87
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab V ini berisi hasil analisis dan pembahasan mengenai penyusunan laporan keuangan UD. MX berdasarkan pada kebijakan akuntansi yang terdapat di SAK ETAP. Selain itu, dalam bab V ini, penulis juga membandingkan laporan keuangan UD. MX sebelum dan setelah diterapkannya SAK ETAP kemudian mengidentifikasi berbagai perbedaan informasi yang muncul dari perbandingan tersebut. Dengan demikian, bab V ini menjawab mini research questions ketiga dan keempat mengenai penyusunan laporan keuangan UD. MX berdasarkan pada SAK ETAP dan perbedaan informasi yang muncul setelah diterapkannya SAK ETAP terhadap penyusunan laporan keuangan UD. MX di Surabaya.

Bab V - Pembahasan SAK ETAP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

83

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab V ini berisi hasil analisis dan pembahasan mengenai

penyusunan laporan keuangan UD. MX berdasarkan pada kebijakan

akuntansi yang terdapat di SAK ETAP. Selain itu, dalam bab V ini, penulis

juga membandingkan laporan keuangan UD. MX sebelum dan setelah

diterapkannya SAK ETAP kemudian mengidentifikasi berbagai perbedaan

informasi yang muncul dari perbandingan tersebut. Dengan demikian, bab

V ini menjawab mini research questions ketiga dan keempat mengenai

penyusunan laporan keuangan UD. MX berdasarkan pada SAK ETAP dan

perbedaan informasi yang muncul setelah diterapkannya SAK ETAP

terhadap penyusunan laporan keuangan UD. MX di Surabaya.

V.1. PERBANDINGAN PERLAKUAN AKUNTANSI UD. MX

DENGAN PERLAKUAN AKUNTANSI SAK ETAP

Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian

yaitu UD. MX di bab IV, dalam subbab ini, penulis membandingkan

perlakuan akuntansi yang selama ini diterapkan oleh UD. MX dengan

perlakuan akuntansi yang tertuang di dalam SAK ETAP.

83

Page 2: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

84

Tabel V.1.Perbandingan antara perlakuan akuntansi UD. MX dengan perlakuan akuntansi berdasarkan SAK ETAP

Perlakuan Akuntansi UD. MX SAK ETAPDampak Terhadap Informasi

di Laporan KeuanganSediaan - UD. MX mengakui sediaan

sebagai beban saat sediaan tersebut terjual.

- Sediaan dicatat dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP)

- UD. MX hanya mengungkapkan nominal sediaan tercatat beserta klasifikasinya yang terdapat di laporan laba rugi UD. MX.

- Jika sediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui.

- Entitas harus menentukan biaya sediaan dengan menggunakan metode MPKP atau rata – rata tertimbang. Metode masuk-terakhir keluar-pertama (MTKP) tidak diperkenankan.

- Entitas harus mengungkapkan informasi : kebijakan akuntansi sediaan, total jumlah tercatat dan klasifikasinya, jumlah penurunan nilai sediaan, serta jumlah sediaan yang diakui sebagai beban atau agunan selama periode.

- Pengakuan sediaan sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

- Pengukuran sediaan UD. MX sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

- Pengungkapan informasi sediaan UD. MX tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

Properti Investasi - Ruko tidak digunakan untuk - Properti investasi adalah - Pengakuan properti investasi

Page 3: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

85

kegiatan usaha sehari – hari tetapi menghasilkan penerimaan sewa bagi UD. MX.

- Pengukuran setelah pengakuan awal tidak memperhitungkan adanya penyusutan terhadap properti ruko yang dimiliki.

- UD. MX sama sekali tidak mengungkapkan informasi terkait properti ruko yang dimiliki.

properti yang dikuasai untuk menghasilkan sewa tetapi tidak untuk digunakan dalam menunjang kegiatan usaha sehari – hari.

- SAK ETAP mewajibkan bahwa, setelah pengakuan awal aset, seluruh properti investasi harus diukur pada biaya perolehan dikurang akumulasi penyusutan.

- SAK ETAP mewajibkan pengungkapan terkait properti ruko seperti yang disyaratkan pada pengungkapan aset tetap.

UD. MX sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

- Nilai buku properti ruko UD. MX menjadi overstated karena tidak disusutkan.

- Pengungkapan informasi properti investasi UD. MX tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

Aset Tetap - Seluruh aset tetap UD. MX memiliki manfaat ekonomi masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal.

- UD. MX tidak memisahkan

- SAK ETAP mewajibkan bahwa entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika ada manfaat ekonomi masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal.

- Menurut SAK ETAP, tanah

- Pengakuan aset tetap UD. MX sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

- Pengakuan aset tetap UD.

Page 4: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

86

bangunan dan tanah, mencatatnya sebagai satu aset bernama bangunan usaha.

- Pengukuran setelah pengakuan awal tidak memperhitungkan adanya penyusutan terhadap aset tetap yang dimiliki.

- UD. MX hanya mengungkapkan informasi mengenai aset tetap yang dimiliki berupa tahun dan harga perolehan.

dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh bersamaan.

- SAK ETAP mewajibkan entitas mengukur aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurang akumulasi penyusutan.

- SAK ETAP mewajibkan entitas mengungkapkan informasi mengenai aset tetap, sebagai berikut : dasar pengukuran untuk menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, umur manfaat, jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan serta rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.

MX untuk tanah dan bangunan tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

- Nilai buku aset tetap UD. MX menjadi overstated karena tidak disusutkan.

- Pengungkapan informasi aset tetap UD. MX tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

Sewa - UD. MX langsung mengakui - SAK ETAP mewajibkan - Pendapatan sewa UD. MX

Page 5: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

87

dan mengukur nominal sewa diterima dimuka sebagai pendapatan sewa.

- UD. MX hanya mengungkapkan informasi mengenai transaksi sewa berupa nominal pendapatan yang berasal dari penyewaan properti ruko yang dimiliki (terdapat di laporan laba rugi UD. MX).

bahwa, pendapatan sewa harus diakui dan diukur berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa.

- SAK ETAP mewajibkan entitas lessor mengungkapkan informasi mengenai sewa, sebagai berikut : kebijakan akuntansi terkait transaksi sewa, jumlah pembayaran sewa yang diterima, sifat dari simpanan jaminan (jika ada), serta aset yang disewakan yang dijaminkan kepada pihak ketiga.

periode Januari 2010 – April 2010 menjadi understated karena seluruh sewa diterima dimuka telah diakui pada bulan Januari 2009.

- Pengungkapan informasi terkait transaksi sewa UD. MX tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

Pendapatan - Nominal penjualan produk UD. MX dapat diukur dengan andal, terdapat manfaat ekonomi masa depan setiap kali terjadi penjualan, dan produk yang dijual menjadi milik konsumen sepenuhnya.

- SAK ETAP mewajibkan entitas mengakui pendapatan dari penjualan barang jika kondisi berikut terpenuhi : entitas mengalihkan risiko dan manfaat atas kepemilikan barang kepada pembeli, entitas tidak lagi memiliki kontrol atas

- Pengakuan pendapatan UD. MX sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

Page 6: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

88

- UD. MX tidak mengukur pendapatan dari jumlah yang masih harus diterima (piutang usaha beserta dengan beban pengeluaran dianggap sebagai pengurang pendapatan).

- UD. MX hanya mengungkapkan informasi mengenai nominal pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama (penjualan produk) dan aktivitas sewa properti ruko.

barang yang telah dijual, jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, serta ada manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas melalui penjualan barang tersebut.

- SAK ETAP mewajibkan bahwa entitas harus mengukur pendapatan berdasakan nilai wajar atas pembayaran yang diterima dan yang masih harus diterima.

- SAK ETAP mewajibkan entitas mengungkapkan informasi mengenai akuntansi pendapatan, sebagai berikut : kebijakan akuntansi terkait pengakuan pendapatan dan jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui.

- Nilai pendapatan dan laba bersih UD. MX menjadi understated.

- Pengungkapan informasi pendapatan UD. MX tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

Biaya Pinjaman - UD. MX mengakui - SAK ETAP mewajibkan - Perlakuan akuntansi biaya

Page 7: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

89

pembayaran bunga atas utang bank dan utang pada pihak ketiga sebagai beban bunga pinjaman serta mengungkapkan jumlahnya di dalam laporan laba rugi. Jumlah beban bunga juga dapat diukur dengan andal.

entitas untuk mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya. SAK ETAP juga mewajibkan entitas untuk mengungkapkan besarnya biaya pinjaman tersebut.

pinjaman UD. MX sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

Imbalan Kerja - Pembayaran premi asuransi jiwa karyawan kepada PT. Jamsostek diakui sebagai beban Jamsostek di laporan laba rugi. Jumlahnya juga dapat diukur dengan andal.

