115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Oleh : ISTIQOMAH SETIYANINGRUM H0407045 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

  • Upload
    vanngoc

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI

PETERNAK SAPI PERAH

(Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Oleh :

ISTIQOMAH SETIYANINGRUM

H0407045

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI

PETERNAK SAPI PERAH

(Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/ Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Oleh :

ISTIQOMAH SETIYANINGRUM

H0407045

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Kebutuhan Dan Perilaku Pencarian Informasi

Peternak Sapi Perah

(Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Istiqomah Setiyaningrum

H0407045

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 29 Februari 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Supanggyo, MP

NIP. 19471007 198103 1 001

Anggota I

Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si.

NIP. 19800302 200501 2 001

Anggota II

Agung Wibowo, SP, MSi

NIP. 19760226 200501 1 003

Surakarta, Februari 2012

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS

NIP. 19560225 198601 1001

Page 4: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Peternak Sapi Perah (Kasus

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)”. Tidak lupa penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dwiningtyas Padmaningrum, SP, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian dan Ketua Komisi Sarjana Jurusan/Program Studi

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS selaku Ketua Komisi Sarjana

Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ir. Supanggyo, MP pembimbing utama penulisan skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Hanifah Ihsaniyati, SP, MSi selaku pembimbing akademik dan pembimbing

pendamping penulisan yang telah membimbing dan mengarahkan penulis

dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi.

6. Agung Wibowo, SP, MSi selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan

masukan serta saran dan masukan yang membangun yang telah diberikan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

7. Seluruh karyawan Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas

kemudahan dalam menyelesaikan administrasi penulisan skripsi.

8. Kepala kantor KESBANG POL dan LINMAS Kabupaten Boyolali, atas izin

penelitian di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali yang telah diberikan.

Page 5: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

9. Camat beserta petugas Kecamatan Musuk dan Bapak Bambang Irawan SP

selaku penyuluh peternakan dan Pengurus BPP Kecamatan Musuk, Kepala

beserta pengurus KUD Musuk yang telah memberikan perizinan penelitian,

informasi, serta bantuan dalam pengumpulan data di Kecamatan Musuk,

Kabupaten Boyolali.

10. Ketua Kelompok Tani Subur Desa Sruni (Bp. Marjono), Bp. Yanto, dan

peternak sapi perah Desa Sruni yang telah memberikan banyak informasi yang

dibutuhkan penulis.

11. Kedua orang tuaku tercinta (Ayahanda Jamil dan Ibunda Srihastuti), adik

tercinta (Fuad Sidiq), Mbak Umi dan Titik, Mas Yatno serta seluruh keluarga

besar Amat Duki atas kasih sayang, kepercayaan, dukungan, doa, perhatian,

dan nasehatnya.

12. Sahabat terbaikku dengan penuh semangat kebersamaan dan ceria kita (Ari

Listiana, Galih, Nuryanti, Nur Lailani, Mbk Santi dan Mbk Rohmiyasti),

Khoirunisa, Ratih, Shohibun, Lukman, Sixtus, dan seluruh keluarga besar PKP

2007 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan dan

perjuangan bersama kita.

13. Sahabat terindahku ”Kos Fatiha” ( Dek Lilis, Mbk Ika, Mbak Fais)“Kos Rini”

(Mbak Ita dan Ita Kaerani) atas segala hal indah yang telah diberikan dan

kenangan berharga yang kita lalui bersama.

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan secara keseluruhan, yang telah

membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan menambah pengetahuan baru bagi yang memerlukan.

Surakarta, Februari 2012

Penulis

Page 6: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

RINGKASAN ............................................................................................. x

SUMMARY ................................................................................................ xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7

B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 22

C. Dimensi Penelitian ........................................................................ 24

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ......................................................................... 26

B. Penentuan Lokasi .......................................................................... 27

C. Metode Penentuan Informan ......................................................... 28

D. Sumber Data .................................................................................. 30

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31

F. Validitas Data ................................................................................ 35

G. Teknik Analisis Data .................................................................... 37

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Desa Sruni .......................................................... 40

B. Keadaan Penduduk ........................................................................ 41

C. Keadaan Pertanian dan Peternakan ............................................... 45

D. Keadaan Sarana Perekonomian .................................................... 47

E. Keadaan Sarana Pendidikan .......................................................... 48

F. Keadaan Sarana Transportasi dan Komunikasi ........................... 49

G. Kondisi Khusus Peternakan Desa Sruni ...................................... 52

V. KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH

A. Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah ........................................ 55

Page 7: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

B. Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah ..................................... 57

C. Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Sapi

Perah ............................................................................................. 59

D. Ikhtisar ......................................................................................... 61

VI. PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI

A. Perilaku Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah ......... 63

B. Perilaku Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah ...... 72

C. Perilaku Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Produksi Sapi Perah ..................................................................... 77

D. Ikhtisar ......................................................................................... 85

VII. KENDALA PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI

A. Kendala Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah ......... 87

B. Kendala Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah ...... 91

C. Kendala Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Produk Olahan Susu ...................................................................... 92

D. Ikhtisar ......................................................................................... 96

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 98

B. Saran ............................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 101

LAMPIRAN ................................................................................................ 105

Page 8: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

1.1

2.1

3.1

3.2

3.3

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

5.1

5.2

5.3

6.1

6.2

6.3

7. 1

7. 2

7. 3

Data Statistik Susu Nasional .......................................................................

Komponen Kandungan dan Nilai Gizi Susu Sapi .......................................

Data Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali Tahun 2011 .................................................................

Tabel Jenis Data dan Sumber Data yang Dibutuhkan .................................

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................

Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sruni ........................

Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Umur ............................................

Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Tingkat Pendidikan .....................

Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Mata Pencaharian ........................

Jumlah Komoditas Tanaman Desa Sruni ...................................................

Peternakan di Desa Sruni ...........................................................................

Keadaan Lembaga Perekonomian di Desa Sruni ........................................

Keadaan Sarana Pendidikan di Desa Sruni ................................................

Sarana Transportasi di Desa Sruni .............................................................

Matrik Kebutuhan Informasi Informasi Teknis Budidaya Sapi

Perah oleh Peternak Sapi Perah Desa Sruni ................................................

Matrik Jenis Kebutuhan Informasi Permodalan Usaha Peternak

Sapi Perah Desa Sruni ................................................................................

Matrik Jenis Kebutuhan Informasi Pengolahan dan Pemasaran

Susu Sapi Perah oleh Peternak Sapi di Desa Sruni ....................................

Matrik Perilaku Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi

Perah ...........................................................................................................

Perilaku Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah 72

Matrik .......................................................................................................... 77

Matrik Perilaku Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Produksi Sapi Perah .......................................................................... 85

Matrik Kendala Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi

Perah ........................................................................................................... 96

Matrik Kendala Pencarian Informasi Permodalanm Usaha Sapi

Perah ........................................................................................................... 96

Matrik kendala Pencarian Informasi Pengolahan Dan Pemasaran

Produk Olahan Susu ................................................................................... 97

2

15

28

30

35

42

42

43

45

46

46

47

49

50

57

59

61

72

77

85

96

96

97

Page 9: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

2.1

2.2

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6. 8

Current Model Used in Sense-Making studies ............................................

Diagram Kerangka Berpikir Mengenai Penelitian Perilaku

Peternak dalam Pencarian Informasi Usaha Sapi Perah Di

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali ......................................................

Kegiatan Wawancara dengan Pegawai PPL Musuk dan Pegawai ...............

Kegiatan Wawancara dengan Informan Peternak Sapi Perah di

Desa Sruni ....................................................................................................

Skema Trianggulasi Sumber (Data) .............................................................

Kegiatan Diskusi Kelompok (Review Informan) ........................................ 37

Model Analisis Interaktif ............................................................................. 39

(a), (b), (c) dan (d) Kondisi Wilayah Desa Sruni ......................................... 41

(a) dan (b) Jenis Komoditas Tanaman Desa Sruni ..................................... 46

Kondisi Ternak Kambing dan Ternak Sapi Perah Desa Sruni ..................... 47

Bangunan Koperasi Gapoktan “Karya Manunggal” Desa Sruni ................. 48

Pasar Hewan di Kabupaten Boyolali .......................................................... 48

Sarana Transportasi Desa Sruni .................................................................. 51

Kegiatan Peternak Sapi Perah Memulai Mencari Informasi

dengan Menemui Sesama Peternak ............................................................. 66

Peternak Mencari Informasi dengan Menelusuri ke Teman

Sesama Peternak yang Ditemui di TPS KUD Musuk ................................ 67

Kegiatan MonitoringInformasi Harga Pakan oleh Peternak

dengan Menemui Pemilik Toko Pakan Ternak ........................................... 69

Kegiatan Monitoring Perkembangan Harga Kambing oleh

Peternak dengan Menemui Pedagang Ternak di Pasar ............................... 69

Peternak Melakukan Verifikasi Informasi Pinjaman Modal

dengan Petugas Keuangan Bank BRI Cabang Musuk ................................ 75

Peternak Mencari Informasi Variasi Tambahan Perasa kepada

Pembeli Susu Olahan yang Ditemui Ketika Membeli Susu ........................ 78

Informan Melakukan Kegiatan Monitoring Perkembangan

Harga Bahan Baku Pembuatan Susu Pasteriusisasi dengan

Menemui Pedagang di Pasar ....................................................................... 82

Peternak Sapi Perah Melakukan Monitoring Perkembangan

Produksi Sabun Susu dan Susu Pasteurisasidengan memilih

Berdiskusi bersama Istri .............................................................................. 83

9

24

32

33

36

37

39

41

46

47

48

48

51

66

67

69

69

75

78

82

83

Page 10: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian ......................................... 105

Lampiran 2. Matrik Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi

Peternak Sapi Perah Desa Sruni ............................................. 107

Lampiran 3. Peta Daerah Penelitian ......................................................... 126

Lampiran 4. Surat Perijinan Penelitian .................................................... 127

Page 11: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

RINGKASAN

Istiqomah Setiyaningrum, H0407045 “KEBUTUHAN DAN PERILAKU

PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)”. Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Ir.Supanggyo, MP dan Hanifah

Ihsaniyati, SP, MSi.

Masyarakat membutuhkan informasi untuk mengembangkan segala bidang

usaha.Ketersediaan pelayanan informasi bagi peternak sapi perah sangat

diperlukan dari lembaga informasi dengan menggali dari kebutuhan informasi

yang sangat dirasakan peternak sapi perah dan sesuai dengan masalah dan kondisi

yang dialami. Lembaga peternakan dan lembaga informasi diharapkan dapat

bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan informasi. Dari hasil penelitian

terdahulu kebutuhan dan perilaku pencarian informasi peternak sapi perah belum

diketahui. Selain itu juga kendala yang ditemui peternak sapi perah perlu

ditemukan guna mendapatkan solusi. Sehingga, penelitian ini dapat mendorong

pemerintah setempat untuk meningkatkan akses informasi peternak serta para

peternak semakin memperluas akses pencarian informasi.Tujuan penelitian

Kebutuhan Informasi dan Perilaku Pencarian Informasi Peternak Sapi Perah di

Desa Sruni untuk (1) menemukan kebutuhan informasi (2) menemukan perilaku

peternak sapi perah dalam pencarian informasi(3) mengungkapkan kendala

pencarian informasi dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi usaha

sapi perah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus.

Menggunakan informan penelitian peternak sapi perah, PPL Desa Sruni, Kepala

Desa Sruni, dan orang yang terlibat dalam pencarian informasi, serta melihat

kebutuhan dan perilaku pencarian informasi peternak sapi perah. Penelitian

berlokasi di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Validitas data

menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode, review informan dengan

cara diskusi kelompok (FGD). Analisis data menggunakan analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan informasi peternak sapi

perah meliputi teknis budidaya sapi, permodalan, serta pengolahan dan

pemasaran. Perilaku pencarian informasi peternak sapi perah meliputi tahapan

pola Ellis dan bersifat siklik (berputar). Kendala pencarian informasi budidaya

sapi yang ditemui peternak lebih berasal dari personal peternak yaitu keterbatasan

ekonomi, karakteristik/sifat peternak yang pasif dan malas untuk menelusuri

informasi, usia, dan kesibukan kegiatan peternak. Kendala yang berasal dari

lingkungan berasal keterbatasan dalam mengakses informasi dari media audio (tv,

radio) dan media cetak (buku-buku, majalah). Kendala pencarian informasi

permodalan berasal dari personal seperti ketidakaktifan peternak dengan KUD

musuk dan ketidaktahuan peternak. Kendala pencarian informasi pengolahan dan

informasi pemasaran susu berasal dari personal seperti rasa sungkan, kesibukan

kegiatan peternak. Kendala interpersonal ini seperti ketidakterbukaan dari sumber

informasi. Kendala lingkungan seperti keterbatasan akses informasi terhadap

informasi dan untuk kendala lingkungan yang ditemui adalah keterbatasan akses

informasi pada media audio dan cetak, dan jarak dengan informasi.

Page 12: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

SUMMARY

Istiqomah Setiyaningrum, H0407045. “THE NEEDS AND

INFORMATION SEEKING BEHAVIOR OF FARMERS DAIRY COWS

(The Case of Sruni Village, Musuk Subdistrict, Boyolali Regency)”. Faculty of

Agriculture, Sebelas Maret University. Under the guidance of Ir. Supanggyo, MP

and Hanifah Ihsaniyati, SP, MSi.

People need information to develop all areas of business. Availability of

service information for farmers dairy cows is indispensable from the agency

information by digging from the need of information perceived farmer dairy cows

and in accordance with the conditions and problems encountered. Institute of

animal husbandry and the information expected to be collaborating institutions in

meeting the needs of the information. From the results of previous research and

behavioral information retrieval needs dairy is not yet known. In addition also the

constraints encountered farmers need to be found to get the solution. Thus, this

research can encourage local governments to enhance access to information as

well as the farmers dairy are increasingly expanding access search information.

The purpose of the research The Needs And Seeking Behavior Information Of

Farmer Dairy Cows in the village of Sruni to (1) find the information needs (2)

find the behavior of farmers dairy cows in information retrieval (3) discover

information search constraints in an effort to meet the needs of dairy business

information.

This research uses qualitative approaches with case studies. Village of

Sruni, and who were involved in the search for information, as well as looking at

the needs and information search behavior of farmers. Using the informant

farmers, PPL Sruni, head of the Sruni Village, Village and people involved in the

search for information, as well as looking at the needs and information search

behavior of farmers. The validity of the data using triangulation source and

triangulation methods, review the informant by means of FGD. Data analysis

using interactive analysis.

The results showed that the information needs farmers dairy cows

cultivation, covering technical capital, as well as processing and marketing.

Information seeking behavior of farmers covers the stages pattern of Ellis and of

the cyclic nature (spinning). Information search constraints encountered cow

cultivation farmers more comes from personal economic limitations, the farmers

dairy cows that is characteristic of passive characteristics and lazy to search

information, age, and the flurry of activity farmers. The constraints that come

from the environment comes limitations in accessing information of audio media

(tv, radio) and printed media (books, magazines). Search constraints derived from

personal information such as capital inactivity farmers dairy with KUD Musuk

and ignorance farmers. Search constraints information processing and information

marketing milk comes from personal taste like further clarification, the flurry of

activities. Interpersonal barriers such as this from undisclosed sources of

information. Environmental constraints such as limited access to information and

farmers information to environmental constraints encountered farmers information

access limitations is in marketing and media audio and print, with distance

information.

Page 13: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEBUTUHAN DAN PERILAKU

PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI

PERAH

KASUS DESA SRUNI KECAMATAN MUSUK

KABUPATEN BOYOLALI.

Istiqomah Setiyaningrum.1

Ir.Supanggyo, MP. 2

Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si..3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan kebutuhan informasi (2) menemukan

perilaku peternak sapi perah dalam pencarian informasi (3) mengungkapkan kendala-

kendala pencarian informasi dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi usaha sapi

perah Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

Metode dasar penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi kasus. Validitas

data menggunakan triangulasi sumber (data) dan triangulasi metode, review informan

dengan cara diskusi kelompok (FGD) Penelitian berlokasi di Desa Sruni Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan informasi peternak sapi perah

dilakukan dengan dengan menemui sumber informasi. Perilaku pencarian informasi

peternak sapi perah meliputi beberapa tahapan seperti pola Ellis dan bersifat siklik

(berputar). Kendala yang ditemui peternak ketika mencari informasi teknis budidaya sapi

perah berasal dari personal peternak yaitu keterbatasan ekonomi, karakteristik/sifat peternak

yang pasif dan malas untuk menelusuri informasi, usia, dan kesibukan kegiatan peternak.

Untuk kendala yang berasal dari lingkungan berasal keterbatasan dalam mengakses

informasi dari media audio (tv, radio) dan media cetak (buku-buku, majalah). Kendala

pencarian informasi permodalan berasal dari personal seperti ketidakaktifan peternak

dengan KUD musuk dan ketidaktahuan peternak. Kendala pencarian informasi pengolahan

dan informasi pemasaran susu berasal dari personal seperti rasa sungkan, kesibukan kegiatan

peternak. Kendala interpersonal ini seperti ketidakterbukaan dari sumber informasi. Kendala

lingkungan seperti keterbatasan akses informasi peternak terhadap informasi pengolahan dan

untuk kendala lingkungan yang ditemui peternak adalah keterbatasan akses informasi

peternak terhadap informasi pengolahan dan pemasaran pada media audio dan cetak, dan

jarak dengan informasi.

Kata Kunci : Kebutuhan Informasi, Perilaku Pencarian Informasi, Peternak

1. Mahasiswa Jurusan/ Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Dosen Pembimbing Utama

3. Dosen Pembimbing Pendamping

Page 14: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

THE NEEDS AND INFORMATION SEEKING

BEHAVIOR OF BREEDER DAIRY COWS

(The Case Of Sruni Village, Musuk Subdistrict, Boyolali

Regency)

Istiqomah Setiyaningrum.1

Ir.Supanggyo, MP. 2

Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si..3

ABSTRAK

This research aims to (1) find the information needs (2) find the behavior of dairy

farmers in information retrieval (3) disclose information search constraints in an effort to

meet the needs of dairy business information Sruni Village sub district Musuk Boyolali

Regency

The basic method of research is qualitative methods with case studies. The validity

of the data using triangulation source (data) and the triangulation methods, review the

informant by means of group discussion (FGD) research is located in the village of Sruni

District Musuk Boyolali Regency.

The results showed that the information needs of dairy farmers do with with meet

information sources. Information seeking behavior of dairy farmers covers several stages

such as the pattern of Ellis and the cyclic nature of the (rotating). Obstacles encountered

breeder when seeking technical information cultivation dairy came from personal economic

limitations, the breeder that is characteristic of passive breeder characteristics and lazy to

search information, age, and the flurry of activities a breeder. For constraints that come from

the environment comes limitations in accessing information of audio media (tv, radio) and

printed media (books, magazines). Search constraints derived from personal information

such as capital inactivity breeder with KUD musuk and ignorance breeders. Search

constraints information processing and information marketing milk comes from personal

taste like further clarification, the flurry of activities a breeder. Interpersonal barriers such as

this from undisclosed sources of information. Environmental constraints such as limited

access to information the breeders to information processing and to environmental

constraints encountered are the breeders breeder information access limitations to

information processing and marketing in audio and print media, and the distance with

information.

Keywords: Information Needs, Information Seeking Behavior, Breeders

1. Students / Study Program of Agricultural Extension and Communication

Faculty of Agriculture, University of Surakarta of March

2. Main Supervisor

3. Accompanying Supervisor

Page 15: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat membutuhkan informasi untuk mengembangkan segala

bidang usaha. Van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan bahwa

mengakses informasi dari berbagai sumber akan membuka wawasan dan

membangkitkan motivasi dan kinerja berdasarkan ide-ide baru yang

diperoleh. Rachmadi (1988) juga mengemukakan setiap manusia harus hidup

dengan informasi yang lebih baik. Informasi merupakan kebutuhan yang

penting dalam memfasilitasi masyarakat, bagi perannya di bidang

pembangunan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi itu maka

masyarakat terdorong melakukan pencarian informasi terkait dengan

kebutuhan informasi untuk menjalankan usahanya. Adanya sarana media

informasi pada masyarakat pedesaan dapat meningkatkan akses terhadap

informasi pembangunan khususnya di bidang peternakan.

Ketepatan informasi yang diambil dapat menjadi sarana pendidikan

yang efektif, karena informasi juga membuka peluang memperbaiki nasib

seseorang. Dengan memiliki akses informasi akan mempermudah seseorang

mendapatkan keuntungan (Haryatmoko, 2007). Memperoleh keuntungan

dalam usahanya masyarakat tidak boleh miskin informasi. Liliweri (2001)

manyatakan masyarakat perlu memiliki alat dalam bentuk teknologi agar dia

mudah mendapatkan dan mengolah informasi. Menurut Margono (2000)

informasi sangat penting bagi masyarakat yang ingin mengembangkan

usahanya di bidang tertentu sesuai dengan permintaan pasar.

Mukson (2009) mengungkapkan usaha ternak sapi perah ke depan

merupakan salah satu usaha peternakan yang mempunyai nilai strategis,

mengingat produk susu yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain itu usaha ternak sapi perah sangat membantu mempertahankan

kehidupan masyarakat. Terutama dalam hal sumber ekonomi keluarga,

pemasok bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja, dan membantu

menjaga kelestarian lingkungan dengan pemanfaatan pupuk organik yang

1

Page 17: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dihasilkan, serta melengkapi kualitas gizi masyarakat yang merupakan salah

satu komponen penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Sudono (2002) yang menyatakan bahwa produksi susu sapi perah jenis

peranakan Fries Holland (PFH) yang diternakkan di Indonesia hanya

menghasilkan 10-12 liter susu/ekor/hari, sedangkan di beberapa negara

tetangga sudah mencapai 20 liter/ekor/hari. Boyolali merupakan salah satu

kabupaten di Jawa Tengah, yang memiliki potensi besar di bidang peternakan

sapi, hal itu ditunjukkan dengan besarnya jumlah peternak sapi di kabupaten

tersebut. Sekitar 256.560 warga atau (mencapai 30.000 dari 1 juta jiwa atau

25,66 persen) warga Boyolali yang mencapai 1 juta berprofesi sebagai

peternak sapi. Peternak tersebut memelihara sekitar 62.130 ekor sapi perah

dan 88.910 ekor sapi potong. Dari jumlah sapi perah tersebut, Boyolali dapat

menghasilkan sekitar 12.000 liter susu per hari (Anonim, 2010). Selama tiga

tahun terakhir, produksi susu nasional meningkat 40 persen. Namun dari hasil

susu itu belum dapat mencukupi kebutuhan konsumen, seperti yang

dinyatakan oleh Ratnasari (2011) dalam Fortune Indonesia bahwa populasi

sapi perah di Indonesia baru mampu memasok 30 persen kebutuhan pasar,

sehingga 70 persen permintaan susu harus didatangkan dari luar negeri (New

Zealand dan Australia). Kondisi kebutuhan susu 3 tahun ini dapat dilihat pada

tabel statistik susu nasional:

Tabel 1.1 Data Statistik Susu Nasional

Data Nilai

Satuan 2007 2008 2009 2010

Produksi susu 567,682 646,953 827,249 927,838 Ribu ton

Konsumsi susu 11,790 9,510 11,600 11,820 Kg/tahun

Kebutuhan 3.013,524 2.173,035 2.684,240 2.768,244 Ton

Populasi sapi perah 374.067 457.577 474.701 495.231 Ekor

Sumber: Departemen Pertanian

Peternakan merupakan salah satu sub sektor yang berkembang paling

pesat di negara-negara berkembang. Ternak seringkali merupakan aset non

lahan terbesar dalam rumah tangga di pedesaan. Beternak merupakan salah

satu strategi hidup yang menguntungkan bagi rumah tangga dan

kesejahteraannya bergantung banyak ternak yang dimiliki (Anonim, 2008).

Dengan mengakses informasi peternakan, peternak sapi perah dapat

Page 18: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

meningkatkan kelangsungan usaha ternak sapi perah di pedesaan. Informasi

peternakan yang memadai dan tepat waktu dapat digunakan sebagai dasar

pertimbangan untuk pengembangan usaha sapi perah lebih lanjut. Adanya

informasi peternakan, peternak akan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi

penyebab-penyebab sapi perah tidak berproduksi maksimal.

Era informasi yang semakin maju pada saat ini, keterbatasan akses

peternak terhadap informasi sangat memprihatinkan. Adanya keterbatasan ini

membuat peternak sulit mengembangkan usaha sapi perah. Sehingga

ketersediaan pelayanan informasi bagi peternak perlu dilakukan.

Hasil surve awal penelitian ini peternak di Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali masih memerlukan adanya berbagai macam informasi

mengenai penanganan penyakit sapi perah, permodalan, dan pemasaran.

Produksi susu di kecamatan musuk rata-rata setiap hari menghasilkan 10 – 15

liter tiap ekor. Susu sapi yang berkualitas rendah disebabkan karena pemilihan

ransum yang kurang baik dan terjangkitnya penyakit, sehingga peternak hanya

bisa menjual kepada pedagang yang harganya tidak sesuai dengan keinginan

peternak. Adanya penyediaan layanan informasi dan pemenuhan kebutuhan

informasi dari pemerintah setempat (Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali

dan BPP Musuk) diharapkan peternak dapat meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksi susu sapi.

Kondisi riil di lokasi penelitian menunjukkan bahwa kebijakan

komunikasi yang dijalankan pemerintah daerah Kecamatan Musuk (BPP

Musuk) sebagai lembaga informasi peternakan belum memberikan informasi

yang efektif bagi peternak. Programa penyuluhan pertanian BPP Musuk tidak

disusun bersama peternak secara khusus selain itu kegiatan penyuluhan

mengenai ternak sapi perah masih kurang karena pelaksanaan kegiatan

penyuluhan lebih mementingkan bidang pangan, holtikultura dan perkebunan.

