134
69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga 4.1.1 Profil Sekolah SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga adalah lembaga pendidikan Kristen yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 111b Salatiga, Jawa Tengah. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Eben Haezer yang berdiri sejak tahun 1954. SMP Kristen 2 Eben Haezer adalah sekolah swasta yang memiliki akreditasi A dan merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Salatiga. Selain itu sekolah tersebut merupakan sekolah piloting yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu sekolah percontohan implementasi Kurikulum Pendidikan Tahun 2013 di Kota Salatiga. Pada tahun 2016 SMP Kristen 2 Eben Haezer membuat sebuah program yang bernama Brilliant Class Program (BCP). Program ini dikhususkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan akademik di atas rata-rata yang ditempatkan dalam sebuah kelas untuk dipersiapkan dalam mengikuti lomba-lomba akademik seperti lomba olimpiade sains atau lomba cerdas cermat yang diselenggarakan di dalam

repository.uksw.edu...69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga 4.1.1 Profil Sekolah SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga adalah

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 69

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Umum SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

    4.1.1 Profil Sekolah

    SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga adalah

    lembaga pendidikan Kristen yang terletak di Jalan

    Jenderal Sudirman No. 111b Salatiga, Jawa Tengah.

    Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan

    Pendidikan Eben Haezer yang berdiri sejak tahun

    1954. SMP Kristen 2 Eben Haezer adalah sekolah

    swasta yang memiliki akreditasi A dan merupakan

    salah satu sekolah favorit di Kota Salatiga. Selain itu

    sekolah tersebut merupakan sekolah piloting yang

    ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu sekolah

    percontohan implementasi Kurikulum Pendidikan

    Tahun 2013 di Kota Salatiga.

    Pada tahun 2016 SMP Kristen 2 Eben Haezer

    membuat sebuah program yang bernama Brilliant

    Class Program (BCP). Program ini dikhususkan bagi

    peserta didik yang memiliki kemampuan akademik di

    atas rata-rata yang ditempatkan dalam sebuah kelas

    untuk dipersiapkan dalam mengikuti lomba-lomba

    akademik seperti lomba olimpiade sains atau lomba

    cerdas cermat yang diselenggarakan di dalam

  • 70

    maupun di luar kota (Sumber: wawancara kepala

    sekolah pada 11 Oktober 2016).

    Selain program peningkatan akademik,

    sekolah juga menyediakan berbagai macam kegiatan

    sebagai wadah pengembangan diri dan kreativitas

    siswa di SMP Kristen 2 Eben Haezer berupa kegiatan

    ekstrakurikuler yang mencakup kegiatan kerohanian

    (ibadah mingguan, retreat), keolahragaan (bola

    basket, bulutangkis, futsal, tarung derajat), kesenian

    (membatik, fotografi, paduan suara, band,

    drumband, menari), kepemimpinan (Latihan Dasar

    Kepemimpinan Siswa atau LDKS, pramuka) dan

    Kelompok Ilmiah Siswa (KIS).

    Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk

    mengembangkan potensi, kemampuan, minat, bakat,

    kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta

    didik secara optimal untuk mendukung pencapaian

    tujuan pendidikan. Segala aktivitas kegiatan

    ekstrakuriler di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

    berada di bawah binaan dan pengawasan guru yang

    telah diberikan tugas oleh kepala sekolah.

    Dalam meningkatkan pemantauan terhadap

    aktivitas yang dilakukan peserta didik di sekolah,

    SMP Kristen 2 Eben Haezer telah memasang CCTV di

    setiap ruangan dan halaman sekolah yang dapat

  • 71

    dipantau langsung dari ruang kepala sekolah. Selain

    itu sekolah juga telah dilengkapi dengan microphone

    yang terhubung di masing-masing ruangan di

    sekolah untuk memudahkan penyampaian informasi

    antar seluruh warga sekolah.

    SMP Kristen 2 Eben Haezer juga telah banyak

    mengukir prestasi baik di tingkat Kota maupun

    Provinsi diantaranya adalah juara kedua OSN mata

    pelajaran IPS Tingkat Kota Salatiga tahun 2015,

    juara kedua OSN mata pelajaran Matematika

    Tingkat Kota Salatiga, Juara pertama Natural Science

    Olympiade (NSO UNES) se-Jawa Tengah dan juara

    ketiga POPDA Basket Tingkat Karisidenan Semarang.

    Untuk terus mempertahankan eksistensi

    sekolah, SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga setiap

    tahunnya harus menghadapi persaingan dalam

    menjaring murid baru dengan 30 sekolah di Salatiga

    yang terdiri dari 11 SMP Negeri dan 19 SMP Swasta.

    Sedangkan untuk wilayah kecamatan tingkir, SMP

    Kristen 2 Eben Haezer Salatiga harus bersaing

    dengan 3 sekolah yaitu SMP Anak Terang, SMPN 8

    Salatiga dan SMP Sudirman 2 Tingkir Salatiga dan

    salah satu dari sekolah tersebut, yaitu SMP Anak

    Terang yang dikenal dengan nama Bethany School

    menjadi kompetitor bagi SMP Kristen 2 Eben Haezer

  • 72

    Salatiga. SMP Anak Terang merupakan sekolah

    swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Anak

    Terang Indonesia. Sekolah ini berdiri pada tahun

    2013 namun telah menjadi salah satu sekolah

    swasta favorit di Salatiga. Pada tahun 2016, SMP

    Anak Terang berhasil meraih peringkat pertama SMP

    swasta se-Kota Salatiga dan peringkat kedua seluruh

    SMP di kota Salatiga dalam meraih hasil Ujian

    Nasional.

    SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga juga

    harus menghadapi persaingan dengan salah satu

    sekolah swasta favorit di kota Salatiga yaitu SMP

    Kristen Satya Wacana. Sekolah ini berada di bawah

    naungan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya

    Wacana (YPTKSW) yang telah berdiri sejak tahun

    1985. SMP Kristen Wacana juga telah memperoleh

    banyak prestasi baik dibidang akademik maupun

    non akademik diantaranya Juara I Siswa Berprestasi

    Putra tingkat Kota Salatiga tahun 2011 dan mewakili

    Salatiga ke tingkat Provinsi, Finalis Olimpiade

    Penelitian Siswa Tingkat Jawa Tengah tahun 2011,

    dan Juara I pada ajang Junior Basketball League

    (JRBL) Putri di Solo pada tahun 2015.

  • 73

    4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

    1. Visi

    SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memiliki

    visi unggul dalam prestasi yang berwawasan

    iptek berdasarkan iman Kristen dan nilai moral

    yang berkembang dalam masyarakat.

    2. Misi

    Adapun misi dari SMP Kristen 2 Eben Haezer

    Salatiga adalah:

    a. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai

    ajaran agama kristen dan memiliki budi pekerti

    luhur.

    b. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan

    secara efektif untuk mengoptimalkan potensi

    akademik yang dimiliki siswa.

    c. Menumbuhkan semangat untuk berprestasi bagi

    semua warga sekolah.

    d. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan

    lulusan yang berakhlak, kreatif, berprestasi,

    berwawasan iptek dan dan lingkungan.

    e. Mengkondisikan warga sekolah untuk

    berdisiplin dan berbudi pekerti luhur lewat

    keteladanan sikap dan perilaku serta tindakan.

  • 74

    f. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan

    untuk berprestasi dibidang akademik, seni dan

    olahraga

    g. Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa

    dalam upaya peningkatan keterampilan hidup

    h. Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib,

    bersih, indah dan nyaman

    3. Tujuan

    Dalam rangka menggenapi visi dan misi sekolah,

    SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

    menetapkan tujuan sekolah yaitu:

    a. Semua peserta didik mampu melakukan ibadah

    secara rutin dan khusus kepada Tuhan Yang

    MahaEsa

    b. Memiliki kepedulian sosial yang tinggi di

    lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

    c. Pada akhir tahun pelajaran 2016/2017, sekolah

    dapat meningkatkan perolehan Nilai hasil Ujian

    Nasional GSA ( gain score achievement ) 0,02

    (7,87 naik menjadi 7,89 )

    d. Meraih kejuaraan baik dibidang akademik

    maupun non akdemik di tingkat Kota/Kab dan

    Provinsi

    e. 100% siswa dapat melanjutkan kejenjang yang

    lebih tinggi

  • 75

    f. Mampu menjuarai berbagai lomba baik di

    tingkat kota, propinsi, maupun nasional

    g. Mampu menerapkan teknologi informasi dalam

    pembelajaran

    h. Mampu menyelenggarakan suasana belajar yang

    kondusif, nyaman, dan menyenangkan

    4.1.3 Data Peserta Didik

    Gambaran mengenai peserta didik dapat

    dilihat pada tabel 4.1 berikut:

    Table 4.1 Data Peserta Didik

    No. Tahun

    Jumlah Siswa

    Total

    Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

    1 2010/2011 84 71 62 217

    2 2011/2012 82 81 66 229

    3 2012/2013 94 80 78 252

    4 2013/2014 99 91 78 252

    5 2014/2015 76 97 93 266

    6 2015/2016 92 75 100 267

    7 2016/2017 85 93 76 254

    Sumber: Data Kesiswaan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, diolah

    Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa

    penerimaan jumlah siswa baru setiap tahunnya

    bersifat fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

    siswa baru yang diterima oleh sekolah selalu berbeda

  • 76

    setiap tahunnya bahkan mengalami penurunan.

    Pada tahun 2010/2011 jumlah siswa baru yang

    diterima sebanyak 84 siswa lalu mengalami

    penurunan menjadi 82 siswa pada tahun

    2011/2012. Selanjutnya penerimaan murid baru

    mengalami peningkatan pada tahun 2012/2013 dan

    pada tahun 2013/2014. Di tahun berikutnya sekolah

    mengalami penurunan penerimaan jumlah siswa

    baru yang cukup drastis yaitu hanya dapat

    menjaring 76 siswa meskipun di tahun 2015/2016

    sekolah kembali dapat menjaring 92 siswa baru

    siswa. Harapan untuk menjaring 100 siswa baru

    pada tahun 2016/2017 ternyata tidak tercapai.

    Sekolah yang berhasil meluluskan 100 siswa hanya

    dapat menjaring 85 siswa untuk tahun ajaran baru

    dan ini merupakan suatu dilema bagi sekolah karena

    tidak dapat mempertahankan jumlah input agar

    sebanding dengan jumlah output lulusan. (Sumber:

    Wawancara Kepala Sekolah pada 11 Oktober 2016).

  • 77

    4.1.4 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

    Gambaran mengenai jumlah pendidik dan

    tenaga kependidikan beserta kualifikasinya dapat

    dilihat pada tabel 4.2 berikut:

    Tabel 4.2 Data Kualifikasi Akademik Guru SMP Kristen 2

    Eben Haezer Salatiga

    Tabel 4.2 menginformasikan bahwa jumlah tenaga

    pendidik di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

    berjumlah 21 orang yang terdiri dari 12 guru tetap

    yayasan, guru tidak tetap berjumlah 6 orang dan

    guru pegawai negeri sipil yang diperbantukan

    sebanyak 3 orang. Kualifikasi tenaga pengajar di

    sekolah tersebut juga sudah memenuhi standar

    kualifikasi dari pemerintah yaitu telah bergelar

    sarjana (S1) bahkan terdapat 3 guru yang telah

    bergelah master (S2).

