Upload
natajhoker
View
947
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1
2.1.
Data Proyek
1 Lokasi dan Situasi
Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan
Pekanbaru ini berlokasi di Jalan Melur No. 103, Kecamatan Sukajadi, Kota
Pekanbaru. Lokasi dan letak proyek cukup strategis, terletak tidak jauh dari pusat
kota dan tersedianya akses jalur transportasi yang cukup baik. Peta lokasi proyek
dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek
Dari peta di atas, lokasi proyek ini masing-masing sisi berbatasan dengan:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Bersalin Poltekkes Pekanbaru
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Asrama Mahasiswi Poltekkes Pekanbaru
c. Sebelah Utara berbatasan dengan pemukiman penduduk
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gedung Utama Politeknik Kesehatan
Pekanbaru
7
2.1.2 Data Umum Proyek
Adapun data umum dari proyek Pembangunan Gedung Pendidikan
Politeknik Kesehatan Pekanbaru ini adalah:
1. Nama Proyek : Pekerjaan Pembangunan Gedung Pendidikan
Politeknik Kesehatan Pekanbaru
2. Lokasi Proyek : Jalan Melur No. 103 Pekanbaru
3. Kuantitas Pekerjaan
1) Deskripsi Proyek : Struktur Gedung berlantai dua (Tahap I)
2) Luas Bangunan : 1000 m2
3) Luas Lahan : 1750 m2
4. Kontrak :
Nilai Kontrak : Rp. 4.480.000.000,- (Empat milyar empat
ratus delapan puluh juta rupiah)
Sistem Kontrak : Gabungan unit price dan lump sum
Nomor kontrak : PL.01.02.09/PKK/GD/294/2010
Tanggal kontrak : 17 September 2010
5. Pemilik Proyek : Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau
6. Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2010
7. Kontraktor Pelaksana : PT. CAHAYA RIAU SEJAHTERA
8. Alamat : Jl. Dharma Bakti No. 16 F Sigunggung
Pekanbaru
9. Kualifikasi Kontraktor : Gred 7
10. Konsultan Perencana : PT. BES CONSULTANT
11. Kualifikasi Konsultan : Gred 4
12. Waktu Pelaksanaan : 106 hari kalender
a. Mulai : 17 September 2010
b. Selesai : 31 Desember 2010
13. Masa pemeliharaan : 180 hari kalender
a. Mulai : 31 Desember 2010
b. Selesai : 29 Juni 2011
14. Jenis Pekerjaan : Pembangunan Fisik
8
2.1.3 Data Khusus Proyek
Adapun data khusus pada proyek Pembangunan Gedung Pendidikan
Politeknik Kesehatan Pekanbaru ini adalah:
1 Jenis Pondasi : Pondasi tiang pancang beton bertulang K-250
penampang persegi 25 x 25 cm dengan panjang 6 m.
2 Material Struktur
a) Beton : Pondasi K-250, balok sloof K-225, kolom K-250,
tangga beton K-250, pelat lantai K-225
b) Baja : Baja tulangan D5, D7, D10 untuk sengkang, D14, D16,
D19, D22, D25 untuk tulangan pokok.
2.2 Manfaat Proyek
Manfaat Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan
Pekanbaru ini ialah :
1. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan kesehatan di Kota Pekanbaru.
2. Menambah kapasitas kelas dan ruang laboratorium di Kampus Politeknik
Kesehatan Pekanbaru.
2.3 Lingkup Pekerjaan Proyek
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek pembangunan
Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan Pekanbaru ini meliputi :
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan yang dilakukan pada proses pekerjaan persiapan antara lain:
1. Pembongkaran dan pembuangan puing bangunan lama,
2. Pembersihan lokasi pekerjaan
3. Pemasangan pagar proyek,
4. Pengukuran dan pemasangan bowplank,
5. Pemasangan plang nama kegiatan
B. Pekerjaan Pondasi
Proses pekerjaannya terdiri dari:
1. Pekerjaan tiang pancang beton bertulang
2. Pekerjaan pile cap pondasi tiang pancang
9
3. Pekerjaan Kolom Pendestral
4. Pekerjaan Galian Tanah
5. Pekerjaan cor lantai kerja beton
6. Pekerjaan urugan pasir di bawah pondasi dipadatkan
7. Pekerjaan urugan tanah di bawah pondasi dipadatkan
C. Pekerjaan Struktur Beton
1. Pekerjaan struktur lantai satu
a. Pekerjaan balok sloof
b. Pekerjaan kolom
c. Pekerjaan kolom praktis
d. Pekerjaan tangga
e. Pekerjaan lantai
2. Pekerjaan Struktur lantai dua :
a. Pekerjaan balok lantai
b. Pekerjaan plat lantai
c. Pekerjaan plat dag canopi
d. Pekerjaan kolom
e. Pekerjaan kolom praktis.
