18
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Gerakan Mas SALIJO( Masyarakat Sadar Lingkungan Hijau)Penyadaran Lingkungan Hijau Terhadap Masyarakat Yogyakarta BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Muhammad Radhi Mafazi 1300013002 Irma Dasi 1300013153 Andika Akmal 1300013287 Ririn Pamungkas Sulistyo Putri 1400013017 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015

PKM-GT MAS SALIJO

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PKM-GT MAS SALIJO

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Gerakan Mas SALIJO( Masyarakat Sadar Lingkungan Hijau)Penyadaran

Lingkungan Hijau Terhadap Masyarakat Yogyakarta

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Muhammad Radhi Mafazi 1300013002

Irma Dasi 1300013153

Andika Akmal 1300013287

Ririn Pamungkas Sulistyo Putri 1400013017

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2015

Page 2: PKM-GT MAS SALIJO

ii

Page 3: PKM-GT MAS SALIJO

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

RINGKASAN .................................................................................................. iv

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

Tujuan dan Manfaat ..... .................................................................................. 2

GAGASAN ...................................................................................................... 2

KESIMPULAN ................................................................................................ 6

LAMPIRAN ..................................................................................................... 8

Page 4: PKM-GT MAS SALIJO

iv

Ringkasan

Berdasarkan data terbit kan BPS (Badan Pusat Stastik) kota Yogyakarta,

pendapatan per kapita penduduk DIY (GRDP constan market price) Rp

16.139.158 pada 2013 silam. Dari data tersebut dapat diartikan masyarakat kota

yogyakarta tergolong masyarakat menengah kebawah,hal ini dapat dilihat ketika

DIY hanya di peringkat 23 dari 33 provinsi yang ada menurut data dari

(wikipedia). Masyarakat menengah kebawah adalah masyarakat yang sumber

pendapatanya dari pertanian maupun perkubunan. Menurut data dari jogja.go.id

lahan pertanian. Pada era kepemimpinan Haryadi Suyuti, lebih mengedepankan

pembangunan di empat sektor yang menyumbangkan angka pendapat daerah

tertinggi sebesar 81,02% salah satunya hotel dan mall. Kebijakan ini memberikan

dampak pada lingkungan masyarakat Yogyakarta. Beberapa dampak yang terjadi

adalah peningkatan suhu udara, kekeringan, perilaku agresif pada masyarakat

Yogyakarta.

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk menyadarkan kepada

masyarakat pentingnya lingkungan hijau dan dampak yang akan terjadi apabila

pembangunan gedung pencakar langit di pemukiman warga tetap di teruskan.

Manfaat penelitian ini secara teoritis, karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat

memberi masukan teoritis bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya

psikologi sosial, serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembentukan

komunitas. Manfaat secara praktis dalam karya tulis ilmiah, memberi wadah

kepada masyarakat untuk mampu bergerak menolak pembangunan gedung

pencakar langit sebagai langkah preventif melalui komunitas.

Mas SALIJO sebagai gerakan berbentuk komunitas yang ditawarkan dalam

karya tulis ilmiah ini, dalam Mas SALIJO terdapat dua bagian penting yang di

beri nama Pak HULI(Pakar Hukum dan Lingkungan) dan Mas Beni(Masyarakat

Berbagi Opini). Pak HULI yang berisi para pakar dan ahli dalam bidang hukum

dan lingkungan sebagai pendamping masyarakat mengenai tatacara perundang-

undangan dalam menyampaikan opini yang benar,tepat dan sesuai dengan

perundang-undangan dan ilmu lingkungan. Mas Beni berfungsi sebagai wadah

bagi masyarakat yang berhasil menolak berdirinya hotel dan mall di lingkungan

mereka.

Kesimpulannya adalah Yogyakarta yang terkenal sebagai kota yang ramah dari

berbagai sudut pandang mulai dari perilaku masyarakatnya dan lingkungan yang

bersahabat sudah tidak ada lagi apabila pembangunan gedung pencakar langit

lebih marak dari pada pembukaan lahan hijau.Rekomendasi dari tulisan ini adalah

pemerintah bersama gerakan Mas Salijo bersama masyarakat Yogyakarta,kembali

menghijaukan Yogyakarta.

