53
HUKUM HUKUM KETENAGAKERJAAN KETENAGAKERJAAN

Hukum ketenagakerjaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hukum ketenagakerjaan

HUKUM HUKUM KETENAGAKERJAANKETENAGAKERJAAN

Page 2: Hukum ketenagakerjaan

HUBUNGAN KERJAHUBUNGAN KERJA

PERJANJIAN KERJAPERJANJIAN KERJA

PERATURAN PERUSAHAANPERATURAN PERUSAHAAN

PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

PERATURAN PER-UU-ANPERATURAN PER-UU-AN

Page 3: Hukum ketenagakerjaan

PERJANJIAN KERJAPERJANJIAN KERJA

• Pasal 1.14 UU no. 13/2003Pasal 1.14 UU no. 13/2003

• Perjanjian kerja adalah perjanjian antara Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

Page 4: Hukum ketenagakerjaan

• KUHPerdata psl. 1601aKUHPerdata psl. 1601a

• Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu, buruh, mana pihak yang satu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak yang lain, majikan, selama suatu waktu yang lain, majikan, selama suatu waktu tertentu dengan menerima upah.tertentu dengan menerima upah.

Page 5: Hukum ketenagakerjaan

PERJANJIAN KERJA

Pasal 1601a KUHPerdt.

Unsur-unsur:

Pekerja melakukan pekerjaan,

Pengusaha membayar upah,

–Bekerja pada pihak lain,»Suatu waktu tertentu

Page 6: Hukum ketenagakerjaan

Pekerja melakukan pekerjaan.Pekerja melakukan pekerjaan.

= bersifat pribadi= bersifat pribadi

= suatu prestasi bagi pengusaha.= suatu prestasi bagi pengusaha.

Page 7: Hukum ketenagakerjaan

Pengusaha membayar upahPengusaha membayar upah

Imbalan jasa bagi pekerjaImbalan jasa bagi pekerja

Upah sebagai unsur utama perjanjian kerja,Upah sebagai unsur utama perjanjian kerja,

Prinsip “no work no pay”Prinsip “no work no pay”

Page 8: Hukum ketenagakerjaan

Bekerja pada pihak lainBekerja pada pihak lain

Di bawah perintah pengusahaDi bawah perintah pengusaha

unsur kewenanganunsur kewenangan

Page 9: Hukum ketenagakerjaan

KEABSAHAN PERJANJIAN KERJAPasal 1320 KUHPerdata

1. kata sepakat2. kecakapan3. obyek tertentu4. tidak bertentangan dengan peraturan per-uu-an.

Page 10: Hukum ketenagakerjaan

PERJANJIAN PERJANJIAN KERJAKERJA

WAKTU TERTENTUWAKTU TERTENTU

WAKTU TIDAK TERTENTUWAKTU TIDAK TERTENTU

Page 11: Hukum ketenagakerjaan

Perjanjian Kerja Waktu Perjanjian Kerja Waktu TertentuTertentupasal 56 ayat 2, UU no. 13/2003pasal 56 ayat 2, UU no. 13/2003

diadakandiadakan

Jangka waktu Jangka waktu

Selesainya suatu pekerjaan Selesainya suatu pekerjaan tertentutertentu

Page 12: Hukum ketenagakerjaan

PKWTPKWT

Hanya dapat dibuat untuk pekerjaan, yangHanya dapat dibuat untuk pekerjaan, yang

Sekali selesai/bersifat sementaraSekali selesai/bersifat sementara Selesai paling lama 3 tahunSelesai paling lama 3 tahun Bersifat musimanBersifat musiman Berhubungan dengan produk baru, kegiatan Berhubungan dengan produk baru, kegiatan

baru, produk tambahan dalam percobaan.baru, produk tambahan dalam percobaan.

Page 13: Hukum ketenagakerjaan

PKWTPKWTperpanjangan - pembaruanperpanjangan - pembaruan

PerpanjanganPerpanjangan:: Dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling Dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling

lama 1 tahun. Perpanjangan didahului pemberitahuan 7 lama 1 tahun. Perpanjangan didahului pemberitahuan 7 hari sebelumnya.hari sebelumnya.