- UD. MX hanya mengungkapkan informasi mengenai imbalan kerja berupa nominal beban yang diakui sebagai pengeluaran dalam laporan laba rugi UD. MX (diklasifikasikan sebagai beban Jamsostek).

- SAK ETAP mewajibkan entitas mengukur iuran imbalan kerja yang terutang sebagai kewajiban (setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar) serta sebagai beban.

- SAK ETAP mewajibkan entitas mengungkapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja, apakah termasuk iuran pasti atau imbalan pasti. Selain itu, entitas juga wajib mengungkapkan beban imbalan kerja yang diakui pada setiap periode berjalan.

- Pengakuan imbalan kerja UD. MX sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

- Pengungkapan informasi imbalan kerja UD. MX tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

Pajak Penghasilan - UD. MX mengakui dan - SAK ETAP mewajibkan - Perlakuan akuntansi pajak

Page 8: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

90

mengungkapkan besarnya pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi.

entitas mengakui, mengukur, dan mengungkapkan kewajiban pajak penghasilan periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar.

penghasilan UD. MX sudah sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP.

Penyajian Laporan Keuangan

- Laporan keuangan UD. MX hanya menyajikan laporan laba rugi saja dan tidak menyajikan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

- SAK ETAP mensyaratkan bahwa laporan keuangan entitas yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan.

- Pengguna laporan keuangan tidak dapat mengetahui perbandingan antara proporsi kewajiban dengan ekuitas atau aset entitas (tidak dapat mengetahui posisi keuangan entitas) serta tidak dapat mengetahui pengalokasian dana kas bagi aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan. Pengguna laporan keuangan juga tidak dapat memahami dasar pengambilan kebijakan untuk perlakuan akuntansi UD. MX.

Laporan Laba Rugi dan - Dalam format laporan laba - SAK ETAP mewajibkan - Dimasukannya piutang

Page 9: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

91

Saldo Laba rugi UD. MX, pendapatan dibandingkan dengan pengeluaran kas, piutang usaha, dan selisih sediaan akhir bulan berjalan dengan bulan lalu untuk menghasilkan perhitungan laba bersih.

- UD. MX sama sekali tidak menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas selama periode pelaporan.

format laporan laba rugi entitas dengan menggunakan analisa sifat beban atau analisa fungsi beban. Dan, di dalam dua metode analisa tersebut, tidak diperkenankan untuk membandingkan pendapatan dengan piutang usaha dan selisih sediaan akhir bulan berjalan dengan bulan lalu.

- SAK ETAP mewajibkan entitas untuk menyajikan informasi sebagai berikut : saldo laba pada awal dan akhir periode serta penyajian kembali laba setelah koreksi kesalahan atau perubahan kebijakan.

usaha dalam perhitungan laporan laba rugi membuat nilai laba bersih terlihat understated. Dimasukannya selisih sediaan akhir bulan lalu dengan bulan berjalan dalam format perhitungan laporan laba rugi membuat nilai laba bersih UD. MX terlihat overstated.

- Penyajian informasi mengenai perubahan ekuitas UD. MX tidak sesuai dengan yang diwajibkan oleh SAK ETAP.

Page 10: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

92

Selanjutnya, penulis menganalisa perlakuan akuntansi UD. MX yang

tidak sesuai dengan yang tertuang di SAK ETAP dan sekaligus memberikan

solusi berupa perlakuan akuntansi yang sesuai dengan SAK ETAP.

V.1.1. SEDIAAN

UD. MX sebenarnya melakukan pengakuan sediaan sebagai

beban periode pada saat sediaan dijual. Namun sayangnya, karena

bentuk laporan laba rugi yang salah, tidak ada akun beban pokok

penjualan yang muncul di laporan laba rugi. UD. MX juga tidak

mengungkapkan informasi mengenai sediaan secara lengkap di

dalam laporan keuangan.

Akibat dari bentuk laporan laba rugi yang salah yang tidak

memunculkan beban pokok penjualan ini adalah UD. MX mengakui

seluruh beban yang ada sebagai beban periodik dan tidak

memperhitungkan beban sediaan. Karena itulah, sebagai solusinya,

maka beban pembelian bahan baku, gaji karyawan produksi, beban

listrik, beban depresiasi aset tetap, dan beban pemeliharaan mesin

dikeluarkan dari perhitungan biaya periodik dan dimasukkan dalam

perhitungan biaya sediaan. Kelima biaya tersebut merupakan biaya

yang terkait erat dengan aktivitas produksi UD. MX sehingga

seharusnya dikategorikan sebagai beban sediaan.

Kelima biaya ini kemudian dimasukkan dalam akun sediaan

barang dalam proses saat proses produksi dimulai dan dipindahkan

Page 11: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

93

ke sediaan barang jadi saat proses produksi telah selesai. Ketika

barang dijual, akun sediaan barang jadi dikredit dan akun beban

pokok penjualan didebet.

Di bawah ini adalah tabel perhitungan beban pokok penjualan

UD. MX untuk periode yang berakhir pada 30 April 2010. Beban

tidak langsung adalah beban listrik, beban depresiasi aset tetap, dan

beban pemeliharaan mesin. Hasil perhitungan beban pokok

penjualan sebesar Rp 640.747.833 inilah yang dimunculkan di dalam

laporan laba rugi. Sementara itu, untuk perhitungan mengenai beban

depresiasi aset tetap dapat dilihat di subbab V.1.3.

Tabel V.2.Perhitungan Beban Pokok Penjualan UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

Bahan baku yang digunakan 482,687,004

Gaji karyawan produksi 68,783,125

Beban tidak langsung 110,130,758

Jumlah beban produksi 661,600,887 Sediaan barang dalam proses  1 Januari 2010 9,821,575

30 Mei 2010 13,682,101

Beban Pokok Produksi 657,740,361 Sediaan barang jadi  1 Januari 2010 8,519,680

30 Mei 2010 25,512,208

Beban Pokok Penjualan 640,747,833

UD. MX tidak mengungkapkan informasi terkait sediaan

secara lengkap di dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah

Page 12: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

94

informasi terkait sediaan yang harus diungkapkan di dalam catatan

atas laporan keuangan :

1. Kebijakan pengukuran nilai sediaan UD. MX, yaitu penggunaan

metode FIFO untuk penilaian sediaan dan metode perpetual

untuk pencatatan sediaan.

2. Jumlah nilai sediaan yang diakui sebagai beban selama periode,

yaitu nilai sediaan yang diakui sebagai beban pokok penjualan

sebesar Rp 640.747.833.

3. Total jumlah tercatat sediaan dan klasifikasinya (sudah

diungkapkan di laporan laba rugi UD. MX).

Tabel V.17. di halaman berikutnya memperlihatkan ayat

jurnal penyesuaian (AJE) yang digunakan untuk memperbaiki

perlakuan akuntansi sediaan UD. MX yang salah :

Page 13: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

95

Tabel V.3.Ayat Jurnal Penyesuaian Untuk Perlakuan Akuntansi Sediaan UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

UD. MX SAK ETAP Ayat Jurnal Penyesuaian

Beban pembelian bahan baku Rp 482.687.004Beban pemeliharaan mesin Rp 14.851.835Beban transportasi Rp 13.195.500Beban konsumsi Rp 666.000Beban admin & kantor Rp 18.785.394Beban listrik Rp 70.781.225Beban telepon Rp 1.647.460Beban lain–lain Rp 2.527.100Beban gaji kary. produksi Rp 68.783.125Beban jamsostek Rp 7.404.064Beban tak terduga Rp 10.462.500Beban bunga pinjaman Rp 15.348.745Beban pajak penghasilan Rp 523.000 Kas Rp 688.388.389(Karena format laporan laba rugi yang tidak memunculkan beban pokok penjualan, UD. MX menganggap seluruh beban adalah beban periodik. Tidak ada yang diklasifikasikan sebagai beban sediaan)

Sediaan bahan baku Rp 482.687.004 Kas Rp 482.687.004

Sediaan dalam proses Rp 661.600.887 Sediaan bahan baku Rp 463.412.411 Gaji karyawan produksi Rp 68.783.125 Beban listrik Rp 70.781.225 B. pemeliharaan mesin Rp 14.851.835 B. depresiasi aset tetap Rp 9.645.833

Sediaan bahan jadi Rp 657.740.361 Sediaan dalam proses Rp 657.740.361

Beban pokok penjualan Rp 640.747.833 Sediaan bahan jadi Rp 640.747.833(Beban terkait aktivitas yang berhubungan dengan produksi harus diklaisifkasikan sebagai beban sediaan)

Sediaan bahan baku Rp 482.687.004 B. pembelian bahan baku Rp 482.687.004

Sediaan dalam proses Rp 661.600.887 Sediaan bahan baku Rp 463.412.411 B. gaji karyawan produksi Rp 68.783.125 Beban listrik Rp 70.781.225 Beban pemeliharaan mesin Rp 14.851.835 B. depresiasi aset tetap Rp 9.645.833

Sediaan bahan jadi Rp 657.740.361 Sediaan dalam proses Rp 657.740.361

Beban pokok penjualan Rp 640.747.833 Sediaan bahan jadi Rp 640.747.833(Karena UD. MX menganggap pembelian bahan baku sebagai beban, maka harus dipindahkan dahulu ke akun pers. bahan baku)

Page 14: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

96

V.1.2. PROPERTI INVESTASI

Pengukuran nilai UD. MX setelah pengakuan awal tidak

sesuai dengan yang diwajibkan di dalam SAK ETAP. UD. MX tidak

melakukan penyusutan terhadap ruko yang dimiliki. UD. MX juga

tidak mengungkapkan informasi yang terkait dengan ruko yang

dimiliki di dalam laporan keuangan.

