Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016
Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau, yang
diperjelas oleh Peraturan Gubernur Riau Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta tata Kerja Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Dinas Ketahanan Pangan mempunyai
tugas membantu Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan
kepada Daerah.
Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan pada Sekretariat, Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan, Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, Bidang
Konsumsi, dan Penganekaragaman Pangan, dan Bidang Keamanan
Pangan;
b. pelaksanaan kebijakan pada Sekretariat, Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan, Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, Bidang
Konsumsi, dan Penganekaragaman Pangan, dan Bidang Keamanan
Pangan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pada Sekretariat, Bidang
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Bidang Distribusi dan Cadangan
Pangan, Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, dan Bidang
Keamanan Pangan;
d. pelaksanaan administrasi pada Sekretariat, Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan, Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, Bidang
Konsumsi, dan Penganekaragaman Pangan, dan Bidang Keamanan
Pangan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
2
Susunan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan, terdiri atas:
a. Kepala Dinas Ketahanan Pangan.
b. Sekretariat, terdiri atas:
1) Subbagian Perencanaan Program;
2) Subbagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik
Daerah;
3) Subbagian Kepegawaian dan Umum.
c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, terdiri atas:
1) Seksi Ketersediaan Pangan;
2) Seksi Akses Pangan; dan
3) Seksi Kerawanan Pangan.
d. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, terdiri atas:
1) Seksi Distribusi Pangan;
2) Seksi Harga Pangan; dan
3) Seksi Cadangan Pangan.
e. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, terdiri atas:
1) Seksi Konsumsi Pangan;
2) Seksi Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan; dan
3) Seksi Pengembangan Pangan Lokal.
f. Bidang Keamanan Pangan, terdiri atas :
1) Seksi Kelembagaan Keamanan Pangan;
2) Seksi Pengawasan Keamanan Pangan; dan
3) Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan.
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Riau Nomor 82 Tahun
2017 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Ketahanan
Pangan Provinsi Riau, dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk UPT Balai
Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, yang mempunyai tugas
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang Dinas Ketahanan pangan di bidang Balai Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan.
UPT Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan dalam
melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
3
a. penyelenggaraan perencanaan dan pelaksanaan tugas pada Subbagian
Tata Usaha, Seksi Pengawasan dan pelayanan Teknis, dan Seksi
Sertifikasi dan Mutu Pangan;
b. penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan fungsi pada Subbagian Tata Usaha, Seksi Pengawasan dan
Pelayanan Teknis, dan Seksi Sertifikasi dan Mutu Pangan;
c. penyelenggraan pendafataran rumah kemas atau packing house
pengambilan dan pengujian contoh untuk Pangan Segar Asal Turmbuhan
(PSAT);
d. penyelenggaraan inspeksi gudang eksportir dalam rangka penerbitan
health certificate;
e. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dalam rangka
penyelenggaraan tugas pada Subbagian Tata Usaha, Seksi pengawasan
dan Pelayanan Teknis, dan Seksi Sertifikasi dan Mutu pangan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Dinas terkait tugas dan
fungsinya.
Susunan Organisasi UPT Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan
Pangan, terdiri atas:
a. Kepala UPT
b. Subbagian Tata Usaha
c. Seksi Pengawasan dan Pelayanan Teknis;
d. Seksi Sertifikasi dan Mutu Pangan;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
4
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Gambar 1.2. Struktur Organisasi UPT Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
5
Berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta tata
Kerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau, setiap Unit Kerja Eselon
pada Dinas Ketahanan Pangan yang terdiri dari Kepala Dinas, Sekretariat,
Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Bidang Distribusi dan
Cadangan Pangan, Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, dan
Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
A. Kepala Dinas
a. Kepala Dinas Ketahanan Pangan mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada
Daerah pada bidang Ketahanan Pangan.
b. Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan
menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan
administrasi dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur
terkait dengan tugas dan fungsi pada Dinas Ketahanan Pangan.
B. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan
evaluasi pada Subbagian Perencanaan Program, Subbagian Keuangan,
Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah, dan Subbagian
Kepegawaian dan Umum.
Untuk melaksanakan tugasnya, Sekretaris menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Sekretariat;
b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat;
a. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Dinas Ketahanan Pangan; dan
c. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
6
Sekretaris membawahi 3 (tiga) Subbagian, yaitu : 1). Subbagian
Perencanaan Program, 2). Subbagian Keuangan, Perlengkapan, dan
Pengelolaan Barang Milik Daerah, dan 3). Subbagian Kepegawaian dan
Umum. Masing-masing Subbagian dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
1. Kepala Subbagian Perencanaan Program mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada
Subbagian Perencanaan Program;
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian
Perencanaan Program;
c. menyiapkan bahan dan menghimpun usulan rencana
program/kegiatan dari masing-masing bidang;
d. melaksanakan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah, Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah unit kerja;
e. melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur;
f. mempersiapkan bahan-bahan untuk pra-rapat koordinasi dan rapat
koordinasi musyawarah perencanaan pembangunan daerah serta
rapat koordinasi teknis;
g. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Perencanaan
Program; dan
h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
2. Kepala Subbagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan
Barang Milik Daerah mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada
Subbagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik
Daerah;
7
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Keuangan,
Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah;
c. melakukan urusan perbendaharaan dan akuntansi keuangan dan
aset;
d. mengelola keuangan dan penyiapan pembayaran gaji pegawai;
e. melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk teknis
pengelolaan keuangan dan aset;
f. menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran
barang milik daerah;
g. melakukan urusan pengurusan barang milik daerah yang berada
pada penguasaan Dinas Ketahanan Pangan;
h. melaksanakan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan atau pemutakhiran data hasil pemeriksaan
pelaksanaan kegiatan;
i. melaksanakan proses administrasi Tuntutan Perbendaharaan dan
Tuntutan Ganti Rugi;
j. melaksanakan verifikasi dan pertanggungjawaban anggaran;
k. melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan dan pencatatan aset;
l. melakukan fasilitasi rencana umum pengadaan barang dan jasa
unit kerja;
m. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Keuangan,
Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah; dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
3. Kepala Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada
Subbagian Kepegawaian dan Umum;
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian
Kepegawaian dan Umum;
8
c. mengagendakan dan mendistribusikan surat menyurat;
d. melaksanakan fasilitasi administrasi kepegawaian;
e. melaksanakan koordinasi penyusunan Analisa Jabatan, Analisa
Beban Kerja, peta jabatan, proyeksi kebutuhan pegawai, standar
kompetensi, dan evaluasi jabatan;
f. melaksanakan proses penegakan disiplin pegawai;
g. membuat laporan perkembangan kepegawaian;
h. menyelenggarakan urusan kehumasan;
i. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
j. melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan
upacara, serta melakukan kegiatan keprotokolan dan administrasi
perjalanan dinas;
k. melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana Dinas setelah
berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah;
l. melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana Dinas,
kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban Dinas;
m. mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data informasi
untuk kepentingan masyarakat;
n. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Kepegawaian
dan Umum; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
C. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai
tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Seksi
Ketersediaan Pangan, Seksi Akses Pangan, dan Seksi Kerawanan
Pangan.
Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan;
9
b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan;
c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada kepala
Dinas Ketahanan Pangan; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
1. Kepala Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Ketersediaan Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Ketersediaan
Pangan;
c. melakukan pemberdayaan kelompok pengolahan pangan dan
pengolahan pangan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan
pangan;
d. melaksanakan identifikasi, pengumpulan, pengolahan, data,
ketersediaan, analisis situasi pangan dan keragaman produk
pangan;
e. menyusun Angka Kecukupan Gizi, Pola Pangan Harapan tingkat
ketersediaan pangan, prognosa ketersediaan pangan menjelang
Hari Besar Keagamaan Nasional, dan penyusunan Neraca Bahan
Makanan;
f. melakukan koordinasi pencegahan dan pengendalian masalah
ketersediaan pangan;
g. melakukan pengembangan jaringan informasi dan kerjasama
ketersediaan pangan wilayah;
h. melakukan penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan
prasarana bidang ketersediaan pangan;
i. melakukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia bidang
ketersediaan pangan;
10
j. menyusun kegiatan analisis ketersediaan pangan menyangkut
penyediaan dan pengolahan data dalam neraca bahan makanan;
k. menyusun analisis Responsif dan Antisipatif Ketersediaan Pangan
daerah;
l. melakukan penyediaan dan publikasi pengembangan pangan
alternatif daerah;
m. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Ketersediaan Pangan;
dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
2. Kepala Seksi Akses Pangan mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Akses Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Akses Pangan;
c. melakukan penyediaan sarana dan prasarana akses pangan di
daerah terisolir;
d. melakukan pengembangan dan penguatan kelembagaan kelompok
masyarakat dalam penyediaan pangan;
e. merancang dan memfasilitasi komoditi pangan dengan harga
terjangkau di masyarakat;
f. menyusun bahan pengumpulan, pengolahan, identifikasi, dan
analisis akses pangan;
g. melakukan monitoring, pembinaan kepada kelompok, gabungan
kelompok tani dan pelaku usaha akses pangan;
h. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Akses Pangan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
11
3. Kepala Seksi Kerawanan Pangan mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Kerawanan Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kerawanan
Pangan;
c. melakukan penyusunan peta kerawanan pangan;
d. melakukan koordinasi pencegahan terjadinya kerawanan pangan;
e. melakukan pemberdayaan dan intervensi daerah rawan pangan;
f. melakukan pembinaan dan pengembangan kelompok kemandirian
pangan;
g. melakukan penyusunan profil kerawanan pangan;
h. menyiapkan bahan perumusan kebijakan penanganan kerawanan
pangan daerah;
i. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kerawanan Pangan;
dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
D. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan
Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai tugas
melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi tugas pada Seksi Distribusi
Pangan, Seksi Harga Pangan, dan Seksi Cadangan Pangan.
