View
1.527
Download
13
Category
Preview:
DESCRIPTION
alat dan mesin pertanian
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN TANAMAN
PANGAN
(Acara I)
PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH
Disusun oleh
M. Yuwan Kilmi
131710201007
(TEP – A)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan tanah pada lahan pertanian merupakan kegiatan awal yang
biasanya dilakukan oleh para petani sebelum menanam. Pengolahan tanah pada
lahan pertanian terbagi menjadi dua macam diantaranya pengolahan tanah primer
dan pengolahan lahan sekunder baik itu pada tanah kering atau tegal maupun
tanah sawah yang terjangkau oleh irigasi. Pengolahan tanah primer dilakukan
dengan tujuan untuk membalikkan tanah dengan cara dibajak sedangkan
pengolahan tanah sekunder menggunakan garu yang bertujuan untuk lebih
meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik bagi
pertumbuhan benih maupun tanaman, disamping itu juga tujuan lain dari
pengolahan tanah sekunder ini adalah untuk mengawetkan lengas tanah dan
meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih
menghancurkan sisa-sisa tanaman serta mencampurnya dengan tanah.
Dalam pengolahan tanah baik itu tanah primer maupun tanah sekunder,
pasti tidak akan terlepas dari bantuan berupa alat dan mesin pertanian untuk
memudahkan pekerjaan. Menurut Gultom (2013) Alat mesin pertanian adalah
berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian, dan juga berguna
untuk mempermudah budidaya serta peningkatan kualitas dan kuantitas hasil
pertanian. Alat dan mesin pertanian ini, ada yang secara konvensional artinya
dalam pengolahan tanah masih tradisional yaitu dengan menggunakan tenaga
ternak seperti sapi atau kerbau. Tetapi ada juga yang secara modern yaitu
menggunakan traktor. Traktor merupakan sumber tenaga mekanis yang bersifat
tenaga linier dan tenaga perputaran. Tenaga mekanis ini, merupakan salah satu
penghasil tenaga mekanik yaitu motor bakar.
Peralatan yang digunakan dalam pembajakan adalah berbagai jenis bajak,
yaitu : bajak tanah kering (singkal yang sempit), bajak tanah sawah singkal relatif
lebar, bajak rotary (dapat membajak dan menggaru pada saat yang bersamaan
sekaligus), bajak piringan, bajak singkal sisir (slatted moldboard plow, giant
plow, cangkul, linggis, gancu, dan genjlik).
1.2 Tujuan Praktikum
Berangkat dari latar belakang diatas, maka tujuan dari praktikum ini antara
lain sebagai berikut.
a) Mengetahui fungsi bagian-bagian aktif dan pasif traktor serta kegunaannya
dalam pengolahan tanah primer dan sekunder, untuk memperlancar operasi
lapang.
b) Mengenal berbagai pola pengolahan tanah yang umum dilaksanakan.
c) Memperpanjang umur pakai semua implemen.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan ini adalah untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya penyusun laporan untuk mengerti dan
dapat mengenal lebih dalam tentang berbagai macam alat pengolah tanah baik itu
alat pengolah tanah primer maupun alat pengolah tanah sekunder.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Tanah
Mengolah tanah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah
tanah atau lahan pertanian dengan menggunakan suatu alat pertanian sedemikian
rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur
dan porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah selain
menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk menjamin keseimbangan antara
air, udara, dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan tanah mutlak perlu guna
menciptakan lingkungan yang cukup baik. (Kanisius : 1983).
