Upload
ade-fikri
View
200
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Hasil Tes Potensi Bakat dan Minat antara Laki-laki
Dengan perempuan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah STATISTIK II.
Dosen pengampu : Dr.Suriswo
Oleh:
M Taufiqurrohman (1112500175)
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Disinilah peran orang tua untuk terlebih dahulu mengenal bakat anak dari kecil, kemudian
mengarahkan dan mengembangkannya. Tujuan sekolah yang mendasar adalah
mengembangkan bakat dan minat peserta didiknya sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak kiri. Sehingga
mengakibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi, daya prediksi dan
kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum dimana fungsi otak kanan tertekan oleh
otak kiri. Problema sistim pendidikan di Indonesia masih mengacu pada metode “teacher
center learning” dimana guru dijadikan titik sentral keberhasilan siswa karena yang aktif
dalam proses pengajaran adalah guru, sementara siswa bersifat pasif. AKibatnya guru akan
memberikan perhatian lebih kepada para siswa yang pandai atau sebut “IQ tinggi”,
sementara siswa yang kurang pandai menjadi kurang diperhatikan. Sistim pendidikan seperti
ini telah berjalan dalam waktu yang sangat lama, dan tanpa disadari bahwa sistem pendidikan
ini membentuk manusia berotak kiri (left brain people).
Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Mendiknas Muhamad Nuh sendiri telah
menghimbau agar sistim pengajaran dirubah menjadi system pembelajaran, artinya merubah
kebiasaan dari teacher center learning menjadi student center learning dimana peran guru
hanya menjadi fasiliator dan motivator dalam membangkitkan kreatifitas siswa seluas-
luasnya. Dengan model pembelajaran akan menjadikan belajar itu lebih menyenangkan dan
tidak menciptakan kondisi menekan mental dan suasana bagi siswa.
Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa pelaksanaan pendidikan di arahkan pada
peminatan kelompok mata pelajaran, arah pengembangan karir dunia industry, menyiapkan
diri serta memilih pendidikan lanjutan ke perguruan tinggi yang didasarkan atas pemahaman
potensi diri sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat. Jika peserta didik tidak
mampu untuk menentukan arah peminatan akan dimungkinan menghambat dalam proses
pembelajaran.
Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Sejatinya, penjurusan ini akan disesuaikan
dengan minat dan kemampuan peserta didik. Tujuannya agar kelak di kemudian hari,
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik menjadi lebih terarah karena telah sesuai
dengan minatnya. Akan tetapi, banyak dari mereka yang tidak mengerti maksud dan filosofi
dari penjurusan ini. Banyak dari mereka yang merasa gengsi jika harus masuk jurusan IPS,
beberapa dari mereka malah masuk jurusan IPA karena mentaklid teman dekatnya dll.
Akhirnya, karena tujuan utama mereka bukan belajar, maka semangat untuk berjuang
pun tak ada. Selain itu, beberapa orang tua yang cenderung diktator, sadar bahwa dirinya
memiliki kekuasaan lebih dalam mengarahkan bakat anaknya, memaksa anak-anak mereka
untuk mengambil jurusan yang bukan menjadi minat anak tersebut. Hal ini juga berdampak
negatif pada diri anak, mereka akan merasa dieksploitasi bakatnya dan cenderung malas
untuk belajar, karena menganggap ini kemauan orang tua mereka, sehingga yang banyak
terjadi nilai anak tersebut akan cenderung turun.
Perlu disadari bahwa untuk dapat menyelaraskan keduanya, diperlukan adanya
komunikasi yang baik antara orang tua dan anaknya. Anak perlu diberi kebebasan dalam
mengembangkan bakat dan minatnya, dan tugas orang tua untuk mengarahkan bakat dan
minat tersebut pada yang lebih baik. Karena yang menurut anak baik, belum tentu baik juga
bagi orang tua, begitupun sebaliknya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Banyak dari peserta didik yang tidak mengetahui tentang bakat dan mintnya
sendiri,mereka terkadang hanya seedar menebak-nebak tentang bakatnya saja.Serta mereka
banyak yang masih bimbang dalam menentukan minat untuk masuk ke sekolah,baik itu untuk
penjurusan di SMK maupun di SMA.Oleh karena itu diadakanlah sebuah tes potensi bakat
dan minat untuk peserta didik agar bisa mengetahui bakat dan minat mereka masing-
masing.Seta berguna mengetahui Dominasi otak,Gaya belajar,dan kecerdasan majemuk.
