Upload
lenhan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PUSAT PENELITIAN PENDIDIKAN LPPM
UNIVERSITAS HALU OLEO
A. PENDAHULUAN
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012
tentang pendidikan tinggi pasal 5 bahwa “pendidikan tinggi bertujuan menghasilkan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat manusia”. Hal ini mendorong perlunya
pengembangan tradisi akedemik dan keilmuan di perguruan tinggi dengan prinsip
pencarian kebenaran obyektif, logis, dan konstruktif. Tradisi akademik dan keilmuan
tersebut penting dijadikan sebagai pijakan dan arah pengembangan perguruan tinggi,
tak terkecuali di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Halu Oleo (UHO)
Terkait dengan penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halo Oleo (UHO) secara kelembagaan sedang merumuskan misi dalam
Renstra Tahun 2015 - 2019. Rumusan misi tersebut termasuk diajukan untuk
melakukan penelitian pendidikan berorientasi penguatan konsep dan perbaikan praktik
pendidikan; serta mendiseminasi dan mempublikasikannya di tingkat lokal, nasional,
dan internasional. Dalam rangka untuk mendukung pengembangan tersebut, program
penelitian di lingkungan FKIP UHO diorientasikan untuk dapat menghasilkan manfaat
nyata berupa penguatan muatan pendidikan bagi perkembangan pendidikan pada aras
filosofi dan ilmu pendidikan, sistem dan kebijakan pendidikan, serta praktik pendidikan
pada semua jenis, jalur pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan
dasar dan menengah dan kejuruan, serta pendidikan tinggi. Pada tahun 2015 FKIP
UHO menawarkan kesempatan pada Bapak dan Ibu dosen untuk melakukan peneltian
melalu program pembelajaran berbasis riset (PBR), penelitian yang ditawarkan adalah
penelitian pendidikan yang sehubungan dengan perbaikan perangkat pembelajaran,
pengembangan media, dan pengembangan model pembelajaran.
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 1
I.1. Penelitian Pendidikan Dasar Menengah, Kejuruan dan PAUD
I.2. Penelitian Pendidikan Tinggi (FKIP UHO)
I.1. Pendidikan Dasar Menenga/Kejuruan dan PAUD
Dasar dan Menengah atau disingkat Pusat Penelitian Pendidikan Dikdasmen,
dan Pusat Studi Teknologi dan Pendidikan Kejuruan atau disingkat Pusdi TPK, mulai
tahun 2014 dikelola oleh Pusat Penelitian Pendidikan yang bernaung di bawah
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UHO, Pada akhir
tahun 2014 UHO membuka pusat penelitian pendidikan guna melakukan kajian
terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah dalam peningkatan mutu
pendidikan, memberikan pendampingan dan pemberdayaan terhadap guru serta praktisi
pendidikan lainnya dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan peningkatan mutu
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan kejuruan.
Dalam mewujudkan visi dan misinya, Pusat Penelitian Pendidikan
Dikdasmenjur telah lama bekerjasama dengan PGRI Sulawesi Tenggara, Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengara, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Sultra dan
di luar Sultra, Badan Diklat, LPMP, P4TK dan satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan kejuruan dan PAUD. Kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan antara lain: melakukan kajian terhadap implementasi
berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, pendampingan dan
pemberdayaan guru serta praktisi pendidikan dalam melaksanakan berbagai kebijakan
dalam peningkatan mutu pembelajaran dan pengembangan profesionalismenya melalui
karya tulis ilmiah dan penelitian.
Ke depan, Pusat Penelitian Pendidikan Dikdasmenjur dan PAUD bekerjasama
dengan berbagai instansi tersebut siap memberikan layanan dalam bidang: kajian,
evaluasi, pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan serta fasilitasi kepada para guru
serta praktisi pendidikan lainnya pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan
kejuruan, dan PAUD dalam rangka implementasi berbagai kebijakan dan program
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 2
peningkatan mutu pendidikan, dan pengembangan profesionalisme guru secara
berkelanjutan.
