Upload
lyliem
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEBARAN
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
DI KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2011
Oleh :
Lintang Ronggowulan
K5408008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSEBARAN
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
DI KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2011
Oleh :
Lintang Ronggowulan
K5408008
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Lintang Ronggowulan, Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011.Skripsi.Surakarta : Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Desember 2012.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui persebaran Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (PKTP) di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011, (2)
Mengetahui kualitas PKTP di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011, (3) Mengetahui
tingkat kunjungan PKTP di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011, (4) Mengetahui
tingkat aksesibilitas PKTP di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011, (5) Mengetahui
tingkat kecukupan PKTP di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan spasial. Teknik sampling yang
digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling digunakan untuk
memilih sampel responden yang akan diwawancarai mengenai kualitas dari
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisi data primer, data sekunder dan tabel silang.
Hasil penelitian ini adalah : (1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo berjumlah 67 unit yang terdiri dari 12 Puskesmas dan 55
Puskesmas Pembantu. (2) Kualitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kebupaten Sukoharjo tahun 2011 terdiri dari: (a) Kualitas Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 4 Puskesmas dengan kualitas sangat baik, 7
Puskesmas dengan kualitas baik dan 1 Puskesmas dengan kualitas cukup (b)
Kualitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 12 Puskesmas
Pembantu dengan kualitas sangat baik, 35 Puskesmas Pembantu dengan kualitas
baik dan 8 Puskesmas Pembantu dengan kualitas cukup (3) Tingkat Kunjungan
Pasien Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Sakit di Kebupaten Sukoharjo tahun
2011 terdiri dari: (a) Puskesmas yang termasuk dalam kelas tinggi dengan jumlah
kunjungan paling banyak adalah Puskesmas Kartasura yaitu 53.296 jiwa
(14,46%). Sedangkan Puskesmas yang termasuk dalam kelas rendah dengan
jumlah pengunjung paling sedikit adalah Puskesmas Bulu yaitu 14.862 jiwa
(4,03%) (b) Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kelas tinggi dengan
jumlah kunjungan paling banyak adalah Puskesmas II Kartasura yaitu 36.615 jiwa
(8,62%). Sedangkan Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kelas rendah
dengan jumlah pengunjung paling sedikit adalah Puskesmas Pembantu Joho yaitu
631 jiwa (0,15%) (4) Tingkat aksesibilitas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
terdiri dari (a) Aksesibilitas menuju pelayanan kesehatan yang terdiri dari
jangkauan pelayan puskesmas, jangkauan pelayanan puskesmas pembantu (b)
Aksesibilitas per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. (5) Tingkat
kecukupan Pelayanan Kesehatan Pertama di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
yang telah tercukupi adalah Kecamatan Tawangsari, sedangkan kecamatan yang
tidak tercukupi oleh Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dengan jumlah
penduduk yang tidak terlayani terbanyak berada pada Kecamatan Grogol yaitu
57.016 jiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Lintang Ronggowulan, Distribution of Primary Health Care at Sukoharjo
Regency in 2011.Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education.
Sebelas Maret University, Surakarta. 2012.
The objective of this research are : (1) to find out distribution of Primary
Health Care (PHC) at Sukoharjo regency in 2011, (2) to investigate quality of of
PHC at Sukoharjo regency in 2011, (3) to identify visitor quantity of PHC at
Sukoharjo regency in 2011, (4) to investigate accessibility of PHC at Sukoharjo
regency in 2011 (5) to investigate sufficiency of PHC at Sukoharjo regency in
2011.
In accordance with the objectives of the research, the research uses
descriptive qualitative research methods with a spatial approach. This research
used the judgement sampling.Judgement sampling is used to select a sample of
respondents to be interviewed about the quality of service of Primary Health
Care. Data collection techniques using observation, interview and documentation.
The analysis technique used is the analysis of primary data, secondary data and
cross tables.
The results of this study are: (1) Primary Health Care in Sukoharjo
totaling 67 units consisting of 12 Puskesmas and 55 Puskesmas Pembantu. (2)
Quality of Primary Health Care in regencies da Sukoharjo in 2011 consisted of:
(a) Quality of Puskesmas in Sukoharjo consists of 4 centers with excellent
quality, 7 health centers with good quality and one health center with enough
quality.(b) Quality of Puskesmas Pembantu in Sukoharjo consists of 12 community
health centers with excellent quality, 35 health centers with good quality and 8
health centers with sufficient quality (3) The visitor of Primary Health Care in
Sukoharjo regencies in 2011 consisted of: (a) Puskesmas belonging to high class
with the most number of visits to Puskesmas Kartasura is that 53,296 people
(14.46%). While the Puskesmas were included in the low class with the least
number of visitors was 14.862 people Primary Health Care that Feather (4.03%)
(b) Puskesmas Pembantu were included in the high-class with the most number of
visits is Puskesmas Pembantu II Kartasura the 36,615 inhabitants (8.62 %). While
the health center were included in the low class with the least number of visitors is
a Puskesmas Pembantu Joho 631 people (0.15%) (4) The level of accessibility in
Sukoharjo in 2011 consisted of (a) a wide range of leading health service
consisting of waiter reach Puskesmas, and Puskesmas Pembantu outreach (b)
with each subdistrict in Sukoharjo Year 2011. (5) The adequacy of the Primary
Health Care in Sukoharjo in 2011 that has been fulfilled is the District
Tawangsari, while districts that are not fulfilled by the Primary Health Care by
the number of residents who are not served most are in the District Grogol 57.016
inhabitants.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Salah satu penghargaan terhadap hidup kita adalah
dengan menghargai hidup orang lain
(Penulis)
Hidup bukan tentang seberapa besar kesalahanmu di masa lalu
tetapi bagaimana kamu memperbaiki diri dan kuat menjalani hari
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT
Karya ini saya persembahkan untuk:
Ayah dan Ibu atas segala doa dan kasih sayangnya
Mbak Dedet, Mas Wi dan Dek Lintang yang memberikan semangat
Yunus Aris Wibowo yang memberikan dorongan, bantuan dan motivasi
Seluruh Sahabat Geografi 08
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
lancar.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan ijin penelitian
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian
3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
sekaligus Pembimbing Akademis
4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M. Pd selaku Pelaksana Tugas Ketua
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
5. Bapak Setya Nugraha, S.Si, M. Si, selaku Pembaimbing I yang telah
membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis
6. Ibu Rita Noviani, S.Si, M.Sc, selaku Pembimbing II yang dengan sabar
membimbing dan memberikan motivasi serta mengarahkan pemikiran
penulis
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan
ilmu selama menempuh studi
8. BAPEDA Kabupaten Sukoharjo, Kesbanglinmas, Dinas Kesehatan, BPS
Kabupaten Sukoharjo, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu atas ijin dan
data yang diperlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Yunus Aris Wibowo dan Probo Cahyono yang telah membantu dalam
penelitian
10. Rekan-rekan Geografi 08, teman-teman kost Puspa Asri, teman-teman kost
Green House, jama’ah masjid Baiturridho selaku Pembimbing Spiritual
11. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini
Menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka
dengan segala kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Surakarta, Desember 2012
Penulis
Lintang Ronggowulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v
HALAMAN ABSTRACT ................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR PETA ............................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka................................................................................. 9
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Analysis) .................................... 9
2. Persebaran Fasilitas Kesehatan ..................................................... 10
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama......................................... 13
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 22
C. Kerangka Berfikir ............................................................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ............................................................................... 28
B. Waktu Penelitian ............................................................................... 28
C. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 29
D. Sumber Data Penelitian ..................................................................... 29
1. Data Primer ................................................................................... 29
2. Data Sekunder ............................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31
1. Observasi ..................................................................................... 31
2. Wawancara .................................................................................. 32
3. Dokumentasi ............................................................................... 32
F. Populasi dan Sampel ......................................................................... 33
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 34
1. Persebaran Fasilitas Kesehatan ................................................... 34
2. Kualitas Pelayanan Fasilitas Kesehatan ...................................... 36
3. Tingkat Kunjungan Pasien .......................................................... 44
4. Tingkat Aksesibilitas ................................................................... 45
5. Tingkat Kecukupan Fasilitas Kesehatan ..................................... 50
H. Prosedur Penelitian............................................................................ 52
1. Persiapan dan Penyusunan Proposal ........................................... 52
2. Penyusunan Instrumen Penelitian ............................................... 52
3. Pengumpulan Data ...................................................................... 52
4. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 53
5. Penyusunan Laporan ................................................................... 53
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian .............................................................. 55
1. Letak ............................................................................................ 55
2. Luas dan Batas Daerah Penelitian ............................................... 55
3. Topografi ..................................................................................... 58
4. Penduduk ..................................................................................... 59
5. Sarana Kesehatan ........................................................................ 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 70
1. Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 .............................................. 70
2. Kualitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011 ................................................................ 88
3. Tingkat Kunjungan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 .............................................. 100
4. Tingkat Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 .............................................. 113
5. Tingkat Kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 .............................................. 139
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 144
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 173
B. Implikasi ............................................................................................ 175
C. Saran .................................................................................................. 176
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 177
LAMPIRAN .................................................................................................... 179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2010..................................................................................... 3
Tabel 2. Hasil Penelitian Yang Relefan ....................................................... 22
Tabel 3. Waktu Penelitian ............................................................................ 28
Tabel 4. Jenis Data Primer ........................................................................... 30
Tabel 5. Klasifikasi Kualitas Puskesmas ..................................................... 41
Tabel 6. Klasifikasi Kualitas Puskesmas Pembantu .................................... 42
Tabel 7. Pedoman Skor Aksesibilitas Menuju Fasilitas Kesehatan ............. 46
Tabel 8. Jumlah Skor dan Kelas Aksesibilitas Menuju Fasilitas
Kesehatan ...................................................................................... 47
Tabel 9. Pedoman Skoring Sarana Kesehatan............................................. 48
Tabel 10. Kriteria Penilaian Unsure-Unsure Aksesibilitas ........................... 48
Tabel 11. Simbol Tingkat Aksesibilitas Fasilitas Kesehatan ........................ 50
Tabel 12. Jenis Fasilitas Kesehatan dan Jumlah Maksimum Penduduk ....... 50
Tabel 13. Tingkat Kecukupan Fasilitas Kesehatan ....................................... 51
Tabel 14. Administrasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 .......................... 56
Tabel 15. Klasifikasi Kemiringan Lereng ..................................................... 58
Tabel 16. Klasifikasi Kemiringan Lereng Kabupaten Sukoharjo ................. 59
Tabel 17. Jumlah Penduduk Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 ............. 60
Tabel 18. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011............. 61
Tabel 19. Kelas Kepadatan Penduduk .......................................................... 63
Tabel 20. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin .............................. 66
Tabel 21. Komposisi Penduduk Menurut Umur ........................................... 67
Tabel 22. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011 .............................................................................................. 69
Tabel 23. Persebaran Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 ..... 70
Tabel 24. Persebaran Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011 .................................................................................. 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel 25. Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per
Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 ....................... 72
Tabel 26. Skor Aksesibilitas Per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo ....... 76
Tabel 27. Jumlah Penduduk Dan Kapasitas Primary Health Care Di
Kabupeten Sukoharjo Tahun 2011 .............................................. 77
Tabel 28. Perhitungan 𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏 ...................................................................... 78
Tabel 29. Rekapitulasi Iterasi Primary Heath Care.................................... 80
Tabel 30. Perhitungan Probabilitas Menuju Primary Heath Care .............. 81
Tabel 31. Prediksi Gerakan Penduduk Dalam Mendatangi Primary Heath
Care ............................................................................................. 83
Tabel 32. Rentangan Interaksi..................................................................... 85
Tabel 33. Klasifikasi Interaksi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ...... 85
Tabel 34. Rekapitulasi Hasil Tabulasi Wawancara Puskesmas .................. 89
Tabel 35. Kualitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 ......... 91
Tabel 36. Rekapitulasi Hasil Tabulasi Wawancara Puskesmas Pembantu . 92
Tabel 37. Kualitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011 ............................................................................................. 95
Tabel 38. Rekapitulasi Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan
Jenis Pasien ................................................................................... 101
Tabel 39. Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan Jenis Pasien
di Puskesmas Kabupaten Sukoharjo ........................................... 102
Tabel 40. Klasifikasi Tingkat Kunjungan Puskesmas.................................. 103
Tabel 41. Klasifikasi Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo Tehun 2011 .............................................. 104
Tabel 42. Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan Jenis Pasien .. 106
Tabel 43. Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan Jenis Pasien
di Puskesmas Pembantu Kabupaten Sukoharjo .......................... 107
Tabel 44. Klasifikasi Tingkat Kunjungan Puskesmas Pembantu................. 110
Tabel 45. Klasifikasi Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas Pembantu di
Kabupaten Sukoharjo Tehun 2011 .............................................. 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel 46. Data Jangkauan Pelayanan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011.................................................................................. 114
Tabel 47. Keterjangkauan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011.................................................................................. 117
Tabel 48. Rekapitulasi Jangkauan Puskesmas Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011.................................................................................. 119
Tabel 49. Data Jangkauan Pelayanan Puskesmas Pembantu Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011 ................................................................ 120
Tabel 50. Keterjangkauan Puskesmas Pembantu di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011 ................................................................ 123
Tabel 51. Jangkauan Puskesmas Pembantu Pembantu Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011.................................................................................. 125
Tabel 52. Jumlah skor Sarana Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011 ............................................................................................. 127
Tabel 53. Skor Aksesibilitas per Kecamatan ............................................... 128
Tabel 54. Perhitungan Tingkat Aksesibilitas Per Kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011 ................................................................... 131
Tabel 55. Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas ................................................. 134
Tabel 56. Tingkat Aksesibilitas per Kecamatan .......................................... 134
Tabel 57. Jenis fasilitas kesehatan dan jumlah maksimum penduduk ......... 139
Tabel 58. Tingkat Kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
(Primary Health Care) Tahun 2011 ........................................... 141
Tabel 59. Prosentase jumlah penduduk yang terlayani dan yang tidak terlayani
oleh Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011 ................................................................................... 142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir ....................................................................... 27
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian............................................................. 54
Gambar 3. Grafik Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011............................................................... 60
Gambar 3. Grafik Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo ................................................................................... 62
Gambar 4. Diagram Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 ................................................................................ 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR PETA
Peta 1. Administrasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 ............................. 57
Peta 2. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 ................ 64
Peta 3. Sebaran Primary Health Care di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 ...................................................................................... 74
Peta 4. Interaksi Primary Health Care di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 ..................................................................................... 87
Peta 5. Kualitas Kualitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011.. 98
Peta 6. Kualitas Kualitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 ...................................................................................... 99
Peta 7. Tingkat Aksesibilitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011 ................................................................................................. 136
Peta 8. Tingkat Aksesibilitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 .................................................................................... 137
Peta 9. Tingkat Aksesibilitas Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 ..................................................................................... 138
Peta 10. Tingkat Kecukupan Primary Health Care di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 ...................................................................................... 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Iterasai Primary Heath Care
Lampiran 2. Perhitungan Probabilitas PHC
Lampiran 3. Perhitungan Jumlah Perjalanan (trip) PH
Lampiran 4. Kualitas Primary Heath di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Lampiran 5. Tingkat Kunjungan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Lampiran 6. Foto Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Lampiran 7. Kuisioner
Lampiran 8. Surat Perijinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kesehatan menjadi sebuah kebutuhan primer. Kesembuhan dari
penyakit bukan lagi jadi hal utama dalam pelayanan kesehatan namun satu hal
yang dikehendaki masyarakat sekarang ini adalah meningkatnya kualitas hidup
bahkan untuk orang-orang yang sehat sekalipun. Berdasarkan World Health
Organization (WHO) rangking, tingkat kesehatan Indonesia berada pada rangking
92 dari 190 negara di dunia pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa
Indonesia masih jauh dari negara yang memiliki tingkat kesehatan yang tinggi, hal
ini menjadi salah satu hambatan bagi Bangsa Indonesia untuk menciptakan
sumberdaya manusia yang memiliki kualitas yang tinggi. Untuk mendukung
upaya peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi tersebut
diperlukan pembangunan akan fasilitas kesehatan.
Pembangunan fasilitas kesehatan diharapkan dapat merata untuk masing-
masing daerah. Adapun jenis fasilitas kesehatan beraneka ragam sesuai dengan
gradasi penyakit.
Menurut Notoatmodjo (2003 : 90), kesehatan merupakan suatu hal yang
kontinum dimulai dari sehat walafiat sampai dengan sakit parah, kesehatan
seseorang berada dalam bentangan tersebut. Demikian pula dengan sakit, sakit
juga mempunyai tingkatan atau gradasi yaitu sakit ringan (mild), sakit sedang
(moderate) dan sakit parah (servere). Tiga gradasi penyakit ini menuntut bentuk
fasilitas pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Untuk penyakit ringan tidak
memerlukan peralatan yang canggih. Namun, sebaliknya untuk penyakit yang
sudah parah tidak cukup hanya dengan pelayanan yang sederhana, melainkan
memerlukan pelayanan yang sangat spesifik. Menurut Notoatmodjo (2003 : 90)
untuk menangani gradasi penyakit diperlukan pula pelayanan yang berbeda juga
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan
dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau
promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini di dalam suatu populasi
sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok
ini bersifat pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care).
Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, Praktek Dokter dan PKD/Polindes.
b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua (Secondary Health Servise)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D,
dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
c. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga (Tertiary Health Services)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Pelayanan sudah komplek dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis.
Contoh di Indonesia adalah Rumah Sakit tipe A dan B.
Jenis-jenis pelayanan kesehatan di atas sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Pembangunan fasililitas kesehatan perlu mendapat perhatian khusus
baik dari pemerintah maupun mayarakat dikarenakan pembangunan fasilitas
kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu
hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Permasalahan utama pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini antara
lain adalah masih tingginya disparitas status kesehatan antartingkat sosial
ekonomi, antarkawasan, dan antara perkotaan dengan perdesaan. Secara umum
status kesehatan penduduk dengan tingkat sosial ekonomi tinggi di kawasan barat
Indonesia, dan di kawasan perkotaan cenderung lebih baik. Sebaliknya, status
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kesehatan penduduk dengan sosial ekonomi rendah di kawasan timur Indonesia
dan di daerah pedesaan masih tertinggal.
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
Provinsi Jawa Tengah dan merupakan salah satu kabupaten di lingkungan
Karisedenan Surakartayang berbatasan langsung dengan 6 kabupaten/kota. Jumlah
penduduk di Kabupaten Sukoharjo cukup banyak pada tahun 2011 yaitu 851.157
jiwa dengan kepadatan penduduk 1.824 jiwa/Km². Kabupaten Sukoharjo
merupakan wilayah yang dekat dengan Kota Surakarta dimana Kota Surakarta
merupakan pusat dari berbagai aspek seperti kebudayaan, wisata dan industri di
Provinsi Jawa Tengah. Untuk menuju Kota Surakarta kelima kabupaten tersebut
harus melewati Kabupaten Sukoharjo. Selain itu Kabupaten Sukoharjo merupakan
kabupaten yang saat ini masih berkembang dimana Kota Surakarta menjadi
kiblatnya. Banyaknya penduduk baik yang menetap, nomaden atau bagi para
commuter sangat membutuhkan fasilitas kesehatan, namun sangat disayangkan
bahwa fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo belum merata. Tidak
meratanya fasilitas di Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui berdasarkan hasil
survey Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo yang terangkum dalam
Sukoharjo dalam Angka Tahun 2011.
Tabel 1. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 No Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Pustu Rmh Bersalin BPS Apotek
1 Weru - 1 5 2 20 3
2 Bulu - 1 4 - 17 2
3 Tawansari - 1 7 1 20 3
4 Sukoharjo 1 1 5 2 33 20
5 Nguter - 1 3 - 31 3
6 Bendosari 2 1 4 2 29 2
7 Polokarto - 1 4 1 28 8
8 Mojolaban - 1 3 8 39 14
9 Grogol 1 1 3 2 43 24
10 Baki - 1 4 1 34 12
11 Gatak - 1 2 1 24 5
12 Kartasura 4 1 4 3 57 31
Jumlah 8 12 48 23 375 127
Sumber : Sukoharjo dalam Angka Tahun 2011
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan di Kabupaten
Sukoharjo belum merata. Di Kecamatan Bulu yang merupakan kecamatan jauh
dari kota hanya terdapat 1 Puskesmas, 4 Puskesmas Pembantu, 17 Bidan Praktik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Swasta dan 2 Apotik . Apabila dibandingkan dengan kecamatan yang dekat
dengan kota seperti Kecamatan Kartasura jumlah perbandingan antara fasilitas
kesehatan di Kecamatan Bulu dengan Kecamatan Kartasura cukup jauh.
Permasalah pembangunan kesehatan seperti yang disebutkan di atas terbukti pula
di Kabupaten Sukoharjo. Adanya masalah tersebut perlu adanya penelitian
mengenai persebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo.
Perbandingan antara jumlah fasilitas kesehatan terhadap jumlah penduduk
di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kebutuhan
masyarakat di Kabupaten Sukoharjo akan fasilitas kesehatan masih jauh dari
cukup dan belum merata. Untuk mengatasi ketidak cukupan dan ketidak merataan
akan fasilitas kesehatan tersebut maka diperlukan penelitian terhadap persebaran
fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011.
Untuk mengetahui persebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 perlu dikaji mengenai kualitas fasilitas kesehatan di Kabupaten
Sukoharjo. Hal ini dikarenakan apabila fasilitas kesehatan memiliki kualitas yang
baik dapat menjadi daya tarik untuk masyarakat Kabupaten Sukoharjo berobat di
fasilitas kesehatan yang berada di wilayahnya sendiri. Selain kualitas perlu juga
diketahui mengenai jumlah kunjungan pasien, aksesibilitas menuju fasilitas
kesehatan dan tingkat kecukupan fasilitas di Kabupaten Sukoharjo dalam
menangani masyarakat.
Dari ketiga jenis pelayanan kesehatan Menurut Notoatmodjo ( 2003 : 90 ),
penelitian ini dibatasi pada fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan diagnostik maupun terapi yang merupakan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care). Adapun pelayanan kesehatan
dalam penelitian dikhususkan lagi dan terdiri dari Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu. Hal ini dikarenakan pada fasilitas kesehatan ini selalu dikunjungi
masyarakat dan menjadi rujukan pertama bagi masyarakat umum apabila
mengalami sakit karena pada setiap kecamatan pasti terdapat Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu.
Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo
khususnya untuk Puskesmas sudah merata di 12 kecamatan di Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Sukoharjo. Meratanya persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama tidak
diimbangi dengan tingkat aksesibilitas menuju masing-masing sarana kesehatan.
Lokasi yang strategis dan memiliki aksesibilitas yang baik akan mendukung
kinerja dan kualitas dari Pelayanan Kesehatan Tingkat di Kabupaten Sukoharjo.
Sebagian masyarakat di Kabupaten Sukoharjo beranggapan bahwa kualitas
fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo masih rendah sehingga mereka lebih
memilih untuk berobat di Kota Surakarta yang dianggap masyarakat mampu
mengatasi segala penyakit dan memiliki kualitas yang sangat baik.
Fasilitas kesehatan yang memiliki kualitas baik akan menarik pasien untuk
berobat di fasilitas tersebut. Rendahnya kualitas di beberapa fasilitas kesehatan
Kabupaten Sukoharjo mendorong masyarakat untuk memilih fasilitas kesehatan
yang memiliki kualitas yang baik. Kualitas merupakan daya tarik yang sangat
besar bagi pasien yang akan berobat sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas
dari Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukohajo berpengaruh
besar terhadap tingkat kunjungan pasien.
Aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan merupakan faktor yang sangat
penting dalam memilih fasilitas kesehatan. di Kabupaten Sukoharjo terdapat
beberapa kecamatan yang minim terdapat angkutan atau kendaraan umum. Untuk
Kecamatan Bulu, Weru dan Nguter di Kebupaten Sukoharjo aksesibilitas menuju
fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah cukup sulit, apalagi bagi
masyarakat yang bertempat tinggal di perbatasan kota atau kabupaten. Beberapa
wilayah di Kabupaten Sukoharjo masih memiliki aksesibilitas yang buruk. Untuk
menuju pelayanan fasilitas kesehatan harus menempuh waktu yang cukup lama.
Faktor jarak, kondisi jalan dan angkutan umum yang hanya melintas di daerah-
daerah yang memiliki topografi yang datar menjadikan kendala bagi masyarakat
yang bertempat tinggal di daerah tersebut. Hal ini mengakibatkan kendala bagi
Kabupaten Sukoharjo untuk menciptakan masyarakat yang sehat.
Menciptakan masyarakat Kabupaten Sukoharjo yang sehat selain dilihat
dari aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan juga dilihat dari tingkat ketercukupan
fasilitas-fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo dalam melayani masyarakat.
Apabila dibandingkan antara jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Sukoharjo dengan fasilitas kesehatan dapat dikatakan fasilitas tersebut belum
dapat mencukupi permintaan penduduk akan pelayanan fasilitas kesehatan
khususnya untuk Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang berupa Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu yang merupakan dasar dari pelayanan kesehatan.
Penelitian tentang kesehatan yang dikaji berdasarkan aspek keruangan ini
ditujukan untuk menghasilkan informasi kesehatan untuk mendukung
pembangunan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian tentang kesehatan
sangat diperlukan bagi masyarakat, dengan adanya informasi yang dihasilkan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menambah atau mengurangi
serta memperbaiki fasilitas kesehatan agar menjadi fasilitas kesehatan yang
memiliki kualitas yang cukup baik. Terciptanya fasilitas kesehatan yang
memeiliki kualitas yang baik akan menghasilkan penduduk yang sehat sehingga
dapat terciptanya Sumberdaya Manusia (SDM) yang baik.
Menurut Bintarto dan Surastopo (1979 :55), apabila akan menyajikan data
yang menunjukkan distribusi keruangan atau lokasi dan mengenai sifat-sifat
penting maka hendaknya informasi tersebut ditunjukkan dalam bentuk peta,
karena melalui peta dapat di sampaikan informasi keruangan atau lokasi
penyebaran, macam, serta nilai data secara tepat dan jelas untuk mengetahui
perubahan bentuk penggunaan lahan juga tidak dapat lepas dari peta.
Berdasarkan konteks permasalahan tersebut dan pentingnya arti kesehatan
bagi semua masyarakat hal ini menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk
melakukan penelitian di daerah tersebut dengan judul “PERSEBARAN
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI KABUPATEN
SUKOHARJO TAHUN 2011”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Bagaimana kualitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011?
3. Bagaimana tingkat kunjungan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011?
4. Bagaimana tingkat aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011?
5. Bagaimana tingkat kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011
2. Mengetahui kualitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011
3. Mengetahui tingkat kunjungan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
4. Mengetahui tingkat aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
5. Mengetahui tingkat kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan gambaran permasalahan yang nyata dalam bidang geografi
khususnya geografi sosial dan perencanaan wilayah serta ilmu pengetahuan
lain yang diperoleh di bangku kuliah yang berupa teori-teori dengan kenyataan
yang sesungguhnya di lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Bagi pihak lain hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
yang diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan bahan
perbandingan untuk penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini merupakan sumbangan ilmu Geografi terhadap bidang lain yang
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai persebaran, kualitas,
tingkat kunjungan pasien, aksesibilitas dan tingkat kecukupan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukoharjo dalam mengambil keputusan pennyediaan fasilitas kesehatan di
Kabupaten Sukoharjo dan tindakan lebih lanjut terhadap masalah kesehatan
baik masa sekarang maupun mendatang
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam materi pembelajaran Geografi
kelas X dan pada kompetensi dasar “Menjelaskan Konsep Geografi” dan kelas
XII pada kompetensi dasar “Kemampuan Menerapkan Sistem Informasi
Geografi (SIG) dalam Kajian Geografi”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Analysis)
Bintarto dan Hadisumarno, dalam bukunya yang berjudul Metode Analisa
Geografi (1979 : 12) membagi pendekatan dalam geografi yang digunakan untuk
mengkaji atau mendekati masalah menjadi tiga, yaitu pendekatan analisa
keruangan (spatial analysis), analisa ekologi (ecological analysis), dan analisa
kompleks wilayah (regional complex analysis). Analisa keruangan mempelajari
perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting.
Analisis keruangan atau yang sering disebut juga analisis spasial pada
hakikatnya merupakan analisis lokasi yang menitik beratkan kepada tiga unsur
geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement).
Analisis spasial mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting yang
merupakan suatu ciri khas dari suatu wilayah. Dalam analisa keruangan yang
harus diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada,
penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang
dirancangkan.
Analisa keruangan ini dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data
titik (point data) dan data bidang (areal data). Yang digolongkan ke dalam data
titik seperti data, ketinggian tempat, data sampel batuan, data sempel tanah, data
lokasi atau tempat fasilitas kesehatan dan lain sebagainya. Meskipun demikian
dari data titik dapat pula diperoleh data bidang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis keruangan dengan
menggunakan model gravitasi dan interaksi dalam ruang. Kajian mengenai
fasilitas kesehatan dapat dijadikan obyek penelitian geografi karena terdapat
hubungan pemikiran lokasi, jarak, kaitan dan gerakan penduduk dalam suatu
wilayah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Persebaran Fasilitas Kesehatan
Analisis keruangan merupakan analisis lokasi yang menitik beratkan pada
tiga unsur geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan
(movement). Analisis keruangan merupakan analisis yang mempelajari perbedaan
mengenai sifat penting atau seri sifat-sifat penting fenomena geografi. Ahli
geografi akan memikirkan faktor-faktor apakah yang menguasai pola penyebaran
dan bagaimana pola tersebut dapat diubah agar penyebarannya menjadi lebih
efisien dan lebih wajar.
Persebaran merupakan suatu proses, cara, perbuatan menyebar. Dalam
penelitian ini persebaran yang diteliti adalah persebaran mengenai fasilitas
kesehatan dimana fasilitas kesehatan yang diteliti adalah Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (Primary Health Care) yang terdiri dari Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu. Hasil mengenai penelitian persebaran pada umumnya akan
berkaitan dengan pola.
Pola tidak dapat dikaji secara deskriptif saja namun dapat dikaji secara
kuantitatif. Misalnya, pola pemukiman pemukiman seragam, random,
mengelompok dan lain sebagainya dapat diberi ukuran yang bersifat kuantitatif.
Dalam menganalisis pola pemukiman dapat dilakukan dari sudut keruangan.
Pendekatan tersebut dapat dapat disebut analisis tetangga-terdekat (nearest-
neighbour analysis). Analisis tetangga-terdekat memerlukan data tentang jarak
antara satu pemukiman dengan pemukiman yang paling dekat, setiap pemukiman
dianggap sebagai sebuah titik dalam ruang. Namun kelemahan menggunakan
analisis tetangga terdekat apabila analisis ini diterapkan di daerah penelitian yang
memiliki topografi yang beraneka ragam, hal ini dikarenakan analisis tetangga
terdekat hanya sesuai diterapkan pada daerah yang memeiliki topografi yang
datar, sehingga dalam penelitian mengenai Persebaran Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 tidak dapat menggunakan
metode analisis tetangga terdekat. Hal ini dikarenakan topografi di Kabupaten
Sukoharjo yang tidak datar, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki topografi
yang bergelombang. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini menggunakan
metode analisis grafitasi dan interaksi antar ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Model analisis gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan
untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu
lokasi. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan
besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. Dalam perencanaan wilayah,
model ini sering dijadikan alat untuk melihat apakah lokasi berbagai fasilitas
umum telah berada pada tempat yang benar. Selain itu, apabila kita ingin
membangun suatu fasilitas yang baru maka model ini dapat digunakan untuk
menentukan lokasi yang optimal. Pada lokasi yang optimal, fasilitas itu akan
digunakan sesuai dengan kapasitasnya. Model grafitasi berfungsi ganda, yaitu
sebagai teori lokasi dan sebagai alat dalam perencanaan. Berbeda dengan teori
lokasi lain yang diturunkan secara deduktif maka model grafitasi dikembangkan
dari hasil pengamatan di lapangan.
Pada abad ke-19, Carey dan Ravebstein dalam Tarigan (2010 : 104)
menyatakan bahwa jumlah migrasi masuk ke suatu kota sangat terkait dengan
besarnya kota tersebut dan jauhnya tempat asal migran tersebut. Barulah pada
abad ke-20, John Q.Stewart dan kelompoknya pada Scool of Sosial Physics
menerapkan secara sistematik model gravitasi untuk menganalisis interaksi sosial
dan ekonomi.
Misalnya terdapat dua kota (kota A dan kota B) yang berdekatan, hendak
diketahui berapa interaksi yang terjadi antara kedua kota tersebut. Interaksi bisa
saja diukur dari banyaknya perjalanan (trip) dari penduduk kota A ke kota B atau
sebalikanya. Faktor apakah yang menentukan besarnya interaksi tersebut? Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa interaksi itu ditentukan oleh beberapa faktor di
mana faktor pertama adalah besarnya kedua kota tersebut. Timbul persoalan apa
ukuran yang digunakan untuk menentukan besarnya sebuah kota. Sebuah kota
dapat diukur dari jumlah penduduk, banyaknya lapangan pekerjaan, total
pendapatan (nilai tambah), jumlah luas bangunan, banyaknya fasilitas kepentingan
umum dan lain-lain. Mungkin karena mudah mendapatkan datanya maka ukuran
yang sering digunakan adalah jumlah penduduk. Penggunaan jumlah penduduk
sebagai alat ukur bukanlah tanpa alasan karena jumlah penduduk sangat terkait
langsung dengan berbagai ukuran lain yang dikemukakan di atas. Faktor kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yang mempengaruhi interaksi adalah jarak antara kota A dan kota B. Jarak
mempengaruhi keinginan orang untuk bepergian karena untuk menempuh jarak
tersebut diperlukan waktu, tenaga dan biaya. Makin jauh jarak yang memisahkan
kedua lokasi, makin rendah keinginan orang untuk bepergian. Selain dalam hal
jarak, orang mengamati bahwa minat orang bepergian menurun derastis apabila
jarak itu semakin jauh, artinya penurunan minat itu tidak proporsional dengan
bertambah jarak, melainkan eksponensial. Adapun rumus analisis model grafitasi
secara umum sebagai berikut :
Keterangan :
𝐼𝑖𝑗 = Jumlah trip antara kota i dengan kota j
𝑃𝑖 = Penduduk kota i
𝑃𝑗 = Penduduk kota j
𝑑𝑖𝑗 = Jarak antara kota I dengan kota j
b = Pangkat dari 𝑑𝑖𝑗 , menggambarkan cepatnya jumlah trip menurun seiring
dengan pertambahan jarak. Nilai b dapat dihitung tetapi apabila tidak
maka yang sering digunakan b = 2
k = Sebuah bilangan konstanta berdasarkan pengalaman, juga dapat dihitung
seperti b
Penerapan model grafitasi keruangan berguna untuk analisis perencanaan
bangunan fasilitas dan pelayanan sosial seperti pusat perbelanjaan, pasar, tempat
rekreasi, pelayanan kesehatan, sekolah dan sebagainya.
Esward Ullman menjelaskan 3 faktor yang mempengaruhi interaksi
keruangan, yaitu :
1) Wilayah yang saling melengkapi (regional complementary)
2) Kesempatan berintervensi (intervening opportunity)
3) Pemindahan dalam ruang (spatial transferability)
Regional complementary adalah kondisi dua wilayah yang menunjukkan
adanya kemampuan sumberdayanya yang satu surplus yang satu minus.
Intervening opportunity menunjukkan adanya kemungkinan perantara yang dapat
𝐼𝑖𝑗 = 𝑘𝑃𝑖𝑃𝑗
𝑑𝑖𝑗𝑏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menghambat terjadinya interaksi antara dua wilayah (perdagangan, kemajuan
komunikasi, kebijaksanaan khusus). Spatial transferability kemudahan transfer
dalam ruang, yaitu fungsi, jarak yang diukur dalam biaya dan waktu.
Mempelajari persebaran tidak tidak hanya pola saja yang dipelajari dan
diteliti namun juga dapat mempelajari mengenai interaksi berdasarkan pada
interpretasi peluang (probabilility), dengan asumsi bahwa berdasarkan hasil
penelitian mengenai persebaran fasilitas kesehatan seorang individu mempunyai
pilihan untuk pergi menuju fasilitas kesehatan dengan melihat jarak antara satu
fasilitas kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang lain.
