Upload
ngohanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN PEKERJA SOSIAL YAYASAN AKUR KURNIA
DALAM MENANGGULANGI PERILAKU ANAK JALANAN
JAKARTA TIMUR
LUTFI ZAHRUDIN
NIM: 106054002045
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434H/2013M
ii
ABSTRAK
Lutfi Zahrudin
Peran Pekerja Sosial Yayasan Akur Kurnia Dalam Menanggulangi Perilaku
Anak Jalanan Jakarta Timur
Penanggulangan perilaku anak jalanan yang dilaksanakan di Yayasan
Akur Kurnia merupakan upaya untuk membantu anak-anak jalanan yang sedang
menjalani lika-liku kehidupan yang penuh dengan problema hidup dan mencegah
terjadinya masalah pada anak jalanan serta menciptakan suatu kondisi yang baik.
adapun penanggulangan perilaku menggunakan kegiatan yaitu kegiatan imbingan
keagamaan melalaui MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa), Pendidikan Non
Formal dan Kegiatan Kreatifitas. Kegiatan bimbingan keagamaan dan pendidikan
non formal bertujuan untuk memperbaiki perilaku terhadap kepribadian anak
jalanan dan juga untuk menambah wawasan mereka yang berupa ilmu
pengetahuan, sedangkan kegiatan keterampilan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan anak jalanan dalam berbagai jenis keterampilan usaha atau kerja guna
menunjang kebutuhan masa depannya, agar mereka bisa hidup mandiri serta
mereka tidak lagi turun dan berkeliaran dijalanan.
Program penanggulangan perilaku anak jalanan di Yayasan Akur Kurnia
berjalan sesuai yang diinginkan, dalam arti semua unsur yang terkait dalam proses
penanggulangan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, walaupun tentunya
masih terdapat kekurangan seperti kurangnya minat dan kesadaran dari anak
jalanan, kurangnya buku-buku yang bernafaskan Islam yang ada di yayasan
tersebut yang menyebabkan pengetahuan keagamaan mereka menjadi kurang luas,
kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan bimbingan agama Islam,
adanya keterbatasan dana.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk memahami prinsip-
prinsip umum yang mendasari gejala-gejala yang menjadi pusat perhatian
penelitian dan hekekat hubungan antara gejala-gejala tersebut dengan aspek-
aspek kehidupan warga masyarakat yeng diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Program penanggulangan yang
dilakukan para pekerja sosial tersebut dapat membentuk perilaku anak kearah
yang lebih baik. Anak dapat lebih bertanggungjawab dengan tugas yang
diberikan, anak dapat membuat suatu karya yang bermanfaat. (2) Terjadi
kesesuain antara harapan anak jalanan dan masyarakat terhadap program
penanggulangan perilaku menyimpang bahwa program tersebut adalah program
yang diinginkan. Membentuk citra anak jalanan tidak cenderung buruk di
pandangan masyarakat serta berperilaku sesuai dengan tuntunan agama dan
norma-norma sosial yang berlaku.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala Puji serta Syukur milik Allah atas nikmat dan
karunia-Nya yang tak terhitung dengan apapun sehingga penulisan skripsi ini bisa
selesai walaupun jauh dari sempurna, dan tak lupa Shalawat serta salam kita
curahkan kepada seorang manusia pilihan yaitu baginda Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa ajaran Islam dari zaman kegelapan sampai zaman
terang benderang.
Banyak kesulitan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun
banyak bantuan yang diberikan oleh dosen pembimbing, dosen fakultas, dosen
jurusan, orang tua serta teman sehingga selesainya penulisan skripsi ini yang
berjudul “Peran Pekerja Sosial Yayasan Akur Kurnia Dalam
Menanggulangi Perilaku Anak Jalanan Jakarta Timur”. Maka dengan
kesempatan yang baik ini sudah patut dan sepantasnya penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Nurul Hidayati, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perhatian
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.
iv
4. Ibu Wati Nilamsari, M. Si, Selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam dan Bapak M. Hudri, M. Ag selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, dan seluruh staf juga dosen di lingkungan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada
penulis.
5. Kepala Bagian Tata Usaha, Sulamah Susilawati, SE, MM, beserta stafnya
yang membantu penulis dalam hal administratif.
6. Pimpinan Perputakaan Dakwah beserta stafnya serta Perpustakaan Utama
beserta stafnya juga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam mencari data- data yang diperlukan penulis.
7. Ayahanda H. A. Wahid dan Almarhumah Ummi Hj. Djahro yang telah sabar
dan terus memberikan semangat, perhatian dan cintanya yang tidak pernah
putus sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, Mudah- mudahan
Allah selalu melindungi dan menjaga setiap langkahnya.
8. Sri Wahyuni S, Pd, Wanita yang selalu setia mendampingi dan selalu ada di
saat suka dan duka yang tidak pernah menyerah dengan sikap keras yang
penulis miliki.
9. Kakakku tercinta Dahlia, Wahyuni, Wantini, Hasan , Husin, M. Yusuf dan
adeku Ruri yang telah memberikan semangat yang tidak pernah menyerah
kepada penulis
10. Satuan Detasemen Zeni Tempur 3 khususnya buat Pak H. Hasani dan Mas
Triadi Guntoro yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
v
11. Bapak H. Otong, Selaku ketua Yayasan Akur Kunia dan staf yang telah
ramah dan mengizinkan penulis dalam meneliti Anak jalanan yang ada di
Yayasan Akur Kurnia, juga buat Mpo Karlina yang telah banyak membantu
mencari data-data yang diperlukan penulis.
12. Anak jalanan yang ada di Yasayasan Akur Kurnia yang bersedia di teliti
penulis guna menyempurnakan penulisan skripsi ini.
13. Teman seperjuangan di Jurusan PMI angkatan 2006 Yoza ,Fadhol, Akew,
Ari, Ihsan, Sarifuddin, Kurnia Adji, Fauzi, Nana, Teh Mila, Lia, Yanis, Pipit,
Bule, dan yang lain yang tidak saya sebutkan namanya sukses buat anda
semua.
14. Sahabatku M. Suandi, Julian M.H, M. Zuhri yang telah meluangkan
waktunya untuk diskusi dalam penulisan skripsi ini.
15. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil, penulis mohon maaf karena tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda dan menjadi
Amal shaleh di akhirat nanti. Selain dari itu, penulis juga berdo’a agar skripsi ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnnya dan pembaca umumnya.
Jakarta, Juni 2013
Penulis
Lutfi Zahrudin
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah
Indonesia telah menghasilkan kemajuan dibeberapa sektor. Namun, tidak bisa
dipungkiri bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan tersebut
menghasilkan beberapa dampak negatif, salah satunya adalah terciptanya
kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia.Kesenjangan sosial
ekonomi tersebut menghasilkan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi,
baik itu di pedesaan ataupun di perkotaan. Permasalahan yang muncul
diperkotaan salah satunya ialah munculnya fenomena anak jalanan.
Fenomena anak jalanan ini terdapat di kota-kota besar di Indonesia.
Kemiskinan membawa kemunduran secara signifikan khususnya bagi
anak. Kehidupan yang layak sukar untuk diraih pada kondisi miskin.
Kemiskinan sering menjadi lingkaran setan yang serius bagi hidup anak-anak.
Bahkan, mereka pun akan kehilangan akses untuk mendapatkan penghidupan
yang layak yang pada gilirannya akan semakin menambah beban kepada
orang lain.
Kemiskinan perlu mendapatkan perhatian serius. Negara ini tidak
mempunyai data yang pasti mengenai populasi anak miskin. Namun jika
porsentase penduduk miskin mencapai 39 persen atau sekitar 40 juta dari
keseluruhan penduduk artinya jumlah anak-anak miskin akan lebih banyak
2
lagi. Kemiskinan anak terpapar dalam informasi besarnya anak-anak terlantar,
anak-anak gelandangan, putus sekolah, gizi buruk, prostitusi anak, anak
diperdagangkan dan anak dipekerjakan.
Anak-anak yang dipaksa masuk ke dunia kerja, anak jalanan dan
mereka yang diperdagangkan adalah potret telanjang anak-anak miskin.
Tetapi negara ini memiliki Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak dan meratifkasi KHA pada tahun 1990 namun
implementasinya cenderung memprihatinkan. Upaya pengentasan kemiskinan
belum mampu menyentuh akar permasalahan kemiskinan sehingga anak ikut
dibebaskan. Padahal dampak buruk yang diderita anak karena kemiskinan
jauh lebih memprihatinkan.
Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktu sebagian besar
waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari baik untuk mencari
nafkah atau berkeliaran di jalan atau tempat umum lainya.Hidup menjadi
anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan karena
anak jalanan menghadapi situasi di mana hak-hak sebagai anak kurang
terpenuhi, baik dari aspek pendidikan, kelangsungan hidup, tumbuh kembang
dan pelindungan.
Dijalanan anak-anak berinteraksi dengan nilai dan normayang jauh
berbeda dengan apa yang ada dilingkungan keluarga dan sekolah. Keberadaan
yang tidak menentu tersebut pada akhirnya sangat potensial untuk melakukan
tindakan kriminal, menganggu lalu lintas, membuat bising penumpang,
menganggu pemandangan dan keindahan taman. Mereka bekerja apa saja asal
3
menghasilkan uang, seperti pengamen jalanan, tukang koran, ojek payung
sampai pada pemulung.
Dengan penghasilan jauh dari standar umum minimal, keberadaan
mereka telah menimbulkan persoalan lain dalam bentuk tidak adanya tempat
tinggal karena biaya biaya kontrakan yang sangat tinggi, hal tersebut
dikarenakan mereka tidak memiliki keterampilan serta produktifitas kerja
yang tinggi yang dapat diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
yang layak.
Dengan adanya keinginan yang besar untuk mengembangkan sisi
positif dari anak-anak jalanan yang memiliki semangat kerja yang tinggi
untuk bekerja tetapi produktivitas mereka rendah sehingga perlu diadakannya
pembinaan metal, keterampilan dan spiritual yang akan mereka butuhkan
untuk mencapai hidup yang layak walaupun hanya memiliki motivasi dan
produktivitas yang tinggi. Dalam suatu ayat ada yang dimaksudkan bahwa
nasib seseorang hakikatnya tergantung pada orang itu sendiri (sesuai dengan
do‟a dan usahanya).
Sesuai dengan firman Allah yang terdapat di dalam Al-Qur‟an Surat
Ar-Radd ayat 11 yang berbunyi:
له معقبات من بين يديه ومن خلفه يحفظىنه غيرلاللهإناللهأمرمن بقىمما حتى يغيروا
وال1 ما بأنفسهم وإذا أراد فلاسىءبقىمالله مرد له لهمىما من دونه من }۱۱{
Artinya:“Bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya, di depan dan dibelakangnya, mereka menjaganya dengan
1Al-Qur‟an dan Terjemah (Ayat Pojok Bergaris), Departemen Agama RI, 1988. h. 369
4
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan bagi suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-sekali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia..”(QS.
Ar-Ra·d : 11).
Dalam ayat itu dimaksudkan bahwa nasib seseorang hakikatnya
tergantung pada orang itu sendiri (sesuai dengan do‟a dan usahanya).”
Laporan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia memberitakan bahwa
fenomena anak jalanan semakin meningkat dari segi kualitas maupun
kuantitas. Penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar anak jalanan
berasal dari keluarga tidak mampu, sehingga mereka harus bekerja mencari
uang untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Anak jalanan adalah
anak-anak berusia dibawah 18 tahun, sebagian besar waktunya dihabiskan di
tempa-tempat umum untuk mencari nafkah atau berkeliaran, penampilan
mereka biasanya kumal, kotor serta tidak terawat dan memiliki hubungan
yang kurang dekat dengan keluarga.
Penjelasan Departemen Sosial, hidup sebagai anak jalanan dan
mengembara di jalan membuat mereka memiliki berbagai masalah sosial
diantaranya ialah korban eksploitasi pekerjaan, rawan kecelakaan lalu lintas,
ditangkap petugas, terlibat kriminal, konflik dengan anak lain, perlakuan yang
salah dalam seks terhadap anak, diperjualbelikan, dan lain-lain. Kondisi inilah
yang menyebabkan anak jalanan mengalami masalah umum dalam bentuk
kekerasan yang berakibat fisik ataupun gangguan emosional dan pelaksanaan
5
peran sosial lainnya2.Berdasarkan grafik yang dilihat, Jumlah anak jalanan
yang berada di wilayah Jakarta Timur berjumlah 7.300 anak3.
Anak jalanan adalah memiliki karakteristik sosial seperti warna kulit
yang kusam, penampilan yang tidak rapih serta kotor, jumlah anak jalanan
lebih banyak laki-laki pada usia 16 sampai 18 tahun dan pada perempuan
pada usia 13 sampai 15 tahun, berada ditempat-tempat keramaian dan banyak
makanan, sangat rentan mengalami tindak kekerasan dari lingkungan bekerja,
berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan pendidikan kepala keluarga
hanya sampai SD, memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarga,
orang tua bukan merupakan orang terdekat bagi anak jalanan, dan penyebab
terjadinya anak jalanan dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan faktor
ekonomi, keluarga, dan iseng. Anak jalanan in tersebar ke beberapa daerah,
antara lain PGC, Pasar Induk, Kampung Gedong, dan Pasar Kramat Jati.
Untuk mengurangi perkembangan anak-anak jalanan yang semakin
cepat maka perlu diadakannya sebuah komunitas atau yayasan yang dimana
yayasan tersebut mampu menangani atau peduli terhadap masalah anak-anak
jalanan. Seperti halnya Lembaga Swadaya Masyarakat yang lebih dikenal
dengan LSM yang mempunyai konsep pemberdayaan anak-anak jalanan.
Dimana konsep tersebut merupakan konsep pengembangan masyarakat yang
dirancang sebaik mungkin untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan
komunitas melalui partisipasi aktif yang berdasarkan inisiatif masyarakat.
Dengan meliputi berbagai kegiatan pembangunan ditingkat distrik, baik
2Departemen Sosial RI.Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta: 2006. h. 2
3Republika.co.id.Jakarta 26 Maret 2013 Pkl. 20.37
6
dilakukan oleh pemerintah atau lembaga non pemerintah, pengembangan
masyarakat harus dilakukan melalui gerakan-gerakan yang kooperatif dan
harus berhubungan dengan pemerintah lokal terdekat.
Membahas masalah peran pekerja sosial yang terdapat di Yayasan Akur
Kurnia terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan yang memiliki
tanggung jawab terhadap pencegahan akan perkembangan anak jalanan yang
ada di Jakarta. Dengan berorientasi pada program penanggulangan perilaku
anak jalanan khususnya dalam menangani perilaku anak jalanan.
Kerasnya kehidupan sehingga banyak orang-orang yang menjadi
gelandangan atau orang-orang yang tidak memiliki rumah (Tuna Wisma)
yang ada, di Jakarta. Berangkat dari berbagai fenomena getir di sekitar
tempatnya bekerja itulah, pria kelahiran Serang, 25 September 1955
berinisiatif mendirikan Yayasan Akur Kurnia (YAK).
Yayasan ini didirikan karena keprihatinanya yang mendalam atas
berbagai peristiwa memilukan. Hobinya bersepakbola membuat H. Otong
Suryana lebih mudah untuk melakukan interaksi dengan anak-anak pengemis
dan gelandangan sekitar pasar. Dari kegiatan latihan sepakbola, H. Otong
Suryana mulai menarik simpati anak-anak.Mereka diajaknya berbicara dari
hati ke hati. Dari situ ia juga memahami problematika dan emosi anak anak
asuhnya. Sehingga akhirnya, Yayasan Akur Kurnia menjadi sebagai media
untuk membina anak anak gepeng (gelandangan pengemis) di sekitar Pasar
Induk Kramat Jati.
7
Mengingat pentingnya peran pekerja sosial terhadap penanggulangan
perilaku anak jalanan ini. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Peran Pekerja Sosial Yayasan Akur Kurnia Dalam
Menaggulangi Perilaku Anak Jalanan Jakarta Timur.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Peranan pekerja sosial merupakan salah satu profesi yang tugasnya
membantu individu, kelompok ataupun sehingga memungkinkan mereka
mencapai tujuan yang diinginkan.
Melihat betapa besarnya tugas dan tanggung jawab pekerja sosial,
penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan pengkajian tentang
bagaimana peranan pekerja sosial khususnya terhadap penanggulangan
perilaku anak jalanan Jakarta Timur. Pembatasan masalah ini difokuskan
untuk anak jalanan pada masalah yang diteliti, yaitu tentang peranan
Yayasan Akur Kurnia dalam mennggulangi perilaku anak jalanan yang
bersifat menyimpang, dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan
masalah financial penulis.
