View
678
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
“PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL”
DISUSUN OLEH:
DASRUN (14010101088)MEY SULVIA (14010101096)NURSYAMSI (14010101099)
DOSEN PEMBIMBING: DR. AMBAR SRI LESTARI, M.PD
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURURANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)KENDARI
2015
“PROSEDUR PENGEMBANGAN MODULDAN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB”
DISUSUN OLEH:
DASRUN (14010101088)MEY SULVIA (14010101096)NURSYAMSI (14010101099)
DOSEN PEMBIMBING : DR. AMBAR SRI LESTARI, M.PD
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURURANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan pokok bahasan “PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL DAN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB” dalam rangka untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar para pembaca dapat memperluas khazanah pengetahuan mereka tentang bagaimana cara mengembangkan prosedur pengembangan bahan belajar mandiri (modul) serta mengetahui konsep pembelajaran berbasis web, sehingga bisa langsung diaplikasikan dalam pengembangan bahan belajar secara mandiri dan mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar agar mampu mewujudkan siswa yang berkualitas dalam ilmu pendidikan.
Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Berbagai keterbatasan yang ada, menyebabkan kekurang sempurnaan makalah ini. Oleh karenanya, kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya mendukung penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amiin.
Kendari, 18 November 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN KATA PENGANTA iiDAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Deskripsi SingkatC. Peta KonsepD. Manfaat Tujuan Pembelajaran
3
4556
BAB II
KEGIATAN BELAJAR I
A. SK/KD (Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar).............................
B. Materi Pokok.......................................................................................
C. Uraian materi
2.1. Definisi Prosedur Pengembangan Modul……….………….......
2.2. Komponen-Komponen Modul……….......................................
2.3. Cara Mengembangkan Modul…....
………................................
2.4. Langkah-Langkah Pengembangan
Modul………......................
KEGIATAN BELAJAR 2
a. Tahap Perencanaan…………………………............................
b. Tahap Penulisan…………………………................................
c. Tahap Review, Uji Coba, Revisi…………………………........
d. Tahap Finalisasi dan Percetakan….…......................................
2.5. Definisi Pembelajaran Berbasis
Web..........................................
2.6. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis
Web...............................
2.7. Faktor Pendukung Pembelajaran Berbasis
Web..........................
2.8. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis
Web.......................
2.9. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis
Web...........
D. Rangkuman.........................................................................................
E. Latihan/Tugas....................................................................................
F. Tes Mandiri........
777
781010101112
12121416
171819
BAB III EVALUASIA. Maksud dan Tujuan EvaluasiB. Materi EvaluasiC. Soal Evaluasi
202021iii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap kegiatan pembelajaran pastilah membutuhkan bahan belajar. Bahan belajar yang digunakan adalah kegiatan pembelajaran bentuknya bermacam-macam. Ada bahan belajar yang dikemas dalam bentuk tercetak, dan non cetak. Satu kesatuan modul sering disebut dengan modul. Modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu yang dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu.
Modul ini berisi dua kegiatan belajar atau dua penggalan. Kegiatan belajar 1 membahas tetang konsep dasar modul dan berbagai cara pengembangan modul, dan kegiatan belajar 2 tentang langkah-langkah penulisan modul. Meliputi uraian tentang pra penulis, pengkajian/review, uji coba dan revisi, serta finalisasi dan percetakan. Serta dalam kegiatan belajar 2 ini juga dibahas tentang pembelajaran berbasis web yang dalam konsep pembelajaran banyak menggunakan jaringan internet.
Dalam meningkatkan kualitas kinerja guru yang terkadang masih banyak yang belum mengerti dalam hal menyusun bahan ajar (modul) maupun masih banyak dari tenaga pendidik yang belum mahirdalam menggunakan komputer maupun berhubungan dengan jaringan internet, sehingga penulis mengambil kesimpulan kembali menyusun prosedur pengembangan modul dan pembelajaran berbasis web sehingga setelah membaca atau mempelajari modul ini pembaca atau peserta dapat menjelaskan konsep dasar modul, berbagai cara pengembangan modul dan yang terpenting mampu menjelaskan langkah-langkah penulisan modul dan mampu mengembangkan kreatifitasnya yang berkaitan dengan berbagai jaringan internet, agar pendidik mampu secara profesional meningkatkan kualitas kependidikannya mengembangkan bahan ajar (modul).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan prosedur pengembangan modul ?1. Apa-apa saja yang menjadi komponen-komponen modul ?2. Bagaimana cara pengembangan modul ?3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan modul ?4. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis web ?
4
B. Deskripsi Singkat
a. Menjelaskan prosedur pengembangan modul
b. Menjelaskan komponen-komponen prosedur pengembanban modul
c. Menjelaskan langkah-langkah prosedur pengembangan modul
d. Menjelaskan konsep pembelajaran berbasis web
e. Menjelaskan prinsip-prinsip, serta faktor pendukung pembelajaran berbasis web
f. Menjelaskan fungsi dan manfaat pembelajaran berbasis web
g. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis web.