PembaruanPembaruan:: Setelah berakhirnya PKWT yang lama, pembaruan Setelah berakhirnya PKWT yang lama, pembaruan

hanya 1 kali paling lama 2 tahun. Pembaruan dilakukan hanya 1 kali paling lama 2 tahun. Pembaruan dilakukan 30 hari setelah berakhirnya PKWT.30 hari setelah berakhirnya PKWT.

Page 14: Hukum ketenagakerjaan

PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTUTERTENTU

• dapat mensyaratkan masa percobaan 3 bulandapat mensyaratkan masa percobaan 3 bulan

• dalam masa percobaan pengusaha dilarang dalam masa percobaan pengusaha dilarang membayar upah di bawah upah minimum.membayar upah di bawah upah minimum.

Page 15: Hukum ketenagakerjaan

Perjanjian kerja berakhir jika:Perjanjian kerja berakhir jika:

Pekerja meninggal duniaPekerja meninggal dunia Berakhirnya jangka waktu perj. KerjaBerakhirnya jangka waktu perj. Kerja Putusan pengadilan/putusan atau Putusan pengadilan/putusan atau

penetapan lembaga penyelesaian penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrialperselisihan hubungan industrial

Adanya keadaan/kejadian tertentu yang Adanya keadaan/kejadian tertentu yang tercantum dlm Perjanjian Kerja, Peraturan tercantum dlm Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama. Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama.

Page 16: Hukum ketenagakerjaan

PEKERJA ANAKPEKERJA ANAK

Pengusaha dilarang mempekerjakan anakPengusaha dilarang mempekerjakan anak

Pengecualian:Pengecualian:

Anak berusia 13 – 15 tahunAnak berusia 13 – 15 tahun

Page 17: Hukum ketenagakerjaan

Syarat mempekerjakan pekerja anak;Syarat mempekerjakan pekerja anak;

Izin tertulis orang tuaIzin tertulis orang tua Perjanjian kerja antara pengusaha – orang Perjanjian kerja antara pengusaha – orang

tua/walitua/wali Waktu kerja maksimum 3 jamWaktu kerja maksimum 3 jam Bekerja pada siang hariBekerja pada siang hari Tidak mengganggu waktu sekolahTidak mengganggu waktu sekolah Memperhatikan keselamatan - kesehatan kerjaMemperhatikan keselamatan - kesehatan kerja Hubungan kerja yang jelasHubungan kerja yang jelas Upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 18: Hukum ketenagakerjaan

Pekerja Perempuan

Persyaratan untuk bekerja

pukul 23.00 – 07.00

Pekerja perempuan di bawah 18 th dilarang bekerja,

Dilarang mempekerjakan perempuan hamil, membahayakan kesehatan, keselamatan, kandungan dan dirinya,

Menyediakan makanan dan minuman bergizi,

Menjaga kesusilaan dan keamanan tempat kerja,

Angkutan antar jemput.

Page 19: Hukum ketenagakerjaan

Ketentuan mengenai waktu istirahat pekerja Ketentuan mengenai waktu istirahat pekerja perempuan.perempuan.

Pekerja perempuan yang dalam masa haid merasa sakit dan Pekerja perempuan yang dalam masa haid merasa sakit dan memberitahukan pada pengusaha, tidak wajib bekerja pada memberitahukan pada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua masa haid.hari pertama dan kedua masa haid.

Berhak memperoleh istirahat 1,5 bln sebelum dan 1,5 setelah Berhak memperoleh istirahat 1,5 bln sebelum dan 1,5 setelah melahirkanmelahirkan

Perempuan yang mengalami keguguran 1,5 bln setelah Perempuan yang mengalami keguguran 1,5 bln setelah keguguran.keguguran.

Berhak menyusui anaknya selama jam kerja.Berhak menyusui anaknya selama jam kerja.

