Upload
operator-warnet-vast-raha
View
63
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara/rakyat selalu berada dalam bingkai
interaksi politik diantara keduanya dalam wujud organisasi negara. Hubungan negara dan
rakyat ini dapat tergambarkan dalam icon yang diberi label demokrasi. Sejak lama, sebagai
gambaran besar, demokrasi menjadi cara terbaik dalam perkembangan organisasi negara
modern.
Demokrasi sebagai aspek penting berkaitan dengan pemerintahan dengan hirarki
kekuasaan yang terdapat dalam suatu sistem politik negara. Artinya, akan terdapat sistem
politik nasional yang didalamnya terdapat sub sistem politik daerah dalam bingkai sistem
negara yang dianutnya. Hirarki suatu negara jangkauan pengaruh, dapat merujuk pada dua
jenis atau kelompok demokrasi, yaitu demokrasi dalam lingkup negara dan demokrasi lokal.
Indonesia adalah negara yang terkenal dengan politik yang partisipan yang mana ditandai
dengan kesadaran politik yang sangat tinggi dari masyarakat. Masyarakat dapat
mengungkapkan pendapat dan aktif dalam kegiatan politik. Dan merupakan suatu budaya
politik yang dimana masyarakatnya memiliki pemahaman yang baik tentang dimensi penentu
politik.
Dari pernyataa diatas menjadi alasan bagi penulis mengambil judul “Pengaru tingkat
pendidikan formal dan komunikasi massa terhadap keterbukan politik masyarakat di Desa
Lapokainse, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan formal dan komunikasi massa terhadap
keterbukaan masyarakat Desa Lapokainse, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna?
2. Sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan formal dan komunikasi massa terhadap
keterbukaan masyarakat Kelurahan Majjelling Wattang Kecamatan Maritengngae?
C. Tujua Penelitian
1. Untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana pengaruh tingkat pendidikan formal dan
komunikasi massa terhadap keterbukaan masyarakat Desa Lapokainse, Kecamatan Kusambi
Kabupaten Muna
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan formal dan komunikasi
massa terhadap keterbukaan masyarakat masyarakat Desa Lapokainse, Kecamatan Kusambi
Kabupaten Muna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Konsep Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu
meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi
kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat,
dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari
sudut perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana
tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Dengan kata lain,
pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam
perkembangan anak.
2. Tujuan Pendidikan
Telah kita ketahui bersama bahwa berhasil tidaknya suatu usaha atau kegiatan tergantung
kepada jelas tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh orang atau lembaga yang
melaksanakannya. Berdasarkan pada pernyataan ini, maka perlunya suatu tujuan dirumuskan
sejelas-jelasnya dan barulah kemudian menyusun suatu program kegiatan yang objektif
sehingga segala energi dan kemungkinan biaya yang berlimpah tidak akan terbuang sia-sia.
Apabila kita mau berbicara tentang pendidikan umumnya, maka kita harus menyadari bahwa
segala proses pendidikan selalu diarahkan untuk dapat menyediakan atau menciptakan
tenaga-tenaga terdidik bagi kepentingan bangsa, negara, dan tanah air. Apabila negara,
bangsa dan tanah air kita membutuhkan tenaga-tenaga terdidik dalam berbagai macam bidang
pembangunan, maka segenap proses pedidikan termasuk pula sistem pendidikannya harus
ditujukan atau diarahkan pada kepentingan pembangunan masa sekarang dan masa-masa
selanjutnya.
GBHN tahun 1999 mencantumkan tentang tujuan pendidikan nasional :
”Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa”
Selanjutnya tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 yang menyatakan:
”Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
B. Komunikasi Massa
1. Defenisi Komunikasi
kata komuniksi atau Communication dalam istilah bahasa inggris berasal dari kata latin
communicatus yang berarti menjadi milik bersama atau berbagi. Kata sifatnya communis
yang bermakna umum atau bersama-sama. Sehingga dengan demikian komunikasi menurut
Lexicographer (seorang ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan
berbagi untuk mencapai kebersamaan (Fajar, 2009;31). Wilbur Schramm menyatakan
komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process).
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung (melalui media).
