Upload
fathur-rozi
View
199
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Program pemerintah melaksanakan perubahan pada sistem
pembelajaran di sekolah dikarenakan melihat perubahan atau hasil peserta
didik secara berkala setiap tahun. Aplikasi perubahan ini dengan selalu
berubahnya program pengajaran sejak kurikulum CBSA hingga KTSP. Selain
perubahan pelaksanaan kurikulum pemerintah pada tiap-tiap sekolah dari
sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, juga ditentukan kewajiban belajar
para siswa minimal 12 tahun. Pada prakteknya di lembaga-lembaga
pendidikan formal perubahan hasil belajar yang lebih baik tersebut diketahui
dari bagaimana sistematisasi pengajaran di sekolah. Seperti halnya gaya
belajar dan pola pengajaran yang dilakukan para pengajar di sekolah.
Terutama pengajaran pada sekolah-sekolah yang terdapat jurusan eksak
dan/atau MIPA. Pengajaran jurusan eksak atau IPA seyogyanya menerapkan
sistem pengajaran yang lebih efektif dan efisien, karena bobot jurusan tersebut
lebih besar dari program IPS dan Bahasa. Oleh karena itu, sekolah atau
lembaga-lembaga pendidikan formal seyogyanya mampu mengadakan
fasilitas pendukung pembelajaran yang layak pakai.
Pada penelitian ini penyusun lebih mengkerucut pada Pembelajaran IPA.
Pengajaran pada tingkat dasar SD atau MI pada lembaga dasar pendidikan
formal tersebut lebih memberikan bekal dan dasar pengetahuan peserta didik
untuk melanjutkan pada jenjang Sekolah lanjutan. Lembaga pendidikan
formal sekolah dasar merupakan penentu arah bakat dan kompetensi peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan
pada usia dasar ( 6 tahun – 12 tahun), merupakan saat yang menentukan
seorang anak untuk bertindak ke arah kemana yang dinginkan. Kisaran usia
tersebut masih labil atau mudah terpengaruh kepada hal-hal yang dapat
mempengaruhi. Oleh karena itu seyogyanya dididik dan diberikan pendidikan
dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun mental anak. Praktek di
1
lapangan penerapan metode pengajaran di tingkat sekolah dasar bersifat
variatif atau disesuaikan dengan program kurikulum dan gaya mengajar
tenaga pendidik di sekolah tertentu. Gaya belajar yang dilaksanakan pada
sekolah-sekolah dasar tertentu masih ada yang menerapkan gaya belajar
konvensional atau pengajaran klasik yang terpaku pada seorang pengajar atau
hanya dilakukan pembalajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori dapat
dikatakan sebagai pengajaran yang bersifat satu arah yakni dari pengajar
kepada para peserta didik, pengajaran ini kerapkali dilakukan.
Penanaman dasar keilmuan tentang pembelajaran IPA memerlukan
teknik atau metode pembelajaran yang searah dengan materi yang diajarkan
(Suharsimi Arikunto, 1993: 18). Selain itu juga melihat kemampuan dan gaya
belajar siswa dalam menyerap materi yang disampaikan pengajar saat
pembelajaran berlangsung. Sebenarnya pembelajaran atau metode pada bidang
IPA di tingkat sekolah dasar cukup banyak untuk diterapkan di kelas. Dalam
hal ini penyusun menerapkan metode pembelajaran IPA yang disesuaikan
dengan materi yang dilaksanakan di kelas.
Sekarang ini pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar
hanya menggunakan konvensional atau pengajaran ekspositori. Pengajaran
ekspositori yakni pengajaran yang bersifat satu arah, yakni dari guru ke para
siswa. Seyogyanya pengajaran seperti hal tersebut sudah tidak layak untuk
dipakai, karena tidak memberikan pengalaman belajar yang baik pada
perkembangan dan penerapan wawasan siswa di masyarakat nanti (Djamarah,
1997: 36). Metodologi pembelajaran yang diterapkan pada saat sekarang
sudah mengarah kepada skill atau keahlian memahami, menerapkan dan
membuktikan hal-hal baru pada bidang yang dipelajari. Penilaian dalam
pembelajaran saat sekarang pun dari dinas pendidikan atau yang terkait
lainnya yakni hal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor (Tabrani
Rusyan, 1993: 11). Penilaian ini mempunyai keefektifan yang lebih baik dari
penilaian konvensional. Penilaian kognitif yakni penilaian yang mengarah
pada pemikiran dan/atau pemahaman para peserta didik. Penilaian afektif
yakni penilaian yang mengarah pada sikap dari hasil pembelajaran.
