19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah kelurahan airmata sampai pada kelurahan kampong solor adalah suatu daerah yang juga dikenal sebagai daerah “KPB” atau daerah “Kawasan Pusat Bisnis” atau nama lain yang muncul kemudian merupakan daerah yang merupakan daerah pusat dari setiap kegiatan ekonomi dan perdagangan. Seperti yang dapat terlihat pada sepanjang jalan yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan pertokoan maupun pusat perbelanjaan lainnya. Daerah ini menentukan kehidupan kota. karena segala bentuk perkembangan fisikal baru akan terjadi di wilayah ini. sehingga tatanan kehidupan kota pada masa yang akan datang sangat ditentukan oleh bentuk, proses dan dampak perkembangan yang terjadi di KPB tersebut. Tanpa adanya perhatian khusus pada KPB ini, sangat dimungkinkan terjadi suatu bentuk dan proses perkembangan fisikal kota baru yang mengarah pada dampak negatif. KPB dari Kawasan Perkotaan adalah daerah sepanjang jembatan selam yang berada di kelurahan airmata sampai pada daerah kelurahan kampung solor. Di pihak lain, KPB juga berbatasan langsung dengan daerah pesisir pantai, di mana sebagian besar penduduknya beprofesi sebagai nelayan. Padahal sudah diketahui bahwa KPB ini merupakan pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan kota. Suatu keniscayaan yang muncul didalamnya adalah menurunnya produktivitas laut atau hasil pendapatan dari masyarakat sekitar 1

Kota 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kota 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daerah  kelurahan airmata sampai pada kelurahan kampong solor adalah suatu daerah yang

juga dikenal sebagai daerah “KPB” atau daerah “Kawasan Pusat Bisnis” atau nama lain yang

muncul kemudian merupakan daerah yang merupakan daerah pusat dari setiap kegiatan ekonomi

dan perdagangan. Seperti yang dapat terlihat pada sepanjang jalan yang dipenuhi dengan

bangunan-bangunan pertokoan maupun pusat perbelanjaan lainnya.

Daerah ini menentukan kehidupan kota. karena segala bentuk perkembangan fisikal baru

akan terjadi di wilayah ini. sehingga tatanan kehidupan kota pada masa yang akan datang sangat

ditentukan oleh bentuk, proses dan dampak perkembangan yang terjadi di KPB tersebut. Tanpa

adanya perhatian khusus pada KPB ini, sangat dimungkinkan terjadi suatu bentuk dan proses

perkembangan fisikal kota baru yang mengarah pada dampak negatif.

KPB dari Kawasan Perkotaan adalah daerah sepanjang jembatan selam yang berada di

kelurahan airmata sampai pada daerah kelurahan kampung solor. Di pihak lain, KPB juga

berbatasan langsung dengan daerah pesisir pantai, di mana sebagian besar penduduknya

beprofesi sebagai nelayan. Padahal sudah diketahui bahwa KPB ini merupakan pusat kegiatan

ekonomi dan perdagangan kota. Suatu keniscayaan yang muncul didalamnya adalah menurunnya

produktivitas laut atau hasil pendapatan dari masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai nelayan.

Konflik antara mempertahankan produktivitas laut untuk kepentingan masyarakat sekitar di satu

sisi dan mempertahankan KPB di sisi lain untuk kepentingan perkembangan fisikal baru sector

kota merupakan bentuk konflik pemanfaatan lahan paling mencolok. Tidak berlebihan kiranya

mengatakan bahwa KPB ini seolah-olah merupakan ajang pertempuran (battle front) antara

pengelolaan kawasan pesisir pantai dan pembangunan kawasan pertokoan maupun pusat

perbelanjaan, di mana tidak pernah ada kenyataan empiris yang mengemukakan bahwa

pengelolaan kawasan pesisir pantai memenangkan peperangan di kawasan ini.

Jelas kiranya, dampak yang bakal muncul dimasa yang akan datang berkenaan dengan

perkembangan kota terhadap KPB yang terkait dengan kehidupan dan penghidupan masyarakat

sekitar, khususnya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

1

Page 2: Kota 1

Di daerah kelurahan airmata dan kelurahan kampong solor ini cenderung terjadi konflik

tentang tanah antara pemanfaatan ruang bagi kepentingan industry, pendidikan, pariwisata

maupun prasarana pendukung lainnya.