I.1.1. Kegiatan
Pusat Penelitian Pendidikan Dikdasmenjur dan PAUD, memfokuskan pada
kajian dan penelitian dalam upaya ikut berperanserta dalam pengembangan mutu
pendidikan dasar, menengah dan kejuruan, dan terus menggali inovasi baru terhadap
rekayasa teknologi pendidikan dan jasa untuk diterapkan kepada masyarakat. Oleh
karena itu, Pusat Penelitian Pendidikan Dikdasmenjur dan PAUD sangat peduli untuk
selalu melakukan inovasi, melakukan evaluasi (melalui kajian, penelitian dan kerja
sama) untuk pengembangan mutu pendidikan dasar, menengah, dan kejuruan baik di
tingkat nasional dan internasional maupun rekayasa di bidang teknologi Pendidikan.
I.1.2. Bidang Garapan:
1) Melaksanakan seminar, diskusi, sarasehan tentang Pendidikan Dasar,
Menengah dan Kejuruan dalam kaitannya dengan kebutuhan sekolah dan
masyarakat.
2) Melakukan penelitian tentang kebijakan pendidikan dasar, menengah dan
kejuruan, mutu dan pengembangan profesionalisme guru, manajemen
sekolah, hasil pendidikan anak didik, dan rekayasa teknologi.
3) Melakukan kajian perkembangan pendidikan dasar, menengah, dan
kejuruan saat ini.
4) Melakukan pelatihan/penyuluhan metode pembelajaran yang inovatif,
kreatif dan pengembangan karir serta profesionalisme guru.
5) Melakukan Bintek pada Bunda PAUD se Sulawesi Tenggara.
6) Menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan, Sekolah, PAUD dan
masyarakat dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dan
Sulawesi Tenggara khususnya.
7) Melakukan publikasi hasil temuan penelitian kepada masyarakat.
8) Memberikan layanan konsultasi, fasilitasi dan advokasi mengenai
pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan PAUD, serta bidang rekayasa
teknologi pendidikan.
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 3
I.2. Penelitian Pendidikan Tinggi
Pada dasarnya student-centered learning (SCL) yang diberlakukan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UHO diilhami oleh “Patrap Triloka” yang
dimunculkan oleh Ki Hadjar Dewantoro sebagai nilai kearifan lokal. “Patrap
Triloka” (Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri andayani)
dapat dimaknai sebagai: “di depan menjadi contoh, di tengah memotivasi, dan di
belakang memberi dukungan dengan kewibawaan guru agar mahasiswa berkembang”
(in the front providing a model, in the middle creating an intention, and in the back
give constructive support). “Patrap Triloka” merupakan satu pengertian yang utuh,
bahwa guru sebagai sosok yang berwibawa diharapkan mampu menjadi teladan,
pendorong semangat, pembimbing, mitra pembelajaran dan pengarah yang
berwibawa dan bersahabat dengan mahasiswanya. SCL dan “Patrap Triloka”
menginspirasi adanya “SCL-Plus”, yaitu peningkatan mitra pembelajaran timbal-balik
antara dosen dan mahasiswa untuk menciptakan keserasian dalam pembelajaran. Hal
ini kemudian dikemas dalam satu program yang disebut sebagai Student Teacher
Aesthetic Role-sharing (STAR) Program ini telah di kembangkan oleh Universitas
maju seperti UGM, UPI, UNY dan UNJ sejak tahun 2010.
STAR adalah suatu kegiatan pembelajaran yang bersifat kolaboratif, interaktif,
dan kontekstual untuk membawa mahasiswa dan dosen dalam suatu suasana
akademik yang lebih erat dan serasi. Dengan STAR diharapkan mahasiswa lebih
merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan dosen dan sesame teman. Selain itu,
dosen dapat meningkatkan pembelajaran lebih intensif dan efektif. Dengan demikian,
terbangun atmosfer akademik yang kondusif sehingga menghasilkan mahasiswa yang
mandiri, kreatif, dan inovatif serta dosen lebih peduli terhadap pertumbuhan akademik
mahasiswa (mengikuti perkembangan mahasiswa satu per satu). Oleh karena itu,
STAR dapat diartikan sebagai. “Hubungan Serasi Mahasiswa dengan Dosen
F K I P U H O untuk Mewujudkan Lulusan Berkepribadian Kesarjanaan”.