C. BATASAN MASALAH
Terkadang dalam sebuah penelitian banyak sebuah kendala atau batasan yang menghalangi
untuk melakukan penelitian,dalam batasan masalah kali ini ada 3 (tiga) bagian yang menjadi
penghalang,yaitu :
Batasan Tempat
Batasan tempat berarti sebuah halangan untuk tempat kita observasi, Kebetulan saya
disini meneliti tentang potensi bakat dan minat. Banyak kendala tempat karena peserta didik
banyak yang menjawab tes ini di rumah mereka masing-masing.
Batasan Waktu
Disini yang menjadi penghalang dalam penelitian lainya yaitu masalah waktu, karena
waktu yang singkat untuk melakukan sebuah penelitian.
Batasan Objek Peserta didik
Masih banyak peserta didik yang enggan mengikuti tes tersebut karena dengan alaasan
ekonomi, padahal tes bakat dan minat ini sangat berguna untuk dirinya sendiri.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari potensi bakat dan minat?
2. Bagaimana Hasil Tes potensi bakat dan Minat?
3. Adakah pengaruh dan perbedaan antara laki-laki dengan perempuan menggunakan tes
bakat dan minat?
E. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari potensi bakat dan minat.
2. Mengetahui bagaimana hasil tes potensi tersebut.
3. Mencari perbedaan dan pengaruh tes bakat dan minat antara laki-laki dengan
perempuan.
BAB II
Landasan Teori dan pengajuan Hipotesis
A. Landasan teori Tes Potensi Bakat dan Minat
Teori bakat
Guildford (Sunaryo, 2004) mengemukakan bahwa bakat bertalian dengan kecakapan
untuk melakukan sesuatu.
Guildford (Sunaryo, 2004) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi yang
terkandung dalam bakat, yaitu sebagai berikut:
Dimensi perseptual, yaitu kemampuan di dalam melakukan persepsi yang
mencakup kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu serta kecepatan
persepsi.
Dimensi psikomotor, mencakup kekuatan, impuls, kecepatan gerak, kecermatan
dan kordinasi.
Dimensi intelektual, mencakup ingatan, pengenalan, berpikir dan evaluatif.
Bakat merupakan suatu kemampuan spesifik yang memberikan individu suatu kondisi
untuk memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu setelah
melalui latihan (Tanpa Nama, 2004).
Chaplin (2002) mengartikan aptitude (bakat, ketangkasan, kecerdasan, kesanggupan,
kecenderungan) sebagai kapasitas untuk berprestasi di kemudian hari.
Woodworth dan Marquis (Sunaryo, 2004) mendefinisikan bakat sebagai suatu
kemampuan manusia yang terdiri dari achievement atau actual ability (dapat diukur dengan
tes tertentu), capacity atau ability (tidak dapat diukur secara langsung) dan aptitude (kualitas
psikis yang hanya dapat diungkapkan dengan tes).
Sukardi (Sunaryo, 2004) mengartikan bakat sebagai suatu kondisi atau kualitas yang
dimiliki oleh individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang di masa yang akan
datang.
Branca (Fudyartanta, 2005) mengemukakan bahwa bakat merupakan kemampuan
yang dipandang sebagai suatu indikasi seberapa baik individu dapat mempelajari
pengetahuan atau keterampilan tertentu melalui pelatihan kemudian mempraktekkannya.
Lyman (Fudyartanta, 2005) mendefinisikan bakat sebagai kombinasi karakteristik
alami dan yang dipelajari, dimana mengindikasikan kapasitas seseorang untuk
mengembangkan kecakapannya dalam beberapa keterampilan.Biasanya menyiratkan aspek
intelektual atau keterampilan dibandingkan aspek emosi atau karakteristik kepribadian.
Freeman (Fudyartanta, 2005) mendefinisikan bakat sebagai suatu kombinasi
karakteristik yang berkapasitas individual untuk memperoleh (melalui latihan) beberapa
pengetahuan khusus, keterampilan ataupun suatu respon yang terorganisir. Misalnya saja
kemampuan berbahasa, untuk menjadi pemusik ataupun untuk melakukan pekerjaan
mekanik.
Fudyartanta (2005) mengemukakan bahwa bakat merupakan kemampuan yang lebih
menonjol daripada yang lain, baik secara intelektual (teoritis) maupun secara praktis, dimana
kedua-duanya memiliki posisi kualitas yang tinggi.
Teori minat
Dalam kamus psikologi, Chaplin (1989) menyebutkan bahwa interes atau minat dapat
diartikan sebagai:
Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian
seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.
Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau
berarti bagi individu.
Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu
arah tertentu.
