46

© 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan
Page 2: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes ii

© 2020, Tim Riset PPATK

PENILAIAN RISIKO SEKTORAL TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

HASIL TINDAK PIDANA PASAR MODAL

ISBN : 978-602-9285-36-9

Ukuran Buku : 295 x 210 mm

Jumlah Halaman : vii + 36 Halaman

Naskah : Tim Riset PPATK dan Bareskrim POLRI

Diterbitkan Oleh : Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Indonesia

Cetakan Pertama : Maret 2020

INFORMASI LEBIH LANJUT:

Tim Penyusun

Jl. Trunojoyo No.3, RT.2/RW.1, Selong, Kec. Kby. Baru,

Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

Telepon: (021) 7220802

website: www.polri.go.id dan www.ppatk.go.id

Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.

Dilarang memperbanyak isi buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun tanpa izin

penerbit, kecuali untuk pengutipan dalam penulisan artikel atau karangan ilmiah.

Page 3: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah–Nya sehingga pada akhirnya

Kepolisian Negara Republik Indonesia bersama dengan

PPATK, Otoritas Jasa Keuangan, Kejaksaan Agung RI dan

Mahkamah Agung RI telah melakukan Penilaian Risiko

Sektoral Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak

Pidana Pasar Modal tahun 2020.

Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa tindak

pidana pasar modal merupakan salah satu tindak pidana

asal pencucian uang yang berisiko tinggi. Dalam dokumen

Strategi Nasional, upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan

pendanaan terorisme tahun 2019 dimandatkan untuk dilakukannya penilaian risiko sektoral

untuk memahami risiko utama secara komprehensif serta langkah mitigasi risiko yang efektif

terhadap pencucian uang hasil tindak pidana pasar modal.

Kepolisian Negara Republik Indonesia menyambut baik penyusunan Penilaian Risiko Sektoral

Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Pasar Modal ini. Kami berharap bahwa

dokumen ini dapat bermanfaat dalam perumusan kebijakan internal dalam penanganan

perkara di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan

serta memperkuat pengawasan sektor pasar modal oleh seluruh pihak stakeholders terkait.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah

memberikan kontribusi terhadap penyusunan Penilaian Risiko Sektoral Tindak Pidana

Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Pasar Modal ini. Semoga amal usaha kita diridai Allah

SWT. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Maret 2020 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRS. IDHAM AZIS, M.SI

JENDRAL POLISI

Page 4: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

iv iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah–Nya, maka PPATK bersama stakeholders

rezim Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan

Terorisme (APU dan PPT) yang tergabung dalam Komite TPPU

dapat menyelesaikan penyusunan dokumen “Penilaian Risiko

Sektoral Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana

Pasar Modal tahun 2020”.

Melalui hasil penilaian tersebut, diharapkan dapat menjadikan

dasar dalam perumusan kebijakan strategis dan prioritas bagi

pihak pemangku kepentingan utama diantaranya Kepolisian

Negara Republik Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam memitigasi risiko utama yang

teridentifikasi dalam “Penilaian Risiko Sektoral Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak

Pidana Pasar Modal tahun 2020”. Dokumen ini menjadi bukti komitmen Pemerintah Indonesia

dalam memitigasi risiko utama pada tindak pidana asal (predicate crime) yang berisiko tinggi

terhadap pencucian uang di Indonesia sesuai pada Indonesia’s Risk Assessment on ML

Updated 2019.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah

memberikan kontribusi terhadap penyusunan Penilaian Risiko Sektoral Tindak Pidana

Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Pasar Modal ini. Semoga amal usaha kita diridai Allah

SWT. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta Maret 2020 KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KIAGUS AHMAD BADARUDDIN

Page 5: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes v

Page 6: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Hasil Pengkinian Penilaian Risiko Indonesia terhadap Pencucian Uang Tahun 2015 telah

memetakan risiko pencucian uang berdasarkan tindak pidana asal yang menunjukan bahwa

adanya 5 (lima) Tindak Pidana Asal yang memiliki risiko tinggi, diantaranya Tindak Pidana

Narkotika, Korupsi Perbankan, Kehutanan dan Pasar Modal.

Untuk merespon hal tersebut, Pemerintah Indonesia telah menyusun Strategi Nasional

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan

Pendanaan Terorisme tahun 2019 yang menyatakan` bahwa aksi prioritas untuk memitigasi

risiko tersebut diantaranya melalui penyusunan Penilaian Risiko Sektoral Penanganan

Perkara Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Pasar Modal atau Sectoral Risk Assessment

on Capital Market Crimes. Pemangku kepentingan dalam tindak lanjut Aksi Strategi Nasional

(Stranas) tersebut diantaranya Kepolisian Negara Republik Indonesia, Otoritas Jasa

Keuangan serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Penilaian sektoral ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif selama periode 2017 s.d.

2019 dari berbagai sumber yang diperoleh oleh anggota tim. Sumber data dan informasi ini

termasuk Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM), Hasil Analisis atau Hasil

Pemeriksaan PPATK, Penyidikan, Penuntutan dan Putusan Pengadilan, serta studi kasus.

Pelaksanaan indepth study dalam penilaian ini juga dilakukan bersama Aparat Penegak

Hukum, Lembaga Pengawas dan Pengatur serta PPATK untuk melakukan self – assessment

dan identifikasi tipologi dan indikator transaksi keuangan mencurigakan yang berlaku.

Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik

pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan risiko tinggi. Kemudian,

Tanpa Perizinan, Persetujuan dan Pendaftaran memiliki risiko menengah. Selanjutnya.

Informasi Menyesatkan, Fraud atau Penipuan dan Informasi Orang Dalam memiliki risiko

rendah. Berdasarkan profil pelaku kejahatan diketahui bahwa Pegawai Swasta memiliki

risiko tinggi. Selanjutnya, profil Pengusaha dan Badan Usaha (PT) memiliki risiko menengah.

Selanjutnya berdasarkan sebaran wilayah, diketahui bahwa DKI Jakarta memiliki tingkat

risiko tinggi terjadinya pencucian uang hasil tindak pidana pasar modal.

Page 7: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iv

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... viii

PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1

RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI ........................................................................... 2

KLASIFIKASI RISIKO ........................................................................................................ 3

FRAMEWORK PENILAIAN RISIKO .................................................................................. 4

PENILAIAN RISIKO, TIPOLOGI DAN STUDI KASUS ......................................................... 5

REGULASI PENANGANAN PERKARA PENCUCIAN UANG HASIL TINDAK PIDANA

PASAR MODAL ................................................................................................................ 5

PASAR MODAL DAN TINDAK PIDANA PASAR MODAL .................................................. 6

HASIL PENILAIAN RISIKO SEKTORAL TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL

TINDAK PIDANA PASAR MODAL .................................................................................... 14

PENILAIAN RISIKO BERDASARKAN JENIS TINDAK PIDANA PASAR MODAL ........... 14

PENILAIAN RISIKO BERDASARKAN PROFIL PELAKU KEJAHATAN ........................... 19

TANTANGAN DAN STRATEGI MITIGASI RISIKO TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

HASIL TINDAK PIDANA PASAR MODAL ......................................................................... 33

TANTANGAN PENANGANAN PERKARA PENCUCIAN UANG HASIL TINDAK PIDANA

PASAR MODAL .............................................................................................................. 33

STRATEGI MITIGASI RISIKO TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL TINDAK

PIDANA PASAR MODAL ................................................................................................ 33

A. Bidang Pencegahan .......................................................................................... 33

B. Bidang Pemberantasan ..................................................................................... 34

C. Bidang Kerjasama ............................................................................................. 34

LAMPIRAN 1 ...................................................................................................................... 35

METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................................... 35

LAMPIRAN 2 ...................................................................................................................... 36

MATRIKS PENILAIAN RISIKO SEKTORAL TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL

TINDAK PIDANA PASAR MODAL .................................................................................. 36

Page 8: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Pasar Modal Indonesia ........................................................................... 7

Gambar 2 Pemetaan Hasil Penilaian Risiko pada Jenis Tindak Pidana Pasar Modal ......... 14

Gambar 3 Studi Kasus 1 Manipulasi Pasar ......................................................................... 16

Gambar 4 Jumlah Pengumuman Unsual Market Activity (UMA) & Suspensi ....................... 18

Gambar 5 Pemetaan Hasil Penilaian Risiko pada Profil Pelaku .......................................... 20

Gambar 6 Studi Kasus 2 – Manipulasi Pasar ...................................................................... 21

Gambar 7 Pemetaan Hasil Penilaian Risiko pada Wilayah Tindak Pidana .......................... 25

Page 9: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hasil Pengkinian Penilaian Risiko

Indonesia terhadap Pencucian Uang

Tahun 2015 telah memetakan risiko

pencucian uang diantaranya berdasarkan

tindak pidana asal yang menunjukan

bahwa Tindak Pidana Narkotika, Korupsi,

Perbankan, Kehutanan dan Pasar Modal

merupakan tindak pidana asal pencucian

uang yang memiliki risiko tinggi.

Untuk merespon hal tersebut, Pemerintah

Indonesia telah menyusun Strategi

Nasional dalam Upaya Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang dan Pendanaan Terorisme Tahun

2019 yang menyatakan bahwa aksi

priotitas untuk memitigasi risiko tersebut

diantaranya melalui penyusunan Penilaian

Risiko Sektoral Penanganan Perkara

Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana

Pasar Modal atau Sectoral Risk

Assessment on Capital Market Crimes.

Pemangku kepentingan dalam tindak lanjut

Strategi Nasional (Stranas) tersebut

diantaranya Kepolisian Negara Republik

Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan.

Penilaian Risiko Sektoral Penanganan

Perkara Pencucian Uang Hasil Tindak

Pidana Pasar Modal ini bertujuan untuk

mencapai pemahaman penanganan

perkara pencucian uang hasil tindak

pidana pasar modal yang lebih baik,

mengidentifikasi risiko utama dan

mengeksplorasi strategi mitigasi untuk

mencegah dan memberantas tindak

pidana pencucian uang dari hasil tindak

pidana pasar modal.

Capaian atau Outcomes dari penilaian ini

akan menjadi dasar untuk pengembangan

koordinasi domestik antara Penegak

Hukum, Lembaga Pengawas dan

Pengatur, dan Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan dalam

mencegah dan memberantas tindak

pidana pencucian uang dari hasil tindak

pidana Pasar Modal, khususnya bagi

penyidik Polri agar menjadi dasar

penyusunan kebijakan strategis

penanganan perkara pencucian yang

berbasis risiko terkait tindak pidana pasar

modal di Bareskrim Polri di Pusat dan

Penyidik Polri di daerah serta memperkuat

kerentanan yang telah terindentifikasi.