    No Jabatan Pendidikan

    Jumlah S2 S1 D3 D2 D1 SMA/K

    1 Kepala Sekolah 1 1

    Tenaga Pendidik

    2 a. Guru Yayasan 3 9 12

    3 b. Guru DPK 3 3

    4 c. GTT 6 6

    5 Total 21

    6 Tenaga

    Kependidikan 1 1 1 3

  • 78

    4.2 Analisis Hasil Penelitian

    Sesuai dengan desain penelitian dan

    pengembangan yang telah dipaparkan dalam sub bab

    3.2 Desain Penelitian, dalam penelitian ini terdapat

    enam tahapan yang dilakukan. Tahapan tersebut

    meliputi 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan

    Data, 3) Desain Produk 4) Validasi Desain, 5) Revisi

    Desain, 6) Uji Coba Produk (Uji Kelayakan) dan 7)

    Revisi Produk. Hasil yang diperoleh pada masing-

    masing tahap adalah sebagai berikut:

    4.2.1 Potensi dan Masalah

    Tahap pertama yang dilakukan dalam

    penelitian ini adalah menganalisis potensi dan

    masalah yang ada di SMP Kristen 2 Eben Haezer

    Salatiga melalui wawancara mendalam, observasi

    dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan pada

    bulan September hingga pertengahan bulan Oktober

    2016 terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah

    bidang kurikulum dan kesiswaan, bidang sarana dan

    prasarana, dan guru BK sekolah. Selanjutnya

    observasi dan studi dokumentasi dilakukan untuk

    mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan

    menunjang hasil wawancara.

  • 79

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan

    tersebut, maka diperoleh hasil bahwa potensi yang

    dimiliki sekolah antara lain: potensi pertama yaitu

    kemampuan akademik yang baik. Hal ini terlihat dari

    hasil wawancara dengan guru BK yang

    mengungkapkan bahwa:

    Sekolah memang tidak menyaring murid baru tiap

    tahunnya dan tidak ada standar nilai yang ditetapkan

    seperti yang dilakukan kebanyakan sekolah. Namun,

    selalu ada murid yang memiki kecerdasan istimewa

    yang masuk ke sekolah tiap tahunnya dan saat ini

    ditempatkan ke dalam sebuah kelas yang disebut BCP (Brilliant Class Program) dengan tujuan untuk

    mempersiapkan mereka mengikuti lomba-lomba

    akademik seperti OSN, cerdas cermat, dan lain sebagainya. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

    Hal ini juga didukung dengan pernyataan

    bidang sarana dan prasarana bahwa:

    Sekolah memiliki program yang di sebut kelas BCP yang bekerjasama dengan dosen UKSW untuk

    mempersiapkan siswa-siswa yang memiliki

    kemampuan akademik yang bagus dalam mengikuti

    lomba-lomba seperti olimpiade, lomba mata pelajaran dan lain-lain. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

    Pernyataan senada juga disampaikan oleh

    bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:

    Untuk peningkatan akademik siswa ada program BCP yang dilakukan oleh sekolah tahun ini dalam

    mempersiapkan para siswa mengikuti lomba-lomba akademik. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

  • 80

    Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga

    mendukung hal tersebut dengan mengungkapkan

    bahwa:

    Di sekolah ada kelas BCP yang bertujuan untuk

    mempersiapkan anak-anak mengikuti lomba-lomba

    akademik. Anak-anak ini diseleksi dari kelas 7 – 9 dan

    diberikan tambahan khusus setelah pulang sekolah. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Kepala sekolah pun mempertegas hal tersebut

    dengan mengungkapkan:

    Siswa di sini meskipun beragam dari sisi akademiknya

    karena saat masuk tidak ada tes untuk mereka,

    namun di antara mereka selalu ada anak yang

    berbakat yang mampu bersaing dengan sekolah-

    sekolah lain baik dalam bidang akademik mau pun non

    akademik. Mereka ditempatkan ke dalam kelas BCP yang diadakan tiap minggu sekali tiap hari kamis

    setelah pulang sekolah selama 2 jam pada pukul 01.30 – 15.30. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

    Dari hasil wawancara tersebut yang kemudian

    didukung dari hasil observasi mengenai kegiatan

    BCP pada hari Kamis setelah pembelajaran sekolah

    dilaksanakan dan dari studi dokumen mengenai data

    prestasi akademik siswa disimpulkan bahwa SMP

    Kristen 2 Eben Haezer memiliki potensi yang baik

    dari sisi akademik siswa. Para siswa yang telah

    terseleksi dari kelas 7 hingga kelas 9 dikelompokkan

    ke dalam sebuah kelas yang disebut Briliant Class

    Program (BCP). Para siswa ini dipersiapkan untuk

    meningkatkan reputasi dan daya saing sekolah

  • 81

    melalui lomba-lomba akademik yang diikuti tiap

    tahunnya.

    Potensi kedua yang dimiliki sekolah adalah

    kualitas tenaga pengajar yang handal. Hal ini terlihat

    dari wawancara dengan guru BK yang

    mengungkapkan bahwa:

    Guru-guru memiliki kemampuan dan kinerja yang baik

    dimana ada beberapa guru sudah menjadi instruktur

    kurtilas bahkan ditingkat nasional untuk melatih guru-guru di sekolah lain. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

    Pernyataan di atas juga didukung oleh wakil

    kepala sekolah bidang kurikulum yang

    mengungkapkan:

    Sekolah saat ini menjadi sekolah pilotting untuk

    pelatihan kurikulum 2013 dari pemerintah. Terdapat

    dua sekolah imbas yaitu SMPN 8 dan SMP Lab

    sehingga dua sekolah ini sering ke sekolah untuk

    belajar. Beberapa guru juga sudah menjadi instruktur kurtilas dan telah mendapatkan pelatihan di luar kota.

    Selain itu ada satu guru yang menjadi instruktur nasional sebagai guru pembelajar. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Hal senada juga terlihat dari hasil wawancara

    kepala sekolah yang mengungkapkan:

    SDM sekolah juga sudah sangat baik, kemarin ada

    satu guru menjadi instruktur nasional sebagai guru

    pembelajar, beberapa guru juga menjadi pendamping tim kurikulum 2013 mementori guru-guru di sekolah-sekolah lain. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

  • 82

    Hasil wawancara di atas menginformasikan

    bahwa tenaga pengajar di SMP Kristen 2 Eben Haezer

    memiliki kualitas yang sangat baik. Sekolah yang

    ditunjuk dari pemerintah sebagai sekolah pilotting

    untuk menjalankan kurikulum pendidikan 2013

    memiliki beberapa tenaga pengajar yang handal yang

    telah menjadi instruktur untuk melatih guru-guru di

    sekolah-sekolah lain terkait implementasi kurikulum

    pendidikan 2013. Hasil wawancara tersebut juga

    didukung dari studi dokumen terhadap Salinan

    Keputusan Kepala Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kementrian Pendidikan dan

    Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:

    022/H/KR/2015 menetapkan SMP Kristen 2 Eben

    Haezer Salatiga menjadi sekolah rintisan penerapan

    kurikulum 2013. Selanjutnya dari laporan hasil

    kegiatan pelatihan kurikulum 2013 oleh SMP Kristen

    2 Salatiga pada tahun 2015/2016 ditemukan bahwa

    terdapat dua guru yang telah menjadi instruktur

    dalam pelatihan kurikulum 2013 di tingkat

    kabupaten/kota. Hal ini membuktikan bahwa

    sekolah memiliki potensi yang baik dari segi kualitas

    tenaga pengajar.

  • 83

    Potensi ketiga yang dimiliki oleh sekolah

    adalah daya juang karyawan yang tinggi. Potensi ini

    terlihat dari hasil wawancara dengan wakil kepala

    sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan

    bahwa:

    Guru-guru saat ini memberikan tambahan pelajaran

    untuk siswa yang nilainya di bawah KKM di jam ke nol

    (06.15-07.00) selama 4 hari setiap minggunya. Selain

    itu, guru-guru juga selalu menawarkan dan membuka

    pintu rumah untuk anak-anak yang ingin belajar tambahan khususnya jika mendekati ujian nasional. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Hal senada juga disampaikan oleh wakil

    kepala sekolah bidang kesiswaan yang

    mengungkapkan bahwa:

    Siswa di sekolah ini mendapat tambahan mata

    pelajaran untuk anak-anak yang nilainya masih di

    bawah kkm pada jam ke nol (6.15-06.55) dan juga

    pengayaan atau tambahan pelajaran untuk kelas 9

    diadakan pada jam ke nol untuk persiapan ujian nasional. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut terlihat bahwa daya

    juang guru-guru untuk melayani peserta didik tinggi.

    Guru-guru tanpa dibayar pun rela memberikan

    pelajaran tambahan di pagi hari bahkan merelakan

    diri tanpa dibayar untuk membimbing para siswa

    yang ingin belajar tambahan setelah proses

    pembelajaran di sekolah. Hal tersebut juga di

    dukung dari observasi yang dilakukan mengenai

  • 84

    pemberian jam tambahan pada pagi hari untuk siswa

    yang masih kesulitan dalam pelajaran dan juga studi

    dokumen mengenai jadwal pemberian pelajaran

    tambahan serta RKAS Tahun 2016/2017 yang

    menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa maka dilakukan pemberian pelajaran

    tambahan untuk 8 mata pelajaran bagi siswa kelas

    VII dan VIII yang mengalami kesulitan dalam

    penguasaan materi dan juga bagi siswa kelas IX

    untuk persiapan ujian sekolah dan nasional selama

    4 hari dalam seminggu.

    Selanjutnya potensi keempat yang dimiliki

    oleh sekolah adalah komitmen dan loyalitas

    karyawan. Hal ini terlihat dari hasil wawancara

    dengan kepala sekolah yang mengungkapkan:

    Terdapat beberapa kegiatan jika harus melibatkan

    guru-guru tidak menjadi masalah. Kemarin ada 3

    kegiatan yang dilakukan bersamaan dalam minggu yang sama yaitu live ini, study tour dan perkemahan dan semua dapat dilakukan dengan baik. Sejauh ini

    juga saya melihat guru-guru tetap setia bekerja di tempat ini sampai pensiun. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Hal demikian juga disampaikan oleh bidang

    sarana dan prasarana yang mengungkapkan bahwa:

    Tingkat komitmen dan loyalitas pegawai di tempat ini

    tinggi. Sejauh ini belum ada pewagai yang saya lihat mengundurkan diri. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 6 Oktober 2016).

  • 85

    Dari wawancara tersebut terlihat bahwa

    loyalitas dan komitmen guru-guru dalam

    menjalankan tugas dan fungsinya baik. Guru-guru

    memiliki komitmen dalam menjalankan setiap

    kegiatan sekolah meskipun gaji yang diberikan masih

    minim dan juga tetap setia di ladang pekerjaan

    mereka hingga pensiun. Hal ini didukung dari studi

    dokumen yang dilakukan terhadap data tenaga

    pendidik dan kependidikan di SMP Kristen 2 Eben

    Haezer Salatiga dimana ditemukan 2 guru yang telah

    menyelesaikan masa kerja mereka karena telah

    mencapai usia pensiun pada tahun 2015/2016.