Hal ini disampaikan oleh penyuluh Balai Penyuluh Pertanian Musuk sebagai

berikut:

“Untuk pertemuan kelompok ternak itu tidak dijadwalkan setiap

pasaran itu ya ndak..... pokoknya tiap kelompok minta penyuluhan ya

dilaksanakan....., atau kalau dapat informasi penting langsung

Page 19: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

disampaikan ke kelompok.... karena setiap petani peternak punya

kegiatan lain...”.

“Kelompok ternak di sini kan juga yo... kelompok pertanian.... orang-

orangnya ya pertanian juga di peternakan jadi lebih mengarah ke

perkebunan atau holtikultura itu....”.

“Kalau ternak sapi masalah produksi itu mereka sudah banyak yang

bisa dari pengalaman-pengalaman...namun untuk penyakit sapi itu ya

bisa dikatakan belum baik karena kebersihan kandang tidak

diperhatikan peternak...”

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa peternak sapi

perah di Desa Sruni kebutuhan informasi mengenai masalah usaha sapi perah

tidak terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu agar peternak sapi perah

mengatasi keterbatasan pengetahuan dalam menjalankan usaha sapi perah,

perlu adanya penyediaan berbagai sumber informasi untuk memenuhi

kebutuhan informasi mereka.

Penelitian mengenai kebutuhan dan perilaku pencarian informasi, telah

dilakukan oleh Belkin, Ellis, Krikelas, Kuhlthau pada tahun 1980-an.

Budiyanto (2000) yang mengkaji Mengenai Kebutuhan Informasi dan

Perilaku Pencarian Informasi di Pusat Pelayanan Informasi, Kurniadi (2004)

yang mengkaji Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi di Peneliti di

Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan, dan Ihsaniyati (2010) yang mengkaji

mengenai Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Petani Gurem.

Penelitian-penelitian tersebut, Budiyanto menggunakan pendekakatan

kuantitatif. Kurniadi dan Ihsaniyati menggunakan pendekatan kualitatif.

Subyek penelitian Kurniadi menggunakan para peneliti pada bidang ilmu

sosial, sedangkan Ihsaniyati menggunakan subyek penelitian petani gurem.

Penelitian Nawangsari (2011) dengan subjek petani terong kopek. Untuk

menambah khasanah keilmuan diperlukan penelitian serupa dengan obyek

penelitian yang berbeda. Sejauh ini kebutuhan informasi dan perilaku

pencarian informasi peternak sapi perah belum jelas diketahui. Selain itu juga

kendala yang ditemui peternak sapi perah perlu ditemukan guna mendapatkan

solusi. Sehingga, penelitian ini akan bermanfaat dan mendorong pemerintah

setempat untuk meningkatkan layanan akses informasi peternak serta para

peternak semakin memperluas akses pencarian informasi.

Page 20: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Akses masyarakat terhadap informasi sangat diperlukan untuk

meningkatkan produktivitas sapi perah. Peternak sapi perah memerlukan

informasi untuk menjalankan usaha sapi perah. Dengan mengakses informasi

mengenai teknologi dalam usaha ternak sapi perah, permodalan, dan

pemasaran maka peternak sapi perah dapat mengembangkan usaha sapi perah

untuk mendapatkan produksi susu yang maksimal dan berkualitas baik.

Susu sapi perah merupakan komoditas peternakan yang unggul di

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali, sehingga para peternak tidak akan

lepas dari kebutuhan informasi untuk mengembangkan produksi sapi perah.

Peternak sapi perah masih mengalami kendala dalam usaha ternak sapi,

permodalan dan pemasaran, sehingga perlu ditemukannya informasi yang

benar-benar dibutuhkan oleh peternak sapi perah untuk mengatasi masalah

yang dihadapinya. Sejauh ini kebutuhan informasi dan perilaku pencarian

informasi peternak sapi perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten

Boyolali belum jelas diketahui. Berdasarkan uraian di atas, masalah yang

dapat dirumuskan antara lain:

1. Bagaimana kebutuhan informasi peternak sapi perah di Desa Sruni

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali?

2. Bagaimana perilaku peternak sapi perah dalam pencarian informasi di

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali?

3. Bagaimana kendala yang dialami dalam pencarian informasi peternak sapi

perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali?

Tujuan penelitian Kebutuhan Informasi dan Perilaku Pencarian

Informasi Peternak Sapi Perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten

Boyolali yaitu:

1. Menemukan kebutuhan informasi peternak sapi perah dalam kegiatan

usaha sapi perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

2. Menemukan perilaku peternak sapi perah dalam pencarian informasi di

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

Page 21: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Mengungkapkan kendala dalam pencarian informasi peternak sapi perah di

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

C. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan proses belajar yang harus ditempuh

sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Dinas Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Boyolali dan bagi

Balai Penyuluh Pertanian di Kecamatan Musuk, diharapkan dapat menjadi

bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-

kebijakan selanjutnya serta pemerintah meningkatkan fasilitas layanan

akses informasi dalam bidang peternakan.

3. Bagi peternak sapi perah, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

memperbanyak akses dan mencari informasi perkembangan kegiatan

usaha sapi perah sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kualitas

susu sapi perah dan meningkatkan harga jual yang tinggi.

4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk

penelitian selanjutnya.

Page 22: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Informasi

Davis (1997) dalam Ihsaniyati (2010) mendefinisikan informasi

adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau

mendatang. Sebuah pesan memiliki informasi hanya bila ia relevan bagi

sesuatu keputusan yang akan diambil saat ini atau di masa mendatang pada

penerimanya. Yusup (1995) memaknai informasi dapat berupa data atau

fakta, tetapi juga bisa bukan. Oleh karena itu informasi tidak sama dengan

data atau fakta. Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran seseorang

atau bisa sebagai data yang tersusun rapi. Estabrook dalam Yusup (1995)

mengartikan informasi suatu rekaman atau fenomena yang diamati, atau

bisa berupa putusan-putusan yang dibuat. Yusup (2009) menyatakan

bahwa hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat peristiwa atau

fenomena tertentu merupakan informasi yang lebih bermakna berita. Berita

adalah bentuk-bentuk dari pesan komunikasi.

Wersig dan Neveling dalam Pendit (2003) melihat informasi sebagai

struktur, proses, pesan, pengetahuan, makna dan efek. Sedangkan

pengertian informasi menurut Margono (2000) yang berdasarkan konsep

dari Institut Komunikasi Internasional UNESCO, adalah kumpulan dari

berbagai keanekaragaman produk dan jasa yang dikemas menjadi suatu

aktivitas baru, salah satunya adalah pendayagunaan informasi melalui

sumber-sumber informasi yang ada guna menunjang proses produksi dan

distribusi produk dan jasa kepada pihak lain. Budiyanto (2000)

mendefinisikan informasi merupakan kumpulan data yang terstruktur,

saling berkaitan dan dapat dipahami.

Information/knowledge could describe and fix reality and that

transferring that valuable resource into the minds of participating

humans would enable them to act effectively in their work and life

environments (Dervin, 1998). Information is an answer to one or

more questions. Information is conceptualized as that sense

7

Page 23: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

created at a specific moment in timespace by one or more humans

(Dervin, 1992).

Dervin (1992) mendefinisikan informasi yang mengartikan informasi

sebagai sebuah jawaban yang diperlukan individu disaat mengalami situasi

bermasalah dalam melintasi ruang dan waktu. Informasi pada definisi ini

dipandang dalam paradigma kognitif yaitu sebagai sesuatu yang diciptakan

dalam pikiran individu dan berada di dalam individu internal.

Kaniki (2003) menyatakan informasi membawa kesadaran bagi

penerima data yang relevan dalam konteks tertentu dan mengatasi ketidak

pastian. Pengertian informasi menurut Ihsaniyati (2010) merupakan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di saat petani gurem

berada dalam situasi bermasalah, yang mengurangi ketidakpastian, dan

bermanfaat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya.

Pengertian informasi dalam penelitian ini merupakan jawaban yang

berguna bagi peternak sapi perah untuk mengatasi permasalahan yang

dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha ternak sapi perah sehingga

dapat memberikan manfaat dan dapat meningkatkan produktivitas hasil

sapi perah.

2. Kebutuhan Informasi

Masyarakat membutuhkan informasi, dimana kebutuhan informasi

berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi, kesenjangan atau ketidak

berdayaan seseorang dari tuntutan pekerjaan, kehidupan atau lingkungan.

Kebutuhan informasi merupakan kesenjangan dalam pengetahuan

pengguna saat ini (Devadason dan Lingam, 1996). Menurut Krikelas

(1983) dalam Ihsaniyati (2010) mendefinisikan kebutuhan informasi

sebagai pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang

yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Belkin (1982) dalam

Pendit (2003) menyatakan bahwa upaya menemukan informasi selalu

berkaitan dengan tugas dan masalah yang dihadapi seseorang dalam

pekerjaan.

Information need as an anomalous state of knowledge (ASK).

Information need arises from a recognized anomaly in the user‟s

Page 24: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

state of knowledge concerning some topic or situation and that, in

general, the user is unable to specify precisely what is needed to

resolve that anomaly. Wersig has characterized as rooted in a

problematic situation. The problematic situation, and other related

suggestion emphasize that information need is in fact not a need in

itself, but rather a means toward satisfying some more basic need,

typically, in the situations with which information science is

concerned, the resolution of a problem (Belkin, Oddy, and Brooks,

1982).

Gambar 2.1 Current Model Used in Sense-Making studies

Sense-Making studies and applications, thus, have all incorporated

two or more of the following: Situations:The time-space contexts at

which sense is constructed. Gap: The gap seen as needing

bridging, translated in most studies as "information needs" or the

questions people have as construct sense and move through time

space. Use: The uses to which the individual puts newly created

sense, translated in most studies as information helps and hurts

(Dervin, 1983).

Nicholas (2000) dalam Ihsaniyati (2010) menyatakan kebutuhan

informasi terdiri dari tiga macam. Pertama kebutuhan yang tidak disadari

dimana kebutuhan ini dialami oleh mereka yang seringkali tidak

mengetahui informasi apa yang mereka butuhkan. Kedua, kebutuhan

informasi yang tidak diekspresikan, dimana kebutuhan ini tidak dialami

oleh mereka yang sadar membutuhkan informasi tertentu, tetapi tidak

dapat atau tidak mau melakukan sesuatu untuk memenuhinya. Ketiga,

kebutuhan informasi yang diekspresikan yaitu kebutuhan yang disadari

dan diupayakan dipenuhi oleh mereka yang sadar akan kesenjangan antara

pengetahuan dan keinginan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Setiap orang memiliki watak, kebiasaan, kemampuan, kecerdasan,

dan minat yang berbeda, baik dilihat dari segi psikologi umum, sosial,

maupun dari segi-segi lainnya. Orang dengan pendidikan lebih tinggi,

GAP USE

SITUATIONS

Page 25: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan orang yang

berpendidikan lebih rendah (Yusup, 1995). Setiap orang mempunyai

kebutuhan dan keinginan tertentu sesuai dengan harapan-harapannya

memperoleh keuntungan dari pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkannya

(Yusup, 2009).

Menurut Belkin (1986) dalam Budiyanto (2000) perilaku penemuan

informasi dimulai dari adanya kesenjangan dalam diri pencari informasi

antara pengetahuan dan kebutuhan informasi yang diperlukannya. Kuhltau

(1991) dalam Budiyanto (2000) menyatakan kebutuhan informasi muncul

akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan

kebutuhan informasi yang diperlukan kondisi kesenjangan tersebut

mendorong orang untuk mencari informasi guna mengatasi permasalahan

yang dihadapinya.

Nicholas (2000) menyatakan bahwa seseorang dapat bekerja lebih

efektif dengan informasi yaitu sebagai berikut:

One can build upon these definitions by adding that it is the

information that individuals ought to have to do their job

effektively, solve a problem satisfactorily or pursue a hobby or

interet happily. The operative word is surely „ought‟. There is an

implied value judgement here – the meeting of need is beneficial or

necessary to open to the person – and would be recognised as

such. We all make assumptions that for people to perform

efficiently, effectively, happily etc. They need to be well informed.

i.e. that their information needs should be met.

Kebutuhan informasi peternak sapi perah dalam penelitian ini

diartikan sebagai keinginan peternak untuk mengakses informasi terkait

usaha ternak sapi perah, meliputi informasi teknis usaha ternak,

permodalan dan pemasaran, yang muncul karena peternak memiliki

masalah dalam kegiatan usaha ternak namun tidak memiliki pengetahuan

yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

3. Perilaku Pencarian Informasi

Krikelas (1983) dalam Kurniadi (2004) menyatakan perilaku

informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi. Perilaku pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa

Page 26: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan

yang dibutuhkannya. Perilaku pencarian informasi dapat dilihat dilihat

melalui pemilihan sumber informasi. Sumber informasi terdiri dari sumber

informasi internal dan eksternal. Sumber internal dapat berupa memori

catatan pribadi, hasil pengamatan. Sedangkan sumber eksternal adalah

sumber yang didapat dengan cara hubungan langsung dengan sumber

terekam atau tertulis.

Perilaku informasi merupakan perilaku manusia dalam mencari yang

berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, baik pengguna informasi

yang pasif dan aktif dalam mencari informasi hal ini seperti perilaku

informasi yang didefinisikan Wilson (2000) yaitu:

Information Behavior is the totality of human behavior in relation to

sources and channels of information, including both active and passive

information seeking, and information use. Thus, it includes face to-face

communication with others, as well as the passive reception of

information as in.

Kuhlthau (2011) menguraikan bahwa pola pencarian informasi

sifatnya berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas, sampai pada

tahap kejelasan dari informasi yang dicarinya. Kuhlthau (1999)

mengungkapkan model proses pencarian informasi meliputi enam tahap:

a) Initiation, when a person first becomes aware of lack of

knowledge, information and understanding to solve a complex

problem or accomplish an involved project.

b) Selection is the second stage, when the task is to identify and select

the general area or topic to be investigated. c) Exploration, when which is often the most difficult stage for users

and the one most misunderstood by providers of information

services and designers of information systems. d) Formulation, which is the turning point of the process when

feelings of uncertainty diminish as understanding increases.

e) Collection, when interaction between the user and the system

functions most effectively and efficiently.

f) Presentation, when the task is to complete the search and resolve

the problem.

Tahapan ini mengungkapkan bahwa seseorang mengalami proses

pencarian informasi secara holistik sebagai interaksi pikiran, perasaan dan

tindakan.

Page 27: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Ellis, Cox dan Hall (1993) dalam Wilson (1999) mengemukakan

delapan kategori perilaku pencarian informasi yang dimulai dari:

a. Memulai (starting) yaitu kegiatan awal menandakan dimulainya

pencarian informasi.

b. Merangkaikan (chaining) yaitu kegiatan yang mengikuti mata rantai

yang menghubungkan alat penelusuran berupa sitasi, indeks, abstrak,

dan alat lainnya dengan bahan acuan.

c. Menelusur (browsing) yaitu kegiatan penelusuran pada bidang

potensial yang diminati.

d. Membedakan (differentiating) yaitu penggunaan sumber-sumber

informasi yang beragam sebagai alat untuk menyeleksi isi dan kualitas

bahan.

e. Mengawasi (monitoring) yaitu kegiatan untuk mengikuti dan

mengetahui perkembangan-perkembangan dalam bidang tertentu

melalui sumber-sumber informasi yang terpilih.

f. Menyarikan (extracting) yaitu kegiatan yang lebih bersifat sistematis

melalui sumber-sumber yang terpilih untuk menemukan informasi

yang diminati.

g. Memverifikasi (verifying) atau pengujian ketepatan, yaitu tahap

dimana pencari informasi mengecek apakah informasi yang didapat

tepat atau sesuai dengan minatnya .

h. Mengakhiri (ending) atau pengakhiran, yaitu tahap dimana pencari

informasi mengakhiri proses kegiatan pencariannya pada saat

berakhirnya topik yang ditulisnya.

Perilaku pencarian informasi peternak dalam penelitian ini adalah

aktivitas perilaku peternak untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang

dibutuhkan oleh peternak sapi perah yang berguna untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha ternak sapi

perah dan mengurangi ketidak pastian sehingga dapat memberikan

manfaat dan dapat meningkatkan produktivitas hasil sapi perah. Model

Page 28: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

perilaku pencarian informasi dalam penelitian ini mencoba menerapkan

model pencarian informasi dari Ellis et all.

4. Kendala Pencarian Informasi

Kendala pencarian informasi dapat muncul dari berbagai faktor baik

dari kondisi lingkungan maupun kondisi politik. Kendala pencarian

disampaikan dari beberapa pendapat.

Wilson (2000) mengungkapkan bahwa kendala pencarian informasi

muncul dari satu set, berikut pernyataannya:

“Wilson‟s then suggests that the barriers that impede the search for

information will arise out of the same set of contexts”.

Wilson (1981) dalam Wilson (2000) menyatakan:

”information need was not a fundamental need such as the need for

shelter or the need for sustenance, but rather a secondary order

need which arose out of the desire to satisfy the primary needs”.

Wilson (1981) dalam Wilson (1999) mengusulkan:

”...that the basic needs can be defined as physiological, cognitive or

affective. He goes on to note that the context of any one of these

needs may be the person him or herself, or the role demands of the

person‟s work or life, or the environments (political, economic,

technological, etc.) within which that life or work takes place. He

then suggests that the barriers that impede the search for

information will arise out of the same set of contexts...”

Hampir dapat dipastikan bahwa menurut Wersig (1993) dalam

Kurniadi (2004) setiap orang akan mengalami suatu kendala dalam

pencarian informasi. Kendala tersebut disebabkan oleh faktor internal

pencari informasi sendiri atau disebabkan oleh keduanya yaitu faktor

internal dan eksternal. Hanya saja berat ringannya kendala tersebut bagi

setiap orang tentu berbeda. Segala tindakan manusia didasarkan pada suatu

keadaan yang dipengaruhi oleh lingkungan, pengetahuan, situasi dan

tujuan yang ada pada diri manusia.

Kendala pencarian informasi menurut Wilson (2000) menyatakan

bahwa dalam pencarian informasi, seseorang akan menemui kendala.

Kendala tersebut dapat dikategorikan menjadi kendala dalam individu

(personal), hubungan antara antar individu (interpersonal) dan lingkungan

(environmental). Adapun yang dimaksud dengan kendala dalam diri

Page 29: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

individu adalah faktor penghambat pencarian informasi yang berasal dari

dalam pencari informasi itu sendiri, misalnya faktor ketidakmampuan

memanfaatkan fasilitas, waktu yang dimiliki, pendidikan dan status sosial

ekonomi. Kendala yang berasal dari lingkungan pencari informasi antara

lain waktu yang terlalu lama dalam memperoleh informasi, fasilitas

informasi, keterbatasan koleksi serta politik dan ideologi. Sedangkan

kendala antar individu (interpersonal) kemungkinan timbul ketika sumber

informasi yang dibutuhkan adalah individu lain namun mengalami kendala

di dalam mengakses informasi tersebut.

Ihsaniyati (2010) menyatakan bahwa kendala yang ditemui petani

gurem pada saat melakukan pencarian informasi antara lain kendala

personal yang meliputi keterbatasan ekonomi, karakteristik/sifat, rasa

sungkan dan usia. Kendala interpersonal meliputi ketidakpercayaan,

ketidakterbukaan dan ketidakakraban. Kendala lingkungan antar lain

keterbatasan penyuluh dan penyuluhan pertanian, alur dan waktu pencarian

yang panjang, keterbatasan akses petani terhadap media audio dan cetak,

dan jarak dengan sumber informasi.

Menurut Muatip, et all (2008) hasil dari penelitianya peternak

mengakses informasi, informasi yang diperoleh peternak lebih banyak

bersifat teknis yang telah mereka kuasai. Informasi baru yang diperoleh

belum diaplikasikan karena keterbatasan modal, ketidakberanian dalam

mengambil resiko, kurangnya pendampingan oleh penyuluh, atau

informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan peternak sapi

perah. Pada dasarnya, peternak telah banyak memperoleh informasi tetapi

belum mau mengaplikasikan pada usahanya, hal ini terjadi karena peternak

kurang memiliki keberanian. Oleh karena itu, peternak perlu didorong

untuk berani mengaplikasikan informasi yang diperolehnya. Sarana dan

prasarana diperlukan untuk mendukung informasi suatu inovasi yang akan

diaplikasikan.

Kendala yang dihadapi oleh peternak dalam pencarian informasi ini

adalah kendala yang berasal dari dalam diri peternak maupun dari luar,

Page 30: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang ditemui ketika melakukan usaha pencarian informasi yang digunakan

untuk mengatasi permasalahan pada usaha ternak sapi perah.

5. Peternak Sapi Perah

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan

membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan

tersebut (Anonim, 2011). Peternak sapi perah adalah orang yang

melakukan kegiatan usaha mengembangbiakan dan membudidayakan sapi

perah untuk diambil manfaatnya.

6. Budidaya Sapi Perah

Asupan gizi pangan bagi manusia yang dibutuhkan salah satunya

adalah protein hewani, termasuk susu. Susu diyakini sebagai satu-satunya

makanan yang mempunyai kandungan nutrisi lengkap yang dibutuhkan

manusia selama periode awal kehidupan untuk tumbuh dan berkembang

anak. Kandungan nilai gizi dalam susu segar sapi perah tiap 100 gram

yaitu:

Tabel 2.1 Komponen Kandungan dan Nilai Gizi Susu Sapi Komponen Susu Sapi Nilai Gizi

Kalori

Protein

Lemak

Karbohidrat

Kalsium

Fosfor

Besi

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin C

Air

61,00 kkal

3,20 g

3,50 g

4,30 g

143,00 mg

60,00 g

1,70 g

130,00 SI

0,03 tiamin (mg)

1,00 mg

88,33 g

` Sumber: Massaidi (2011)

Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani yang

penting. Air susu sebagai sumber gizi berupa protein hewani sangat besar

manfaatnya bagi bayi, bagi mereka yang sedang dalam proses tumbuh,

bagi orang dewasa, dan bahkan bagi yang berusia lanjut. Efisiensi usaha

ternak tergantung dari peternak itu sendiri dalam kaitannya dengan

penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan teknologi pengelolaan

Page 31: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

usaha secara efisien jika usaha belum efisien, akibatnya adalah adanya

faktor-faktor yang tidak menunjang usaha tersebut (Girisonta, 1995).

Syukur (2010) mengungkapkan dalam pemeliharaan sapi perah ada

beberapa yang perlu diperhatikan:

a. Seleksi bibit sapi perah

Jenis sapi perah yang biasa dipelihara di Kecamatan Musuk

adalah sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri seperti yang sebagai

berikut :

1) Warna bulu putih dengan bercak hitam

2) Berat badan betina dewasa 625 kg dan jantan 900 kg

3) Pembawaan betina tenang dan jinak sedangkan jantan agak panas

4) Daya merumput (Grazing ability) hanya baik pada pasture baik

5) Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama kali dikawinkan

15 - 18 bulan

6) Produksi susu relatif lebih tinggi dibandingkan sapi perah lainnya.

b. Penyediaan pakan sapi perah

Hijauan sebagai makanan bahan makanan ternak, merupakan

salah satu bahan yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi

kehidupan ternak ruminansia. Oleh karena itu hijauan sebagai salah satu

bahan makanan sebagai dasar utama dalam perkembangan peternakan,

sebab semua jenis hewan ternak hanya bisa hidup dan berkembang,

serta berproduksi apabila tersedia makanan yang dimaksud, maka perlu

dimiliki adanya pengetahuan dan keterampilan di bidang produksi

hijauan makanan ternak (Girisonta, 1980).

Sapi yang sehat membutuhkan pakan yang cukup dan berkualitas,

pakan yang kaya nutrisi sangat bermanfaat untuk pemeliharaan

keseimbangan sapi mampu melaksanakan proses metabolisme secara

baik. Sapi muda yang masih dalam masa pertumbuhan membutuhkan

jumlah pakan yang terus meningkat sampai dicapai kenaikan

pertumbuhan maksimal (Akoso, 1996).

Page 32: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Kandang dan Peralatan

Kandang yang dibuat harus memenuhi syarat antara lain terpisah

dari rumah kurang lebih 10 meter, draenase dan ventilasi baik, lantai

tidak licin, serta terdapat penampungan kotoran kandang. Girisonta

(1980) myatakan bahwa hewan ternak yang bisa hidup aman, tenteram,

akan mempunyai efek yang sangat baik bagi perkembangan serta

produktivitas untuk keperluan itu maka perlu diciptakan konstruksi

kandang yang optimal dan memadai.

d. Reproduksi

Menurut Dasuki (1983) dalam Nurlina (2007) dengan adanya

kegiatan kawin suntik (inseminasi buatan/IB) dari semen pejantan

unggul terhadap betina impor dan keturunannya, maka jumlah bibit sapi

cepat bertambah, dan pada gilirannya akan mempercepat pula

peningkatan jumlah produksi susu. Selain itu menurut Nurlina (2007)

Struktur populasi sapi perah diatur lebih seimbang terutama melalui

program mengadopsi inseminasi buatan. Keseimbangan komponen

struktur populasi dalam peternakan sapi perah rakyat yang tergabung

dalam koperasi yang tersebar luas dengan pemilikan kecil, lebih sukar

tercapai daripada dalam perusahaan sapi perah. Kendala lainnya adalah

masalah penggalakkan fungsionalisasi sapi perah sesuai dengan potensi

genetiknya yaitu mengutamakan tujuan produksi susu.

Lama kebuntingan sapi rata-rata 280 hari dengan variasi antara

274-291 hari dan akan berakhir dengan terjadinya kelahiran pedet.