2
Psikomotor yakni penilaian yang mengarah pada praktek atau hasil yang
tampak dari pembelajaran tersebut.
Dalam pembelajaran pada studi seyogyanya memenuhi beberapa syarat
keberhasilan dalam pembelajaran. Salah satu keberhasilan yang seyogyanya
ada dalam pembelajaran yakni adanya komunikasi pembelajaran di kelas
(Sudarwan Danim, 1995: 61-12). Komunikasi antara pengajar dan peserta
didik mesti terjaga dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Keadaan tersebut di atas sebenarnya bukan masalah yang signifikan yang
menjadi kendala dalam kesuksesan belajar akan tetapi diperlukan
keprofesionalan seorang pengajar. Artinya kesuksesan pembalajaran
ditentukan oleh pengajar dan mau dibawa kemana para siswa tersebut.
Kesuksesan tersebut yakni seorang pengajar seyogyanya mempunyai beberap
srategi, metode atau pendekatan yang memberikan rangsangan kepada peserta
didik dalam belajar IPA.
Berangkat dari latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian tindakan dengan judul Penggunaan Kit IPA Untuk
Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VI
SDN Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Jember.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan
permasalahannya sebagi berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya
dengan penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SDN Slateng 02
Ledokombo Jember?
2. Bagaimanakah cara menggunakan Kit IPA agar siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ?
3
1.3 Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran IPA setelah penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SD Negeri
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.
2. Ingin menganalisis dampak penggunaan Kit IPA dalam meningkatkan
prestasi siswa dalam materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember
1.4 Manfaat Perbaikan
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA di SDN Slateng 02
Ledokombo Jember
3. Menerapkan metode dan media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran
IPA.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Psikologi Dalam Pengajaran IPA
Di dalam pembelajaran IPA anak tidak akan sama dalam menerima
materi dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan
pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan
dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya. Ahmadi dan Supriyono
(1991:108) melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan
persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas.
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa berguna dalam
membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan
masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan
lingkungan belajar yang aktif dan kreatif sehingga kegiatan belajar yang
penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif
lama Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok menghendaki
peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan
pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa
yang mempunyai tubuh tinggi atau pendek, dimana menempatkan siswa
yang memiliki kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelamin siswa
perlu juga dijadikan pertimbangan dalam pengelompokan siswa. Siswa
yang cerdas, yang bodoh, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara,
suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya, dan
sebagainya. Sebaiknya dipisah agar kelompok tidak didominasi oleh satu
kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang.
B. Metode Pembelajaran
Berdasarkan metode pembelajaran yang dianjurkan, terdapat berbagai
metode yang berbeda yang diwakili oleh pembelajaran-pembelajaran yang
dijabarkan dalam buku IPA Guru. Metode apa yang dipilih tergantung pada
mata pelajaran dan pada tujuan dari pembelajaran tersebut. Metode tersebut
5
antara lain : Ceramah, pemberian tugas diskusi / kelompok, wisata, karya
wisata, tanya jawab, demonstrasi, problem solving, dan masih banyak yang
lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran
yang diberikan kepada siswa.
C. Penggunaan Peralatan Kit IPA
1. Arti, Jenis, dan fungsi KIT IPA
KIT IPA merupakan nama alat-alat IPA yang digunakan untuk
percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar. Jenis KIT IPA,
antara lain :
• KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa
untuk percobaan
• KIT IPA untuk Guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan.
• KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang
diperlukan untuk percobaan tertentu.
Macam-macam peraga di dalam KIT IPA antara lain: Makhluk Hidup;
Makhluk hidup berkembang biak.; Pemeliharaan dan pengembangbiakan
makhluk hidup.; Populasi; Alat indera; Magnet; Listrik; Organ tubuh manusia;
Tata Surya; Bentuk dan gerakan bumi.
Kegunaan Kit IPA antara lain untuk meningkatkan mutu pengajaran
dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,Untuk penekanan pada metode-
metode pembelajaran interaktif,Untuk mengembangkan program
pengembangan sumber daya manusia,Untuk menciptakan tenaga kerja yang
lebih bermutu, Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi,
dan teknik di Indonesia, Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan
pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas
didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999.
D. Motivasi
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap
kehidupan seseorang dalam setiap aktivitasnya dalam rangka mencapai suatu
tujuan tertentu. Kata " motif " diartikan sebagai daya upaya yang
6
mendorong seseorang untuk menentukan sesuatu, berawal dari " motif "
itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif.
