View
892
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Unsur-unsur dari periode ketiga adalah aluminium (Al), silikon (Si), fosfor
(P), dan sulfur (S). Golongan ini memiliki sifat yang berbeda dengan
periode kedua dan keempat.
Konfigurasi elektron dari unsur periode ketiga :
Al [Ne] 3s2 3px1
Si [Ne] 3s2 3px1 3py
1
P [Ne] 3s2 3px1 3py
1 3pz1
S [Ne] 3s2 3px2 3py
1 3pz1
Sifat-
sifat
unsur
periode
ketiga :
1
Unsur Al Si P S
Nomor atom 13 14 15 16
Konfigurasi
elektron
K 2 2 2 2
L 8 8 8 8
M 3 4 5 6
Energi ionisasi
(KJ/mol)578 786 1012 1000
Titik cair, °C 660 1410 44 113
Titik didih, °C 2467 2680 280 445
Strukturkristal
logam
molekul
kovalen
raksasa
Molekul
poliatom
molekul
poliatom
Tingkat oksidasi
tertinggi+3 +4 +5 +6
Afinitas elektron
(KJ/mol)–44 –134 –72 –200
Kelektronegatifan 1,5 1,8 2,1 2,5
Tabel diatas menunjukkan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur periode ketiga. Fakta terpenting yang terdapat pada tabel diatas adalah tingginya titik cair Si dan titik cair P yang relatif rendah.
2. Permasalahan
Penjelasan singkat tentang unsur-unsur logam utama periode ketiga Kegunaan unsur-unsur logam utama periode ketiga Sifat fisika dan kimia unsur-unsur logam utama periode ketiga Cara mendapatkan unsur-unsur logam utama periode ketiga dari alam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelimpahan Unsur di Alam
2
1. Alumunium (Al)
Al adalah unsur ketiga terbanyak di muka bumi setelah O dan Si. Al
ditemukan di bebatuan yang mengandung aluminosilikat (campuran
Al, O, dan Si), korundum (Al2O3), kriolit (Na3AlF6), dan bauksit (Al2O3
. xH2O).
Mineral yang dapat digunakan sebagai sumber komersial Al hanya
bauksit (Al2O3) meskipun jumlahnya melimpah di alam.
2. Silikon (Si)
Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan
komponen utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai
aerolites. Ia juga merupakan komponen tektites, gelas alami yang tidak
diketahui asalnya.
Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan
merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak
ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar sebagai oksida
dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate, flint,
jasper dan opal adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit,
hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mika, dsb merupakan contoh
beberapa mineral silikat.
Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan
karbon di dalam tungku pemanas listrik, dengan menggunakan
elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk
mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan
sebagai bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses
Czochralski biasanya digunakan untuk memproduksi kristal-kristal
silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon super
murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal triklorosilan
ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum float
zone.
3. Fosfor (P)
3
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens
(pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah
disingkirkan). Fosfor ditemukan pada bebatuan fosfat sebagai senyawa
fluorapatit Ca5(PO4)3F, hidrosiapatit Ca5(PO4)3(OH), dan klorapatit
Ca5(PO4)3Cl.
Fosfor diekstraksi dari senyawa fosfat Ca3(PO4)2 melalui metode
reduksi. Ca3(PO4)2 dalam batuan fosfat dipanaskan dengan kokas (C)
dan pasir SiO2 pada suhu 1.400-1.500°C. Fosfor didistilasi dan
terkondensasi di bawah air sebagai P4.
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C P4 + 6CaSiO3 + 10CO
Fosfor yang dihasilkan dapat memiliki beberapa alotropi, dia antaranya
fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
4. Sulfur (S)
Sulfur (S) ditemukan dalam bentuk unsur dan senyawanya. Sebagai
unsur, sulfur terdapat di daerah pegunungan vulkanik dan sebagai
endapan pada kedalaman ≥ 100m di bawah tanah. Endapan ini
kemungkinan terbentuk dari reduksi CaSO4 menjadi unsur S oleh
bakteri. Sebagai senyawa, sulfur terdapat dalam senyawa sulfida
seperti FeS2, PbS, Cu2S, dan H2S dalam gas alam; dan dalam senyawa
sulfat seperti CaSO4 . 2H2O.
