4
Konsep yang Baik & Efisien dalam mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Good Corporate Governance (GCG) menjadi acuan suatu korporasi dalam menjalankan operasional hariannya agar berjalan lancar. Terdapat 5 prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi suatu korporat atau para pelaku bisnis, yaitu : 1. Transparency (keterbukaan informasi) Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. 2. Accountability (akuntabilitas) Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi. 3. Responsibility (pertanggung jawaban) Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada shareholder juga kepada stakeholders-lainnya. 4. Indepandency (kemandirian) Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, prinsip ini menuntut bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan.

Be&gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, good corporate governance (gcg), universitas mercu buana, 2017

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Be&gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, good corporate governance (gcg), universitas mercu buana, 2017

Konsep yang Baik & Efisien dalam mewujudkan Good

Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) menjadi acuan suatu korporasi dalam menjalankan

operasional hariannya agar berjalan lancar. Terdapat 5 prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman

bagi suatu korporat atau para pelaku bisnis, yaitu :

1. Transparency (keterbukaan informasi)

Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip

ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada

segenap stakeholders-nya. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja

keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.

2. Accountability (akuntabilitas)

Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system dan

pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka

akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab

antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.

3. Responsibility (pertanggung jawaban)

Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang

berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,

perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama

masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan

perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran untuk

bertanggung jawab kepada shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.

4. Indepandency (kemandirian)

Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan

kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, prinsip ini menuntut bertindak secara

mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan.

Page 2: Be&gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, good corporate governance (gcg), universitas mercu buana, 2017

5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)

Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor

pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara

beragam kepentingan dalam perusahaan.

GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten

dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling

berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar,

dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip dasar yang harus

dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:

1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menunjang iklim

usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement).

2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha.

3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak

dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social

control) secara obyektif dan bertanggung jawab.

Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) adalah suatu subjek yang memiliki

banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut

masalah akuntabilitas dan tanggung jawab/ mandat, khususnya implementasi pedoman dan

mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham.

Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan

harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada

kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari tata kelola

perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menunjuk perhatian dan

akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau

lingkungan.

Page 3: Be&gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, good corporate governance (gcg), universitas mercu buana, 2017

Inti dari kebijakan tata kelola perusahaan adalah agar pihak-pihak yang berperan dalam

menjalankan perusahaan memahami dan menjalankan fungsi dan peran sesuai wewenang dan

tanggung jawab. Pihak yang berperan meliputi pemegang saham, dewan komisaris, komite,

direksi, pimpinan unit dan karyawan.

Dalam menerapkan nilai-nilai Tata Kelola Perusahaan, Perseroan menggunakan

pendekatan berupa keyakinan yang kuat akan manfaat dari penerapan Tata Kelola Perusahaan

yang baik. Berdasarkan keyakinan yang kuat, maka akan tumbuh semangat yang tinggi untuk

menerapkannya sesuai standar internasional. Guna memastikan bahwa Tata Kelola Perusahaan

diterapkan secara konsisten di seluruh lini dan unit organisasi, Perseroan menyusun berbagai acuan

sebagai pedoman bagi seluruh karyawan. Selain acuan yang disusun sendiri, Perseroan juga

mengadopsi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam hal penerapan prinsip GCG harus disadari bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan

yang baik hanya akan efektif dengan adanya asas kepatuhan dalam kegiatan bisnis sehari-hari,

terlebih dahulu diterapkan oleh jajaran manajemen dan kemudian diikuti oleh segenap karyawan.

Melalui penerapan yang konsisten, tegas dan berkesinambungan dari seluruh pelaku bisnis.

Pendekatan good corporate governance yang sesuai dengan budaya Indonesia

Salah satu pilihan strategis untuk menerapkan good governance di Indonesia adalah

melalui penyelenggaraan pelayanan publik. Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan

publik menjadi strategis untuk memulai menerapkan good governance.

Pelayanan publik sebagai penggerak utama juga dianggap penting oleh semua aktor dari

unsur good governance. Para pejabat publik, unsur-unsur dalam masyarakat sipil dan dunia usaha

sama-sama memiliki kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. Ada tiga alasan

penting yang melatar-belakangi bahwa pembaharuan pelayanan publik dapat mendorong praktik

good governance di Indonesia. Pertama, perbaikan kinerja pelayanan publik dinilai penting oleh

stakeholders, yaitu pemerintah, warga, dan sektor usaha. Kedua, pelayanan publik adalah ranah

dari ketiga unsur governance melakukan interaksi yang sangat intensif. Ketiga, nilai-nilai yang

selama ini mencirikan praktik good governance diterjemahkan secara lebih mudah dan nyata

melalui pelayanan publik.

Page 4: Be&gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, good corporate governance (gcg), universitas mercu buana, 2017

Fenomena pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan sarat dengan permasalahan,

misalnya prosedur pelayanan yang bertele-tele, ketidakpastian waktu dan harga yang

menyebabkan pelayanan menjadi sulit dijangkau secara wajar oleh masyarakat. Hal ini

menyebabkan terjadi ketidakpercayaan kepada pemberi pelayanan dalam hal ini birokrasi,

sehingga masyarakat mencari jalan alternatif untuk mendapatkan pelayanan melalui cara tertentu

yaitu dengan memberikan biaya tambahan. Dalam pemberian pelayanan publik, disamping

permasalahan diatas, juga tentang cara pelayanan yang diterima oleh masyarakat yang sering

melecehkan martabatnya sebagai warga Negara. Masyarakat ditempatkan sebagai klien yang

membutuhkan bantuan pejabat birokrasi, sehingga harus tunduk pada ketentuan birokrasi dan

kemauan dari para pejabatnya. Hal ini terjadi karna budaya yang berkembang dalam birokrasi

selama ini bukan budaya pelayanan, tetapi lebih mengarah kepada budaya kekuasaan.

Upaya untuk menghubungkan tata-pemerintahan yang baik dengan pelayanan publik

barangkali bukan merupakan hal yang baru. Namun keterkaitan antara konsep good-governance

(tata-pemerintahan yang baik) dengan konsep public service (pelayanan publik) tentu sudah cukup

jelas logikanya publik dengan sebaik-baiknya. Argumentasi lain yang membuktikan betapa

pentingnya pelayanan publik ialah keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat. Inilah yang

tampaknya harus dilihat secara jernih karena di negara-negara berkembang kesadaran para birokrat

untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat masih sangat rendah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Intan, 2010.https://diaryintan.wordpress.com/2010/11/15/good-corporate-governance-gcg-2/

(11 Mar 2017, 6.30)

2. Yanuarto, 2012.http://yanuarto-berbagi.blogspot.co.id/2012/02/5-lima-prinsip-gcg.html

(11 Mar 2017, 6.40)

3. Rhius Lase, 2015.http://celotehlestarius.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-konsep-good-

governance.html (11 Mar 2017, 07.00)