Dalam melakukan estimasi masa manfaat ruko, penulis

mengambil acuan berdasarkan pada Undang–Undang Nomor 36

Tahun 2008 Pasal 11:6 (2008:18) karena pemilik UD. MX tidak

pernah mengestimasi masa manfaat ruko. Berdasarkan pada

peraturan pajak tersebut, ruko UD. MX dikategorikan sebagai

bangunan permanen dengan masa manfaat selama 20 tahun serta

tarif penyusutan sebesar 5% (metode garis lurus). Tabel V.2.

memperlihatkan, bahwa seharusnya, nilai properti ruko UD. MX saat

ini adalah Rp 199.528.167. Jumlah akumulasi beban depresiasi

selama tahun 2007–2009 yang belum diakui sebesar Rp 27,900,125

dikompenasikan pada modal pemilik UD. MX.

Tabel V.4.Perhitungan Depresiasi Properti Ruko UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahu

n Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku2007 202,910,000 5% 7,609,125 7,609,125 195,300,875 2008 202,910,000 5% 10,145,500 17,754,625 185,155,375 2009 202,910,000 5% 10,145,500 27,900,125 175,009,875

Page 15: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

97

2010 202,910,000 5% 3,381,833 31,281,958 171,628,042 Dan berikut ini adalah informasi terkait properti ruko yang

harus diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan :

1. Pengukuran nilai bruto properti ruko UD. MX, yaitu harga

perolehan ruko.

2. Metode penyusutan yang digunakan, yaitu metode garis lurus.

3. Umur manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan yaitu selama

20 tahun dan sebesar 5%.

4. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti ruko pada awal dan akhir

periode yang menunjukkan penyusutan. Rekonsiliasi tidak perlu

menunjukkan penambahan dan pelepasan karena selama kurun

waktu Januari 2010 – April 2010, tidak ada penambahan dan

pelepasan properti ruko UD. MX. Pengungkapan rekonsiliasi ini

dapat menggunakan tabel V.3. di halaman sebelumnya.

Tabel V.18. di halaman berikutnya memperlihatkan ayat

jurnal penyesuaian (AJE) yang digunakan untuk memperbaiki

perlakuan akuntansi properti investasi UD. MX yang salah :

Page 16: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

98

Tabel V.5.Ayat Jurnal Penyesuaian Untuk Perlakuan Akuntansi Properti Investasi UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

UD. MX SAK ETAP Ayat Jurnal Penyesuaian

Tidak melakukan penjurnalan(UD. MX tidak mengestimasi masa manfaat dan juga tidak pernah melakukan penyusutan pada properti ruko)

Beban Depresiasi Rp 3.381.833Akumulasi Depresiasi Rp 3.381.833

(Setiap tahun SAK ETAP mewajibkan adanya penyusutan untuk properti investasi yang dimiliki entitas)

Beban Depresiasi Rp 3.381.833Akumulasi Depresiasi Rp 3.381.833

(Untuk membukukan depresiasi properti ruko pada bulan Januari 2010 – April 2010).

Modal Pemilik Rp 27.900.125Akumulasi Depresiasi Rp 27.900.125

(Karena selama periode sebelumnya UD. MX tidak pernah melakukan depresiasi terhadap properti ruko, maka modal pemilik UD. MX didebet sebesar akumulasi depresiasi properti ruko mulai tanggal 1 April 2007 hingga 31 Desember 2009)

Umur manfaat dan tarif penyusutan properti ruko didapatkan dari peraturan pajak yaitu Undang – Undang

Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11 : 6.

Page 17: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

99

Page 18: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

99

V.1.3. ASET TETAP

UD. MX harus memisahkan pencatatan antara tanah dan

bangunan karena SAK ETAP mewajibkan kedua komponen tersebut

untuk dicatat terpisah. Kemudian, sama halnya dengan properti

investasi, pengukuran nilai aset tetap UD. MX setelah pengakuan

awal tidak sesuai dengan yang diwajibkan di dalam SAK ETAP.

UD. MX tidak melakukan penyusutan terhadap seluruh aset tetap

yang dimiliki. UD. MX juga tidak mengungkapkan informasi yang

terkait dengan aset tetap secara lengkap di dalam laporan keuangan.

Pemilik UD. MX juga tidak pernah mengestimasi masa

manfaat aset tetap yang dimiliki. Sehingga, sama halnya dengan

properti investasi, penulis mengambil acuan berdasarkan pada

Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11 : 6 (2008 : 18)

dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009

(untuk mengetahui pengelompokan aset tetap). Penulis hanya

memperhitungkan depresiasi untuk bangunan saja dan tidak

memperhitungkan depresiasi untuk tanah karena peraturan pajak

diatas memang tidak mengatur penyusutan untuk tanah dan manfaat

tanah sendiri juga tidak akan mengalami penyusutan. Berikutnya,

tabel V.4 - V.16 memperlihatkan perhitungan depresiasi untuk setiap

aset tetap yang dimiliki oleh UD. MX, terhitung semenjak saat aset

tetap tersebut diperoleh hingga tanggal 30 April 2010 :

Page 19: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

100

1. Bangunan Usaha

Tabel V.6.Perhitungan Depresiasi Bangunan UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahun Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 1995 100,000,000 5% 5,000,000 5,000,000 95,000,000 1996 100,000,000 5% 5,000,000 10,000,000 90,000,000 1997 100,000,000 5% 5,000,000 15,000,000 85,000,000 1998 100,000,000 5% 5,000,000 20,000,000 80,000,000 1999 100,000,000 5% 5,000,000 25,000,000 75,000,000 2000 100,000,000 5% 5,000,000 30,000,000 70,000,000 2001 100,000,000 5% 5,000,000 35,000,000 65,000,000 2002 100,000,000 5% 5,000,000 40,000,000 60,000,000 2003 100,000,000 5% 5,000,000 45,000,000 55,000,000 2004 100,000,000 5% 5,000,000 50,000,000 50,000,000 2005 100,000,000 5% 5,000,000 55,000,000 45,000,000 2006 100,000,000 5% 5,000,000 60,000,000 40,000,000 2007 100,000,000 5% 5,000,000 65,000,000 35,000,000 2008 100,000,000 5% 5,000,000 70,000,000 30,000,000 2009 100,000,000 5% 5,000,000 75,000,000 25,000,000 2010 100,000,000 5% 1,666,667 76,666,667 23,333,333

2. Mesin Rajang

Tabel V.7.Perhitungan Depresiasi Mesin Rajang UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahun Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 2004 5,000,000 25% 625,000  625,000 4,375,000 2005 5,000,000 25% 1,250,000  1,875,000 3,125,000 2006 5,000,000 25% 1,250,000  3,125,000 1,875,000 2007 5,000,000 25% 1,250,000  4,375,000 625,000 2008 5,000,000 25% 625,000   5,000,000 -

Page 20: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

101

3. Mesin Pelet Biji Plastik

Tabel V.8.Perhitungan Depresiasi Mesin Pelet Biji Plastik UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahun Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 2004 20,000,000 6.25% 625,000 625,000 19,375,000 2005 20,000,000 6.25% 1,250,000 1,875,000 18,125,000 2006 20,000,000 6.25% 1,250,000 3,125,000 16,875,000 2007 20,000,000 6.25% 1,250,000 4,375,000 15,625,000 2008 20,000,000 6.25% 1,250,000 5,625,000 14,375,000 2009 20,000,000 6.25% 1,250,000 6,875,000 13,125,000

