
dengan entitas. Struktur organisasi, pedoman sistem, dan
prosedur organisasi (SOP) dan petunjuk operasional.
Input
1. Dapatkan dan pelajari rencana strategis BPK serta kebijakan Badan tentang pemeriksaan kinerja.
2. Pelajari sejarah dan latar belakang entitas
3. Reviu struktur organisasi dan uraian tugas atas entitas
4. Reviu hasil pemeriksaan sebelumnya
5. Analisis dokumen anggaran dari entitas
6. Analisis SOP dari entitas
Langkah - langkah
7. Analisis AD/ART, RJP, dan RKA dari entitas
8. Jika diperlukan, lakukan observasi singkat di lokasi
9. Jika diperlukan, lakukan interviu manajemen
10. Reviu peraturan-peraturan yang mendasari program yang diperiksa, laporan kemajuan program, serta hambatan
11. Identifikasi dan reviu tujuan dan sasaran dari program yang diperiksa, kemudian teliti apakah dalam mencapai tujuan tersebut terdapat tolok ukur, standar, KPI untuk menentukan keberhasilan program tersebut.
Langkah - langkah
12. inventarisasi tolok ukur, standar, atau KPI yang telah diterapkan oleh entitas
13. Teliti kemungkinan adanya hambatan yang dialami entitas dalam melaksanakan kewenangannya
14. Teliti kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh entitas
15. Teliti kemungkinan adanya peraturan atau kebijakan pemerintah yang menghambat pencapaian tujuan entitas
Langkah - langkah
16. Pelajari kemungkinan adanya batasan-batasan berdasarkan peraturan atau kebijakan institusi di atasnya
17. Reviu atas hasil-hasil studi yang telah dilakukan kelompok industri, kelompok _ profesional, dan kelompok-kelompok lain
18. Dapatkan dan inventarisasi isu-isu mutakhir tentang permasalahan yang sedang dihadapi oleh entitas,
19. Buatlah kesimpulan mengenai permasalahan yang berhasil diidentifikasi dalam tahap ini.
Langkah - langkah
Gambaran umum dari kegiatan/program dari entitas yang diperiksa yang antara lain meliputi input, proses, output, dan outcome.
Hasil reviu peraturan perundang-undangan yang meliputi kewenangan, maksud dan tujuan, dan struktur organisasi.
Informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja entitas.
Kesimpulan umum tentang identifikasi masalah.
Output
Setiap langkah pada tahap pengidentifikasian masalah ini harus didokumentasikan dengan baik KKP
Dokumentasi
PENENTUAN AREA KUNCI
Area kunci (key area) adalah area, bidang atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam entitas
Pengertian
Menilai sistem pengendalian pada intenitas.
Menilai adanya peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan.
Menilai adanya risiko kecurangan yang mungkin terjadi
Tujuan
hasil kegiatan pengidentifikasian masalah hasil telaahan pemeriksa tentang kualitas
SPI entitas hasil diskusi dengan
pimpinan/manajemen entitas atau komite audit entitas
hasil diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan meninjau ulang laporan hasil pemeriksaan intern
Input
peraturan dan perundang-undangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap entitas
hasil olahan database entitas yang dikelola oleh BPK.
hasil kajian atau kumpulan informasi yang disediakan oleh unit nonpemeriksa BPK.
hasil kuesioner, wawancara, observasi, dan metodologi pengumpulan data lainnya yang digunakan oleh pemeriksa dalam mengumpulkan data dan informasi dalam tahap perencanaan pemeriksaan ini
Input
mempertimbangkan kualitas pengendalian intern atas entitas/kegiatan/program yang akan diperiksa dengan menggunakan lima komponen SPI.
melakukan penilaian atas pengaruh peraturan perundang-undangan yang signifikan terhadap entitas/kegiatan/program yang akan diperiksa.
mengidentifikasi potensi terjadinya kecurangan.
Petunjuk Penentuan Area Kunci
1. Melakukan pendekatan terhadap lima komponen SPI yang dikemukakan oleh COSO, untuk melakukan perencanaan pemeriksaan, menilai risiko pemeriksaan, mengidentifikasi bukti pemeriksaan dan menilai kualitas sistem pengendalian pada objek audit.
2. Pengaruh peraturan perundang-undangan yang relevan terhadap apa yang hendak diperiksa dalam pemeriksaankinerja perlu diidentifikasi oleh pemeriksa dalam tahapperencanaan pemeriksaan.
