View
1.492
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan pemerintahandaerah, kepala daerah perlu dibantu olehperangkat daerah yang dapat menyelenggarakanseluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakanoleh pemerintahan daerah;
b. bahwa berdasarkan Pasal …. ayat (..) dan ayat (..)Undang-Undang Nomor … Tahun …. tentangPemerintahan Daerah, Susunan dan PengendalianOrganisasi Perangkat Daerah dilakukan denganberpedoman pada peraturan pemerintah;
c. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun2007 tentang Pedoman Organisasi PerangkatDaerah belum cukup memberikan pedoman yangmenyeluruh bagi penyusunan dan pengendalianorganisasi perangkat daerah yang dapat menanganiseluruh urusan pemerintahan, sehingga perludicabut dan dibentuk peraturan pemerintah yangbaru;
DRAFT SESUAI REVISI UU 32/2004
2
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf cperlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentangOrganisasi Perangkat Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor … Tahun …. tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun ……. Nomor ……, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor …...);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG ORGANISASIPERANGKAT DAERAH.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksuddengan:
1. Pemerintah Pusat adalah Presiden RepublikIndonesia yang memegang kekuasaanpemerintahan Negara Republik Indonesia yangdibantu oleh Wakil Presiden dan menteri-menterisebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintahan daerah adalah pemerintah daerahdan DPRD yang menyelenggarakan urusanpemerintahan menurut asas otonomi dan tugaspembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah daerah adalah kepala daerahsebagai unsur pemerintahan daerah yangmemimpin pelaksanaan urusan pemerintahanyang menjadi kewenangan daerah.
3
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yangselanjutnya disingkat DPRD adalah unsurpenyelenggara pemerintahan daerah yangmenjalankan fungsi pembentukan peraturandaerah, pengawasan, dan anggaran.
5. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dankewajiban daerah otonom untuk mengatur danmengurus sendiri urusan pemerintahan dankepentingan masyarakat setempat dalam sistemNegara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerahadalah kesatuan masyarakat hukum yangmempunyai batas-batas wilayah yang berwenangmengatur dan mengurus urusan pemerintahandan kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasimasyarakat dalam sistem Negara KesatuanRepublik Indonesia.
7. Perangkat daerah provinsi adalah organisasipemerintah daerah yang bertugas membantukepala daerah dan DPRD dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah terdiri dari sekretariatdaerah, sekretariat DPRD, dinas, badan, unitpelaksana daerah, dan lembaga lain yangdiamanatkan peraturan perundang-undangan.
8. Perangkat daerah kabupaten/kota adalahorganisasi pemerintah daerah yang bertugasmembantu kepala daerah dan DPRD dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah terdiridari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas,badan, unit pelaksana daerah, kecamatan, danlembaga lain yang diamanatkan peraturanperundang-undangan.
9. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri.
10. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksanatugas teknis pada dinas dan badan.
11. Sekretaris Daerah adalah sekretaris daerahprovinsi dan sekretaris daerah kabupaten/kota.
12.Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.
4
BAB IIPEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
Pasal 2
(1) Pembentukan organisasi perangkat daerahditetapkan dengan peraturan daerah berpedomanpada peraturan pemerintah ini.
(2) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) mengatur pola organisasi perangkatdaerah.
(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai kedudukan,tugas, fungsi, nomenklatur, susunan organisasi,dan tata kerja perangkat daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturangubernur/bupati/walikota.
BAB IIIPERANGKAT DAERAH
Pasal 3
(1) Perangkat Daerah Provinsi, terdiri atas :a. Sekretariat Daerahb. Sekretariat DPRD;c. Dinas;d. Badan;e. unit pelaksana daerah; danf. lembaga lain.
(2) Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, terdiri atas :a. Sekretariat Daerah;b. Sekretariat DPRD;c. Dinas;d. Badane. unit pelaksana daerah;f. kecamatan ; dang. lembaga lain.
5
BAB IVKEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
PERANGKAT DAERAH PROVINSI
Bagian KesatuSekretariat Daerah
Pasal 4
(1) Sekretariat daerah dipimpin oleh sekretarisdaerah yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada gubernur.
(2) Sekretariat daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas dan kewajibanmembantu gubernur dalam menyusun kebijakandan mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuankerja perangkat daerah, melaksanakan tugaspemerintahan lainnya yang tidak terwadahidalam dinas dan badan serta pelayananadministrasi.
(3) Sekretariat daerah dalam melaksanakan tugasdan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat(2) menyelenggarakan fungsi:a. penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;b. pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan
kerja perangkat daerah;c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan pemerintahan daerah;d. pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya
yang tidak terwadahi dalam dinas danbadan;
e. pelayanan administrasi dan aparaturpemerintahan daerah; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehgubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bagian KeduaSekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Pasal 5
(1) Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris DPRDyang dalam melaksanakan tugasnya secarateknis operasional berada di bawah danbertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dansecara administratif bertanggung jawab kepadagubernur melalui sekretaris daerah.
