View
2.022
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentation by CIFOR, Pengantar Singkat tentang Buku Pedoman: Penegakan Hukum dengan ILEA Model,Objective : Seminar Upaya Penegakan Hukum Terpadudalam Memberantas Pembalakan Liar.29 June 2010, Jakarta
Citation preview
THINKING beyond the canopy
Pengantar Singkat tentang Buku Pedoman
“Penegakan Hukum dengan ILEA Model”
CIFOR
Jakarta, 29 Juni 2010
THINKING beyond the canopy
Latar Belakang
• Diperlukan suatu pendekatan penegakan hukum yang lebih terpadu, terintegrasi dan komprehensif untuk tindak pidana bidang kehutanan sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik untuk melindungi sektor kehutanan kita.
• Artinya, pendekatan yang tidak hanya bertumpu pada kerangka hukum sektor kehutanan dan proses penegakan hukum tindak pidana di sektor kehutanan saja, melainkan bisa menggunakan kerangka hukum pidana lainnya yang terkait , khususnya ketentuan anti korupsi dan ketentuan mengenai money laundering (pencucian uang).
THINKING beyond the canopy
Beberapa modus dari “mafia kehutanan” antara lain:
penyalahgunaan kewenangan dalam penerbitan izin
pemberian izin tidak sesuai peruntukan,
regulasi dan kebijakan digunakan untuk menghancurkan hutan dan menutupi kejahatan kehutanan,
suap dan gratifikasiterhadap pejabat pusat atau daerah atas izin yang diterbitkan
perusahaan memfasilitasi institusi penegak hukum seperti mobil dinas dan lainnya
pejabat diberi saham gratis di perusahaan, memecah perusahaan untuk mendapat izin lokasi melebihi batas minimum, dan sebagainya .
,
THINKING beyond the canopy
Pendekatan yang lebih komprehensif sangat diperlukan, misalnya dengan menggunakan UU Pemberantasan Korupsi maka beberapa perbuatan yang berkaitan dengan illegal logging tetapi masuk rumusan atau unsur-unsur tindak pidana korupsi dapat dijerat dengan menggunakan UU Pemberantasan Korupsi.
Perluasan alat-alat bukti dan pembuktian (termasuk pembuktian terbalik terbatas) serta teknik-teknik investigasi yang dimiliki penegak hukum bidang korupsi dapat lebih efektif digunakan karena dalam banyak hal kasus illegal logging dimulai dengan adanya beberapa bentuk korupsi .
THINKING beyond the canopy
• Begitu pula penggunaan UU Pencucian Uang juga sangat penting karena prinsipnya yaitu “follow the money” sehingga dapat ditelusuri asal-muasal uang sampai ke terjadinya illegal logging.
• Apalagi kerangka hukum mengenai pencucian uang juga mengatur proses beracara khusus, alat-alat bukti, dan teknik-teknik penelusuran asal uang hasil kejahatan sehingga diharapkan dapat menguak hasil kejahatannya.
THINKING beyond the canopy
• Meskipun sudah banyak upaya dilakukan untuk menanggulangi
kejahatan di bidang kehutanan, tetapi masih banyak kelemahannya
dan perlu perbaikan di masa mendatang.
• Kelemahan tersebut antara lain:
a) pelaku yang bisa dipidana hanya yang tertangkap tangan;
b) pelaku banyak yang bebas atau mendapat hukuman ringan;
c) tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat; dan
d) d). sedikitnya penggantian terhadap kerugian negara akibat
penyitaan hasil kejahatan yang belum signifikan;
e) e). pejabat yang terlibat dan pihak-pihak yang menyuap pejabat,
dan pencucian uang hasil kejahatan kehutanan tidak tersentuh .
THINKING beyond the canopy
• Untuk mengatasi berbagai kelemahan di dalam penanganan kasus-kasus di bidang kehutanan, kita memerlukan pendekatan baru yang lebih integratif untuk lebih mencapai tujuan perlindungan hutan. Pendekatan ini dapat diberi nama Integrated Law Enforcement Approach atau disingkat ILEA.