Interaksi merupakan dalam teori himpunan terdiri dari beberapa anggota
dimana msing-masing anggota memiliki daya tarik terhadap anggota yang
lainnya. Dalam interaksi terdapat unsur daya tarik yang terdapat di suatu sub
wilayah dan kemudahan mencapai wilayah tersebut. Daya tarik suatu wilayah
adalah jumlah fasilitas kesehatan, sedangkan kemudahan untuk mencapai wilayah
tersebut dipengaruhi oleh jarak, kondisi jalan dan angkutan umum.
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948
tertulis bahwa “Health Is A Fundamental Human Right” yang mengandung suatu
kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan yang sehat. Hal
ini melandasi suatu pemikiran, bahwa “Sehat sebagai hak asasi manusia dan
Sehat sebagai investasi”. Di Indonesia Undang-Undang Dasar 1945
mengamanatkan melalui pasal 28 H ayat (1) : “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mandapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 262 tahun 2009 pasal 1
ayat 3 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Fisikawan Medis dan Angka
Kreditnya, “Fasilitas kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan disgnostik maupun terapi”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pelayanan Kesehatan tingkat Pertama (Primary Health Care) menurut
Notoatmodjo (2003 : 90) merupakan pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk
masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan
kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini di
dalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan
oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan primer atau utama (Primary
Health Care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Praktek Dokter dan PKD/Polindes. Sedangkan
Pelayanan Kesehatn Tingkat Pertama berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun
2009 Pasal 30 Ayat 2 adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan dasar.
Fasilitas kesehatan yang akan diteliti termasuk dalam Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama yang dikhususkan menjadi Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu. Adapun alasan menggunakan kedua fasilitas kesehatan tersebut
dikarenakan pada kedua fasilitas tersebut merupakan fasilitas yang pasti ada di
setiap kecamatan, selain itu Puskesmas dan Puskesmas Pembantu merupakan
salah satu dari Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang menjadi basic health
bagi masyarakat. Puskesmas dan Puskesmas Pembantu selalu dituju pertama kali
oleh masyarakat karena pasti ada di setiap kecamatan.
Adapun penjelasan dari masing-masing fasilitas kesehatan dalam
penelitian ini adalah :
a. Puskesmas
Puskesmas menurut pedoman kerja Puskesmas tahun 1991/1992
didefinisikan sebagai berikut “Puskesmas adalah seuatu kesatuan organisasi
kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha-
usaha kesehatan pokok”.
Pada tahun 1968 dalam rapat kerja nasional dicetuskan bahwa
Puskesmas merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian
dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan
preventif secara menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kota madya atau kabupaten
(Notoatmojo, 2003 :9).
b. Puskesmas Pembantu
Puskesmas dalam mencapai cakupan pelayanan yang merata maka ia
ditunjang oleh fasilitas kesehatan lain termasuk Puskesmas Pembantu. Secara
teknis Puskesmas Pembantu berada di bawah pengawasan dan peraturan
Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas Pembantu adalah kelurahan.
Penelitian ini hanya ditujukan untuk Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama yang berupa Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Dalam membahas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dalam penelitian ini akan dikaji mengenai
persebaran dengan metode grafitasi, kualitas, tingkat kunjungan pasien,
aksesibilitas dan kecukupan fasilitas kesehatan.
a. Persebaran
Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama menggunakan
sebuah pendekatan keruangan dengan penerapan metode model grafitasi.
Penerapan metode dengan menggunakan model grafitasi ini pada umumnya
digunakan di daerah yang memiliki topografi yang tidak datar.
b. Kualitas
Kualitas dari Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama menjadi perhatian
bagi masyarakat dalam memilih fasilitas kesehatan yang akan di datangi.
Kualitas pelayanan adalah kegiatan pelayanan yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan publik yang mampu memenuhi harapan, keinginan,
dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat luas.
Semakin kritisnya masyarakat saat ini terhadap pelayanan kesehatan yang
diterima dan semakin ketatnya persaingan diera pasar bebas, menuntut banyak
hal dalam pelayanan kesehatan.
Tjiptono (2004) dalam Puspita (2009 : 15) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang
megkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga merekalah yang
seharusnya menentukan kualitas jasa.
Kualitas pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan pada setiap pasien dan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode profesi yang telah
ditetapkan. Kualitas dalam pelayanan kesehatan bukan hanya ditinjau dari
sudut pandang aspek teknis medis yang berhubungan langsung antara
pelayanan medis dan pasien saja tetapi juga sistem pelayanan kesehatan secara
keseluruhan, termasuk menajemen administrasi, keuangan, peralatan dan
tenaga kesehatan lainnya.
Gronroos (2000) dalam Puspita ( 2009 : 18-20) memaparkan tiga
dimensi utama atau faktor yang dipergunakan konsumen dalam menilai
kualitas yaitu outcome-related (technical quality), process-related (functional
quality), dan image-related dimensions. Ketiga dimensi ini kemudian
dijabarkan yaitu sebagai berikut:
1) Professionalism and Skills, yaitu merupakan outcome related, dimana
pelanggan menganggap bahwa penyedia jasa, para karyawan, sistem
operasional, dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan
secara profesional.
2) Attitudes and Behavior yaitu merupakan process related. Pelanggan
merasa bahwa karyawan dalam memberikan pelayanan selalu
memperhatikan mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah
pelanggan secara spontan dan dengan senang hati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Accessibility and Flexibility merupakan process related. Pelanggan merasa
bahwa penyediaan jasa, lokasi, jam kerja, karyawan dan sistem
operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga
pelanggan dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu juga dirancang
dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan
permintaan dan keinginan pelanggan.
4) Reliability and Trustworthiness merupakan process related. Pelanggan
meyakini bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa
mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam memenuhi
janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan.
5) Service recovery merupakan process related. Pelanggan meyakini bahwa
bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan,
penyedia jasa akan segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk
mengendalikan situasi dan menemukan solusi yang tepat.
6) Serviscape merupakan process related. Pelanggan merasa bahwa kondisi
fisik dan aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung
pengalaman positif atas proses jasa.
7) Reputation and Credibility merupakan image related. Pelanggan meyakini
bahwa bisnis penyedia jasa dapat dipercaya.
Berdasarkan pada penjabaran di atas dapat diketahui bahwa terdapat 7
indikator dalam menilai kualitas fasilitas kesehatan khususnya dalam
penelitian ini adalah Pelayanan Kesehatan tingkat Pertama yang berupa
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
c. Tingkat Kunjungan
Tingkat kunjungan pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam
penenitian ini adalah tingkat (jumlah) kunjungan penduduk yang berkunjung
di fasilitas kesehatan dengan tujuan untuk berobat atau memeriksakan
kesehatan. Tingkat kunjungan pasien antara satu fasilitas kesehatan dengan
fasilitas kesehatan yang lain berbeda-beda. Hal ini pada umumnya dipengaruhi
oleh kualitas dari masing-masing fasilitas kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Tingkat kunjungan pasien dapat dilihat dari jumlah pasien yang
berobat dalam kurun waktu satu tahun. Tingkat kunjungan pasien dapat
diketahui melalui administrasi dalam suatu fasilitas kesehatan. Pada umumnya
apabila suatu fasilitas kesehatan itu memiliki predikat yang baik maka
otomatis pada fasilitas tersebut memiliki tigkat kunjungan pasien yang tinggi.
Berbeda dengan fasilitas kesehatan yang memiliki predikat kualitas kesehatan
yang buruk, pada umumnya fasilitas kesehatan yang memiliki predikat
kualitas yang buruk maka tingkat kunjungan pasien pada fasilitas kesehatan
tersebut akan rendah.
d. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan faktor utama dalam memilih fasilitas
kesehatan yang akan didatangi. Untuk memperoleh kemudahan dalam
melakukan pergerakan, diperlukan jaringan jalan dan transportasi yang baik.
Konsep yang mendasari tataguna lahan dan transportasi adalah aksesibilitas.
Dalam konteks yang lebih jelas ditetapkan lahan oleh Khisty dan Lall (2005 :
88) bahwa “aksesibilitas adalah kemudahan melakukan pergerakan dari
tempat yang satu ke tempat yang lain”.
Tingkat aksesibilitas adalah kemudahan mencapai kota tersebut dari
kota atau wilayah lain yang berdekatan, atau bisa juga dilihat dari sudut
kemudahan mencapai wilayah lain yang berdekatan bagi masyarakat yang
tinggal di kota tersebut. Ada berbagai unsur yang mempengaruhi tingkat
aksesibilitas, misalnya: kondisi jalan, jenis alat angkutan yang tersedia,
frekuensi keberangkatan dan jarak. (Tarigan, 2009 : 140). Untuk
menyederhanakan penelitian, maka unsur yang dipakai dibatasi yaitu jarak,
jalan dan angkutan umum.
1) Jarak
Keterkaitan antar kota sebagai pusat penyedia jasa pelayanan
terhadap wilayah sekitarnya atau wilayah pelayanannya dapat diukur dari
seberapa jauh jaraknya terhadap wilayah sekitar pusat pelayanan tersebut
(Adisasmita, 2003 : 9). Pada penelitian ini jasa pelayanan yang dimaksud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
adalah pelayanan kesehatan. Jadi akan diteliti seberapa jauh pusat
pelayanan menjangkau daerah di sekitarnya.
Jarak dianggap sebagai faktor penghambat dalam mencapai suatu
tempat. Orang perlu mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya untuk
mengatasi hambatan jarak. Semakin dekat suatu tempat dengan lokasi
fasilitas kesehatan, maka semakin mudah orang untuk menjangkaunya.
2) Jalan
Jaringan transportasi yang dominan berupa jaringan transportasi
jalan. Berdasarkan Undang-Undang No 38 tahun 2004 pasal I ayat 4,
“Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
Jalan dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor. Pada
penelitian ini akan digunakan kelas jalan umum berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan Undang-Undang No 38 tahun 2004 pasal 6 ayat 1, “Jalan
umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan
umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status dan kelas.
Berdasarkan Undang-Undang No 38 tahun 2008 pasal 8, jalan umum
menurut fungsi peranannya dapat dibedakan menjadi:
a) Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien
b) Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi
c) Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d) Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dengan dan
kecepatan rata-rata rendah
3) Angkutan Umum
Menurut Munawar (2005 : 45) Angkutan dapat didefinisikan sebagai
pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan, sedangkan kendaraan umum adalah setiap
kendaraan bermotor yang digunakan untuk umum dengan dipungut bayaran.
Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang
dan bus besar. Mobil penumpang yang digunakan untuk mengangkut
penumpang umum disebut dengan mobil penumpang umum (MPU).
(Munawar, 2005 : 45)
Tingkat aksesibilitas masing-masing kecamatan dapat diketahui
dengan mengetahui indeks aksesibilitasnya. Secara umum, menurut Tarigan
(2010 : 156) indeks aksesibilitas adalah adanya unsur daya tarik yang terdapat
di suatu sub wilayah dan kemudahan untuk mencapai wilayah tersebut. Daya
tarik suatu wilayah adalah jumlah fasilitas kesehatan, sedangkan kemudahan
untuk mencapai wilayah tersebut dipengaruhi oleh jarak, kondisi jalan dan
angkutan umum. Angkutan umum dipilih sebagai salah satu faktor dalam
aksesibilitas karena dengan adanya angkutan umum yang melintas di fasilitas
kesehatan dapat menandakan bahwa fasilitas tersebut mudah dijangkau oleh
masyarakat tanpa perlu menggunakan kendaraan pribadi, dengan demikian
dalam penelitian ini mengabaikan kepemilikan kendaraan pribadi. Accesibility
indeks dihitung dengan rumus (Lee, 1993 : 72), yaitu:
Keterangan :
𝐴𝑖𝑗 = Accesebility Indeks daerah I terhadap daerah j
𝐸𝑗 = Total lapangan kerja (Employment) di daerah j
𝑑𝑖𝑗 = Jarak antara i dan j
𝑏 = Pangkat dari 𝑑𝑖𝑗
𝐴𝑖𝑗 = 𝐸𝑗
𝑑𝑖𝑗𝑏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Penelitian ini mengkaji fasilitas kesehatan, sehingga unsur daya
tariknya bukanlah total lapangan pekerjaan di daerah j melainkan total fasilitas
kesehatan di daerah j. Rumus di atas diubah menjadi :
Rumus tersebut, hanya memperhatikan jarak, padahal pada
kenyataannya masih terdapat beberapa unsur lain yang tidak bisa diabaikan,
diantaranya: jaringan jalan dan jenis angkutan yang digunakan. Oleh sebab itu,
rumus diatas perlu ditambah menjadi:
Indeks yang diperoleh pada rumus tersebut adalah daya tarik satu sub
wilayah j ditinjau dari sub wilayah i. Apabila daya tarik seluruh wilayah
diperhitungkan atau digabungkan maka rumusnya menjadi:
Rumus di atas akan diketahui jumlah mayarakat yang mengunjungi
masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan fasilitas
kesehatan yang ada.
e. Tingkat Kecukupan
Parameter dalam mengukur kecukupan layanan kesehatan dasar
berkaitan erat pada ketersediaan fasilitas pelayanan dengan kepadatan
penduduk dan aksesibilitas. Semakin padat penduduk di suatu wilayah maka
semakin banyak pula fasilitas kesehatan yang harus disediakan. Hal ini
dikarenakan masing-masing fasilitas kesehatan memiliki daya kecukupan
yang berbeda-beda
Parameter dalam mengukur kecukupan fasilitas kesehatan dikaitkan
dengan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.
Kebutuhan masyarakat akan terpenuhi secara keseluruhan berdasarkan jumlah
fasilitas kesehatan yang ada.
𝐴𝑖𝑗 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ 𝑗
𝑑𝑖𝑗 𝑏
𝐴𝑖𝑗 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ 𝑗
(𝑑𝑖𝑗 +𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 +𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 ) 𝑏
𝐴𝑖𝑗 = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ 𝑗
(𝑑𝑖𝑗 +𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 +𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 ) 𝑏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Penelitian yang Relevan
Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relefan No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Diah Erni Ekawati
(Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sebelas
Maret, 2010)
Analisis Spasial
Fasilitas kesehatan di
Wilayah Gombong
Kabupaten Kebumen
Tahun 2010
Mengetahui distribusi fasilitas
kesehatan di Wilayah Gombong
Kabupaten Kebumen tahun 2010
Menetahui tingkat aksesibilitas masing-
masing kecamatan di Wilayah
Gombong Kabupaten Kebumen tahun
2010
Mengetahui interaksi di Wilayah
Gombong Kabupaten Kebumen tahun
2010
Kualitatif
Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif spasial/geografis
dan metode survey.
Distribusi fasilitas kesehatan paling banyak di
Kecamatan Gombong yaitu 38 unit (33,33%)
dan yang paling sedikit di Kecamatan Rowokele
sebanyak 12 unit (10,53%). Tingkat kecukupan
PKD/Polindes dan Puskesmad Pembantu
tertinggi di Kecamatan Rowokele yaitu 37.348
jiwa (88,53%) terlayani, dan terendah di
Kecamatan Buayan yaitu 48.582 jiwa (77,89%)
terlayani. Tingkat kecukupan Puskesmas
tertinggi di Kecamatan Gombong yaitu semua
penduduk terlayani dan terendah di Kecamatan
Buayana yaitu 30.000 jiwa (48,1%) penduduk di
kecamatan tersebut terlayani oleh puskesmas.
Tingkat kecukupan praktek dokter tertinggi di
Kecamatan Gombong yaitu semua penduduk
terlayani dan terendah di Kecamatan Rokowele
yaitu 5.000 jiwa (11,85%) penduduk di
kecamatan tersebut terlayani oleh praktek
dokter.
Tingkat aksesibilitas tertinggi di Kecamatan
Gombong yaitu 36,87583 dan terendah di
Kecamatan Rowokele yaitu 4,646259
Interaksi wilayah dibedakan menjadi tiga.
Pertama prediksi gerakan penduduk dalam
mendatangi Puskemas yaitu hampir sama di
masing-masing kecamatan. Kedua, prediksi
gerakan penduduk dalam mendatangi praktek
doketr, paling banyak di Kecamatan Gombong
yaitu 115.190 pasien (49,83%) dan paling sedikit
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian
di Kecamatan Rowolele yaitu 5.007 pasien
(2,17%). Ketiga prediksi gerakan penduduk
dalam mendatangi Rumah Sakit di Kecamatan
Gombong sebanyak 194.308 jiwa (70,75%) dan
di Kecamatan Buayan sebanyak 80.329 jiwa
(29,25%)
2 Ika Puspita
(Tesisi Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sumatera Utara,
2009)
Hubungan Persepsi
Pasien Tentang
Kualitas Pelayanan
Dengan Citra Rumah
Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh
Tamiang
Untuk mengetahui bagaimana
hubungan persepsi pasien tentang
kualitas pelayanan yang terdiri dari
persepsi pasien tentang dimensi kualitas
teknis (professionalism) dan persepsi
pasien tentang dimensi kualitas
fungsional (reliability, attitudes,
accessibility, service recovery dan
serviscape) dengan citra rumah sakit
Kuantitatif
Penelitian ini merupakan
penelitian survey dengan tipe
explanatory research untuk
menganalisis hubungan persepsi
pasien tentang kualitas
pelayanan dengan citra RSUD
Kabupaten Aceh Tamiang.
Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa
ada hubungan persepsi pasien tentang kualitas
pelayanan yang terdiri dari dimensi kualitas
teknis (professionalism, p = 0.000) dan dimensi
kualitas fungsional (reliabilitydengan p = 0.000,
attitudes dengan p = 0.000, accessibility dengan p
= 0.000, service recovery dengan p = 0.000, dan
serviscape dengan p = 0.000) dengan citra RSUD
Kabupaten Aceh Tamiang
3 Setiyo Gunawan
(Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sebelas
Maret, 2008)
Analisis Tingkat
Kecukupan Pelayanan
Pusat Kesehatan
Masyarkat
(Puskesmas) wilayah
pesisir di Kabupaten
Pati Tahun 2006
Untuk mengatahui pola persebaran
Puskesmas wilayah pesisir di
Kabupaten Pati
Untuk mengetahui rasio tingkat
kecukupan pelayanan Puskesmas
wilayah pesisir di Kabupaten Pati
Untuk mengetahui
Jangkauan/aksesibilitas pelayanan
sarana Puskesmas wilayah pesisir di
Kabupaten Pati
Analisis tetangga terdekat, data
sekunder dan analisis peta
Berdasarkan perhitungan analisis tetangga
terdekat nilai T= 0,8 menunjukkan pola
persebaran Puskesmas wilayah pesisir Kabupaten
Pati mengelompok
Berdasarkan parameter 1: 30.000 dalam arti satu
Puskesmas melayani 30.000 jiwa per kecamatan
sebagian kecamatan masih belum tercukupi.
Berdasarkan analisis buffer pada peta skala
1:200.000 dengan menerapkan jangkauan layanan
3.000 meter, terdapat pemukiman yang
keberadaannya diluar jangkauan layanan tersebut,
sedangkan keberadaan puskesmas pada masing-
masing kecamatan saling overlap hal ini
menunjukkan bahwa lokasi Puskesmas cenderung
berdekatan.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian
4 Lintang
Ronggowulan
(2012)
Evaluasi Persebaran
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
Mengetahui persebaran Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
Mengetahui kualitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
Mengetahui tingkat kunjungan
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011
Mengetahui tingkat aksesibilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011
Mengetahui tingkat kecukupan
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama dengan jumlah penduduk di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
Metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan menggunakan
pendekatan spasial
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
C. Kerangka Berfikir
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care) merupakan
jenis pelayanan untuk masyarakat yang diperuntukkan untuk sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan. Oleh karena itu jumlah kelompok ini di dalam satu populasi sangat
besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat
pelayanan kesehatan dasar (basic health services), atau juga merupakan Pelayanan
Kesehatan Primer atau utama (Primary Health Care). Bentuk pelayanan ini di
Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Praktek
Dokter dan Balkesmas. Dalam penelitian pelayanan kesehatan yang akan diteliti
sebagai Pelayanan Kesehatan Primer atau utama (Primary Health Care) adalah
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah
yang dikelilingi oleh Kabupaten Karanganyar, Gunung Kidul, Klaten, Boyolali
Wonogiri dan Kota Surakarta. Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 12 kecamatan
dimana masing-masing kecamatan tersebut tersebar Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (Primary Health Care). Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sangat
diperlukan oleh masyarakat di Kabupaten Sukoharjo yang memili luas 466,66
km². Karena Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui kualitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo. Untuk mengetahui
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo ini dapat dilihat
dari persebaran, kualitas, tingkat kunjungan pasien, aksesibilitas menuju fasilitas
kesehatan dan tingkat kecukupan suatu fasailitas kesehatan dalam menangani
masyarakat di Kabupaten Sukoharjo.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka, pemikiran ini mengarah pada
usaha untuk mengetahui tingkat pelayanan fasilitas kesehatan tingkat di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 dengan melihat beberapa faktor yaitu
persebaran, kualitas, tingkat kunjungan pasien, aksesibilitas menuju fasilitas
kesehatan dan tingkat kecukupan suatu fasailitas kesehatan dalam menangani
masyarakat di Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Penelitian ini menitik beratkan pada jenis pelayanan kesehatan tingkat
pertama dengan obyek penelitiannya adalah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Adapun alasan untuk meneliti obyek tersebut dikarenakan obyek tersebut sangat
dibutuhkan oleh masyarakat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo sudah tersebar di
12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Namun, lokasi dari fasilitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten Sukoharjo belum strategis dan masih memiliki kualitas
yang cukup rendah. Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat di Kabupaten
Sukoharjo lebih memilih berobat ke luar kota atau kabupaten dikarenakan jarak
dan kualitas dari pelayanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo.
Kualitas dari pelayanan fasilitas kesehatan sangat berpengaruh terhadap
tingkat kunjungan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Karena kualitas yang
rendah maka dampaknya adalah banyak masyarakat yang berasumsi bahwa lebih
baik berobat di Surakarta, dengan demikian hubungan antara kualitas dengan
tingkat kunjungan pelayanan kesehatan perlu diketahui.
Aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan merupakan faktor yang sangat
penting dalam memilih fasilitas kesehatan. Kecamatan Bulu, Weru dan Nguter di
Kebupaten Sukoharjo untuk menuju fasilitas kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah cukup sulit, apalagi bagi masyarakat yang bertempat tinggal di
perbatasan kota atau kabupaten. Beberapa wilayah di Kabupaten Sukoharjo masih
memiliki aksesibilitas yang buruk. Untuk menuju pelayanan fasilitas kesehatan
harus menempuh waktu yang cukup lama. Hal ini mengakibatkan kendala bagi
Kabupaten Sukoharjo untuk menciptakan masyarakat yang sehat.
Menciptakan masyarakat Kabupaten Sukoharjo yang sehat selain dilihat
dari aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan juga dilihat dari tingkat ketercukupan
fasilitas-fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo dalam melayani masyarakat.
Apabila dibandingkan antara jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo dengan fasilitas kesehatan dapat dikatakan fasilitas tersebut belum
dapat mencukupi permintaan penduduk akan pelayanan kesehatan.
Secara sederhana, kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dijelaskan
dalam gambar diagram berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary
Health Care)
Tingkat
Kecukupan
Jumlah
pendududuk
per Kecamatan
Tingkat Kecukupan
Pelayanan Fasilitas
Kesehatan Tingkat
Pertama
Jumlah Maksimum
Penduduk dalam
Fasilitas Kesehatan
Persebaran
Interaksi
Persebaran dan
Interaksi Pelayanan
Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
Aksesibilitas
Unsur-unsur
aksesibilitas:
1. Jarak
2. Jalan
3. Angkutan
Umum
Tingkat Aksesibilitas
menuju Pelayanan
Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
Kualitas
Tingkat Kualitas
Pelayanan Fasilitas
Kesehatan Tingkat
Pertama
Indikator Kualitas:
1. Professionalism
and Skills
2. Attitudes and
Behavior
3. Accessibility and
Flexibility
4. Reliability and
Trustworthiness
5. Service recovery
6. Serviscape
7. Reputation and
Credibility
Tingkat
Kunjungan
Pasien
Tingkat Kunjungan
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
Persebaran Pelayanan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (Primary Health Care) di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Sukoharjo yang yang terdiri dari
12 kecamatam yaitu Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari,
Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari, Kecamatan
Polokarto, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Grogol, Kecamatan Baki,
Kecamatan Gatak, dan Kecamatan Kartasura. Adapun jumlah desa di Kabupaten
Sukoharjo sebanyak 167 desa.
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai sejak pengajuan proposal sampai dengan
laporan hasil penelitian, yakni selama 16 bulan dimulai Bulan September 2011
sampai dengan Bulan November 2012. Untuk lebih jelasnya waktu penelitian
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. Waktu Penelitian
Waktu
Kegiatan
Persiapan Penyusunan
Proposal
Penyusunan
Instrumen
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Th 2
011
September
Oktober
November
Desember
Th 2
012
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Juli
Agustus
September
Oktober
November
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan spasial. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana
adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang
memberikan interpretasi atau analisis (Tika, 2005 : 4).
Pendekatan spasial/keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-
sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Dalam analisis keruangan yang harus
diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan
ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan (Bintarto
dan Hadisumarno, 1982 : 12-13).
Analisis spasial merupakan salah satu pekerjaan dalam perencanaan dan
pengembangan wilayah. Data yang dibutuhkan untuk analisis spasial adalah
berupa peta dengan berbagai macam skala maupun tema. Di dalam penelitian ini
penjelasan deskriptif spasial seperti dijelaskan diatas memanfaatkan Sistem
informasi Geografis (SIG), dimana setiap data bereferensi geografis,
direpresentasikan dalam bentuk peta-peta tematik untuk memudahkan pengkajian.
D. Sumber Data Penelitian
Data memegang peranan penting dalam penelitian karena data merupakan
alat untuk mencapai tujuan penelitian. Hal ini dikarenakan tidak semua data dapat
dijadikan bahan penelitian. Berdasarkan sumbernya data dapat digolongkan
menjadi data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau
objek yang diteliti, atau ada hubunganya dengan yang diteliti (Tika, 2005: 44).
Data primer diperoleh dari hasil observasi lapangan di Kabupaten Sukoharjo. Data
primer yang dikumpulkan diantaranya adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 4. Jenis Data Primer
No Variabel dan Parameter Penelitian Sumber data Analisis data
1. Variabel sebaran fasilitas kesehatan mencakup:
Lokasi geografis fasilitas kesehatan Ploting GPS Pemetaan dan analisis
gravitasi
2. Variabel kualitas pelayanan kesehatan mencakup:
Professionalism and Skills
Attitudes and Behavior
Accessibility and Flexibility
Reliability and Trustworthiness
Service recovery
Serviscape
Reputation and Credibility
Wawancara Skoring
3. Aksesibilitas mencakup :
Jarak
Jalan
Angkutan Umum
Hasil Observasi
Deskriptif dengan
menggunakan analisis
Indeks Aksesibilitas
Sumber : Analisis Data Primer di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun data
yang dikumpulkan itu sesungguhnya data yang asli (Tika, 2005: 44).
Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dalam
penelitian, yakni berupa arsip, dokumen dan hasil penelitian orang lain. Dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikuti:
a. Data jumlah penduduk tiap kecamatan, kepadatan penduduk, dan komposisi
penduduk (Berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo)
b. Data fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo
c. Data Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo
d. Data angkutan umum bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
e. Data jumlah pasien pada tahun 2011 yang diperoleh dari Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu
f. Seluruh Peta Rupabumi Indonesia untuk menentukan batas administrasi, jarak
dan jalan di Kabupaten Sukoharjo bersumber dari BAKOSURTANAL
g. Peta RTRW Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2030
h. Peta Rupabumi Indonesia yang digunakan, meliputi:
1) Peta Rupabumi lembar Manyaran (1408-323) skala 1:25.000
2) Peta Rupabumi lembar Wonogiri (1408-324) skala 1:25.000
3) Peta Rupabumi lembar Ceper (1408-332) skala 1:25.000
4) Peta Rupabumi lembar Kartasura (1408-334) skala 1:25.000
5) Peta Rupabumi lembar Cawas (1408-414) skala 1:25.000
6) Peta Rupabumi lembar Sukoharjo (1408-341) skala 1:25.000
7) Peta Rupabumi lembar Jumantono (1408-342) skala 1:25.000
8) Peta Rupabumi lembar Surakarta (1408-343) skala 1:25.000
9) Peta Rupabumi lembar Karanganyar (1408-344) skala 1:25.000
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan tujuan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara yang masing-masing
dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang
ada pada obyek penelitian (Tika, 2005 : 44). Kegiatan observasi dilakukan secara
langsung terhadap obyek di tempat penelitian dengan cara sistematik atau
terstruktur, yaitu menetukan unsur-unsur utama yang akan diobservasi secara
sistematik. Unsur-unsur yang ditentukan tersebut disesuaikan dengan tujuan
penelitian yang telah dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Beberapa data yang diambil melalui observasi diantaranya adalah data
lokasi (titik koordinat) masing-masing fasilitas kesehatan (meliputi Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu) dengan menggunakan Global Possitioning System
(GPS) dan aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan yang dapat dilihat dari jarak,
jalan dan angkutan umum menuju fasilitas kesehatan.
2. Wawancara
Menurut Nasution dalam Tika (2005 : 49) wawancara adalah suatu
bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh
informasi. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan
penelitian.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur (structured interview) dimana pertanyaan diajukan menurut daftar
pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Wawancara dilakukan kepada
masyarakat di Kabupaten Sukoharjo yang mengunjungi atau pernah
mengunjungi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo.
Adapun pedoman wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran
No. 7.
3. Dokumentasi
Dokementasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga
akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi
dan Suwandi, 2008 : 158). Adapun data yang diambil dapat berupa contoh,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat, lenger, agenda dan
sebagainya.
Teknik ini diggunakan untuk mendapatkan data atau informasi secara
tertulis atau dalam bentuk gambar yang diperoleh dari kantor atau instansi terkait,
perpustakaan dan arsip yang menunjang penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Data yang diperoleh dari dokumentasi, diantaranya data jumlah penduduk
yang didapat dari BPS, data alamat fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu), Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, jumlah pasien untuk masing-
masing fasilitas kesehatan yang diteliti, angkutan umum dan seluruh Peta
Rupabumi Indonesia yang mencangkup Kabupaten Sukoharjo.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas
atau tidak terbatas (Tika, 2005: 24). Populasi merupakan semua individu yang
menjadi sumber pengambilan sampel. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah semua individu atau obyek yang
menjadi sumber pengambilan sampel yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas.
Penelitian Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011 populasinya adalah seluruh Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu yang termasuk dalam Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo. Adapun jumlah Puskesmas sebanyak 12 unit dan
Puskesmas Pembantu sebanyak 55 unit.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili
suatu populasi (Tika, 2005: 24). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah dengan cara sampel bertujuan atau sampling purposive (judgement
sampling). Sampel purposive adalah sampel yang dipilih secara cermat dengan
mengambil orang atau objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri
yang spesifik.
Pengambilan sampel salam penelitin ini digunakan untuk mengetaui
kualitas dari fasilitas kesehatan berdasarkan wawancara dengan mayarakat.
Pengambilan sampel untuk masing-masing fasilitas kesehatan baik Puskesmas
maopun Puskesmas Pembantu adalah 5 sampel. Pengambilan sampel hanya 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dikarenakan banyaknya fasilitas kesehatan yang diteliti dan terbatasnya waktu
dalam penelitian ini. Adapun sampel yang diambil adalah mayarakat yang pernah
berkunjung atau menjadi pasien di fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo.
G. Teknik Analisis Data
“Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data” (Moleong,
2002 : 103).
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.
Analisis data secara deskriptif dalam bidang Geografi Sosial sangat diperlukan
untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat sosial. Teknik analisis ini
mampu menjelaskan data yang digunakan dalam bentuk tabel, grafik dan peta.
Dari data tersebut kemudiaan dijabarkan ke dalam bentuk kalimat. Tahapan
analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persebaran Fasilitas Kesehatan
Analisis persebaran fasilitas kesehatan dalam penelitian ini menggunakan
analisis spasial. Hal ini dikarenakan geografi merupakan suatu ilmu yang tidak
lepas dari ruang. Selain itu untuk meneliti interaksi dari persebaran fasilitas
kesehatan menggunakan analisis gravitasi. Adapun model gravitasi yang dipilih
dikarenakan pada daerah penelitin tidak memiliki topografi yang seragam dengan
demikian untuk penerapan dari analisis tetangga terdekat tidak dapat diterapkan
pada daerah tersebut. Pada hakekatnya analisis grafitasi ini sesuai untuk daerah
penelitian dikarenakan pada daerah penelitian memiliki topografi yang beragam.
Pembatasan masalah dalam analisis grafitasi dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu model gravitasi dengan pembatas tunggal dan model gravitasi
dengan pembatas ganda. Pada model gravitasi pembatas tunggal, pembatasan
(faktor pembatas) hanya dilihat dari satu sisi saja. Berbeda dengan model gravitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dengan pembatas ganda, dalam model gravitasi dengan pembatas ganda tidak
hanya dilihat dari satu sisi saja namun juga dari sisi yang lain. Dalam penelitian
ini model grafitasi yang akan digunakan adalah model grafitasi dengan pembatas
ganda.
Terdapat dua pembatas dalam penelitian ini, yaitu jumlah penduduk yang
didistribusikan dan jumlah daya tampung pada fasilitas kesehatan. Lebih jelasnya
setiap kecamatan terdapat penduduk yang membutuhkan pelayanan kesehatan,
sedangkan kapasitas dari fasilitas kesehatan yang ada di setiap kecamatan
jumlahnya terbatas.
Model gravitasi dengan pembatas ganda dirumuskan oleh Lee 1997 dalam
Tarigan (2010 : 168) :
Keterangan :
𝑇𝑗𝑗 = jumlah trip yang didistribusikan) dari sub wilayah I ke sub wilayahJ
𝑂𝑖 = total trip yang berasal dari daerah i
𝐷𝑗 = total trip yang ditampung tujuan j
𝐴𝑖 = ( 𝐴𝑖𝑂𝑖𝑑𝑖𝑗 −𝑏𝑖 )−1
𝐵𝑗 = ( 𝐴𝑖𝑂𝑖𝑑𝑖𝑗 −𝑏𝑗 −1
𝑂𝑖 = 𝑇𝑖𝑗𝑗
𝐷𝑗 = 𝑇𝑖𝑗𝑖
Proses perhitungan dalam model gravitasi dengan pembatas ganda adalah
sebagai berikut :
a. Mentabulasi jumlah pengguna fasilitas kesehatan dan jumlah fasilitas
kesehatan di Kabupaten Sukoharjo
b. Mentabulasi jumlah skor unsur-unsur aksesibilitas per kecamatan
c. Menghitung 𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏
d. Menghitung 𝐴𝑖 dan 𝐵𝑖 dengan interasi hingga mencapai titik jenuh
e. Menghitung probabilitas interaksi pasangan antar pasangan daerah
menggunakan rumus 𝑃𝑟𝑖𝑗 = 𝐴𝑖𝐵𝑗𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏
𝑇𝑖𝑗 = 𝐴𝑖𝐵𝑗𝑂𝑖𝐷𝑗 (𝑑𝑖𝑗 + 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 + 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚)−𝑏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
f. Menghitung interaksi antara pasangan daerah menggunakan rumus 𝑇𝑖𝑗 =
𝑂𝑖𝑃𝑟𝑖𝑗
Penelitian ini akan memprediksi distribusi penduduk dalam mendatangi
fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Tujuannya adalah
untuk mengetahui bagaimana gerakan penduduk di Kabupaten Sukoharjo dalam
mendatangi fasilitas kesehatan tersebut berdasarkan daya tarik dan kemudahan
mencapai masing-masing sub wilayah (kecamatan). Daya tarik kecamatan
ditentukan oleh kapasitas fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh kecamatan
tersebut, sedangkan aksesibilitas ditinjau dari jarak antar kecamatan, jalan dan
angkutan umum yang akan dijelaskan pada pembahasan aksesibilitas. Dalam
meneliti persebaran fasilitas ini akan menghasilkan Peta Persebaran Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 dan Peta
Interaksi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011. Kedua peta tersebut akan disusun dengan skala 1 : 120.000.