2.4 Pelaksanaan Proyek
Dalam melaksanakan suatu proyek ada beberapa tahapan yang harus
dilaksanakan. Tahap pertama yang harus dilaksanakan yaitu tahap pelelangan
dimana pada tahap ini para kontraktor akan diseleksi kemampuannya untuk
melaksanakan proyek. Dari tahap ini ditunjuk kontraktor pelaksana yang akan
menjalankan proyek ini dan diawasi oleh wakil dari owner, dalam hal ini
konsultan pengawas.
2.4.1 Pelelangan
Menurut Sutjipto et al (1985) Sebuah proyek bertitik tolak dari gagasan
dasar atau kebutuhan akan sesuatu yang muncul pada benak seseorang atau
sekelompok orang. Gagasan itu kemudian dikonkritkan ke dalam pendefinisian
sebuah proyek (project definition). Pekerjaan mendefinisikan sesuatu proyek yang
10
besar tidaklah begitu mudah untuk dilakukan. Dalam hal ini bantuan oleh tenaga
ahli dari luar (konsultan dan kontraktor) diperlukan apabila pemilik proyek
(owner) tidak memilikinya.
Pelelangan adalah suatu cara yang digunakan oleh pemilik proyek untuk
mendapatkan pihak pelaksana (kontraktor) yang akan melaksanakan proyek
tersebut sesuai keinginan pemilik proyek.
Berdasarkan Keppres No. 80 Tahun 2003, Pelelangan dapat dibagi empat
macam, yaitu:
1. Pelelangan umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media
massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan jenis ini dilakukan secara terbatas dengan mengundang beberapa
rekanan yang dianggap mampu dan terseleksi. Rekanan yang diundang
diseleksi lewat tahap prakualifikasi berdasarkan kemampuan teknis,
administrasi dan bonafide dari rekanan tersebut.
3. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung adalah penunjukkan rekanan sebagai pelaksana
pemborongan atau pembelian tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan
terbatas dan dilakukan diantara sekurang-kurangnya tiga penawar dan rekanan
yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM).
4. Pengadaan Langsung
Pengadaan Langsung adalah pelaksanaan pemborongan atau pembelian yang
dilakukan dari rekanan dari golongan ekonomi lemah tanpa melalui
pelelangan umum atau pelelangan terbatas, bahkan penunjukkan langsung.
Pelelangan proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik
Pekanbaru ini merupakan Pelelangan Umum. Sistem pelelangan pada proyek ini
merupakan sistem satu sampul dengan metode pascakualifikasi. Maksudnya
11
dokumen administrasi teknis dan dokumen penawaran dimasukkan secara
bersamaan.
2.4.2 Tahap Pelelangan
Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa borongan/jasa lainnya pada
Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan Pekanbaru adalah
dengan pelelangan umum pascakualifikasi, meliputi:
a. Pengumuman pelelangan umum
b. Pendaftaran untuk mengikuti pelelangan
c. Pengambilan dokumen lelang umum
d. Penjelasan
e. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya
f. Pemasukan penawaran
g. Pembukaan penawaran
h. Evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasi
i. Penetapan pemenang
j. Pengumuman pemenang
k. Masa sanggah
l. Penunjukan pemenang
m. Penandatanganan kontrak.
A. Persiapan Pelelangan
Persiapan yang harus dilalui sebelum pelaksanaan proses lelang adalah
persiapan dokumen lelang dan persiapan pelaksanaan lelang. Dokumen tersebut
terdiri dari dokumen administrasi dan teknis, serta dokumen penawaran harga.
Dokumen tersebut terperinci sebagai berikut :
a. Surat keputusan pemberian pekerjaan,
b. Surat perjanjian pemborongan,
c. Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan,
d. Gambar-gambar/brosur yang secara teknis ada kaitannya,
e. Berita acara pelelangan,
12
f. Petunjuk-petunjuk dan perintah teknis tertulis serta penjelasan-penjelasan
perencanaan atau pengawasan selama pekerjaan berlangsung,
g. Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya.
Dokumen-dokumen tambahan lainnya yang dikeluarkan sebelumnya
adanya kontrak kerja dan atas persetujuan pihak pemilik dan kontraktor.
Pengambilan dokumen pascakualifikasi ini harus mengikuti syarat menyerahkan
foto copy Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang telah dilegalisir dengan
menunjukkan yang aslinya.
1. Pengumuman pelelangan Umum.
Pelelangan pada proyek ini diumumkan melalui media massa melalui Koran
Nasional yaitu Media Indonesia dan Tempo.