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Kepala Bidang Distribusi dan
Cadangan Pangan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Distribusi dan Cadangan Pangan;
b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Distribusi dan Cadangan
Pangan;
c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada kepala
Dinas Ketahanan Pangan; dan
12
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
1. Kepala Seksi Distribusi Pangan mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Distribusi Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Distribusi Pangan;
c. melakukan penguatan, jaringan distribusi pangan dari produsen ke
konsumen;
d. menyusun bahan identifikasi, pengumpulan, pengolahan, dan
analisis situasi distribusi pangan;
e. melakukan pembinaan, pengembangan, evaluasi manajemen
lembaga distribusi pangan masyarakat;
f. melakukan pembinaan, identifikasi jaringan pasar, dan
pengembangan sistem informasi distribusi pangan;
g. melakukan pengawasan dan pengembangan distribusi pangan;
h. menyusun bahan identifikasi, analisis, dan pengembangan sarana
dan prasarana distribusi pangan;
i. melakukan fasilitasi distribusi pangan;
j. Melakukan penguatan kelompok kelembagaan distribusi pangan;
k. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Distribusi Pangan; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
2. Kepala Seksi Harga Pangan mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Harga Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Harga Pangan;
c. menyusun bahan identifikasi, pengumpulan, dan pengolahan data
dan menyusun informasi harga pangan;
d. melakukan intervensi stabilisasi harga pangan;
13
e. melakukan penguatan pelaku usaha pangan masyarakat;
f. melakukan pemantauan dan analisis harga pangan di tingkat
produsen, distributor, dan pedagang pangan;
g. menyiapkan bahan perumusan kebijakan Harga pangan provinsi
dan melaksanakan program aksi;
h. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Harga Pangan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
3. Kepala Seksi Cadangan Pangan mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Cadangan Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Cadangan
Pangan;
c. melakukan penyediaan, pengelolaan dan penguatan cadangan
pangan pemerintah daerah dan cadangan pangan masyarakat;
d. melakukan pembinaan dan pemberdayaan lumbung pangan
kelompok dan gapoktan;
e. melakukan identifikasi dan validasi kebutuhan cadangan pangan
terkait bantuan gagal panen dan bantuan bencana alam;
f. melakukan pengawasan terhadap pelaku usaha pangan;
g. melakukan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyediaan
cadangan pangan;
h. melakukan kerjasama dalam pengelolaan dan pemenuhan
cadangan pangan pemerintah;
i. menyiapkan bahan perumusan kebijakan cadangan pangan di
daerah;
j. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Cadangan Pangan;
dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
14
E. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi tugas pada
Seksi Konsumsi Pangan, Seksi Promosi Penganekaragaman Konsumsi
Pangan, dan Seksi Pengembangan Pangan Lokal.
Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan;
b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan;
c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Dinas Ketahanan Pangan; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas
dan fungsinya.
1. Kepala Seksi Konsumsi Pangan mempunyai tugas:
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Konsumsi Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Konsumsi Pangan;
c. melakukan pembinaan dan analisis situasi kebutuhan konsumsi
pangan masyarakat;
d. melakukan pembinaan peningkatan mutu konsumsi pangan
masyarakat;
e. melaksanakan pola dan intervensi konsumsi pangan masyarakat;
f. menyusun bahan Sosialisasi untuk peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan sikap terhadap pentingnya konsumsi
pangan;
g. melakukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia bidang
konsumsi pangan;
h. menyiapkan bahan perumusan kebijakan konsumsi pangan;
15
i. melakukan peningkatan kualitas infrastruktur bidang konsumsi
pangan;
j. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Konsumsi Pangan; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
2. Kepala Seksi Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan
mempunyai tugas:
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Promosi
Penganekaragaman Konsumsi Pangan;
c. melakukan pengembangan penganekaragaman pangan;
d. melakukan peningkatan kemampuan kelompok wanita dalam
percepatan diversifikasi pangan;
e. menyusun bahan sosialisasi dan edukasi kepada anak sekolah,
kelompok wanita, tentang penganekaragaman konsumsi pangan
dalam rangka percepatan diversifikasi;
f. melakukan kerja sama pecepatan pengembangan
penganekaragaman pangan;
g. menyiapkan bahan rumusan kebijakan pengembangan usaha
kelembagaan penganekaragaman pangan;
h. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Promosi Penganekaragaman
Konsumsi Pangan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
3. Kepala Seksi Pengembangan Pangan Lokal mempunyai tugas:
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Pengembangan Pangan Lokal;
16
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengembangan
Pangan Lokal;
c. melakukan pengembangan dan pelestarian budaya mengkonsumsi
pangan lokal;
d. melakukan pembinaan peningkatan nilai tambah produk pangan
lokal;
e. melakukan peningkatan partisipasi industri yang mengelola usaha
pangan khas daerah;
f. melakukan peningkatan penggunaan teknologi industri yang
mengelola usaha pangan khas daerah;
g. melakukan kerja sama rekayasa, peningkatan jenis dan mutu pangan
lokal;
h. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Pengembangan Pangan Lokal; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
F. Bidang Keamanan Pangan
Kepala Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas melakukan
koordinasi, fasilitasi dan evaluasi tugas pada Seksi Kelembagaan
Keamanan Pangan, Seksi Pengawasan Keamanan Pangan, dan Seksi
Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan.
Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Keamanan Pangan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Keamanan Pangan;
b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Keamanan Pangan;
c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Dinas Ketahanan Pangan; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas
dan fungsinya.
17
1. Kepala Seksi Kelembagaan Keamanan Pangan mempunyai tugas:
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Kelembagaan Keamanan Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kelembagaan
Keamanan Pangan;
c. melakukan Identifikasi, pengumpulan, pengolahan, dan analisis
mutu dan standarisasi pangan segar;
d. melakukan pembinaan mutu, sarana dan prasarana serta
standarisasi pangan segar;
e. melakukan fasilitasi penetapan standarisasi pangan segar;
f. menyiapkan bahan penyusunan pengembangan kelembagaan
sertifikasi produk pangan segar;
g. melaksanakan proses administrasi penerbitan sertifikasi prima 2 dan
3 produk pangan segar dan registrasi pangan segar asal tumbuhan;
h. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kelembagaan
Keamanan Pangan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
2. Kepala Seksi Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai tugas:
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Pengawasan Keamanan Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengawasan
Keamanan Pangan;
c. melakukan pengawasan keamanan pangan segar di tingkat petani,
pasar tradisonal, dan modern;
d. menyusun data dan bahan koordinasi penaggulangan dan
pencegahan masalah keamanan pangan segar;
e. melakukan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan segar
pada petani, pedagang dan masyarakat;
18
f. melakukan dan memproses pengambilan dan pengujian sampel
keamanan pangan segar di laboratorium;
g. menganalisis dan melakukan pengembangan sistem pelaksanaan
pengawasan keamanan pangan segar lintas daerah;
h. melakukan pengembangan dan pembinaan sistem jejaring
keamanan pangan;
i. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Pengawasan
Keamanan Pangan; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
3. Kepala Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan
mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan;
b. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kerjasama dan
Informasi Keamanan Pangan;
c. melakukan fasilitasi penyebarluasan informasi keamanan pangan;
d. melakukan penyusunan dan penguatan sistem informasi keamanan
pangan;
e. melakukan kerjasama lintas sektor, lintas wilayah, dan stakeholder
terkait keamanan pangan;
f. melakukan koordinasi dan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan
keamanan pangan;
g. menyiapkan bahan perumusan kebijakan terjadinya ketidakamanan
konsumsi pangan;
h. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kerjasama dan
Informasi Keamanan Pangan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
19
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Riau Nomor 82 Tahun
2017 Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Ketahanan
Pangan Provinsi Riau, dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk UPT Balai
Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan menyelenggarakan tugas dan
fungsi :
A. Kepala UPT
Kepala UPT Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan pangan
mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada
Subbagian Tata Usaha, Seksi Pengawasan dan Pelayanan Teknis, dan
Seksi Sertifikasi dan Mutu Pangan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Kepala
UPT Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan pangan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada UPT Balai
Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan;
b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan UPT Balai pengawasan Mutu
dan Keamanan Pangan;
c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi tugas sesuai dengan tugas
yang telah dilaksanakan kepada Kepala Dinas; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
tugas dan fungsinya.