Dalam “Encyclopedia of Psychology”, minat adalah kecenderungan tingkah laku yang
mengarah pada tujuan yang pasti, aktivitas-aktivitas atau pengalaman yang menarik dari tiap
individu. Oleh karena itu, apabila individu atau seseorang menaruh minat terhadap sesuatu,
maka itu berarti ia telah menetapkan tujuan sebelumnya (Cuming, 1972). Sedangkan Crow
and Crow mengidentifikasikan minat sebagai kekuatan yang mendorong seseorang
memberikan perhatian terhadap orang lain atau melakukan aktivitas tertentu.
Dengan mengutip pendapat Layton, Handoyo mengartikan minat sebagai kesukaan
atau ketidak-sukaan terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat dapat dilihat atas dasar
perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau suatu kegiatan. Sedangkan
Murphy berpendapat, sebagaimana yang dikutip oleh Handoyo, bahwa minat merupakan
kondisi rangsang yang terarah sehubungan dengan tujuan yang bermanfaat.
Menurut Guilford (1956), minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan
mencari objek-objek tertentu, dan perhatian terhadap objek tersebut cenderung
mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatan-kegiatan yang lain.
McDaniel & Sahftel (1958) berpendapat bahwa minat merupakan suatu aktivitas yang
sebagian besar perhatian individu terfokus pada objek atau aktivitas tertentu. Keadaan atau
aktivitas tersebut tidak hanya sekadar memberikan kepuasan, tetapi juga memberikan suatu
kondisi yang menghasilkan dan menggairahkan sehingga bisa menyingkirkan aktivitas-
aktivitas lain yang tidak sesuai dengan objek yang menjadi fokus perhatian individu tersebut.
Sedang menurut Jones (1963), minat adalah reaksi organisme yang berhubungan
dengan perasaan suka terhadap situasi tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi aktual dan
bisa juga bersifat imajiner. Dengan demikian, minat merupakan suatu aktivitas yang
berbentuk perhatian yang intens terhadap suatu objek, baik secara aktual atau tidak.
Maksudnya adalah bahwa perhatian tadi dapat berlangsung secara indriawi terhadap objek
yang sebenarnya atau menggunakan perenungan atau pemikiran terhadap objek yang
imajiner. Perhatian yang intens tersebut dapat memberikan kepuasan bagi pelakunya, dan
juga bisa membuat individu tersebut menjadi bergairah. Dalam kondisi demikian, individu
akan mengabaikan objek-objek lain yang tidak diminati.
Menurut Laiton (Hansen, 1984), minat didefinisikan sebagai kesukaan atau
ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat dilihat
berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau kegiatan.
Sementara itu, Masykur (1983) menunjukkan bahwa minat berhubungan dengan kuatnya
dorongan yang menyebabkan seseorang memperhatikan seseorang, objek, atau suatu
aktivitas.
Sedangkan Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan
perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan
dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang
disukai tersebut.
B. Pengajuan Hipotesis
Pengaruh tes potensi bakat dan minat terhadap 10 (sepuluh) orang yang sudah
melakukan tes tersebut adalah sangat baik,karena dalam tes tersebut banyak dari mereka
memiliki hasil yang sangat memuaskan misalkan pada Inayatul Fitria.
Dominasi Otak,Tiga daintaranya yaitu :
Mnyukai kata-kata, simbol, dan huruf.
Menyukai informasi yang berdasarkan fakta.
Gemar mengikuti kegiatan yang merangsang kemampuan verbal.
Selanjutnya mencari adakah perbedaan nilai yang signifikan antara siswa laki-laki
dengan siswi perempuan yang penulis uji dengan menggunakan tes metode otak unggul..
BAB III
Metode Penelitian
A. Pendekatan Penelitian
Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari dua sudut pendekatan,
yaitu analisis kuantitatif secara deskriptif, dan analisis kuantitatif secara inferensial. Masing-
masing pendekatan ini melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang pertama
menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan stastistik inferensial. Kedua
jenis statistik ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal teknik analisis maupun
tujuan yang akan dihasilkannya dari analisisnya itu (lihat Sudijono:1987:4).
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala
yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil
pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan
suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi
tentang keberadaan gejala tersebut. Dengan demikian hasil olahan data dengan statistik ini
hanya sampai pada tahap deskripsi, belum sampai pada tahap generalisasi. Dengan kata lain,
statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisa
data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas, mengenai
suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.
Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang
diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek
penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah
populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang ketat dalam
masalah sampling, sebab dari persyaratan yang ketat itulah bisa diperoleh sampel yang
representatif; sampel yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki populasinya. Dengan
sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam
wilayah populasi.