2. Perumusan Masalah
Dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja social
Yayasan Akur Kurnia terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan yang
terdapat di Jakarta. Maka berdasarkan pembahasan di atas maka masalah
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
8
1. Bagaimana peran Yayasan Akur Kurnia dalam menaggulangi Perilaku
Anak jalanan?
2. Apa harapan anak jalanan terhadap program penanggulangananak
jalanan di Yayasan Akur Kurnia?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas, batasan masalah dan
rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peran Yayasan Akur Kurnia dalam menaggulangi
Perilaku Anak jalanan.
2. Untuk mengetahui harapan anak jalanan terhadap program
penanggulangananak jalanandi Yayasan Akur Kurnia.
D. Manfaat Penelitian
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan akan ada banyak hal positif
yang dapat diambil dari penelitian peran pekerja sosial Yayasan Akur Kurnia
terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan di Jakarta Timur.
1. Bagi Penulis
Merupakan pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan dan
menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang bagaimanaperan
pekerja sosial Yayasan Akur Kurnia serta dapat menganalisa tentang
bagaimana sistem pekerja Yayasan Akur Kurnia terhadap
penanggulangan perilaku anak jalanan di Jakarta Timur apakah sudah
efektif atau belum.
9
2. Bagi Yayasan
Sebagai bahan masukan, bagi Yayasan Akur Kurnia dalam membentuk
serta mengembangkan khususnya dalam merancang program-program
yang digunakan dalam penanggulangan perilaku anak jalanan sehingga
perilaku anak jalanan berguna dan menjadi lebih baik kedepannya.
3. Bagi Pembaca
Laporan ini bisa dijadikan sebagai informasi bagi pihak yang
berkompeten terhadap masalah yang penulis bahas saat ini laporan ini
sekaligus sebagai perbandingan dari laporan yang sejenis yang pernah
dibuat sebelumnya dan penulis berharap agar laporan ini juga dapat
memberikan manfaat bagi dunia pendidikan sebagai pedoman untuk
mengetahui baik buruknya manajemen di suatu yayasan dan sebagai
sumbangan pemikiran sebagai referensi tambahan mengenai standarisasi
peran pekerja sosial.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-
angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.
Menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci
dan tuntas itulah yang menjadi tujuan dari kualitatif. Dalam penelitian ini,
10
penggunaan pendekatan kualitatif mencocokkan antara realita empirik dengan
teori yang berlaku dengan metode diskriptif.4
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan,
analisis data besifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan
makna dari pada generalisasi.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut
Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-
masalah dalam masyarakat, serta cara yang berlaku dalam masyarakat serta
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-
kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena yang harus
melibatkan peneliti untuk terjun langsung ke tempat kejadian untuk
memperoleh data-data yang dibutuhkan tentang peranan yayasan terhadap
program penanggulangan anak jalanan..5
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Yayasan Akur Kurnia yang
beralamat di Jalan H.Sidih No.57 RT. 004 Rw. 07 Kelurahan Kampung
Tengah Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur 13540. Yayasan Akur
4Lexy J moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 131
5Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), h. 16
11
Kurnia adalah salah satu lembaga yang menangani pemberdayaan anak
jalanan, adapun alasan memilih lokasi penelitian itu didasari oleh
pertimbangan sebagai berikut:
1) Lokasi penelitian mudah dijangkau.
2) Yayasan Akur Kurnia adalah lembaga yang independen mempunyai
hubungan kerjasama dengan beberapa instansi. Yayasan ini dapat
memperdayakan anak jalanan melalui berbagai program pendidikan dan
lainnya.
3) Orientasi program menitikberatkan pada pengembangan dan
pemberdayaan potensi anak jalanan yang ada di sekitar yayasan.
4) Yayasan Akur Kurnia memberikan pemberdayaan melalui pendidikan
dan juga pembinaan keagamaan Islam dalam rangka memperbaiki
perilaku menyimpang anak jalanan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai 25 September2012 sampai dengan
25 Maret 2013.Penulis melakukan penelitian langsung ke Yayasan Akur
Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur.
12
Tabel 1.
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Sep Okt Nov Des Jan feb Mar Apr Mei
1 Persiapan √
2 Observasi √ √ √ √ √
3 Dokumentasi √ √
4 Wawancara √
5 Konsultasi √ √ √ √ √
3. Penetapan Subjek dan objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah pengurus yayasan yang
melaksanakan program penaggulangan perilaku anak jalanan. Dalam
pemilihan subjek dalam penelitian kualitatif responden ini dipilih secara
sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi berdasarkan latar
belakang subjek penelitian, yang terpenting dalam pendekatan.
Berdasarkan pada konteks tersebut, maka penulis memilih subjek
penelitian sebagai data primer utama, maka penulis memilih responden:
13
Tabel 2.
Subjek Penelitian Utama
No Responden Status
Alat Bantu
Penelitian
1 H. Otong. S, S. Hum Kepala Yayasan Akur Kurnia Wawancara
2 Ustad M. Suhandi Masyarakat Wawancara
3 Ustad Julian, S. Pd Masyarakat Wawancara
4 Ustad Hasan Masyarakat Wawancara
5 Dodi, S. Pd Pengurus Yayasan Akur Kurnia Wawancara
Dalam pemilihan Subjek Penelitian, peneliti memilih responden
petama karena beliau adalah Kepala Yayasan Akur Kurnia. Di mana beliau
tahu betul akan seluruh program kegiatan yang ada di Kepala Yayasan
Akur Kurnia. Kemudian Responden kedua sampai keempat penulis
memilih masyarakat untuk mengetahui kesesuaian yang ada di Yayasan
dan harapan masyarakat sekitar tentang anak jalanan.Responden kelima,
penulis memilih dikarenakan salah satu pekerja social yang berperan untuk
menjalankan program yang ada di Yayasan Akur Kurnia.
Wawancara tersebut dilakukan di Yayasan Akur Kurnia kurang
lebih 30 menit mulai pukul 10.00-12.00 WIB untuk satu responden.
Peneliti melakukan wawancara dua kali sekaligus melakukan observasi
lapangan terhadap program yang dibuat oleh yayasan.
14
Untuk data primer pendukung, penulis mewawancarai 3 (tiga)
orang anak jalanan binaan Yayasan Akur Kurnia, untuk memperolehnya
penulis mengambil sampel berdasarkan usia dan tempat tinggalnya.
Dilakukan satu kali wawancara kepada anak jalanan dan wawancara
tersebut dilakukan ketika mereka sedang istirahat setelah mengikuti
program dari Yayasan Akur Kurnia. Adapun informasi yang akan
diperoleh adalah mengenai Program Penanggulangan Perilaku Anak
Jalanan melalui Pembinaan Keagamaan.
Tabel 2.
Subjek Penelitian Pendukung
No Responden Status
Alat Bantu
Penelitian
1 Akbar Pemulung Wawancara
2 Nanda Prasetya
Pengamen Wawancara
3 Suryadi
Pengamen Wawancara
b. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitin ini adalah Yayasan Akur Kurnia.
Dalam Yayasan Akur Kurnia peneliti dapat mengumpulkan data mengenai
masalah sosial yang dihadapi individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat, menganalisa dan menyajikan alternative tindakan yang
rasional dalam mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi
masalah pemenuhan kebutuhan individu-individu, kelompok-kelompok
15
dan masyarakat terutama anak jalanan yang dijadikan sumber
permasalahan.
4. Sumber Data
Yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sumber data
adalah sebagai berikut:
a. Data primer adalah data yang diberi secara langsung dari partisipan atau
sasaran peneliti, adalah pelaksana program terdiri dari pengurus yayasan
dan siswa binaan.
b. Data Sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang teriri dari surat-surat pribadi, not,
buku harian, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi
pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa buletin, publikasi dari
berbagai organisasi, hasil-hasil studi, hasil survey, studi histories, dan
sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini memperkuat
penemuan dan melengkapi inormasi yang telah dikumpulkan melalui
wawancara langsung dengan pengurus yayasan dan anak jalanan.
5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk mendapatkan kabsahan data maka peneliti menggunakan
beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data,6 yaitu:
6Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), h.
175
16
a. Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan (crebebility), yaitu kriterium
ini dapat menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data tersebut untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Triangulasi),
yaitu hal ini dicapai dengan cara:
1) Membandingkan dokumen dari Yayasan Perlindungan Anak
Jalanan dengan wawancara anak jalanan.
2) Membandingkan antara jabatan yang diberikan oleh pekerja sosial
dengan jawaban masyarakat dan anak jalanan terhadap program
penanggulangan perilaku anak jalanan.
b. Kriterium kepastian, menurut Scriven (dalam Lexy, 1991) yaitu masih
ada unsur „kualitas‟ yang melekat pada objektivitas. Hal itu digali dari
pengertian bahwa jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya,
faktual dan dapat dipastikan.7 Dalam penelitian ini, peneliti dapat
membuktikan data-data ini terpercaya yaitu dengan data-data yang
didapat dari hasil wawancara terhadap subjek penelitian. Adapun dari
segi faktual adalah melihat program yang diteliti, yaitu Program
Penanggulangan Perilaku Anak jalanan yang dilaksanakan di Yayasan
Akur Kurnia dengan pembinaan keagamaan. Dalam hal ini peneliti
dapat memastikan, bahwa kepastian Program Penanggulangan Perilaku
Anak jalanan melalui hasil wawancara terhadap subjek penelitian.
7Ibid. h. 326
17
6. Instrumen Penelitian dan Alat Bantu Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data, dalam penelitian
kualitatif-naturalistik, peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena
dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi key-instrument. Menurut
Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.8
Selain itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat-alat bantu
untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera.
Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada situasi
dan kondisi.
Peneliti menggunakan handphone sebagai alat perekam untuk
merangkum data-data yang diperoleh dari subjek penelitian. Untuk
memperoleh gambar penulis mengunakan kamera dan video untuk
mengakuratkan data yang dibutuhkan.
7. Tekhnik Pengambilan Data
Tekhnik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Wawancara (interview)
Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawanncara (interviewer) untuk memperoleh informasi
8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), h. 134
18
dari terwawancara (interviewer).9 Tujuan dari wawancara ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak
yang diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
Tahapan awal dari proses wawancara tersebut adalah peneliti
mewawancarai Kepala Yayasan Akur Kuria untuk mengetahui semua
program kegiatan penanggulangan anak jalanan di Yayasan Akur Kurnia.
Tahapan kedua setelah memperoleh data dari responden pertama penulis
menemui masyarakat untuk memperoleh data tentang kegiatan dan
harapan masyarakat terhadap anak jalanan. Tahapan terakhir penulis
mewawancarai pekerja sosial untuk mengetahui cara apa yang digunakan
untuk melaksanakan program tersebut.
Wawancara selanjutnya untuk mengetahui harapan anak jalanan
terhadap program yang yayasan lakukan, peneliti mewawancarai
beberapa anak jalanan untuk diminti penjelasan program yang mereka
terima.
b. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
9Ibid, h. 155
19
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peratura-peraturan dan sebagainnya.10
Dokumen yang digunakan adalah buku panduan dari Yayasan,
rangkuman hasil penelitian serta hasil wawancara. Dokumen dan arsip
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian
merupakan salah satu sumber data yang penting dalam penelitian.
Apabila dibutuhkan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan
dokumen-dokumen berbentuk gambar dan tulisan untuk melengkapi
data-data pada penelitian ini. Dan tidak lupa peneliti melampirkan bagian
foto, gambar, dan data anak jalanan untuk melengkapi bukti pada
penelitian ini hal itu dilakukan untuk menambahkan segala bentuk
wawasan penulis untuk penelitian ini, sehingga mampu mempertajam
analisis penulis dalam menjawab permasalahan ini yang di cantumkan
dilampiran skriupsi ini.
8. Analisa data
Teknik analisis penelitian ini adalah kualitatif. Aplikasi penelitian
kualitatif dalam penelitian ilmu sosial dilakukan dengan langkah-langkah
yaitu merumuskan masalah sebagai fokus penelitian kebidangan,
mengumpulkan data lapangan, menganalisis data, merumuskan hasil studi,
dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan kinerja dalam bidang ini.11
10
Ibid, h. 157 11
Sudarwan Darmin, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan
Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial,
Pendidikan, Dan Humaniora, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 51
20
Penelitian kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang
menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan
sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis,
kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang
mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesismelalui
pengungkapan fakta.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.12
Proses analisis data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses
pengumpulan data berlangsung. Analisis data dilakukan melalui tiga alur,
yakni : 1. Reduksi data, 2. Penyajian data, 3. Penarikan kesimpulan ataupun
verifikasi.
a. Reduksi data (Data reduction)
Tahap mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
12
Ibid, h. 8
21
diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik
seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek
tertentu.13
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui wawancara
kepada Kepala Yayasan dan para pekerja social dan merekamnya
melalui alat rekaman berupa handphone. Setelah proses wawancara
tersebut selesai penulis merangkum dengan memilih dan memasukkan
data yang sekiranya diperlukan dalam proses penulisan.
Tujuan dalam teknik ini digunakan agar mampu menyimpulkan
segala bentuk permasalahan dan membatasi segala lingkup
permasalahan dengan cara mendiskusikannya terlebih dahulu sebelum
mengambil kesimpulan. Untuk itu segala reduksi bertujuan untuk
mendapatkan data yang spesifik dan jelas untuk memperkuat data
penulis.
b. Penyajian data (Data display)
Pada penelitian kualitatif ini penyajian data dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.14
Penelitian ini berupa deskripsi untuk menggambarkan jelas akar
permasalahan pada penelitian ini sehingga akan memudahkan peneliti
13
Ibid, h. 92 14
Ibid, h. 95
22
untuk membaca bagian data yang sulit dimengerti sedangkan eksplanasi
bertujuan bagaimana menjelaskan kronologi penelitian yang telah
didapatkan dan akhirnya digunakan menjadi data yang tepat untuk
penelitian ini. Kesemuanya itu dinarasikan sedemikian rupa supaya
mudah dilihat dan dimengerti/dipahami.
c. Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing)
Penarikan kesimpulan ini menjelaskan bagaimanadari awal
pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari
berbagai hal yang ditemukan dengan mulai melakukan pencatatan pola-
pola sistematis penelitian, pencatatan-pencatatan data wawancara yang
telah didapatkandari beberapa informan, konfigurasi-konfigurasi,
menggunakan alur sebab-akibat dan menarasikan dari literatur referensi
buku sosial dan politik. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-temuan
data selanjutnya dan akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan akhir
yang merupakan bagian akhir dari penelitian penulis dalam
menganalisis suatu masalah yang lebih spesifik dan tepat dengan teori-
teori yang sesuai.
F. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan pustaka, peneliti mengambil judul tersebut terispirasi
dari buku yang berjudul “Pendidikan Non Formal dalam Upaya Peningkatan
Ekonomi Anak Jalanan Oleh Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah
Daerah Cipete Utara” yang ditulis oleh Mursalih. Dalam buku ini penulis
tertarik karena lembaga penelitian memberikan pendidikan non formal
23
menjadikan anak jalanan menjadi terampil dan mandiri, agar anak tersebut
dapat mendirikan usaha mandiri sebagai profesi agar anak jalanan tidak
kembali ke jalan.
Anak jalanan terdahulu belum begitu merajalela dibandingkan dengan
anak jalanan sekarang. Para Yayasan yang berkecimpung dalam hal social
lebih banyak memberikan inovasi dalam pemberdayaan anak jalanan. Seperti
pembekalan bakat atau kreatifitas, atau biasa disebut lapangan pekerjaan.
Sehingga anak jalanan tidak kembali ke jalan.
Oleh Karena itu, penulis menjadikan tinjauan pustaka untuk melanjutkan
penulisan mengenai peran pekerja social di yayasan dalam menanggulangi
perilaku anak jalanan yang pastinya memberikan banyak program yang lebih
efektif untuk ank-anak jalanan saat ini.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penelitian skripsi ini, maka penulis membuat
sistematika penulisan dalam beberapa bab, yaitu:
BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian yang terdiri meliputi Jenis dan Pendekatan
Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian,
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data, Instrumen Penelitian dan Alat Bantu
Penelitian, Teknik Pengambilan Data, dan Teknik Analisa Data, Tinjauan
Pustaka serta sistematika penulisan.