B. Kepala Subbagian Tata Usaha
Kepala Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas:
a. merencanakan program/ kegiatan dan penganggaran pada Subbagian
Tata Usaha;
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan
tugas bawahan di lingkungan Subbagian Tata Usaha;
c. melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur;
d. mengagendakan dan mendistribusikan surat menyurat;
e. melaksanakan fasilitasi administrasi kepegawaian, administrasi
keuangan, penatausahaan dan pelayanan masyarakat;
20
f. melaksanakan koordinasi penyusunan Analisa Jabatan, Analisa Beban
Kerja, peta jabatan, proyeksi kebutuhan pegawai, standar kompetensi,
dan evaluasi jabatan;
g. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
h. melaksanakan penyusunan kebutuhan, pemeliharaan sarana dan
prasarana dinas, kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban
dinas;
i. melaksanakan administrasi bagi penerima manfaat;
j. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Subbagian Tata Usaha; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
C. Kepala Seksi Pengawasan dan Pelayanan Teknis mempunyai tugas:
a. merencanakan program/ kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Pengawasan dan Pelayanan Teknis;
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan
tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengawasan dan Pelayanan
Teknis;
c. melaksanakan administrasi pelayanan uji mutu pangan;
d. melaksanakan pengambilan dan pengujian sampel untuk PSAT;
e. melaksanakan penerimaan layanan uji laboratorium mutu pangan;
f. melaksanakan tindak lanjut keluhan konsumen terkait mutu pangan;
g. melaksanakan pengawasan peredaran pangan segar;
h. melaksanakan inspeksi gudang eksportir dalam rangka penerbitan
health certificate;
i. melaksanakan penyusunan standar mutu pangan;
i. melaksanakan pengelolaan laboratorium mutu pangan;
j. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Pengawasan dan Pelayanan Teknis;
dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
21
D. Kepala Seksi Sertifikasi dan Mutu Pangan mempunyai tugas:
a. merencanakan program/ kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Sertifikasi Mutu Pangan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan
tugas bawahan di lingkungan Seksi Sertifikasi Mutu Pangan;
c. melakukan sertifikasi, pengujian dan pengembangan uji mutu pangan;
d. melakukan identifikasi penyimpanan kegiatan teknis;
e. melaksanakan registrasi pangan segar dengan instansi terkait;
f. melaksanakan pendaftaran rumah kemas/packing house untuk PSAT;
g. melaksanakan inspeksi dan surveilen sampel mutu pangan;
h. melaksanakan penerapan dan peningkatan sistem manajemen mutu;
i. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Sertifikasi dan Mutu Pangan; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugasdan fungsinya.
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau per 31 Desember 2019
didukung oleh kekuatan sumberdaya manusia sebanyak 68 orang. Terdiri
dari 21 pejabat eselon, yaitu : 1 orang pejabat eselon II, 5 orang pejabat
eselon III (1 jabatan kosong), 15 orang eselon IV (3 jabatan kosong) , dan 45
orang staf, sedangkan UPT Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
terdiri dari 1 orang pejabat esselon III b, 3 orang pejabat eselon IV, dan 3
orang staf. Berdasarkan kepangkatan dan golongan terinci sebagai berikut
(Gambar 2.2.).
22
Gambar 1.3. PNS Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau berdasarkan
Pangkat dan Golongan per 31 Desember Tahun 2019
Gambar 1.4.
PNS Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau berdasarkan Tingkat Pendidikan per 31 Desember Tahun 2019
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
II a II b II c II d III a III b III c III d IV a IV b
0 1 2 1
5
14
6
20
9
3
Jumlah (orang)
2% 0%
28%
3% 49%
16%
2%
SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Orang)
SD
SLTP
SLTA
DIPLOMA
S-1
S-2
S-3
23
Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pegawai pada Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Riau adalah sebagai berikut :
1. SD : 1
2. SLTP : 0
3. SLTA : 17
4. DIPLOMA : 2
5. S-1 : 30
6. S-2 : 10
7. S-3 : 1
Jumlah : 61
Adapun untuk UPT Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan ,
jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
1. SD : 0
2. SLTP : 0
3. SLTA : 2
4. DIPLOMA : 0
5. S-1 : 3
6. S-2 : 2
Jumlah : 7
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana mutlak diperlukan sebagai
sarana pendukung pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan tugas dan
kegiatan sehari-hari Dinas Ketahanan Pangan didukung dengan sarana dan
prasarana meliputi :
1. Ruang kerja : Terdapat 14 ruangan kerja, yang terdiri dari 1 ruang kerja
Kepala Badan, 1 ruang kerja Sekretaris, 4 ruang kerja Kepala Bidang, 1
ruang kerja Kepala UPT dan sisanya ruang kerja Eselon IV dan Staf
sejumlah 7 ruangan.
2. Aula, Mushola dan Gudang
3. Peralatan kerja : Komputer PC 18 unit, server 4 unit, printer 21 unit,
scanner 5 unit, UPS 12 unit, switch 9 unit, hub 10 unit, router 8 unit,
sofwer 2 unit, laptop 10 unit, peralatan jaringan 10 unit, proyektor/LCD 3
unit.
4. Peralatan Kantor : Meja kerja staf 26 unit, kursi kerja staf 20 unit , meja
rapat 22 unit, kursi rapat 111 unit.
24
B. Fungsi Strategis Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Strategi dan arah kebijakan pembangunan ketahanan pangan
merupakan rumusan perencanaan komprehensif berdasarkan arah kebijakan
tahunan dalam mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien.
Dinas Ketahanan Pangan menjadi bagian dalam pencapaian Visi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang mengalami
perubahan yakni “ Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat
sejahtera, berbudaya melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya
kemiskinan, tersedianya lapangan kerja serta pemantapan aparatur “ yang
mendukung salah satu misi dari 9 misi RPJMD Provinsi Riau Tahun 2014 –
2019 yakni misi ke 7 (tujuh ) “ Memperkuat Pembangunan Pertanian dan
Pekebunan yang bertujuan :
1. Mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan pangan.
2. Konsumsi pangan yang cukup, bermutu dan bergizi seimbang.
3. Meningkatkan nilai tambah produksi pertanian dan perkebunan.
4. Meningkatkan kesejahteraan petani.
Secara singkat Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau memiliki
mandat yang harus dipertanggungjawabkan dalam kaitannya penggunaan
sumber daya, yaitu :
1. Mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang
diemban dengan penuh tanggungjawab berdasarkan pada target sasaran
yang telah ditetapkan;
2. Upaya mewujudkan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan
aman, serta terjangkau;
3. Berbasis sumberdaya spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-
ekosistem setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan
masyarakat;
4. Kemampuan dalam diversifikasi pangan yang dapat menjamin pemenuhan
kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan
kearifan lokal secara bermartabat.
25
C. Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Adapun beberapa permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan Dinas Ketahanan Pangan sebagai berikut:
1. Belum optimalnya hasil analisis ketahanan pangan sebagai dasar dan
pertimbangan untuk perumusan kebijakan dan program peningkatan
ketahanan pangan.
2. Belum optimalnya sosialisasi ketahanan pangan sehingga masyarakat
belum memahami arti pentingnya pangan bagi kehidupan.
3. Percepatan diversifikasi konsumsi pangan yang belum berjalan secara
optimal, terutama melalui gerakan atau program aksi kabupaten sehingga
kepedulian masyarakat terhadap penganekaragaman/diversifikasi dalam
penyediaan, pengolahan dan konsumsi pangan masih belum optimal.
4. Belum efektifnya penanganan dan pengawasan keamanan pangan
sehingga masih ditemukannya produk-produk pangan yang tercemar
berbagai jenis bahan kimia, biologis dan fisik. Belum adanya sanksi yang
tegas bagi pelanggar hukum dibidang pangan baik segar maupun olahan
serta belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dan pemangku
kepentingan lainnya dalam masalah ini.
5. Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pangan yang aman
dan bermutu baik hal dalam penyediaan, pengolahan dan konsumsi
pangan dan kemampuan pelaku usaha pangan dalam menjamin mutu dan
keamanan pangan segar dan olahan yang dihasilkan belum optimal serta
masih ditemukannya pangan kadaluarsa yang beredar di masyarakat.
6. Belum adanya cadangan pangan dibeberapa kabupaten/ kota yang
mampu mengatasi kelangkaan pangan akibat adanya hambatan distribusi,
gagal panen dan bencana alam.
7. Penyebaran wilayah rumah tangga rawan pangan yang terpencar dan
sulit dijangkau sehingga terganggunya akses, produksi dan konsumsi
masyarakat yang menyebabkan rendahnya ketahanan pangan di wilayah
tersebut.
26
8. Masih banyaknya daerah yang berpotensi terjadinya kerawanan pangan
transien akibat banjir dan kekeringan serta koordinasi antar instansi terkait
dan pemangku kepentingan lainnya dalam masalah ini belum optimal.
9. Masih terbatasnya data dan informasi ketahanan pangan terutama pada
tingkat kabupaten/ kota, kecamatan dan desa.
10. Kapasitas SDM yang menangani ketahanan pangan belum optimal.
27
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau dalam upaya mendukung
pencapaian Visi Riau 2014 – 2019 yakni “ Terwujudnya Provinsi Riau yang
maju, masyarakat sejahtera, berbudaya melayu dan berdaya saing tinggi,
menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja serta pemantapan
aparatur “ yang tertuang dalam misi ke 7 (tujuh) yakni “ Memperkuat
Pembangunan Pertanian dan Pekebunan “, merumuskan tujuan, sasaran,
Strategi dan Kebijakan pada table 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Visi : “ Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja serta pemantapan aparatur ”.
Misi 7 : “ Memperkuat Pembangunan Pertanian dan Perkebunan “.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tercapainya ketersediaan dan konsumsi pangan masyarakat sesuai standar Pola Pangan Harapan (PPH)
Terwujudnya Pola Pangan Harapan di Provinsi Riau (PPH Ketersediaan dan PPH Konsumsi)
1. Peningkatan ketersediaan dan Pemantauan Cadangan Pangan Masyarakat
2. Pengembangan Cadangan pangan pemerintah dan Masyarakat.
3. Meningkatkan system distribusi pangan dan pemantauan harga pangan secara berkala.
4. Peningkatan Kemandirian dan Penanganan Kerentanan Pangan di Masyarakat.
5. Penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya local melalui pemanfaatan pekarangan dan pengolahan pangan berbasis sumberdaya local.
6. Meningkatkan kesadaran pelaku usaha dan konsumen terhadap mutu dan keamanan produk pangan.
1. Memberikan bantuan cadangan pangan pemerintah daerah dan bantuan cadangan pangan masyarakat.
2. Menguatkan sistem jaringan distribusi dan harga secara berkala.
3. Memberikan bantuan kepada kelompok afinitas dan penguatan kawasan/desa mandiri pangan.
4. Penyediaan dan pengembangan Lumbung Pangan (Fisik Lumbung, Lantai Jemur dan RMU).
5. Melakukan promosi konsumsi pangan lokal (umbi-umbian), sayuran dan buah-buahan, serta pangan hewani.
6. Mendorong beras analog sagu, mie sagu kering, mie instan sagu, macaroni sagu atau mengunakan bahan baku lokal lainnya agar mengurangi ketergantungan akan pangan impor, termasuk impor beras.
7. Mendorong Percepatan
28
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.
8. Memberikan bantuan bibit pekarangan untuk peningkatan kualitas konsumsi dan peningkatan pendapatan Rumah Tangga.
9. Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
10. Penguatan pengawasan mutu dan pembinaan keamanan pangan segar.
11. Penguatan Sistem Informasi Ketahanan Pangan secara berkala.
29
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian
kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang
disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja
yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan
tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap
tahunnya.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
Aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima
amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Riau pada Tahun 2019 telah melakukan
Perjanjian Kinerja dengan Gubernur Riau untuk mewujudkan target kinerja
tahunan dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti
yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
30
Guna mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan, maka Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Riau telah melaksanakan 2 (dua) program utama
yang masuk Urusan Ketahanan Pangan dengan 19 kegiatan didalamnya serta
4 program lainnya dengan 22 kegiatan yang mendukung dari APBD Provinsi
Riau. Total anggaran sebesar Rp. 16.817.450.235,70,- dengan rincian Belanja
Tidak Langsung Rp. 12.233.112.505,70,- dan Belanja Langsung Rp.
4.592.125.230,-
Secara singkat gambaran mengenai keterkaitan antara Sasaran,
Indikator dan Target Kinerja yang telah disepakati antara kepala Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Riau dengan Gubernur Riau Tahun 2019,
tercantum pada tabel 2.2 dibawah ini :
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi RiauTahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1. Terwujudnya Pola Pangan Harapan di Provinsi Riau
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
86
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
83,5
31
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2019
A. Capaian Kinerja Organisasi
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden
Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Tata Cara Review Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib
menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres kinerja atas mandat dan
sumber daya yang digunakannya .
Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada
perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI
1 Lebih dari 100% Sangat Baik
2 75 – 100% Baik
3 55 – 74 % Cukup
4 Kurang dari 55 % Kurang
Pada tahun 2019, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau telah
melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Riau Tahun 2019 terdapat 1 sasaran strategis yang harus
diwujudkan pada tahun 2019, yaitu :
32
Tabel 3.2 Target Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1 Terwujudnya Pola Pangan Harapan di Provinsi Riau
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
86
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
83,5
Tabel 3.3 Capaian Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4)
1 Terwujudnya Pola Pangan Harapan di Provinsi
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
86 87.52 101.77
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
83,5 85 101.80
B. Capaian Sasaran
Sasaran Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau Tahun 2019
adalah Terwujudnya Pola Pangan Harapan di Provinsi Riau dengan 2 (dua)
Indikator Kinerja Utama yakni :
1. Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
2. Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
Pola Pangan Harapan merupakan salah satu indicator yang digunakan
dalam menilai kualitas, kuantitas maupun keragaman baik dari segi
ketersediaan maupun konsumsi pangan yang merupakan susunan beragam
pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energy dari berbagai
kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi baik dalam jumlah maupun
mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan,
33
ekonomi, budaya dan agama. Dengan pendekatan PPH, keadaan
perencanaan penyediaan dan konsumsi penduduk diharapkan dapat
memenuhi tidak hanya kecukupan gizi tetapi juga mempertimbangkan
keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima
masyarakat dan daya beli.
Pada dasarnya PPH merupakan instrument untuk mengevaluasi tingkat
ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat serta sekaligus sebagai bahan
untuk merencanakan kebutuhan pangan tingkat regional dan nasional.
1. Indikator Kinerja Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
Untuk mengukur capaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan pada sasaran
dengan Indikator Kinerja Utama Jumlah Skor PPH Ketersediaan, maka
dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :
Tabel 3.4.
Capaian Jumlah Skor PPH Ketersediaan Tahun 2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Terwujudnya Pola Pangan Harapan di Provinsi Riau
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
86 87,52 101,77
Target kinerja pada Sasaran Strategis dengan Ind ikator
Kinerja Jumlah Skor PPH Ketersed iaan sebesar 86. Pencapaian
skor PPH ketersediaan in i d i lakukan dengan formulasi
perhi tungan yakn i :
1) Jumlah angka yang dicapai dalam keragaman ketersediaan kelompok
pangan (% AKE x bobot masing-masing kelompok pangan).
2) Menghitung skor PPH riil setiap kelompok pangan :
Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok pangan lebih besar
daripada skor maksimumnya, maka skor PPH yang diambil adalah skor
maksimumnya.
34
Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok pangan lebih kecil
daripada skor maksimumnya, maka skor PPH yang diambil adalah skor
hasil perhitungan.
Susunan Target PPH Ketersediaan Riau tahun 2019 dapat dilihat pada
table dibawah ini :
Tabel 3.5. Susunan Target PPH Ketersediaan Tahun 2019
No. Kelompok Bahan
Makanan Energi
(kalori)/hari % AKE Bobot Skor riil Skor Maks Skor PPH
1. Padi-padian 1325 55,21 0,5 27,60 25 25,00
2. Umbi-umbian 161 6,71 0,5 3,36 2,5 2,50
3. Pangan Hewani 211 8,80 2 17,59 24 17,59
4. Minyak dan Lemak 999 41,61 0,5 20,81 5 5,00
5. Buah/biji berminyak 57 2,38 0,5 1,19 1 1,00
6. Kacang-kacangan 189 7,88 2 15,75 10 10,00
7. Gula 119 4,96 0,5 2,48 2,5 2,48
8. Sayuran dan buah 108 4,49 5 22,44 30 22,44
9. Lain-lain 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Jumlah 3169 132
111,21 100 86
Keterangan : Angka Kecukupan Energi Ideal = 2400
Sumber NBM Sementara Tahun 2018
35
Susunan Capaian PPH Ketersediaan Riau tahun 2019 dapat dilihat pada
table dibawah ini :
Tabel 3.6.