    Potensi kelima yang dimiliki oleh sekolah

    adalah sarana pembelajaran berbasis IT dan internet.

    Hal ini terlihat dari wawancara dengan bidang sarana

    dan prasarana sekolah yang mengungkapkan bahwa:

    Sekolah ini sudah dilengkapi dengan cctv dan LCD di tiap kelas dan ada WIFI sekolah sehingga diharapkan

    guru-guru dapat lebih terbantu dalam mengajar. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

    Hal senada juga disampaikan oleh wakil

    bidang kesiswaan bahwa:

    Fasilitas sekolah khususnya dalam pembelajaran sudah baik. Kelas-kelas sudah dilengkapi dengan LCD, CCTV bahkan WIFI sekolah. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

  • 86

    Kepala sekolah juga menegaskan hal tersebut

    dengan mengungkapkan bahwa:

    Sarana prasarana sekolah sudah mendukung

    khususnya dalam PBM sudah berbasis IT, kelas-kelas sudah diperlengkapi dengan LCD dan WIFI. (Sumber:

    wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan

    bahwa sarana sekolah untuk menunjang proses

    pembelajaran sudah baik. Dari observasi mengenai

    sarana dan prasaran sekolah dan juga studi

    dokumen terhadap data inventarisasi sarana dan

    prasarana sekolah ditemukan bahwa sekolah

    memang sudah memfasilitasi LCD, CCTV di masing-

    serta menyediakan Hot Spot area di sekolah untuk

    mendukung proses belajar mengajar agar dapat

    berjalan lebih optimal.

    Potensi keenam yang dimiliki oleh sekolah

    adalah dukungan dan keterlibatan orangtua yang

    tinggi terhadap kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari

    wawancara dengan kepala sekolah yang

    mengungkapkan bahwa:

    Relasi dan keterlibatan orang tua dengan sekolah

    sangat baik dan bisa dibilang menjadi potensi yang unggul. Jika sekolah memiliki kegiatan maka orang tua

    melalui wadah POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan

    Guru) ini pasti akan membantu sekolah. Pada kegitan live ini sekolah, orang tua yang berprofesi sebagai

    dokter terlibat sukarela memberikan pengobatan gratis

    kepada masyarakat sekitar. Selain itu POSG juga akan membuka stand untuk menggalang dana dalam acara

  • 87

    Bazaar sekolah sebagai bentuk partisipasi dalam membantu kegiatan sekolah. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

    Hal senada juga disampaikan oleh wakil

    bidang kesiswaan bahwa:

    Sekolah memiliki paguyuban orang tua yang

    dinamakan POSG yang bertujuan untuk menjembatani program-program sekolah dengan orang tua sehingga

    memiliki pemahaman yang sama. Kegiatan-kegiatan

    yang akan diadakan sekolah tersebut biasanya selalu

    mendapat respon yang positif dari orang tua bahkan

    mereka selalu mau terlibat membantu dalam

    menfasilitasi kegiatan sekolah seperti halnya menyediakan mobil untuk membantu trasportasi anak.

    Tahun ini dalam program live ini sekolah, ada orang

    tua yang berprofesi sebagai dokter bersedia untuk

    memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada

    masyarakat. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

    Selanjutnya wakil kepala sekolah bidang

    kurikulum sekolah juga mendukung hal tersebut

    dengan mengungkapkan bahwa:

    Sekolah memiliki POSG yang sudah berjalan sangat baik. Salah satu contohnya untuk live in bulan ini ada

    kerjasama dengan orang tua yang berprofesi sebagai

    dokter untk mengadakan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat sekitar tempat anak-anak live in.

    Orang tua juga sangat aktif terlibat dalam kegiatan-

    kegiatan sekolah seperti memberi pelatihan atau menjadi motivator sukarela di kegiatan LDKS. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Senada pernyataan tersebut bidang sarana

    dan prasarana sekolah mempertegas dengan

    mengungkapkan bahwa:

  • 88

    Sekolah memiliki wadah untuk berkomunikasi dengan

    orang tua mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang

    akan sekolah lakukan yang disebut POSG. Paguyuban orang tua ini selalu mendukung kegiatan-kegiatan

    sekolah dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

    Dari wawancara tersebut terlihat bahwa peran

    orang tua melalui wadah POSG (Paguyuban Orang

    Tua Siswa dan Guru) sangat berdampak bagi

    terlaksananya kegiatan-kegiatan sekolah. Dari

    observasi yang dilakukan pada kegiatan Bazaar

    sekolah pada bulan oktober 2016 serta studi

    dokumen mengenai kegiatan wacana warsa

    (graduation) siswa kelas sembilan tahun 2015/2016

    ditemukan bahwa orang tua melalui wadah POSG

    memang membantu sekolah baik dalam bentuk dana

    maupun tenaga dan memiliki keterlibatan yang

    sangat baik dalam menunjang terlaksananya

    kegiatan sekolah. Hal ini menjadi potensi bagi

    sekolah untuk dapat terus dipertahankan sehingga

    apa yang menjadi tujuan sekolah yaitu agar tercipta

    kepedulian sosial yang tinggi baik di lingkungan

    keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat tercapai.

    Potensi ketujuh yang dimiliki oleh sekolah

    adalah memiliki dua sekolah dasar yaitu SD Kristen

    3 & 4 Eben Haezer Salatiga yang menjadi supplier

  • 89

    murid baru tiap tahunnya. Hal ini didukung dengan

    pernyataan kepala sekolah yang mengungkapkan

    bahwa:

    YPE memiliki 2 SD yaitu SD kristen 3 dan 4 dimana

    sekitar 70% - 80% persen muridnya masuk ke SMP kristen 2.” (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

    Pernyataan ini juga didukung oleh wakil

    kepala sekolah bidang kurikulum yang

    mengungkapkan:

    Sekolah juga puji Tuhan memiliki dua sekolah dasar

    yaitu SD Kristen 3 dan 4 yang sebagian besar

    lulusannya masuk ke SMP Kristen 2 tiap tahunnya.” (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung dari

    observasi yang dilakukan terhadap keberadaan

    kedua SD tersebut serta dari studi dokumen yang

    dilakukan terhadap data peserta didik SMP Kristen 2

    Eben Haezer Salatiga ditemukan bahwa potensi yang

    penting yang dimiliki oleh SMP Kristen 2 Eben

    Haezer saat ini adalah dua sekolah dasar yaitu SD

    Kristen 3 dan SD Kristen 4 yang merupakan

    penyumbang murid terbesar bagi sekolah tiap

    tahunnya.

    Selanjutnya dalam wawancara dengan kepala

    sekolah, bidang kurikulum, bidang sarana

    prasarana, guru BK dan bendahara sekolah

  • 90

    ditemukan permasalahan yang cukup signifikan

    yaitu belum adanya rencana strategis sekolah

    sebagai patokan dalam menyusun program tahunan

    sekolah untuk mencapai visi, misi serta tujuan

    sekolah. Hal ini menjadi sumber masalah belum

    berjalannya pengelolaan dan kegiatan sekolah

    dengan maksimal. Permasalahan mengenai belum

    adanya rencana strategis sekolah terlihat dari

    wawancara dengan kepala sekolah yang

    mengungkapkan bahwa:

    Sekolah memang belum memiliki rencana strategis

    untuk saat ini dan masih dalam proses penggodokan karena butuh melibatkan banyak data pendukung. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

    Hal ini juga didukung oleh wakil bidang

    kurikulum bahwa:

    Untuk rencana strategis sekolah yang empat tahunan

    itu setahu saya masih dalam proses penyusunan dan

    yang dijalankan selama ini masih berupa program

    tahunan sekolah yang mengacu pada program tahunan sebelumnya. Tetapi idealnya harus ada untuk menjadi

    acuan tiap tahunnya agar visi misi sekolah dapat tercapai. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Senada dengan itu wakil kepala sekolah

    bidang kesiswaan juga mempertegas hal tersebut

    dengan mengungkapkan bahwa:

    Selama ini saya belum melihat rencana strategis empat

    tahunan sekolah, namun kita lagi mencoba untuk

  • 91

    menggarap itu. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

    Hal tersebut juga didukung oleh bendahara

    sekolah dengan mengunkapkan bahwa:

    Sekolah saat ini memiliki acuan program yang disebut RKAS atau Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah yang

    merupakan turunan dari RKT atau Rencana Kerja

    Tahunan. Untuk acuan RKT tersebut sepengetahuan saya

    harusnya dari RKJMS atau Rencana Kerja Jangka

    Menengah Sekolah. Namun selama ini yang terlihat di

    sekolah adalah hanya rencana kerja tahunan saja sedangkan untuk rencana kerja menengah empat atau lima tahun itu belum ada. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

    Dari wawancara di atas dapat disimpulkan

    bahwa rencana strategis sekolah atau yang identik

    dengan rencana jangka menengah sekolah belum

    ada. Dari studi dokumen yang dilakukan terkait

    rencana kegiatan sekolah ditemukan bahwa selama

    ini sekolah masih berpatokan pada rencana kerja

    tahunan yang diperbaharui setiap tahunnya. Sekolah

    belum memiliki rencana strategis yang menjadi

    acuan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan

    sekolah untuk kurun waktu tertentu sehingga hal ini

    memberikan beberapa dampak permasalahan yang

    ditemukan dilapangan yaitu:

    Pertama, jumlah tenaga pengajar di sekolah

    masih terbatas dan perlu adanya penambahan SDM.

  • 92

    Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang kurikulum

    bahwa:

    Tenaga SDM sekolah masih sangat kurang, guru-guru

    banyak merangkap mengajar seperti guru IPA

    merangkap mengahar prakarya, guru bahasa inggris

    mengajar bahasa jawa dan rata-rata jumlah jam perminggunya lebih dari 25 jam. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil

    bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:

    Permasalahan yang ada di sekolah saat ini adalah

    jumlah SDM kita masih sangat terbatas mengingat kegiatan-kegiatan sekolah sangat banyak. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

    Selanjutnya hal ini dipertegas oleh kepala

    sekolah dengan mengungkapkan bahwa:

    Dari jumlah SDM juga kita memang terbatas. Terlihat

    saat pelajaran ekstrakurikuler dimana terdapat sangat

    banyak siswa yang berminat pada ekskul tertentu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut yang didukung

    dengan studi dokumen yang dilakukan terhadap data

    jadwal mengajar guru-guru di sekolah, ditemukan

    bahwa sekitar tujuh guru diantaranya guru IPA dan

    guru bahasa Inggris merangkap mengajar di luar dari

    bidang pengajaran mereka. Selain itu, observasi yang

    dilakukan terhadap kegiatan ekstrakurikuler seperti

    basket memang memiliki satu tenaga pengajar dari

    luar yang menghandle kurang lebih 55 siswa (putra

  • 93

    dan putri). Ektrakurikuler band pun terkendala

    dalam keterbatasan alat dimana jumlah siswa yang

    mengikuti ekstrakurikuler tersebut sekitar 22 siswa.