Pengolahan tanah atau lahan pertanian dibedakan menjadi dua macam
yaitu pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder.
a) Pengolahan Tanah Primer
Pengolahan tanah primer merupakan Kegiatan pengolahan tanah yang
dilakukan dengan cara membalik tanah pertanian dengan kedalaman lebih dari 15
cm sampai dengan 90 cm dan bentuk ukuranya berupa bongkahan yang lebih
besar. Pengolahan tanah biasanya dilakukan dengan menggunakan traktor (yang
sifatnya mekanis) atau menggunakan tenaga ternak seperti kerbau, sapi, dan
lembu (yang sifatnya tradisional atau secara konvensional). Pada saat proses
pengolahan tanah pertama, terdapat beberapa keuntungan yaitu dipotong,
membalik, mengisi udara dalam tanah, menanam atau menisi gulma, pada saat
bajak beroprasi tanah akan terpotong oleh pisau dari bajak, dan kemudian terbalik
sehingga bagian tanah yang dalam akan keluar dan bagian dalamnya terisi udara
dan gulma. Adapun fungsi dari pengolahan tanah pertama yaitu mempersiapkan
pengolahan tanah kedua, bentuk bongkahan tanah tadi akan terurai adanya air
dilahan.
b) Pengolahan Tanah Skunder
Pengolahan tanah skunder atau pengolahan tanah kedua ini dilakukan
setelah pengolahan tanah pertama. Pengolahan tanah kedua ini bertujuan, agar
bogkahan tanah dari pengolahan primer sebelumnya menjadi gembur, rata dan
tekturnya lebih halus. Manfaat lain yang didapatkan adalah lahan menjadi bersih
sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu yang hancur dan bercampur dengan
lapisan tanah.
2.2 Macam – Macam Alat Pengolahan Tanah
Pengolahan lahan pada areal pertanian terbagi menjadi dua macam, yaitu
pengolahan lahan pertama yang bertujuan untuk membalik tanah dan pengolahan
lahan kedua yang bertujuan untuk meratakan tanah setelah mengalami proses
pembalikkan tanah. Alat yang digunakan pun dalam proses pengolahan lahan
sangatlah berbeda antara pengolahan lahan pertama dengan pengolahan lahan
kedua. Berikut beberapa macam alat pengolahan lahan untuk pengolahan lahan
pertama dan pengolahan lahan kedua adalah sebagai berikut.
1) Alat pengolahan lahan pertama
Bajak singkal, dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah.
Bajak piring, Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, tetapi
singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi
untuk memotong dan membalik tanah.
Bajak rotari, bajak yang terdiri dari pisau-pisau berputar. Berbeda dengan
bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari
pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar
karena digerakkan oleh suatu motor.
Bajak chisel, alat ini tidak membalik tanah seperti bajak yang lain. Tetapi
hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai.
Bajak subsoil, alat ini sering digunakan untuk memecah lapisan keras
didalam tanah.
2) Alat pengolahan lahan kedua
Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan
tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu,
selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah
hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan
untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada
tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya
dengan tanah. Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah
kedua adalah : garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth
harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan
khusus (special harrow). Garu piringan (disk harrow), mempunyai ukuran dan
kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini
disebabkan karena pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak
diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama.
Selanjutnya, karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka
dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar
dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu
piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak
piringan.
Garu bergigi paku (spikes tooth harrow) atau biasa disebut sebagai garu
sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu
sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa digunakan
untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan
setelah tanah diolah dengan bajak singkal.Konstruksi garu bergigi paku yang
ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan.
Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang
penempatan yang satu dengan lainnya. Garu bergigi paku digunakan untuk
meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan
untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas
tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.
Garu bergigi per (spring tooth harrow) ini, secara keseluruhan
konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat
dari per atau pegas. Alat ini lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah
dihancurkan dan untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang
cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi
kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya
yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut
akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.
Garu-garu khusus (special harrow), biasanya digunakan untuk mengerjakan
pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan
tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman pengganggu,
menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau
mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak..
Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah
(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah
(soil surgeon).