Langkah - langkah
3. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari dua kegiatan di atas dan input dari tahap identifikasi masalah, pemeriksa berupaya untuk mengidentifikasi risiko terjadinya kecurangan yang mungkin mempengaruhi hasil pemeriksaan. Informasi yang diperoleh oleh pemeriksa kemudian diidentifikasi sehingga dapat dihasilkan suatu prosedur untuk meyakinkan bahwa kecurangan tersebut akan dapat dideteksi
Langkah - langkah
4. Setelah mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan SPI,pengaruh peraturan perundang-undangan yang signifikan, danpotensi terjadinya kecurangan, kemudian pemeriksa dapatmenentukan beberapa area kunci sebagai bahan usulpemeriksaan yang akan diajukan dalam Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP)
Langkah - langkah
5. Untuk membantu pemeriksa dalam menentukanarea kunci yang akan dipilih menjadi obyek pemeriksaan,pemeriksa dapat menggunakan faktor pemilihan, yaitu:
a) Risiko Manajemen
b) Signifikansi Suatu Program
c) Dampak Audit
d) Auditabilitas
Langkah - langkah
6. Area-area kunci yang telah ditentukan, kemudian diberiurutan prioritas (untuk dipilih atau tidak) berdasarkan hasilanalisis dengan menggunakan faktor pemilihan. Selanjutnya,dengan mempertimbangkan sumber daya pemeriksaan yangada, area kunci dipilih berdasarkan urutan prioritas yangtelah ditetapkan.
Langkah - langkah
Output dari kegiatan penilaian terhadap area kunci ini adalah teridentifikasikannya area-area kunci yang menjadi fokuspemeriksaan. Berdasarkan data dan area kunci yang telah dipilihdan sumber daya pemeriksaan yang ada, satuan kerja (satker)pemeriksa dapat menyusun RKP.
Output
Seluruh pengkajian pemeriksa mengenai tahap penentuan areakunci di tingkat entitas harus didokumentasikan. Tim dapat mengembangkan suatu template yang membantu pendefinisian pengendalian internal dan risiko kecurangan di dalam suatuentitas dalam rangka penentuan area kunci yang terdokumentasisebagai KKP
Dokumentasi
PENENTUAN OBYEK, TUJUAN DAN LINGKUP
PEMERIKSAAN
Tujuan pemeriksaan mengungkapkan apa yang ingin dicapai dari pemeriksaan tersebut
Lingkup pemeriksaan adalah batas pemeriksaan dan harus terkait langsung dengan tujuan pemeriksaan
Objek pemeriksaan adalah program/ kegiatan yang akan diperiksa
Pengertian
membantu dalam mengidentifikasikan masalah-masalah
membantu dalam menyiapkan parameter atau ukuran pembatasan pemeriksaaan
mempermudah dalam mengambil kesimpulan
Tujuan
Output dari Kegiatan Pengidentifikasian Masalah.
Output dari Kegiatan Penentuan Area Kunci
Input
1. Menentukan Obyek Pemeriksaan
2. Menentukan tujuan pemeriksaan
3. Menentukan lingkup pemeriksaan luas sasaran pemeriksaan yang akan
dilakukan permasalahan yang akan diperiksa waktu pemeriksaan
Langkah - langkah
didasarkan informasi dari proses sebelumnya
Lakukan perubahan dalam lingkup pemeriksaan diharuskan
Apabila perintah pemeriksaan menentukan lingkup secara luas, pemeriksa harus merincinya secara lebih khusus
Penentuan Lingkup Audit
Tujuan pemeriksaan tujuan umum dan tujuan khusus
Lingkup pemeriksaan meliputi:○ Area kunci○ Periode waktu yang akan diperiksa.○ Aspek kinerja yang diperiksa
Output
PENETAPAN KRITERIA
PEMERIKSAAN
Standar ukuran harapan mengenai apa yang seharusnya terjadi, praktik terbaik, dan
benchmarks
- SPKN
Pengertian
dasar komunikasi bagi pemeriksa dasar komunikasi dengan entitas
diperiksa menghubungkan tujuan pemeriksaan
dengan program pemeriksaan dasar pengumpulan data dan
penyusunan prosedur pemeriksaan dasar penentuan temuan
Tujuan
output dari tahap sebelumnya standar atau norma yang dikembangkan entitas pendapat ahli kriteria yang digunakan sebelumnya kriteria yang digunakan institusi pemeriksa lain kinerja tahun sebelumnya dokumen perencanaan awal anggaran entitas kinerja entitas lain yang sejenis
Input
Informasi tersebut dapat diperoleh: tenaga ahli laporan pemeriksaan sebelumnya dokumen anggaran laporan kinerja entitas sejenis laporan hasil studi kelayakan yang
disetujui jurnal ilmiah, buku, teks hasil kuesioner, wawancara, observasi
Input
Apakah entitas sudah memiliki kriteria Apakah kriteria telah sesuai karakteristik Pemeriksa dapat mengembangkan
sendiri kriteria Pemeriksa perlu mengkomunikasikan