    Kedua, belum adanya laboran sekolah. Hal ini

    disampaikan oleh wakil bidang kurikulum bahwa:

    Sekolah saat ini tidak memiliki laboran yang

    mengurusi Lab sehingga guru seringkali kelabakan

    saat akan mengadakan eksperimen dengan siswa

    karena harus mempersiapkan alat dan bahan sendiri, mencuci alat, merapikan dsb. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung dari

    observasi dan studi dokumen terhadap data tenaga

    pendidik dan kependidikan ditemukan bahwa

    laboran sekolah memang belum ada dan selama ini

    kegiatan praktikum di handle oleh guru mata

    pelajaran masing-masing

    Ketiga, upah karyawan masih minim. Hal ini

    disampaikan oleh guru BK dalam hasil wawancara

    yang mengungkapkan bahwa:

    Hal lain yang sering menjadi perbincangan di sekolah

    adalah sangat minimnya gaji yang diberikan yayasan

    kepada pegawainya dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

    Hal serupa juga disampaikan oleh wakil

    bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa:

    Di sekolah ini guru-gurunya kebanyakan double job dalam artian ada yang mengajar lebih dari satu mata

    pelajaran sehingga butuh persiapan yang lebih

  • 94

    sedangkan gaji yang diberikan oleh yayasan masih sangat kurang. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Pernyataan ini juga dipertegas oleh bendahara

    sekolah yang mengungkapkan bahwa:

    Gaji karyawan di sekolah ini masih di bawah UMR

    Salatiga. Hal ini sudah sering dibicarakan dengan yayasan namun belum mendapat jawaban. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

    Hal senada juga didukung oleh bidang sarana

    dan prasarana sekolah yang mengungkapkan

    bahwa:

    Permasalahan lain yang memang masih sering

    diusulkan ke pihak yayasan adalah gaji yang diberikan

    masih sangat kurang sehingga kadang masih sering menjadi pembicaraan di dalam rapat sekolah. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    studi dokumen terhadap slip gaji salah seorang guru

    di sekolah yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun

    ditemukan bahwa gaji guru masih sangat minim dan

    belum mencapai standar UMR Salatiga.

    Keempat, image sekolah mahal di mata

    masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang

    kesiswaan bahwa:

    Uang SPP siswa di sekolah ini tergolong tinggi yaitu

    sekitar 400an ribu per bulannya sehingga membuat

    orang tua siswa khususnya yang memiliki anak yang

    bukan berasal dari sekolah YPE kurang antusias untuk menyekolahkan ke tempat ini. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

  • 95

    Hal tersebut juga didukung oleh bendahara

    sekolah yang mengungkapkan bahwa:

    Image sekolah mahal di mata masyarakat dimana SPP

    sekolah tiap bulannya itu berkisar Rp. 385.000 s/d Rp.

    420.000 (tergantung bulan masuknya) dan UPP sekolah Rp. 4.500.000. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung dari

    studi dokumen terhadap biaya sekolah dan RKAS

    tahun 2016/2017 ditemukan bahwa biaya sekolah di

    SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memang

    berkisar antara Rp. 385.000 – Rp. 420.000

    tergantung pada waktu kapan calon siswa baru

    mendaftar. Semakin cepat calon siswa tersebut

    mendaftar maka biaya SPP sekolah pun lebih ringan.

    Kelima, perpustakaan sekolah yang belum

    memadai. Hal ini diungkapakan oleh wakil kepala

    sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:

    Buku-buku di Library juga masih sangat kurang

    menunjang karena berisi kebanyakan buku paket,

    sedangkan buku fiksi, non fiksi dan buku referensi masih sangat minim. Kondisi ruangan di library juga masih pengap dan panas. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Senada dengan itu bendahara sekolah juga

    sependapat dengan mengungkapkan:

    Yang masih kurang di sekolah ini adalah

    perpustakaannya. Dari segi buku, tata ruang dan

    akses masih kurang. Buku-buku kebanyakan buku

    paket sedangkan buku referensi masih sangat kurang.

  • 96

    Buku-bukunya banyak yang sudah tua sehingga perlu

    ada penambahan buku fiksi, non fiksi dan referensi. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Hal ini juga dipertegas oleh kepala sekolah

    yang mengungkapkan bahwa:

    Saat ini sekolah masih menggarap perbaikan sarana dan prasarana perpustakaan dan elengkapan penyediaan referensi buku-bukunya. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    observasi terhadap perpustakaan SMP Kristen 2

    Eben Haezer Salatiga, ditemukan bahwa ruang

    perpustakaan memang masih belum kondusif, buku-

    buku yang tersedia pun kebanyakan buku paket

    pelajaran dan juga masih terdapat buku-buku cerita

    yang sudah sangat lama.

    Keenam, keterbatasan biaya anggaran sekolah

    yaitu kenaikan maksimal 10% dari total anggaran di

    tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan dari hasil

    wawancara dengan wakil bidang kesiswaan yang

    mengungkapkan bahwa:

    Dana yang diperbolehkan untuk sekolah sangat

    terbatas tiap tahunnya yaitu hanya diperbolehkan naik

    10% dari biaya tahun lalu sedangkan kadang kegiatan yang dirancang lebih dari dana yang diberikan. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober

    2016).

  • 97

    Bendahara sekolah juga sependapat dengan

    hal ini dengan mengungkapkan:

    Permasalahan yang terjadi sekarang adalah standar

    pengeluaran dana dari yayasan yang sangat rendah.

    Sekolah kurang bisa leluasa melakukan kegiatan-

    kegiatan tambahan karena dana yang diperbolehkan oleh yayasan hanya boleh 7% - 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    studi dokumen yang dilakukan terhadap RKAS

    sekolah pada tahun 2014/2015 dan 2016/2017

    ditemukan bahwa adanya keterbatasan anggaran

    yang sudah menjadi kebijakan dari yayasan yaitu

    sekolah hanya diperbolehkan menaikkan anggaran

    setiap tahunnya berkisar antara 10% hingga15% dari

    total anggaran tahun lalu.

    Ketujuh, penurunan pencapaian nilai UN

    tahun 2016. Permasalahan ini terlihat dari ungkapan

    wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

    Rata-rata nilai Ujian Nasional yang diperoleh selama ini cukup memuaskan. Tetapi tahun ini sekolah

    mengalami penurunan pencapaian nilai rata-rata UN

    dimana sekolah turun posisi ke enam dari seluruh SMP di Salatiga. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016 Hal tersebut juga disampaikan oleh kepala

    sekolah yang mengungkapkan:

    Pencapaian nilai UN tahun ini mengalami penurunan,

    sekolah berada di posisi ke enam untuk seluruh SMP di salatiga. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

  • 98

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    studi dokumen terhadap hasil Ujian Nasional siswa

    ditemukan bahwa SMP Kristen 2 Eben Haezer

    Salatiga memang mengalami penurunan pencapaian

    nilai UN dimana pada tahun 2015 sekolah mampu

    meraih peringkat ke dua sekota salatiga untuk

    SMP/MTS, kini turun ke peringkat ke enam pada

    tahun 2016.

    Dari data yang telah dipaparkan tersebut

    dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang

    muncul terkait belum adanya rencana strategis

    sebagai acuan dalam merancang program sekolah

    tiap tahunnya menimbulkan beberapa permasalahan

    di lapangan yaitu: (1) jumlah tenaga pengajar di

    sekolah masih terbatas, (2) belum adanya laboran

    sekolah, (3) Gaji karyawan yang minim, (4) image

    sekolah yang mahal, (5) perpustakaan sekolah yang

    belum memadai, (6) keterbatasan biaya anggaran

    sekolah dan (7) penurunan pencapaian nilai UN

    tahun 2016.

    Setelah identifikasi potensi dan masalah

    dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah

    pengumpulan data.

  • 99

    4.2.2 Pengumpulan Data

    Tahapan pengumpulan data dilakukan

    dengan tujuan untuk menggali informasi yang lebih

    dalam dan mendapatkan data yang lebih akurat

    terkait permasalahan yang ada. Permasalahan

    sekolah yang ditemukan pada tahapan pertama akan

    ditinjau ke dalam tujuh aspek sumber daya dan

    kapabilitas sekolah yang diharapkan beberapa

    permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui

    penyusunan rencana strategis berbasis modal

    sumber daya sekolah (RBV). Ke tujuh aspek sumber

    daya ini meliputi (1) sumber daya finansial, (2)

    sumber daya fisik, (3) sumber daya manusia, (4)

    sumber daya organisasional, (5) sumber daya

    teknologi, (6) sumber daya inovasi dan kreativitas

    dan (7) reputasi sekolah.

    Pengumpulan data dilakukan melalui

    wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

    Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, wakil

    kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan,

    bidang sarana dan prasarana dan bendahara

    sekolah. Wawancara ini bertujuan untuk

    mendapatkan informasi dan data-data mengenai

    tujuh aspek sumber daya dan kapabilitas sekolah.

    Selanjutnya dilakukan juga wawancara dengan

  • 100

    beberapa kepala sekolah kompetitor SMP Kristen 2

    Eben Haezer Salatiga yaitu SMP Kristen

    Laboratiorium Satya Wacana dan SMP Anak Terang

    (Bethany school). Wawancara terhadap kompetitor

    SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga ini dilakukan

    untuk mendapatkan data dalam menunjang analisis

    yang dilakukan terhadap sumber daya dan

    kapabilitas SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

    Selanjutnya observasi dan studi dokumentasi

    dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih

    lengkap untuk menunjang hasil wawancara.

    Berikut dipaparkan mengenai sumber daya

    dan kapabilitas yang dimiliki SMP Kristen 2 Eben

    Haezer Salatiga.

    a. Sumber Daya Finansial

    Dari hasil wawancara mengenai sumber daya

    finansial sekolah diperoleh data bahwa dana

    operasional sekolah berasal dari dana BOS dan dana

    Yayasan. Dana BOS ini terdiri dari dua yaitu dari

    APBN dan APBD kota. Selain itu terdapat juga dana

    OSIS dan dana sumbangan kasih dari sekolah-

    sekolah yang datang promosi ke SMP Kristen 2. Dana

    ini merupakan dana kas sekolah yang khusus

    digunakan untuk membantu penyelenggaraan

    kegiatan operasional kegiatan siswa di sekolah.

  • 101

    Anggaran sekolah setiap tahunnya didasarkan

    pada RKAS yang disusun pada akhir semester dua

    untuk diajukan kepada Yayasan. Selama ini sekolah

    tidak pernah kekurangan dana atau melakukan

    peminjaman dana ke pihak ketiga karena seluruh

    kegiatan sekolah selama satu tahun selalu dapat

    terlaksana dengan adanya bantuan dana BOS dan

    dana Yayasan. Hal ini disampaikan oleh bendahara

    sekolah dalam hasil wawancara bahwa:

    Sekolah tidak pernah melakukan peminjaman uang ke pihak ketiga. Selama ini event yang dilakukan sekolah

    mengacu ke RKAS sekolah. Dana operasional sekolah

    berasal dari dana BOS dari pemerintah dan dana

    Yayasan. Selain itu ada juga dana OSIS yang diperoleh

    dari uang persembahan ibadah mingguan siswa dan

    persembahan tali kasih dari sekolah-sekolah menengah atas yang datang promosi ke sekolah. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh

    kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

    Selama saya di sini sejak tahun 2006, sekolah belum pernah meminjam dana ke pihak ketiga untuk

    melaksanakan operasional sekolah. Sumber dana

    sekolah berasal dari dana BOS pemerintah dan dan

    Yayasan dan selama ini dana BOS itu selalu lancar.