Tim Penyusun Penilianan Risiko Sektoral

Tindak Pidana Pasar Modal ini melibatkan

para penegak hukum, lembaga pengawas

dan pengatur serta lembaga intelijen

keuangan, sebagai berikut:

Page 10: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 2

a. Grup Penanganan APUPPT, Otoritas

Jasa Keuangan

b. Departemen Pengawasan Pasar

Modal 1, Otoritas Jasa Keuangan.

c. Depatemen Penyidikan Sektor Jasa

Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan.

d. Departemen Pemeriksaan dan

Penyidikan Pasar Modal, Otoritas Jasa

Keuangan.

e. Direktorat Tindak Pidana Ekonomi

Khusus (Dit Tipideksus) Bareskrim

Polri.

f. Direktorat Pemeriksaan, Riset dan

Pengembangan, Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan.

g. Direktorat Analisis Transaksi, Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan.

h. Direktorat Kerjasama dan Humas,

Pusat Pelaporan dan Analisis

Transaksi Keuangan

i. Direktorat Hukum, Pusat Pelaporan

dan Analisis Transaksi Keuangan.

j. Direktorat Pengawas Kepatuhan,

Pusat Pelaporan dan Analisis

Transaksi Keuangan.

k. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak

Pidana Umum, Kejaksaan Agung RI.

l. Mahkamah Agung RI.

Anggota tim masing – masing berkontribusi

memberikan input dan pengalaman

bersama berdasarkan keahlian mereka

untuk memberikan penilaian risiko sektoral

ini.

RUANG LINGKUP DAN

METODOLOGI

Lingkup Tindak Pidana Pasar Modal dalam

penilaian risiko sektoral ini merujuk pada

Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal.

Penilaian ini berfokus pada penanganan

perkara pada tindak pidana pasar modal

dan hasil pencucian uang dari tindak

pidana pasar modal. Adapun struktur

dalam penilaian ini terdiri dari beberapa

bagian, diantaranya:

a. Identifikasi dan analisis risiko

pencucian uang pada tindak pidana

Pasar Modal berdasarkan karakteristik

jenis tindak pidana Pasar Modal;

b. Identifikasi dan analisis risiko

pencucian uang pada tindak pidana

Pasar Modal berdasarkan profil pelaku

tindak pidana Pasar Modal;

c. Identifikasi dan analisis risiko

pencucian uang pada tindak pidana

Pasar Modal berdasarkan wilayah

terjadinya tindak pidana Pasar Modal;

d. Tipologi Pencucian Uang, termasuk

profil pelaku kejahatan, pihak pelapor,

pola transaksi atau instrumen

transaksi dan jenis karakteristik tindak

pidana Pasar Modal,

e. Redflag atau Indikator Transaksi

Keuangan Mencurigakan Indikasi

Tindak Pidana Pasar Modal.

Page 11: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 3

Penilaian Sektoral ini menggunakan data

kuantitatif dan kualitatif selama periode

2017 s.d. 2019 dari berbagai sumber yang

diperoleh oleh anggota tim. Sumber data

dan informasi ini termasuk Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan, Hasil

Analisis atau Hasil Pemeriksaan PPATK,

Penyidikan, Penuntutan dan Putusan

Pengadilan, Studi Kasus. Pelaksanaan

Indepth Study dalam Penilaian ini juga

dilakukan bersama Pihak Penegak

Hukum, Lembaga Pengawas dan

Pengatur serta PPATK untuk melakukan

self – assessment dan identifikasi tipologi

yang berlaku.

KLASIFIKASI RISIKO1

>7 - 9 TINGGI

Kecenderungan besar terjadi dan/atau

menyebabkan dampak yang signifikan.

Hal ini memerlukan penanganan

sesegera mungkin.

>5 - 7 MENENGAH

Kecenderungan cukup sering terjadi

dan/atau menyebabkan dampak yang

cukup signifikan. Hal ini perlu adanya

upaya perbaikan.

3 - 5 RENDAH

Kecenderungan rendah terjadi dan/atau

menyebabkan dampak yang rendah

atau minimum. Hal ini perlu dilakukan

review secara berkala.

1 Berdasarkan Best Practice International-FATF Guidance. National Money Laundering and Terrorist Financing Risk Assessment. Februari 2013.

Page 12: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 4

FRAMEWORK PENILAIAN RISIKO

RISIKO (Risk)

DAMPAK

(Consequence)

KECENDERUNGAN

(Likelihood)

ANCAMAN

(Threat)

KERENTANAN

(Vulnerability)

X

+

Page 13: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 5

PENILAIAN RISIKO, TIPOLOGI DAN

STUDI KASUS

REGULASI PENANGANAN PERKARA PENCUCIAN UANG HASIL

TINDAK PIDANA PASAR MODAL

Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang (UU

TPPU), hasil tindak pidana adalah Harta

Kekayaan yang diperoleh dari tindak

pidana:

1. korupsi;

2. penyuapan;

3. narkotika;

4. psikotropika;

5. penyelundupan tenaga kerja;

6. penyelundupan migran;

7. di bidang perbankan;

8. di bidang pasar modal;

9. di bidang perasuransian;

10. kepabeanan;

11. cukai;

12. perdagangan orang;

13. perdagangan senjata gelap;

14. terorisme;

15. penculikan;

16. pencurian;

17. penggelapan;

18. penipuan;

19. pemalsuan uang;

20. perjudian;

21. prostitusi;

22. di bidang perpajakan;

23. di bidang kehutanan;

24. di bidang lingkungan hidup;

25. di bidang kelautan dan perikanan;

atau

26. tindak pidana lain yang diancam

dengan pidana penjara 4 (empat)

tahun atau lebih,

yang dilakukan di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia atau di

luar wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan tindak pidana tersebut

juga merupakan tindak pidana menurut

hukum Indonesia.

Kewenangan untuk melakukan

penyidikan tindak pidana pencucian

uang dilakukan oleh penyidik tindak

pidana asal sebagaimana tersebut di

atas sesuai dengan ketentuan Pasal 74

Undang-Undang No. 8 Tahun 2020

tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang. Dalam penjelasan

Pasal 74 dinyatakan bahwa Penyidik

Polri memiliki wewenang untuk

melakukan penyidikan tindak pidana

pencucian uang.

Page 14: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 6

Wewenang Penyidik Polri dalam

penyidikan tindak pidana pencucian

uang mencakup:

1. memerintahkan kepada Pihak

Pelapor untuk melakukan

penundaan transaksi terhadap

Harta Kekayaan yang diketahui

atau patut diduga merupakan hasil

tindak pidana;

2. memerintahkan kepada Pihak

Pelapor untuk melakukan

pemblokiran Harta Kekayaan yang

diketahui atau patut diduga

merupakan hasil tindak pidana dari

orang yang telah dilaporkan oleh

PPATK kepada Penyidik dan/atau

Tersangka;

3. meminta Pihak Pelapor untuk

memberikan keterangan secara

tertulis mengenai Harta Kekayaan

dari orang yang telah dilaporkan

oleh PPATK kepada penyidik

dan/atau tersangka.

PASAR MODAL DAN TINDAK

PIDANA PASAR MODAL

Pasar modal (capital market) merupakan

pasar untuk berbagai instrumen keuangan

jangka panjang yang dapat

diperjualbelikan, baik surat utang

(obligasi), ekuiti (saham), reksadana,

instrumen derivatif maupun instrumen

lainnya. Pasar modal merupakan sarana

pendanaan bagi perusahaan maupun

institusi lain (misalnya pemerintah), dan

sebagai sarana bagi kegiatan

berinvestasi. Dengan demikian, pasar

modal memfasilitasi berbagai sarana dan

prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan

terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang

diperdagangkan di pasar modal

merupakan instrumen jangka panjang

(jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti

saham, obligasi, waran, right, reksadana,

dan berbagai instrumen derivatif seperti

option, futures, dan lain – lain.

Pengaturan Pasar Modal telah diatur

dalam ketentuan Undang-Undang Nomor

8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Berdasarkan ketentuan tersebut

dinyatakan bahwa pasar modal sebagai

“kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan

efek yang diterbitkannya, serta lembaga

dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Dalam perkembangannya, lembaga yang

berwenang menjadi Badan Pengawas

Pasar Modal Indonesia telah diambil alih

dari Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK)

menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hal tersebut tercantum dalam peraturan

Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2011

tentang Otoritas Jasa Keuangan. Secara

keseluruhan struktur Pasar Modal di

Indonesia dengan rincian sebagai berikut:

Page 15: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 7

Gambar 1 Struktur Pasar Modal Indonesia

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

a. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

adalah Otoritas Pasar Modal saat

ini sesuai Pasal 6 Huruf b Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2011

tentang Otoritas Jasa Keuangan.

OJK menggantikan posisi Badan

Pengawas Oasar Modal dan

Kembaga Keuagan. OJK

melaksanakan tugas pengaturan

dan pengawasan terhadap

kegiatan jasa keuangan di sektor

Pasar Modal.

b. Bursa efek (Bursa Efek Indonesia)

adalah pihak yang

menyelenggarakan dan

menyediakan sistem atau sarana

untuk perdagangan efek.

c. Lembaga Kliring dan Penjaminan

(Kliring Penjaminan Efek

Indonesia – KPEI) adalah pihak

yang menyediakan jasa kliring dan

penjaminan penyelesaian

transaksi bursa yang teratur, wajar

dan efisian.

d. Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian (Kustodian Sentral

Efek Indonesia-KSEI) adalah

salah satu pihak Self – Regulatory

Organization (SRO) yang

berfungsi sebagai lembaga

pengawas dan pengatur di Pasar

Page 16: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 8

Modal Indonesia dengan

menyediakan jasa kustodian

sentral dan penyelesaian transaksi

efek yang teratur, wajar dan

efisien. Dalam mendukung

perkembangan Pasar Modal

terutama dari sisi peningkatan

jumlah investor dan peningkatan

jumlah penyelesaian transaksi,

KSEI telah menerapkan kewajiban

kepemilikan Single Investor

Identification (SID) dan

implementasi sistem pengelolaan

investasi terpadu (S – INVEST)

yaitu platform yang terintegrasi

untuk industri pengelolaan

investasi.

e. Perusahaan Efek adalah pihak

yang melakukan kegiatan usaha

sebagai Penjamin Emisi Efek,

Perantara Pedagang Efek, dan

atau Manajer Investasi (Pasal 1

angka 21 UU Pasar Modal).

o Manajer Investasi adalah

Pihak yang kegiatan

usahanya mengelola

Portofolio Efek untuk para

nasabah atau mengelola

portofolio investasi kolektif

untuk sekelompok nasabah,

kecuali perusahaan asuransi,

dana pensiun, dan bank yang

melakukan sendiri kegiatan

usahanya berdasarkan

peraturan

perundangundangan yang

berlaku (Pasal 1 angka 11 UU

Pasar Modal).

o Penjamin Emisi Efek adalah

pihak yang membuat kontrak

dengan Emiten untuk

melakukan Penawaran Umum

bagi kepentingan Emiten

dengan atau tanpa kewajiban

untuk membeli sisa efek yang

tidak terjual (Pasal 1 angka 17

UU Pasar Modal).

o Perantara Pedagang Efek

adalah pihak yang melakukan

kegiatan usaha jual beli Efek

untuk kepentingan sendiri

atau pihak lain (Pasal 1 angka

18 UU Pasar Modal).

f. Lembaga Penunjang Pasar Modal

adalah institusi penunjang yang

turut serta mendukung

pengoperasian Pasar Modal dan

bertugas dan berfungsi melakukan

pelayanan kepada pegawai dan

masyarakat umum. Lembaga.