Pemberian simbol pada peta untuk membedakan antara Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu maka simbol yang akan digunakan pada peta adalah sebagai
berikut :
a. Puskesmas : +
b. Puskesmas Pembantu : +
2. Kualitas Pelayanan Fasilitas Kesehatan
Gronroos (2000) dalam Puspita ( 2009 : 18-20) memaparkan tiga dimensi
utama atau faktor yang dipergunakan konsumen dalam menilai kualitas yaitu
outcome-related (technical quality), process-related (functional quality), dan
image-related dimensions. Ketiga dimensi ini kemudian dijabarkan yaitu:
a. Professionalism and Skills
b. Attitudes and Behavior
c. Accessibility and Flexibility
d. Reliability and Trustworthiness
e. Service recovery
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
f. Serviscape
g. Reputation and Credibility.
Ketujuh parameter tersebut kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator dimana hasil wawancara dari indikator tersebut kemudian diskoring.
Ketujuh parameter tersebut akan digunakan untuk meneliti kualitas dari
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu dengan demikian indikator-indikator yang
digunakan untuk menilai kualitas dari Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
berbeda.
Ketujuh parameter diatas kemudian dijabarkan kedalam indikator. Jumlah
indikator pada setiap parameter dan setiap fasilitas kesehatan berbeda-beda.
Adapun jumlah indikator pada penelitian ini sebanyak 7 dan masing-masing
indikator terdiri dari 5 pertanyaan.
a. Kualitas Puskesmas
1) Professionalism and Skills
- Petugas selalu sigap dalam menangani setiap menangani pasien
- Keahlian dan pengalaman Doketer/Mantri/Bidan dalam menangani
penyakit yang diderita pasien
- Pengalaman perawat dalam memberikan pelayanan perawatan pada
penyakit yang diderita pasien
- Petugas memberikan pelayanan tanpa memandang status pasien
- Keprofesional staf dalam mengelola dan menangani pasien
2) Attitudes and Behavior
- Kesopanan Petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien
- Kerapian penampilan Petugas dalam memberikan pelayanan kepada
pasien
- Keramahan Petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien
- Perhatian Petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien
- Pasien merasa aman dan nyaman saat melakukan pengobatan
3) Accessibility and Flexibility
- Kestategisan dan kemudahan dalam menjangkau lokasi fasilitas
kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
- Kemudahan menuju lokasi Puskesmas dengan menggunakan
transportasi umum
- Kemudahan mendapatkan pelayanan
- Kemudahan menjumpai Dokter/Mantri/Bidan
- Penetapan tarif untuk setiap pelayanan
4) Reliability and Trustworthiness
- Memberikan pelayanan yang akurat kepada pasien
- Tanggapan tenaga medis dalam menanggapi keluhan pasien
- Petugas medis dan non medis selalu memberikan pelayanan dengan
tepat dan benar sesuai prosedur yang ada
- Petugas melayani dengan ramah saat melakukan pengobatan
- Petugas dalam memberikan pelayanan sesuai jadwal yang ada
5) Service recovery
- Kemampuan Dokter/Mantri/Bidan untuk cepat tanggap dalam
menyelesaikan keluhan pasien
- Kecekatan perawat dalam membantu pasien pada saat dibutuhkan
- Kemampuan staf memberikan pelayanan yang cepat
- Jaminan keamanan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien
- Pelayanan medis di Puskesmas memenuhi harapan pasien
6) Serviscape
- Puskesmas dalam kondisi yang baik atau masih layak
- Kelengkapan dan kebersihan peralatan medis
- Kecanggihan peralatan yang dipakai sangat mendukung dalam
melakukan pemeriksaan
- Kenyamanan dan ketercukupan ruang tunggu yang disediakan
- Kebersihan dan kerapian Petugas dalam menangani pasien
7) Reputation and Credibility
- Kepercayaan bahwa fasilitas ini memberikan pelayanan yang terbaik
- Reputasi Puskesmas ini dalam masyarakat Kabupaten Sukoharjo
- Fasilitas yang pertama kali muncul dalam pikiran dan memilih untuk
berobat atau dirawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
- Kesan masyarakat terhadap pelayanan fasilitas kesehatan ini
- Perekomendasian kepada masyarakat umum untuk berobat di fasilitas
kesehatan ini
b. Kualitas Puskesmas Pembantu
1) Professionalism and Skills
- Petugas selalu sigap dalam menangani setiap menangani pasien
- Keahlian petugas medis dalam menangani dan menanggapi keluhan
- Pengalaman petugas medis menangani penyakit yang diderita pasien
- Petugas memberikan pelayanan tanpa memandang status pasien
- Keprofesional staf dalam mengelola dan menangani pasien
2) Attitudes and Behavior
- Kesopanan Petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien
- Kerapian penampilan Petugas dalam memberikan pelayanan pasien
- Keramahan Petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien
- Perhatian Petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien
- Pasien merasa aman dan nyaman saat melakukan pengobatan
3) Accessibility and Flexibility
- Kestrategisan dan kemudahan dalam menjangkau lokasi
- Kemudahan mendapatkan ruang
- Kemudahan menuju lokasi dengan menggunakan transportasi umum
- Kemudahan mendapatkan pelayanan yang cepat
- Kemudahan menjumpai Dokter/Mantri/Bidan
- Penetapan tarif untuk setiap pelayanan
4) Reliability and Trustworthiness
- Memberikan pelayanan yang akurat kepada pasien
- Prosedur penerimaan pasien
- Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan
- Ketepatan waktu Dokter/Mantri/Bidan memberikan pelayanan yang
sesuai dengan jadwal
- Ketepatan pelayanan perawat dalam menangani pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5) Service recovery
- Kemampuan Dokter/Mantri/Bidan untuk cepat tanggap dalam
menyelesaikan keluhan pasien
- Kecekatan perawat dalam membantu pasien pada saat dibutuhkan
- Kemampuan staf memberikan pelayanan yang cepat
- Jaminan keamanan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien
- Pelayanan medis memenuhi harapan pasien
6) Serviscape
- Puskesmas Pembantu dalam kondisi yang baik atau masih layak
- Kebersihan lingkungan fasilitas kesehatan
- Kebersihan dan kerapian penampilan Dokter, Perawat dan Staf
- Kelengkapan dan kebersihan peralatan yang tersedia di dalam ruangan
seperti: tempat tidur, tempat menyimpan barang-barang dan alat-alat
pemeriksaan
- Kenyamanan dan ketercukupan ruang tunggu yang disediakan
7) Reputation and Credibility
- Kepercayaan bahwa fasilitas ini memberikan pelayanan yang terbaik
- Reputasi dalam masyarakat Kabupaten Sukoharjo
- Fasilitas yang pertama kali muncul dalam pikiran dan memilih untuk
berobat atau dirawat
- Kesan masyarakat terhadap pelayanan fasilitas kesehatan ini
- Perekomendasian kepada masyarakat umum untuk berobat
Daftar pertanyan di atas masing-masing pertanyaan dapat menghasilkan nilai
skor yang berbeda-beda. Dari hasil wawancara akan diklasifikasikan ke dalam
kategori:
1) Sangat Buruk : dengan skor 1
2) Buruk : dengan skor 2
3) Cukup : dengan skor 3
4) Baik : dengan skor 4
5) Sangat Baik : dengan skor 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pengukuran kualitas dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari
pertanyaan yang merupakan penjabarkan dari indikator kualitas. Adapun untuk
parameter kualitas dalam menilai Puskesmas dan Puskesmas Pembantu adalah
sama. Dalam mengklasifikasikan kualitas fasilitas kesehatan diatas maka dapat
menggunakan rumus :
Keterangan :
I = Interval kelas
R = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
K = Jumlah kelas
Perhitungan dengan rumus tersebut akan dapat diketahui klasifikasi dari
kualitas Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Dalam penelitian ini klasifikasi
kualitas fasilitas kesehatan akan dibagi menjadi 4 yaitu tidak baik, cukup baik,
baik dan sangat baik. Pengklasifikasian kualitas Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu sebagai berikut :
a. Kualitas Puskesmas
Diketahui :
R = 140
K = 4
Ditanyakan :
I = ……?
Jadi :
I = R/K
= 140 / 4
= 35
Jadi interval dalam kualitas puskesmas adalah 35. Adapun
pengklasifikasian dari kualitas Puskesmas adalah :
Tabel 5. Klasifikasi Kualitas Puskesmas No Rentangan Kualitas Puskesmas
1 35 - 69 Buruk
2 70 - 104 Cukup
3 105 – 139 Baik
4 140 - 175 Sangat Baik
Sumber : Hasil Perhitungan Pengkelasan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
I = R/K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Kualitas Puskesmas Pembantu
Diketahui :
R = 144
K = 4
Ditanyakan :
I = ……?
Jadi :
I = R/K
= 144 / 4
= 36
Jadi interval dalam kualitas Puskesmas Pembantu adalah 36. Adapun
pengklasifikasian dari kualitas Puskesmas Pembantu adalah :
Tabel 6. Klasifikasi Kualitas Puskesmas Pembantu No Rentangan Kualitas Puskesmas Pembantu
1 36 - 71 Buruk
2 72 – 107 Cukup
3 108– 143 Baik
4 144 - 180 Sangat Baik
Sumber : Hasil Perhitungan Pengkelasan Puskesmas Pembantu
Setelah mengetahui kualitas masing-masing Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu maka langkah selanjutnya yaitu menampilkan data ke dalam bentuk
peta. Adapun peta yang akan dihasilkan adalah Peta Kualitas Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 dan Peta Kualitas Puskesmas Pembantu di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. Adapun skala yang digunakan dalam
penyajian peta ini adalah 1 : 120.000.
Pemberian simbol pada peta untuk membedakan antara kualitas
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu adalah sebagai berikut :
a. Puskesmas
1) Buruk : +
2) Cukup : +
3) Baik : +
4) Sangat Baik : +
b. Puskesmas Pembantu
1) Buruk : +
2) Cukup : +
3) Baik : +
4) Sangat Baik : +
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Tingkat Kunjungan Pasien
Kualitas pelayanan adalah kegiatan pelayanan yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan publik yang mampu memenuhi harapan, keinginan, dan
kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat luas.
Sedangkan tingkat (jumlah) kunjungan pasien adalah tingkat kunjungan penduduk
yang berkunjung di fasilitas kesehatan dengan tujuan berobat atau memeriksakan
kesehatan.
Kualitas dan tingkat kunjungan pasien pada suatu fasilitas kesehatan
memiliki hubungan yang erat. Hal ini dikarenakan kualitas fasilitas kesehatan
yang baik akan memiliki banyak pasien yang berkujung, sedangkan kualitas
fasilitas kesehatan yang buruk akan mengakibatkan sedikitnya jumlah pasien yang
berkunjung. Dalam penelitian ini setelah kualitas fasilitas kesehatan (Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu) diketahui maka langkah selanjutnya yaitu
mengkelaskan jumlah kunjungan yang termasuk dalam tingkat kunjungan tinggi,
sedang dan rendah.
Data tingkat kunjungan pasien diperoleh dari SIMPUS. SIMPUS adalah
suatu tatanan manusia dan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran kegiatnnya. Adapun
tujuan umum SIMPUS adalah meningkatkan kualitas manajemen puskesmas
secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal
dan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun
informasi lainnya yang menunjang kegiatan pelayanan. Di dalam SIMPUS tidak
hanya diketahui data pengunjung Puskesmas saja namun data pengunjung dari
Puskesmas Pembantu dapat diperoleh dalam SIMPUS.
Setelah diketahui data jumlah kunjungan maka langkah selanjutnya adalah
mengklasifikasikan jumlah kunjungan pasien dalam kategori rendah, seang dan
tinggi. Dalam mengklasifikasikan tingkat kunjungan pasien maka dapat
menggunakan rumus :
I = R/K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Keterangan :
I = Interval kelas
R = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
K = Jumlah kelas
Berdasarkan pada rumus tersebut maka langkah selanjutnya adalah
mengklasifikasikan jumlah kunjungan pasien ke dalam kelas rendah, sedang dan
tinggi.
4. Tingkat Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan faktor utama yang menentukan seseorang
memilih mendatangi lokasi fasilitas kesehatan. Secara umum ada dua pengertian
aksesibilitas. Pertama, aksesibilitas adalah kemudahan melakukan pergerakan dari
tempat yang satu ke tempat yang lain. Kemudahan dipengaruhi oleh jarak,
jaringan jalan dan angkutan umum. Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan
cara menjumlahkan skor ketiga unsur tersebut. Cara ini merupakan modifikasi
dari penelitian sebelumnya yang dilakuakan Erni (2010 : 30 – 44). Kedua,
aksesibilitas adalah unsur daya tarik yang terdapat di suatu sub wilayah dan
kemudian mencapai sub wilayah tersebut. Pengukuran aksesibilitas dilakukan
dengan cara membagi daya tarik (jumlah skor fasilitas kesehatan) dengan skor
unsur kemudahan mencapai sub wilayah tersebut. Cara ini mengacu pada
aksesibilitas menurut Tarigan (2009 : 166). Dalam penelitian ini untuk kendaraan
hanya ditujukan dengan kendaraan umum, untuk kendaraan pribadi tidak
diperhitungkan.
Kedua cara tersebut agak berbeda, namun keduanya akan digunakan dalam
penelitian ini. Cara pertama digunakan untuk mengetahui aksesibilitas suatu desa
menuju fasilitas kesehatan. Dari analisis ini akan diketahui jangkauan pelayanan
fasilitas kesehatan. Cara kedua digunakan untuk menganalisis aksesibilitas per
kecamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a. Aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan
Aksesibilitas dalam penelitian ini adalah kemudahan menuju lokasi
fasilitas kesehatan. Satuan analisisnya adalah desa. Hasilnya mengetahui
tingkat kemudahan suatu desa menuju lokasi fasilitas kesehatan. Kemudahan
menuju fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh jarak, jalan dan angkutan umum.
Penentuan skor jarak berbeda antara Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
sesuai dengan ketentuan Muta’ali (2007 : 17).
Semakin dekat jarak suatu desa dengan lokasi fasilitas kesehatan,
semakin tinggi skornya. Penentuan skor jarak untuk Puskesmas Pembantu
disamakan dengan Puskesmas dengan pertimbangan wilayah kerjanya sama
yaitu tingkat kecamatan.
Perhitungan jarak menggunakan Peta Rupabumi, sedangkan
menggolongkan angkutan umum berdasarkan pada peta rupabumi, sedangkan
penggolongan angkutan umum berdasarkan pada data Biro Pusat Statistik
(BPS) dan pengamatan lapangan. Pedoman skor dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7. Pedoman Skor Aksesibilitas Menuju Fasilitas kesehatan
No. Indikator Kriteria Skor
1 Jarak
Puskesmas Pembantu
> 4.5 km 1
3,1 - 4,5 km 2
1.51 - 3 km 3
< 1.5 km 4
Puskesmas
> 9 km 1
6,1 - 9 km 2
3,1 - 6 km 3
< 3 km 4
2 Jenis jalan menuju fasilitas kesehatan
Lingkungan 1
Lokal 2
Kolektor 3
Arteri 4
3 Angkutan umum menuju fasilitas
kesehatan
Ojek 1
Angkudes 2
Minibus 3
Bus 4
Sumber : Erni dalam Analisis Spasial Sarana Kesehatan Eks Kawedanan
Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan tiga parameter di atas ditentukan kelas aksesibilitasnya
dengan cara menjumlahkan skor hasil pengamatan lapangan dari masing-
masing parameter. Untuk memudahkan klasifikasi, aksesibilitas dibagi
menjadi 3 kelas dengan cara interval. Rumus yang dipakai adalah I = R/K,
dimana I = Interval Kelas R= Jumlah Skor tertinggi - skor terendah, K =
Jumlah kelas. Interval kelas adalah I = (12-3)/3 = 3
Tabel 8. Jumlah Skor dan Kelas Aksesibilitas Menuju Fasilitas kesehatan No Jumlah Skor Unsur Aksesibilitas Kelas Aksesebilitas
1 3 - 5 Sulit terjangkau
2 6 - 8 Cukup terjangkau
3 9 - 12 Mudah terjangkau
Sumber : Analisis Pengkelasan Aksesibilitas di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011
b. Aksesibilitas per Kecamatan
Aksesibilitas merupakan unsur daya tarik yang terdapat di suatu sub
wilayah dan kemudahan mencapai sub wilayah tersebut. Dalam penelitian ini
yang dimaksud dengan sub wilayah adalah kecamatan. Yang menjadi unsur
daya tarik kecamatan adalah jumlah fasilitas kesehatan di kecamatan tersebut,
sedangkan kemudahan mencapai kecamatan akan ditinjau dari segi jarak, jalan
dan angkutan umum. Untuk menilai tingkat aksesibilitas perlu dilakukan
skoring.
1) Pedoman Penilaian Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Adapun tingkat dan kualitas
masing-masing sarana kesehatan berbeda-beda sehingga harus dilakuakn
skoring terlebih dahulu. Skoring dilakuakan berdasarkan pada tingkat
wilayah kerja masing-masing sarana kesehatan, yaitu:
a) Tingkat desa/kelurahan : Puskesmas Pembantu
b) Tingkat kecamatan : Puskesmas
Setelah diketahui wilayah kerja masing-masing sarana kesehatan
maka langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara membagi
jumlah jumlah satuan wilayah kerja terkecil yaitu desa/kelurahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
berjumlah 166 dengan jumlah masing-masing sarana kesehatan per satuan
wilayah kerja. Skor dalam penilaian sarana kesehatan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 9. Pedoman Skoring Sarana Kesehatan
Wilayah Kerja
(1)
Sarana Kesehatan
(2)
Jumlah Sarana
Kesehatan
(3)
Skor
Desa/ Kelurahan Puskesmas Pembantu 55 3.02
Kecamatan Puskesmas 12 13.83
Kabupaten Rumah Sakit 8 20.75
Sumber : Analisis Data Sekunder Aksesibilitas di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
2) Pedoman Penilaian Kemudahan Mencapai Kecamatan
Mengukur kemudahan mencapai kecamatan dalam penelitian ini
menggunakan faktor jarak, jenis jalan dan transportasi umum. Untuk
mengetahui jarak dengan menggunakan peta, yatu dengan mencari lokasi
kantor kecamatan dan kemudian dihubungkan dengan kantor kecamatan
yang lainnya. Jarak yang digunakan merupakan jalan yang dilalui oleh
transportasi umum. Kelas jarak diketahui dengan cara mengurangi jarak
terpanjang dengan jarak terpendek kemudian dibagi ke dalam kelas
interval. Angkutan umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bus,
minibus, angkutan dan ojek.
Tabel 10. Kriteria Penilaian Unsur-Unsur Aksesibilitas
No Unsur-Unsur Aksesibilitas Skor
1 Jarak antar kecamatan
>24,1 km 4
16,1 – 24 km 3
8 – 16 km 2
< 8 km 1
2 Jalan
Jalan lain 4
Jalan Lokal 3
Jalan Kolektor 2
Jalan Arteri 1
3 Transportasi Umum
Ojek 4
Angkudes 3
Minibus 2
Bus 1
Sumber: Erni dalam Analisis Spasial Sarana Kesehatan Eks Kawedanan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Perhitungan indeks aksesibilitas menggunakan rumus aksesibilitas yang
dikemukakan oleh Hansen dalam Tarigan (2009 : 166), yang kemudian
dikembangkan menjadi rumus baru sebagai berikut:
Indeks yang diperoleh pada rumus tersebut adalah daya tarik suatu sub
wilayah (kecamatan) j ditinjau dari sub wilayah (kecamatan) 1. Apabila daya
tarik sub wilayah (kecamatan) j ditinjau dari seluruh wilayah diperhitungkan
atau digabungkan maka rumusnya akan menjadi :
Keterangan :
𝐴𝑖𝑗 = Accesibility Index daerah i terhadap j
Ai = Accesibility Index
Penggunaan rumus di atas dapat diketahui aksesibilitas tiap kecamatan.
Aksesibilitas kecamatan diurutkan dari tertinggi ke aksesibilitas terendah,
kemudian dibagi ke dalam kelas interval yang sama. Klasifikasi baru dapat
dilakukan setelah indeks aksesibilitasnya diketahui.
Setelah mengetahui tingkat aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan ditinjau
dari desa menuju lokasi fasilitas kesehatan per kecamatan dan aksesibilatas per
kecamatan maka dengan demikian peta yang akan dihasilkan dalam meneliti
aksesibilitas ini adalah Peta Aksesibilitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011, Peta Aksesibilitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011 dan Peta Aksesibilitas per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011. Adapun skala yang digunakan dalam peta tersebut adalah 1 : 120.000.
Peta hasil untuk aksesibilitas fasilitas kesehatan disini menggunakan peta
kerja dengan skala 1:20.000. Peta kerja ini digunakan untuk mempermudah
perhitungan jarak yang merupakan salah satu faktor dari aksesibilitas.
𝐴𝑖𝑗 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ 𝑗
(𝑑𝑖𝑗 +𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 +𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 ) 𝑏
𝐴𝑖 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑗
𝐴𝑖𝑗 + 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 + 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑏𝑖
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pemberian simbol pada peta untuk membedakan antara tingkat
aksesibilitas yang rendah, cukup dan baik adalah :
Tabel 11. Simbol Tingkat Aksesibilitas Fasilitas Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan
Tingkat Aksesibilitas Simbol
1 Puskesmas
Sulit Terjangkau
Cukup
Mudah Terjangkau
2 Puskesmas Pembantu
Sulit Terjangkau
Cukup
Mudah Terjangkau
Sumber : Analisis Data Primer
5. Tingkat Kecukupan Fasilitas Kesehatan
Pengukuran tingkat kecukupan fasilitas kesehatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan data layan. Data layan jumlah dan jenis saranan
kesehatan akan mencerminkan kondisi kecukupan suatu fasilitas. Data layan
diukur dari rasio antara jumlah riil terhadap jumlah unit minimum fasilitas
kesehatan. Jumlah unit riil yang dimaksud adalah jumlah unit fasilitas pelayanan
setiap kabupaten atau kota. Jumlah unit minimum adalah rasio jumlah penduduk
terhadap jumlah penduduk minimum untuk mendukung suatu fasilitas.
Teknik analisis ini untuk mengetahui tingkat kecukupan pusat pelayanan
kesehatan masyarakat Kabupaten Sukoharjo, hal ini dapat diketahui berdasarkan
perbandingan ketersediaan fasilitas kesehatan yang terdiri dari Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu dengan jumlah penduduk minimal yang dapat dilayani.
Tabel 12. Jenis fasilitas kesehatan dan jumlah maksimum penduduk
No Jenis Fasilitas Kesehatan Maksimum Penduduk (jiwa)
1 Puskesmas 30.000
2 Puskesmas Pembantu 6.000
Sumber : Muta’ali (2000:17)
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing
fasilitas kesehatan memiliki daya tampung maksimal dalam memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pelayanan kesehatan. Untuk Puskesmas hanya dapat melayani sebanyak 30.000
jiwa, Puskesmas Pembantu sebanyak 6.000 jiwa. Apabila dalam satu fasilitas
kesehatan misalnya Puskesmas, melayani lebih dari 45.000 jiwa maka dapat
disimpulkan bahwa Puskesmas dalam suatu wilayah tersebut tidak cukup, hal ini
dikarenakan Puskesmas didirikan dengan kapasitas pelayanan hanya 30.000 jiwa.
Namun apabila Puskesmas tersebut melayani kurang dari 30.000 jiwa maka dapat
disimpulkan bahwa Puskesmas pada daerah tersebut mampu mencukupi
kebutuhan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
Tabel 13. Tingkat Kecukupan Fasilitas Kesehatan No Jenis Fasilitas Kesehatan Cukup Tidak Cukup
1 Puskesmas Jumlah pasien < 30.000 Jumlah pasien > 30.000
2 Puskesmas Pembantu Jumlah pasien < 6.000 Jumlah pasien > 6.000
Sumber : Muta’ali (2000:17)
Adapun untuk mengatasi ketidakcukupan fasilitas kesehatan maka
masyarakat dapat menuju fasilitas kesehatan di kecamatan yang lain dengan
mempertimbangkan aspek aksesibilitasnya. Untuk fasilitas kesehatan yang
mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya bahkan memiliki kemampuan untuk
memberikan pelayanan lagi terhadap kebutuhan masyarakat di wilayah lain maka
fasilitas kesehatan tersebut akan menjadi rujukan setelah fasilitas kesehatan yang
didatangi pertama kali ternyata tidak mampu untuk menangani.
Setelah mengetahui tingkat kecukupan fasilitas kesehatan masing-masing
fasilitas kesehatan, maka peta yang akan di hasilkan dalam meneliti tingkat
kecukupan ini adalah Peta Tingkat Kecukupan Pelayanan Kesehatan tingkat
Pertama di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 dengan skala 1: 120.000.
Adapun untuk pemberian simbol pada peta untuk membedakan antara
cukup dan tidak cukup yaitu dengan diagram dimana diagram tersebut
menunjukkan perbandingan antara kemampuan fasilitas menangani penduduk
dengan jumlah penduduk dalam suatu kecamatan. Namun untuk menampilkan
tingkat kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care)
secara keseluruhan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 menggunakan simbol
area. Adapun symbol-simbol tersebut adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
a. Cukup :
b. Tidak Cukup :
H. Prosedur Penelitian
Moleong (2001 : 280) menyatakan bahwa : “Teknik analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja yang disarankan oleh data. Beberapa indikator untuk menganalisis
tingkat kecukupan fasilitas kesehatan yaitu:
1. Persiapan dan Penyususnan Proposal
Pada tahap ini dilakuakn observasi awal terhadap daerah penelitian
kemudian mencari literatur yang sesuai dengan tema penelitian. Tahap
penyusunan proposal dilakukan sesuai kaidah penulisan karya ilmiah yang
meliputi tiga bab yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, dan metode
penelitian.
2. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan. Pada tahap ini dilakukan tabulasi data alamat fasilitas
kesehatan (Puskesmas dan Puskesmas Pembantu) untuk memudahkan dalam
pencatatan data yang diperlukan.
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer melalui ploting lokasi fasilitas kesehatan
menggunakan Global Possitioning System (GPS). Pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan diperoleh dari instansi-instansi terkait dan penelitian yang
relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Langkah pengumpulan data ini antara lain berupa penelitian di lapangan.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengeplotan fasilitas kesehatan dan
mengumpulkan data-data dari pustaka-pustaka yang relevan dan juga dari instansi
yang terkait dengan penelitian ini.
4. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan untuk mengorganisasikan data dalam bentuk
yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif.
Analisis data dilakukan dengan cara penafsiran data untuk memperoleh
kesimpulan dengan metode tertentu. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis pola persebaran, analisis jangkauan layanan kesehatan, analisis
tingkat kecukupan fasilitas kesehatan dan analisis tingkat aksesibilitas layanan
fasilitas kesehatan.
5. Penyusunan Laporan
Penulisan laporan penelitian merupakan hasil penelitian yang melibatkan
keseluruhan tahapan kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Dalam tahap ini laporan
ditulis sesuai dengan hasil dari penelitian yang diperoleh, dengan tujuan agar
dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Hasil penelitian yang diperoleh
dilaporkan atau disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, gambar dan peta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian
Data Primer
1. Data lapangan yang berupa
titik koordinat fasilitas
kesehatan
2. Kualitas fasilitas kesehatan
3. Aksesibilitas menuju
fasilitas kesehatan
Data Sekunder
1. Jumlah penduduk
2. Luas Kabupaten Sukoharjo
per Kecamatan
3. Jarak antar kecamatan
4. Lokasi fasilitas kesehatan
5. Angkutan umum
Sumber Data Peta RBI Lembar : Sukoharjo (1408-341),
Surakarta (1408-343), Karanganyar (1408-
344), Jumantono (1408-342), Cawas (1408-
414), Manyaran (1408-323), Wonogiri
(1408-324) dan RTRW Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2012
Pata Administrasi
Kabupaten Sukoharjo
Kompilasi Analisis
Persebaran Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011
Peta Kualitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (Primary Health Care) Di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
Peta Kecukupan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care) di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Peta Aksesibilitas Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care) Di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Peta Persebaran Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care) Di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Peta Interaksi Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (Primary Health Care) Di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Letak
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sukoharjo yang secara astronomis
terletak pada 7 °32' 17.00” LS - 7° 49' 32.00” LS dan 110° 57' 33.70” BT - 110°
42' 6.79” BT. Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 12 kecamatam yaitu Kecamatan
Weru, Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Sukoharjo,
Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari, Kecamatan Polokarto, Kecamatan
Mojolaban, Kecamatan Grogol, Kecamatan Baki, Kecamatan Gatak dan
Kecamatan Kartasura, dengan luas keseluruh sebesar 466,66 km². Penelitian
dilakukan di Kabupaten Sukoharjo karena Kabupaten Sukoharjo diapit oleh 6
(enam) Kabupaten / Kota yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surakarta
dan Kabupaten Karanganyar, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY)
dan Kabupaten Wonogiri serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Klaten dan Kabupaten Boyolali.
2. Luas dan Batas Daerah Penelitian
Secara adamistrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan
yang terdiri dari 167 Desa/Kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo
berdasarkan data dari BPS yaitu 46.666 Ha atau sekitar 1.43% luas wilayah
Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Polokarto
sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha atau
4,12% dari luas Kabupaten Sukoharjo. Adapun luas masing-masing kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 14. Administrasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%) Jumlah Desa/Kelurahan
1 Weru 4.198 9,00 13
2 Bulu 4.386 9,40 12
3 Tawangsari 3.998 8,57 12
4 Sukoharjo 4.458 9,55 14
5 Nguter 5.488 11,76 16
6 Bendosari 5.229 11,37 14
7 Polokarto 6.218 13,32 17
8 Mojolaban 3.554 7,62 15
9 Grogol 3.000 6,43 14
10 Baki 2.197 4,71 14
11 Gatak 1.947 4,17 14
12 Kartasura 1.923 4,12 12
JUMLAH 46.666 Ha 100% 167
Sumber : Sukoharjo dalam Angka 2011
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa luas kecamatan yang
paling luas di Kabupaten Sukoharjo adalah Kecamatan Polokarto yaitu 13,32%
dari luas Kabupaten Sukoharjo, sedangkan kecamatan yang paling sempit
wilayahnya adalah kecamatan Kartasura yaitu 4,12% dari luas Kabupaten
Sukoharjo.
Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo berbatasan dengan 6 (enam)
Kabupaten / Kota, yaitu :
a. Sebelah Utara : Kota Surakarta
Kabupaten Karanganyar
b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY)
Kabupaten Wonogiri
d. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali
Kabupaten Klaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN
SUKOHARJO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3. Topografi
Topografi menunjukkan semua kenampakan permukaan bumi yang dapat
diklasifikasi, baik yang bersifat alamiah ataupun buatan yang dapat diberi satu
posisi khusus. Posisi ini dinyatakan dalam hubungannya dengan permukan
topografi, bervariasi dalam ketinggiannya di atas maupun di bawah datum (titik
ataupun garis permukaan nol) (Keates, 1973:52).
Dalam penelitian ini kajian topografi digunakan hanya untuk
mendukung analisis aksesibilitas dan tidak diteliti secara rinci. Kajian topografi
menekankan pada variasi ketinggian permukaan bumi dan relief kemudian
dimasukkan dalam kelas kemiringan lereng. Kemiringan lereng adalah sudut
kemiringan lereng yang dihitung dalam besaran derajat. Kemiringan lereng dapat
diartikan dalam persen (%). Kemiringan 100% berarti mempunyai kemiringan
lereng sebesar 900.
Tabel 15. Klasifikasi Kemiraingan Lereng.
No. Kelas Kemiringan Lereng (%)
1. Datar 0 – 8
2. Landai 8 – 15
3. Agak Curam 15 – 25
4. Curam 25 – 45
5. Sangat Curam > 45
Sumber: Asdak (1995: 512)
Kemiringan lereng di Kabupaten Sukoharjo dapat diklasifikasikan
berdasarkan kelas kemiringan lereng menurut Asdak. Kelas kemiringan lereng di
dapat diketahui dari data RTRW Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2030,
Kemiringan lereng di Kabupaten Sukoharjo cukup beraneka ragam dilihat dari
data RTRW Kabupaten Sukoharjo Tahun 2000 - 2030. Adapun klasifikasi
kemiringan lereng di Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 16. Klasifikasi Kemiringan Lereng Kabupaten Sukoharjo
No Kelas Kemiringan
Lereng % Lokasi
1 Datar
(0-8%)
0 - 2% 74,39 % dari seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo
2 - 5%
9,16% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang
berada disebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari,
Nguter, Bendosari, dan Polokarto.
5 - 8%
4,88% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang
berada disebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari,
Nguter, Bendosaari, dan Polokarto
2 Landai
(8-15%) 8 - 15%
6,75% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang
berada disebagian Kecamatan Weru, Bulu, Nguter dan
Polokarto.
3
Agak
Curam
(15-25)
15 - 25 % 2,25% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang
berada disebagian Kecamatan Weru, Bulu, dan Tawangsari.
4 Curam
(25-45)
25 - 40 % 9,16% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang
berada disebagian Kecamatan Bulu.
> 40 % 0,80% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang
berada disebagian Kecamatan Bulu.
Sumber : RTRW Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2030
Berdasarkan kelas kemiringan lereng di Kabupaten Sukoharjo banyak
daerah yang terletak pada lereng yang kemiringannya 0-2 % sehingga dari kondisi
tersebut daerah rawan longsor sangat sedikit dan bahkan bisa dikatakan bebas dari
tanah longsor. Lebih dari 40 % hanya terdapat di daerah Bulu yaitu di Desa
Sanggang.
4. Penduduk
Keadaan penduduk merupakan salah satu cermin dinamika yang terjadi
pada suatu wilayah. Fasilitas kesehatan dibagun untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan pelayanan kesehatan, sehingga penduduk merupakan unsur
penting dalam penelitian ini. Kondisi penduduk dapat digunakan sebagai
gambaran umum tentang daerah penelitian, terutama dalam memperkirakan
kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan sehingga dapat diketahui tingkat
kecukupan fasilitas kesehatan. Adapun keadaan penduduk yang akan dikaji
meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan komposisi penduduk di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 berjumlah
851.157 jiwa, yaitu 421.776 jiwa laki-laki dan 429.381 jiwa perempuan
dengan luas daerah 46.666 Ha. Adapun jumlah penduduk secara rinci adalah:
Tabel 17. Jumlah Penduduk di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah
Jiwa Persen (%)
1 Weru 33.043 34.027 67.070 7,88
2 Bulu 25.344 26.119 51.463 6,05
3 Tawangsari 29.195 29.767 58.962 6,93
4 Sukoharjo 42.340 43.296 85.636 10,06
5 Nguter 32.094 32.340 64.434 7,57
6 Bendosari 33.642 34.264 67.906 7,98
7 Polokarto 37.354 37.597 74.951 8,81
8 Mojolaban 39.891 40.162 80.053 9,41
9 Grogol 52.530 52.486 105.016 12,34
10 Baki 27.008 26.552 53.560 6,29
11 Gatak 24.427 24.757 49.184 5,78
12 Kartasura 44.908 48.014 92.922 10,92
JUMLAH 421.776 429.381 851.157 100
Sumber : Sukoharjo Dalam Angka 2012
Gambar 3. Grafik Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
Wer
u
Bu
lu
Taw
angs
ari
Suko
har
jo
Ngu
ter
Ben
do
sari
Po
loka
rto
Mo
jola
ban
Gro
gol
Bak
i
Gat
ak
Kar
tasu
ra
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Laki-Laki (jiwa)
Perempuan (jiwa)
Jumlah Jiwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo berbeda-beda. Kecamatan yang
memiliki peringkat jumlah penduduk tinggi adalah Kecamatan Grogol yaitu
105.016 jiwa atau 12,34% dari total penduduk Kabupaten Sukoharjo.
