10
PROFESI ADVOKAT SEBAGN OFFICIUM IVOBILE (Ide Model Pendidikan Profesi Advokat yang Mengkombinasi Kecerdasan Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : Grees Selly Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sriwijaya Abstrak -::ns-Undang No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat menegaskan tentang status Advokat sebagai : :r S&tu penegak hukum yang mempunyai peran dan fungsi yang sejajar dengan Kepolisian, ",,,:\saan dan Kekuasaan Kehakiman sebagai aparat penegak hukum, namun ada kekhusuan yang - =:-kan oleh undang-undang tersebut kepada advokat, yaitu kemandirian advokat dalam menja- --:":i1 tugas dan profesinya. Kemandirian advokat bertujuan untuk medukung penyelenggataan ,,-.:l peradilan yang bebas dari inter-vensi kekuasaan maupun politik dalam hal penegakan hukum, --- ien_san kemandirian itu pula maka Profesi Advokat dikatakan sebagai profesi yang sangat ' - : i o.f/icium nobile). Sebagai Profesi yang mulia tentu saja advokat terikat dengan nilai-nilai etik --: nrenjadi rambu-rambu dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya, yang mana nilai-nilai - -:;rut dipositifkan menjadi Kode Etik Profesi. Nilai-nilai etik tersebut muncul sebagai sintesa atas ; - -:iasan dasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Untuk menjadi advokat profesional dan handal - - -*hkan kecerdasan dalam menelaan dan menangani perkara yang dihadapi oleh kliennya. - kat dituntut untuk ahli dan cerdas dalam segala hal, bukan cuma cerdas secara intelektual ' , -' *: luga cerdas secara spiritual dan matang dalam kecerdasan emosional. Oleh sebab itu perlu -: .rlrk model pendidikan profesi advokat yang memadu padankan antara kecerdasan intelektual . -:,r kecerdasan spiritual dan emosional, agar tujuan akhir dari pendidikan profesi advokat untuk '-"::nruk advokat-advokat yang handal dalam memahami permasalahan hukum dan beretika , .ebagai penegak hukum dapat terlaksana secara maksimal dan komprehensif. *,irr Kunci : Advokat ; profesi hukum, pendidikan advokat Ahstrsct ,,,tber 18 oJ'2003 On Adtocates alJirms the status of Advocates as one oJ'the law enforcers ' .;^. e roles and functions thal are parallel to the Police, Attorney and Judicial Power as law ' -:inent fficers, but there is a certainQ given by the law to advocates, namely the indepen- - . 'r'odvocates in Perform his duties and profession. The independence of an advocate aims to " ,.: the administration of a judicial system fr ee from the intervention of power and politics in ,. ic, o.f law enforcement, and with that independence also the Advocate Profession is said to be . - ,ioble profession (olJicium nobile).As a noble Profession, of course, advocates are bound by -.:'-'altres that become the signs in the execution of their duties and authorities, which are the .: ,',-iited to be the Professional Code of Conduct. These ethical values merge as a synthesis of --;i-r intelligence that everyt human being possesses. To be a professional and reliable advocate .., intelligence to defend and handle cases faced by clients. Advocates are required to be . , .tnd intelligent in everry way, not just intellectuall,v intelligent but also spiritually intelligent '.'-tit/re in emotional intelligence. Therefore, it is necessat)) to .form an educational model of .;:: pro-fession that matches between intellectual intelligence with spiritual and emotional . ::r?ce, so that the ultimate goal o/'professional education advocate to.form advocates who are s03

stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

PROFESI ADVOKAT SEBAGN OFFICIUM IVOBILE(Ide Model Pendidikan Profesi Advokat yang Mengkombinasi Kecerdasan

Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum)

Oleh : Grees SellyMahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Abstrak-::ns-Undang No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat menegaskan tentang status Advokat sebagai: :r S&tu penegak hukum yang mempunyai peran dan fungsi yang sejajar dengan Kepolisian,

",,,:\saan dan Kekuasaan Kehakiman sebagai aparat penegak hukum, namun ada kekhusuan yang

- =:-kan oleh undang-undang tersebut kepada advokat, yaitu kemandirian advokat dalam menja-

--:":i1 tugas dan profesinya. Kemandirian advokat bertujuan untuk medukung penyelenggataan,,-.:l peradilan yang bebas dari inter-vensi kekuasaan maupun politik dalam hal penegakan hukum,

--- ien_san kemandirian itu pula maka Profesi Advokat dikatakan sebagai profesi yang sangat' - : i o.f/icium nobile). Sebagai Profesi yang mulia tentu saja advokat terikat dengan nilai-nilai etik--: nrenjadi rambu-rambu dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya, yang mana nilai-nilai

- -:;rut dipositifkan menjadi Kode Etik Profesi. Nilai-nilai etik tersebut muncul sebagai sintesa atas

; - -:iasan dasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Untuk menjadi advokat profesional dan handal

- - -*hkan kecerdasan dalam menelaan dan menangani perkara yang dihadapi oleh kliennya.

- kat dituntut untuk ahli dan cerdas dalam segala hal, bukan cuma cerdas secara intelektual' , -' *: luga cerdas secara spiritual dan matang dalam kecerdasan emosional. Oleh sebab itu perlu

-: .rlrk model pendidikan profesi advokat yang memadu padankan antara kecerdasan intelektual. -:,r kecerdasan spiritual dan emosional, agar tujuan akhir dari pendidikan profesi advokat untuk

'-"::nruk advokat-advokat yang handal dalam memahami permasalahan hukum dan beretika, .ebagai penegak hukum dapat terlaksana secara maksimal dan komprehensif.