C. Peta Konsep
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
Komponen-Komponen Prosedur Pengembangan Modul
Cara Pembuatan Modul
Langkah-Langkah Pembuatan Modul
Konsep Prosedur Pengembangan Modul
5
PEMBELAJARANBERBASIS WEB
Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Peinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web
Faktor Pendukung Pembelajaran Berbasis Web
Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Web
D. MANFAAT, TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan modul ini mahasiswa diharapkan agar dapat memahami bagaimana prosedur modul dan bagaimana cara mengembangkan prosedur pengembangan modul serta langkah-langkah pengembangan modul. Mengetahui konsep pembelajaran berbasis web, fungsi, manfaat pembelajaran berbasis web sampai mengetahui keunggulan serta kelemahan dari pembelajaran berbasis web.
1. Menjelaskan prosedur pengembangan modul2. Menjelaskan langkah-langkah prosedur
pengembangan modul3. Menjelaskan konsep pembelajaran berbasis web4. Menjelaskan fungsi dan manfaat pembelajaran
berbasis web.
6
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Siswa dapat meningkatkan sikap dan keterampilannya tentang bagaimana prosedur pengembangan modul.
2. Siswa dapat mengembangkan keterampilannya tentang bagaimana konsep pembelajaran berbasis web.
KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menjelaskankan prosedur, pengertian modul, dan pengembangan modul dan konsep pembelajaran berbasis web
2. Mampu menerapkan langkah-langkah penulisan modul dan menyebutkan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis web
3. Mampu menjelaskan berbagai cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis serta mampu menjelaskan fungsi dan manfaan dari pembelajaran berbasis web
B. MATERI POKOK
1. Prosedur Pengembangan Modul2. Komponen-Komponen Pengembangan Modul3. Cara Pengembangan Modul4. Langkah-Langkah Pengembangan Modul.5. Konsep Pembelajaran Berbasis Web6. Prinsi-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web7. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web8. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Web
BAB IIKEGIATAN BELAJAR 1
C. URAIAN MATERI
KEGIATAN BELAJAR 12.1 Definisi Prosedur Pengembangan Modul
Menurut Amin Widjaja prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (1990:3) prosedur merupakan urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 :538).
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), Modul adalah segala bentuk bahan ajar yang digunakan oleh guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan menurut Panen (2001) mengungkapkan bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran (Andi, 2011:16). Berdasarkan berbagai pengertian diatas tentang prosedur pengembangan modul yang dikemukakan oleh para ahli penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prosedur pengembangan modul yaitu sekumpulan urutan pekerjaan dalam menampung bahan atau materi pembelajaran yang dapat dipergunakan guru atau peserta
7
2.2 Komponen-komponen Modul
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif. Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata PelajaranTinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok
isi mata pelajaran yang mencakup:1) Deskripsi mata pelajaran2) Kegunaaan mata pelajaran3) Kompetensi dasar4) Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)5) Petunjuk Belajar
2. PendahuluanPendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh
karena itu, dalam pendahuluan semestinya memuat hal-hal sebagai berikut :1) Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat2) Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul3) Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan
keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.
4) Relevansi3. Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud. Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalam diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalam sajian materi modul.
a. UraianUraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah.
b. ContohContoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/ mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum,
8
4. LatihanLatihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa
setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan metode. 5. Rambu-rambu Jawaban latihan
Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.6. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran siswa.7. Tes Formatif
Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. 8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut
Kunci jawaban te formatif pada umumnya diletakkan dibagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif kegiatan 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu.
Tindak lanjutDi dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan
yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan tindak lanjutan, seperti; terusmempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80% dalam tes formatif yang lalu, atau mengulangi kembali mempelajari kegiatan belajar tersebut bila hasilnya masih dibawah 80% dari skor maksimal.
9
2.3 Cara Mengembangkan ModulModul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui adaptasi,
kompilasi dan menulis sendiri.1. Adaptasi Modul
Adaptasi modul ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya. Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi:
1) Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari peserta didik; 2) Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari
peserta didik; 3) Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; 4) Daftar Pustaka yang relevan 5) Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari dan topik mana
yang tidak perlu dipelajari.6) Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk menjelaskan topik-topik
yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta membingungkan peserta didik.
2. Kompilasi Modul Kompilasi modul ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang
ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau widiaiswara dengan menggunakan garis-garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya. Prosedur Kompilasi Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar Pustaka di GBPP.
2) Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP
3) Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP
4) Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP 5) Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan 10
3. Menulis Menulis adalah cara pengembangan modul yang paling ideal. Menulis modul memiliki
tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu. Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi dalam penulisan modul. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
a. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang ilmu tertentu atau menguasai dengan baik dalam bidangnya.
b. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai kemampuan menulis c. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan peserta didik dalam Ilmu atau mata
pelajaran tersebut.
Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis dalam penulisan modul. Modul ditulis berdasarkan:
1) Kurikulum , 2) Satuan acara pembelajaran atau SAP, dan 3) garis-garis besar isi modul (GBIM).
Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut; 1) perencanaan, 2) penulisan, 3) review, ujicoba dan revisi, 4) finalisasi dan pencetakan.
Sampai disini anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1 dari modul. Sebelum melangkah pada kegiatan belajar 2, kerjakanlah tugas berikut ini :
Tugas 11. Jelaskan tentang cara-cara pengembangan modul!2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan modul!3. Sebutkan komponen-komponen yang harus dikembangkan dalam penulisan
modul!