Susunan Capaian PPH Ketersediaan Tahun 2019
No. Kelompok Bahan
Makanan Energi (kalori)
% AKE Bobot Skor riil Skor Maks
Skor PPH
Ket
1. Padi-padian 1369 57,04 0,5 28,52 25 25 +
2. Umbi-umbian 164 6,84 0,5 3,42 2,5 2,5 +
3. Pangan Hewani 228 9,48 2 18,97 24 18,97 -
4. Minyak dan Lemak 942 39,27 0,5 19,64 5 5 +
5. Buah/biji berminyak 56 2,32 0,5 1,16 1 1 +
6. Kacang-kacangan 200 8,35 2 16,71 10 10 +
7. Gula 117 4,86 0,5 2,43 2,5 2,43 -
8. Sayuran dan buah 109 4,52 5 22,62 30 22,62 -
9. Lain-lain 0 0 0 0 0 0
Jumlah 3185 133 113,47 100 87,52
Keterangan : Angka Kecukupan Energi Ideal = 2400
Sumber: Neraca Bahan Makanan (NBM Sementara Tahun 2019)
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa skor PPH Ketersediaan di
Provinsi Riau untuk tahun 2019 ini dengan target 86 terealisasi sebesar 87,52.
Hal ini menunjukkan angka yang melebihi target kinerja yang ditetapkan
dengan capaian kinerja sebesar 101.76 %.
Kelompok pangan yang mempunyai kelebihan ketersediaan sehingga
menghasilkan skor AKE yang melebihi skor PPH maksimum adalah Padi-
padian, Umbi-umbian, Minyak Lemak, Buah Biji berminyak dan Kacang-
kacangan. Tingkat ketersediaan energi tertinggi berasal dari kelompok padi-
padian yang bersumber dari ketersediaan Komoditi Beras sebesar 805.062 ton
yang diperoleh dari Produksi sebesar 38% dan pasokan 62% yang berasal
dari luar Provinsi Riau.
Kenaikan ketersediaan energi bisa diakibatkan dari produksi yang
meningkat atau pasokan yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan pangan,
selain itu cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kuantitas dan
kemampuan daya beli juga dapat mempengaruhi skor PPH Ketersediaan.
36
Kelompok pangan yang masih kurang dari skor PPH Ideal yaitu Pangan
hewani 18,97 dari anjuran 24, gula 2,43 dari anjuran 2.5, sayur dan buah 22,6
dari anjuran 30. Tidak tercapainya skor kelompok pangan hewani dan
kelompok sayuran dan buah sebagai akibat ketersediaan energi masih rendah
karena produksi kedua kelompok pangan ini belum bisa memenuhi kebutuhan
penduduk sehingga harus dipasok dari luar wilayah Provinsi Riau
Adapun Susunan PPH Tingkat Nasional (Ideal) Berdasarkan Sisi
Ketersediaan Pangan dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 3.7.
Susunan PPH Ideal (Nasional) Ketersediaan
No. Kelompok Pangan Pola Pangan Harapan Nasional (Ketersediaan)
Energi (kkal) % AKE Bobot Skor PPH
1. Padi-padian 1200 50.0 0.5 25.0
2.
Umbi-umbian 144 6.0 0.5 2.5
3. Pangan Hewani 288 12.0 2.0 24.0
4. Minyak & Lemak 240 10.0 0.5 5.0
5. Buah/biji berminyak 72 3.0 0.5 1.0
6. Kacang-kacangan 120 5.0 2.0 10.0
7. Gula 120 5.0 0.5 2.5
8. Sayur & buah 144 6.0 5.0 30.0
9. Lain-lain 72 3.0 0.0 0.0
Jumlah 2400 100.0 100 100
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG X Tahun 2012)
Berdasarkan tabel perhitungan PPH diatas, diperoleh bahwa jumlah
ketersediaan energi di Provinsi Riau pada tahun 2019 sebesar 3.185
Kkal/kap/hari. Jika dibandingkan dengan hasil Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi (WNPG) X Tahun 2012 bahwa angka kecukupan rata-rata pada
tingkat ketersediaan energy bagi masyarakat Indonesia sebanyak 2.400
Kkal/kap/hari, maka persentase tingkat ketersediaan energy di Provinsi Riau
sebesar 132 %. Berdasarkan klasifikasi tingkat kecukupan menurut
Departemen Kesehatan Tahun 1996 dapat dikategorikan bahwa kondisi
ketersediaan energy Provinsi Riau Tahun 2019 termasuk katagori surplus/
diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam arti kata Tahan Pangan.
37
Skor Pola Pangan Harapan Ketersediaan Provinsi Riau Tahun ini
menunjukkan bahwa tingkat keragaman ketersediaan pangan di Provinsi Riau
sebesar 87,52 dari skor Skor PPH Ketersediaan Tingkat Nasional (Ideal)
sebesar 100, Dengan demikian, persentase pencapaian skor PPH
Ketersediaan Provinsi Riau (komposisi keragaman ketersediaan pangan)
terhadap Skor PPH Ketersediaan Tingkat Nasional/ Ideal baru tercapai 87,52
%. Semakin tinggi skor PPH menunjukkan situasi pangan yang semakin
beragam dan semakin baik komposisi dan mutu gizinya.
Keberhasilan pencapaian sasaran 1 (satu) ini tidak terlepas dari
pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan melalui kegiatan :
1. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah Riau
Rp. 100.000.000,-
2. Pengembangan dan Pemberdayaan Cadangan Pangan Masyarakat
Rp. 100.000.000,-
3. Pemberdayaan Gapoktan dalam Penyedia Pangan Pangan Masyarakat se Provinsi Riau
Rp. 200.000.000,-
4. Pengembangan dan Pemberdayaan Ketersediaan Pangan Sagu sebagai Pangan Alternatif
Rp. 200.000.000,-
5. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan Rp. 127.190.400,-
Pada kegiatan Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah untuk
tahun 2019, terdapat pengadaan beras cadangan pangan pemerintah
sebanyak 1.240 kg.
Dalam UU nomor 23 Tahun 2014 , tentang Pemerintah Daerah,
Pemerintah Daerah Provinsi mempunyai kewenangan dalam penyediaan
pangan pokok dan pangan lainnya serta mengelola cadangan pangan provinsi
dan dan menjaga keseimbangannya. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 11/Permentan/KN.130/4/2018, tentang
Penetapan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Daerah disebutkan bahwa
untuk penetapan jumlah cadangan pangan pemerintah daerah, perlu metode
perhitungan jumlah cadangan beras pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah
memiliki kontribusi dalam penyediaan beras Nasional sebesar 0.5 % yang
dalam hal ini angka tersebut menjadi proporsi utama dalam perhitungan
cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP).
38
2. Indikator Kinerja Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
Pengukur capaian kinerja pada Sasaran Strategis dengan Indikator
Kinerja Utama Jumlah Skor PPH Konsumsi, maka dilakukan pengukuran kinerja
sebagai berikut : Tabel 3.8.
Capaian Jumlah Skor PPH Konsumsi Tahun 2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Terwujudnya Pola Pangan Harapan di
Provinsi Riau
Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
83.5 85 101,80
Target kinerja pada Sasaran Strategis dengan Indikator Kinerja Jumlah
Skor PPH Konsumsi sebesar 83.5. Pencapaian skor PPH konsumsi ini
dilakukan dengan formulasi perhitungan yakni Jumlah angka yang dicapai
dalam keragaman konsumsi kelompok pangan (% AKE x bobot masing-
masing kelompok pangan).