kriteria yang akan digunakan dengan manajemen entitas
Langkah - langkah
Kelompok kriteria Jenis kriteria Deskripsi ringkas Satuan pengukuran Sumber data Standar ukuran kinerja Tanggapan entitas
Output
PENYUSUNAN PROGRAM PEMERIKSAAN DAN
PROGRAM KERJA PERORANGAN
1. Identifikasi masalah
2. Penentuan area Kunci
3. Penentuan obyek, tujuan & lingkup
Pemeriksaan Kinerja
4. Penetapan Kriteria
5. Penyusunan P2 dan PKP
PerencanaanPemeriksaan
Kinerja
Program Pemeriksaan berisi tujuan pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan untuk mencapai tujuan pemeriksaan
Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan
Syarat Program Pemeriksaan (P2) yang memadai:
Program pemeriksaan yang efektif akan sangat membantu dalam mendapatkan bukti pemeriksaan yang memadai untuk mendukung temuan pemeriksaan. Bukti pemeriksaan mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan pelaksanaan pemeriksaan dan oleh karenanya harus mendapat perhatian pemeriksa sejak tahap perencanaan pemeriksaan sampai dengan akhir proses pemeriksaan
Program pemeriksaan dikatakan memadai jika mampu memenuhi aspek-aspek penting pemeriksaan, disusun berdasar informasi pendukung yang jelas dan cermat, memberikan panduan dalam melaksanakan pengujian secara efektif, membantu dalam pengumpulan bukti yang cukup, dapat diandalkan, dan relevan untuk mendukung opini/pernyataan pendapat dan mencapai tujuan pemeriksaan.
menetapkan hubungan yang jelas antara tujuan pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, dan kemungkinankemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan;
mengidentifikasikan dan mendokumentasikan prosedurprosedur pemeriksaan yang harus dilaksanakan; dan
memudahkan supervisi dan reviu.
Tujuan
1) output dari masing-masing tahap perencanaan pemeriksaan;
2) Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP);
3) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN);
4) Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP); dan
5) pengarahan khusus pimpinan.
Input
Berupa program pemeriksaan yang memuat:
1) dasar pemeriksaan;
2) standar pemeriksaan;
3) organisasi/program/fungsi pelayanan publik yang diperiksa;
4) tahun anggaran yang diperiksa;
5) identitas dan data umum yang diperiksa;
6) alasan pemeriksaan;
7) jenis pemeriksaan;
8) tujuan pemeriksaan;
9) sasaran pemeriksaan;
10) metodologi pemeriksaan;
11) kriteria pemeriksaan;
12) langkah atau prosedur pemeriksaan; dan
13) Program Kerja Perorangan
Output
Berdasarkan program pemeriksaan tersebut Ketua Tim akan membagi langkah-langkah pemeriksaan kepada setiap anggota tim. Anggota tim diharuskan menerjemahkan langkah tersebut ke dalam kegiatan individu yang lebih rinci dan relevan, sesuai dengan batasan dan tanggung jawab yang ditetapkan dalam program pemeriksaan.
Program Kerja Perorangan (PKP) merupakan alokasi kegiatan pemeriksaan yang akan dilaksanakan berdasarkan P2, yang disusun oleh Anggota Tim dan diajukan kepada Ketua Tim untuk direviu dan disetujui oleh Ketua Tim, setelah memperhatikan pertimbangan pengendali teknis.
Manfaat PKP antara lain:1. Untuk memperjelas prosedur atau langkah-langkah pemeriksaan yang harus
dilakukan oleh anggota tim;
2. Untuk memastikan kelengkapan data yang harus diperoleh dalam kurun waktu pemeriksaan;
3. Sebagai dasar Ketua Tim dan Pengendali Teknis untuk memantau pekerjaan lapangan yang dilakukan/tidak dilakukan oleh Anggota Tim;
4. Sebagai batasan tanggung jawab Anggota Tim terhadap hasil pemeriksaan;
5. Sebagai bahan pembelajaran bagi pemeriksa lain yang memeriksa entitas/program/kegiatan sejenis;
6. Sebagai bahan penilaian kinerja individu pemeriksa terkait tugas pemeriksaan.
Lanjutan… Penyusunan Program Kerja Perorangan Sampai dengan saat ini, BPK belum memiliki format
standar dalam menyusun PKP Pemeriksaan Kinerja. Praktik yang dilakukan adalah dengan
menerjemahkan langkah-langkah pemeriksaan ke dalam kegiatan yang spesifik yang harus dilakukan Anggota Tim, seperti kriteria pemeriksaan yang harus diuji, teknik pemerolehan dan pengujian data, sumber bukti yang harus dikunjungi/dianalisa dan waktu pelaksanaannya.
Ilustrasi kondisi tersebut, dapat dilihat dalam format PKP adalah sebagai berikut:
Terima kasih
Recommended