24
BAB II Tinjauan Teoritis terdiri dari kerangka teori yang
menjelaskan tentang pengertian peran, definisi pekerja sosial yang terdiri dari
pekerja sosial dan kode etik pekerja sosial, definisi perilaku, definisi anak
jalanan yang terdiri dari anak jalanan, ciri-ciri anak jalanan, fenomena
terlahirnya anak jalanan.
BAB III Sejarah/Gambaran Umum Yayasan Akur Kurnia
Kramat Jati Jakarta Timur meliputi Latar Belakang Berdirinya Yayasan
Akur Kurnia, Letak Geografis, Visi dan Misi, Dasar Hukum, Struktur
Organisasi Yayasan Akur Kurnia.
BAB IV Temuan Lapangan menguraikan tentang Analisa data
Lapangan meliputi Peran Yayasan Akur Kurnia dalam menaggulangi Perilaku
Anak Jalanan di Jakarta Timur, Harapan Anak Jalanan terhadap Program
Penanggulangan Perilaku Menyimpang.
BAB V Kesimpulan dan Saran menguraikan hasil dari penelitian
yang berupa Kesimpulan dan Saran.
25
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Peran
Mengemukakan mengenai peran sangat berkaitan dengan kedudukan
(status) seseorang.Seseorang bisa dikatakan berperan karena mempunyai
status atau kedudukan di masyarakat sesuai dengan statusnya masing-
masing.Walaupun antara peran dan kedudukan berbeda namun keduanya
memiliki hubungan yang sangat erat.
David Berry mengutip dari GrassMassan dan A. W. Mc. Eachern
bahwa peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada
individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.15
Harapannya merupakan
imbangan dari norma-norma sosial, peranan ditentukan oleh norma-norma di
dalam masyarakat, seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang
diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya.16
Peranan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian
dari tugas utama yang dilaksanakan.17
Peranan menurut Poerwadarminta adalah “tindakan yang
dilakukanseseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa”
(Poerwadarminta, 1995:751). Berdasarkan pendapat di atas perananadalah
tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalamsuatu peristiwa,
peranan merupakan perangkat tingkah laku yangdiharapkan, dimiliki oleh
15
N. Grass, W.S. Masson and A.W.Mc. Eachern, Explorations Role Analysis, dalam David Berry,
Pokok-pokok Pikiran dalam sosiologi. (Jakarta: 1995) 16
Ibid. h. 100 17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai
Pustaka, 1988), h. 667
26
orang atau seseorang yang berkedudukan dimasyarakat. Kedudukan dan
peranan adalah untuk kepentinganpengetahuan, keduanya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Menurut Soerjono Soekanto ( 2002:243 ) Pengertian Perananadalah
sebagai berikut : Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status)
apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia
menjalankansuatu peranan.18
Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin ( 1994:768 )19
dalam
buku“ ensiklopedia manajemen “ mengungkap sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen
2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristikyang ada
padanya
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian
bahwaperanan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau
bagiandalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau
ukuranmengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan
sebabakibat.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan
adalah dimana seseorang harus melakukan kewajiban-kewajiban dan
18
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-herinugrah-24326-2-babii.pdf 19
Ibid, h. 1
27
keharusan-keharusan karena kedudukannya di dalam masyarakat atau
lingkungan dimanapun berada.
B. Pekerja Sosial
Pekerja sosial adalah profesi pertolongan kamanusiaan yang tujuan
utamanya adalah membantu keberfungsian sosial individu, keluarga dan
masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya pekerjaan sosial
(social work) menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri. Pekerjaan sosial adalah
sebuah disiplin ilmu yang berkepentingan untuk menyelesaikan masalah-
masalah sosial yang dihadapi oleh umat manusia.
Pekerja sosial profesional adalah mereka-mereka yang melakukan
peran sebagai pekerja sosial dalam berbagai segmennya, baik di masyarakat
(pekerja sosial masyarakat), di ranah industri (pekerja sosial industri),
maupun di ranah kesehatan (pekerja sosial medis) secara profesional,
didasarkan pada latar belakang keilmuan yang diperoleh melalui jalur
pendidikan tinggi bidang pekerjaan sosial. Atas hal ini, maka seluruh
aktivitasnya mulai dari perencanaan, pentahapan, metode, teknik, pendekatan,
dan yang lainnya yang digunakan didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah
yang, tentu saja, bisa dipertanggungjawabkan.20
Dalam ranah sosial, pekerjaan sosial bukanlah suatu pekerjaan yang
bersifat secara suka rela, melainkan secara profesional. Menuju pekerjaan
sosial yang mensejahterakan.“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar
20
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=13&artid=212)
28
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya”.
Pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kamanusiaan yang tujuan
utamanya adalah membantu keberfungsian sosial individu, keluarga dan
masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya.21
Pengertian pekerja sosial di Indonesia, selengkapnya terdapat di
dalam Buku Panduan Pekerja Sosial mengacu pada pasal 2, ayat 3 UU No.
6/1974 tentang ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yaitu:
“Pekerja Sosial adalah semua keterampilan teknis yang dijadikan
wahana bagi usaha kesejahteraan sosial, serta merupakan suatu kegiatan
professional dalam menolong orang, kelompok manapun masyarakat yang
menderita atau terancam akan menderita masalah sosial. Sedemikian rupa
sehingga mampu menolong dirinya sendiri.”22
Berdasarkan ketentuan itulah maka para pekerja sosial menjadikan
sebuah pedoman untuk dirinya agar para pekerja sosial dapat bekerja secara
efisien, sistematis, efektif dan efisien.
Sudah dikenal secara umum, pekerjaan sosial dianggap sebagai pekerjaan
yang bersifat amal yang muncul atas dasar belas kasihan atau lebih jauh
karena adanya rasa mencintai sesama manusia. Seperti yang diungkapkan
oleh para ahli berikut ini:23
21
http://wwwdayatranggambozo.blogspot.com/2011/03/pengertian-pekerjaan-sosial.html 22
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974, Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan
Sosial(Jakarta:Biro Hukum Departeman Sosial RI, 1974) 23
http://riarezeki.blogspot.com/2009/04/definisi-pekerjaan-sosial-menurut-ahli.html
29
1. Allen Pincus dan Anne Minahan:
“ Social Work is concerned with the interactions between people
and their social environment which affect the abilility of people to
accomplish their life task alleviate distress and realize their
aspirations and values.”
Pekerjaan sosial berurusan dengan interaksi antara orang-orang dan
lingkungan sosial, sehingga mereka mampu melaksanakan tugas-
tugas kehidupannya, mengurangi ketegangan, dan mewujudkan
aspirasi dan nilai-nilai mereka.
2. Simon & Scuster Englewood Cliffs:
“Council on Social Work Education in Curriculum Study Social
work seeks to enhance the social functioning of individuals, singly
and in groups, by activities focused upon their social relationship
which constitute the interaction between man and his
environment.”
Pekerjaan Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian
sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok ,
dimana kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka
khususnya interaksi orang-orang dengan lingkungannya.
30
3. Siporin,Max:
“ Social work is defined as a social institutional method of helping
people to prevent and resolve their social problems, to restore and
enhance their social functioning.”
Pekerjaan sosial didefinisikan sebagai metode institusi sosial untuk
membantu orang-orang guna mencegah dan menyelesaikan
masalah sosial dengan cara memperbaiki dan meningkatkan
keberfungsian sosialnya.
4. SFriedlander, Walter A. dan Apte, Robert Z:
“Social Work is a professional service, based on scientific
knowledge and skill in human relation, which help individuals,
groups, or communities obtain social or personal satisfaction and
interdependence.”
Pekerjaan sosial adalah pelayanan profesional yang didasarkan
pada pengetahuan dan keterampilan ilmiah guna membantu
individu, kelompok, maupun masyarakat agar tercapainya
kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.
5. Zastrow,Charles:
“ Social work is the profesional activity of helping individuals,
groups, or communities to enhance or restore their capacity for
31
social functioning and to create societal conditions favorable to
their goals.”
Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu
individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan atau
memperbaiki kapasitasnya untuk berfungsi sosial dan menciptakan
kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.
6. Leonora Scrafica-deGuzman:
“Social work is the profesion which is primaly concerned with
organized social service activity aimed to facilitate and strengthen
basic relationship in the mutual adjusment between individual, and
their social environment for the good of the individual and society,
by the use of social work method.”
Pekerjaan sosial adalah profesi yang bidang utamanya
berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang terorganisasi,
dimana tujuannya untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi
dalam penyesuaian diri secara timbal balik dan saling
menguntungkan antar individu dengan lingkungan sosialnya,
melalui penggunaan metode-metode pekerjaan sosial.
Dari pernyataan apara ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
sosial sebagai pekerjaan profesional, syarat profesional pekerjaan sosial
32
adalah didasari oleh pengetahuan, skill dan value, fokus pekerjaan sosial
adalah relasi sosial antara klien (individu, kelompok dan masyarakat) dengan
lingkungan sosial, tujuan pekerjaan sosial adalah kesejahteraan sosial atau
keberfungsian sosial.
a. Kode Etik Pekerjaan Sosial
Kode etik merupakan pedoman yang dijadikan sebagai standar
perilaku para pekerja sosial yang berisikan nilai-nilai, prinsip-prinsip,
aturan profesi pekerjaan sosial yang dijadikan pedoman bagi anggotanya.
Penetapan kode etik ditujukan untuk menjamin kompetensi pelayanan
profesional meningkatkan mutu pelayanan sosial dan melindungi penerima
pelayanan sosial.
Prinsip-prinsip pekerjaan sosial dituangkan dalam kode etik
profesi, dalam bentuk petunjuk dan kewajiban. Adapun kode etik pekerja
sosial adalah:
1) Pekerja sosial mengutamakan tanggung jawab melayani
kesejahteraan individu atau kelompok yang meliputi kegiatan
perbaikan kondisi sosial.
2) Pekerja sosial mendahulukan atau mengutamakan tanggung jawab
profesi daripada kepentingan pribadi.
3) Pekerja sosial tidak membeda-bedakan latar belakang keturunan,
warna kulit, agama, umur, jenis kelamin, warga negara dan
berusaha mencegah serta menghapuskan diskriminasi dalam
memberikan pelayanan, dalam tugas serta dalam praktek-praktek
kerja.
33
4) Pekerja sosial melaksanakan tanggung jawab demi mutu dan
keleluasaan pelayanan yang diberikan.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil. Yang berperan dalam suatu kedudukan yaitu seseorang yang
bekerja untuk orang lain atau dengan kata lain pekerja sosial.
Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi
profesional dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan formal
atau pengalaman praktik di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang
diakui secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas profesional
pekerjaan sosial.24
Menurut Jack Claridge, Pekerja sosial adalah seorang individu yang
bertujuan untuk membantu orang-orang dalam masyarakat yang tidak
mampu atau kesulitan dalam menangani masalah kehidupan yang mereka
hadapi. Pekerja sosial dapat melakukan tugas mereka di sekolah, rumah sakit,
organisasi, dan sektor publik lainnya.25
Sedangkan menurut Princeton, Pekerja
sosial ialah seseorang yang menghabiskan hari-hari mereka membantu orang
yang mempunyai masalah dengan kesehatan, psikologis, sosial, atau bahkan
masalah keuangan.26
Dari beberapa uraian defenisi pekerja sosial di atas dapat disimpulkan
bahwa pekerja sosial adalah orang yang memiliki profesi pertolongan, yang
paling sering bekerja dengan orang dan membantu mereka mengelola
24
Wikipedia Indonesia, h.129 25
Ibid, h. 129 26
Ibid, h.129
34
kehidupan sehari- hari mereka, memahami dan beradaptasi dengan penyakit,
cacat, kematian, dan memberikan pelayanan sosial, seperti perawatan
kesehatan, bantuan pemerintah, dan bantuan hukum.
C. Pengertian Perilaku
Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard
F. Polhaupessy, Psi.menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat
diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor
atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki
yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk
perilaku.27
Cerita ini dari satu segi. Jika seseorang duduk diam dengan sebuah
buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca.
Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada
dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia.
Dalam buku lain diuraikan oleh Notoatmodjo bahwa perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan.28
Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk
hidup mulai dari tumbuh– tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu
berperilaku karena mereka mempunyai aktifitas masing–masing. Sehingga
yang dimaksud perilaku manusia, Pada hakikatnya adalah tindakan atau
aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca dan sebagainya.
27
Polhaupessy, Leonard F. Perilaku Manusia. (Jakarta: 1995) h. 122 28
Atmodjo, Noto. Pekembangan Psikologi. (Jakarta:2003) h.114.
35
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, dan sikap yang positif
maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng.29
1. Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam
bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati
secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
2. Domain Perilaku
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon
dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk
stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang.
Faktor – faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut
29
http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-Perilaku-Bentuk-
Perilaku-dan-Domain-Perilaku.html
36
determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
b. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang
bersifat given atau bawaan misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
c. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi,
politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi
faktor yang dominanyang mewarnai perilaku seseorang.
3. Proses Tejadinya Perilaku
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yaitu:
a) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu,
b) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus,
c) Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus
bagidirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi,
d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru,
e) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon
dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk
37
stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang.
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.
D. Anak Jalanan
Keberadaan anak jalanan sudah lazim kelihatan pada kota-kota besar
di Indonesia. Kepekaan masyarakat kepada mereka nampaknya tidak begitu
tajam. Padahal Anak merupakan karunia Ilahi dan amanah yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia yang harus dijunjung
tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia sebagaimana
yang tercantum dalam UUD 1945, UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1990
tentang pengesahan Convention on the right of the child ( Konvensi tentang
Hak-hak Anak).
Hidup menjadi anak jalanan bukanlah sebagai pilihan hidup yang
menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena
adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena
yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anak-
anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional
yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan
dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi
perkembangan dan pembentukan kepribadiannya.
38
Aspek psikologis ini berdampak kuat pada aspek sosial. Di mana
labilitas emosi dan mental mereka yang ditunjang dengan penampilan yang
kumuh melahirkan pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat
terhadap anak jalanan yang diidentikan dengan pembuat onar, anak-anak
kumuh, suka mencuri, sampah masyarakat yang harus diasingkan.
Pada taraf tertentu stigma masyarakat yang seperti ini justru akan memicu
perasaan alienatif mereka yang pada gilirannya akan melahirkan kepribadian
introvet, cenderung sukar mengendalikan diri dan asosial. Padahal tak dapat
dipungkiri bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa untuk masa
mendatang.
Untuk memahami anak jalanan secara utuh, kita harus mengetahui
definisi anak jalanan.Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan
adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari
nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.
Menurut Heru Nugroho, Pengertian Anak jalanan atau sering juga
disebut dengan gelandangan.30
Menurut beberapa tokoh yang diantaranya
adalah:
1. Artidjo mengartikan anak jalanan atau gelandangan sebagai orangyang
tidak mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian yangtetap dan
layak atau mereka sering berpindah-pindah dari satutempat ke tempat
30
Nugroho, Heru. Menumbuhkan Ide-ide Kritis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000)
39
yang lain, berkeliaran di dalam kota dan makan minum disembarang
tempat.31
2. Sudarsono mengartikan anak jalanan atau gelandangan adalah
mereka yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, yang secara
yuridis tidak berdomisili yang otentik, disamping itu merekamerupakan
kelompok yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan layak menurut ukuran
masyarakat pada umumnya dan mereka sebagian besar tidak mengenal
nilai-nilai keluhuran.32
Dari kedua pengertian diatas mempunyai kemiripan arti
tentang anak jalanan atau gelandangan yaitu anak-anak yang sebagian
masih dibawah umur yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan setiap
hari berkeliaran dijalan-jalan setiap sudut kota dan kurang
memiliki etika sebagai mana anak-anak pada umumnya.
Menurut Mursalih dalam skripsinya, mengatakan bahwa Direktorat
Bina Sosial DKI yang termasuk anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di
jalan raya sambil bekerja, mengemis atau menganggur. Usianya berkisar dari
bayi (dibawa orangtuanya mengemis) sampai batas usia remaja. Tidak
semuanya merupakan anak jalanan yang terlantar, meskipun sebagian besar
adalah anak yang mempunyai tempat tinggal tetap dan orangtuanya tidak ada
di Jakarta.33
Demikian pula batas yang digunakan oleh Departemen Sosial United
Nations Development Programme (UNDP) merumuskan definisi anak jalanan
31
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertian-anak-
jalanan/#ixzz2CT5NXuTf 32Ibid 33
Mursalih. Pendidikan Non Formal Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi anak Jalanan (Jakarta:
Cipete Utara. 2009). hal 38
40
sebagai anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
berkeliaran dan mencari nafkah di jalanan dan tempat-tempat umum
lainnya.34
Anak jalanan dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di
jalananmemang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat
dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada dijalan karena tekanan
ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua, atau atas
dasar pilihannya sendiri.
