Upload
zikri-nurmansyah
View
42
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Konsep yang Baik & Efisien dalam mewujudkan Good
Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) menjadi acuan suatu korporasi dalam menjalankan
operasional hariannya agar berjalan lancar. Terdapat 5 prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman
bagi suatu korporat atau para pelaku bisnis, yaitu :
1. Transparency (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip
ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada
segenap stakeholders-nya. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja
keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system dan
pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka
akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab
antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.
3. Responsibility (pertanggung jawaban)
Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama
masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan
perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran untuk
bertanggung jawab kepada shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.
4. Indepandency (kemandirian)
Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan
kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, prinsip ini menuntut bertindak secara
mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan.
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor
pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.
GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten
dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling
berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar,
dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip dasar yang harus
dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:
1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menunjang iklim
usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement).
2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha.
3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak
dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social
control) secara obyektif dan bertanggung jawab.
Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) adalah suatu subjek yang memiliki
banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut
masalah akuntabilitas dan tanggung jawab/ mandat, khususnya implementasi pedoman dan
mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham.
Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan
harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada
kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari tata kelola
perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menunjuk perhatian dan
akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau
lingkungan.
Inti dari kebijakan tata kelola perusahaan adalah agar pihak-pihak yang berperan dalam
menjalankan perusahaan memahami dan menjalankan fungsi dan peran sesuai wewenang dan
tanggung jawab. Pihak yang berperan meliputi pemegang saham, dewan komisaris, komite,
direksi, pimpinan unit dan karyawan.
Dalam menerapkan nilai-nilai Tata Kelola Perusahaan, Perseroan menggunakan
pendekatan berupa keyakinan yang kuat akan manfaat dari penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang baik. Berdasarkan keyakinan yang kuat, maka akan tumbuh semangat yang tinggi untuk
menerapkannya sesuai standar internasional. Guna memastikan bahwa Tata Kelola Perusahaan
diterapkan secara konsisten di seluruh lini dan unit organisasi, Perseroan menyusun berbagai acuan
sebagai pedoman bagi seluruh karyawan. Selain acuan yang disusun sendiri, Perseroan juga
mengadopsi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal penerapan prinsip GCG harus disadari bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang baik hanya akan efektif dengan adanya asas kepatuhan dalam kegiatan bisnis sehari-hari,
terlebih dahulu diterapkan oleh jajaran manajemen dan kemudian diikuti oleh segenap karyawan.
Melalui penerapan yang konsisten, tegas dan berkesinambungan dari seluruh pelaku bisnis.
Pendekatan good corporate governance yang sesuai dengan budaya Indonesia
Salah satu pilihan strategis untuk menerapkan good governance di Indonesia adalah
melalui penyelenggaraan pelayanan publik. Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan
publik menjadi strategis untuk memulai menerapkan good governance.
Pelayanan publik sebagai penggerak utama juga dianggap penting oleh semua aktor dari
unsur good governance. Para pejabat publik, unsur-unsur dalam masyarakat sipil dan dunia usaha
sama-sama memiliki kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. Ada tiga alasan
penting yang melatar-belakangi bahwa pembaharuan pelayanan publik dapat mendorong praktik
good governance di Indonesia. Pertama, perbaikan kinerja pelayanan publik dinilai penting oleh
stakeholders, yaitu pemerintah, warga, dan sektor usaha. Kedua, pelayanan publik adalah ranah
dari ketiga unsur governance melakukan interaksi yang sangat intensif. Ketiga, nilai-nilai yang
selama ini mencirikan praktik good governance diterjemahkan secara lebih mudah dan nyata
melalui pelayanan publik.
Fenomena pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan sarat dengan permasalahan,
misalnya prosedur pelayanan yang bertele-tele, ketidakpastian waktu dan harga yang
menyebabkan pelayanan menjadi sulit dijangkau secara wajar oleh masyarakat. Hal ini
menyebabkan terjadi ketidakpercayaan kepada pemberi pelayanan dalam hal ini birokrasi,
sehingga masyarakat mencari jalan alternatif untuk mendapatkan pelayanan melalui cara tertentu
yaitu dengan memberikan biaya tambahan. Dalam pemberian pelayanan publik, disamping
permasalahan diatas, juga tentang cara pelayanan yang diterima oleh masyarakat yang sering
melecehkan martabatnya sebagai warga Negara. Masyarakat ditempatkan sebagai klien yang
membutuhkan bantuan pejabat birokrasi, sehingga harus tunduk pada ketentuan birokrasi dan
kemauan dari para pejabatnya. Hal ini terjadi karna budaya yang berkembang dalam birokrasi
selama ini bukan budaya pelayanan, tetapi lebih mengarah kepada budaya kekuasaan.
Upaya untuk menghubungkan tata-pemerintahan yang baik dengan pelayanan publik
barangkali bukan merupakan hal yang baru. Namun keterkaitan antara konsep good-governance
(tata-pemerintahan yang baik) dengan konsep public service (pelayanan publik) tentu sudah cukup
jelas logikanya publik dengan sebaik-baiknya. Argumentasi lain yang membuktikan betapa
pentingnya pelayanan publik ialah keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat. Inilah yang
tampaknya harus dilihat secara jernih karena di negara-negara berkembang kesadaran para birokrat
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat masih sangat rendah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Intan, 2010.https://diaryintan.wordpress.com/2010/11/15/good-corporate-governance-gcg-2/
(11 Mar 2017, 6.30)
2. Yanuarto, 2012.http://yanuarto-berbagi.blogspot.co.id/2012/02/5-lima-prinsip-gcg.html
(11 Mar 2017, 6.40)
3. Rhius Lase, 2015.http://celotehlestarius.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-konsep-good-
governance.html (11 Mar 2017, 07.00)