*,irr Kunci : Advokat ; profesi hukum, pendidikan advokat

Ahstrsct,,,tber 18 oJ'2003 On Adtocates alJirms the status of Advocates as one oJ'the law enforcers

' .;^. e roles and functions thal are parallel to the Police, Attorney and Judicial Power as law' -:inent fficers, but there is a certainQ given by the law to advocates, namely the indepen-

- . 'r'odvocates in Perform his duties and profession. The independence of an advocate aims to" ,.: the administration of a judicial system fr ee from the intervention of power and politics in,. ic, o.f law enforcement, and with that independence also the Advocate Profession is said to be

. - ,ioble profession (olJicium nobile).As a noble Profession, of course, advocates are bound by

-.:'-'altres that become the signs in the execution of their duties and authorities, which are the.: ,',-iited to be the Professional Code of Conduct. These ethical values merge as a synthesis of--;i-r intelligence that everyt human being possesses. To be a professional and reliable advocate.., intelligence to defend and handle cases faced by clients. Advocates are required to be

. , .tnd intelligent in everry way, not just intellectuall,v intelligent but also spiritually intelligent'.'-tit/re in emotional intelligence. Therefore, it is necessat)) to .form an educational model of.;:: pro-fession that matches between intellectual intelligence with spiritual and emotional

. ::r?ce, so that the ultimate goal o/'professional education advocate to.form advocates who are

s03

Page 2: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

Jurnal Lex Librum, VoL III, No. 2, Juni 2017, hal 503 - 512

reliable in understanding legal issues and ethical ethics as law enforcement can be implementedmaximally and comprehensive.

Keywords : Advocate ; L egal professio n, ed ucation advocate

A. PendahuluanDalam ranah hukum Indonesia terdapat

empat pilar yang menjadi penyangga utamayang sama fungsinya yaitu untuk menjaga pene-gakan hukum di Indonesia. Diantara keempatpilar tersebut tidak ada satu yang lebih tinggidari yang lainnya, jika salah satu patah makadipastikan hukum tak akan bisa berdiri tegak.Empat pilar tersebut adalah terdiri dari unsurPenyidik (Kepolisian), Penuntut (Kejaksaan),Hakim (Pengadilan) dan Advokat (PenasihatHukum). Mereka inilah yang disebut CaturWangsa.l

Kebanyakan dari semua permasalahanhukum akan bermuara di Pengadilan, maka Ke-kuasaan Kehakiman yang bebas dari segalacampur tangan dan pengaruh dari luar memer-lukan profesi advokat yang bebas, mandiri danbertanggung jawab untuk terselenggaranya sua-tu peradilan yang jujur, adil dan memiliki ke-pastian hukum bagi semua pencari keadilan da-lam menegakkan hukum, kebenaran, keadilandan hak asasi manusia.

Profesi advokat yang bebas dan mandiriserta bertanggung jawab dalam menegakkan hu-kum perlu dijamin dan dilindungi oleh undang-undang. Sesuai dengantugasnya, fungsi advokatsangat kompleks. Dan kompleksitas itu perlu di-ketahui oleh semua advokat guna memahamikedudukan dan fungsinya dalam tiap tahap pem-belaan terhadap klien yang memerlukan pen-dampingan jasa hukum dari advokat tersebut.

Untuk menjalankan profesi yang sangatmulia itu, advokat dituntut untuk memiliki ke-mampuan dan kecerdasan, bukan hanya kecer-dasan dibidang intelektual namun juga kecerda-san emosional serta spiritual. Kombinasi kecer-dasan intelektual dan emosional serta spiritualini diperlukan untuk profesionalitas dan etoskerja seorang advokat dalam menangani perka-ra-perkara yang bervariasi dan memerlukan ko-mitmen tinggi untuk penyelesaiannya.

1 Ari Yusuf Amr, Strategi Jasa Advokat, Navila Idea,Yogyakarta, 2008, hlm. l8-19.

504

B. PermasalahanAdvokat adalah orang yang berprofesi

memberi jasa hukum baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratanberdasarkan undang-undang, dan untuk menjadiadvokat dibutuhkan kapasitas tertentu, setidak-tidaknya memiliki tiga keahlian yang memadaiyaitu: pertama memiliki pengetahuan yang me-madai (skill and lonwledge); kedua memilikikestabilan dan kematangan emosi (emotionalmaturity); ketiga harus mempunyai komitmenmoral atas profesi yang kuat dan stamina prima(endurance). Dari uraian tersebut timbul perta-rLyaan dan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tinjauan filsafat ilmu ter-hadap profesi advokat?

2. Model pendidikan khusus profesi advo-kat (PKPA) yangbagaimarla agar dapatmensinergikan kemampuan IQ, ESQ,dan EQ bagi seorang advokat?

C. Pembahasan

1. Tinjauan Filsafat IImu Terhadap ProfesiAdvokat

a. Definisi AdvokatPasal I ayat (l) Undang-Undang No. 18

Tahun 2003 Tentang advokat memberikan defi-nisi tentang advokat adalah orang yang berpro-fesi memberi jasa hukum baik didalam maupundiluar pengadilan yang memenuhi persyaratanberdasarkan undang-undang. Banyak termino-logi yang berkaitan dengan istilah advokat, adayang menyebutnya sebagai pengacara, kuasahukum, penasihat hukum bahkan pokrol. Istilahbahasa Inggns menyebut orang yang memberi-kan jasa hukum tersebut adalah lowyer. Lawyerdiartikan atau diterjemahkan dalam bahasa In-donesia sebagai Pengacara atau advokat, bisajuga disebut sebagai ajuster atau pembela, pena-sihat hukum. Dari sekian banyak istilah tersebutyang paling sering dipergunakan adalah advo-kat, pengac ara, dan penasihat hukum.

Page 3: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

mented

profesipun di\ aratannenjadietidak-emadaing me-emilikiotionalnitmenr primaI perta-

mu ter-

i advo-r dapat

ESQ,

Profesi

\o. 18

rn defi-berpro-naupunr aratan:rmino-(at, ada

kuasa. Istilahlmberi-LawyerLasa In-at. bisar- pena-:ersebut

r advo-

Profesi Advokat Sebagai Officium Nobile ...

Di negeri Belanda seorang lawlter yang te-:h resmi menjalankan profesinya mendapat ge-): meester in de rechten (Mr). Di Amerika Seri-::lt orong yang terjun ke dunia pengacaraan di-.:but bar, di Inggris dikenal barrister dan soli-- :ot'. Barister merupakan ahli hukum yangr:.lrpunyai hak bicara diruang pengadilan, se-

-:nskan Solicitor merupakan ahli hukum yang::enangani perkara-perkara khusus non litigasi,,ng jika permasalahan non litigasi tersebutjak selesai maka akan diserahkan kepadabar-

-.s.er untuk diproses di Pengadilan.Di Indonesia lawyer pada awalnya disebut

r:rasihat Hukum. Istilah ini mengacu pada be-r::lpa undang-undang yang berlaku seperti:.,.- IIAP, Undang-Undang Kekuasaan Kehaki--'.i:r dan Undang-Undang Peradilan Umum.