Kelahiran pedet yang normal terjadi secara alamiah, namun adakalanya

tidak normal, dalam keadaan demikian perlu dibantu secara perlahan-

lahan dengan menarik kaki pedet yang telah terjulur ke arah luar dan

bawah. Apabila dengan bantuan masih sulit, sedangkan posisi pedet

adalah normal, maka perlu minta bantuan seorang dokter hewan untuk

membantu kelahiran apabila posisi kelahiran abnormal (Akoso, 1996).

Page 33: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

e. Pencegah dan pengendali penyakit

Ternak dikatakan sehat apabila semua perbuatan hidupnya

berjalan serasi dengan diri sendiri dan alam sekitarnya. Setiap makhluk

hidup dipengaruhi oleh sesuatu dari luar yaitu iklim, tanah, racun dan

lainnya. Bila terjadi pengaruh buruk itu lebih kuat sedangkan badan

ternak dalam kondisi lemah, maka perbuatan hidup binatang menjadi

goncang. Hal itu karena organ tubuh terganggu sehingga mempengaruhi

kerja serta fungsi organ tersebut, yang membuat ternak menjadi sakit.

Pencegahan penyakit merupakan tindakan yang pertama dalam

melawan suatu penyakit. Metode yang biasa dilakukan antara lain ialah

karantina, imunisasi (kekebalan) dan sanitasi (Girisonta, 1980).

Ternak sapi dari luar yang masih diragukan kesehatannya

biasanya untuk sementara dilakukan karantina. Sesudah benar-benar

sehat, barulah sapi itu bisa dimasukkan ke dalam suatu kelompok sapi-

sapi yang sehat, sedangkan sapi yang sakit menular seperti radang

mulut dan kuku atau penyakit lainnya harus dilakukan isolasi

(pemisahan) di dalam kandang khusus yang jauh dari kelompok sapi

sehat. Vaksinasi untuk menanggulangi kemungkinan-kemungkinan

terjadinya infeksi penyakit asal bakteri dan virus, guna meningkatkan

kekuatan tubuh dan tercipta kekebalan tubuh. Tindakan higienis

(sanitasi) ialah usaha penjagaan kesehatan melalui melalui kebersihan

agar ternak bebas dari suatu infeksi penyakit, baik bakteri, virus,

maupun parasit. Tindakan higienis biasa dilakukan oleh para peternak

untuk membebaskan infeksi penyakit (Sugeng, 2003).

Adapun penyakit-penyakit sapi perah yang dikemukakan oleh

Girisonta (1990) antara lain:

1) Tuberculosis (TBC)

Penyakit TBC disebabkan bakteri mycobacterium tuberculose

yang merupakan penyakit kronis dan masa inkubasi tidak dapat

ditentukan secara pasti, karena sering terjadi sapi yang tampaknya

sehat dan berproduksi tinggi ternyata sapi tersebut mengandung

Page 34: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kuman kuman TBC. Hal ini sangat membahayakan sapi-sapi lain

dan manusia yang minum air susu sapi yang sudah tercemar oleh

kuman-kuman TBC. Usaha pencegahan penularan dapat dilakukan

dengan mengadakan tes tuberkulinasi secara berkala setiap tahun.

Pada hewan yang menunjukan tes positif harus segera diisolir. Pada

tingkat permulaan untuk pengobatan dapat diberikan obat-obatan

antibiotika, akan tetapi bila penyakitnya sudah terlanjur akan sukar

dikendalikan dan sebaiknya sapi itu dimusnahkan.

2) Mastitis (radang kelenjar susu)

Mastitis disebabkan bakteri streptococcus coccci dan

staphylococcus cocci. Masa inkubasinya tidak pasti, cara

penularannya bakteri masuk melalui putting ambing sapi dan

berkembang biak pada saluran/kelenjar ambing. Gejala ini akan

tampak bila ambing yang terserang bengkak dan bila diraba terasa

panas, serta air susu yang dihasilkan encer nafsu makan sapi turun

bulu tampak kasar dan kusam.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memperhatikan cara

pemerahan yaitu sebelum sapi diperah dibersihkan dahulu dan cara

pemerahannya harus betul-betul higienis. Hindarkan kemungkinan

hal-hal yang menyebabkan luka pada ambing melalui cara

pemerahan maupun adanya lantai kandang yang dapat menyebabkan

luka, menjaga kebersihan kandang dan alat-alat untuk pemerahan

ambing. Bila sudah akut dapat diobati dengan penyuntikan

Procainn penicillin G + hydrostreptomycin 2 cc/100 kg berat badan

sapi setiap hari.

3) Milk fever (demam susu)

Milk fever adalah penyakit yang menimpa sapi-sapi betina

yang akan atau sedang melahirkan ataupun sesudah melahirkan.

Sebagian besar penyakit ini menimpa sapi-sapi yang sedang

berproduksi. Milk fever disebabkan karena kekurangan Ca yang

akut. Hal ini akan menimbulkan gangguan metabolisme

Page 35: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mineral,yakni metabolisme Ca yang bisa berakibat kepada seluruh

tubuh. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi pakan atau

ransum dengan kandungan Ca, P, Mg dan pengobatan dengan

injeksi preparat-preparat Ca secara intravenous (500 cc dengan

larutan calcium gluconate 20 persen).

f. Pemerahan ambing sapi

Susu yang bersih akan didapatkan dengan mengikuti langkah

pemerahan yang dikemukakan oleh sebagai berikut:

1) Pemeriksaan terhadap penyakit menular perlu dilakukan karena

apabila terdapat penyakit dikhawatirkan dapat menulari manusia.

2) Kesehatan para pekerja harus dijaga yaitu dengan mencuci bersih dan

mengeringkan tangan sebelum pemerahan dilakukan serta pekerja

tidak menderita penyakit menular. Kuku tangan pekerja harus

dipotong pendek agar tidak melukai puting sapi.

3) Membersihan sapi yang diperah agar kotoran tidak mencemari susu

yang dapat merusak kualitas susu (asam).

4) Pemerahan dilakukan 2 kali sehari pada jam-jam yang sudah pasti

dilaksankan dan pemerahan yang lembut, sebab dengan adanya

kejutan pada sapi akan menurunkan produksi sapi.

Mahanta dalam Williamson (1993) sapi perah yang sehat dengan

ambing yang sehat memproduksikan susu yang mengandung bakteri

yang relatif sedikit. Pada waktu pemerahan susu, dua atau tiga aliran

susu yang pertama dari puting mengandung lebih banyak bakteri dari

pada aliran susu yang belakangan, oleh karena itu menurut Williamson,

aliran susu pertama ini sering dibuang. Sapi perah atau ambing yang

sakit mungkin mengakibatkan susu mengandung mikroorganisme

dalam jumlah yang lebih besar.

g. Pemasaran susu sapi perah

Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok atau koperasi.

Produk yang dipasarkan dapat berupa susu dan hasil olahannya, daging

atau kulit (Syukur, 2010). Lebih lanjut lagi Rasyaf (1992) menyatakan

Page 36: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

bahwa dalam memasarkan hasil peternakan dapat dilakukan melalui

beberapa jalan yaitu:

1) Melalui pedagang pengumpul yang datang ke peternakan-peternakan,

namun keburukannya adalah harga yang diterima peternak merupakan

harga pedagang dan mereka lebih berkuasa dalam menentukan harga.

2) Memasarkan langsung ke pengecer.

3) Memasarkan langsung ke konsumen.

7. Permodalan

Modal dapat diperoleh dari dua sumber yaitu modal sendiri dan

pinjaman. Modal sendiri terdiri atas modal disetor atau modal saham dan

laba ditahan. Pinjaman dapat berupa pinjaman jangka pendek maupun

jangka panjang (Hidayat, 2001). Lebih lanjut sumber modal menurut

Sulhadi (2010) meliputi:

a. Dana sendiri, melalui mencairkan tabungan, deposito, menjual barang

berharga.

b. Keluarga, tidak banyak persyaratan, tidak terbebani bunga, jangka

waktu fleksibel.

c. Lembaga non formal, contohnya pinjaman arisan, PKK, pengajian.

d. Kemitraan, bekerjasama dengan pihak yang memiliki modal.

e. Lembaga gadai, menggadaikan barang berharga, proses cepat.

f. Lembaga non bank, contohnya meminjam dari koperasi simpan pinjam

dan lembaga keuangan mikro, tidak memerlukan agunan, jumlah

pinjaman bisa dinegosiasi.

g. Bank, contohnya KPR, PRK atau multi guna, dan KTA. Relatif aman,

jumlah pinjaman bisa besar dan unlimited, prosedur dan persyaratan

ketat.

Usaha sapi perah dalam penelitian ini adalah usaha yang

dijalankan oleh seseorang dengan memelihara sapi perah sebagai

penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Baik yang dimulai dari

kegiatan teknis budidaya sampai pada pemasaran, dan para peternak ini

Page 37: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

juga membutuhkan sumber informasi modal untuk mengembangkan usaha

sapi perah ini.

B. Kerangka Berpikir

Kegiatan peternak dalam usaha sapi perah di Kecamatan Musuk,

Kabupaten Boyol ali dapat membantu dalam melengkapi kebutuhan pangan

dan nutrisi. Peternak harus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu

sapi yang dihasilkan. Peternak dalam mengusahakan sapi perah

membutuhkan informasi untuk menangani masalah-masalah yang

dihadapinya yang meliputi teknis usaha sapi perah, permodalan dan

pemasaran susu sapi.

Peternak sapi perah terdorong untuk melakukan pencarian informasi

guna untuk menangani masalah, seperti yang diungkapkan Dervin dalam

Ihsaniyati (2010) pada saat melintasi ruang dan waktu, seseorang menghadapi

situasi bermasalah. Situasi problematik ini terjadi karena adanya kesenjangan.

Kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki peternak dengan harapan yang

diinginkan menjadi kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi mendorong

seseorang melakukan pencarian informasi sehingga kebutuhan informasinya

dapat terpenuhi dan seseorang dapat melintasi ruang dan waktu.

Dalam penelitian ini perilaku pencarian informasi mengikuti pola Ellis,

Cox dan Hall (1993) dalam Wilson (1999) yang mengambarkan 8 strategi

perilaku pencarian informasi yang meliputi memulai (starting), merangkaikan

(chaining), menelusur (browsing), membeda-bedakan (differentiating),

mengawasi (monitoring), menyarikan (extracting), memverifikasi (verifying),

dan menyelesaikan (ending). Dimana pada kegiatan (1) Memulai (starting)

yaitu kegiatan awal dimana peternak memulai pencarian informasi. (2)

Merangkaikan (chaining) yaitu kegiatan peternak yang mengikuti mata rantai

yang menghubungkan sarana penelusuran berupa orang terdekat, ahli

kesehatan ternak (mantri hewan), dan media lainnya dengan bahan acuan.

(3)Menelusur (browsing) yaitu kegiatan penelusuran pada bidang potensial

yang diminati. (4) Membeda-bedakan (differentiating) yaitu penggunaan

Page 38: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sumber-sumber informasi yang beragam sebagi alat untuk menyeleksi isi dan

kualitas bahan. (5) Mengawasi (monitoring) yaitu kegiatan untuk mengikuti

dan mengetahui perkembangan-perkembangan dalam bidang tertentu melalui

sumber-sumber informasi yang terpilih. (6) Menyarikan (extracting) yaitu

kegiatan yang lebih bersifat sistematis melalui sumber-sumber yang terpilih

untuk menemukan informasi yang diminati. (7) Memverifikasi (verifying),

atau pengujian ketepatan, yaitu tahap dimana peternak mengecek apakah

informasi yang didapat tepat atau sesuai dengan minatnya. (8) Ending atau

pengakhiran, yaitu tahap dimana pencari informasi mengakhiri proses

kegiatan pencariannya pada saat berakhirnya masalah yang dihadapi peternak

atau juga kemungkinan peternak tidak mendapatkan solusi sehingga memilih

mengakhiri.

Dalam pencarian informasi peternak sering mengahadapi kendala atau

hambatan. Seperti yang diungkapkan Ihsaniyati (2010) bahwa kendala yang

ditemui pada saat melakukan pencarian informasi antara lain kendala

personal, interpersonal, dan lingkungan. Kendala personal yang meliputi

keterbatasan ekonomi, karakteristik/sifat, rasa sungkan dan usia. Kendala

interpersonal meliputi ketidakpercayaan, ketidakterbukaan dan

ketidakakraban. Kendala lingkungan antara lain keterbatasan penyuluh dan

penyuluhan pertanian, alur dan waktu pencarian yang panjang, keterbatasan

akses petani terhadap media audio dan cetak, dan jarak dengan informasi.

Alur kerangka berfikir dalam usaha sapi perah di Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali yaitu sebagai berikut :

Page 39: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir Mengenai Penelitian Kebutuhan dan

Perilaku Pencarian Informasi Peternak dalam Usaha Sapi Perah di

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

C. Dimensi Penelitian

1. Informasi yaitu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul disaat

seseorang berada dalam situasi bermasalah, yang mengurangi

ketidakpastian, dan bermanfaat dalam usahanya untuk memenuhi

kebutuhannya.

2. Kebutuhan informasi yaitu informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi

keinginan peternak sapi sehingga mereka mengakses informasi terkait

usaha ternak, meliputi informasi teknis usaha ternak, informasi

permodalan dan informasi pengolahan dan pemasaran, yang muncul

karena peternak memiliki masalah dalam kegiatan usahanya namun tidak

memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi.

3. Perilaku pencarian informasi peternak dalam penelitian ini adalah aktivitas

perilaku peternak untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dibutuhkan

oleh peternak sapi perah yang berguna untuk mengatasi permasalahan

yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha ternak sapi perah dan

Kebutuhan informasi

peternak dalam kegiatan

usaha sapi perah :

1) Teknis budidaya sapi

perah

2) Permodalan usaha sapi

perah

3) Pengolahan susu dan

pemasaran hasil

produksi sapi perah

Kendala :

1. Personal

2. Interpersonal

3. Lingkungan

Perilaku pencariaan informasi

peternak sapi perah:

1. Starting (memulai)

2. Chaining (merangkaikan)

3. Browsing (menelusur)

4. Differentiating (membedakan)

5. Monitoring (mengawasi)

6. Extracting (menyarikan)

7. Verifying (memverifikasi)

8. Ending (menyelesaikan).

9. (Ellis, et all)

Page 40: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mengurangi ketidak-pastian sehingga dapat memberikan manfaat dan

dapat meningkatkan produktivitas hasil sapi perah. Model perilaku

pencarian informasi dalam penelitian ini mencoba menerapkan model

pencarian informasi dari Ellis et all.

4. Kendala yang dihadapi oleh peternak dalam pencarian informasi ini adalah

kendala yang berasal dari dalam diri peternak maupun dari luar, yang

ditemui ketika melakukan usaha pencarian informasi yang digunakan

untuk mengatasi permasalahan pada usaha ternak sapi perah.

5. Usaha sapi perah dalam penelitian ini adalah usaha yang dijalankan oleh

seseorang dengan memelihara sapi perah sebagai penghasilan untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya. Baik yang dimulai dari kegiatan teknis

budidaya sampai pada pemasaran.

Page 41: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif, yaitu metode penelitian kualitatif yang sering disebut

metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

yang natural setting (Sugiyono, 2010). Penelitian kualitatif itu berakar pada

latar alamiah sebagai kebutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat

penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, serta mengadakan analisis data

secara induktif. Selain itu pada penelitian kualitatif mengarahkan sasaran pada

usaha menemukan teori dari dasar, lebih mementingkan proses dari pada hasil

serta memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data dan

rancangan penelitiannya bersifat sementara (Sutopo, 2002).

Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang

diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti

kualitatif harus bersifat “perspektif emic” yang maksudnya dalam memperoleh

data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang difikirkan

oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan,

yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh informan (sumber data)

(Sugiyono, 2010).

Penelitian ini dianalisis dengan deskriptif, karena penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai

situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang

menjadi objek penelitian. Penelitian ini juga berupaya menarik realitas itu

kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran

tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2003).

Pengembangan deskripsi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan

perspektif fenomenologi. Perspektif ini mengarahkan bahwa apa yang dicari

peneliti dalam kegiatan penelitiannya bagaimana melakukan kegiatan dalam

situasi penelitian, dan bagaimana peneliti menafsir beragam informasi yang

26

Page 42: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

telah digali dan dicatat. Bagian diskripsi dalam catatan ini meliputi potret

informan, rekonstruksi dialog, diskripsi keadaan fisik, struktur tentang tempat,

dan barang-barang lain yang ada di sekitarnya. Strategi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan pendekatan studi kasus (case study). Dalam

penelitian kualitatif studi kasusnya menurut Sutopo (2002) mengarah pada

pendiskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang

yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.

Penelitian dengan pengembangan deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan keadaan atau situasi yang sebenarnya terjadi pada saat ini

dengan menganalisis data dari bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat tanpa

memotong cerita maupun datanya dengan simbol-simbol angka. Pada

penelitian ini akan mendiskripsikan tentang keadaan peternak sapi perah di

Desa Sruni Kecamatan Musuk dalam hal kebutuhan informasi dan perilaku

dalam melakukan pencarian informasi mengenai usaha sapi perah serta

kendala yang menghalangi pencarian informasi.

B. Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu

berdasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil

berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat yang diketahui sebelumnya sesuai dengan

tujuan tertentu (Sugiyono, 2010). Lokasi yang diambil adalah Kabupaten

Boyolali yang mendapat julukan atau icon “kota susu” sejak tahun 1950.

Kemudian memilih Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

dengan pertimbangan karena Kecamatan Musuk adalah salah satu kecamatan

terkenal sebagai penghasil susu sapi perah dengan populasi sapi betina

(berproduksi) terbanyak yaitu rata-rata sebesar 109.980 liter per bulan di

Kabupaten Boyolali dan memilih Desa Sruni karena merupakan desa yang

memiliki populasi sapi perah betina berproduksi terbanyak yaitu sejumlah 611

ekor di Kecamatan Musuk. Jumlah populasi sapi betina perah dan jumlah

produksi susu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 43: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 3.1 Data Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali Tahun 2011

No Desa

Produksi susu

Populasi sapi betina

bertelur (ekor)

Produksi susu

(liter) /bulan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Lampar

Dragan

Karanganyar

Jemowo

Sangup

Mriyan

Lanjaran

Karangkendal

Sumur

Keposong

Pagerjurang

Sukorejo

Sruni

Cluntang

Ringinlarik

Kebon Gulo

Kembangsari

Musuk

Sukorame

Pusporenggo

81

53

559

464

138

166

354

266

343

334

342

351

611

510

284

285

310

355

356

256

10.980

9.540

100.620

83.520

24.840

29.880

63.720

47.880

61.740

60.120

61.560

45.100

109.980

91.800

51.120

51.300

55.000

63.900

64.000

46.080

Jumlah 6.359 1.133.640

Sumber: Balai Penyuluh Pertanian Musuk 2011

C. Metode Penentuan Informan

Penelitian kualitatif, posisi sumber data manusia (informan) sangat

penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan

informan di sini memiliki posisi yang sama, dan informan bukan sekedar

memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa memilih arah

dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini,

sumber data yang berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat

disebut sebagai informan dari pada responden (Sutopo, 2002). Syarat yang

digunakan untuk memilih informan antara lain, jujur, taat pada janji, patuh

pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota tim yang menentang

penelitian (Moleong, 2007).

Penelitian Perilaku Pencarian Informasi ini memilih gatekeepers

sebagai informan awal, kemudian dilanjutkan dengan snowball sampling.

Gatekeepers yang terpilih dalam penelitian kebutuhan dan perilaku pencarian

Page 44: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

informasi ini adalah penyuluh di kecamatan Musuk, karena dengan

pertimbangan penyuluh lebih mengetahui peternak yang aktif dalam mencari

informasi. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa informan awal sebaiknya

memilih orang yang bisa ”membukakan pintu” untuk menggali keseluruhan

medan secara luas (mereka yang tergolong gatekeepers/penjaga gawang).

Penentuan informan selanjutnya menggunakan teknik snowball sampling.

Moleong (2007), menyebutkan tahapan-tahapan penarikan bola salju (snow

ball), yaitu:

1. Menentukan satu atau beberapa informan untuk diwawancarai sebagai

titik awal penarikan sampel.

2. Informan selanjutnya ditetapkan berdasarkan pengetahuan atau informasi

yang diperoleh dari informan awal.

3. Demikian seterusnya hingga pada satu peneliti memutuskan jumlah

informan sudah mencukupi.

Lincoln dan Guba (1985) dalam Sugiyono (2010) mengemukakan

bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan

penentuan sampel dalam penelitian kuantitatif. Informan yang dipilih

berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk

digeneralisasikan. Dalam hubungan ini Nasution dalam Sugiyono (2010)

menjelaskan bahwa penentuan unit informan dianggap telah memadai apabila

telah sampai taraf data yang telah memadai dan bila ditambah sampel lagi

tidak memberikan informasi baru.

Penelitian kebutuhan dan perilaku pencarian informasi di Desa Sruni

dapat mengumpulkan informan sebanyak 17 orang, yang terdiri dari , 6 orang

peternak sapi, 1 orang kepala desa Sruni, 1 orang mantri hewan, 1 orang

penyuluh lapang, 1 orang ketua kelompok tani 2 orang petugas KUD Musuk,

2 pemilik toko (toko pakan ternak dan toko bahan-bahan es), 1 orang Mantri

Bank BRI Cabang Musuk dan 1 orang petugas Dinas Peternakan dan

Perikanan, 1 orang petugas Dinas Kesehatan Boyolali.

Page 45: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

D. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2007), sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun jenis sumber

data dalam penelitian ini adalah: sumber data manusia (informan) dan

dokumen atau arsip.

Tabel 3.2 Tabel Jenis Data dan Sumber Data yang Dibutuhkan

Data yang diperoleh

Cara memperoleh

data

Sifat data Sumber data

Pr Sek Kuali Kuanti

Data Pokok

1. Identitas

a. Nama

b. Umur

c. Pekerjaan pokok

d. Pekerjaan sampingan

2. Kebutuhan informasi peternak

a. Teknis budidaya sapi perah

b. Permodalan usaha sapi perah

c. Pemasaran hasil produksi

3. Kegiatan pencarian informasi

a. Starting (memulai)

b. Chaining (merangkaikan)

c. Browsing (menelusur)

d. Differentiating (membedakan)

e. Monitoring (mengawasi)

f. Extracting (menyarikan)

g. Verifying (memverifikasi)

h. Ending (menyelesaikan)

4. Kendala Pencarian Informasi

a. Personal

b. Interpersonal

c. Lingkungan

Data Pendukung

1. Keadaan Alam

2. Keadaan Penduduk

3. Keadaan Pertanian

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Informan

Dokumen

atau Arsip

1. Sumber Data Manusia (Informan)

Dalam penelitian kualitatif, sumber data yang sangat penting adalah

berupa manusia dengan kata-kata dan tindakannya. Penentuan informan

dilakukan dengan mendatangi langsung. Moleong (2007) menyebutkan

informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

Page 46: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi informan harus

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Adapun informan

dalam penelitian ini antara lain PPL Desa Sruni, Kepala Desa dan peternak

sapi perah di Desa Sruni, serta orang yang terlibat dalam pencarian

informasi oleh peternak sapi perah.

Penyuluh Pertanian Lapang Desa Sruni merupakan pihak yang

memberikan penyuluhan terkait kegiatan sapta usaha ternak sapi perah.

Kepala Desa Sruni, karena mengetahui informasi mengenai kegiatan

perilaku peternak dalam mencari informasi yang ada di desa. Peternak di

sini adalah peternak sapi perah yang terlibat dalam kegiatan sapta usaha

ternak sapi perah yang melakukan pencarian informasi dan dianggap

mengetahui tentang masalah yang akan diteliti.

2. Arsip atau Dokumen

Sutopo (2002), menyebutkan arsip dan dokumen merupakan bahan

tertulis yang bersangkutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.

Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda

peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu).

Bila ia merupakan catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan

terencana dalam organisasi, ia cenderung disebut arsip.

Penelitian ini membutuhkan dokumen dan arsip yang dapat

menjelaskan lebih rinci informasi yang dibutuhkan berdasarkan kerangka

berpikir yang telah dibuat dan dapat berkembang sesuai keadaan di

lapangan. Arsip atau dokumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu

yang berasal dari data monografi Desa Sruni, data BPP di kecamatan

Musuk dan data lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan data

Teknik mengumpulkan data merupakan kegiatan bagaimana dan

dengan cara apa data dapat dikumpulkan dengan benar. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi

pencatatan dan dokumentasi.

Page 47: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1. Wawancara

Lebih lanjut Moleong (2007) mengartikan wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dalam penelitian

kualitatif pada umumnya tidak dilakukan secara terstruktur ketat dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam karena peneliti merasa tidak

mengetahui apa yang belum diketahuinya (Sutopo, 2002).

Penelitian ini menggunakan wawancara berencana karena peneliti

menyusun daftar pertanyaan yang dijadikan pedoman saat melakukan

wawancara dan dapat berkembang saat melakukan wawancara. Selain itu

menggunakan teknik wawancara mendalam di mana peneliti menghendaki

jawaban secara luas dan lebih mendalam dari subyek dan informan karena

peneliti merasa belum tahu tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara

menggunakan instrumen panduan wawancara.

Gambar 3.1 Kegiatan Wawancara dengan Pegawai PPL Musuk dan

Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali

Page 48: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 3.2 Kegiatan Wawancara dengan Informan Peternak Sapi

Perah di Desa Sruni

2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti di lapangan yang dapat dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung (Bungin, 2003).

Spradley dalam Sutopo (2002) menjelaskan bahwa pelaksanaan

teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi dua, yakni observasi tak

berperan sama sekali dan observasi berperan (yang terdiri dari: berperan

pasif, berperan aktif, dan berperan penuh). Dalam observasi tak berperan,

kehadiran peneliti sama sekali tidak diketahui oleh subjek yang diamati,

sehingga apapun yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat tidak

akan mempengaruhi segala yang terjadi pada sasaran yang sedang diamati.