11
KEGIATAN BELAJAR 2
2.4. Langkah-langkah Pengembangan Modul.Langkah-langkah pengembangan modul sebagai berikut :
A. Tahap PerencanaanPenulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan sehingga ia benar-benar
mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikan pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan cetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi, dan cakupan materi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan GBIM modul :
a. Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan belajar tersebut?b. Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus yang ingin dicapai?c. Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan?d. Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran tersebut?e. Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan?f. Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang merupakan pendukung
media cetak tersebut?g. Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan terhadap peserta diklat?h. Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi pelajaran atau setiap mata
diklat?i. Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi?
B. Tahap PenulisanSeperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari tahap perencanaan
diharapkan dapat dihasilkan suatu rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau peserta diklat, tujuan umum dan tujuan khusus, materi atau isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian. Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM secara cermat, untuk kemudian 1
TAHAP PERENCANAANPenyusunan Garis Besar Isi Modul (GBIM)
TAHAP PENULISAN- Persiapan Outline/
teman sejawat- Menulis Draf 1- Melengkapi Draf 1
menjadi Draf 2
TAHAP REVIEW/UJI COBA DAN REVISI
- Review ahli dan teman sejawat
- Uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan
TAHAP FINALISASI DAN PERCETAKAN- Pembuatan
naskah modul- Percetakan
1. Mempersiapkan outline/Rancangana. Menentukan topik yang akan dimuatb. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan pembelajaranc. Mempersiapkan outline.
Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline sebuah modul.
Pendahuluan
Kegiatan Belajar 1...(judul) Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram,
latihan
Kegiatan Belajar 2...(judul) Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram,
latihan
Penutup
Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapat membuat rancangan yang berbeda dengan contoh di atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi.2. Penulisan
a. Menulis draft 1 Setelah Anda mempersiapkan outline, langkah berikutnya adalah mencoba menulis
draft 1. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam menulis draft . - Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang umum dipakai, dan menggunakan
bahasa yang akrab seperti menyapa peserta diklat dengan sapaan “Anda”, dan saya bagi penulis?
- Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan retorik secara tepat misalnya pada awal uraian diberikan pertanyaan retorik kemudian Anda menjawabnya dalam uraian berikutnya?
- Apakah Anda telah menghindari penggunaan sebuah kata yang terlalu sering, sementara Anda dapat menggantinya dengan kata lain?
- Apakah Anda telah menggunakan bahasa preciese atau jelas daripada bahasa yang abstrak dan tidak jelas?
- Apakah Anda telah berusaha menggunakan bahasa/kalimat aktif dari kalimat pasif? - Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang cukup jelas, pendek dan sederhana?- Apakah Anda telah menggunakan paragraf secara tepat? - Apakah telah jelas point pembelajaran dalam setiap paragraf? - Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu point pembelajaran dalam setiap
1
Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview tulisan Anda sendiri berdasarkan pertanyaan- pertanyaan di atas.
b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2 Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan coba mereview berdasarkan pertanyaan di
atas, tugas berikutnya adalah melengkapi draft 1 menjadi draft 2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangan dan kelebihan dari tulisan Anda. Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2
- Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi peserta diklat tentang apa yang mereka harapkan dari tulisan Anda?
- Sudahkan Anda menghindari bahasa yang membingungkan?- Apakah semua uraian cukup jelas bagi peserta diklat?- Apakah tata letak, contoh, gambar-gambar dibuat dalam efek yang menarik? - Apakah peserta diklat sudah diarahkan bila mereka harus mendengarkan radio,
menonton program video, atau melakukan praktek? - Apakah Anda telah membuat tes mandiri “self assessment” dengan frekuensi yang
cukup dan relevan terhadap tujuan belajar? - Apakah feedback/umpan balik yang Anda berikan cukup membantu peserta diklat
dalam mencocokkan jawaban mereka? - Apakah Anda telah menetapkan waktu yang realistis bagi peserta diklat dalam
melakukan suatu aktivitas? c. Menulis tes/penilaian hasil belajar peserta diklat
Pengembangan bahan tes atau penilaian pada dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan belajar itu sendiri. Penulis hendaknya mampu memilih metode, teknik dan alat penilaian yang tepat, sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan secara tepat. Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaian dalam proses belajar mandiri, yaitu:
- Untuk membantu peserta diklat dalam memperbaiki kegiatan belajar mereka. - Untuk memberikan laporan tentang apa yang telah mereka pelajari. Penggunaan hasil penilaian yang pertama sering disebut tes formatif karena
dimaksudkan untuk membantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebut tes sumatif karena untuk menginformasikan tentang pencapaian hasil belajar.
LATIHAN !1. Jelaskan langkah-langkah dalam mempersiapkan out- line sebuah modul! 2. Jelaskan langkah-langkah dalam menulis modul! 1
4
C. Tahap Review, Uji Coba dan Revisi1. Review
Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk membaca draft Anda secara cermat dan mintalah kritik dari mereka, biarkan mereka memberikan komentar yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda harapkan menjadi reviewer? Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :
- Ahli materi/ahli bidang studi, - Ahli media/ahli instruksional, - Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan peserta diklat.