2. Pendaftaran lelang.
Pendaftaran dan pengambilan dokumen lelang dilaksanakan pada tanggal 18-
27 Agustus 2010. Perusahaan yang mendaftar dan mengambil dokumen
lelang tercantum pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Lelang
No.Tanggal
PendaftaranPendaftar/ Jabatan Perusahaan
1 19-08-2010 Burhan Manaloe/ Dir. Utama PT. TRIS UTAMA
2 19-08-2010Dewi Rosaria Haryani/Dir.Utama
PT. DEWID
3 19-08-2010 Rahmat Tofery/ Dir. Utama PT. SHAFA ABADI
4 20-08-2010 Muliana/ Dir. Utama PT. MULIA LANGGENG
5 20-08-2010 W. Teddy/ Dir. Utama PT. NETTINDO PERDANA
6 23-08-2010 Sabar/ Dir. Utama PT. NYIUR GADING
7 23-08-2010 Afrizal/ Dir. Utama PT. TUAH ALAM NEGERI
8 23-08-2010 Syafriur/ Dir. Utama PT. KEMUNING YONA P
9 26-08-2010 Iskandar/ Dir. UtamaPT. CAHAYA RIAUSEJAHTERA
10 27-08-2010 Arman. S/ Dir. UtamaPT. MURNI KARYAMANDIRI
(Sumber :Dokumen lelang Poltekkes Pekanbaru)
13
B. Pelaksanaan Pelelangan
Pascakualifikasi merupakan proses pelelangan yang mengikut sertakan
penyedia barang/jasa yang sudah terkualifikasi dibidangnya dengan penilaian
kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya
dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan penawaran. Kemampuan tersebut
dilihat dari hal seperti:
a. Modal kerja,
b. Jumlah tenaga ahli,
c. Pengalaman kerja,
d. Fasilitas kerja.
Ruang lingkup pekerjaan dinilai dari bidang-bidang keahlian pekerjaan
yang dikuasai oleh kontraktor pelaksana, yaitu dari segi administrasi, segi teknis,
dan segi keuangan.
Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang
diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi
dokumen kualifikasinya.
Evaluasi dilakukan terhadap seluruh Dokumen Penawaran yang masuk
ke kotak penawaran oleh penyedia jasa. Aspek yang diteliti adalah:
a. Penelitian administrasi
b. Penelitian teknis
c. Penelitian biaya
d. Penelitian dokumen kualifikasi
Rapat penjelasan (Aanwijzing) diadakan untuk tatap muka antara para
kontraktor dengan pihak pemilik. Pertemuan ini dilaksanakan untuk menjelaskan
masalah teknis maupun administrasi yang tercantum dalam dokumen lelang.
1. Pembukaan (Bid-Opening)
Pelaksanaan lelang diawali pembukaan lelang (Bid-Opening). Harga
penawaran beserta dengan kelengkapan-kelengkapan dokumen administratif
dibaca dan ditulis pada papan tulis. Apabila terdapat kelalaian pada salah satu
14
persyaratan administratifnya, maka calon peserta dapat dinyatakan gagal
dan diskulifikasi dari calon pemborong dan penawarannya dianggap gugur.
Kontraktor yang ikut dalam penawaran pekerjaan pemborong ini
diharuskan untuk memberikan jaminan lelang (tender bond) pada pemilik. Besar
jaminan lelang diatur dalam dokumen lelang. Pada proyek ini jaminan
pelaksanaan lelang sebesar 5% dari nilai proyek, yaitu sebesar Rp. 224.000.000,-
(dua ratus dua puluh empat juta rupiah).
Selain itu, jenis pertanggungan yang dapat diperjanjikan dalam kontrak
kerja adalah :
a. Jaminan uang muka
Jaminan uang muka adalah jaminan yang diberikan penyedia jasa kepada
pengguna jasa sebelum penyedia jasa menerima uang muka untuk memulai
pekerjaan . Dalam proyek ini jaminan uang mukanya sebesar 20 % dari nilai
kontrak.
b. Jaminan pelaksanaan
Jaminan pelaksanaan adalah jaminan bahwa penyedia jasa akan
menyelesaikan pekerjaannya sesuai ketentuan yang telah disepakati dalam
kontrak kerja. Pada proyek ini jaminan pelaksanaannya adalah 5% dari Rp.
4.480.000.000,- (harga penawaran terkoreksi), yaitu sebesar Rp.
224.000.000,- (dua ratus dua puluh empat juta rupiah).
c. Jaminan atas mutu hasil pekerjaan
Jaminan atas mutu hasil pekerjaan adalah jaminan yang diberikan penyedia
jasa kepada pengguna jasa selama masa tanggungan yaitu waktu antara
penyerahan pertama kalinya hasil pekerjaan dan penyerahan kedua kalinya
hasil akhir pekerjaan.
d. Jaminan pertanggungan terhadap kegagalan bangunan baik untuk pekerjaan
perancanaan maupun pelaksanaan dan pengawasannya, pemberlakuannya
disesuaikan dengan tingkat pengembangan sistem pertanggungan yang
berlaku di Indonesia.
15
2. Pemasukan Dokumen Penawaran
Dalam Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan
Pekanbaru ada 10 (sepuluh) perusahaan yang mendaftar, tetapi hanya 8 (delapan)
perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran yaitu:
1) PT. Mulia Langgeng
2) PT. Tuah Alam Negeri
3) PT. Nyiur Gading
4) PT. Cahaya Riau Sejahtera
5) PT. Nettindo Perdana
6) PT. Tris Utama
7) PT. Dewid
8) PT. Kemuning Yona Pratama
3. Pembukaan Penawaran
Pembukaan penawaran dilakukan setelah waktu penyampaian penawaran
ditutup dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua wakil peserta sebagai saksi.