6
(2) Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas menyelenggarakanadministrasi kesekretariatan, administrasikeuangan, mendukung pelaksanaan tugas danfungsi DPRD, menyediakan danmengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukanoleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuaidengan kebutuhan.
(3) Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan
DPRD;b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;c. penyelenggaraan rapat–rapat DPRD; dand. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli
yang diperlukan oleh DPRD.
Bagian KetigaDinas Daerah
Pasal 6
(1) Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas yangberkedudukan di bawah dan bertanggung jawabkepada gubernur melalui sekretaris daerah.
(2) Dinas daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas membantu gubernurmelaksanakan urusan pemerintahan yangdiserahkan kepada daerah.
(3) Dinas daerah dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya;b. penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai
dengan lingkup tugasnya;c. pembinaan penyelenggaraan urusan
pemerintahan sesuai dengan lingkup tugasnya;dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehgubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7
(4) Pada dinas daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dibentuk unit pelaksana teknisdinas untuk melaksanakan kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknis penunjangyang mempunyai wilayah kerja satu ataubeberapa kabupaten/kota.
(5) Pembentukan unit pelaksana teknis dinasditetapkan dengan peraturan gubernur setelahmendapat persetujuan dari menteri.
Pasal 7
(1) Urusan pemerintahan yang berkaitan denganpelayanan dasar, terdiri atas :a. pendidikan;b. kesehatan;c. lingkungan hidup;d. pekerjaan umum;e. ketahanan pangan;f. kependudukan dan pencatatan sipil;g. keluarga berencana;h. sosial;i. tenaga kerja;j. perumahan rakyat;k. ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat (catatan : kaitandengan polisi pamong praja);
l. perlindungan anak.
(2) Urusan pemerintahan yang tidak berkaitandengan pelayanan dasar, terdiri atas :a. penataan ruang;b. pertanahan;c. perhubungan;d. komunikasi dan informatika;e. koperasi, usaha kecil, dan menengah;f. penanaman modal;g. kepemudaan dan olah raga;h. pemberdayaan masyarakat desa;i. pemberdayaan perempuan;j. statistik;k. persandian;l. kebudayaan;m.perpustakaan; dann. kearsipan.o. kelautan dan perikanan;
8
p. pariwisata;q. pertanian;r. kehutanan;s. energi dan sumber daya mineral;t. perdagangan;u. perindustrian;v. transmigrasi; danw. pendapatan daerah.
(3) Masing-masing urusan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) diwadahi dalam bentukdinas.
(4) Penggabungan beberapa urusan dalam satudinas ditetapkan dengan prinsip memilikikesamaan dan/atau kesesuaian fungsi.
(5) Urusan tertentu sebagaimana dimaksud padaayat (2) dapat diwadahi pada sekretariat daerah.
Pasal 8
(1) Dinas daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 dibentuk dalam 3 (tiga) tipe.
(2) Penetapan tipe sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan berdasarkan kriteria dan variabeldengan ketentuan:a. dinas tipe A dibentuk untuk mewadahi urusan
pemerintahan daerah dengan beban kerjayang besar;
b. dinas tipe B dibentuk untuk mewadahi urusanpemerintahan daerah dengan beban kerjayang sedang; dan
c. dinas tipe C dibentuk untuk mewadahi urusanpemerintahan daerah dengan beban kerjayang kecil.
Bagian KeempatBadan Daerah
Pasal 9
(1) Badan daerah dipimpin oleh kepala badan yangberkedudukan di bawah dan bertanggung jawabkepada gubernur melalui sekretaris daerah.
9
(2) Badan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas membantu gubernurmelaksanakan fungsi-fungsi penunjang urusanpemerintahan daerah.
(3) Badan daerah dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup
tugasnya;b. penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang
urusan pemerintahan daerah sesuai denganlingkup tugasnya;
c. pembinaan penyelenggaraan fungsi-fungsipenunjang urusan pemerintahan daerahsesuai dengan lingkup tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehgubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Pada badan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dibentuk unit pelaksana teknisbadan untuk melaksanakan kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknis penunjangyang mempunyai wilayah kerja satu ataubeberapa kabupaten/kota.
(5) Pembentukan unit pelaksana teknis badanditetapkan dengan peraturan gubernur.
(6) Badan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:a. perencanaan;b. pengawasan;c. keuangan;d. kepegawaian;e. penelitian dan pengembangan;f. pendidikan dan pelatihan;g. koordinasi lintas daerah; dang. fungsi lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 10
(1) Badan daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 dibentuk dalam 3 (tiga) tipe.
10
(2) Penetapan tipe sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibentuk dengan ketentuan:a. badan tipe A dibentuk untuk mewadahi
pelaksanaan fungsi dengan beban kerja yangbesar;
b. badan tipe B dibentuk untuk mewadahipelaksanaan fungsi dengan beban kerja yangsedang; dan
c. badan tipe C dibentuk untuk mewadahipelaksanaan fungsi dengan beban kerja yangkecil.
Bagian KelimaUnit Pelaksana Daerah
Pasal 11
(1) Unit pelaksana daerah dipimpin oleh kepala atausebutan lain yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada gubernur melaluisekretaris daerah.