BAB 3. METODOLGI
2.1 Waktu Dan Tempat
Hari : Jum’at
Tanggal : 16 Mei 2014
Pukul : 13.00 – selesai
Tempat : Laboratorum motor bakar FTP Unej
2.2 Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut ini.
a) Macam – macam alat pengolahan tanah pertama (I)
b) Macam – macam alat pengolahan tanah kedua (II)
2.3 Metode Praktikum
Mengamati semua alat pengolah tanah primer dan sekunder secara
mekanis
Menyebutkan kegunaan dari semua alat pengolah tanah primer dan
sekunder secara mekanis tersebut
Menggambarkannya pada tempat yang telah disediakan
Mulai
Selesai
BAB 4. PEMBAHASAN
3.1 Alat Pengolahan Tanah
Macam – macam alat pengolahan tanah berdasarkan praktikum adalah.
a. Bajak Singkal
Bagian Fungsi
1. Singkal Untuk mengangkat dan membalik tanah
2. Mata Bajak Untuk memotong tanah
3. Penahan Samping
Menjaga keseimbangan bajak
4. Kerangka kuat
Menempelkan bajak
5.Titik Gandeng
Menggandengkan antara bajak dengan traktor
6. HandleUntuk mengatur kedalaman pembajakan
7. LandslideUntuk melindungi kaki agar tidak kena mata bajak
b. Bajak Singkal Rotary
Bagian Fungsi
1. Pisau BajakMemecah tanah saat berputar
2. Titik GandengMenyambung traktor degan implement
3. Batang Tarik Menyambung titik gandeng dan titik tarik
4. Handle Kedalaman Mengatur kedalaman bajak
5. Kerangka Kuat Memperkuat bajak
c. Bajak Singkal 2 Arah
d) Bajak Piringan
1. Titik gandengPenggandeng bajak dengan traktor
2. Batang tarik Menarik bajak
3. Kerangka kuat Tempat menempel bajak
4. Skeapper Membalik tanah
5. Piringan Memotong tanah secara vertical
6. Penahan sampingUntuk meluruskan bajak dan juga sebagai penahan samping
7. Handle Kedalaman
Mengatur kedalaman bajak
8. Roda Mengatur kedalaman bajak
Bagian Fungsi
1. SingkalUntuk membolak balik tanah
2. Handle Perubah Arah
Pengatur arah bajak
3. Handle Kedalaman Pengatur kedalaman bajak
4. Handle Posisi Mengatur posisi bajak
5. Titik gandengPenghubung traktor dengan bajak
6. Panahan SampingUntuk menyeimbangkan dan menahan bajak
7. Batang Tarik Menarik bajak
8. Coulter Membelah tanah
9. LandslideUntuk melindngi kaki agar tidak menyentuh mata bajak
e) Glebek
f) Garu Sisir
3.2 Bajak Chisel
Bajak chisel atau bajak pahat merupakan sebuah bajak yang menyerupai
pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata
1. Titik GandengPenghubung traktor dengan bajak
2. Batang tarik Menarik bajak
3. Kerangka Kuat Tempat menempel bajak
4. PenahanUntuk meluruskan bajak dan juga sebagai penahan samping
5. Mata bajak Memotong tanah
1.titik gandeng Menghubungkan traktor dengan bajak
2.kerangka kuat Memperkuat bajak
3.batang tarik Menarik bajak
4.plat Meratakan tanah
5.pisau bajak Membawa gulma ke tepi
pahat ini terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar. Bar
ini secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) kaku, adalah konstruksi yang berat
Jenis batang ini terbuat dari baja dengan kadar karbon tinggi. Batang ini
mungkin berbentuk lurus mungkin juga berbentuk lengkung.
b) lentur (flexible)
Ukurannya biasanya lebih panjang dan lebih ramping. Terbuat dari baja
yang dicampur dengan nikel. Bekerja seperti aksi dari per. Batang (bar) ini
dipasang pada kerangka yang mana jarak bar yang satu dengan yang lain masing-
masing ±30 cm, dapat juga antara (30 – 60) cm untuk ukuran bajak pahat yang
besar. Bajak pahat ini dapat dipergunakan untuk pembajakan dangkal maupun
dipergunakan untuk pembajakan dalam sampai kedalaman ≥45 cm, tergantung
pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Berdasarkan jenisnya pula, lebar kerja
alat sangat bervariasi tergantung dari sumber daya penarik dan keperluannya.
3.2.1 Gambar Beserta Penjelasan (Fungsi + keterangan)
Gambar 1. Bajak Chisel
Keterangan :
A = Titik gandeng, berfungsi untuk menggandengkan bajak dengan traktor.