Adapun susunan Target PPH Konsumsi Riau tahun 2019 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.9. Susunan Target PPH Konsumsi Tahun 2019
No Kelompok Pangan Gram/hari Kkal/hari
% AKE
Bobot
Skor AKE Skor PPH Aktual Standar Aktual Standar Aktual Ideal
1 Padi-padian 296 275 1.076 1000 53,8 0,5 26,9 25 25
2 Umbi-umbian 65 90 87 120 4,3 0,5 2,2 2,5 2,2
3 Pangan Hewani 130 140 223 240 11,1 2,0 22,3 24 22,3
4 Minyak & Lemak 60 25 480 200 24,0 0,5 12,0 5 5
5 Buah/Biji Berminyak 5 10 30 60 1,5 0,5 0,8 1 0,8
6 Kacang-kacangan 15,5 35 44 100 2,2 2,0 4,4 10 4,4
7 Gula 30 30 100 100 5,0 0,5 2,5 2,5 2,5
8 Sayur & Buah 163 230 85 120 4,3 5,0 21,3 30 21,3
9 Lain-lain 10 15 40 60 2,0 0,0 - 0 0
2.165 2.000 108
100,0 83,5
39
Susunan Capaian PPH Konsumsi Riau tahun 2019 dapat dilihat pada
table dibawah ini :
Tabel 3.10
Susunan Capaian PPH Konsumsi Tahun 2019
No Kelompok
Pangan Berat Pangan
Gram/Kapita/Hari
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kkal/Kapita % %
AKE*) Bobot
Skor Aktual
Skor AKE
Skor Maks
Skor PPH
1 Padi-padian 287,3 1.162 55,9 58,1 0,5 28,0 29,1 25,0 25,0
2 Umbi-umbian 41,1 42 2,0 2,1 0,5 1,0 1,0 2,5 1,0
3 Pangan Hewani
145,6 263 12,6 13,1 2,0 25,3 26,3 24,0 24,0
4 Minyak dan Lemak
34,7 311 15,0 15,5 0,5 7,5 7,8 5,0 5,0
5 Buah/Biji Berminyak
7,5 40 1,9 2,0 0,5 1,0 1,0 1,0 1,0
6 Kacang-kacangan
15,9 39 1,9 1,9 2,0 3,7 3,9 10,0 3,9
7 Gula 25,4 93 4,5 4,7 0,5 2,2 2,3 2,5 2,3
8 Sayur dan Buah
204,1 91 4,4 4,6 5,0 21,9 22,8 30,0 22,8
9 Lain-lain 60,0 37 1,8 1,8 - - - - -
Total 2.077 100,0 103,9
90,6 94,1 100,0 85,0
Sumber : Harmonisasi Analisis PPH Susenas Tahun 2018 (BPS), Angka Kecukupan Energi = 2000
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa skor PPH Konsumsi untuk tahun
2019 ini sebesar 85. Hal ini menunjukkan angka yang melebihi target kinerja
yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 101.80 %. Jumlah energi
yang dikonsumsi pada tahun 2019 di Provinsi Riau adalah 2.077 kkal/kap/hari
yang menunjukkan nilai yang melebihi dari asupan energi ideal menurut
WNPG 2004 yaitu 2.000 kkal/kap/hari. Bila dibandingkan antara target dengan
capaian konsumsi energi tahun 2019 kelompok pangan yang melebihi target
yaitu: padian-padian, pangan hewani, buah biji berminyak, sayur dan buah.
Pencapaian skor PPH konsumsi untuk tahun 2019 sebesar 85 dari target
yang telah ditetapkan sebesar 83.5, menunjukkan bahwa peningkatan
konsumsi energy pada beberapa kelompok pangan memberikan pengaruh
yang cukup signifikan terhadap peningkatan capaian skor PPH konsumsi
pangan. Sedangkan berkurangnya capaian konsumsi energy pada beberapa
kelompok pangan tidak begitu berpengaruh terhadap capaian skor PPH dari
target yang telah ditetapkan.
40
Selanjutnya jika dibandingkan dengan konsumsi energi Ideal kelompok
pangan padian-padian masih merupakan kelompok pangan yang terbesar
kontribusi konsumsinya yang melebihi sasaran kelompok pangan ideal yaitu
1.162 Kkal/Kap/Hr, kemudian pangan hewani 263 Kkal/Kap/Hr, minyak dan
lemak 311 Kkal/Kap/Hr. Adapun kelompok pangan yang energinya masih
kurang dari konsumsi energy ideal yaitu umbi-umbian 42 Kkal/Kap/hr, Buah biji
berminyak 40 Kkal/Kap/hr, kacang-kacangan 39 Kkal/Kap/hr, Gula 93
Kkal/Kap/Hr, Sayur dan buah 91 Kkal/Kap/hr dan lain-lain
Rendahnya capaian konsumsi tersebut karena pemanfaatan pangan yang
belum optimal dan beragam seperti untuk umbi-umbian dalam hal ini komoditi
sagu yang banyak terdapat di Riau masih belum dimanfaatkan secara optimal
sebagai pangan lokal spesifik daerah. Sayur dan buah merupakan kelompok
pangan yang paling besar kekurangan skor AKE nya dari kelompok pangan
lainnya bila di banding dengan skor maks PPH sehingga memberikan pengaruh
besar terhadap capaian skor PPH konsumsi pangan. Untuk itu diperlukan
program/kegiatan dalam upaya meningkatkan konsumsi sayur dan buah di
masyarakat.
Susunan PPH Ideal (Tingkat Nasional) Berdasarkan Sisi Konsumsi
Pangan dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 3.11
Susunan PPH Ideal (Nasional) Konsumsi
No. Kelompok Pangan
Pola Pangan Harapan Nasional (Konsumsi)
Gram Energi (kkal) % AKG Bobot Skor PPH
1. Padi-padian 275 1000 50,0 0,5 25,0
2. Umbi-umbian 100 120 6,0 0,5 2,5
3. Pangan Hewani 150 240 12,0 2,0 24,0
4. Minyak & Lemak 20 200 10,0 0,5 5,0
5. Buah/biji berminyak 10 60 3,0 0,5 1,0
6. Kacang-kacangan 35 100 5,0 2,0 10,0
7. Gula 30 100 5,0 0,5 2,5
8. Sayur & buah 250 120 6,0 5,0 30,0
9. Lain-lain - 60 3,0 0,0 0
Jumlah 2.000 100 100
Sumber : WNPG 2004
41
Capaian Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Provinsi Riau Tahun 2019
ini menunjukkan bahwa tingkat keragaman konsumsi pangan di Provinsi Riau
sebesar 85 dari skor Skor PPH Konsumsi Tingkat Nasional (Ideal) sebesar 100.
Meskipun jumlah konsumsi energy sebesar 2077 Kkal/kap/hari yang dicapai
telah melebihi dari jumlah konsumsi energy ideal sebesar 2000 Kkal/kap/hari
(WNPG 2004), namun hal ini belum menunjukkan tingkat keragaman antar
kelompok yang ideal bagi konsumsi masyarakat.
Adapun capaian skor konsumsi pangan yang telah melebihi dari skor
konsumsi pangan ideal tahun 2019 diantaranya padi-padian, pangan hewani,
minyak dan lemak. Konsumsi energy pada kelompok padi-padian yang telah
melebihi dari target yang telah ditentukan masih didominasi oleh beras.
Sementara yang masih berada dibawah skor konsumsi pangan ideal diantaranya
umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah.
Dengan demikian, persentase pencapaian skor PPH Konsumsi Provinsi
Riau (komposisi keragaman konaumsi pangan) terhadap Skor PPH
Ketersediaan Tingkat Nasional/ Ideal baru tercapai 85.00 %.
Adapun tingkatan Skor PPH dikatagorikan sangat rendah (< 55), rendah
(55-70), cukup (71-84) dan tinggi (> 85). Semakin tinggi skor pangan
menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik
komposisi dan mutu gizinya.
Keberhasilan pencapaian sasaran 2 (dua) ini tidak terlepas dari
pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan melalui kegiatan :
1. Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Provinsi dan Nasional
Rp. 342.877.500,-
2. Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan Dalam Ketahanan Pangan
Rp. 214.820.000,-
3. Penembangan Pangan Lokal Rp. 146.800.000,-
4. Gerakan Penganekaragaman Pangan Rp. 247.035.000,-
Tercapainya realisasi PPH Provinsi Riau tahun 2019 sebesar 85 karena
adanya intervensi dalam pelaksanaan beberapa kegiatan yang outputnya adalah
meningkatkan keragaman konsumsi pangan seperti Lomba Cipta Menu B2SA
Tingkat Provinsi dan Nasional, Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran
42
Perempuan Dalam Ketahanan Pangan, Gerakan Penganekaragaman Pangan,
Pengembangan Pangan Lokal dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Pencapaian PPH sebesar 85 yang melebihi target 83,5 menggambarkan
bahwa konsumsi pangan masyarakat sudah cukup beragam dan seimbang untuk
dapat hidup sehat, aktif dan produktif.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diatas, Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Riau berkoordinasi dengan instansi teknis terkait berupaya untuk
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya konsumsi
pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dengan menggali potensi
yang ada di daerah terutama pangan local yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai pangan unggulan di wilayah masing-masing.
Pemanfaatan pangan lokal yang disertai dengan kemampuan/keterampilan
pengolahannya menjadi menu yang beragam dengan cita rasa tinggi.