Menurut Hudoyo (1995:24) Motivasi Belajar adalah " Dorongan
untuk mempelajari sesuatu dengan sungguh-sungguh sehingga memiliki
pengertian yang lebih mendalam dalam bidang tersebut untuk mendapatkan
kepandaian. Sedangkan menurut Mc. Donal dalam Suyabrata (1981:30),
Motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan
muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
individu manusia, yang penampakannya menyangkut kegiatan fisik
manusia;
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa " feeling " afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia;
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi bukanlah hal
yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya, karena
sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yang dilakukan seseorang
itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan
pendorong itulah yang disebut motif.
Dari hal di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu hal
yang sangat penting bagi setiap insan manusia untuk mencapai suatu
keberhasilan atau tercapainya keinginan apa yang diidam-idamkan oleh setiap
orang. Kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia ada dalam
ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan
apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan
seperangkat kebutuhan, yang oleh Maslow dalam Ivor K. Davies (1986 : 215)
diklasifikasikan menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu :
• Kebutuhan fisiologis (antara lain : haus, lapar, seks)
• Kebutuhan keamanan (antara lain : menyelamatkan jiwa, ketertiban)
7
• Kebutuhan berkerabat (antara lain : identifikasi, kasih sayang,
persahabatan)
• Kebutuhan penghargaan (antara lain : sukses, percaya diri, harga diri)
• Kebutuhan berusaha (antara lain : mengembangkan diri)
Sesudah kebutuhan tingkat rendah dipenuhi, munculkan kebutuhan tingkat
tinggi. Tetapi tidak berarti bahwa kebutuhan yang satu mesti terpenuhi
sebelum kebutuhan lainnya muncul. Siswa yang berbakat minim pun akan
ingin mengembangkan diri, sekalipun kebutuhan-kebutuhan lain telah
terpenuhi.
E. Prestasi Belajar
Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Semiawan
dan Munandar, 1984 ; 4) berangkat dari pola distribusi normal, anak-anak
yang terletak di ujung sebelah kiri dan kanan tidak dapat memanfaatkan secara
baik layanan pendidikan yang disediakan sekolah untuk kelompok normal
atau kelompok biasa. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan
Reigeluth (1983), hasil belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi semakin baik
semakin baik hasil belajar, dan semakin rendah interaksi semakin rendah
pula hasil belajarnya.Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa
kemampuan siswa (hasil belajar) dipengaruhi oleh interaksi dan kondisi
proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam
penggunaan KIT IPA akantercipta suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
pendidikan.
Menurut Ahmadi (1991;147) apabila perhatian terhadap sesuatu obyek
tidak ada, tetapi obyek tersebut ternyata ada hubungannya dengan kebutuhan
kita maka dapat diharapkan bahwa kita akan mempunyai kemauan yang besar
terhadap obyek itu. Dengan kata lain, sasaran perhatian terhadap obyek
tertentu ada hubungannya dengan kebutuhan yang dapat diharapkan, obyek-
obyek tertentu tersebut akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Siswa dalam
hal ini sebagai obyek, dan penggunaan KIT IPA sebagai subyek.
Hubungan obyek dan subyek adalah keberhasilan yang ingin dicapai di
8
dalam suatu tujuan. Menurut Depdiknas (2000;5) perencanaan pengaturan
penempatan kelas ialah (a) pengaturan kelas untuk keperluan administrasi
sekolah (b) pengaturan tempat duduk sesuai dengan jenis dan tingkat sekolah
dengan memperhatikan kemampuan dan keadaan fisik, jenis kelamin setiap
siswa, penempatan denah sekolah pada papan pengumuman, dan kegiatan lain
yang sejenis, (c) pengaturan kelas memudahkan siswa dapat mengetahui
ruangan belajar masing-masing.
Atas dasar penegasan di atas, berikut ini disajikan ciri-ciri
keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran
siswa di kelas :(1) siswa menyadari arah yang dituju dalam proses belajar
mengajar, (2) siswa merasa mendapat tanggung jawab pada beban yang
diberikan, (3) siswa merasa tidak bosan, mengantuk, dan berkonsentrasi
terhadap materi yang diberikan guru,(4) motivasi belajar siswa banyak
tumbuh dari dalam diri siswa, dan (5) kreativitas siswa berkembang
dengan baik.