Penunjang ini terdiri dari Bank

Kustodian, Biro Administrasi Efek,

Wali Amanat, dan Pemeringkat

Efek.

Bank Kustodian merupakan bank

yang mendapatkan persetujuan

dari Otoritas Jasa Keuangan untuk

bertindak sebagai pihak yang

memberikan jasa penitipan efek

dan harta lain yang berkaitan

dengan efek serta jasa lain.

Page 17: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 9

Termasuk menerima dividen,

bunga, dan hak-hak lain,

menyelesaikan transaksi efek,

serta mewakili pemegang

rekening yang menjadi

nasabahnya.

o Biro Administrasi Efek adalah

perseroan yang dapat

menyelenggarakan kegiatan

usaha berdasarkan kontrak

dengan Emiten untuk

pencatatan pemilikan efek

dan pembagian hak yang

berkaitan dengan efek

sebagai Biro Administrasi

Efek dan telah mendapat izin

dari Otoritas Jasa Keuangan.

o Wali Amanat adalah pihak

yang mewakili kepentingan

pemegang efek bersifat utang

atau sukuk untuk melakukan

penuntutan baik di dalam

maupun di luar pengadilan,

yang berkaitan dengan

kepentingan pemegang efek

bersifat utang atau sukuk

tersebut tanpa surat kuasa

khusus. Pengguna jasa Wali

Amanat ditentukan dalam

peraturan penggunaan jasa

Wali Amanat oleh Emiten

dalam penerbitan efek yang

bersifat utang jangka panjang

atau sukuk, seperti obligasi.

o Perusahaan Pemeringkat

Efek adalah Penasihat

Investasi berbentuk

Perseroan Terbatas yang

melakukan kegiatan

pemeringkatan dan

memberikan peringkat. Dalam

melaksanakan kegiatannya,

Perusahaan Pemeringkat

Efek wajib terlebih dahulu

mendapatkan izin usaha dari

Otoritas Jasa Keuangan.

Perusahaan Pemeringkat

Efek wajib melakukan

kegiatan pemeringkatan

secara independen, bebas

dari pengaruh pihak yang

memanfaatkan jasa

Perusahaan Pemeringkat

Efek, obyektif, dan dapat

dipertanggungjawabkan

dalam pemberian peringkat.

o Perusahaan Pemeringkat

Efek dapat melakukan

pemeringkatan atas obyek

pemeringkatan sebagai

berikut:

i. Efek bersifat utang,

sukuk, efek beragun

aset atau efek lain yang

dapat diperingkat;

ii. Pihak sebagai entitas

(company rating),

termasuk reksadana

dan dana investasi real

– estate berbentuk

kontrak investasi

kolektif.

g. Profesi Penunjang adalah pihak-

pihak yang telah terdaftar di

Page 18: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 10

Otoritas Jasa Keuangan, yang

persyaratan dan tata cara

pendaftarannya ditetapkan

dengan peraturan pemerintah.

Profesi penunjang membantu

pelaksanaan transaksi Emiten

atau Perusahaan Publik. Namun

demikian, kegiatan profesi

dilakukan secara independen dan

tidak dapat dipengaruhi oleh

kepentingan penggunanya (user).

Profesi penunjang ini terdiri dari

Akuntan,

Konsultan Hukum, Penilai,

Notaris, dan Profesi Lain.

o Akuntan adalah pihak yang

bertugas menyusun,

membimbing, mengawasi,

menginspeksi, dan

memperbaiki tata buku serta

administrasi perusahaan atau

instansi pemerintah.

o Konsultan Hukum adalah ahli

hukum yang memberikan

pendapat hukum kepada

pihak lain dalam bentuk

konsultasi, dan terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan.

o Penilai adalah pihak yang

memberikan penilaian atas

asset perusahaan dan

terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan.

o Notaris adalah pejabat umum

yang berwenang membuat

akta otentik dan terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan.

o Profesi Lain pihak jasa profesi

lain yang dapat memberikan

pendapat atau penilaian

sesuai dengan perkembangan

pasar modal di masa

mendatang dan terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan.

Salah satu profesi lain

contohnya adalah Tim Ahli

Syariah yang mempunyai

kriteria dan persyaratan

tertentu untuk kepentingan

penerbitan surat berharga

syariah.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi

perekonomian suatu negara karena pasar

modal menjalankan dua fungsi, yaitu

pertama sebagai sarana bagi pendanaan

usaha atau sebagai sarana bagi

perusahaan untuk mendapatkan dana

dari masyarakat pemodal (investor).

Dalam hal melindungi sektor pasar modal

dari tindak kejahatan, telah diatur juga

mengenai tindak pidana pasar modal di

dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun

1995 tantang Pasar Modal. Berdasarkan

Undang-Undang tersebut, perbuatan

tindak pidana Pasar Modal, sebagai

berikut:

Page 19: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 11

Pasal Delik Pidana Uraian

Pasal 90 Fraud/Penipuan Dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak

dilarang secara langsung atau tidak langsung:

a. menipu atau mengelabui Pihak lain dengan

menggunakan sarana dan atau cara apa pun;

b. turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; dan

c. membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta

yang material atau tidak mengungkapkan fakta

yang material agar pernyataan yang dibuat tidak

menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada

saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk

menguntungkan atau menghindarkan kerugian

untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan

mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau

menjual Efek.

Pasal 91 Manipulasi Pasar Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik

langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk

menciptakan gambaran semu atau menyesatkan

mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau

harga Efek di Bursa Efek

Pasal 92 Manipulasi Pasar Setiap Pihak, baik sendiri – sendiri maupun bersama –

sama dengan Pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua)

transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak

langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa

Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan

mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau

menahan Efek

Pasal 95 Informasi Orang

Dalam/Insider

Trading

Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang

mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan

pembelian atau penjualan atas Efek:

a. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau

b. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan

Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan

Page 20: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 12

Pasal Delik Pidana Uraian

Pasal 103 Tanpa Perizinan,

Persetujuan dan

Pendaftaran

1. Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar

Modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 13,

Pasal 18, Pasal 30, Pasal 34, Pasal 43, Pasal 48,

Pasal 50, dan Pasal 64 diancam dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Setiap Pihak yang melakukan kegiatan tanpa

memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 diancam dengan pidana kurungan paling

lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

Pasal 107 Informasi

Menyesatkan

Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu

atau merugikan Pihak lain atau menyesatkan Bapepam,

menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan,

mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, atau

memalsukan catatan dari Pihak yang memperoleh izin,

persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan

Perusahaan Publik diancam dengan pidana penjara

paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

PENYIDIKAN DI BIDANG

PASAR MODAL

Penyidikan di bidang Pasar Modal adalah

serangkaian tindakan penyidik untuk

mencari serta mengumpulkan bukti yang

diperlukan sehingga dapat membuat jelas

indikasi tindak pidana di bidang Pasar

Modal yang terjadi, menemukan tersangka,

serta mengetahui besarnya kerugian yang

ditimbulkan. Dalam Pasal 101 Angka 2

Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995

mengenai Penyidikan dinyatakan bahwa

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di

lingkungan Bappepam diberi kewenangan

khusus sebagai penyidik untuk melakukan

penyidikan tindak pidana di bidang Pasar

Modal berdasarkan ketentuan dalam Kitab

Undang – Undang Hukum Acara Pidana,

dimana saat ini tugas fungsi tersebut telah

diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Secara khusus, penyidikan tindak pidana di

sektor jasa keuangan oleh Otoritas Jasa

Page 21: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 13

Keuangan telah diatur dalam Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor

22/POJK.01/2015 tentang Penyidikan

Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan.

Di dalam Pasal 3 dinyatakan bahwa

Penyidik OJK terdiri atas Pejabat Penyidik

Kepolisian Negara Republik Indonesia

yang dipekerjakan di OJK dan/atau Pejabat

Pengawai Negeri Sipil yang dipekerjakan di

OJK dan diberi wewenang khusus sebagai

penyidik. Secara kelembagaan di internal

OJK yang melakukan penyidikan sektor

jasa keuangan telah dibentuk Departemen

Penyidikan Sektor Jasa Keuangan yang

meliputi Pasar Modal, Industri Keuangan

Non-Bank, Perbankan.

Kewenangan Penyidik Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) telah diatur dalam Pasal

49 Undang – Undang Nomor 21 Tahun

2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan,

sebagai berikut:

a. Menerima Laporan atau Pengaduan

b. Melakukan Penelitian Kebenaran

Laporan

c. Melakukan Penelitian Setiap Orang

d. Memanggil atau Memeriksa Serta

Meminta Keterangan atau Barang

Bukti (Saksi dan Tersangka)

e. Pemeriksaan Pembukuan atau

Catatan atau Dokumen

f. Penggeledahan, Penyitaan

g. Meminta Data atau Dokumen atau Alat

Bukti Lain Cetak dan Elektronik

Kepada Penyedia Jasa Keuangan.

h. Meminta Pencegahan Orang

i. Meminta Bantuan Aparat Penegak

Hukum

j. Meminta Keterangan dari Bank

tentang Keadaan Keuangan Pihak

yang Diduga Melakukan atau terlibat

dalam pelanggaran terhadap

peraturan perundang – undangan

k. Memblokir rekening pada bank atau

Lembaga Keuangan Lain dari Pihak

yang Diduga Melakukan atau Terlibat

Dalam Tindak Pidana di Sektor Jasa

Keuangan

l. Meminta Bantuan Ahli Dalam Rangka

Pelaksanaan Tugas Penyidikan

Tindak Pidana di Sektor Jasa

Keuangan

m. Meminta Menyatakan Saat Dimulai

dan Dihentikannya Penyidikan.