Dengan program STAR maka dosen dan mahasiswa didorong untuk masuk ke
dalam satu “jalan pembelajaran interaktif” yang memaksa (pada tahap awal) mereka
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 4
untuk berkomunikasi dengan hati dan bertindak sesuai norma-norma kehidupan yang
layaknya sebagai Mahasiswa (Calon Guru). Pada tahap selanjutnya, diharapkan
terjadi peningkatan makna dan mutu komunikasi pembelajaran yaitu terjalinnya
komunitas mitra pembelajaran yang didasari oleh perasaan saling memerlukan dan
saling menyayangi, tanpa kesenjangan psikologis maupun teknis.
STAR merupakan aktivitas akademik yang bermuatan “character building”
bagi para mahasiswa. “Character” yang dicita-citakan adalah “kepribadian
kesarjanaan” yang dicirikan oleh (a) penguasaan disiplin ilmu yang kuat, (b) penalaran
dan argumen yang memadai, (c) mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulis
dengan bahasa yang baik dan benar, (d) santun, dan (e) arif yang ditandai oleh sikap
terpelajar (learned), cerdas (smart), nalar (common sense), tilikan (insight), hati-hati
(prudent), etis (ethical), dan mampu mencerna informasi (ability to digest).
Strategi STAR atau SCL Plus memiliki berbagai macam metode pembelajaran;
salah satu di antaranya adalah research-based learning (RBL) atau pembelajaran
berbasis riset (PBR). Ditinjau dari aspek interaksi sosial di dalam proses pembelajaran
maka ciri-ciri STAR sangat sesuai dengan ciri utama PBR, yaitu “berpikir tentang
sesuatu yang sedang dikerjakan, mengerjakan sesuatu yang sedang dipikirkan”.
Sementara itu, ditinjau dari aspek inspiratif, maka STAR merupakan “ruh”
pembelajaran berbasis riset (PBR).
I.2.1. Filosofi Pembelajaran Berbasis Riset
Pembelajaran berbasis riset didasari filosofi konstruktivisme yang mencakup 4
(empat) aspek yaitu: pembelajaran yang membangun pemahaman mahasiswa,
pembelajaran dengan mengembangkan prior knowledge, pembelajaran yang
merupakan proses interaksi sosial dan pembelajaran bermakna yang dicapai melalui
pengalaman nyata.
Riset merupakan sarana penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Komponen riset terdiri dari: latar belakang, prosedur, pelaksanaan, hasil riset
dan pembahasan serta publikasi hasil riset. Kesemuanya itu memberikan makna
penting yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang: formulasi permasalahan,
penyelesaian permasalahan, dan mengkomunikasikan manfaat hasil penelitian.
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 5
Hal tersebut diyakini mampu meningkatkan mutu pembelajaran. PBR merupakan
metode pembelajaran yang menggunakan authentic learning, problem-solving,
cooperative learning, contextual (hands on & minds on, dan inquiry discovery
approach yang dipandu oleh filosofi konstruktivisme.
I.2.2. Bentuk Pembelajaran Berbasis Riset
Pembelajaran berbasis riset (PBR) merupakan salah satu metode student-
centered learning (SCL) yang mengintegrasikan riset di dalam proses pembelajaran.
PBR bersifat multifase yang mengacu kepada berbagai macam metode pembelajaran.
PBR memberi peluang / kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari informasi,
menyusun hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan atas data yang sudah tersusun; dalam aktivitas ini berlaku pembelajaran
dengan pendekatan “learning by doing”. Oleh karena itu, PBR membuka peluang
bagi pengembangan metode pembelajaran, antara lain:
a. pembaharuan pembelajaran (pengayaan kurikulum) dengan mengintegrasikan hasil
riset,
b. partisipasi aktif mahasiswa di dalam pelaksanaan riset,
c. pembelajaran dengan menggunakan instrumen riset, dan
d. pengembangan konteks riset secara inklusif (mahasiswa mempelajari prosedur
dan hasil riset untuk memahami seluk-beluk sintesis).