Sedangkan kecamatan yang memiliki peringkat jumlah penduduk yang rendah
adalah Kecamatan Gatak yaitu 49.184 jiwa atau 5,78% dari total penduduk
Kabupaten Sukoharjo.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk
dengan luas wilayah. Kepadatan penduduk di suatu daerah memiliki pengaruh
yang cukup besar terhadap aktivitas penduduknya serta dapat menimbulkan
dampak yang bermacam-macam seperti kemiskinan, pengangguran,
kurangnya fasilitas kesehatan dalam menangani masyarakat dan lain
sebagainya. Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2011, jumlah
penduduk Kabupaten Sukoharjo tercatat 851.157 jiwa, dengan perincian
421.776 jiwa laki-laki dan 429.381 jiwa perempuan. Sedangkan tingkat
kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Sukoharjo sebesar 1824 jiwa/km².
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 18. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan Luas Wilayah
(Km²)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Km²)
1 Weru 41,98 67.070 1.598
2 Bulu 43,86 51.463 1.173
3 Tawangsari 39,98 58.962 1.475
4 Sukoharjo 44,58 85.636 1.921
5 Nguter 54,88 64.434 1.174
6 Bendosari 52,99 67.906 1.281
7 Polokarto 62,18 74.951 1.205
8 Mojolaban 35,54 80.053 2.252
9 Grogol 30 105.016 3.501
10 Baki 21,97 53.560 2.438
11 Gatak 19,47 49.184 2.526
12 Kartasura 19,23 92.922 4.832
JUMLAH 466,66 851.157 1.824
Sumber : Sukoharjo Dalam Angka 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 4. Grafik Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kecamatan Kartasura sedangkan untuk
kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Bulu. Kecamatan
Kartasura merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang
banyak yaitu 92.922 jiwa namun memiliki luas wilayah yang tidak terlalu luas
yaitu 19,23 km² hal ini mengakibatkan Kecamatan Kartasura merupakan
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki kepadatan penduduk paling
padat. Padatnya penduduk di Kecamatan Kartasura dikarenakan pada
kecamatan tersebut dilintasi oleh jalan antar provinsi dan merupakan pusat
industri di Kabupaten Sukoharjo, dengan demikian faktor-faktor tersebut
mengakibatkan Kecamatan Kartasura memiliki jumlah penduduk yang
banyak. Berbeda dengan keadaan penduduk di Kecamatan Bulu, jumlah
penduduk di Kecamatan Bulu sebanyak 51.463 jiwa sedangkan luasnya adalah
43,86 km². Perbandingan antara jumlah penduduk dan luas di Kecamatan Bulu
menunjukkan bahwa pada kecamatan tersebut termasuk dalam kepadatan
penduduk yang jarang apabila dibandingkan dengan kecamatan yang lain di
Kabupaten Sukoharjo. Jumlah penduduk di Kecamatan Bulu tidaklah banyak,
hal ini dikarenakan di kecamatan tersebut memiliki topografi yang curam dan
0500
100015002000250030003500400045005000
Wer
u
Bu
lu
Taw
angs
ari
Suko
har
jo
Ngu
ter
Ben
do
sari
Po
loka
rto
Mo
jola
ban
Gro
gol
Bak
i
Gat
ak
Kar
tasu
ra
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
sedikitnya industri yang berada pada kecamatan tersebut maka tidak banyak
penduduk yang berdomisili di kecamatan tersebut.
Setelah diketahui jumlah kepadatan penduduk di atas, untuk
mempermudah dalam pengklasifikasian kepadatan penduduk maka akan
dibuat tabel kelas kepadatan penduduk dimana dari data jumlah kepadatan
penduduk diatas urutan kemudian dibagi menjadi 3 kelas yaitu jarang, kurang
padat dan padat.
Tabel 19. Kelas Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Jumlah Kepadatan
Penduduk
Kelas Kepadatan
Penduduk
1 Bulu 1.173
Jarang 2 Nguter 1.174
3 Polokarto 1.205
4 Bendosari 1.281
5 Tawangsari 1.475
Kurang Padat 6 Weru 1.598
7 Sukoharjo 1.921
8 Mojolaban 2.252
9 Baki 2.438
Padat 10 Gatak 2.526
11 Grogol 3.501
12 Kartasura 4.832
Sumber : Analisis Data Sekunder Jumlah Penduduk Tahun 2011
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dengan mudah mengetahui kelas
kepadatan penduduk untuk masing-masing kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo. Kelas kepadatan penduduk dengan tingkat kepadatan yang padat
adalah Kecamatan Baki, Gatak, Grogol dan Kartasura hal ini dikarenakan
pada kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang berbatasan dengan Kota
Surakarta dan memiliki banyak industr-industri yang berkembang, dengan
demikian faktor-faktor tersebut menarik penduduk untuk berdomisili di
kecamatan tersebut. Berbeda dengan Kecamatan Bulu, Nguter, Polokarto dan
Tawangsari yang memiliki kelas kepadatan penduduk jarang. Pada kecamatan
tersebut memiliki topografi landai hingga curam hal ini mengakibatkan
sedikitnya industri yang didirikan pada kecamatan tersebut dan rendahnya
kemampuan menarik penduduk untuk berdomisili di kecamatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
PETA KEPADATAN PENDUDUK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk (Population Composition) merupakan
pengelompokan penduduk berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan faktor biologis, sosial, ekonomi dan geografis.
Dalam penelitian ini akan dibahas komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelamin dan umur
1) Menurut Jenis Kelamin
Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik panduduk yang
pokok. Struktur ini mempunyai pengaruh penting baik terhadap tingkah
laku demografis maupun sosial. Komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelamin digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah antara laki-
laki dan perempuan pada suatu wilayah.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk
menghitung besarnya sex ratio atau perbandingan anjara jumlah laki-laki
dengan jumlah perempuan. Besarnya sex ratio dapat dihitung melalui
rumus :
Keterangan :
SR = rasio jenis kelamin
a = jumlah penduduk laki-laki
b = jumlah penduduk perempuan
Komposisi penduduk berdasarkan pada jenis kelamin per kecamatan
di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel berikut :
𝑆𝑒𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑆𝑅 = 𝑎
𝑏 × 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 20. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Kecamatan Jenis Kelamin
Jumlah(jiwa) Sex Ratio L P
1 Weru 33.043 34.027 67.070 97
2 Bulu 25.344 26.119 51.463 97
3 Tawangsari 29.195 29.767 58.962 98
4 Sukoharjo 42.340 43.296 85.636 98
5 Nguter 32.094 32.340 64.434 99
6 Bendosari 33.642 34.264 67.906 98
7 Polokarto 37.354 37.597 74.951 99
8 Mojolaban 39.891 40.162 80.053 99
9 Grogol 52.530 52.486 105.016 100
10 Baki 27.008 26.552 53.560 102
11 Gatak 24.427 24.757 49.184 99
12 Kartasura 44.908 48.014 92.922 94
JUMLAH 421.776 429.381 851.157 98
Sumber : Sukoharjo Dalam Angka 2012
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah penduduk di Kabupaten
Sukoharjo sebanyak 851.157 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk laki-
laki 421.776 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 429.381
jiwa. Perbandingan atau sex ratio di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
adalah :
𝑆𝑒𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 421776
429381 × 100
= 98
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa perbandingan laki-
laki dan perempuan atau sex ratio di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
sebesar 98. Artinya disetiap 100 penduduk perempuan terdapat 98
penduduk laki-laki.
2) Menurut Umur
Komposisi penduduk menurut umur merupakan variabel yang
penting dalam demografi. Hal ini dikarenakan dengan mengetahui
komposisi penduduk berdasarkan umur maka angka Beban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Ketergantungan (Dependensi Rasio) dapat diketahui. Komposisi penduduk
berdasarkan pada umur dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a) 0 – 14 tahun : kelompok umur belum produktif
b) 15 – 65 tahun : kelompok umur produktif
c) > 65 tahun : kelompok umur tidak produktif
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur angka ketergantungan
(Dependensi Rasio) adalah:
Keterangan :
DR = Angka Ketergantungan (Dependensi Rasio)
𝑃0−14 = Penduduk usia 0 – 14 tahun
𝑃>65 = Penduduk usia >65
𝑃15−64 = Penduduk usia 15 - 64
Komposisi penduduk menurut umur di Kabupaten Sukoharjo tahun
2011 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 21 . Komposisi Penduduk Menurut Umur
No Kecamatan Kelompok Umur Jumlah
(jiwa) 0 – 14 Th 15 – 64 Th > 65 Th
1 Weru 14.831 43.926 8.313 67.070
2 Bulu 11.712 31.986 7.765 51.463
3 Tawangsari 13.301 39.660 6.001 58.962
4 Sukoharjo 20.940 58.749 5.947 85.636
5 Nguter 14.900 40.458 9.076 64.434
6 Bendosari 15.399 46.162 6.345 67.906
7 Polokarto 19.450 49.639 5.862 74.951
8 Mojolaban 20.105 55.278 4.670 80.053
9 Grogol 25.889 74.126 5.001 105.016
10 Baki 13.561 36.706 3.293 53.560
11 Gatak 11.908 33.327 3.949 49.184
12 Kartasura 22.599 65.897 4.426 92.922
JUMLAH 204.595 575.914 70.648 851.157
Sumber : Sukoharjo Dalam Angka 2011
𝐷𝑅 = 𝑃0−14 + 𝑃>65
𝑃15−64 × 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk yang belum produktif (0
– 14 tahun) sebesar 204.595 jiwa, jumlah penduduk yang produktif (15 –
64 tahun) sebesar 575.914 dan jumlah penduduk yang tidak prosuktif (>
65 tahun) sebesar 70.648. Adapun angka ketergantungan (Dependensi
Rasio) sebesar:
𝐷𝑅 = 𝑃0−14 + 𝑃>65
𝑃15−64 × 100
𝐷𝑅 = 204595 + 70648
575914× 100
𝐷𝑅 = 47,79 dibulatkan menjadi 48
Jadi angka ketergantungan atau (Dependensi Rasio) di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011 sebesar 48 jiwa. Artinya setiap 100 penduduk usia
produktif menanggung 48 jiwa penduduk usia belum produktif dan tidak
produktif.
5. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan merupakan salah satu sarana umum yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, ketersediaan fasilitas
kesehatan ini sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam mendukung
pembangunan, karena dengan adanya fasilitas kesehatan yang baik akan
menciptakan sumberdaya manusia yang baik. Adanya fasilitas kesehatan akan
menciptakan kondisi masyarakat yang sehat dan akan mengurangi jumlah
penderita sakit. Oleh karena itu, pembangunan fasilitas kesehatan yang meliputi
rumah sakit, puskesmas, posyandu, poliklinik dan lain sebagainya diharapkan
mampu menjangkau kalangan masyarakat terutama mereka yang memiliki
pendapatan menengah ke bawah. Adapun jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011 Rumah Sakit sebanyak 8 buah, Puskesmas 12 buah dan
Puskesmas Pembantu sebanyak 47 buah. Keberadaan fasilitas kesehatan ini
sebagian besar berada di pusat kota. Jumlah saranan kesehatan di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011 dapat dilihat pada tableberikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 22. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 No Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu
1 Weru - 1 5
2 Bulu - 1 3
3 Tawangsari - 1 7
4 Sukoharjo 1 1 5
5 Nguter - 1 3
6 Bendosari 2 1 4
7 Polokarto - 1 4
8 Mojolaban - 1 3
9 Grogol 1 1 3
10 Baki - 1 4
11 Gatak - 1 2
12 Kartasura 4 1 4
JUMLAH 8 12 47
Sumber : Sukoharjo dalam Angka 2011
Gambar 5. Diagram Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
Berdasarkan jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011, tampak bahwa fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
masyarakat cukup lengkap, namun keberadaan sarana kesehatan tersebut pada
umumnya terkonsentrasi pada wilayah perkotaan. Pemerataan fasilitas kesehatan
sangat penting dilakukan oleh pemerintah daerah karena menyangkut derajat
kesehatan masyarakat terutama kalangan masyarakat menengah ke bawah.
0
1
2
3
4
5
6
7
Wer
u
Bu
lu
Taw
angs
ari
Suko
har
jo
Ngu
ter
Ben
do
sari
Po
loka
rto
Mo
jola
ban
Gro
gol
Bak
i
Gat
ak
Kar
tasu
ra
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rumah Sakit
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
B. Hasil Penelitian
1. Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011
Penelitian ini menitik beratkan pada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Hal ini dikarenakan pelayanan tersebut sangat penting bagi masyarakat khususnya
untuk penanganan pertama dan penanganan yang lebih lanjut. Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care) dalam penelitian ini terdiri
dari Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat
Statistik), Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan survey di lapangan
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 23. Persebaran Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan Titik Koordinat
S E
1 Weru 7˚45’568” 110˚45’535”
2 Bulu 7˚45’926” 110˚49’975”
3 Tawangsari 7˚44’186” 110˚47’774”
4 Sukoharjo 7˚42’162” 110˚51’231”
5 Nguter 7˚44’398” 110˚52’469”
6 Bendosari 7˚41’487” 110˚52’438”
7 Polokarto 7˚37’657” 110˚53’759”
8 Mojolaban 7˚36’145” 110˚52’265”
9 Grogol 7˚36’021” 110˚49’156”
10 Baki 7˚36’411” 110˚47’157”
11 Gatak 7˚35’767” 110˚44’404”
12 Kartasura 7˚33’206” 110˚43’958”
Sumber : Survey Lapangan Tahun 2011
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 12 buah. Kedua
belas puskesmas tersebut merupakan Puskesmas Induk untuk masing-masing
wilayah kecamatan. Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo sudah tersebar di setiap
kecamatan. Puskesmas II dalam penelitian ini termasuk dalam Puskesmas
Pembantu hal ini dikarenakan Puskesmas II menginduk kepada puskesmas I atau
Puskesmas II kedudukannya sama dengan Puskesmas Pembantu. Adapun
persebaran Puskesmas Pembantu untuk tiap kecamatan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 24 . Persebaran Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan Puskesmas Pembantu Titik Koordinat
Lintang Bujur
1 Weru Puskesmas Pembantu Tegalsari 7˚46’217” 110˚44’093”
Puskesmas Pembantu Karang Tengah 7˚47’727” 110˚44’043”
Puskesmas Pembantu Krajan 7˚48’983” 110˚45’323”
Puskesmas Pembantu Jatingarang 7˚48’305” 110˚46’438”
Puskesmas Pembantu Alasamba 7˚47’383” 110˚47’479”
2 Bulu Puskesmas Pembantu Sanggang 7˚47’415” 110˚48’326”
Puskesmas Pembantu Lengking 7˚43’996” 110˚49’463”
Puskesmas Pembantu Karangasem 7˚45’160” 110˚51’599”
3 Tawangsari Puskesmas II Pojok 7˚42’847” 110˚48’105”
Puskesmas Pembantu Pundungrejo 7˚45’412” 110˚47’905”
Puskesmas Pembantu Watu Bonang 7˚45’229” 110˚46’524”
Puskesmas Pembantu Kedung Jambal 7˚44’078” 110˚45’636”
Puskesmas Pembantu Dalangan 7˚43’193” 110˚48’992”
Puskesmas Pembantu Tangkisan 7˚42’330” 110˚47’991”
Puskesmas Pembantu Majasto 7˚42’527” 110˚46’937”
Puskesmas Pembantu Tambakboyo 7˚41’516” 110˚47’594”
4 Sukoharjo Puskesmas II Sukoharjo 7˚40’543” 110˚50’169”
Puskesmas Pembantu Combongan 7˚41’309” 110˚48’664”
Puskesmas Pembantu Joho 7˚69’002” 110˚83’000”
Puskesmas Pembantu Cuplik 7˚40’572” 110˚47’781”
Puskesmas Pembantu Banmati 7˚42’154” 110˚49’411”
Puskesmas Pembantu Sonorejo 7˚38’916” 110˚47’918”
5 Nguter Puskesmas II Celep 7˚43’945” 110˚55’087”
Puskesmas Pembantu Lawu 7˚44’094” 110˚51’056”
Puskesmas Pembantu Pondok 7˚71’140” 110˚84’848”
Puskesmas Pembantu Tanjungrejo 7˚76’052” 110˚92’600”
6 Bendosari Puskesmas Pembantu Cabean 7˚42’987” 110˚56’271”
Puskesmas Pembantu Pugogor 7˚42’167” 110˚56’137”
Puskesmas Pembantu Jombor 7˚40’338” 110˚50’468”
Puskesmas Pembantu Gentan 7˚39’162” 110˚51’737”
Puskesmas Pembantu Pemda 7˚66’457” 110˚83’555”
7 Polokarto Puskesmas Pembantu Bulu 7˚40’157” 110˚56’642”
Puskesmas Pembantu Kayu apak 7˚36’946” 110˚55’370”
Puskesmas Pembantu Genengsari 7˚37’307” 110˚56’830”
Puskesmas Pembantu Kenongkorejo 7˚40’224” 110˚52’996”
Puskesmas Pembantu Karangwuni 7˚62’606” 110˚85’000”
8 Mojolaban Puskesmas II Mojolaban 7˚34’900” 110˚52’899”
Puskesmas Pembantu Klumprit 7˚36’825” 110˚53’729”
Puskesmas Pembantu Palur 7˚34’763” 110˚52’628”
Puskesmas Pembantu Sapen 7˚35’578” 110˚54’435”
9 Grogol Puskesmas Pembantu Pandean 7˚37’967” 110˚50’568”
Puskesmas Pembantu Telukan 7˚37’316” 110˚49’222”
Puskesmas II Cemani 7˚34’798” 110˚48’049”
Puskesmas Pembantu Kwarasan 7˚59’276” 110˚80’900”
10 Baki Puskesmas Pembantu Daleman 7˚37’255” 110˚46’172”
Puskesmas Pembantu Mancasan 7˚37’851” 110˚47’145”
Puskesmas II Baki 7˚34’801” 110˚47’006”
11 Gatak Puskesmas II Gatak 7˚34’567” 110˚43’247”
Puskesmas Pembantu Terik 7˚34’355” 110˚44’978”
Puskesmas Pembantu Geneng 7˚36’238” 110˚45’257”
12 Kartasura Puskesmas II Kartasura 7˚33’627” 110˚45’934”
Puskesmas Pembantu Wiragunan 7˚32’725” 110˚43’707”
Puskesmas Pembantu Ngemplak 7˚34’259” 110˚44’346”
Puskesmas Pembantu Gonilan 7˚32’961” 110˚46’132”
Puskesmas Pembantu Makam Haji 7˚33’991” 110˚46’477”
Sumber : Survey Lapangan Tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Jumlah Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 55 buah.
Dimana kelima puluh lima puskesmas pembantu tersebut menginduk pada satu
puskesmas masing-masing kecamatan. Puskesmas Pembantu sudah tersebar di
seluruh Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan data diatas maka persebaran Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 per kecamatan yaitu :
Tabel 25. Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per Kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 No Kecamatan Puskesmas Puskesmas Pembantu
1 Weru 1 5
2 Bulu 1 3
3 Tawangsari 1 8
4 Sukoharjo 1 6
5 Nguter 1 4
6 Bendosari 1 5
7 Polokarto 1 5
8 Mojolaban 1 4
9 Grogol 1 4
10 Baki 1 3
11 Gatak 1 3
12 Kartasura 1 5
JUMLAH 12 55
Sumber : Survey Lapangan Tahun 2011
Gambar 6. Diagram Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per
Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
012345678
Wer
u
Bu
lu
Taw
angs
ari
Suko
har
jo
Ngu
ter
Ben
do
sari
Po
loka
rto
Mo
jola
ban
Gro
gol
Bak
i
Gat
ak
Kar
tasu
ra
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Berdasarkan pada tabel dan grafik dapat diketahui bahwa jumlah
Puskesmas Pembantu terbanyak berada pada Kecamatan Tawangsari. Untuk
persebaran Puskesmas merata di masing-masing kecamatan yaitu sebanyak 1 unit
Puskesmas. Kecamatan Tawangsari memiliki jumlah Puskesmas Pembantu
terbanyak dikarenakan pada kecamatan tersebut memiliki akses yang minim
menuju Rumah Sakit dengan demikian pendirian Puskesmas Pembantu yang lebih
banyak di daerah tersebut diharapkan agar dapat membantu kebutuhan masyarakat
akan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
PETA PERSEBARAN PRIMARY HEALT
CARE DI KABUPATEN SUKOHARJO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Persebaran fasilitas kesehatan tersebut berpengaruh terhadap banyaknya
kunjungan pasien. Selain lokasi fasilitas kesehatan banyaknya kunjungan pasien
juga dipengaruhi oleh faktor aksesibilitas dimana faktor aksesibilitas tersebut akan
berpengaruh terhadap interaksi masyarakat dalam mendatangi fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang memiliki kemudahan aksesibilitas akan mempermudah
masyarakat menuju fasilitas kesehatan. Adapun parameter dalam menilai tingkat
kemudahan aksesibilitas dalam penelitian ini adalah jarak, jenis jalan, kondisi
jalan, dan kendaraan umum. Dengan mengetahui tingkat aksesibilitas masing-
masing fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo maka dapat memprediksi
gerakan penduduk dalam mendatangi fasilitas keshatan. Memprediksi gerakan
penduduk dalam mendatangi fasilitas kesehatan termasuk dalam interaksi
wilayah yang dalam penelitian ini dikhususkan untuk meneliti fasilitas kesehatan
dalam suatu wilayah.
Untuk mengetahui interaksi wilayah tersebut digunakan pendekatan
dengan model gravitasi yang menggunakan pembatasan ganda yang dirumuskan
oleh Lee 1997 dalam Tarigan (2010 : 168) :
Keterangan :
𝑇𝑗𝑗 = jumlah trip (yang didistribusikan) dari sub wilayah I ke sub wilayah J
𝑂𝑖 = total trip yang berasal dari daerah i
𝐷𝑗 = total trip yang ditampung tujuan j
𝐴𝑖 = ( 𝐴𝑖𝑂𝑖𝑑𝑖𝑗 −𝑏𝑖 )−1
𝐵𝑗 = ( 𝐴𝑖𝑂𝑖𝑑𝑖𝑗 −𝑏𝑗 −1
𝑂𝑖 = 𝑇𝑖𝑗𝑗
𝐷𝑗 = 𝑇𝑖𝑗𝑖
Sebelum menghitung interaksi wilayah di Kabupaten Sukoharjo, perlu
diketahui skor nilai aksesibilitas per kecamatan. Adapun perolehan skor ini
dibahas dalam pembahasan aksesibilitas. Adapun skor aksesibilitas per kecamatan
di Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:
𝑇𝑖𝑗 = 𝐴𝑖𝐵𝑗𝑂𝑖𝐷𝑗 (𝑑𝑖𝑗 + 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 + 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚)−𝑏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 26. Skor Aksesibilitas per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
Kecamatan Kecamatan
Wer Bul Tws Skh Ngt Bnd Plk Mjb Grl Bak Gtk Krt
Weru - 6 5 7 8 9 10 10 8 9 9 9
Bulu 6 - 6 7 6 8 9 9 8 9 9 9
Tawangsari 5 6 - 7 8 8 9 9 8 8 9 9
Sukoharjo 7 7 7 - 5 7 8 8 6 6 7 8
Nguter 8 6 8 5 - 7 8 8 6 7 8 8
Bendosari 9 8 8 7 7 - 7 8 6 7 7 8
Polokarto 10 9 9 8 8 7 - 5 6 7 7 7
Mojolaban 10 10 9 8 8 8 5 - 6 6 7 7
Grogol 8 9 8 6 6 6 6 6 - 6 8 6
Baki 9 9 8 6 7 7 7 6 6 - 7 7
Gatak 9 9 9 7 8 7 7 7 8 7 - 8
Kartasura 9 9 9 8 8 8 7 7 6 7 8 0
Sumber: Analisis Data Primer Aksesibilitas Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Keterangan :
Wer : Kec. Weru Plk : Kec. Polokarto
Bul : Kec. Bulu Mjb : Kec. Mojolaban
Tws : Kec Tawangsari Grl : Kec. Grogol
Skh : Kec. Sukoharjo Bak : Kec. Baki
Ngt : Kec. Nguter Gtk : Kec. Gatak
Bnd : Kec. Bendosari Krt : Kec. Kartasura
Penelitian ini akan membahas mengenai pergerakan penduduk (interaksi
penduduk) dalam mendatangi kecamatan berdasarkan pada sarana kesehatan yang
ada di masing-masing kecamatan. Adapun sarana kesehatan yang digunakan
adalah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Umumnya masyarakat yang membutuhkan pertolongan pertama akan
mendatangi Primary Heath Care atau Pelayananan Kesehatan Tingkat Pertama.
Hal ini dikarenakan masing-masing kecamatan pasti terdapat Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dalam
penelitian ini adalah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Kapasitas Puskesmas
dalam melayani penduduk menurut Muta’ali (2000:17) sebanyak 30.000
penduduk dan Puskesmas Pembantu sebanyak 6.000 penduduk. Di Kabupaten
Sukoharjo terdapat 12 puskesmas dan 55 puskesmas pembantu yang tersebar di
setiap kecamatan. Kapasitas Puskesmas adalah 360.000 penduduk sedangakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Puskesmas Pembantu 330.000 penduduk. Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
ini akan melayani 851.157 jiwa.
Perhitungan gerakan penduduk dalam mendatangi Primary Healt Care ini
menggunakan model gravitasi dengan pembantasan ganda dimana kapasitas
Primary Health Care dan jumlah penduduk harus sama. Untuk menyamakan
kapasitas Primary Health Care dan jumlah penduduk maka diperlukan kecamatan
semu. Kecamatan semu adalah kecamatan di luar wilayah penelitian yang
menyediakan kapasitas puskesmas semu sebagai berikut:
Tabel 27. Jumlah Penduduk dan Kapasitas Primary Health Care di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan Jumlah Penduduk
(jiwa) Kapasitas Primary Heath Care
1 Weru 67.070 60.000
2 Bulu 51.463 48.000
3 Tawangsari 58.962 78.000
4 Sukoharjo 85.636 66.000
5 Nguter 64.434 54.000
6 Bendosari 67.906 60.000
7 Polokarto 74.951 60.000
8 Mojolaban 80.053 54.000
9 Grogol 105.016 54.000
10 Baki 53.560 48.000
11 Gatak 49.184 48.000
12 Kartasura 92.922 60.000
13 Semu 0 161.157
Jumlah 851.157 851.157
Sumber : Analisis Data Sekunder Kapasitas PHC Tahun 2011
Perhitungan gerakan penduduk dalam mendatangi Primary Heath Care
terdapat beberapa tahapan sebagai berikut:
1) Menghitung 𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏
𝐷𝑗 adalah kapasitas Primary Heath Care. 𝑑𝑖𝑗−𝑏 adalah unsur-unsur
aksesibilitas/ kemudahan mencapai sub wilayah (jarak antar kecamatan, jalan
dan angkutan umum). Dari rumus tersebut maka hasil perhitungannya adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 28. Perhitungan 𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏
Ke j Wer Bul Tws Skh Ngt Bnd Plk Mjb Grl Bak Gtk Krt Semu
Dari i
Weru 740,741 1.333,33 3.120 1.346,94 843,75 740,741 600 540 843,75 592,593 592,593 740,741 161.157
Bulu 1.666,67 592,593 2.166,67 1.346,94 1.500 937,5 740,741 666,667 843,75 592,593 592,593 740,741 161.157
Tawangsari 2.400 1.333,33 962,963 1.346,94 843,75 937,5 740,741 666,667 843,75 750 592,593 740,741 161.157
Sukoharjo 1.224,49 979,592 1.591,84 660 2.160 1.224,49 937,5 843,75 1.500 1.333,33 979,592 937,5 161.157
Nguter 937,5 1.333,33 1.218,75 2.640 1.102,04 1.224,49 937,5 843,75 1.500 979,592 750 937,5 161.157
Bendosari 740,741 750 1.218,75 1.346,94 1.102,04 937,5 1.224,49 843,75 1.500 979,592 979,592 937,5 161.157
Polokarto 600 592,593 962,963 1.031,25 843,75 1.224,49 740,741 2.160 1.500 979,592 979,592 1.224,49 161.157
Mojolaban 600 480 962,963 1.031,25 843,75 937,5 2.400 666,667 1.500 1.333,33 979,592 1.224,49 161.157
Grogol 937,5 592,593 1.218,75 1.833,33 1.500 1.666,67 1.666,67 1.500 843,75 1.333,33 750 1.666,67 161.157
Baki 740,741 592,593 1.218,75 1.833,33 1.102,04 1.224,49 1.224,49 1.500 1.500 592,593 979,592 1.224,49 161.157
Gatak 740,741 592,593 962,963 1.346,94 843,75 1.224,49 1.224,49 1.102,04 843,75 979,592 480 937,5 161.157
Kartasura 740,741 592,593 962,963 1.031,25 843,75 937,5 1.224,49 1.102,04 7.334,86 979,592 750 1.666,67 161.157
Semu 60.000 48.000 78.000 66.000 54.000 60.000 60.000 54.000 54.000 48.000 48.000 60.000 161.157
Sumber : Analisis Data Primer
Keterangan :
Wer : Kec. Weru Ngt : Kec. Nguter Grl : Kec. Grogol
Bul : Kec. Bulu Bnd : Kec. Bendosari Bak : Kec. Baki
Tws : Kec Tawangsari Plk : Kec. Polokarto Gtk : Kec. Gatak
Skh : Kec. Sukoharjo Mjb : Kec. Mojolaban Krt : Kec. Kartasura
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Menghitung 𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏 adalah langkah awal dalam perhitungan imteraksi
masing-masing wilayah akan kemampuan dalam menangani kesehatan
masyarakat. Dengan diketahuinya 𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏 maka dapat diketahui kemampuan
kapasitas Primary Heath Care dalam memperkirakan kapasitas jumlah
tampungan pasien untuk masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa kapasitas
Primary Heath Care yang paling banyak adalah penyediaan kapasitas oleh
Kecamatan Grogol terhadap kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat di
Kecamatan Kartasura yaitu 7.334,86 jiwa. Sedangkan kapasitas Primary
Heath Care yang paling sedikit adalah penyediaan kapasitas oleh Kecamatan
Bulu dan Kecamatan Gatak terhadap kebutuhan yang dibutuhkan oleh
masyarakat di Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Gatak yaitu 480 jiwa.
2) Melakukan Iterasi
Tahap yang kedua adalah menghitung nilai 𝐴𝑖 dan 𝐵𝑖 dengan
menggunakan interasi yang menggunakan rumus :
Interasi dilakuakan beberapa kali hingga mencapai titik jenuh.
Perhitungan interasi akan ditampilkan pada lampiran karena perhitungan yang
sangat panjang, sedangkan rekapitulasi dari interasi adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖 = 𝐴𝑖 𝑂𝑖𝑑𝑗 1−2
−1
𝐴𝑗 = 𝐵𝑖 𝑂𝑖𝑑𝑗 1−2
−1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 29. Rekapitulasi Iterasi Primary Heath Care Iterasi 1 Iterasi 2 Iterasi 3 Iterasi 4 Iterasi 5
B1 7,2383E-05 7,21606E-05 7,2216E-05 7,2E-05 7,2E-05
B2 7,0558E-05 7,03936E-05 7,0444E-05 7,1E-05 7,1E-05
B3 6,7561E-05 6,71538E-05 6,7199E-05 6,7E-05 6,7E-05
B4 5,6419E-05 5,67459E-05 5,6797E-05 5,7E-05 5,7E-05
B5 5,5013E-05 5,57032E-05 5,5756E-05 5,6E-05 5,6E-05
B6 6,2801E-05 6,33162E-05 6,3378E-05 6,3E-05 6,3E-05
B7 5,9515E-05 5,96859E-05 5,9746E-05 6E-05 6E-05
B8 5,9769E-05 5,9949E-05 6,001E-05 6E-05 6E-05
B9 5,0989E-05 5,08009E-05 5,0847E-05 5,1E-05 5,1E-05
B10 5,651E-05 5,6866E-05 5,6922E-05 5,7E-05 5,7E-05
B11 7,0559E-05 7,06241E-05 7,0689E-05 7,1E-05 7,1E-05
B12 6,2033E-05 6,22388E-05 6,23E-05 6,2E-05 6,2E-05
B13 1,1749E-06 1,16991E-06 1,1709E-06 1,2E-06 1,2E-06
A1 1,05373141 1,054403426 1,05351691 1,05258 1,05165
A2 1,05578478 1,055438906 1,05453096 1,0536 1,05266
A3 1,04103925 1,040922308 1,04002364 1,0391 1,03818
A4 0,93202908 0,930970635 0,93014818 0,92932 0,9285
A5 0,93525469 0,934247664 0,93342276 0,93259 0,93176
A6 1,04588328 1,045024197 1,04409302 1,04316 1,04224
A7 1,02961103 1,02852264 1,02758965 1,02668 1,02576
A8 1,0176001 1,016545705 1,01562319 1,01472 1,01382
A9 0,87214378 0,870527199 0,86973884 0,86897 0,86819
A10 0,9749959 0,973896189 0,97302059 0,97216 0,97129
A11 1,13858659 1,13726246 1,13624039 1,13523 1,13422
A12 1,06361198 1,062689765 1,06173123 1,06079 1,05984
A13 0,02324265 0,02320038 0,02317978 0,02316 0,02314
Sumber : Lampiran No 2
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai A dan B
mengalami perubahan paling kecil pada iterasi ke 5 yaitu:
A1 : 1,05165 B1 : 7,2E-05
A2 : 1,05266 B2 : 7,1E-05
A3 : 1,03818 B3 : 6,7E-05
A4 : 0,9285 B4 : 5,7E-05
A5 : 0,93176 B5 : 5,6E-05
A6 : 1,04224 B6 : 6,3E-05
A7 : 1,02576 B7 : 6E-05
A8 : 1,01382 B8 : 6E-05
A9 : 0,86819 B9 : 5,1E-05
A10 : 0,97129 B10 : 5,7E-05
A11 : 1,13422 B11 : 7,1E-05
A12 : 1,05984 B12 : 6,2E-05
A13 : 0,02314 B13 : 1,2E-06
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan
selanjutnya yaitu menghitung probabilitas interaksi antar pasangan kecamatan.
3) Menghitung Probabilitas Distribusi dari 𝑂𝑖 ke Berbagai Sub Wilayah
Rumus yang digunakan untuk menghitung probablilitas adalah:
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan trip. Hasil
penjumlahan dari 𝑃𝑟𝑖𝑗 / probabilitas harus 1 atau mendekati 1.
Tabel 30. Perhitungan Probabilitas Menuju Primary Heath Care Kecamatan Pr 1 Pr 2 Pr 3 Pr 4 Pr 5 Pr 6 Pr 7 Pr 8 Pr 9 Pr 10 Pr 11 Pr 12 Pr 13
Weru 0,0564 0,1269 0,1803 0,0823 0,0632 0,0559 0,0445 0,0440 0,0589 0,0521 0,0608 0,0568 0,1004
Bulu 0,0990 0,0440 0,0977 0,0642 0,0877 0,0552 0,0429 0,0343 0,0363 0,0406 0,0474 0,0443 0,0784
Tawangsari 0,2209 0,1535 0,0673 0,0995 0,0764 0,0855 0,0665 0,0657 0,0712 0,0797 0,0735 0,0687 0,1215
Sukoharjo 0,0806 0,0807 0,0796 0,0349 0,1400 0,0799 0,0602 0,0595 0,0906 0,1013 0,0869 0,0622 0,0869
Nguter 0,0496 0,0882 0,0489 0,1120 0,0574 0,0642 0,0483 0,0478 0,0727 0,0598 0,0535 0,0499 0,0698
Bendosari 0,0495 0,0627 0,0618 0,0722 0,0724 0,0620 0,0797 0,0603 0,0919 0,0755 0,0882 0,0631 0,0881
Polokartu 0,0378 0,0467 0,0460 0,0521 0,0523 0,0764 0,0455 0,1456 0,0866 0,0712 0,0831 0,0777 0,0831
Mojolaban 0,0341 0,0422 0,0416 0,0471 0,0473 0,0529 0,1332 0,0406 0,0783 0,0876 0,0751 0,0702 0,0751
Grogol 0,0452 0,0452 0,0446 0,0709 0,0712 0,0796 0,0784 0,0775 0,0373 0,0742 0,0487 0,3960 0,0636
Baki 0,0355 0,0356 0,0444 0,0706 0,0520 0,0582 0,0573 0,0771 0,0660 0,0328 0,0634 0,0592 0,0633
Gatak 0,0441 0,0442 0,0436 0,0644 0,0495 0,0723 0,0712 0,0703 0,0461 0,0674 0,0386 0,0563 0,0787
Kartasura 0,0486 0,0487 0,0480 0,0543 0,0545 0,0610 0,0784 0,0775 0,0903 0,0742 0,0664 0,1102 0,0866
Semu 0,1988 0,1990 0,1963 0,1755 0,1761 0,1970 0,1939 0,1917 0,1641 0,1836 0,2144 0,2004 0,0044
Jumlah 1,0000 1,0175 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 0,9919 0,9904 1,0000 1,0000 1,3150 1,0000
Sumber : Rekapitulasi Lampiran No 3
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir dari 12
kecamatan dan ditambah dengan kecamatan semu memiliki jumlah
probabilitas 1. Jumlah probabilitas lebih dari satu hanya 4 yaitu pada Pr 2, Pr
8, Pr 9 dan Pr 12. Perhitungan probabilitas di atas digunakan untuk
mengetahui perkiraan jumlah pasien dari masing-masing kecamatan menuju
kecamatan lain untuk berobat. Jumlah probabilitas apabila dijumlahka maka
hasilnya akan 1 atau mendekati 1.