(2) Unit pelaksana daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mempunyai tugas membantugubernur melaksanakan pelayanan tertentukepada masyarakat .
(3) Unit pelaksana daerah dalam melaksanakantugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup
tugasnya;b. penyelenggaraan pelayanan tertentu kepada
masyarakat sesuai dengan lingkup tugasnya;c. pembinaan penyelenggaraan pelayanan
tertentu kepada masyarakat sesuai denganlingkup tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehgubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bagian KeenamLembaga Lain
Pasal 12
(1) Lembaga lain dipimpin oleh kepala atau sebutanlain yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada gubernur melaluisekretaris daerah.
11
(2) Lembaga lain sebagaimana dimaksud pada ayat(1) mempunyai tugas melaksanakan urusanpemerintahan yang diamanatkan dalamperaturan perundang-undangan.
(3) Lembaga lain dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya;b. penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang diamanatkan dalam peraturanperundang-undangan;
c. pembinaan penyelenggaraan urusanpemerintahan yang diamanatkan dalamperaturan perundang-undangan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehgubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Lembaga lain sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat menjadi perangkat daerah yang berdirisendiri atau bagian dari satuan kerja perangkatdaerah sesuai kebutuhan, kemampuankeuangan, potensi dan karakteristik daerah.
BAB VKEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
PERANGKAT DAERAH KABUPATEN/KOTA
Bagian KesatuSekretariat Daerah
Pasal 13
(1) Sekretariat daerah dipimpin oleh sekretarisdaerah yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada bupati/walikota.
(2) Sekretariat daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas dan kewajibanmembantu bupati/walikota dalam menyusunkebijakan dan mengoordinasikan pelaksanaantugas satuan kerja perangkat daerah,melaksanakan tugas pemerintahan lainnyaserta pelayanan administrasi.
12
(3) Sekretariat daerah dalam melaksanakan tugasdan kewajiban sebagaimana dimaksud padaayat (2) menyelenggarakan fungsi:a. penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;b. pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan
kerja perangkat daerah;c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan pemerintahan daerah;d. pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya;e. pelayanan administrasi dan aparatur
pemerintahan daerah; danf. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
bupati/walikota sesuai dengan tugas danfungsinya.
Bagian KeduaSekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Pasal 14
(1) Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris DPRDyang dalam melaksanakan tugasnya secarateknis operasional berada di bawah danbertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dansecara administratif bertanggung jawab kepadabupati/walikota melalui sekretaris daerah.
(2) Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas menyelenggarakanadministrasi kesekretariatan, administrasikeuangan, mendukung pelaksanaan tugas danfungsi DPRD, menyediakan danmengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukanoleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuaidengan kebutuhan.
(3) Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan
DPRD;b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;c. penyelenggaraan rapat–rapat DPRD; dand. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli
yang diperlukan oleh DPRD.
13
Bagian KetigaDinas Daerah
Pasal 15
(1) Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas yangberkedudukan di bawah dan bertanggung jawabkepada bupati/walikota melalui sekretarisdaerah.
(2) Dinas daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas membantubupati/walikota melaksanakan urusanpemerintahan yang diserahkan kepada daerah.
(3) Dinas daerah dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya;b. penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai
dengan lingkup tugasnya;c. pembinaan penyelenggaraan urusan
pemerintahan sesuai dengan lingkup tugasnya;dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehbupati/walikota sesuai dengan tugas danfungsinya.
(4) Pada dinas daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dibentuk unit pelaksana teknisdinas untuk melaksanakan kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknis penunjangyang mempunyai wilayah kerja satu ataubeberapa kecamatan.
(5) Pembentukan unit pelaksana teknis dinasditetapkan dengan peraturan bupati/walikotasetelah mendapat persetujuan dari menteri.
Pasal 16
(1) Urusan pemerintahan yang berkaitan denganpelayanan dasar, terdiri atas :a. pendidikan;b. kesehatan;c. lingkungan hidup;
14
d. pekerjaan umum;e. ketahanan pangan;f. kependudukan dan pencatatan sipil;g. keluarga berencana;h. sosial;i. tenaga kerja;j. perumahan rakyat;k. ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat (catatan : kaitandengan polisi pamong praja);
l. perlindungan anak.
(2) Urusan pemerintahan yang tidak berkaitandengan pelayanan dasar, terdiri atas :a. penataan ruang;b. pertanahan;c. perhubungan;d. komunikasi dan informatika;e. koperasi, usaha kecil, dan menengah;f. penanaman modal;g. kepemudaan dan olah raga;h. pemberdayaan masyarakat desa;i. pemberdayaan perempuan;j. statistik;k. persandian;l. kebudayaan;m.perpustakaan; dann. kearsipan.o. kelautan dan perikanan;p. pariwisata;q. pertanian;r. kehutanan;s. energi dan sumber daya mineral;t. perdagangan;u. perindustrian;v. transmigrasi; danw. pendapatan daerah.
(3) Masing-masing urusan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) diwadahi dalam bentukdinas.