Disamping itu, untuk penanganan tindak

pidana pasar modal di Kepolisian Negara

Republik Indonesia telah ditangani secara

khusus oleh Direktorat Tindak Pidana

Dalam Bidang Ekonomi dan

Keuangan/Perbankan serta Kejahatan

Khusus Lainnya di Badan Reserse Kriminal

Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Page 22: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 14

HASIL PENILAIAN RISIKO SEKTORAL TINDAK

PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL TINDAK

PIDANA PASAR MODAL

PENILAIAN RISIKO BERDASARKAN JENIS TINDAK PIDANA

PASAR MODAL

Berdasarkan hasil penilaian risiko pada jenis tindak pidana Pasar Modal diketahui bahwa

Manipulasi Pasar merupakan jenis tindak pidana Pasar Modal yang berisiko tinggi. Hal

tersebut disebabkan tingginya dampak yang dihasilkan adanya manipulasi pasar yaitu dapat

melemahkan fungsi pasar keuangan dan mengganggu efisiensi pasar. Manipulasi pasar juga

dapat mengakibatkan menurunnya keyakinan para investor akan kewajaran harga – harga

yang terjadi. Turunnya kepercayaan ini membuat investor mengurangi partisipasi mereka di

bursa sehingga transaksi harian melemah. Selanjutnya, jenis kejahatan yang memiliki tingkat

risiko menengah pada tindak pidana pasar modal adalah Tanpa Perizinan, Persetujuan dan

Pendaftaran sebagaimana telah diatur dalam Pasar 103 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1985 tentang Pasar Modal. Kemudian, jenis tindak pidana pasar modal yang risiko rendah

diantaranya informasi menyesatkan, fraud atau penipuan dan Informasi Orang Dalam (IOD).

Gambar 2 Pemetaan Hasil Penilaian Risiko pada Jenis Tindak Pidana Pasar Modal

Fraud/Penipuan; 7,29

Manipulasi Pasar; 9,00

Informasi Orang Dalam/Insider Trading; 5,00

Tanpa Perizinan, Persetujuan dan

Pendaftaran; 5,86

Informasi Menyesatkan; 3,00

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0

D

A

M

P

A

K

K E C E N D E R U N G A N

KARAKTERISTIK TINDAK PIDANA PASAR MODAL

Page 23: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 15

Studi Kasus 1 – Manipulasi Pasar

AA merupakan seorang Komisaris pada

Perusahaan PT SAM yang bergerak di

bidang Manajer Investasi hasil dari

pemisahan divisi Perusahaan Manajer

Investasi PT SMI. PT SAM sendiri telah

memiliki ijin sebagai Manajer Investasi dari

regulator.

AA menggunakan para pihak sebagai

nominee untuk melakukan transaksi saham

melalui 13 perusahaan efek yang berbeda -

beda. Berdasarkan identifikasi Rekening

Dana Nasabah (RDN) dari para pihak

nominee tersebut diketahui bahwa

pembukaan rekening dilakukan pada bank

yang sama yaitu Bank XX dan dalam

periode jangka waktu pembukaan rekening

sama maupun berdekatan.

Profil pekerjaan para pihak nominee yang

digunakan sangat bervariasi diantaranya

karyawan swasta dan wiraswasta yang

memiliki profil penghasilan dan usia yang

berbeda – beda bahkan terdapat

penghasilan < Rp 2 Juta per bulan.

Kemudian, AA melakukan transfer ke

rekening seluruh para pihak nominee yang

selanjutnya digunakan untuk melakukan

pembelian atas 1 jenis saham yang sama,

yaitu saham XY. Diketahui dalam periode

tahun 2016 pada rekening AA terdapat

frekuensi transaksi mencapai Rp7 Triliun.

Berdasarkan analisis transaksi keuangan

terdapat aliran dana bersifat “U Turn

Transaction” dari rekening para pihak

nominee kepada rekening milik AA. Atas

perbuatan yang dilakukan AA bersama

para pihak nominee terhadap bursa,

dilakukan analisis perbandingan antara

transaksi saham pada periode saat nilai

saham XY mencapai nilai tertinggi yang

dilakukan oleh para pihak nominee

tersebut dengan total volume

perdagangan saham XY. Diketahui bahwa

terdapat transaksi jual beli saham XY oleh

para pihak nominee tersebut dalam 1

periode waktu mencapai lebih dari 40

persen dari keseluruhan saham yang

diperdagangkan di bursa. Hal tersebut

menunjukkan signifikansi transaksi jual beli

saham XY oleh AA melalui para pihak

nominee tersebut. Selain itu, diketahui

bahwa dana yang bersumber dari AA

kepada para pihak nominee hanya

digunakan untuk bertransaksi di saham XY.

Terdapat dugaan afiliasi antara AA dengan

XY Group disebabkan AA pernah bekerja di

XY Group dan terdapat aliran dana pada

rekening AA dari beberapa anak

Perusahaan XY Group.

Page 24: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 16

Gambar 3 Studi Kasus 1 Manipulasi Pasar

TIPOLOGI

Kategori

Jenis Tindak Pidana Pasar Modal

Manipulasi Pasar

Profil

Pegawai Swasta (Komisaris

Perusahaan Manajer Investasi)

Pihak Industri

Bank Swasta

Manajer Investasi

Pihak Terkait

Wiraswasta

Karyawan Swasta

Badan Usaha - PT

Instrumen Transaksi

Transfer

Produk

Efek Ekuitas Saham

Modus

Kategori

Menciptakan gambaran semu atau

menyesatkan atas harga efek di

bursa efek, sehingga harga saham

di bursa naik atau turun dengan

tujuan untuk mempengaruhi pihak

lain untuk membeli, menjual atau

menahan efek.

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN

MENCURIGAKAN

1. Adanya penggunaan para pihak

sebagai nominee untuk melakukan

transaksi hanya pada 1 (satu) jenis

saham melalui perusahaan efek yang

berbeda – beda.

2. Adanya pembukaan Rekening Dana

Nasabah (RDN) dari para pihak

nominee dilakukan pada bank yang

sama dan dalam periode jangka waktu

Page 25: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 17

pembukaan rekening sama maupun

berdekatan.

3. Adanya pola transaksi “U Turn” dari

para pihak yang digunakan sebagai

nominee.

4. Adanya pola transaksi “One to Many”

dan “Many to One”.

5. Transaksi yang dilakukan tidak sesuai

data penghasilan yang diberikan.

6. Harga saham naik atau turun secara

signifikan.

7. Pihak yang melakukan transkasi,

volume, nilai transaksi dan frekuensi

mengalami kenaikan atau penurunan

secara signifikan.

Berdasarkan hasil Sectoral Risk

Assessment on Capital Market Tahun 2017

yang dihasilkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan menyatakan bahwa Manipulasi

Pasar dalam Pasar Modal sering kali

dilakukan untuk meningkatkan suatu harga

saham. Pergerakan harga yang tidak wajar

tidak didukung oleh aksi korporasi dan

fundamental keuangan yang solid. Berikut

ini karakteristik indikasi terjadinya

manipulasi pasar:

a. Terindikasi Unusual Market Activity

(UMA);

b. Tidak didukung fundamental

perusahaan;

c. Volume turun – naik secara drastis;

d. Memiliki kapitalisasi pasar yang kecil;

e. Berasal dari saham lapis kedua dan

ketiga.

Pengawasan Transaksi

Bursa Efek Indonesia yang berfungsi

sebagai Self – Regulatory Organization

(SRO) memiliki kewajiban menyediakan

sarana perdagangan efek dan memiliki

kewenangan untuk membuat peraturan

terkait dengan perdagangan efek. Salah

satu instrumen yang dimiliki bursa yaitu

melakukan identifikasi dan publikasi

Unusual Market Activity (UMA). UMA

merupakan aktifitas perdagangan dan/atau

pergerakan harga suatu efek yang tidak

biasa pada suatu kurun waktu tertentu di

bursa yang menurut penilaian bursa dapat

berpotensi mengganggu terselenggaranya

perdagangan efek yang teratur, wajar dan

efisien. Namun, pengumuman UMA tidak

serta merta menunjukkan adanya

pelanggaran di bidang pasar modal,

sehingga perlu dilakukan penelahaan lebih

lanjut oleh Lembaga Pengawas dan

Pengatur di bidang Pasar Modal.

Disamping itu, Bursa Efek Indonesia (BEI)

telah mengeluarkan Peraturan

Penghentian Sementara tentang

Perdagangan Saham (Suspensi).

Penetapan sanksi suspensi diatur dalam

Surat Edaran Nomor SE-008/BEJ/08-2004

tentang Penghentian Sementara

Perdagangan Efek (Suspensi) Perusahaan

Tercatat, alasan sanksi suspensi,

diantaranya:

1. Laporan keungan auditan perusahaan

tercatat memperoleh sebanyak 2 (dua)

kali berturut – turut opini disclaimer

(tidak memberikan pendapat) atau

Page 26: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 18

sebanyak 1 (satu) kali opini Tidak

Wajar (Adverse);

2. Perusahaan Tercatat dimohonkan

pailit oleh krediturnya atau secara

suka rela mengajukan permohonan

Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang (PKPU);

3. Perusahaan Tercatat tidak melakukan

keterbukaan informasi, dimana

Perusahaan Tercatat memiliki

keterangan penting yang relevan atau

mengalami peristiwa penting yang

menurut pertimbangan Bursa secara

material dapat mempengaruhi

keputusan investasi pemodal

sebagaimana yang diwajibkan oleh

Peraturan Nomor I-E tentang

Kewajiban Penyampaian Informasi

dan peraturan perundangan yang

berlaku di bidang pasar modal;

4. Terjadi kenaikan atau penurunan

harga yang signifikan dan/atau adanya

pola transaksi yang tidak wajar atas

Efek Perusahaan Tercatat.