I.2.3. Beberapa Model Pembelajaran Berbasis Riset
Beberapa model RBL dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik kajian
ilmu serta kondisi fasilitas yang tersedia di satuan pendidikan (Program studi) yang
bersangkutan. Strategi penerapan PBR sebaiknya benar-benar dipertimbangkan agar
pelaksanaan PBR efektif dan tujuan PBR tercapai. Berikut beberapa strategi dalam
memadukan pembelajaran dan riset yang secara empirik.
I.2.3.1. Memperkaya bahan ajar dengan hasil penelitian dosen
Pada proses pembelajaran ini hasil penelitian dosen digunakan untuk
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 6
memperkaya bahan ajar. Dosen dapat memaparkan hasil penelitiannya
sebagai contoh nyata dalam perkuliahan, yang diharapkan dapat
berfungsi membantu mahasiswa dalam memahami ide, konsep, dan teori
penelitian. Dalam kegiatan ini nilai, etika, dan praktik penelitian yang
sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkan dapat disampaikan untuk
memberikan inspirasi kepada mahasiswa.
I.2.3.2. Menggunakan temuan-temuan penelitian mutakhir dan melacak
sejarah ditemukannya perkembangan mutakhir tersebut
Pada proses pembelajaran ini, temuan-temuan penelitian mutakhir yang
diperoleh dari pustaka didiskusikan untuk mendukung materi pokok
bahasan yang sesuai. Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan
disampaikan di dalam perkuliahan sebagai rangkaian sejarah
perkembangan pengetahuan tersebut. Dengan demikian mahasiswa dapat
memiliki pemahaman bahwa kebijakan dan praktik yang ada pada saat
ini, dapat dilakukan dan dikembangkan saat ini, karena adanya
kebijakan dan praktik yang telah dikembangkan sebelumnya. Hal ini
semua merupakan suatu kesatuan dinamika perkembangan ilmu
pengetahuan.
I.2.3.3. Memperkaya kegiatan pembelajaran dengan isu-isu penelitian
kontemporer
Pada proses pembelajaran ini dapat dimulai dengan meminta mahasiswa
menyampaikan isu-isu penelitian yang ada pada saat ini, yang sesuai
dengan pokok bahasan. Selanjutnya mahasiswa diminta mendiskusikan
penerapan isu penelitian tersebut untuk penyelesaian problem nyata
dalam kehidupan. Strategi ini dapat diperkaya dengan berbagai cara
misanya:
a. Dengan membandingkan laporan hasil penelitian dan laporan
pemberitaan yang terjadi di masyarakat.
b. Melakukan analisis tentang metodologi penelitian serta
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 7
argumentasi yang berkaitan dengan temuan penelitian tersebut yang
dikemukakan dalam jurnal penelitian.
c. Melakukan studi literatur tentang perkembangan pengetahuan terkini
yang sesuai dengan pokok bahasan.
I.2.3.4. Mengajarkan materi metodologi penelitian di dalam proses
pembelajaran
Strategi ini dapat diterapkan dengan melakukan tahapan berikut:
a. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang metodologi penelitian.
b. Merancang materi ajar dengan menyertakan metodologi penelitian
pada pokok bahasan tersebut, sehingga mahasiswa dapat
menerapkannya untuk menyelesaikan problem penelitian yang nyata.
c. Merancang materi ajar dengan berbagai metodologi penelitian yang
berkaitan dengan beberapa isu penelitian mutakhir, sehingga
peserta didik dapat belajar melakukan evaluasi terhadap isu
penelitian tersebut.
I.2.3.5. Memperkaya proses pembelajaran dengan kegiatan penelitian dalam
skala kecil
Pada proses pembelajaran ini, kelompok mahasiswa diberi tugas
melakukan penelitian bersama. Dengan demikian mahasiswa dapat
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dari kegiatan tersebut.
Dengan kegiatan ini budaya penelitian dapat lebih terbangun
dibandingkan dengan bila penelitian tersebut diselenggarakan secara
individual. Selanjutnya dapat dikembangkan kegiatan berikut misalnya:
a. Mahasiswa diminta untuk melakukan analisis data dari kegiatan
penelitian yang telah dilakukan.
b. Dosen memberikan beberapa pertanyaan sehingga mahasiswa perlu
melakukan studi literatur, menentukan metodologi penelitian,
mengumpulkan data, menuliskan hasil analisa, dan mengemukakan
kesimpulan dari dari suatu kegiatan penelitian.