Page 5: PKM-GT MAS SALIJO

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Yogyakarta merupakan Ibu kota provinsi DIY, dikenal sebagai kota pelajar dan

mempunyai penduduk yang ramah serta berbudaya. Didukung dengan luas

wilayah yaitu 32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah Provinsi

DIY dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45

Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 428.282 jiwa (sumber data

dari SIAK per tanggal 28 Februari 2013) dengan kepadatan rata-rata 13.177

jiwa/Km², menurut data yang terbitkan oleh BPS(Badan Pusat Stastik) kota

Yogyakarta,pendapatan per kapita penduduk DIY (GRDP constan market price)

Rp 16.139.158 (data 2013 jogjakota.go.id). Dari data diatas, penduduk DIY

tergolong masyarakat menengah kebawah. Hal ini dapat dilihat, DIY terdapat

pada peringkat 23 dari 33 provinsi (wikipedia). Masyarakat menengah kebawah

merupakan masyarakat dengan keterbatasan ekonomi, yang lebih mengandalkan

sektor pertanian dan perkebunan di daerah tanah yang subur. Menjadi masalah

ketika hotel dan mall di daerah Yogyakarta semakin menjamur. Data yang kami

ambil dari hasil observasi di daerah Yogyakarta, dapat ditemui adanya perubahan

tata kota yang semakin tidak layak, ditambah maraknya pembangunan hotel serta

mall. Semenjak kepemimpinan Haryadi Suyuti yang mengedepankan

pengembangan pariwisata, dengan alasan, dalam kurun waktu 2007-2012

mencapai 5,19% per tahun. Adanya pertumbuhan ekonomi ini berarti ada

peningkatan produksi dari berbagai kegiatan ekonomi yang ada di Kota

Yogyakarta. Laju pertumbuhan masing-masing sektor menunjukkan angka dari -

1,43% (sektor industri pengolahan) hingga 8,02% (sektor keuangan, sewa dan jasa

perusahaan). Empat sektor yang memberikan kontribusi terbesar (81,02%)

terhadap kenaikan PDRB tersebut yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran,

sektor jasa, sektor keuangan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi

(Jogja.go.id).

Timbul banyak sekali tanda tanya besar, karena di setiap ruang kosong atau

lahan pertanian produktif, akan di rencanakan pembangunan hotel ataupun mall.

Data dari jogjakarta.go.id dikatakan bahwa lahan pertanian kota setiap tahun

mengalami penyusutan. Data tahun 1999 menunjukkan penyusutan 7,8% dari

luas area Kota Yogyakarta (3.249,75) karena beralih fungsi (lahan pekarangan).

Dampak lain dari segi lingkungan pendangkalan sumur masyarakat jogja yang

mengakibatkan kekeringan di daerah pemukimannya didirikan gedung pencakar

langit(hotel, mall, apartemen). Menurut data yang kami kutip dari harian jogja

selasa 16 september 2014, selama musim kemarau debit air sumur berkurang dua

meter sampai 2,5 meter di sebagian besar wilayah jogja. Bahkan di sejumlah

lokasi untuk mendapatkan air, warga harus menggali atau mengebor sumur hingga

kedalaman 17 meter.

Page 6: PKM-GT MAS SALIJO

2

Perubahan yang mendadak ini dapat berakibat fatal terhadap pola perilaku

masyarakat, Schoggen(1989) salah satu ahli psikologi lingkungan yang

mengembangkan teori behavioral setting dari Roger.R.Barker, manusia akan

berperilaku sesuai dengan tatanan(seting) lingkungannya. Di tempat yang sama,

perilaku akan berbeda kalau tatanan tempat itu berbeda(misal ruang kelas yang

diubah tatanannya menjadi ruang pesta, maka perilaku yang muncul dalam ruang

kelas itu adalah perilaku pesta bukan perilaku belajar). Hal ini bisa juga terlihat

pada pola kehidupan warga Yogyakarta yang kini memiliki kecenderungan

berperilaku agresif. Agresif cenderung berhubungan dengan banyak faktor,

termasuk depersonalisasi (Zimbardo, 1970), keadaan yang melengkapi

agresif(Anderson, Benjamin, Bartholowmew, 1998; Berkowitz & Le Page196),

temperatur dan kondisi lingkungan lainnya yang memicu (Anderson, Anderson,

Dorr Deneve, & flanangan, 2000). Lingkungan yang kondusif perlu diusahakan

dengan sungguh oleh para orang tua dan masyarakat guna membentuk tunas-tunas

yang aktif dan kreatif namun tidak agresif. Adanya kecenderungan agresif pada

anak-anak dan remaja, mengindikasikan adanya kecenderungan agresif pada

lingkungan masyarakat. Tetapi secara terperinci dalam tulisan ini akan dijelaskan

dampak secara lebih mendalam mengenai lingkungan serta solusi yang

ditawarkan.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai penyadaran masyarakat

tentang pentingnya lingkungan hijau dan dampak yang akan terjadi apabila

pembangunan gedung pencakar langit di pemukiman warga tetap di teruskan.