𝑃𝑟𝑖𝑗 = 𝐴𝑖𝐵𝑗𝐷𝑗𝑑𝑖𝑗−𝑏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Perhitungan probabilitas masing-masing kecamatan digunakan untuk
perhitungan langkah selanjutnya yaitu perhitungan perjalanan antar kecamatan
di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011.
4) Menghitung Perjalanan antar Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
Setelah diketahui probabilitas masing-masing kecamatan dalam
mendatangi kecamatan yang lain maka langkah selanjutnya adalah
menghitung perjalanan antar kecamatan. Untuk menghitung perjalanan antar
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dengan cara menggabungkan probabilitas
distribusi dari 𝑂𝑖 dengan daya tampung dari 𝐷𝑗 yang menghasilkan trip antar
pasangan daerah. Arti trip dalam hal ini adalah jumlah pasien yang berobat di
Primary Heath Care pada suatu kecamatan. Masing-masing kecamatan
memiliki jumlah Puskesmas Pembantu yang berbeda-beda. Terkadang jumlah
Puskesmas Pembantu tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di
kecamatan masing-masing dengan demikin sebagian masyarakat mendatangi
kecamatan lain yang dianggap memiliki Primary Heath Care yang lebih baik
dan mampu melayani kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Perhitungan
perjalanan antar kecamatan di Kabupaten Sukoharjo ini menggunakan rumus ;
Dengan menggunakan rumus di atas dan berdasarkan hasil perhitungan
probabilitas di atas maka perhitungan perjalanan antar kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:
𝑇𝑖𝑗 = 𝑂𝑖𝑃𝑟𝑖𝑗
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 31. Prediksi Gerakan Penduduk dalam Mendatangi Primary Heath Care Kecamatan T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 T12 T13 Jumlah
Weru 3.779,81 6.531,86 10.628,22 7.043,64 4.071,91 3.792,68 3.337,19 3.522,85 6.183,70 2.787,80 2.989,46 5.277,55 0.00 59.946,68
Bulu 6.636,72 2.265,45 5.759,68 5.496,65 5.649,06 3.745,87 3.215,12 2.749,13 3.812,80 2.175,52 2.332,89 4.118,44 0.00 47.957,34
Tawangsari 14.814,43 7.901,45 3.968,12 8.520,54 4.925,70 5.806,60 4.983,86 5.261,13 7.480,29 4.268,12 3.616,29 6.384,14 0.00 77.930,68
Sukoharjo 5.405,61 4.151,73 4.691,27 2.985,93 9.018,28 5.424,02 4.511,15 4.762,12 9.510,69 5.426,63 4.275,31 5.778,61 0.00 65.941,34
Nguter 3.324,10 4.538,74 2.884,82 9.592,94 3.695,56 4.356,46 3.623,26 3.824,84 7.638,79 3.202,21 2.629,04 4.641,26 0.00 53.952,01
Bendosari 3.317,25 3.224,54 3.643,58 6.181,66 4.667,56 4.212,70 5.977,14 4.830,84 9.647,94 4.044,45 4.337,01 5.862,00 0.00 59.946,68
Polokartu 2.532,99 2.401,77 2.713,90 4.461,60 3.368,80 5.186,97 3.408,58 11.658,21 9.095,02 3.812,66 4.088,46 7.217,70 0.00 59.946,67
Mojolaban 2.289,76 2.171,15 2.453,30 4.033,18 3.045,32 3.589,93 9.983,34 3.252,70 8.221,68 4.691,15 3.695,87 6.524,63 0.00 53.952,01
Grogol 3.031,47 2.328,29 2.630,86 6.075,31 4.587,26 5.407,63 5.874,30 6.201,11 3.918,56 3.974,86 2.397,60 36.795,37 0.00 83.222,62
Baki 2.383,47 1.830,60 2.617,94 6.045,47 3.353,68 3.953,44 4.294,62 6.170,66 6.932,11 1.757,93 3.116,17 5.501,24 0.00 47.957,34
Gatak 2.959,92 2.273,34 2.568,77 5.515,79 3.188,66 4.909,60 5.333,30 5.630,00 4.842,38 3.608,79 1.896,22 5.230,56 0.00 47.957,34
Kartasura 3.260,82 2.504,44 2.829,91 4.652,32 3.512,81 4.141,03 5.875,46 6.202,33 9.483,81 3.975,65 3.264,04 10.244,05 0.00 59.946,67
Semu 13.333,65 10.240,79 11.571,63 15.030,98 11.349,38 13.379,07 14.533,67 15.342,22 17.235,45 9.834,24 10.545,63 18.617,07 0.00 161.013,77
Jumlah 67.070,00 52.364,17 58.962,00 85.636,00 64.434,00 67.906,00 74.951,00 79.408,14 104.003,22 53.560,00 49.184,00 122.192,62 0.00 879.671,16
Sumber : Rekapitulasi Lampiran No 4
Keterangan :
T1 : Dari Kecamatan Weru T5 : Dari Kecamatan Nguter T9 : Dari Kecamatan Grogol
T2 : Dari Kecamatan Bulu T6 : Dari Kecamatan Bendosari T10 : Dari Kecamatan Baki
T3 : Dari Kecamatan Tawangsari T7 : Dari Kecamatan Polokarto T11 : Dari Kecamatan Gatak
T4 : Dari Kecamatan Sukoharjo T8 : Dari Kecamatan Mojolaban T12 : Dari Kecamatan Kartasura
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui prediksi jumlah pasien
yang berkunjung dari berbagai kecamatan asal yang berobat ke Primary Heath
Care di kecamatan tujuan. Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa penduduk yang membutuhkan pelayanan Primary Health Care
sebanyak 879.671 jiwa. Jumlah penduduk yang terlayani oleh Primary Health
Care di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 690.000 jiwa, sedangkan sisanya
yaitu 189.671 jiwa terlayani oleh kecamatan semu. Di dalam kenyataan
penduduk yang terlayani oleh kecamatan semu adalah penduduk yang tidak
terlayani oleh Primary Health Care di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah
kunjungan penduduk di Primary Health Care berbeda-beda. Hal ini
menujukkan bahwa gaya gravitasi per kecamatan berbeda-beda karena
memiliki daya tarik yang berbeda. Penduduk di suatu kecamatan pada
umumnya mengunjungi Primary Health Care di kecamatannya sendiri dan
sebagian akan mengunjungi Primary Health Care di kecamatan yang berbeda-
beda pula. Pada umumnya pengunjung yang memilih berkunjung ke Primary
Health Care di kecamatan yang lain dikarenakan faktor aksesibilitas yang baik
(jarak, jenis jalan dan angkutan umum) dan kualitas yang baik.
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui masing-masing interaksi
per kecamatan, dengan demikian dapat diketahui interaksi secara keseluruhan
yaitu prediksi jumlah masyarakat yag mengunjungi kota tersebut. Dari data di
atas dapat disederhanakan lagi menjadi tabel Prediksi Gerakan Penduduk
Total per Kecamatan dalam Mendatangi Primary Heath Care. Dari data
prediksi gerakan total penduduk dapat pula dibuat untuk klasifikasi interaksi
rendah, sedang dan tinggi. Pengklasifikasian dapat menggunakan rumus:
Keterangan :
I = Interval kelas
R = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
K = Jumlah kelas
I = R/K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Maka diketahui :
R = 35.265,28
K = 3
Ditanyakan :
I = ……?
Jadi :
I = R/K
= 35.265,28 / 4
= 11.755,09
Jadi interval dalam interaksi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
adalah 11.755,09. Adapun pengklasifikasian adalah :
Tabel 32. Rentangan Interaksi No Rentangan Interaksi
1 47.957,34 – 59.712,43 Rendah
2 59.712,44 – 71.467,53 Sedang
3 71.467,54 – 83.222,63 Tinggi
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan pada klasifikasi interaksi diatas maka dapat diketahui
kecamatan mana saja yang memiliki interaksi rendah, sedang dan tinggi.
Adapun pengklasifikasian interaksi Pelayana Kesehatan Tingkat Pertama dai
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 sebagai berikut:
Tabel 33. Klasifikasi Interaksi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
No Kecamatan Jumlah Klasifikasi
1 Weru 5.9946,68 Sedang
2 Bulu 4.7957,34 Rendah
3 Tawangsari 7.7930,68 Tinggi
4 Sukoharjo 6.5941,34 Sedang
5 Nguter 5.3952,01 Rendah
6 Bendosari 5.9946,68 Sedang
7 Polokartu 5.9946,67 Sedang
8 Mojolaban 5.3952,01 Rendah
9 Grogol 8.3222,62 Tinggi
10 Baki 4.7957,34 Rendah
11 Gatak 4.7957,34 Rendah
12 Kartasura 5.9946,67 Sedang
Sumber : Analisis Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui hanya terdapat dua
kecamatan yang memiliki interaksi yang tinggi yaitu di Kecamatan
Tawangsari dan Kecamatan Grogol. Adapun acuan atau faktor yang
digunakan dalam menilai interaksi ini hanyalah faktor jumlah fasilitas
kesehatan yang ada di suatu kecamatan sedangkan faktor yang lain diabaikan.
Dari data di atas dapat dibuat Peta Interaksi Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
PETA INTERAKSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
2. Kualitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011
Kualitas pelayanan merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan publik yang mampu memenuhi harapan, keinginan, dan
kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat luas. Masing-
masing fasilitas kesehatan memiliki kualitas yang berbeda-beda. Semakin baik
kualitas fasilitas kesehatan maka akan semakin banyak kunjungan pasien, begitu
juga sebaliknya semakin rendah kualitas fasilitas kesehatan maka semakin sedikit
pula kunjungan pasien.
Untuk mengetahui kualitas pelayanan fasilitas kesehatan dapat dilakukan
wawancara terhadap masyarakat mengenai fasilitas kesehatan yang diteliti. Pada
umumnya fasilitas yang memiliki kualitas yang baik akan menimbulkan
tanggapan yang baik pula terhadap fasilitas kesehatan tersebut.
Parameter Kualitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011 merupakan parameter dari Gronroos (2000) dalam Puspita
(2009 : 18-20) yang memaparkan tiga dimensi utama atau faktor yang
dipergunakan konsumen dalam menilai kualitas yaitu outcome-related (technical
quality), process-related (functional quality), dan image-related dimensions.
Dimana ketiga paparan tersebut dijabarkan lagi dalam tujuh parameter yaitu
Professionalism and Skills, Attitudes and Behavior, Accessibility and Flexibility,
Reliability and Trustworthiness, Service recovery , Serviscape dan Reputation and
Credibility.
Pengambilan responden yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampel bertujuan atau sampling purposive (judgement
sampling) dimana responden yang dijadikan sampel merupakan orang yang
pernah mengunjungi fasilitas kesehatan kesehatan yang diteliti. Pengambilan
responden yang dijadikan untuk sempel sebanyak 5 orang untuk masing-masing
Puskesmas dan 5 orang untuk masing-masing Puskesmas Pembantu.
Hasil dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Kualitas
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat di Kabubaten Sukoharjo adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
a. Kualitas Puskesmas
Kabupaten Sukoharjo terdapat 12 Puskesmas dimana Puskesmas
tersebut tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Masing-masing
kecamatan memiliki 1 Puskesmas. Keadaan dan kualitas Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo berbeda-beda, hal ini mengakibatkan perbedaan jumlah
kunjungan pasien dan persepsi kualitas oleh masayarakat akan keadaan
Puskesmas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden data yang diperoleh
untuk kualitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 34. Rekapitulasi Hasil Tabulasi Wawancara Puskesmas
No Puskesmas Parameter
Total Rata-Rata 5
Responden 1 2 3 4 5 6 7
1 Weru 100 98 99 97 98 101 108 701 140.2
2 Bulu 97 90 100 101 98 104 79 669 133.8
3 Tawangsari 78 68 91 89 61 72 61 520 104
4 Sukoharjo 99 87 92 112 90 95 81 656 131.2
5 Nguter 109 98 98 110 100 94 105 714 142.8
6 Bendosari 96 89 85 103 85 96 88 642 128.4
7 Polokarto 111 104 106 100 108 110 113 752 150.4
8 Mojolaban 103 99 102 107 94 96 89 690 138
9 Grogol 101 92 97 112 96 99 94 691 138.2
10 Baki 100 98 101 103 94 99 97 692 138.4
11 Gatak 100 96 99 97 94 97 94 677 135.4
12 Kartasura 111 105 101 115 105 101 103 741 148.2
Sumber : Lampiran No 5
Keterangan :
Parameter 1 : Professionalism and Skills
Parameter 2 : Reliability
Parameter 3 : Attitudes
Parameter 4 : Accessibility
Parameter 5 : Service Recovery
Parameter 6 : Serviscape
Parameter 7 : Reputation and Credibility
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel diatas merupakan rekapitulasi dari hasil wawancara yang
ditujukan kepada mayarakat yang pernah berobat di Puskesmas yang diteliti.
Adapun jumlah responden sebanyak 5 orang, hal ini dikarenakan untuk
mempermudah dalam penelitian dikarenakan fasilitas kesehatan yang diteliti
sangat banyak.
Indikator dari parameter kualitas yang digunakan untuk wawancara
sebanyak 7. Dari ketujuh parameter terdiri dari beberapa indikator yang harus
dijawab oleh responden. Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui nilai
msing-masing parameter, nilai total dari 5 responden dan nilai dari rata-rata 5
responden yang telah diwawancarai.
Berdasarkan pada tabel di atas nilai total tertinggi adalah Puskesmas
Puskesmas Polokarto dan terendah adalah Puskesmas Tawangsari. Puskesmas
Polokarto sangat digemari oleh masyarakat dikarenakan memiliki reputasi dan
tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi akan Puskesmas Polokarto.
Sedangkan Puskesmas Tawangsari kurang begitu diminati oleh masyarakat
walaupun letaknya berada pada pusat pemerintahan di Kecamatan Tawangsari
dan memiliki lokasi yang strategis. Hal ini dikarenakan Puskesmas
Tawangsari memiliki parameter service recovery yang rendah dengan
demikian mengakibatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap
Puskesmas tersebut rendah.
Setelah diketahui nilai rata-rata hasil wawancara kualitas masing-
masing Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 maka untuk
mempermudah pengklasifikasiannya akan dibuat kelas kualitas Puskesmas
yaitu kualitas sangat buruk, kualitas buruk, kualitas cukup, kualitas baik dan
kualitas sangat baik. Adapun perhitungan interval untuk menentukan kelas
kualitas puskesmas sesuai pada BAB III.
Dari Tabel 32. Rekapitulasi Hasil Tabulasi Wawancara Puskesmas
diatas maka pembagian kelas kualitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tabel 35.Kualitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 No Kecamatan Jumlah Skor Kualitas
1 Weru 140.2 Sangat Baik
2 Bulu 133.8 Baik
3 Tawangsari 104 Cukup Baik
4 Sukoharjo 131.2 Baik
5 Nguter 142.8 Sangat Baik
6 Bendosari 128.4 Baik
7 Polokarto 150.4 Sangat Baik
8 Mojolaban 138 Baik
9 Grogol 138.2 Baik
10 Baki 138.4 Baik
11 Gatak 135.4 Baik
12 Kartasura 148.2 Sangat Baik
Sumber : Analisis Data Primer Kualitas Puskesmas Tahun 2011
Kualitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo berbeda-beda menurut
pendapat masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh profesionalisme, sopan santun,
aksesibilitas, kehandalan, cara penanganan, cara pelayanan dan reputasi
Puskesmas di kalangan masyarakat. Berdasarkan hasil penenlitian dapat
diketahui bahwa terdapat 4 Puskesmas yang memiliki kualitas sangat baik
yaitu Puskesmas Weru, Puskesmas Nguter, Puskesmas Polokarto dan
Puskesmas Kartasura. Puskesmas yang memeiliki kualitas baik sebanyak 7
Puskesmas yaitu Puskesmas Bulu, Puskesmas Sukoharjo, Puskesmas
Bendosari, Puskesmas Mojolaban, Puskesmas Grogol, Puskesmas Baki dan
Puskesmas Gatak. Selain itu terdapat satu puskesmas yang memiliki kualitas
yang cukup yaitu Puskesmas Tawangsari.
b. Kualitas Puskesmas Pembantu
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 55 Puskesmas Pembantu dimana
Puskesmas Pembantu tersebut tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo. Jumlah puskesmas pembantu masing-masing kecamatan berbeda-
beda. Keadaan dan kualitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo tidaklah
sama, hal ini mengakibatkan perbedaan jumlah kunjungan pasien dan persepsi
kualitas oleh masayarakat akan keadaan Puskesmas Pembantu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden data yang diperoleh
untuk kualitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Tabel 36 . Rekapitulasi Hasil Tabulasi Wawancara Puskesmas Pembantu
No Kecamatan Puskesmas Pembantu Indikator
Total Rata-Rata 5
Responden 1 2 3 4 5 6 7
1 Weru Tegalsari 98 96 96 116 99 95 99 699 139,8
Karang Tengah 101 101 105 119 99 92 101 718 143,6
Krajan 107 100 102 113 102 101 104 729 145,8
Jatingarang 84 66 74 97 72 74 67 534 106,8
Alasamba 81 67 82 86 75 71 71 533 106,6
2 Bulu Sanggang 99 104 111 111 103 65 104 697 139,4
Lengking 103 86 105 110 99 80 98 681 136,2
Karangasem 86 67 77 88 83 67 67 535 107
3 Tawangsari Puskesmas II Pojok 104 90 100 106 94 99 88 681 136,2
Pundungrejo 104 93 97 109 94 95 91 683 136,6
Watu Bonang 90 61 89 75 69 68 80 532 106,4
Kedung Jambal 93 68 76 86 77 70 65 535 107
Dalangan 105 91 97 116 94 89 86 678 135,6
Tangkisan 105 100 101 115 98 102 104 725 145
Majasto 92 64 78 95 76 53 63 521 104,2
Tambakboyo 86 71 85 89 66 67 60 524 104,8
4 Sukoharjo Puskesmas II Sukoharjo 109 101 100 128 100 108 107 753 150,6
Combongan 99 62 92 89 77 71 43 533 106,6
Joho 86 54 81 83 71 51 45 471 94,2
Cuplik 112 100 107 108 109 112 111 759 151,8
Banmati 104 91 101 109 102 101 90 698 139,6
Sonorejo 86 54 81 83 71 51 45 471 94,2
5 Nguter Puskesmas II Celep 101 93 100 100 96 86 90 666 133,2
Lawu 105 91 102 102 96 83 94 673 134,6
Pondok 103 96 99 122 94 80 101 695 139
Tanjungrejo 101 87 94 102 95 87 74 640 128
6 Bendosari Cabean 73 62 71 88 55 54 54 457 91,4
Pugogor 97 83 101 116 93 95 110 695 139
Jombor 108 85 99 109 88 91 90 670 134
Gentan 108 90 103 106 97 99 85 688 137,6
Pemda 108 92 103 123 101 96 97 720 144
7 Polokarto Bulu 100 87 105 97 88 80 83 640 128
Kayu apak 83 68 81 87 69 64 56 508 101,6
Genengsari 94 81 63 103 94 88 101 624 124,8
Kenongkorejo 110 102 108 114 93 88 92 707 141,4
Karangwuni 94 81 86 98 69 77 68 573 114,6
8 Mojolaban Puskesmas II Mojolaban 100 95 103 122 97 86 91 694 138,8
Klumprit 104 100 102 119 98 101 96 720 144
Palur 83 67 84 85 71 58 66 514 102,8
Sapen 106 96 99 102 100 71 85 659 131,8
9 Grogol Pandean 95 82 100 95 90 86 82 630 126
Telukan 101 80 100 110 93 82 91 657 131,4
Puskesmas II Cemani 87 77 94 110 94 90 55 607 121,4
Kwarasan 94 86 92 105 87 88 84 636 127,2
10 Baki Daleman 112 90 97 116 103 101 109 728 145,6
Mancasan 84 73 76 91 70 59 51 504 100,8
Puskesmas II Baki 97 88 102 120 94 94 96 691 138,2
11 Gatak Puskesmas II Gatak 105 91 103 109 87 93 93 681 136,2
Terik 96 84 100 92 87 93 95 647 129,4
Geneng 97 88 88 93 85 79 93 623 124,6
12 Kartasura Puskesmas II Kartasura 105 92 94 124 105 103 99 722 144,4
Wiragunan 97 85 100 110 88 82 74 636 127,2
Ngemplak 94 93 92 94 96 79 88 636 127,2
Gonilan 79 64 76 78 63 59 42 461 92,2
Makam Haji 87 88 89 106 86 94 79 629 125,8
Sumber : Rekapitulasi Lampiran No 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Keterangan :
Parameter 1 : Professionalism and Skills
Parameter 2 : Reliability
Parameter 3 : Attitudes
Parameter 4 : Accessibility
Parameter 5 : Service Recovery
Parameter 6 : Serviscape
Parameter 7 : Reputation and Credibility
Tabel diatas merupakan rekapitulasi dari hasil wawancara yang
ditujukan kepada mayarakat yang pernah berobat di Puskesmas Pembantu
yang diteliti. Adapun jumlah responden sebanyak 5 orang, hal ini dikarenakan
untuk mempermudah dalam penelitian dikarenakan fasilitas kesehatan yang
diteliti sangat banyak.
Indikator yang digunakan untuk wawancara sebanyak 7. Dari ketujuh
indikator terdiri dari beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui nilai msing-masing parameter,
nilai total dari 5 responden dan nilai dari rata-rata 5 responden yang telah
diwawancarai.
Berdasarkan pada tabel di atas nilai total tertinggi adalah Puskesmas
Puskesmas Pembantu Cuplik (Kecamatan Sukoharjo) yaitu 151,8 dan terendah
adalah Puskesmas Pembantu Cabean (Kecamatan Bendosari) yaitu 91,4..
Puskesmas Pembantu Cuplik sangat digemari oleh masyarakat dikarenaka
memiliki Professionalism and Skills dan Serviscape yang tinggi. Sedangkan
Puskesmas Pembantu Cabean kurang begitu diminati oleh masyarakat
karenakan Puskesmas Pembantu Cabean memiliki parameter Reputation and
Credibility yang rendah dengan demikian mengakibatkan reputasi dan
kepercayaan masyarakat terhadap puskesmas tersebut rendah.
Setelah diketahui nilai rata-rata hasil wawancara kualitas masing-
masing Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 maka untuk
mempermudah pengklasifikasiannya akan dibuat kelas kualitas Puskesmas
Pembantu yaitu kualitas buruk, kualitas cukup, kualitas baik dan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
sangat baik. Adapun perhitungan interval untuk menentukan kelas kualitas
Puskesmas Pembantu sesuai pada BAB III.
Dari Tabel Rekapitulasi Hasil Tabulasi Wawancara Puskesmas
Pembantu diatas maka pembagian kelas kualitas Puskesmas Pembantu di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 37. Kualitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 No Kecamatan Puskesmas Pembantu Jumlah Skor Kualitas
1 Weru Puskesmas Pembantu Tegalsari 139.8 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Karang Tengah 143.6 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Krajan 145.8 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Jatingarang 106.8 Baik
Puskesmas Pembantu Alasamba 106.6 Baik
2 Bulu Puskesmas Pembantu Sanggang 139.4 Baik
Puskesmas Pembantu Lengking 136.2 Baik
Puskesmas Pembantu Karangasem 107 Baik
3 Tawangsari Puskesmas II Pojok 136.2 Baik
Puskesmas Pembantu Pundungrejo 136.6 Baik
Puskesmas Pembantu Watu Bonang 106.4 Baik
Puskesmas Pembantu Kedung Jambal 107 Baik
Puskesmas Pembantu Dalangan 135.6 Baik
Puskesmas Pembantu Tangkisan 145 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Majasto 104.2 Cukup
Puskesmas Pembantu Tambakboyo 104.8 Baik
4 Sukoharjo Puskesmas II Sukoharjo 150.6 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Combongan 106.6 Baik
Puskesmas Pembantu Joho 94.2 Cukup
Puskesmas Pembantu Cuplik 151.8 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Banmati 139.6 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Sonorejo 94.2 Cukup
5 Nguter Puskesmas II Celep 133.2 Baik
Puskesmas Pembantu Lawu 134.6 Baik
Puskesmas Pembantu Pondok 139 Baik
Puskesmas Pembantu Tanjungrejo 128 Baik
6 Bendosari Puskesmas Pembantu Cabean 91.4 Cukup
Puskesmas Pembantu Pugogor 139 Baik
Puskesmas Pembantu Jombor 134 Baik
Puskesmas Pembantu Gentan 137.6 Baik
Puskesmas Pembantu Pemda 144 Sangat Baik
7 Polokarto Puskesmas Pembantu Bulu 128 Baik
Puskesmas Pembantu Kayu apak 101.6 Cukup
Puskesmas Pembantu Genengsari 124.8 Baik
Puskesmas Pembantu Kenongkorejo 141.4 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Karangwuni 114.6 Baik
8 Mojolaban Puskesmas II Mojolaban 138.8 Baik
Puskesmas Pembantu Klumprit 144 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Palur 102.8 Cukup
Puskesmas Pembantu Sapen 131.8 Baik
9 Grogol Puskesmas Pembantu Pandean 126 Baik
Puskesmas Pembantu Telukan 131.4 Baik
Puskesmas II Cemani 121.4 Baik
Puskesmas Pembantu Kwarasan 127.2 Baik
10 Baki Puskesmas Pembantu Daleman 145.6 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Mancasan 100.8 Cukup
Puskesmas II Baki 138.2 Baik
11 Gatak Puskesmas II Gatak 136.2 Baik
Puskesmas Pembantu Terik 129.4 Baik
Puskesmas Pembantu Geneng 124.6 Baik
12 Kartasura Puskesmas II Kartasura 144.4 Sangat Baik
Puskesmas Pembantu Wiragunan 127.2 Baik
Puskesmas Pembantu Ngemplak 127.2 Baik
Puskesmas Pembantu Gonolan 92.2 Cukup
Puskesmas Pembantu Makam Haji 125.8 Baik
Sumber : Analisis Data Primer Kualitas Puskesmas Pembantu Tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Kualiats Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo berbeda-beda
menurut pendapat masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh profesionalisme,
sopan santun, aksesibilitas, kehandalan, cara penanganan, cara pelayanan dan
reputasi puskesmas di kalangan masyarakat. Berdasarkan hasil penenlitian
dapat diketahui bahwa terdapat 12 (21,82 %) Puskesmas Pembantu yang
memiliki kualitas sangat baik yaitu Puskesmas Pembantu Tegalsari,
Puskesmas Pembantu Karang Tengah, Puskesmas Pembantu Krajan,
Puskesmas Pembantu Tangkisan Puskesmas II Sukoharjo, Puskesmas
Pembantu Cuplik, Puskesmas Pembantu Banmati, Puskesmas Pembantu
Pemda, Puskesmas Pembantu Kenongkorejo, Puskesmas Pembantu Klumprit,
Puskesmas Pembantu Daleman dan Puskesmas II Kartasura.
Puskesmas Pembantu yang memiliki kualitas baik sebanyak 35
(63,64%) Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Jatingarang,
Puskesmas Pembantu Alasamba, Puskesmas Pembantu Sanggang, Puskesmas
Pembantu Lengking, Puskesmas Pembantu Karangasem, Puskesmas II Pojok,
Puskesmas Pembantu Pundungrejo, Puskesmas Pembantu Watu Bonang,
Puskesmas Pembantu Kedung Jambal, Puskesmas Pembantu Dalangan,
Puskesmas Pembantu Tambakboyo, Puskesmas Pembantu Combongan,
Puskesmas II Celep, Puskesmas Pembantu Lawu, Puskesmas Pembantu
Pondok, Puskesmas Pembantu Tanjungrejo, Puskesmas Pembantu Pugogor,
Puskesmas Pembantu Jombor, Puskesmas Pembantu Gentan, Puskesmas
Pembantu Bulu, Puskesmas Pembantu Genengsari, Puskesmas Pembantu
Karangwuni, Puskesmas II Mojolaban, Puskesmas Pembantu Sapen,
Puskesmas Pembantu Pandean, Puskesmas Pembantu Telukan, Puskesmas II
Cemani, Puskesmas Pembantu Kwarasan, Puskesmas II Baki, Puskesmas II
Gatak, Puskesmas Pembantu Terik, Puskesmas Pembantu Geneng, Puskesmas
Pembantu Wiragunan, Puskesmas Pembantu Ngemplak dan Puskesmas
Pemabntu Makam Haji.
Puskesmas Pembantu yang memiliki kualitas cukup sebanyak 8
(14,54%) puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Majasto,
Puskesmas Pembantu Joho, Puskesmas Pembantu Sonorejo, Puskesmas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Pembantu Cabean, Puskesmas Pembantu Kayu Apak, Puskesmas Pembantu
Palur, Puskesmas Pembantu Mancasan, dan Puskesmas Pembantu Gonilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
PETA KUALITAS PUS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
PETA KUALITAS PUSTU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
3. Tingkat Kunjungan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
Tingkat kunjungan pasien antara satu fasilitas kesehatan dengan fasilitas
kesehatan yang lain berbeda-beda. Hal ini pada umumnya dipengaruhi oleh
kualitas dan aksesibilitas dari masing-masing fasilitas kesehatan. Pada umumnya
tingkat kunjungan pasien pada sarana kesehatan seperti Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu tercatat dalam SIMPUS (Sistem Manajemen Puskesmas).
SIMPUS adalah suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran
kegiatnnya. Adapun tujuan umum SIMPUS adalah meningkatkan kualitas
manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui
pemanfaatan secara optimal dan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
Puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang kegiatan
pelayanan.
SIMPUS terdapat data mengenai tingkat kunjungan pasien dari tahun ke
tahun. Adapun tingkat kunjungan pasien di Puskesmas dan Puskesmas pembantu
di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 sebagai berikut:
a. Puskesmas
Jumlah kunjungan pasien antara satu Puskesmas dengan Puskesmas
yang lain berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tidak semua Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo memiliki kualitas yang sama dan aksesibilitas yang
mudah. Dalam penelitian ini akan ditampilkan data jumlah kunjungan pasien
di seluruh Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 berdasarkan
golongan jenis pasien dan berdasarkan golongan umur. Adapun data jumlah
kunjungan pasien di seluruh Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo sebagai
berikut:
1) Berdasarkan Golongan Pasien
Jumlah kunjungan pasien berdasarkan golongan jenis pasien pada
umumnya dibagi menjadi lima yaitu Umum, Askes, JAMKESMAS,
JAMKESDA dan JAMPERSAL . Jumlah kunjungan pasien berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
golongan jenis pasien ini sebenarnya dibagi lagi berdasarkan gender,
adapun data tersebut dapat dilihat pada lampiran. Rekapitulasi dari jumlah
kunjungan pasien berdasarkan golongan adalah:
Tabel 38. Rekapitulasi Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan Jenis Pasien
No Puskesmas Umum Askes JAMKESMAS JAMKESDA JAMPERSAL Total Tidak
Tercatat
Jumlah
Kunjungan
Pasien
1 Weru 19.873 2.896 2.385 708 0 25.862 52 25.914
2 Bulu 11.446 1.011 1.587 478 0 14.522 360 14.882
3 Tawangsari 24.508 2.300 3.798 685 546 31.837 601 32.438
4 Sukoharjo 18.566 4.754 1.775 558 0 25.653 54 25.707
5 Nguter 19.584 1.991 1.749 369 0 23.693 431 24.124
6 Bendosari 18.991 5.142 4.583 876 0 29.592 77 29.669
7 Polokarto 24.216 3.398 7.856 779 0 36.249 306 36.555
8 Mojolaban 30.768 2.011 4.211 547 0 37.537 56 37.593
9 Grogol 31.171 2.079 1.108 793 0 35.151 43 35.194
10 Baki 19.512 1.953 1.173 344 2 22.984 1 22.985
11 Gatak 23.074 1.947 5.034 2 0 30.057 122 30.179
12 Kartasura 46.298 3.038 3.777 169 0 53.282 14 53.296
Sumber : Rekapitulasi Lampiran No 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
2) Berdasarkan Golongan Umur
Jumlah kunjungan pasien berdasarkan golongan umur pasien pada umumnya dibagi menjadi 12 yaitu 0-7 hari, 8-30 hari, <1
tahun, 1-4 tahun, 5-9 tahun, 10-14 tahun, 15-19 tahun, 20-24 tahun, 45-54 tahun, 55-59 tahun, 60-69 tahun, >70 tahun. Jumlah kunjungan
pasien berdasarkan golongan umur pasien ini sebenarnya dibagi lagi berdasarkan gender, adapun data tersebut dapat dilihat pada
lampiran. Rekapitulasi dari jumlah kunjungan pasien berdasarkan golongan umur dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 39. Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan Jenis Pasien di Puskesmas Kabupaten Sukoharjo
No Puskesmas JUMLAH KUNJUNGAN PER GOLONGAN UMUR
Jumlah Tercatat Total
Kunjungan 0-7 hr 8-30 hr < 1 Th 1-4 Th 5-9 Th 10-14 Th 15-19 Th 20-44 Th 45-54 Th 55-59 Th 60-69 Th > 70 Th
1 Weru 237 64 1.079 2.395 3.495 928 1.046 7.364 3.078 1.576 2.439 1.380 25.081 828 25.909
2 Bulu 55 27 507 1.121 1.376 675 853 4.327 1.811 977 1.929 1.098 14.756 106 14.862
3 Tawangsari 74 19 697 2.243 3.677 1.485 1.278 9.921 4.756 1.908 3.500 1.610 31.168 1.265 32.433
4 Sukoharjo 53 34 1.056 2.774 2.848 1.390 1.314 5.866 4.512 1.425 2.048 1.335 24.655 1.050 25.705
5 Nguter 46 82 1.047 2.172 1.846 1.071 983 8.233 3.857 1.185 1.516 1.498 23.536 588 24.124
6 Bendosari 282 76 1.640 4.695 2.759 1.322 1.233 7.967 4.059 1.459 2.642 835 28.969 698 29.667
7 Polokarto 230 29 1.057 5.730 3.247 1.349 1.398 9.595 5.179 2.962 3.925 1.647 36.348 207 36.555
8 Mojolaban 62 66 1.786 5.010 3.953 1.278 1.189 10.830 7.612 1.436 2.248 1.976 37.446 147 37.593
9 Grogol 35 118 2.697 9.365 3.652 1.333 1.300 6.768 3.737 1.788 2.174 1.221 34.188 1.004 35.192
10 Baki 11 56 1.943 1.594 2.194 1.263 933 7.790 2.876 984 1.464 876 21.984 1.000 22.984
11 Gatak 95 55 1.543 3.922 9.212 1.582 1.289 4.168 3.761 1.313 1.730 1.418 30.088 89 30.177
12 Kartasura 22 123 4.174 9.534 5.458 6.227 2.524 8.995 6.815 2.624 3.921 1.863 52.280 1.016 53.296
Sumber : Rekapitulasi Lampiran No 6
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah pasien di setiap Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan jumlah kunjungan pasien tersebut dapat
diklasisikasikan menjadi jumlah kunjungan pasien tinggi, sedang dan rendah.
