Tugas Kuliah Bisnis Project Analisis Harian Bernas Jogja

http://www.LebahMaster.com | http://www.GadgetLIVE.co.id | http://www.bangtohir.com

Tugas Tengah Semester

Business Project 4

STIEBBANK

Kampus Pencetak PengusahaDosen : Bunda Sisca

Nama Mahasiswa : Muhammad Tohir

NIM : 13011125

Site : wWw.LebahMaster.Com


http://wWw.LebahMaster.Com/


Kasus Penurunan Media Bernas Jogja

1. Analisa Penyebab Penurunan Bisnis Harian Bernas Jogja

Menurut analisa saya permasalahan utama yang dialami oleh bisnis harian bernas jogja sehingga menjadi menurun dari tahun sebelumnya adalah karena perkembangan media digital semakin hari semakin berkembang pesat, sarana penyampai informasi yang di kenal dengan istilah media daring memberikan kemudahan akses serta gratis bagi pembacanya, seperti diungkapkan Nur Muhammad Mahfudh, pembaca setia media daring. “Media daring itu lebih murah, lebih praktis karena bisa dibuka di gawai. Beritanya lebih cepat dan aktual dibanding media cetak,” kata mahasiswa Universitas Gadjah Mada ini.

Selain dari permasalahan mereka harus bersaing dengan media daring ( media Online ) persaingan antar media cetak juga begitu pesat. Dengan persaingan yang begitu pesat dari sekian banyak media cetak khususnya di Yogyakarta tentu saja masyarakat pembaca sangat jeli memilih media cetak sebagai langganan mereka. Itu artinya Kualitas dari sebuah media cetak menjadi penentu mampu tidaknya mereka mengundang pembaca sebanyak banyaknya, terkhusus bagi Bernas bisa di bilang belum berhasil menjadi media cetak yang berkualitas pilihan banyak pembaca di Jogja.

Minat Pembaca Menurun

Minat pembaca surat kabar yang semakin menurun tersebut, dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup media, hal ini berdasarkan konsep sumber penunjang kehidupan media massa yang terdiri dari capital, content dan audience. Capital dalam hal ini adalah pengiklan, yang memberikan pemasukan kepada surat kabar melalui iklan yang mereka pasang. Seperti yang dikatakan oleh Turina Farouk pertumbuhan iklan di media digital yang mencapai 300 persen sedangkan untuk media cetak relatif tetap dan pembaca media cetak terus

menurun. Media cetak menjual kata-kata kepada pembaca, dan menjual pembaca kepada pengiklan, menurut penulis apabila pembaca terus menurun, dengan kata lain oplah surat kabar menurun, maka nilai media cetak tersebut juga turun bagi pengiklan.



Mengutip apa yang disampaikan oleh Vice President Marketing Communication Excelcomindo Pratama, Turina Farouk, berpendapat, “ perkembangan digitalisasi media harus disikapi dengan strategi bisnis yang menarik minat konsumen. Para pemasang iklan kini cenderung mengombinasikan pemasangan iklan di media cetak dan digital. Pertumbuhan iklan di media digital mencapai 300 persen, di media cetak relatif tetap. Ini karena minat membaca media cetak turun, sementara minat membaca lewat media digital meningkat. Bila ingin bertahan, perusahaan media cetak harusmengarahkan bisnisnya ke media digital, tanpa meninggalkan bisnis media cetaknya”

Dari segi manajemen untuk bernas Jogja menurut saya masih perlu mengembangkan manajemen SDM mereka lagi, karena kualitas dan mampu tidaknya bernas menaikan lagi reputasi mereka sehingga mampu menjadi media berkualitas pilihan pembaca ditentukan oleh kemampuan kualitas SDM nya juga.

Sementara itu, hal lain yang menjadi penyebab menurunya bernas walaupun masih berkaitan dengan kualitas adalah seperti Cara mereka menentukan Rubu khusus bagi pembaca. Cara mereka membuat Headline ( judul Pembahasan ), serta bahan yang digunakan untuk mengolah media, bahasa yang di gunakan, Jenis iklan masuk juga tidak terlalu disaring apakah iklan itu sesuai atau layak ditampilkan atau tidak karena hal itu berpengarus sekali jika ditinjau dari segi Etika Bisnis.

penyebab lainnya penurunan bisnis harian bernas tersebut juga karena terus berkurangnya jumlah generasi tua yang membaca koran, ditambah merosotnya minat baca generasi bar,u sehingga berakibat menurunnya jumlah pembaca muda. Faktor lain adalah semakin banyak pembaca surat kabar, terutama generasi muda, yang mencari informasi dan berita melalui situs-situs web atau internet, termasuk yang diselenggarakan oleh perusahaan surat kabar sendiri, kantor-kantor berita dan perusahaan-perusahaan TV.