2010 20,000,000 6.25% 416,667 7,291,667 12,708,333

4. Mesin Tali Rafia

Tabel V.9.Perhitungan Depresiasi Mesin Tali Rafia UD. MXUntuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

Tahun Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku

2004 3,000,000 6.25% 93,750 93,750 2,906,250 2005 3,000,000 6.25% 187,500 281,250 2,718,750 2006 3,000,000 6.25% 187,500 468,750 2,531,250 2007 3,000,000 6.25% 187,500 656,250 2,343,750

2008 3,000,000 6.25% 187,500 843,750 2,156,250 2009 3,000,000 6.25% 187,500 1,031,250 1,968,750

2010 3,000,000 6.25% 62,500 1,093,750 1,906,250

5. Mesin Gulung Tali Rafia

Tabel V.10.Perhitungan Depresiasi Mesin Gulung Tali Rafia UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

Tahun Harga Perolehan Tari

f Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 2004 1,500,000 25% 187,500 187,500 1,312,500 2005 1,500,000 25% 375,000 562,500 937,500 2006 1,500,000 25% 375,000 937,500 562,500 2007 1,500,000 25% 375,000 1,312,500 187,500

Page 21: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

102

2008 1,500,000 25% 187,500 1,500,000 -

6. Mesin Sedotan

Tabel V.11.Perhitungan Depresiasi Mesin Sedotan UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahu

n Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 2008 40,000,000 6.25% 2,291,667 2,291,667 37,708,333 2009 40,000,000 6.25% 2,500,000 4,791,667 35,208,333

2010 40,000,000 6.25% 833,333 5,625,000 34,375,000

7. Trafo Las

Tabel V.12.Perhitungan Depresiasi Trafo Las UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahu

n Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 2004 500,000 25% 31,250 31,250 468,750 2005 500,000 25% 125,000 156,250 343,750 2006 500,000 25% 125,000 281,250 218,750 2007 500,000 25% 125,000 406,250 93,750

2008 500,000 25% 93,750 500,000 -

8. Mesin Bubut

Tabel V.13.Perhitungan Depresiasi Mesin Bubut UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahu

n Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku

2005 3,000,000 25% 750,000 750,000 2,250,000 2006 3,000,000 25% 750,000 1,500,000 1,500,000 2007 3,000,000 25% 750,000 2,250,000 750,000

2008 3,000,000 25% 750,000 3,000,000 -

Page 22: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

103

9. Truk Isuzu Tahun 1991

Tabel V.14.Perhitungan Depresiasi Truk Isuzu Tahun 1991 UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahu

n Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 2004 19,000,000 12.5% 197,917 197,917 18,802,083

2005 19,000,000 12.5% 2,375,000 2,572,917 16,427,083 2006 19,000,000 12.5% 2,375,000 4,947,917 14,052,083 2007 19,000,000 12.5% 2,375,000 7,322,917 11,677,083 2008 19,000,000 12.5% 2,375,000 9,697,917 9,302,083 2009 19,000,000 12.5% 2,375,000 12,072,917 6,927,083

2010 19,000,000 12.5% 791,667 12,864,583 6,135,417

10. Komputer Kantor

Tabel V.15.Perhitungan Depresiasi Komputer Kantor UD. MXUntuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

Tahun Harga Perolehan

Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku

2006 5,000,000 25% 729,167 729,167 4,270,833 2007 5,000,000 25% 1,250,000 1,979,167 3,020,833 2008 5,000,000 25% 1,250,000 3,229,167 1,770,833 2009 5,000,000 25% 1,250,000 4,479,167 520,833

2010 5,000,000 25% 416,667 4,895,833 104,167

11. Air Conditioner Chang’an

Tabel V.16.Perhitungan Depresiasi Air Conditioner UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahu

n Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku

2006 3,000,000 12.5% 93,750 93,750 2,906,250 2007 3,000,000 12.5% 375,000 468,750 2,531,250 2008 3,000,000 12.5% 375,000 843,750 2,156,250

Page 23: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

104

2009 3,000,000 12.5% 375,000 1,218,750 1,781,250

2010 3,000,000 12.5% 125,000 1,343,750 1,656,250

12. Perangkat Meja Kantor

Tabel V.17.Perhitungan Depresiasi Perangkat Meja Kantor UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahun Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku

2006 10,000,000 25% 625,000 625,000 9,375,000 2007 10,000,000 25% 2,500,000 3,125,000 6,875,000 2008 10,000,000 25% 2,500,000 5,625,000 4,375,000 2009 10,000,000 25% 2,500,000 8,125,000 1,875,000

2010 10,000,000 25% 833,333 8,958,333 1,041,667

13. Toyota Kijang Tahun 2001

Tabel V.18.Perhitungan Depresiasi Toyota Kijang Tahun 2001 UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010Tahu

n Harga Perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku 2005 108,000,000 12.5% 5,625,000 5,625,000 102,375,000 2006 108,000,000 12.5% 13,500,000 19,125,000 88,875,000 2007 108,000,000 12.5% 13,500,000 32,625,000 75,375,000 2008 108,000,000 12.5% 13,500,000 46,125,000 61,875,000 2009 108,000,000 12.5% 13,500,000 59,625,000 48,375,000

2010 108,000,000 12.5% 4,500,000 64,125,000 43,875,000

Nilai buku pada setiap tabel perhitungan merupakan nilai

tercatat yang sebenarnya dari setiap aset tetap karena merefleksikan

keadaan aset tetap yang sesungguhnya setelah dipakai beberapa lama

oleh UD. MX. Jumlah seluruh biaya depresiasi setiap aset tetap

Page 24: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

105

sebelum tahun 2010 yang belum diakui akan dikompensasikan pada

modal pemilik UD. MX.

Dan berikut ini adalah informasi terkait aset tetap yang harus

diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan UD. MX :

1. Pengukuran nilai bruto setiap aset tetap UD. MX yang terdiri dari

harga perolehan untuk setiap aset tetap.

2. Metode penyusutan yang digunakan, yaitu metode garis lurus.

3. Umur manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan, yaitu :

a. Bangunan : selama 20 tahun dan sebesar 5%.

b. Mesin rajang : selama 4 tahun dan sebesar 25% (kelompok I)

c. Mesin pelet biji plastik : selama 16 tahun dan sebesar 6,25%

(kelompok III).

d. Mesin tali rafia : selama 16 tahun dan sebesar 6,25%

(kelompok III).

e. Mesin gulung tali rafia : selama 4 tahun dan sebesar 25%

(kelompok I).

f. Mesin sedotan : selama 16 tahun dan sebesar 6,25%

(kelompok III).

g. Trafo las : selama 4 tahun dan sebesar 25% (kelompok I).

h. Mesin bubut : selama 4 tahun dan sebesar 25% (kelompok I).

i. Truk Isuzu Tahun 1991 : selama 8 tahun dan sebesar 12,5%

(kelompok II).

Page 25: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

106

j. Komputer Kantor : selama 4 tahun dan sebesar 25%

(kelompok I).

k. Air Conditioner Changan : selama 8 tahun dan sebesar 12,5%

(kelompok II).

l. Perangkat meja kantor : selama 4 tahun dan sebesar 25%

(kelompok I).

m. Toyota Kijang Tahun 2001 : selama 8 tahun dan sebesar

12,5% (kelompok II).

4. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti ruko pada awal dan akhir

periode yang menunjukkan penyusutan. Rekonsiliasi tidak perlu

menunjukkan penambahan dan pelepasan karena selama kurun

waktu Januari 2010 – April 2010, tidak ada penambahan dan

pelepasan aset tetap UD. MX. Pengungkapan rekonsiliasi ini

dapat menggunakan tabel V.4 – V.16. di halaman sebelumnya.

Tabel V.19. di halaman berikutnya memperlihatkan ayat

jurnal penyesuaian (AJE) yang digunakan untuk memperbaiki

perlakuan akuntansi aset tetap UD. MX yang salah :

Page 26: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

107

Tabel V.19.Ayat Jurnal Penyesuaian Untuk Perlakuan Akuntansi Aset Tetap UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

UD. MX SAK ETAP Ayat Jurnal Penyesuaian

Tidak melakukan penjurnalan(UD. MX tidak mengestimasi masa manfaat dan juga tidak pernah melakukan penyusutan pada seluruh aset tetap yang dimiliki)

Beban Depresiasi Rp 9.645.883Akumulasi Depresiasi Rp 9.645.883

(Setiap tahun SAK ETAP mewajibkan adanya penyusutan untuk setiap aset tetap yang dimiliki oleh entitas)

Tanah Rp 70.000.000Bangunan Rp 100.000.000 Bangunan Usaha Rp 170.000.000(untuk melakukan pencatatan tanah dan bangunan secara terpisah)

Beban Depresiasi Rp 9.645.883Akumulasi Depresiasi Rp 9.645.883

(Untuk membukukan depresiasi aset tetap pada bulan Januari 2010 – April 2010).

