4
Nama Anggota Kelompok: 1. Ahmad Khoirul Ulil A 2. Ginanjar 3. Mochtada Danang T M 4. M Wahyu Utomo 5. Rizqi Setyawan 6. Teddy Ardiansyah KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Kami juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido’an-NYA Makalah dengan judul “Laporan Observasi Kerajinan Anyaman Bambu (TUMBU)” ini dapat terselesaikan. Kami menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni anyam sudah ada sejak dahulu kala, hingga sekarangpun masih akrab dalam masyarakat. Bahkan hampir di sesat nusantara terdapat home industri pengrajin barang anyam-anyaman. Maka bisa dikatakan seni anyam termasuk kategori warisan budaya yang harus dilestarikan. Hal demikian, sangatlah bertolak belakang dengan kondisi jaman sekarang sekarang. Akhir-akhir ini perkembangan anyaman bambu mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sehingga hal tersebut tentu

Teks lho[1]

Embed Size (px)

Citation preview

Nama Anggota Kelompok:

1. Ahmad Khoirul Ulil A

2. Ginanjar

3. Mochtada Danang T M

4. M Wahyu Utomo

5. Rizqi Setyawan

6. Teddy Ardiansyah

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Kami juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido’an-NYA Makalah dengan judul “Laporan Observasi Kerajinan Anyaman Bambu (TUMBU)” ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni anyam sudah ada sejak dahulu kala, hingga sekarangpun masih akrab dalam masyarakat. Bahkan hampir di sesat nusantara terdapat home industri pengrajin barang anyam-anyaman. Maka bisa dikatakan seni anyam termasuk kategori warisan budaya yang harus dilestarikan.

Hal demikian, sangatlah bertolak belakang dengan kondisi jaman sekarang sekarang. Akhir-akhir ini perkembangan anyaman bambu mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sehingga hal tersebut tentu

sangat mempengaruhi baik dari segi budaya maupun dari perekonomian masyarakat, akibatnya berbagai barang kerajinan anyaman semakin tergeser kedudukannya dari pasaran.

Fenomena tersebut banyak menimbulkan pertanyaan. Kami berharap, Kami dapat menemukan jawaban yang sesuai dengan data-data dari lapangan. Selain itu kami juga ingin mengetahui lebih jauh, karena sudah menjadi kewajiban bagi generasi penerus bangsa untuk mempertahankan berbagai kebudayaan yang telah ada tetap dilestarikan dan berusaha menghidupkan kembali kebudayaan yang hampir punah.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah:

1. Bagaimana cara pembuatan produk ini..?

2. Alat dan bahan apa saja yang digunakan untuk pembuatan produk ini..?

3. Berapa modal usaha yang diperlukan dalam sehari-harinya..?

4.Apa latar belakang pendirian usaha ini..?

5.Apa kegunaan produk yang dihasilkan..?

C. Tujuan Penulisan

Untuk menambah wawasan tentang kerajinan anyaman bambu yang sudah mulai nemudar dan memberitahu pembaca tentang satu jenis hasil dari anyaman bambu yaitu tumbu

BAB III

PEMBAHASAN

Alat dan bahan

1. Bandol

2. Gergaji

3. Gunting

4. Alat ukur yang terbuat dari bambu

Tumbu adalah hasil anyaman dari bambu yang digunakan utuk wadah gula tebu atau gula merah

Di sini kami telah melakukan observasi disalah satu tempat yaitu rumahnya bapak zubaidi yang bertempat tinggal di desa Rejosari Kepangen Rt 01 Rw 01. Beliau membuat kerajinan tumbu ini sejak

tahun 2012. Beliau membuat tumbu ini karena ada beberapa faktor yaitu:

1. Karena kerajinan anyaman tersebut sudah mulai memudar

2. Karena di desa kepangen banyak gudang atau pabrik tempat pembuatan gula merah

3. Sebagai pekerjaan sampingan.

Beliau sesungguhnya itu adalah seorang karyawan pabrik polytron.

Bahan utama pembuatan produk ini adalah bambu

Proses pengolahannya dibagi menjadi 5 tahap yaitu

1. Pemotongan

Bambu yang masih panjang itu dipotong-potong menjadi tiga ukuran yang berbeda antaranya 1.5 m,1.4 m,1.3 m. Lalu setelah itu bambu dipecah lagi menjadi ukuran yang lebih kecil

2. Perendaman

Bambu yang sudah dipecah lalu direndam air selama satu malam. Tujuan perendaman ini adalah untuk melunakkan bambu supaya bisa diirat dengan mudah

3. Pengiratan ( Pengirisan)

Mengirat itu menyayat bambu secara tipis dan dilakukan secara vertical yang bertujuan untuk menghasilkan irisan bambu yang tipis supaya saat dianyam bisa lebih mudah

4. Penjemuran

Penjemuran ini dilakukan untuk mengeringkan irisan bambu tersebut supaya tidak mudah patah atau rusak saat dianyam. Pengeringan ini dilakukan di bawah sinar matahari biasanya satu hari sudah kering jika cuacanya terik. Sebaliknya jika cuacanya sedang mendung pengeringan bisa mencapai tiga hari

5. Penganyaman

Proses ini adalah proses terakhir yang dilakukan. Pertama yang dilakukan adalah membuat dasaran dengan anyaman dua dan satu ( melikan) yang dalam bahasa Indonesianya adalah jalannya bambu tersebut

Tetapi kebanyakan orang disini menyebutnya dengan melikan. Proses ini dilakukan terus mnerus hingga menghasilkan satu tumbu.

BIAYA PRODUKSI

Satu bilahan bambu itu harganya Rp 15000 ditambah dengan perkiraan gaji orang kerja itu satu hari

adalah Rp 50000 yang satu hari dapat menghasilkan 10 tumbu jadi bianya modalnya per hari adalah 15000+50000=65000

KEUNTUNGAN

Kuntungan 1 tumbu itu adalah 9-10 ribu rupiah. Jadi keuntungan yang didapat untuk satu bilahan bambu per hari itu sebagai berikut:

- Harga penjualan 1 tumbu 9- 10 ribu

- Harga dikali jumlah tumbu = 10 * 10 : 100000

- Keuntungan= Harga jual - modal = 100000-65000 =35000

Jadi keuntungannya per hari adalah 35000

CARA PEMASARAN

Pemasan produk ini biasanya dijual ke godang gula merah, biasanya diambil oleh produsennya satu minggu sekali

KESMPULAN

Bapak Zubaidi melakulan kegiatan ini adalah untuk menambah penghasilan serta ingin mengenalkan kembali kegiatan anyam menganyam. Kendala yang dialami biasanya adalah kondisi cuaca karena akan berpengaruh pada produk ini

PENUTUP

Sekian teks laporan hasil observasi dari kami. Jika ada kesalahan dalam penulisan tolong dimaafkan dan tolong diberi sarannya. Atas perhatian pembaca kami ucapkan terimakasih

Wassalamualaikum wr.wb.