2. Uji Coba a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atau tiga peserta diklat sebagai sampel.
Sampel hendaknya dari peserta diklat yang akan mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat tersebut diminta untuk mengerjakan /mempelajari draft modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil re- view ahli materi, ahli media dan teman sejawat. Mintalah mereka untuk mengerjakannya secara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja. Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai. Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belum memberikan semua informasi yang Anda butuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yang lebih ‘‘realistic’’ yang disebut uji coba lapangan “field trials’’.
b. Uji coba lapangan Dalam uji coba ini anda membutuhkan sampel peserta diklat lebih banyak, katakan
20 – 30 orang. Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut. - Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test dalam pelajaran tersebut, baik
sebelum atau sesudah membaca modul Anda. - Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner/ daftar pertanyaan yang meminta
komentar mereka tentang: - Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan belajar tersebut? - Bagaimana mengenai kemudahan/ keterkaitan dan kegunaan bahan belajar tersebut? - Bagaimana yang mereka sukai dan tidak mereka sukai?
- Interview beberapa peserta diklat dan amati bagaimana tanggapan umum mereka terhadap bahan belajar dan bagaimana saran mereka untuk perbaikan bahan belajar tersebut.
3. Revisi Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk perbaikan bahan belajar. Bila
semua informasi atau komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli media dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan belajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahan belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar untuk perbaikan modul, maka kita telah mendapatkan modul
15
D. Finalisasi dan Percetakan Uraian Setelah modul direview, diuji coba dan direvisi maka langkah berikutnya
adalah finalisasi dan pencetakan. Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dan kelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi.
- Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)? - Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap? - Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap? - Apakah penomeran halaman sudah benar?
Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan adalah: - typografi/tata huruf , heading, penomeran halaman dan catatan kaki, layout,
ilustrasi, penggunaan warna. Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil pencetakan dapat
dibaca dengan baik, enak dibaca, memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan umur dan tingkat kemampuan pembaca. Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapat menempuh 2 cara :
1. pencetakan diserahkan ke percetakan,2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan menggunakan desktop Publishing.
Desktop Publishing adalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkan komputer yang mampu untuk mengatur text dan grafik dengan memanipulasi gambar yang tampak dilayar.
TUGAS :1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang mantang?2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul?3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka
perencanaan modul?4. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan uraian
materi?5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangka pemilihan media?6. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan?
1
Menurut Amin Widjaja prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002 :538). Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), Modul adalah segala
bentuk bahan ajar yang digunakan oleh guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu :a. Tinjauan mata pelajaran, b. Pendahuluan, c. Kegiatan belajar, d. Latihan; e. Rambu-rambu jawaban latihan, f. Rangkuman, g. Tes formatif, dan h. Kunci jawaban tes formatif.
Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui :a. Adaptasi Modul, b. Kompilasi Modul dan c. Menulis sendiri.
Langkah-langkah pengembangan modul meliputi :a. Tahap Perencanaanb. Tahap Penulisanc. Tahap Review, Uji Coba dan Revisid. Finalisasi dan Percetakan.
D. Rangkuman
17
2.5 Definisi Pembelajaran Berbasis Web/Website
Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman- halaman situs, yang terangkum dalam sebuah
domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web ( WWW ) di dalam Internet. Web
merupakan kumpulan-kumpulan dokumen yang banyak tersebar di beberapa komputer server yang berada di
seluruh penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan melalui jaringan yang disebut internet. Hampir 80%
layanan internet adalah website.
Faktor utama yang yang membuat website begitu cepat berkembang adalah karena penyebaran informasi
melalui website sangat cepat dan mencakup area yang luas (mendunia), tidak dibatasi oleh jarak dan waktu,
Disamping itu, saat ini juga lagi tren pembuatan website pribadi atau blog.
Perkembangan yang sangat pesat telah membuat dunia baru yang kita sering sebut dengan dunia maya.
Melalui dunia maya kita dapat melakukan aktifitas apa saja layaknya seperti dunia nyata yang kita hadapi sehari-
hari. Misalnya jika kita hendak membeli sesuatu, kita bisa mengakses website ecommerce kemudian melakukan
transaksi jual beli secara online dan barang yang kita beli akan sampai di rumah kita.
Begitu juga halnya, kalau ingin kuliah, kita tinggal mendaftar pada website-website yang menyediakan jasa
e-learning. Proses perkuliahannya dapat dilakukan secara online walaupun dibatasi oleh jarak. Bahkan dengan
adanya website kita bisa memesan tiket pesawat, pesan makanan, transaksi perbankan dan lain sebagainya. Semua
bisa dilayani oleh internet melalui media yang disebut website.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, website juga mengalami
perkembangan yang sangat berarti. Dalam pengelompokan jenis website lebih diarahkan pada fungsi, sifat dan
bahasa pemograman yang digunakan.
Adapun website menurut sifatnya adalah:
a. Website dinamis merupakan website yang menyediakan content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap
saaat. Misalnya website berita, seperti detik.com, kompas.com, dan lain sebagainya.
b. Website statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang diubah. Misalnya, website profil
organisasi.2
Adapun kalau ditinjau dari segi tujuan, maka bisa dibagi menjadi beberapa website atas:
a. Personal web, website yang berisi informasi pribadi seseorang.
b. Corporate web, website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
c. Purtal web, website yang mempunyai banyak layanan. Mulai dari layanan berita, email, dan jasa-jasa yang
lainnya.
d. Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media diskusi.
c. Selain disebut diatas, ada juga website e-Government, e-Banking, e-Payment, dan lain sebagainya.