Dalam rangka menyelenggarakan

perdagangan Efek yang teratur, wajar dan

efisien, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah

melakukan langkah strategis untuk

meningkatkan efektivitasPengawasan

Bursa berupa:

a. Pengembangan Sistem Pengawasan

terkait Pembaharuan Sistem

Perdagangan Bursa Efek Indonesia.

b. Pengembangan alert yang digunakan

dalam sistem pengawasan.

Dalam melakukan fungsi pengawasan,

selama periode 2017 s.d. 2018, BEI telah

menerbitkan 261 pengumuman Unusual

Market Activity (UMA) dan 392 kali

melakukan penghentian perdagangan

(suspensi).

Gambar 4 Jumlah Pengumuman Unsual Market Activity (UMA) & Suspensi

Sumber: Bursa Efek Indonesia

2017 2018 2019

UMA 121 56 84

Suspensi 172 89 131

121

56

84

172

89

131

020406080

100120140160180200

JUMLAH PENGUMUMAN UNUSUAL MARKET ACTIVITY (UMA) & SUSPENSI

Page 27: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 19

Disamping itu, penegakan hukum terhadap pencucian uang hasil tindak pidana pasar modal

selama periode 2017 – 2019, sebagai berikut:

Kategori 2017 2018 2019

LTKM indikasi Tindak Pidana Pasar

Modal

12 32 27

Laporan Intelijen keuangan 2 2 2

Penyelidikan dan Penyidikan Pasar

Modal oleh Polri

0 3 3

Penyelidikan dan Penyidikan Pencucian

Uang Pasar Modal oleh Polri

0 3 3

Penuntutan Tindak Pidana Pasar Modal 0 0 5

Putusan Pencucian Uang Hasil Tindak

Pidana Pasar Modal

0 0 0

PENILAIAN RISIKO

BERDASARKAN PROFIL

PELAKU KEJAHATAN

Berdasarkan jenis profil pelaku kejahatan

pencucian uang hasil tindak pidana pasar

modal, diketahui bahwa Pegawai Swasta

memiliki risiko tinggi. Hal tersebut

dikarenakan tingginya faktor ancaman

sebesar 44 persen dari total jumlah

transaksi keuangan mencurigakan, hasil

analisis, dan penyidikan yang melibatkan

Pegawai Swasta sebagai Pelaku Utama.

Sedangkan Pengusaha/Wiraswasta dan

Badan Usaha (PT) memiliki risiko

menengah. Disamping itu, terdapat

kecenderungan tinggi pada profil pelaku

Profesional.

Page 28: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 20

Gambar 5 Pemetaan Hasil Penilaian Risiko pada Profil Pelaku

Studi Kasus 2 – Manipulasi Pasar

MJD merupakan seorang warga negara

asing yang bekerja sebagai konsultan

keuangan di PT JFC dan menjabat

sebagai Direktur PT RUM yang

pemiliknya sama dengan keluarga PT

SRI.

MJD aktif melakukan transaksi

pembelian dan penjualan saham milik

PT SRI dengan jumlah Rp150 Miliar

selama periode waktu 10 bulan.

Kegiatannya ini menyebabkan kenaikan

harga Saham SRIT milik PT SRI, yang

semula titik terendah harga saham

tersebut sebesar Rp123 menjadi Rp470.

Setelah kondisi tersebut Rekening Dana

Nasabah MJD tidak melakukan transaksi

saham. Diduga hal tersebut merupakan

tujuan MJD sehingga saham SRIT

miliknya dijual habis.

Pola transaksi saham yang dilakukan

dengan melakukan pembelian

beberapa kali kemudian dijual dengan

jumlah signifikan setiap 3 – 4 bulan.

Sumber dana MJD diperoleh dari SLH

yang merupakan komisaris PT RUM dan

SNO yang merupakan pihak yang

diinstruksikan oleh SLH. Adapun hasil

penjualan saham SRIT tersebut

dikirimkan ke CKN yang merupakan

Direktur Keuangan PT SRI. Diketahui

bahwa sumber dana SLH bersumber

dari PT SKT melalui beberapa setoran

tunai dan transfer. Struktur kepemilikan

PT SKT diantaranya suami dan anak dari

SLH.

Selanjutnya, hasil penjualan saham SRIT

dikirimkan ke Rekening SLH melalui

SNO. Kondisi tersebut menunjukan

bahwa SLH merupakan beneficial owner

dari dana transaksi yang dilakukan oleh

MJD. Atas perbuatan MJD tersebut

mendapatkan keuntungan penjualan

Saham SRIT sebesar Rp11 Miliar.

Peg. Swasta; 9,00

Pengusaha; 7,94

3,02

Pedagang; 4,72

3,133,00 3,003,00

Profesional; 6,31

3,00 3,003,00

Peg. Bank; 5,40

3,00 3,00

Pengurus Yayasan; 5,16

3,003,003,00 3,00

PT; 8,45

3,003,003,003,00

Yayasan; 5,64

Perkumpulan; 5,64

3,003,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0

D

A

M

P

A

K

K E C E N D E R U N G A N

Tingkat Risiko Profil Pelaku Kejahatan

Page 29: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 21

Gambar 6 Studi Kasus 2 – Manipulasi Pasar

TIPOLOGI

Kategori

Jenis Tindak Pidana Pasar Modal

Manipulasi Pasar

Profil

Profesional (Konsultan Keuangan)

Direktur Perusahaan

Pihak Industri

Bank Swasta

Perusahaan Efek

Pihak Terkait

Wiraswasta

Komisaris

Direktur Keuangan

Badan Usaha – PT

Instrumen Transaksi

Transfer

Setor Tunai

Kategori

Pemindahbukuan

Produk

Efek Ekuitas Saham

Modus

Menciptakan gambaran semu atau

menyesatkan atas harga efek di

bursa efek, sehingga harga saham

di bursa naik atau turun dengan

tujuan untuk mempengaruhi pihak

lain untuk membeli, menjual atau

menahan efek.

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN

MENCURIGAKAN

1. Pembukaan Rekening Dana Nasabah

hanya aktif kurang dalam periode 1

tahun atau hanya untuk mencapai

tujuan tertentu.

2. Pengguna jasa aktif melakukan

transaksi pada satu jenis saham.

Page 30: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

22

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

3. Pada saat harga saham perusahaan

mencapai titik terendah, pihak

nominee digunakan untuk melakukan

transaksi jual beli saham tersebut

untuk mencapai kenaikan harga

saham, kemudian saham tersebut

dijual habis.

4. Pemanfaatan Beneficiary Ownership

oleh Komisaris dari Perusahaan yang

menjadi Emiten untuk mengendalikan

kegiatan perdagangan, keadaan pasar

atau harga saham yang sebenarnya.

Studi Kasus 3 – Tanpa Perizinan,

Persetujuan dan Pendaftaran

Pada sekitar tahun 2006, TCS

menawarkan JS untuk melakukan

investasi di bidang pasar modal dengan

Manajer Investasi PT MPI yang juga

merupakan tempat TCS bekerja sebagai

Wakil Manajer Investasi (WMI).

Selanjutnya sekitar tahun 2009, TCS

menawarkan pelapor untuk melakukan

investasi di PT SBS Investment dimana

TCS sebagai Direktur pada perusahaan

tersebut. Penawaran tersebut

dilengkapi dengan perjanjian –

perjanjian maupun perubahannya

bahwa sampai dengan 2017, total

investasi dana yang dikumpulkan

sebesar Rp. 23.445.000.000.

Bahwa sekitar akhir tahun 2016 JS

meminta 2% dari jumlah investasi

kurang lebih sebesar Rp400.000.000

kepada TCS, namun TCS tidak dapat

memberikannya.

Kemudian JS meminta kepada TCS

untuk mengembalikan pokok investasi

dalam bentuk saham (Repo Saham atau

Repurchase Agreement). Namun

faktanya transaksi Repo yang dilakukan

oleh PT SBS Investment tidak sah

karena perusahaan tersebut tidak

memperoleh perizinan maupun

memperoleh persetujuan oleh OJK.

Pada tahun 2017, JS dan TCS telah

melakukan pertemuan untuk

membahas investasi tersebut dan

terdapat niat baik dari TCS untuk

mengembalikan dana investasi dari JS.

Namun sampai saat ini, TCS dan PT SBS

Investment tidak dapat mengembalikan

dana investasi milik JS.

Akibat kejadian tersebut JS merasa

dirugikan oleh TCS dan PT SBS

Investment kurang lebih sebesar

Rp23.445.000.000.

Atas perbuatan tersebut, Pihak Otoritas

Jasa Keuangan telah menyatakan TCS

terbutkti melakukan pelanggaran di

bidang pasar modal dalam pelaksanaan

kegiatan pengelolaan investasi yakni

sebagai berikut:

a. Ketentuan angka 3 huruf d juncto

ketentuan angka 3 huruf b angka 1)

huruf g) Peraturan Nomor V.A.3

karena TCS selain sebagai Direktur

PT MPI juga merangkap jabatan

sebagai Direktur Utama PT SBS

Investment dan tidak memiliki

komitmen yang tinggi untuk

mematuhi peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Ketentuan angaka 3 huruf b angka

1) huruf h) Peraturan Nomor V.A.3

karena TCS tidak memiliki

komitmen tinggi untuk

mengembangkan operasional

Manajer Investasi yang sehat.

c. Ketentuan angka 2 Peraturan

Nomor V.D.1 karena TAC tidak

melakukan pengawasan atau

Page 31: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

23

menunjuk wakil untuk melakukan

pengawasan terhadap pegawai PT

MPI.

Selanjutnya, pihak otoritas telah

melakukan pencabutan izin orang

perseorangan sebagai Wakil Manajer

Investasi kepada TCS.2 Sehubungan

dengan dicabutnya izin tersebut, maka

TCS:

a. Dilarang melakukan kegiatan

sebagai wakil manajer investasi

b. Dilarang melakukan kegiatan di

sektor pasar modal baik langsung

maupun tidak langsung.

c. Dilarang mengendalikan pihak yang

melakukan kegiatan di sektor pasar

modal baik langsung maupun tidak

langsung.

TIPOLOGI

Kategori

Jenis Tindak Pidana Pasar Modal

Tanpa Perizinan, Persetujuan dan

Pendaftaran

Profil

Pegawai Swasta

Direktur Perusahaan

Pihak Industri

Bank Swasta

Manajer Investasi

Pihak Terkait

Wiraswasta

Badan Usaha – PT

Instrumen Transaksi

Transfer

Produk

2 Pengumuman OJK Nomor: PENG-5/PM.1/2016 tentang Pencabutan Izin Orang Perseorangan

Kategori

Repo Saham atau Repurchase

Agreement

Studi Kasus 4 – Informasi Menyesatkan

AA merupakan Komisaris Utama PT

TPSF pada tahun 2017 sekaligus sebagai

pemegang saham sebesar 18 % dan

pendiri PT TPSF. Pada tanggal 27 Juli

2018 diselenggarakan Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT

TPSF.

