30
Analisa Peluang Dan Ancaman Dalam Lingkungan Bisnis Modern Retailer Modern Retailer Danny D. Kosasih 18067/PS/MM/05

Business Environment - Retailer

Embed Size (px)

DESCRIPTION

class assignment at MMUGM

Citation preview

Page 1: Business Environment - Retailer

Analisa Peluang Dan Ancaman Dalam Lingkungan Bisnis Modern RetailerModern RetailerDanny D. Kosasih

18067/PS/MM/05

Page 2: Business Environment - Retailer

Latar Belakang

Konsumen Indonesia dari kelas sosial ekonomi apapun menikmati mengkonsumsi barang-barang dengan pilihan harga terbaik (murah dan pas).

Namun konsumen kelas atas tetap ke pasar tradisional untuk berbelanja barang yang lebih murah, dan konsumen dengan tingkat pendapatan rendah dapat pergi ke Hypermarket dan minimarket atau supermarket lainnya untuk mencari harga yang lebih murah.

Konsumen pergi ke hypermart untuk berbelanja bulanan, ke Supermarket atau mini market untuk berbelanja mingguan, dan toko/pasar tradisional atau warung untuk berbelanja harian atau mencari bahan makanan yang segar

Page 3: Business Environment - Retailer

Latar Belakang (Lanjutan)

Bisnis Modern retail bertumbuh sangat signifikan di Indonesia dalam 10 tahun terakhir

Peraturan Presiden tentang bisnis ritel Pengaturan zona dari outlet ritel modern terutama outlet

hypermarket, Persyaratan perdagangan Perlindungan pusat pasar tradisional dan perusahaan kecil

dan menengah (SME). Investor asing masuk dalam dalam bisnis ritel di

Indonesia

Page 4: Business Environment - Retailer

Klasifikasi Dan Definisi Modern Retailer (lanj…)

Klasifikasi Sektor Perdagangan dan Contoh-Contoh

Hypermarket

(large format)

Supermarket

Minimarket

Department Store

Toko Traditional

Pasar tradisional

/Pasar becek

Toko Kelontong & Warung

-Alfa-Carrefour-Giant-Hypermar

t

-Borma-Diamond-Gelael-Griya-Hari-hari

-Alfamart-Indomart-Pasar Prima-Starmart-Yomart

-Matahari-Ramayana-Sogo-Yogya

Sumber: AC Nielsen Retail Audit Index 2006

Page 5: Business Environment - Retailer

Klasifikasi Dan Definisi Modern Retailer

DeskripsiDeskripsi HypermarketHypermarket SupermarketSupermarket MinimarketMinimarket

UkuranUkuran 4000-10000 m2 700-4000 m2 100-700 m2

BangunanBangunanMemiliki bangunan, mal, plaza, pusat belanja

Memiliki bangunan, mal, plaza, pusat belanja

Ruko, kantor, hotel, apartemen

Jumlah kasir per Jumlah kasir per outletoutlet

>20 orang 3-20 orang 1-2 orang

Varietas barangVarietas barang >15.000 item 5.000-20.000 item <5000 item

Jenis produkJenis produk

Semua kategori produk dengan beragam jenis termasuk: bahan pangan, elektronik, pakaian dan sepatu

Hampir semua kategori bahan pangan. Produk cukup lengkap terutama barang-barang segar

Beberapa kategori bahan pangan. Produk terbatas pada kebutuhan sehari-hari

LokasiLokasiDi kota, pinggiran kota, dekat jalan tol

Perumahan dan kompleks kantor, pusat belanja

Perumahan dan kompleks kantor

Fasilitas parkirFasilitas parkir Sangat lebar Ukuran standar Minimum

Sumber: AC Nielsen Indonesia Consumer Profile 2006

Page 6: Business Environment - Retailer

Kinerja Bisnis Modern Retailer 2000 - 2006

TabelPenjualan Retailer (hypermarket, supermarket dan minimarket), 2002-2006

TahunTahun Penjualan (Rp Penjualan (Rp Triliun)Triliun)

Pertumbuhan Pertumbuhan (%)(%)