Pada observasi berperan, kehadiran peneliti di lokasi diketahui oleh

informan. Observasi berperan pasif, peneliti hanya mendatangi lokasi

tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat

Page 49: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pasif, namun hadir dalam konteksnya. Pada observasi berperan aktif,

peneliti memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu

situasi berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses

yang bisa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data.

Pada penelitian ini menggunakan observasi berperan pasif karena

peneliti hanya mengamati kebutuhan informasi dan perilaku peternak

dalam mencari informasi serta kendala yang dihadapi peternak sapi perah.

3. Pencatatan

Pencatatan merupakan cara pengumpulan data dengan mencatat

berbagai informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penelitian dari

sumber-sember data yang berkaitan. Menurut Bogdan dan Biklen dalam

Moleong (2007), adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif. Pencatatan terhadap apa yang

didengar, dialami dan dipikirkan didapat dari hasil wawancara. Sedangkan

pencatatan tentang apa yang dilihat dapat berasal dari dokumen dan arsip

yang mendukung data-data yang diteliti. Hasil wawancara harus segera

dicatat agar tidak lupa atau hilang. Dari berbagai sumber data, perlu

dicatat mana yang dianggap penting, dan yang tidak penting, data yang

sama dikelompokkan (Sugiyono, 2010).

Walaupun data yang diperoleh dari hasil wawancara telah terekam

dalam bentuk suara, namun peneliti juga tetap menulis data-data penting

yang diperoleh baik saat wawancara maupun saat pengamatan sebagai

pelengkap hasil rekaman wawancara. Setelah data terkumpul kemudian

peneliti memberikan tanggapan terhadap data tersebut berdasarkan teori

yang telah ada. Selama kegiatan penelitian ini peneliti juga perlu

mendokumentasikan sebagai data bukti.

Page 50: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 3.3 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh Teknik Pengumpulan

Data Pokok

1. Identitas informan

2. Kebutuhan informasi peternak

a. Teknis budidaya sapi perah

b. Permodalan usaha sapi perah

c. Pemasaran hasil produksi sapi perah

3. Kegiatan pencarian informasi

a. Starting (memulai)

b. Chaining (merangkaikan)

c. Browsing (menelusur)

d. Differentiating (membedakan)

e. Monitoring (mengawasi)

f. Extracting (menyarikan)

g. Verifying (memverifikasi)

h. Ending (menyelesaikan)

4. Kendala Pencarian Informasi

a. Personal

b. Interpersonal

c. Lingkungan

Data Pendukung

1. Keadaan Alam

2. Keadaan Penduduk

3. Keadaan Pertanian dan peternakan

Aktivitas peternak dalam kegiatan

bekerja menjalankan usaha ternak,

usaha tani dan usaha lainnya

4. Pola interaksi peternak-peternak,

peternak-pedagang, peternak-KUD,

peternak-penyuluh, peternak dengan

anggota keluarga lainnya, peternak dan

kelompok tani

5. Kondisi transportasi dan komunikasi

Wawancara, Pencatatan

Wawancara, Pencatatan

Wawancara, Pencatatan

Wawancara, Pencatatan

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Wawancara, Pencatatan, Observasi

Pencatatan, Observasi

Pencatatan, Observasi

Pencatatan, Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

F. Validitas Data

Data yang telah berhasil dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian

harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Untuk membuktikan

validitas data menggunakan trianggulasi dan review informan. Trianggulasi

merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomologi yang bersifat

multiperspektif yaitu menarik kesimpulan yang mantap tidak hanya

menggunakan cara pandang.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas dalam Sugiyono (2010)

terdapat tiga macam yaitu triangulasi sumber (data), triangulasi metodologi

(teknik), triangulasi waktu. Sedangkan Patton dalam Sutopo (2002)

Page 51: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

menyebutkan ada 4 macam teknik triangulasi, yaitu triangulasi data,

triangulasi peneliti, triangulasi metodologi dan triangulasi teoritis. Triangulasi

data sering disebut sebagai triangulasi sumber. Triangulasi sumber

memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data

yang sejenis. Triangulasi peneliti adalah menguji validitas hasil penelitian

beberapa peneliti. Triangulasi metodologi dilakukan dengan mengumpulkan

data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau pengumpulan data yang

berbeda. Sedangkan triangulasi teori adalah menggunakan perspektif lebih

dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi, yaitu triangulasi

sumber (data) dan triangulasi metode. Trianggulasi sumber pada penelitian ini

menggunakan informan. Informan terdiri dari, PPL Desa Sruni, Kepala Desa

Sruni, peternak sapi perah dan orang-orang yang terlibat dalam pencarian

informasi di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Triangulasi

metode yang digunakan penelitian ini, yaitu penggunaan berbagai metode

untuk meneliti sesuatu hal, seperti metode wawancara, metode observasi dan

juga dicocokan dengan dokumen yang diperoleh di lapang.

Gambar 3.3 Skema Trianggulasi Sumber (Data)

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan review informan dengan cara

diskusi kelompok (FGD). Menurut Sutopo (2002), review informan dilakukan

pada saat peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha

menyusun sajian datanya, walaupun mungkin masih belum utuh dan

menyeluruh, maka laporan yang telah disusunnya perlu dikomunikasikan

dengan informannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah laporan

Data

Wawancara

Pencatatan

review informan

D Dokumen/Arsip

Aktivitas Observasi

Page 52: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang ditulis merupakan pernyataan atau deskripsi yang bisa disetujui oleh

mereka (Sutopo, 2002). Review informan dilakukan dengan diskusi kelompok

dimana peneliti mengundang informan peternak sapi perah dan dilaksanakan

pada tanggal 5 Oktober 2011 jam 10 pagi sampai dengan selesai. Tempat

pelaksanaan diskusi kelompok di rumah Ketua Kelompok Tani Subur Desa

Sruni.

Gambar 3.4 Kegiatan Diskusi Kelompok (Review Informan)

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model analisis interaktif,

yang berupa:

1. Reduksi Data

Menurut Miles dan Huberman (1992), reduksi data merupakan suatu

bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara

sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi. Secara sederhana dapat dijelaskan, dengan reduksi data, data

kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam

cara, melalui seleksi ketat, ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

Dari lokasi penelitian, data lapang dituangkan dalam uraian laporan

yang lengkap dan terperinci. Data dan laporan lapangan kemudian

Page 53: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk

dipilih yang terpenting kemudian mencari tema atau polanya (melalui proses

penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Lebih lanjut setelah

melakukan reduksi data, peneliti memilah-milah dan menggambarkan

kondisi mengenai kebutuhan informasi peternak sapi perah di Desa Sruni,

perilaku pencarian informasi, dan kendala pencarian informasi.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan dapat dilakukan. Sajian data

ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis

sehingga bila dibaca, akan mudah dipahami yang mengacu pada rumusan

masalah yang telah dibuat sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi

yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk

menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Selain data

dalam bentuk kalimat, dalam sajian data ini juga dapat meliputi berbagai

matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel

sebagai pendukung narasi. Semuanya dirancang guna merakit informasi

secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti dalam

bentuk yang lebih kompak (Sutopo, 2002). Penelitian ini disajikan dalam

bentuk foto, dan cuplikan pernyataan, dan narasi hasil wawancara.

3. Penarikan Kesimpulan

Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai

melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan

semua hal yang terdapat dalam reduksi atau sajian datanya. Bilamana

kesimpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan dalam reduksi

maupun sajian datanya, maka peneliti akan mengulangi kembali

pengumpulan data yang terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang

ada dan juga bagi pendalaman data (Sutopo, 2002).

Menurut Sutopo (2002), proses analisis dengan tiga komponennya

saling menjalin dan dilakukan secara terus-menerus di dalam proses

pelaksanaan pengumpulan data. Selain itu tiga komponen tersebut

Page 54: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya

maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk

siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen

analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi

penelitiannya. Proses analisis seperti yang disebutkan di atas disebut dengan

model analisis interaktif.

Pengumpulan data

Reduksi data

Sajian data

Penarikan simpulan/

verifikasi

Gambar 3.5 Model Analisis Interaktif

Page 55: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Desa Sruni

Desa Sruni merupakandesa yang terdapat diSebelahTimur Lereng

Gunung Merapi dan merupakan salah satu desa di Kecamatan Musuk,

Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah.Jarak Desa Sruni dari pusat

pemerintahan Kecamatan Musuk adalah 5km, dari pusat administrasi dan

pemerintahan kabupaten adalah 10 km sedangkan jarak Desa Sruni dari

Ibukota Propinsi adalah 77 km. Adapun batas-batas wilayah Desa Sruni di

sebelah utara adalahDesa Ringinlarik dan Desa Cluntang, sebelah timur

adalah Desa Karang Kendal dan Desa Sukorejo, sebelah selatan adalah Desa

Lanjaran dan batas sebelah barat adalah Desa Mriyan.

Desa Sruni terletak pada ketinggian 750 m di atas permukaan laut dan

berdasarkan kondisi iklimnya dapat digolongkan sebagai wilayah dengan

karakteristik lembab dengan curah hujan 2.478 mm/th dan jumlah bulan

kering 5 bulan dengan rata rata suhu maksimum/minimum 30C/18

0C. Luas

wilayah Desa Sruni adalah 337,2787 ha yang terdiri dari lahan pertanian dan

non pertanian atau tempat fasilitas umum lainnya.

Desa Sruni memiliki karakteristik lingkungan berupa dataran tinggi

dengan lingkungan kering dan jenis tanah yang pada umumnya termasuk

jenis aluvial. Karakter lingkungan wilayah ini mempengaruhi jenis usaha

pertaniandan peternakan. Tanah kering sangat cocok untuk pengembangan

pertanian tanaman lahan kering, seperti tanaman rumput-rumputan untuk

makan ternak,tembakau, bunga mawar, pepaya, cengkeh, cabai, palawija,

sawi,dan sayuran. Suhu yang rendah di Desa Sruni juga sangat berpotensi

untuk usaha ternak sapi perah dari pada ternak lainnya, usaha ternak

merupakan sebagai sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat.

40

Page 56: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 4.1(a), (b),(c) dan (d)Kondisi Wilayah Desa Sruni

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di suatu daerah erat hubungannya dengan kondisi

sosial ekonomi di daerah tersebut. Desa Sruni berpenduduk 3.367 jiwa dengan

990 Kepala Keluarga (KK). Berikut adalah data keadaan pendudukDesa Sruni

menurut umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian.

Adapun penjelasan secara lebih rinci yaitu sebagai berikut:

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk merupakan sejumlah orang yang bertempat tinggal di

suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk

dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan.Keadaan penduduk menurut

jenis kelamin di Desa Sruni adalah sebagai berikut:

c. Kondisi Jalanan

b. Kondisi Sungai Kering a. Kondisi Lahan Tegal Terasering

b. Kondisi Lahan Tegal Terasering

c.

d. Kondisi Jembatan

Page 57: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 4.1 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sruni

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

1.602

1.765

47,58

52,42

Jumlah 3.367 100,00

Sumber: Monografi Desa Sruni Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-

laki sebesar 1.602 jiwa (47,58persen) dan jumlah penduduk perempuan

sebesar 1.765 jiwa (52,42persen). Perbandingan jumlah penduduk laki-laki

dan perempuan dapat mempengaruhi pembagian pekerjaan dalam

pembangunan termasuk bidang peternakan. Nilai sex ratiosebesar 91 atau

90,76 persen tersebut menunjukkan pekerjaan dalam bidang peternakan

yang dikerjakan oleh laki-laki dapat dikerjakan oleh perempuan. Hal ini

dikarenakan jumlah penduduk perempuan yang hampir sama dengan

jumlah penduduk laki-laki.

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Penduduk menurut umur dapat digambarkan menurut jenjang yang

berhubungan dengan kehidupan produktif manusia yaitu 0–14 tahun

merupakan kelompok umur non-produktif, umur 15–64 tahun merupakan

kelompok umur produktif dan penduduk umur 64 tahun keatas adalah

kelompok umur sudah tidak produktif(Mantra, 1995). Adapun besarnya

jumlah penduduk menurut umur di Desa Sruni yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Umur

No Umur Jumlah Prosentase (%)

1.

2.

3.

0 – 14

15 – 64

>65

775

2.489

103

23,02

73,92

3,06

Jumlah 3.367 100,00

Sumber: Monografi Desa Sruni Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa prosentase terbesar

terdapat pada kelompok umur 15-64 tahun yaitu sebesar 73,92 persen atau

sebesar 2.489 orang. Umur 15-64tahun tergolong dalam usia produktif

sehingga dengan penduduk yang besar maka kontribusi penduduk terhadap

Page 58: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pembangunan di Desa Sruni juga besar,jumlah penduduk yang mempunyai

prosentase terkecil adalah umurnon produktif yaitu sebesar 3,06 persen

atau 103 orang.Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan di Desa

Sruni dapat dikatakan sejahtera karena jumlah penduduk yang produktif

atau bekerja lebih banyak daripada jumlah penduduk yang non produktif

atau tidak bekerja sehingga penduduk yang produktif harus mampu

memenuhi kebutuhannya sendiri maupun kebutuhan bagi usia non

produktif yang menjadi tanggungan mereka, baik kebutuhan primer

maupun kebutuhan yang lain.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

di semua sektor. Tingkat pendidikan penduduk menunjukkan kualitas

sumber dayamanusia di wilayah tersebut. Semakin tinggi tingkat

pendidikan maka keadaanpenduduk akan semakin baik jika diukur dari

aspek pengetahuannya. Selain itu, penduduk dengan tingkat pendidikan

tinggi akan lebih mudah dalam menerima suatu inovasi dan perubahan.

Namun hal ini belum tentu dapat menjamin kesadaran masyarakat dalam

menerima inovasi. Apabila dalam suatu masyarakat yang mempunyai

tingkat pendidikan yang tinggi dan didukung dengan kesadaran

masyarakat untuk berkembang, maka tatanan masyarakat yang lebih baik

akan dapat terwujud. Secara rinci tingkat pendidikan penduduk Desa Sruni

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1. Tamat Perguruan Tinggi 147 4,36

2. Tamat SLTA 332 9,86

3. Tamat SLTP 329 9,77

4. Tamat SD 1.365 40,54

5. Tidak Tamat SD 921 27,35

6. Belum Tamat SD 160 4,75

7. Belum Sekolah 113 3,35

Jumlah 3.367 100,00

Sumber: Monografi Desa Sruni Tahun 2010

Page 59: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tingkat pendidikan dapat dikriteriakan menjadi tiga jenis, yaitu

tinggi, sedang, dan rendah. Dikatakan rendah jika penduduk yang tamat

SD ke atas kurang dari 30 persen. Kriteria pendidikan sedang, jika

penduduk yang tamat SD ke atas antara 30 persen sampai dengan 60

persen. Pendidikan masuk dalam kriteria tinggi jika penduduk yang tamat

SD ke atas lebih dari 60 persen.

BerdasarkanTabel 4.3 dapat diketahui bahwa keadaan penduduk

menurut tingkat pendidikan di Desa Sruni adalah tergolong sedang yaitu

dengan prosentase tertinggi pada penduduk tamat SD yaitu sebanyak 1.365

orang atau 40,54 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran

penduduk Desa Sruni akan pendidikan cukup tinggi, sehingga mampu

meningkatkan kesejahteraan wilayah tersebut karena pendidikan yang

tinggi, maka masyarakatnya memiliki pengetahuan yang lebih banyak dan

akan lebih mudah dalam menerima suatu inovasi dan perubahan.

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Salah satu penunjang keberhasilan pembangunan daerah yaitu

tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk sehingga mampu

meningkatkan pendapatan asli daerah.Keadaan penduduk menurut mata

pencaharian adalah jumlah penduduk pada suatu wilayah yang bekerja

berdasarkan mata pencaharian tertentu. Mata pencaharian penduduk

disuatu wilayah dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam

atau potensi lokal, ketersediaan jumlah tenaga kerja, serta kondisi sosial

ekonomi penduduk di suatu wilayah tersebut yang meliputi umur, tingkat

pendidikan, ketrampilan, modal dan sebagainya. Keadaan penduduk di

Desa Sruni berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 60: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Mata Pencaharian

No Lapangan Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1. Peternakan 1024 41,41

2. Pertanian tanaman

pangan

204 8,25

3. Perkebunan 272 10,99

4. Buruh Tani 43 1,74

5. Pengusaha/pengrajin 798 32,27

6. Buruh Industri 57 2,30

7. Buruh Bangunan 18 0,73

8. Pedagang 17 0,69

9. PNS 29 1,17

10. Lain-lain 11 0,46

Jumlah 2.473 100,00

Sumber: Monografi Desa Sruni Tahun 2010 dan BPP Musuk 2010

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

penduduk di Desa Sruni bermata pencaharian di sektor peternakan hampir

semua penduduk Desa Sruni memiliki ternak sapi perah, hal ini terlihat

dari data yang diperoleh diketahui bahwa penduduk yang bermata

pencaharian peternak menempati urutan terbesar, yaitu penduduk bermata

pencaharian sebagai peternaksebesar 41,41 persen (BPP Musuk,

2010).Penduduk di Desa Sruni bermata pencaharian sebagai peternak

karena kondisi geografis yang cocok untuk menjalankan kegiatan

usahaternak perah selain bekerja di peternakan masyarakat desa sruni juga

melakukan pekerjaan sebagai petani. Mata pencarian sebagai petani

tanaman pangan terdapat 8,25 persen dan petani perkebunan ada 10,99

persen. Sehingga masyarakatDesa Sruni dengan bekerja di lahan pertanian

juga akan mendapatkan pakan hijauan dari sisa tanaman pertanian untuk

diberikan ke ternak sapi yang mereka pelihara.

C. KeadaanPertaniandan Peternakan

Pertanian dan Peternakan merupakan suatu bidang untuk menghasilkan

produk untuk mencukupi kebutuhan pangan. Tidak terbatas pada pemenuhan

pangan penduduk setempat tetapi juga bagi penduduk wilayah lainnya.

Berikut ini data mengenai komoditas pertanian dan peternakan di Desa

Sruni:

Page 61: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel4.5Jumlah KomoditasTanaman Desa Sruni

No Jenis komoditas Jumlah (ha)

1.

2.

3.

4.

5.

Pangan

Sayuran

Perkebunan

Buah-buahan

Lain-lain

37,1000

28,3000

40,4000

26,3400

52,6040

Jumlah 185,2046

Sumber : Monografi Desa Sruni Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.5jenis komoditas yang menggunakan lahan terluas

adalah tanaman perkebunan yang berupa cengkeh, sehingga tanaman cengkeh

dan tembakau merupakan produk pertanian utama dari desa Sruni. Tanaman

lainnya yang ditanam di lahan Desa Sruni adalah rumput gajah untuk pakan

ternak dan mawar.

Gambar 4. 2(a) dan (b) Jenis Komoditas Tanaman Desa Sruni

Tabel4.6Peternakan di Desa Sruni

No Jenis Ternak Jumlah (ekor)

1.

2.

3.

4.

5.

Sapi perah

Sapi Biasa

Kambing Domba

Ayam Kampung

Itik, dan lain lain

1.847

10

200

500

30

Sumber : Monografi Desa Sruni Tahun 2010 dan BPP Musuk 2011

Jenis ternak yang diusahakan adalah ternak sapi perah (FH) dari hasil

pendataan PPL Musuk tahun 2011 sebesar 1.847 ekor(BPP Musuk, 2011)

yang merupakan jumlah ternak terbesar di Desa Sruni1. Ternak lain yang

diusahakan masyarakat Desa Sruni adalah sapi biasa, kambing domba, ayam

b. Kebun Kebun Cengkeh,

Pepaya dan Tembakau a. Kondisi Mawar

1 . Bapak Bambang, Penyuluh BPP Musuk. Wawancara tanggal 8 September 2011 di BPP Musuk “Kondisi peternakan di

desa sruni...yaitu dengan jumlah peternak 667 orang, populasi sapi perah itu dari hasil pendataan 1.847ekor .... sapi

potongnya 28ekor. sudah melaksanakan IB 20% peternak se Desa Musuk. Dengan ..ee.. kesadaran masayarakat

akan kelebihan IB maka sekitar 20% peternak sudah melaksanakan IB.

Page 62: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

kampung, itik dan ternak lainnya. Jenis ternak yang paling banyak adalah

ternak sapi perah(FH). Jumlah populasi ternak di Desa Sruni ini berubah-

ubah atau tidak pasti karena setiap hari masyarakat melakukan aktivitas jual

beli2. Rata-rata masyarakat di Desa Sruni lebih banyak beternak sapi

perahkarena kondisi lingkungan yang mendukung untuk dapat menghasilkan

susu yang dapat membantu perekonomian bagi peternak.

Gambar 4. 3 Kondisi Ternak Kambing dan Ternak Sapi Perah Desa Sruni

D. Keadaan Sarana Perekonomian

Keberadaan sarana perkonomian di suatu wilayah merupakan salah satu

hal yang dibutuhkan untuk mendukung laju kegiatan perekonomian

penduduk. Sarana perkonomian merupakan tempat dimana terjadi kegiatan

jual beli atau pemindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen, yang

merupakan kegiatan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.

Dengan adanya sarana perekonomian maka dapat mempermudah masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan dan juga dapat menambah lapangan pekerjaan

bagi masyarakat. Keadaan lembaga perekonomian di Desa Sruni dapat dilihat

pada Tabelberikut:

Tabel4.7 Keadaan Lembaga Perekonomian di Desa Sruni

No. Jenis Sarana Jumlah

1. Pasar Umum 2

2. Toko/Kios/Warung 16

3. Koperasi Simpan Pinjam 1

Sumber: Monografi Desa Sruni Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian

yang terdapat di Desa Sruni dapat dikatakan sudah cukup memadai yaitu

dengan adanya pasar umum sebanyak 2 buah, toko/kios/warung sebanyak 16

2 . Bapak Bambang, Penyuluh BPP Musuk. Wawancara tanggal 8 September 2011 di BPP Musuk “Kondisi peternakan

Desa Sruni... Populasi ini bisa berubah setiap hari karena kegiatan jual beli para peternak, untuk kondisi sapi

perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk itu yang pertama... bangsa sapi betina itu berasal dari peranakan saja”

Page 63: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

buah, dan koperasi simpan pinjam sebanyak 1 buah, koperasi ini merupakan

koperasi gabungan kelompok tani yang diberi nama Karya Manunggal.

Keberadaan sarana perekonomian di Desa Sruni tersebut sangat dibutuhkan

karena dengan adanya sarana perekonomian, kegiatan penduduk menjadi

lebih lancar, misalnya dalam hal pemasaran hasil-hasil usahatani.

Gambar 4.4 Bangunan Koperasi Gapoktan “Karya Manunggal” Desa Sruni

Pasar hewan juga terdapat di Kabupaten Boyolali dimana pasar ini

sering digunakan oleh peternak untuk kegiatan jual beli hewan. Pasar hewan

hanya ramai pada saat pasaran jawa yaitu hari “ pahing”. Masyarakat

memanfaatkan pasar ini selain kegiatan jual beli juga kegiatan mencari

informasi mengenai perkembagan harga pedet dan indukan sapi untuk

dipelihara.

Gambar 4.5 Pasar Hewan di Kabupaten Boyolali

E. KeadaanSarana Pendidikan

Sarana pendidikanmerupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar

untuk mendapatkan ilmu. Sarana pendidikan sangat penting dalam suatu

Page 64: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

wilayah agar tingkat pengetahuan masyarakat lebih tinggi. Sehingga dengan

tingkat pendidikan yang tinggi maka masyarakat dapat lebih maju dan

berkembang. Adapun lembaga pendidikan di Desa Sruni yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.8 Keadaan Sarana Pendidikan di Desa Sruni

No. Sarana Pendidikan Jumlah (unit)

1. Taman Kanak-kanak 2

2. SD Negeri 3

3. SLTP Negeri 1

Sumber: Monografi Desa Sruni Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sarana pendidikan paling

banyak di wilayah Desa Sruni yaitu SD Negeri sebanyak 3 unit, dikarenakan

tingkat sekolah dasar ini penting sebagai modal awal untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain lembaga pendidikan sekolah

dasar, di Desa Sruni juga terdapat sarana pendidikan Taman Kanak-kanak

(TK) sebanyak dua unit sekolah dan SLTP Negeri sebanyak satu unit. Dengan

adanya sarana pendidikan di Desa Sruni maka diharapkan penduduk usia

sekolah dapat memperoleh pendidikan yang layak. Sehingga kualitas sumber

daya manusia yang ada juga semakin baik.

F. Keadaan Sarana Transportasi dan Komunikasi

Sarana transportasi dan komunikasi dapat mendukung penduduk dalam

memperlancar perkembangan di suatu wilayah. Penduduk Desa Sruni

selalumembutuhkan sarana transportasi dan komunikasi untuk menjalankan

aktivitasnya sehari-hari. Sarana transportasi dan komunikasi sangat membantu

untuk berhubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain.

Angkutan masyarakat merupakan faktor yang dapat membantu masyarakat

dan memperlancar perkembangan suatu wilayah. Sarana tranportasi

merupakan salah satu indikator modernisasi suatu wilayah.Dampak dari

modernisasi diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(Mantra, 1995).Berikut ini adalah sarana transportasi yang dapat digunakan

oleh penduduk Desa Sruni:

Page 65: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 4.9 Sarana Transportasi di Desa Sruni

No. Sarana Transportasi Jumlah (buah)

1. Mobil/motor 10

2. Sepeda/ojek 231

3. Lain-lain 59

Sumber: Monografi Desa Sruni Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui terdapat tiga jenis sarana

transportasi yang terdapat di Desa Sruni. Sarana transportasi tersebut

diantaranya, mobil atau motor sebanyak 10 buah, sepeda atau ojek 231 buah,

dan lain-lain (bisa berupa truk, dan gluthuk) sebanyak 59 buah. Sarana

transportasi yang paling banyak dimiliki oleh penduduk adalah sepeda motor

atau ojek, sedangkan yang paling sedikit adalah mobil atau motor. Sepeda

motor/ojek paling banyak dimiliki karena harganya yang terjangkau dan

hampir setiap penduduk dapat mengendarainya. Ketersediaan sarana

transportasi umum yang ada di Desa Sruniadalah angkutan umum dan ojek.