2. Masyarakat
Community dalam bahasa yunani adalah “persahabatan”. Sebagai refleksi dari arti kata
tersebut, aristoteles mengemukakan bahwa manusia yang hidup bersama dalam masyarakat
karena mereka menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan dasar
mereka dan untuk menemukan makna kehidupan. Masyarakat dalam konteks pemberdayaan
masyarakat adalah masyarakat atau community dalam bahasa inggris atau juga komunitas.
Secara etimologis “ community” berasal dari komunitas yang berakar pada comunete atau
comman.
Community mempunyai dua arti (Talizi,1990-49) :
a. Sebagai kelompok social yang bertempat tinggal di lokasi tertentu, memiliki kebudayaan
dan sejarah yang sama
b. Sebagai suatu pemuliman yang terkecil di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas kota
kecil ada kota atau kota besar (city).
Hillery (1995) dan lewis (1977) telah menyimpulkan banyak literature dan mengusulkan
empat komponen utama untuk mendefinisikan konsep komunitas. Pertama dan terutama
bahwa komunitas melibatkan manusia. Wilayah dan tempat tinggal juga menjadi elemen
dalam pembangunan masyarakat. Tetapi., tidak semua penulis menambahkan wilayah, tanah,
atau batas wilayah dalam definisi komunitas mereka. Wilkinson (1986) berpendapat bahwa
komunitas adalah manusia yang hidup bersama dalam ekologi setempat dengan batasan
wilayah yang biasa. Tetapi beliau menulis kebiasaan batasan adalah tidak relevan apabila
dijadikan salah satu pencaharian karakteristik utama dari suatu komunitas atau lingkungan.
Thomas Hobber mengemukakan bahwa komunitas adalah sebuah proses alamiah dimana
orang-orang yang hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan mereka, Hobbes merasa
bahwa kepentingan diri sendiri dapat ditemukan dalam kelompok.
3. Keterbukaan Politik Masyarakat
Salah satu ciri masyarakat berdemokrasi adalah adanya keterbukaan. Di antara berbagai pihak
dan bahkan institusi diharuskan membuka diri. Selain itu semua orang dianggap sama di
hadapan hukum, sosial, dan juga politik. Hal-hal yang bersifat publik tidak boleh ditutupi-
tutupi. Itulah keadaan masyarakat terbuka.
Dalam masyarakat terbuka seperti itu tidak boleh ada pihak-pihak yang merasa memiliki hak
khusus atau istimewa. Semua diperlakukan secara sama. Kalu terdapat perbedaan, maka
hanya menyangkut hal tertentu dan harus didasarkan pada peraturan yang jelas. Itulah
kehidupan bersama atas dasar keterbukaan.
Hak-hak dan kewajiban dalam masyarakat terbuka diatur secara jelas. Siapapun harus
mengikuti aturan itu. Selain itu, bagi siapa saja yang melakukan kesalahan di ranah publik
akan dikenai sanksi hukum. Di hadapan hukum, semua orang tidak ada yang diperlakukan
secara khusus. Semua orang diperlakukan secara sama.
4. Kerangka Pikir
Politik merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menjalankan urusan
kenegaraan untuk menciptakan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera, namun semua
itu tergantung dari peluku politik itu sendiri dimana seorang pemerintah baik dari tingkat
pusat sampai pemerintah di tingkat daerah berperan penting dalam mengatur dan mengolah
Negara demi terwujudnya harapan bangsa dan Negara.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di masyarakat Desa Lapokainse, Kecamatan Kusambi Kabupaten
Muna Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan efektifitas dan efesiensi, baik
waktu maupun dana yang tersedia.
B. Tipe dan Dasar Penelitian
1. Tipe penelitian bersifat deskriktif kualitatif yaitu: memberikan gambaran tentang
masalah yang diteliti, menyangkut pengaruh pendidikan dan komunikasi massa terhadap
keterbukaan politik masyarakat.
2. Dasar penelitian yang dilakukan adalah survey yaitu: dengan mengumpulkan suatu
peristiwa atau proses tertentu dengan memilih data atau menentukan ruang lingkup tertentu
sebagai sampel yang dianggap refresentatif.