Pada dasarnya dengan adanya KPB maka setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini

dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yag dinamakan dengan perubahan-

perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan

suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian

dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada masa lampau.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya merupakan suatu

proses yang terjadi terus menerus, ini artinya bahwa masyarakat pada kenyataannya akan

mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat dengan

masyarakat yang lain tidaklah sama. Kerena ada yang disebut perubahan sosial dan perubahan

ekonomi. Untuk perubahan ekonomi terkait dengan perubahan kondisi fisik dan beberapa aspek

yang terkait didalamnya. Sebagaimana perubahan yang terjadi di Kelurahan airmata dan

kelurahan kampong solor.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana gambaran umum fisik dan ekonomi di kelurahan airmata dan kelurahan

kampung solor?

2.      Bagaimana perencanaan kota di kelurahan airmata dan kelurahan kampung solor sesuai

dengan teori sirvani?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui gambaran umum fisik dan ekonomi di kelurahan airmata dan kelurahan

kampong solor.

2.      Untuk mengetahui perencanaan kota di kelurahan airmata dan kelurahan kampung solor

sesuai dengan teori sirvani.

2

Page 3: Kota 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Perkembangan Kota

Dalam kerangka perencanaan wilayah, yang dimaksud dengan ruang wilayah

adalah ruang pada permukaan bumi dimana manusia dan makhluk lainnya dapat

beraktifitas. Perencanaa ruang wilayah adalah perencanaan penggunaan atau pemanfaatan

ruang wilayah, yang intinya adalah perencanaan penggunaan lahan (land use planning)

dan perencanaan pergerakan pada ruang tersebut.

Teori konsentris: teori ini dikemukakan oleh E. W. Burgess (yunus, 1999), atas

dasar studi kasusnya mengenai morfologi kota Chicago, menurutnya sesuatu kota yang

besar mempunyai kecenderungan berkembang kearah luar disemua bagian-bagiannya.

Secara beurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti suatu pola

konsentris adalah sebagai berikut:

1. Daerah pusat atau kawasan pusat bisnis (KPB).

2. Daerah peralihan.

3. Daerah pabrik dan perumahan pekerja.

4. Daerah perumahan yang lebih baik kondisinya.

5. Daerah penglaju.

B. Pengertian Wilayah KPB (Kawasan Pusat Bisnis)

Istilah KPB merupakan kawasan atau daerah yang sering disebut sebagai pusat

kota karena di daerah ini terdapat bangunan-bangunan utama utuk melakukan kegiatan

baik sosial,ekonomi ,politik,dan budaya. Kawasan Pusat Bisnis ini sangat berpengaruh

dengan perkembangan ekonomi di daerah ini sendiri. Sebagai kawasan yang lebih tertuju

dalam kegiatan perdagangan terdapat banyak bangunan-bangunan pertokoan yang

menjadi pusat perbelanjaan.

Daerah kelurahan airmata dan kelurahan kampong solor adalah kawasan yang

temasuk wilayah KPB. Dari teori perkembangan kota yang telah dipelajari maka

perkembangan suatu kota terbagi atas 2 macam yaitu kota yang terencana dan tidak

3

Page 4: Kota 1

terencana. Perkembangan kota yang terencana adalah suatu perkembangan kota yang

memenuhi beberapa syarat teori (shirvani tahunan 1985), sebagai berikut:

1. Tata guna lahan :

Suatu rencana tata guna lahan merupakan ekspresi kehendak lingkungan

mengenai bagaimana seharusnya tata guna lahan suatu lingkungan pada masa yang akan

datang.Dalam rencana itu ditentukan daerah-daerah yang akan digunakan bagi berbagai

jenis,kepadatan dan intensitas kategori penggunaaan,misalnya penggunaan untuk

pemukiman,perdagangan,industri ditentukan pula asas dan standar yang harus diterapkan

pada pembangunan atau pelestarian di daerah itu.

Suatu rencana tata guna lahan biasanya merupakan bagian dari suatu rencana

menyeluruh.Dalam bagian-bagian lain dibahas persoalan transpotasi utilitas umum,seperti

listrik,gas dan air berbagai macam prasarana masyarakat dan masalah-masalah khusu yang

membutuhkan perhatian, misalnya pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Dari lokasi yang diamati,bisa dilihat sebagian besar lahan yang terdapat

dikawasan tersebut digunakan untuk bisnis dan perdagangan.Seperti terlihat,banyaknya

bangunan-bangunan pertokoan disepanjang kawasan jembatan selam sampai ke kampung

solor.

2. Bentuk dan massa bangunan:

Menyangkut aspek-aspek bentuk fisik karena setting, spesifik yang meliputi

ketinggian, besaran, floor area ratio, koefisien dasar bangunan, pemunduran (setback)

dari garis jalan, style bangunan salah proporsi, bahan, ekstur dan warna agar

menghasilkan bangunan yang berhubungan secara harmonis dengan bangunan-

bangunan lain disekitarnya.