Pengertian anak jalanan adalah anak-anak berusia dibawah 18 tahun,
sebagian besar waktunya dihabiskan di tempa-tempat umum untuk mencari
nafkah atau berkeliaran, penampilan mereka biasanya kumal, kotor serta tidak
terawat dan memiliki hubungan yang kurang dekat dengan
keluarga.35
(Depsos, 2006 dan Garliah, 2004).
Ada beberapa pengertian anak jalanan menurut beberapa ahli hukum,
Sandyawan memberikan pengertian bahwa anak jalanan adalah anak-anak
yang berusia maksimal 16 tahun, telah bekerja dan menghabiskan waktunya
di jalanan.36
Sedangkan menurut Peter Davies memberikan pemahaman
bahwa fenomena anak-anak jalanan sekarang ini merupakan suatu gejala
global. Pertumbuhan urbanisasi dan membengkaknya daerah kumuh di kota-
kota yang paling parah keadaannya adalah di negara berkembang, telah
34
Ibid, hal 38 35
Garliah, Lili.”Program Intervensi Dalam Penanganan Masalah Anak Jalanan”.Jurnal. Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran. (Universitas Sumatera Utara: 2004). h. 3 36
Sudrajat,TataAnak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai Kebijaksanaan, (Bandung:
Yayasan Akatiga, 1996), h. 151-152.
41
memaksa sejumlah anak yang semakin besar untuk pergi ke jalanan ikut
mencari makan demi kelangsungan hidup keluarga dan bagi dirinya sendiri.37
Fenomena merebaknya anak jalanan di DKI Jakarta merupakansuatu
masalah yang kompleks. Secara garis besar terdapat dua kelompok anak
jalanan, yaitu :
1. Kelompok anak jalanan yang bekerja dan hidup di jalan. Anak yang hidup
di jalan melakukan semua aktivitas dijalan, tidur dan menggelandang
secara berkelompok.
2. Kelompok anak jalanan yang bekerja di jalanan ( masih pulang ke rumah
orang tua).
Kesimpulannya, Anak Jalanan adalah anak yang berusia 6 - 15 tahun
yang menghabiskan seluruh ataupun sebagian besar waktunya di jalanan
untuk bermain maupun bekerja, yang tinggal bersama orang tuanya ataupun
yang tinggal terpisah dengan orang tuanya.
1. Ciri-Ciri Anak Jalanan
Anak jalanan memiliki ciri khas baik secara psikologisnya
maupun kreativitasnya, hal ini diperjelas oleh Saparinah Sadli yang
diungkapkan oleh Sudarsono sebagai berikut;
a) Anak-anak ini mudah tersinggung perasaannya.
b) Anak-anak ini mudah putus asa dan cepat murung, kemudian
nekattanpa dapat dipengaruhi secara mudah oleh orang lain yang ingin
membantunya.
37
Peter Davies, Hak-hak Asasi Manusia (Jakarta: Yayasan Obor, 1994), h. 69.
42
c) Tidak berbeda dengan anak-anak yang lainnya yang selalu
menginginkan kasih sayang.
d) Anak ini biasanya tidak mau bertatap muka dalam arti bila mereka
diajak bicara, mereka tidak mau melihat orang lain secara terbuka.
e) Sesuai dengan taraf perkembangannya yang masih kanak-kanak
mereka sangatlah labil, tetapi keadaan ini sulit berubah meskipun
mereka telah diberi pengarahan yang positif.
f) Mereka memiliki suatu ketrampilan, namun ketrampilan ini tidak
selalu sesuai bila diukur dengan ukuran normative masyarakat
umumnya. 38
Sedangkan menurut Fachurohman ciri-ciri anak jalanan dapat
dilihat dari fisiknya yaitu mereka memiliki kulit yang kotor, kelihatan
dekil dan kumuh karena jarang mandi, juga nampak rambutnya kotor
kemerah-merahan, bau kurang sedap, pakaian tampak kumuh karena
jarang dicuci, sedangkan dilihat dari psikisnya mereka kelihatan
bertemperamen tinggi, suka marah, emosional, pemurung, jarang
tersenyum, dan mudah tersinggung, kepribadian labil, cuek dan sulit
diatur, berkemauan keras, pemberani dan mandiri.
Ciri-ciri anak jalanan secara global, dilihat dari psikisnya mereka
mempunyai temperamen yang tingggi, mudah tersinggung, sulit untuk
diajak berkominikasi, keadaannya masih sangat labil, suka berdiam diri,
melamun, sedangkan dilihat dari fisiknya mereka biasanya berpakaian dan
38
Heru Nugroho, Menumbuhkan Ide-ide Kritis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).h. 132
43
berpenampilan yang kumuh karena kurangnya memperhatikan penampilan
sehingga nilai-nilai keluhuran tidak dihiraukan.39
Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan
waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-
tempat umum lainnya.
2. Faktor penyebab munculnya fenomena anak jalanan, yaitu:
a) Sejumlah kebijakan makro dalam bidang sosial ekonomi telah
menyumbang munculnya fenomena anak jalanan.
b) Modernisasi, industrialisasi, migrasi, dan urbanisasi menyebabkan
terjadinya perubahan jumlah anggota keluarga dan gaya hidup yang
membuat dukungan sosial dan perlindungan terhadap anak menjadi
berkurang.
c) Kekerasan dalam keluarga menjadi latar belakang penting penyebab
anak keluar dari rumah dan umumnya terjadi dalam keluarga yang
mengalami tekanan ekonomi dan jumlah anggota keluarga yang
besar.
d) Terkait permasalahan ekonomi sehingga anak terpaksa ikut
membantu orang tua dengan bekerja (di jalanan).
e) Orang tua “mengkaryakan” sebagai sumber ekonomi keluarga
pengganti peran yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa.
Dari Pengertian, ciri-ciri atau karakteristik serta faktor pendorong
anak jalanan, maka penulis mengharapkan penanganan perilaku anak jalanan
di Yayasan dapat bernilai positif di dalamnya.
39
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertian-anak-
jalanan/#ixzz2CT5NXuTf
44
BAB III
Gambaran Umum/Sejarah Berdirinya Yayasan Akur Kurnia
Kramat Jati Jakarta Timur
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Akur Kurnia
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan
tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan
memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-
undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September
2004 menyetujui undang-undang ini dan Presiden RI Megawati
Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.
Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai
status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang
ditunjuk.Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada Kepala
Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan.Yayasan yang
telah memperoleh pengesahan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Yayasan ini berdiri pada tahun 1998, dikepalai oleh H. Otong
Suryana, S. Hum. Berdasarkan Undang- undang RI No.4 tahun 197940
,
40Buku Panduan Yayasan Akur Kurnia Jakarta Timur, 1998.
45
yayasan ini bergerak dalam mensejahterakan dan melindungi anak yang
kurang beruntung agar mendapatkan hak-haknya yang layak. Termasuk
melindungi dan mensejahterakan anak jalanan.
Anak-anak Gepeng (gelandangan Pengemis) berbagai peristiwa itu
sering membuat Haji Otong Suryana bergidik. Begitu kerasnya hidup
orang-orang gelandangan tak berumah yang ada di luar sana, di Jakarta.
Berangkat dari berbagai fenomena getir di sekitar tempatnya bekerja
itulah, pria kelahiran Serang, 25 September 1955 berinisiatif mendirikan
Yayasan Akur Kurnia (YAK). Yayasan ini didirikan karena
keprihatinanya yang mendalam atas berbagai peristiwa memilukan itu.
Hobinya bersepakbola membikin Otong lebih mudah untuk
melakukan interaksi dengan anak anak pengemis dan gelandangan sekitar
pasar.Dari kegiatan latihan sepakbola, Otong mulai menarik simpati anak
anak.Mereka diajaknya berbicara dari hati ke hati. Dari situ ia juga
memahami problematika dan emosi anak anak asuhynya.
Yayasan Akur Kurnia menjadi sebagai media untuk membina anak
anak gepeng (gelandangan pengemis) di sekitar Pasar Induk Kramat
Jati.Dirintis sejak tahun 1996 lalu, bersama sejumlah sejawatnya yang
sehati, Otong mulai aktif menyelenggarakan kegiatan yayasannya dengan
mendidik anak anak pasar untuk dilatih sepakbola dan mengikuti
sejumlah turnamen.“Dengan kegiatan olahraga seperti ini, anak anak
akan lebih diarahkan dan kita bisa memahami karakternya,” ungkap
bapak enam orang anak dan 7 cucu ini.Tidak berselang lama, atas
46
dukungan banyak kalangan, kegiatan yayasannya pun berkembang
dengan menyediakan 2 buah unit Rumah Singgah yang merupakan
rumahnya sendiri sebagai rumah anak anak gelandangan.
Sekarang, YAK sudah memiliki Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)
untuk para peserta didiknya yang dari berbagai usia. Tak jarang ada juga
ibu ibu. YAK juga merupakan salah satu dari sekitar lebih 30
penyelenggara Rumah Singgah penerima dana program penyelenggara
Rumah Singgah yang dibantu oleh Program Kesejahteraan Sosial Anak
(PKSA) Kementerian Sosial RI.
“Anak asuh di sini yang ada 50 orang, mereka semuanya adalah anak
anak muslim,” kata Otong yang ditemui Hidayatullah.com di yayasannya
belum lama ini. Otong tidak pandang bulu untuk menampung siapa pun.
Sehingga tak berlebihan jika ia juga dengan tangan terbuka bersedia
menampung anak dari Karyadi yang masih kecil kecil. Karyadi adalah
seorang korban mutilasi yang santer diberitakan media belum lama ini.
Otong mengaku, spiritnya untuk menjadi pekerja sosial untuk
membimbing gelandangan juga berangkat dari latar belakangnya yang
broken home. Ia mengaku sempat sekolah tapi hanya di bangku Sekolah
Rakyat (SR)."Itupun kagak kelar," katanya.
Prioritas Bina Iman,Otong mengutamakan pembinaan mental dan
rohani untuk anak anak asuhnya. Di yayasannya, Otong
menyelenggarakan kegiatan pengajian secara rutin.Ada ta'lim untuk
orang tua anak jalanan (Anjal) dan juga untuk masyarakat umum yang
47
digelar setiap hari Kamis setiap pekan.Selain itu ada juga kegiatan baca
tulis hitung untuk anak, TK/TPA untuk anak binaan, dan sekolah
informal.
“Pendidikan non formal ini diadakan agar anak anak didik itu tidak
pada lari meninggalkan asrama dan kembali ke jalanan,” ujar suami
dari Sa'adah ini.
Selain punya rumah singgah 2 unit dan kegiatan majelis ta’lim, ia
juga menyelenggarakan Asrama Non-Panti, Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBN), TPA, Komunitas Pedagang Asongan (KOPA),
Kelompok Usaha Bersama (KUB), Taman Baca Anak (TBA).
Yayasannya kini memiliki pengasuh sebanyak 5 orang, termasuk
tukang masak sehari-hari.Berkat usahanya, Otong bersyukur karena
alumni YAK didikannya sudah ada yang sukses menjadi pesepakbola
nasional. Misalnya Sulaiman yang sempat masuk PON DKI Jakarta.Ada
Mahendra yang bermain untuk Persjiap Jepara, dan Firman yang bermain
untuk keseblasan Persitara Jakarta Utara (Jakut).
Tak sedikit juga anak anak asuhnya yang berprestasi di bidang lain.
Misalnya, salah satu anak asuhnya mendaaptkan kesempatan untuk
mengikuti Jambore Pramuka Asia Pasifik di Manila tahun 2009
lalu.Yang sangat membuatnya berbahagia adalah adanya kunjungan
langsung oleh Pak Menteri Sosial ke yayasannya tahun lalu.
48
Di luar kesibukannya sebagai pegawai Bapengkar dan menjadi
orangtua anak anak gelandangan, bapak yang tinggal di Jl Taiman RT.
07/07 Kampung Tengah Kramat Jati saat ini juga masih kuliah
menempuh pendidikan strata 1 di Universitas Azzahra jurusan
Hukum.Kini, meski atas usahanya yang luar biasa itu telah banyak
berbuah.Iamengaku masih terus merasa khawatir dan sedih jika anak
asuhanya masih terlibat dalam pergaulan buruk.
“Ada juga yang biasa nyimeng diam- diam di dalam kamar walaupun
sudah tinggal di rumah singgah,” tambah Otong saat ditemui
hidayatullah.com ketika sedang bersiap berangkat ke Pengadilan Negeri
Jakarta Timur untuk mendampingi sidang anak asuhnya yang ditangkap
sebagai pemakai narkoba.
“Yang menyedihkan adalah ketika ada anak-anak ketahuan
ternyata salah satu anak asuhnya adalah kurir atau pemakai narkoba.Kita
sering dipanggil kepolisian kalau ada kasus kasus seperti ini,” tutur pria
yang bekerja di Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati sebagai juru tulis ini.
B. Letak Geografis Yayasan Akur Kurnia
Yayasan Akur Kurnia adalah yayasan yang beralamat di Jalan
H.Sidih No.57 Rt. 004 Rw. 07 Kelurahan Kampung Tengah Kecamatan
Kramat Jati Jakarta Timur 13540.Untuk menuju Yayasan Akur Kurnia
dapat menggunakan kendaraan seperti kendaraan umum ataupu yang
49
lainnya. Perjalanan dari perbeehentian kendaraan tidak begitu jauh
sekitar kurang lebih 100 meter.
Yayasan Akur Kurnia ini dibangun atas kepemilikan sendiri yang
berukuran tanah bangunan 40 m dan bangunan 40 m. Sekarang
menanmpung kurang lebih 50 anak jalanan, dan letak yayasan ini berada
di antara pemukiman penduduk.
C. Visi dan Misi YAK
a. Visi
Meningkatkan kesejahteraan sosial anak dan keluarga kurang
mampu khususnya dan masyarakat pada umumnya.
b. Misi
Ikut berperan membantu pemerintah dalam Usaha Kesejahteraan
Sosial (UKS) sehingga di harapkan Lansia, Keluarga retak, Orang
tua tidak mampu, yatim piatu, anak terlantar, anak pasar, dan anak
jalanan terpenuhi kebutuhan dasarnya.
D. Dasar Hukum
1. Udang-undang RI No.4 tahun 1979 tentang kesejahteraan sosial
anak.
2. Undang-undang RI No.23 tahun 2003 tentang perlindungan anak.
3. Tanda daftar Yayasan atau Badan SosialNo. 07.13540.837.
4. Izin pendirian Non Panti Asuhan Anak Kurnai No.
027/NPSAA/U.05/2007.
50
5. Surat izin Oprasional No. 05.13540.060/078.6.
6. Surat Keterangan Pendaftaran Organisasi / Badan Sosial BKKKS
Prov Dki Jakarta No. 00105-DU-4-234/BKKKS/Sket-OBH/10-
07.
7. HAM No. C-2342.HT.01.02.TH 2007.
E. Struktur Organisasi Yayasan Akur Kurnia
Yayasan Akur Kurnia dalam menjalankan roda
keorganisasiannya, dapat dilihat dalam struktur organisasi berikut ini :
Pembina : H. Otong Suryana
Pengawas : Hj. Sa‟adah
Ketua : Suryani
Sekretaris : Shofiyah Lorensia
Bendahara : Rima Kurnia
Anggota :1. Karlina
2. Sugiono
51
Gambar 1.
Struktur Organisasi Yayasan Akur Kurnia Kramat Jati
Jakarta Timur
Pembina
H. Otong Suryana
Pengawas
Hj. Sa‟adah
Sekretaris
Shofiyah Lorensia
Bendahara
Rima Kurnia
Ketua
Suryani
Anggota
Karlinah & Sugiono
52
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA
B. Analisa Data Lapangan
1. Peran Yayasan Akur Kurnia Dalam Program Penanggulangan
Perilaku Anak Jalanan di Jakarta Timur
Dijelaskan dan diuraikan dengan akurat dalam landasan teori bab II
mengenai pekerja sosial dalam peranannya menaggulangi perilaku anak
jalanan. Pekerja sosial mempunyai tugas- tugas atau kewajiban untuk
menanggulangi anak jalanan di sekitarnya melalui program-program
keagamaan yang diterapkan di Yayasan.