-:nbat laun sebutan Penasihat Umum mulai;:geser menjadi sebutan advokat dan menjadi:r:ri setelah keluarnya Undang-Undang Advo-

.,. \o. 18 Tahun 2003. Jasa hukum yang dibe-*:.:n oleh advokat berupa konsultasi hukum,-:.-ruan hukum, menjalankan kuasa, mewakiii,-:rdampingi, membela dan melakukan hukum, . unruk kepentingan hukum klien.

Untuk menjadi advokat seseorang harus- :rilrpuh pendidikan tinggi hukum dan meng-.-:. pendidikan khusus profesi advokat yang

- .isanakan oleh Organisasi Advokat. Selan-

-:\a pengangkatan advokat dilakukan oleh-:nisasi Advokat dan salinan surat keputusan

-:-:.rn_qkatan advokat disampaikan kepadal, '..amah Agung dan menteri.

Profesi didefinisikan secara singkat seba-

-, :'!atan. Secara tradisional ada empat profesi, :- kedokteran, hukum, pendidikan dan ke-:-ritaafl. Muhammad Imanudin Abdulrahim: ::r rulisannya yang berjudil Profesionalisme. .;,,r Islam pada jurnal Ulumul Quran Nomor

- ' -'. I\r Tahun i993 mengemukakan bahwaI - -:.ionalisme biasanya dipahami sebagai sua-, ,,,-:1itas, yang wajib dipunyai setiap eksekutif--: raik. Didalamnya terkandung beberapa

- - ..ritu: kesahr mempunyai keterampilan ting-- -:l:rm suatu bidang, serta kemahiran dalam- ;:-,rergu11akan peralatan tertentu yang diper-

- --. '...:n dalam pelaksanaan tugas yang bersang-

- ': dengan bidang tadr, kedua mempunyai--, dan pengalaman sefia kecerdasan dalam

- .*,:.rafisa suatu masalah, dan peka terhadap

Gress Selly

situasi maupun kondisi, cepat dan tepat sertacermat dalam mengambil keputusan terbaik atasdasar kepekaan. Ketiga punya sikap orientasi kehari depan, sehingga punya kemampuan meng-antisipasi perkembangan lingkungan yang ter-bentang dihadapannya, keempat punya sikapmandiri berdasarkan keyakinan dan kemampuanpribadi (izzat al-nafs atau selfconfidence) sertaterbuka menyimak dan menghargai pendapatorang lain, namun cermat dalam memilih yangterbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.2

Advoakat dalam menjalankan profesinyamenggunakan nalar. Kemampuan menalar inimenyebabkan advokat mampu memecahkanpermasalahan-peramsalahan klien yang menj aditanggung jawabnya. Manusia adalah satu-satu-nya makhluk yang mengembangkan pengetahu-an secara bersungguh-sungguh, binatang jugamempunyai namun terbatas hanya untuk kelang-sungan hidupnya (survival). Manusia mengem-bangkan pengetahuannya mengatasi kebufuhan-kebutuhan hidup. Dia memikirkan hal-halbaru,menjelajahi ufuk bar, karena dia hidup bukansekedar untuk kelangsungan hidupnya namunlebih dari itu, yaitu untuk mengembangkan pe-ngetahuannya.'

Pengetahuan ini mampu dikembangkanmanusia disebabkan dua hal utama, yakni per-tama manusia mempunyai bahasa yang mampumengkomunikasikan informasi dan jalan pikiranyang melatarbelakani informasi tersebut, Sebabkedua yang menyebabkan manusia mampu me-ngembangkan pengetahuannya dengan cepatdan mantap adalah kemampuan berfikir menurutsuatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara ga-ris besar cara berfikir seperti itu disebut penala-

lran.'

Tentu saja tidak semua pengetahuan bera-sal dari proses penalaran, sebab berfikir pun ti-dak semuanya berdasarkan penalaran. Manusiabukan semata-mata makhluk yang berfikir, se-kedar homo sapiens yang steril. Manusia adalahmakhluk yang berfikir, merasa, mengindera dantotalitas pengetahuannya berasal dart ketiga

2 Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafi-ka, Jakarta" 2002, hlrn. i 1

t Jujrrn S. Sriasumantri, Filsctfat llmu ; Sebuah PengantarPoltuier, Pustaka Sinar Harapan, Jakafia, 2013, hlm. 39-40

I Dtd

505

Page 4: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

Jurnal Lex Librum, VoL III, No. 2, Juni 2017, hal. 503 - 512

sumber tersebut; disamping wahyu; yang meru-pakan komunikasi Sang Pencipta dengan makh-luk-Nya.

Perkara-perkara yang dihadapi oleh advo-kat tentu beragam dan berbeda pula penangananp erkar any a. P enye le s ai an s engke ta p er data, p er -kara pidana dan perkara administrasi tentumempunyai argumentasi hukum yang berbedaantara satu dengan yang lainnya. Namun dapatdipastikan bahwa semua perkara yang dihadapioleh seorang advokat adalah permasalahan hu-kum. Teknik penyelesaian perkara yang dilaku-kan oleh seorang advokat tentu saja denganmenggunakan penalaran logis dan pendekatanhukum.