Adapun dalam mengklasifikasikan jumlah pasien maka dapat menggunakan
rumus :
Keterangan :
I = Interval kelas
R = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
K = Jumlah kelas
Setelah menggunakan rumus tersebut maka akan dapat diketahui
klasifikasi tingkat kunjungan pasien Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo. Dalam
penelitian ini klasifikasi tingkat kunjungan pasien Puskesmas akan dibagi menjadi
3 yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pengklasifikasian tingkat kunjungan pasien
Puskesmas sebagai berikut :
Diketahui :
R = 38.434
K = 3
Ditanyakan :
I = ……?
Jadi :
I = R/K
= 38.434 / 3
= 12.811,33 12.811 (dibulatkan)
Dapat diketahui bahwa interval tingkat kunjungan puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 adalah 12.811. Adapun klasifikasi tingkat
kunjungan pasien puskesmas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 adalah:
Tabel 40. Klasifikasi Tingkat Kunjungan Puskesmas
No Interval Kelas
1 14.862 – 27.673 Rendah
2 27.674 – 40.485 Sedang
3 40.486 – 53.296 Tinggi
I = R/K
Sumber : Analisis Data Sekunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Setelah diketahui interval masing-masing kelas dari tingkat kunjungan
pasien Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 maka dapat diketahui
Puskesmas mana saja yang memiliki kelas rendah, sedang dan tinggi dalam tabel
berikut:
Tabel 41. Klasifikasi Jumlah Pasien Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tehun 2011
No Puskesmas Jumlah Kunjungan Pasien % Kelas
1 Weru 25.909 7,03 Rendah
2 Bulu 14.862 4,03 Rendah
3 Tawangsari 32.433 8,80 Sedang
4 Sukoharjo 25.705 6,98 Rendah
5 Nguter 24.124 6,55 Rendah
6 Bendosari 29.667 8,05 Sedang
7 Polokarto 36.555 9,92 Sedang
8 Mojolaban 37.593 10,20 Sedang
9 Grogol 35.192 9,55 Sedang
10 Baki 22.984 6.24 Rendah
11 Gatak 30.177 8,19 Sedang
12 Kartasura 53.296 14,46 Tinggi
Jumlah 368.497 100
Sumber : Analisis Data Sekunder Jumlah Pasien Tahun 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah total kunjungan
antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang lain berbeda dan dipengaruhi
oleh faktor kualitas dan aksesibilitas menuju Puskesmas. Berdasarkan tabel di
atas dapat diketahui bahwa Puskesmas Kartasura memiliki jumlah pengunjung
yang paling tinggi yaitu 53.296 jiwa atau 14,46% dari seluruh pasien yang
berobat di Puskesmas Kabupaten Sukoharjo tahun 2011, sedangkan
Puskesmas Bulu merupakan Puskesmas yang paling sedikit jumlah
kunjungannya yaitu 14.862 jiwa atau 4,03% dari seluruh pasien yang berobat
di Puskesmas Kabupaten Sukoharjo tahun 2011. Hal ini dikarenakan
Puskesmas Kartasura memiliki aksesibilitas yang mudah dan kualitas
Puskesmas yang baik, dengan demikian banyak masyarakat yang berobat di
Puskesmas tersebut. Sedangkan untuk Puskesmas Bulu merupakan Puskesmas
yang yang kurang diminati oleh masyarakat di kecamatan tersbut hal ini
dikarenakan jumlah penduduk yang berada di Kecamatan Bulu sedikit dan
aksesibilitas menuju Puskesmas Bulu tidah begitu mudah terdapat beberapa
desa yang mengalami kesulitan untuk menjangkau Puskesmas tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Berdasarkan pada klasifikasi jumlah kunjungan pasien Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo terdapat 5 Puskesmas dengan kategori rendah, 6
Puskesmas dengan kategori sedang dan 1 Puskesmas dengan kategori tinggi.
Puskesmas yang termasuk dalam kategori rendah adalah Puskesmas Weru,
Bulu, Sukoharjo, Nguter dan Baki. Puskesmas yang termasuk dalam kategori
sedang adalah Puskesmas Tawangsari, Bendosari, Polokarto, Mojolaban,
Grogol dan Gatak. Puskesmas yang termasuk dalam kategori tinggi adalah
Puskesmas Kartasura.
b. Puskesmas Pembantu
Jumlah kunjungan pasien antara satu Puskesmas Pembantu dengan
Puskesmas Pembantu yang lain berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tidak
semua Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo memiliki kualitas yang
sama dan aksesibilitas yang mudah. Dalam penelitian ini akan ditampilkan
data jumlah kunjungan pasien di seluruh Puskesmas Pembantu di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011 berdasarkan golongan jenis pasien dan berdasarkan
golongan umur. Data tersebut di peroleh dari SIMPUS yang berada pada
Puskesmas Induk, hal ini dikarenakan sistem kerja dari Puskesmas Pembantu
adalah menginduk pada Puskesmas karena fungsi dari Puskesmas Pembantu
sendiri adalah membantu kerja dari Puskesmas. Adapun data jumlah
kunjungan pasien di seluruh puskesmas di Kabupaten Sukoharjo sebagai
berikut:
1) Berdasarkan Golongan Jenis Pasien
Jumlah kunjungan pasien berdasarkan golongan jenis pasien pada
umumnya dibagi menjadi lima yaitu Umum, Askes, JAMKESMAS,
JAMKESDA dan JAMPERSAL . Jumlah kunjungan pasien berdasarkan
golongan jenis pasien ini sebenarnya dibagi lagi berdasarkan gender,
adapun data tersebut dapat dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Tabel 42. Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan Jenis Pasien
No Kecamatan Puskesmas Pembantu Umum Askes JAMKESMAS JAMKESDA JAMPERSAL Total Tidak
Tercatat
Jumlah
Kunjungan Pasien
1 Weru Puskesmas Pembantu Tegalsari 5.537 164 177 0 0 5.878 0 5.878
Puskesmas Pembantu Karang Tengah 7.588 225 400 1 0 8.214 1 8.215
Puskesmas Pembantu Krajan 7.682 99 411 3 0 8.195 11 8.206
Puskesmas Pembantu Jatingarang 9.171 78 35 3 0 9.287 11 9.298
Puskesmas Pembantu Alasamba 2.996 0 6 1 0 3.003 0 3.003
2 Bulu Puskesmas Pembantu Sanggang 1.199 3 13 0 0 1.215 15 1.230
Puskesmas Pembantu Lengking 2.019 4 2 0 0 2.025 16 2.041
Puskesmas Pembantu Karangasem 1.394 10 34 1 0 1.439 8 1.447
3 Tawangsari Puskesmas II Pojok 8.152 587 2.059 92 71 10.961 76 11.037
Puskesmas Pembantu Pundungrejo 570 100 727 0 29 1.426 5 1.431
Puskesmas Pembantu Watu Bonang 5.076 21 682 0 150 5.929 17 5.946
Puskesmas Pembantu Kedung Jambal 3.691 17 40 0 174 3.922 9 3.931
Puskesmas Pembantu Dalangan 2.227 33 77 0 19 2.356 5 2.361
Puskesmas Pembantu Tangkisan 2.834 67 984 0 20 3.905 27 3.932
Puskesmas Pembantu Majasto 2.609 26 431 0 8 3.074 13 3.087
Puskesmas Pembantu Tambakboyo 1.189 55 1.001 0 76 2.321 29 2.350
4 Sukoharjo Puskesmas II Sukoharjo 26.315 6.358 2.629 840 0 36.142 55 36.197
Puskesmas Pembantu Combongan 2.905 154 37 0 0 3.096 8 3.104
Puskesmas Pembantu Joho 606 8 16 0 0 630 1 631
Puskesmas Pembantu Cuplik 8.907 264 1.774 4 0 10.949 23 10.972
Puskesmas Pembantu Banmati 1.745 54 61 0 0 1.860 3 1.863
Puskesmas Pembantu Sonorejo 4.758 161 482 0 0 5.401 9 5.410
5 Nguter Puskesmas II Celep 10.468 347 894 46 0 11.755 26 11.781
Puskesmas Pembantu Lawu 1.918 98 542 4 0 2.562 26 2.588
Puskesmas Pembantu Pondok 3.851 193 519 22 0 4.585 32 4.617
Puskesmas Pembantu Tanjungrejo 1.250 22 299 0 0 1.571 7 1.578
6 Bendosari Puskesmas Pembantu Cabean 2.643 76 163 0 0 2.882 0 2.882
Puskesmas Pembantu Pugogor 5.296 112 338 0 0 5.746 11 5.757
Puskesmas Pembantu Jombor 3.647 497 278 0 0 4.422 8 4.430
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
No Kecamatan Puskesmas Pembantu Umum Askes JAMKESMAS JAMKESDA JAMPERSAL Total Tidak
Tercatat
Jumlah
Kunjungan Pasien
Puskesmas Pembantu Gentan 6.212 347 359 0 0 6.918 23 6.941
Puskesmas Pembantu Pemda 5.117 2.957 136 0 0 8.210 32 8.242
7 Polokarto Puskesmas Pembantu Bulu 3.698 44 277 0 0 4.019 11 4.030
Puskesmas Pembantu Kayu apak 6.632 67 1.358 0 0 8.057 14 8.071
Puskesmas Pembantu Genengsari 7.063 79 362 0 0 7.504 13 7.517
Puskesmas Pembantu Kenongkorejo 12.570 907 794 1 0 14.272 27 14.299
Puskesmas Pembantu Karangwuni 8.705 282 210 0 0 9.197 29 9.226
8 Mojolaban Puskesmas II Mojolaban 18.690 1.929 2.501 366 0 23.486 73 23.559
Puskesmas Pembantu Klumprit 6.811 52 245 1 0 7.109 42 7.151
Puskesmas Pembantu Palur 6.696 118 514 5 0 7.333 13 7.346
Puskesmas Pembantu Sapen 4.496 21 141 3 0 4.661 10 4.671
9 Grogol Puskesmas Pembantu Pandean 1.558 20 156 0 0 1.734 1 1.735
Puskesmas Pembantu Telukan 8.828 644 127 0 0 9.599 20 9.619
Puskesmas II Cemani 22.628 1.671 2.990 0 0 27.289 28 27.317
Puskesmas Pembantu Kwarasan 3.928 66 514 8 0 4.516 4 4.520
10 Baki Puskesmas Pembantu Daleman 7.886 382 324 0 0 8.592 1 8.593
Puskesmas Pembantu Mancasan 2.277 65 61 0 0 2.403 0 2.403
Puskesmas II Baki 25.146 1.082 683 28 0 26.939 7 26.946
11 Gatak Puskesmas II Gatak 19.513 1.867 1.312 0 0 22.692 64 22.756
Puskesmas Pembantu Terik 3.516 14 25 0 0 3.555 8 3.563
Puskesmas Pembantu Geneng 3.005 23 23 0 0 3.051 8 3.059
12 Kartasura Puskesmas II Kartasura 27.171 5.822 3.596 18 0 36.607 8 36.615
Puskesmas Pembantu Wiragunan 2.631 140 140 0 0 2.911 0 2.911
Puskesmas Pembantu Ngemplak 1.811 67 49 0 0 1.927 3 1.930
Puskesmas Pembantu Gonilan 1.932 190 386 0 0 2.508 32 2.540
Puskesmas Pembantu Makam Haji 3.146 160 187 0 0 3.493 800 4.293
Sumber : Rekapitulasi Lampiran No 6
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
2) Berdasarkan Golongan Umur
Jumlah kunjungan pasien berdasarkan golongan umur pasien pada umumnya dibagi menjadi 12 yaitu 0-7 hari, 8-30 hari, <1 tahun, 1-4
tahun, 5-9 tahun, 10-14 tahun, 15-19 tahun, 20-24 tahun, 45-54 tahun, 55-59 tahun, 60-69 tahun, >70 tahun. Jumlah kunjungan pasien berdasarkan
golongan umur pasien ini sebenarnya dibagi lagi berdasarkan gender, adapun data tersebut dapat dilihat pada lampiran. Adapun rekapitulasi dari
jumlah kunjungan pasien berdasarkan golongan umur sebahai berikut:
Tabel 43. Jumlah Kunjungan Pasien berdasarkan Golongan Umur Pasien di Puskesmas Pembantu Kabupaten Sukoharjo
No Kecamatan Puskesmas Pembantu JUMLAH KUNJUNGAN PER GOLONGAN UMUR
Jumlah Tercatat Total
Kunjungan 0-7 hr 8-30 hr <1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 th 20-44 th 45-54 th 55-59 th 60-69 th >70 th
1 Weru Puskesmas Pembantu Tegalsari 1 0 36 516 436 239 104 1.139 1.211 229 1.643 324 5.878 0 5.878
Puskesmas Pembantu Karang Tengah 2 1 127 958 1.020 504 156 2.279 1.203 340 1.067 557 8.214 1 8.215
Puskesmas Pembantu Krajan 2 5 133 1.132 963 423 259 2.030 1.242 353 898 755 8.195 11 8.206
Puskesmas Pembantu Jatingarang 1 40 685 1.561 1.005 462 189 2.497 1.056 367 945 480 9.288 10 9.298
Puskesmas Pembantu Alasamba 2 2 25 237 202 150 66 704 582 240 365 428 3.003 0 3.003
2 Bulu Puskesmas Pembantu Sanggang 2 0 7 81 75 22 37 301 240 56 203 193 1.217 13 1.230
Puskesmas Pembantu Lengking 2 0 10 84 106 66 14 325 264 226 434 496 2.027 14 2.041
Puskesmas Pembantu Karangasem 0 0 4 44 37 26 12 205 231 82 448 351 1.440 7 1.447
3 Tawangsari Puskesmas II Pojok 12 8 231 1.402 1.333 653 327 3.232 1.450 718 909 690 10.965 72 11.037
Puskesmas Pembantu Pundungrejo 1 0 12 47 47 47 12 234 281 98 342 305 1.426 5 1.431
Puskesmas Pembantu Watu Bonang 13 0 19 182 243 113 99 1.190 918 427 1.777 951 5.932 14 5.946
Puskesmas Pembantu Kedung Jambal 4 0 20 260 209 110 33 928 765 193 1.073 327 3.922 6 3.928
Puskesmas Pembantu Dalangan 1 0 38 100 99 49 13 348 426 325 457 500 2.356 5 2.361
Puskesmas Pembantu Tangkisan 2 0 50 323 268 102 39 797 649 298 455 924 3.907 24 3.931
Puskesmas Pembantu Majasto 4 0 36 310 288 83 23 638 390 315 652 336 3.075 12 3.087
Puskesmas Pembantu Tambakboyo 11 1 62 210 180 94 30 356 383 94 449 457 2.327 23 2.350
4 Sukoharjo Puskesmas II Sukoharjo 95 39 1.255 3.319 2.588 1.853 1.944 12.034 4.904 1.952 3.834 1.224 35.041 1.154 36.195
Puskesmas Pembantu Combongan 6 0 29 198 237 80 33 454 432 305 524 799 3.097 7 3.104
Puskesmas Pembantu Joho 0 1 3 54 62 30 4 174 94 51 74 83 630 1 631
Puskesmas Pembantu Cuplik 18 3 231 1.651 1.295 546 241 2.909 1.721 554 923 857 10.949 12 10.961
Puskesmas Pembantu Banmati 6 0 10 206 177 67 37 416 244 186 224 287 1.860 3 1.863
Puskesmas Pembantu Sonorejo 9 0 6 279 515 334 168 1.734 969 257 531 601 5.403 6 5.409
5 Nguter Puskesmas II Celep 713 119 1.201 1.264 939 502 376 3.479 1.061 1.116 591 394 11.755 21 11.776
Puskesmas Pembantu Lawu 2 0 15 192 120 59 22 413 234 216 395 896 2.564 24 2.588
Puskesmas Pembantu Pondok 10 2 111 504 369 158 62 1.109 585 171 612 904 4.597 20 4.617
Puskesmas Pembantu Tanjungrejo 2 10 110 128 104 87 35 420 166 130 200 181 1.573 5 1.578
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
No Kecamatan Puskesmas Pembantu JUMLAH KUNJUNGAN PER GOLONGAN UMUR
Jumlah Tercatat Total
Kunjungan 0-7 hr 8-30 hr <1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 th 20-44 th 45-54 th 55-59 th 60-69 th >70 th
6 Bendosari Puskesmas Pembantu Cabean 0 0 48 370 275 121 45 708 356 157 564 234 2.878 0 2.878
Puskesmas Pembantu Pugogor 3 1 66 575 521 344 208 1.555 1.024 298 620 531 5.746 9 5.755
Puskesmas Pembantu Jombor 4 5 102 597 529 226 81 1.214 612 209 440 405 4.424 4 4.428
Puskesmas Pembantu Gentan 8 4 170 967 797 322 126 2.049 1.056 334 735 350 6.918 21 6.939
Puskesmas Pembantu Pemda 4 1 80 689 775 409 313 2.730 1.918 415 542 337 8.213 27 8.240
7 Polokarto Puskesmas Pembantu Bulu 14 2 161 507 362 120 113 1.037 686 146 366 507 4.021 9 4.030
Puskesmas Pembantu Kayu apak 4 27 596 1.253 896 309 134 2.137 1.048 409 654 594 8.061 10 8.071
Puskesmas Pembantu Genengsari 13 12 392 1.096 738 245 144 2.389 1.267 264 520 428 7.508 9 7.517
Puskesmas Pembantu Kenongkorejo 23 65 1.007 1.940 1.968 883 473 3.854 1.784 516 1.076 684 14.273 26 14.299
Puskesmas Pembantu Karangwuni 25 0 260 1.544 938 407 157 2.981 1.416 415 644 415 9.202 24 9.226
8 Mojolaban Puskesmas II Mojolaban 21 49 1.408 2.913 2.712 948 782 6.090 5.214 1.053 1.526 775 23.491 66 23.557
Puskesmas Pembantu Klumprit 18 0 175 1.151 719 308 119 2.135 1.214 237 613 423 7.112 39 7.151
Puskesmas Pembantu Palur 4 9 418 1.097 787 302 149 2.485 916 345 482 340 7.334 12 7.346
Puskesmas Pembantu Sapen 1 2 158 761 538 225 82 1.360 682 227 363 262 4.661 10 4.671
9 Grogol Puskesmas Pembantu Pandean 1 1 86 227 70 25 21 408 317 98 204 276 1.734 1 1.735
Puskesmas Pembantu Telukan 14 3 263 1.691 885 307 193 2.961 1.403 524 811 549 9.604 6 9.610
Puskesmas II Cemani 32 38 1.374 2.892 3.124 1.302 1.047 5.350 7.107 1.632 1.920 1.482 27.300 13 27.313
Puskesmas Pembantu Kwarasan 2 0 115 658 465 230 101 1.335 632 209 377 393 4.517 0 4.517
10 Baki Puskesmas Pembantu Daleman 0 3 226 1.256 934 344 207 2.524 1141 378 759 820 8.592 0 8.592
Puskesmas Pembantu Mancasan 0 0 71 350 213 64 20 678 386 113 254 254 2.403 0 2.403
Puskesmas II Baki 196 71 2.697 3.671 2.973 1.443 849 7.847 3.057 1.189 1.599 1.347 26.939 0 26.939
11 Gatak Puskesmas II Gatak 36 35 1.374 2.839 2.209 1.069 798 7.214 3.039 1.148 1.947 999 22.707 36 22.743
Puskesmas Pembantu Terik 1 0 121 640 327 128 34 804 630 243 281 346 3.555 8 3.563
Puskesmas Pembantu Geneng 0 1 104 547 326 187 70 714 420 120 257 305 3.051 8 3.059
12 Kartasura Puskesmas II Kartasura 23 32 1.896 4.053 3.541 1.622 1.614 10.102 6.079 2.082 3.196 1.372 35.612 1003 36.615
Puskesmas Pembantu Wiragunan 0 0 47 186 183 82 33 534 634 273 414 525 2.911 0 2.911
Puskesmas Pembantu Ngemplak 1 0 61 275 159 44 19 507 370 147 246 99 1.928 2 1.930
Puskesmas Pembantu Gonilan 0 0 52 364 177 89 39 665 552 155 217 228 2.538 2 2.540
Puskesmas Pembantu Makam Haji 3 2 146 609 328 155 100 1.072 887 255 363 373 4.293 0 4.293
Sumber : Rekapitulasi Lampiran No 6
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah pasien di setiap Puskesmas
Pembantu di Kabupaten Sukoharjo. Adapun dalam mengklasifikasikan jumlah
pasien maka dapat menggunakan rumus :
Keterangan :
I = Interval kelas
R = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
K = Jumlah kelas
Dengan menggunakan rumus tersebut maka akan dapat diketahui
klasifikasi tingkat kunjungan pasien Puskesmas Pembantu di Kabupaten
Sukoharjo. Dalam penelitian ini klasifikasi tingkat kunjungan pasien Puskesmas
Pembantu akan dibagi menjadi 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Pengklasifikasian tingkat kunjungan pasien Puskesmas Pembantu sebagai berikut
:Diketahui :
R = 35.984
K = 3
Ditanyakan :
I = ……?
Jadi :
I = R/K
= 35.984 / 3
= 11.994,6711.995(dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa interval tingkat kunjungan
Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 adalah 11.994 jiwa.
Adapun klasifikasi tingkat kunjungan pasien Puskesmas Pembantu di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011 adalah:
Tabel 44. Klasifikasi Tingkat Kunjungan Puskesmas Pembantu
No Interval Kelas
1 631-12.624 Rendah
2 12.625-24.621 Sedang
3 24.622-36.615 Tinggi
Setelah diketahui interval masing-masing kelas dari tingkat kunjungan
pasien Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 maka dapat
I = R/K
Sumber : Analisis Data Sekunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
diketahui Puskesmas Pembantu mana saja yang memiliki kelas rendah, sedang
dan tinggi dalam tabel berikut:
Tabel 45. Klasifikasi Jumlah Pasien Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo Tehun 2011
No Kecamatan Puskesmas Pembantu Jumlah Kunjungan
Pasien % Kelas
1 Weru Puskesmas Pembantu Tegalsari 5.878 1,38 Rendah
Puskesmas Pembantu Karang Tengah 8.215 1,93 Rendah
Puskesmas Pembantu Krajan 8.206 1,93 Rendah
Puskesmas Pembantu Jatingarang 9.298 2,19 Rendah
Puskesmas Pembantu Alasamba 3.003 0,71 Rendah
2 Bulu Puskesmas Pembantu Sanggang 1.230 0,29 Rendah
Puskesmas Pembantu Lengking 2.041 0,48 Rendah
Puskesmas Pembantu Karangasem 1.447 0,34 Rendah
3 Tawangsari Puskesmas II Pojok 11.037 2,60 Rendah
Puskesmas Pembantu Pundungrejo 1.431 0,34 Rendah
Puskesmas Pembantu Watu Bonang 5.946 1,40 Rendah
Puskesmas Pembantu Kedung Jambal 3.928 0,92 Rendah
Puskesmas Pembantu Dalangan 2.361 0,56 Rendah
Puskesmas Pembantu Tangkisan 3.931 0,92 Rendah
Puskesmas Pembantu Majasto 3.087 0,73 Rendah
Puskesmas Pembantu Tambakboyo 2.350 0,55 Rendah
4 Sukoharjo Puskesmas II Sukoharjo 36.195 8,52 Tinggi
Puskesmas Pembantu Combongan 3.104 0,73 Rendah
Puskesmas Pembantu Joho 631 0,15 Rendah
Puskesmas Pembantu Cuplik 10.961 2,58 Rendah
Puskesmas Pembantu Banmati 1.863 0,44 Rendah
Puskesmas Pembantu Sonorejo 5.409 1,27 Rendah
5 Nguter Puskesmas II Celep 11.776 2,77 Rendah
Puskesmas Pembantu Lawu 2.588 0,61 Rendah
Puskesmas Pembantu Pondok 4.617 1,09 Rendah
Puskesmas Pembantu Tanjungrejo 1.578 0,37 Rendah
6 Bendosari Puskesmas Pembantu Cabean 2.878 0,68 Rendah
Puskesmas Pembantu Pugogor 5.755 1,35 Rendah
Puskesmas Pembantu Jombor 4.428 1,04 Rendah
Puskesmas Pembantu Gentan 6.939 1,63 Rendah
Puskesmas Pembantu Pemda 8.240 1,94 Rendah
7 Polokarto Puskesmas Pembantu Bulu 4.030 0,95 Rendah
Puskesmas Pembantu Kayu apak 8.071 1,90 Rendah
Puskesmas Pembantu Genengsari 7.517 1,77 Rendah
Puskesmas Pembantu Kenongkorejo 14.299 3,36 Sedang
Puskesmas Pembantu Karangwuni 9.226 2,17 Rendah
8 Mojolaban Puskesmas II Mojolaban 23.557 5,54 Sedang
Puskesmas Pembantu Klumprit 7.151 1,68 Rendah
Puskesmas Pembantu Palur 7.346 1,73 Rendah
Puskesmas Pembantu Sapen 4.671 1,10 Rendah
9 Grogol Puskesmas Pembantu Pandean 1.735 0,41 Rendah
Puskesmas Pembantu Telukan 9.610 2,26 Rendah
Puskesmas II Cemani 27.313 6,43 Tinggi
Puskesmas Pembantu Kwarasan 4.517 1,06 Rendah
10 Baki Puskesmas Pembantu Daleman 8.592 2,02 Rendah
Puskesmas Pembantu Mancasan 2.403 0,57 Rendah
Puskesmas II Baki 26.939 6,34 Tinggi
11 Gatak Puskesmas II Gatak 22.743 5,35 Sedang
Puskesmas Pembantu Terik 3.563 0,84 Rendah
Puskesmas Pembantu Geneng 3.059 0,72 Rendah
12 Kartasura Puskesmas II Kartasura 36.615 8,62 Tinggi
Puskesmas Pembantu Wiragunan 2.911 0,68 Rendah
Puskesmas Pembantu Ngemplak 1.930 0,45 Rendah
Puskesmas Pembantu Gonilan 2.540 0,60 Rendah
Puskesmas Pembantu Makam Haji 4.293 1,01 Rendah
Jumlah 424.982 100,00
Sumber : Analisis Data Sekunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah total kunjungan antara
satu Puskesmas Pembantu dengan Puskesmas Pembantu yang lain berbeda dan
dipengaruhi oleh faktor kualitas dan aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Puskesmas II Kartasura memiliki
jumlah pengunjung yang paling tinggi yaitu 36.615 jiwa atau 8,62% dari seluruh
pasien yang berobat di Puskesmas Pembantu Kabupaten Sukoharjo tahun 2011,
sedangkan Puskesmas Pembantu Joho merupakan Puskesmas Pembantu yang
paling sedikit jumlah kunjungannya yaitu 631 jiwa atau 0,15% dari seluruh pasien
yang berobat di Puskesmas Pembantu Kabupaten Sukoharjo tahun 2011.
Berdasarkan pada klasifikasi jumlah kunjungan pasien Puskesmas Pembantu di
Kabupaten Sukoharjo terdapat 48 Puskesmas Pembantu dengan kategori rendah, 3
Puskesmas Pembantu dengan kategori sedang dan 4 Puskesmas Pembantu dengan
kategori tinggi. Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kategori rendah
adalah Puskesmas Pembantu Tegalsari, Karang Tengah, Krajan, Jatingarang,
Alasamba, Sanggang, Lengking, Karangasem, Puskesmas II Pojok, Pundungrejo,
Watu Bonang, Kedung Jambal, Dalangan, Tangkisan, Majasto, Tambakboyo,
Combongan, Joho, Cuplik, Banmati, Sonorejo, Puskesmas II Celep, Lawu,
Pondok, Tanjungrejo, Cabean, Pugogor, Jombor, Gentan, Pemda, Bulu, Kayu
Apak,, Genengsari, Karangwuni, Klumprit, Palur, Sapen, Pandean, Telukan,
Kwarasan, Daleman, Mancasan, Terik, Geneng, Wiragunan, Ngemplak, Gonilan,
dan Puskesmas Pembantu Makam Haji. Puskesmas Pembantu yang termasuk
dalam kategori sedang adalah Puskesmas Pembantu Kenongkorejo, Puskesmas II
Mojolaban dan Puskesmas II Gatak. Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam
kategori tinggi adalah Puskesmas II Sukoharjo, Puskesmas II Cemani, Puskesmas
II Baki dan Puskesmas II Kartasura.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
4. Tingkat aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
Pengertian aksesibilitas dalam merumuskan masalah aksesibilitas menuju
sarana kesehatan adalah kemudahan melakukan pergerakan dari suatu tempat
menuju tempat lain. Aksesibilitas dalam penelitian ini terdiri dari jarak, jalan, dan
angkutan umum. Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai aksesibilitas menuju
sarana kesehatan yang berupa Puskesmas dan Puskesmas Pembantu serta
aksesibilitas per kecamatan.
a. Aksesibilitas Menuju Sarana Kesehatan
Pengukuran aksesibilitas menuju sarana kesehatan ini dilakukan
dengan cara menjumlahkan ketiga unsur jarak, jalan dan kendaraan yang dapat
digunakan. Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka aksesibilitas dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu mudah terjangkau, cukup terjangkau
dan sulit terjangkau. Kelas interval tersebut diperoleh dengan cara mengurangi
total skor tertinggi (jarak, jalan dan kendaraan umum) dengan total skor
terendah kemudian dibagi sesuai dengan jumlah kelas yang direncanakan.
Dalam penelitian ini penyekoran kendaraan hanya menggunakan kendaraan
umum dan mengabaikan penggunaan kendaraan pribadi.
Satuan analisis dalam penelitian ini adalah desa. Dengan demikian
aksesibilitas menuju sarana kesehatan dari desa dapat diketahui. Penelitain ini
dibatasi pada sarana kesehatan tingkat kecamatan dan kabupaten yang
meliputi Puskesmas Pembantu dan Puskesmas.