Page 20: Hukum ketenagakerjaan

OUTSOURCINGOUTSOURCING

perjanjian pemborongan pekerjaan

atau

penyediaan jasa pekerja/buruh

Page 21: Hukum ketenagakerjaan

Perjanjian pemborongan Perjanjian pemborongan pekerjaanpekerjaan

• Syarat-syarat:

– Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama

– Perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi kerja

– Merupakan kegiatan penunjang– Tidak menghambat proses produksi secara

langsung.

Page 22: Hukum ketenagakerjaan

Syarat-syarat lain:

Perusahaan penerima pekerjaan harus berbentuk badan hukum,

Perlindungan kerja/syarat-syarat kerja perusahaan penerima dan pemberi pekerjaan sekurang-kurangnya sama atau sesuai dengan perat.per-uu-an

Page 23: Hukum ketenagakerjaan

Hubungan kerja perusahaan penerima Hubungan kerja perusahaan penerima pekerjaan dengan pekerja dapat dlm bentuk pekerjaan dengan pekerja dapat dlm bentuk PKWTT atau PKWT.PKWTT atau PKWT.

Jika tidak memenuhi ayat 2 dan 3 psl. 65 UU no Jika tidak memenuhi ayat 2 dan 3 psl. 65 UU no 13/2003 maka demi hukum status hubungan 13/2003 maka demi hukum status hubungan kerja dengan prsh penerima beralih ke persh. kerja dengan prsh penerima beralih ke persh. Pemberi pekerjaan.Pemberi pekerjaan.

Page 24: Hukum ketenagakerjaan

Penyediaan Jasa PekerjaPenyediaan Jasa Pekerja

• = Bentuk usaha – = Bentuk usaha –

• - - Badan HukumBadan Hukum

• - - Izin instansi KetenagakerjaanIzin instansi Ketenagakerjaan

Page 25: Hukum ketenagakerjaan

Pekerjaan:Pekerjaan:

Tidak melaksanakan kegiatan pokokTidak melaksanakan kegiatan pokok

Melaksanakan kegiatan jasa penunjangMelaksanakan kegiatan jasa penunjang

Page 26: Hukum ketenagakerjaan

Syarat-syarat :Syarat-syarat :

Hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan Hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan peyedia jasa,peyedia jasa,

PKWT atau PKWTTPKWT atau PKWTT Perlindungan upah, kesejahteraan, syarat kerja, Perlindungan upah, kesejahteraan, syarat kerja,

perselisihan menjadi tanggung jawab penyedia jasa,perselisihan menjadi tanggung jawab penyedia jasa, Perjanjian antara persh pengguna jasa dan persh Perjanjian antara persh pengguna jasa dan persh

penyedia jasa.penyedia jasa.

Page 27: Hukum ketenagakerjaan

Tenaga Kerja Tenaga Kerja IndonesiaIndonesia di Luar Negeri di Luar Negeri

Undang-UndangUndang-Undang no. 39 tahun 2004,no. 39 tahun 2004, t tentangentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

di Luar Negeri.di Luar Negeri.

Pelaksana penempatan TKI di luar negeri terdiri dari:Pelaksana penempatan TKI di luar negeri terdiri dari:

a. Pemerintah; dan a. Pemerintah; dan

b. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerjab. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja swasta swasta

(PPTKI) (PPTKI)

Page 28: Hukum ketenagakerjaan

• Penempatan TKI di luar Penempatan TKI di luar nnegeri oleh Pemerintah egeri oleh Pemerintah hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negera Pengguna TKI Pemerintah negera Pengguna TKI

• atau atau

• pengguna berbadan hukum di negara tujuan. pengguna berbadan hukum di negara tujuan.

• PPTKI berbentuk badan hukum perseroanPPTKI berbentuk badan hukum perseroan terbatas.(PT).. terbatas.(PT)..