B. Produk yang Mengandung Unsur
1. Alumunium
Digunakan dalam konstruksi pesawat, mobil, dan mesin-mesin
lannya.
Karena sifatnya yang mudah menghantarkan panas dengan
tahan karat, Aluminium (Al) banyak digunakan untuk membuat
alat-alat masak
Digunakan dalam bidang arsitektur dan ornamen-ornamen
rumah.
4
1.400-1.500°C
Al(OH)3 digunakan sebagai obat maag untuk mengatasi asam
lambung.
Tawas (K2SO4·Al2(SO4)3·24H2O) digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan
serbuk besi (III) oksida, digunakan untuk mengelas baja
ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
Alumina (Al2O3) untuk industri keramik, gelas, ampelas.
Lapisan pembungkus, aluminium foil, kaleng aluminium.
2. Silikon
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam
bentuknya sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk
membuat bahan bangunana seperti batu bata. Ia juga berguna sebagai
bahan tungku pemanas dan dalam bentuk silikat ia digunakan untuk
membuat enamel (tambalan gigi), pot-pot tanah liat, dsb. Silika sebagai
pasir merupakan bahan utama gelas. Gelas dapat dibuat dalam
berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela,
insulator, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Silikon tetraklorida dapat
digunakan sebagai gelas iridize.
Silikon super murni dapat didoping dengan boron, galium, fosfor dan
arsenik untuk memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor,
sel-sel solar, penyulingan, dan alat-alat solid-state lainnya, yang
digunakan secara ekstensif dalam barang-barang elektronik dan
industri antariksa.
Hydrogenated amorphous silicone memiliki potensial untuk
memproduksi sel-sel murah untuk mengkonversi energi solar ke energi
listrik.
Silikon sangat penting untuk tanaman dan kehidupan binatang.
Diatoms dalam air tawar dan air laut mengekstrasi silika dari air untuk
membentuk dinding-dinding sel. Silika ada dalam abu hasil
5
pembakaran tanaman dan tulang belulang manusia. Silikon bahan
penting pembuatan baja dan silikon karbida digunakan dalam alat laser
untuk memproduksi cahaya koheren dengan panjang gelombang 4560
A.
3. Fosfor
Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar
katode (CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan
pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap
(glow in the dark). Fosfor dapat digunakan untuk pembuatan korek api
setelah dicampur dengan karbon dan belerang. Digunakan militer
sebagai petunjuk menentukan target atau sasaran. Selain di lingkup
militer, fosfor putih ternyata digunakan dalam barang konsumsi yang
kita gunakan sehari-hari, seperti minuman bersoda dan pasta gigi.
Secara luas, fosfor putih dipakai dalam industri untuk membuat asam
fosfat atau bahan kimia lain untuk dijadikan pupuk, bahan pengawet
makanan, dan zat pembersih. Dalam jumlah kecil, zat ini juga
digunakan dalam pestisida dan kembang api. Asam fosfat jenuh,
mengandung 70-75% P2O5, yang merupakan bahan penting dalam
bidang pertanian tembak. Fosfat juga dipakai dalam pembuatan kaca
khusus, seperti yang digunakan dalam lampu sodium. Fosfor penting
untuk otot-otot. Tanpa fosfor didalam tubuh, kita tidak dapat
mengangkat kening atau menggerakkan jari sekalipun. Fosfor
menolong juga dalam memelihara keseimbangan asam basa yang
normal di dalam tubuh dan perlu sekali dalam pembentukan gigi yang
sehat dan tulang yang kuat.