B = Batang tarik, berfungsi untuk menarik bajak ketika bajak tersebut di
sambungkan dengan traktor yang sedang berjalan.
C = Kerangka kuat, berfungsi sebagai penguat ketika bajak tersebut
digunakan.
D = Mata bajak, berfungsi sebagai tempat untuk mengolah tanah.
D
C
B
A
3.2.2 Kelebihan Bajak Chisel
Kelebihan dari bajak chisel ini, adalah untuk memecah tanah yang keras
sampai kedalaman sekitar 18 inci. Alat ini dilengkapi dengan 2 buah roda yang
berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Alat ini,
sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai (Daywin et al, 2008 :53).
Adapun kelebihan lain dari bajak chisel adalah untuk memecah tanah yang keras
dan kering, ini biasa dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu;
dipergunakan untuk pengerjaan praktis pada tanah bawah; dipergunakan pada
tanah yang berjerami, dan dipergunakan untuk memotong sisa-sisa perakaran
yang berada dalam tanah; dipergunakan untuk memecah lapisan keras (hardpan)
atau plow sole; untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah, sehingga dapat
mengurangi erosi.
3.2.3 Kekurangan Bajak Chisel
Kekurangan dari bajak chisel sendiri adalah tidak dapat membalik tanah
seperti kebanyakan bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah (Daywin et al,
2008 :53).
3.3 Bajak Raksasa
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan
untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan
menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dapat diangkat keatas
permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.
Gambar 2. Bajak Raksasa
D
C
B
A
Keterangan :
A = Titik gandeng, berfungsi untuk menggandengkan bajak dengan traktor.
B = Batang tarik, berfungsi untuk menarik bajak ketika bajak tersebut di
sambungkan dengan traktor yang sedang berjalan.
C = Kerangka kuat, berfungsi sebagai penguat ketika bajak tersebut
digunakan.
D = Mata bajak, berfungsi sebagai tempat untuk mengolah tanah.
Keuntungan dari bajak raksasa dapat mencangkup lahan yang relatif luas
dalam waktu yang relatif singkat, selain itu bajak dapat menembus tanah relatif
dalam sehingga memudahkan dalam pengolahan tanah, pembalikkan dan
persiapan tanah untuk proses pengolahan tanah selanjutnya.
Kekurangan dari bajak raksasa adalah hanya dapat dilakukan pada lahan
yang sangat luas dan besar karena sulit dilakukan paa lahan yang sempit dan
tenaga yang dibutuhkan untuk menggunakan bajak raksasa ini harus banyak
sehingga hanya akan membuang-buang tenaga.
3.4 Bajak Sederhana Yang Ditarik Oleh ternak
Alat pengolah tanah tradisional, sangatlah bermacam – macam. Mulai dari
cangkul, garpu, parang, pacul ragak, dan lain sebagainya. Sedangkan alat
pengolah yang bersifat tradisional yang biasa ditarik oleh hewan ternak salah
satunya adalah waluku (bajak). Menurut Siregar et al (1990 : 66), waluku secara
garis besar terdiri dari badan waluku dan bagian tajamnya yang disebut singkal.
Dalam penerapannya untuk mengolah tanah, waluku itu memerlukan alat lain
yang disebut pasangan. Pasangan adalah alat perakitan ternak yang ujungnya
dipasang dengan waluku itu sendiri.
3.4.1 Gambar Beserta Penjelasan (Fungsi + keterangan)
EA
B
Gambar 3. Waluku Gambar 4. Pasangan
Keterangan :
A = Titik Gandeng, berfungsi sebagai titik yang dipasang dan digandengkan
dengan pasangan.
B = Batang Tarik, berfungsi untuk menarik bajak tersebut ketika digunakan
untuk membalik tanah.
C = Kerangka Penguat, berfungsi sebagai titik penguat pada waluku
tersebut.
D = Mata Bajak, berfungsi sebagai tempat untuk membalik tanah.
E = Titik gandeng, berfungsi sebagai titik gandeng atau tempat untuk
menyambung ujung waluku.