1) Jangkauan Pelayanan Puskesmas
Jangkauan pelayanan Puskesmas berbeda-beda dengan demikian
terdapat beberapa desa yang tidak terjangkau oleh Puskesmas. Desa yang
tidak terjangkau oleh Puskesmas dimungkinkan memiliki aksesibilitas
yang buruk sehingga tidak terjangkau oleh Puskesmas. Adapun data
jangkauan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Tabel 46. Data Jangkauan Pelayanan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Desa Puskesmas
Terdekat
Unsur aksesibilitas Skor
Jmlh Keterangan Jarak
(1) Jalan (2)
Kendaraan
(3) 1 2 3
KECAMATAN WERU
1 Grogol Weru 6,58 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
2 Karangtengah Weru 7,24 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
3 Karangwuni Weru 5,89 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
4 Krajan Weru 9,57 Kolektor Minibus 1 3 3 7 Cukup Terjangkau
5 Jatingarang Weru 6,71 Kolektor Minibus 2 3 3 8 Cukup Terjangkau
6 Karanganyar Weru 5,97 Kolektor Minibus 3 3 3 9 Mudah Terjangkau
7 Alasombo Weru 6,13 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
8 Karangmojo Weru 3,10 Kolektor Minibus 3 3 3 9 Mudah Terjangkau
9 Weru Weru 2,04 Kolektor Angkudes 4 3 2 9 Mudah Terjangkau
10 Karakan Weru 4,70 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
11 Tegalsari Weru 2,96 Kolektor Minibus 4 3 3 10 Mudah Terjangkau
12 Tawang Weru 0,24 Kolektor Minibus 4 3 3 10 Mudah Terjangkau
13 Ngreco Weru 0,45 Kolektor Minibus 4 3 3 10 Mudah Terjangkau
KECAMATAN BULU
14 Sanggang Bulu 5,60 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
15 Kamal Bulu 3,20 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
16 Gentan Bulu 3,02 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
17 Kedungsongo Bulu 4,17 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
18 Tiaran Bulu 2,70 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
19 Bulu Bulu 0,25 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
20 Kunden Bulu 1,24 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
21 Puron Bulu 3,63 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
22 Malangan Bulu 4,84 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
23 Lengking Bulu 4,73 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
24 Ngasinan Bulu 2,42 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
25 Karangasem Bulu 5,38 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
KCAMATAN TAWANGSARI
26 Watubonang Tawangsari 4,08 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
27 Pundungrejo Tawangsari 2,32 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
28 Lorog Tawangsari 0,32 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
29 Grajegan Tawangsari 2,71 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
30 Kedungjambal Tawangsari 4,28 Lokal Minibus 3 2 3 8 Mudah Terjangkau
31 Ponowaren Tawangsari 3,67 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
32 Kateguhan Tawangsari 0,15 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
33 Dalangan Tawangsari 3,6 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
34 Pojok Tawangsari 3,65 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
35 Tangkisan Tawangsari 4,43 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
36 Majasto Tawangsari 5,29 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
37 Tambakboyo Tawangsari 6,47 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
KECAMATAN SUKOHARJO
38 Kenep Sukoharjo 6,98 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
39 Banmati Sukoharjo 5,70 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
40 Mandan Sukoharjo 2,59 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
41 Begajah Sukoharjo 0,11 Kolektor Bus 4 3 4 11 Mudah Terjangkau
42 Gayam Sukoharjo 1,88 Kolektor Bus 4 3 4 11 Mudah Terjangkau
43 Joho Sukoharjo 2,32 Kolektor Minibus 4 3 3 10 Mudah Terjangkau
44 Jetis Sukoharjo 3,59 Kolektor Minibus 3 3 3 9 Mudah Terjangkau
45 Combongan Sukoharjo 6,36 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
46 Kriwen Sukoharjo 8,48 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
47 Bulakan Sukoharjo 9,30 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
48 Dukuh Sukoharjo 9,11 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
49 Sukoharjo Sukoharjo 3,83 Kolektor Minibus 3 3 3 9 Mudah Terjangkau
50 Bolakrejo Sukoharjo 6,86 Kolektor Minibus 2 3 3 8 Cukup Terjangkau
51 Sonorejo Sukoharjo 9,73 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
KECAMATAN NGUTER
52 Lawu Nguter 3,67 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
53 Banaran Nguter 1,95 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
54 Nguter Nguter 0,16 Kolektor Bus 4 3 4 11 Mudah Terjangkau
55 Gupit Nguter 1,6 Kolektor Bus 4 3 4 11 Mudah Terjangkau
56 Pengkol Nguter 4,63 Lokal Angkudes 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
No Desa Puskesmas
Terdekat
Unsur aksesibilitas Skor
Jmlh Keterangan Jarak
(1) Jalan (2)
Kendaraan
(3) 1 2 3
57 Jangglengan Nguter 4,65 Lokal Angkudes 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
58 Tanjungrejo Nguter 7,04 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
59 Serut Nguter 7,21 Lokal Minibus 2 2 3 7 Cukup Terjangkau
60 Juron Nguter 7,39 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
61 Celep Nguter 6,14 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
62 Plesan Nguter 3,46 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
63 Kedungwinong Nguter 3,75 Kolektor Bus 3 3 4 10 Mudah Terjangkau
64 Daleman Nguter 2,98 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
65 Kepuh Nguter 4,13 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
66 Pondok Nguter 4,78 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
67 Tanjung Nguter 5,92 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
KECAMATAN BENDOSARI
68 Jagan Bendosari 1,94 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
69 Manisharjo Bendosari 4,12 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
70 Cabean Bendosari 8,06 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
71 Puhgogor Bendosari 7,79 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
72 Paluhombo Bendosari 9,86 Lokal Angkudes 1 2 2 5 Sulit Terjangkau
73 Bendosari Bendosari 6,73 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
74 Mojorejo Bendosari 4,81 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
75 Mertan Bendosari 2,02 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
76 Mulur Bendosari 0,55 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
77 Toriyo Bendosari 2,83 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
78 Jombor Bendosari 5,12 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
79 Sidorejo Bendosari 7,52 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
80 Sugihan Bendosari 2,42 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
81 Gentan Bendosari 5,33 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
KECAMATAN POLOKARTO
82 Peranan Polokarto 8,62 Lain Ojek 2 1 1 4 Sulit Terjangkau
83 Bugel Polokarto 7,89 Lain Ojek 2 1 1 4 Sulit Terjangkau
84 Karangwuni Polokarto 6,62 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
85 Ngombakan Polokarto 5,14 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
86 Bakalan Polokarto 4,96 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
87 Godog Polokarto 2,74 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
88 Kemasan Polokarto 3,07 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
89 Kenokorejo Polokarto 5,22 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
90 Tepisari Polokarto 6,76 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
91 Bulu Polokarto 9,53 Lain Ojek 1 1 1 3 Sulit Terjangkau
92 Rejosari Polokarto 5,78 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
93 Polokarto Polokarto 3,41 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
94 Mranggen Polokarto 0,33 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
95 Wonorejo Polokarto 1,40 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
96 Jatisobo Polokarto 1,71 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
97 Kayuapak Polokarto 4,68 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
98 Genengsari Polokarto 8,35 Lokal Minibus 2 2 3 7 Cukup Terjangkau
KECAMATAN MOJOLABAN
99 Tegalmade Mojolaban 4,56 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
100 Laban Mojolaban 4,07 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
101 Wirun Mojolaban 1,37 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
102 Bekonang Mojolaban 0,80 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Mudah Terjangkau
103 Cantol Mojolaban 1,63 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Mudah Terjangkau
104 Klumprit Mojolaban 2,48 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Mudah Terjangkau
105 Kragilan Mojolaban 4,97 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
106 Sapen Mojolaban 5,68 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
107 Triyagan Mojolaban 5,23 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
108 Joho Mojolaban 3,12 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
109 Demakan Mojolaban 0,60 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
110 Dukuh Mojolaban 0,79 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
111 Plumbon Mojolaban 2,72 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
112 Gadingan Mojolaban 4,38 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
113 Palur Mojolaban 3,86 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
KECAMATAN GROGOL
113 Pondok Grogol 3,45 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
114 Parangjoro Grogol 4,78 Arteri Minibus 3 4 3 10 Mudah Terjangkau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
No Desa Puskesmas
Terdekat
Unsur aksesibilitas Skor
Jmlh Keterangan Jarak
(1) Jalan (2)
Kendaraan
(3) 1 2 3
115 Pandean Grogol 4,99 Kolektor Ojek 3 3 1 7 Cukup Terjangkau
116 Telukan Grogol 2,36 Kolektor Minibus 4 3 3 10 Mudah Terjangkau
117 Kedokan Grogol 3,55 Kolektor Ojek 3 3 1 7 Cukup Terjangkau
118 Grogol Grogol 0,75 Kolektor Ojek 4 3 1 8 Cukup Terjangkau
119 Madegondo Grogol 0,14 Kolektor Bus 4 3 4 11 Mudah Terjangkau
120 Langenharjo Grogol 1,97 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
121 Gedangan Grogol 2,18 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
122 Kwarasan Grogol 1,78 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
123 Sanggrahan Grogol 4,06 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
124 Manang Grogol 4,73 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
125 Banaran Grogol 5,66 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
126 Cemani Grogol 4,51 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
KECAMATAN BAKI
127 Ngombo Baki 5,67 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
128 Mancasan Baki 3,55 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
129 Gedongan Baki 3,23 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
130 Jetis Baki 2,96 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
131 Bentakan Baki 1,98 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
132 Kudu Baki 0,70 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
133 Ngadilangu Baki 0,47 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
134 Baki Pandean Baki 0,32 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
135 Menuran Baki 2,44 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
136 Duwet Baki 2,05 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
137 Siwal Baki 3,28 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
138 Waru Baki 4,27 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
139 Gentan Baki 3,46 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
140 Purbayan Baki 5,98 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
KECAMATAN GATAK
141 Sanggung Gatak 4,84 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
142 Kagokan Gatak 2,91 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
143 Blimbing Gatak 0,09 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
144 Krajan Gatak 2,72 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
145 Geneng Gatak 2,18 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
146 Jati Gatak 3,18 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
147 Trosemi Gatak 1,84 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
148 Luwang Gatak 2,64 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
149 Klaseman Gatak 3,45 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
150 Tempel Gatak 4,24 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
151 Sraten Gatak 4,54 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
152 Wironangan Gatak 3,97 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
153 Trangsan Gatak 2,73 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
154 Mayang Gatak 3,36 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
KECAMATAN KARTASURA
155 Ngemplak Kartasura 3,06 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
156 Gumpang Kartasura 3,57 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
157 Makam haji Kartasura 6,79 Arteri Bus 2 4 4 10 Mudah Terjangkau
158 Pabelan Kartasura 4,05 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
159 Ngadirejo Kartasura 2,19 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
160 Kartasura Kartasura 0,61 Arteri Bus 4 4 4 12 Mudah Terjangkau
161 Pucangan Kartasura 0,38 Arteri Bus 4 4 4 12 Mudah Terjangkau
162 Kertonatan Kartasura 2,42 Arteri Bus 4 4 4 12 Mudah Terjangkau
163 Wirogunan Kartasura 1,67 Arteri Bus 4 4 4 12 Mudah Terjangkau
164 Ngabean Kartasura 2,22 Arteri Minibus 4 4 3 11 Mudah Terjangkau
165 Singopuran Kartasura 1,84 Arteri Minibus 4 4 3 11 Mudah Terjangkau
166 Gonilan Kartasura 5,48 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
Sumber : Peta Adminidtrasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 dan Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Berdasarkan pada analisis data jangkauan pelayanan Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 dapat diketahui bahwa terdapat 46 desa
yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau 83 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 37 desa yang termasuk dalam
kategori sulit terjangkau. Adapun rekapitulasi kelas desa dalam
keterjangkauan puskesmas sebagai berikut:
Tabel 47. Keterjangkauan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan Kelas Desa
Jumlah MT % CT % ST %
1 Weru
Karanganyar
46,15385
Grogol
38,46154
Alasombo
Karakan
15,38462 100
Karangmojo Karangtengah
Weru Karangwuni
Tegalsari Krajan
Tawang Jatingarang
Ngreco
2 Bulu
Gentan
Tiaran
Bulu
Kunden
33,33333
Kedungsongo
41,66667
Sanggang
Kamal
Lengking
25 100
Puron
Malangan
Ngasinan
Karangasem
3 Tawangsari
Grajegan
Kedungjambal
16,66667
Watubonang
58,33333
Ponowaren
Tangkkosan
Tambakboyo
25 100
Pundungrejo
Lorog
Kateguhan
Dalangan
Pojok
Majasto
4 Sukoharjo
Begajah
Gayam
Joho
Jetis
Sukoharjo
35,71429
Banmati
Mandan
Bolakrejo
21,42857
Kenep
42,85714 100
Combongan
Kriwen
Bulakan
Dukoh
Sonorejo
5 Nguter
Nguter
Gupit
Kepuh
Pondok
25
Banaran
43,75
Lawu
Tanjungrejo
Juron
Celep
31,25 100
Pengkol
Jangglengan
Serut
Pesan
Kedungwinong
Daleman
Tanjung
6 Bendosari
Mertan
Sugihan
14,28571
Jagan
64,28571
Paluhombo
Bendosari
Sidorejo
21,42857 100
Manisharjo
Cabean
Puhgogor
Mojorejo
Mulur
Toriyo
Jombor
Gentan
7 Polokarto
Godog
Kemasan
Wonorejo
17,64706
Ngombakan
41,17647
Peranan
Bugel
Karangwuni
Bakalan
Tepisari
Bulu
Rejosari
41,17647 100
Kenokorejo
Polokarto
Mranggen
Jatisobo
Kayuapak
Genengsari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
No Kecamatan Kelas Desa
Jumlah MT % CT % ST %
8 Mojolaban
Wirun
40
Tegalmade
40
Kragilan
Sapen
Joho
20 100
Bekonang Laban
Cantol Triyagan
Klumprit Dukoh
Demakan Gadingan
Plumbon Palur
9 Grogol
Parangjoro
Telukan
Madegondo
21,42857
Pondok
71,42857 Manang
7,142857 100
Pandean
Kadokan
Grogol
Langenharjo
Gedangan
Kwarasan
Sanggrahan
Banaran
Cemani
10 Baki
Jetis
Bentakan
14,28571
Mancasan
64,28571
Ngombo
Siwal
Waru 21,42857 100
Gedongan
Kudu
Ngadilangu
Baki Pandean
Munuwun
Duwet
Gentan
Purbayan
11 Gatak Trosemi
7,142857
Sanggung
85,71429 Tempel
7,142857 100
Kadokan
Blimbing
Krajan
Geneng
Jati
Luwang
Klaseman
Sraten
Wironangan
Trangsang
Mayang
12 Kartasura
Gumpang
83,33333
Ngemplak
Ngadirejo
16,66667
0 100
Makam Haji
Pabelan
Kartasura
Pucangan
Kertonatan -
Wiragunan
Ngabean
Singopuran
Gonilan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 48 desa di
Kabupaten Sukoharjo yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 82
desa yang termasuk dalam kategori cukup terjangkau dan 37 desa yang
memiliki kategori desa sulit terjangkau. Adapun rekapitulasi dari
jangkauan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 adalah:
Sumber : Analisis Data Jangkauan Pelayanan Puskesmas di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Tabel 48. Rekapitulasi Jangkauan Puskesmas Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Kecamatan
Kategori Jangkauan
Total
%
Mudah
Terjangkau
Cukup
Terjangkau
Sulit
Terjangkau
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Weru 6 46,15 5 38,46 2 15,38 100
2 Bulu 4 33,33 5 41,67 3 25,00 100
3 Tawangsari 2 16,67 7 58,33 3 25,00 100
4 Sukoharjo 5 35,71 3 21,43 6 42,86 100
5 Nguter 4 25,00 7 43,75 5 31,25 100
6 Bendosari 2 14,29 9 64,29 3 21,43 100
7 Polokarto 3 17,65 7 41,18 7 41,18 100
8 Mojolaban 6 40,00 6 40,00 3 20,00 100
9 Grogol 3 21,43 10 71,43 1 7,14 100
10 Baki 2 14,29 9 64,29 3 21,43 100
11 Gatak 1 7,14 12 85,71 1 7,14 100
12 Kartasura 10 83,33 2 16,67 0 0,00 100 TOTAL 48 28,74 82 49,10 37 22,16 100
Sumber : Analisis Tabel dan Hasil Perhitungan Jangkauan Puskesmas
Tahun 2011
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
28,74% desa di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 termasuk dalam
kategori mudah terjangkau, 49,10% termasuk dalam kategori cukup
terjangkau dan 22,16% termasuk dalam kategori sulit terjangkau.
Dapat diketahui bahwa hampir seperempat dari wilayah Kabupaten
Sukoharjo termasuk dalam kategori desa sulit terjangkau.
2) Jangkauan Pelayanan Puskesmas Pembantu
Jangkauan pelayanan Puskesmas Pembantu berbeda-beda dengan
demikian terdapat beberapa desa yang tidak terjangkau oleh Puskesmas
Pembantu. Desa yang tidak terjangkau oleh Puskesmas Pembantu
dimungkinkan memiliki aksesibilitas yang buruk sehingga tidak
terjangkau oleh Puskesmas Pembantu. Adapun data jangkauan Puskesmas
Pembantu di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Tabel 49. Data Jangkauan Pelayanan Puskesmas Pembantu Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
No Desa Puskesmas Pembantu
Terdekat
Unsur aksesibilitas Skor
Jumlah Keterangan Jarak
(1)
Jalan
(2)
Kendaraan
(3) 1 2 3
KECAMATAN WERU
1 Grogol Karangtengah 1,38 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
2 Karangtengah Karang Tengah 0,36 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
3 Karangwuni Karang Tengah 1,30 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
4 Krajan Krajan 0,52 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
5 Jatingarang Jatingarang 0,19 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
6 Karanganyar Jatingarang 0,69 Kolektor Minibus 4 3 3 10 Mudah Terjangkau
7 Alasombo Alasombo 0,05 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
8 Karangmojo Alasombo 3,03 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
9 Weru Tegalsari 5,12 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
10 Karakan Karangtengah 2,19 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
11 Tegalsari Tegalsari 0,10 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
12 Tawang Tegalsari 2,90 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
13 Ngreco Tegalsari 3,09 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
KECAMATAN BULU
14 Sanggang Sanggang 0,08 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
15 Kamal Sanggang 3,69 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
16 Gentan Karangasem 4,53 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
17 Kedungsongo Karangasem 4,50 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
18 Tiaran Karangasem 2,70 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
19 Bulu Lengking 4,37 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
20 Kunden Lengking 3,60 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
21 Puron Lengking 3,71 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
22 Malangan Lengking 3,48 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
23 Lengking Lengking 0,09 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
24 Ngasinan Lengking 2,61 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
25 Karangasem Karangasem 0,27 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
KCAMATAN TAWANGSARI
26 Watubonang Watubonang 1,33 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
27 Pundungrejo Pundungrejo 0,17 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
28 Lorog Pundungrejo 2,18 Kolektor Angkudes 3 3 2 8 Cukup Terjangkau
29 Grajegan Kedungjambal 1,84 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
30 Kedungjambal Kedungjambal 0,06 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
31 Ponowaren Majasto 1,52 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
32 Kateguhan Puskesmas II Pojok 2,94 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
33 Dalangan Dalangan 0,27 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
34 Pojok Puskesmas II Pojok 0,09 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
35 Tangkisan Tangkisan 0,18 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
36 Majasto Majasto 0,12 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
37 Tambakboyo Tambakboyo 0,16 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
KECAMATAN SUKOHARJO
38 Kenep Banmati 2,43 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
39 Banmati Banmati 1,35 Kolektor Angkudes 4 3 2 9 Mudah Terjangkau
40 Mandan Banmati 2,00 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
41 Begajah Banmati 4,61 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
42 Gayam Joho 3,03 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
43 Joho Joho 1,58 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
44 Jetis Puskesmas II sukoharjo 1,10 Kolektor Angkudes 4 3 2 9 Mudah Terjangkau
45 Combongan Combongan 0,59 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
46 Kriwen Cuplik 2,40 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
47 Bulakan Cuplik 1,44 Kolektor Angkudes 4 3 2 9 Mudah Terjangkau
48 Dukuh Cuplik 1,24 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
49 Sukoharjo Puskesmas II Sukoharjo 0,07 Kolektor Bus 4 3 4 11 Mudah Terjangkau
50 Bulakrejo Sonorejo 4,56 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
51 Sonorejo Sonorejo 0,23 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
KECAMATAN NGUTER
52 Lawu Lawu 0,12 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
53 Banaran Lawu 1,40 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
54 Nguter Lawu 2,95 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
55 Gupit Lawu 4,71 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
56 Pengkol Puskesmas II Celep 3,58 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
No Desa Puskesmas Pembantu
Terdekat
Unsur aksesibilitas Skor
Jumlah Keterangan Jarak
(1)
Jalan
(2)
Kendaraan
(3) 1 2 3
57 Jangglengan Tanjungrejo 2,88 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
58 Tanjungrejo Tanjungrejo 0,25 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
59 Serut Puskesmas II Celep 2,42 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
60 Juron Puskesmas II Celep 2,28 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
61 Celep Puskesmas II Celep 0,21 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
62 Plesan Puskesmas II Celep 3,33 Lokal Minibus 2 2 3 7 Cukup Terjangkau
63 Kedungwinong Puskesmas II Celep 4,78 Lokal Angkudes 1 2 2 5 Sulit Terjangkau
64 Daleman Lawu 1,09 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
65 Kepuh Pondok 1,08 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
66 Pondok Pondok 0,09 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
67 Tanjung Pondok 3,22 Lain Ojek 2 1 1 4 Sulit Terjangkau
KECAMATAN BENDOSARI
68 Jagan Cabean 6,76 Lokal Angkudes 1 2 2 5 Sulit Terjangkau
69 Manisharjo Cabean 4,63 Lokal Angkudes 1 2 2 5 Sulit Terjangkau
70 Cabean Cabean 0,57 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
71 Puhgogor Pugogor 0,13 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
72 Paluhombo Pugogor 2,34 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
73 Bendosari Pugogor 2,13 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
74 Mojorejo Pugogor 2,97 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
75 Mertan Jombor 5,62 Lain Ojek 1 1 1 3 Sulit Terjangkau
76 Mulur Jombor 5,73 Lokal Angkudes 1 2 2 5 Sulit Terjangkau
77 Toriyo Jombor 2,23 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
78 Jombor Jombor 0,26 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
79 Sidorejo Jombor 2,67 Kolektor Minibus 3 3 3 9 Mudah Terjangkau
80 Sugihan Gentan 3,14 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
81 Gentan Gentan 0,25 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
KECAMATAN POLOKARTO
82 Pranan Karangwuni 1,84 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
83 Bugel Karangwuni 1,12 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
84 Karangwuni Karangwuni 0,16 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
85 Ngombakan Karangwuni 1,83 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
86 Bakalan Karangwuni 4,01 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
87 Godog Kenokorejo 2,54 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
88 Kemasan Kenokorejo 2,17 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
89 Kenokorejo Kenokorejo 0,08 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
90 Tepisari Kenokorejo 2,07 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
91 Bulu Bulu 0,12 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
92 Rejosari Bulu 4,07 Lain Ojek 2 1 1 4 Sulit Terjangkau
93 Polokarto Kayuapak 5,19 Lain Ojek 1 1 1 3 Sulit Terjangkau
94 Mranggen Kayuapak 5,78 Lain Ojek 1 1 1 3 Sulit Terjangkau
95 Wonorejo Kayuapak 5,47 Lain Ojek 1 1 1 3 Sulit Terjangkau
96 Jatisobo Kayuapak 2,52 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
97 Kayuapak Kayuapak 0,13 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
98 Genengsari Genengsari 0,08 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
KECAMATAN MOJOLABAN
99 Tegalmade Klumprit 6,21 Lain Ojek 1 1 1 3 Sulit Terjangkau
100 Klaban Klumprit 6,48 Lokal Minibus 1 2 3 6 Cukup Terjangkau
101 Wirun Klumprit 3,76 Lokal Minibus 2 2 3 7 Cukup Terjangkau
102 Bekonang Klumprit 2,87 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
103 Cangkol Klumprit 2,14 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
104 Klumprit Klumprit 1,17 Lokal Minibus 4 2 3 9 Mudah Terjangkau
105 Kragilan Klumprit 1,80 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
106 Sapen Sapen 0,09 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
107 Triyagan Puskesmas II Mojolaban 2,35 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
108 Joho Puskesmas II Mojolaban 2,79 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
109 Demakan Puskesmas II Mojolaban 2,37 Lokal Minibus 3 2 3 8 Cukup Terjangkau
110 Dukuh Palur 3,35 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
111 Plumbon Palur 4,10 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
112 Gadingan Palur 4,36 Lain Ojek 2 1 1 4 Sulit Terjangkau
113 Palur Palur 0,47 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
KECAMATAN GROGOL
113 Pondok Telukan 3,63 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
114 Parangjoro Telukan 1,75 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
No Desa Puskesmas Pembantu
Terdekat
Unsur aksesibilitas Skor
Jumlah Keterangan Jarak
(1)
Jalan
(2)
Kendaraan
(3) 1 2 3
115 Pandean Pandean 0,78 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
116 Telukan Telukan 0,50 Kolektor Bus 4 3 4 11 Mudah Terjangkau
117 Kedokan Telukan 2,83 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
118 Grogol Kwarasan 2,64 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
119 Madegondo Kwarasan 2,30 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
120 Langenharjo Telukan 2,16 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
121 Gedangan Kwarasan 1,96 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
122 Kwarasan Kwarasan 0,39 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
123 Sanggrahan Puskesmas II Cemani 0,96 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
124 Manang Puskesmas II Cemani 2,76 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
125 Banaran Puskesmas II Cemani 1,42 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
126 Cemani Puskesmas II Cemani 0,14 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
KECAMATAN BAKI
127 Ngombo Mancasan 1,18 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
128 Mancasan Mancasan 0,15 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
129 Gedongan Daleman 0,48 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
130 Jetis Daleman 0,75 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
131 Bentakan Daleman 1,82 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
132 Kudu Daleman 2,86 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
133 Kadilangu Daleman 3,12 Lokal Angkudes 2 2 2 6 Cukup Terjangkau
134 Baki Pandean Daleman 2,83 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
135 Menuran Daleman 1,75 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
136 Duwet Daleman 4,65 Lokal Ojek 1 2 1 4 Sulit Terjangkau
137 Siwal Puskesmas II Baki 2,46 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
138 Waru Puskesmas II Baki 3,03 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
139 Gentan Puskesmas II Baki 0,19 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
140 Purbayan Puskesmas II Baki 2,22 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
KECAMATAN GATAK
141 Sanggung Puskesmas II Gatak 3,06 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
142 Kadokan Puskesmas II Gatak 3,34 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
143 Blimbing Geneng 2,10 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
144 Krajan Geneng 1,57 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
145 Geneng Geneng 0,10 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
146 Jati Geneng 1,56 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
147 Trosemi Geneng 2,46 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
148 Luwang Geneng 4,13 Lokal Ojek 2 2 1 5 Sulit Terjangkau
149 Klaseman Puskesmas II Gatak 2,49 Lokal Angkudes 3 2 2 7 Cukup Terjangkau
150 Tempel Puskesmas II Gatak 0,92 Arteri Bus 4 4 4 12 Mudah Terjangkau
151 Sraten Puskesmas II Gatak 0,14 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
152 Wironangan Puskesmas II Gatak 0,94 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
153 Trangsang Terik 1,84 Lain Ojek 3 1 1 5 Sulit Terjangkau
154 Mayang Terik 1,45 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
KECAMATAN KARTASURA
155 Ngemplak Ngemplak 0,46 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
156 Gumpang Puskesmas II Kartasura 1,99 Lokal Ojek 3 2 1 6 Cukup Terjangkau
157 Makamhaji Makamhaji 0,68 Lokal Angkudes 4 2 2 8 Cukup Terjangkau
158 Pabelan Puskesmas II Kartasura 0,27 Arteri Bus 4 4 4 12 Mudah Terjangkau
159 Ngadirejo Puskesmas II Kartasura 2,05 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
160 Kartasura Wiragunan 1,70 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
161 Pucangan Wiragunan 2,06 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
162 Kertonatan Wiragunan 1,05 Arteri Bus 4 4 4 12 Cukup Terjangkau
163 Wirogunan Wiragunan 0,09 Lokal Ojek 4 2 1 7 Cukup Terjangkau
164 Ngabean Wiragunan 2,95 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
165 Singapuran Wiragunan 2,62 Arteri Bus 3 4 4 11 Mudah Terjangkau
166 Gonilan Gonilan 0,11 Lain Ojek 4 1 1 6 Cukup Terjangkau
Sumber : Peta Adminidtrasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 dan Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Berdasarkan pada analisis data jangkauan pelayanan Puskesmas
Pembantu di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 dapat diketahui bahwa
terdapat 17 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau 109 desa
yang termasuk dalam kategori cukup terjangkau dan 40 desa yang
termasuk dalam kategori sulit terjangkau. Adapun rekapitulasi kelas desa
dalam keterjangkauan Puskesmas sebagai berikut:
Tabel 50. Keterjangkauan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
No Kecamatan Kelas Desa
Jumlah MT % CT % ST %
1 Weru
Grogol
23,076923
Karangtengah
61,538462
Weru
15,384615 100
Karangwuni Krajan Karakan
Karanganyar Jatingarang
Alasombo
Karangmojo
Tegalsari
Tawang
Ngeco
2 Bulu - 0
Sanggang
58,333333
Kamal
41,666667 100
Tiaran Gentan
Bulu Kedungsongo
Kunden Puron
Lengking Malangan
Ngasinan
Karangasem
3 Tawangsari - 0
Watubonang
0 - 100 100
Pundungrejo
Lorog
Grajegan
Kedungjambal
Ponowaren
Kateguhan
Dalangan
Pojok
Tangkisan
Majasto
Tambakboyo
4 Sukoharjo
Jetis
21,428571
Kenep
57,142857
Begajah
21,428571 100
Bulakan Banmati Gayam
Sukoharjo Mandan Bulakrejo
Joho
combongan
Kriwen
Dukuh
Sonorejo
5 Nguter Celep 6,25
Lawu
62,5
Gupit
31,25 100
Banaran Jangglengan
Nguter Juron
Pengkol Kedungwinong
Tanjungrejo Tanjung
Serut
Plesan
Daleman
Kepuh
Pondok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
No Kecamatan Kelas Desa
Jumlah MT % CT % ST %
6 Bendosari Sidorejo 7,1428571
Cabean
57,142857
Jagan
35,714286 100
Puhgogor Manisharjo
Paluhombo Mertan
Bendosari Mulur
Mojorejo Sugihan
Toriyo
Jombor
Gentan
7 Polokarto - 0
Pranan
Bugel
Karangwuni
Ngombakan
Godog
Kemasan
Kenokorejo
Tepisari
Bulu
Kayuapak
Genengsari
64,705882
Bakalan
Rejosari
Polokarto
Mranggen
Wonorejo
Jatisobo
35,294118 100
8 Mojolaban - 0
Klaban
66,666667
Tegalmade
33,333333 100
Wirun Joho
Bekonang Dukuh
Cangkol Plumbon
Klumprit Gadingan
Kragilan
Sapen
Triyagan
Demakan
Palur
9 Grogol Telukan 7,1428571
Pandean
71,428571
Pondok
21,428571 100
Grogol Parangjoro
Madegondo Kedokan
Langenharjo
Gedangan
Kwarasan
Sanggrahan
Manang
Banaran
Cemani
10 Baki - 0
Ngombo
78,571429
Duwet
21,428571 100
Mancasan Waru
Gedongan Purbayan
Jetis
Bentakan
Kudu
Kadilangu
Baki Pandean
Menuran
Siwal
Gentan
11 Gatak
Sanggung
14,285714
Blimbing
64,285714
Kadokan
21,428571 100
Tempel Krajan Luwang
Geneng Trangsang
Jati
Trosemi
Klaseman
Sraten
Wironangan
Mayang
12 Kartasura
Pabelan
50
Ngemplak
50 - 0 100
Ngadirejo Gumpang
Kartasura Makamhaji
Pucangan Kertonatan
Ngabean Wirogunan
Singapuran Gonilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Dapat diketahui bahwa terdapat 17 desa di Kabupaten Sukoharjo
yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 109 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 40 desa yang memiliki kategori desa
sulit terjangkau. Adapun rekapitulasi dari jangkauan Puskesmas Pembantu
di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 adalah:
Tabel 51. Jangkauan Puskesmas Pembantu Pembantu Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
No Kecamatan
Kategori Jangkauan
Total Mudah
terjangkau
Cukup
Terjangkau
Sulit
Terjangkau
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Weru 3 23,08 8 61,54 2 15,38 100 2 Bulu 0 0 7 58,33 5 41,67 100
3 Tawangsari 0 0 12 100 0 0 100 4 Sukoharjo 3 21,43 8 57,14 3 21,43 100
5 Nguter 1 6,25 10 62,5 5 31,25 100 6 Bendosari 1 7,14 8 57,14 5 35,71 100
7 Polokarto 0 0 11 64,71 6 35,29 100 8 Mojolaban 0 0 10 66,67 5 33,33 100
9 Grogol 1 7,14 10 71,43 3 21,43 100 10 Baki 0 0 11 78,57 3 21,43 100
11 Gatak 2 14,29 9 64,29 3 21,43 100 12 Kartasura 6 50 6 50 0 0 100
TOTAL 17 10,24 109 65,66 40 2,.1 100
Sumber : Analisis Tabel dan Hasil Perhitungan
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
10,24% desa di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 termasuk dalam
kategori mudah terjangkau, 65,66% termasuk dalam kategori cukup
terjangkau dan 24,1% termasuk dalam kategori sulit terjangkau. Dapat
diketahui bahwa hamper sepertempat dari wilayah Kabupaten
Sukoharjo termasuk dalam kategori desa sulit terjangkau.
b. Aksesibilitas per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
Jumlah sarana keshatan merupakan salah satu unsur daya tarik sutu
wilayah terhadap wilayah yang lain. Selain dari jumlah sarana kesehatan,
kemudahan akses menuju sarana kesehatan dalam suatu kecamatan juga
sangat mempengaruhi daya tarik masyarakat untuk memilih dan mendatangi
fasilitas kesehatan. Sedangkan yang menjadi daya tarik kecamatan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
jumlah dan kualitas sarana kesehatan di kecamatan tersebut, sedangkan
kemudahan mencapai suatu kecamatan akan ditinjau dari segi jarak, jalan dan
angkutan umum.
Untuk menghitung indeks aksesibilitas digunakan rumus aksesibilitas
yang dikemukakan oleh Hansen dalam Tarigan (2009 : 166), yang kemudian
dikembangkan menjadi rumus baru sebagai berikut:
Indeks yang diperoleh pada rumus tersebut adalah daya tarik suatu sub
wilayah (kecamatan) j ditinjau dari sub wilayah (kecamatan) 1. Apabila daya
tarik sub wilayah (kecamatan) j ditinjau dari seluruh wilayah diperhitungkan
atau digabungkan maka rumusnya akan menjadi :
Keterangan :
𝐴𝑖𝑗 = Accesibility Index daerah i terhadap j
Ai = Accesibility Index
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas maka aksesibilitas tiap
kecamatan dapat dihitung. Aksesibilitas kecamatan diurutkan dari tertinggi ke
aksesibilitas terendah, kemudian dibagi ke dalam kelas interval yang sama.
Klasifikasi baru dapat dilakukan setelah indeks aksesibilitasnya diketahui.
Dalam menghitung aksesibilitas per kecamatan ini menggunakan fasilitas
tambahan yaitu rumah sakit dimana dapat diketaui bahwa terdapat 8 rumah
sakit yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. Penambahan Rumah
Sakit dalam menganalisis aksesibilitas per kecamatan dikarenakan pada
umumnya aksesibilitas per kecamatan berdasarkan fasilitas kesehatan sangat
dipengaruhi oleh keberadaan Rumah sakit, hal ini dikarenakan fasilitas Rumah
Sakit memiliki fasilitas yang lebih lengkap sehingga lebih mempengaruhi
pemilihan masyarakat dalam mendatangi fasilitas kesehatan.
𝐴𝑖𝑗 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ 𝑗
(𝑑𝑖𝑗 +𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 +𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 ) 𝑏
𝐴𝑖 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑗
𝐴𝑖𝑗 + 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 + 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑏𝑖
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Langkah untuk mengetahui indeks aksesibilitas diperlukan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
1) Menentukan Skor
Jumlah skor sarana kesehatan per kecamatan diperoleh dengan
mengalikan jumlah sarana kesehatan sesuai dengan pedoman skor pada
tabel 9 Halaman 34 yaitu sebagai berikut:
Tabel 52. Jumlah skor Sarana Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011
Kecamatan
Sarana Kesehatan
Jumlah
Skor
Puskesmas
Pembantu Puskesmas Rumah Sakit
Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor
Weru 5 15,1 1 13,83 0 0 28,93
Bulu 3 9,06 1 13,83 0 0 22,89
Tawangsari 8 24,16 1 13,83 0 0 37,99
Sukoharjo 6 18,12 1 13,83 1 20,75 52,7
Nguter 4 12,08 1 13,83 0 0 25,91
Bendosari 5 15,1 1 13,83 2 41,5 70,43
Polokarto 5 15,1 1 13,83 0 0 28,93
Mojolaban 4 12,08 1 13,83 0 0 25,91
Grogol 4 12,08 1 13,83 1 20,75 46,66
Baki 3 9,06 1 13,83 0 0 22,89
Gatak 3 9,06 1 13,83 0 0 22,89
Kartasura 5 15,1 1 13,83 4 83 111,93
Jumlah 498,06
Sumber : Tabel Pedoman Skoring Sarana Kesehatan Dan Data Primer
Setelah diketahui jumlah skor sarana kesehatan Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011 langkah selanjutnya adalah menghitung
aksesibilitas antara kecamatan yang satu dengan kecamatan yang lain.
Untuk menghitung aksesilitas diperlukan data jarak, jenis jalan, dan
angkutan umum dan kemudian dilakukan skoring.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Tabel 53. Skor Aksesibilitas per Kecamatan
No Kec.
Tujuan Kec. Asal
Unsur Aksesibilitas Skor
Jumlah Jarak
(1)
Jalan
(2) Kendaraan (3)
1 2 3
1 Weru Weru 0 Lokal Minibus 4 3 2 9
Bulu 11,71 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Tawangsari 6,19 Kolektor Minibus 1 2 2 5
Sukoharjo 12,77 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
Nguter 25,54 Kolektor Minibus 4 2 2 8
Bendosari 17,70 Lokal Angkudes 2X 3 3 3 9
Polokarto 26 Lokal Angkudes+minibus 4 3 3 10
Mojolaban 25,08 Lokal Angkudes 2x 4 3 3 10
Grogol 21,97 Kolektor Angkudes+minibus 3 2 3 8
Baki 25,90 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Gatak 30,73 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Kartasura 36,65 Kolektor Angkudes+minibus 4 2 3 9
2 Bulu Weru 11,71 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Bulu 0 Lokal Minibus 4 3 2 9
Tawangsari 5,56 Kolektor Angkudes 1 2 3 6
Sukoharjo 13,9 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
Nguter 13,85 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Bendosari 23,65 Lokal Minibus 2x 3 3 2 8
Polokarto 31,98 Lokal Minibus 2x 4 3 2 9
Mojolaban 36,4 Lokal Minibus+angkudes 4 3 3 10
Grogol 23,24 Kolektor Angkudes+minibus 4 2 3 9
Baki 26,95 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Gatak 31,86 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Kartasura 37,6 Kolektor Angkudes+minibus 4 2 3 9
3 Tawangsari Weru 6,19 Kolektor Minibus 1 2 2 5
Bulu 5,56 Kolektor Angkudes 1 2 3 6
Tawangsari 0 Lokal Minibus 4 3 2 9
Sukoharjo 8,4 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
Nguter 13,68 Lokal Angkudes 2 3 3 8
Bendosari 13,31 Lokal Angkudes+minibus 2 3 3 8
Polokarto 21,56 Lokal Angkudes+minibus 3 3 3 9
Mojolaban 19,53 Lokal Angkudes 2x 3 3 3 9
Grogol 17,57 Kolektor Angkudes+minibus 3 2 3 8
Baki 21,48 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 3 2 3 8
Gatak 26,36 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Kartasura 31,96 Kolektor Angkudes+minibus 4 2 3 9
4 Sukoharjo Weru 12,77 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
Bulu 13,9 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
Tawangsari 8,4 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
Sukoharjo 0 Lokal Angkudes 4 3 3 10
Nguter 6,2 kolektor Minibus 1 2 2 5
Bendosari 5,19 Lokal Angkudes+minibus 1 3 3 7
Polokarto 13,5 Lokal Angkudes+minibus 2 3 3 8
Mojolaban 12,46 Lokal Angkudes 2x 2 3 3 8
Grogol 11,68 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Baki 15,62 Kolektor Minibus+angkudes 2 2 2 6
Gatak 20,44 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
Kartasura 26,15 Kolektor Minibus 4 2 2 8
5 Nguter Weru 25,54 kolektor Minibus 4 2 2 8
Bulu 13,85 kolektor Minibus 2 2 2 6
Tawangsari 13,68 Lokal Angkudes 2 3 3 8
Sukoharjo 6,2 kolektor Minibus 1 2 2 5
Nguter 0 Kolektor Bus 4 2 1 7
Bendosari 10,44 Lokal Minibus 2x 2 3 2 7
Polokarto 18,67 Lokal Minibus 2x 3 3 2 8
Mojolaban 17,81 Lokal Minibus+angkudes 3 3 2 8
Grogol 15,95 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Baki 19,72 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
Gatak 24,65 Kolektor Minibus+angkudes 4 2 2 8
Kartasura 30,45 Kolektor Minibus 4 2 2 8
6 Bendosari Weru 17,70 Lokal Angkudes 2x 3 3 3 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
No Kec.