Jumlah penawaran yang masuk minimal 3 penawaran. Jika yang memasukan
kurang dari 3 penawaran, maka pelelangan harus diulang (Kepres No. 80 tahun
2003 pasal 28). Pada Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik
Kesehatan Pekanbaru ini ada 8 (delapan) penyedia barang dan jasa mengikuti
pembukaan sampul penawaran.
Berdasarkan Keppres No. 80 tahun 2003, metoda penyampaian dokumen
penawaran dibedakan atas 3 metode yaitu :
a. Metoda satu sampul
Metode satu sampul yaitu keseluruhan dokumen penawaran, yang mencakup
persyaratan administrasi, teknis, dan penawaran harga yang dimasukan ke
dalam 1 (satu) sampul tertutup.
b. Metoda dua sampul
Metoda dua sampul yaitu persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan ke
dalam sampul tertutup I dan pada sampul ditulis; Data Administrasi dan
Teknis. Selanjutnya, perhitungan harga penawaran dimasukkan ke dalam
sampul tertutup II dan pada sampul ditulis; Data Harga Penawaran.
16
c. Metoda dua tahap
Panitia membuka kotak dan sampul I dan dibaca di hadapan peserta. Sampul II
baru boleh diserahkan kepada panitia bila peserta telah dinyatakan lolos tahap
I. Peserta yang lolos tahap I diundang kembali untuk menyampaikan sampul II
dan panitia hanya mempertimbangkan calon pemenang dari harga penawaran
yang terendah.
Metode penyampaian penawaran proses pelelangan pada Proyek
Pembangunan Gedung Pendiikan Politeknik Kesehatan Pekanbaru Tahap I ini
adalah metode satu sampul, yaitu penyampaian dokumen penawaran dimana
persyaratan administrasi, teknis, dan harga penawaran dimasukkan ke dalam
satu sampul tertutup dan disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan
(Keppres RI No 80 Tahun 2003).
Menurut Keppres RI No 80 Tahun 2003, metode satu sampul
digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang sederhana dan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Pengadaan Barang/Jasa yang standar harganya telah ditetapkan
pemerintah,
b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan KAK ( Kerangka Acuan Kerja) yang
sederhana, atau
c. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi
teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen
Pengadaan.
d. Metode satu sampul digunakan dalam Penunjukan Langsung/Pengadaan
Langsung/Kontes/Sayembara.
Dokumen penawaran terdiri dari :
a. Dokumen Administrasi, terdiri dari:
- Jaminan penawaran asli,
- Surat kuasa khusus (bila ada),
- Surat Perjanjian Kerjasama Operasional (bila ada),
- Surat pernyataan kebenaran dokumen,
17
- Surat dukungan subkontraktor untuk pekerjaan khusus/spesialis beserta
lampiran company Profil, brosur material/peralatan dan pengalaman
pekerjaan sejenis (bila ada),
- Lampiran-lampiran lainnya.
b. Dokumen Teknis, terdiri dari:
- Metode pelaksanaan,
- Jadwal waktu pelaksanaan,
- Daftar pekerjaan yang disubkontraktorkan,
- Lampiran lainnya yang ditentukan dalam dokumen lelang.
c. Dokumen Harga, terdiri dari :
- Rekapitulasi daftar kuantitas dan harga,
- Daftar huantitas dan harga,
- Daftar analisa gabungan Lump Sum dan harga satuan (unit price)
pekerjaan,
- Daftar gabungan Lump Sum dan harga satuan (unit price) dasar upah,
bahan dan alat.
d. Dokumen Kualifikasi, terdiri dari :
- Formulir isian dokumen kualifikasi,
- Daftar peralatan utama yang dibutuhkan disertai dengan bukti-bukti
kepemilikan atau sewa,
- Daftar personil inti,
- Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan,
- Daftar pengalaman pekerjaan,
- Lampiran-lampiran lain yang diminta.
4. Evaluasi Penawaran
Sistem pengevaluasian bisa bermacam-macam cara dan umumnya yang
banyak dipakai yaitu sistem gugur, yaitu evaluasi penilaian penawaran dengan
cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi,
persyaratan teknis dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak
18
lulus penilaian pada setiap tehapan dinyatakan gugur. Masing-masing aspek dari
calon kontraktor diberi nilai berdasarkan:
a. bonafiditas perusahaan,
b. metode kerjanya,
c. harga penawaran,
d. kualifikasi personil yang akan dipakai,
e. peralatan yang akan dipakai,
f. jangka waktu pengerjaan.
g. sistem keselamatan (safety) kerja
h. kelengkapan administrasi
Harga penawaran tidak selalu menentukan pemenang. Calon kontraktor
yang paling banyak mengumpulkan nilai tertinggi yang ditunjuk sebagai calon
pemenang.