C. Populasai dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini diambil dari warga
masyarakat Desa Lapokainse, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna umur 20 sampai 50
tahun. Jumlah keseluruhan populasi adalah 279 orang.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang seakurat mungkin mengenai variabel yang akan dikaji,
peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu:
Teknik pengumpulan data melalui observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung
di lapangan atau di lokasi penelitian yaitu di wilayah Kecamatan Maritengngae Kabupaten
Sidenreng Rappang dengan cara mengamati dan memperhatikan gejala atau fenomena yang
berkaitan dengan keterbukaan politik masyarakat di masyarakat Desa Lapokainse,
Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna, dimana data-data yang didapatkan akan dijadikan
sebagai bahan tambahan yang diperlukan dalam pembahasan penelitian ini.
Adapun pelaksanaan observasi dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Tahap persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mengunjungi satu demi satu masyarakat yang menjadi sampel
penelitian, kemudian dilakukan pengisian hasil observasi dalam pedoman yang telah dibuat
dalam bentuk memberi tanda (V) pada kolom jawaban hasil observasi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep komunitas masyarakat yang baik (good community) mengandung Sembilan nilai (the
competent community) (talizi, 1990 : 57-58) yaitu:
1. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang lain berdasar hubungan
pribadi.
2. Komunitas memiliki otonomi, kewenangaan,dan kemampuan mengurus kepentingan
sendiri.
3. Memiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
4. Distribusi kekayaan yag merata, setiap orang berkesempatan yang sama dan bebas
menyatakan kehendaknya.
5. Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi aktif dalam mengurus kepentingan
bersama.
6. Komunitas member makna kepada anggotanya sejauh manakah pentingnya komunitas
bagi seorang anggota.
7. Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan perbedaan pendapat.
8. Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin
pada yang berkepentingan.
9. Di dalam komunitas bisa terjadi konflik, namun komunitas memiliki kemampuan
untuk managing conflict
DAFTAR PUSTAKA
1. Afdjani, Hadiono. 2003. Komunikasi Politik dalam Era Keterbukaan. Suara Merdeka,
3 Februari.
2. Astrid, Susanto. 1993. Pengantar Studi Komunikasi Politik. Bandung: Orbit Shakti.
3. Budiardjo, Miriam 1991, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
4. Bran, Asian. Pengertian Pendidikan, http://www.slideshare.net
5. Dennis McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga.
TUGAS : MID
PROPOSAL PENELITIAN
KEBAHASAAN DAN SOSIAL DI DESA BANGUNSARI
KECAMATAN LASALEPA KABUPATEN MUNA
DISUSUN OLEH :
NAMA : SUBANDI
STAMBUK : 21208281
JURUSAN : ILMU PEMERINTAHAN
MATA KULIAH : METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
Proposal Penelitian ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen.
Proposal Penelitian ini membahas tentang “KEBAHASAAN DAN SOSIAL DI DESA
BANGUNSARI KECAMATAN LASALEPA KABUPATEN MUNA”
semoga dengan Proposal Penelitian yang saya susun ini kita sebagai mahasiswa
UMK dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui Proposal Penelitian yang saya susun ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu
selaku Dosen pembimbing kami serta teman-teman sekalian, karena kritik dan saran
itu dapat membangun saya dari yang salah menjadi benar.
Semoga Proposal Penelitian yang saya susun ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Raha, Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................. 2
D. Manfaat Hasil Penelitian..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
A. Konsep Pendidikan
B. Komunikasi Massa
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 5
A. Lokasi Penelitian............................................................................................. 5
B. Tipe dan Dasar Penelitian......................................................................... 5
C. Populasai dan Sampel.................................................................................... 5
D. Tehnik Pengumpulan Data......................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………............................………………................................ 6
3.2 Saran.................................................................................................................... 7
TUGAS : MID
PROFIL DESA BANGUNSARI
DISUSUN OLEH :
NAMA : SUBANDI
STAMBUK : 21208281
JURUSAN : ILMU PEMERINTAHAN
MATA KULIAH : SOSIOLOGI KOTA DAN DESA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2014
TUGAS : MID
PROFIL DESA LOGHIA
DISUSUN OLEH :
NAMA : ARI YANTI
STAMBUK : 21208252
JURUSAN : ILMU PEMERINTAHAN
MATA KULIAH : SOSIOLOGI KOTA DAN DESA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2014