Bimbingan keagamaan yang dilaksanakan merupakan upaya untuk
membantu anak-anak jalanan yang sedang menjalani lika-liku kehidupan
yang penuh dengan problema hidup dan mencegah terjadinya masalah
pada anak jalanan serta menciptakan suatu kondisi yang baik. Adapun
metode pembinaan Yayasan Akur Kurnia menggunakan dua kegiatan
yaitu kegiatan bimbingan dan kegiatan keterampilan Kegiatan bimbingan
bertujuan untuk memperbaiki sikap mental terhadap kepribadian anak
jalanan dan juga untuk menambah wawasan mereka yang berupa ilmu
pengetahuan, sedangkan kegiatan keterampilan bertujuan untuk
meningkatkan SDM dengan membekali diri anak jalanan berupa
53
keterampilan yang berbentuk praktek, agar mereka bisa hidup mandiri
serta mereka tidak lagi turun dan berkeliaran dijalanan.
Seperti yang diungkapkan Kepala Yayasan Akur Kurnia di bawah
ini:
“kalau saya biasanya pendekatannya nongkrong di lampu merah bareng
anak jalanan, saya sosialisasi dengan anak jalanan, trus si anak jalanan
mengisi formulir bagi yang siap untuk di didik dan menginterprensi
supaya anak-anak tidak kembali ke jalanan ka .” 41
Perilaku sosial seseorang akan sangat bergantung pada 2 faktor
yaitu:faktor internal yang berupa potensi diri dan faktor eksternal yang
berupalingkungan, begitu juga dengan perilaku sosial anak jalanan yang
notaben mereka adalah anak-anak yang hidup di jalanan yang jauh dari
sebuah kehidupan norma dan jauh dari aturan. Sehingga secara tidak
langsung perilaku yang terbentukpada diri anak jalanan cenderung
negatif, karena mereka kurang bahkan bisa jaditidak pernah mendapatkan
pembinaan yang lebih mengarah kepadapembentukan pribadi yang baik.
Pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh Yayasan Akur kurnia
diharapkan lambat laun mampu meminimalisir dan bahkan merubah
perilaku negatif anak jalanan. Kerana seorang anak membutuhkan
fisikyang kuat, akal yang sehat, akhlak mulia sehingga ia dapat mengurus
dirinya,jujur dan dalam alam perbuatannya, berpegang pada keutamaan
dan menghindarisifat-sifat tercela.
Selain itu, program penanggulangan perilaku anak jalanan
merupakan kewajiban atau tugas besar para perkerja sosial untuk
41
H. Otong, S. Kepala Yayasan Akur Kurnia, Tanya Jawan diskusi, Yayasan Akur Kurnia Kramat
jati Jakarta Timur, 23 Maret 2013.
54
menciptakan hasil yang baik dari program tersebut. Untuk dapat
menghasilkan itu maka program yang dilaksanankan meliputi:
a) Malam Bina Iman dan Taqwa
Dalam tahapan ini, yayasan mengadakan program yang
dilakukan setiap satu minggu sekali pada Sabtu malam. Penulis
pernah turun langsung sebagai nara sumber dalam kegiatan Malam
Bina Iman dan Taqwa atau yang sering disebut MABIT. Kegiatan
ini adalah kegiatan yang diadakan untuk seluruh anak jalanan
semua usia dari 8 tahun sampai usia 17 tahun. Dalam kegiata ini
diadakan siraman rohani dari ustadz atau tokoh masyarakat.
Diadakan pula zikir bersama, diskusi tentang keagamaan serta
diadakan shalat tahajud bersama.Supaya anak tidak mudah
terpengaruh oleh kemajuan zaman yang pesat dari berbgai aspek
kehidupan sehingga meninggalkan kepercayaan yang sudah dianut.
Yayasan beusaha dengan giat untuk merubah perilaku anak
jalanan yang menyimpang dari ajaran Islam, dan pengaruh dari
kemajuan dan teknologi. Dengan memberikan semangat baru
dalam melaksanakan ibadah dan membekali diri dengan
pengetahuan keagamaan agar semakin menumbuhkan kesadaran
akan pentingnya keberagamaan dalam berkehidupan di dunia dann
memcapai kebahagiaan di akhirat. Program MABIT ini merupakan
upaya penalaran kepada anak jalanan dalam memahami agama
Islam lebih mendalam.
55
Ibadah merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku seseorang. Ibadah yang diterapkan kepada
anak jalanan seperti mengadakan sholat berjama‟ah untuk
menghidupkan shalat lima waktu. Setelah mendapatkan pembinaan
shalat lima waktu ini maka anak akan menyadari dan memahami
ajaran perintah shalat segera melakukan shalat lima waktu. Dan
apabila ba’da shalat dimanfaatkan untuk memberikan tausiah
kepada jama‟ah yang hadir pada saat itu.
Diharapkan dari program ini anak dapat mengambil
pelajaran dari siraman rohani atau kegiatan lainnya sebagai bahan
renungan dan motivasi untuk merubah perilaku untuk menjadi yang
lebih baik lagi. Tidak lupa dalam kegiatan ini para pekerja sosial
pun memberikan arahan dengan ceramah keagamaan agar anak
dapat menelaah betapa pentingnya perilaku dalam bermasyarakat.
Apalagi di masyarakat sudah dikenal bahwa Anak jalanan lebih
cenderung kurang baik perilakunya.
Dalam membina peningkatan perilaku pada anak jalanan,
Yayasan senantiasa mengadakan siraman rohani dalam bentuk
ceramah agama yang diberikan kepada anak jalanan. Cara yang
dilakukan dalam peningkatan perilaku adalah dengan cara
memberitahukan segala sesuatu dari perilaku seorang muslim
dalam kehidupannya sehari-hari terhadap lingkungan dan makhluk
yang ada di sekitarnya berdasarkan tuntunan Al-Qur‟an dan Al-
Sunnah.
56
Contoh perilaku yang disampaikan dalam bertingkah laku
di masyarakat adalah bagaimana cara bersikap atau menghormati
orangtua, guru, berbuat baik dengan ikhlas kepada sesama manusia
tanpa mengharapkan imbalan jasa, bagaimana tata cara makan,
bahkan sampai bagaimana akhlak ketika masuk dan keluar kamar
kecil, serta tata cara berperilaku lainnya yang sudah menjadi
kebiasaan manusia sehari-hari.
Dengan tuntunan yang dilakukan oleh pihak Yayasan Akur
Kurnia telah membuat anak jalanan semakin meningkatnya pola
ibadahnya dengan baik. Dan hendaknya ketika melakukan aktifitas
sekecil apapun senantiasa berlandaskan dengan ajaran Islam yang
telah diajarkan, sehingga terlihat pula perbedaan dari perilaku
masyarakat yang lebih menunjukkan kepada hal yang baik dalam
bertingkah laku sehari-hari kepada sesama masyarakat.
Selain itu, para pekerja sosial mengarahkan untuk
menumbuhkan serta meningkatkan kemampuan untuk mengatasi
tantangan hidup dan permasalahannya dengan cara yang tidak
melanggar norma-norma socialdan agama melalui penanaman budi
pekerti, ibadah dan sikap yang normatif. Dengan didampingi
langsung oleh para pekerja sosial dan pemberi siraman rohani.
57
b) Pendidikan Non Formal
Yayasan memberikan sarana dan prasarana untuk
melakukan Kegiatan Belajar mengajar (KBM) untuk anak jalanan
yang tidak sekolah. Yayasan Akur Kurnia memberikan
pemberdayaan anak melalui Pendidikan Non formal.Di sinilah
anak-anak yang tidak sekolah bisa belajar seperti anak lainnya yang
menimba ilmu di sekolah-sekolah formal.Para Pekerja Sosial
bertugas mengajar dan mendidik anak memberikan ilmu sesuai
dengan tingkatan-tingkatan usianya.
Mulai dari TPA, SD, SMP sampai SMA, mereka
mendapatkan pelayanan yang sama mendapatkan pengajaran yang
layak seperti anak sekolah formal. Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) disamakan dengan sekolah- sekolah formal serta mata
pelajaranpun tidak dibedakan.
Adapun tingkatan usia Pendidikan Non Formal Yayasan
Akur Kurnia:
Usia 6 sampai 7 Tahun : Tingkatan SD
Usia 7 sampai 12 Tahun : Tingkatan SD
Usia 13 sampai 16 Tahun : Tingkatan SMP
Usia 16 sampai 18 Tahun : Tingkatan SMA
c) Kreatifitas (Bakat)
Dalam pengembangan ini, para pekerja sosial memerikan
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan untuk meningkatkan
kemampuan anak jalanan dalam berbagai jenis keterampilan usaha
58
atau kerja guna menunjang kebutuhan masa depannya.
Pengembangan ini dilatih oleh para pelatuh yang berpengalaman
dan profesioanal dalam bidangnya dan didampingi oleh para
pekerja sosial.Kegiatan ini meliputi menjahit, perbengkelan, tata
boga dan melukis.
2. Harapan Anak Jalanan terhadap Program Penanggulangan Perilaku
Menyimpang
Harapan yang ingin dicapai dari program yang yayasan lakukan adalah
mereka mendapatkan hak-hak mereka sebagai anak seperti khalayak anak
yang lainnya yang tidak tinggal di jalan.Ketika berada di jalan mereka tidak
mendapatkan pengetahuan dan teknologi, dengan program penanggulangan
ini mereka bisa mendapatkan itu semua.
Suryadi sebagai anak didikan Yayasan Akur Kurnia mengungkapkan
harapannya:42
“ya saya sih pengennya ada di sini karena saya tidak ada biaya, jadi
saya berharap bisa belajar dan dapat ijazah kaya anak-anak yang lain.”
Adapun semua program atau kegiatan yang ada dalam yayasan
didapatkan informasi dan keterangan dari anak jalanan. Program Malam Bina
Iman dan Taqwa (MABIT) merupakan pembentukkan karakter dan perilaku
anak jalanan yang menurut penulis merupakan program yang sesuai untuk
anak jalanan karena berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari di dalam
bermasyarakat.
42
Suryadi, Tanya Jawab Wawancara, (Jakarta: Yayasan Akur Kurnia, 2013)
59
Gambaran masyarakat terhadap anak jalanan terkadang cenderung ke
arah yang negatif. Program penaggulangan perilaku ini membentuk karakter
pribadi yang sopan, santun, normatif dan berpendidikan. Hasil yang
diharapkan adalah mereka dapat membuang semua perilaku yang dianggap
kurang baik oleh masyarakat pada umumnya. Seperti harapan seorang anak
jalanan yang ingin merubah dirinya:
“Saya sadar banget kalau anak jalanan dinilai masyarakat jelek, maka
dari itu saya berharap kalau saya mengikuti acara MABIT di sana saya
bisa nunjukin kalau anak jalanan juga sebenernya ingin jadi orang baik,
biar engga dinilai jelek gitu sama orang, bisa ngaji, rajin shalat gitu.”43
Peneliti melihat program pengembangan kreatifitas atau keterampilan
yang diberikan adalah tata boga, menjahit, dan perbengkelan.Program ini
diharapkan dapat membantu anak jalanan mendapatkan hasil atau upah
pengganti dari hasil mereka mengamen di jalan.Dengan program
pengembangan kreatifitas ini anak dapat menekuni keterampilannya tanpa
harus turun ke jalan lagi untuk mendapatkan uang sebagai simpanan mereka.
Salah satu pekerja sosial Saudara Dodi menyatakan sebagai berikut hal yang
menyangkut program untuk anak jalanan:
“Ya sejauh ini saya dan juga teman – temen yang lain yang satu profesi
juga satu yayasan kita mengadakan sekolah non formal dimana si anak
bisa belajar seperti anak-anak yang sekolah formal, terus pengembangan
kreatifitas bagi anak yang punya bakat, misalnya bakat apa nih menjahit
apa otomotif jadi kita beri dia pengajaran tentang bakatnya itu, dan yang
paling penting pembentukkan karakter si anak, kita disitu memberikan
dorongan dan motivasi agar si anak bangkit dan tidak kembali ke jalan
bisa dibilang pembentukkan akhlak dan moral dengan mengadakan
kegiatan mabit ( malam bina dan takwa ) seperti yang pernah kakak liat
dan ikuti beberapa waktu yang lalu.”
43
Erlangga, Adi.P, Tanya Jawab Wawancara, (Jakarta: Yayasan Akur Kurnia, 2013)
60
Dari keterangan di atas peneliti dapat menjelaskan bahwa anak jalanan
memiliki harapan dan cita-cita kelak, mendapatkan pengajaran dan
pendidikan dan dapat menjalani hidup normal seperti anak lainnya dan dapat
diterima di masyarakat dengan pengembangan keterampilan yang mereka
punya.
Penanggulangan perilaku anak jalanan membantu mengangkat citra anak
jalanan yang cenderung buruk di masyarakat. Prilaku membantu anak jalanan
meningkatkan rasa percaya dirinya untuk mampu bertindak mengikuti kata
hati, tidak selalu takut akan adanya ancaman dari pihak luar yang dapat
membahayakan dirinya. Selain itu kegiatan memberikan harapan kepada anak
jalanan untuk tidak turun ke jalan untuk tetap berada di Yayasan
mengembangkan segala keterampilan yang mereka miliki. Adapun harapan
Yayasan Akur Kurnia terhadap program penanggulangan perilaku
menyimpang anak jalanan adalah:
1. Para anak jalanan tidak lagi turun ke jalan (mengamen, nongkrong, dsb),
2. Memiliki Rasa percaya diri untuk maju dan berkembang,
3. Para anak jalanan mampu mengembangkan keterampilannya melalui
pengembangan kreatifitas,
4. Dapat beradaptasi dengan masyarakat dan lingkungan dengan berakhlak
karimah,
5. Para anak jalanan dapat berperan serta dalam pembangunan.
Begitu juga harapan anak jalanan terhadap program penanggulangan
perilaku adalah medapatkan pengajaran dan pengarahan dari para pekerja
sosial dengan baik dan ramah dalam melaksanakan tugasnya dan perannya di
61
yayasan. Para anak jalanan menjadikan para pekerja sosial sebagi figur intern
untuk mengajak mereka dan memberi kesadaran diri agar selalu berperilaku
baik dan menjadikan kebiasaan dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun
Harapan anak jalanan antara lain:
1. Mendapatkan pendidikan yang setara seperti anak lainnya,
2. Ingin menjadi anak yang baik,
3. Ingin memiliki keterampilan yang disalurkan oleh pekerja sosial di
yayasan,
4. Dan lain sebagainya.
Dengan demikian kesesuaian antara peran Yayasan Akur Kurnia dan
harapan anak jalanan dengan program penanggulangan perilaku menunjukkan
bahwa Kegiatan bimbingan keagamaan dibantu dengan pendidikan non
formal juga pengembangan kreatifitas yang dilaksanakan di Yayasan Akur
Kurnia, ternyata berperan sekali dalam upaya meningkatkan perilaku anak-
anak jalanan di Yayasan Akur Kurnia tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari
keaktifan anak-anak jalanan dalam melaksanakan ibadah sholat wajib lima
waktu, sunnah, puasa di bulan ramadhan, membaca al-Qur‟an, dan
melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian sosial, seperti
menolong orang yang kena musibah, menjenguk orang yang sedang sakit dan
lain sebagainya.
Sikap keberagamaan anak-anak jalanan yang ada di Yayasan Akur Kurnia
menunjukan frekuensi yang baik, walaupun tidak semua sikap keberagamaan
dilaksanakan sepenuhnya sesuai ajaran dan syari‟at Islam. Hal ini karena
lingkungan sekitar ikut mempengaruhi terhadap sikap keberagamaan mereka,
62
sehingga ada kesesuaian antara harapan anak jalanan dan harapan
masyarakat.
Para anak jalanan banyak merasakan senang dengan program yang
diberikan yayasan.Apabila terjadi sesuai ketidaksesuain yang menjadi
penghambat dalam program yang dilakukan yayasan terhadap anak jalanan,
maka pekerja sosial yang berada di yayasan cepat mengambil sikap dengan
melakukan pembicaraan dengan anak jalanan dan selanjutnya pekerja sosial
melakukan pendekatan dengan pekerja sosial lainnya atau perundingan dalam
menyelesaikan masalah.
Selain itu program penanggulangan di Yayasan Akur Kurnia menurut
pengamatan penulis bahwa pekerja sosial telah melaksanakan tugasnya dan
kewajiban sebagai pekerja sosial yang professional selektif, sehingga
memberikan penuh untuk ke depannya.
