View
461
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
AffiriyaniAffiriyani
LarusiLarusi
Siti HadijahSiti Hadijah
- Since 1802
KELOMPOK 3
The Presentation
8
7
6
5
4
3
START
KELOMPOK 3 - Since 1802
Definisi Risiko (Risk)
dan
Ketidakpastian
(Uncertainty)Macam-Macam
Risiko
Klasifikasi Risiko
Konsep Risiko dan
Ketidakpastian dalam
Pertanian
Konsep Manajemen
Risiko
Kemampuan dan
Kesediaan Petani
Menanggung Risiko
Perilaku Petani dalam
Menghadapi Risiko
Sumber Risiko dan
Ketidakpastian dalam
Pertanian
Resiko ketidakpastian dalam pertanian
Definisi Risiko (Risk) dan Ketidakpastian (Uncertainty)
KELOMPOK 3 - Since 1802
Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan
kemungkinan terjadinya hasil yang berbeda dengan yang
diharapkan (risk is the probability of any outcome from the
one expected). Risiko dihubungkan dengan terjadinya
akibat yang tak diduga dan hasil ini disebabkan adanya
ketidakpastian. Resiko adalah peluang di mana hasil yang
sesungguhnya bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan
(Antoni, 2003). Resiko pada umumnya ialah suatu unsur
ketidaktentuan atau kemungkinan kerugian yang tidak
dapat dipisahkan dari setiap kegiatan.
Macam-Macam Risiko
KELOMPOK 3 - Since 1802
Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam
menurut karakteristiknya, yaitu:
Risiko Berdasarkan Sifat
1.Risiko spekulatif (spekulatif risk)
2.Risiko murni (pure risk)
Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan
1.Risiko yang dapat dialihkan
2.Risiko yang tidak dapat dialihkan
Macam-Macam Risiko
KELOMPOK 3 - Since 1802
Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya
1.Risiko internal
2.Risiko eksternal
Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana
ketidakpastian berubah karena waktu)
1.Risiko statis
2.Risiko dinamis
Risiko Subyektif dan Obyektif
1.Resiko subyektif
2.Resiko obyektif
Klasifikasi Risiko
KELOMPOK 3 - Since 1802
Kountur (2008), menyatakan bahwa risiko dapat
diklasifikasikan dari sudut pandang penyebab timbulnya
risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan
dan sudut pandang kejadian yang terjadi.
Risiko dari Sudut Pandang Penyebab
Risiko dari Sudut Pandang Akibat
Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas
Risiko dari Sudut Pandang Kejadian
Klasifikasi Risiko
KELOMPOK 3 - Since 1802
Dalam bidang agribisnis, ada beberapa sumber risiko yang
dapat mempengaruhi perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung, antara lain (Harwood et al 1999) :
Risiko pasar
Risiko produksi
Risiko institusional
Risiko sumberdaya manusia
Risiko finansial
Konsep Risiko dan Ketidakpastian dalam Pertanian
KELOMPOK 3 - Since 1802
Resiko dalam produksi pertanian diakibatkan oleh adanya
ketergantungan aktivitas pertanian pada alam yang pengaruh
buruk alam telah banyak mempengaruhi total hasil panen
pertanian. Kejadian ini memiliki dampak yang signifikan terhadap
usahatani. Sebagai contoh : kondisi kurang hujan atau hujan terlalu
besar, kondisi tanaman-tanaman terserang penyakit dan hama
yang menyebabkan kerusakan, sehingga secara alami pertanian
seringkali dianggap sebagai bagian dari alam. Kondisi pasar yang
dihadapi oleh petani juga sering mengandung ketidakpastian.
Ketika harga pasar tinggi petani tidak memiliki produk untuk dijual,
sebaliknya ketika petani berada dalam fase panen mereka
menghadapi harga pasar yang rendah. Harga dari komoditas
pertanian sebagain besar tergantung pada kekuatan lain (di luar
kontrol petani) yang tidak bisa dikendalikan oleh petani, sehingga
pertanian
dicirikan dengan kondisi yang penuh risiko dan ketidakpastian
(Debertin 1986).