Pada saat RUPST, JP selaku Komisaris PT

TPSF menggunakan dokumen

pemberhentian Direksi Pemegang

Saham PT TPSF antara lain PRM Limited

dan TRI Ltd yang telah menyebabkan

suara PRM dan TRI Ltd menjadi abstain

(tidak dihitung). Padahal suara PRM

Limited dan TRI Ltd menentukan hasil

keputusan RUPST.

PRM Limited dan TRI Ltd sendiri telah

menunjuk Karyawan PT TPSF sebagai

kuasa PRM Limited dan TRI Ltd dalam

RUPST PT TPSF namun dalam RUPST,

karyawan PT TPSF beserta YN sebagai

Corporate Finance dan JP sama – sama

menunjukkan surat yang menentukan

perwakilan PRM Limited dan TRI Ltd.

Selanjutnya terjadi perselisihan dalam

RUPST dan akhirnya suara PRM Limited

dan TRI Ltd dianggap abstain (tidak

dihitung). Surat tersebut diduga

dipalsukan dan digunakan oleh para

terlapor untuk dimasukan kedalam akta

otentik mengenai Berita Acara Rapat

Umum Pemegang Saham Tahunan PT

TPSF.

sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Manajer Investasi.

Page 32: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

24

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

Pada tanggal 21 Agustus 2018, Dewan

Komisaris PT TPSF membuat

pengumuman dan

mempublikasikannya dalam media

cetak yang menyatakan beberapa hal,

antara lain:

a. RUPST telah memutuskan untuk

memberhentikan Dewan Direksi

dan terhitung sejak RUPST,

Dewan Direksi antara lain SJM,

BIS dan HA tidak lagi berwenang

untuk mewakili PT TPSF.

b. Bahwa yang berwenang mewakili

PT TPSF baik di dalam maupun di

luar pengadilan paska RUPST

adalah dewan komisaris.

c. Penunjukkan HK selaku Komisaris

PT TPSF sebagai penerima

mandat, kuasa dan wewenang

untuk mengurus PT TPSF sesuai

dengan prinsip tata kelola

perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance).

d. Meminta dukungan dari para

pekerja, distributor, pemasok

(supplier) PT TPSF.

Pada saat Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan PT TPSF tersebut,

menurut keterangan AA, tidak pernah

terjadi pembahasan terkait dengan

proses perombakan dan pergantian

Direksi perusahaan. Akan tetapi para

terlapor membuat pengumuman di

media cetak yang memuat

Pengumuman Materil yang

menjelaskan bahwa pelapor sudah

diganti dari jabatannya selaku

Komisaris Utama PT TPSF.

Akibat dari kejadian tersebut AA

merasa dirugikan secara materil dan

inmateril. AA yang pada saat itu

berkedudukan sebagai Komisaris

Utama yang bertanggung jawab

kepada para pemegang saham,

secara materiil mengalami kerugian

sebesar Rp6.500.000.000.000 yang

dihitung dari 3.200.000.000 lembar

saham dikali dengan harga saham PT

TPSF pada saat itu bernilai Rp2.000

per lembar saham.

PENILAIAN RISIKO

BERDASARKAN WILAYAH

Berdasarkan hasil penilaian risiko pada

wilayah diketahui bahwa DKI Jakarta

memiliki risiko tinggi terjadinya pencucian

uang hasil tindak pidana pasar modal. Hal

tersebut disebabkan faktor ancaman yang

tinggi, mengingat 78 persen dari total

jumlah transaksi keuangan mencurigakan,

hasil intelijen keuangan, dan penyidikan

berada di wilayah DKI Jakarta. Kemudian

wilayah yang memiliki kecenderungan

yang tinggi terjadinya pencucian uang hasil

tindak pidana pasar modal adalah

Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Jawa

Timur.

Page 33: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 25

Gambar 7 Pemetaan Hasil Penilaian Risiko pada Wilayah Tindak Pidana

Selain wilayah domestik, tindak pidana

pencucian uang hasil tindak pidana pasar

modal dapat terjadi melibatkan yurisdiksi

asing. Berdasarkan hasil self – assessment

yang dilakukan oleh regulator dan aparat

penegak hukum, diketahui bahwa potensi

terjadinya laundering offshore adalah pada

negara Hongkong, Cayman Island,

Singapura, Tiongkok dan Inggris.

Studi Kasus 5 – Informasi Orang Dalam

(IOD)

IW merupakan anak dari ETW pemilik SY

Group. Diketahui bahwa IW merupakan

Komisaris Utama dari PT SMM yang

merupakan salah satu anak perusahaan

dari SY Group. PT SMM terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sebagai emiten

dengan kode saham SMMX.

IW diduga melakukan tindak pidana

pasar modal berupa perdagangan orang

dalam (insider trading) dengan

melakukan pembelian saham SMMX

melalui perusahaan miliknya atas nama

CRC Limited yang berada di Hongkong.

Pembelian saham tersebut dilakukan

sebelum adanya pengumuman

corporate action dari PT SMM ke

perusahaan Jepang yakni PT ITC terkait

penerbitan saham baru melalui

mekanisme Penambahan Modal Tanpa

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(PMTHMETD) sebanyak 10.000.000

lembar saham dengan harga Rp5.006

per lembar saham dan juga sebelum

dilakukannya pembelian 45.000 saham

PT CTO Leasing dengan nilai penyertaan

sebesar Rp45 Miliar.

Atas corporate action tersebut

berdampak pada meningkatnya volume

transaksi dan harga saham SMMX di

bursa secara signifikan.

BALI; 3,08

3,00

BANTEN; 3,08

3,003,00

DKI JAKARTA; 9,00

3,003,00

JAWA BARAT; 4,48

JAWA TENGAH; 4,75

JAWA TIMUR; 4,69

3,003,003,003,003,003,003,003,003,003,003,003,003,003,003,00

SULAWESI SELATAN; 4,08

3,003,00

SULAWESI UTARA; 3,01

SUMATERA BARAT; 4,09SUMATERA SELATAN;

4,08

SUMATERA UTARA; 5,43

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0

D

A

M

P

A

K

K E C E N D E R U N G A N

Tingkat Risiko Wilayah

Page 34: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

26

TIPOLOGI

Kategori

Jenis Tindak Pidana Pasar Modal

Informasi Orang Dalam

Profil

Pegawai Swasta

Komisaris Utama Perusahaan

Pihak Industri

Bank Swasta

Pihak Terkait

Wiraswasta

Badan Usaha - PT

Instrumen Transaksi

Transfer

Produk

Efek Ekuitas Saham

Negara

Hongkong

COUNTRY EXPERIENCES

Pada tahun 2018, Pihak Aparat

Penegak Hukum yang diketuai oleh

Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK)3 bersama PPATK, Regulator

di bidang Pasar Modal, Self –

Regulatory Organization (SRO),

Praktisi, Asosiasi telah menyusun

Pedoman Penanganan Tindak

Pidana Pencucian Uang dan

Pemulihan Aset di Pasar Modal.

Pada tahun 2019, telah dilakukan

pelatihan bersama antara Penegak

Hukum, Analis PPATK, Penyidik

Otoritas Jasa Keuangan mengenai

identifikasi risiko dan penanganan

3 https://acch.kpk.go.id/id/berkas/buku-antikorupsi/umum/pedoman-penanganan-tindak-pidana-pencucian-uang-dan-pemulihan-aset-di-pasar-modal

perkara pencucian uang hasil tindak

pidana pasar modal.

Pada periode 2017 s.d. 2019, Polri

telah melakukan penanganan

perkara pencucian uang hasil tindak

pidana pasar modal sebanyak 6

Kasus Perkara.

Pada periode 2018 s.d. 2019,

Penyidikan Pasar Modal yang

dilakukan oleh Otoritas Jasa

Keuangan sejumlah 8 Kasus

Perkara.4

Pada tahun 2019, Jumlah Investor

yang diidentifikasi melalui

kepemilikan SID (Single Investor

Identification) meningkat 107,89

persen dari tahun 2016 sebanyak

894.116 menjadi 1.858.803 pada

tahun 2019.5

Pada tahun 2019, Otoritas Jasa

Keuangan telah menyusun

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan tentang Penyelenggaraan

Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

Pada tahun 2019, PPATK

bekerjasama dengan Himpunan

Konsultan Hukum Pasar Modal

(HKHPM) untuk menyelenggarakan

Pendidikan dan Pelatihan terkait

Transaksi Keuangan Mencurigakan.

Pada tahun 2018, Otoritas Jasa

Keuangan telah menyelenggarakan

Sosialisasi Penerapan Program Anti

Pencucian Uang dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme bagi Sektor

Pasar Modal.

Pada tahun 2017, Bursa Efek

Indonesia telah memperkuat

ketahanan Pasar Modal melalui

Capital Market Intelligence Center,

Business Intelligence: Pengawasan

Transaksi Perdagangan yang

digunakan untuk melakukan

4 Laporan Tahunan OJK Tahun 2018 dan 2019. 5 Laporan Kinerja KSEI Tahun 2016 – 2019.

Page 35: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 27

pemantauan dan Analisa atas

transaksi bursa, pemantauan Modal

Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD)

dan Margin pada Anggota Bursa,

serta pemantauan Perusahaan

Tercatat dengan menggunakan

berbagai sumber informasi.

Pada tahun 2017, PPATK telah

melaksanakan asistensi kepada

penyelenggara Pasar Modal untuk

meningkatkan kuantitas dan kualitas

pelaporan kepada PPATK.

Pada tahun 2016, PPATK telah

menyusun indikator transaksi

keuangan mencurigakan indikasi

tindak pidana pasar modal guna

peningkatan kualitas pelaporan

transaksi keuangan mencurigakan.

Pada tahun 2016, Otoritas Jasa

Keuangan telah meluncurkan Global

Master Repurchase Agreement

Indonesia (GMRA Indonesia) untuk

mendorong pengaturan transaksi

Repo, pengembangan produk Repo

serta layanan penyelesaian transaksi

repo yang dilengkapi monitoring dan

konsep 3rd Party Repo.