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberi masukan

teoritis bagi perkembangan ilmu psikologi yang bersepektif kritis psikologi

komunitas, serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembentukan

komunitas. Manfaat praktis karya tulis adalah memberikan gagasan tentang wadah

bagi masyarakat agar termotivasi bergerak melakukan upaya preventif dalam

menolak gedung pencakar langit di Yogyakarta.

GAGASAN

Yogyakarta kini sedang terancam krisis lingkungan hijau akibat banyaknya

gedung-gedung pencakar langit yang berdiri bebas di perkarangan maupun di

lahan hijau yang masih produktif, berada di area pemukiman warga. Salah satu

dampak yang akan terjadi apabila pembangunan gedung pencakar langit ini tidak

dihentikan adalah kekeringan. Berdasarkan data dari Harian Jogja (rabu,17

september 2014) seorang pakar Geologi UPN Veteran Jogjakarta Eko Teguh

Paripurno, pengambilan air sumur untuk kepentingan hotel di kota Jogja

berpotensi menyedot ketersediaan muka air tanah. Muka air tanah di DIY ini terus

mengalami penurunan 15 sentimeter sampai 50 sentimeter per tahunnya hasil

Page 7: PKM-GT MAS SALIJO

3

penelitian 2001-2006. Bidang Sumber Daya Mineral Dinas Pekerjaan Umum

DIY sebelumnya juga mengungkapkan, setiap tahunnya air muka tanah

mengalami penurunan sampai 30 cm dipantau sejak 2012. Pembangunan gedung

pencakar langit sebagai salah satu cara meningkatkan pendapatan daerah tidak

akan menjadi masalah ketika pembangunan sesuai dengan prosedur yang telah di

tetapkan. Berdasarkan data pada Koran Harian Jogja (kamis, 18 september 2014),

Ike Janita Dewi ketua tim peneliti Dampak Kajian Perhotelan mengatakan bahwa,

apabila upaya pengelolaan lingkungan hidup, upaya pemetaan lingkungan hidup

dan AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) diperketat maka pertumbuhan hotel

tidak sebanyak ini. Tentang rekomendasi pengeboran sumur dalam, menurutnya

hampir dipastikan berpengaruh pada pendangkalan sumur rumah warga dengan

analogi Satu kamar hotel membutuhkan 380 liter air, sedangkan rumah tangga

maksimal hanya 300 liter.

Ancaman kekeringan bukanlah satu-satunya momok yang akan mengintai

warga Yogyakarta. Dampak lain yang terjadi adalah ketika pembangunan

bangunan pencakar langit ini dibiarkan begitu saja, peningkatan suhu udara akan

terjadi di daerah pemukiman masyarakat Yogyakarta. Pembangunan di daerah

pemukiman yang padat, secara relatif luas ruang terbuka antara bangunan juga

menjadi kecil dibandingkan dengan jumlah keseluruhan ruang vertikalnya. Jumlah

komponen panas matahari yang diterima dan dipancarkan oleh dinding bangunan

(panas pantulan) menjadi lebih besar, hal ini diperparah oleh panas yang

dipancarkan oleh atap dan ruang antara bangunan. Oleh sebab itu jumlah

keseluruhan peningkatan panas lingkungan menjadi lebih tinggi di kawasan yang

dipenuhi oleh bangunan-bangunan terbuat dari kaca dan bahan lain yang memiliki

daya serap dan pantul panas yang tinggi ( Rudy Ferial, 2007).

Satu hal yang mulai nampak dari perubahan setting lingkungan di Jogja dapat

dilihat dari perilaku masyarakatnya. Beberapa bulan lalu, muncul perilaku agresif

seperti pembancokan, geng, dan perilaku kekerasan lainnya. Perilaku ini tentu saja

tidak terjadi secara alamiah begitu saja melainkan karena setting lingkungan yang

tidak dengan budaya yang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku

masyarakat. Schoggen(1989) salah satu ahli psikologi lingkungan yang

mengembangkan teori behavioral setting dari Roger.R.Barker, manusia akan

berperilaku sesuai dengan tatanan(seting) lingkungannya

Sebagai langkah preventif untuk mengurangi pembangunan gedung pencakar

langit yang merusak lingkungan, maka gerakan ini dibentuk untuk membantu

masyarakat dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat yang sedang terancam

oleh dampak pembangunan hotel dan mall. Berikut ini adalah bagan program

yang kami tawarkan. Yang kami sebut gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan

Hijau(Mas Salijo).