    Sekolah juga tidak pernah mengalami minus anggaran

    dan semua kegiatan sekolah berjalan sesuai dengan RKAS dalam satu tahun. (Sumber: wawancara kepala sekolah sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Selanjutnya dari studi dokumentasi yang

    dilakukan terhadap rencana kegiatan anggaran

    sekolah (RKAS) tahun 2016/217, ditemukan bahwa

  • 102

    besaran dana BOS APBN yang diterima oleh sekolah

    per tahunnya adalah Rp. 254.000.00 dan BOS APBD

    kota sebesar Rp. 10.835.000. Sedangkan dana

    yayasan yang diterima oleh sekolah sebesar Rp.

    989.963.000 dimana dana ini termasuk dana

    operasional sekolah dan gaji karyawan selama satu

    tahun.

    Peran orang tua juga sangat dirasakan oleh

    sekolah khususnya dalam membantu kegiatan

    sekolah. Tahun lalu orang tua melalui wadah POSG

    (Paguyuban orang tua siswa dan guru) berinisiatif

    membantu mengadakan kegiatan wacana warsa

    yaitu penamatan siswa kelas sembilan yang

    diselenggarakan di sebuah hotel di salatiga. Hal ini

    diungkapkan oleh bendahara sekolah bahwa:

    Peran orang tua sangat besar bagi sekolah, tahun

    kemarin dana kegiatan wacana warsa sekolah yang

    diadakan di hotel sebagian besar dari POSG karena dana yayasan terbatas. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Hal senada juga didukung dari pernyataan

    kepala sekolah bahwa:

    Kadang kegiatan sekolah itu dibantu oleh orang tua

    siswa lewat POSG. Contohnya tahun kemarin saat

    wacana warsa yaitu penamatan siswa kelas IX. Sekolah

    merencanakan kegiatan tersebut dilakukan di internal

    sekolah saja sesuai dengan dana yang sudah

    dianggarkan oleh yayasan. Namun orang tua berinisiatif untuk menanggung kekurangan dana yang

    ada agar acara terebut dapat diadakan di hotel.

  • 103

    (Sumber: wawancara kepala sekolah sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    studi dokumen mengenai laporan kegiatan wacana

    warsa sekolah tahun 2015/206 ditemukan bahwa

    memang peran orang tua dalam membantu sekolah

    khususnya dalam bentuk dana dan fasilitas untuk

    mendukung kegiatan sekolah agar menjadi lebih

    optimal sangat besar dan hal ini merupakan

    keuntungan bagi sekolah karena memiliki komunitas

    orang tua siswa yang sangat partisipatif.

    Permasalahan yang cukup signifikan juga

    dirasakan oleh pihak sekolah terkait pendanaan

    sekolah tiap tahunnya yaitu adanya pembatasan

    anggaran oleh pihak Yayasan. Rencana anggaran

    yang disusun oleh sekolah tiap tahunnya hanya

    diperbolehkan mengalami kenaikan maksimal 10%

    dari total anggaran kegiatan sekolah di tahun

    sebelumnya sehingga hal ini membuat sekolah agak

    kesulitan dalam merancang program-program baru

    untuk sekolah. Hal ini terlihat dari wawancara

    dengan bendahara sekolah yang mengungkapkan

    bahwa:

    Anggaran sekolah tiap tahunnya itu dibatasi oleh

    yayasan yaitu hanya diperbolehkan naik 10% dari

    anggaran tahun sebelumnya sehingga sekolah kurang

    bisa leluasa melakukan kegiatan-kegiatan tambahan

  • 104

    karena dana yang diperbolehkan oleh yayasan hanya

    boleh 7% - 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Hal tersebut juga didukung dari wawancara

    dengan kepala sekolah yang mengungkapkan:

    Semua dana baik SPP maupun UPP siswa itu semua terpusat ke Yayasan. Sekolah selama satu tahun akan

    membuat rencana kegiatan dan anggaran yang

    dituangkan ke dalam RKAS lalu anggaran yang telah

    selesai di rancang akan diajukan ke yayasan. Namun

    dana yang diajukan ini sudah di batasi oleh yayasan yaitu kenaikan 10% dari anggaran tahun lalu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    studi dokumen terhadap RKAS sekolah pada tahun

    2015/2016 dan tahun 2016/2017 ditemukan bahwa

    sekolah memang mengalami keterbatasan dalam

    menaikkan anggaran sekolah tiap tahunnya yang

    disebabkan kebijakan dari Yayasan sehingga hal ini

    membuat sekolah kesulitan dalam membuat

    program-program baru ataupun kegiatan yang

    membutuhkan dana yang cukup besar untuk tahun

    berikutnya.

    b. Sumber Daya Fisik

    Data yang diperoleh dari hasil wawancara

    yang telah dilakukan terkait sumber daya fisik

    sekolah yaitu sekolah telah memiliki sarana dan

    prasarana yang telah memenuhi standar pelayanan

  • 105

    minimal sekolah. SMP Kristen 2 Eben Haezer telah

    memilki WIFI sekolah serta LCD di tiap ruang kelas

    untuk menunjang proses pembelajaran agar lebih

    optimal. Selain itu sekolah juga telah memasang

    CCTV di tiap ruang kelas dan halaman sekolah

    untuk memudahkan pemantauan kegiatan yang

    terjadi di sekolah dan microphone di tiap ruangan

    untuk memudahkan koordinasi.

    Fasilitas lain berupa lapangan basket yang

    multifungsi, perpustakaan, laboratorium dan ruang

    multimedia juga telah disediakan oleh sekolah untuk

    memfasilitasi para siswa dalam belajar. Saat ini juga

    sekolah sedang membangun Gedung Olah Raga

    (GOR) yang diharapkan dapat beroperasi secepatnya.

    Namun perlu adanya perawatan secara berkala

    terkait sarana yang ada di sekolah untuk menjaga

    agar barang-barang tersebut tetap optimal untuk

    digunakan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang

    dilakukan dengan bidang sarana dan prasarana yang

    mengungkapkan:

    Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah saat ini

    ada lapangan yang dapat digunakan untuk bermain

    basket atau futsal, LCD ditiap kelas, mircophone di

    tiap ruangan, CCTV di 14 tempat termasuk di masing-

    masing kelas, ada juga laboratorium, ruang multimedia, dan perpustakaan. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 4 Oktober 2016).

  • 106

    Hal senada juga disampaikan oleh kepala

    sekolah yang mengungkapkan bahwa:

    Sarana dan prasaran sekolah sudah menunjang dan

    sudah memenuhi standar pelayanan minimal dari

    pemerintah. Guru-guru juga sudah difasilitasi dengan

    LCD ditiap ruangan, WIFI sekolah, Laboratorium dan sebagainya. GOR masih dalam proses penyelesaian

    sehingga diharapkan ketiga GOR ini selesai, kegiatan

    anak-anak khususnya dalam bidang olahraga dapat

    lebih optimal. Namun yang menjadi permasalahan

    adalah perlu adanya perbaikan untuk beberapa LCD di

    ruang kelas dan penambahan kuota WIFI karena cenderung lambat untuk mengakses internet. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut terlihat bahwa

    sekolah sudah memfasilitasi guru-guru dan peserta

    didik dengan baik. Sarana dan prasarana untuk

    mengoptimalkan proses belajar mengajar sudah

    disediakan oleh sekolah. Hal ini juga didukung dari

    observasi yang dilakukan terhadap sarana dan

    prasarana sekolah serta studi dokumentasi terhadap

    inventarisasi sarana dan prasarana sekolah

    ditemukan bahwa sekolah memang sudah dilengkapi

    dengan fasilitas lapangan basket, lapangan volley,

    media pembelajaran (LCD projector di setiap kelas),

    laboratorium komputer berbasis internet (dilengkapi

    AC), laboratorium bahasa berbasis IT (dilengkapi AC),

    ruang multimedia (dilengkapi AC), perpustakaan,

    laboratorium IPA, ruang musik, kafetaria, ruang

    konseling, CCTV di setiap ruang kelas dan beberapa

  • 107

    titik area sekolah dan hot spot (WIFI) dalam

    mengoptimalkan proses kegiatan belajar dan

    mengajar di kelas. Namun, diperlukan adanya

    perawatan dan pengecekan secara berkala terhadap

    sarana dan prasarana sekolah sehingga kualitas

    pengajaran di kelas yang berbasis IT dapat terus

    dipertahankan.

    c. Sumber Daya Manusia

    Dari hasil wawancara mengenai sumber daya

    sekolah diperoleh data bahwa tenaga pengajar di

    sekolah sudah bergelar sarjana bahkan ada tiga guru

    yang sudah bergelar master. Selain itu guru-guru

    juga telah mengajar sesuai dengan bidang yang

    diampuh namun rata-rata guru di sekolah masih

    merangkap mengajar mata pelajaran yang lain. Hal

    ini terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah

    yang mengungkapkan bahwa:

    Syarat minimal untuk tenaga pengajar sudah terpenuhi. Guru-guru sudah bergelar sarjana dan ada

    tiga guru yang sudah bergelar master. Guru-guru di

    sekolah 95% berasal dari lulusan UKSW dan sudah

    mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga

    sependapat dengan pernyataan tersebut dengan

    mengungkapkan:

  • 108

    Guru-guru di sekolah sudah memenuhi kualifikasi semua bahkan sudah ada guru yang sudah S2. Guru-

    guru juga sudah mengajar sesuai bidangnya masing-

    masing namun tetap ada tambahan tanggungjawab

    yang diberikan di luar bidang yang diampuh. Salah

    satu contohnya guru bahasa inggris merangkap mengajar bahasa jawa. (Sumber: wawancara kepala

    sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Hal demikian juga disampaikan oleh bidang

    sarana dan prasarana sekolah bahwa:

    Tingkat pendidikan guru-guru di sini sudah sarjana

    semua dan sudah ada guru yang S2. Guru-guru juga

    sudah mengajar sesuai bidangnya namun tetap

    memiliki tambahan mengajar mata pelajaran di luar

    bidangnya seperti contohnya guru IPA tetapi juga mengajar prakarya. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung

    dengan studi dokumen yang dilakukan terhadap data

    tenaga pendidik dan kependidikan serta data

    mengenai beban mengajar guru SMP Kristen 2 Eben

    Haezer Salatiga ditemukan bahwa terdapat 14 guru

    tetap YPE, 4 guru tidak tetap, 3 guru PNS

    diperbantukan. Dari data tersebut juga ditemukan

    bahwa terdapat 3 guru yang sudah bergelas S2 dan

    18 guru lainnya telah bergelar S1. Selanjutnya

    ditemukan juga terdapat sekitar 7 guru yang

    mengajar dua mata pelajaran di luar dari bidang

    keahliannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan

    bahwa guru-guru di SMP Kristen 2 Eben Haezer

  • 109

    Salatiga sudah berkualifikasi Sarjana dan Master.