Modal Pemilik Rp 134.468.750Akumulasi Depresiasi Rp 134.468.750

(Karena sebelumnya UD. MX tidak pernah melakukan penyusutan pada aset tetap yang dimiliki, maka modal pemilik UD. MX didebet sebesar akumulasi depresiasi aset tetap mulai tanggal dimana aset tetap tersebut diperoleh hingga 31 Desember 2009).

Page 27: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

108

Umur manfaat dan tarif penyusutan aset tetap didapatkan dari

peraturan pajak yaitu UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11 : 6 dan, untuk

pengelompakan kelompok penyusutan aset tetap, didapatkan dari Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009.

Dengan melakukan jurnal penyesuaian seperti diatas, UD. MX telah

membukukan depresiasi aset tetap selama bulan Januari 2010 hingga April

2010 sebesar Rp 9.645.883 dan, karena selama periode sebelumnya tidak

pernah melakukan depresiasi, maka modal pemilik UD. MX didebet

sebesar akumulasi depresiasi aset tetap sebesar Rp 134.468.750. Berikut ini

adalah rincian akumulasi depresiasi untuk setiap aset tetap pada periode

sebelumnya yang dikompensasikan pada modal pemilik untuk periode

Januari 2010–April 2010 (informasi akumulasi depresiasi ini juga harus

diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan) :

a. Bangunan : Perhitungan akumulasi depresiasi dimulai pada

tanggal 20 Oktober 2004 (pada saat UD. MX mulai menjalankan

kegiatan usahanya). Meskipun bangunan dimiliki semenjak tahun

1995, namun UD. MX sama sekali tidak pernah memakainya

hingga tanggal 20 Oktober 2004. Besarnya akumulasi depresiasi

mulai tanggal 20 Oktober 2004 hingga 30 April 2010 adalah

sebesar Rp 26.250.000.

b. Mesin Rajang : Modal pemilik UD. MX didebet oleh akumulasi

depresiasi Mesin Rajang mulai tanggal 1 Juli 2004 hingga 31 Juli

Page 28: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

109

2008 sebesar Rp 5.000.000. Masa manfaat Mesin Rajang UD.

MX telah habis pada tanggal 31 Juli 2008.

c. Mesin Pelet Biji Plastik : Modal pemilik UD. MX didebet oleh

akumulasi depresiasi Mesin Pelet Biji Plastik mulai tanggal 1 Juli

2004 hingga 30 April 2010 sebesar Rp 6.875.000.

d. Mesin Tali Rafia : Modal pemilik UD. MX didebet oleh

akumulasi depresiasi Mesin Tali Rafia mulai tanggal 1 Juli 2004

hingga 30 April 2010 sebesar Rp 1.031.250.

e. Mesin Gulung Tali Rafia : Modal pemilik UD. MX didebet oleh

akumulasi depresiasi Mesin Gulung Tali Rafia mulai tanggal 1

Juli 2004 hingga 31 Juli 2008 sebesar Rp 1.500.000. Masa

manfaat Mesin Rajang UD. MX telah habis pada tanggal 31 Juli

2008.

f. Mesin Sedotan : Modal pemilik UD. MX didebet oleh akumulasi

depresiasi Mesin Sedotan mulai tanggal 1 Febuari 2008 hingga

30 April 2010 sebesar Rp 4.791.667.

g. Trafo Las : Modal pemilik UD. MX didebet oleh akumulasi

depresiasi Trafo Las mulai tanggal 1 Oktober 2004 hingga 31

Oktober 2008 sebesar Rp 500.000. Masa manfaat Trafo Las UD.

MX telah habis pada tanggal 31 Oktober 2008.

h. Mesin Bubut : Modal pemilik UD. MX didebet oleh akumulasi

depresiasi Mesin Bubut mulai tanggal 1 Januari 2004 hingga 31

Page 29: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

110

Januari 2008 sebesar Rp 500.000. Masa manfaat Mesin Bubut

UD. MX telah habis pada tanggal 31 Januari 2008.

i. Truk Isuzu : Modal pemilik UD. MX didebet oleh akumulasi

depresiasi Truk Isuzu mulai tanggal 1 Desember 2004 hingga 30

April 2010 sebesar Rp 12.072.917.

j. Komputer Kantor : Modal pemilik UD. MX didebet oleh

akumulasi depresiasi Komputer Kantor mulai tanggal 1 Juni 2006

hingga 30 April 2010 sebesar Rp 4.479.167.

k. Air Conditioner : Modal pemilik UD. MX didebet oleh

akumulasi depresiasi Air Conditioner mulai tanggal 1 Oktober

2006 hingga 30 April 2010 sebesar Rp 1.218.750.

l. Perangkat Meja Kantor = Modal pemilik UD. MX didebet oleh

akumulasi depresiasi Perangkat Meja Kantor mulai tanggal 1

Oktober 2006 hingga 30 April 2010 sebesar Rp 8.125.000.

m. Toyota Kijang = Modal pemilik UD. MX didebet oleh akumulasi

depresiasi Toyota Kijang mulai tanggal 1 Agustus 2005 hingga

30 April 2010 sebesar Rp 59.625.000.

Page 30: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

137

Page 31: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

111

V.1.4. SEWA

Pengakuan dan pengukuran pendapatan sewa UD. MX tidak

sesuai dengan yang diwajibkan di SAK ETAP. UD. MX mengakui

pendapatan sewa secara cash basis dimana pendapatan langsung

diakui pada saat pembayaran sewa diterima dimuka sebesar Rp

60.000.000 di awal Januari 2009.

Kebijakan UD. MX terhadap pendapatan sewa ini telah

melanggar prinsip matching karena, meskipun pihak ketiga telah

membayar uang sewa secara penuh, namun pihak ketiga belum

menikmati masa manfaat sewa secara penuh selama 2 tahun.

Seharusnya, pada periode dimana pembayaran uang sewa diterima

(bulan Januari 2009), UD. MX mengakuinya sebagai sewa diterima

dimuka terlebih dahulu lalu. Kemudian, barulah pendapatan sewa

diakui setiap bulan berdasarkan pada metode garis lurus sepanjang

masa sewa sampai bulan Desember 2011.

Karena itulah, pendapatan sewa UD. MX sebesar Rp

30.000.000 harus dihapus (karena baru boleh diakui pada tahun

2010) dengan cara akun pendapatan sewa didebet dan akun sewa

diterima dimuka dikredit sebesar Rp 30.000.000. Kemudian, baru

pada bulan Januari 2010–April 2010, UD. MX mengakui pendapatan

sewa setiap bulan sebesar Rp 2.500.000 dengan cara mendebet sewa

diterima dimuka dan mengkredit pendapatan sewa.

Page 32: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

112

Selain itu, UD. MX juga harus mengungkapkan segala

informasi terkait dengan aktivitas sewa. Berikut ini adalah informasi

sewa yang harus diungkapkan di dalam catatan atas laporan

keuangan UD. MX :

1. Kebijakan akuntansi terkait transaksi sewa. Dalam hal ini,

transaksi sewa UD. MX dikategorikan sebagai sewa operasi

(telah dijelaskan secara mendetail di bab IV).

2. Jumlah pembayaran sewa selama masa sewa yaitu Rp 60.000.000

selama 2 tahun yang diakui setiap bulan sebesar Rp 2.500.000.

Tabel V.20. di halaman berikutnya memperlihatkan ayat

jurnal penyesuaian (AJE) yang digunakan untuk memperbaiki

perlakuan akuntansi sewa UD. MX yang salah :

Page 33: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

113

Tabel V.20.Ayat Jurnal Penyesuaian Untuk Perlakuan Akuntansi Sewa UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

UD. MX SAK ETAP Ayat Jurnal Penyesuaian

Kas Rp 60.000.000 Pendapatan sewa Rp 60.000.000(Penerimaan pembayaran sewa langsung diakui sebagai pendapatan sewa pada periode dimana pembayaran sewa diterima, yaitu pada bulan Januari 2009)

Kas Rp 60.000.000 Sewa diterima dimuka Rp 60.000.000(Penerimaan pembayaran sewa diakui sebagai pendapatan sewa diterima dimuka terlebih dahulu)

Sewa diterima dimuka Rp 2.500.000 Pendapatan sewa Rp 2.500.000(Pendapatan sewa baru diakui sepanjang masa sewa berdasarkan metode garis lurus)

Pendapatan Sewa Rp 30.000.000 Sewa diterima dimuka Rp 30.000.000(AJE pertama untuk mengakui kembali pendapatan sewa diterima dimuka untuk tahun 2010)

Sewa diterima dimuka Rp 10.000.000Pendapatan Sewa Rp 10.000.000

(AJE kedua untuk mengakui pendapatan sewa untuk bulan Januari 2010 – April 2010)

Kebijakan UD. MX untuk mengakui pendapatan sewa secara penuh pada bulan Januari 2009 melanggar prinsip

matching karena, meskipun pihak ketiga telah membayar secara penuh untuk sewa selama 2 tahun, namun pihak ketiga

belum menikmati masa manfaat sewa 2 tahun secara penuh. Karena itulah, pembayaran sewa yang diterima dari pihak

ketiga tidak boleh langsung diakui sebagai pendapatan sewa.