Page 8: PKM-GT MAS SALIJO

4

A. Mas SaLijo(Masyarakat Sadar Lingkungan Hijau)

Gambar 1.1 Bagan Komunitas Sadar Lingkungan Hijau

Gerakan ini dibentuk oleh masyarakat yang sudah berhasil menolak berdirinya

bangunan pencakar langit di daerah pemukiman mereka salah satunya adalah

warga .Wadah ini berguna sebagai sarana pembantu dan penyokong secara moril

bagi masyarakat lainnya yang sedang terancam. Alasan memilih nama komunitas

Mas SALIJO karena disesuaikan oleh adat dan budaya di kalangan masyarakat

Yogyakarta, wujud dari Respect For Humanity Diversity yang termasuk dalam

core values. Core values dalam teori psikologi komunitas adalah nilai-nilai dasar

yang menjadi filosofi dasar dalam membangun komunitas,salah satunya adalah

Respect For Humanity Diversity yang merupakan bentuk penghormatan terhadap

perbedaan yang ada seperti budaya, gender, agama, etnis. Tujuan adalah serta agar

lebih bisa diterima oleh masyarakat Yogyakarta karena lebih akrab di telinga

masyarakat Yogyakarta.

Komunitas ini merupakan bentuk Empowerment, yang artinya penguatan

terhadap komunitas yang terpinggirkan, dalam masyarakat yang tergolong

kelompok minoritas dibandingkan dengan investor. Di dalam wadah ini terdapat

beberapa bantuan yang bergerak di bidang advokasi dan keilmuan lingkungan

yang akan di isi oleh para pakar ahli di bidangnya.

Page 9: PKM-GT MAS SALIJO

5

B. Pak HULI

Pak HULI berbentuk seperti wadah yang berisi Lembaga Bantuan Hukum

(LBH) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang akan membantu

masyarakat dalam melakukan audiensi kepada pemerintah khususnya

DPRD,Walikota,atau Gubenur, dan tatacara mengajukan opini sesuai UU yang

berlaku.

C. Mas Beni

Mas Beni dengan tujuan sebagai Psychological Empowerment yaitu kekuatan

secara psikologis atau bantuan secara moril untuk mendukung gerakan

masyarakat yang mau menyelamatkan alam Yogyakarta dari pembangunan

gedung pencakar langit, karena dalam diri Mas Beni terdapat masyarakat

Yogyakarta yang telah berhasil menolak berdirinya hotel dan mall di daerah

pemukiman warga, beberapa masyarakat yogyakarta seperti warga Karangkajen RT

48/RW 13,warga RT 25 RW 06,kelurahan Gunung Ketur kecamatan Pakualaman

,warga Jalan Timoho II, Muja muju umbulharjo, warga Ngadiwinatan (Harian

Jogja, 10 september 2014).

D. Langkah-Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan

Gagasan Komunitas sadar lingkungan ini dibentuk dengan strategi awal Pilot

Project(proyek percobaan) pada masyarakat yang sudah berhasil menolak

berdirinya hotel ataupun mall di pemukiman warga. Mekanisme pembentukannya

adalah:

1. Ormawa membentuk suatu wadah yang bernama Mas SALIJO sebagai

wujud kepedulian mereka tentang lingkungan hijau di daerah

Yogyakarta.

2. Ormawa mengajak masyarakat yang sudah berhasil menolak berdirinya

hotel, untuk memberikan ilmunya kepada masyarakat lain yang sedang

terancam hotel dalam bentuk wadah yang bernama Mas

Beni(Masyarakat Berbagi Opini)

3. Ormawa mengajak Lembaga Bantuan Hukum,LSM dan WALHI yang

ada untuk bersama-sama membantu wadah yang bernama Pak

Huli(Pakar Hukum dan Lingkungan). Berfungsi sebagai sarana bantuan

hukum dan mengedukasi tentang pentingnya lingkungan hidup.

4. Maka dibentuklah Mas SALIJO sebagai wadah keduanya(Mas Beni dan

Pak Huli), dengan tujuan membantu masyarakat yang terancam oleh

pembangunan hotel dan mall.