Risiko adalah suatu kejadian dimana hasil dari kejadian dan
peluang terjadinya bisa diketahui (Debertin 1986). Menurut Ellis
(1988) peluang berarti frekwensi yang diharapkan terjadi dari
sebuah kejadian (jumlah seluruh kemungkinannya adalah satu),
dengan demikian risiko merupakan suatu hal yang obyektif dengan
asumsi informasi yang tersedia cukup.
Ketidakpastian merupakan suatu kejadian dimana hasil dan
peluangnya tidak bisa ditentukan. Jadi ketidakpastian tidak
berkaitan dengan peluang-peluang. Ketidakpastian merupakan
diskripsi karakter dan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh
petani, dimana lingkungan tersebut mengandung beragam
ketidakpastian yang direspon oleh petani berdasarkan
kepercayaan subyektif mereka (Ellis 1988).
Risiko dalam kegiatan pertanian tergolong unik karena dalam
aktivitasnya bergantung pada kondisi alam seperti iklim dan cuaca,
dan lain-lain. Harwood et al (1999) menyatakan bahwa terdapat
beberapa sumber risiko pada kegiatan produksi pertanian antara
lain:
Risiko Produksi
Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah
faktor iklim dan cuaca, seperti curah hujan, temperatur udara,
serangan hama dan penyakit, kesalahan sumber daya manusia,
penggunaan teknologi baru secara cepat tanpa adanya
penyesuaian sebelumnya yang menyebabkan gagal panen,
rendahnya produktivitas, dan lain-lain.
Risiko Pasar atau Harga
Risiko yang ditimbulkan oleh pasar antara lain kondisi pasar yang
cenderung bersifat kompleks dan dinamis sedangkan proses pada
kegiatan produksi pertanian relatif lama, persaingan, inflasi yang
dapat menyebabkan daya beli masyarakat serta permintaan
rendah, dan lain-lain..
Risiko Kebijakan
Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya
suatu kebijakan tertentu dan program dari pemerintah yang
mempengaruhi sektor pertanian dan dapat menghambat
kemajuan bisnis. Contohnya kebijakan dari pemerintah untuk
memberikan atau mengurangi subsidi dari harga input dan
kebijakan tarif ekspor.
Risiko Finansial
Risiko finansial ini dihadapi oleh petani pada saat petani
meminjam modal dari institusi seperti bank. Risiko yang timbul
antara lain adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah
sehingga perputaran usaha terhambat, putaran barang rendah,
laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Risiko
ini berkaitan
dengan fluktuasi dari tingkat suku bunga pinjaman (interest
rate).
KELOMPOK 3 - Since 1802
Sumber Risiko dan Ketidakpastian dalam Pertanian
Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang dapat dikontrol (internal) maupun faktor-faktor di luar kontrol
petani (eksternal), menyebabkan petani dihadapkan pada risiko
atau ketidak pastian usaha. Sebagai akibat dari struktur pertanian
yang ada di negara-negara berkembang, risiko usahatani lebih
banyak terkonsentrasi di pihak individu petani kecil (Barry, 1984).
Secara empiris petani secara individu sulit melakukan konsolidasi
kelembagaan dan aksi kolektif dalam pemasaran hasil
menempatkan petani sebagai penerima harga (price taker).
Kombinasi dari berbagai faktor yang mengandung risiko produksi
dan ketidakpastian ini menempatkan petani pada posisi sulit untuk
memperbaiki tingkat efisiensi dan kesejahteraannya (Zavaleta et al.,
1984).
KELOMPOK 3 - Since 1802
Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko
Petani kecil (peasant) adalah orang yang berkedudukan atau
bertempat tinggal di pedesaan (Wolf, 1985). Selanjutnya, Reifeld
(1982) memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu orang-orang
desa yang mengendalikan dan mengolah tanah untuk menyambung
hidupnya, dengan satu sistem ekonomi yang menggunakan
teknologi, ketrampilan, sistem pembagian kerja secara sederhana,
hubungan dengan pasar yang sangat terbatas, alat produksi
dikuasai dan diorganisasikan secara non-kapitalistik, dan skala
produksi yang kecil. Petani kecil identik dengan usahatani berskala
rumah tangga dan belum mengarah ke usaha komersial, dan tidak
berani mengambil risiko produksi (Scott, 1993).