(4) Penggabungan beberapa urusan dalam satudinas ditetapkan dengan prinsip memilikikesamaan dan/atau kesesuaian fungsi.
15
(5) Urusan tertentu sebagaimana dimaksud padaayat (2) dapat diwadahi pada sekretariat daerah.
Pasal 17
(1) Dinas daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 15 dibentuk dalam 3 (tiga) tipe.
(2) Penetapan tipe sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan berdasarkan kriteria danvariabel dengan ketentuan:a. dinas tipe A dibentuk untuk mewadahi urusan
pemerintahan daerah dengan beban kerjayang besar;
b. dinas tipe B dibentuk untuk mewadahi urusanpemerintahan daerah dengan beban kerjayang sedang; dan
c. dinas tipe C dibentuk untuk mewadahi urusanpemerintahan daerah dengan beban kerjayang kecil.
Bagian KeempatBadan Daerah
Pasal 18
(1) Badan daerah dipimpin oleh kepala badan yangberkedudukan di bawah dan bertanggung jawabkepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah.
(2) Badan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) mempunyai tugas membantu bupati/walikotamelaksanakan fungsi-fungsi penunjang urusanpemerintahan daerah.
(3) Badan daerah dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup
tugasnya;b. penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang
urusan pemerintahan daerah sesuai denganlingkup tugasnya;
16
c. pembinaan penyelenggaraan fungsi-fungsipenunjang urusan pemerintahan daerahsesuai dengan lingkup tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehbupati/walikota sesuai dengan tugas danfungsinya.
(4) Pada badan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dibentuk unit pelaksana teknisbadan untuk melaksanakan kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknis penunjangyang mempunyai wilayah kerja satu ataubeberapa kecamatan.
(5) Pembentukan unit pelaksana teknis badanditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
(6) Badan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:a. perencanaan;b. pengawasan;c. keuangan;d. kepegawaian;e. penelitian dan pengembangan;f. pendidikan dan pelatihan; dang. fungsi lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 19
(1) Badan daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 18 dibentuk dalam 3 (tiga) tipe.
(2) Penetapan tipe sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibentuk dengan ketentuan:a. badan tipe A dibentuk untuk mewadahi
pelaksanaan fungsi dengan beban kerja yangbesar;
b. badan tipe B dibentuk untuk mewadahipelaksanaan fungsi dengan beban kerja yangsedang; dan
c. badan tipe C dibentuk untuk mewadahipelaksanaan fungsi dengan beban kerja yangkecil.
17
Bagian KelimaUnit Pelaksana Daerah
Pasal 20
(1) Unit pelaksana daerah dipimpin oleh kepala atausebutan lain yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada bupati/walikotamelalui sekretaris daerah.
(2) Unit pelaksana daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mempunyai tugas membantubupati/walikota melaksanakan pelayanantertentu kepada masyarakat.
(3) Unit pelaksana daerah dalam melaksanakantugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup
tugasnya;b. penyelenggaraan pelayanan tertentu kepada
masyarakat sesuai dengan lingkup tugasnya;c. pembinaan penyelenggaraan pelayanan
tertentu kepada masyarakat sesuai denganlingkup tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehbupati/walikota sesuai dengan tugas danfungsinya.
Bagian KeenamLembaga Lain
Pasal 21
(1) Lembaga lain dipimpin oleh kepala atau sebutanlain yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada bupati/walikotamelalui sekretaris daerah.
(2) Lembaga lain sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas melaksanakan urusanpemerintahan yang diamanatkan dalamperaturan perundang-undangan.
(3) Lembaga lain dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2)menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya;
18
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan yangdiamanatkan dalam peraturan perundang-undangan;
c. pembinaan penyelenggaraan urusanpemerintahan yang diamanatkan dalamperaturan perundang-undangan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehbupati/walikota sesuai dengan tugas danfungsinya.
(4) Lembaga lain sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat menjadi perangkat daerah yangberdiri sendiri atau bagian dari satuan kerjaperangkat daerah sesuai kebutuhan, kemampuankeuangan, potensi dan karakteristik daerah.
Bagian KetujuhKecamatan
Pasal 22
(1) Kecamatan dipimpin oleh kepala kecamatan yangdisebut Camat yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada bupati/walikotamelalui sekretaris daerah.
(2) Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempunyai tugas:a. menyelenggaraan urusan pemerintahan
umum;b. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan
masyarakat;c. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum;d. mengoordinasikan penerapan dan penegakan
perda dan peraturan bupati/walikota;e. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana
dan sarana pelayanan umum;f. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan yang dilakukan oleh perangkatdaerah di tingkat kecamatan;
g. membina dan mengawasi penyelenggaraankegiatan desa dan/atau kelurahan
19
h. melaksanakan urusan-urusan pemerintahanyang menjadi kewenangan kabupaten/kotayang tidak dilaksanakan oleh unit kerjapemerintahan daerah kabupaten/kota yangada di kecamatan; dan
i. melaksanakan tugas-tugas lain yangdiperintahkan oleh peraturan perundang-undangan.