9
BAB III.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Slateng 02 pada siswa kelas VI
tahun pelajaran 2008/2009 semester 2, dengan jumlah siswa sebanyak 28
siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga petani. Dari 28 siswa terdapat
5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18 siswa
berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Mata pelajaran
yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar tata
surya.
B. Deskripsi Per Siklus
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan
dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus
1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan
meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat
dan antusias, senang tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi
pembelajaran disbanding pembelajaran sebelumnya.
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses
pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas
pembelajaran.
b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.
1. Rencana
a. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk
memperoleh data nilai awal materi “ tata surya” dengan menggunakan
metode pembelajaran ceramah. Dari analisa diperoleh data awal akan
dilanjutkan dengan siklus 1
10
b. Siklus 1
Dari kegiatan pembelajaran melalui kegiatan instrumen yang sama
dengan pra siklus, akan tetapi dalam siklus 1 ini media yang dipakai
adalah KIT IPA Tata Surya. Pembelajaran diarahkan pada penggunaan Kit
IPA sebagai media untuk mendekatkan konsep abstrak ke semi kongkret.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, siswa dibentuk dalam beberapa kelompok,
metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi dengan media KIT
IPA. Siswa dalam kelompok mendemontrasikan penggunaan KIT Tata
Surya.
d. Siklus 3
Pada siklus ketiga, siswa secara berkelompok tetap menggunakan
KIT IPA sebagai media sekaligus sumber belajar. Metode Diskusi kali ini
dipakai dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan siswa.
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009,
dengan menggunakan media gambar yang disiapkan oleh peneliti. Siswa
diterangkan tentang tata surya. Kemudian siswa ditugaskan untuk
menjawab pertanyaan dalam LKS. Metode yang dipakai adalah ceramah.
Dengan tes tulis sebagai bentuk evaluasinya.
b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Senin, 13 April 2009. Peneliti kali ini
menggunakan media kit IPA tata surya. Siswa diminta untuk
mendemonstrasikan penggunaan Kit IPA Tata Surya secara bergantian.
Metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi. Terlihat antusias
siswa masih mencapai 60% karena masih ada sebagian siswa yang masih
kurang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan siswa lain. Bentuk
penilaian yang digunakan adalah tes tulis.
11
c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Senin, 20 April 2009. Peneliti kali ini
membentuk siswa dalam kelompok dengan metode demonstrasi kelompok.
Demonstrasi susunan tata surya dengan Kit IPA dilakukan kelompok
dengan penjelasan anggota tata surya disampaikan oleh perwakilan
kelompok. Kelompok lain mengamati demonstrasi dan diberikan
kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang berdemontrasi.
d. Siklus 3
Siklus 3 dilaksanakan pada Senin, 27 April 2009 dengan media
yang sama KIT IPA Tata Surya. Metode demontrasi dan diskusi menjadi
pilihan peneliti dengan tujuan agar siswa lebih aktif disbanding dengan
kegiatan pembelajaran siklus 2. Setelah demonstrasi kelompok
dilaksanakan maka siswa ditugaskan untuk menggambar susunan tata
surya pada kertas yang disediakan. Pada proses pengerjaan tugas siswa
dalam kelompok berinteraksi dengan teman dalam kelompoknya.
Keaktifan siswa hamper mencapai sempurna.
C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas instrument utama penelitian adalah
penelitiHal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa
peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan car menyikapinya.
Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrument
penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan
Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan
tindakan:
Tabel 2.1 Format Penilaian Observasi yang digunakan
NoNama Siswa
Aktivitas
KeteranganPerhatian Terhadap
PekerjaanMembuat Catatan
Penting
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1
12
2
Keterangan :Kolom aktifitas diisi dengan centang ( √ )
Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1
No Nama SiswaNilai
Peningkatan KeteranganPra Siklus Siklus 1
1 2 3
Keterangan :• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil
belajar siklus 1• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2
No Nama SiswaNilai
Peningkatan KeteranganSiklus 1 Siklus 2
1 2 3
Keterangan :• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil
belajar siklus 2• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3
No Nama SiswaNilai
Peningkatan KeteranganSiklus 2 Siklus 3
1 2 3
Keterangan :• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil
belajar siklus 3• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
13
• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65)
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana
yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:
Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan
sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab
untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu
dengan yang lain.
Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.
Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga
melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan
teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang
catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena
penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh
secara lengkap dan utuh.
D. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media agar dapat memotivasi
siswa
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
14
2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila
guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih berebut untuk
mendemonstrasikan, hal ini disebabkan karena pembelajaran
dilaksanakan dengan berkelompok.
c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa
dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.