Dengan adanya kendaraan umum yang melintasi Desa Sruni, maka pola arus

penumpang dan barang banyak terjadi.

Kegiatan warga Desa Sruni untuk mengakses informasi, pusat kegiatan

ekonomi, kesehatan, ataupun pemerintahan biasanya dilakukan dengan

menggunakan angkutan umum atau mengendarai sepeda motor. Namun

dengan keadaan jalan yang sering rusak, maka mempersulit warga untuk

pergi ke luar desa.Terlebih lagi jika harus membawa barang hasil panen, air,

susu, maupun barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak dari desa ke

pasar atau sebaliknya, warga desa akan kesulitan.

Page 66: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 4.6Sarana Transportasi Desa Sruni

Sarana komunikasi yang ada di Desa Sruni diantaranya adalah televisi,

radio, dan telepon genggam.Televisi dan radio biasanya dimanfaatkan sebagai

tempat mencari hiburan dan informasi-informasi baru sedangkan telepon

genggam dimanfaatkan untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk sinyal

jaringan telepon genggam di Desa Sruni cukup sulit, hanya ada satu operator

yang bisa dimanfaatkan masyarakat Desa Sruni. Pusat layanan komunikasi

umum di Desa Sruni untuk seperti kantor pos, warung telepon (wartel), dan

warung internet (warnet) belum tersedia. Untuk memenuhi kebutuhan yang

harus menggunakan ketiga sarana tersebut, biasanya penduduk akan datang

ke pusat Kecamatan Musuk atau Kabupaten Boyolali.Informasi yang bersifat

umum, misalnya pengumuman adanya lelayu, penduduk akan menggunakan

microphone atau bisa juga dengan “gethok tular”.

Tingkat kepemilikan telepon genggam(Hp) di desa ini juga masih

rendah. Keadaan tersebut membuat warga desa lambat dalam menerima

informasi. Dengan keadaan yang demikian KUD dan BPP Musuk menjadi

Page 67: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pusat sumber informasi. Keadaan tersebut sedikit tertolong dengan adanya

budaya “gethok tular” yang masih sangat kental di Desa Sruni. Dengan

adanya budaya tersebut informasi yang didapat oleh sebagian warga dapat

meyebar ke warga yang lain.

G. Kondisi Khusus Peternakan Desa Sruni

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali merupakan daerah

pegunungan bersuhu rendah yang menjadikan usaha ternak perah lebih

berkembang dari pada usaha ternak lain. Sapi perah yang menjadi

iconnyaKabupaten Boyolali, dari tahun 1950-an sampai sekarang menjadi

kabupaten dengan sentra ternak perah yang memproduksi susu di Jawa

Tengah. Desa Sruni terletak di lereng Sebelah Timur Gunung Merapi dengan

mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai peternak sapi perah dan

petani. Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dengan hasil

susu sapi perah. Hal ini terjadi karena sapi perah membutuhkan kondisi suhu

lingkungan yang lebih rendah dibanding dengan ternak lain. Meskipun usaha

ternak sapi perah lebih menjanjikan dibanding usaha pertanian, namun Desa

Sruni juga memiliki potensi komiditi lain, antara lain mawar, cengkeh,

tembakau, sayuran, cabe dan tanaman lainnya.

Usaha ternak sapi perah yang dijalankan masyarakat Desa Sruni ini

sudah turun temurun, sehingga modal awal yang dimiliki peternak sapi

biasanya dalam usaha sapi perah berasal dari warisan orang tua dan

menggunakan modal tabungan sendiri yang telah terkumpul. Potensi yang

dimiliki Desa Sruni ini menarik perhatian pemerintah untuk

mengembangkannya sehingga pada tahun 2007 mendapat sapi perah gaduhan

sebanyak 41 ekor sapi dari pemerintah. Sebelum Tahun 2010 setiap para

peternak dapat memelihara lebih dari 8 ekor sapi, namun saat ini peternak

sudah tidak mampu memelihara sebanyak itu karena selain kekurangan air,

ternak terkena penyakit yang disebabkan malnutrisi (kelumpuhan, mastitis,

dan penyakit lainnya), disisi lain menurut peternak Desa Sruni penyebab

ternak sapi saat ini kurang menguntungkan karena,harga jual sapi dan susu

yang rendah ini membuat peternak sapi merasa dirugikan karena biaya

Page 68: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

produksi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Syn sebagai berikut:

“Saya lihat situasi kepemerintahan saat ini kurang berhasil...karena ada

pihak-pihak yang ingin diuntungkan secara sepihak.... contohnya itu...

pemerintah memberi ijin impor sapi dan susu sehingga... ya...

dampaknya sapi lokal peternak Indonesia kurang meningkat karena

harga jual yang rendah..” (Hasil wawancara dengan Syn tanggal 17

September 2011).

Desa Sruni terdapat kelompok tani yang bergerak dalam melakukan

pengolahan limbahsapi dan pengolahan susu sapi, dengan adanya pengolahan

ini diharapkan peternak mendapatkan penghasilan tambahan. Peternakan di

Desa Sruni memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Peternakan sapi

perah yang dapat mencukupi kebutuhan gizi masyarakat luas akan tetapi

warga Sruni tidak mengetahui harus bertindak bagaimana untuk

meningkatkan produksi dan nilai jual yang tinggi, karena selama ini produksi

susu sapi perah hanya berkisar 10 sampai 12 liter saja padahal harga pakan

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidak sebanding dengan harga

susu. Hal ini membuat para peternak tidak mau menggunakan pakan katul

sehingga sapi perah hanya menghasilkan susu rata-rata 10 liter perhari.

Seperti informan Skmengungkapkan bahwa:

“Sapi yang dimilikisekarang sudah berkurang mbak, karena tidak

mampu ngasih pakan, karena pada saat ini harga katul brand itu

mahal”(Hasil wawancara dengan Sk 19 September 2011).

Kondisi peternakan sapi perah di Desa Sruni kesehatan dan sanitasi

ternak sangat kurang, karena keadaan desa yang sulit sumber air, membuat

peternak tidak membersihkan kotoran di badan sapi dan kandang sapi.

Kurang perhatiannya akan kebersihan ini dapat menimbulkan beberapa

penyakit sapi seperti yang diungkapkan informan Ytmyang juga berperan

sebagai mantri hewan :

“Peternak kurang memperhatikan kebersihan kandang sapi sehingga

sapi sering terkena penyakit kudis/koreng, selain itu peternak enggan

untuk melengkapi nutrisi sapi, sapi mudah terkena penyakit lumpuh

yang disebabkan mallnutrisi” (wawancara tanggal 24 September 2011).

Keadaan ini juga diperparah dengan kesadaran peternak Desa Sruni

dalam melengkapi kebutuhan nutrisi sapi yang sangat kurang, karena apabila

Page 69: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

nutrisi sapi tidak terpenuhi maka sapi akan mudah terjangkit penyakit dan

produksi susu akan rendah.

Peternak sapi perah dalam memasarkan susu sapi hanya dijual dalam

bentuk susu segar yang langsung disetorkan ke KUD melalui Tempat

Penampungan Susu dan pengumpul susu lokal. Disisi lain kalau susu diolah

menjadi produk lain dapat memiliki nilai jual yang tinggi.Melihat kondisi

yang dialami peternak sapi perah di Desa Sruni, dengan berbagai kesenjangan

yang dialami oleh peternak maka sangat perlu untuk dilakukan penelitian

mengenai kebutuhan informasi peternak sapi perah, perilaku peternak dalam

mencari informasi serta kendala yang dihadapi ketika melakukan pencarian

informasi.

Page 70: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

V. KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK

Para peternak sapi perah dalam melakukan pekerjaan setiap hari akan

menemui suatu masalah dalam aktivitas kegiatan beternak sehari-hari, akan tetapi

karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki ini menjadi suatu kesenjangan.

Kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki peternak dengan kondisi yang

dihadapi oleh informan peternak sapi perah Desa Sruni dalam melakukan kegiatan

usaha ini menimbulkan suatu kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan

peternak meliputi perkembangan ternak sapi perah, penyediaan pakan sapi perah,

pencegahan dan pengendalian penyakit, dan penjualan susu sapi perah, serta

pengolahan susu sapi perah dan pemasarannya. Kebutuhan informasi setiap

peternak berbeda-beda, sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh peternak.

Penelitian kebutuhan dan perilaku pencarian informasi peternak sapi di

Desa Sruni akan dibahas menurut informasi yang dibutuhkan dari peternak.

Informasi yang dibutuhkan setiap peternak sapi perah akan berbeda. Dari masing-

masing kebutuhan informasi informan peternak sapi perah akan dibahas pada sub

bab sebagai berikut:

A. Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah

Kebutuhan informasi teknis budidaya sapi perah ini muncul karena

kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki peternak dalam budidaya sapi

masih kurang dengan harapan untuk menyelesaikan kondisi masalah

pemeliharaan sapi perah yang dihadapi peternak pada saat ini. Informasi

teknis budidaya sapi perah yang dibutuhkan oleh peternak Desa Sruni ini

meliputi informasi pada kegiatan penanganan penyakit lumpuh, pakan sapi

alternatif dan perkembangan harga “pedet” (bibit sapi). Salah satunya adalah

peternak Syn yang mengungkapkan bahwa ia membutuhkan informasi harga

bibit sapi sebagai berikut: “butuh itu...informasi perkembangan harga

sapi...mbak” karena menurut Syn setiap peternak pasti akan membutuhkan

informasi perkembangan harga bibit sapi di daerahnya maupun di daerah lain,

hal ini akan berguna untuk mengatasi ketidakpastian atau kekhawatiran

55

Page 71: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

peternak dalam kegiatan usaha sapi, ataupun untuk menentukan keuntungan

dan kerugian usaha ternak sapi.

Selain itu informasi yang dibutuhkan peternak adalah pakan alternatif

bagi sapi. Masalah yang dihadapi peternak akan harga pakan katul yang

mahal dan tidak sebanding dengan harga susu yang dihasilkan oleh sapi perah

membuat peternak mencari pakan alternatif penggganti katul. Salah satu

peternak Desa Sruni mengatakan bahwa: “informasi-informasi pakan

alternatif selain katul itu penting mbak...” (hasil wawancara dengan Syn, 18

September 2011). Peternak Desa Sruni membutuhkan informasi tentang

alternatif pakan sapi selain katul yang juga tidak mengurangi jumlah produksi

hasil susu serta sapi tidak mengalami malnutrisi.

Informasi lain yang dibutuhkan peternak sapi Desa Sruni adalah

penyakit yang sering menyerang sapi yaitu kelumpuhan. Sebagaimana yang

dinyatakan oleh informan (Sk) sebagai berikut: “butuh ...ee... informasi

penanganan penyakit sapi lumpuh itu” (hasil wawancara 19 September

2011). Banyak peternak yang menginginkan informasi penanganan

kelumpuhan pada sapi, karena memang pada saat ini banyak ternak sapi yang

terkena penyakit lumpuh. Kebutuhan informasi penyakit lumpuh sapi juga

dinyatakan oleh Penyuluh di Desa Sruni yang mengatakan bahwa

“...informasi yang dibutuhkan... mengenai penyakit sapi itu ya... kelumpuhan

sapi yang sulit cara mencegahnya...mbak” (hasil wawancara 8 September

2011). Menurut Penyuluh pencegahan lumpuh sapi untuk kondisi saat ini

sangat sulit karena ada beberapa sikap peternak yang sulit dirubah untuk

memakai pakan yang memiliki nutrisi penting dan menjaga kebersihan

kandang. Untuk menjaga kebersihan kandang sapi perah sebenarnya sangat

sulit dilakukan karena terbatasnya air yang mereka dapatkan3. Peternak

menyatakan untuk masalah kurangnya air bersih bukan masalah yang besar,

karena peternak masih mampu membeli. Akan tetapi yang menjadi masalah

di Desa Sruni adalah harga susu sapi yang terlalu rendah bagi peternak. Hal

ini dikuatkan oleh salah satu informan (Sk) sebagai berikut:

3 . Bapak Bambang, Penyuluh BPP Musuk. Wawancara tanggal 8 September 2011 di BPP Musuk “mengenai penyakit

sapi itu ya lumpuh mastitis, kembung perut, itu ya karena kecukupan air yang kurang… disini untuk minum saja

susah apalagi untuk membersihkan kandang…”

Page 72: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

“…Kalau mau dikasi katul sama brand ya rugi... lhaa.... harga

susunya saja tidak sebanding sama.. katul, sekarang..ee...

dibandingkan saja rego katul... 3300 per kilo sedangkan susunya (per

liter) cuma 2850 rupiah... padahal 1 sapi itu butuh katul bisa 10 kilo

tiap hari... ee... ya ndak kuat lah mbak... jadinya .ee..dikasi itu...

bonggol kates…”.

Sebenarnya keinginan peternak sapi perah dalam memperoleh atau

mengetahui berbagai informasi untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi

sangat tinggi. Akan tetapi peternak kadang beranggapan bahwa pengalaman

mereka tidak mampu untuk menjawab masalah yang mereka hadapi yaitu

cara mencegah agar sapi tidak mengalami kelumpuhan atau penyakit lainnya

seperti demam susu, dan kembung perut. Selain itu peternak selalu

membutuhkan informasi mengenai harga-harga pakan sapi, susu sapi, pedet

dan induk sapi. Mereka perlu memantau harga tersebut karena peternak

kadang takut jika harga sapi atau susu tiba-tiba rendah seperti tahun lalu yang

dipengaruhi oleh impor sapi dari luar negeri, hal ini membuat mereka merasa

dirugikan4. Berikut dibawah ini dicantumkan tabel matrik jenis kebutuhan

informasi teknis budidaya sapi perah yang dibutuhkan oleh peternak sapi

perah Desa Sruni untuk lebih jelas secara rinci dapat dilihat pada halaman

lampiran.

Tabel 5.1 Matrik Kebutuhan Informasi Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah

oleh Peternak Sapi Perah Desa Sruni

No. Jenis Kebutuhan Informasi Teknis Budidaya

Sapi Perah

Kebutuhan Informasi

Peternak Sapi Perah

1. Pengendalian Penyakit Sapi

2. Pakan Alternatif

3. Perkembangan Harga Bibit Sapi Dan Harga

Pakan

Sumber : Data Primer 2011

B. Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah

Kebutuhan informasi mengenai modal tambahan untuk usaha sapi

perah ataupun usaha lainnya sangat diperlukan oleh setiap peternak. Setiap

kegiatan yang diusahakan oleh peternak tidak akan cukup kalau hanya

dicukupi dengan modal sendiri, sehingga peternak memerlukan modal

tambahan untuk melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan

ekonominya. Kebutuhan informasi permodalan ini meliputi informasi tempat

4 . Bapak Suyono, peternak sapi perah. Wawancara tanggal 17 September 2011 di kandang sapi perah“pemerintah

memberi ijin impor sapi dan susu sehingga... ya... dampaknya sapi lokal peternak Indonesia kurang meningkat

karena harga jual yang rendah”

Page 73: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

untuk mengajukan pinjaman, jumlah modal yang akan dipinjam serta

informasi bunga dan persyaratan untuk mengajukan pinjaman.

Informasi permodalan usaha sapi perah dimanfaatkan oleh peternak

untuk menambah atau memperluas usaha baik untuk menambah ternak,

membeli pakan ternak atau untuk keperluan rumah tangga mereka. Salah satu

peternak Desa Sruni mengungkapkan bahwa membutuhkan informasi

mengenai modal yaitu sebagai berikut:

“Butuh informasi sumber modal sama jumlah modal niku... dingge

nambah usaha sapi perah misalnya beli pakan atau pun untuk beli

pedet lagi”(hasil wawancara dengan Yt, 22 September 2011).

Hal ini alasan mengenai sumber modal juga dinyatakan dari petugas KUD

yang mengurus keuangan, berikut adalah ungkapan dari petugas KUD:

“ Ya ... jumlah modal yang bisa dipinjam… untuk biaya pakan ternak

itu... masalae nek nasabah gitu nganune ... makanan, kalau biaya

sendiri itu ya.. agak sulit mbak... ya macam-macam ya ada yang

pinjem untuk makanan ternak, untuk biaya sekolah juga ada...”

Meminjam modal di KUD Musuk peternak harus menyesuaikan

antara jumlah pinjaman dengan jumlah produksi susu sapi yang dihasilkan

sebagai jaminan pengembalian. Selain itu menurut pegawai Bank BRI

peternak membutuhkan informasi mengenai persyaratan mengajukan modal

yang akan dipinjam dan waktu jatuh tempo pinjaman. Informasi mengenai

permodalan ini juga dibutuhkan oleh peternak lain untuk memperluas usaha

memproduksi sabun susu, yogurt dan olahan susu lainnya. Usaha pengelolaan

susu ini membutuhkan modal yang tidak sedikit. Sehingga informasi sumber

modal ini juga diperlukan yang berasal dari pemerintah ataupun dari instansi

lainnya dengan cara pengembalian yang lebih mudah. Peternak yang telah

mendapatkan informasi mengenai sumber pinjaman namum petrnak tidak

berani mengambilnya karena takut bagaimana cara mengembalikan pinjaman

itu karena menurut mereka pendapatan dari sapi perah tidak seberapa.

Berikut dibawah ini dicantumkan tabel matrik jenis kebutuhan

informasi permodalan usaha sapi perah yang dibutuhkan oleh peternak sapi

Page 74: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

perah Desa Sruni untuk lebih jelas secara rinci dapat dilihat pada halaman

lampiran.

Tabel 5.2 Matrik Jenis Kebutuhan Informasi Permodalan Usaha Peternak

Sapi Perah Desa Sruni

No. Jenis Kebutuhan Informasi Permodalan Usaha

Sapi Perah

Kebutuhan Informasi

Peternak Sapi Perah

1. Sumber Modal

2. Besar Bunga Pinjaman

3. Syarat Pinjaman

4. Jangka Pengembalian

Sumber : Data Primer 2011

C. Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Sapi Perah

Peternak sapi perah di Desa Sruni tidak cukup hanya dengan informasi

dalam kegiatan beternak saja. Mereka masih membutuhkan informasi untuk

mengelola hasil susu guna meningkatkan harga jual susu. Sebagaimana

informan Mrj sebagai warga masyarakat Desa Sruni, turut prihatin akan

kondisi peternakan di desanya di mana kondisi masyarakat belum mengetahui

dalam pengolahan susu untuk meningkatkan harga jual dari susu yang

dikembalikan dari KUD karena kualitas yang rendah itu, sehingga beliau

sangat gigih mencari informasi.

Susu sapi kualitas rendah yang dikembalikan dari KUD Musuk

membuat peternak merasa sangat dirugikan, karena susu yang tidak diambil

oleh KUD itu akan rusak dan hanya akan terbuang sia-sia. Dalam benak

peternak (Mrj) bertanya-tanya bagaimana caranya supaya susu yang

dikembalikan dari KUD itu bisa dimanfaatkan. Namun ada juga sebagian

peternak memilih tidak menyetorkan ke KUD melainkan ke Tengkulak susu

dimana harga susu tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan peternak.

Peternak di Desa Sruni mencari informasi dari berbagai sumber

informasi yang sekiranya bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi

dirinya dan peternak lain di lingkungannya. Informan mau mengunjungi

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali untuk menemukan

berbagai macam informasi guna mendapatkan informasi bermanfaat untuk

mengatasi masalah yang dihadapinya, sampai mengikuti diklat ke Batu

Malang di Jawa Timurpun ia turut serta. Penyuluh juga mengakui akan

Page 75: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kegiatan peternak yang mempunyai keinginan mencari informasi untuk

meningkatkan nilai jual susu dan jaringan informasi pemasaran. Berikut

adalah ungkapan dari Penyuluh Desa Sruni:

“ Peternak itu untuk... saat ini membutuhkan informasi...ya mengenai

informasi pemasaran.... untuk memasarkan pupuk cair yang dibuat di

Kelompok Tani Subur... dan sabun susu...mbak”(hasil wawancara 8

September 2011).

Peternak membutuhkan informasi mengenai cara mengolah susu sapi,

mendapatkan ijin dari BPOM, serta pemasaraan produk-produk yang

dihasilkannya. Berikut ungkapan salah satu peternak (Mrj) ketika

membutuhkan informasi macam cara pengolahan susu sapi agar dapat

meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi adalah sebagai berikut: “butuh...

informasi gimana caranya ngolah susu supaya harganya lebih tinggi

dibanding dengan susu segar”. Dengan mendapatkan informasi pengolahan

susu sapi kebutuhan informasi oleh Informan masih belum terselesaikan

peternak yang tetap gigih dalam mencari informasi karena masih menemui

permasalahan mengenai informasi jaringan pemasaran produk sabun susu,

krupuk susu dan juga pupuk organik dari kotoran sapi yang telah dibuat

bersama kelompok tani. Informasi mengenai jaringan kerja dalam pemasaran

produk-produk itu sangat dibutuhkan, berikut adalah ungkapan Mrj mengenai

kebutuhan informasi jaringan pemasaran:

“Membutuhkan informasi Jaringan kerja pemasaran produk sabun

susu dan produk pupuk cair organik PJPR itu, dan modal untuk

memperluas bangunan produksi agar bisa mendapatkan ijin dagang

dari BPOM”

"Selama ini pemerintah belum membantu dalam penyaluran

pemasaran... kalau mau ijin ke BPOM kita harus membayar sekitar

25 jutaan padahal kita hanya peternak kecil.” (hasil wawancara 9

September 2011).

Sama halnya juga dengan kisah yang dialami informan lain yaitu

informan Jrw yang juga peternak sapi perah dan juga mengelola susu menjadi

minuman segar di warung miliknya. Beliau membutuhkan informasi

mengenai variasi rasa dari susu segar olahan yang dijual di warungnya,

berikut yang pernyataan yang diungkapkan oleh Informan Jrw, “carane bikin

Page 76: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

variasi rasa susu supaya susu segar yang dijual di warung laku...” (hasil

wawancara 4 November 2011). Informasi pengolahan susu, harga bahan baku

pengolahan susu, pemasaran produk olahan susu dan informasi mengenai

perkembangan produk olahan susu sangat dibutuhkan oleh peternak sebagai

sarana untuk menambah pengetahuan, karena peternak harus memiliki

informasi aktual terkait pengolahan dan pemasaran.

Kebutuhan informasi mengenai jaringan pemasaran selalu dibutuhkan

peternak sapi perah di Desa Sruni dimana informasi ini merupakan kebutuhan

informasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

ketika melakukan aktivitas pekerjaan mereka. Peternak juga perlu memantau

perkembangan dari harga-harga bahan baku untuk pengolahan susu sapi. Hal

ini dilakukan untuk mengurangi kerugian dari usaha pengolahan susu yang

mereka jalankan. Jenis informasi yang dibutuhkan ini sesuai dengan aktivitas

usaha ternak sapi perah setiap peternak Desa Sruni. Setiap peternak sapi

perah memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda hal ini dipengaruhi

oleh minat dari peternak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

peternak. Berikut dibawah ini dicantumkan tabel matrik jenis kebutuhan

informasi permodalan usaha sapi perah yang dibutuhkan oleh peternak sapi

perah Desa Sruni untuk lebih jelas secara rinci dapat dilihat pada halaman

lampiran.

Tabel 5.3 Matrik Jenis Kebutuhan Informasi Pengolahan dan Pemasaran Susu

Sapi Perah oleh Peternak Sapi di Desa Sruni

No. Jenis Kebutuhan Informasi Pengolahan dan

Pemasaran Susu

Kebutuhan Informasi

Peternak Sapi Perah

1. Pengolahan Susu Sapi

2. Pemasaran Produk Olahan Susu Sapi

3. Harga Bahan Baku Pengolahan Susu

Sumber: Data Primer 2011

D. Ikhtisar

Informasi yang sering dibutuhkan peternak Desa Sruni adalah jenis

informasi sumber permodalan, yang mana modal dibutuhkan untuk

mempertahankan ataupun untuk memperluas usaha yang dimiliki peternak

Desa Sruni. Kebutuhan informasi mengenai teknis budidaya sapi yang juga

Page 77: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

sering dibutuhkan oleh peternak Desa sruni adalah informasi mengenai

pencegahan penyakit lumpuh dan pakan alternatif pengganti katul selain itu

peternak juga membutuhkan informasi mengenai perkembangan harga pedet,

serta harga pakan. Sedangkan untuk kebutuhan informasi mengenai

pengolahan susu dan pemasaran produk olahan susu hanya sebagian peternak

saja. Hal ini terjadi karena kesibukan peternak Desa Sruni yang tidak

mampu untuk memperluas usaha dengan pengolahan susu sapi dan minat

peternak untuk meningkatkan harga nilai jual susu sapi.

Kebutuhan informasi peternak sapi perah Desa Sruni merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau informasi untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi peternak. Informasi merupakan

kebutuhan mendasar tiap manusia yang harus dipenuhi. Kebutuhan informasi

perlu untuk diketahui karena berperan penting dalam memenuhi kebutuhan

tersebut dan menjaga agar peternak mendapat informasi yang efektif dan

bermanfaat pada aktivitas peternak.

Pemenuhan informasi yang dibutuhkan peternak yaitu informasi

teknis budidaya sapi perah, permodalan usaha sapi dan informasi pengolahan

serta pemasaran produk olahan susu peternak sapi perah di Desa Sruni

melakukan pencarian informasi ke berbagai sumber informasi yang mereka

percayai. Pencarian informasi ini peternak akan memulai dengan beberapa

tahapan kegiatan sebelum mengambil atau mempergunakan informasi yang

didapat oleh peternak.