4. Sulfur
Belerang dapat digunakan dalam industri kimia yaitu untuk pembuatan
asam sulfat (H2SO4) yang diperlukan untuk pembuatan pupuk,
penghalusan minyak bahan-bahan kimia berat dan keperluan lain
untuk metalurgi.
Disamping belerang dimanfaatkan dalam industri cat, industri karet,
industri tekstil, industri korek api, bahan peledak, industri ban, pabrik
6
kertas, industri gula yang digunakan dalam proses sulfinasi, industri
rayon, film selulosa, ebonit, cairan sulfida, bahan pengawet kayu.
C. Kecenderungan Sifat Fisis dan Kimia
1. Alumunium
Nomor atom : 13
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 1
Massa Atom relatif : 26,98154
Jari-jari atom : 1,82 Å
Titik Didih : 2467 °C
Titik Lebur : 660 °C
Elektronegatifitas : 1,45
Energi Ionisasi : 577 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 3+
Struktur Atom : Kristal Logam
Wujud : Padat
Reaksi Al dengan udara :
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan.
Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida
yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap
udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika
lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi untuk
menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar dalam
oksigen dengan nyala api, membentuk aluminium (III) oksida
Al2O3.
4Al (s) + 3O2 (l) → 2Al2O3
Reaksi Al dengan air :
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan.
Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida
yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap
7
udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan
air.
Reaksi Al dengan halogen :
Aluminium bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen
seperti iodin (I2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk
aluminium halida menjadi aluminium (III) iodida, aluminium
(III) bromida, aluminium (III) klorida.
2Al (s) + 3I2 (l) → 2Al2I6 (s)
2Al (s) + 3Cl2 (l) → 2Al2Cl3
2Al (s) + 3Br2 (l) → 2Al2Br6
Reaksi Al dengan asam :
Logam aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan
yang mengandung ion Al (III) bersama dengan gas hidrogen.
2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → 2Al3+(aq) + 2SO4
2-(aq) + 3H2(g)
2Al(s) + 6HCl(aq) → 2Al3+(aq) + 6Cl-
(aq) + 3H2(g)
Reaksi Al dengan basa :
Aluminium larut dengan natrium hidroksida.
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O → 2Na+(aq) + 2[Al(OH)4]- + 3H2(g)
Sifat oksida logam Al :
Aluminium oksida merupakan senyawa amfoter. Artinya dapat
bereaksi baik sebagai basa maupun asam.
o Reaksi dengan air
Aluminium oksida tidak dapat bereaksi secara
sederhana dengan air seperti natrium oksida dan
magnesium oksida, dan tidak larut dalam air. Walaupun
masih mengandung ion oksida, tapi terlalu kuat berada
dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.
o Reaksi dengan asam
Aluminium oksida mengandung ion oksida, sehingga
dapat bereaksi dengan asam seperti pada natrium atau
magnesium oksida. Artinya, sebagai contoh, aluminium
oksida akan beraksi dengan asam klorida encer yang
panas menghasilkan larutan aluminium klorida.
8
Dalam hal ini (dan sama dalam reaksi dengan asam
yang lain), aluminium oksida menunjukkan sisi basa
dari sifat amfoternya.
o Reaksi dengan basa
Aluminium oksida juga dapat menunjukkan sifat
asamnya, dapat dilihat dalam reaksi dengan basa seperti
larutan natrium hidroksida.
Berbagai aluminat dapat terbentuk – senyawa dimana
aluminium ditemukan dalam ion negatif. Hal ini
mungkin karena aluminium memiliki kemampuan
untuk membentuk ikatan kovalen dengan oksigen.
Pada contoh natrium, perbedaan elektronegativitas
antara natrium dan oksigen terlalu besar untuk
membentuk ikatan selain ikatan ionik. Tetapi
elektronegativitas meningkat dalam satu periode –
sehingga perbedaan elektronegativitas antara aluminium
dan oksigen lebih kecil. Hal ini menyebabkan
terbentuknya ikatan kovalen diantara keduanya.