18
a. Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu pembelajaran yang bisa diakses melalui jaringan internet.
Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan web-based traning (WBT) atau kadang juga disebut web
based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk
sebuah proses pendidikan.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat
disebut sabagai pemeblajaran berbasis web. Yang ditawarkan dalam pembelajaran berbasis web adalah kecepatan
dan tidak terbatasnya pada ruang dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah
dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana. Selama komputer saling terhubung dengan jaringan internet
akan memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mendapatkan informasi.
Cara belajar melalui web syarat utama yang harus dipenuhi yaitu adanya akses dengan sumber informasi
melalui internet. Selanjutnya adanya informasi tentang dimana letak sumber informasi yang ingin kita dapatkan.
Ada beberapa sumber data yang dapat diakses dengan bebas dan gratis, tanpa proses administrasi pengaksesan
yang rumit. Ada beberapa sumber informasi yang hanya diakses oleh pihak yang memang telah diberi otorisasi
pemilik sumber informasi.
Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakkan materi belajar pada web kemudian
diakses melalui komputer, web digunakan bukan hanya sebagai media alternative pengganti kertas untuk
menyimpan berbagai dokumen atau informasi. Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tidak dimiliki
kertas maupun yang lain. Pembelajaran berbasis web itu unik tapi serius. Yang dimaksud serius disini adalah
merancang sampai dengan mengimplementasikan pembelajarn berbasis web tidak semudah yang dibayangkan.
Selain infrastruktur internet, Pembelajaran berbasis web memerlukan sebuah model instruktur yang memang
dirancang khusus untuk keperluan pembelajaran. Model intruksional merupakan komponen vital yang
menentukan keefektifan proses belajar. Adapun model intruksional yang dirancang, interaktivitas antara peserta
didik, guru, pihak pendukung dan materi belajar harus mendapatkan perhatian khusus. Monitoring proses
pembelajaran berbasis web lebih sulit dari pada diruang kelas. Menyediakan bahan ajar online tidak cukup.
Diperlukan sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang mengundang sejumlah (sama banyaknya
dengan kegiatan di ruang kelas) peserta didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar. Satu hal yang perlu
diingat bagaimana teknologi web ini dapat membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini materi belajar perlu
dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda pula.
19
2.6 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web dibangun melalui beberapa prinsip yang berperan dalam menentukan
keberhasilan proses pembelajaran ini pada tahap implementasi. Hal ini membuat pembelajaran berbasis web ini
efektif pada dasarnya bergantung pada pandangan dari pemegang kepentingan. Oleh karena itu sulit menentukan
prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran berbasis web diantaranya:
1. Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan orang lain yang tertarik pada topik yang sama atau
menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Dalam lingkungan belajar, interaksi berarti kapasistas
berbicara baik antar peserta, maupun antara peserta dengan instruktur. Interaksi membedakan antara
pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran berbasis komputer (Computer-Based Instruction). Hal ini
berarti bahwa mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi dengan mesin,
melainkan dengan orang lain (baik peserta maupun tutor) yang kemungkinan tidak berada pada lokasi bahkan
waktu yang sama. Interaksi tidak hanya menyediakan hubungan antar manusia, tetapi menyediakan
keterhubungan isi, dimana setiap orang dapat membantu antara satu dengan yang lainnya untuk memahami isi
materi dengan berkomunikasi. Hal tersebut menciptakan lapisan belajar terdalam yang tidak bisa diciptakan oleh
pengembangan media.
2. Ketergunaan
Ketergantungan yang dimaksud disini adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua
element penting dalam prinsip ketergunaan ini, yaitu konsistensi dan kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana
perkembangan pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana,
sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan
aktivitas belajar lain).
3. Relevansi
Relevansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dibuat sangat
spesifik untuk meningkatkan pemahaman pebelajar dan menghindari bias. Menempatkan konten yang relevan
dalam konteks yang tepat pada waktu yang tepat adalah bentuk seni tersendiri dan sedikit mengembangkan e-
learning yang berhasil melalukan kombinasi ini. Hal ini melibatkan aspek keefektifan desain konten serta
kedinamisan pencarian dan penempatan konten(materi). Jadi prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis web adalah harus adanya interaksi atau komunikasi antar peserta, maupun instruktur dalam lingkungan
belajar yang menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Kemudian harus ada ketergunaan yaitu
bagaimana perkembangan pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan
sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran. Dan juga harus ada
relevansi setiap informasi yang spesifik untuk meningkatkan pemahaman pebelajar dan menghindari bias. Selain
prinsip di atas, pembelajaran berbasis web memerlukan kerja sama banyak orang dalam merefleksikan banyak
kemungkinan skenario desain. Dalam pengajaran ini merupakan bagian penting dari tim pengembangan.
2
Beberapa langkah yang harus diperhatiakn oleh pengajar dalam hal ini, diantaranya:
1. Pengajar harus secara aktif terlibat dengan proses pendidikan dan harus memahami kebutuhan dan
harapan peserta didik.
2. Pengajaran harus berkolaborasi dengan peserta didik untuk mengumpulkan ide-ide mereka tentang apa
yang seharusnya tercakup dalam pelajaran atau kurikulum online
3. Pengajar harus sangat akrab dengan bidang-bidang utama persoalan yang diajarkan agar relevan.
4. Pengajaran harus mempunyai ide yang baik yang menjadi keunggulan setiap pelajaran dalam keseluruhan
perencanaan kurukulum, informasi dan aktivitas keterampilan yang tercakup dalam struktur tertentu.