• Pendekatan ini tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa dipenuhinya perangkat (instrument) dan komponen ILEA. Perangkat merupakan sarana atau alat yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pendekatan penegakan hukum yang terpadu, sementara komponen merujuk pada subyek/ lembaga-lembaga yang berperan dalam melaksanakan pendekatan ILEA ini.
THINKING beyond the canopy
• Uraian berikut ini membahas landasan konseptual dari Model
ILEA yang digunakan untuk menanggulangi kejahatan illegal
logging dan kejahatan lain yang terkait dengan hal tersebut.
Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan yang secara
umum teah digunakan, yaitu hanya memfokuskan atau
membidik pelaku illegal logging dengan menggunakan
kerangka hukum dan institusi terkait bidang kehutanan.
• Pendekatan ini lebih mencakup dan lebih luas serta hasilnya
diharapkan lebih optimal dalam melindungi sektor kehutanan
kita dan aset negara dibanding pendekatan yang sudah
umum digunakan. Uraian berikut akan membahas: 1)
Perangkat ILEA; dan 2) komponen ILEA.
THINKING beyond the canopy
1. Perangkat ILEA
a. Pengembalian Aset (Asset Recovery)
b. Know Your Customer
c. Tokoh Yang Secara Politis Dipercaya Publik
(Politically Exposed Persons)
d. Bantuan Hukum Timbal Balik (Mutual Legal
Assistance)
e. Sistem Informasi Geografis (Geography Information
System)
f. Memperkirakan Kerugian Lingkungan dan Kerugian
Negara
THINKING beyond the canopy
2. Komponen ILEA
Lembaga-lembaga Penegak Hukum
PPATK
Sektor-sektor terkait Kehutanan
Lembaga Audit
Lembaga-lembaga Keuangan
Masyarakat Sipil
THINKING beyond the canopy
Skema ILEA
Information/data
Coordination
Investigation
Forest-relatedagency
Civil society
Financial institutions
Law enforcement
Auditor agency
Financial intelligence unit
Law enforcement : Police, Attorney general, KPK, Forestry department investigator
THINKING beyond the canopy
Langkah-Langkah Dalam ILEA Model
• Mengumpulkan Informasi
• Penyelidikan/ Penyidikan pada illegal logging dan
kejahatan yang terkait dengan itu
• Mengidentifikasi dan menganalisis Transaksi Finansial
• Menelusuri dan Membekukan Hasil Kejahatan (Tracing
and freezing the proceeds of crime)
• Penuntutan
• Menjalankan Putusan
THINKING beyond the canopy
Korupsi Terkait Sektor Kehutanan
• Setidaknya dalam usaha sektor kehutanan, terdapat tiga
tipologi tindak pidana korupsi yaitu: korupsi yang terkait
dengan pemberian izin, korupsi yang terkait dengan
pengawasan terhadap kegiatan usaha kehutanan, dan
korupsi yang terkait dengan pengawasan terhadap
kegiatan usaha kehutanan berskala besar .
• Sedangkan terkait pemberian izin, menurut penelitian
Indonesian Corruption Watch, terdapat empat tipologi
praktik korupsi, yaitu: Korupsi Transaktif, Korupsi
Investif, Korupsi Kekerabatan, dan Korupsi Defensif.
THINKING beyond the canopy
Pencucian Uang dan Illegal Logging
• Pencucian uang melibatkan aset (pendapatan atau
kekayaan) yang disamarkan sehingga dapat digunakan
tanpa terdeteksi bahwa aset tersebut berasal dari
kegiatan yang ilegal.