Page 78: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

VI. PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI

Tahapan pencarian informasi oleh peternak sapi perah melakukan banyak

tahapan kegiatan pencarian informasi. Perilaku peternak sapi perah ini merupakan

usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi guna mengatasi masalah-

masalah dalam melakukan kegiatan usaha budidaya sapi perah yang sudah

diuraikan pada bab sebelumnya. Usaha mencari informasi yang dilakukan

peternak dengan cara mendatangi atau menggunakan sumber informasi. Melalui

pola tahapan seperti yang diungkapkan oleh Ellis et all mengambarkan langkah

perilaku pencarian informasi yang meliputi starting, chaining, browsing,

differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending. Berbeda dengan

penelitian terdahulu, yang mana bisa melakukan 8 tahapan pencarian informasi,

sedangkan di Desa Sruni tidak semua peternak tahapan pencarian informasi, hal

ini terjadi karena sangat dipengaruhi perbedaan kebutuhan informasi dan sumber

informasi yang ditemui oleh peternak. Setiap informasi yang dibutuhkan peternak

berbeda maka tahapan kegiatan yang dilalui peternak untuk memenuhi

informasinya juga akan berbeda. Peternak sapi perah Desa Sruni hanya melalui

beberapa tahapan saja yaitu starting, chaining, browsing, differentiating,

monitoring, verifying, dan ending yang akan diuraikan sesuai dengan informasi

yang dibutuhkan oleh peternak Desa Sruni dibawah ini.

A. Perilaku Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah

Aktivitas pencarian informasi mengenai teknis budidaya sapi perah

oleh peternak sapi perah Desa Sruni dilakukan dengan menemui beberapa

sumber informasi yang dipercayai oleh peternak misalnya mantri hewan,

sesama peternak, pedagang ternak, dan penyuluh. Peternak dalam mencari

informasi memilih menemui sumber informasi manusia dari pada melalui

media cetak hal ini terjadi karena media cetak yang ada di wilyah Desa Sruni

terbatas dan untuk membeli buku-buku mengenai budidaya sapi peternak

tidak mampu untuk membelinya. Sehingga peternak mengandalkan

pengalaman sendiri dan informasi dari sesama peternak atau mantri hewan.

Aktivitas pencarian informasi dilakukan dengan melalui lima tahapan yaitu

63

Page 79: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

starting, browsing, monitoring, verifying, dan ending, berikut tahapan

pencarian informasi akan dijelaskan lebih lanjut:

1. Starting (memulai)

Tahap Starting atau memulai merupakan langkah awal pencarian

informasi yang dilakukan peternak sapi perah Desa Sruni ketika memulai

usaha untuk memenuhi kebutuhan informasi. Setiap peternak yang

mencari informasi yang dibutuhkan selalu melakukan aktivitas memulai

yang merupakan tahap pertama dalam memulai mencari informasi.

Sumber informan awal pada aktivitas memulai yang ditemui

peternak sapi perah di Desa Sruni antara lain adalah mantri hewan, sesama

peternak, pedagang sapi, dan penyuluh. Perbedaan kebutuhan informasi

oleh peternak akan mempengaruhi juga pada perbedaan sumber informasi

yang dipilih. Peternak Desa Sruni sebagian besar mencari informasi

masalah teknis beternak sapi, yaitu terutama mencari informasi

penanganan penyakit sapi melalui tahapan starting langsung menemui

informan yang dipercaya yaitu Penyuluh di Kecamatan Musuk dengan

menemui penyuluh peternak berharap mendapatkan informasi yang

diinginkannya, hal ini seperti pernyataan yang diungkapkan salah satu

informan peternak sebagai berikut:

“Mengenai informasi beternak sapi saya langsung menemui

penyuluh yang di BPP Musuk karena yang paling dekat dan

jaraknya terjangkau, untuk minta materi penyuluhan pencegahan

penyakit sapi di Kelompok Tani... “ (Hasil wawancara dengan Mrj,

13 September 2011).

Informan Mrj sebagai peternak dan juga menjabat ketua kelompok

tani harus memenuhi kebutuhan informasi anggota kelompoknya yaitu

kelompok “Tani Subur” mengenai kebutuhan informasi teknis

pemeliharaan sapi dan inovasi lain untuk menghasilkan suatu produk

(seperti pupuk dan cair, biogas). Demi mendapatkan informasi itu maka

peternak langsung menemui penyuluh BPP Musuk untuk memberikan

materi penyuluhan. Berikut ini adalah pernyataan dari penyuluh BPP

Musuk mengenai kegiatan mencari informasi ke BPP:

Page 80: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

“Untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan peternak itu ya...ke

sini mbak...untuk minta penyuluhan materi ini misalkan

pengolahan limbah sapi itu yang dijadikan pupuk cair atau

PJPR.....”(hasil wawancara 8 September 2011).

Informan peternak Desa Sruni memiliki permasalahan dalam

menangani penyakit lumpuh pada sapi perah, peternak mengaku lebih

mempercayakan kepada mantri hewan yang paling berpengalaman di

daerah Sruni yang terdekat, sehingga peternak langsung menemui mantri

di Desa Sruni untuk mencari informasi mengenai lumpuh sapi miliknya

dan cara mencegahnya. Hal ini seperti yang diungkapkan salah satu

peternak (Sk) sebagai berikut:

“Dulu... saya ya langsung tanya sama mantrinya soal ee.... sapi

..ee.. yang lumpuh itu... tak suruh ngobati gitu... sama tanya... ee...

kok bisa lumpuh itu gimana to pak... padahal sudah dikasih obat

gini... Kenapa saya langsung ke mantri... ya ....e... disini itu banyak

petugas mantri jadi ee ndak usah jauh-jauh cari orang to mbak...

ya saya pilih pak Yatman itu karena orangnya yang supel sama

terbuka blak-blakan itu istilahe...” (hasil wawancara dengan Sk, 19

September 2011).

“Langsung panggil mantri hewan….di Sruni ada 3 orang..jadi

tidak nyari jauh-jauh… Kalo manggil ya biasa yang kita suruh

ngobati....dulu sewaktu milih yang paling berpengalaman”(hasil

wawancara dengan Ds, 24 September 2011).

Sebagai peternak sapi pasti membutuhkan informasi mengenai

perkembangan harga bibit sapi di pasaran. Informasi ini dibutuhkan oleh

informan karena sebagai peternak perlu mengetahui perkembangan harga

sapi, untuk mengetahui keuntungan dan kerugian sehingga dapat menjadi

bahan pertimbangan keberlanjutan usaha ternak sapi, mengingat kondisi

pada saat musim kemarau perlu menambah biaya produksi untuk membeli

pakan ternak. Peternak Desa Sruni memulai mencari informasi dengan

menghubungi sesama peternak terdekat atau pedagang sapi di pasar sapi

yang ada di Boyolali. Peternak memilih sumber informan yang mengetahui

perkembangan harga sapi di pasaran sehingga ia memilih sesama peternak

dan pedagang sapi, seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan

(Syn) yaitu:

Page 81: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

“Mencari informasi perkembangan harga sapi, saya langsung

menemui pedagang sapi di sekitar rumah (blantik)... trus juga

menemui pedagang di pasar sapi situ” (hasil wawancara Syn,

tanggal 18 September 2011)

Gambar 6.1 Kegiatan Peternak Sapi Perah Memulai Mencari

Informasi dengan Menemui Sesama Peternak

Informasi mengenai kebutuhan pakan alternatif selain katul yang

harganya lebih terjangkau dan tidak mengurangi produksi susu sapi juga

dibutuhkan oleh setiap peternak Desa Sruni. Salah satunya adalah

informan Syn memulai kegiatan mencari informasi dengan menemui

sumber informasi awal yaitu penyuluh yang terpercaya, ia menemui pada

saat kegiatan penyuluhan di kelompok tani, berikut pernyataan dari

informan:

“Nyari tahu di pelatihan saat penyuluhan mengenai pakan sapi

selain katul itu, ee kan kalau pake katul terus bisa tidak untung

trus saya disuruh nyoba ampas tahu” (hasil wawancara dengan

Syn, 18 September 2011).

Pencarian informasi pada tahap starting yang dilakukan oleh

peternak belum menemukan beberapa penyelesaian masalah yang

dihadapi oleh peternak. Informasi yang masih belum lengkap perlu

dilakukan beberapa tahapan yaitu aktivitas menelusur informasi lebih

lanjut.

2. Browsing (menelusur)

Menelusur dapat diartikan sebagai aktivitas menelusur informasi

secara semi langsung atau semi terstruktur karena telah mengarah pada

kebutuhan informasi yang dicari. Tahap menelusur ini dilakukan oleh

setiap peternak Desa Sruni dengan cara menemui beberapa sumber

Page 82: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

informasi antara lain pedagang toko pakan ternak di pasar, dan teman

sesama peternak.

Setelah memulai mencari informasi di kegiatan penyuluhan

peternak menemui sesama peternak di desa lain yang juga berada di daerah

Boyolali untuk menelusuri informasi mengenai pakan alternatif yaitu

ampas tahu. Selanjutnya informan juga mencari informasi orang-orang

yang menjual ampas tahu. Selain itu peternak (Syn) juga ingin mendengar

langsung dari pengalaman peternak lain yang sudah memakai ampas tahu,

apakah ampas tahu bagus untuk sapi-sapinya dan cara memperoleh ampas

tahu, sehingga peternak juga bertanya ke teman peternak lain di sekitar

Desa Sruni yang sudah pernah menggunakan ampas tahu ketika bertemu

pada saat penyetoran susu di TPS. Berikut pernyataan yang diungkapkan

Syn: “saya pun ya tanya sama peternak-peternak di desa lain yang sudah

pakai ampas tahu pas ketemu di TPS”.

Gambar 6.2 Peternak Mencari Informasi dengan Menelusuri

ke Teman Sesama Peternak yang Ditemui di

TPS KUD Musuk

Peternak yang memiliki masalah mengenai penyakit sapi

(kelumpuhan) itu juga melakukan aktivitas browsing untuk mencari

informasi mengenai obat-obat yang digunakan untuk mencegah

kelumpuhan pada mantri Desa Sruni dan penyuluh di kegiatan penyuluhan

kelompok tani. Peternak mengaku saat mencari informasi ini sudah

menemukan solusi untuk mengatasi kelumpuhan seperti yang di

ungkapkan peternak sebagai berikut:

Page 83: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

“Saya juga tanya sapi saya itu gimana to pak kok bisa lumpuh?,

ternyata masalah sapi itu karena malnutrisi sama kekurangan

kalsium…. Lha disini kan wajar to mbak harga pakan saja perkilo

ndak sebanding dengan harga jual susunya …” (hasil wawancara

dengan Ds, 24 September 2011).

“Dulu... saya ya langsung tanya sama mantrinya yang pak Yatman

itu...soal ...ee.... sapi ..ee.. yang lumpuh itu... tak suruh ngobati

gitu... sama tanya... ee... kok bisa lumpuh itu gimana to pak...

padahal sudah dikasih obat gini... Lha kata mantrinya itu disuruh

ngasi pakan katul yang ada nutrisinya juga jangan Cuma bonggol

kates gitu....ya bener sapi ne malnutrisi....” (hasil wawancara

dengan Sk, 24 September 2011).

3. Monitoring (mengawasi)

Setelah aktivitas memulai, peternak sapi perah melanjutkan

pencariannya dengan mengaitkan (chaining), browsing kemudian

monitoring. Monitoring atau mengawasi adalah memantau perkembangan

yang terjadi dalam usaha ternak sapi perah yang ditekuni. Peternak sapi

perah yang melalui tahapan monitoring pencarian informasi mengenai

budidaya sapi adalah kegiatan ketika peternak mengamati harga pakan

ternak, perkembangan harga hewan ternak dan kualitas susu yang

dihasilkan ternak perah. Kegiatan mengawasi (monitoring) ini dilakukan

dengan menemui sesama ternak, dan pedagang katul di toko.

Informan peternak di Desa Sruni dalam kegiatan memantau adalah

mengamati perkembangan mengenai harga pakan katul dan harga susu

sapi dimana kondisi pada saat ini adalah kondisi yang tidak memihak

peternak rakyat. Seperti yang sudah diceritakan di awal, peternak (Syn)

setelah menemui sesama peternak juga mencari pakan ampas, untuk bisa

mendapatkan keuntungan dari hasil setor susu sapi. Syn mengamati

perkembangan harga brand, ampas tahu, dan harga bibit sapi dengan

menemui pedagang di pasar sekitar Desa Sruni.

“Mengamati harga sapi dan harga pakan dengan tanya ke

tempat/toko yang penjual pakan di pasar,karena akan berpengaruh

juga pada pendapatan dari hasil setor susu,” (hasil wawancara

dengan Syn tanggal 18 September 2011).

Page 84: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Gambar 6.3 Kegiatan Monitoring Informasi Harga Pakan oleh

Peternak dengan Menemui Pemilik Toko Pakan

Ternak

Informan peternak lain juga menyatakan bahwa juga memantau

perkembangan kambing etawa (kambing perah) di pasar selain harga bibit

sapi perah, salah satunya adalah peternak Mrj. Hal ini dilakukan karena

Mrj juga memiliki ternak kambing etawa untuk di ambil susunya dan

diolah menjadi susu pasteurisasi. Berikut ungkapan Mrj:

“Saya juga mengamati harga kambing di pasar mbak... selain sapi

perah itu saya juga piara etawa untuk diambil susunya juga... kan

harganya bisa lebih mahal... dari pada susu sapi...mbak”.

Terus juga susu kambing etawa, dengan membandingkan susu

sapi dengan cari-cari informasi ke daerah lain kadang melalui

penyuluh atau orang-orang yang berkunjung ke Kelompok Tani

Subur”(hasil wawancara 16 September 2011).

Gambar 6.4 Kegiatan Monitoring Perkembangan Harga Kambing

oleh Peternak dengan Menemui Pedagang Ternak di

Pasar

Page 85: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Peternak juga mengaku, dalam mencari berbagai informasi harus

berasal dari sumber yang memiliki pengalaman dan sudah pernah

membuktikan karena informasi itu akan lebih terbukti dan bermanfaat5.

Sehingga peternak lebih yakin dalam menggunakan informasi yang

mereka dapatkan.

4. Verifying (memverifikasi)

Memverifikasi dapat diartikan sebagai kegiatan melakukan

pengecekan apakah informasi yang didapat dari berbagai sumber telah

sesuai atau tepat dengan yang diinginkan. Informasi dari sumber manakah

yang akan digunakan oleh peternak sapi perah tergantung dari keakuratan,

kesesuaian informasi dengan keinginan dan kemampuan peternak sapi

perah di Desa Sruni. Hasil dari verifikasi yaitu keputusan penggunaan

informasi oleh peternak dari sumber informasi terpilih.

Informan juga mengaku melakukan pengecekan atau verifikasi ini

perlu dilakukan untuk mengurangi resiko ketika peternak telah

menggunakan informasi yang diperolehnya. Aktivitas memverifikasi ini

dilakukan peternak dengan berkonsultasi kepada penyuluh dan melakukan

percobaan sendiri dengan memberikan pakan ampas pada sapi serta

mengamati hasil produksi susu sapi setelah pemberian ampas tahu. Berikut

ini adalah ungkapan dari salah satu informan (Syn):

“Saya juga tanya ke penyuluhnya apa nanti tidak mengurangi

jumlah produksi susu sapi karena lemak pada ampas tidak ada....

saya mencoba sedikit.... ternyata produksi susu tetap” (hasil

wawancara dengan Syn tanggal 18 September 2011).

5. Ending (menyelesaikan)

Ending atau menyelesaikan pencarian informasi merupakan

aktivitas pencarian informasi diselesaikan dengan memanfaatkan informasi

yang diperoleh dari sumber informasi yang ditemui peternak Desa Sruni.

Pemanfaatan informasi yang dibutuhkan berarti peternak sapi perah dapat

menyelesaikan masalah secara tuntas atau sementara. Secara tuntas berarti

pencarian informasi ini dihentikan atau diakhiri karena informasi yang

dibutuhkan telah didapatkan. Ending yang bersifat sementara yaitu

5 . Bapak Dasno, peternak sapi perah. Wawancara tanggal 24 September 2011 di rumah Bapak Dasno “Kalo

manggil ya biasa yang kita suruh ngobati.. dulu sewaktu milih ya yang paling berpengalaman…Pak Yatman

itu…kita tidak … itu ya menurut kemareman saya…”

Page 86: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

pengakhiran pencarian informasi, namun ada keinginan dari peternak Desa

Sruni untuk melakukan memulai mencari informasi yang belum lengkap.

Aktivitas pencarian informan peternak Desa Sruni mengenai pakan

alternatif pengganti katul pun berakhir dengan memilih ampas tahu untuk

diberikan ke sapinya, karena tidak akan mempengaruhi produksi susu sapi

peliharaanya, informan mengaku bahwa informasi mengenai efek samping

ampas tahu terhadap ternaknya sudah terpenuhi seperti yang diungkapkan

salah satu peternak sebagai berikut: “Ya sudah terpenuhi sampai saat ini

saya ee....masih minta dikirim ampas tahu….” (hasil wawancara dengan

Syn, tanggal 18 September 2011). Untuk informasi harga pakan katul dan

harga susu sapi ini masih selalu dibutuhkan oleh peternak karena peternak

sapi membutuhkan informasi – informasi yang akurat untuk menjawab

pertanyaan dalam melakukan aktivitas budidaya sapi.

Pengakhiran pencarian informasi oleh peternak lain Desa Sruni ada

yang bersifat sementara karena informasi yang didapat belum lengkap atau

belum dilakukan oleh peternak. Informan mengaku informasi yang

dibutuhkan dan sudah melakukan pencarian namun belum membuahkan

hasil adalah informasi mengenai lumpuh sapi seperti yang diungkapkan

oleh peternak Sk yaitu:

“...Masalah sapi yang lumpuh niku... belum tau sampai sekarang

ya akhirnya cuma dijual.... karena diobati mantri

ndak...sembuh...kalau harus ngasih pakan yang mahal ya peternak

yang ndak sanggup..” (hasil wawancara dengan Sk,tanggal 19

September 2011).

Berbagai jenis informasi yang dibutuhkan peternak sapi perah Desa

Sruni diperoleh melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dilalui peternak

pada saat starting dilakukan dengan menemui sumber informasi awal yaitu

mantri hewan, sesama peternak, pedagang sapi dan penyuluh. Tahap

Browsing dilakukan dengan menemui pedagang pakan ternak, dan teman

sesama peternak. Tahap monitoring dilakukan dengan menemui sesama

peternak, dan pedagang pakan/ katul. Tahap verifying dilakukan oleh

peternak dengan cara percobaan sendiri dan menemui penyuluh Sruni.

Page 87: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tahap ending ini meliputi informasi yang terselesaikan dalam bentuk

pemanfaatan informasi yang didapat, serta informasi yang belum

terselesaikan bersifat sementara, yang artinya peternak Desa Sruni akan

melakukan pencarian informasi untuk waktu yang akan datang.

Sebagian peternak Desa Sruni memilih tidak melanjutkan

pencarian informasi karena keterbatasan ekonomi untuk memakai

infornasi tersebut sehingga peternak di Desa Sruni mengurungkan dan

menunda niatnya untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan. Akan

tetapi banyak peternak sapi yang masih ingin melanjutkan mencari

informasi yang sangat dibutuhkan terkait perkembangan budidaya sapi

perah sehingga ketidakpastian dalam budidaya sapi perah yang dialami

peternak terselesaikan. Informan peternak hanya melakukan beberapa

tahap pencarian informasi hal ini karena terdapat kendala yang dihadapi

oleh peternak saat melakukan pencarian yang nantinya akan dibahas pada

pembahasan kendala pencarian informasi. Berikut dibawah ini tercantum

tabel matrik perilaku pencarian informasi teknis budidaya sapi perah di

Desa Sruni.

Tabel 6.1 Matrik Perilaku Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi

Perah

No. Kebutuhan Informasi Strarting Browsing Monitoring Verifying Ending

1. Pengendalian Penyakit

2. Pakan Alternatif

3. Perkembangan Harga

Bibit Ternak, Pakan,

Susu Segar

Sumber: Data Primer 2011

B. Perilaku Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah

Peternak sapi perah Desa Sruni dalam melakukan suatu usaha pasti

akan membutuhkan informasi permodalan. Sebelum mendapatkan modal

peternak terlebih dahulu adalah mencari informasi mengenai sumber

tambahan untuk permodalan usaha sapi perah. Perilaku peternak mencari

informasi mengenai modal untuk usaha sapi perah ataupun usaha lainnya

dilakukan dengan menemui berbagai sumber informasi. Perilaku pencarian

Page 88: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

informasi permodalan usaha ini telah melalui empat tahapan pencarian

informasi yaitu starting, monitoring, verifying, dan ending sebagai berikut:

1. Starting (memulai)

Tahap starting atau memulai mencari informasi permodalan yang

dilalui oleh peternak Desa Sruni dilakukan dengan menemui sumber

informasi yang ia percayai. Sumber informasi ditemui peternak pada saat

memulai yaitu dengan memilih merembug dengan istri atau keluarga

mengenai pilihan tempat pinjaman dan besar pinjaman yang akan diminta,

karena istri atau keluarga lain sangat penting perannya untuk pertimbangan

dan peminjaman. Kemudian peternak bisa langsung melanjutkan mencari

informasi melalui pengurus KUD Musuk dan pegawai bank, seperti yang

dinyatakan peternak Desa Sruni adalah sebagai berikut:

“Iya membutuhkan informasi mengenai pinjaman modal untuk

menambah sapi. sehingga awal dalam menentukan pililihan tempat

pinjaman merembug dengan istri saya dahulu, mau..di KUD

Musuk atau ke bank saja” (Hasil wawancara dengan Try, 13

September 2011).

“Membutuhkan informasi mengenai pinjaman modal... Nggeh

pertama ya ngrembug keluarga......nak mboten enten jalan

keluare... ya... tanya-tanya tetangga niku... modale mau ngambil di

penyetoran susu... lokal ya bisa, trus pinjam di KUD Musuk ya

bisa mbak....”(hasil wawancara dengan Yt, 22 september 2011).

Peternak sapi di Desa Sruni lainnya yang membutuhkan informasi

modal tambahan untuk melanjutkan usaha yang ditekuninya, yaitu sumber

modal mengenai pengelolaan susu dan pengelolaan limbah kotoran sapi.

Informan peternak sebenarnnya membutuhkan sumber modal dari

kelompok tani. Akan tetapi karena kurangnya dana di Kelompok tani maka

peternak memulai mencari informasi sumber modal ke tempat lain6.

Peternak (Mrj) mengaku memulai mencari informasi langsung ke

pegawai Bank BRI Musuk mengenai jumlah pinjaman dan besar bunga

pinjaman. Ia melakukan ini agar lebih jelas karena pegawai di Bank lebih

mengetahui dan akan melayani dengan baik. Berikut yang diungkapkan

oleh Mrj:

6 . Bapak Marjono, ketua kelompok tani. Wawancara tanggal 16 September 2011 di rumah Bapak

Marjono“karena di kelompok tani tidak ada dana ... ee.... untuk dipinjamkan maka... Saya perlu

mengamati bunga dari kedua sumber modal itu baik dari bank dan KUD, sehingga saya dapat memilih

pinjaman mana yang lebih ringan bagi saya. Baik dari besar persen bunga dan jangka waktu cicilan yang

lebih mudah langsung ke pegawai Bank dan KUD”

Page 89: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

“Ya saya langsung mengurus ke BRI.... biar lebih jelas langsung

ke petugasnya biar cepat dapat ..ee.. pinjaman” (hasil wawancara

16 September 2011).

Selain informasi sumber modal peternak di Desa Sruni masih melakukan

pencarian informasi untuk menyelesaikan dan menjawab masalah-masalah

yang dihadapinya.

Menurut informan kebutuhan informasi peternak sapi pada tahap

starting ini belum terpenuhi. Informan peternak sapi masih melanjutkan

tahap pencarian informasi selanjutnya, untuk menjawab pertanyaan

masalah aktivitas yang mereka lakukan.

2. Monitoring (Mengawasi)

Mengawasi adalah memantau perkembangan sumber permodalan

yang terjadi untuk menambah usaha ternak sapi perah yang ditekuni.

Peternak sapi perah yang melalui tahapan monitoring adalah kegiatan

ketika peternak mengamati besar bunga pinjaman. Mengawasi dilakukan

oleh peternak Desa Sruni dengan mencari informasi dan berdiskusi dengan

petugas KUD Musuk dan Bank BRI cabang Musuk.

Monitoring juga dilakukan informan pada pemilihan sumber

pinjaman. Sebenarnya banyak peternak menginginkan pinjaman di

koperasi gapoktan akan tetapi koperasi saat ini sedang vakum sehingga

informan memilih informasi di KUD dan Bank, berikut pernyataan dari

informan (Mrj):

“Karena di kelompok tani tidak ada dana ... ee.... untuk

dipinjamkan maka... Saya perlu mengamati bunga dari kedua

sumber modal itu baik dari Bank dan KUD, sehingga saya dapat

memilih pinjaman mana yang lebih ringan bagi saya. Baik dari

besar persen bunga dan jangka waktu cicilan yang lebih mudah

langsung ke pegawai Bank dan KUD”(hasil wawancara dengan

Mrj, 16 September 2011).

