7
1. Tari Primitif Gamelan Fungsi Gamelan secara umum adalah sebagai iring-iringan tari, iring- iringan upacara adat, pagelaran seni, iringan wayang, alat musik, iring-iringan pernikahan. Gamelan hanya dimainkan pada kesempatan tertentu seperti upacara agama upacara, perayaan masyarakat khusus, pertunjukan wayang, dan untuk keluarga yang raja. Tari Kesenian Jawa Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari- harinya. Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah

Tari primitif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tari primitif

1. Tari Primitif 

Gamelan

Fungsi Gamelan secara umum adalah sebagai iring-iringan tari, iring-iringan upacara adat, pagelaran seni, iringan wayang, alat musik, iring-iringan pernikahan. Gamelan hanya dimainkan pada kesempatan tertentu seperti upacara agama upacara, perayaan masyarakat khusus, pertunjukan wayang, dan untuk keluarga yang raja.

Tari Kesenian Jawa

Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.

Page 2: Tari primitif

2. Tari Kerakyatan

Tari rakyat adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan masyarakat lokal, hidup dan berkembang sejak zaman primitif, dan diturunkan secara turun temurun sampai sekarang. Tari rakyat atau juga dikenal dengan sebutan tari folklasik umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain kental dengan nuansa sosial, merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat, serta memiliki gerak, rias, dan kostum yang sederhana. Beberapa contoh tari tradisional yang masuk dalam kategori tari rakyat antara lain tari Lengger, Tayub, Orek-Orek, tari Piring, Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren, Angguk, dan tari Rodat. Perlu diketahui bahwa tari rakyat umumnya juga sarat dengan nilai magis.

Tari TayupCara penyajian pertunjukan nayuban ini adalah sebagai berikut :Tatalu yang merupakan pemberitahuan bahwa pertunjukan akan segera dimulai. Beberapa Ronggeng menari sambil membawa baki berisi selendang dan kemudian diberikan kepada salah satu tamu terhormat. Ketika tamu terhormat ini sedang menari dengan Ronggeng, apabila ada salah satu di antara penonton ingin menari dengan Ronggeng yang lain, maka ia harus meminta izin terlebih dahulu kepada penari pertama, penari berikutnya yang meminta izin ini disebut mairan

Tari Topeng Ireng dari MagelangKegiatan Pesona tari Jawa Tengah merupakan perwujudan konsevasi budaya yang digagas Unnes. Sebelum mempresentasikan tarian rakyat dalam sajian pertunjukan, mahasiswa ‘nyantrik’ di sanggar/ group/ kelompok seni yang berada di kabupaten/ kota di Jawa Tengah.

Bintang Hanggoro selaku dosen pendamping kegiatan mengharapkan, kegiatan ‘nguri-nguri’ ini sebagai embrio direktori dan sebagai literasi kegiatan kesenian tradisional yang berkembang di Jawa Tengah. Kedepan presentasi hasil ‘nyantrik’ akan dihadirkan di masyarakat sekitar kampus, sehingga tarian rakyat yang dihadirkan akan lebih banyak dikenal orang.

Page 3: Tari primitif

3. Pengertian Tari Klasik

Pengertian tari klasik adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton, hidup dan berkembang sejak zaman feodal, dan diturunkan secara turun temurun di kalangan bangsawan. Tari klasik umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain berpedoman pada pakem tertentu (ada standarisasi), memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam, serta disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum yang dikenakan. Beberapa contoh tari tradisional yang masuk dalam kategori tari klasik antara lain tari bedaya, srimpi, lawung ageng, lawung alit, Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, Bandayuda, Palguna-palgunadi, Retna Tinanding, dan tari Srikandi Bisma

Gathotkaca Gandrung

Tarian yang dibawakan empat pria ini penuh dengan gerak tegas dan gagah, karena menggambarkan ketangkasan dan keperkasaan prajurit Mangkunegaranyang sedang latihan perang.

 Keempat penari berbusana prajurit Pura Mangkunegaran, lengkap dengan senjata berupa pedang tipis (anggar) dan tameng (perisai). Gerak-gerak tari  menampilkan atraksi ketangkas prajurit dalam berperang.  Tarian ini diciptakan Mangkunegara IV, merupakan perpaduan gaya Surakarta dan Yogyakarta,  yang mengkombinasikan antara seni bela diri, tari, dan penguasaan senjata. Wireng Bandabaya menjadi gambaran gagahnya prajurit Mangkunegaran.

Tari Bandabaya

Page 4: Tari primitif

4. Tari KontemporerTari kontemporer merupakan inovasi dari berbagai macam tarian yang mendapatkan sentuhan modernisasi. Inovasi yang lazim dilakukan pada jenis tari ini terdapat pada musik pengiring, gerakan, dan properti yang digunakan oleh para penari.

Karya tari yang mengandalkan gerakan lincah bagian kaki, tangan, dan tubuh bagian atas untuk mengeksplorasi perilaku menjangan.

Situs Kandang Menjangan, katanya, pada masa lampau berupa hutan Krapyak, sebagai lokasi berburu para raja Kerajaan Mataram. Sultan Hamengku Buwono I lebih dari 250 tahun lalu kemudian membangun tempat bernama "Panggung Krapyak" sebagai tempat peristirahatan.

"Tarian Panggung Menjangan menggambarkan suasana perburuan menjangan dengan mengeksplorasi gerak-gerak menjangan dan keprajuritan. Tarian ini memang mengangkat dan mengemas kekayaan akar budaya menjadi lebih menarik

Tarian ini menggambarkan pertentangan antara dua hal yaitu antara benar dan salah, nafsu dan akal, dan benar dan salah.

Tari Serimpi diperagakan oleh empat putri yang masing-masing mewakili unsur kehidupan dan arah mata angin. Selain itu, penari ini juga memiliki nama peranannya masing-masing yakni Buncit, Dhada, Gulu, dan Batak. Saat menarikan Serimpi, komposisi penari membentuk segi empat. Bentuk ini bukan tanpa arti, tetapi melambangkan tiang Pendopo yang berbentuk segi empat.

Tari Serimpi

Page 5: Tari primitif

5. Pengertian Tari Kreasi Baru

Tari Rara Ngigel, Yogyakarta Tari Rara Ngigel adalah contoh tari kreasi baru yang diciptakan oleh Ida Wibowo, putri seniman tari kenamaan Bagong Kusudiarjo. Tarian yang menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak dewasa ini juga merupakan contoh tari berpasangan, karena dalam pementasannya tarian ini diperagakan oleh sepasang pria dan wanita.

Tari Rara Ngigel

Tari manipuren adalah contoh tari kreasi baru yang dikembangkan dari koreografi dan gerakan tari Manipuri yang berasal dari daerah Manipur di India Timur. Tarian ini diciptakan oleh S. Maridi setelah ia berkunjung ke India dan menyaksikan pola kehidupan gadis-gadis desa yang tinggal di sekitar aliran sungai Gangga.

Tari Manipuren