Dengan larutan natrium hidroksida pekat yang panas
aluminium oksida bereaksi menghasilkan larutan
natrium tetrahidroksoaluminat yang tidak berwarna.
2. Silikon
Nomor atom : 14
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 2
Massa Atom relatif : 28,0855
Jari-jari atom : 1,46 Å
Titik Didih : 2355 °C
Titik Lebur : 1410 °C
Elektronegatifitas : 1,74
Energi Ionisasi : 787 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 4+
9
Struktur Atom : Kristal Kovalen raksasa
Wujud : Padat
Reaksi Si dengan udara :
Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup
kuat. Dihasilkan silikon dioksida.
Reaksi Si dengan air :
Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk
oksida SiO3, sehingga apabila oksida ini bereaksi dengan air
membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan asam
metasilikat (H2SiO3). Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi
bereaksi dengan basa.
H4SiO4(l) + 4NaOH(l) → Na4SiO4(l) + H2O(l)
Reaksi Si dengan halogen :
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen
membentuk hidrida, dan dengan halogen membentuk halida,
seperti:
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4
Reaksi Si dengan asam :
Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidrofluorat)
tidak bereaksi dengan silikon.
Reaksi Si dengan basa :
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat
membentuk ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya
ikatan tunggal (σ). Karena itu silikon tidak reaktif pada suhu
kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi
dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Sifat oksidator/reduktor Si :
Silikon merupakan reduktor yang lemah sehingga dapat
bereaksi dengan oksidator kuat, misalnya klor dan oksigen.10
3. Fosfor
Nomor atom : 15
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 3
Massa Atom relatif : 30,97376
Jari-jari atom : 1,23 Å
Titik Didih : 280 °C
Titik Lebur : 44 °C
Elektronegatifitas : 2,05
Energi Ionisasi : 1060 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 5+
Struktur Atom : molekul Poliatom
Wujud : Padat
Reaksi P dengan udara :
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar
dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran
fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.
Proporsinya bergantung pada jumlah oksigen yang tersedia.
Dengan oksigen berlebih, produk yang dihasilkan hampir
semuanya berupa fosfor (V) oksida.
Untuk fosfor (III) oksida:
Untuk fosfor (V) oksida:
Reaksi P dengan air :
Fosfor (V) Oksida merupakan senyawa kovalen. Senyawa ini
dapat bereaksi dengan air membentuk asam fosfat. Asam fosfat
merupakan salah satu contoh larutan asam lemah dengan pH
11
berkisar antara 2 hingga 4. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
P4O10(s) + 6 H2O(l) ——> 4 H3PO4(aq)
Reaksi P dengan halogen :
Fosfor (III) Klorida merupakan cairan mudah menguap tidak
berwarna yang dihasilkan saat Fosfor bereaksi dengan gas klor
tanpa pemanasan. Saat jumlah gas klor yang digunakan
berlebih, senyawa ini dapat bereaksi kembali dengan gas klor
berlebih membentuk senyawa Fosfor (V) Klorida, suatu
padatan berwarna kuning.
P4(s) + 6 Cl2(g) ——> 4 PCl3(l)
Saat jumlah gas klor yang digunakan berlebih, akan terjadi
reaksi berikut :
PCl3(l) + Cl2(g) ——> PCl5(s)
Sifat oksidator/reduktor P :
Fosfor selain sebagai reduktor lemah juga merupakan oksidator
lemah sehingga dapat bereaksi dengan reduktor kuat.
4. Sulfur
Nomor atom : 16
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 4
Massa Atom relatif : 32,066
Jari-jari atom : 1,09 Å
Titik Didih : 445 °C
Titik Lebur : 119 °C
Elektronegatifitas : 2,45
Energi Ionisasi : 1000 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 6+
Struktur Atom : molekul poliatom
Wujud : Padat
Reaksi S dengan udara :
12
Padatan belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan
akan menghasilkan gas belerang dioksida (SO2). Oksida ini
dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih
yang dikatalisis oleh vanadium pentaoksida (V2O5) untuk
menghasilkan gas belerang trioksida (SO3).