    Namun yang menjadi permasalahan adalah guru-

    guru tersebut juga dituntut untuk dapat mengajar

    mata pelajaran yang lain di luar dari bidang keahlian

    mereka.

    Hubungan antar SDM di sekolah pun baik

    dan harmonis, serta tingkat adaptasi, loyalitas dan

    komitmen pegawai cukup tinggi. Hal ini terlihat dari

    dari pernyataan kepala sekolah bahwa:

    Hubungan antar karyawan di sekolah serta tingkat adaptasi guru-guru cukup baik. Minggu kemarin ini

    kita memiliki tiga kegiatan yang dilakukan secara

    bersamaan yaitu live in kelas IX, study tour kelas VIII

    dan perkemahan kelas VII dan semua dapat berjalan

    dengan baik. Selama ini sepengetahuan saya tidak ada

    guru yang mendundurkan diri bahkan rata-rata mereka pensiun di tempat ini. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Hal tersebut juga didukung oleh wakil kepala

    sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:

    Loyalitas dan komitmen guru-guru sangat tinggi dan

    tidak pernah hitung-hitungan. Guru-guru di tempat ini

    tanpa dibayar pun rela memberikan tambahan mata

    pelajaran di rumah bagi siswa-siswa yang membutuhkan. (Sumber: wawancara wakasek kurikulum sekolah pada 3 Oktober 2016).

    Hal demikian juga disampaikan oleh bidang

    sarana dan prasarana sekolah bahwa:

    Tidak ada gap antar karyawan dan guru. Contohnya

    tiap ada kegiatan, karyawan juga selalu dilibatkan seperti diikutsertakan dalam kegiatan live in, perkemahan, study tour dan lain sebagainya. Sejauh ini

  • 110

    setiap kebijakan bisa dijalankan dengan baik di

    sekolah. Tingkat komitmen dan loyalitas pegawa juga

    di sekolah ini tinggi dan sejauh ini belum ada pegawai yang saya lihat mengundurkan diri. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    observasi pada kegiatan sekolah yaitu perayaan Dies

    Natalis Sekolah melalui kegiatan Bazaar dan

    observasi terhadap kegiatan pelajaran tambahan

    pada pukul 06.15 pagi ditemukan bahwa hubungan

    antar pegawai di sekolah terjalin dengan baik dalam

    menjalankan kegiatan tersebut, komitmen guru-guru

    juga tinggi dimana guru-guru datang tepat waktu ke

    sekolah. Selain itu, dari studi dokumen yang

    dilakukan terhadap data pendidik dan kependidikan,

    ditemukan bahwa loyalitas karyawan di SMP Kristen

    2 Eben Haezer cukup tinggi mengingat tidak ada

    karyawan yang mengundurkan diri bahkan

    ditemukan 2 guru yang setia melayani di sekolah

    hingga pensiun.

    Pengembangan SDM sekolah dilakukan

    melalui pelatihan in house training rutin yang

    diadakan tiap tahun pada akhir semester satu di

    bulan desember dengan mengundang para pakar

    pendidikan dari LPMP semarang, Universitas Negeri

    Semarang dan dari Dinas pendidikan kota Salatiga.

  • 111

    Guru-guru di sekolah juga mendapatkan pelatihan

    implementasi kurikulum pendidikan tahun 2013 dari

    pemerintah tiga kali dalam satu semester dan aktif

    dalam mengikuti MGMP tiap bulannya untuk

    pengembangan profesionalisme mereka. Hal ini

    terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang

    mengungkapkan bahwa:

    Pengembangan SDM sekolah rutin dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan desember dalam bentuk in house training dengan mendatangkan motivator atau pakar di

    bidang pendidikan dari LPMP semarang dan dinas

    pendidikan kota salatiga terkait implementasi kurtilas atau peningkatan profesionalisme guru. Guru-guru

    juga difasilitasi untuk mengikuti MGMP tiap bulannya.

    Pemerintah rutin mengadakan pelatihan terkait

    implementasi kurtilas di sekolah karena sekolah kita adalah sekolah pilotting dan tahun ini dilakukan tiga kali dalam satu semester. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Hal senada juga disampaikan oleh wakil

    kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

    Workshop dari pemerintah diadakan tiga kali dalam

    satu semester mengenai kurtilas dengan

    mendatangkan instruktur dari provinsi di sekolah.

    Sedangkan dari internal sekolah sendiri pelatihan

    guru-guru diadakan tiap tahun di akhir semester satu dengan mendatangkan trainer dari UNES dan LPMP

    semarang. Untuk tahun kemarin pelatihan diadakan di

    luar kota selama tiga hari dan tahun ini disepakati untuk diadakan di sekolah saja. (Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

  • 112

    Selanjutnya pernyataan tersebut juga

    disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang

    kesiswaan bahwa:

    Workshop atau pelatihan guru-guru untuk

    pengembangan diri dilakukan tiap tahunnya di bulan

    desember. Kegiatan ini biasa dilakukan di luar sekolah

    dengan mendatangkan nara sumber dari luar. Materi yang utama dikembangkan ada dua yaitu spiritual dan akademik/profesionalisme. (Sumber: wawancara wakasek bidang kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut yang didukung dari

    studi dokumen terhadap laporan kegiatan workshop

    SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga pada tahun

    2015/2016 dan dari surat yang dikeluarkan oleh

    sekolah, ditemukan bahwa bahwa sekolah memang

    rutin mengadakan pelatihan kepada guru guru tiap

    tahunnya mengenai peningkatan profesionalisme

    guru ataupun terkait implementasi kurikulum

    pendidikan tahun 2013 (kurtilas).

    Kegiatan workshop sekolah pada tahun

    2015/2016 dilaksanakan pada tanggal 14-16

    Desember 2015 bertempat di Taman Eden 1

    Kaliurang, Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk

    mereview, merevisi dan membuat RKS, RKAS, RKT,

    KKM, RPP dan memotivasi pendidik dalam sisi

    spiritualitas dan etos kerja. Selanjutnya, workshop

    tersebut juga melibatkan seluruh pendidik dan

  • 113

    tenaga kependidikan di sekolah dan juga

    mengundang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan

    Olahraga Kota Salatiga, KABID Dikdas-Disdikpora

    Kota Salatiga, Kepala Seksi Kurikulum SMP Kota

    Salatiga, Pendeta Listijabudi, Ph.D, Ketua Penguru

    YP Eben Haezer GKI Salatiga, Pengawas SMP Kota

    Salatiga, dan Ketua Komite SMP Kristen 2 Eben

    Haezer Salatiga.

    Permasalahan mengenai SDM sekolah yang

    dirasakan oleh SMP Kristen 2 Eben Haezer selain

    dari upah pegawai yang sangat rendah adalah belum

    adanya pengembangan atau pelatihan PTK untuk

    guru-guru di sekolah. Hal ini dinyatakan oleh wakil

    kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

    Untuk penghasilan rata-rata sekolah jika dibandingkan

    dengan UMR dan rata-rata gaji PNS masih sangat di

    bawah. Permasalahan lain adalah meskipun sekolah menjadi pilotting untuk kurtilas namun sekolah belum

    memfasilitasi guru-guru untuk pelatihan penulisan PTK. (Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut yang selanjutnya

    didukung dari studi dokumen terhadap kegiatan

    tahunan sekolah sekolah tahun 2015/2016 dan

    rencana kegiatan sekolah tahun 2016/217

    ditemukan bahwa sekolah memang belum

    memfasilitasi guru untuk pelatihan penelitian

  • 114

    tindakan kelas (PTK). Padahal dari data yang telah

    terkumpul, guru-guru di sekolah memiliki kualitas

    yang baik dan juga sarana dan prasarana sekolah

    yang menunjang. Oleh karena itu diperlukan adanya

    optimalisasi kompetensi guru-guru di sekolah saat

    ini.

    d. Sumber Daya Organisasional

    Data yang diperoleh dari hasil wawancara

    terkait sumber daya organisasional sekolah yaitu

    pertama struktur pelaporan yang dilakukan oleh

    sekolah terbagi dalam dua bagian yaitu pelaporan ke

    dinas pendidikan dan ke pihak yayasan. Selain itu

    terdapat juga sistem pealporan internal yang

    diberikan ke kepala sekolah oleh masing-masing

    ketua panitia kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari

    wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang

    kurikulum yang mengungkapkan bahwa:

    Pelaporan formal yang dilakukan oleh sekolah ada dua

    yaitu pelaporan ke Dinas pendidikan dan ke Yayasan.

    Untuk kurikulum sendiri kebanyakan sistem

    pelaporannya ke Dinas pendidikan sedangkan ke

    yayasan biasanya menyangkut nilai anak, prestasi siswa dan jumlah murid baru. (Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

  • 115

    Pernyataan serupa juga disampaikan oleh

    bendahara sekolah bahwa:

    Untuk pelaporan terkait finance sendiri ada pelaporan

    bulanan ke yayasan mengenai dana yang digunakan

    sekolah beserta rinciannya kemudian ditandatangani

    oleh kepala sekolah. Untuk pelaporan ke Diknas dilakukan setiap triwulan terkait penggunaan Dana BOS sesuai pentnjuk teknis yang ada. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Hal ini juga dipertegas oleh kepala sekolah

    yang mengungkapan bahwa:

    Pelaporan yang dilakukan sekolah selama ini ada dua

    yaitu ke dinas pendidikan dan juga ke Yayasan. Untuk

    internal sekolah juga ada pelaporan yang diberikan

    dari masing-masing ketua kegiatan yang saya sudah tunjuk di awal tahun ajaran. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung dari

    studi dokumen yang dilakukan terhadap laporan

    sekolah memang ditemukan bahwa sekolah

    melaksanakan pelaporan rutin ke dinas tiap

    semesternya dan juga setiap kegiatan yang telah

    dilakukan oleh sekolah dituangkan ke dalam laporan

    pertanggungjawaban yang diserahkan ke Yayasan.

    Kedua, sistem perencanaan yang dilakukan

    sekolah mengacu ke RKAS tahunan sekolah yang

    dirancang bersama guru-guru penanggung jawab

    tiap standar dari 8 standar nasional pendidikan di

    semester dua setelah evaluasi diri sekolah dilakukan.

  • 116

    Hal ini disampaikan oleh wakil bidang kurikulum

    bahwa:

    Sistem perencanaan sekolah mengacu ke RKAS yang

    disusun dengan guru-guru. Jadi guru-guru ini sudah

    dibagi di awal tahun ajaran dan masing-masing sudah memiliki tanggung jawab terkait 8 SNP itu. (Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Hal senada juga disampaikan oleh bendahara

    sekolah bahwa:

    Sistem perencanaan kegiatan dan anggaran sekolah

    dilakukan setiap tahun di akhir semester dua dalam

    bentuk rapat dengan semua guru yang juga menjadi

    penanggungjawab tiap standar nasional pendidikan.