F = Penahan Samping, berfungsi sebagai tempat untuk menahan bajak
tersebut ketika dipasangkan pada punggung hewan ternak biasanya
juga sebagai tempat untuk mengikatkan tali tersebut pada hewan
ternak.
3.4.2 Kelebihan Bajak Sederhana
Keunggulan dari waluku (bajak) tradisional ini selain untuk membalik
tanah juga dapat meningkatkan hubungan sosial diantara petani seperti ketika
akan meminjam peralatan maupun hewan penarik (kerbau atau sapi) pada petani
lain dan komunikasi saat sedang membajak sawah-sawah mereka yang khas
dengan nyanyian-nyanyian daerah asal mereka. Berbeda dengan bajak modern,
kebiasaan-kebiasaan tersebut pun mulai hilang. Menurut Siregar et al (1990 : 68)
menyatakan bahwasanya bajak jenis tradisional ini atau waluku pembuatannya
sangat sederhana sehingga para petani dapat membuatnya sendiri dan dapat
menghemat pengeluaran biaya.
F
C
D
3.4.3 Kekurangan Bajak Sederhana
Kekurangan dari bajak model tradisional ini, adalah hanyak digunakan
untuk mengolah tanah persawahan irigasi (Siregar et al, 1990 : 67). Karena badan
waluku tersebut terbuat dari kayu waru, mesikupun kayu waru posisi uratnya
(melingkar – lingkar) dan sifatnya tidak mudah patah. Tetapi jika waluku tersebut
digunakan untuk membalikkan tanah yang sifatnya kering dan bebatuan maka
waluku tersebut akan patah juga.
BAB 5. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan diatas, dapat diambil beberapa
kesimpulan diantaranya :
1) Keunggulan dari berbagai macam bajak lebih banyak dibandingkan
kelemahan dari masing – masing bajak tersebut.
2) Bajak chisel dapat disebut juga sebagai bajak pahat, yang memiliki mata
pahat dan terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar.
Bar tersebut bersifat kaku dan lentur.
3) Bajak tradisional sangat bermacam – macam salah satu diantaranya adalah
waluku atau sebutan lain dari bajak tradisional tersebut. Dalam
penggunaannya waluku tersebut menggunakan pasangan untuk dipasangkan
pada punggung hewan ternak.
4.2 Saran
Berdasarkan fakta yang terdapat di lapang, penulis memberikan sebuah
saran yang mungkin dapat bermanfaat. Ketika praktikum, sebaiknya alat pengolah
tanah tersebut dipraktekkan cara kerjanya di lapang sehingga praktikan dapat
lebih mengerti lagi, tentang prinsip kerja alat pengolah tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, S. Tanpa Tahun. Alat Pertanian.
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/R_2358_05_PB/files/res/downloads/
download_0288.pdf. [20 Mei 2014].
Daywin, F. J., Sitompul, R. G., Hidayat, I. 2008. Mesin – Mesin Budidaya
Pertanian Di Lahan Kering. Graha Ilmu : Bogor.
Gultom, R. 2013. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. dikutip pada 17 Mei
2014 di http://tujuhbelasdesember.blogspot.com/2013/05/alat-dan-mesin-
pertanian.html. [13 Mei 2014].
IPB. 2014. Alat Dan Mesin Pengolah Tanah.
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin
%20Budidaya%20Pertanian/Alat%20Pengolahan%20tanah/
index4april.html. [22 Mei 2014].
Kanisius, A.A., 1973. Tanah dan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Siregar, H. R. J., Abu, R., Wahyungsih., Galba, S., Saadah, S. 1990. Teknologi
Pertanian Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhada
Lingkungan Di Cianjur. Depdikbud : Jakarta.
Universitas Sumatera Utara. Tanpa Tahun. Alat Dan Mesin Pengolah Tanah.
http://ocw.usu.ac.id/course/download/313-MESIN -
PERALATAN/tep.202_handout_alat_dan_mesin_pengolahan_tanah.pdf.
[15 Mei 2014].
Recommended