Prinsip-prinsip dasar kerja advokat adalahbagaimana membuat resume persidangan, men-cari landasan yuridis diperpustakaan, menemuis aks i hin g ga membuat c atatan- c atatan lain y angdiperlukan dalam persidangan, dan yang palingutama adalah menumbuhkan serta menjaga ke-percayaan klien. Orang yang menjalankan pe-kerjaan advokat profesional dapat diibaratkansebagai pohon.5 Sebagai akar, pilihan menjadiadvokat harus diyakini bahwa pilihan itu bukanharrya benar tetapi juga tepat. Sebagai batang,seorang advokat tidak boleh berhenti hanyapa-da keyakinan, namun keyakinan itu harus terusmenerus dikembangkan menjadi suatu kebang-gaan. Dengan demikian kebanggaan menjadikekuatan didalam diri, sekaligus filter. Jika dii-baratkan sebagai daun, seorang advokat akanterus tumbuh bersama keyakinan dan kebangga-an itu. Daun adalah institusi tempat bernaung,yaitu kantor pengacara atau lawfirm, baik dalamposisi sebagai pendiri maupun sebagai advokatyang bergabung kekantor lain. Dalam konteksinilah perlunya manajemen pribadi dan manaje-men kelembagaan agar tugas-tugas advokat di-j alankan secara profesional.

b. Advokat ditinjau dari Filsafat IlmuProfesi advokat apablla ditinjau dari segi

keilmuan maka akan ada dua objek yang akanditeliti, yaitu kesatu objek individu yang adadan objek peraturan hukum positif yang diper-gunakan sebagai alat bekerja seorang advokat.

5 www.hukumonline.com. Jaclilah Pengacara Yctng Ber-tipe Ar.sitek, diunduh pada hari Jumat tanggal 14 Oktober2016 pukul 18.30 WIB.

s06

Dalam konteks frlsafat ilmu kajian tentang ob-jek tersebut lebih dikenal sebagai ontologi. On-tologi adalah penelaahan terhadap suatu objekyang nyata termasuk kosmologi dan metafisikaserta keberadaan sesudah kematian maupunsumber segala yang ada yaitu Tuhan Yang Ma-ha Esa, pencipta dan pengatur serta penentualam semesta.6

Objek formal ontologi adalah hakikat se-luruh realitas. Bagi pendekatan kualitatif, reali-tas tampil dalam kuantitas atau jumlah, telaah-nya akan menjadi telaah monoisme, paralelismeatau pluralisme. Bagi pendekatan kualitatif rea-litas akan tampil menjadi aliran materialisme,idealisme, naturalisme atau hilomorphisme.T

Advokat dalam melaksanakan tugas profe-sinya tentu memerlukan pengetahuan tentanghukum yang dalam kajian filsafat ilmu disebutdengan epistemologi atau teori pengetahuan(theory of lcnowledge). Epistemologi berasal da-ri bahasa Yunani episteme, yang artinya penge-tahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori.Dengan demikian episternologi dapat didefinisi-kan sebagai cabang filsafat yang mempelajariasal mula atau sumber, strukfur, metode dansyahnya (validitas) pengetahuan. Epistemologidigunakan oleh advokat untuk menjawab perta-nyaan-pertanyaan semantik yang menyangkuthubungan antara pengetahuan dengan objekpengetahuan tersebut. Selain itu epistemologimeliputi sumber, sarana dart tata cara menggu-nakan sarana tersebut untuk mencapai pengeta-huan ilmiah.

Perbedaan mengenai pilihan landasan on-tologi akan dengan sendirinya mengakibatkanperbedaan dalam menentukan sarana yang dipi-lih. Akal, budi, pengalaman, atau kombinasi an-tara akal dengan pengalaman, intuisi merupakansarana yang dimaksud dalam epistemologi, se-hingga dikenal dengan adanya model-modelepistemologi seperti rasionalisme, empirisme,kritisisme, atau rasionalisme kritis, positivisme,fenomenologis dengan berbagai variasinya. Pe-ngetahuan yang diperoleh oleh manusia melaluiakal, indra dan lain-lain mempunyai metode ter-

6 A. Susanto, Fitsafat lhnu ; Suatu Kajian dalam DimensiOntologis, Epistemologis dan Aksiologzs, Bumi Aksara,Jakarla, 2014. hlm. 92.

' rhirl

Page 5: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

ns ob-d. On-

objekafisikalaupunrs Ma-enentu

kat se-

. reali-telaah-ehsmerif rea-l1i-sms,

e.

profe-entanglisebuttahuansal da-penge-

r teori.:tinisi-rlajarile danrologiperta-

angk-ut

objeknologirnggu-:ngeta-

an on-b'atkang dipi-asr an-rpakang. se-

modelrisme,\.1Sme,

a. Pe-relaluiie ter-

Profesi Arlvokat Sehagai OfJicium Nobile ...

sendiri dalam teori pengetahuan.8Pengetahuan yang diperoleh oleh advokat

:aik pada saat maupun selama menangani suatu:erkara menjadikan suatu "pengalaman" tersen-jiri dan merupakan ilmu untuk menyelesaikan:erkara yang ditangani oleh advokat tersebut...rlu atau sains (yeng berisi teori) dibuat untuk.remudahkan kehidupan. Perkara seorang klien::pat diselesaikan oleh advokat dengan cara se-

:.rgai berikut:Pertama, advokat akan mengidentifikan

::masalahan klien guna memperoleh data-datar-.:upun informasi-informasi yang lengkap dan,1id untuk penanganan perkara kliennya. Iden-.rkasi ini dapat dilakukan dengan cara meneliti

:;:kas-berkas perkara yang berhubungan de---.an kliennya. Kedua, advokat akan mencari:':,1 hukum yang iayak digunakan untuk pena-

- _-.rnan perkara kliennya. Ketiga, melakukan, -,dr kepustakaan untuk membangun teori yang--.::rpu menjelaskan detil perkara yang ditanga-

Profesi advokat jika ditinjau dari filsafatr,r tidak terlepas dari kata filsafat, yaitr-r berpi-

. : secara mendalam tentang sesuatu tanpa meli--,. dogma dan agama dalam mencari kebena-':t'- \lencari kebenaran dalam suatu ilmu pe----::huan dimulai dari penaiaran, dimana pena-

--:r- lneflrpakan suatu proses berpikir dalam- :rlr1k sesuatu kepada suatu kesimpulan yang-:-rr3 pengetahuan. Manusia pada hakikatnya- .:.nakan makhluk yang berpikir, merasa, ber-

" ,: dan bertindak. Sikap dan tindakannya ber-

- -.rer pada pengetahuan yang didapat lewat, - - -risn merasa atau berpikir. Penalaran meng-':: .\an pengetahuan yang dikaitkan dengan ke-

-:,in berpikir dan bukan dengan perasaan,

;s,.:rpun demikian patut disadari bahwa tidak: .-.i ke-qiatan berpikir menyandarkan diri dari: *: rer1&laran. Jadi penalaran merupakan ke-

-:,:r. beryikir yang mempunyai karakteristik: - :rrl dalam menemukan kebenaran.