2002 20,9 --

2003 25,0 19

2004 28,3 13

2005 35,8 26

2006 42,1 21

Rata-rata pertumbuhanRata-rata pertumbuhan 19,7519,75

Sumber: Aprindo,Data Consult/ ICN

Page 7: Business Environment - Retailer

Struktur IndustriStruktur Industri

Page 8: Business Environment - Retailer

Profil & Prilaku Konsumen

41,92948,642

57,24465,358

0

20,000

40,000

60,000

80,000

2003 2004 2005 2006

FMCG Market Growth Indonesia Total Grocery - based on categories audited

Sumber: ACNielsen – Retail Audit Index

Retail TrendsTotal Category - Retail Sector Trends - Growth Vs 2005

10.2

13.0

8.3

14.3

18.7

6.1

0 5 10 15 20

Total

Food

Non Food

Personal Care

Household

Pharmaceutical

Page 9: Business Environment - Retailer

Profil & Prilaku Konsumen

Sumber: ACNielsen – Shopper Trends 2005

Modern Retailer mempunyai bargaining power yang kuatbargaining power yang kuat terhadap konsumen

70% pergi berbelanja dengan orang lain (biasanya dengan anggota keluarga lainnya).

Uniknya 74% tidak menyiapkan daftar belanja ketika pergi ke modern retailer (impulsive purchaser)

TabelTarget konsumen dari ritel modern

HypermarketHypermarket SupermarketSupermarket MinimarketMinimarketKeluarga dari anggota masyarakat kelas menengah sampai atas

Ibu-ibu rumah tangga dari anggota masyarakat kelas menengah sampai atas

Siapa saja dari anggota masyarakat kelas menengah sampai bawah

Page 10: Business Environment - Retailer

Jumlah Outlet Tabel

Jumlah outlet modern retailer di Indonesia2003-2006

(unit)

Jenis retailerJenis retailer 20032003 20042004 20052005 20062006MinimarketMinimarket 4.038 5.604 6.465 7.476

SupermarketSupermarket 896 956 1.141 1.277

HypermarketHypermarket 67 90 106 138

TotalTotal 5.001 6.650 7.712 8.891

Pertumbuhan (%)Pertumbuhan (%) -- 32 15 15

Sumber: AprindoCatatan *): termasuk 23 outlet wholesaler

Page 11: Business Environment - Retailer

Ekspansi Tabel

Rencana Ekspansi di Bisnis Modern retail

MerekMerek Jumlah Gerai Jumlah Gerai 20062006

Rencana Rencana Penambahan Penambahan

Gerai 2007Gerai 2007Belanja Modal 2007Belanja Modal 2007

Grup Hero Rp 200 miliar

Giant 17 6

Hero 89 10

Guardian 129 25

Grup Matahari Rp 1,1 triliun

Hypermart 26 15

Matahari 32 7

Ramayana 81 10-15 Rp. 300 – 400 milyar

Carrefour 29 19 US$ 315,6 juta

Alfa Gudang Rabat 32 NA -

Indomaret 1857 600 Rp. 240 Milyar

Alfamart 1753 440 Rp. 400 – 500 milyar

Sumber: Swa, 12 April 2007

(+) Rencana ekspansi kedalam negeri dari Peritel Asing (+) Rencana ekspansi kedalam negeri dari Peritel Asing

Page 12: Business Environment - Retailer

Pemasok/Supplier

Sumber: Swa, 12 April 2007

Modern Retailer mempunyai bargaining power yang kuatbargaining power yang kuat terhadap Pemasok/Retailer

Modern Retailer membeli pasokan dalam jumlah yang besar dengan margin yang relatif rendahmargin yang relatif rendah dan bukanbukan dengan sistem konsinyasisistem konsinyasi.

Hypermarket telah menekan pemasok untuk menjual dengan harga yang lebih rendah

Hypermarket mengatur persyaratan perdagangan yang hanya menguntungkan sepihak

Page 13: Business Environment - Retailer

Pemasok/Supplier – Persyaratan Perdagangan

Sumber: Swa, 12 April 2007

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemasok:

• Untuk berada dalam katalog, pemasok harus membayar Rp 10 juta per produk.

• Penyewaan tempat sebesar Rp 1,9 juta per outlet dalam 2 minggu.

• Biaya promosi adalah 3%-5% dari omset tahunan.

• Apabila ada acara tertentu seperti ulang tahun perusahaan, perusahaan ritel akan meminta pemasok untuk membayar kontribusi dana.

• Persyaratan pembayaran bagi Carrefour biasanya 1 minggu, 1 bulan atau 6 bulan atau semakin cepat produk dijual semakin cepat proses pembayaran.

• Mengatur ketersediaan barang, proses pemesanan, menentukan volume stok dan pajangan/ display di setiap outlet.

Page 14: Business Environment - Retailer

Pemasok/Supplier – Persyaratan Perdagangan

Sumber: Swa, 12 April 2007

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemasok:

• Untuk berada dalam katalog, pemasok harus membayar Rp 10 juta per produk.