Pelaksanaan Evaluasi Penawaran dilakukan oleh panitia terhadap semua
penawaran yang masuk pada saat pembukaan penawaran. Evaluasi tersebut
meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga berdasarkan kriteria, metode dan
tata cara evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
Evaluasi penawaran pada pelelangan ini mengikuti proses penilaian dengan
urutan sebagai berikut :
1) Evaluasi Administrasi
a. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen/surat penawaran dan
jaminan penawaran yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.
b. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk
dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-
unsur yang dievaluasi pada tahap ini berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau
ditambah).
c. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi.
19
2) Evaluasi Teknis
a) Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi
persyaratan / lulus administrasi.
b) Faktor-faktor yang dievaluasi pada tahap ini sesuai dengan criteria yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau ditambah).
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis apabila :
1. Metode pelaksanaan memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan
dalam dokumen lelang.
2. Jadwal waktu (schedule) pelaksanaan tidak melampaui batas waktu
yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
3. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan utama minimal yang
disediakan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang.
4. Personel inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam dokumen lelang serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan.
5. Bagian pekerjaan seperti dukungan terhadap tiang pancang hidraulik
dan dukungan ready mix.
c) Evaluasi teknis adalah memenuhi syarat teknis (lulus) atau tidak
memenuhi syarat teknis (gugur).
3) Evaluasi Harga/Biaya
a) Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan lulus/memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
b) Kelengkapan Harga penawaran yang dinilai adalah:
1. Rekapitulasi,
2. Daftar Kuantitas dan Harga,
3. Daftar Anasisa Harga Satuan,
4. Daftar Harga Satuan dan Upah.
4) Evalusai Kualifikasi
Aspek yang dinilai pada Evaluasi Kualifikasi ini adalah kelengkapan dari:
a) Surat Pernyataan Minat
20
b) Surat Pernyataan Kinerja Baik
c) Surat Pernyataan Kebenaran Data
d) Surat Pernyataan tidak dalam pengawasan pengadilan
e) Formulir isian kualifikasi
f) Surat pernyataan tunduk terhadap ketentuan yang berlaku
g) Surat pernyataan tidak menuntut ganti rugi
h) Dukungan Bank
i) SPT Tahun 2009
j) Pajak dari Bulan Mei sampai Juni 2010
Dari kriteria penilaian di atas maka kesimpulan akhir evaluasi yang
dinyatakan lengkap ada 5 (lima) perusahaan yaitu:
a. PT. Kemuning Yona Pratama
b. PT. Dewid
c. PT. Cahaya Riau Sejahtera
d. PT. Nettindo Perdana
e. PT. Tuah Alam Negeri
Kesimpulan yang diperoleh adalah tercantum pada Gambar 2.2. berikut:
Gambar 2.2 Hasil Evaluasi
21
5. Penetapan Pemenang dan Pengumuman Pemenang
Pada proyek ini, perusahaan atau kontraktor yang memenangkan tender
adalah PT. Cahaya Riau Sejahtera sebagai calon pemenang dan PT. Nettindo
Perdana sebagai calon pemenang cadangan.
6. Masa Sanggah
Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-
lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang.
7. Penunjukan Pemenang
Pengguna barang/jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan, dengan
ketentuan :
a) Tidak ada sanggahan dari peserta lelang atau,
b) Sanggahan yang diterima pejabat yang berwenang menetapkan dalam masa
sanggah ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima melewati waktu masa
sanggah.
Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Pendidikan Politeknik
Kesehatan Pekanbaru ini perusahaan atau kontraktor yang memenangkan lelang
adalah PT. Cahaya Riau Sejahtera dengan harga penawaran yang diajukan yaitu
Rp.4.480.000.000,00. Pengumuman diumumkan pada tanggal 08 September 2010.
Jaminan pelaksanaan diberikan kepada pengguna barang dan jasa sebelum
dilakukan penandatanganan kontrak dengan besarnya jaminan ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak. Dalam Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik
Kesehatan Pekanbaru, jaminan pelaksanaan diberikan oleh kontraktor kepada
pengguna barang dan jasa sebesar 5 % dari nilai kontrak.
2.4.3 Tahap Pelaksanaan di Lapangan
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan di lapangan,
diantaranya adalah personil dan organisasi yang terlibat di dalamnya,
peralatan dan logistik yang digunakan, waktu kerja, metode kerja, pengawasan di
lapangan serta manajemen proyek.
Keterangan:
22
2.4.3.1 Organisasi dan Personil
Organisasi merupakan suatu sistem dimana sekumpulan orang atau badan
hukum bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan penyusunan
organisasi proyek adalah untuk mengetahui posisi setiap unsur yang terlibat dalam
proyek tersebut mencakup tugas, kewajiban dan deskripsi hubungan kerja.