Prinsip-prinsip dan urban design yang berkaitan dengan bentuk dan massa

bangunan meliputi:

a. Scale: berkaitan dengan sudut pandang manusia, sirkulasi dan dimensi bangunan

sekitar.

4

Page 5: Kota 1

b. Urban space: sirkulasi ruang yang disebabkan bentuk kota, batas dan tipe-tipe

ruang.

c. Urban mass: meliputi bangunan, permukaan tanah dan obyek dalam ruang yang

dapat tersusun untuk membentuk urban space dan pola aktifitas dalam skala besar

dan kecil.

Dari hasil pengamatan di lokasi bangunan-bangunan yang terlihat

memiliki bentuk fisik yang spesifik dengan ketinggian bangunan yang menjulang

sekitar lebih dari 3 meter,dengan besarnya ukuran bangunan sesuai dengan fungsi

dari bangunan itu sendiri dimana sebagai kawasan bisnis dan perdagangan.

3. Sirkulasi dan parkir:

Elemen sirkulasi adalah satu aspek yang kuat dalam membentuk struktur

lingkungan perkotaan, tiga prinsip utama pengaturan teknik sirkulasi adalah:

a. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang

positif.

b. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat

lingkungan menjadi jelas terbaca.

c. Sector public harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Penyediaan ruang parkiran yang tidak memadai membuat ruang terbuka

untuk jalan semakin tertutup,terjadi penyalagunaan lahan yang banyak digunakan

tidak sesuai pada fungsinya.Dilokasi pengamatan kami,terlihat disepanjang tepian

pertokoan dengan kondisi daerah pinggir jalan setiap sisi bangunan yang banyak

digunakan sebagai tempat parkiran baik mobil maupun motor.Memang terdapat

beberapa tempat parkir yang sudah disediakan,namun tidak sebanding antar lahan

parkiran dan jumlah kendaraan yang setiap hari mampir berbelanja.Ditambah

lagi,ada lahan yang digunakan untuk pedagang kaki lima.

5

Page 6: Kota 1

4. Ruang tebuka:

Ian C. Laurit mengelompokkan ruang terbuka sebagai berikut:

a. Ruang terbuka sebagai sumber produksi.

b. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan manusia (cagar

alam, daerah budaya dan sejarah).

c. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan.

Ruang terbuka memiliki fungsi:

Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan terutama dipusat kota.

Menghadirkan kesan perspektif dan visa pada pemandangan kota (urban space)

terutama dikawasan pusat kota yang padat.

Menyediakan arena rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus.

Memberikan bentuk solid foid pada kawasan.

Sebagai area cadangan untuk penggunaan dimasa depan (cadangan area

pengembangan).

Aspek pengendalian ruang terbuka pusat kota sebagai aspek fisik, visual ruang,

lingkage dan kepemilikan dipengaruhi beberapa faktor:

Elemen pembentuk ruang, bagaimana ruang terbuka kota yang akan

dikenakan (konteks tempat) tersebut didefinisikan (shape, jalan, plaza,

pedestrian ways, elemen vertical).

Faktor tempat, bagaimana berkaitan dengan system lingkage yang ada.

Akltifitas utama.

Faktor comfortabilitas, bagaimana keterkaitan dengan kuantitas (besaran

ruang, jarak pencapaian) dan kualitas (estetika visual) ruang.

Faktor keterkaitan antara private domain dan public domain.

Di kawasan pengamatan kami,tidak terdapat ruang terbuka hijau.Karena pada

Umumnya disepanjang lokasi ini hanya terdapat bangunan-bangunan yang tinggi

(Pertokoan)dan tepat berada di tepian panatai.

6

Page 7: Kota 1

5. Jalur pejalan kaki:

System pejalan kaki yang baik adalah:

1. Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam area kota.

2. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan mempriotitaskan skala manusia.

3. Lebih mengekspresikan aktifitas PKL mampu menyajikan kualitas udara.

Dari hasil pengamatan kami,dikawasan ini tersedia jalur bagi pejalan

kaki.Namun sayangnya dari berbagai faktor yang mengakibatkan penyalahgunaan

lahan jalur pejalan kaki ini banyak trotoar yang digunakan oleh para pedagang kaki

lima sebagai tempat berdirinya stan-stan jualan mereka.

6. Activity support:

Muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum kota dengan

seluruh kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang menunjang akan

keberadaan ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum bersifat

saling mengisi dan melengkapi.