3. Siklus 3
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3
adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 3 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa dan dapat mewakili media yang mudah digunakan,
guru sudah menyiapkan media sesuai dengan jumlah siswa.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
1. Pra Siklus
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal
yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk
mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan
mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas,
kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar
dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas
maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri
dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada
kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang
materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;
Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan
metode ceramah menggunakan tanpa menggunakan media kecuali sumber
buku pelajaran IPA. Guru lebih banyak menerangkan dengan
menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep sehingga
terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan
belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih
tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa
dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru.
Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau
evaluasi.
Berikut data hasil belajar pra siklus:
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus
No Nama NilaiTuntas
Tidak tuntas1 Andriyan Subairi 50 TT2 Holifah 60 TT3 Asni Lutfiah 80 T
16
4 Abdul Gofur 70 T5 Lukman Hakim 60 TT6 Subairi 60 TT7 Farida 50 TT8 Faridi 70 T9 Khoirul Ilham 80 T
10 Ilmiyeh 70 T11 Halim 60 TT12 Gufron 70 T13 Jepriyanto 70 T14 M.Wafi Purwanto 60 TT15 M.Arifin 60 TT16 Umi Habibah 60 TT17 M.ikbal 60 TT18 Wasik 60 TT19 Nur Imamah 50 TT20 Maulida Wajarwati 60 TT21 Suyati 70 T22 Sumiyati 50 TT23 Riris Ria Dewi 50 TT24 Risdatul Jannah 60 TT25 Yuni Lestari 70 T26 Nita Novitasari 60 TT27 Heni Fia 50 TT28 Rumania 50 TT
rata-rata 61,43 siswa tuntas 9
siswa tidak tuntas 19 persentase tuntas kelas 32,14
Keterangan:Rata-rata kelas : 61,43Jumlah siswa tuntas : 9 siswaJumlah siswa tidak tuntas : 19 siswaProsentase Ketuntasan Klasikal : 32,14 % ( tidak tuntas )
Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran
masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya
32,14 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa
kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-
kelebihan tersebut antara lain :
1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program
pengajaran;
17
2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru
secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti
pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan
guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak
yang didapatkannya.
2. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 13
April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
1) Hasil pengamatan terhadap guru
a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat
sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan
18
b) Siswa dipaparkan tentang contoh media peraga kit IPA berupa
susunan planet anggota tata surya yang tentunya akan menarik
beberapa siswa baik untuk memahami.
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola
belajar siswa dan minat belajarnya terhadap IPA. Siswa yang
terkesan sangat tertarik terhadap media ditunjukkan oleh lebih
antusiasnya seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media tersebut.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya
waktu untuk menghasilkan produk lebih banyak.
2). Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No NamaNilai
Meningkat KeteranganPra Siklus
Siklus 1
1 Andriyan Subairi 50 60 Ya TT2 Holifah 60 70 Ya T3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T5 Lukman Hakim 60 60 Tidak TT6 Subairi 60 70 Ya T7 Farida 50 60 Ya TT8 Faridi 70 70 Tidak T9 Khoirul Ilham 80 80 Tidak T
10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T11 Halim 60 70 Ya T12 Gufron 70 70 Tidak T13 Jepriyanto 70 70 Tidak T14 M.Wafi Purwanto 60 60 Tidak TT15 M.Arifin 60 60 Tidak TT16 Umi Habibah 60 70 Ya T17 M.ikbal 60 70 Ya T18 Wasik 60 60 Tidak TT19 Nur Imamah 50 70 Ya T20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT21 Suyati 70 80 Ya T22 Sumiyati 50 60 Ya TT23 Riris Ria Dewi 50 60 Ya TT24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T26 Nita Novitasari 60 60 Tidak TT27 Heni Fia 50 60 Ya TT
19
28 Rumania 50 60 Ya TTrata-rata kelas 61,43 66,43siswa tuntas 9 15
siswa tidak tuntas 19 13siswa dengan nilai meningkat 13
persentase ketuntasan 32,14 53,57
Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 13 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 15 siswaRata-rata kelas : 66,43Jumlah siswa tuntas : 15Jumlah siswa tidak tuntas : 13Prosentase Ketuntasan Klasikal : 53,57 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I1234
Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar
66,431513
53,57 %
Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran dengan metode demonstrasi tunggal oleh guru diperoleh
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,40 dan ketuntasan
belajar mencapai 53,57 % atau ada 15 siswa dari 28 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 53,57 % lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran
yang dilaksanakan guru.