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 8
Agar kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik, maka sebelum
kegiatan tersebut dosen perlu melakukan paparan singkat tentang
pemanfaatan ketrampilan penelitian dan pengetahuan yang telah
dipelajari pada semester pokok bahasan sebelumnya.
I.2.3.6. Memperkaya proses pembelajaran dengan melibatkan mahasiswa
dalam kegiatan penelitian institusi
Pada kegiatan ini PBR dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
a. Mahasiswa diberi tugas penelitian yang merupakan bagian dari
penelitian besar yang dilakukan oleh institusi.
b. Mengorganisasikan peserta didik sebagai asisten penelitian bagi
peserta didik pada jenjang yang lebih tinggi atau dosen.
c. Melakukan kunjungan ke pusat-pusat penelitian.
I.2.3.7. Memperkaya proses pembelajaran dengan mendorong peserta
didik agar merasa menjadi bagian dari budaya penelitian di
fakultas/jurusan
Pada strategi ini diusahakan agar peserta didik merasa sebagai
bagian dari budaya penelitian di bagian atau fakultas yang
bersangkutan. Dalam rangka itu maka beberapa hal dapat dilakukan:
a. Memberikan informasi pada mahasiswa tentang kegiatan penelitian
dan keunggulan penelitian dosen di jurusan atau fakultas yang
bersangkutan.
b. Mengadakan kuliah umum oleh pakar atau staf dari institusi lain,
untuk menyampaikan capaian penelitiannya sebagai referensi
langsung bagi mahasiswa.
c. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi pada kegiatan
seminar penelitian baik sebagai peserta, penyaji makalah, ataupun
sebagai penyelengara seminar tersebut.
I.2.3.8. Memperkaya proses pembelajaran dengan nilai-nilai yang harus
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 9
dimiliki oleh peneliti
Nilai-nilai yang harus dimiliki oleh peneliti seharusnya perlu dipahami
oleh mahasiswa. Nilai-nilai tersebut antara lain: objektivitas,
penghargaan akan temuan penelitian, respek pada pandangan lain,
toleransi terhadap ketidakpastian, dan kemampuan analisis.
Penyampaian nilai-nilai tersebut dapat dilakukan dengan:
a. Mencerminkan nilai-nilai seorang peneliti dalam interaksi kelas.
b. Menyampaikan proses perjalanan seorang peneliti sebelum
pekerjaannya dipublikasi termasuk beberapa kali revisi yang
dilakukan.
c. Memberikan pemaparan terstruktur yang menginspirasi mahasiswa
tentang beberapa nilai misalnya: menyampaikan artikel penelitian
yang mengandung argumentasi yang berbeda pada topik yang sama
kemudian menanyakan mahasiswa tentang validitasnya serta
menyampaikan kesimpulan.
Model-model strategi implementasi PBR tersebut dapat dikembangkan
lebih lanjut sesuai dengan disiplin ilmu dan perkembangan budaya penelitian yang
telah berkembang di program studi yang bersangkutan. Satu hal yang sebaiknya
diingat ialah bahwa PBR tidak hanya bertujuan mengembangkan kemampuan
mahasiswa sebagai peneliti handal namun juga sebagai peneliti yang memiliki
karakter serta nilai-nilai yang sifatnya universal.
I.2.4. TUJUAN, MANFAAT, SIFAT, SYARAT, DAN EVALUASI
PBR 1. Tujuan Pembelajaran Berbasis Riset
Pembelajaran Berbasis Riset bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran
yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta meningkatkan
kemampuan Mahasiswa dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan.