Page 29: Hukum ketenagakerjaan

• Tata Cara Penempatan TKI di luar negeri sbb:

• Penempatan TKI hanya dapat dilakukan di negera tujuan yang telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah RI atau negara tujuan tsb. mempunyai perat.perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing,

• Penempatan TKI diarahkan pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, ketrampilan, bakat, minat dan kemampuan,

Page 30: Hukum ketenagakerjaan

• Dilarang menempatkan calDilarang menempatkan caloon TKI pada jabatan dan n TKI pada jabatan dan tempat pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai tempat pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan,kemanusiaan dan norma kesusilaan,

• Hubungan kerja antara Pengguna dan TKI terjadi setelah Hubungan kerja antara Pengguna dan TKI terjadi setelah perjanjian kerja disepakati dan ditandatangani oleh para perjanjian kerja disepakati dan ditandatangani oleh para pihak. pihak.

• Perjanjian kerja ditandatangani oleh TKI sebelum Perjanjian kerja ditandatangani oleh TKI sebelum keberangkatan.keberangkatan.

Page 31: Hukum ketenagakerjaan

PERATURANPERATURAN PERUSAHAANPERUSAHAAN

Disusun oleh pengusaha sendiri.Disusun oleh pengusaha sendiri.

Para pekerja tidak terlibat dalam pembuatan peraturan perusahaan.Para pekerja tidak terlibat dalam pembuatan peraturan perusahaan.

Wajib dibuat dalam perusahaan yang mempekerjakan 10 pekerja Wajib dibuat dalam perusahaan yang mempekerjakan 10 pekerja atau lebih.atau lebih.

Masa berlaku 2 tahunMasa berlaku 2 tahun

Isi : hak dan kewajiban pengusaha-pekerjaIsi : hak dan kewajiban pengusaha-pekerja syarat-syarat kerjasyarat-syarat kerja tata tertib perusahaantata tertib perusahaan jangka waktu berlakujangka waktu berlaku

Page 32: Hukum ketenagakerjaan

PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

• Para pihak:Para pihak:

• Serikat Pekerja/Serikat BuruhSerikat Pekerja/Serikat Buruh• Beberapa Serikat Pekerja/Serikat BuruhBeberapa Serikat Pekerja/Serikat Buruh

– PengusahaPengusaha– Beberapa PengusahaBeberapa Pengusaha– Perkumpulan PengusahaPerkumpulan Pengusaha

Page 33: Hukum ketenagakerjaan

SERIKAT PEKERJASERIKAT PEKERJA

• Syarat-syarat mewakili para pekerja dalam pembuatan PKB:

– Terdaftar di Dep. Tenaga Kerja

– Memiliki anggota lebih dari 50 o/o dari jumlah pekerja

– Jika ada beberapa serikat pekerja dalam perusahaan tetapi tidak memenuhi jumlah 50 o/o tsb maka diadakan koalisi antara beberapa serikat pekerja.

Page 34: Hukum ketenagakerjaan

PENGUSAHAPENGUSAHA

PengusahaPengusaha

Beberapa pengusaha dari perusahaan Beberapa pengusaha dari perusahaan sejenis.sejenis.

Organisasi pengusahaOrganisasi pengusaha

Page 35: Hukum ketenagakerjaan

ISI ISI PERJANJIAN KERJA PERJANJIAN KERJA

BERSAMABERSAMA

Syarat-syarat kerjaSyarat-syarat kerja

Tata tertib perusahaanTata tertib perusahaan

Page 36: Hukum ketenagakerjaan

FUNGSI FUNGSI PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

Menciptakan Menciptakan

Ketenangan kerja bagi pekerjaKetenangan kerja bagi pekerja

Ketenangan usaha bagi pengusahaKetenangan usaha bagi pengusaha

Page 37: Hukum ketenagakerjaan

PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMASUMBER HUKUMSUMBER HUKUM

Ketentuan dalam Perjanjian Kerja Ketentuan dalam Perjanjian Kerja

tidak boleh betentangan tidak boleh betentangan

dengan dengan

ketentuan dalam PKBketentuan dalam PKB

Page 38: Hukum ketenagakerjaan

Akibat Hukum:Akibat Hukum:

Jika ketentuan perjanjian kerja Jika ketentuan perjanjian kerja bertentanganbertentangan dengan ketentuan PKB maka:dengan ketentuan PKB maka:

ketentuan Perjanjian Kerja ketentuan Perjanjian Kerja batal demi hukumbatal demi hukum dan ketentuan PKB berlaku bagi Perjanjian dan ketentuan PKB berlaku bagi Perjanjian

Kerja tersebut.Kerja tersebut.