C. Realisasi Anggaran
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Riau pada Tahun 2019, didukung APBD sebesar
Rp. 16.817.450.235,70-, secara ringkas komposisi penggunaan sebagai berikut:
a. Belanja Tidak Langsung, sebesar Rp. 12.233.112.505,70,- digunakan
untuk Belanja Gaji, Tunjangan Pegawai dan Tambahan Penghasilan
Pegawai.
b. Belanja Langsung, sebesar Rp. 4.584.337.730,- digunakan untuk :
- Belanja Barang dan Jasa, sebesar Rp. 4.226.434.730,- - Belanja Modal, sebesar Rp. 357.903.000,-
Penggunaan anggaran tersebut apabila dirinci dalam mendukung pencapaian
sasaran adalah sebagai berikut :
43
Tabel 3.12 Sasaran Program dan Persentase Realisasi Anggaran Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau Tahun 2019
SASARAN PROGRAM KEGIATAN PAGU (Rp.) REALISASI (Rp.) %
1. Terwujudnya Pola Pangan Harapan di Provinsi Riau
- Jumlah Skor Pola
Pangan Harapan Ketersediaan
Peningkatan Ketahanan
Pangan
Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah Riau
100.000.000 31.331.850 31.33
Pengembangan dan Pemberdayaan Cadangan Pangan Masyarakat
93.570.000 21.196.044 22.65
Pemberdayaan Gapoktan dalam Penyedia Pangan Pangan Masyarakat se Provinsi Riau
197.300.000 176.766.500 89.59
Pengembangan dan Pemberdayaan Ketersediaan Pangan Sagu sebagai Pangan Alternatif
195.898.000 195.128.998,40 99.61
Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan 120.786.600 114.296.540 94.63
Jumlah 707.554.600 538.719.932,40
- Jumlah Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi
Peningkatan Ketahanan
Pangan
Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Provinsi dan Nasional
342.877.500 329.889.900 96.21
Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan Dalam Ketahanan Pangan
214.820.000 187.472.064 87.27
Pengembangan Pangan Lokal 146.800.000 125.390.250 85.42
Gerakan Penganekaragaman Pangan 247.035.000 221.185.400 89.54
Jumlah 951.532.500 863.937.614
TOTAL 1.659.087.100 1.402.657.546,40
Kegiatan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 12.233.112.505,70,-
terserap Rp 11.115.813.229,- (90,87%), dengan capaian fisik 100%. Belanja
Langsung sebesar Rp. 4.584.337.730,- terserap Rp. 3.756.962.767,-
(81,95%), dengan capaian fisik 92.60 %.
Realisasi Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2019 berdasarkan
laporan Monev 2019 dapat dilihat pada lampiran dibawah ini :
44
Ta
be
l. 3.1
3
RE
AL
ISA
SI F
ISIK
DA
N K
EU
AN
GA
N P
EL
AK
SA
NA
AN
PR
OG
RA
M D
AN
KE
GIA
TA
N
DIN
AS
KE
TA
HA
NA
N P
AN
GA
N P
RO
VIN
SI R
IAU
TA
HU
N 2
01
9
BE
LA
NJ
A L
AN
GS
UN
G
No
P
rog
ram
Keg
iata
n
Pag
u
Pen
yera
pa
n D
an
a
Pela
ksan
aan
Fis
ik (%
)
Mu
rni
Peru
ba
han
T
arg
et
Realis
asi S
PJ
Targ
et
Realis
asi
Tertim
ba
ng
R
p
%
Rp
%
R
p
%
Rp
%
P
Pro
gra
m P
ela
yan
an
Ad
min
istra
si
Perk
an
tora
n
1.
Penyedia
an J
asa K
om
unik
asi, S
um
ber
Daya A
ir Dan L
istrik
320.0
00.0
00
6,8
3
320.0
00.0
00
6,9
8
320.0
00.0
00
100
257.6
79.8
81
80.5
2
100
94.2
7
6.5
8
2.
Penyedia
an J
asa K
ebers
ihan K
anto
r 188.0
67.3
00
4,0
1
188.0
67.3
00
4,1
0
188.0
67.3
00
100
188.0
52.7
50
99.9
9
100
100
4.1
0
3.
Penyedia
an A
lat T
ulis
Kanto
r 80.0
00.0
00
1,7
1
80.0
00.0
00
1,7
5
80.0
00.0
00
100
72.4
26.8
50
90.5
3
100
90.5
3
1.5
8
4.
Penyedia
an B
ara
ng C
eta
kan D
an
Penggandaan
50.0
00
.000
1,0
7
50.0
00.0
00
1,0
9
50.0
00.0
00
100
40.5
91.3
80
81.1
8
100
99.4
6
1.0
8
5.
Penyedia
an K
om
ponen In
sta
lasi
Lis
trik/P
enera
ngan B
angunan K
anto
r 27.0
00.0
00
0,5
8
27.0
00.0
00
0,5
9
27.0
00.0
00
100
25.7
40.0
00
95.3
3
100
100
0.5
9
6.
Penyedia
an B
ahan B
acaan D
an
Pera
tura
n P
eru
ndang
-Undangan
20.0
00.0
00
0,4
3
20.0
00.0
00
0,4
4
20.0
00.0
00
100
17.5
34.0
00
87.6
7
100
88.5
5
0.3
9
7.
Penyedia
an M
akanan D
an M
inum
an
87.2
00.0
00
1,8
6
87.2
00.0
00
1,9
0
87.2
00.0
00
100
61.3
60.0
00
70.3
7
100
76.4
5
1.4
5
8.
Penyedia
an J
asa K
eam
anan K
anto
r 86.4
00.0
00
1,8
4
86.4
00.0
00
1,8
8
86.4
00.0
00
100
86.4
00.0
00
100
100
100
1.8
8
9.
Rapat-R
apat K
oord
inasi d
an
Konsulta
si k
e L
uar d
an D
ala
m D
aera
h
211.4
32.0
00
4,5
1
211.4
32.0
00
4,6
1
211.4
32.0
00
100
206.7
31.6
00
97.7
8
100
100
4.6
1
10.
Penyusunan R
encana S
trate
gis
(R
enstra
) Pera
ngkat D
aera
h
50.0
00.0
00
1,0
7
31.1
92.0
00
0,6
8
31.1
92.0
00
100
12.5
13.2
00
40.1
2
100
97.2
1
0.6
6
11.
Penyusunan R
encana K
erja
(Renja
) P
era
ngkat D
aera
h
50.0
00.0
00
1,0
7
50.0
00.0
00
1,0
9
50.0
00.0
00
100
10.5
31.6
00
21.0
6
100
95.2
7
1.0
4
12.
Penyusunan P
ela
pora
n K
euangan
Penyam
paia
n O
PD
Dan P
PK
D
100.0
00.0
00
2,1
3
100.0
00.0
00
2,1
8
100.0
00.0
00
100
100.0
00.0
00
100
100
100
2.1
8
45
P
rog
ram
Pen
ing
kata
n S
ara
na
dan
P
rasara
na
Ap
ara
tur
13.
Pengadaan P
erle
ngkapan G
edung
Kanto
r 50.0
00.0
00,0
0
1,0
7
50.0
00.0
00,0
0
1,0
9
50.0
00.0
00,0
0
100
44.1
57.4
00
88.3
1
100
88.3
2
0.9
6
14.
Pengadaan P
era
lata
n G
edung K
anto
r 90.0
00.0
00,0
0
1,9
2
90.0
00.0
00,0
0
1,9
6
90.0
00.0
00,0
0
100
32.2
84.0
85
35.8
7
100
70.0
0
1.3
7
15.
Pengadaan M
ebele
ur
90.0
00.0
00,0
0
1,9
2
90.0
00.0
00,0
0
1,9
6
90.0
00.0
00,0
0
100
33.9
38.1
75
37.7
1
100
50
0.9
8
16.
Pem
elih
ara
an R
utin
/Berk
ala
Gedung
Kanto
r 145.4
65.8
00
3,1
0
145.4
65.8
00
3,1
7
145.4
65.8
00
100
142.7
43.1
95
98.1
3
100
100
3.1
7
17.
Pem
elih
ara
an R
utin
/Berk
ala
Mobil
Jabata
n
54.0
40.0
00
1,1
5
64.0
40.0
00
1,4
0
64.0
40.0
00
100
32.0
87.8
10
50.1
1
100
90
1.2
6
18.
Pem
elih
ara
an R
utin
/berk
ala
K
endara
an D
inas/o
pera
sio
nal
104.3
72.0
00
2,2
3
129.3
72.0
00
2,8
2
129.3
72.0
00
100
66.0
32.6
51
51.0
4
100
90
2.5
4
19.
Pem
elih
ara
an ru
tin/b
erk
ala
pera
lata
n
dan p
erle
ngkapan k
anto
r 50.0
00.0
00
1,0
7
50.0
00.0
00
1,0
9
50.0
00.0
00
100
47.9
65.5
00
95.9
3
100
100
1.0
9
20.