Page 34: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

114

Page 35: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

114

V.1.5. PENDAPATAN

Pengukuran pendapatan UD. MX tidak sesuai dengan yang

diwajibkan di SAK ETAP. UD. MX memang telah mengukur

pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima

dari pelanggan. Namun, pendapatan atas pembayaran yang masih

harus diterima (piutang usaha) tidak ikut diukur. Seperti yang telah

dijelaskan di bab IV, pada laporan laba rugi UD. MX, piutang usaha

dianggap sebagai salah satu pengurang pendapatan selain beban

pengeluaran. Karena itulah, dalam laporan laba rugi Januari 2010 –

April 2010, UD. MX harus menambahkan kembali nominal piutang

usaha sebesar Rp 51.312.080 ke dalam pendapatan usaha UD. MX.

UD. MX tidak mengungkapkan informasi terkait pendapatan

secara lengkap seperti yang diwajibkan SAK ETAP. Berikut ini

adalah informasi terkait pendapatan yang harus diungkapkan :

1. Kebijakan akuntansi terkait transaksi pendapatan. UD. MX harus

mengungkapkan bahwa pendapatan, baik penjualan barang

maupun sewa, diakui berdasarkan accrual basis, yaitu diakui

pada saat terjadinya transaksi.

2. Jumlah setiap kategori pendapatan selama periode Januari 2010 –

April 2010, yaitu dari pendapatan usaha sebesar Rp 801.391.910

dan pendapatan sewa sebesar Rp 100.000.000 (sebenarnya sudah

diungkapkan di laporan laba rugi namun jumlahnya berbeda).

Page 36: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

115

Tabel V.21. di bawah ini memperlihatkan ayat jurnal penyesuaian (AJE) yang digunakan untuk memperbaiki

perlakuan akuntansi pendapatan UD. MX yang salah :

Tabel V.21.Ayat Jurnal Penyesuaian Untuk Perlakuan Akuntansi Pendapatan UD. MX

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 30 April 2010

UD. MX SAK ETAP Ayat Jurnal Penyesuaian

Piutang Usaha Rp 51.312.080 Pendapatan Rp 51.312.080(Saat terjadi penjualan kredit, piutang usaha memang diakui oleh UD. MX)

Pendapatan Rp 51.312.080 Piutang Usaha Rp 51.312.080(Namun, ketika laporan laba rugi bulanan dibuat, akun piutang usaha ikut dianggap sebagai pengurang pendapatan)

Piutang Usaha Rp 51.312.080 Pendapatan Rp 51.312.080(Mulai saat terjadi penjualan kredit hingga dilunasi, piutang usaha tetap diakui sebagai pendapatan yang masih harus diterima)

Piutang Usaha Rp 51.312.080 Pendapatan Rp 51.312.080(Untuk memulihkan piutang usaha yang dianggap sebagai pengurang pendapatan, cukup hanya dengan membalikkan kembali jurnalnya seperti diatas, maka dengan sendirinya, piutang usaha kembali diakui oleh UD. MX sebagai pendapatan yang masih harus diterima)

Page 37: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

116

V.1.6. IMBALAN KERJA

UD. MX tidak mengungkapkan informasi terkait imbalan

kerja secara lengkap di dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah

informasi terkait imbalan kerja yang harus diungkapkan di dalam

catatan atas laporan keuangan :

1. Kebijakan akuntansi terkait imbalan pasca kerja. Dalam hal ini,

UD. MX harus mengungkapkan bahwa, kebijakan akuntansi

terkait imbalan pasca kerja yang digunakan adalah iuran pasti

(dijelaskan secara mendetail di bab IV).

2. Jumlah beban imbalan kerja yang diakui setiap periode berjalan

(sudah diungkapkan di dalam laporan laba rugi sebagai beban

Jamsostek).

V.2. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Subbab ini memberikan rekomendasi berupa penyusunan laporan

keuangan UD. MX yang sesuai dengan SAK ETAP. Seperti telah dijelaskan

sebelumnya, UD. MX hanya menyajikan laporan laba rugi saja dan tidak

menyajikan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Penulis tidak membuat laporan arus kas untuk UD. MX karena memerlukan

data tahun 2009 sementara SAK ETAP mewajibkan laporan keuangan yang

menggunakan SAK ETAP adalah laporan keuangan di tahun 2010.

Page 38: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

117

V.2.1. LAPORAN LABA RUGI

Berikut ini adalah informasi yang harus diungkapkan di dalam

laporan laba rugi UD. MX, antara lain :

A. Penjualan Bersih. Terdiri dari penjualan produk tali rafia dan

sedotan UD. MX selama periode Januari 2010–April 2010 sebesar

Rp 852.703.990.

B. Beban Pokok Penjualan. Berasal dari perhitungan beban pokok

penjualan di tabel V.1. sebesar Rp 640.747.833.

C. Beban Usaha. Sebesar Rp 54.688.018, terdiri dari beban

transportasi, beban konsumsi, beban administrasi & kantor, beban

telepon, beban lain-lain/paking, beban jamsostek, beban depresiasi

ruko, dan beban biaya tak terduga.

D. Penghasilan (beban) lain–lain. Terdiri dari pendapatan sewa yang

diakui untuk bulan Januari 2010–April 2010 sebesar Rp

10.000.000 serta beban bunga pinjaman sebesar Rp 15.348.745.

E. Pajak Penghasilan. Terdiri dari nominal pajak yang dibayarkan

UD. MX kepada kantor pajak sebesar Rp 532.800, terdiri dari

pembayaran Januari 2010 – Maret 2010, masing–masing sebesar

Rp 130.750 dan pembayaran April 2010 sebesar Rp 145.550.

F. Informasi perubahan ekuitas. Berisi rincian perubahan saldo

ekuitas selama periode Januari 2010 – April 2010 yang berasal dari

penambahan laba periode berjalan dan koreksi kebijakan akuntansi.

Page 39: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

118

Tabel V.22 Laporan Laba Rugi UD. MX Berdasarkan SAK ETAP

UD. MXLAPORAN LABA RUGI DAN SALDO LABA

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 APRIL 2010

(Disajikan Dalam Rupiah)     PENJUALAN BERSIH   852,703,990      BEBAN POKOK PENJUALAN   (640,747,833)

     

LABA KOTOR   221,956,157      BEBAN USAHA    Transportasi   (13,195,500)Konsumsi   (666,000)Administrasi & kantor   (18,785,394)Telepon   (1,647,460)Lain-Lain / Paking   (2,527,100)Jamsostek   (7,404,064)Beban depresiasi ruko   (3,381,833)Biaya Tak Terduga   (10,462,500)     Total beban usaha   (58,069,851)     PENGHASILAN (BEBAN) LAIN - LAIN    Pendapatan Sewa   10,000,000 Beban bunga pinjaman   (15,348,745)Total penghasilan (beban) lain - lain   (5,348,745)

     

LABA BERSIH SEBELUM PAJAK   148,537,561      Pajak Penghasilan   (537,800)

     

LABA BERSIH SETELAH PAJAK   147,999,761

 

INFORMASI PERUBAHAN EKUITAS UD. MXModal pemilik pada 1 Januari 2010   300,500,000Laba bersih periode Januari 2010 – April 2010   147,999,761 Koreksi perubahan kebijakan akuntansi   (162,368,875)

Modal pemilik pada 30 April 2010   286,130,886

Page 40: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

119

Dan berikut ini adalah dampak dari diterapkannya SAK ETAP

terhadap informasi yang disajikan pada laporan laba rugi UD. MX :

A. Perubahan format laporan laba rugi

Pada laporan laba rugi versi UD. MX, ada penambahan piutang

usaha sebagai pengurang pendapatan serta selisih sediaan bulan lalu

dan bulan sekarang sebagai penambah pendapatan. Kedua komponen

ini dihilangkan di dalam laporan laba rugi versi SAK ETAP karena

piutang dan sediaan memang seharusnya ditempatkan di neraca.