Pada dasarnya activity support adalah:

1. Aktifitas yang mengarahkan pada kepentingan pergerakan (importment of

movement).

2. Kehidupan kota dan kegembiraan (excitentent).

Keberadaan aktifitas pendukung tidak lepas dari tumbuhnya fungsi-fungsi kegiatan

public yang mendominasi penggunaan ruang-ruang umum kota, semakin dekat

dengan pusat kota makin tinggi intensitas dan keberagamannya.

Bentuk actifity support adalah kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau

lebih pusat kegiatan umum yang ada di kota, misalnya open space (taman kota,

taman rekreasi, plaza, taman budaya, kawasan PKL, pedestrian ways dan

sebagainya) dan juga bangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan umum.

Dikawasan pengamatan kami,tidak terdapat lahan atau tempat yang

menunjang berlangsungannya activity support.Karena di kawasan ini tidak terdapat

satupun lapangan atau bangunan yang dibuat khusus sebagai tempat untuk tempat

olahraga,dan juga tidak terdapat tempat rekreasi maupun taman kota.

7

Page 8: Kota 1

7. Simbol dan tanda:

Ukuran dan kualitas dari papan reklame diatur untuk:

a. Menciptakan kesesuaian.

b. Mengurangi dampak negative visual.

c. Dalam waktu bersamaan menghilangkan kebingungan serta persaingan dengan

tanda lalu lintas atau tanda umum yang penting.

d. Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter pada fasade bangunan

dan menghidupkan street space dan memberikan informasi bisnis.

e. Dalam urban design, preservasi harus diarahkan pada perlindungan permukiman

yang ada dan urban place, sama seperti tempat atau bangunan sejarah, hal ini berarti

pula mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu.

Dikawasan pengamatan kami,terdapat penandaan jalan yang ada di

sepanjang jembatan selam sampai kampung solor.Mulai dari simbol-simbol atau

tanda lalu lintas sampai dengan nama jalan dan penunjuk jalan setiap wilayah yang

bisa dilalui agar mempermudah masyarakyat yang bisa juga digunakan sebagi peta.

Dari setiap penjelasan elemen-elemen Sirvani yang dijelaskan ini,disimpulkan dari hasil

pengamatan kelompok kami di lokasi survey yang dapat dilihat dengan gambar-gambar

lokasi disiapkan.

8

Page 9: Kota 1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.    Waktu dan Lokasi

            Penelitian ini dilakukan di kelurahan airmata dan kelurahan kampong solor, Kecamatan

kota lama, dan dilakukan pada tanggal 15 mei 2014.

B.     Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan terdapat beberapa tahap sehingga agar lebih efisien dan

terstruktur yaitu :

1.      Persiapan Survey, meliputi:

a.      Persiapan dasar

1) Penentuan Waktu melakukan pengamatan.

2) Pengambilan Dokumentasi.

b.      Persiapan Teknis

1) Penyusunan data dilapangan.

2) Camera.

3) Transportasi

2.  Survey Data, meliputi :

a.   Data Primer

Data primer terdiri dari: Observasi Lapangan.

Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan menambah

pemahaman tentang Teori Perkembangan Kota yang telah dipelajari.

3.      Kompilasi Data

Kompilasi data adalah langkah menggabungkan semua data-data yang didapatkan dari hasil

survey dan baik itu berupa data primer atau hasil dari survey lapangan maupun data sekunder

yang didapatkan dari instansi-instansi terkait kemudian dituangkan atau dikonsep ke dalam suatu

bentuk laporan yang sistematis.

9

Page 10: Kota 1

Data yang berhasil dikumpulkan dari survey termasuk di dalamnya penelaahan data

sekunder, penelaahan pustaka dan dokumen dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar

mudah dibaca, mudah dilihat kaitannya satu dengan yang lain, dan informatif. Usaha penyusunan

demikian disebut pula dengan kompilasi data.

Tahap kompilasi data ini harus mempunyai bobot pra analisis. Artinya, dari kompilasi data

ini sudah dapat terbaca segala kecenderungan di masa mendatang yang akan sangat penting

peranannya dalam proses peramalan.

Kompilasi data mempengaruhi oleh sistem analisis yang akan digunakan yang juga

menentukan volume data yang dibutuhkan. Oleh karena itu pencatatan data harus dibuat

sedemikian rupa agar dapat berguna bagi analisis apapun yang terkait. Dengan kata lain,

pencatatan data harus dibuat selengkap mungkin dan terperinci.

Kompilasi data ini dapat disajikan dengan berbagai cara antara lain dalam bentuk

verbalisasi, tabulasi, grafik dan diagram, serta visualisasi dan pemetaan.