Demikian apa yang bisa saya sebutkan dalam analisa kali ini terkait penyebab menurunya bisnis harian bernas jogja.



2. Analisis SWOT Bernas Jogja

1. Kekuatan (Strenghts)

Dilihat Dari posisi peringkat yang diraih bernas jogja diantara sekian banyak competitor media cetak, mereka masih mampu meraih peringkat ke – 3 dari sekian banyak media cetak di jogja. Dengan persentasi berikut:

Kota Yogya (31,88%) Kab. Sleman (24,91%) Kab. Bantul (9,23%) Kab. Kulon Progo (2,17%) Kab. Gunung Kidul (2,28%) Klaten & Solo (1,22%) Magelang & Temanggung (24,79%) Purworejo (2,40%)

Kekuatan Bernas Jogja Selain memiliki Ciri khas yang lebih bersahabat dengan budaya masyarakat Jogja juga sangat berperan dalam memasyarakatkan berbagaibtemuan atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Mengingat mayoritas masyarakat utamanya pelaku usahatani hidup di daerah pedesaan, jelas penyebaran inovasi ini menjadi sangat penting agar dapat membantu mereka untuk memperbaiki kualitas hidupnya dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Bernas Juga selalu melakukan Inovatif, variatif,dan aplikati mudah di pahami,diantaranya yang bersifat kreatif salah satu contohnya dari segi desain tampilan serta sajian konten yang mereka hadirkan untuk masyarakat pembaca.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan dari bernas selain dari belum memiliki SDM yang memadai, mereka juga tidak terlalu membranding diri melalui system online, padahal di era digital seperti sekarang ini memiliki SDM yang mumpuni dalam menjaring market online sangat di perlukan bahkwan wajib bagi pembisnis untuk bisa menguasai juga target



market di dunia online. Ketika saya membuat analisa ini, saat mengecek website bernas terlihat masih jauh sekali kemajuannya di bandingkan media lain seperti Tribuns pergerakan mereka di media during ( online ).

Selain itu diatas saya juga telah sedikit menyinggung bahwa terdapat sebab menurunnya media bernas karena penyajian rubik pembaca local serta penampilan iklan yang tidak selektif.

3. Peluang (Opportunities)

Meninjau peluang bagi bernas jogja, karena kita tahu bahwa jogja kota wisata dan pelajar, jika mereka mengambil peluang lebih berpusat pada target market untuk menyajikan informasi seputar Yogyakarta bagi wisatawan dan pelajar agar lebih mengenal budaya jogja, maka hal ini akan semakin meningkatkan jumlah Oplah menjadi lebih besar bagi bernas jogja.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman bagi bernas jika mereka tidak selalu memperhatikan system inovatif dan kehadiran Tekhnologi Internet.

Namun, setidaknya menurut saya ada tiga ancaman bagi bernas yang perlu mereka perhatikan sebagai pelaku bisnis harian media cetak Yaitu :

Ancaman Pertama : Pembaca yang semakin hari semakin memilih kemudahan akses informasi di internet, dengan kata lain ancaman pertama perkembangan era digital yang semakin meningkat pesat.

Mengetahui kemerosotan sirkulasi media pers cetak bernas, ditambah meluasnya digitalisasi di bidang komunikasi dan informasi, saya teringat akan perkataan seorang pendiri Microsoft pada tahun 1990 Bill Gates meramalkan “surat kabar akan mati” dalam waktu 10 tahun setelah dia menyatakan ramalannya itu. Ternyata ramalan pendiri Microsoft itu meleset. Dalam pernyataan susulan bulan April tahun ini, Gates menyampaikan prediksi baru, mungkin sampai lebih 50 tahun ke depan masih ada orang yang mencetak koran, namun dia berkeras suatu saat di masa depan tidak



akan ada lagi buku, majalah, dan surat kabar. Semua itu akan tampil secara digital melalui sebuah alat berbentuk tablet. Para jurnalis kawakan akan menegaskan bahwa jurnalisme surat kabar bukan jurnalisme internet. Gates berpikir dan berbicara sebagai ahli teknologi, bukan sebagai jurnalis. Di samping itu, teori lama yang digulirkan Wolfgang Riepl, pemimpin redaksi Neurenberger Zeitung, pada tahun 1913 yaitu media baru bukan pengganti atau substitusi media lama, melainkan tambahan atau kumulatif, belum terpatahkan.