Kedudukan masing–masing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa
pemilik proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana. Artinya, kontraktor
pelaksana langsung bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya kepada pemilik
proyek sesuai dengan penawaran. Sedangkan konsultan pengawas bertanggung
jawab kepada pemilik proyek sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kontrak
perjanjian masing-masing. Hubungan kerja antara organisasi proyek dapat dilihat
seperti Gambar 2.3. berikut:
P e m i l ik P r o y e k Politeknik Kesehatan
Kemenkes Riau.
K o n s u ltan P e re n c a n a PT. Bes Consultant
K on t rak t o r P e l aksa n a PT. Cahaya Riau
Sejahtera
K o n s u ltan P e n ga w as CV. Raissa Gemilang
Konsultan
Jalur perintah
Jalur koordinasi
Gambar 2.3. Hubungan Organisasi Proyek
Dalam melaksanakan suatu proyek besar maupun kecil diperlukan suatu
organisasi yang mengelola dan mengontrol jalannya pelaksanaan proyek,
organisasi proyek tersebut harus mempunyai badan hukum serta personil yang
dapat bekerjasama secara kolektif dan kualitatif agar mendapat hasil yang baik.
Struktur organisasi pekerjaan adalah satu kesatuan yang saling
berhubungan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Sedapat mungkin segala urusan di dalam proyek dapat diselesaikan
dengan sebaik-baiknya, jika terdapat ketidakcocokan pendapat, maka dapat
diselesaikan dengan baik-baik demi kelancaran proyek.
Tujuan dari organisasi proyek itu sendiri adalah:
1. Untuk mendapatkan mutu produktivitas pekerjaan yang baik.
2. Untuk memudahkan menjalin koordinasi dan komunikasi antara masing-
masing pekerjaan sehingga akan mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
3. Mempercepat pekerjaan karena adanya pembagian tanggung jawab.
4. Mengembangkan dan menyatukan personil-personil proyek untuk
mendapatkan tujuan yang diharapkan.
Adapun pihak-pihak yang berperan di dalam organisasi proyek
Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan Pekanbaru adalah:
1. Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek (owner) adalah seseorang atau badan hukum baik swasta
maupun instansi pemerintah yang mempunyai dana, ide, gagasan, dan kehendak
atas suatu pekerjaan sehubungan dengan kepentingan akan hasil pekerjaan
tersebut, dimana atas dasar suatu kesepakatan memberikan kepercayaan kepada
pihak lain, baik untuk mengawasi (Konsultan Pengawas), maupun untuk
melaksanakan pekerjaan (Kontraktor Pelaksana).
A. Tugas-tugas dan tanggung jawab dari owner menurut Dipohusodo (1996)
adalah :
1. Memberi tugas kepada perencana untuk membuat gambar rencana dan
hitungan rencana serta menyetujuinya bila telah disepakati,
2. Membayar seluruh biaya yang diperlukan untuk mewujudkan rencana sesuai
dengan persetujuan pemborong,
3. Memberikan surat perintah kerja kepada pelaksana/kontraktor,
4. Menolak hasil kerja bila tidak sesuai dengan bestek,
B. Wewenang Pemilik Proyek adalah:
1. Menempatkan seorang ahli sebagai wakilnya untuk mengawasi pekerjaan,
2. Menyetujui atau menolak perubahan kerja yang telah disepakati,
3. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek apabila tidak
dapat melaksanakan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati.
Pemilik Proyek atau sebagai owner Pembangunan Gedung Pendidikan
Politeknik Kesehatan Pekanbaru ini adalah Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk
bertindak selaku perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal,
interior, dan landscape dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis
maupun administratif.
A. Tugas konsultan perencana adalah:
1. Merencanakan desain struktural, membuat gambar struktur serta
menghitung anggaran biaya proyek,
2. Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan perencanaan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menentukan spesifikasi
teknis (persyaratan material, peralatan, dan metode kerja),
3. Menandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan surat perjanjian
dengan kontraktor,
4. Memberi instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas,
5. Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek,
6. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor.
Pada proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan
Pekanbaru ini yang ditunjuk sebagai konsultan perencana adalah PT. BES
CONSULTANT.
3. Konsultan Pengawas
A. Tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah :
1. Memberikan bimbingan dan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
2. Melaksanakan surat menyurat yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
3. Membuat gambar tambahan jika perlu.
4. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
5. Mengawasi dan menguji kualitas dan mutu bahan bangunan.
6. Menyusun dan menyiapkan berita acara pekerjaan
B. Tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah :
1. Konsultan pengawas bertanggung jawab agar pekerjaan yang dikerjakan
kontraktor sesuai dengan kontrak, gambar rencana, peraturan, dan syarat.
2. Konsultan pengawas juga bertanggung jawab terhadap kesalahan yang
dibuat oleh kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan apabila pekerjaan
tersebut dilaksanakan dengan pengawasan dari konsultan pelaksana.
4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima dan
menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjan sesuai dengan peraturan, syarat dan
gambar yang telah tersedia.
Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan
Pekanbaru, kontraktor pelaksana adalah PT. Cahaya Riau Sjahtera yang
merupakan Perusahaan Kontaktor yang berkualifikasi gread 7, struktur organisasi
kontraktor pelaksana dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peratuan dan syarat
yang ditetapkan.
2. Menyerahkan pekerjaan setelah pekerjan selesai secara keseluruhan atau
perbagian sesuai dengan perjanjian.
Direktur UtamaIskandar
AdministrasiSelvi Ofiantari
Project ManagerEverizal Candra, ST/ Co.Rambio Tampubolon, ST
Site ManagerYudi Ismail, ST
Ahli StrukturAfrijon Nur Bagzalbu
PelaksanaIr. H. Isrin Agoes Juru Ukur
AmirullahJuru GambarDeki Imanuel
LogistikJefri Munte
Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Cahaya Riau Sejahtera
2.4.3.2 Hubungan Masing-Masing Pihak Secara Organisasi
Kedudukan masing-masing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa
pemilik proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana. Artinya, kontraktor
pelaksana langsung bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya kepada pemilik
proyek sesuai dengan penawaran. Sedangkan konsultan pengawas bertanggung
jawab kepada pemilik proyek sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kontrak
perjanjian masing-masing. Pola dari hubungan unsur-unsur pelaksana
pembangunan tersebut dapat dilihat seperti bagan pada Gambar 2.5.
Jika hubungan kerja antara organisasi proyek tersebut tidak terjalin dengan
baik maka dapat menyebabkan hambatan pada pelaksanaan proyek. Hambatan
tersebut dapat menyebabkan kegagalan pada bangunan. Menurut undang-undang
RI nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi pasal 25, 26 dan 27, yaitu
kegagalan bangunan dapat terjadi akibat kesalahan perencana/pengawas
konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengguna jasa.
Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa,
ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama
10 (sepuluh) tahun. Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena
kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti
menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi
wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi.
Begitu juga apabila terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena
kesalahan pelaksana konstruksi dan pengguna jasa konstruksi. Hubungan Kerja
Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana
Pemberi tugas dan konsultan perencana memiliki hubungan kerja yang
dituangkan dalam suatu kontrak atau surat perjanjian pekerjaan perencanaan.
Hubungan kerja yang dituangkan dalam perjanjian dimaksudkan agar kedua belah
pihak memiliki ikatan jelas mengenai pembagian tugas, kewajiaban, wewenang
dan tanggung jawab masing – masing. Penyimpangan yang terjadi dapat
diselesaikan berdasarkan ketentuan dan pasal – pasal yang tercantum dalam Surat
Perjanjian Pekerjaan.
a. Hubungan kerja antara pmberi tugas dan kontraktor
Hubungan kerja ini dituangkan dalam kontrak atau Surat Perjanjian
Pemborongan. Hubungan kerja pemberi tugasndengan pengawas hubungan kerja
ini dituangkan dalam surat perjanjian pekerjaan pengawasan.
Perencanaan merupakan suatu proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan
dan cara pencapaiannya.
Perencanaan memiliki 4 tahapan kegiatan yang berlaku untuk semua
perencanaan pada unsur jenjang organisasi.
P E M B E R I T U G A S
1. Menetapkan serangkaian tujuan.
Tanpa rumusan dan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumberdaya nya dengan tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan sekarang
Analisa koordinasi organisasi yang dilakukan dapat menggambarkan kegiatan
selanjutnya, komunikasi yang terbuka dengan paa anggota organisasi, data
keuangan, dan statistic pada saat ini sangat dibutuhkan.
3. Identifikasi segala keudahan dan hambatan
Identifikasi ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi situasi, problem dan
kesempatan yang mungkin terjadi. Kegiatan identifikasi ini merupakan bagian
dari proses perencanaan.
4. Pengembangan serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Tahap terakhir ini merupakan tahap yang melibatkan pengembangan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Perencanaan sangat penting dilakukan terutama oleh manejer proyek
karena dalam menjabarkan misi organisasi akan lebih mudah untuk dipahami.
Melalui perencanaan anggota dalam sebuah organisasi proyek dapat
mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi yang berubah – ubah.
P E M E R I N T A H
U U / P P
U U / P P U U / P P
J a s a
K o n tr a kB ia y a
P e r e n c a n a a n
P r o d u k s iK o n tr a k
B ia y a
P e la k s a n a a n
P e r s y a r a ta n
P E R E N C A N A
P e r a t u r a n P e la k s a n a a n
P E M B O R O N G
R e a lis a s i
Gambar 2.5 Bagan Pola Hubungan Antara Unsur – Unsur Pelaksana
Pembangunan
29
2.4.3.3 Peralatan Kerja
Suatu proyek agar memenuhi target mutu dan lancar dalam pelaksanaan
harus didukung dengan peralatan yang memadai. Berikut ini peralatan kerja yang
digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan
Pekanbaru ialah :
1. Theodolite & Waterpass
Kedua alat ini berfungsi sebagai alat ukur. Theodolite adalah alat yang
berfungsi untuk menentukan beda tinggi, letak dan kedudukan suatu objek
sistem koordinat. Waterpass digunakan untuk pengukuran beda tinggi,
ketinggian elevasi dan sifat datar dari suatu permukaan. Pemakaian kedua alat
tersebut ditunjang oleh alat-alat bantu lainnya seperti rambu ukur, meteran,
prisma dan lainsebagainya.