Pada penelitian kali ini saya menggunakan pendekatan kuantitatif secara deskriptif
tentang pengaruh tes potensi bakat dan minat yang dilakukn kepada 10 orang siswa-
siswi.Bahwa Tes potensi bakat dan minat ini sangat bermanfaat untuk mengetahui Dominasi
otak, Gaya belajar, dan kecerdasan majemuk siswa.Sedangkan dalam judul penelitian ini saya
buat pengaruh terhadap siswa dari siadakanya tes ini seperti apa.
B. Jenis penelitian dan jam
Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kuantitatif untuk memperkuat pendekatan penelitian, yaitu mendeskripsikan data kuantitatif untuk memahami dan menjelaskan problem rise.t1 Metode penelitian kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan.
Adapun Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.2
Dalam penulisan penelitian ini peneliti menggambarkan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata tertulis ditunjang dengan data-data yang diangkakan untuk memperkuat laporan hasil pembahasan.Dalam rangka pengumpulan data dan bahan yang diperlukan penulis mengadakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian.
Jam penelitian tersebut dilakukan pada saat setelah pelaksanaan Tes tersebut di
lakukan serta saat hasil tes di berikan ke siswa-siswi.Pada Tanggal 15 April 2015 tes di
lakukan, dan Hasil telah jadi pada tanggal 18 April 2015.
C. Populasi dan sampel
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. PopulasiDalam penelitian lapangan penulis mengambil obyek penelitian Pengaruh Tes potensi bakat dan minat ini yaitu sebanyak 10 (sepuluh) orang.
b. Sampel
Penulis tidak menggunakan sampel karena di dalam populasi hanya ada 10 orang yang penulis teliti. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, 1
2
Arikunto (2006: 131) menyarankan jika jumlah subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi.
BAB IV
Hasil Temuan dan Pembahasan
A. Deskripsi Data
Deskripsi data yang akan saya jelaskan kali ini, adalah tentang temuan yang ada di
lapangan saat saya memberikan tes kepada 10 (sepuluh) orang siswa-siswa.tes potensi kali
ini,adalah untuk mengetahui tentang potensi bakat dan minat dengan MUO(metode otak
unggul).Hal ini guna mengetahui bagaimana Dominasi otak,Gaya belajar,dan kecerdasan
majemuk yang di miliki siswa-siswi.
Adapun Hasil temuan/ data-data dari siswa-siswi yang saya tes, yaitu sebagai berikut :
1) Ayu Mariana Ulfa
2) Dwi Anggun Tifani
3) Inyatul fitria
4) Muhammad Ainurrofiq
5) M Jierjiers Fatien
6) M Khoirunnajib
7) Nurul Falah
8) Nurul Huda Wildan
9) Novita Murdiana
10) Syifa Indah Nurayatin
Dari kesepuluh orang tersebut ada banyak pengaruhnya dalam tes potensi bakat dan minat ini,
seperti yang saya lihat bahwa setelah hasil tes tersebut diberikan.mereka langsung banyak
bereaksi, seperti halnya Inayatul Fitria, dia sangat senang mempunyai hasil seperti itu, tetapi
dia berusaha memahami apa yang ada dalam kekurangan hasilnya itu.jadi dia bisa melihat
kemampuanya sendiri dengan hasil tes potensi bakat dan minat ini.
B. Uji/ Hipotesis
Dalam Uji hipotesis yang saya lakukan ini, saya mengambil SEMUA Siswa baik laki-laki
maupun perempuan yang mempunyai nilai sebagai berikut :
N
O
Nama Nilai TES
1 Ayu Mariana Ulfa 90
2 Dwi Anggun Tifani 90
3 Inyatul fitria 82
4 Muhammad Ainurrofiq 83
5 M Jierjiers Fatien 90
6 M Khoirunnajib 84
7 Nurul Falah 89
8 Nurul Huda Wildan 85
9 Novita Murdiana 90
10 Syifa Indah Nurayatin 85
JUMLAH 868
Mencari Komparatif atau perbedaan antara siswa Laki-laki dengan sisiwi Perempuan, dengan
menggunakan tabel atau rumus Korelasi. Dengan menggunakan populasi di bagi menjadi dua
bagian antara laki-laki dan perempuan.
Tabel Korelasi.
No. Laki-laki
(X)
Perempuan
(Y)
X2 Y2 X. Y
1 83 90 6889 8100 7470
2 90 90 8100 8100 8100
3 84 82 7056 6724 6888
4 89 90 7921 8100 8010
5 85 85 7225 7225 7225
Jumlah 431 437 37191 38249 37693
Diketahui :
n = 5 ∑ X2 = 37191
∑ X = 431 ∑ Y2 = 38249
∑ Y = 437 ∑ X.Y = 37693
Rumus Korelasi.