    Dalam rapat ini semua saran, kritik, dan masukan akan dicatat untuk menjadi pertimbangan dalam pembuatan RKAS tahun berikutnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh

    kepala sekolah yang mengungkapkan:

    Sistem perencanaan yang dilakukan sekolah mengacu

    ke penyusunan RKAS yang diadakan pada bulan juni

    sebelum tahun ajaran baru dimulai. Tiap tahun kita ada evaluasi diri sekolah (EDS) yang dijadikan acuan penyusunan kegiatan RKAS tersebut. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung dari

    studi dokumen terhadap rencana kegiatan dan

    anggaran sekolah tahun 2016/2017 dan dari hasil

    laporan pelaksanaan kegiatan di sekolah, ditemukan

    bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh SMP

    Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memang selalu

  • 117

    mengacu kepada anggaran dan rencana kegiatan

    sekolah dalam RKAS yang dibuat setiap tahunnya

    yang didasarkan kepada 8 standar nasional

    pendidikan.

    Ketiga, sistem koordinasi yang dilakukan

    sekolah dalam bentuk rapat yaitu rapat di tingkat

    struktural yang melibatkan kepala sekolah bersama

    waka kurikulum dan kesiswaan yang dilakukan

    sesuai dengan kebutuhan, rapat bersama pekarya

    yang juga tidak terjadwal dan disesuaikan dengan

    kebutuhan, rapat dengan seluruh guru-guru

    dilakukan rutin sebulan sekali dan rapat

    keseluruhan guru dan staf sekolah di akhir tahun.

    Selain itu sekolah juga memfasilitasi microphone

    yang terhubung di tiap ruangan di kelas untuk

    memudahkan koordinasi antar guru, staf dan siswa.

    Hal ini diungkapkan oleh wakil kepala sekolah

    bidang kurikulum bahwa:

    Sistem koordinasi di sekolah sendiri itu ada koordinasi

    tingkat struktural dalam bentuk rapat yang melibatkan

    bagian kurikulum, kesiswaan dan kepala sekolah.

    Koordinasi di tingkat struktural ataupun dengan guru-

    guru ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada jadwal rutin tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. (Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

  • 118

    Hal senada juga disampaikan oleh bendahara

    sekolah bahwa:

    Sistem koordinasi di sekolah biasanya menggunakan

    microphone yang dipasang disetiap ruangan sehingga

    memudahkan koordinasi. Selain itu ada juga rapat bulanan dengan guru-guru. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh

    kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

    Kita memiliki rapat koordinasi yang rutin diadakan

    sebulan sekali dengan guru-guru. Selebihnya

    disesuaikan dengan kebutuhan. Jika saya perlu maka

    saya akan mengadakan rapat baik bersama waka,

    pekarya atau pun karyawan. Untuk guru sendiri kalau

    misalnya ada sesuatu yang perlu untuk saya sampaikan biasanya akan saya kumpulkan di pagi hari. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh

    bidang sarana dan prasarana sekolah yang

    mengungkapkan:

    Guru-guru ada rapat rutin setiap bulannya dengan

    kepala sekolah sedangkan untuk staf atau pekarya ada

    juga rapat setiap bulan atau dua bulan sekali. Untuk rapat bersama keseluruhan itu ada di akhir tahun atau di pertengahan semester. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan

    bahwa terdapat tiga hal yang dilakukan oleh sekolah

    terkait sumber daya organisasional yaitu (1) struktur

    pelaporan baik internal maupun external sekolah, (2)

    sistem perencanaan yang mengacu ke RKAS tahunan

  • 119

    sekolah, (3) sistem koordinasi yang terdiri dari rapat

    di tingkat struktural, rapat bulanan guru, rapat staf

    dan pekarya dan rapat keseluruhan guru dan staf

    yang belum terjadwal rutin serta koordinasi melalui

    microphone yang terhubung di tiap ruangan di

    sekolah.

    e. Sumber Daya Teknologi

    Sumber daya teknologi yang digunakan

    sekolah adalah komputer, wifi sekolah, CCTV, LCD

    dan ruang multimedia untuk menunjang

    pembelajaran. Guru-guru juga sudah dapat

    mengoperasikan teknologi yang ada mesikpun belum

    seluruh guru dapat memanfaatkannya. Hal ini

    disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang

    kurikulum bahwa:

    Sekolah sudah memiliki komputer, ruang multimedia,

    WIFI, CCTV, dan microphone yang terhubung dengan

    ruangan di sekolah untuk memudahkan komunikasi.

    Menurut saya dDari segi kemampuan menjalankan teknologi sebagian besar guru-guru sudah mampu apalagi sudah menjadi guru sasaran. (Sumber: wawancara waka bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh

    bidang sarana prasarana sekolah yang

    mengungkapkan bahwa:

    Saat ini sekolah sudah memiliki WIFI, CCTV, ruang

    multimedia, dan LCD. Selain itu ada juga microphone

    di tiap kelas untuk memudahkan koordinasi. Untuk

  • 120

    tingkat pengetahuan pegawai sendiri dalam

    menjalankan teknologi seperti komputer itu sebagian

    besar sudah bisa dan sudah dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas. (Sumber: wawancara sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

    Hal senada juga disampaikan oleh bendahara

    sekolah bahwa:

    Teknologi yang digunakan sekolah saat ini cukup

    lengkap. Sekolah sudah menyediakan WIFI, CCTV,

    LCD, ruang multimedia. Untuk pemanfaatan dan

    pengopreasian teknologi ini, saya kira belum semua

    karyawan dapat memanfaatkannya, terlihat dari beberapa guru yang sudah senior yang masih kesulitan

    dn juga masih ada karyawan yang belum

    memanfaatkan fasilitas WIFI dalam kelas tetapi sebagian besar sudah dapat memanfaatkan. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

    Kepala sekolah juga mempertegas hal ini

    dengan mengungkapkan:

    Di sekolah sudah ada CCTV, WIFI sekolah, lab

    multimedia, LCD dan lain sebagainya. Tingkat pengetahuan guru-guru dalam memanfaatkan

    teknologi ini sudah baik meskipun belum 100%. Untuk

    operasional dasar seperti Ms. Word, Power point,

    memutar video sudah mampu tapi lebih dari itu masih ada yang beberapa yang belum mampu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Selain itu sekolah juga belum memiliki

    operator khusus dalam mengoptimalkan teknologi

    yang ada di sekolah sehingga web sekolah belum

    berjalan dengan optimal dan juga belum tersedianya

    web guru-guru mata pelajaran yang dapat

    memudahkan berinterkasi dengan siswa dalam

  • 121

    pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Hal ini

    disampaikan oleh kepala sekolah bahwa:

    Web sekolah sudah ada namun web untuk guru-guru

    mata pelajaran itu belum ada. Pengelolaan web sekolah juga belum optimal hingga saat ini. (Sumber:

    wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil

    bidang kurikulum sekolah yang mengungkapkan

    bahwa:

    Untuk hak paten dalam menciptakan teknologi sendiri

    belum ada karena SDM juga menurut saya belum memadai. Website guru-guru juga sampai saat ini belum ada. (Sumber: wawancara waka bidang

    kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut serta didukung dari

    studi dokumen terhadap data inventaris alat dan

    barang dan pengecekan terhadap website sekolah,

    ditemukan bahwa sekolah saat ini sudah memiliki

    sumber daya teknologi yang cukup lengkap. Namun,

    masih diperlukan solusi strategi untuk peningkatan

    sumber daya teknologi ini seperti pengoptimalisasian

    web sekolah, pengadaan web guru-guru mata

    pelajaran dan peningkatan kemampuan sumber daya

    manusia dalam memanfaatkan teknologi tersebut.

  • 122

    f. Sumber Daya Inovasi dan Kreativitas

    Berdasarkan hasil wawancara mengenai

    sumber daya inovasi dan kapabilitas sekolah,

    diperoleh data bahwa sekolah belum memiliki tim

    pengembangan inovasi dan kreativitas. Sekolah

    sesungguhnya sudah memiliki tim pengembang

    sekolah secara struktural namun belum optimal

    bekerja. Selama ini sekolah memberikan

    tanggungjawab kepada masing-masing guru untuk

    mengembangkan inovasi dalam pembelajaran

    masing-masing. Selain itu guru-guru juga difasilitasi

    dengan adanya pengajuan alat atau bahan yang

    diperlukan terkait pembelajaran yang akan

    dilakukan tiap bulannya. Jika budget yang

    dibutuhkan cukup besar maka usulan tersebut akan

    dimasukkan ke dalam rencana anggaran sekolah

    untuk tahun berikutnya.

    Inovasi yang dilakukan sekolah sudah ada

    yaitu pembentukan KIS (Karya Ilmiah Siswa),

    program literacy dan tahun ini sekolah membuat

    program BCP (Brilliant Class Program). Hal ini

    diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang

    kurikulum bahwa:

    Tim pengembang sekolah sendiri sudah ada namun

    masih secara struktural dan belum berjalan optimal. Selama ini inovasi dan kreativitas diserahkan ke guru

  • 123

    masing-masing. Inovasi yang sudah dilakukan sekolah

    sejauh ini adalah dibentuknya program literacy, kelas

    karya ilmiah siswa (KIS) dan program BCP. Untuk program literacy atau budaya membaca sendiri jujur

    belum optimal karena masih diselang-seling dengan

    kegiatan lain setiap minggunya seperti senam dan jumat bersih. (Sumber: wawancara waka bidang

    kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Hal demikian juga disampaikan oleh bidang

    sarana dan prasarana sekolah bahwa:

    Sekolah belum memiliki tim pengembangan inovasi

    dikarenakan jumlah SDM sangat terbatas. Kalau dari fasilitas sebenarnya sudah memenuhi untuk

    menunjang keberadaan tim inovasi dan kreativitas ini.

    Bahkan jika membutuhkan sesuatu pun terkait hal ini

    juga bisa langsung mengajukan ke yayasan. Namun

    tim inovasi dan kreativitas ini belum ada di sekolah. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

    Selanjutnya dari wawancara dengan kepala

    sekolah juga disampaikan hal serupa yaitu:

    Sekolah belum memiliki tim khusus untuk

    pengembangan inovasi dan kreativitas sekolah. Yang

    kita punya sekarang itu tim pengembang sekolah tetapi

    juga belum optimal berjalan, masih cuma sebatas

    terbentuk saja. Selama ini yang berhubungan dengan inovasi atau kreativitas dalam pembelajaran itu diserahkan ke guru masing-masing. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung dari

    studi dokumen yang dilakukan terhadap data

    struktural sekolah dan data mengenai job desc.

    tenaga pendidik dan kependidikan, ditemukan

    bahwa sekolah saat ini sudah memiliki tim

  • 124

    pengembang sekolah namun belum berjalan. Sekolah

    juga belum memiliki tim khusus untuk inovasi dan

    kreativitas sekolah padahal sarana dan prasarana

    sekolah sudah menunjang untuk diadakannya tim

    ini. Inovasi di sekolah selama ini sepenuhnya

    diserahkan kepada guru-guru mata pelajaran dan

    hal ini belum optimal berjalan.

    g. Reputasi

    Data yang diperoleh dari wawancara

    menunjukkan bahwa sekolah telah terus berupaya

    menciptakan reputasi sekolah yang baik di mata

    masyarakat. Hal-hal yang sudah dilakukan oleh

    sekolah tiap tahunnya adalah dengan mengadakan

    program live in yang disertai dengan bakti sosial

    masyarakat, study tour, Bazaar sekolah yang berisi

    kegiatan pentas seni, lomba dan sekaligus

    perkenalan sekolah ke masyarakat dengan

    mengundang SD, SMP dan SMA di Salatiga, ikut

    serta dalam kegiatan Chistmas parade bersama

    seluruh gereja-gereja di salatiga, Open house yang

    mengundang SD di salatiga sekaligus mengadakan

    lomba-lomba, aksi sosial ke masyarakat dalam

    menyambut Natal, kunjungan ke PPA di salatiga dan

    memberikan beasiswa bagi anak-anak yang

  • 125

    berprestasi. Hal tersebut diungkapkan oleh kepala

    sekolah bahwa:

    Sekolah selama ini mengadakan banyak kegiatan mulai dari Bazaar, program live in dan study tour. Try out

    juga diadakan sekolah dengan mengundang anak-anak

    SD di salatiga. Selain itu ada pawai dalam kegiatan

    Chistmas parade bersama seluruh gereja-gereja, Open house khusus mengundang anak-anak SD sekaligus

    mengadakan lomba. Sekolah juga memiliki tim paduan

    suara yang pelayanan ke gereja-gereja tiap bulannya.