5. Pengajaran juga akan memehami bagaimana pembelajaran yang layak secara individual. Kapan suatu
pelajaran itu perlu dikembangkan sebagai perubahan keseluruhan kurikulum terhadap arah baru atau
perluasan yang mempertemukan tuntutan baru. Pengajar punya perasaan yang baik tentang pengajaran
individual yang mana perlu dikembangkan, dan dimana yang perlu dimodivikasi dari seluruh kurikulum.
Peserta didik dalam lingkungan akademik online harus dapat berfikir secara kritis, tidak semata-mata
mengingat informasi, melainkan juga dapat menerapkan pengetahuan mereka pada situasi baru. Cara mendesain
kurikulum dan mata pelajaran yang harus merefleksikan kemajuan peserta didik melaui serangkaian kegiatan
yang cermat untuk menciptakan dan mengawasi pengalaman belajar.
Untuk mendidik yang berhasil, peserta didik harus disiapkan pada kegiatan online. Membantu peserta didik
menggunakan teknologi penemuan dalam mata pelajaran online dan sosialisasi peserta didik pada pekerjaan yang
lainnya melaui internet dan komponen penting bagi keberhasilan. Pembelajaran berbasis web yang efektif
meliputi kelas-kelas atau paling tidak modul-modul yang membantu peserta didik yang menyesuaikan diri pada
pendidikan yang memnafaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang elektronik Mata pelajaran
online dapat meningkatkan partisipasi semua peserta didik. Selama proses pembelajaran, misalnya semua peserta
didik didorong untuk berpartisipasi. Setiap orang mempunyai kesempatan menjadi pendengar. Kegiatan ini akan
dirasakan sulit jika belajar di kelas saja. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran tergantung pada keefektifan
peralatan teknis yang digunakannya dalam menampilkan materi pembelajaran. Para peserta didik sering menilai
proses pembelajaran berhubungan dengan kesenangan dirinya dengan peralatan yang digunakannya dan
kemampuan pengajar membantu mereka untuk belajar lebih mudah.
2
2.7 Faktor Pendukung Kelancaran Pembelajaran Berbasis Web
Faktor pendukung kelancaran pembelajaran berbasis web, meliputi:
1. Menikmati penggunaan dengan internet
Pengajar harus menikmati penggunaan internet. Peserta didik sering menggunakan internet, maka pengajar
harus mengikuti trend dalam desain dan informasinya. Pengajar harus merasa nyaman melakukan brosing web
untuk mendapatkan informasi yang tersimpan dalam jutaan situs secara potensial dan database. Pengajar perlu
akrab dengan bermacam-macam search mesines. Pengajar harus harus menjadi peneliti online yang efisien sesuai
yang dicita-citakan, yaitu menjadi seorang desainer informasi yang kompeten yang mengikuti pemakaian inter-
tatap muka dan teknologi pendidikan. Jika pengajar sedang bekerja seperti itu atau melakukan kegiatan secara
online, maka harus menikmati lingkungan kerja tersebut dan dapat mendiskusikan berita-berita dari internet
dengan peserta didik.
2. Pertimbangan-pertimbangan penting dalam perencanaan
Menekankan pentingnya perencanaan yang strategis. Apakah pengajar seorang diri atau kelopok yang
bertanggungjawab untuk perencanaan ini. Pengajar perlu memerlukan pemetaan yang jelas dan visi efektif yang
dijunjung. Downey menyerahkan bahwa penyerahan yang strategis suatu tim terdiri dari teknologi, administrator,
ahli-ahli penyampaian materi, tujuan pemakaian.
3. Mengimplementasikan kurikulum
Setelah kurikulum dan desain website dibuat perencanaannya tahap selanjutnya adalah
mengimplementasikannya. Pengajar harus memahami bagaimana mengoprasikan pembelajaran online dan
membuat alasan mengapa pengajar merancang dengan cara tertentu. Jika pengajar akan mengajar dengan
pembelajaran online, pengajar perlu mempersiapkan dengan baik. Sebelum kelas dimulai, pengajar harus belajar
secara khusus masalah website dan peralatan yang akan pengajar gunakan. Memahami pengetahuan dalam
membuat pembelajaran online yang efektif dapat membantu pengajar, tidak hanya ketika pengajar mengajar di
elas tetapi juga dapat pembelajaran dan bahan-bahan kurikulum berikutnya atau perlunya perbaikan terhadap
website yang dibuat.
2.8 Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web
Kruse menyatakan dalam salah satu tulisannya yang berjudul “using the web for learning” yang dimuat
dalam situs www. elearningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web sering kali memiliki
manfaat yang banyak bagi peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis
web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsur interaktivitas yang tinggi menyebabkan
peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran serta mengurangibiaya-biaya operasional yang biasanya
dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/ biaya transportasi sekolah).
Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran dianggap telah memberikan flexibilitas terhadap
kegiatan pengaksesan materi pembelajaran. Pengantar materi pembelajaran tidak lagi tergantung pada medium
fisik seperti buku pembelajaran cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini terbentuk data digital yang bisa di
decode (diuraikan) melaui perangkat elektronik seperti komputer, smartphone, telepon seluler atau piranti
elektronik lainnya.22
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
Sebagai media pembelajaran pada umunya, pembelajaran berbasis web pun memiliki berbagai kelebihan dan
kekurangan:
1. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web
a. Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari apapun.
b. Pebelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran
berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.
c. Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pebelajar dapat mengakses informasi dari berbagai
sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar.
d. Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.
e. Dapat mendorong pebelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar
f. Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran
g. Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka
butuhkan
h. Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.
2. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
a. Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemndirian dan motivasi pembelajar.
b. Akses untuk mengikuti pembelajaran untuk dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi
pembelajar.
c. Pebelajar dapat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak bisa mengakses informasi, dikarenakan tidak
terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwidth yang cukup.
d. Dibutuhkan panduan bagi pebelajar untuk mencari informasi yang elevan, karena informasi yang
terdapat di dalam web sangat beragam. Dengan menggunkan pembelajaran berbasis web, pebelajar
terkadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dala fasilitas komunikasi.
23
Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman- halaman situs, yang terangkum dalam sebuah
domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web ( WWW ) di dalam Internet.
Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan web-based traning (WBT) atau kadang juga
disebut web based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia
pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.
Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis web meliputi :
a. Interaksi
b. Ketergunaan dan
c. Relevansi
Faktor pendukung kelancaran pembelajaran berbasis web, meliputi:
a. Menikmati penggunaan dengan internet
b. Pertimbangan-pertimbangan penting dalam perencanaan
c. Mengimplementasikan kurikulum
Kelebihan pembelajaran berbasis web antara lain :
a. Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari apapun.
b. Pebelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri karena
pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.
c. Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pebelajar dapat mengakses informasi dari
berbagai sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar.
d. Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk
belajar.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
a. Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemndirian dan motivasi pembelajar.
b. Akses untuk mengikuti pembelajaran untuk dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah
bagi pembelajar.
c. Pebelajar dapat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak bisa mengakses informasi, dikarenakan
tidak terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwidth yang cukup.
d. Dibutuhkan panduan bagi pebelajar untuk mencari informasi yang elevan, karena informasi yang
terdapat di dalam web sangat beragam. Dengan menggunkan pembelajaran berbasis web, pebelajar
terkadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dala fasilitas komunikasi.
Rangkuman -
24
TES FORMATIF
Berilah tanda silang (X) pada pilihan A, B, C dan D sesuai jawaban yang benar.
1. Prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan merupakan definisi menurut ....
A. Amin Widjaja C. Zaki Baridwan
B. Panen D. Sungkono
2. Yang merupakan komponen-komponen modul dibawah ini, kecuali....
A. Tinjauan Mata Pelajaran C. Pendahuluan
B. Petunjuk Belajar D. Kegiatan Belajar
3. Uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non
contoh merupakan pengertian dari....
A. Tinjauan Mata Pelajaran C. Pendahuluan
B. Petunjuk Belajar D. Kegiatan Belajar
4. Cara mengembangkan medul melalui tiga cara yaitu....
A. Adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri C. Menulis sendiri, evaluasi dan peta gambar
B. Adaptasi, overview dan menulis sendiri D. Menulis sendiri, Kompilasi dan evaluasi
5. Langkah-langkah penulisan modul dibawah ini yang benar, kecuali....
A. Perencanaan, penulisan, review, ujicoba dan revisi, finalisasi dan pencetakan.
B. Perencanaan, uji coba, evaluasi dan Percetakan
C. Perencanaan, review, uji coba, dan penulisan
D. Penulisan, percetakan, uji coba dan perencanaan
6. Persiapan Outline/teman sejawat, Menulis Draf 1, Melengkapi Draf 1 menjadi Draf 2, berdasarkan ciri-ciri
diatas merupakan langkah-langkah penulisan modul pada tahapan....
A. Perencanaan C. Penulisan
B. Review uji coba dan revisi D. Finalisasi dan Percetakan
7. Dalam mempersiapkan outline/rancangan dalam penulisan seharusnya mengikuti langkah-langkah berikut,
kecuali....
A. Menentukan topik yang akan dimuat
B. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran
C. Mempersiapkan outline
D. Melakukan observasi mata pelajaran
25
8. Melihat atau meninjau ulang modul sebelum dicetak merupakan pengertian dari....
A. Percetakan C. Finalisasi
B. Review D. Uji Coba
9. Menurut kamu apakah istilah lain dari web .....?
A. Internet C. Modul
B. Intranet D. World Wide Web
10. Yang termaksud faktor pendukung kelancaran pembelajaran berbasis web dibawah ini kecuali,,,,
A. Menikmati penggunaan dengan internet
B. Pertimbangan-pertimbangan penting dalam perencanaan
C. Membaca modul sebelum dicetak
D. Mengimplementasikan kurikulum
26
E. LATIHAN
Setelah membaca materi diatas untuk mengetahui sampai dimana tingkat penguasaan materi yang telah dibahas
diatas, silahkan berlatih soal-soal berikut !
Pentunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat
1. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan uraian materi ?2. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan ?3. Mengapa pembelajaran berbasis web penting untuk diketahui seorang tenaga pendidik
?4. Apakah kelebihan dan kelemahan pembelajaran berbaisi web ?