S(s) + O2(g) ——>SO2(g)
2 SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)
Reaksi S dengan air :
Belerang dioksida dan belerang trioksida mempunyai struktur
molekul kovalen sederhana. Masing-masing dapat bereaksi
dengan air membentuk larutan asam.
SO2(g) + H2O(l) ——> H2SO3(aq)
SO3(g) + H2O(l) ——> H2SO4(aq)
Reaksi S dengan halogen :
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan
bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak
sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
Reaksi S dengan basa :
Oksida nonlogam (di sebelah kanan tabel periodik) memiliki
struktur molekul kovalen sederhana dan bereaksi dengan air
menghasilkan larutan asam. Oksida nonlogam merupakan
oksida asam, yang dapat bereaksi dengan basa membentuk
garam.
SO3(g) + MgO(s) ——> MgSO4(s)
Sifat oksidator/reduktor S :
Belerang dapat mengoksidasi hampir semua logam, misalnya
dengan besi terjadi reaksi sebagai berikut:
Fe(s) + S(s) → FeS(s)
Belerang dapat mengoksidasi air menjadi gas oksigen.
S(s) + 2H2O(l) → 2H2S(aq) + O2(g)
13
D. Manfaat, Dampak, dan Proses Pembuatan Unsur-Unsur dan Senyawa-
Senyawanya Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Alumunium
a. Manfaat
Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan
tahan korosi, sehingga banyak digunakan untuk
peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai
kerangka bangunan.
Pelapis kemasan biskuit, cokelat, dan rokok.
Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnalium)
bersifat kuat dan ringan, hanya digunakan pada
pembuatan pesawat terbang.
Campuran 20% Al, 50% Fe, 20% Ni, dan 10% Co dapat
digunakan sebagai magnet yang sangat kuat.
Tawas (KAl(SO4)), digunakan untuk penjernih air dan
zat anti keringat.
Al(OH)3 digunakan untuk menetralkan asam lambung
yang berlebihan.
Thermit (campuran Al dan Fe2O3) digunakan untuk
mengelas logam.
Aluminium sulfat digunakan pada pewarnaan tekstil.
b. Dampak
Aluminium merupakan logam yang stabil sehingga kaleng atau
pembungkus aluminium yang sudah tidak di gunakan dapat
mencemari lingkungan. Umumnya aluminium di peroleh
melalui proses elektrolisis, dalam proses ini dihasilkan uap
asam fluorida yang dapat menimbulkan kelumpuhan dan
kematian.
c. Proses pembuatan unsur
14
Proses ekstraksi Al yang paling ekonomis adalah proses Hall-
Héroult, yakni proses ekstraksi Al dari bauksit yang
menggunakan metode elektrolisis. Pengolahan alumunium
oksida dari bauksit didasarkan pada sifat amfoter dari oksida
alumunium tersebut. Pengotor utamanya biasanya terdiri atas
SiO2, Fe2O3, dan TiO2.
Tahapan ekstraksi Al dari bauksit:
Bauksit dihancurkan dan Al2O3 dipisahkan dari zat
pengotor lainnya dalam bauksit dengan melarutkannya
dalam NaOH pekat. Campuran ini dipanaskan dalam
tangki bertekanan dan menghasilkan NaAl(OH)4.
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O 2NaAl(OH)4(aq)
Tidak seperti NaAl(OH)4 yang larut dalam air,
kebanyakan zat pengotor tidak larut termasuk besi (III)
oksida, sehingga produk reaksi perlu disaring.
NaAl(OH)4 diencerkan dengan air, atau gas CO2
dilewatkan melalui larutan NaAl(OH)4 untuk
mendapatkan endapan Al(OH)3.
NaAl(OH)4(aq) Al(OH)3(s) + NaOH(aq)
Selanjutnya produk reaksi disaring untuk memperoleh
Al(OH)3 yang kemudian dipanaskan untuk
mendapatkan bubuk Al2O3.