    Selain itu sekolah juga berkunjung ke kelompok-

    kelompok PPA dan menjaring anak-anak yang memiliki prestasi yang bagus dan memberikan bantuan finansial berupa beasiswa bagi anak yang kesulitan. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11Oktober 2016).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil

    kepala sekolah bidang kurikulum yang

    mengungkapkan bahwa:

    Menurut saya pribadi reputasi sekolah saat ini sudah

    baik. Tiap sekolah mengadakan aksi sosial ke

    masyarakat, melibatkan orang tua juga saat ada

    kegiatan sekolah, dan juga ada kunjungan ke PPA dan panti asuhan. Yayasan juga memiliki program untuk

    membantu anak yang kurang mampu yaitu GOTA (gerakan orang tua asuh). (Sumber: wawancara waka kurikulum pada 3 Oktober 2016).

    Selanjutnya bidang sarana dan prasarana

    sekolah juga menyampaikan hal serupa bahwa:

    Sekolah setiap tahun mengadakan Bazaar yang

    mengundang sekolah-sekolah lain dari SD, SMP SMA

    untuk ikut berpartisipasi. Selain itu di akhir-akhir semester tim paduan suara anak berserta guru

    pendamping akan ke gereja-gereja untuk pelayanan sekaligus promosi sekolah. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

  • 126

    Selain itu sekolah juga sering melibatkan

    orang tua dalam setiap kegiatan sekolah. Saat ini

    sekolah telah membentuk tim yang dinamakan POSG

    (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) sebagai

    wadah dalam berkomunikasi dengan orang tua. Hal

    tersebut disampaikan oleh guru BK yang

    mengungkapkan bahwa:

    Orang tua sangat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang diwadahi melalui program POSG di sekolah. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

    Hal serupa juga disampaikan oleh bidang

    sarana dan prasarana sekolah bahwa:

    Sekolah memiliki tim POSG (Paguyuban Orang Tua

    Siswa dan Guru) yang selalu dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh sekolah seperti kegiatan live in, bazaar, aksi sosial dan lain sebagainya. (Sumber: wawancara bidang sarpras pada 27 September 2016).

    Senada degan itu bendahara sekolah juga

    mendukung pernyataan dengan mengungkapkan:

    Orang tua melalui POSG sangat koperatif dan terlibat

    membantu dalam setiap kegiatan sekolah baik dari segi dana maupun fasilitas. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 oktober 2016).

    Selanjutnya kepala sekolah juga mempertegas

    pernyataan tersebut dengan mengungkapkan:

    Keterlibatan POSG dalam sekolah sangat aktif. Jika

    sekolah memiliki kegiatan maka orang tua melalui

    wadah POSG ini pasti akan membantu sekolah. Hal ini merupakan kelebihan sekolah karena memiliki orang

    tua yang sangat peduli akan pendidikan anak di

  • 127

    sekolah dan sangat mendukung kegiatan-kegiatan di sekolah. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut yang juga didukung

    dari observasi kegiatan sekolah serta studi dokumen

    mengenai laporan kegiatan sekolah ditemukan

    bahwa sekolah memang telah menjalankan kegiatan

    tahunan seperti live in di thekelan, study tour di

    pabrik gula Sondokoro, pabrik teh gunung Subur,

    dan museum Sangiran, kegiatan Natal yang

    didalamnya terdapat aksi sosial dengan memberikan

    bingkisan kepada Polisi yang bertugas tiap pagi di

    jalan-jalan sekitar sekolah serta bantuan bahan

    pokok ke panti asuhan, perayaan Dies Nataliz

    melalui kegiatan Bazaar dan Pentas Seni yang

    mengundang SD dan SMP di kota Salatiga.

    Disamping itu, dari studi dokumen terhadap

    rencana kegiatan dan anggaran sekolah ditemukan

    bahwa memang terdapat anggaran bantuan beasiswa

    berupa subsidi SPP bagi siswa yang berprestasi baik

    akademik maupun non akademik dan siswa yang

    kurang mampu tiap tahunnya. Dari data tersebut

    terlihat bahwa terdapat sembilan siswa yang

    mendapat bantuan subsidi SPP yang berjumlah Rp.

    10.800.000 per tahun dan terdapat 88 siswa kurang

  • 128

    mampu yang mendapat bantuan subsidi SPP sebesar

    Rp. 52.800.000 per tahun.

    Sekolah juga aktif dalam mengikuti lomba-

    lomba baik dalam bidang akademik maupun non

    akademik di dalam ataupun di luar kota untuk dapat

    mempertahankan reputasi sekolah di masyarakat.

    Hal ini diungkapkan oleh guru BK bahwa:

    Para siswa di sekolah sangat aktif mengikuti lomba-lomba dan telah meraih banyak juara di kompetisi baik

    akademik maupun non akademik seperti tahun

    kemarin mendapat Juara 1 lomba paduan suara dan

    juga Juara 3 lomba karya tulis ilmiah yang bersaing dengan SMA dan Mahasiswa se-Jawa Tengah. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

    Hal senada juga didukung oleh kepala

    sekolah yang menungkapkan bahwa:

    Anak-anak di tempat ini selalu mengikuti lomba-lomba

    baik dalam bidang akademik mau pun non akademik

    yang tidak hanya di lingkungan salatiga saja tetapi

    sering mengikuti lomba-lomba di luar kota seperti

    lomba di UNES, UNY, Magelang. Tahun kemarin

    paduan suara kita mendapat Juara 1 lomba di Karangturi. Tim basket sekolah untuk 4 tahun terakhir

    juga sering mendapat Juara. Prestasi terbaik tim

    basket sekolah saat ini adalah masuk kategori Junio

    Junior Basketball League (JRBL) Indonesia tingkat SMP. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 oktober 2016).

    Dari wawancara tersebut dan didukung dari

    studi dokumen terhadap data prestasi akademik

    maupun non akademik dari bidang kesiswaan

    ditemukan bahwa memang siswa-siswi di SMP

  • 129

    Kristen 2 Eben Haezer Salatiga selalu berpartisipasi

    dalam kegiatan lomba-lomba akademik maupun non

    akademik dan mampu bersaing dengan sekolah-

    sekolah lain baik di dalam kota maupun di luar kota.

    Hal ini terbukti dari beberapa prestasi yang telah

    diraih oleh sekolah sehingga mampu menunjukkan

    daya saingnya di masyarakat.

    h. Identifikasi Sumber Daya dan Kapabilitas Sekolah

    Dari data yang telah dipaparkan sebelumnya,

    selanjutnya dilakukan Analisis mengenai sumber

    daya internal dan kapabilitas SMP Kristen 2 Eben

    Haezer Salatiga yang diharapkan dapat menjadi

    sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan bagi

    sekolah. Berikut merupakan hasil identifikasi

    sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki sekolah

    didasarkan pada tujuh aspek sumber daya internal

    yang meliputi: (1) sumber daya finansial, (2) sumber

    daya fisik, (3) sumber daya manusia, (4) sumber daya

    organisasional, (5) sumber daya teknologi, (6) sumber

    daya inovasi dan kreativitas, dan (7) reputasi.

  • 130

    Sumber Daya dan Kapabilitas Finansial Jenis Sumber keunggulan kompetitif

    Sumber

    Daya

    Kapasitas sekolah dalam menghasilkan dana

    internal Dana Yayasan untuk operasional sekolah

    Dana BOS

    Kapasitas memperoleh dana bantuan dari

    POSG

    Kapasitas memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu

    Kapabilitas

    Kemampuan sekolah dalam mengelola dana

    internal

    Kemampuan sekolah dalam mengelola dana

    BOS

    Kemampuan pengadaan dan pembelian

    barang Kemampuan pengambilan keputusan

    pembelian barang

    Sumber Daya Dan Kapabilitas Fisik Jenis Sumber keunggulan kompetitif

    Sumber

    Daya

    Lapangan untuk menunjang kegiatan

    olahraga Ruang multimedia dan laboratorium

    Ruang kelas berbasis IT

    Ruang perpustakaan dan buku penunjang

    Akses ke skolah mudah

    Lokasi sekolah strategis

    Kapabilitas

    Kemampuan penyimpanan alat-alat / barang Kemampuan merawat sarana dan prasarana

    sekolah

    Kemampuan memperbaiki saran dan

    prasarana yang rusak

    Kecepatan penanganan keluhan terkait

    sarana dan prasarana sekolah Kemampuan menggunakan sarana dan

    prasarana sekolah

    Kemampuan peningkatan atau pengadaan

    sarana dan prasarana yang baru

  • 131

    Sumber Daya Dan Kapabilitas SDM

    Jenis Sumber keunggulan kompetitif

    Sumber

    Daya

    Tingkat pendidikan tenaga pengajar yang sudah

    S1 dan S2

    Kualitas dan kemampuan karyawan

    Loyalitas dan komitmen karyawan

    Motivasi karyawan

    Hubungan harmonis dan kerjasama yang baik

    Tingkat adaptasi karyawan

    Penelitian dan publikasi ilmiah

    Workshop di luar kota setiap tahun yang

    melibatkan LPMP, UNES, Dinas Pendidikan dan

    pakar Spiritualitas

    Study tour

    Pelatihan PTK guru-guru

    Kapabilitas

    Kemampuan dalam meningkatkan

    profesionalisme karyawan

    Kemampuan dalam meningkatkan kualifikasi

    karyawan

    Kemampuan dalam merekrut karyawan baru

    Kemampuan mempertahankan karyawan

    Kemampuan menciptakan hubungan dan

    kerjasama tim yang solid

    Kemampuan dalam menggaji dan meningkatkan

    gaji karyawan

    Kemampuan meneliti dan publikasi ilmiah

  • 132

    Sumber Daya Dan Kapabilitas Organisasional

    Jenis Sumber keunggulan kompetitif

    Sumber

    Daya

    Perencanaan kerja Sekolah

    Perencanaan anggaran sekolah

    Supervisi kepala sekolah

    Penetapan ketua panitia pada setiap kegiatan di

    awal tahun ajaran

    Rapat struktural antara