63
BAB V
SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pekerja sosial mempunyai kewajiban atau tugas di Yayasan Akur Kurnia
meliputi program-program yang diselenggarakan yaitu: penanggulangan anak
jalanan melalui penaggulangan karakter atau perilaku melalui Malam Bina
Iman dan Taqwa (MABIT) juga Pendidikan Non formal serta Pengembangan
Kreatifitas Anak.
a) Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) merupakan kegiatanyang di
dalamnya terdapat siraman rohani dari ustad atau tokoh masyarakat.
Diadakan pula zikir bersama, diskusi tentang keagamaan serta
diadakan shalat tahajud bersama. Guna mengajak anaka-anak untuk
berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku.
b) Pendidikan Non Formal memberikan pemberdayaan anak di sinilah
anak-anak yang tidak sekolah bisa belajar seperti anak lainnya yang
menimba ilmu di sekolah-sekolah formal. Mereka yang tidak
mempunyai biaya bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
tanpa harus memikirkan biaya sehingga mereka tidak berada di jalan
lagi.
c) Pengembangan kreatifitas diberikan oleh para pekerja sosial mengenai
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan untuk meningkatkan
kemampuan anak jalanan dalam berbagai jenis keterampilan usaha
atau kerja guna menunjang kebutuhan masa depannya. Pengembangan
64
ini dilatih oleh para pelatuh yang berpengalaman dan profesioanal
dalam bidangnya dan didampingi oleh para pekerja sosial.
2. Yayasan Akur Kurnia berperandalam program penanggulangan perilaku anak
jalanan. Adapun harapan yang diinginkan dari peran tersebut adalah dapat
membantu mengangkat citra anak jalanan yang cenderung buruk di
masyarakat. Membantu anak jalanan meningkatkan rasa percaya dirinya
untuk mampu bertindak mengikuti kata hati, tidak selalu takut akan adanya
ancaman dari pihak luar yang dapat membahayakan dirinya. Sangat
memberikan harapan kepada anak jalanan untuk tidak turun ke jalan untuk
tetap berada di yayasan mengembangkan segala keterampilan yang mereka
miliki.
3. Harapan anak jalanan dari program penanggulangan perilaku adalah mereka
mendapatkan hak-hak mereka sebagai anak seperti khalayak anak yang
lainnya yang tidak tinggal di jalan. Mendapatkan pelayanan yang baik dan
fasilitas yang mendukung segala kegiatan mereka. Mereka berpendapat ketika
berada di jalan mereka tidak mendapatkan pengetahuan dan teknologi,
dengan program penanggulangan ini mereka berharap bisa mendapatkan itu
semua.
4. Terdapat kesesuaian antara peran Yayasan Akur Kurnia dan harapan anak
jalanan dalam program penanggulangan perilaku menyimpang,dalam arti
semua unsur yang terkait dalam proses bimbingan telah berjalan sesuai
dengan yang diharapkan, walaupun tentunya masih terdapat kekurangan
seperti kurangnya minat dan kesadaran dari anak jalanan, kurangnya buku-
buku yang bernafaskan islam yang ada di yayasan tersebut yang
65
menyebabkan pengetahuan keagamaan mereka menjadi kurang luas,
kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan program ini, adanya
keterbatasan dana. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghambat proses
bimbingan di sana.
B. Saran
1. Para pekerja sosial diharapkan lebih meningkatkan profesionalisme
kewajian/peran dalam memberikan pengarahan dan pelayanan kepada anak
jalanan dengan mengikuti penataran-penataran yang bersifat mendidik dan
keilmuan sehingga pekerja sosial yang profesionalisme menghasilkan output
yang baik.
2. Yayasan Anak Jalanan lebih memperhatikan segala fasilitas atau sarana pra
sarana untuk melaksanakan segala program. Memperhatikan infrastuktur
gedung dan alat-alat yang diperlukan untuk pengembangan kreatifitas anak.
3. Pekerja sosial agar lebih menjaga dan memperhatikan kewajiban dan
perannya dengan baik sehingga antara pekerja sosial dengan anak jalanan
yang berada di Yayasan terjadinya kerja sama yang baik.
4. Dalam penelitian ini adanya keterbatasan waktu, oleh karena itu diharapkan
adanya kelanjutan untuk melakukan penelitian ini lebih baik lagi. Bila ada
kekurangan dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atmodjo, Noto. 2003. Pekembangan Psikologi. Jakarta.
Berry, David. 1995.Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta.
Darmin, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi,
Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti
Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, Dan Humaniora. Bandung:
Pustaka Setia.
Davies, Peter. 1994. Hak-hak Asasi Manusia . Jakarta: Yayasan Obor.
Departemen Agama RI . 1998. Al-Qur’an dan Terjemah (Ayat Pojok Bergaris).
Jakarta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Jakarta:Balai Pustaka.
Departemen Sosial RI.2006. Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta.
Garliah, Lili. 2004. Program Intervensi Dalam Penanganan Masalah Anak
Jalanan”.Jurnal Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran.
Universitas Sumatera Utara
Leonard F. Polhaupessy, Leonard F. Psi.1995. Perilaku Manusia. Jakarta.
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Mursalih. 2009. Pendidikan Non Formal Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi
anak Jalanan. Jakarta: Cipete Utara.
Nazir, Moh. Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
67
Nugroho, Heru.2000. Menumbuhkan Ide-ide Kritis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudrajat, Tata. 1996. Anak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai
Kebijaksanaan. Bandung: Yayasan Akatiga
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974.Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial. Jakarta:Biro Hukum Departeman Sosial RI
Wikipedia Indonesia, h.129
Internet
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-herinugrah-
24326-2-babii.pdf
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=13
&artid=21)
http://wwwdayatranggambozo.blogspot.com/2011/03/pengertian-
pekerjaan-sosial.html
http://riarezeki.blogspot.com/2009/04/definisi-pekerjaan-sosial-menurut-
ahli.html
http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-
Perilaku-Bentuk-Perilaku-dan-Domain-Perilaku.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertian-
anak-jalanan/#ixzz2CT5NXuTf
http://wawachayoo.blogspot.com/2012/07/pengertian-fungsi-dan-peran-
pekerja.html
PEKERJAAN ORANG TUA
AYAH IBU AYAH IBU
YAYASAN AKUR KURNIA
JL. H. Sidih Rt. 004 Rw.07 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati
Jakarta Timur 13540 Provinsi DKI JAKARTA TLP. ( 021 ) 8414363-87780791-98785456
PEND AKTIVITAS LOKASINAMA ORANG TUA
FOTO ANAK
1Muhammad
Dedy.S
Kp.Tengah Rt.012
Rw.04Jakarta 7/7/1995 L Paket.A Penyemir Sepatu
Ps.Induk
Kramatjati
NO NAMA ALAMAT TEMPAT TANGGAL LAHIR JK
2 Andi WijayaKp.Rambutan Rt.002
Rw.007Serang 10/3/1996 L
( Alm ) Muntimah ( Alm ) Buruh
3 Intan Nopiani Kp. Tengah Rt.007/04 Jakarta 8/23/2003 P Paket A PemulungPasar Induk Kr.
Jati
Pengupas
BawangSD Penyemir Sepatu
Ps.Induk
Kramatjati( Alm ) Sanah ( Alm )
4 Dede HasanudinKp. Rambutan Rt. 02
/07Serang 3/7/1994 L
Andi ( Alm ) Ida Alm Pengangguran
5 Akbar Kp. Tengah Rt.008/04 Jakarta 5/16/2000 L SD PemulungPasar Induk Kr.
Jati
Pengupas
BawangSMK Penyemir Sepatu
Pasar Induk Kr.
JatiAlm Sanah Alm
6 Abdul Rahman Kp. Tengah Rt.006/07 Jakarta 10/11/1995 L
Sanusi ( Alm ) Salmah AlmPengupas
Bawang
Pengupas
Bawang
Pengupas
BawangRiko Kp. Tengah Rt.006/07 Jakarta 11/1/1999 L
SMK Penyemir SepatuPasar Induk Kr.
JatiMemeh Titin Buruh
Paket A Penyemir SepatuPasar Induk Kr.
JatiSuwito Julaekah Kuli Panggul7
Pengupas
BawangRiko Kp. Tengah Rt.006/07 Jakarta 11/1/1999 L
Alm Maia Alm8 KOSIM Kp. Tengah Rt.007/04 Jakarta 9/25/1999 L
Paket A Penyemir SepatuPasar Induk Kr.
JatiSuwito Julaekah Kuli Panggul7
Andi Darussalam Kp. Tengah Rt.007/04 Jakarta 7/29/2001 L
Pengupas
BawangPaket A Pemulung
Pasar Induk Kr.
Jati
IRT
10 Anty Riany Kp. Tengah Rt.004/04 Jakarta 11/10/2000 P SD Pengamen Pasar Rebo
PengangguranPaket A PemulungPasar Induk Kr.
JatiRoni ( Alm ) Ani Alm9
12 Febri Kp. Tengah Rt. 07 / 04 Jakarta 4/28/2006 L
SD Pengamen Pasar Rebo Hamin Nisa Pengaguran11 Neneng Khorimah Kp. Gedong Rt. 01 / 12 Jakarta 25-03-2001 P
Tarzi Artiman BuruhIbu Rumah
Tangga
Pengamen Pasar Rebo
Pengupas
BawangPaket A Pengamen Pasar Rebo Otong Atun Pemulung
14 Titin Kp. Tengah Rt. 07 / 04 Jakarta '05-05-1999 P
Kasiman Kasmah ceraiPengupas
Bawang
Pengupas
Bawang
Pengupas
Bawang
13 Eki Nurkasniah Kp. Tengah Rt. 07 / 04 Jakarta 26-03-1996 P SMK
6/7/2004 P
SD Pengamen Pasar Rebo Sukisman Karsinah Pengaguran15 Juliastuti Kp. Tengah Rt. 07 / 04 Jakarta 08-07- 2002 P
SD Pengamen Pasar Rebo Otong Atun Pemulung
Pengupas
BawangSD Pengamen Pasar Rebo Runiar Mardiana Pemulung16 Runiar Kp. Tengah Rt. 07 / 04 Jakarta
17 Septyai Kp.tengah Rt008/04 Jakarta 8/9/1999 P Paket A Pengamen Pasar Rebo
18 Muhammad Ali Kp.tengah Rt07/04 Jakarta 5/9/2003 L
Acep nengsih pemulung pemulung
Acep nengsih pemulung pemulung
20 Wiwi Kp.tengahRt07/04 Jakarta 3/8/1998 P
Pengupas
Bawang
19 Sarah Kp.tengah Rt008/04 Jakarta 10/4/2002 P Paket A Pengamen Pasar Rebo
SD Pengamen Pasar Rebo Kasman Karti pemulung
Ubay Anih BuruhPengupas
Bawang
22 Ayu setianingsih Kp.tengah Rt04/04 Jakarta 23/07/1999 p
pemulung
21 Siti badilah Kp.tengahRt05/04 Jakarta 17/8/1999 p Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo Supriyanto Sriyanti pemulung
yayanMaemunah (
Alm )buruh Alm
24 Nurjanah kp.tengahRt07/04 Jakarta 4/10/1997 p
Pengupas
Bawang
23 Dertia Agustian Kp.tengah Rt08/04 Jakarta 20/8/1998 p Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo Daim Hani pemulung
Sukisman karsinah pengamenPengupas
Bawang
26 Rima Rafia'ah kp.tengahRt07/04 Jakarta 8/5/1996 p
Alm
25 Sulis tia ningsih Kp.tengahRt07/04 Jakarta 14/9/1996 p Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo wasirin kaslia(ALM) kuli panggul
pengamenPaket A Pengamen Pasar Rebo hendrik karsiti pemulung
26 Rima Rafia'ah kp.tengahRt07/04 Jakarta 8/5/1996 p
asrijal(alm) kustinah (alm) P.Asongan
28 Saepudin kp.tengah Rt004/04 Jakarta 11/25/2002 L
pengamen
27 Sarjono susukanRt05/07 Jakarta 7/3/2004 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo hendrik karsiti pemulung
karsipan supani pengaguran calo supir bus
30 Ayu Agustina kp.gedongRt01/12 Jakarta 12/8/1999 P
Ibu Rumah
Tangga
29Erlangga adi
pernanakp.gedongRt01/12 Jakarta 10/9/2003 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo Asupradi Satemi Buruh
udin Asmanah pemulung pengamen
32 Kristina Kp.tengahRt04/04 Jakarta 10/14/1998 P
PKL
31 Ira yuni astuti Kp.tengahRt07/04 Jakarta 8/12/2001 P SD Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo karyanto Niar Tanahu tukang ojek
Endang ( Alm
)Dewi Alm
Pengupas
Bawang
34 Hotman kp.gedongRt01/12 Jakarta 25/5/1997 L
PKL
33 Cecep Solihin Kp.Tengah Rt.007/07 Bandung 22/02/2000 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo Friyadi Risda Alm
Suyono jubaedah pengaguranPengupas
Bawang
pembantu rt
35 Andriansyah kp.gedongRt01/01 Jakarta 26/11/1996 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo simanjuntak komalasari pengaguran
Suyono jubaedah pengaguranPengupas
Bawang
36 Kolifatun Kp.Tengah Rt.007/04 Tegal 25/10/2002 P
35 Andriansyah kp.gedongRt01/01 Jakarta 26/11/1996 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar ReboWartejo ( Alm
)Siti Khodijah Alm
Zaenal Tarsiah Pemulung Pemulung
38 Risma febriana Kp.Tengah Rt.007/04 Purwodadi 7/2/2002 P
Pemulung
37 Irwanto Kp.Tengah Rt.007/04 Jakarta 8/19/2000 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
SD Pengamen Pasar Rebo Slamet Sarmina Pemulung
Tri Rosini Pemulung Pemulung
40 Nurhayati Kp.Tengah Rt.007/04 Jakarta 16/07/2000 P
39 Ahmad Said Kp.Tengah Rt.007/04 Purwodadi 23/11/2002 L SD Pengamen Pasar Rebo
TKW
Aripin Yati Supir AngkotIbu Rumah
Tangga
42Reza erward
pratamaKp.Tengah Rt.004/04 Jakarta 21/5/2004 L
Pengamen
41 Minah Kp.Tengah Rt.005/04 Pekalongan 10/10/2001 P SD Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo Johani Isa Pemulung
Watam Sumiyati Supir KabapinIbu Rumah
Tangga
44 Supriyadi Kp.Tengah Rt.005/04 Jakarta 5/21/1999 L
Pengamen
43 Puspa Dewi Kp.Tengah Rt.004/04 Jakarta 11/8/1999 P SD Pengamen Pasar Rebo
Paket A Pengamen Pasar Rebo Andiko Vina supir bus
Ibu Rumah
TanggaSD Pengamen Pasar Rebo Ahmad Alinda Jumiyati Kuli
Joko Juhanah KuliIbu Rumah
Tangga
46 Ali Agung Kp.Tengah Rt.005/04 Jakarta 9/14/1999 L
45 Erika Kp.Tengah Rt.012/02 Jakarta 29/02/1999 P Paket A Pengamen Pasar Rebo
Iskak Nur Pengangguran Pengangguran
48 Desi aryanti Kp.Tengah Rt.001/12 Padang 8/3/1996 P
Ibu Rumah
Tangga
47 SudimaraEmperan Lampu
Merah Ps.Rebo
Rangkas