Pada tahun 2016, Otoritas Jasa

Keuangan telah meluncurkan

Investor Alert Portal (IAP) yang berisi

perusahaan investasi keuangan yang

tidak terdaftar di OJK sebagai

langkah preventif untuk

meningkatkan kehati – hatian

masyarakat dalam melakukan

investasi.

Pada tahun 2016, OJK telah

melakukan pencabutan izin orang

perseorangan sebagai wakil

penjamin emisi efek dan wakil

manajer investasi.6

6 Pengumuman OJK Nomor: PENG-5/PM.1/2016 tentang pencabutan izin

Page 36: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 28

INDIKATOR ATAU REDFLAG TRANSAKSI

KEUANGAN MENCURIGAKAN INDIKASI

TINDAK PIDANA PASAR MODAL

Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan yang diperoleh berdasarkan data – data

transaksi keuangan mencurigakan, Hasil Intelijen Keuangan serta Hasil Penyidikan dan

sumber dari Financial Action Task Force (FATF) mengenai indikator transaksi keuangan

mencurigakan di Pasar Modal, diantaranya sebagai berikut:

Indikasi Tindak Pidana Indikator Transaksi

Manipulasi Pasar 1. Pengguna jasa berdagang secara pre – arranged atau

tidak kompetitif (tidak melalui mekanisme bursa,

misalnya secara negosiasi antar pihak), termasuk

perdagangan wash (jual rugi lalu dibeli kembali dalam

waktu singkat) atau cross (transaksi jual beli yang

dilakukan oleh satu broker/anggota bursa yang sama)

efek – efek yang tidak likuid atau harganya rendah.

2. Transfer Efek atau dana antarpihak tanpa hubungan

yang jelas.

3. Transaksi Efek yang melibatkan banyak yurisdiksi,

terutama dengan yurisdiksi berisiko tinggi.

4. Dua atau lebih rekening yang tidak berhubungan

bertransaksi di broker yang sama, memperdagangkan

Efek yang tidak likuid atau harganya rendah secara tiba-

tiba dan bersamaan.

5. Pengguna jasa mencatat Efek antara rekening –

rekening yang tidak berhubungan tanpa alasan bisnis

yang jelas.

6. Pengguna jasa membuka beberapa rekening dengan

penerima manfaat yang sama atau pihak pengendali

tanpa alasan bisnis yang jelas.

7. Transaksi antara pihak yang sama atau berhubungan

istimewa yang diatur sedemikian sehingga satu pihak

rugi dan satunya untung.

Page 37: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 29

Indikasi Tindak Pidana Indikator Transaksi

8. Transaksi di mana satu pihak membeli Efek dengan

harga yang tinggi dan menjualnya kepada pihak lain

dengan kerugian yang besar.

9. Pelanggan mendepositkan Efek secara fisik dalam

jumlah besar di broker.

10. Efek fisik memiliki nama berbeda dengan nama di

rekening.

11. Efek fisik tidak memiliki keterangan tertentu, meskipun

sejarah Efek dan/atau volume saham yang

diperdagangkan mengindikasikan keterangan tertentu.

12. Penjelasan pengguna jasa terkait cara perolehan Efek

fisik tidak masuk akal atau terdapat perubahan.

13. Pengguna jasa mendepositkan Efek fisik secara

bersama – sama dengan permintaan untuk mencatat

saham – saham menjadi beberapa rekening yang tidak

terlihat saling berhubungan, atau menjual atau

mengalihkan kepemilikan saham – saham tersebut.

14. Perdagangan dalam jumlah besar atau berulang-ulang

Efek yang tidak likuid, nilainya rendah atau sulit dinilai

harganya.

15. Perusahaan tidak memiliki bisnis, pendapatan, atau

produk.

16. Perusahaan mengalami perubahan struktur bisnis yang

sering atau terus menerus dan/atau sering mengalami

perubahan strategi bisnis atau lini bisnis yang material.

17. Pejabat atau orang dalam di perusahaan dihubungkan

dengan perusahaan yang nilainya rendah, tidak likuid,

atau volumenya rendah.

18. Perusahaan dengan nilai rendah, tidak likuid, atau

volumenya rendah tersebut tidak melakukan

pengungkapan informasi yang dipersyaratkan.

19. Perusahaan dengan nilai rendah, tidak likuid, atau

volumenya rendah tersebut pernah disuspensi

perdagangannya.

Page 38: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 30

Indikasi Tindak Pidana Indikator Transaksi

20. Transaksi pengguna jasa melingkupi pola penerimaan

Efek fisik atau menerima transfer saham masuk yang

kemudian dijual dan hasilnya ditransfer keluar dari

rekening yang bersangkutan.

21. Jual beli Efek perusahaan yang tidak terdaftar di bursa

dengan selisih harga yang besar selama periode yang

singkat.

Penipuan Penawaran Efek 22. Pengguna jasa membuka beberapa rekening untuk

beberapa badan hukum yang dikendalikan pengguna

jasa.

23. Pengguna jasa menerima banyak cek masuk atau

transfer masuk dari pihak ketiga yang tidak jelas

hubungannya.

24. Pengguna jasa mengalokasikan deposit yang masuk

dari pihak ketiga ke dalam beberapa rekening.

25. Pengguna jasa melakukan beberapa pembayaran ke

luar ke pihak ketiga dalam waktu yang berdekatan

dengan diterimanya cek masuk atau transfer masuk dari

pihak ketiga.

26. Profil pengguna jasa tidak mengindikasikan alasan

bisnis yang sah untuk menerima deposit dari banyak

pihak ketiga.

Perdagangan Orang

Dalam

27. Pengguna jasa membeli atau menjual Efek dalam

jumlah besar, sesaat sebelum adanya pemberitaan

yang mempengaruhi harga Efek.

28. Pengguna jasa diketahui memiliki teman atau anggota

keluarga yang bekerja di penerbit Efek.

29. Pola perdagangan pengguna jasa mengindikasikan

bahwa dia mungkin memiliki informasi orang dalam.

Indikasi Umum 30. Pengguna jasa melakukan transaksi dengan nilai

signifikan yang tidak sesuai profilnya.

31. Penempatan dana ke Rekening Dana Nasabah (RDN)

secara tunai.

Page 39: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 31

Indikasi Tindak Pidana Indikator Transaksi

32. Transaksi Efek dengan menggunakan uang tunai,

transfer, atau cek atas nama orang lain tanpa

memberitahukan kepada perusahaan efek.

33. Pengguna jasa yang aktif melakukan transaksi pada

satu jenis saham terutama saham-saham yang

berkapitalisasi kecil atau tidak likuid.

34. Pengguna jasa yang menerima pengiriman efek dalam

jumlah yang cukup besar yang tidak sesuai dengan

profil pengguna jasa.

35. Transaksi Efek yang dilakukan di pasar negosiasi

dengan mekanisme free of payment (FoP).

36. Adanya transaksi berjumlah besar dalam waktu singkat.

37. Terjadi perpindahan saham dalam jumlah besar.

38. Pengguna jasa cenderung bertransaksi di luar bursa

dengan pihak tertentu.

39. Pengguna jasa aktif melakukan transaksi pada satu

jenis saham terutama saham – saham yang

berkapitalisasi kecil atau tidak likuid.

40. Transaksi tutup sendiri (crossing) yang pembayarannya

dilakukan langsung antara buyer dan seller.

41. Penggunaan beneficiary owner atau identitas palsu.

42. Pengguna jasa cenderung menyimpan dana tunai pada

Rekening Dana Investor (RDI) yang dikelola oleh

Perusahaan Efek dalam waktu relatif lama tanpa

melakukan transaksi.

43. Transaksi dilakukan dengan menggunakan beberapa

rekening atas nama individu yang berbeda – beda untuk

kepentingan satu orang tertentu (smurfing).

44. Transaksi yang dilakukan dalam jumlah relatif kecil

namun dengan frekuensi yang tinggi (structuring).

45. Adanya penerimaan deposit pada Rekening Dana

Nasabah (RDN) dari pihak lain dan langsung ditransfer

ke rekening lainnya di hari yang sama.

Page 40: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

32

Indikasi Tindak Pidana Indikator Transaksi

46. Pengguna jasa sering melakukan transaksi atas saham

– saham yang tidak aktif dengan tidak memperhatikan

keuntungan/ kerugiannya.

47. Transaksi jual dan beli dalam 3 hari berturut – turut

dilakukan pada 15 menit terakhir sesi II sebelum market

tutup (marking the close).

48. Transaksi yang melibatkan high risk country.7

49. Penyedia Jasa Keuangan (PJK) mendapatkan

informasi dari sumber yang dapat dipercaya (PPATK,

Lembaga Pengawas dan Pengatur, aparat penegak

hukum, media massa, atau sumber lainnya) bahwa

pengguna jasa diduga terlibat dalam aktivitas ilegal

dan/atau memiliki latar belakang tindak kriminal.

50. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK atas

dasar penyelidikan atau penyidikan yang sedang

dilakukan oleh aparat penegak hukum.

7 http://www.fatf-gafi.org/countries/#high-risk

Page 41: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

33

TANTANGAN DAN STRATEGI MITIGASI RISIKO

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL

TINDAK PIDANA PASAR MODAL

TANTANGAN PENANGANAN

PERKARA PENCUCIAN UANG

HASIL TINDAK PIDANA

PASAR MODAL

Dalam penanganan perkara pencucian

uang hasil tindak pidana pasar modal,

Regulator maupun Aparat Penegak Hukum

memiliki beberapa tantangan yang

dihadapi, diantaranya sebagai berikut:

a. Kompleksitas yang tinggi dalam

penanganan kasus pencucian uang di

pasar modal.

b. Perlunya peningkatan Kapasitas dan

Kapabilitas Sumber Daya Manusia

(SDM) bagi penegak hukum dalam

memahami penanganan pencucian

uang hasil tindak pidana di bidang

pasar modal serta perkembangan

tipologi pencucian uang hasil tindak

pidana di bidang pasar modal.

c. Identifikasi terhadap Beneficial

Ownership dan kejahatan yang

melibatkan Korporasi.

d. Hasil kejahatan di bidang pasar modal

melibatkan banyak pihak dan

yurisdiksi lainnya.