• Penyewaan tempat sebesar Rp 1,9 juta per outlet dalam 2 minggu.

• Biaya promosi adalah 3%-5% dari omset tahunan.

• Apabila ada acara tertentu seperti ulang tahun perusahaan, perusahaan ritel akan meminta pemasok untuk membayar kontribusi dana.

• Persyaratan pembayaran bagi Carrefour biasanya 1 minggu, 1 bulan atau 6 bulan atau semakin cepat produk dijual semakin cepat proses pembayaran.

• Mengatur ketersediaan barang, proses pemesanan, menentukan volume stok dan pajangan/ display di setiap outlet.

Page 15: Business Environment - Retailer

Analisa Analisa Lingkungan Lingkungan EksternalEksternal

Page 16: Business Environment - Retailer

Demografi

Sumber: BPS

TabelPopulasi Pertumbuhan Penduduk Per Pulau 1990 – 2005

(dalam ribu)

19901990 20002000 20042004 Juni 2005* Juni 2005* (est)(est)

Jawa 107,527 121,233 126,479 130,126

Sumatra 36,472 43,474 45,522 46,086

Nusa Tenggara 9,414 10,982 11,688 11,794

Kalimantan 9,096 11,308 12,323 12,054

Maluku 3,483 4,195 4,580 4,663

Sulawesi 12,511 14,862 15,792 15,829

TOTALTOTAL 178,503178,503 205,134205,134 216,384216,384 220,553220,553

Jawa, konsentrasi kepadatan penduduk terbesar– dipandang sebagai marketing area terbesar

Page 17: Business Environment - Retailer

Demografi (lanj…)

TabelPopulasi Penduduk Perkotaan (Urban) Dan Penduduk Desa (Rural)

(dalam ribu)

1990 % 2000 % 2004 %

Urban 55,514 31 87,356 42 94,200 43

Rural 122,989 69 118,503 58 123,654 57

TOTALTOTAL 178,503178,503 100100 205,134205,134 100100 216,384216,384 100100

Sumber: BPS

Penyebaran penduduk lebih banyak di daerah rural

Page 18: Business Environment - Retailer

Demografi (lanj…)

Sumber: BPS

TabelPopulasi Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur

(dalam ribu)

Umur 1990 % 2000 % 2004 %

0-14 65,404 37 61,250 30 64,283 30

15-24 35,067 20 40,408 20 43,691 20

25-49 55,608 31 76,668 37 77,120 35

50-64 16,198 9 18,386 9 22,533 10

65+ 6,225 3 9,131 4 10,226 5

TOTAL 178,503 205,134 216,384

Penduduk Indonesia banyak yang berusia muda dan yang berusia muda semakin banyak

Page 19: Business Environment - Retailer

Demografi (lanj…)

TabelPersentase Status Sosial Ekonomi Di 9 Kota Besar 2006

Kelas SosialMonthly Household Expenditure /

Pengeluaran Rumah Tangga Perbulan (Rp)

2006(%)

A1 – A2 Lebih dari 2,000,000 11,1

B 1,500,000 – 2,000,000 10,8

C1 – C2 1,1001,000 – 1,500,000 48,5

D 501,000 – 700,000 16,7

E Kurang dari 500,000 13

Sumber: AC Nielsen Indonesia’s Consumer Profile 2006

Kelas sosial ekonomi menengah mendominasi

Page 20: Business Environment - Retailer

Ekonomi

Asumsi Makro 2007

Pertumbuhan Ek.(%) 6,3

Inflasi (%) 6,5

Kurs ($/Rp) 9.300,0

SBI 3 bln (%) 8,5

Mnyk Ind (US$/brl) 63,0

Prd. Mnyk (Jt.brl/hr) 1.000,0

Sumber: APBN Th.2007

APBN 2007

Pend. Negara 723,06

Belanja Negara 763,57

Pembiayaan (40,51)