Bitung3/25/1998 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
SD Pengamen Pasar Rebo Santoso Mutijah Parkir.Pasar
49 TeguhEmperan Lampu
Merah Ps.ReboBogor 9/14/1999 L Paket A Pengamen Pasar Rebo
Pengupas
BawangPaket A Pengamen Pasar Rebo Iwan ( Alm ) Juhanah Alm
50 Sumarni Kp.Tengah Rt.005/04 Jakarta 9/15/1999 P
Untung Giyanti T.OjekIbu Rumah
Tangga
51 Herni ErnawatiEmperan Kolong
CiliwungCiamis 1/1/1997 P Paket A Pengamen Pasar Rebo
P.AsonganSD Pengamen Pasar ReboSunaryo ( Alm
)Kaniyah Alm
52 Siti Juleha Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 5/26/2000 P
Ahmid Yati BuruhIbu Rumah
Tangga
Fathul Manan Hartini BuruhIbu Rumah
Tangga
54 Suryadi Kp.Tengah Rt.007/04 Jakarta 5/25/1997 L
Pengupas
Bawang
53 Purkasih Kp.Tengah Rt.004/04 Jakarta 5/5/1997 P SD Pengamen Pasar Rebo
SD Pengamen Pasar Rebo Sadi ( Alm ) Taryuni Alm
Pengupas
BawangSMP Pengamen PGC.CILILTAN Kasta Suripah Pengangguran
54 Suryadi Kp.Tengah Rt.007/04 Jakarta 5/25/1997 L
Sumarno (
Alm )Indart Alm
Ibu Rumah
Tangga
56 Kristianingsih Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 23/08/2002 P
Pengupas
Bawang
55 Willi Pamungkas Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 2/4/2000 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
SMP Pengamen PGC.CILILTAN Kasta Suripah Pengangguran
Martani Nurmata BuruhIbu Rumah
Tangga
58 Sahrul Riansjah Kp.Tengah Rt.007/04 Jakarta 7/17/2001 L
Pengupas
Bawang
57 Ridwan MaulanaCililitan besar
Kp.Keramat PGCJakarta 23 Januari 2000 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
SD Pengamen PGC.CILILTAN CARTA SUWARNI Kuli
ARIS.S PONIRAH Buruh PKL
60 Erlangga Linadi Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 23/02/2002 L
Ibu Rumah
Tangga
59 Ayu Tiaswaty Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 20/05/2001 P SD Pengamen PGC.CILILTAN
SD Pengamen PGC.CILILTAN Prsaulin Sri Rahayu Buruh
Budi Mulyono Mulyani BuruhPengupas
Bawang
62 ALFIAN Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 10/10/2001 L
Ibu Rumah
Tangga
61 Sigit Mulyono Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 4/9/1999 L SMP Pengamen PGC.CILILTAN
SD Pengamen PGC.CILILTAN SURYADI LINDA Buruh
ARMAN SUPARMI PengangguranIbu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga
63 AAN ANTIKA Kp.Tengah Rt.12/04 Jakarta 23/12/1998 P SD Pengamen PGC.CILILTAN
Paket A Pengamen PGC.CILILTAN M.SOLEHDIAN
SUMIARTIBuruh
ARMAN SUPARMI PengangguranIbu Rumah
Tangga
64 Tony SaputraKp.Rambutan Rt.004
Rw.003Jakarta 17-08-1998 L
63 AAN ANTIKA Kp.Tengah Rt.12/04 Jakarta 23/12/1998 P SD Pengamen PGC.CILILTAN
Sanusi Ani Kuli PanggulPengupas
Bawang
66 Ali WardanaKp.Tengah Rt.008
Rw.04Jakarta 8/7/1997 L
Pengamen
65 Aris MunandraKp.Tengah Rt.006
Rw.07Jakarta 12/1/1998 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
SD Pengamen PGC.CILILTAN Ramdani Intisari Pengangguran
Agus Dian Supir AngkotPengupas
Bawang
68 Andri Agustin Kp.Tengah Rt.12/04 Jakarta 23/08/2004 L
Pengupas
Bawang
67 Dedy SaputraKp.Tengah Rt.012
Rw.03Jakarta 21-01-1998 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
Paket A Pengamen PGC.CILILTAN Ruah Dayem Pemulung
Suhanda Sumiyati BuruhPengupas
Bawang
70 Nanda Prasetya Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 3/31/2003 L
Ibu Rumah
Tangga
69 Dhani Saputra Kp.Tengah Rt.002/04 Jakarta 21/05/2001 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
Paket A Pengamen PGC.CILILTAN Wasdi Maisunah Pengangguran
Matori Yulianti BuruhIbu Rumah
Tangga
72 Sandra Asmara Kp.Tengah Rt.001/07 Jakarta 1/10/1998 P
Pengupas
Bawang
71 Dimas Hernanda Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 9/23/1999 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
SD Pengamen PGC.CILILTAN Djufri Suprapti Kuli
Kuli CuciPaket A Pengamen PGC.CILILTAN Suherman Sri Kasih Kuli
Sahrul Sri Rahayu BuruhIbu Rumah
Tangga
74 SaepudinKp.Tengah Rt. 005 /
04Jakarta 1/2/1998 L
73 Robi Setiawan Kp.Tengah Rt.001/07 Jakarta 8/18/2003 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
NursidikUpik
SuspayatiPengangguran
Ibu Rumah
Tangga
76 Syaiful Fatah Kp.Tengah Rt. 08 / 04 Jakarta 12-01-1999 L
Ibu Rumah
Tangga
75 Ilham SidikKp.Tengah Rt. 004 /
04Jakarta 5/14/1998 L Paket A Pengamen PGC.CILILTAN
Paket A Pengamen PGC.CILILTAN Santoso Yatini Pengangguran
Ruah Dayem PemulungPengupas
Bawang
78 Kartika Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 5/4/1998 P
Pengupas Bwng
77 Riskyana Kp. Tengah Rt. 08 / 04 Jakarta 15-06-2002 P SD Pengamen PGC.CILILTAN
SD Pengamen PGC.CILILTAN Agus Nunung Kuli Panggul
79Riki Nanda
BudimanKp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 6/10/2001 L SD Pengamen PGC.CILILTAN
Pengupas
BawangSMP Pengamen PGC.CILILTAN Sugiyanto Sumanah Kuli
80 Melinda Kp.Tengah Rt.008/04 Jakarta 5/29/1999 P
Saman Mujianti BuruhPengupas
Bawang
Pengupas
Bawang
Pedagang
Asongan7/15/1999 L
SD Pengamen PGC.CILILTAN Hadi Supeno Supriyati Buruh
82 Kurniawan WahidKp. Tengah Rt
009/004Jakarta 12/11/2000 L
SD Pengamen PGC.CILILTAN Junesdi Sunarti Kuli81 Kiki HendrawanKp. Tengah Rt
009/004Jakarta
Pengupas
BawangPaket A Pengamen PGC.CILILTAN Safarudin Furyotin Buruh
82 Kurniawan WahidKp. Tengah Rt
009/004Jakarta 12/11/2000 L
L Paket A Pengamen PGC.CILILTAN
Pengupas
BawangPaket A Pengamen PGC.CILILTAN Safarudin Furyotin Buruh
84 NOVI YANTIKP.TENGAH
RT.005/04Jakarta 3/11/2001 P
Wasdi Maisunah PengangguranIbu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga
83 HERIKP.TENGAH
RT.012/04Jakarta 9/4/1997
85 SISKAKP.TENGAH
RT.005/04BOGOR 24/09/2000 P
SD Pengamen PGC.CILILTAN SUGIYONO INDARTI Buruh
Paket A Pengamen PGC.CILILTAN DURACHIM MURNI Pengangguran
87 Mega LarasKp. Lembur RT. 09 /
01Jakarta 24-01-1997 P SMP Pengamen Garuda.TMII
P.AsonganPaket A Pengamen PGC.CILILTANALHABU
TONYROKMAYA Buruh86 Aldi Mahendra CILILITAN Jakarta 28/04/2000
17-03-1994 P
Hendrik Yati P.Asongan Pengamen
L
89 RusdiantoPondok Gede Rt. 03 /
11Klogat 01-06-2003 L SD Pengamen Garuda.TMII
PengamenPaket B Pengamen Garuda.TMII Johan Halimah Alm88 Satuni Pinang Ranti Rt.2/2 Jakarta
Pengamen
91 Dandi Jawa, Semarang Jakarta 8/30/1998 SD Pengamen Garuda.TMII
SD Pengamen Garuda.TMII Alm Yani Alm
Alm Rani Alm Pengamen
90 KrisnaPondok Gede Rt.
01/07Jakarta 2/2/2000 L
Alm Ati Alm Pengamen
91 Dandi Jawa, Semarang Jakarta 8/30/1998 SD Pengamen Garuda.TMII
Pengamen
93 NurlinaPinang Ranti Rt. 02 /
02Jakarta 08-02-1995 P Paket A Pengamen Garuda.TMII
SMP Pengamen Garuda / TMIIAl Mark ( Alm
)Erlinda Alm
Alm Ati Alm Pengamen
92 Nasrul Kp. Dukuh Rt. 05 /04 Jakarta 3 Juni 1997 L
Buruh
95 Rama Jakarta Bogor 10/27/1996 P SD Pengamen Garuda.TMII
Paket A Pengamen Garuda.TMII Sanih Nita P. Asongan
Suryadi Eli Supir ( Tmbk ) Buruh
94 AndiniKp. Lembur RT. 01 /
06Bogor 09-04-1996 P
Alm
97 Aldi HidayatullahPinang Ranti Rt. 04 /
02Jakarta 02-10-2002 L SD Pengamen Garuda / TMII
Paket B Pengamen Garuda.TMII M. SdiikUniyanti ( Alm
) T.Ojek
Erni Ela Dagang Pegawai
96 Sari tilawahPinang Ranti Rt. 02 /
02Bogor 02-03-1997 P
P. Sayur
99 Lina MeleniaLubang Buaya Rt. 013
/ 09Jakarta 1/21/2000 P SD Pengamen Garuda / TMII
SMP Pengamen Garuda / TMII Janus Desli Kuli Bangunan
Alm Leni Alm Buruh
98 La RismaLubang Buaya Rt. 013
/ 09Jakarta 24-01-1996 P
Ibu Rumah
TanggaSD Pengamen Garuda / TMII Herman Sri Yanti Pengangguran
Janus Desli Kuli Bangunan P.Sayur
100 HendiLubang Buaya Rt. 013
/ 09Bogor 3/9/2004 L
101 Arda Saputra Kp.Lembur Rt.09/01 Jakarta 2/17/2004 L SD Pengamen Garuda / TMII
Supir ( Tmbk )Ibu Rumah
Tangga
103Marcellino
Trefers.SKp.Lembur Rt.09/01 Jakarta 10/24/2004 L SD
L SD Pengamen Garuda / TMII Soeryadi Ellina
Sarip ( Alm ) Leni Alm P.Asongan
102 Ardiansyah Kp.Lembur Rt.09/01 Jakarta 10/10/2004
Abdurahman Tursini PKLPengupas
Bawang
105 Surya Kencana Pd.Gede Jakarta 23 Mei 2002 L
104 BambangJl. Kp. Dukuh
Rt.005/07Jakarta 5 April 2001 L SD Pengamen Garuda / TMII
Pengamen Garuda / TMII Hendriko Kusniati P.Asongan Pengamen
Ikal Uni PengamenIbu Rumah
Tangga
107 MardiadmanJl.Pinang Ranti
Rt.002/02Jakarta 9/9/1995 L
Kuli Cuci
106 Dony Garuda Jakarta 8/1/1998 L Paket A Pengamen Garuda.TMII
SD Pengamen Garuda / TMII Sugih Yani Pengangguran
Sardi Darinah Pemulung Pemulung
109 Maysaroh Kp.Dukuh Rt.007/05 Bogor 2/7/1995 P
P.Asongan
108 Linda TitaniaJl.Pinang Ranti
Rt.002/02Jakarta 27/06/1999 P SD Pengamen Garuda / TMII
Paket B Pengamen Garuda / TMII Ngadiri ( Alm ) Maryam Alm
Hasan SumarniTukang.Sapu
JalananPKL
Pengupas
Bawang
110 Asep Pd.Gede Jakarta 1/18/1998 L Paket A Pengamen Garuda / TMII
Paket A Pengamen Garuda / TMIISumardi ( Alm
)Anah Alm
111 Rahmat HidayatJl. Pinang Ranti
Rt.12/01 MakasarJakarta 2/2/1995 L
Iras Isah Supir Angkot PKL
113 Randi Jl. Pinang Ranti
Rt.02/02 MakasarLampung 14/01/1996 L
PKL
112 RakaJl. Pinang Ranti
Rt.11/06 MakasarJakarta 23/07/1996 L Paket A Pengamen Garuda / TMII
Paket B Pengamen Garuda / TMII Rasman Fatimah PKL
Haris Meti Pengangguran Pengamen
115 Riki SetiabudiJl. Pinang Ranti
Rt.02/02 MakasarJakarta 17/05/1996 L
Alm
114 NURMAN Pd.Gede Bogor 1/29/2001 L SD Pengamen Garuda / TMII
Paket A Pengamen Garuda / TMII M.Sidik ( Alm )Sanamah (
Alm )Alm
Amin AtinTukang.Sapu
JalananKuli Cuci
117 NandaJl. Pinang Ranti
Rt.13/02 MakasarJakarta 20 April 2004 P
Ibu Rumah
Tangga
116 Fandi Kp.Dukuh Rt.008/05 Jakarta 1/1/1999 L Paket A Pengamen Garuda / TMII
Paket A Pengamen Garuda / TMII Pardi Siti Kuli Bangunan
Al Mark ( Alm
)Erlinda Alm
Ibu Rumah
Tangga
Mengetahui,
Ketua Yayasan Akur Kurnia - Rumah Singgah
Alm
118 FitriyanaJl. Pinang Ranti Rt
002/Rw 002Padang 10/1/1998 P SMP Pengamen Garuda / TMII
SD Pengamen Garuda / TMII Yadi ( Alm ) Tini ( Alm ) Alm
9 Anak L : 8 P: 1 Korlap:Ibu Suryani & Otong Peti
44 Anak L: 18 P: 26 Saksi Peksos : Erlina Hayati, S.sos. KorLap:Bpk.Syarif & Ibu Yanti
33 Anak L: 24 P: 9 Sakti Peksos : Acep Dede WP, S.ST.KorLap:Ibu Maisunah & Bpk.Hasan
32 Anak L: 19 P: 13 Sakti Peksos : Sandy Pradeka Rachmat, S.ST.KorLap:Ibu Linda.S
118 Anak
KARLINA
Kantong Pasar Induk :
Kantong Pasar Rebo :
Kantong PGC.Cililitan :
Kantong Garuda TMII :
JUMLAH KESELURUHAN :
Sakti Peksos : Acep Dede WP, S.ST.KorLap:Ibu Maisunah & Bpk.Hasan
Wawancara Kepala Yayasan
Nama : H. Otong Suryana, S. H
Umur : 40 Thn
Asal : Jakarta
Alamat : Jakarta Timur
1. Pernahkah anda menggali dan mendengar anak jalanan mengutarakan
kebutuhan dan keinginan untuk berubah menjadi diri yang lebih baik?
Jawab : sering bangat saya denger ka, ya saya cuma bisa ngasih pendapat.
2. Cara apa saja yang digunakan oleh yayasan untuk penanggulangan
perilaku anak jalanan?
Jawab : eemm...kalau saya biasanya pendekatannya nongkrong di lampu
merah bareng anak jalanan, saya sosialisasi dengan anak jalanan, trus si
anak jalanan mengisi formulir bagi yang siap untuk di didik dan
menginterprensi supaya anak-anak tidak kembali ke jalanan ka.
3. Saat menentukan program, faktor apa yang pertama anda pikirkan agar
target tercapai tepat sasaran?
Jawab : Pengembangan karakter, pemberian kreatifitas, pendidikan dan
acara mabit yang di lakukan pada malam minggu awal itu aja kurang
lebihnya ka
4. Apa alasan anda menentukan program tersebut?
Jawab : alasan saya sih karena program tersebut yang pernah saya pelajari
pada waktu saya belajar ilmu sosial dan yang sudah diterapkan di yayasan
lain dan Alhamdulilah hasil dari itu baik dan tepat sasaran ka
5. Menurut anda, faktor apa saja yang anda pikirkan agar target tercapai tepat
sasaran?
Jawab : heemmm..memberikan web (jaringan) dan usaha guna
memperkuat usaha keluarga (UEP) Usaha Ekonomi Produktif, Merujuk
anak jalanan untuk tinggal di panti pemerintah yang sarana dan
prasarannya lebih memadai, terus juga Terminasi yaitu pembekalan
keterampilan dan penetapan kerja yang diperuntukan kepada anak jalanan
yang telah lama belajar di yayasan ini.
6. Hambatan apa yang anda terima saat menanggulangi anak jalanan?
Jawab : eemmm..biasanya ketidakpedulian orangtua si anak terhadap
program yang diberikan oleh yayasan juga ketidakpedulian anak jalanan
itu sendiri.
7. Bagaimana model penanggulangan anak jalanan di yayasan selama ini?
Jawab : ya penanggulangannya cara yang biasa aja si eemm..yayasan
mengumpulkan anak jalanan di empat bagian, pgc, tmii, pasar rebo dan
pasar induk mereka semua dibina dan diberi pelatihan seperti bengkel, dan
seni islami kemudian dari yayasan pun tidak membedakan ras dan agama.
Wawancara Pekerja Sosial
Nama : Sandi, S. Sos
Umur : 28 Thn
Asal : Jakarta
Alamat : Jakarta Timur
1. Pernahkah anda menggali dan mendengar anak jalanan mengutarakan
kebutuhan dan keinginan untuk berubah menjadi diri yang lebih baik?