(3) Selain melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (2) kecamatan mendapatkanpelimpahan sebagian kewenanganbupati/walikota untuk melaksanakan sebagianurusan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
(4) Pelimpahan kewenangan bupati/walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalahuntuk pelayanan publik yang sesuai dengankarakteristik kecamatan dan kebutuhanmasyarakat pada kecamatan yang bersangkutan.
(5) Pelimpahan kewenangan bupati/walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkandengan keputusan bupati/walikota berpedomanpada Peraturan Pemerintah.
(6) Pedoman organisasi kecamatan ditetapkan dalamperaturan Menteri setelah mendapatpertimbangan dari menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pendayagunaan aparatur negara.
Pasal 23
(1) Kelurahan merupakan perangkat kecamatan.
(2) Kelurahan dibentuk dengan perdakabupaten/kota berpedoman pada PeraturanPemerintah.
(3) Kelurahan dipimpin oleh kepala kelurahan yangdisebut lurah selaku perangkat kecamatan danbertanggung jawab kepada camat.
(4) Lurah diangkat dari pegawai negeri sipil yangmemenuhi syarat oleh bupati/walikota atas usulsekretaris daerah.
20
(5) Lurah mempunyai tugas membantu camatdalam:a. melaksanakan kegiatan pemerintahan
kelurahan;b. melakukan pemberdayaan masyarakat;c. melaksanakan pelayanan masyarakat;d. memelihara ketenteraman dan ketertiban
umum;e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan
umum;f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh camat; dang. melaksanakan tugas-tugas lain yang
dilimpahkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pasal 24
Pelaksanaan tugas dan fungsi staf, pelayananadministratif serta urusan pemerintahan umum lainnyayang tidak termasuk dalam tugas dan fungsi dinas,badan, unit pelaksana daerah, dan lembaga laindilaksanakan oleh sekretariat daerah.
KRITERIA BESARAN ORGANISASI DINAS DAN BADAN
Bagian KesatuVariabel Beban Kerja
Pasal 25
(1) Kriteria besaran organisasi dinas dan badanmenentukan tipe dinas dan badan berdasarkanvariabel faktor umum, dan faktor teknis.
(2) Variabel faktor umum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri dari:a. jumlah penduduk;b. luas wilayah;c. jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD); dand. jumlah wilayah bawahan.
21
(3) Variabel faktor teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi ketersediaan sumber dayamanusia dan sarana prasarana penunjang tugas,luas cakupan pelaksanaan tugas, potensi tingkatpertumbuhan dan pengembangan yang dicapaisesuai potensi dan karakteristik daerah.
(4) Perhitungan variabel faktor umum dan variabelfaktor teknis tercantum dalam Lampiran sebagaibagian yang tidak terpisahkan dari PeraturanPemerintah ini.
Bagian KeduaTipe Dinas dan Badan
Pasal 26
Berdasarkan hasil perhitungan total skor ditetapkantipe dinas dan tipe badan sebagai berikut :
(1) Dinas tipe A dan badan tipe A dibentuk apabilatotal skor variabel lebih dari 800.
(2) Dinas tipe B dan badan tipe B dibentuk apabilatotal skor variabel 601 sampai dengan 800.
(3) Dinas tipe C dan badan tipe C dibentuk apabilatotal skor 400 sampai dengan 600.
(4) Apabila total skor kurang dari 400, belum dapatdibentuk dinas.
BAB VISUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
Bagian KesatuSusunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi
Paragraf 1Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD
Pasal 27
(1) Sekretariat daerah terdiri dari paling banyak4 (empat) asisten dan paling banyak 12 (duabelas)biro, masing-masing biro terdiri dari palingbanyak 4 (empat) bagian, dan masing-masingbagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)subbagian.
22
(2) Sekretariat DPRD terdiri dari paling banyak4 (empat) bagian, dan masing-masing bagianterdiri dari paling banyak 3 (tiga) subbagian.
Paragraf 2Dinas Daerah
Pasal 28
(1) Dinas tipe A terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 5 (lima) bidang, sekretariat terdiridari 3 (tiga) subbagian dan masing-masing bidangterdiri dari paling banyak 3 (tiga) seksi.
(2) Dinas tipe B terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 3 (tiga) bidang, sekretariat terdiridari 2 (dua) subbagian dan masing-masingbidang terdiri dari paling banyak 2 (dua) seksi.
(3) Dinas tipe C terdiri dari 1 (satu) subbagian tatausaha dan paling banyak 4 (empat) seksi.
(4) Unit pelaksana teknis pada dinas terdiri dari1 (satu) subbagian tata usaha dan kelompokjabatan fungsional.
Paragraf 3Badan Daerah
Pasal 29
(1) Badan tipe A terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 4 (empat) bidang, sekretariatterdiri dari 3 (tiga) subbagian.
(2) Badan tipe B terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 3 (tiga) bidang, sekretariat terdiridari 2 (dua) subbagian.
(3) Badan tipe C terdiri dari 1 (satu) subbagian tatausaha dan paling banyak 4 (empat) subbidang.