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :
20
a. guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa
b. metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 20 April 2009.
Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun
dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan
media KIT IPA tata surya dan metode demonstrasi oleh siswa
dilaksanakan secara berkelompok.. Tindakan ini berlangsung 70 menit
untuk kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses
belajar mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana
pengajaran pada siklus kedua.
Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh maju secara
berkelompok untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat
secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah
merupakan hasil yang nyata.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No NamaNilai
Meningkat KeteranganSiklus 1 Siklus 2
1 Andriyan Subairi 60 70 Ya T2 Holifah 70 80 Ya T3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T5 Lukman Hakim 60 70 Ya T6 Subairi 70 80 Ya T7 Farida 60 70 Ya T8 Faridi 70 70 Tidak T9 Khoirul Ilham 80 90 Ya T
10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T11 Halim 70 70 Tidak T12 Gufron 70 70 Tidak T13 Jepriyanto 70 70 Tidak T14 M.Wafi Purwanto 60 70 Ya T15 M.Arifin 60 60 Tidak TT16 Umi Habibah 70 70 Tidak T17 M.ikbal 70 70 Tidak T18 Wasik 60 60 Tidak TT
21
19 Nur Imamah 70 70 Tidak T20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT21 Suyati 80 90 Ya T22 Sumiyati 60 70 Ya T23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T26 Nita Novitasari 60 70 Ya T27 Heni Fia 60 70 Ya T28 Rumania 60 60 Tidak TT
rata-rata kelas 66,43 70,36siswa tuntas 15 22
siswa tidak tuntas 13 6siswa dengan nilai meningkat 13 11
persentase ketuntasan 53,57 78,57Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 11 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 7 siswaRata-rata kelas : 70,36Jumlah siswa tuntas : 22Jumlah siswa tidak tuntas : 6Prosentase Ketuntasan Klasikal : 78,57 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II1234
Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar
70,362211
78,57 %
Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 70,36 dan ketuntasan belajar mencapai
78,57 % atau ada 22 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.
Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan
refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada
siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini
adalah sebagai berikut :
22
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif
karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya
tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi
terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan
metode demontrasi kelompok dengan media yang disiapkan sendiri
oleh siswa secara kelompok
4. Pelaksanaan Siklus III
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II ,
dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan
siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias
dengan pelajaran. Media yang digunakan kali ini masih berupa KIT IPA
tata surya. Kegiatan berkelompok ini kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan yang sama namun secara individu.
Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2009.
dengan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III
No NamaNilai
Meningkat KeteranganSiklus 2 Siklus 3
1 Andriyan Subairi 70 80 Ya T2 Holifah 80 90 Ya T3 Asni Lutfiah 80 70 Tidak T4 Abdul Gofur 70 80 Ya T5 Lukman Hakim 70 70 Tidak T6 Subairi 80 80 Tidak T7 Farida 70 80 Ya T8 Faridi 70 70 Tidak T9 Khoirul Ilham 90 90 Tidak T
10 Ilmiyeh 70 80 Ya T11 Halim 70 70 Tidak T12 Gufron 70 80 Ya T13 Jepriyanto 70 80 Ya T14 M.Wafi Purwanto 70 70 Tidak T15 M.Arifin 60 70 Ya T16 Umi Habibah 70 70 Tidak T17 M.ikbal 70 80 Ya T18 Wasik 60 70 Ya T
23
19 Nur Imamah 70 70 Tidak T20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT21 Suyati 90 90 Tidak T22 Sumiyati 70 70 Tidak T23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT24 Risdatul Jannah 60 70 Ya T25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T27 Heni Fia 70 70 Tidak T28 Rumania 60 70 Ya T
rata-rata kelas 70,36 74,29siswa tuntas 22 26
siswa tidak tuntas 6 2siswa dengan nilai meningkat 11 12
persentase ketuntasan 78,57 92,86Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 12 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 16 siswaRata-rata kelas : 74,29Jumlah siswa tuntas : 26Jumlah siswa tidak tuntas : 2Prosentase Ketuntasan Klasikal : 92,86 % ( tuntas )
Tabel 4.7. Hasil belajar siswa pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III123
Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar
74,292612
92,86 %
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar sebesar 74,29 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 28
siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,86 %
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan
siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini.
Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat
bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya
antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya
24
yang lebih paham tentang materi pelajaran tersebut. Juga dari hasil
pembelajaran metode demonstrasi berkelompok ini murid jadi lebih
mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya.
Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti
mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum
pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa
kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai
90 %;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran
demonstrasi berkelompok dengan media KIT IPA.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode
demonstrasi berkelompok sangat bermanfaat untuk menunjang pemahaman
konsep bangun ruang dalam hal ini balok dan kubus. Pelaksanaan model ini
mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa
pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami
kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini
dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1
sebesar 66,43, siklus 2 sebesar 70,36 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar
74,29. Data lain yang juga mendukung bahwa model pembelajaran
demonstrasi berkelompok dapat merangsang kreatifitas dan kemampuan
pemahaman konsep bangun ruang adalah jumlah siswa yang tuntas belajar
secara individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 15 siswa, siklus 2 22
siswa dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 26 siswa dari
28siswa di kelas VI, jadi hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada
siklus 3 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 92,86 % ( prosentase
ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).
25
Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar
90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi
berkelompok. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan merupakan latar
belakang mengapa hal ini terjadi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
26
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA,
sangat membantu siswa dalam pembelajaran IPA materi tata surya. Namun
demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan
persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna
mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas.
Pembelajaran IPA dengan menggunakan media Kit IPA ini juga dapat
meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon positif dari para siswa.
B. Saran – Saran
1) Saran bagi guru
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar IPA
materi tata surya sebaiknya dengan menggunakan Kit IPA;
2) Saran bagi sekolah
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam
metode pengajaran
DAFTAR PUSTAKA
27
Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Seells, Barbara B. And Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran.
(Terjemahan Prawiradilaga dkk.). Jakarta: LPTK
W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Lampiran 1
28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 1
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VI / 2
Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari, Tanggal : Senin, 13 April 2009
• Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata
surya
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
II. Indikator
• Menyebutkan anggota tata surya
• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
• Menyebutkan anggota tata surya dengan benar
• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar
IV. Materi Ajar
Tata Surya
V. Metode Pembelajaran
• Demonstrasi
• Ceramah
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
• Salam, Absensi Global
• Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa
b. Kegiatan Inti
29
• Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA
• Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya
• Guru mendemonstrasikan cara menggunakan kit ipa tersebut
• Guru memberikan penjelasan tentang tata surya
• Siswa mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya
• Siswa membuat ringkasan materi
c.Kegiatan Akhir
• Evaluasi
• Siswa dan guru menarik kesimpulan
• Salam
VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata Surya
VIII.Penilaian
a. Bentuk Penilaian
• Tes Tulis
b. Alat Penilaian
Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Pusat tata surya adalah……..
2. Karena memancarkan cahaya sendiri maka matahari adalah sebuah….
3. Planet dalam antara lain……………..dan……………..
4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah…………….
5. Planet terjauh dengan matahari adalah………………………
6. Planet ketiga dalam tata surya adalah……………………….
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah………………………
8. Komet disebut juga sebagai bintang………………………..
9. Lintasan asteroid terletak diantara planet……………..dan………….
10. Tata surya kita berada dalam gugusan galaksi…………………..
30
Kunci Jawaban
1. matahari 6. bumi
2. bintang 7. yupiter
3. merkurius dan venus 8. berekor
4. merkurius 9. mars dan yupiter
5. neptunus 10. bima sakti
Ledokombo, 11 April 2009
Guru Kelas
DAHONO NIM. 813663449
31
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 2
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VI / 2
Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari, Tanggal : Senin, 20 April 2009
• Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata
surya
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
II. Indikator
• Menyebutkan anggota tata surya
• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
• Menyebutkan anggota tata surya dengan benar
• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar
IV. Materi Ajar
Tata Surya
V. Metode Pembelajaran
• Demonstrasi
• Ceramah
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
• Salam, Absensi Global
32
• Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa
b. Kegiatan Inti
• Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA
• Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya
• Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
• Guru memberikan penjelasan tentang tata surya
• Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA
susunan tata surya
• Siswa membuat ringkasan materi
c. Kegiatan Akhir
• Evaluasi
• Siswa dan guru menarik kesimpulan
• Salam
VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata Surya
VIII.Penilaian
a. Bentuk Penilaian
• Tes Tulis
b. Alat Penilaian
Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Susunan benda langit yang mengelilingi matahari disebut……….
2. Jarak antara bumi dan matahari kira-kira …………………..km
3. Planet yang dijuluki planet merah adalah………………………..
4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah…………….
5. Planet yang disebut bintang kejora adalah………………………
6. Planet cincin dalam tata surya adalah……………………….
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah………………………
33
8. Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah………………………..