Rxy = n. ∑ X.Y – (∑ X).( ∑ Y)
√¿¿ ∑ X2 - (∑ X)2 ] . [ n. ∑ Y2 - (∑ Y)2 ]
= 5. 37693 – (431).(437)
√¿¿ 37191 - (431)2 ] . [ 5. 38249 - (437)2 ]
= 188465 – 188347
√¿¿ - 185761 ] . [ 191245 - 190969 ]
= 118
√ [194].[276]
= 118
√ 53544
= 118
231,395
= 0,509 atau 0,51
Kesimpulan
Jjika r,Hitung lebih besar dari r.Tabel pada taraf signifikan 95 % , maka hipotesis alternatif (Ha) bisa
di terima atau ada perbedaan karakteristik,tapi jika sebaliknya maka tidak ada Perbedaan karakteristik.
df = 5,
0,6694.... r.hit < dari pada r.tabel. berarti tdak di terima yang artinya tidak perbedaan yang
sidnifikasn antara siswa laki-laki dengan perempuan.
C. Pembahasan
Dalam pembahasan kali ini saya akan membahasa tentang kelima orang yang hasilnya
kurang dari rata-rata kelasnya.Tetapi walaupun kurang dari rata-rata kelas hasil ini adalah
hasil tes potensi bakat dan minat jadi tidak berpengaruh kepada mata pelajaran apapun.atau
bukan sebagai ajang persaingan antara individu yang satu dengan yang lain.Tetapi hasil
tersebut akan di bawa oleh masing-masing individu tersebut supaya mereka dapat mengetahui
hasil mereka masing-masing.Dan berdasarkan pada perbandingan antara laki-laki dengan
perempuan hasilnya tidak ada perbedaan nilai yang signifikan.karena rata-rata hitung lebih
kecil dari pada rata-rata tabel.
Karena Tes ini merupakan sebuah solusi bagi permasalahan di atas. Disamping
memiliki kecenderungan dominasi belahan otak, delapan potensi dari dua belahan otak akan
menimbulkan tiga macam gaya belajar seseorang yaitu auditory, visual dan kinestetika.
Markova melakukan penelitian dan mengembangkan bahwa dari tiga gaya belajar
membentuk enam kecenderungan dari ketiga gaya tersebut yaitu Kinestetia Visual Aauditory
(KVA), KAV, VAK, VKA, AVK dan AKV. Melalui test Metode Otak Unggul dominasi
otak dan gaya belajar problem kesulitan mengingat, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan
mengelola pikiran, menyusun prioritas, kesulitan belajar, mengeluarkan pendapat, berpikir
kreatif dan kritis akan teratasi dengan diketahuinya kecenderungan gaya belajar. Dalam hal
“peta gaya belajar seluruh siswa di kelas”, maka guru akan dengan mudah menentukan
metode mengajarnya, sehingga penyerapan ilmu oleh siswa akan lebih efektif. Guru akan
menjadi lebih bijaksana, karena akan lebih memaklumi bahwa dominasi otak kanan dan kiri
dari siswanya haruslah sama-sama merupakan potensi kesuksesan siswa, hanya cara
memfasilitasinya yang harus berbeda.
Dengan Metode Otak Unggul, otak kiri dan otak kanan dapat digunakan secara
sinergis dan simultan (Whole Brain) sehingga proses belajar mengajar berubah dari sekedar
Teaching WHAT to Learn (ibarat memberi ikan) menjadi Teaching HOW to Learn
(ibarat memberi kail).
Semoga hasil tes potensi bakat dan minat ini sangat bergua untuk mereka dan dapat
mendorong semangat motivasi belajar mereka dalam meraih cita-cita mereka.
BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut
:1. Secara umum Hasil tes potensi bakat dan minat siswa adalah
Sangat Baik dan adapula yang Baik,karena memiliki nilai di atas / lebih dari 80.
2. Dalam penghitungan dengan korelasi tidak ada perbedaan signifikan antara Laki-laki dengan perempuan karena hasilnya R.hit < R.tab.
3. Kegiatan tes potensi bakat dan minat sangat memberikan dampak yang baik karena banyak dari mereka mengisi jawaban tersebut dengan sungguh-sungguh.
4. Memperbanyak kegiatan dan belajar lebih giat lagi adalah cara paling ampuh untuk meraik cita-cita yang kita impikan atau untuk mengembangkan bakat diri kita.