2Al(OH)3(s) Al2O3(s) + 3H2O(g)
Al2O3 kemudian dilarutkan dalam lelehan kriolit
(Na3AlF6) dimana Al2O3 terdisosiasi menjadi Al3+ dan
O2-. Campuran ini dimasukkan ke dalam sel elektrolisis
dimana reaksi elektrolisis berikut terjadi:
15
panas, tekanan
Natrium aluminat
Katode (grafit): Al3+ + 3eˉ Al(l)
Anode (grafit) : 2O2- O2(g) + 4eˉ
Sel : 4Al3 + 6O2- 4Al(l) + 3O2(g)
Lelehan Al yang terbentuk pada katode membentuk
lapisan di dasar sel dan diambil secara berkala.
Jadi, selama elektrolisis, anode terus-menerus
dihabiskan. Untuk memproduksi 1 kg alumunium, rata-
rata dihabiskan 0,44 kg anode karbon.
2. Silikon
a. Manfaat
Penggunaan terpenting silikon murni adalah dalam aloi
aluminium-silikon, sering disebut aloi ringan, untuk
menghasilkan cetakan untuk industri otomotif (ini mewakili
kira-kira 55% dari penggunaan silikon murni sedunia).
Silikon murni juga digunakan untuk menghasilkan silikon ultra
murni bagi penggunaan elektronik dan fotovoltaik, seperti:
semikonduktor, fotonik, LCD.
Silikon dioksida atau silika dalam bentuk pasir dan tanah liat
merupakan bahan untuk membuat semen.
Silika merupakan bahan dasar pembuatan kaca, dengan
beraneka jenis bentuk yang menarik.
Silikon – oksigen merupakan senyawa yang lentur,
mengandung ikatan silikon –oksigen dan silikon-karbon, ia
digunakan secara meluas dalam aplikasi seperti implantasi
organ tubuh bagian luar.
b. Dampak
Di masyarakat, kata silikon bukan lagi hal yang tabu terutama
di bidang kecantikan. Penggunaan silikon khususnya yang cair
16
+
sudah di larang oleh pemerintah sejak tahun 1970. Namun
hingga kini masih saja terjadi penyalahgunaan penyuntikan
untuk tujuan mempercantik bagian tubuh tertentu para wanita.
Hal ini di lakukan karena kurangnya pengetahuan terhadap
silikon itu sendiri. Penyuntikan silikon cair tidak
mengakibatkan kematian, tetapi dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut
terjadi karena silikon cair yang disuntikkan langsung ke dalam
tubuh seperti sifat cairan umumnya akan mencari tempat yang
rendah. Sebagian silikon mungkin berkumpul di tempat- tempat
tertentu sehingga membentuk benjolan.
c. Proses pembuatan unsur
Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering
disebut juga dengan silika ataupun silikon dioksida dengan
kokas (C). Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku
listrik pada suhu 3000 °C. Reaksi yang terjadi adalah:
SiO2(l) + 2C(s) → Si(l) + 2CO2
Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga
diperoleh padatan silikon. Namun silikon yang diperoleh
dengan cara ini belum dalam keadaan murni.
Agar diperoleh silikon dalam bentuk murni diawali dengan
mereaksikan padatan silikon yang diperoleh melalui cara di
atas direaksikan dengan gas klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) + Cl2(g) → SiCl4(g)
Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 °C. Uap yang terbentuk
kemudian dilewatkan melalui sebuah tabung panas berisi gas
H2 atau Mg sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
17
SiCl4(g) + 2Mg(s) → Si(s) + 4MgCl2(g)
Produk reaksi dicuci dengan air panas untuk memperoleh Si.
Si dimurnikan dengan alat zone refining. Di dalam alat ini,
batangan Si dilewatkan secara perlahan melalui alat pemanas.