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut………..
10. Satelit alam bumi adalah…………..
Kunci Jawaban
1. tata surya 6. saturnus
2. 150 7. yupiter
3. mars 8. meteorid
4. merkurius 9. satelit
5. venus 10. bulan
Ledokombo, 20 April 2009
Guru Kelas
DAHONO NIM. 813663449
34
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 3
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VI / 2
Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari, Tanggal : Senin, 27 April 2009
• Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata
surya
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
Indikator
• Menyebutkan anggota tata surya
• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
• Menyebutkan anggota tata surya dengan benar
• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar
Materi Ajar
Tata Surya
Metode Pembelajaran
• Demonstrasi
• Ceramah
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
35
• Salam, Absensi Global
• Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa
b. Kegiatan Inti
• Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA
• Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya
• Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
• Siswa dalam kelompok mendiskusikan susunan tata surya
• Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA
susunan tata surya untuk lebih memahami materi tata surya
• Siswa membuat ringkasan materi
c. Kegiatan Akhir
• Evaluasi
• Siswa dan guru menarik kesimpulan
• Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata Surya
Penilaian
a. Bentuk Penilaian
• Tes Tulis
b. Alat Penilaian
Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Benda langit terbesar dalam tata surya kita adalah……….
2. Planet satu-satunya yang dihuni oleh mahluk hidup adalah………
3. Planet yang dijuluki kembaran bumi adalah………………………..
4. Planet yang terjauh dengan matahari adalah…………….
5. Planet keenam dalam tata surya adalah………………..
6. Planet cincin dalam tata surya adalah……………………….
36
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah………………………
8. Komet Halley muncul setiap………………………..
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut………..
10. Benda langit yang berteburan antara mars dan yupiter disebut……..
Kunci Jawaban
1. matahari 6. saturnus
2. bumi 7. yupiter
3. venus 8. 76 tahun
4. neptunus 9. satelit
5. saturnus 10. asteroid
Ledokombo, 27 April 2009
Guru Kelas
DAHONO NIM. 813663449
37
Lampiran 4
HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS
No NamaNilai
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 31 Andriyan Subairi 50 60 70 802 Holifah 60 70 80 903 Asni Lutfiah 80 80 80 704 Abdul Gofur 70 70 70 805 Lukman Hakim 60 60 70 706 Subairi 60 70 80 807 Farida 50 60 70 808 Faridi 70 70 70 709 Khoirul Ilham 80 80 90 90
10 Ilmiyeh 70 70 70 8011 Halim 60 70 70 7012 Gufron 70 70 70 8013 Jepriyanto 70 70 70 8014 M.Wafi Purwanto 60 60 70 7015 M.Arifin 60 60 60 7016 Umi Habibah 60 70 70 7017 M.ikbal 60 70 70 8018 Wasik 60 60 60 7019 Nur Imamah 50 70 70 7020 Maulida Wajarwati 60 60 60 6021 Suyati 70 80 90 9022 Sumiyati 50 60 70 7023 Riris Ria Dewi 50 60 60 6024 Risdatul Jannah 60 60 60 7025 Yuni Lestari 70 70 70 7026 Nita Novitasari 60 60 70 7027 Heni Fia 50 60 70 7028 Rumania 50 60 60 70
rata-rata kelas 61,43 66,43 70,36 74,29siswa tuntas 9 15 22 26
siswa tidak tuntas 19 13 6 2siswa dengan nilai meningkat 13 11 11
persentase ketuntasan 32,14 53,57 78,57 92,86
38
Lampiran 5
Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalamPenyelenggaraan PKP
Kepada
Kepala UPBJJ Jember
Di Jember
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :Nama : SUCIPTONIP : 19641002 198503 1 001Tempat Mengajar : SDN Slateng 02Alamat Sekolah : Ledokombo JemberTelepon : -
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : DAHONONIM : 813663449Program Studi : S1 PGSDTempat Mengajar : SDN Slateng 02Alamat Sekolah : Ledokombo JemberTelepon : -
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jember , 7 April 2009
Mengetahui,Kepala Sekolah
Teman Sejawat,
39
SISWANTO, S.Pd.NIP.19620817 198303 1 021
SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001
Lampiran 6
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas : V
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 13 April 2009
Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
40
SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001
DAHONO NIM. 813 663 449
Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas : V
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 20 April 2009
Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
41
SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001
DAHONO NIM. 813 663 449
Lampiran 8
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas : V
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 27 April 2009
Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
42
SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001
DAHONO NIM. 813 663 449
43