Meski ramalan Gates belum menjadi kenyataan, alias surat kabar tidak atau belum mati, terjadinya penurunan jumlah koran, seperti di AS dan beberapa negara lain, memang tidak dapat disangkal. Dilansir dari lembaga yang berkompeten, Lembaga Pers Dr.Soetomo (LPDS), berbagai perusahaan media cetak mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun terakhir, contoh nyatanya seperti surat kabar The New York Times(salah satu surat kabar terbaik di AS) akhir tahun 2011, menjadi pukulan telak bagi para pengusaha media cetak di Amerika Serikat. Tentu saja tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada media cetak di Indonesia termasuk bernas.

Ancaman Kedua : bersumber dari perubahan perilaku anak-anak muda zaman sekarang yang lebih “care” pada teknologi Internet daripada teknologi kertas.

Ancaman ketiga : yakni bermigrasinya para pengiklan media cetak ke media jenis lainnya, terutama ke media online.

3. Strategi saya Jika Berkesempatan Menjadi Komite Manajemen Bernas Jogja :

Beberapa Strategi yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan Bisnis Harian bernas jogja di tengah kecanggihan teknologi saat ini.

Pertama, Menjadikan perusahaan media cetak bernas harus melakukan berbagai inovasi yang mampu mengombinasikan media cetak, media online dan media elektronik.



Kedua, Menjadikan bernas menjadi media cetak yang juga harus menggarap potensi anak-anak muda seperti pelajar dan mahasiswa, sebagai mitra dalam menghasilkan berbagai produk berita dengan menyediakan rubrik khusus.

Ketiga, membawa Bernas melakukan berbagai pembenahan internal dan eksternal dengan meningkatkan kebijakan manajemen dalam organisasi industry media cetaknya.

Keempat, membangun kanal Internet dan berkomunikasi dengan pembaca muda, untuk membangun komunitas, serta berlangganan atau gratis setelah itu bernas akan lebih gampang melakukan promosi untuk meraih keuntungan jika pembacanya sudah banyak dan setia.

Kelima, mengajak bernas untuk menyesuaikan dan mampu memberdayakan sumber daya manusia dan sumber dana secara efektif dan efisien, sekaligus melakukan berbagai inovasi dan kreativitas secara terus-menerus berhubungan dengan rubrik baru, cara penulisan, cara presentasi, cara berjualan, cara distribusi, cara mengelola sumber daya manusia dan mengelola infrastruktur produksi.

4. Jika Saya Punya Link Yang Baik dengan Bernas Jogja :

Jika Saya Mempunyai Link yang baik dengan Bernas Jogja maka saya akan memanfaatkan kesempatan emas itu dengan sebaik mungkin menjalin kerjasama untuk mempromosikan bisnis saya serta membangun bran bisnis agar lebih terkenal luas.



Penutup

Demikian Apa yang bisa saya jabarkan dalam makalah Tugas business Project 4 ini dengan sebaik usaha serta saya kerjakan dengan semaksimal mungkin, harapan saya hasil pekerjaan ini tidak hanya sebatas memenuhi kewajiban tugas saja, melainkan juga bisa menjadi sarana pembelajaran bagi orang lain yang nanti membacanya tulisan saya ini, sehingga juga bisa di jadikan sebagai rujukan atau sumber referensi yang bagi bisnis mereka kedepannya. Aamiin.

Akhir kata saya sampaikan permohonan maaf yang sebesar – besarnya jika terdapat banyak kekurangan baik dari segi cara saya menulis dan merangkai kata menjadi kalimat dalam makalah ini. Dan yang tidak lupa juga saya sampaikan ribuan terima kasih kepada bunda Sisca yang sudah dngan sabar dan ikhlas membimbing kami sebagai mahasiswa Stiebbank terkhusus saya pribadi.

Source : Dari berbagai sumber yang di tuangkan dalam bentuk bahasa kami pribadi.

Penyusun :

Muhammad Tohir

Owner :

LebahMaster.Com

TohirProperty.Com