8 Buletin Statistik per Desember Tahun 2017 s.d. 2019.

e. Tingkat awareness dan kehandalan

dari Perusahaan Efek dan Manajer

Investasi dalam melakukan pelaporan

terkait transaksi para investor yang

berindikasi mencurigakan. Selama

periode 2017 s.d. 2019 diketahui

secara rata – rata jumlah Penyedia

Jasa Keuangan (PJK), dalam hal ini

Perusahaan Efek dan Manajer

Investasi yang aktif melakukan

pelaporan transaksi keuangan

mencurigakan adalah sebanyak 32

PJK dari 198 PJK yang registrasi

dalam Gathering Report and

Information Processing System

(GRIPS) per Semester I Tahun 2019.8

STRATEGI MITIGASI RISIKO

TINDAK PIDANA PENCUCIAN

UANG HASIL TINDAK PIDANA

PASAR MODAL

A. Bidang Pencegahan

1. Melaksanakan sosialisasi kepada

penyidik, penuntut umum dan hakim

terkait ketentuan Anti Pencucian Uang

dan Pencegahan Pendanaan

Terorisme (APUPPT) termasuk modus

dan Tipologi Pencucian Uang Hasil

Page 42: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes

34

Tindak Pidana Pasar Modal dengan

pendekatan berbasis risiko

2. Menyusun pedoman teknis

penanganan perkara pencucian uang

hasil tindak pidana pasar modal

dengan pendekatan berbasis risiko.

3. Meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas penyidik, penuntut umum

dan hakim terkait penanganan perkara

pencucian uang hasil tindak pidana

pasar modal dengan pendekatan

berbasis risiko.

4. Mendorong penerapan electronic book

building dan Sistem Penawaran

Umum Elektronik (SPUE).

5. Memperkuat kelembagaan Kepolisian,

Kejaksaan, dan Pengadilan serta OJK

terkait penanganan perkara pencucian

uang hasil tindak pidana pasar modal

dengan pendekatan berbasis risiko.

6. Meningkatkan alokasi sumber daya

berbasis risiko pada satuan kerja

pengawas pasar modal di lingkungan

Otoritas Jasa Keuangan.

B. Bidang Pemberantasan

1. Meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas penegak hukum terkait

asset tracing dan asset recovery

dalam penanganan perkara pencucian

uang hasil tindak pidana pasar modal

dengan pendekatan berbasis risiko.

2. Meningkatkan pemahaman kepada

Hakim pengadilan untuk dapat

mengenakan sanksi yang lebih

memberikan efek jera dalam putusan

perkara pencucian uang hasil tindak

pidana pasar modal dengan

pendekatan berbasis risiko

3. Melakukan kerjasama dan pertukaran

informasi mengenai penanganan

perkara pencucian uang hasil tindak

pidana pasar modal antara Aparat

Penegak Hukum, PPATK dan

Regulator dengan pendekatan

berbasis risiko.

4. Meningkatkan alokasi sumber daya

berbasis risiko pada satuan kerja

penyidik di bidang pasar modal di

lingkungan Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

C. Bidang Kerjasama

1. Meningkatkan kerjasama, koordinasi

dan sinergi domestik serta kerjasama

internasional secara periodik antar

Lembaga Penegak Hukum

(Kepolisian, Kejaksaan dan

Pengadilan) dan OJK selaku Lembaga

Pengawas dan Pengatur untuk industri

pasar modal serta stakeholder terkait

penanganan perkara pencucian uang

hasil tindak pidana pasar modal

dengan pendekatan berbasis risiko.

2. Melakukan pertukaran informasi

secara lebih intensif antara Lembaga

Penegak Hukum, OJK dan Self–

Regulatory Organization (SRO) di

bidang pasar modal dalam

penanganan perkara pencucian uang

hasil tindak pidana pasar modal

dengan pendekatan berbasis risiko.

Page 43: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 35

LAMPIRAN 1

METODOLOGI PENELITIAN

Risk Factors dalam Penilaian Risiko Sektoral Tindak Pidana Pencucian Uang

Hasil Tindak Pidana Pasar Modal

Catatan: Dalam proses penilaian risiko, pihak Kejaksaan Agung dan Hakim terlibat saat

kegiatan Working Group Discussion untuk memberikan expert judgement yang dilaksanakan

pada tanggal 21 – 23 Oktober 2019 di Pusdiklat PPATK.

ANCAMAN

Ancaman Riil:

•Jumlah LTKM dengan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Jumlah Hasil Intelijen Keuangan PPATK indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Jumlah Penyidikan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Jumlah Penuntutan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Jumlah Putusan Pengadilan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

Ancaman Potensial:

•Self - Assessment PPATK, POLRI & OJK, Kejaksaan Agung dan Hakim

KERENTANAN

Self Assessment:

•Tingkat Kesulitan dalam Analisis Transaksi Keuangan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Tingkat Kesulitan dalam Penyidikan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Tingkat Kesulitan dalam Penyidikan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal.

•Tingkat Kesulitan dalam Penuntutan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal.

•Tingkat Kesulitan dalam Pemeriksaan Perkara Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

DAMPAK

Dampak Riil:

•Nilai Nominal LTKM Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Nilai Nominal Hasil Intelijen Keuangan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Nilai Nominal Penyidikan Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal.

•Nilai Nominal Penuntutan Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

•Nilai Nominal Putusan Perkara Indikasi Pencucian Uang Hasil TP Pasar Modal

Dampak Potensial:

•Self - Assessment PPATK, POLRI & OJK, Kejaksaan Agung dan Hakim.

Page 44: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 36

LAMPIRAN 2

MATRIKS PENILAIAN RISIKO SEKTORAL TINDAK PIDANA

PENCUCIAN UANG HASIL TINDAK PIDANA PASAR MODAL

Delik Uraian Delik Ancaman Kerentanan Dampak Kecenderungan Risiko Tingkat Risiko

Pasal 90 Fraud/Penipuan 9,00 3,00 3,03 7,29 3,88 Rendah

Pasal 91 – 92 Manipulasi Pasar 6,60 9,00 9,00 9,00 9,00 Tinggi

Pasal 95 Informasi Orang Dalam/Insider Trading 4,20 5,00 3,00 5,00 3,00

Rendah

Pasal 103 Tanpa Perizinan, Persetujuan dan Pendaftaran 5,40 5,00 6,99 5,86 5,52

Menengah

Pasal 107 Informasi Menyesatkan 3,00 3,00 9,00 3,00 4,49

Rendah

Profil Pelaku Ancaman Kerentanan Dampak Kecenderungan Risiko Tingkat Risiko

Peg. Swasta 9,00 5,82 9,00 9,00 9,00 Tinggi

Pengusaha 6,03 7,24 5,57 7,94 5,91 Menengah

PNS 3,33 3,71 3,02 3,70 3,17 Rendah

Pedagang 3,07 5,47 3,23 4,72 3,50 Rendah

Ibu Rumah Tangga 3,20 4,06 3,13 3,85 3,25 Rendah

Pelajar 3,07 4,06 3,00 3,76 3,18 Rendah

PEPs (Pejabat Eksekutif, Legislatif, Yudikatif)

3,00 5,12 3,00 4,44 3,33 Rendah

Peg. BI/BUMN/D 3,00 5,47 3,00 4,68 3,39 Rendah

Profesional 3,64 7,24 3,96 6,31 4,30 Rendah

TNI/Polri 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Pengajar 3,00 4,06 3,00 3,72 3,17 Rendah

Petani/Nelayan 3,00 4,06 3,00 3,72 3,17 Rendah

Peg. Bank 3,00 6,53 3,00 5,40 3,55 Rendah

Buruh 3,00 4,06 3,00 3,72 3,17 Rendah

Pengurus Parpol 3,00 6,18 3,00 5,16 3,50 Rendah

Pengurus Yayasan 3,00 6,18 3,00 5,16 3,50 Rendah

Pemuka Agama 3,00 4,06 3,00 3,72 3,17 Rendah

Pengurus LSM 3,00 4,06 3,00 3,72 3,17 Rendah

Pengrajin 3,00 4,06 3,00 3,72 3,17 Rendah

Peg. PVA 3,00 4,76 3,00 4,20 3,28 Rendah

Lain-Lain 3,00 5,82 3,00 4,92 3,44 Rendah

PT 5,02 9,00 4,83 8,45 5,59 Menengah

Koperasi 3,00 5,47 3,00 4,68 3,39 Rendah

CV 3,00 5,47 3,00 4,68 3,39 Rendah

Page 45: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 37

Profil Pelaku Ancaman Kerentanan Dampak Kecenderungan Risiko Tingkat Risiko

PD/UD 3,00 5,47 3,00 4,68 3,39 Rendah

Firma 3,00 5,47 3,00 4,68 3,39 Rendah

Yayasan 3,00 6,88 3,00 5,64 3,61 Rendah

Perkumpulan 3,00 6,88 3,00 5,64 3,61 Rendah

Ormas Tidak Berbadan Hukum 3,00 5,47 3,00 4,68 3,39 Rendah

Wilayah Ancaman Kerentanan Dampak Kecenderungan Risiko Tingkat Risiko

Bali 3,17 3,00 3,28 3,08 3,09 Rendah

Bangka Belitung 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Banten 3,16 3,00 3,00 3,08 3,02 Rendah

Bengkulu 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

D.I. Yogyakarta 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

DKI Jakarta 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 Tinggi

Gorontalo 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Jambi 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Jawa Barat 3,51 5,45 3,65 4,48 3,61 Rendah

Jawa Tengah 4,05 5,45 3,60 4,75 3,68 Rendah

Jawa Timur 3,93 5,45 3,61 4,69 3,66 Rendah

Kalimantan Barat 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Kalimantan Selatan 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Kalimantan Tengah 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Kalimantan Timur 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Kalimantan Utara 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Kepulauan Riau 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Lampung 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Maluku 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Maluku Utara 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Nanggroe Aceh Darussalam 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Nusa Tenggara Barat 3,02 3,00 3,00 3,01 3,00 Rendah

Nusa Tenggara Timur 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Papua 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Papua Barat 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Riau 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Sulawesi Barat 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Sulawesi Selatan 3,00 5,16 3,00 4,08 3,27 Rendah

Sulawesi Tengah 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Sulawesi Tenggara 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Rendah

Sulawesi Utara 3,02 3,00 3,26 3,01 3,07 Rendah

Sumatera Barat 3,02 5,16 3,00 4,09 3,27 Rendah

Sumatera Selatan 3,00 5,16 3,00 4,08 3,27 Rendah

Sumatera Utara 3,62 7,24 3,38 5,43 3,78 Rendah

Page 46: © 2020, Tim Riset PPATK · Hasil analisis 3 faktor risiko (ancaman, kerentanan, dan dampak) terhadap 5 jenis delik pidana pasar modal, diketahui bahwa Manipulasi Pasar merupakan

Sectoral Risk Assessment on Capital Market Crimes 38