Kebijakan UD. MX untuk tidak mengakui piutang usaha ini dan

mengakui pendapatan sewa secara cash basis (dijelaskan di poin D)

menyebabkan nilai laba bersih UD. MX menjadi lebih rendah dari yang

sebenarnya (understated), yakni sebesar 52% (Rp 50.906.585).

Dampak dari perbedaan nilai tersebut sangat material sehingga

mempengaruhi kewajaran laporan keuangan. Dampak lainnya, tentu

saja menyebabkan kinerja keuangan UD. MX terlihat lebih buruk dari

yang sesungguhnya serta melanggar prinsip matching.

Perubahan kedua adalah penambahan informasi perubahan

ekuitas UD. MX. Menurut SAK ETAP, apabila perubahan ekuitas

hanya berasal dari laba atau rugi dan perubahan kebijakan akuntansi,

maka laporan perubahan ekuitas boleh digabungkan dengan laporan

laba rugi menjadi laporan laba rugi dan saldo laba.

Page 41: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

120

Perubahan ketiga adalah penambahan akun beban pokok

penjualan. Beban pokok penjualan ini berasal dari beban – beban yang

berkaitan dengan aktivitas produksi UD. MX seperti sediaan bahan

baku, gaji karyawan produksi, beban listrik, beban depresiasi aset tetap,

dan beban pemeliharaan mesin. Perhitungan kelima komponen beban

ini kemudian digabungkan dengan sediaan bahan dalam proses awal

dan akhir periode serta sediaan bahan jadi awal dan akhir periode

menjadi beban pokok penjualan.

Perubahan lainnya adalah penambahan komponen – komponen

seperti laba kotor (penjualan – beban pokok penjualan), laba bersih

sebelum pajak (laba kotor – beban usaha), dan laba bersih setelah pajak

(laba bersih sebelum pajak – pajak penghasilan). Dalam laporan laba

rugi versi UD. MX, hanya ada komponen laba sebelum saldo

(pendapatan – seluruh pengeluaran) dan laba bersih (laba sebelum

saldo – piutang usaha + selisih sediaan bulan lalu & bulan berjalan).

Melalui format baru laporan laba rugi ini, selain untuk mematuhi

SAK ETAP, manfaat lain yang dapat dipetik adalah UD. MX dapat

lebih efektif dalam melakukan analisa laporan keuangan. Seperti

misalnya, untuk mengetahui keefektifan UD. MX dalam mengelola

biaya produksi, pengguna laporan keuangan dapat menghitung

persentase laba kotor dengan penjualan bersih. Analisa seperti ini tidak

Page 42: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

121

dapat dilakukan melalui laporan laba rugi versi UD. MX karena tidak

ada perhitungan laba kotor di dalamnya.

B. Beban Pokok Penjualan

Dalam laporan laba rugi UD. MX versi SAK ETAP, ditampilkan

informasi beban pokok penjualan. Format baru penyusunan laporan

laba rugi untuk beban pokok penjualan ini dapat membuat harga jual

produk UD. MX menjadi lebih kompetitif.

Seperti telah dijelaskan di subbab V.1.1. sebelumnya, akibat dari

format laporan laba rugi yang salah, untuk menentukan harga jual

produk, UD. MX membagi total nilai seluruh beban pengeluaran bulan

lalu dengan kuantitas produksi bulan lalu kemudian menambahkan

margin 20% untuk menentukan harga jual produk yang kemudian

dibandingkan dengan harga jual dari pesaing. Sehingga, boleh

disimpulkan bahwa, UD. MX menganggap seluruh beban pengeluaran

tersebut adalah beban pokok penjualan.

Kebijakan ini pada akhirnya dapat menyebabkan kesalahan

pengambilan keputusan untuk penetapan harga jual mengingat beban

pokok penjualan adalah salah satu sumber informasi pemilik dalam

menetapkan harga jual produk di bulan mendatang. Perhitungan harga

jual yang dihasilkan nantinya cenderung menjadi sulit bersaing.

Melalui laporan laba rugi versi SAK ETAP, beban yang

diperhitungkan sebagai beban pokok penjualan hanyalah beban – beban

Page 43: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

122

yang terkait dengan aktivitas produksi beserta sediaan bahan dalam

proses dan sediaan bahan jadi sehingga perhitungan harga jual produk

melalui laporan laba rugi versi SAK ETAP juga akan lebih rendah. Hal

ini dimungkinkan karena komponen beban pokok penjualan di laporan

laba rugi versi SAK ETAP hanya berisi beban – beban yang terkait

dengan aktivitas produksi.

Perbedaan perhitungan beban pokok penjualan antara sebelum

dan setelah ETAP adalah 7 % (Rp 47.655.356). Meskipun terlihat kecil

namun harus diingat bahwa pasar tali rafia dan sedotan adalah pasar

yang kompetitif. Sehingga, perbedaan harga yang tipis saja antar

berbagai produsen mampu merubah preferensi konsumen. Karena

itulah, sebaiknya UD. MX menggunakan format perhitungan beban

pokok penjualan versi SAK ETAP.

C. Beban usaha

Beban usaha UD. MX mengalami penurunan tajam hingga 91%

(Rp 630.333.338). Penyebabnya, karena adanya pemindahan beban

pembelian bahan baku, beban listrik, beban gaji karyawan produksi,

serta beban pemeliharaan mesin ke akun beban pokok penjualan. Selain

itu, juga ada pemindahan beban bunga pinjaman ke akun penghasilan

(beban) lain – lain. Kelima komponen beban diatas menempati proporsi

terbesar dalam pengeluaran UD. MX sehingga tidaklah mengherankan

apabila beban usaha mengalami penurunan sampai setajam itu. Ada

Page 44: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

123

pula beban baru yang dimasukkan dalam kelompok beban usaha yaitu

beban depresiasi yang merupakan gabungan dari beban depresiasi

properti ruko dan aset tetap.

D. Penghasilan (beban) lain - lain

Akun ini mengalami kenaikan hingga 65% (Rp 10.000.000)

karena adanya peningkatan pendapatan sewa sampai 100% (Rp

10.000.000). Peningkatan ini berasal dari koreksi kesalahan dari

periode sebelumnya dan dalam koreksi ini, pendapatan sewa untuk

periode Januari 2010–April 2010 diakui kembali sebesar Rp

10.000.000. Penghasilan (beban) lain – lain juga merupakan salah satu

bentuk perubahan format laporan laba rugi.

E.Informasi perubahan ekuitas UD. MX

Meskipun laba bersih naik hingga 52% (Rp 50.906.585), namun

modal pemilik pada akhir periode menurun sangat tajam hingga 28%

(Rp 111.462.290). Penyebabnya, ada koreksi perubahan kebijakan

akuntansi setelah diterapkannya SAK ETAP berupa akumulasi

depresiasi properti ruko dan aset tetap pada periode sebelumnya yang

belum disusutkan dan kemudian dikompensasikan pada modal pemilik

di periode bulan Januari 2010 – April 2010 ini. Total nilai akumulasi

depresiasi periode sebelumnya yang belum disusutkan itu sangat tinggi,

mencapai Rp 162.368.875 sehingga, tidaklah mengherankan, apabila

modal pemilik pada 30 April 2010 berkurang menjadi Rp 286.130.886.

Page 45: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

124

V.2.2. NERACA

Berikut ini adalah berbagai macam informasi yang harus

diungkapkan di dalam neraca UD. MX :

A. Kas dan Setara Kas. Terdiri dari uang simpanan kas UD. MX

sebesar Rp 29.860.988. Kas dan Setara Kas dimasukkan di dalam

komponen aset lancar pada kelompok aset.

B. Piutang Usaha. Sebesar Rp 51.312.080. Piutang usaha dimasukkan

di dalam komponen aset lancar pada kelompok aset.

C. Sediaan. Terdiri dari sediaan bahan baku sebesar Rp 20.241.100,

sediaan bahan setengah jadi sebesar Rp 13.682.101, dan sediaan

bahan jadi senilai Rp 25.512.208. Sediaan dimasukkan dalam

komponen aset lancar pada kelompok aset.

D. Properti Investasi. Berupa properti ruko yang dimiliki UD. MX

senilai Rp 202.910.000. Nilai perolehan ini dikurangi oleh

akumulasi depresiasi properti ruko pada bulan Januari 2010 – April

2010 sebesar Rp 31.281.958 sehingga nilai buku properti ruko UD.

MX menjadi senilai Rp 171.628.042. Properti ruko ini dimasukkan

di dalam komponen aset tidak lancar pada kelompok aset.