Sebagai kegiatan berpikir maka penalaran- :r f-rn\:ai ciri-ciri terlentu, yaitu : pertama, -:--'..1 suatu pola berpikir yang secara luas

-.: ,. disebut logika atau disebut pula bahwa ke-

- : :: :enalaran merupakan suatu proses berpi-

-...nad Tafsr, Filsafat Llrnum: Akal dan Hati Sejak,.:ritprri James, Rosdakarya, Bandung 1992, hlm.

Gress Selly

kir logis, kedua penalaran adalah bersifat anali-tik dari proses berpikimya, yang dapat pula di-artikan bahwa ponalaran merupakan suatu ke-giatan berpikir yang menyandarkan diri padasuatu kegiatan analisis yang mempergunakanlogika ilmiah. Penalaran menggunakan analitislogika ilmiah ini dapat pula dikatakan kegiatanpenalaran yang melibatkan intelectual quotiendan emotional quotient.

Dari dua ciri-ciri diatas maka untuk mena-rik kesimpulan dalam suatu permasalahan jugadapat melibatkan perasaan. Perasaaan merupa-kan suatu penarikan kesimpulan yang tidakberdasarkan pada penalaran. Kegiatan berpikirjuga ada yang tidak berdasarkan penalaran um-pamarya adalah intuisi. Intuisi merupakan suatukegiatan berpikir non analitik yang tidak men-dasarkan diri pada suatu pola berpikir tertentu.Berpikir intuitif inilah yang memegang perananyang penting dalam masyarakat yang berpikirnonanalitik. Intuitif inilah yang berkaitan de-ngan kecerdasan spirifual dari seorang advokat(ESO.

2. Pendidikan Etika Profesi Advokat $eba-gai model pendidikan yang mensinergi-kan kecerdasan intelektual emosionaldan spiritual.

a. Definisi Kecerdasan intelektual, kecerda-san emosional dan kecerdasan spiritual

Kecerdasan Intelektual (intelligence quo-tient) adalah istilah umum yang digunakan un-tuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakupsejumlah kemampuan seperti kemampuan me-nalar, merencanakan, memecahkan masalatr,berpikir abstrak, mernaharni gagasan, menggu-nakan bahasa dan belajar. Kecerdasan ini eratkaitnnya dengan kemarnpuan kognitif yang di-miliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukurdengan rnenggunakan alat psikometri yang biasadisebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat me-nyatakan bahwa IQ rnerupakan usia mentalyang dimiliki manusia berdasarkan perbandi-ngan usia kronologis.

Kecerdasan emosional (emotional quo-tient) adalah kemampuan seseorang untuk me-nerima, menilai, mengelola serta mengontrolemosi dirinya dan orang lain disekitamya. Da-lam hal ini, emosi mengacu pada perasaan ter-

| ,tlgngi

.rksara,

507

Page 6: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

Jurnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 503 - 512

hadap informasi suatu hubungan. Sebuah pene-litian mengungkapkan bahwa kecerdasan emo-sional dua kali lebih penting daripada kecerda-san intelektual dalam memberikan kontribusiterhadap kesuksesan seseorang. Menurut Ho-ward Gardner (1983) terdapat lima pokok utamadari kecerdasan emosional seseorang, yaknimampu menyadari dan mengelola emosi dirisendiri, memiliki kepekaan terhadap emosiorang lain, mampu merespon dan bernegosiasidengan orang lain secara emosional, serta dapatmenggunakan emosi sebagai alat untuk memoti-vasi diri, mengatur suasana hati dan menjagaagar beban stres tidak melumpuhkan kemampu-an berpikir, untuk membaca perasaan terdalamorang lain (empati) dan berdoa, untuk memeli-hara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemam-puan untuk menyelesaikan konflik, serta untukmemimpin diri dan lingkungan sekitamya.

Spiritual Quotients (SQ) tidak mesti ber-hubungan dengan agama. Kecerdasan Spiritualadalah kecerdasan jiwa yang daprt membantuseseorang membangun dirinya secara utuh . SQtidak bergantung pada budaya atau nrlai. Tidakmengikuti nilaii-nilai yang ada tetapi mencipta-kan kemungkinan kemungkinan untuk memilikinilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan ke*mungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sen-diri. Kecerdasan spiritual itu adalah kecerdasanyang berasal yang berasal dari kemampuan se-seorang untuk dapat memahami arti kehidupanyang menyangkut hubungan dengan Tuhan.

Selain kecerdasan IQ, EQ dan SQ dikenalpula ESQ yuttt emotional spiritual quotientyang merupakan gabungan EQ dan SQ. Yaitupenggabun gan antaru pengendalian kecerdasanemosi dan spiritual. Definisi Emotional Spiri-tual Qutient adalah model kemampuan seseo-rang untuk memberi makna spiritual terhadappemikiran, perilakr/akhlak dan kegiatan, sertamampu menyinergikan IQ (intelligence quo-tient) yang terdiri dari IQ logika/berpikir dan IQfinanciaVkecerdasan memenuhi kebutuhan hi-dupnya dan EQ dan SQ secara komprehensif.Manfaat yang bisa didapat adalah tercapainyakeseimbangan antaru hubungan horizontal (ma-nusia dengan manusia) dan vertikal (manusiadengan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kitalebih percaya diri dalam melakukan suatu tinda-kan.

s08

b. Model Pendidikan Etika Profesi YangMenambahkan Kurikulum Tentang Si-nergi IQ, EQ, dan ESQ dalam Pendidi-kan Profesi Advokat.