Page 39: Hukum ketenagakerjaan

Jika hal-hal yang diatur dalam PKB Jika hal-hal yang diatur dalam PKB

tidak diaturtidak diatur dalam Perjanjian Kerja dalam Perjanjian Kerja

maka,maka,

ketentuan PKB ketentuan PKB berlaku otomatisberlaku otomatis bagi bagi perjanjian kerja tsb.perjanjian kerja tsb.

Page 40: Hukum ketenagakerjaan

KLASIFIKASI SIFAT KETENTUAN KLASIFIKASI SIFAT KETENTUAN PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

Sifat obligatoireSifat obligatoire

sifat normatifsifat normatif

sifat diagonalsifat diagonal

Page 41: Hukum ketenagakerjaan

MOGOKMOGOK KERJA KERJA

Salah satu hak asasi manusia adalah setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan perat.per-uu-an.

Mogok kerja adalah hak dasar Pekerja dan Serikat Pekerja

Hak mogok kerja baru dapat digunakan jika perundingan gagal.

Page 42: Hukum ketenagakerjaan

Mogok kerja sah, jika:Mogok kerja sah, jika:

7 (tujuh) hari sebelum mogok kerja memberitahukan pada pengusaha 7 (tujuh) hari sebelum mogok kerja memberitahukan pada pengusaha dan instansi ketenagakerjaan,dan instansi ketenagakerjaan,

Pemberitahuan menyangkut (minimal):Pemberitahuan menyangkut (minimal):

- waktu mulai dan berakhirnya pemogokan,- waktu mulai dan berakhirnya pemogokan,- tempat mogok kerja- tempat mogok kerja- alasan pemogokan- alasan pemogokan- tanda tangan ketua dan sekretaris SP sebagai penanggung - tanda tangan ketua dan sekretaris SP sebagai penanggung jawab. jawab.

Page 43: Hukum ketenagakerjaan

Larangan bagi pengusaha dalam Larangan bagi pengusaha dalam pemogokan yang sahpemogokan yang sah

– mengganti pekerja yang mogok dengan mengganti pekerja yang mogok dengan pekerja dari luar perusahaan.pekerja dari luar perusahaan.

– memberikan sanksi atau tindakan balasan memberikan sanksi atau tindakan balasan pada pekerja atau pengurus serikat pekerja pada pekerja atau pengurus serikat pekerja selama atau sesudah mogok kerjaselama atau sesudah mogok kerja

Page 44: Hukum ketenagakerjaan

Upaya instansi ketenagakerjaanUpaya instansi ketenagakerjaan

Mempertemukan dan merundingkan penyelesaian Mempertemukan dan merundingkan penyelesaian permasalahan dengan para pihak yang berselisih.permasalahan dengan para pihak yang berselisih.

Jika tercapai kesepakatan maka dibuat Perjanjian Jika tercapai kesepakatan maka dibuat Perjanjian Bersama.Bersama.

Jika tidak tercapai kesepakatan maka diserahkan Jika tidak tercapai kesepakatan maka diserahkan pada Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan pada Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Industrial

Page 45: Hukum ketenagakerjaan

Mogok kerja tidak sahMogok kerja tidak sah

Tidak memenuhi ketentuan psl. 140 ayat 1-2 UU no. 13/2003Tidak memenuhi ketentuan psl. 140 ayat 1-2 UU no. 13/2003

Dikualifikasi sebagai mangkirDikualifikasi sebagai mangkir

Pemanggilan untuk kembali bekerja dilakukan 2 kali berturut-turut secara Pemanggilan untuk kembali bekerja dilakukan 2 kali berturut-turut secara patut dan tertulis dalam tenggang waktu 7 hari patut dan tertulis dalam tenggang waktu 7 hari