Informan peternak lain juga perlu mengamati besar bunga bank dan

besar bunga di KUD untuk pertimbangan pengambilan keputusan

pinjaman modal dengan mempercayai informasi dari petugas KUD Musuk

dan petugas Bank karena sumber informasi ini lebih mengetahui dan

Page 90: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

peternak yakin akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap, seperti

pernyataan Try yang disampaikan sebagai berikut:

“Saya perlu mengamati bunga dari kedua sumber modal itu baik

dari bank dan KUD, sehingga saya dapat memilih pinjaman mana

yang lebih ringan bagi saya. Baik dari besar persen bunga dan

jangka waktu cicilan yang lebih mudah langsung ke pegawai Bank

dan KUD...” (hasil wawancara 8 September 2011).

3. Verifying (Memverifikasi)

Memverifikasi diartikan sebagai kegiatan melakukan pengecekan

apakah informasi yang didapat dari berbagai sumber telah sesuai atau

tempat dengan yang diinginkan. Informasi dari sumber manakah yang

akan digunakan oleh peternak sapi perah tergantung dari keakuratan,

kesesuaian informasi dengan keinginan dan kemampuan peternak sapi

perah di Desa Sruni. Hasil dari verifikasi yaitu keputusan penggunaan

informasi oleh peternak dari sumber informasi terpilih.

Kegiatan verifying yang dilakukan oleh peternak dalam mencari

informasi modal yaitu dengan mendatangi petugas pegawai KUD dan

pegawai Bank, dalam mencari informasi ke sumber informasi dengan

harapan peternak akan mendapatkan informasi yang paling akurat dan

terpercaya untuk mengambil keputusan. Seperti kisah informan Try

melakukan pencarian informasi mengenai besar bunga pinjaman dari dua

sumber modal pinjaman.

Gambar 6.5 Peternak Melakukan Verifikasi Informasi Pinjaman

Modal dengan Petugas Keuangan Bank BRI Cabang

Musuk

Page 91: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Informan melakukan pengecekan informasi dengan mendatangi

petugas keuangan di KUD Musuk dan Bank BRI di Kecamatan Musuk.

Berikut pernyataan informan:

“Langsung ngecek dan tanya dengan pengelola pinjaman di KUD

Musuk, sama.... yang di Bank BRI Cabang Musuk itu.... mengenai

besar yang dipinjam sama bunga dan waktu setornya.... (hasil

wawancara dengan Try,13 September 2011).

“Pas di Bank BRI Cabang Musuk cicilannya ternyata lebih mudah

dan bunga yang tidak terlalu tinggi... dan syaratnya juga tidak

rumit.... jadi ya saya meminjam di bank, lagi pula istri juga sudah

setuju” (hasil wawancara dengan Mrj, 16 September 2011).

4. Ending (Menyelesaikan)

Peternak yang melalui tahap ending atau penyelesaian pencarian

informasi ini hampir semua peternak melaluinya antara lain Informan Try

mengakhiri pencarian informasi dengan memilih pinjam modal di KUD

karena sudah merasa yakin dan cocok dengan informasi yang diberikan

oleh petugas seperti yang Try ungkapkan sebagai berikut: “Saya pilih yang

pinjam di KUD no... mbak selain bunganya ringan juga syaratnya

mudah...” (hasil wawancara 8 September 2011).

Berbeda dengan kisah informan Yt dalam mencari informasi

tempat pinjaman setelah kegiatan awal dengan merembug bersama

keluarga akhirnya langsung menentukan pinjaman di pengumpul setor

susu lokal (tengkulak), sebagaimana yang informan ungkapkan:

“Ngeeh sampun soale sudah biasa pun kebiasaan niku ngeh

mendet modal pinjaman di penyetor lokal niku mawon....ya selain

itu cara mengembalikannya ya mudah tinggal memotong bayaran

dari susu setoran itu...” (hasil wawancara dengan Yt, 22

September 2011).

Informan Mrj merasa puas dengan informasi pinjaman modal yang

diperolehnya di Bank BRI dan mengambil keputusan untuk menambah

modal dari pinjaman tersebut. Seperti yang diungkapkan informan Mrj

berikut: “Karena sudah yakin dan puas.... langsung memutuskan untuk

pinjam modal di Bank BRI “. Informan peternak di Desa Sruni banyak

yang merasa puas karena petugas dari Bank BRI juga menjelaskan

berbagai informasi yang diperlukan peternak untuk menambah modal.

Page 92: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Selain itu petugas Bank juga menawarkan beberapa pinjaman yang lebih

mudah kepada Peternak untuk menambah modal usaha dengan alasan

kemanusiaan, berikut seperti yang diungkapkan Mantri Bank BRI Musuk:

“Ya memang yang lebih aktif kita jadi kalau saya dan teman-teman

yang bekerja dilapang pertimbangannya ya kemanusiaan... kalau

dikasih mahal ya kasihan...” (hasil wawancara 27 Desember 2011).

Perilaku peternak Desa Sruni dalam mencari informasi permodalan

dengan 4 tahapan. Tahap starting dilakukan oleh peternak Desa Sruni

dengan menemui keluarga peternak. Tahap monitoring dan tahap verifying

dilakukan dengan menemui petugas KUD Musuk dan Bank BRI cabang

Musuk. Tahap ending pencarian informasi permodalan ini ada yang belum

terselesaikan. Perilaku pencarian informasi permodalan terutama mengenai

tempo pinjaman ini masih selalu dibutuhkan oleh peternak sapi7. Informasi

sumber modal lain masih dibutuhkan oleh peternak sapi perah di Desa

Sruni misalnya dari modal bantuan pemerintah untuk mempermudah

dalam perluasan usaha pengolahan susu sapi.

Tabel 6.2 Matrik Perilaku Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi

Perah

No. Informasi Strarting Monitoring Verifying Ending

1. Sumber modal

2. Besar Bunga Pinjaman

3. Syarat pinjaman

4. Jangka pengembalian

Sumber: Data Primer 2011

C. Perilaku Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran Produk

Olahan Susu

Usaha yang dijalankan oleh peternak sapi perah di Desa Sruni sangat

membutuhkan informasi mengenai pemasaran produk-produk olahan,

misalnya informasi pemasaran olahan susu seperti sabun susu, susu

pasteurisasi dan krupuk susu. Pencarian informasi ini dilakukan melalui

beberapa tahapan yaitu starting, chaining, browsing, monitoring, verifying,

dan ending :

7 . Mantri BRI Cabang Musuk, di BRI kantor cabang Musuk. Wawancara 27 Desember 2011. Di kantor

BRI Musuk “ sering nasabah di sini nyari informasi untuk jatuh tempo itu mbak… mereka ngak mau

tabungan IPTW mereka hangus karena telat setor….”

Page 93: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

1. Starting (Memulai)

Peternak Desa Sruni pada aktivitas starting atau memulai mencari

informasi pemasaran produk olahan susu sapi dilalui dengan menemui

beberapa orang penyuluh yang berada di dinas karena awalnya informasi

pengolahan susu juga berasal dari Dinas8. Peternak Desa Sruni sangat

berharap untuk memperoleh informasi disana, seperti yang diungkapkan

salah satu peternak Desa Sruni (peternak Mrj) sebagai berikut “Untuk

pemasaran ya saya langsung menemui dan tanya ke dinas”. Dalam benak

peternak pihak Dinas tidak hanya memberi informasi mengenai

pengolahan saja tetapi juga memberi informasi mengenai jalur pemasaran

produk-produknya.

Pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali juga mengaku

mengenai aktivitas peternak Desa Sruni yang mencari informasi

pemasaran produk olahan susu sapi. Berikut ungkapan dari Pegawai Dinas:

“ Iya ada mbak yang tanya mengenai informasi pemasaran krupuk

susu itu ... tapi pihak dinas kan tidak bisa membantu banyak... jadi

kami menyarankan pak Marjo itu tindak ke Dinas Kesehatan untuk

mengurus perijinan dagang dulu (BPOM)...” (hasil wawancara 4

November 2011)

Selain informan Mrj ada juga sebagian peternak lain yang juga

menjual susu hasil perahan dengan cara menjadikan minuman hangat di

warung miliknya sendiri. Peternak ini memulai mencari informasi untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang sudah dibahas pada kebutuhan

informasi di atas. Saat memulai mencari informasi, informan memilih

berkonsultasi dengan keluarga, dan kemudian informan juga menemui

beberapa pembeli susu yang juga menjadi pelanggannya, teman sesama

pemilik warung. Berikut pernyataan informan:

“Perasa susu itu ya tanya sama ibunya anak-anak, mau di variasi

dengan rasa apa saja, selain itu ya sama pelanggan di warung kan

kalau pembeli suka, bisa laris dagangan kulo mbak” (hasil

wawancara dengan Jrw, 4 November 2011).

Tahapan memulai ini juga dilakukan oleh peternak Desa Sruni

untuk mencari informasi mengenai perkembangan harga bahan baku

pembuatan susu. Peternak mengaku sangat membutuhkan informasi ini

8 . Bapak Marjono, ketua kelompok tani. Wawancara tanggal 16 September 2011 di rumah Bapak

Marjono“informasi krupuk susu itu dulu dari dinas….Disnakan…jadi ya saya nyari kesana lagi…”

Page 94: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

dan penting untuk menjalankan usaha pengolahan susu pasteurisasi.

Informasi yang dibutuhkan peternak antara lain informasi harga gula,

harga bakteri dalam membuat susu pasteurisasi, pencarian informasi ini

dilakukan dengan menemui pedagang atau dengan keluarga peternak

sendiri9. Informasi mengenai perkembangan susu pasteurisasi ini juga

dilakukan dengan berkonsultasi dengan keluarga atau dengan pembeli.

2. Chaining (Merangkaikan)

Merangkaikan (chaining) pada kegiatan mencari informasi

pengolahan dan pemasaran dilakukan peternak sapi Desa Sruni dengan

membentuk pola merangkaikan yang dilakukan peternak sapi perah yaitu

mengaitkan ke belakang. Informan dalam mencari informasi perijinan

pemasaran masih belum lengkap mereka meneruskan mencari informasi

yang belum lengkap dari sumber informasi pertama yang ditemui peternak.

Pola mengaitkan ke belakang, informan memilih menanyakan

kepada orang-orang dinas yang mengurusi perijinan industri seperti yang

dilakukan Mrj, dan orang yang menjadi pembeli dan pelanggan milik

informan (Jrw dan Mrj) untuk mencari informasi mengenai variasi rasa

dari minuman susu.

Gambar 6.6 Peternak (Mrj) Mencari Informasi Variasi

Tambahan Perasa kepada Pembeli Susu Olahan

yang Ditemui Ketika Membeli Susu

Informan setelah datang ke dinas mendapatkan sumber informasi

baru yaitu meminta izin ke Dinas Kesehatan atau Badan POM di Boyolali.

Peternak (Mrj) menyatakan bahwa: “setelah dari Dinas itu saya disuruh

untuk minta ijin dulu ke BPOM...”. Informasi dari pembeli atau pelanggan

9 . Bapak Marjono. Ketua kelompok tani. Wawancara 16 September 2011. Di ruang produksi

pengolahan susu bapak Marjono “Bahan baku pembuatan susupasteurisasi itu harga gula,

bakteri, juga mengamati susu pada proses fermentasin ya berhasil atau tidak…”

Page 95: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

yang ditemui informan Jrw telah memperoleh informasi variasi rasa susu

dan Mrj memperoleh variasi rasa untuk susu pasteurisasi yang ia buat.

Peternak juga melakukan pencarian informasi dengan mendatangi sesama

pemilik warung susu segar, dengan harapan mendapatkan informasi

mengenai rasa yang disukai pembeli, yang nantinya informan akan

mencoba menelusuri untuk mencari informasi di toko bahan-bahan es

untuk mendapatkan variasi rasa untuk campuran susu. Berikut pernyataan

informan mencari informasi mengaitkan ke depan dengan menanyakan

kepada pembeli di warung:

“Saya suka nawari sama pelanggan di warung, mau ditambah

variasi rasa susu apa yang disukainya. Selain itu saya juga lihat-

lihat dengan warung yang lainya, sekiranya dapat informasi buat

nambah dagangan” (hasil wawancara dengan Jrw, 4 November

2011).

3. Browsing (Menelusur)

Aktivitas menelusur informasi pemasaran secara semi langsung

atau semi terstruktur karena telah mengarah pada kebutuhan informasi

yang dicari. Tahap menelusur informasi pengolahan susu dan pemasaran

yang dilakukan oleh peternak sapi perah Desa Sruni, dilakukan dengan

berbagai cara yaitu dengan mengunjungi toko bahan es, mengunjungi

Dinas Peternakan dan Perikanan, dan Dinas Kesehatan di Kabupaten

Boyolali.

Setelah informan memulai mencari informasi tentang variasi perasa

tambahan ke pelanggan di warungnya dan belum mendapatkan informasi

yang lengkap, informan menelusur ke toko bahan es di daerah Boyolali, ia

mencari informasi bahan tambahan perasa yang tepat untuk susu yang

dijualnya. Berikut pernyataan informan Jrw:

”Langsung ke toko bahan-bahan es di sekitar pasar Boyolali, saya

nanya-nanya mengenai bahan perasa makanan buat susu segar”.

Informan lain (Mrj) melakukan browsing informasi dengan

menelusuri ke dinas – dinas yang berada di Kabupaten Boyolali. Dari

dinas itu informan mendapatkan informasi dari berbagai pihak. Informan

Mrj belum mendapatkan informasi pemasaran yang memuaskan. Terkait

Page 96: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

hal ini akan dibahas pada bagian kendala pencarian informasi peternak.

Mrj juga menelusuri informasi jaringan pemasaran melalui internet,

tetangga terdekat yang bekerja di luar kota dan beberapa orang yang

menjadi pelanggannya, teman sesama peserta diklat di Batu Malang,

termasuk peneliti sendiri juga diminta untuk mencari tempat pemasaran

sabun susu hasil produksinya.

4. Monitoring (Mengawasi)

Monitoring (mengawasi) pada bagian pengolahan dan pemasaran

ini adalah memantau perkembangan yang terjadi dalam usaha yang

dilaksanakan peternak sapi perah dan usaha lain dalam menjual produk

pengolahan susu yang ditekuni peternak sapi perah di Desa Sruni.

Monitoring dilakukan peternak sapi perah dengan berdiskusi, memonitor

perkembangan harga gula atau bahan –bahan untuk pembuatan pengolahan

susu dan harga susu sapi, berkonsultasi ke orang yang dianggap tahu dan

ahli (pemilik toko bahan-bahan es, sesama teman seprofesi) memonitor

perkembangan harga produk di toko atau warung, dan memonitor kualitas

bakteri untuk susu pasteurisasi.

Peternak ( Mrj dan Jrw) yang melalui tahapan monitoring adalah

kegiatan ketika informan peternak mengamati kualitas susu, harga gula

yang bagus dan terjangkau dengan cara mengunjungi pedagang di toko dan

berkonsultasi dengan teman-teman seprofesi mengenai perkembangan

harga susu dan perkembangan macam cara pengolahan susu. Informan Mrj

memonitor dengan berkonsultasi teman kelompok tani mengenai

perkembangan produk sabun susu, selain itu informan juga mengamati

macam produk olahan susu yang disukai para konsumen.

Page 97: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Gambar 6.7 Informan Melakukan Kegiatan Monitoring

Perkembangan Harga Bahan Baku Pembuatan Susu

Pasteriusisasi dengan Menemui Pedagang di Pasar

Informan lain (Jrw) juga mengamati harga susu yang sering dijual

oleh pedagang di warung lain, selain itu juga memperhatikan variasi rasa

yang digemari oleh pembeli di warungnya. Berikut adalah pernyataan

informan:

“Saya suka tanya-tanya sesama pedagang susu segar untuk harga

susu yang dijual harganya ya harus sama dengan yang lain agar

tidak rugi”. “ ya, saya juga memperhatikan variasi rasa yang

paling disukai pembeli susu di warung....” (hasil wawancara

dengan Jrw, 4 November 2011).

Informan peternak juga melakukan diskusi dengan istrinya

mengenai perkembangan produk sabun susu, krupuk susu dan susu

pasteurisasi yang sulit mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan, sehingga

peternak memutuskan untuk memproduksi jika ada pesanan saja10

. Seperti

informan Mrj yang memilih berdiskusi dengan istrinya, karena dalam

pembuatan produk produk pengolahan susu, istri juga terlibat didalamnya

sehingga harus diambil keputusan bersama.

10 . Bapak Marjono. Ketua kelompok tani. Wawancara 16 September 2011. Di rumah bapak Marjono “ya

kalu ke pasar luas seperti super market itu mintanya kalu sudah ada no ijin dagang baru bisa

nerima… karena kita tidak mampu untuk perijinan itu ya kita produksinya selama ada yang pesan

saja mbak…”

Page 98: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 6. 8 Peternak Sapi Perah Melakukan Monitoring Perkembangan

Produksi Sabun Susu dan Susu Pasteurisasi dengan

memilih Berdiskusi bersama Istri

Monitoring perkembangan produksi sabun susu dan susu

pasteurisasi ini juga di ungkapkan oleh istri dari peternak Desa Sruni:

“Yo saya sering membahas sama bapak mengenai keputusan

usaha sabun ini mbak... kan untuk bisa menembus pasaran yang

luas kita harus mendapatkan ijin Dinas, sedangkan kita kan hanya

peternak kecil, jadi kalau harus membiayai perijinan yang mahal

kita ndak mampu. Perijinan itu kita harus mendaftar 25 juta kita

kan hanya peternak kecil jadi ya jangan dibikin sulit, belum lagi

syarat bangunan ini... ini kan masih kurang luas, untuk mbangun

lagi ya sulit biaya nya…” (hasil wawancara dengan Ptn, 18

September 2011).

5. Verifying (memverifikasi)

Memverifikasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengecekan apakah

sumber informasi telah sesuai dengan kebutuhannya informasi yang

diinginkan. Sumber informasi mana saja yang akan dipercayai dan dipakai

peternak sapi perah, tergantung dari kesesuaian informasi dengan

keinginan dan kemampuan peternak sapi di Desa Sruni untuk

menggunakannya.

Verifikasi dilakukan peternak untuk perijinan produk olahan susu.

Peternak sangat berharap mendapatkan perijinan dari Dinas Kesehatan

ataupun di Badan POM untuk produk-produk olahan susu11

. Ia gigih untuk

mencari informasi dengan menemui orang-orang yang berada di Dinas

agar mendapat keringanan mengenai persyaratan untuk perijinan tersebut.

Beliau juga menghubungi pegawai dinas di Batu Malang untuk

memverifikasi dan memastikan apakah benar-benar tidak bisa memberi

11 . Bapak Marjono. Ketua kelompok tani. Wawancara 16 September 2011. Di rumah bapak Marjono

“saya selalu tanya mbak untuk perijianan di dinkes itu… mbo ya dikasi bantuan gitu…kita hanya

peternak kecil jadi ya kalau harus mengeluarkan biaya besar ya tidak mampu”.

Page 99: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

ijin, hanya karena terkendala oleh bangunan ruang produksi. Peternak sapi

perah di Desa Sruni yang memiliki usaha pengolahan susu menjadi krupuk

susu ini juga masih terkendala dalam pemberian ijin karena persyaratan

industri yang mana peternak tidak mampu memenuhinya.

Peternak selalu meminta keringanan kepada Pemerintah Daerah

Boyolali, akan tetapi sampai saat ini belum terkabulkan, sehingga untuk

saat ini semua produk hasil pengolahan susu sapi tidak dapat masuk ke

pasar yang lebih luas dan ke pasar modern (supermarket)12

.

6. Ending (menyelesaikan)

Tahap ending atau menyelessaikan pencarian informasi pengolahan

dan pemasaran produk olahan susu sapi dilalui oleh peternak Desa Sruni.

Peternak sapi perah yang membutuhkan informasi mengenai pengelolaan

susu pasca panen, menyelesaikan pencarian informasi dengan

memanfaatkan informasi yang telah diperolehnya. Pemanfaatkan informasi

yang dibutuhkan berarti peternak sapi perah dapat menyelesaikan masalah

secara tuntas atau sementara.

Informan peternak Desa Sruni merasa yakin akan informasi

pengolahan susu yang ia dapatkan dari Dinas Peternakan dan Perikanan.

Disisi lain ia juga melihat pangsa pasar yang mendukung untuk

berwirausaha, maka peternak langsung memakai dan mempraktekkan

informasi pengolahan susu yang diperolehnya, seperti yang diutarakan

oleh salah satu informan sebagai berikut:

“ Dulu saya begitu dikasi tau cara membuatnya dan melihat

peluang pasar di Kartosuro yang bagus ya saya langsung mencoba

bikin susu pasteurisasi, sampe saat ini....” (hasil wawancara

dengan Mrj,16 September 2011).

Informan Jrw pun juga menyelesaikan pencarian informasinya,

karena sudah merasa cukup dengan informasi yang telah dicarinya dan

siap untuk menggunakan informasi itu. Seperti yang ia ungkapkan sebagai

berikut: “Sudah terselesaikan ya karena sudah marem tadi dengan

informasi yang saya dapat”. Ia merasa marem dengan informasi yang

12 . Idem 10 halaman 81.

Page 100: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

didapat dari beberapa pelanggannya dan dari toko bahan es yang mereka

temui.

Peternak belum mampu untuk bisa masuk ke pasaran yang luas

(supermarket), karena belum mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan dan

Badan POM, maka produk sabun susu, krupuk susu dan susu pasteurisasi

hanya melalui pengawasan dan bimbingan PEMDA Boyolali, hal ini

seperti yang disampaikan oleh Mrj “...hanya dijual di sekitar sini saja itu

pun masih Pengawasan PEMDA Boyolali” (hasil wawancara 16

September 2011). Sulitnya informasi jaringan pemasaran lain, membuat

peternak memilih mengakhiri pencarian informasi meskipun informasi

yang didapat belum menyelesaikan masalah yang dihadapi, namun

peternak masih berusaha untuk mencari informasi pemasaran lain.

Tabel 6.3 Matrik Perilaku Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Produksi Sapi Perah

No. Informasi Strarting Chaining Browsing Monitoring Verifying Ending

1. Pengolahan Susu

2. Pemasaran

3. Perkembangan Harga

Bahan Pengolahan

Susu

4. Perkembangan Susu

Pasteurisasi

Sumber: Data Primer 2011

D. Ikhtisar

Tahap pencarian informasi yang dibutuhkan peternak Desa Sruni dari

berbagai jenis informasi mereka menemui banyak sumber informasi. Sumber

informasi yang sering ditemui peternak untuk mencari informasi mengenai

teknis budidaya sapi perah adalah teman sesama peternak, penyuluh dan

pedagang ternak. Informasi yang belum terselesaikan yaitu mengenai

informasi penyakit lumpuh peternak memilih menemui pedagang ternak

“blanthik” untuk menjual peternak yang sulit disembuhkan. Hal ini dilakukan

untuk menghindari penularan penyakit sapi ataupun kematian sapi yang dapat

merugikan peternak.

Page 101: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tahap pencarian informasi permodalan yang dilalui peternak Desa

Sruni ini sebagian besar terselesaikan karena kemudahan pinjaman modal

untuk memajukan peternak Desa Sruni meskipun ada beberapa lembaga yang

masih kekurangan dana yaitu Koperasi Gapoktan sehingga peternak

membutuhkan informasi lembaga yang bisa dijadikan sumber modal usaha

pemasaran susu Sumber informasi yang ditemui peternak yang dipercayai

bisa memberikan informasi mengenai bunga pinjaman, persyaratan pinjaman

dan waktu pengembalian adalah pegawai KUD dan Pegawai Bank.

Tahap pencarian informasi mengenai pengolahan dan pemasaran

produk olahan susu merupakan informasi yang memerlukan tahapan paling

banyak. Pada tahap ending dalam pemasaran produk olahan susu ini masih

belum terselesaikan sehingga peternak Desa Sruni perlu melakukan starting

lagi guna mencari informasi yang dibutuhkan. Sumber informasi yang

dipercayai peternak untuk memberikan informasi mengenai pengolahan susu

adalah penyuluh dari Dinas Perternakan dan Perikanan, sedangkan untuk

pemasaran atau perijinan dagang peternak harus mengurus atau mencari

informasi mengenai cara perijinan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.

Page 102: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

VII. KENDALA PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI

Variabel kendala yang dihadapi peternak sapi perah di Desa Sruni dalam

pencarian informasi dapat berasal dari beberapa faktor. Kendala ini merupakan

gangguan atau permasalah yang muncul ketika peternak sapi perah mencari atau

menemui sumber informasi dari pencarian informasi teknis budidaya sapi perah,

informasi permodalan dan informasi pengolahan dan informasi pemasaran susu.

Jenis kendala yang dialami peternak sapi perah ini adalah kendala yang dapat

dikelompokkan berasal dari personal, interpersonal, dan lingkungan.

A. Kendala Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah

Pencarian informasi mengenai informasi teknis budidaya sapi perah

oleh peternak sapi perah Desa Sruni ini menemui beberapa kendala yaitu:

1. Personal

Kendala pencarian informasi teknis budidaya sapi perah yang

berasal dari personal atau berasal dari faktor dalam diri peternak sapi perah

Desa Sruni antara lain sebagai berikut.

a. Keterbatasan Ekonomi

Keterbatasan ekonomi bagi peternak sapi perah dapat menjadi

kendala dalam mencari sumber informasi ke tempat yang jauh atau

keluar kota untuk menghubungi orang-orang yang ahli. Selain itu untuk

memakai atau menerapkan informasi yang didapat peternak setelah

melakukan pencarian informasi tersebut juga membutuhkan biaya yang

tidak sedikit. Seperti kisah yang dialami oleh salah satu informan Yt

yang merupakan peternak sapi perah di Desa Sruni dan ingin mencari

informasi mengenai beternak yang baik melalui pelatihan atau membeli

buku-buku untuk menambah informasi di bidang pertanian. Adanya

keterbatasan ekonomi yang menghalangi Yt, maka ia tidak membeli

buku pedoman beternak dan bertani. Hal ini terjadi karena penghasilan

yang rendah dari hasil susu sapi yang diperoleh hanya sedikit serta

87

Page 103: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

kebutuhan pakan ternak yang mahal sedangkan harga susu tetap rendah.