Advokat adalah termasuk kelompok pro-fesional yang mempunyai keahlian dan berke-mahiran yang diperoleh melalui proses pendidi-kan dan pelatihan yang berkualitas dan berstan-dar tingg1 yang dalam menerapkan semua keah-lian dan kemahirannya yang tinggi itu hanyadapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh re-kan sejawat sesama profesi sendiri. Kehadiranorganisasi profesi dengan perangkat "built-inmechanism" berupa kode etik profesi dalam halini jelas akan diperlukan untuk menjaga marta-bat serta kehormatanprofesi, dan sisi lain melin-dungi profesi itu sendiri.

Apakah etika dan etika profesi itu? Kataetika berasal dari kata ethos yang berarti karak-ter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatusubjek, etika akan berkaitan dengan konsepyang dimiliki oleh individu ataupun kelompokuntuk menilai apakah tindakan-tindakan yangtelah dikerjakannya itu salah atau benar, burukatau baik.

Menurut Martin (1993) etika didefinisikansebagai "the discipline which can act as theperformance index or reference for our controlsystem". Dengan demikian, etika akan membe-rikan semacam batasan maupun standar yangakan mengatur pergaulan manusia didalam ke-lompok sosialnya. Dalam pengertiannya yalgsecara khusus dikaitkan dengan seni pergaulanmanusia. Etika ini kemudian dirupakan dalambenfuk ahtran (code) tertulis yang secara siste-matik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prin-sip moral yang ada dan pada saat yang dibutuh-kan akan bisa difungsikan sebagai alat untukmenghakimi segala macam tindakan yang seca-ra logika-rasional umum (common sence) dinilaimenyimpang dari kode etik. Dengan demikianetika adalah refleksi dari apa yang disebut de-ngat "self controf', karena segala sesuatunyadibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenti-ngan kelompok profesi itu sendiri.

Menurut Daniel Goleman (Emotional In-telligence - 1996) orang yang mempunyai IQtinggi tapi EQ rendah cenderung mengalamikegagalan yang lebih besar dibanding denganorang yang mempunyai IQ-nya rata-rata tetapi

Page 7: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

\ angns si-:ndidi-

ir Pfo-:erke-:rdrdi-e:stan-: keah-:1anya

,:h re-r:diran:,ill-in

::-n hal:rarta-:re1ln-

Kata' --^t-\JI dI\-

suatu{,lnsepi,rnpokI Yang

:uruk

r-sikan-;: lhe.,tttrOl

i:mbe-: \angi::r ke-i \angi:ulanialami siste-

3 -prin-.uruh--lntuk

I SeCa-

;rnilai:rikian,it de-stunya:renti-

,-il In-rai IQsrlamirengan

tetapi

:' .esi -ldvokat Sebagai Oflicium Nobile ...

: . :r a tinggi. Artinya bahwa penggunaan EQ- - -. -.lahrasa justru menjadi hal yang sangat:-..:9. dimana dalam dunia kerja yang berpe-: Jalam kesuksesan karir seseorang adalah: EQ, dan 15% fQ. Jadi, peran EQ sangat

-* :-rkan dalam menunjang karir profesi.Seorang profesional perlu mengembang-

,: I{] karena menyangkut pengetahuan dan ke---::::ilan, namun juga harus dapat menampil-.- aQ sebaik-baiknya karena EQ harus dilatih.-.-.^ meningkatkan kemampuan IQ dan EQ

-:. supa)? dapat memanfaatkan hati nurani ki-- i:rg terdaiam, maka seorang profesional juga

- --. membina SQ yang merupakan cerminan- .-:gan dengan Sang Pencipta/Allah SWT,- :.,u SQ dilatih menggunakan ketulusan hati: seningga mempertajam apa yang dapat di-

- ''': .kan oleh seorang profesional.

David Wechsler (1939) mendefinisikan- -:rriS&r1 sebagai kumpulan kapasitas seseo-

-,nruk bereaksi searah dengan tujuan, berpi-,sronal dan mengelola lingkungan secara

. , .. Ia pula yang mengembangkan piranti tes

- -.:.iasan individual bernama LYechsler Intel-., -e Scale, yang hingga saat ini masih digu-.r dan dipercaya sebagai skla kecerdasan::sal. Sebelumnya, JL Strokton (1921) me-

-,:'--an kecerdasan adalah kemampuan untuk' - r-.rer9?nrhi proses memilih yang berprinsip-

- -: .esamaan (similiarities).,\dvokat dikenal sebagai profesi yang mu-

, :iicium nobile) karena advokat mengabdi-.- ;rrinya serta kewajibannya kepada kepenti-

' -:: trasyarakat dan bukan semata-mata karena:::llingannya sendiri. Advokat juga turut ser-

- -'.am menegakkan hak-hak-hak azasi manu-, ::rk tanpa imbalan maupun dengan imbalan.

: : --rbdian advokat kepada kepentingan masya---. ,: dan kepada penegakan hukum yang berda-: r.-ln kepada keadilan, serta tunrt sefta mene-

--:-:.r-r hak asasi manusia. Disamping itu advo-, - ::bas dalam membela dan tidak terikat pada.: r.r3h kliennya dan tidak pandang bulu ter-'r:il kasus yang dibelanya.

Dalam membela kliennya advokat tidak-

=:- melanggar aturan hukum yang berlaku, ti--:,. roleh melanggar prinsip moral serla tidak- ;r merlrgikan kepentingan orang lain. Advo-, :. rerkewajiban untuk memberikan bantuan',r.-irl berupa jasa hukum yang meliputi pen-

Gress Selly

dampingan, memberikan nasehat hukum, men-jadi kuasa hukum untuk dan atas nama kliennya,atau dapat menjadi mediator bagi paru pihakyang bersengketa tentang suatu perkara, baikyang berkaitan dengan perkara pidana, perdatamaupun tata usaha rregara. Advokat juga dapatmenjadi fasilitator dalam mencari kebenarandan menegakkan keadilan untuk membela hakasasi manusia serta memberikan pembelaan hu-kum yang bebas dan mandiri.