Tujuan tersebut secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 10
a. Meningkatkan kebermaknaan mata kuliah agar lebih bersifat kontekstual
melalui pemaparan hasil-hasil penelitian yang dilakukan bersama mahasiswa.
b. Memperkuat kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa sebagai peneliti
c. Melengkapi pembelajaran melalui internalisasi nilai penelitian, praktik,
dan etika penelitian dengan cara melibatkan mahasiswa sebagai peneliti.
d. Meningkatkan mutu penelitian di UHO Umumnya dan FKIP khususnya dan
melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitian
e. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang perkembangan suatu ilmu
melalui penelitian yang berkelanjutan.
f. Meningkatkan pemahaman tentang peran penelitian dalam inovasi sehingga
mendorong mahasiswa untuk selalu berpikir kreatif di masa dating
g. Meningkatkan kualitas pembelajaran secara umum
h. Mendorong akreditasi A setiap prodi di FKIP.
i. Melahirkan lulusan yang siap melakukan inovasi pembelajaran.
2. Manfaat Pembelajaran Berbasis Riset
Manfaat PBR dikenal sejak beberapa dasawarsa yang lalu, beberapa
literatur menyetarakan dengan project-based learning karena hampir tidak ada proyek
yang tidak melibatkan penelitian (yaitu evaluasi). Namun demikian “research in
classroom” belum banyak diadopsi sebagai metode pembelajaran. Dengan PBR maka
Mahasiswa dapat memperoleh berbagai manfaat dalam konteks pengembangan
metakognisi dan pencapaian kompetensi yang dapat dipetik selama menjalani proses
pembelajaran. Manfaat yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengalami pengembangan dan peningkatan kapabilitas dan
kompetensi yang lebih tinggi, termasuk:
1) Kompetensi umum, misalnya berpikir secara kritis dan analitik, mengevaluasi
informasi, dan pemecahan masalah
2) Kompetensi dalam hal melaksanakan dan mengevaluasi penelitian yang sangat
bermanfaat dan membantu dalam pengembangan profesional yang
mengedepankan inovasi dan keunggulan.
b. Mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memiliki peluang untuk
aktif di dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan dunia praktik kelak di
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 11
kemudian hari.
c. Mahasiswa terlatih dengan nilai-nilai disiplin, mendapatkan pengalaman praktik
dan etika.
d. Mahasiswa lebih memahami tentang betapa pentingnya nilai-nilai disiplin bagi
masyarakat
e. Mempercepat pencapaian Visi dan Misi UHO sebagai perguruan tinggi berbasis
riset.
Pembelajaran berbasis riset (PBR) merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan authentic learning (harus ada contoh nyata), problem-solving
(menjawab kasus dan konstektual), cooperative learning (bersama), contextual
(hands on & minds on), dan inquiry discovery approach (menemukan sesuatu) yang
didasarkan pada filosofi konstruktivisme (yaitu pengembangan diri siswa yang
berkesinambungan dan berkelanjutan).
3. Sifat Pembelajaran Berbasis Riset
Sifat yang melekat pada pembelajaran berbasis riset adalah sebagai berikut.
a. Mendorong dosen untuk melakukan penelitian atau mengupdate
keilmuannya dengan membaca dan memanfaatkan hasil penelitian orang lain
sebagai bahan pembelajaran.
b. Mendorong peran Mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, bahkan
menjadi mitra aktif dosen.
c. Mahasiswa menjadi lebih kompeten dalam keilmuan dan penelitian serta trampil
mengidentifikasi persoalan serta memecahkannya dengan baik
d. Mahasiswa memiliki kemandirian, kritis, dan kreatif sehingga memberikan
peluang munculnya ide dan inovasi baru.
e. Mahasiswa dilatih memiliki etika, khususnya etika profesi misalnya
menjauhkan diri dari perilaku buruk misalnya plagiarisme.
4. Syarat Pembelajaran Berbasis Riset
Syarat penerapan PBR adalah sebagai berikut
a. Kebijakan akademik dan riset universitas dan fakultas FKIP UHO
b. Ketersediaan Learning resources (kurikulum, sarana dan prasarana)
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 12
c. Pengembangan staf untuk pelaksanaan PBR
1) Dosen menguasai metode penelitian.