2. Concrete Mixer Truck
Concrete mixer truck adalah truk khusus yang dilengkapi dengan
concrete mixer yang fungsinya sama seperti molen dengan kapasitas 6 m3 dan
merupakan kendaraan yang dilengkapi dengan tabung sebagai tempat
pencampuran beton sekaligus sebagai sarana untuk mengangkut beton dari
concrete batching plan ke lokasi pekerjaan.
3. Hydraulic Static Pile Driver
Alat ini digunakan untuk proses pemancangan pondasi tiang pancang dengan cara menekan (jack-in).
4. Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)
Alat ini adalah alat yang digunakan untuk memotong besi / baja polos
sesuai dengan panjang yang dikehendaki.
5. Mesin LasMesin las merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi. Fungsinya sebagai alat untuk penyambung baja, penggunaan mesin
las sebagai alat penyambung baja pada pekerjaan konstruksi, membuat waktu
pekerjaan menjadi relatif lebih cepat.
30
6. Gerobak Sorong
Alat ini digunakan untuk mengangkut material bangunan ke tempat lain
sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.
7. Peralatan Pembantu Lainnya, seperti: tang / kakak tua, bar bender, gergaji, ember, meteran, palu, jack hammer, gerinda, sekop, dan lain-lain.
2.4.3.4 Waktu Kerja
Waktu kerja atau jam kerja adalah waktu yang telah ditetapkan untuk
memulai atau mengakhiri suatu pekerjaan dalam satu hari kerja. Adapun
pembagian waktu kerja pada pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan
Politeknik Kesehatan Pekanbaru adalah:
a. Jam Kerja Reguler/Biasa
Jam kerja reguler merupakan jumlah jam dalam satu hari kerja, yaitu:
1. jam 08.00 sampai jam 12.00 WIB : jam kerja
2. jam 12.00 sampai jam 13.00 WIB : jam istirahat
3. jam 13.00 sampai jam 18.00 WIB : jam kerja
b. Jam Kerja Tambahan/Lembur
Jam kerja lembur adalah waktu kerja diluar jam kerja reguler. Jam kerja
lembur biasanya dilaksanakan untuk mengejar target pekerjaan.
2.4.3.5 Keselamatan Kerja
Menurut Ervianto (2005) Keselamatan kerja merupakan suatu
permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena
mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi,
aspek hukum, pertanggungjawaban, serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal
tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun di sana
sini sering terjadi perubahan perilaku.
Lokasi proyek merupakan salah satu lingkungan kerja yang mengandung
resiko cukup besar. Tim manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab
selama proses pembangunan berlangsung harus mendukung dan mengupayakan
program-program yang dapat menjamin agar tidak terjadi atau meminimalkan
kecelakaan kerja atau tindakan-tindakan pencegahannya.
31
Kesuksesan program keselamatan kerja konstruksi tidak lepas dari peran
berbagai pihak yang saling terlibat, berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah
seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan pembangunan proyek
konstruksi, yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh manajemen dari berbagai
pihak yang terkait di dalamnya. Masing – masing pihak mempunyai tanggung
jawab bersama yang saling mendukung untuk keberhasilan pelaksanaan proyek
konstruksi yang ditandai dengan evaluasi positif dari pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam penerapan program keselamatan kerja bidang konstruksi,
diperlukan pendekatan – pendekatan agar lebih mudah dijalankan, terutama dalam
proses pelaksanaannya. Bentuk – bentuk pendekatan dalam menjalankan program
ini adalah pendekatan perilaku dan pendekatan fisik.
Pada Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Politeknik Kesehatan
Pekanbaru, Gambar 2.6 merupakan flow chart kecelakaan kerja oleh Kontraktor
PT. Cahaya Riau Sejahtera.
32
Terjadi kecelakaan KerjaMeninggal dunia
AmankanTKP
Lapor ke Tim K3Unit Proyek
Jenazah (Visum di rumah sakit)
Lapor ke P3K3Wilayah/ Cabang
Lapor ke kepalaProyek
Lapor ke polisi terdekat
Surat Keterangan
polisi
InvestigasiKirim Kabar ke Keluarga
Laporan keJamsostek
Korban dibawa ke keluarga
Laporan investigasi Ahli Waris
Penyelesaian klaim
asuransi
Korban dimakamkan
Menapkan dokumen oleh
ahli warisSantunan
Selesai
Gambar 2.6 Flow Chart Kecelakaan Kerja Meninggal Dunia