Berikut adalah ungkapan pernyataan informan:

“ Kalau mau ...eee....nyari informasi ke berbagai tempat...ee....

saya tidak sanggup untuk eee biayanya, misale ikut pelatihan

yang harus mengeluarkan biaya, ee... menghubungi ee orang

yang ahli itu... trus ee membeli buku –buku peternakan....” (hasil

wawancara dengan Yt, tanggal 23 September 2011). Berkaitan dengan keterbatasan ekonomi yang menjadi kendala

adalah biaya yang akan dikeluarkan oleh peternak untuk memakai

informasi yang telah didapat. Berikut adalah pernyataan peternak sapi

perah:

“..Meskipun medapatkan informasi tapi bagi kami yang

menerapkan itu yang sulit, seperti informasi ransum pakan

yang bagus, itu kan butuh biaya, padahal harga susu saja

sudah tidak bisa memenuhi itu...” (hasil wawancara dengan

Syn, tanggal 18 September 2011).

Kendala keterbatasan ekonomi ini, maka peternak

mengurungkan niatnya untuk mencari informasi mengenai penyakit

lumpuh. Hal ini dilakukan karena peternak sudah mengetahui biaya

yang dikeluarkan untuk mempergunakan informasi tersebut mahal.

Adanya kendala ini bagi peternak di Desa Sruni dapat mengahalangi

pencarian informasi.

b. Karakteristik/Sifat

Karakteristik atau sifat yang dimiliki peternak dapat

menghalangi pencarian informasi. Karakteristik yang dimiliki peternak

Desa Sruni adalah sifat pasif dan sulit merubah kebiasaan peternak

Desa Sruni dalam memelihara sapi yang dimiliki peternak. Peternak

sapi di Desa Sruni mengaku memilih pasif karena kondisi

perekonomian yang sulit untuk menerapkan informasi-informasi

ataupun anjuran dari penyuluh dan pemerintah setempat. Berikut

pernyataan salah satunya informan (Sk) di Desa Sruni, seperti yang ia

ungkapkan sebagai berikut:

“Dengan kondisi yang saat ini banyak peternak yang memilih

pasif saja... Kalau mau nuruti ...ee... teori yang diberikan...

malah kita yang susah .... ya karna sudah kebiasaan itu... sulit

mbak dirubah…”(Hasil wawancara 19 September 2011).

Page 104: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Sifat malas dalam mencari informasi dan merasa sudah cukup

dengan pengetahuan pemeliharaan sapi yang timbul dari diri peternak

Desa Sruni juga menghalangi pencarian informasi budidaya sapi perah

yang baik. Hal ini diungkapkan salah satu informan peternak Desa

Sruni (Dsn) yang mengaku bahwa,“Mau nyari informasi yang banyak,

agak... males ..begini saja sudah lumayan hasil susunya...” (hasil

wawancara 24 September 2011). Sikap kolot yang melekat pada

sebagian besar peternak sapi perah di Desa Sruni sebenarnya harus

dihilangkan, karena akan menghalangi perkembangan dan kemajuan di

bidang peternakan. Mereka merasa cukup dengan kondisi yang mereka

alami saat ini. Disisi lain banyak potensi yang bisa dikembangkan dari

peternakan Desa Sruni13

.

c. Usia

Faktor usia bagi peternak Desa Sruni dalam mencari informasi

teknis budidaya sapi perah juga sangat mempengaruhi. Kendala usia

yang tua (tidak produktif) dapat mengahalangi pencarian informasi. Hal

ini dinyatakan oleh salah satu peternak di Desa Sruni, berikut

pernyataan peternak (Dsn) “Umur tua begini... juga sudah tidak punya

semangat untuk pergi” (hasil wawancara 24 September 2011). Peternak

mengaku umur yang dimiliki peternak sudah tidak memungkinkan

untuk menelusuri berbagai informasi ke berbagai tempat sehingga

banyak peternak yang hanya mengandalkan informasi-informasi dari

pengalaman mereka sendiri.

d. Kesibukan Kegiatan Peternak

Waktu yang digunakan peternak untuk menyempatkan mencari

informasi tidak efisien, sehingga bagi peternak sapi di Desa Sruni

merupakan hal yang menghalangi, karena kesibukannya dalam

mengurus ternak-ternak dan lahan tegalnya. Banyak informan peternak

sapi perah Desa Sruni yang sibuk dalam mengurus ternak dan

menyetorkan susu, sehingga dalam mencari informasi mengenai yang

lebih luas menjadi terhambat.

13 . Bapak Yatman, Mantri hewan Desa Sruni. Wawancara 23 September 2011. “ peternak di sini itu ya bisa

di bilang rasa anggarbeninya kurang wong dikasih bantuan sapi itu saja tidak mau ngarawat sepertio

milknya sendri, pahal kalu mereka mau m enuruti anjuran mereka bisa mengembangkan ternak sperti di

jawa timur itu..lagi pula untuk sruni itu kebutuhan akan pangan hijauan itu padahal mencukupi ..”.

Page 105: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Informan peternak Desa Sruni mengaku bahwa dengan

kesibukannya di ternak, lahan pertanian dan kadang buruh juga merasa

terhalangi oleh waktu dalam mencari informasi. Hal ini membuat

sebagian besar peternak Desa Sruni memilih kondisi yang saat

inimereka alami, dimana menjalankan usaha ternak sapi perah dengan

informasi yang terbatas. Berikut adalah pernyataan dari informan

peternak:

“Kulo niku sudah sibuk nyari pakan sapi sama kerja buruh

belum lagi ngurusi tegal tanaman cengkeh dan tembakau, jadi

ya ndak ada waktu untuk mencari informasi meskipun di TV ..

(hasil wawancara dengan Yt, 23 September 2011).

2. Lingkungan

Kendala lingkungan merupakan kendala pencarian informasi teknis

budidaya sapi perah yang berasal dari luar peternak ketika mengakses

informasi peternakan sapi perah. Kendala yang dihadapi peternak yaitu,

keterbatasan akses informasi peternak terhadap informasi peternakan pada

media audio dan cetak

Kendala yang berasal dari keterbatasan dalam mengakses informasi

dari media audio (TV, radio) dan media cetak (buku-buku, majalah) ini

merupakan keterbatasan atau tidak lengkapnya informasi peternakan yang

diambil oleh peternak di Desa Sruni. Bagi peternak Desa Sruni media

audio sangatlah terbatas, karena di TV jarang terdapat informasi mengenai

harga sapi, sehingga peternak Desa Sruni terkadang mencari informasi

dengan menemui sesama peternak ataupun petugas dari KUD di Tempat

Penyetoran Susu untuk mengetahui perkembangan sapi.

Media cetak yang digunakan peternak Desa Sruni hampir tidak ada,

karena peternak menginginkan buku-buku atau majalah mengenai

perkembangan peternakan sapi perah akan tetapi karena ekonomi yang

tidak cukup membuatnya tidak mampu membelinya. Meskipun di

Kabupaten boyolali sudah terdapat fasilitas jaringan internet namun bagi

peternak yang memiliki pengetahuan yang terbatas membuat mereka tidak

Page 106: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

dapat memanfaatkan fasilitas internet untuk mencari infomasi terkait usaha

sapi perah. Berikut adalah penyataan salah satu peternak Desa Sruni:

“Nyari informasi di internet ya...... ya gak pernah mbak ndak

sempat mbak, yo…TV…, lagi pula kalau TV jarang mbak informasi

peternakan gitu, mending radio kadang saya mendengarkan

informasi harga sapi dan perkembangan sapi ..., Sebenarnya saya

pengin ada buku-buku mengenai peternakan tapi ya mahal mbak

harganya “ (hasil wawancara dengan Yt, 23 September 2011).

“Media informasi ya ada TV sama Radio biasanya ya informasi

berita-berita itu, kalau peternakan jarang ada. Internet itu saya

tidak pernah, ya karena tidak bisa caranya “(hasil wawancara

dengan Jrw, 4 November 2011).

Kendala pada pencarian infomasi teknis budidaya sapi perah yang

dialami oleh peternak Desa Sruni ini meliputi kendala personal dan

lingkungan. Kendala interpersonal jarang ditemui oleh peternak karena

sumber informasi yang ditemui peternak memiliki interaksi sosial yang

tinggi.

B. Kendala Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah

Pencarian informasi mengenai informasi permodalan usaha sapi perah

oleh peternak sapi perah Desa Sruni ini menemui beberapa kendala yang

berasal dari personal yaitu:

1. Personal

Kendala pencarian informasi permodalan usaha sapi perah yang

berasal dari personal atau berasal dari faktor dalam diri peternak sapi perah

Desa Sruni adalah sebagai berikut:

a. Ketidakaktifan Peternak dengan KUD Musuk

Kendala pencarian informasi yang disebabkan karena sebagian

peternak tidak aktif dalam KUD Musuk ini membuat peternak Desa

Sruni mencari informasi modal ke tempat lain. Karena dengan peternak

yang aktif sebagai anggota KUD Musuk akan mendapatkan kemudahan

dalam mendapatkan sumber modal dan informasi perkembangan sapi

perah14

. Salah satu pegawai di KUD Musuk menyatakan bahwa tidak

semua peternak Di Desa Sruni menyetorkan ke KUD sehingga peternak

memilih menjual ke luar daerah Musuk. Sehingga peternak mencari

14 . Petugas keuangan KUD Musuk. Wawancara 22 September 2011. Di Kud Musuk “Kendala pencarian

informasi karena ketidak aktifan peternak Desa Sruni dalam menjadi anggota KUD Musuk. Sehingga

peternak tidak mendapatkan bantual permodalan, informasi mengenai perkembangan sapi perah, dana

sosial dan dana kesejahteraan lainnya...”.

Page 107: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

informasi permodalan kepada tengkulak ataupun ke koperasi Gapoktan

Desa Sruni. Padahal dengan menjadi anggota KUD Musuk peternak

bisa mendapatkan berbagai informasi dari penyuluhan yang

diselenggarakan KUD Musuk.

Berikut adalah pernyataan salah satu informan peternak (Yt)

yang mengaku tidak bisa mendapatkan informasi permodalan di KUD

Musuk karena ketidak aktifan peternak dalam menjadi anggota KUD

Musuk.

“Lha nangging karna KUD tidak mau nrima susu yang

kualitasnya rendah ya saya nga mau ke KUD to... mbak... jadi

informasi modal itu ya... keputusannya ke penyetor lokal itu

mawon”(hasil wawancara 22 September 2011).

b. Ketidaktahuan Peternak

Ketidaktahuan peternak Desa Sruni akan informasi mengenai

kemudahan dalam pinjaman modal di Bank BRI Musuk juga menjadi

kendala. Hal ini dinyatakan oleh Mantri Bank BRI Musuk bahwa

peternak sering tidak mengetahui dengan informasi kemudahan suatu

pinjaman di BRI. Sehingga pihak dari BRI harus lebih aktif dalam

memberikan informasi- informasi kepada peternak Desa Sruni. Berikut

adalah pernyataan dari Mantri Bank BRI:

“Cuma kadang mereka memang, karena tidak ada pengalaman

atau karena eee... tidak ada keberanian mereka ngak berani

menjelaskan ke kita... ee mereka taunya datang ke BRI pinjam..

mau dikasi KUR ya... jalan mau dikasi umum atau biasanya

ada, mereka ndak banyak tau... ya memang yang lebih aktif kita

jadi kalau saya yang bekerja dilapang pertimbangannya ya

kemanusiaan” (hasil wawancara dengan Mantri BRI Musuk, 27

Desember 2011).

C. Kendala Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran Produk

Olahan Susu

Kendala yang ditemui peternak Desa Sruni pada saat mencari

informasi mengenai pengolahan dan pemasaran produk susu berasal dari

beberapa faktor sebagai berikut:

Page 108: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

1. Personal

a. Rasa Sungkan

Rasa sungkan bagi peternak Desa Sruni dalam menemui

pegawai-pegawai dinas memang ada rasa tidak percaya diri, karena

peternak beralasan sungkan untuk bertemu dengan orang-orang yang

memiliki jabatan. Akan tetapi saat ini peternak sudah terbiasa

sehingga rasa sungkan itu bisa diruntuhkan, karena kebutuhan

informasi yang mendesak memunculkan keberanian untuk menemui

sumber-sumber informasi. Berikut adalah ungkapan dari salah satu

informan peternak Desa Sruni:

“Bagi saya kalau sudah sangat membutuhkan informasi maka

tidak malu atau sungkan lagi... untuk bertanya...mbak. yaa

dulu pernah ngak berani ....ee...buat menemui pegawai dinas

itu...”(hasil wawancara dengan Mrj, 18 September).

b. Kesibukan Kegiatan Peternak

Alur pencarian informasi pemasaran sangat membutuhkan

waktu yang panjang, sehingga bagi peternak sapi di Desa Sruni

merupak suatu hal yang menghalangi karena kesibukannya dalam

mengurus ternak-ternak, pengolahan susu dan mengurus lahan

tegalnya. Banyak informan peternak sapi perah Desa Sruni yang sibuk

dalam mengurus ternak dan menyetorkan susu, sehingga dalam

mencari informasi mengenai jaringan pemasaran yang lebih luas

menjadi terhambat. Hal ini disampaikan oleh informan peternak Desa

Sruni sebagai berikut:

“Untuk mencari informasi yang lebih banyak terutama dalam

mencari jaringan pemasaran waktunya ndak cukup... buat

ngurusin sapi saja harus pandai-pandai mbagi waktu.... mbak,

belum lagi kalau sore saya harus ke Kartosuro jual susu segar

dan setor susu pasteurisasi dan di toko. Makanya saya pilih

pelihara etawa” (hasil wawancara dengan Mrj,18 September

2011).

“Iya alur waktu mencari informasi ngolah susu itu

membutuhkan waktu jadi saya ya nyari informasinya yang

mudah-mudah saja soalnya sudah sibuk nyari rumput sama

merah susu itu, belum lagi saya harus jual ke warung” (hasil

wawancara dengan Jrw, 4 November 2011).

Page 109: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

2. Interpersonal

a. Ketidakterbukaan

Mencari informasi mengenai pengolahan susu dengan

menemui sumber informasi yang dilakukan peternak sapi perah Desa

Sruni menemui kendala internpersonal yaitu adanya ketidakterbukaan

dari sumber informasi. Ketidakterbukaan dari sumber informasi saat

memberikan informasi bagi peternak merupakan kendala, karena

dengan ketidakterbukaan sumber informasi akan membuat informasi

ini tidak lengkap dan masih menimbulkan pertanyaan di benak

informan.

Informan peternak Desa Sruni ketika mencari informasi

mengenai variasi perasa tambahan pada susu segar kepada sesama

teman penjual, mengaku tidak lengkap karena adanya ketidak

terbukaan dari sumber informasi. Berikut ungkapan dari salah satu

informan peternak (Jrw):

“Waktu nanya dengan sesama pedagang susu segar,

informasinya ada yang disembunyikan, namanya pedagang

mungkin takut disaingi atau gimana..”(hasil wawancara 4

September 2011).

Seperti yang dialami informan Mrj, saat ia berkonsultasi

dengan sumber informasi ada ketidakterbukaan dari informan yang

ditemuinya sewaktu di Batu Malang seperti yang diungkapkan yaitu:

“Sewaktu di Batu... pak Dodi itu kalau tidak saya korek-korek

dengan pertanyaan ya tidak memberi informasi yang saya

perlukan... misalkan pemasaran ya mbak... sampai saat ini

kami belum bisa memasarkan ke daearah yang luas... “ (hasil

wawancara 18 September 2011).

3. Lingkungan

a. Keterbatasan Akses Informasi Peternak Terhadap Informasi

Pengolahan dan Pemasaran pada Media Audio dan Cetak

Para informan peternak di Desa Sruni jarang mendengarkan

informasi pengolahan susu dan pemasaran melalui media televisi dan

radio karena sering isinya tidak sesuai dengan bidang peternakan,

kalau media cetak yang tersebar di daerah hanya koran harian itu pun

Page 110: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

jarang terdapat berita mengenai perternakan dan pertanian, sehingga

para informan tidak menggunakan media cetak. Namun ada seorang

peternak yang tidak mau ketinggalan informasi. Informan Mrj tidak

mau ketinggalan mengenai informasi sehingga informan mencari

informasi di internet baik mengenai pemasaran dan informasi lainnya.

“Akses media tidak menjadi kendala, nah kalau radio dan TV

sering tidak tepat acaranya kadang pada saat saya memiliki

waktu yang longgar kalau melihat TV isi nya hanya sinema dan

berita politik untuk berita mengenai peternakan amatlah

sedikit. Maka ... saya pilih mencari informasi di internet

juga…” (hasil wawancara dengan Mrj,18 September 2011).

b. Jarak dengan Informasi

Jarak antara informan peternak Desa Sruni dengan sumber

informasi bukanlah hal yang mengahalangi karena waktu itu di beri

fasilitas dan dibiayai oleh pemerintah, selain itu juga dia meluangkan

sedikit waktunya untuk mengikuti diklat ke Batu Malang dan ikut

lomba disana supaya memberikan pengalaman baru bagi kemajuan

masyarakat desa sruni.

“Saya mau ngikut diklat jauh-jauh ke Batu itu karena .... untuk

memajukan peternakan di Sini... supaya tidak selalu

terpuruk...mbak” (hasil wawancara dengan Mrj,18 September

2011).

Berbeda dengan kisah Informan Mrj, informan Syn tidak

mencari informasi ke luar daerah jauh karena kesibukannya

sebagaiman yang ia ungkapkan: “ya karena sudah sibuk di ternak

sama tegal” (hasil wawancara dengan Syn 18September 2011).

Begitu juga dengan informan Sk, Yt dan Dsn terhalang mengenai

jarak sumber informasi yang jauh karena informasi yang mereka cari

berbeda-beda. Selain itu informan peternak Desa Sruni tidak

mengetahui informasi apa yang akan dicari maka para informan

peternak menyatakan merasa cukup dengan keadaan saat ini,

meskipun sebenarnya mereka merasakan kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan pakan ternak. Para informan pada saat kegiatan diskusi

kelompok menginginkan adanya suatu leaflet atau selebaran mengenai

Page 111: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

informasi perternakan ataupun pertanian dengan bahasa yang mudah

dipahami, dari dinas pertanian untuk menambah informasi bagi

peternak, karena jarak menempuh yang jauh maka para peternak tidak

mencari informasi.

D. Ikhtisar

Hasil penelitian dari kendala pencarian informasi yang dilakukan

peternak sapi perah di Desa Sruni paling banyak ditemui oleh peternak adalah

mengenai teknis budidaya sapi perah, sedangkan untuk pemasaran dan

pengolahan susu sapi hanya di temui peternak yang melakukan usaha

pengolahan susu saja. Peternak Desa Sruni yang paling sering dihadapi

adalah kendala pencarian informasi teknis budidaya sapi perah karena

kesibukan aktivitas peternak sendiri. Kendala mengenai permodalan usaha

sapi perah yang dihadapi oleh peternak Desa Sruni adalah dana koperasi

Gapoktan yang tidak mencukupi kebutuhan peternak sehingga peternak

mencari sumber modal lainnya. Dari kendala yang dapat disimpulkan dari

hasil penenlitian dapat dilihat pada matrik sebagai berikut.

Tabel 7. 1 Matrik Kendala Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah

No. Jenis Informasi Keterbatasan

Ekonomi

Karakter/

Sifat

Usia Kesibukan

Kegiatan

Peternak

Rasa

Sungkan

Akses Media

Tv/Radio/Majalah

/ Buku

1 Harga sapi

2

Harga obat &

pakan

3 Penyakit sapi

Sumber: Data Primer 2011

Tabel 7. 2 Matrik Kendala Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah

No. Jenis Informasi Ketidakaktifan

anggota KUD

Ketidaktahuan

Peternak

1 Sumber modal

2 Besar Bunga Pinjaman

3 Syarat pinjaman

4 Jangka pengembalian

Sumber: Data Primer 2011

Page 112: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 7. 3 Matrik kendala Pencarian Informasi Pengolahan Dan Pemasaran

Produk Olahan Susu

No.

Jenis Informasi Rasa Sungkan

Kesibukan Kegiatan Peternak

Ketidakterbukaan sumber informasi

Keterbatasan Akses Media Tv/Radio/Majalah/ Buku

Jarak dengan informasi

1 Pengolahan susu

2 Pemasaran

3 Harga bahan

baku

4 Perkembangan susu

Sumber: Data Primer 2011

Page 113: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian kebutuhan dan perilaku

pencarian informasi peternak sapi perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali, peneliti telah menemukan beberapa macam kebutuhan

informasi dan perilaku pencarian informasi peternak sapi perah di Desa Sruni

maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Kebutuhan informasi peternak sapi perah di Desa Sruni yang meliputi

teknis budidaya (pencegahan penyakit lumpuh, pakan alternatif,

perkembangan harga pedet, dan serta harga pakan), permodalan (sumber

modal dan persyaratan pinjaman), informasi mengenai pengolahan susu

dan pemasaran produk olahan susu.

2. Perilaku pencarian informasi yang dilakukan peternak sapi di Desa Sruni

tidak banyak memerlukan tahapan atau kegiatan pencarian informasi

adalah pencarian informasi permodalan. Peternak yang memerlukan paling

banyak tahapan adalah pada saat mencari informasi pengolahan dan

pemasaran produk olahan susu. Pencarian informasi pengolahan dan

pemasaran yang lebih rumit membutuhkan banyak sumber informasi untuk

ditemui yaitu keluarga, sesama peternak, pedagang bahan es, konsumen,

DISPERTANAK, DINKES dan internet. Kegiatan pencarian informasi

dilakukan oleh peternak lebih bersifat siklik atau memutar ketika informasi

yang diperolehnya belum terselesaikan.

3. Kendala yang ditemui peternak sapi ketika melakukan pencarian informasi

dapat berasal dari personal, interpersonal, dan lingkungan peternak sapi

perah. Kendala pencarian informasi berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan informasi dan kerumitan informasi yang dicari.

a. Kendala pencarian informasi teknis budidaya sapi perah lebih berasal

dari personal peternak yaitu keterbatasan ekonomi, karakteristik/sifat

peternak yang pasif dan malas untuk menelusuri informasi, usia, dan

kesibukan kegiatan peternak. Untuk kendala yang berasal dari

98

Page 114: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

lingkungan berasal dari keterbatasan dalam mengakses informasi dari

media audio (tv, radio) dan media cetak (buku-buku, majalah).

b. Kendala pencarian informasi permodalan yang ditemui peternak desa

sruni berasal dari kendala personal seperti ketidakaktifan peternak

dengan KUD musuk dan ketidaktahuan peternak mengenai kemudahan-

kemudahan terkait informasi pinjaman di BRI.

c. Kendala pencarian informasi pengolahan dan informasi pemasaran susu

berasal dari personal peternak seperti rasa sungkan, kesibukan kegiatan

peternak. Kendala interpersonal ini seperti ketidakterbukaan dari

sumber informasi yang ditemui peternak sapi perah. Sedangkan kendala

lingkungan yang ditemui peternak adalah keterbatasan akses informasi

peternak terhadap informasi pengolahan dan pemasaran pada media

audio dan cetak, dan jarak dengan informasi.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kebutuhan informasi dan

perilaku pencarian informasi peternak sapi perah di Desa Sruni Kecamatan

Musuk Kabupaten Boyolali saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Bagi peternak sapi perah, agar dapat meningkatkan kegiatan usaha

pencarian informasi ternak sapi perah baik dalam budidaya, pengolahan

susu maupun pengolahan limbah ternak yang dapat meningkatkan nilai

jual, dan permasalahan yang dihadapi lebih diperhatikan terutama masalah

nutrisi kebutuhan ternak dan kondisi sanitasi perternakan.

2. Terkait kebutuhan informasi peternak sapi perah saran bagi lembaga

informasi pertanian dan pengambil kebijakan (Dinas Perternakan dan

Perikanan Kabupaten Boyolali, BPP Musuk, BRI Musuk, KUD Musuk,

Koperasi Gabungan Kelompok Tani) agar lebih memperhatikan terhadap

kebutuhan informasi dari peternak bagi usaha ternak sapi perah dan agar

dijadikannya hasil penelitian ini sebagai acuan dalam memberikan layanan

informasi peternak sapi perah di Kecamatan Musuk dan menetapkan

Page 115: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan informasi

peternak sapi perah.

3. Terkait perilaku pencarian informasi peternak sapi perah saran bagi

lembaga informasi pertanian dan pengambil kebijakan (Dinas Perternakan

dan Perikanan Kabupaten Boyolali, BPP Musuk, BRI Musuk, KUD

Musuk, Koperasi Gabungan Kelompok Tani) agar lebih memperhatikan

terhadap perilaku pencarian informasi dari peternak bagi usaha ternak sapi

perah dan agar dijadikannya hasil penelitian ini sebagai acuan dalam

memberikan layanan informasi peternak sapi perah di Kecamatan Musuk

dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai kondisi perilaku

pencarian informasi peternak sapi perah.

4. Sesuai kendala yang ditemui peternak sapi perah dalam pencarian

informasi maka bagi lembaga informasi dan pengambil kebijakan atau

lembaga informasi Disnakan lebih meningkatkan keakraban dengan

peternak sapi perah dan menggiatkan penyuluhan mengenai peternakan,

lebih meningkatkan pelayanan informasi bagi peternak sapi perah, dan

memberikan media akses pelayanan informasi bagi peternak sapi perah.

5. Bagi peneliti lain, agar mengkaji kembali pola-pola kebutuhan informasi

dan perilaku pencarian informasi berdasarkan karakteristik peternak

dengan pendekatan yang sama atau berbeda dengan penelitian ini, serta

mengoreksi kelemahan yang ada pada penelitian ini.