(4) Unit pelaksana teknis pada badan terdiri dari 1(satu) subbagian tata usaha dan kelompokjabatan fungsional.
23
Pasal 30
Jumlah bidang pada dinas dan badan yangmewadahi dan melaksanakan penggabunganbeberapa urusan pemerintahan dan fungsi-fungsitertentu terdiri dari paling banyak 7 (tujuh) bidang.
Bagian KeduaSusunan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota
Paragraf 1Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD
Pasal 31
(1) Sekretariat daerah terdiri dari 3 (tiga) asisten,masing-masing asisten terdiri dari paling banyak4 (empat) bagian, dan masing-masing bagianterdiri dari paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(2) Sekretariat DPRD terdiri dari paling banyak 4(empat) bagian, dan masing-masing bagian terdiridari 3 (tiga) subbagian.
Paragraf 2Dinas Daerah
Pasal 32
(1) Dinas tipe A terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 5 (lima) bidang, sekretariat terdiridari 3 (tiga) subbagian dan masing-masing bidangterdiri dari paling banyak 3 (tiga) seksi.
(2) Dinas tipe B terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 3 (tiga) bidang, sekretariat terdiridari 2 (dua) subbagian dan masing-masingbidang terdiri dari paling banyak 2 (dua) seksi.
(3) Dinas tipe C terdiri dari 1 (satu) subbagian tatausaha dan paling banyak 3 (tiga) seksi.
(4) Unit pelaksana teknis pada dinas terdiri dari 1(satu) subbagian tata usaha dan kelompokjabatan fungsional.
24
Paragraf 3Badan Daerah
Pasal 33
(1) Badan tipe A terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 4 (empat) bidang, sekretariatterdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masing-masingbidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga)subbidang.
(2) Badan tipe B terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 3 (tiga) bidang, sekretariat terdiridari 2 (dua) subbagian, dan masing-masingbidang terdiri dari paling banyak 2 (dua)subbidang.
(3) Badan tipe C terdiri dari 1 (satu) subbagian tatausaha dan paling banyak 3 (tiga) subbidang.
(4) Unit pelaksana teknis pada badan terdiri dari 1(satu) subbagian tata usaha dan kelompokjabatan fungsional.
Paragraf 4Kecamatan
Pasal 34
(1) Kecamatan terdiri dari 1 (satu) sekretariat, palingbanyak 5 (lima) seksi, dan sekretariatmembawahkan paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(2) Kelurahan terdiri dari 1 (satu) sekretariat danpaling banyak 4 (empat) seksi.
Pasal 35
Jumlah bidang pada dinas dan badan yangmewadahi dan melaksanakan penggabunganbeberapa urusan pemerintahan dan fungsi-fungsitertentu terdiri dari paling banyak 7 (tujuh) bidang.
25
BAB VIIIESELON PERANGKAT DAERAH
Bagian KesatuEselon Jabatan Perangkat Daerah Provinsi
Pasal 36
(1) Sekretaris daerah merupakan jabatan strukturaleselon Ib.
(2) Asisten, sekretaris DPRD, kepala dinas tipe A,kepala badan tipe A dan direktur rumah sakitumum daerah kelas A merupakan jabatanstruktural eselon IIa.
(3) Kepala Biro, Kepala dinas tipe B, kepala badantipe B, sekretaris dinas tipe A, sekretaris badantipe A, direktur rumah sakit umum daerah kelasB, wakil direktur rumah sakit umum kelas A, dandirektur rumah sakit khusus daerah kelas Amerupakan jabatan struktural eselon IIb.
(4) Kepala dinas tipe C, kepala badan tipe C, kepalabagian pada sekretariat daerah, kepala bidangpada dinas dan badan tipe A, kepala unitpelaksana teknis pada dinas dan badan tipe A,sekretaris pada dinas dan badan tipe B, direkturrumah sakit umum daerah kelas C, direkturrumah sakit khusus daerah kelas B, wakildirektur rumah sakit umum daerah kelas B,wakil direktur rumah sakit khusus daerahkelas A, merupakan jabatan struktural eselon IIIa.
(5) Kepala bidang pada dinas dan badan tipe B,kepala unit pelaksana teknis pada dinas danbadan tipe B, kepala bagian dan kepala bidangpada rumah sakit daerah, merupakan jabatanstruktural eselon IIIb.
(6) Kepala subbagian, kepala seksi, kepala unitpelaksana teknis dinas dan badan tipe Cmerupakan jabatan struktural eselon IVa.
26
Bagian KeduaEselon Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 37
(1) Sekretaris daerah merupakan jabatan strukturaleselon IIa.
(2) Asisten, sekretaris DPRD, kepala dinas tipe A,kepala badan tipe A, direktur rumah sakit umumdaerah kelas A dan kelas B, dan direktur rumahsakit khusus daerah kelas A merupakan jabatanstruktural eselon IIb.