• Sehingga melalui money laundering pendapatan atau
kekayaan yang berasal dari kegiatan yang melawan
hukum diubah menjadi aset keuangan yang seolah-olah
berasal dari sumber yang sah/legal
THINKING beyond the canopy
• Tindak pidana pencucian uang berasal dari kejahatan (tindak pidana awal/predicates crimes) sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) yaitu bahwa yang dimaksud dengan hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana:
• korupsi;
• penyuapan;
• penyelundupan barang;
• penyelundupan tenaga kerja;
• penyelundupan imigran;
• di bidang perbankan;
• di bidang pasar modal;
• di bidang asuransi;
• narkotika;
• psikotropika;
• perdagangan manusia;
• perdagangan senjata gelap;
• penculikan;
• terorisme;
• pencurian;
THINKING beyond the canopy
• penggelapan;
• penipuan;
• pemalsuan uang;
• perjudian;
• prostitusi;
• di bidang perpajakan;
• di bidang kehutanan;
• di bidang lingkungan hidup;
• di bidang kelautan; atau
• tindak pidana lainnya yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia
THINKING beyond the canopy
• Pasal-pasal dalam UU Pencucian Uang dapat digunakan untuk menangani kejahatan bidang kehutanan yang berkorelasi dengan tindak pidana pencucian uang. Seperti tampak pada modus operandi berikut:
• untuk memperlancar kegiatan bisnisnya, pelaku illegal loggingdiduga secara rutin menyetorkan uang suap dalam jumlah besar ke rekening oknum pejabat dan oknum aparat terkait.
• selain pengusaha lokal, beberapa pelaku illegal loggingberasal dari Malaysia, yang dalam melakukan kegiatannya menggunakan identitas beberapa WNI untuk membuka rekening di Bank dan menjadi pengurus perusahaan. Selanjutnya kontrol atas rekening dan perusahaan dimaksud, diduga dilakukan oleh orang asing tersebut
THINKING beyond the canopy
• Untuk dapat dilakukannya penanganan perkara terhadap dugaan tindak pidana kehutanan dengan pendekatan ILEA model melalui Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang, maka harus dipahami terlebih dahulu mengenai pemenuhan terhadap unsur-unsur tindak pidana dari pasal yang disangkakan/didakwakan.
• Termasuk pula pemahaman terhadap peranan lembaga penegak hukum yang berwenang untuk menangani perkara, prosedur hukum acara serta penerapan pasal terhadap perkara-perkara yang sudah pernah diputuskan oleh pengadilan.
THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
• Illegal logging adalah kejahatan multi dimensional.
Tidak hanya menyangkut undang-undang kehutanan
semata tetapi juga menyangkut undang-undang
pemberantasan tindak pidana korupsi, undang-undang
tindak pidana pencucian uang, bahkan sebenarnya juga
undang-undang lingkungan hidup dan undang-undang
kepabeanan. Bahan ini terutama difokuskan pada
kejahatan di bidang kehutanan, kejahatan korupsi di
sektor kehutanan dan kejahatan pencucian uang dari
kejahatan kehutanan.
THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
• Beberapa hal penting mengenai pendekatan ILEA telah
dibahas di dalam Buku ini yang diharapkan dapat
memberikan wawasan dan panduan bagi penegakan
hukum untuk menanggulangi kejahatan di bidang
kehutanan. Pendekatan yang digunakan lebih
komprehensif karena tidak hanya menggunakan UU
Kehutanan, tetapi juga menggunakan UU
Pemberantasan Korupsi dan UU Pencucian Uang.
Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat lebih
melindungi sektor kehutanan kita dan juga melindungi
kekayaan alam kita dari berbagai kejahatan yang saling
terkait.
THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
Ada beberapa keuntungan memberantas illegal logging
dengan menggunakan undang-undang pemberantasan
tindak pidana korupsi. Pertama, untuk membuktikan
kejahatan tersebut jauh lebih mudah. Kedua, Indonesia
telah meratifikasi UNCAC dan merupakan ujung tombak
dalam STAR Inisiatif. Ketiga, ada kewajiban bagi state
party UNCAC untuk melakukan kerjasama internasional
dalam memberantas korupsi. Keempat, dengan
menggunakan intrumen UNCAC kita dapat melakukan
extradiksi pelaku illegal logging yang melibatkan warga
negara asing, khususnya Malaysia .
THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
• Meski demikian, mengingat sifatnya yang singkat dan padat, masih diharapkan kepada pengguna buku ini untuk tetap melengkapi dengan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan, korupsi dan pencucian uang serta sumber-sumber lainnya yang relevan.
• Dengan berbagai keterbatasannya diharapkan buku ini bermanfaat baik bagi penegak hukum maupun pihak-pihak lainnya yang berkaitan dengan penegakan hukum di sektor kehutanan serta pihak-pihak yang menaruh perhatian pada bidang ini.
• Di masa depan tetap diharapkan adanya perbaikan berdasarkan masukan-masukan dan kritik membangun dari pengguna buku ini. Atas bantuan semua pihak yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam pembuatan buku ini kami sampaikan terima kasih.
THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
• Buku Pedoman ini merupakan suatu sarana yang tidak
mengikat (non-binding tool) yang bisa disebarluaskan dan
digunakan untuk membantu penegak hukum di Indonesia
(seperti PPNS Kehutanan, kepolisian, kejaksaan, KPK dan
bahkan hakim) serta pemangku kepentingan lainnya (seperti
LSM dan Masyarakat) dalam menangani kasus-kasus tindak
pidana di bidang kehutanan dengan pendekatan yang lebih
komprehensif dibanding sebelumnya.
• Melalui Buku Pedoman ini diharapkan berbagai pihak,
khususnya para penegak hukum mempunyai pandangan
yang lebih luas dan sarana bantu untuk mendekati
permasalahan hukum pidana menyangkut kasus-kasus
bidang kehutanan.
THINKING beyond the canopy
Sistematika isi Pedoman
Bab 1PendahuluanA. Mengapa Buku ini Disusun?B. Apa Kegunaan Buku ini?C. Bagaimana Buku ini Disusun?
Bab 2Kejahatan di Bidang KehutananA. Deforestasi di berbagai Jenis HutanB. Apa yang Mendorong Kerusakan Hutan? C. Apa saja Cakupan Kejahatan di Bidang Kehutanan? D. Bagaimana Penanganan Kejahatan di Bidang
Kehutanan? E. Adakah Putusan Pengadilan Tentang Kejahatan
Bidang Kehutanan?
THINKING beyond the canopy
Bab 3
Pendekatan ILEA dalam Penanganan Kejahatan di Bidang Kehutanan
Apa saja Perangkat dan Komponen ILEA?
1. Perangkat ILEA
2. Komponen ILEA
3. Bagaimana Langkah-langkah PenangananIllegal Logging dengan ILEA Model dilakukan?
Sistematika isi Pedoman
THINKING beyond the canopy
Sistematika isi Pedoman
Bab 4
Tindak Pidana Korupsi Dan Pencucian Uang Serta Unsur-Unsurnya
A. Tindak Pidana Korupsi unsur-unsur tindak pidana korupsi yang diatur dalam UU no. 20 tahun 2001 jo UU no. 31 tahun 1999. ini di atur dalam pasal 2, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13.
B. Tindak Pidana Pencucian Uang dalam Kejahatan BidangKehutanan
C. Pendekatan ILEA Melalui UU Tindak Pidana Korupsi dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang
THINKING beyond the canopy
Bab 5Proses Penanganan Perkara
Peranan Lembaga Penegak HukumPenyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU KehutananPenyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU TipikorPenyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU TPPU
Prosedur Hukum AcaraSecara Umum Menurut KUHAPKekhususan Dalam UU KehutananKekhususan Dalam UU Tipikor, UU KPK dan UU Pengadilan TipikorKekhususan Dalam UU TPPUPenerapan Dalam Perkara-Perkara Yang Sudah Diputus Oleh
PengadilanMasalah Khusus: Pengembalian Aset Hasil Kejahatan
Sistematika isi Pedoman
THINKING beyond the canopy
www.cifor.cgiar.org