Profesi advokat tidak bisa dilepaskan dariKode Etik yang memiliki nilai dan moral di da-lamnya. Menurut Hans Jonas, nilai adalah theaddresses of a yese yaitu sesuatu yang kita se-pakati atau benarkan eksistensinya berarti mem-punyai konotasi yang positif, sebaliknya jikatidak disepakati atau tidak dibenarkan eksisten-sinya maka nilai tersebut mempunyai konotasinegatif. Nilai berguna sebagai sumber dan tu-juan pedoman hidup manusia, oleh karena adanilai tersebut maka muncullah norna yaitu se-buah aturan, patokan atau ukuran yang merupa-kan sesuatu yang bersifat "pasti dan tidak beru-bah".

Dengan noffna tersebut dapat diperban-dingkan sesuatu hal lain yang hakikatnya, uku-rannya atau kualitasnya kita ragukan. Merujukkepada arti Etika yang sesuai, maka arti katamoral sama dengan artikata etika, yaitu nilai-ni-lai dan nonna-noffna yang menjadi peganganseseorang atau suatu kelompok dalam mengaturtingkah lakunya.

Secara umum dalam garis besarnya, etikaatau ethics merupakan satu cabang filsafat yangmemperbincangkan tentang perilaku benar danbaik dalam hidup manusia. Filsafat etik tidakhanya menaruh perhatian pada soal benar dansalah seperti dalam filsafat hukum tetapi lebihdari itu juga persoalan baik dan buruk. Tujuanutamanya adalah kehidupan yang baik (the goodlife)bukan sekedar kehidupan yang selalu benardan tidak pernah salah.10 Namun dalam perbin-cangan konkret sehari-hari, kebanyakan orangbiasanya lebih mengutamakan soal benar atausalah, karena benar-salah ini lebih mudah dan

' Kode Etik Prof-esi Advokat Indonesia, http://lawyersinbali.wordpress.com. diunduh pada hari jumat tanggal 18November 2016 pukul 22.00 wib.r0 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Peraclilan Etik dan EtikaKonstitusi, PT Sinar Grafika, Jakarta, 2A15,hal. 42-43

509

Page 8: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

Jurnal Lex Librum, Vol, III, No. 2, Juni 2017, hal. 503 - 512

lebih jelas dipandang mata.Etika sendiri dibagi lagi menjadi dua yaitu

etika umum dan etika khusus. Etika umummempertanyakan prisnsip-prinsip dasar yangberlaku bagi segenap tindakan manusia, sedang-kan etika khusus membahas prinsip-prinsip itudalam hubungan dengan kewajiban manusia da-lam pelbagai lingkup kehidupannya. Dibedakanantara etika individual yang mempertanyakankewajiban manusia kewajiban manusia sebagaiindividu, terutama terhadap dirinya sendiri danmelalui suara hati terhadap Ilahi. Etika sosialjauh lebih luas dari etika individu karena hampirsemua kewajiban manusia bergandengan de-ngan kenyataan bahwa ia makhluk sosial.ll

Pada umumnya para ahli menggambarkansistem filsafat etik itu dalam 4 cabang, yaitu se-

bagaiberikut:121. Descriptive ethics : etika yang berkenaan

dengan perilaku yang benar dan baik se-

bagaimana yang dipikirkan orang;2. Normative ethics atau prescriptive

ethics; etika yang berkenaan dengan pe-rilaku yang dinilai sudah seharusnya di-lakukan.

3. Applied ethics: etika yang berkenaan de-ngan pengetahuan secara moral dan ba-gaimana pengetahuan itu diwujudkan da-lam praktik;

4. Meta ethics : etika yang membahas me-ngenai apayang dimaksud dengan benardan baik itu sendiri.

Manusia adalah bebas sejauh ia sendiridapat mengembangkan pikiran tentang tujuan-tujuan dan sarana-sarana kehidupanrtya dansejauh ia dapat mencoba untuk bertindak sesuaidengannya dan sejauh ia dapat mencoba untukbertindak sesuai dengannya. Ia adalah bebas ka-rena ta mampu untuk melihat ruang gerak de-ngan pelbagai kemungkinan untuk bertindakyang sudah tersedia atau diciptakannya sendiridari sesuatu yang dapat dikendalikannya.l3

Bahwa kebebasan manusia tersebut tidakdapat dilepaskan dari nilai-nilai etika yang wa-jib dijadikan pedoman dalam menjalankan pe-

" Fran Magnis Suseno, Etika Potitik . Prinsip-Prin.sipMoral Dasar Kenegaroan Modern, PT Gramedia Jakarla,Jakarta, 1987, hal. 13.12 Op.cit. Hal.45." Ibid

510

rut1nya sebagai makhluk sosial. Berdasarkan fil-safat etika sebagaimana diatas dapat dikatakanbahwa etika deskriptif (desuiptive ethics) padapokoknya berkaitan dengan pelbagai bidang ka-jian, yaitu etika keagaam, teori-teori nilai, filsa-fat ekonomi, filsafat politik, filsafat hukum, 1o-

gika deontik, teori aksi, penalaran praktis (prac-tical reasoning), oralitas, etika visual, etika ke-percayaan. Sedangkan etika preskriptif atau nor-matif berkenaan dengan apayafig harus percayasebagai benar dan salah, ataupun baik danburuk.

Tedapat beberapa teori dan aliran pemiki-ran yang berkembang dalam studi etika, arrtaralain sebagai berikut :

1. Konsekuensialisme, yaitu aliran yangmengembangkan teori-teori moral yangberpendapat bahwa akibat-akibat perbu-atan yang dilakukan oleh seseorangmenjadi sebab yang dianggap benar bagitimbulnya penilaian (judgement) tentangtindakan moral yang terjadi. Karena itu,suatu tindakan (by commision ataupunby ommission) yang secara moral dapatdikatakan baik dan benar beralasan un-tuk menghasilkan akibat yang baik danbenar pula. Pandangan demikian jugatercermin dalam pandangan aliran utili-tariansime;

2. Etika deontologis (deontological ethics),yaitu pendekatan yang bersifat rule-dri-ven, yafig menilai moralitas dari suatutindakan didasarkan tindakan yang diten-tukan oleh aturan yang menjadi rujukan.Dalam teori absolutisme moral, perbua-tan tertentu secara mutlak dinilai salahatau jahat, terlepas dari konteks ataupunniat yang terdapat dibalik tindakan. Mi-salnya, perbuatan membunuh ataupunmencuri, selamanya akan dinilai salahdan jahat, dan karena ifu tidak bermoral,meskipun niatnya baik, contoh mencuriharta orang kaya untuk membantu orangmiskin;