5. Mas SALIJO akan berfungsi sebagai penyuluh mengenai dampak

pembangunan hotel dan mall, serta sebagai pendampingan terhadap

warga yang terancam oleh pembangunan hotel dan mall.

Page 10: PKM-GT MAS SALIJO

6

KESIMPULAN

Kurangnya kesadaran masyarakat Yogyakarta mengenai dampak lingkungan,

fisik, dan psikis yang akan terjadi kepada mereka masih kurang, hal ini terjadi

karena masyarakat Yogyakarta sebagian besar adalah masyarakat menengah

kebawah di buktikan dengan data pendapatan per kapita penduduk DIY (GRDP

constan market price) Rp 16.139.158 data 2013 silam dan data dari wikipedia

yang menempatkan DIY pada peringkat 23 dari 33 provinsi. Dengan begitu wajar

ketika para investor yang mempunyai banyak modal, memberikan dananya

kepada masyarakat yang di pemukimannya terdapat lahan subur atau tanah

perkarangan yang bisa di bangun gedung pencakar langit dengan harga yang

tinggi.

Dampak yang akan terjadi apabila pembangunan gedung pencakar langit ini

dibiarkan adalah kekeringan yang akan melanda daerahnya, pengambilan air

sumur untuk kepentingan hotel di kota Jogja, berpotensi menyedot ketersediaan

muka air tanah, pendapat yang diungkapkan pakar Geologi UPN Veteran Jogja

Eko Teguh Paripurno terkait kekeringan yang dialami oleh warga Yogyakarta.

Muka air tanah di DIY ini terus mengalami penurunan 15 sentimeter sampai 50

sentimeter per-tahunnya hasil penelitian 2001-2006. Bidang Sumber Daya

Mineral Dinas Pekerjaan Umum DIY sebelumnya juga mengungkapkan setiap

tahunnya air muka tanah mengalami penurunan sampai 30 cm, dipantau sejak

2012.

Dampak lain yang akan terjadi apabila pembangunan gedung pencakar langit

itu dibiarkan adalah pemanasan lingkungan dan udara. Jika bangunan tinggi

didirikan di daerah pemukiman yang padat, secara relatif luas ruang terbuka

antara bangunan juga menjadi kecil dibandingkan dengan jumlah keseluruhan

ruang vertikalnya. Jumlah komponen panas matahari yang diterima dan

dipancaran oleh dinding bangunan (panas pantulan) menjadi lebih besar

disamping panas yang dipancarkan oleh atap dan ruang antara bangunan. Oleh

sebab itu jumlah keseluruhan peningkatan panas lingkungan menjadi lebih tinggi

di kawasan yang di penuhi oleh bangunan-bangunan terbuat dari kaca dan bahan

lain yang memiliki daya serap dan pantul panas yang tinggi. Dari dua dampak

tersebut adalah dampak lingkungan fisik yang akan terjadi, sedangkan dampak

psikis khususnya perilaku masyarakat akan lebih terlihat yang merupakan

golongan dampak jangka panjang dari pemanasan lingkungan dan kekeringan,

adalah perilaku agresif masyarakatnya.

Masyarakat Yogyakarta yang terkenal ramah, sopan santun dan bertata krama

mungkin tidak akan lagi menjadi ciri khasnya, karena lingkungan merubah seting

dari tempatnya, ketika lingkungan yang sejuk, tanah yang subur dan

kesederhanaan yang dibaur dengan segarnya udara sudah tidak terasa lagi dan di

Page 11: PKM-GT MAS SALIJO

7

gantikan dengan kekeringan serta panasnya udara di sekitar maka terjadilah

tindakan yang cenderung agresif ataupun mau menangnya sendiri, walaupun hal

itu tetap berada di Yogyakarta. Schoggen,1989 salah satu ahli psikologi

lingkungan yang mengembangkan teori behavioral setting dari Roger.R.Barker,

manusia akan berperilaku sesuai dengan tatanan(seting) lingkungannya. Di tempat

yang sama, perilaku akan berbeda kalau tatanan tempat itu berbeda(misal ruang

kelas yang diubah tatanannya menjadi ruang pesta, maka perilaku yang muncul

dalam ruang kelas itu adalah perilaku pesta bukan perilaku belajar).