2) Dosen berpengalaman melakukan kegiatan penelitian
3) Dosen berpengalaman melakukan praktek nyata/kerja di lapangan
d. Materi pembelajaran berbasis evidence atau bukti ilmiah
e. Mahasiswa memiliki motivasi untuk mengembangkan pola pikir ilmiah
f. Menghubungkan antara penelitian dan proses belajar.
g. Pembelajaran bersifat aktif, yaitu aktivitas pembelajaran yang melibatkan
mahasiswa dalam mengerjakan berbagai hal dan berpikir tentang apa yang
sedang mereka kerjakan.
h. Pembelajaran aktif dapat berlangsung ketika mahasiswa diberi kesempatan
untuk lebih berinteraksi dengan teman sesama mahasiswa maupun dengan
dosen perihal pokok yang sedang dihadapinya, mengembangkan
pengetahuan dan bukan sekedar menerima informasi dari dosen. Dosen
berperan sebagai fasilitator.
5. Indikator Terwujudnya Pembelajaran Berbasis Riset
Indikator terwujudnya Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) dalam pencapaian
sasaran menjadi Universitas berabasis Riset, adalah sebagai berikut:
a. Jumlah penelitian yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
b. Jumlah penerapan metode riset dalam sistem pembelajaran.
c. Jumlah hasil riset dosen dalam satu semesternya semakin banyak (Minimal
50/semester atau 100/tahun) penelitian dosen bersama mahasiswa.
6. Tanggung Jawab dan Wewenang Organisasi
Tanggung jawab dan pemegang wewenang implementasi PBR di FKIP UHO
adalah sebagai berikut:
i. Kepala Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
1. Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Puslitdik) bersama dengan Wakil
Dekan Bidang Akademik FKIP bertanggung jawab terlaksananya PBR
2. Kepala Puslitdik memfasilitasi pendanaan melalui dana penelitian
(Diusulkan)
3. Kepala Puslitdik melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PBR
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 13
4. Kepala Puslitdik bersama dengan Wakil Dekan Bidang Akademik/Ketua
Jurusan/Koordinator Bidang Studi dan Dosen mewakili masing-masing
prodi untuk menentukan mata kuliah yang akan diimplementasikan PBR.
ii. Wakil Dekan Bidang Akademik
1) Wakil dekan bidang akademik FKIP bertanggung jawab pada
implementasi PBR.
2) Wakil dekan bidang akademik bertanggung jawab dalam sosialisasi PBR
ke semua satuan pendidikan di lingkungan fakultas
3) Wakil dekan bidang akademik bertanggung jawab dalam memonitor
pelaksanaan PBR di fakultas serta mengidentifikasi segala kendala
berkaitan dengan implementasi PBR
4) Wakil dekan bidang akademik berwenang mencari solusi dari kendala
implementasi PBR di fakultas
5) Wakil Dekan bidang akademik bersama dengan Dosen di Program Studi
mengidentifikasi mata kuliah yang dapat dilakukan PBR.
6) Memberikan bantuan teknis berkaitan implementasi PBR di FKIP
c. Ketua Jurusan / Koordinator Program studi (Prodi)
1) Ketua jurusan/ koordinator prodi bertanggung jawab pada implementasi
PBR di lingkungan jurusan/prodi masing masing
2) Ketua jurusan/koordinator prodi bertanggung jawab dalam sosialisasi PBR
ke semua dosen di lingkungan jurusan/prodinya
3) Ketua jurusan/coordinator prodi bertanggung jawab dalam
mengidentifikasii segala kendala berkaitan dengan implementasi PBR
4) Ketua jurusan/prodi berkewajiban melaporkan pelaksanaan PBR di
Jurusan /coordinator prodinya kepada wakil dekan bidang akademik.
d. Dosen Yang Terlibat Kegiatan PBR
1) Memahami filosofi yang mendasari terciptanya PBR
2) Dosen menyusun RPP yang sesuai dengan PBR
3) Melaksanakan perkuliahan sesuai dengan PBR
4) Menciptakan suasana kondusif yang mendukung terwujudnya PBR
5) Mengembangkan lebih lanjut pelaksanaan PBR
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 14
6) Memberi informasi tentang rencana PBR yang dikelolanya kepada
mahasiswa secara terbuka.
Pusat Penelitian Pendidikan LPPM-UHO 2015 Page 15