Pengelo
laan B
ara
ng M
ilik D
aera
h
50.0
00.0
00
1,0
7
50.0
00.0
00
1,0
9
50.0
00.0
00
100
49.9
58.9
60
99.9
2
100
100
1.0
9
P.
Pro
gra
m P
en
ing
kata
n D
isip
lin
Ap
ara
tur
21.
Pem
bin
aan F
isik
dan M
enta
l Apara
tur
104.7
50.0
00
2,2
3
104.7
50.0
00
2,2
8
104.7
50.0
00
100
75.4
49.0
00
70.0
3
100
91.6
6
2.0
9
P.
Pro
gra
m P
en
ing
kata
n K
ap
asita
s
Su
mb
er D
aya A
pa
ratu
r
22.
Pendid
ikan D
an P
ela
tihan F
orm
al
50.0
00.0
00
1,0
7
15.0
00.0
00
0,3
3
15.0
00.0
00
100
0
0
100
0
0
P.
Pro
gra
m P
en
ing
kata
n K
eta
ha
nan
P
an
ga
n
23.
Pem
anta
uan d
an A
nalis
is A
kses H
arg
a
Pangan P
okok
75.0
00
.000
1,6
0
72.7
69.5
00
1,5
9
72.7
69.5
00
100
72.7
69.5
00
100
100
100
1.5
9
24.
Penguata
n C
adangan P
angan
Pem
erin
tah D
aera
h R
iau
100.0
00.0
00
2,1
3
100.0
00.0
00
2,1
8
100.0
00.0
00
100
31.3
31.8
50
31.3
3
100
56.3
6
1.2
3
25.
Pengem
bangan D
an P
em
berd
ayaan
Cadangan P
angan M
asyara
kat
100.0
00.0
00
2,1
3
93.5
70.0
00
2,0
4
93.5
70.0
00
100
21.1
96.0
44
22.6
5
100
23.6
6
0.4
8
26.
Monito
ring, E
valu
asi D
an P
ela
pora
n
Keta
hanan P
angan
50.0
00.0
00
1,0
7
50.0
00.0
00
1,0
9
50.0
00.0
00
100
40.4
44.8
00
80.8
9
100
99.2
2
1.0
8
27.
Pengem
bangan S
iste
m K
ew
aspadaan
Pangan d
an G
izi (S
KP
G)
50.0
00.0
00
1,0
7
49.1
45.3
00
1,0
7
49.1
45.3
00
100
46.9
34.1
30
95.5
0
100
100
1.0
7
46
28.
Lom
ba C
ipta
Menu B
2S
A T
ingkat
Pro
vin
si d
an N
asio
nal
360.0
00.0
00
7,6
8
342.8
77.5
00
7,4
8
342.8
77.5
00
100
329.8
89.9
00
96.2
1
100
100
7.4
8
29.
Pengelo
laan P
em
anfa
ata
n
Pekara
ngan/P
era
n P
ere
mpuan D
ala
m
Keta
hanan P
angan
225.0
70.0
00
4,8
0
214.8
20.0
00
4,6
9
214.8
20.0
00
100
18
7.4
72
.06
4
87.2
7
100
98.6
3
4.6
2
30.
Pengem
bangan P
angan L
okal
150.0
00.0
00
3,2
0
146.8
00.0
00
3,2
0
146.8
00.0
00
100
12
5.3
90
.25
0
85.4
2
100
92.0
8
2.9
5
31.
Pem
berd
ayaan G
apokta
n D
ala
m
Penyedia
Pangan M
asyara
kat S
e
Pro
vin
si R
iau
200.0
00.0
00
4,2
7
197.3
00.0
00
4,3
0
197.3
00.0
00
100
17
6.7
66
.50
0
89.5
9
100
100
4.3
0
32.
Pengem
bangan D
an P
em
berd
ayaan
Kete
rsedia
an P
angan S
agu S
ebagai
Pangan A
ltern
atif
200.0
00.0
00
4,2
7
195.8
98.8
00
4,2
7
195.8
98.8
00
100
19
5.1
28
.99
8
99.6
1
100
100
4.2
7
33.
Pengharg
aan A
dik
ary
a P
angan
Nusanta
ra
50.0
00.0
00
1,0
7
50.0
00.0
00
1,0
9
50.0
00.0
00
100
46
.50
3.4
24
93.0
1
100
100
1.0
9
34.
Pengaw
asan d
an P
em
bin
aan
Keam
anan P
angan
130.0
00.0
00
2,7
7
121.9
00.0
00
2,6
6
121.9
00.0
00
100
94
.90
0.2
00
77.8
5
100
81.3
2
2.1
6
35.
Sertifik
asi P
angan S
egar (B
uah d
an
Sayur)
250.0
00.0
00
5,3
3
236.0
00.0
00
5,1
5
236.0
00.0
00
100
16
5.4
19
.40
0
70.0
9
100
98.4
1
5.0
7
36.
Gera
kan P
enganekara
gam
an P
angan
248.5
30.0
00
5,3
0
247.0
35.0
00
5,3
9
247.0
35.0
00
100
22
1.1
85
.40
0
89.5
4
100
100
5.3
9
37.
Pengem
bangan K
aw
asan M
andiri
Pangan
127.1
90.4
00
2,7
1
120.7
86.6
00
2,6
3
120.7
86.6
00
100
11
4.2
96
.54
0
94.6
3
100
96.4
6
2.5
4
38.
Analis
is S
ituasi K
om
sum
si P
angan
75.0
00.0
00
1,6
0
68.5
05.0
00
1,4
9
68.5
05.0
00
100
61
.10
2.5
00
89.1
9
100
99.8
1
1.4
9
P.
Pro
gra
m P
en
gem
ba
ng
an
D
ata
/Info
rmasi
39.
Partisip
asi D
ala
m P
ela
ksa
naan
Pam
era
n T
ahunan
50.0
00.0
00
1,0
7
50.0
00.0
00
1,0
9
50.0
00.0
00
100
49
.34
5.2
00
98.6
9
100
100
1.0
9
40.
Pengem
bangan S
istem
Info
rmasi
Manaje
men K
eta
hanan P
angan
137.3
26.4
30
2,9
3
137.3
26.4
30
3,0
0
137.3
26.4
30
100
13
4.3
26
.43
0
97.8
2
100
94.3
0
2.8
2
41.
Penyusunan S
tatis
tik P
angan
50.0
00
.000
1,0
7
49.6
84.5
00
1,0
8
49.6
84.5
00
100
3
8.3
81
.60
0
77.2
5
100
92.9
6
1.0
1
Ju
mla
h
4.6
86.8
43.9
30
100
4.5
84
.33
7.7
30
100
4.5
84
.33
7.7
30
100
3
.75
6.9
62
.76
7 81.9
5
100
92.6
0
93.5
5
47
BAB IV. PENUTUP
A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau sebagai SKPD teknis yang
memiliki tugas pokok membantu Gubernur dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang Ketahanan Pangan dan salah satu fungsi
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
ketahanan pangan. Agar pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara
optimal maka diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara
efektif dan efisien mungkin.
Dengan memperhatikan uraian dan beberapa data tersebut di atas, maka
dapat dikatakan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau dalam
melaksanakan tugasnya dapat dikatakan berhasil, karena target sasaran yang
dicapai dengan ketegori Sangat Baik. Hal tersebut didukung dengan data
sebagai berikut:
1 . Hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) secara keseluruhan dicapai
101.79 %, dengan rincian per sasaran yaitu
2. Sasaran 1. Jumlah Skor Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan 101,77%;
Sasaran 2. Jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsums 101,80 %;
B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang
Strategi yang diperlukan guna meningkatkan kinerja Dinas Ketahanan
Pangan Provinsi Riau di masa mendatang antara lain :
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif untuk
mewujudkan tertib administrasi perkantoran.
2. Meningkatkan informasi peran Dinas Ketahanan Pangan dalam mewujudkan
kemandirian dan kedaulatan pangan melalui penyebaran informasi
ketahanan pangan di media cetak, elektronik dan media publikasi lainnya di
daerah.
48
3. Meningkatkan efektivitas koordinasi dan sinkronisasi kebijakan baik antar
OPD maupun stakeholders lainnya melalui perumusan kebijakan ketahanan
pangan sesuai kewenangan masing-masing namun saling mendukung.
Demikian laporan akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah Tahun 2019
untuk Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau semoga dapat menjadi
bahan pertimbangan/evaluasi untuk kegiatan/kinerja yang akan datang.
Sekian dan terima kasih.
Pekanbaru, Desember 2019
Plt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU
Ir. H. FERRY HC ERNAPUTRA, M.Si Pembina Utama Muda
NIP.19630224 199203 1 002