Jawab : Pernah, yang saya biasa liat itu minta uang untuk biaya sehari-
hari, rekreasi dan pembuatan kreatifitas.
2. Cara apa saja yang digunakan oleh yayasan untuk penanggulangan
perilaku anak jalanan?
Jawab : emm..caranya yang saya tahu Assesment dan Intervensi.
3. Saat menentukan program, faktor apa yang pertama anda pikirkan agar
target tercapai tepat sasaran?
Jawab : ya menurut saya faktor yang penting itu pengembangan karakter,
pemberian kreatifitas dan pendidikan non formal
4. Apa alasan anda menentukan program tersebut?
Jawab : Agar anak-anak tersebut bisa hidup mandiri dan tidak kembali ke
jalanan
5. Menurut anda, faktor apa saja yang sangat mendukung keberhasilan
penanganan anak jalanan?
Jawab : nah kalau itu sih ada yang benar-benar memperhatikan dan
mengikuti program yang diberikan yayasan kepada anak tersebut dan
hasilnya mereka tidak lagi turun ke jalanan
6. Dalam upaya penanggulangan atau pembinaan terhadap anak jalanan,
apakah memerlukan dukungan dari pihak lain? Berikan alasannya!
Jawab : wahh iya sangat perlu, supaya program juga bisa berjalan dengan
lancar
7. Hambatan apa saja yang mempengaruhi program yang anda lakukan?
Jawab : ya hambatan sih ada saja, ada anak yang cuek dan tidak peduli
terhadap program yang diberikan yayasan sehingga hasilnya pun anak
masih turun ke jalanan.
Wawancara Anak jalanan
Nama : Suryadi
Umur : 16 Tahun
Asal : Jakarta
1. Sudah berapa lama adik berada di yayasan ini?
Jawab : eemmm, Sudah sih kira-kira 4 tahunan ka
2. Kenapa adik bisa turun ke jalan?
Jawab : yah abis mau ngapain lagi ka saya udah enggak sekolah
3. Maaf ya de sebelumnya, kebanyakan orang menilai kalau anak jalanan itu
imagenya kurang baik,apa ade pernah mendengar itu? Apa ade punya
harapan untuk bisa menjadi yang lebih baik dari sekarang?
Jawab : Saya sadar banget kalau anak jalanan dinilai masyarakat jelek,
maka dari itu saya berharap kalau saya mengikuti acara MABIT di sana
saya bisa nunjukin kalau anak jalanan juga sebenernya ingin jadi orang
baik, biar engga dinilai jelek gitu sama orang, bisa ngaji, rajin shalat gitu.
4. Menurut adik, apakah yayasan ini membantu adik mendapatkan kegiatan-
kegiatan positif?
Jawab : lumayan membantu ka, saya dan teman teman bisa belajar sambil
berkreasi ka,,hehehe dengan senyum malu.
5. Program apa yang diberikan yayasan untuk menaggulangi anak jalanan?
Jawab : apa ya, saya tahunya si Mabit (malam bina dan taqwa),
pendidikan non formal, dan kreatifitas. Kalau yangg bisa jahit ya jahit,
bengkel ya bengkel itu aja ka
6. Dari program sekolah, keagamaan sama keterampilan? ade ikut program
itu? Kemudian apa harapan ade sendiri ada di yayasan ini?
Jawab : ya saya sih pengennya ada di sini karena saya tidak ada biaya,
jadi saya berharap bisa belajar dan dapat ijazah kaya anak-anak yang lain.
Kalau agama setau saya MABIT, saya juga ikut itu agama semua dah.
keterampilan saya masih belajar-belajar. Hehehe.....
7. Apakah pendapat adik sendiri program ini sudah berjalan dengan baik?
Jawab : emmm, baik ka temen- temen jadi enggak keseringan di jalan
8. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial di yayasan ini?
Jawab : bagus ka, apalagi dateng kakak jadi enak dah hehehe becanda ka
ya pokoknya pelayanan disini bagus dah
9. Besarkah peran pekerja sosial yayasan ini untuk para anak jalanan?
Jawab : besar banget ka , pak haji ( ditujukan untuk ketua yayasan )
membantu saya juga temen – temen yang tertangkap pada saat razia trus
dibawa pulang ke yayasan trus dinasehatin biar gak turun lagi ke jalan
terus lagi banyak kegiatan yang di kasih ka di yayasan buat saya .
Wawancara Anak jalanan
Nama : Akbar
Umur : 13 Tahun
Asal : Jakarta
1. Sudah berapa lama adik berada di yayasan ini?
Jawab : belom terlalu sih ka,saya baru setahun setengah ka
2. Kenapa adik bisa turun ke jalan?
Jawab : abis gimana ka saya udah kagak sekolah daripada bengong
dirumah saya ngamen aja kan dapet duit ka,,hehehe ( sambil menunjukan
raut muka yang gembira )
3. Maaf ya de sebelumnya, kebanyakan orang menilai kalau anak jalanan itu
imagenya kurang baik, apa ade pernah mendengar itu? Apa ade punya
harapan untuk bisa menjadi yang lebih baik dari sekarang?
Jawab : biarin aja dibilang gitu,abisnya saya dari pada ga dapet duit,
pengen si jadi lebih baik.
4. Menurut adik, apakah yayasan ini membantu adik mendapatkan kegiatan-
kegiatan positif?
Jawab : iya ka,bagus kan saya kaga sekolah jadi pas saya di yayasan pa
haji saya bisa belajar dah.
5. Program apa yang diberikan yayasan untuk menaggulangi anak jalanan?
Jawab : program? Apaan ya? Saya pernah si ikut program dari sini Mabit
(malam bina dan taqwa), sekolah gratis kaya sekolahan beneran, saya juga
ikut ngebengkel di suruh yang ngajar di sini.
6. Di yayasan kakak denger ada program sekolah juga, ade ikut program itu?
Kemudian apa harapan ade sendiri ada di yayasan ini?
Jawab : ikut ka, sekolah SMP saya. Saya pengennya bisa sekolah kaya
anak-anak lain. Emak bapak saya ga punya duit buat nyekolain.
7. Apakah pendapat adik sendiri program ini sudah berjalan dengan baik?
Jawab : baik baik aja ka , ( Menujukan muka kaya orang bingung )
8. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial di yayasan ini?
Jawab : baik juga si, sopan ngajarnya ka sabar-sabar lagi kakak-kakak nya
walau ada yang jutek dan galak hahahahaha tapi baik ko orangnya.
9. Besarkah peran pekerja sosial yayasan ini untuk para anak jalanan?
Jawab : besar ka, nolongin saya pas saya kena razia di PGC cililitan ma
anak- anak yang laen lagi pada nongkrong abis ngamen di tangkep sat pol
pp yah pokoknya ada lagi ka cuman saya cape ka maklumin dah ya ka.
Wawancara Anak jalanan
Nama : Nanda
Umur : 10 Tahun
Asal : Jakarta
1. Sudah lamakah adik berada di yayasan ini?
Jawab : udah ka, saya dari umur berapa ya 8 tahun
2. Kenapa adik bisa turun ke jalan?
Jawab : pertamanya sih kasian ka, emak bapak saya udah kagak kerja ka
makanya saya bantuin buat nayari duit ngamen dah dijalanan.
3. Maaf ya de sebelumnya, kebanyakan orang menilai kalau anak jalanan itu
imagenya kurang baik, apa ade pernah mendengar itu? Apa ade punya
harapan untuk bisa menjadi yang lebih baik dari sekarang?
Jawab : iya, pengen.
4. Menurut adik, apakah yayasan ini membantu adik mendapatkan kegiatan-
kegiatan positif?
Jawab : iya ngebantu ka, saya gak punya duit tapi bisa sekolah ka.
5. Program apa yang diberikan yayasan untuk menaggulangi anak jalanan?
Jawab : saya sering disuruh bantu-bantu buat kerajinan tangan, terus juga
tiap minggu ada mabit kaya ceramah agama gitu, banyak dah tapi saya
lupa hehe...
6. Di yayasan kakak denger ada program sekolah juga, ade ikut program itu?
Kemudian apa harapan ade sendiri ada di yayasan ini?
Jawab : ikut ka, saya bisa belajar sama bisa dapet duit sendiri dari bikin-
bikin kerajinan dah.
7. Apakah pendapat adik sendiri program ini sudah berjalan dengan baik?
Jawab : kalau kata saya si iya baik ka
9. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial di yayasan ini?
Jawab : orangnya baik-baik, sopan, udah gitu sering nasihatin kalau kita
salah pernah dikasih duit juga ka pas saya blom makan
10. Besarkah peran pekerja sosial yayasan ini untuk para anak jalanan?
Jawab : besar juga ka ,,hehehe (sambil menunjukan muka bingung )
Wawancara Pekerja Sosial
Nama : M. Dodi S.Sos
Umur : 33 Thn
Asal : Bandung
1. Pernahkah anda menggali dan mendengar anak jalanan mengutarakan
kebutuhan dan keinginan untuk berubah menjadi diri yang lebih baik?
Jawab : wah iya sudah pasti,sempat saya ngobrol sama anak jalanan
sebenarnya sebagian mereka itu ingin seperti anak normal lainnya, bisa
sekolah beli ini beli itu apalagi untuk berubah jadi lebih baik Cuma saja
faktor keadaan yang tidak memungkinkan
2. Cara apa saja yang digunakan oleh yayasan untuk penanggulangan
perilaku anak jalanan?
Jawab : eemm..kita sebagai pekerja disini memberikan sedikit wejangan
kepada si anak atau mengajak mereka untuk tinggal di yayasan dan akan
kita berikan sarana yang bisa membuat mereka merasa bahwa kehidupan
yang akan dirasakan disini bermanfaat bagi kehidupan mereka
dibandingkan di jalanan kemudian memberikan spirit dan motifasi agar
anak – anak ini bisa terus semangat belajar guna meraih masah deoan yang
lebih baik
3. Saat menentukan program, factor apa yang pertama anda pikirkan agar
target tercapai tepat sasaran?
Jawab : ya sejauh ini saya dan juga teman – temen yang lain yang satu
profesi juga satu yayasan kita mengadakan sekolah non formal dimana si
anak bisa belajar seperti anak-anak yang sekolah formal, terus
pengembangan kreatifitas bagi anak yang punya bakat, misalnya bakat apa
nih menjahit apa otomotif jadi kita beri dia pengajaran tentang bakatnya
itu, dan yang paling penting pembentukkan karakter si anak, kita disitu
memberikan dorongan dan motivasi agar si anak bangkit dan tidak
kembali ke jalan bisa dibilang pembentukkan akhlak dan moral dengan
mengadakan kegiatan mabit ( malam bina dan takwa ) seperti yang pernah
kk liat dan ikuti beberapa waktu yang lalu
4. Apa alasan anda menentukan program terebut?
Jawab : sebenernya tujuannya sih satu ka lutfi yaitu, supaya si anak tidak
turun lagi ke jalan dan bisa mendapatkan pemberdayaan yang layak bagi
anak seusia mereka
5. Menurut anda, factor apa saja yang sangat mendukung keberhasilan
penanganan anak jalanan?
Jawab : ya kembali kepada si anak lagi ka, kalau kita jalanin program tapi
si anak sendiri tidak mau kita mau membuat program itu untuk siapa? jadi
anak jalanan itu sendiri juga orangtua dari si anak jalanan yang jadi faktor
utama dari program kita
6. Dalam upaya penanggulangan atau pembinaan terhadap anak jalanan,
apakah memerlukan dukungan dari pihak lain? Berikan alasannya!
Jawab : jelas, kita perlu sekali ka seperti hadirnya dari teman – teman
mahasiswa dulu yang membatu mengajar di yayasan ini untuk anak – anak
kami , kemudian dari polsek kramat jati yang senantiasa memberikan
pelayanan kepada anak jalanan salah satu contoh beberapa waktu lalu ka
ada salah satu dari anak kita yang di perkosa di bawah jalan tol kemudian
dengan keterangan dari anak-anak kita kemudian kita langsung melapor
dan masalah ini langsung di tanggapi dan ditindak lanjuti oleh bapak dan
ibu polisi sektor kramat jati itu aja ka masih banyak sih yang lain ( sambil
menunjukan muka yang lelah )
7. Hambatan apa saja yang mempengaruhi program yang anda lakukan?
Jawab : hambatannya sih ga jauh-jauh ya, kadang anak itu sendiri yang
males ngikutin program kita ujung-ujungnya balik lagi ke jalanan apalagi
lebih beratnya dari si orangtua juga ya ka ga mendukung dengan program
yang ada di yayasan ini ka.
Wawancara Masyarakat
Nama : Ustad M. Suhandi
Umur : 26 Tahun
Alamat : Jakarta Timur
1. Bagaimana pandangan anda terhadap anak jalanan ni ustadz?
Jawab : Menurut saya mah ni ya, mau dia anak jalanan, anak kampus, anak
kantoran semua sama aja. Di mata Allah kan semua ga diukur dari situ. Cuma satu
Tawqa yang membedakan derajat manusia di mata Allah. Anak jalanan kan
manusia juga jadi sama aja ma kita-kita, Cuma aja dia pada tinggal di jalan, nah
itu yang bikin orang jadi ngerasa beda. Padahal mah kita di mata allah sama aja
sebagai makhluk ciptaanNya gitu.
2. Bagaimana pendapat ustadz tentang image negatif masyarakat terhadap anak
jalanan?
Jawab : Kalau saya pribadi sih tidak memikirkan orang lain ya lutfi, yang
terpenting saya pribadi tidak menganggap anak jalanan itu selalu negatif.
Sebenernya mah mereka hanya butuh tuntunan dan bimbingan dari kita nih.
Bimbingan akhlak, bimbingan yang sifatnya rohani. Menjelaskan kepada mereka
nih bagaimana sesungguhnya akhlak yang baik terhadap orangtua, sesama temen,
masyarakat. Bahkan akhlak sehari-hari yang diajarkan oleh Nabi.
3. Berdasarkan program yang yayasan lakukan, apakah dalam diri anak jalanan
masih diharapkan untuk bisa berubah menjadi yang lebih baik?
Jawab : Menurut saya iya, setiap manusia kan pasti ada perubahan dalam dirinya.
Yang jelas dari program yang yayasan akur kurnia ini buat banyak hal positif yang
saya lihat. Contoh ni bang lutfi, si anak jadi sering shalat berjamaah tuh gara-gara
sering ada acara mabit di sono. Si anak juga jadi membiasakan melakukan sesuatu
berdasarkan nilai agamais. Si anak juga bisa sekolah dapetin ijazah paket c. Kan
kalau begitu berarti dia ada di yayasan karena dia kepengen berubah yang jadi
anak jalanan jadi bisa sekolah, ngaji dan ikut kegiatan lainnya.
4. Upaya apa ustadz yang dapat dilakukan dalam upaya membantu mencari solusi
penanggulangan perilaku anak jalanan?
Jawab : Solusinya itu bisa dari bibingan keagamaan ya, anak-anak di ajarkan
bagaimana bersikap yang baik atau bisa berakhlakul karimah dengan memberikan
ceramah, ngajak shalat jamaah bareng, memberikan nasihat-nasihat, biar si anak
tau tuh apa-apa yang baik dan apa-apa yang harus ditinggalkan. Nih kaya program
mabit ni sebenernya ada manfaatnya anak di ajak tahajud bareng, ngaji, ceramah,
jadi si anak lama-lama kebiasaan dan emang udah nanemin dalam dirinya apa
yang udah diajarin tuh.
5. Apa harapan ustadz dari program ini?
Jawab : Menurut agama manusia diukur berdasarkan tingkat ketakwaannya
kepada Allah SWT, saya sih berharap dari program ini anak dapat memliki
pengetahuan agama yang baik dan memiliki akhlak yang mahmudah (baik), selain
itu anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Qur’an
dikatakan:
إن أكرمكم عند الله أتقاكم
Yang artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
v
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Lutfi Zahrudin
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Agustus 1986
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : JL. Tengah Gg. Suurilang Rt. 008/01 No. 56 Gedong
Pasar Rebo Jakarta Timur
No. Telp : 0838 73153953, 021 99846736
Email : [email protected]
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Hobi : Membaca, Musik
Pendidikan :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2006-2013
SMA/MA 2001-2005
SMP/MTS Tapak Sunan Condet, Jakarta Timur 1998-2001
SDN Gedong 07 Pagi 1992-1998