3. Etika kebajikan (private ethics) yangmengutamak an kar al<ter moral seseorangsebagai kekuatan pendorong perilakuetis tertentu. Dalam etika Aristotelian se-bagai kajian pertama tentang etik dalamsejarah, faktor karakter moral ini juga

Page 9: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

:an f1l-atakan) padang ka-. filsa-rm. lo-lprac-ka ke-IU nor-€rcayak dan

rcmiki-antara

yang

'1 yang

perbu-eorangar bagire ntang:na itu,rtaupun1 dapatun un-rik dann jugan utili-

trhics),ule-dri-i suatug diten-ujukan.perbua-ri salahltaupunan. Mi-ltaupunn salah:nnotal,nencuriu orang

:l yangseorangrerilaku:lian se-

i dalamni juga

P r ofesi Advokut Sebagai OfJicium Nobile . . .

menempati kedudukan utama mengenaibagaimana seseorang mencapai derajatterbaik dalam hidupnya. Aristoteles per-caya bahwa tujuan hidup manusia harus-lah untuk hidup baik dan mencapaieudaimonia, yang berarti kebahagiaan.Hal ini dapat dicapai dengan dimilikinyakemuliaan karakter (virtuous character),atau ditakdirkan mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dan sempuma. Di-antara pandangan Aristoteles yang sa-

ngat populer mengenai hal ini disebutNicomavhean Ethics.

-+. Living ethics, yaitu Teori etika yang me-ngembangkan pandangan yang mena-warkan nilai-nilai kemanusiaan kepadamakhluk diluar manusia dan bahkanekosistem, serta proses-proses yang ter-jadi dalam realitas alam Qtrocess in na-ture'), serta proses-proses yang terjadidalam realitas alam. Etika ini disebutjuga sebagai etika altmisme, merupakandoktrin yang mengembang pandanganbahwa setiap individu mempunyai ke-wajiban moral untuk membantu, melaya-ni atau memberi manfaat kepada orangiain, dan bilamana perlu mengorbankankepentingan dirinya sendiri.

Dalam kaitannya dengan profesi advokat.:s bukan hanya membutuhkan kecerdasan-.:lektual namun juga secara kompleks mem--,.-rhkan kecerdasan emosional dan kecerdasan,: irual, tentu saja hal tersebut selaras dengan:::didikan moral yang wajib dipalajari oleh se-

.: advokat.Pendidikan moral tersebut mengajarkan

-=laimana etika seorang advokat profesional

-.,am melaksanakan perannya sebagai penegak'*.:um. Oleh karena itu PERADI sebagai wadah

- ssal advokat yang diatur dalam Undang-Un-

-::s No. 18 Tahun 2003 juga rnengikat semua

-:,. ,-rk?t untuk tunduk dan patuh terhadap Kode: "-k Advokat yang ditetapkan pada tanggal 23

i:i 2002 tetapi baru ditanda tangani pada tang-

-,, 1 Oktober 2002.Dalam pendahuluan Kode Etik Advokat

-.:.r'atakan bahwa semestinya organisasi profesi

Gress Selly

memiliki Kode Etik yang membebankan kewaji-ban dan sekaligus memberikan perlindungan hu-kum kepada setiap anggotanya dalam menja-lankan prof,esinya. ,A.dvokat sebagai profesiterhormat yang dalam menjalankan profesinyaberada dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan Kode Etik, memiliki kebebasanyang didasarkan kepada kehormatan dan kepri-badian Advokat yang berpegang teguh kepadakemandirian, kejujuran, kerahasiaan dan keter-bukaan. Bahwa profesi advokat adalah selakupenegak hukum yang sejajar dengan instansi hu-kum lainnya, oleh karena itu satu sama lainnyaharus saling menghargar antara teman sejawatdan juga antara penegak hukum lainnya.

Oleh sebab itu, untuk membentuk morali-tas advokat yang profesional maka dalam pendi-dikan profesi advokat ditambahkan pula pendi-dikan tentang kecerdasan emosional dan kecer-dasan spiritual pada kurikulum Pendidikan Khu-sus Profesi Advokat (PKPA), dan pendidikantersebut dapat pula ditambahkan dalam matapelajaran tentang Kode Etik Profesi Advokat.

D. Penutup1. Profesi advokat ditinjau dari filsafat ilmu

merupakan suafu ilmu pengetahuan ber-dasarkan karakteristik keilmuan yang da-pat dikaji secara ontologis, epistemolo-gis dan aksiologis. Karena yang dikajioleh advokat adaLah mengenai aturan hu-kum dan masyarakat yang membutuhkanjasa advokat.

2. Sebagai profesi yang terhormat, advokattidak hanya wajib memilik kecerdasanintelektual, namun juga harus mapan ke-cerdasan emosi dan kecerdasan spiritual,agar dalam melaksanakan tugasnya se-bagai penegak hukum tetap berpegangpada kemandirian, kejujuran, kerahasia-an dan keterbukaan. Kecerdasan IQ, EQ,dan ESQ merupakan pengetahuan dasaryang akan membentuk moral advokatyang senantiasa menjunjung tinggi atu-ran hulanm dalam setiap tindakannya.

511

Page 10: stihpada.ac.idstihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/122/original/061703.pdf · Emosional dan Intelektual Sebagai Bagian dari Penegak Hukum) Oleh : ... Bagaimanakah tinjauan

Jurnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 503 - 512

Daftar Pustaka

Ari Yusuf Amir, Strategi Jasa Advokaf, Navila Idea, Yogyakarta,2OO8.Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,2002.Jujun S. Sriasumanfr, Filsafot llmu : Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,

20t3.A. Susanto, Filsafat Ilmu : Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis,

Bumi Aksara, Jakarta, 2014.Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai James, Rosdakarya, Bandung,

1992.Jimly Asshiddiqie, Peradilan Etik don Etika Konstitusi, PT Sinar Grafika, Jakarta,2015.Franz Magnis Suseno, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, PT Gra-

media Jakarta, Jakarta,1987 .

5t2