Pada zona pemanasan, batangan Si tersebut akan meleleh.
Karena zat pengotor lebih mudah larut dalam lelehan
dibanding dalam padatan Si, maka pengotor tersebut akan
berkumpul di dalam lelehan Si. Daerah lelehan yang tidak
murni telah sampai ke ujung, maka ujung ini akan dibiarkan
membentuk padatan sebelum dipotong.
3. Fosfor
a. Manfaat
Dalam beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung
70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan
berbagai produksi tani lainnya. Permintaan untuk pupuk secara
global telah meningkatkan produksi fosfat yang banyak karena
manfaatnya yang baik untuk perkebunan. Fosfor juga
digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan
produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting
sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk
menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan
penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang.
b. Dampak
Menyebabkan eutrofikasi jika unsur ini terlalu banyak
terdapat di air.
Fosfor putih bisa mengakibatkan layar asap kimia yg
dpt membakar kulit hingga ke tulang.
Salah satu penyalahgunaan fosfor yaitu digunakan
sebagai bom. Fosfor yang diaplikasikan sebagai bom
18
yaitu fosfor putih yang diberi nama samaran “Willy
Pete”
Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan
menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming)
fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan
kematian ikan secara massal.
c. Proses pembuatan unsur
Fosfor diekstraksi dari senyawa fosfat Ca3(PO4)2 melalui
metode reduksi. Ca3(PO4)2 dalam batuan fosfat dipanaskan
dengan kokas (C) dan pasir SiO2 pada suhu 1.400-1.500°C.
Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C P4 + 6CaSiO3 + 10CO
Fosfor yang dihasilkan dapat memiliki beberapa alotropi, dia
antaranya fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
4. Sulfur
a. Manfaat
Belerang dioksida (SO2) digunakan sebagai fungisida
(anti jamur), fumiga (anti serangga), dan dalam jumlah
yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet
makanan.
Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3·5H2O)
digunakan dalam proses pencucian film. Senyawa ini
dikenal dengan merk hipo.
Asam sulfat (H2SO4) dipakai sebagai pelarut, pengisi
aki, pembuatan garam sulfat, pembuatan pupuk,
pengolahan minyak, dan pewarnaan tekstil.
b. Dampak
Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-
sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah acid rain atau hujan
asam.
19
1.400-1.500°C
c. Proses pembuatan
i. Proses Frasch
Tiga buah pipa yang konsentris ditanamkan ke dalam
endapan belerang. Air lewat panas (165°C) dan
dibawah tekanan dimasukkan ke dalam terluar, dan oleh
suhu yang setinggi ini belerang menjadi mencair.
Kemudian udara di bawah tekanan ditiupkan melalui
pipa paling dalam. Keadaan ini memaksa belerang cair
ke permukaan melalui pipa tengah. Melalui cara ini
didapatkan belerang dengan tingkat kemurnian 99% .
ii. Proses Claus
Hidrogen sulfida diekstrak dari gas alam dengan cara
penggelembungan gas melalui etanolamin,
HOCH2CH2NH2 suatu pelarut basa organik. Proses
Claus sangat mengurangi pencemaran dari pembakaran
gas alam dan minyak bumi. Berikut adalah reaksi yang
terjadi dalam pembuatan belerang dengan proses Claus:
H2S(g) + O2(g) →SO2(g) + H2O(g)
Ini dapat digunakan secara langsung untuk pembuatan
asam sulfat atau dikonversi lagi menjadi unsur belerang
melalui reaksi dengan H2S. Berikut reaksinya :
SO2(g) + H2O(g) → 3S(l) + 2H2O(l)
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas
Pennsylvania melaporkan pembuatan polimer belerang
nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak
mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki
sifat elektris dan optik yang tidak biasa.Belerang
dengan kemurnian 99.999% sudah tersedia secara
komersial.
20
Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan
pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat.
Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang
amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom
pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri
dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang
saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X
yang normal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Unsur-unsur dari logam utama periode ketiga adalah : natrium
(Na), magnesium (Mg), alumunium (Al), silikon (Si), fosfor (P),
dan sulfur (S).
21
2. Unsur-unsur dari logam utama periode ketiga umumnya dapat
bereaksi dengan udara, air, asam, unsur-unsur halogen membentuk
senyawa.
3. Unsur-unsur dari logam utama periode ketiga di alam tidak
ditemukan dalam bentuk unsur melainkan dalam bentuk
senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa proses yang
digunakan untuk dapat mengisolasi unsur tersebut dari
senyawanya.
4. Unsur-unsur dari logam utama periode ketiga dan senyawanya
memiliki kegunaan masing-masing dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam industri.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/sifat-sifat-unsur-
kimia-percobaan-praktikum.html#ixzz2bLlbVgyb
http://education.jlab.org/itselemental/ele013.html
http://education.jlab.org/itselemental/ele014.html
http://education.jlab.org/itselemental/ele015.html
http://education.jlab.org/itselemental/ele016.html
22
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/silikon/
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/sifat-sifat-unsur-
kimia-percobaan-praktikum.html#ixzz2bMEGUBRD
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/sifat-sifat-unsur-
kimia-percobaan-praktikum.html#ixzz2bMFBrRaF
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/sifat-sifat-unsur-
kimia-percobaan-praktikum.html#ixzz2bMFUJ15l
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/sifat-sifat-unsur-
kimia-percobaan-praktikum.html#ixzz2bMIQkjU4
http://rizalfreestyler.wordpress.com/2010/09/04/makalah-kimia/
http://humanosinalma.wordpress.com/2012/11/06/makalah-unsur-periode-
3/
http://aboutche-mistry.blogspot.com/2012/09/kimia-unsur.html
http://chemwiki.ucdavis.edu/Wikitexts/xTextbook_Maps/
General_Chemistry_Textbooks/Petrucci_10th_edition
http://duniakimiaku.blogspot.com/2009/06/silikon.html
http://chemistry35.blogspot.com/2011/09/unsurunsur-dalam-kehidupan-
sehari-hari.html
LAMPIRAN
1. Alumunium
Bentuk struktur atom
23
Bentuk alami
Contoh produk
24
← penggunaan alumunium sebagai komponen alat elektronik
← penggunaan alumunium sebagai
alat memasak
2. Silikon
Bentuk struktur atom
Bentuk alami
25
← penggunaan alumunium sebagai wadah minuman berkarbonasi
← penggunaan alumunium sebagai wadah makanan
← penggunaan alumunium sebagai pembungkus
← unsur Si memiliki struktur kovalen raksasa
Contoh produk
26
↑ penggunaan silikon sebagai sel fotovoltaik
← penggunaan silikon sebagai implant
← penggunaan silikon sebagai komponen elektronik semikonduktor
3. Fosfor
Bentuk struktur senyawa (P4)
Bentuk alami
Contoh produk
27
← penggunaan fosfor sebagai mainan berpendar (glow in the dark)
← penggunaan fosfor sebagai komponen jam
← penggunaan fosfor sebagai bom asap
4. Sulfur
Bentuk struktur (S8)
Bentuk alami
Contoh produk
28
← penggunaan fosfor sebagai korek api
← salah satu pemandian air panas bersulfur
CURRICULUM VITAE
Nama : RAIHAN RAHAJENG
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 8 Oktober 1996
Alamat : Jl. Beringin Raya III D1 No. 5
Ngaliyan, Semarang
E-mail : raihan_yasaya@yahoo.com
Pendidikan
Pendidikan Formal : SD Nasima (2002-2008)
: SMP Negeri 1 Semarang (2008-2011)
Pendidikan Terakhir : SMA Taruna Nusantara
Curriculum vitae ini dibuat oleh penulis sesuai dengan kenyataan.
Semarang, 12 Agustus 2013
Penulis,
RAIHAN RAHAJENG
29
Recommended