F. TES MANDIRI
Cocokkan jawaban anda dengan menggunakan kunci jawaban tes formatif yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasan anda terhadap materi kegiatan belajar 1 dan 2.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban kalian yang benar X 100%
10
Ket : Akumulasi tingkat penguasaan terhadap materi pembelajaran :
90% -100% = Baik Sekali
80% -89% = Baik
70% -79% = Cukup Baik
<70% = Kurang
Apabila tingkat penguasaan anda telah mencapai 80% atau lebih , anda dapat meneruskan kegiatan belajar
selanjutnya.Tetapi, apabila nilai tingkat pengusaan anda masih dibawah 80%, maka harus mengulangi kegiatan
belajar 1 maupun kegiatan belajar 2, terlebih bagian yang belum anda kuasai.
27
BAB IV
EVALUASI
A. Maksud dan Tujuan Evaluasi
Sebagaima dalam upaya mengetahuai proses perkembangan pembelajaran seperti yang dimaksud dalam modul
ini, kegiatan evaluasi perlu dilakukan secara berstuktur .
Setelah anda mempelajari seluruh materi dari modul ini, disiapkan contoh instrumen soal dari setiap materi
pembahasan maupun dalam tes formatif tujuannya untuk mengujikan kemampuan anda terhadap materi dalam
modul ini. Adapun maksud dan tujuan kegiatan evaluasi, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk memberikan panduan kepada anda agar memiliki standar isi yang seragam
2. Untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pemahaman anda terhadap materi garis besar yang
dikembangkan dalam modul ini.
3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan materi modul, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan langkah
penyesuaian di masa yang akan datang.
4. Untuk memberikan masukan sebagai dasar perbaikan isi modul, strategi penyampaian, dan pelaksanaan
pembelajaran.
Kegiatan evaluasi diberikan dalam bentuk pengujuian tertulis melalui insrtumen pilihan ganda, dimana
pertanyaan pilihan ganda berjumlah 10 item. Dalam pertanyaan bernilai (skor) 1, sehingga total skor adalah 10.
Kemudian, skor tersebut diolah dalam bentuk nilai 1 sampai 100. Tingkat keberhasilan, pemahaman serta daya
serap Anda terhadapa modul ini ditentukan dan diperoleh skor total dari jawaban yang benar ditentukan dari
perolehan skor total dari jawaban yang benar dengan kriteria pembobotan seperti terurai dibawah ini.
Nilai Predikat
90-100% Baik sekali
80-89% Baik
70-79% Cukup Baik
60-69% Kurang
B. Materi Evaluasi
A. Ruang lingkup materi evaluasi
Materi yang dievaluasikan dalam modul ini meliputi prosedur pengembangan modul, komponen-
komponen modul, cara pembuatan modul serta langkah-langkah pengembangan modul.
B. Aspek evaluasi
a. Aspek penguasaan materi bagi peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
b. Aspek pengembangan sikap dan kreativitas, terutama dalam mempresentasikan materi
pembelajaran.
c. Aspek keikutsertaan dalam berbagai kegiatan dalam kelas.
d. Aspek keterampikan dalam melakukan tugas dan unjuk kerja.
28
C. Soal Evaluasi
1. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan?2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan modul! 3. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan jika Anda menulis modul?4. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan uraian
materi?5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangka pemilihan media?6. Sebutkan berbagai media yang terkait pembelajaran berbasis web?7. Faktor apakah yang mendukung pembelajaran berbasis web !8. Jelaskan secara singkat fungsi dan manfaat pembelajaran berbasis web ?
29
A. Tindakan lanjutan
Bagi anda yang sudah dapat menjawab benar sebanyak 80% atau lebih dari seluruh soal evaluasi, dapat
mengembangkan pemahaman kalian tentang prosedur pengembangan modul. Adapun bagi yang belum
mencapai belajar tuntas 80%, dapat mengulangi belajar dengan memilih materi-materi yang masih dianggap sulit
secara lebih teliti atau dengan diskusi bersama teman maupun dosen kalian.
B. Harapan
Modul ini adalah salah satu bahan ajar mata kuliah Media Pembelajaran. Namun, harus dimengerti pula
bahwa modul ini bukanlah satu-satunya rujukan bagi kalian. Untuk melengkapi pengetahuan anda tentang
berbagai pengetahuan alam tersebut, maka sangat rugi jika tidak menambah referensi dengan banyak membaca
buku-buku tentang Media Pembelajaran ataupun ensiklopedia dan berbagai sumber pembelajaran lainnya.
Semoga modul ini dapat menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan menyenangkan, sehingga proses
pembelejaran bisa berlangsung efektif dan efesien serta tujuan dari proses pembelajaran pun dapat tercapai
dengan baik.
BAB IVPENUTUP
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, In- ternational Extension College, Cambridge.Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis- tance Education Materials, DSE, Bonn.Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials, London:IECLewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational Technology, London.Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Manager)Rowntree, Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UTYuhefizar, Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunkan Content Mangement System Jomla CMS,
(Jakarta : PT Gramedia, 2009)
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK, (Jakarata: Referensi, 2012)
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Pers, 2011)
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung :Alfabeta, 2010)
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
1. A2. B3. D4. A5. A6. C7. D8. C9. D10. C
2
Recommended