Mas Salijo adalah solusi yang ditawarkan dalam tulisan ini untuk menyadarkan

kepada masyarakat akan dampak jangka pendek dan jangka panjang yang akan

terjadi dilingkungan mereka apabila pembangunan gedung pencakar langit

dibiarkan berdiri di pemukiman mereka, dengan konsep gerakan yang bertujuan

memberikan sokongan secara moril dan pengetahuan tentang hukum, lingkungan

kepada masyarakat yang ingin menolak gedung pencakar langit berdiri di

peumukiman mereka, di dalamnya terdapat beberapa program pembantu seperti

Mas Beni(Masyarakat Berbagi Opini) yang akan membantu masyarakat dari sisi

moril agar mereka terinspirasi untuk terus bergerak menghentikan pembangunan

gedung pencakar langit yang ditawarkan. Ada Pak Huli program yang akan

membantu masyarakat untuk menjelaskan dampak secara lingkungan apabila

gedung pencakar langit itu berdiri di pemukiman masyarakat, serta membantu

lewat jalur hukum agar masyarakat bisa mengungkapkan pendapatnya kepada

aparatur daerah yang berperan sentral (DPRD, Walikota, Gubenur). Masyarakat

Yogyakarta diharapkan sadar akan lingkungan hijau yang semakin menyusut dari

tahun ketahun, dari kesadaran itu maka masyarakat Yogyakarta dan aparatur

daerah berperan penting sebagai penyelamat lingkungan serta penyelamat

generasi penerus bangsa yang aktif, kreatif namun tidak agresif.

Page 12: PKM-GT MAS SALIJO

8

Daftar Pustaka

Anantsari, S. (2006). Menyikapi Perilaku Anak Agresif. Yogyakarta: Kanisius.

Anonim. (21 NOVEMBER 2014, November 21). modules KUA. Retrieved Maret

24, 2015, from jogjakota.go.id: http://www.jogjakota.go.id

BPS, s. s. (2013). Indikator Ekonomi Kota Yogyakarta 2013. Yogyakarta: Sinar

Biru Offset.

Febriarni, A. T. (2014, september 18). Proyek Diduga Langgar Amdal. Harian

Jogja.

Ferial, R. (2007). Bangunan Tinggi Dan Lingkungan Kota. TeknikA, 92.

P.Johson, D. W. (2012). Dinamika Kelompok,edisi kesimbila TEORI DAN

KETRAMPILAN. Jakarta: PT INDEKS.

Pamungkas, A. T. (2014, September 17). Jogja Terancam Kekeringan. Harian

Jogja.

sarwono, s. w. (2005). Psikologi sosial, Psikologi kelompok dan Psikologi

Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 13: PKM-GT MAS SALIJO

9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PEMBIMBING

A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Elli Nur Hayati, MPH, PhD, Psi

2 Jenis Kelamin L/P

3 Jabatan Fungsional

4 NIP/NIY 60050529

5 NIDN 050306661

6 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 03/Juni/1966

7 E-mail [email protected]

9 Nomor Telepon/HP 0274-372052

10 Alamat Kantor Jl. Kapas No. 9, Semaki, Yogyakarta

11 Nomor Telepon/Faks 0274-563515

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 40 orang; S-2 = 10 orang; S-3 = 1 orang 13. Mata Kuliah yg Diampu

1. PSD Wawancara

2. Psikologi Komunitas

3. Metopen Kualitatif

4. Teknik Penulisan Skripsi (TPS)

B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta, Indonesia

Umea University,

Umea, Swedia

Umea University, Umea,

Swedia

Bidang Ilmu Psikologi Epidemiology &

Public Health

Epidemiology & Global

Health

Tahun Masuk-Lulus Juli 1984 – Februari 1991 Juli 2003 – Juni 2004 September 2007 –

Desember 2013

Judul

Skripsi/Tesis/Disertasi

“Hubungan antara sikap

karyawan terhadap peran

gender wanita dengan

intensi melakukan sexual

harassment terhadap

karyawati”

“Mom, why don’t you

just look for another

good daddy? Women’s

lived experience and

decision to leave

abusive marriage”

“Domestic violence

against women in rural

Indonesia: Searching for

multilevel prevention”

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi

lainnya) No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Beasiswa studi lanjut program Master STINT (Swedish Institute for

Higher Education), Swedia

2003

2 Beasiswa studi lanjut program Doctoral SIDA/SAREC, Global Health

Research School

2007 - 2011

Yogyakarta, 27 Maret 2015

Elli Nur Hayati, MPH, PhD, Psi

Page 14: PKM-GT MAS SALIJO

10

Page 15: PKM-GT MAS SALIJO

11

Page 16: PKM-GT MAS SALIJO

12

Page 17: PKM-GT MAS SALIJO

13

Page 18: PKM-GT MAS SALIJO

14