10

Page 11: Kota 1

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat

diambil dari laporan hasil penelitian ini yaitu:

Teori konsentris: teori ini dikemukakan oleh E. W. Burgess (yunus, 1999), atas

dasar studi kasusnya mengenai morfologi kota Chicago, menurutnya sesuatu kota yang

besar mempunyai kecenderungan berkembang kearah luar disemua bagian-bagiannya.

Secara beurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti suatu pola

konsentris adalah sebagai berikut:

Daerah pusat atau kawasan pusat bisnis (KPB).

Daerah peralihan.

Daerah pabrik dan perumahan pekerja.

Daerah perumahan yang lebih baik kondisinya.

Daerah penglaju.

Istilah KPB merupakan kawasan atau daerah yang sering disebut sebagai pusat

kota karena di daerah ini terdapat bangunan-bangunan utama utuk melakukan kegiatan

baik sosial,ekonomi ,politik,dan budaya.

Dari lokasi yang diamati,bisa dilihat sebagian besar lahan yang terdapat

dikawasan tersebut digunakan untuk bisnis dan perdagangan.Seperti terlihat,banyaknya

bangunan-bangunan pertokoan disepanjang kawasan jembatan selam sampai ke kampung

solor.

Dari hasil pengamatan di lokasi bangunan-bangunan yang terlihat memiliki

bentuk fisik yang spesifik dengan ketinggian bangunan yang menjulang sekitar lebih dari

3 meter,dengan besarnya ukuran bangunan sesuai dengan fungsi dari bangunan itu sendiri

dimana sebagai kawasan bisnis dan perdagangan.

Penyediaan ruang parkiran yang tidak memadai membuat ruang terbuka untuk

jalan semakin tertutup,terjadi penyalagunaan lahan yang banyak digunakan tidak sesuai

pada fungsinya.Dilokasi pengamatan kami,terlihat disepanjang tepian pertokoan dengan

kondisi daerah pinggir jalan setiap sisi bangunan yang banyak digunakan sebagai tempat

11

Page 12: Kota 1

parkiran baik mobil maupun motor.Memang terdapat beberapa tempat parkir yang sudah

disediakan,namun tidak sebanding antar lahan parkiran dan jumlah kendaraan yang setiap

hari mampir berbelanja.Ditambah lagi,ada lahan yang digunakan untuk pedagang kaki

lima.

Di kawasan pengamatan kami,tidak terdapat ruang terbuka hijau.Karena pada

Umumnya disepanjang lokasi ini hanya terdapat bangunan-bangunan yang tinggi

(Pertokoan)dan tepat berada di tepian panatai.

Dari hasil pengamatan kami,dikawasan ini tersedia jalur bagi pejalan kaki.Namun

sayangnya dari berbagai faktor yang mengakibatkan penyalahgunaan lahan jalur pejalan

kaki ini banyak trotoar yang digunakan oleh para pedagang kaki lima sebagai tempat

berdirinya stan-stan jualan mereka.

Dikawasan pengamatan kami,tidak terdapat lahan atau tempat yang menunjang

berlangsungannya activity support.Karena di kawasan ini tidak terdapat satupun lapangan

atau bangunan yang dibuat khusus sebagai tempat untuk tempat olahraga,dan juga tidak

terdapat tempat rekreasi maupun taman kota.

Dikawasan pengamatan kami,terdapat penandaan jalan yang ada di sepanjang jembatan selam sampai kampung solor.Mulai dari simbol-simbol atau tanda lalu lintas sampai dengan nama jalan dan penunjuk jalan setiap wilayah yang bisa dilalui agar mempermudah masyarakyat yang bisa juga digunakan sebagi peta.

B.     Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Perlunya kerjasama yang baik antara masyarakat, pemerintah dan swasta dalam proses

perencanaan fisik dan ekonomi di Kelurahan Airmata

2. Perlunya kesadaran dari setiap pihak dalam pengawasan pembangunan yang

dilaksanakan agar pembangunan yang dilaksanakan tidak melanggar aturan dan

mempunyai dampak negatif terhadap setiap pihak.

3. perlunya perhatian pemerintah terhadap pembangunan sarana dan prasarana kota seperti

lampu jalan maupun ruang terbuka hijau serta activity sport.

12

Page 13: Kota 1

DAFTAR PUSTAKA

             Tarigan,Robinso,2005.Perencanaan Pembangunan Wilayah.Jakarta.PT.Bumi Aksara

Catanese J Anthony,2004.Perencanaan Kota.Jakarta.ERLANGGA

13