Sumber: APBN Th.2007

Indikator Ekonomi

IHSG (point) 2.037,97

Mnyk Dunia ($/Brl) 61,63

Kurs Tgh.BI ($/Rp) 8.917,00

SB Deposito(%) 8,10

JIBOR (%) 8,62

SIBOR (%) 5,33

LIBOR (%) 5,32

Sumber: Blomberg,Bussines

Indikator ekonomi baik menunjukan pertumbuhan yang positif

Page 21: Business Environment - Retailer

Ekonomi (lanj…) INFLASI Berdasarkan Y-o-Y

  Month / Year Inflation

March 2007 6.52 %

February 2007 6.30 %

January 2007 6.26 %

December 2006 6.60 %

November 2006 5.27 %

October 2006 6.29 %

September 2006 14.55 %

August 2006 14.90 %

July 2006 15.15 %

June 2006 15.53 %

May 2006 15.60 %

April 2006 15.40 %

March 2006 15.74 %

February 2006 17.92 %

January 2006 17.03 %

December 2005 17.11 %

November 2005 18.38 %

October 2005 17.89 %

September 2005 9.06 %

August 2005 8.33 %

Inflasi sudah terkendali (saat ini…)

Page 22: Business Environment - Retailer

Kebijakan Pemerintah Dan Industri Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2000 - diperbaharui Keputusan Presiden Nomor Keputusan Presiden Nomor

118 Tahun 2000118 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan Tertentu Bagi Penanaman Modal.

Pihak Asing dapat berinvestasi di Sektor perdagangan eceran skala besarPihak Asing dapat berinvestasi di Sektor perdagangan eceran skala besar (Mall, Supermarket, Department Store, Pusat Pertokoan / Perbelanjaan), Perdagangan Besar (Distributor / Wholesaler, Perdagangan Ekspor dan Impor)

TabelBisnis Ritel dan Batas kepemilikan asing

Jenis Bisnis Ritel Batas Pangsa Asing

Pasar/ Toko modern kecil:-Pasar modern kecil (sampai dengan 10.000 m2)-Pasar modern menengah (10.000-50.000 m2)-Toko modern kecil (sampai dengan 200 m2)- Toko modern menengah (200-6.000 m2)

49%

Pasar/ Toko Modern Besar-Pasar modern besar (>50.000 m2)-Toko modern besar (> 6.000 m2)

100%

Sumber: Departemen Perindustrian.

Page 23: Business Environment - Retailer

Kebijakan Pemerintah Dan Industri (lanj…) KKeputusan bersama Menteri industri dan perdagangan, dan eputusan bersama Menteri industri dan perdagangan, dan

Menteri Dalam Negeri No. 145/MPP/Kep/5/1997 dan No. 57/1997Menteri Dalam Negeri No. 145/MPP/Kep/5/1997 dan No. 57/1997.

Tentang pengaturan zona modern retailerpengaturan zona modern retailer (Hypermarket, toko departemen, supermarket) dapat beroperasi di ibukota provinsi tetapi bukan di ibukota daerah tingkat yang lebih rendah seperti kabupaten

Sumber: Departemen Perindustrian.

Page 24: Business Environment - Retailer

Pajak / Fiskal Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak akan melakukan langkah langkah

ekstensifikasi dan intensifikasi sektor ritel di Jakartaekstensifikasi dan intensifikasi sektor ritel di Jakarta

Dirjen Pajak memperluas basis (ekstensifikasi) dan mengefektifkan memperluas basis (ekstensifikasi) dan mengefektifkan penagihan (intensifikasi) pajak terhadap sektor ritel di Jakartapenagihan (intensifikasi) pajak terhadap sektor ritel di Jakarta

Sumber: Departemen Perindustrian.

Page 25: Business Environment - Retailer

Peluang & Peluang & AncamanAncaman

Page 26: Business Environment - Retailer

Ancaman Menurunnya daya beli

Kebijakan Pemerintah

Kompetisi lokal dan dari luar negeri

Kerusakan fisik dan aset (lingkungan alam/natural)

Sumber: Departemen Perindustrian.

Page 27: Business Environment - Retailer

Peluang Ekonomi semakin membaik (estimasi)

Trend konsumen berbelanja di Modern Retailer

Percepatan pembangunan infrastruktur di daerah rural

Sumber: Departemen Perindustrian.

Page 28: Business Environment - Retailer

Trend & Tinjauan Trend & Tinjauan Ke Depan Bisnis Ke Depan Bisnis Modern RetailerModern Retailer

Page 29: Business Environment - Retailer

Trend Estimasi trend penjualan menunjukan prospek yang cerah

walaupun diperkirakan pertumbuhan melambat pada 2010

TabelEstimasi penjualan ritel modern, 2007-2011

Tahun Penjualan (Rp triliun)

Pertumbuhan (%)

2007 57 --

2008 66,7 17

2009 78 17

2010 89,7 15

2011 103,2 15

Sumber: Data Consult/ICN

Page 30: Business Environment - Retailer

THANK YOU