(3) Kepala dinas tipe B, kepala badan tipe B, Camat,kepala bagian pada sekretariat daerah, kepalabagian pada sekretariat DPRD, sekretaris padadinas dan badan tipe A, direktur rumah sakitumum daerah kelas C, direktur rumah sakitkhusus daerah kelas B, wakil direktur rumahsakit umum daerah kelas A dan kelas B, danwakil direktur rumah sakit khusus daerahkelas A, merupakan jabatan struktural eselon IIIa.
(4) Kepala dinas tipe C, kepala badan tipe C,Sekretaris Camat, Sekretaris dan kepala bidangpada dinas dan badan tipe B, kepala bagian dankepala bidang pada rumah sakit umum daerah,direktur rumah sakit umum daerah kelas D,merupakan jabatan struktural eselon IIIb.
(5) Lurah, kepala seksi, kepala subbagian, kepalaunit pelaksana teknis dinas dan badanmerupakan jabatan struktural eselon IVa.
(6) Sekretaris kelurahan, kepala seksi padakelurahan Sekretaris kelurahan, kepala seksipada kelurahan, kepala subbagian pada unitpelaksana teknis, kepala tata usaha sekolahkejuruan dan kepala subbagian pada sekretariatkecamatan merupakan jabatan strukturaleselon IVb.
(7) Kepala tata usaha sekolah lanjutan tingkatpertama dan kepala tata usaha sekolahmenengah merupakan jabatan strukturaleselon Va.
27
BAB IXPERANGKAT DAERAH OTONOM BARU
Pasal 38
(1) Pembentukan perangkat daerah bagi daerahotonom baru provinsi ditetapkan denganPeraturan Menteri Dalam Negeri, dan bagi daerahotonom baru kabupaten/kota ditetapkan denganPeraturan Gubernur.
(2) Prosedur pembentukan perangkat daerah otonombaru provinsi sebagaimana dimaksud padaayat (1), dilakukan sebagai berikut :a. Gubernur provinsi induk menyampaikan usul
pembentukan perangkat daerah otonom barukepada Menteri disertai dengan naskahakademis;
b. Menteri menetapkan pembentukan perangkatdaerah dalam Peraturan Menteri Dalam Negerisetelah berkoordinasi dengan instansi terkait;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikanpada acara pelantikan penjabat gubernur.
(3) Prosedur pembentukan perangkat daerah otonombaru kabupaten/kota sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilakukan sebagai berikut :a. Bupati/walikota induk menyampaikan usul
pembentukan perangkat daerah otonom barukepada Menteri melalui gubernur disertaidengan naskah akademis;
b. Menteri memberikan rekomendasi setelahberkoordinasi dengan instansi terkait untukditetapkan menjadi Peraturan gubernur;
c. Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf b disampaikan pada acarapelantikan penjabat bupati/walikota.
BAB XSTAF AHLI
Pasal 39
(1) Gubernur, bupati/walikota dalam melaksanakantugasnya dibantu staf ahli.
28
(2) Staf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1)paling banyak 5 (lima) staf ahli.
(3) Staf ahli diangkat dan diberhentikan olehgubernur, bupati/walikota dari pegawai negerisipil.
(4) Tugas dan fungsi staf ahli gubernur,bupati/walikota ditetapkan oleh gubernur,bupati/walikota di luar tugas dan fungsiperangkat daerah.
(5) Untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsistaf ahli gubernur, bupati/walikota dibentuk 1(satu) subbagian tata usaha pada bagian yangmembidangi urusan umum/tata usaha.
Pasal 40
(1) Staf ahli gubernur merupakan jabatan strukturalsetinggi-tingginya eselon IIa, dan staf ahlibupati/walikota merupakan jabatan strukturalsetinggi-tingginya eselon IIb.
(2) Staf ahli dalam pelaksanaan tugasnya secaraadministratif dikoordinasikan oleh sekretarisdaerah.
BAB XIPEMBINAAN DAN PENGENDALIAN ORGANISASI
Pasal 41
(1) Pembinaan dan pengendalian penataanperangkat daerah provinsi dilakukan olehpemerintah pusat.
(2) Pembinaan dan pengendalian penataanperangkat daerah kabupaten/kota dilakukan olehgubernur sebagai wakil pemerintah.
Pasal 42
(1) Pembinaan dan pengendalian organisasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 40dilaksanakan dengan menerapkan prinsipkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dansimplifikasi dalam penataan organisasi perangkatdaerah.
29
(2) Pembinaan dan pengendalian organisasiperangkat daerah dilakukan melalui fasilitasi danevaluasi terhadap rancangan peraturan daerahtentang organisasi perangkat daerah yang telahdibahas bersama antara pemerintah daerahdengan DPRD.
(3) Rancangan peraturan daerah provinsi sebelumditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untukmendapat fasilitasi dan evaluasi.
(4) Rancangan peraturan daerah kabupaten/kotasebelum ditetapkan sebagaimana dimaksud padaayat (2) disampaikan kepada gubernur untukmendapat fasilitasi dan evaluasi.
Pasal 43
(1) Fasilitasi dan evaluasi yang dilakukan olehmenteri dan gubernur sebagaimana dimaksuddalam Pasal 41 ayat (3) dan ayat (4) dilakukanpaling lama 15 (lima belas) hari kerja setelahditerima rancangan peraturan daerah.