- Since 1802
Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Popkin (1986)
mengemukakan meskipun petani kecil adalah miskin, akan tetapi
masih dijumpai petani yang mempunyai kapasitas dan kemudian
melakukan tindakan-tindakan investasi yang berisiko. Pendapat ini
akan mendapat pembuktian empiris untuk usahatani komoditas
pertanian yang tergolong komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Ellis (1988) dalam bukunya “Peasant Economics” menyatakan
bahwa perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi
dikategorikan menjadi tiga, yaitu menolak risiko (risk averse),
netral risiko (risk neutral), dan mengambil risiko (risk taker).
KELOMPOK 3 - Since 1802
Kemampuan dan Kesediaan Petani untuk
Menanggung Risiko
Cadangan keuangan memainkan peran besar dalam menentukan
kemampuan operasional dalam menanggung resiko. Petanian
dengan jumlah modal ekuitas yang besar dapat menahan kerugian
yang lebih besar sebelum mereka menjadi bangkrut. Pertanian,
dengan nilai utang yang tinggi relatif terhadap aset, bisa dengan
cepat menurunkan ekuitas, karena volume produksinya relatif
tinggi untuk modal mereka. Pertanian ini juga lebih rentan
terhadap risiko keuangan seperti suku bunga yang meningkat.
Aliran kas juga mempengaruhi kemampuan menanggung risiko.
Petani yang memiliki lebih banyak aset dalam bentuk cair, seperti
rekening tabungan atau gandum dan peternakan, memiliki
pekerjaan di luar pertanian, atau dapat bergantung pada keluarga
teman-teman
untuk membantu mereka dalam keadaan darurat keuangan juga
memiliki
kemampuan menanggung risiko lebih besar.
KELOMPOK 3 - Since 1802
Konsep Manajemen Risiko
Menurut Darmawi (1997), manajemen risiko merupakan suatu
usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko
dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi dalam
pengambilan keputusan. Secara khusus manajemen risiko diartikan
sebagai pengelolaan variabilitas pendapatan oleh seorang manajer
dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang
diakibatkan oleh keputusan yang diambilnya dalam menggarap
situasi yang tidak pasti. Pemahaman manajemen risiko yang baik
akan dapat mengurangi kerugian. Dengan kata lain, akan dapat
menambah tingkat keyakinan bagi pembuat keputusan dalam
mengurangi risiko kerugian.
- Since 1802
Menurut Lam (2007), manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai
pengelolaan keseluruhan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana
dapat mengurangi potensi risiko yang bersifat merugikan dan
terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang keberhasilan
sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Manajemen
risiko meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengolahan serta koordinasi dalam pengelolaan setiap risiko yang
ada. Dengan adanya manajemen risiko maka akan mengurangi
risiko yang ada dalam perusahaan. Manajemen risiko juga dapat
dilakukan dengan adanya kesadaran akan risiko yakni dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang ada, mengukur
risiko, memikirkan mengenai konsekuensi risiko-risiko yang ada
sehingga dapat dicari penanganannya.
- Since 1802
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses
berikut ini.
Identifikasi risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko
apa saja yang dihadap oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik
untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber
risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
Evaluasi dan pengukuran risiko
Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko
dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih
baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Ada beberapa
teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.
Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas
(kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi.
- Since 1802
Pengelolaan risiko
Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konseskuensi yang
diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko
bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghndaran,
ditahan (rentention), diversifikasi, transfer risiko (asuransi),
pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk
financing). Petani dapat melakukan beberapa strategi untuk
menangani risiko yang dihadapi serta meminimalisir kerugian
usahataninya. Menurut Harwood et al (1999), beberapa strategi
yang dapat dilakukan antara lain :
Diversifikasi usaha (enterprise diversification)
Integrasi vertikal (vertical integration)
Kontrak produksi (production contract)
Kontrak pemasaran (marketing contract)
Perlindungan nilai (hedging)
Asuransi pertanian (insurance)
Recommended