Pekerja yang tidak memenuhi panggilan dianggap mengundurkan diriPekerja yang tidak memenuhi panggilan dianggap mengundurkan diri

Page 46: Hukum ketenagakerjaan

PERSELISIHANPERSELISIHAN HUBUNGAN HUBUNGAN INDUSTRIALINDUSTRIAL

Perselisihan Hubungan IndustrialPerselisihan Hubungan Industrial

karenakarena

perbedaan pendapat perbedaan pendapat

menimbulkanmenimbulkan

PertentanganPertentangan

Pengusaha – PekerjaPengusaha – PekerjaPengusaha – Serikat PekrjaPengusaha – Serikat Pekrja

Serikat Pekerja – Serikat PekerjaSerikat Pekerja – Serikat Pekerja

Page 47: Hukum ketenagakerjaan

Jenis perselisihan

• Perselisihan hak

• Perselisihan kepentingan

• Perselisihan pemutusan hubungan kerja

• Perselisihan antar serikat pekerja dalam

satu perusahaan.

Page 48: Hukum ketenagakerjaan

Perselisihan hak Perselisihan hak tidak dipenuhinya hak akibat adanya tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran mengenai perbedaan pelaksanaan atau penafsiran mengenai perat-per-uu-an, perjanjian kerja, peraturan perusahaan perat-per-uu-an, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB.atau PKB.

Perselisihan kepentingan Perselisihan kepentingan tidak adanya kesatuan tidak adanya kesatuan pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja.syarat-syarat kerja.

Page 49: Hukum ketenagakerjaan

Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja tidak tidak adanya persesuaian pendapat mengenai pengakhiran adanya persesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.

Perselisihan antar Serikat Pekerja Perselisihan antar Serikat Pekerja karena tidak karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan, adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban serikat pekerja.pelaksanaan hak, dan kewajiban serikat pekerja.

Page 50: Hukum ketenagakerjaan

Pekerja Pengusaha Pekerja Pengusaha Serikat Pekerja Pengusaha Serikat Pekerja Pengusaha

Serikat Pekerja Serikat Pekerja Serikat Pekerja Serikat Pekerja

BipartitBipartit

DisnakerDisnaker Konsiliasi ArbitraseKonsiliasi Arbitrase

MediasiMediasi

Pengadilan Hubungan IndustrialPengadilan Hubungan Industrial

ProsesProsesPenyelesaian Perselisihan Hubungan IndustrialPenyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Page 51: Hukum ketenagakerjaan

KonsiliasiKonsiliasi– Perselisihan kepentinganPerselisihan kepentingan– Perselisihan PHKPerselisihan PHK– Perselisihan antar Serikat PekerjaPerselisihan antar Serikat Pekerja

ArbitraseArbitrasePerselisihan KepentinganPerselisihan KepentinganPerselisihan antar Serikat PekerjaPerselisihan antar Serikat Pekerja

MediasiMediasiPerselisihan HakPerselisihan HakPerselisihan KepentinganPerselisihan KepentinganPerselisihan PHKPerselisihan PHKPerselisihan antar Serikat PekerjaPerselisihan antar Serikat Pekerja

Page 52: Hukum ketenagakerjaan

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIALPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:berwenang memeriksa dan memutus:

Di tingkat pertama mengenai perselisihan hakDi tingkat pertama mengenai perselisihan hak Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan

kepentingankepentingan Di tingkat pertama mengenai perselisihan PHKDi tingkat pertama mengenai perselisihan PHK Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan

antara SPantara SP

Page 53: Hukum ketenagakerjaan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJAPEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PHK demi hukumPHK demi hukum

PHK atas dasar kesepakatan pekerja – pengusahaPHK atas dasar kesepakatan pekerja – pengusaha

PHK sepihakPHK sepihak

PHK karena keputusan pengadilanPHK karena keputusan pengadilan