(2) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak memberikanfasilitasi, maka rancangan peraturan daerahdapat ditetapkan menjadi peraturan daerah.
Pasal 44
(1) Peraturan daerah provinsi tentang organisasiperangkat daerah harus disampaikan kepadaMenteri paling lama 15 (lima belas) hari kerjasetelah ditetapkan.
(2) Peraturan daerah kabupaten/kota tentangorganisasi perangkat daerah harus disampaikankepada gubernur paling lama 15 (lima belas) harikerja setelah ditetapkan, dengan tembusanMenteri.
(3) Peraturan daerah tentang organisasi perangkatdaerah dan peraturan pelaksanaannya yangbertentangan dengan ketentuan dalam PeraturanPemerintah ini dapat dibatalkan sesuai denganperaturan perundang-undangan.
30
Pasal 45
(1) Menteri melakukan pemantauan dan evaluasipenataan organisasi perangkat daerah.
(2) Dalam melakukan pemantauan dan evaluasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteriberkoordinasi dengan menteri yang membidangiaparatur negara dan reformasi birokrasi.
Pasal 46
Pemberdayaan kapasitas perangkat daerah provinsidan kab/kota dilakukan oleh kementerian/Lembagasesuai bidang tugasnya yang dikoordinasikan olehmenteri.
BAB XIISANKSI
Pasal 47
Pemerintah Daerah yang tidak melaksanakanPasal 8, Pasal 10, Pasal 17, Pasal 19, Pasal 25, Pasal26, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 43 dan Pasal51 ketentuan yang diatur dalam PeraturanPemerintah ini, diberikan sanksi berupa pembatalanhak-hak keuangan dan kepegawaian serta tindakanadministratif lainnya.
BAB XIIIKETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 48
(1) Daerah yang memiliki status istimewa atauotonomi khusus, pembentukan perangkat daerahuntuk melaksanakan status istimewa danotonomi khusus berpedoman pada peraturanMenteri dengan pertimbangan dari menteri yangmembidangi aparatur negara dan reformasibirokrasi.
(2) Pembentukan perangkat daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mengatur jumlah, jenis,susunan organisasi dan eselonisasi sesuaidengan karakteristik dan keistimewaan daerahmasing-masing.
31
Pasal 49
Pedoman organisasi unit pelaksana daerah danlembaga lain yang mengatur tentang kedudukan,tugas, fungsi, susunan organisasi, dan eselon diaturtersendiri sesuai pedoman yang ditetapkan dalamPeraturan Menteri setelah mendapat pertimbangandari menteri yang membidangi aparatur negara danreformasi birokrasi.
Pasal 50
Pemerintah daerah yang membentuk perangkatdaerah sebagai badan layanan umum berpedomanpada peraturan perundang-undangan.
Pasal 51
Dalam rangka penyelenggaraan fungsi penghubungpemerintah daerah, masing-masing Provinsimembentuk perangkat daerah yang berkedudukandi Ibukota Jakarta sebagai bagian dari perangkatdaerah.
BAB XIVKETENTUAN PERALIHAN
Pasal 52
(1) Pada perangkat daerah ditetapkan jabatanfungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Kementerian/lembaga berkoordinasi dengankementerian yang membidangi aparatur negaradan reformasi birokrasi untuk pembinaan danpengembangan jabatan fungsional.
Pasal 53
(1) Perangkat daerah yang sudah didukung olehkelompok jabatan fungsional menghapus unitorganisasi terendah.
32
(2) Perangkat daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi bidang perencanaan,pengawasan, kepegawaian, penelitian danpengembangan, pendidikan dan pelatihan,pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup,pekerjaan umum, keluarga berencana, sosial,tenaga kerja, perhubungan, komunikasi daninformatika, statistik, persandian, perpustakaan,kebudayaan, kearsipan, kelautan dan perikanan,pertanian, kehutanan, energi dan sumber dayamineral, perindustrian, dan perdagangan.
(3) Penetapan jabatan fungsional sebagaimanadimaksud pada ayat (2) paling lambat 3 (tiga)tahun setelah peraturan pemerintah iniditetapkan.
Pasal 54
Pelaksanaan penataan organisasi perangkatdaerah berdasarkan Peraturan Pemerintah inidilakukan paling lama 1 (satu) tahun sejakPeraturan Pemerintah ini diundangkan.
Pasal 55
(1) Pembentukan UPT Kementerian dan Lembagadilakukan secara selektif dan harus mendapatrekomendasi Menteri Dalam Negeri selaku KetuaDPOD dan Koordinator Pembinaan danPengawasan penyelenggaraan Pemda.
(2) Pengangkatan Kepala UPT Kementerian/Lembaga harus mendapatkan rekomendasi dandilantik oleh Gubernur.
Pasal 56
Petunjuk pelaksanaan organisasi perangkat daerahditetapkan dalam Peraturan Menteri.
BAB XVKETENTUAN PENUTUP
Pasal 57
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlakumaka Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerahdicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
33
Pasal 58
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku padatanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Recommended