E. Aset Tetap. Total nilai perolehan seluruh aset tetap UD. MX adalah

sebesar Rp 388.000.000. Nilai perolehan ini dikurangi oleh

akumulasi depresiasi seluruh aset tetap UD. MX sebesar Rp

144.114.633 sehingga nilai buku seluruh aset tetap UD. MX

Page 46: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

125

menjadi senilai Rp 243.885.367. Aset tetap ini dimasukkan di

dalam komponen aset tidak lancar pada kelompok aset.

F. Sewa Diterima Dimuka. Terdiri dari pembayaran sewa dimuka

oleh pihak ketiga yang masa manfaat sewa-nya masih belum

dinikmati secara penuh, yaitu masa manfaat mulai Mei 2010

hingga Desember 2010. Nilainya sebesar Rp 20.000.000. Sewa

diterima dimuka ini dimasukkan di dalam komponen kewajiban

lancar pada kelompok kewajiban dan ekuitas.

G. Utang Bank. Berasal dari utang UD. MX kepada Bank Central

Asia (BCA) sebesar Rp 150.000.000. Utang Bank ini dimasukkan

di dalam komponen kewajiban lancar pada kelompok kewajiban

dan ekuitas karena setiap akhir tahun BCA selalu melakukan

evaluasi terhadap kemampuan keuangan UD. MX. Jika hasil

evaluasi menunjukkan keuangan UD. MX buruk, maka BCA

memerintahkan UD. MX untuk melunasi utang sesegera mungkin

namun jika hasil evaluasi menunjukkan keuangan UD. MX baik,

maka BCA memperpanjang jatuh tempo pembayaran utang

kembali sampai akhir tahun depan. Karena sifat utang bank yang

tidak pasti inilah, maka sebaiknya utang bank UD. MX

diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar (jangka pendek).

H. Utang Kepada Pihak Ketiga. Berasal dari utang kepada pihak

ketiga yang merupakan teman dekat pemilik UD. MX sebesar Rp

Page 47: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

126

100.000.000. Utang Bank ini dimasukkan di dalam komponen

kewajiban lancar pada kelompok kewajiban dan ekuitas. Alasannya

sama seperti utang bank, karena pihak ketiga tidak menetapkan

jatuh tempo pembayaran utang secara pasti, pihak ketiga selalu

mengevaluasi kemampuan keuangan UD. MX sebelum

memutuskan untuk memperpanjang jatuh tempo pembayaran.

I. Ekuitas. Terdiri atas rincian informasi mengenai modal pemilik

UD. MX pada 1 Januari 2010 sebesar Rp 300.500.000,

penambahan modal pemilik dari laba bersih periode Januari 2010 –

April 2010 sebesar Rp 147.999.761, pengurangan modal pemilik

dari koreksi kebijakan akuntansi akibat kompensasi akumulasi

depresiasi aset tetap dan properti ruko pada periode sebelumnya

sebesar Rp 162.368.875, serta modal pemilik pada 30 April 2010

sebesar Rp 286.130.836. Nilai modal pemilik pada akhir periode

(30 April 2010) senilai Rp 286.130.886 berasal dari hasil

perhitungan ketiga komponen sebelumnya (modal pemilik 1

Januari 2010 + laba bersih periode berjalan – koreksi kebijakan

akuntansi). Bagian terakhir dalam neraca ini dimasukkan di dalam

komponen ekuitas pada kelompok kewajiban dan ekuitas.

Page 48: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

127

UD. MXNERACA

PER 30 APRIL 2010

(Disajikan Dalam Rupiah)ASET   KEWAJIBAN DAN EKUITAS    Aktiva Lancar   KEWAJIBAN  Kas dan setara kas 29,860,988   Kewajiban Lancar  Piutang Usaha 51,321,080   Sewa diterima di muka 20,000,000 Persediaan   Utang Bank 150,000,000   Bahan baku 20,241,100   Utang Kepada Pihak Ketiga 100,000,000   Bahan setengah jadi 13,682,101   Jumlah kewajiban lancar 270,000,000   Bahan jadi 25,512,208 59,435,409   Kewajiban Tidak Lancar -           

Jumlah aset lancar     140,617,477   TOTAL KEWAJIBAN   270,000,000 Aset Tidak Lancar   EKUITAS    Properti investasi   Modal pemilik 1 Januari 2010 300,500,000   Nilai perolehan 202,910,000     Laba bersih periode berjalan 147,999,761  

  Akumulasi Depresiasi (31,281,958) 171,628,04

2     Perubahan kebijakan akuntansi (162,368,875)  Aset tetap - bersih   Modal pemilik 30 April 2010 286,130,886   Nilai perolehan 388,000,000      

  Akumulasi Depresiasi (144,114,633

) 243,885,36

7                 

Jumlah aset tidak lancar     415,513,409   TOTAL EKUITAS   286,130,886

TOTAL ASET     556,130,886   TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 556,130,886

Tabel V.23. Neraca UD. MX Berdasarkan SAK ETAP

Page 49: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

128

Dan berikut ini adalah dampak dari diterapkannya SAK ETAP

terhadap informasi yang disajikan pada neraca UD. MX :

A. Perubahan format neraca

Perubahan pertama, tentu saja adalah disajikannya neraca

sebagai bagian dari laporan keuangan UD. MX. Melalui neraca,

pengguna laporan keuangan UD. MX dapat mengetahui proporsi

kewajiban dengan aset atau ekuitas entitas. Sehingga pada akhirnya,

dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan UD. MX.

Informasi posisi keuangan ini membantu UD. MX dalam

mengambil keputusan untuk melakukan permohonan utang karena UD.

MX dapat selalu memantau perbandingan aset dan kewajiban-nya.

Apabila kewajiban lebih besar daripada aset maka UD. MX dapat

memutuskan untuk tidak melakukan permohonan utang sebab tidak ada

lagi aset yang dapat dijaminkan andaikata UD. MX gagal melunasi

utang. Begitu pula sebaliknya, apabila kewajiban masih lebih kecil

daripada aset maka UD. MX dapat lebih leluasa mengajukan

permohonan utang karena ada aset yang dapat dijadikan jaminan.

Proporsi perbandingan aset dan kewajiban yang paling baik adalah 2:1.

Perubahan kedua adalah ditambahkannya dua akun baru yaitu

sewa diterima di muka dan ekuitas. Akun sewa diterima di muka

disajikan di dalam neraca UD. MX karena ternyata pembayaran sewa

yang dilakukan pihak ketiga pada bulan Januari 2009 adalah untuk

Page 50: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

129

kurun waktu masa 2 tahun namun UD. MX telah mengakuinya sebagai

pendapatan sewa di bulan Januari 2009. Karena itulah, pembayaran

sewa dari pihak ketiga untuk bulan Mei 2010 – Desember 2010 diakui

kembali dan ditempatkan pada akun sewa diterima di muka.

Tambahan akun kedua adalah ekuitas. Akun ini memperlihatkan

dampak kompensasi akumulasi depresiasi properti ruko dan aset tetap

dari periode sebelumnya (koreksi kebijakan akuntansi) beserta laba

periode berjalan terhadap saldo modal pemilik UD. MX. Dan dapat

terlihat bahwa, saldo modal pemilik UD. MX menurun cukup tajam

akibat dari koreksi kebijakan tersebut (telah dijelaskan secara mendetail

di bagian laporan laba rugi dan saldo laba UD. MX).

B. Properti Investasi - Bersih dan Aset Tetap – Bersih

Nilai buku properti investasi dan aset tetap UD. MX mengalami

penurunan cukup tajam, yakni sebesar 15% (Rp 31.281.958) dan 37%

(Rp 144.114.633). Penurunan tajam ini disebabkan karena neraca

berdasarkan SAK ETAP telah memperhitungkan depresiasi pada

properti investasi dan aset tetap.

Perbedaan informasi nilai yang disajikan cukup material, yakni

adanya penurunan terhadap nilai kedua aset tidak lancar tersebut,

setelah dilakukan penyusutan, sebesar 30% (Rp 175.396.591).

Penurunan nilai tersebut mencapai 24% dari total nilai aset UD. MX

Page 51: Bab V - Pembahasan SAK ETAP

130

sebelum diterapkannya SAK ETAP. Penurunan yang cukup material

tersebut tentu mempengaruhi kewajaran laporan keuangan UD. MX.

Berdasarkan pada rekomendasi format neraca berdasarkan SAK

ETAP yang disusun, nilai properti investasi dan aset tetap UD. MX

telah disusutkan sehingga nilai kedua aset tidak lancar tersebut kini

mencerminkan kondisi yang sesungguhnya, yaitu telah mengalami

penurunan umur masa manfaat setelah dipakai beberapa lama oleh oleh

pihak ketiga penyewa ruko dan oleh UD. MX sendiri.