Tujuan Kec. Asal
Unsur Aksesibilitas Skor
Jumlah Jarak
(1)
Jalan
(2) Kendaraan (3)
1 2 3
Bulu 23,65 Lokal Minibus 2x 3 3 2 8
Tawangsari 13,31 Lokal Angkudes+minibus 2 3 3 8
Sukoharjo 5,19 Lokal Angkudes+minibus 1 3 3 7
Nguter 10,44 Lokal Minibus 2x 2 3 2 7
Bendosari 0 Lokal Minibus 4 2 2 8
Polokarto 8,47 Lokal Minibus 2x 2 3 2 7
Mojolaban 12,21 Lokal Angkudes 2 3 3 8
Grogol 13,19 Kolektor Minibus 2x 2 2 2 6
Baki 17 Kolektor Minibus 2x+angkudes 3 2 2 7
Gatak 21,96 Kolektor Minibus 2x+angkudes 3 2 2 7
Kartasura 27,62 Kolektor Minibus 2x 4 2 2 8
7 Polokarto Weru 26 Lokal Angkudes+minibus 4 3 3 10
Bulu 31,98 Lokal Minibus 2x 4 3 2 9
Tawangsari 21,56 Lokal Angkudes+minibus 3 3 3 9
Sukoharjo 13,5 Lokal Angkudes+minibus 2 3 3 8
Nguter 18,67 Lokal Minibus 2x 3 3 2 8
Bendosari 8,47 Lokal Minibus 2x 2 3 2 7
Polokarto 0 Lokal Minibus 4 3 2 9
Mojolaban 4,65 Kolektor Minibus 1 2 2 5
Grogol 12,72 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Baki 16,94 Kolektor Minibus 3 2 2 7
Gatak 21,86 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
Kartasura 22,58 Kolektor Minibus 3 2 2 7
8 Mojolaban Weru 25,08 Lokal Angkudes 2x 4 3 3 10
Bulu 36,4 Lokal Minibus+angkudes 4 3 2 9
Tawangsari 19,53 Lokal Angkudes 2x 3 3 3 9
Sukoharjo 12,46 Lokal Angkudes 2x 2 3 3 8
Nguter 17,81 Lokal Minibus+angkudes 3 3 2 8
Bendosari 12,21 Lokal Angkudes 2 3 3 8
Polokarto 4,65 Kolektor Minibus 1 2 2 5
Mojolaban 0 lokal Minibus 4 3 2 9
Grogol 8,69 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Baki 12,94 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Gatak 17,68 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
Kartasura 18,44 Kolektor Minibus 3 2 2 7
9 Grogol Weru 21,97 Kolektor Angkudes+minibus 3 2 3 8
Bulu 23,24 Kolektor Angkudes+minibus 3 2 3 8
Tawangsari 17,57 Kolektor Angkudes+minibus 3 2 3 8
Sukoharjo 11,68 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Nguter 15,95 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Bendosari 13,19 Kolektor Minibus 2x 2 2 2 6
Polokarto 12,72 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Mojolaban 8,69 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Grogol 0 Kolektor Minibus 4 2 2 8
Baki 6,74 Kolektor Angkudes 1 2 3 6
Gatak 11,59 Lokal Angkudes 2 3 3 8
Kartasura 14,64 Kolektor Minibus 2 2 2 6
10 Baki Weru 25,90 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Bulu 26,95 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Tawangsari 21,48 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 3 2 3 8
Sukoharjo 15,62 Kolektor Minibus+angkudes 2 2 2 6
Nguter 19,72 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
Bendosari 17 Kolektor Minibus 2x+angkudes 3 2 2 7
Polokarto 16,94 Kolektor Minibus 3 2 2 7
Mojolaban 12,94 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Grogol 6,74 Kolektor Angkudes 1 2 3 6
Baki 0 Kolektor Angkudes 4 2 3 9
Gatak 7,6 Lokal Angkudes 1 3 3 7
Kartasura 14,97 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
11 Gatak Weru 30,73 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Bulu 31,86 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Tawangsari 26,36 Kolektor Angkudes+minibus+angkudes 4 2 3 9
Sukoharjo 20,44 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
No Kec.
Tujuan Kec. Asal
Unsur Aksesibilitas Skor
Jumlah Jarak
(1)
Jalan
(2) Kendaraan (3)
1 2 3
Nguter 24,65 Kolektor Minibus+angkudes 4 2 2 8
Bendosari 21,96 Kolektor Minibus 2x+angkudes 3 2 2 7
Polokarto 21,86 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
Mojolaban 17,68 Kolektor Minibus+angkudes 3 2 2 7
Grogol 11,59 Lokal Angkudes 2 3 3 8
Baki 7,6 Lokal Angkudes 1 3 3 7
Gatak 0 Lokal Angkudes 4 3 3 10
Kartasura 17,36 Kolektor Angkudes 3 2 3 8
12 Kartasura Weru 36,65 Kolektor Angkudes+minibus 4 2 3 9
Bulu 37,6 Kolektor Angkudes+minibus 4 2 3 9
Tawangsari 31,96 Kolektor Angkudes+minibus 4 2 3 9
Sukoharjo 26,15 Kolektor Minibus 4 2 2 8
Nguter 30,45 Kolektor Minibus 4 2 2 8
Bendosari 27,62 Kolektor Minibus 2x 4 2 2 8
Polokarto 22,58 Kolektor Minibus 3 2 2 7
Mojolaban 18,44 Kolektor Minibus 3 2 2 7
Grogol 14,64 Kolektor Minibus 2 2 2 6
Baki 14,97 Kolektor Angkudes 2 2 3 7
Gatak 17,36 Kolektor Angkudes 3 2 3 8
Kartasura 0 Ateri Bus 4 1 1 6
Sumber : Survay Lapangan Tahun 2011
Data aksesibilitas per kecamatan di atas diperoleh dari survey
lapangan dan analisis dari Peta Administrasi Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011. Setelah diketahui skor masing-masing unsur aksesibilitas maka
langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat aksesibilitas dari data yang
telah diperoleh.
2) Menghitung Tingkat Aksesibilitas
Untuk menghitung indeks aksesibilitas digunakan rumus
aksesibilitas yang dikemukakan oleh Hansen dalam Tarigan (2009 : 166),
yang kemudian dikembangkan menjadi rumus baru sebagai berikut:
Adapun hasil perhitungan indek askesibilitas dengan menggunakan
rumus diatas adalah:
𝐴𝑖𝑗 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ 𝑗
(𝑑𝑖𝑗 +𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 +𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 ) 𝑏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Tabel 54. Perhitungan Tingkat Aksesibilitas Per Kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2011
No Kec. Tujuan Kec. Asal Ej dijb 𝑨𝒊𝒋 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝑲𝒆𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑫𝒂𝒆𝒓𝒂𝒉 𝒋
(𝒅𝒊𝒋 + 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 + 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒖𝒎𝒖𝒎) 𝒃
1 Weru
Weru 28,93 81 0,35716
Bulu 22,89 36 0,63583
Tawangsari 37,99 25 1,5196
Sukoharjo 52,7 49 1,07551
Nguter 25,91 64 0,40484
Bendosari 70,43 81 0,86951
Polokarto 28,93 100 0,2893
Mojolaban 25,91 100 0,2591
Grogol 46,66 64 0,72906
Baki 22,89 81 0,28259
Gatak 22,89 81 0,28259
Kartasura 111,93 81 1,38185
Indeks Aksesibilitas 8,08695
2 Bulu
Weru 28,93 36 0,80361
Bulu 22,89 81 0,28259
Tawangsari 37,99 36 1,05528
Sukoharjo 52,7 49 1,07551
Nguter 25,91 36 0,71972
Bendosari 70,43 64 1,10047
Polokarto 28,93 81 0,35716
Mojolaban 25,91 100 0,2591
Grogol 46,66 81 0,57605
Baki 22,89 81 0,28259
Gatak 22,89 81 0,28259
Kartasura 111,93 81 1,38185
Indeks Aksesibilitas 8,17653
3 Tawangsari
Weru 28,93 25 1,1572
Bulu 22,89 36 0,63583
Tawangsari 37,99 81 0,46901
Sukoharjo 52,7 49 1,07551
Nguter 25,91 64 0,40484
Bendosari 70,43 64 1,10047
Polokarto 28,93 81 0,35716
Mojolaban 25,91 81 0,31988
Grogol 46,66 64 0,72906
Baki 22,89 64 0,35766
Gatak 22,89 81 0,28259
Kartasura 111,93 81 1,38185
Indeks Aksesibilitas 8,27107
4 Sukoharjo
Weru 28,93 49 0,59041
Bulu 22,89 49 0,46714
Tawangsari 37,99 49 0,77531
Sukoharjo 5,.7 100 0,527
Nguter 25,91 25 1,0364
Bendosari 70,43 49 1,43735
Polokarto 28,93 64 0,45203
Mojolaban 25,91 64 0,40484
Grogol 46,66 36 1,29611
Baki 22,89 36 0,63583
Gatak 22,89 49 0,46714
Kartasura 111,93 64 1,74891
Indeks Aksesibilitas 9,83847
5 Nguter
Weru 28,93 64 0,45203
Bulu 22,89 36 0,63583
Tawangsari 37,99 64 0,59359
Sukoharjo 52,7 25 2,108
Nguter 25,91 49 0,52878
Bendosari 70,43 49 1,43735
Polokarto 28,93 64 0,45203
Mojolaban 25,91 64 0,40484
Grogol 46,66 36 1,29611
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
No Kec. Tujuan Kec. Asal Ej dijb 𝑨𝒊𝒋 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝑲𝒆𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑫𝒂𝒆𝒓𝒂𝒉 𝒋
(𝒅𝒊𝒋 + 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 + 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒖𝒎𝒖𝒎) 𝒃
Baki 22,89 49 0,46714
Gatak 22,89 64 0,35766
Kartasura 111,93 64 1,74891
Indeks Aksesibilitas 10,4823
6 Bendosari
Weru 28,93 81 0,35716
Bulu 22,89 64 0,35766
Tawangsari 37,99 64 0,59359
Sukoharjo 52,7 49 1,07551
Nguter 25,91 49 0,52878
Bendosari 70,43 64 1,100469 Polokarto 28,93 49 0,59041
Mojolaban 25,91 64 0,40484
Grogol 46,66 36 1,29611
Baki 22,89 49 0,46714
Gatak 22,89 49 0,46714
Kartasura 111,93 64 1,74891
Indeks Aksesibilitas 8,98772
7 Polokarto
Weru 28,93 100 0,2893
Bulu 22,89 81 0,28259
Tawangsari 37,99 81 0,46901
Sukoharjo 52,7 64 0,82344
Nguter 25,91 64 0,40484
Bendosari 70,43 49 1,43735
Polokarto 28,93 81 0,35716
Mojolaban 25,91 25 1,0364
Grogol 46,66 36 1,29611
Baki 22,89 49 0,46714
Gatak 22,89 49 0,46714
Kartasura 111,93 49 2,28429
Indeks Aksesibilitas 9,61478
8 Mojolaban
Weru 28,93 100 0,2893
Bulu 22,89 81 0,28259
Tawangsari 37,99 81 0,46901
Sukoharjo 52,7 64 0,82344
Nguter 25,91 64 0,40484
Bendosari 70,43 64 1,10047
Polokarto 28,93 25 1,1572
Mojolaban 25,91 81 0,31988
Grogol 46,66 36 1,29611
Baki 22,89 36 0,63583
Gatak 22,89 49 0,46714
Kartasura 111,93 49 2,28429
Indeks Aksesibilitas 9,5301
9 Grogol
Weru 28,93 64 0,45203
Bulu 22,89 64 0,35766
Tawangsari 37,99 64 0,59359
Sukoharjo 52,7 36 1,46389
Nguter 25,91 36 0,71972
Bendosari 70,43 36 1,95639
Polokarto 28,93 36 0,80361
Mojolaban 25,91 36 0,71972
Grogol 46,66 64 0,72906
Baki 22,89 36 0,63583
Gatak 22,89 64 0,35766
Kartasura 111,93 36 3,10917
Indeks Aksesibilitas 11,8983
10 Baki
Weru 28,93 81 0,35716
Bulu 22,89 81 0,28259
Tawangsari 37,99 64 0,59359
Sukoharjo 52,7 36 1,46389
Nguter 25,91 49 0,52878
Bendosari 70,43 49 1,43735
Polokarto 28,93 49 0,59041
Mojolaban 25,91 36 0,71972
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
No Kec. Tujuan Kec. Asal Ej dijb 𝑨𝒊𝒋 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝑲𝒆𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑫𝒂𝒆𝒓𝒂𝒉 𝒋
(𝒅𝒊𝒋 + 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 + 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒖𝒎𝒖𝒎) 𝒃
Grogol 46,66 36 1,29611
Baki 22,89 81 0,28259
Gatak 22,89 49 0,46714
Kartasura 111,93 49 2,28429
Indeks Aksesibilitas 10,3036
11 Gatak
Weru 28,93 81 0,35716
Bulu 22,89 81 0,28259
Tawangsari 37,99 81 0,46901
Sukoharjo 52,7 49 1,07551
Nguter 25,91 64 0,40484
Bendosari 70,43 49 1,43735
Polokarto 28,93 49 0,59041
Mojolaban 25,91 49 0,52878
Grogol 46,66 64 0,72906
Baki 22,89 49 0,46714
Gatak 22,89 100 0,2289
Kartasura 111,93 64 1,74891
Indeks Aksesibilitas 8,31966
12 Kartasura
Weru 28,93 81 0,35716
Bulu 22,89 81 0,28259
Tawangsari 37,99 81 0,46901
Sukoharjo 52,7 64 0,82344
Nguter 25,91 64 0,40484
Bendosari 70,43 64 1,10047
Polokarto 28,93 49 0,59041
Mojolaban 25,91 49 0,52878
Grogol 46,66 36 1,29611
Baki 22,89 49 0,46714
Gatak 22,89 64 0,35766
Kartasura 111,93 36 3,10917
Indeks Aksesibilitas 6,67761
Sumber : Analisis Data Primer
Setelah diketahui indeks aksesibilitas masing-masing kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo maka langkah selanjutnya adalah menentukan kelas
dengan menggunakan cara mengurangi nilai tertinggi dengan nilai
terendah kemudian dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan. Adapun
jumlah kelas untuk indeks aksesibilitas ini adalah 3 yaitu aksesibilitas
tinggi, aksesibilitas sedang dan aksesibilitas rendah. Rumus yang dipakai
dalam mengkelaskan aksesibilitas per kecamatan ini adalah I = R/K,
dimana I = Interval Kelas, R = Jumlah skor tertinggi dikurangi jumlah skor
terendah, dan K = jumlah kelas.
𝑖 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ
𝐾
𝑖 = 11.89833 − 6.67760
3
𝑖 =5.22072
3
𝑖 = 1.74024
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Berdasarkan pada perhitungan diatas diperoleh interval kelas
1.74024 kemudian disederhanakan menjadi 1.74. Dengan demikian
klasifikasi aksesibilitas per kecamatan sebagai berikut:
Tabel 55. Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas
No Tingkat Aksesibilitas
(Accessibility Indeks) Kategori
1 > 10,17 Aksesibilitas Tinggi
2 8,43 – 10,16 Aksesibilitas Sedang
3 6,67 – 8,42 Aksesibilitas Rendah
Sumber : Analisis Data Primer Klasifikasi Aksesibilitas Tahun 2011
Setelah diketahui interval dan klasifikasi tingkat aksesibilitas per
kecamatan maka dapat diketahui pula kecamatan mana saja yang memiliki
aksesibilitas rendah, aksesibilitas sedang dan aksesibilitas tinggi. Adapun
tingkat aksesibilitas per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo sebagai
berikut:
Tabel 56. Tingkat Aksesibilitas per Kecamatan
No Kecamatan Indeks
Aksesibilitas
Tingkat
Aksesibilitas
1 Weru 8,08695 Aksesibilitas Rendah
2 Bulu 8,17653 Aksesibilitas Rendah
3 Tawangsari 8,27107 Aksesibilitas Rendah
4 Sukoharjo 9,83847 Aksesibilitas Sedang
5 Nguter 10,48227 Aksesibilitas Tinggi
6 Bendosari 8,98772 Aksesibilitas Sedang
7 Polokarto 9,61477 Aksesibilitas Sedang
8 Mojolaban 9,53010 Aksesibilitas Sedang
9 Grogol 11,89883 Aksesibilitas Tinggi
10 Baki 10,30362 Aksesibilitas Tinggi
11 Gatak 8,31966 Aksesibilitas Rendah
12 Kartasura 6,67760 Aksesibilitas Rendah
Sumber : Analisis Data Primer Aksesibilitas Tahun 2011
Berdasarkan pada hasil perhitungan indeks aksesibilitas dapat
diketahui bahwa Kecamatan Grogol merupakan kecamatan yang memiliki
tingkat aksesibilitas yang paling tinggi yaitu 11,89883. Faktor yang
manjadikan Kecamatan Grogol memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi
adalah jarak yang masih dijangkau oleh kecamatan yang lain, jenis jalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
dan angkutan umum yang mudah ditemui baik menuju Kecamatan Grogol
atau menuju kecamatan lain. Faktor lain yang mempengaruhi Kecamatan
Grogol menjadi kecamatan yang memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi
adalah kualitas dari sarana kesehatan dan didukung oleh topografi yang
relatif datar sehingga memiliki akses yang baik.
Kecamatan Kartasura merupakan kecamatan yang memiliki tingkat
aksesibilitas yang paling rendah yaitu 6,67760. Berbanding terbalik
dengan keadaan dimana Kecamatan Kartasura merupakan kecamatan yang
dilalui jalan antar provinsi. Walaupun Kecamatan Kartasura sebenarnya
merupakan kecamatan yang padat namun apabila dilihat dari lingkup
administrasi Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Kartasura merupakan
kecamatan yang sulit untuk dijangkau oleh kecamatan lain di Kabupaten
Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
PETA AKSESIBILITAS PUSKESMAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
PETA AKSESIBILITAS PUSTU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
PETA AKSESIBILITAS KECAMATAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
5. Tingkat Kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011
Fasilitas kesehatan dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan. Keberadaan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
(Primary Health Care) bertujuan agar masyarakat mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan secara optimal serta untuk meningkatkan derajat kesehatan
akan tetapi pelayanan kesehatan tersebut tidak akan optimal apabila masyarakat
yang dilayani ternyata tidak sebanding dengan kemampuan fasilitas kesehatan
yang melayani.
Untuk menilai tingkat kecukupan digunakan pedoman Muta’ali dalam
bukunya Teknik Analisis Regional pada pembahasan kriteria penentuan buku
fasilitas pelayanan lingkungan pemukiman. Dalam penelitian ini obyek yang
digunakan adalah Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang terdiri dari
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Adapun kriteria penentuan baku kapasitas
sarana kesehatan adalah:
Tabel 57. Jenis fasilitas kesehatan dan jumlah maksimum penduduk
No Jenis Fasilitas Kesehatan Maksimum Penduduk (jiwa)
1 Puskesmas 30.000
2 Puskesmas Pembantu 6.000
Sumber : Muta’ali (2000:17)
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care) diperlukan
untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Pelayanan Kesehatan
tingkat Pertama pada penelitian ini adalah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Puskesmas merupakan satu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada
masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.
Wilayah kerja puskesmas adalah kecamatan sedangkan untuk wilayah yang lebih
kecil (desa/kelurahan) terdapat puskesmas pembantu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Puskesmas Pembantu mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan
yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan masyarakat dalam lingkup wilayah yang
lebih kecil. Puskesmas Pembantu dipimpin oleh seorang kepala yang kemudian
bertanggung jawab kepada Kepala Puksesmas.
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 12 unit dan tersebar
secara merata per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Berbeda dengan
Puskesmas Pembantu, jumlah Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011 sebanyak 55 unit. Persebaran dan jumlah Puskesmas Pembantu untuk
setiap kecamatan berbeda-beda.
Sesuai dengan wilayah kerjanya, satuan analisis untuk menilai tingkat
kecukupan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu adalah kecamatan. Berdasarkan
ketentuan pada tabel 57, maka Puskesmas dapat dikategorikan cukup apabila
jumlah penduduk di suatu desa ≤ 30.000 jiwa, dan sebaliknya dikategorikan tidak
cukup apabila jumlah penduduk di suatu wilayah ≥ 30.000 jiwa. Sedangkan
Puskesmas Pembantu dikategorikan cukup apabila jumlah penduduk di suatu desa
≤ 6.000 jiwa dan sebaliknya dikategorikan tidak cukup apabila jumlah penduduk
di suatu wilayah ≥ 6.000 jiwa.
Tingkat kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ini (Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu) didasarkan pada asumsi bahwa kecamatan tersebut
merupakan kecamatan tertutup dimana asal penduduk yang berobat di fasilitas
tersebut adalah penduduk yang ada di kecamatan tersebut.
Berdasarkan analisis data dari persebaran Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu dengan data jumlah penduduk, diketahui tingkat kecukupan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupatan Sukoharjo tahun 2011 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Tabel 58. Tingkat Kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary
Health Care) Tahun 2011
No Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Sarana Kesehatan Jumlah
Penduduk
yang
Terlayani
Jumlah
Penduduk
yang
Tidak
Terlayani
Tingkat
Kecukupan Puskesmas Puskesmas
Pembantu
1 Weru 67.070 1 5 60.000 7.070 Tidak Cukup
2 Bulu 51.463 1 4 48.000 3.463 Tidak Cukup
3 Tawangsari 58.962 1 8 78.000 0 Cukup
4 Sukoharjo 85.636 1 5 60.000 25.636 Tidak Cukup
5 Nguter 64.434 1 3 48.000 16.434 Tidak Cukup
6 Bendosari 67.906 1 4 54.000 13.906 Tidak Cukup
7 Polokarto 74.951 1 4 54.000 20.951 Tidak Cukup
8 Mojolaban 80.053 1 4 54.000 26.053 Tidak Cukup
9 Grogol 105.016 1 3 48.000 57.016 Tidak Cukup
10 Baki 53.560 1 4 48.000 5.560 Tidak Cukup
11 Gatak 49.184 1 2 42.000 7.184 Tidak Cukup
12 Kartasura 92.922 1 6 66.000 26.922 Tidak Cukup
Sumber : Analisis Data Sekunder Kecukupan PKTP Tahun 2011
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahi bahwa 9 dari 12
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo belum mampu mencukupi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
yang termasuk dalam klasifikasi “cukup” terdapat pada Kecamatan
Tawangsari. Sedangkan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang termasuk
dalam klasifikasi “tidak cukup” dalam memberikan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat adalah Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu, Kecamatan
Sukoharjo, Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari, Kecamatan Polokarto,
Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Grogol, Kecamatan Gatak dan Kecamatan
Kartasura. Adapun prosentase antara jumlah penduduk yang terlayani dengan
jumlah penduduk yang tidak terlayani adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Tabel 59. Prosentase jumlah penduduk yang terlayani dan yang tidak terlayani
oleh Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011
No Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Penduduk
yang Terlayani
Jumlah Penduduk yang
Tidak Terlayani
Jiwa % Jiwa %
1 Weru 67.070 60.000 89,46 7.070 10,54
2 Bulu 51.463 48.000 93,27 3.463 6,73
3 Tawangsari 58.962 78.000 132,29 0 0,00
4 Sukoharjo 85.636 66.000 77,07 19.636 22,93
5 Nguter 64.434 54.000 83,81 10.434 16,19
6 Bendosari 67.906 60.000 88,36 7.906 11,64
7 Polokarto 74.951 60.000 80,05 14.951 19,95
8 Mojolaban 80.053 54.000 67,46 26.053 32,54
9 Grogol 105.016 54.000 51,42 51.016 48,58
10 Baki 53.560 48.000 89,62 5.560 10,38
11 Gatak 49.184 48.000 97,59 1.184 2,41
12 Kartasura 92.922 60.000 64,57 32.922 35,43
Sumber : Analis Data Sekunder
Berdasarkan tabel diatas, penduduk yang banyak tidak terlayani adalah
penduduk di Kecamatan Grogol yaitu 57.016 jiwa atau 54,29% dari total jumlah
penduduk di Kecamatan Grogol. Ketidak cukupan atas pelayanan kesehatan ini
dikarenakan jumlah penduduk di Kecamatan Grogol yang sangat banyak sedangkan
jumlah dari fasilitas kesehatan terbatas, hal ini mangakibatkan banyak nya prosentase
penduduk yang tidak dapat terlayani oleh PelayananKesehatan Pertama di Kecamatan
Grogol, begitu juga dengan kecamatan-kecamatan yang lain di Kabupaten Sukoharjo.
Untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kecamatan Tawangsari mampu
melayani seluruh penduduk di Kecamatan tersebut. Hal ini dikarenakan jumlah
fasilitas kesehatan mampu menangani seluruh penduduk di kecamatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
PETA KECUKUPAN PHC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
C. Pembahasan
Kesehatan merupakan suatu hal yang kontinum dimulai dari sehat walafiat
sampai dengan sakit parah, kesehatan seseorang berada dalam bentangan tersebut.
Demikian pula dengan sakit, sakit juga mempunyai tingkatan atau gradasi. Secara
umum dapat dibagi dalam tiga tingkat, yakni: sakit ringan (mild), sakit sedang
(moderate) dan sakit parah (servere). Dengan ada 3 gradasi penyakit ini maka
menuntut bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang berbeda pula yaitu Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care), Pelayanan Kesehatan Tingkat
Kedua (Secondary Health Servise) dan Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga
(Tertiary Health Services). Dari ketiga pelayanan tersebut memiliki fungsi
masing-masing untuk Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama digunakan untuk
sakit ringan (mild), Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua digunakan untuk sakit
sedang (moderate) dan Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga digunakan untuk
sakit parah (servere).
Fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo sudah tersebar di
12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Namun, lokasi dari fasilitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten Sukoharjo belum strategis dan masih memiliki kualitas
yang cukup rendah. Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat di Kabupaten
Sukoharjo lebih memilih berobat ke luar kota atau kabupaten dikarenakan jarak
dan kualitas dari pelayanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo.
Adapun pelayanan kesehatan dalam penelitian terdiri dari Puskesmas,
Puskesmas Pembantu (Primary Health Care). Hal ini dikarenakan pada fasilitas
kesehatan ini selalu dikunjungi masyarakat dan menjadi rujukan masyarakat
umum apabila mengalami sakit karena pada setiap kecamatan terdapat Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu.
Berdasarkan pada hasil analisis interaksi wiayah dengan menggunakan
model gravitasi, dapat diprediksi bahwa ketertarikan penduduk dalam mendatangi
Primary Health Care terbanyak berada pada Kecamatan Kartasura. Hasil prediksi
ketertarikan penduduk dalam mendatangi Primary Heath Care dan rumah sakit
terendah pada Kecamatan Baki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo memiliki potensi yang
berbeda-beda dalam mempengaruhi banyaknya pasien yang berobat di pelayanan
kesehatan di masing-masing kecamatan. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti jumlah fasilitas kesehatan yang disediakan dalam satu kecamatan,
interaksi atau kemampuan menarik pengunjung dalam mendatangi fasilitas
kesehatan, kualitas masing-masing fasilitas kesehatan, tingkat kunjungan pasien,
aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan dan ketercukupan fasilitas kesehatan
dalam menangani penduduk baik per kecamatan ataupun satu kabupaten. Adapun
kemampuan masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
sebagai berikut:
1. Kecamatan Weru
Kacamatan Weru terdiri dari 13 desa dengan variasi topografi datar,
landai dan agak curam. Jumlah penduduk di Kecamatan Weru sebanyak
67.070 jiwa dan termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk
kurang padat.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Weru sebanyak 6 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 5 Puskesmas Pembantu. Adapun pesebaran dari
Puskesmas Pembantu berada di Desa Tegalsari, Karang Tengah, Krajan,
Jatingarang dan Alasamba. Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat
menghasilkan gerakan penduduk yang berbeda-beda dari masing-masing
kecamatan. Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak menuju Primary
Health Care di Kecamatan Weru adalah Kecamatan Tawangsari yaitu
sebanyak 10.628 jiwa sedangkan yang paling paling sedikit dari Kecamatan
Baki yaitu sebanyak 2787 jiwa. Kecamatan Tawangsari diprediksi menjadi
kecamatan yang memiliki gerakan penduduk paling banyak karena pada
Kecamatan Weru berbatasan langsung dengan Kecamatan Tawangsari dengan
demikian mengakibatkan banyak masyarakat yang berada pada perbatasan
Kecamatan Tawangsari memilih berobat di Kecamatan Weru. Selain faktor
tersebut terdapat juga faktor kualitas dan aksesibilitas yang lebih mendukung
masyarakat untuk lebih memilih berobat di Kecamatan Weru. Untuk prediksi
gerakan penduduk terendah di Kecamatan Weru adalah Kecamatan Baki, hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
ini dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan Weru dengan
Kecamatan Baki. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan aksesibilitas yang
sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan Weru.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Weru adalah sangat baik sedangkan
kualitas dari puskesmas pembantu adalah 3 Puskesmas Pembantu dengan
kategori sangat baik dan 2 Puskesmas Pembantu dengan kategori baik.
Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori sangat baik adalah Puskesmas
Tegalsari, Puskesmas Pembantu Karang Tengah dan Puskesmas Pembantu
Krajan. Sedangkan Puskesmas yang memiliki kategori baik adalah Puskesmas
Pembantu Jatingarang dan Puskesmas Pembantu Alasamba. Puskesmas Weru
merupakan puskesmas yang tergolong sangat baik kualitasnya hal ini
dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan responden parameter
reputation and credibility mrupakan parameter yang paling tinggi dengan
adanya reputasi dan kredibilitas yang baik maka akan mengakibatkan
Puskesmas Weru memiliki kualitas yang sangat baik. Selain memiliki reputasi
dan kredibilitas yang baik Puskesmas Weru juga sudah melalui tahap
akreditasi puskesmas. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan Weru tidak
ada yang termasuk dalam kualitas yang buruk atau cukup. Dengan demikian
rata-rata puskesmas pembantu di Kecamatan Weru adalah baik. Hal ini
dikarenakan puskesmas pembantu di Kecamatan Weru pada umumnya
memiliki aksesibilitas yang lebih terjangkau menurut responden, dan letak dari
masing-masing puskesmas pembantu berada sudah cukup strategis.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Weru cukup banyak yaitu 25.909 jiwa untuk Puskesmas dan
34.600 jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah
satunya dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas
terdapat 6 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 5 desa yang
termasuk dalam kategori cukup terjangkau dan 2 desa yang termasuk dalam
kategori sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu
terdapat 3 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 8 desa yang
termasuk dalam kategori cukup terjangkau dan 2 desa yang termasuk dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
kategori sulit terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per
kecamatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Weru memiliki aksesibilitas
yang rendah sehingga kegiatan masyarakat untuk menuju kecamatan lain
rendah. Hal ini dikarenakan jarak yang jauh, jenis jalan dan konsisi jalan yang
buruk serta minimnya angkutan umum yang melintas.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan Weru
dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah
penduduk di Kecamatan Weru yaitu 67.070 jiwa tidak sebanding dengan
jumlah PHC yang terdiri dari 1 Puskesmas dan 6 Puskesmas Pembantu di
kecamatan tersebut dimana total kapasitas PHC di Kecamatan Weru sebanyak
60.000 jiwa.
2. Kecamatan Bulu
Kacamatan Bulu terdiri dari 12 desa dengan variasi topografi datar,
landai, agak curam dan curam. Jumlah penduduk di Kecamatan Bulu sebanyak
51.463 jiwa dan termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk
jarang.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Bulu sebanyak 4 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 3 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran
Puskesmas Pembantu berada di desa Sanggang, Lengking dan Karangasem.
Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan gerakan
penduduk yang berbeda-beda dari masing-masing kecamatan. Prediksi
gerakan penduduk yang paling banyak menuju Primary Health Care di
Kecamatan Bulu adalah Kecamatan Tawangsari yaitu sebanyak 5.759 jiwa
sedangkan yang paling paling sedikit dari Kecamatan Baki yaitu sebanyak
2.175 jiwa. Kecamatan Tawangsari diprediksi menjadi kecamatan yang
memiliki gerakan penduduk paling banyak karena pada Kecamatan Bulu
berbatasan langsung dengan Kecamatan Tawangsari dengan demikian
mengakibatkan banyak masyarakat yang berada pada perbatasan Kecamatan
Bulu memilih berobat di Kecamatan Bulu. Selain faktor tersebut terdapat juga
faktor aksesibilitas yang lebih mendukung masyarakat untuk lebih memilih
berobat di Kecamatan Bulu. Untuk prediksi gerakan penduduk terendah di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Kecamatan Bulu adalah Kecamatan Baki, hal ini dikarenakan jarak yang
sangat jauh antara Kecamatan Bulu dengan Kecamatan Baki. Jarak yang
sangat jauh ini menyebabkan aksesibilitas yang sulit dan gerakan penduduk
yang sedikit menuju Kecamatan Bulu.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Bulu adalah baik sedangkan
kualitas dari puskesmas pembantu adalah 3 Puskesmas Pembantu dengan
kategori baik. Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori baik adalah
Puskesmas Pembantu Sanggang, Puskesmas Pembantu Lengking dan
Puskesmas Pembantu Karangasem. Puskesmas Bulu merupakan puskesmas
yang tergolong baik kualitasnya hal ini dikarenakan berdasarkan hasil
wawancara dengan responden parameter aksesibilitas mrupakan parameter
yang paling tinggi dengan adanya aksesibilitas yang baik maka akan
mengakibatkan Puskesmas Bulu memiliki kualitas yang baik. Aksesibilitas
yang mudah ini memiliki cakupan yaitu kecamatan, jadi Puskesmas Bulu
berada pada lokasi yang bias dijangkau oleh masyarakat yang berada di
Kecamatan Bulu. Namun Puskesmas Bulu belum terakreditasi dengan
demikian apabila dibandingkan dengan Puskesmas Weru, Puskesmas Bulu
masih tertinggal. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan bulu tidak ada
yang termasuk dalam kualitas yang buruk atau cukup. Dengan demikian rata-
rata puskesmas pembantu di Kecamatan Bulu adalah baik. Hal ini dikarenakan
puskesmas pembantu di Kecamatan Bulu pada umumnya memiliki
aksesibilitas yang lebih terjangkau menurut responden, dan letak dari masing-
masing puskesmas pembantu berada sudah cukup strategis.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Bulu sebanyak 14.862 jiwa untuk Puskesmas dan 4.718 jiwa untuk
Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya dipengaruhi
oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat 4 desa yang
termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 5 desa yang termasuk dalam
kategori cukup terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori sulit
terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 7 desa
yang termasuk dalam cukup terjangkau dan 5 desa yang termasuk dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
kategori sulit terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per
kecamatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Bulu memiliki aksesibilitas
yang rendah sehingga kegiatan masyarakat untuk menuju kecamatan lain
rendah. Hal ini dikarenakan jarak yang jauh, jenis jalan dan konsisi jalan yang
buruk serta minimnya angkutan umum yang melintas.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan Bulu
dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah
penduduk di Kecamatan Bulu yaitu 51.463 tidak sebanding dengan jumlah
PHC yang terdiri dari 1 Puskesmas dan 3 Puskesmas Pembantu di kecamatan
tersebut dimana total kapasitas PHC di Kecamatan Bulu sebanyak 48.000
jiwa.
3. Kecamatan Tawangsari
Kacamatan Tawangsari terdiri dari 12 desa dengan variasi topografi
datar dan agak curam. Jumlah penduduk di Kecamatan Tawangsari sebanyak
58.962 jiwa dan termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk
kurang padat.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Tawangsari sebanyak 9
yang terdiri dari 1 Puskesmas dan 8 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran
Puskesmas Pembantu berada di Desa Pojik, Pundungrejo, Watu Bonang,
Kedungjambal, Dalangan, Tangkisan, Majasto dan Tambakboyo. Dengan
jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan gerakan penduduk
yang berbeda-beda dari masing-masing kecamatan. Prediksi gerakan
penduduk yang paling banyak menuju Primary Health Care di Kecamatan
Tawangsari adalah Kecamatan Weru yaitu sebanyak 14.814 jiwa sedangkan
yang paling paling sedikit dari Kecamatan Gatak yaitu sebanyak 3.616 jiwa.
Kecamatan Gata diprediksi menjadi kecamatan yang memiliki gerakan
penduduk paling banyak karena pada Kecamatan Weru berbatasan langsung
dengan Kecamatan Tawangsari dengan demikian mengakibatkan banyak
masyarakat yang berada pada perbatasan Kecamatan Weru memilih berobat di
Kecamatan Tawangsari. Selain faktor tersebut terdapat juga faktor
aksesibilitas yang lebih mendukung masyarakat untuk lebih memilih berobat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
di Kecamatan Tawangsari. Untuk prediksi gerakan penduduk terendah di
Kecamatan Tawangsari adalah Kecamatan Gatak, hal ini dikarenakan jarak
yang sangat jauh antara Kecamatan Tawangsari dengan Kecamatan Gatak.
Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan aksesibilitas yang sulit dan gerakan
penduduk yang sedikit menuju Kecamatan Tawangsari.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Tawangsari adalah cukup baik
sedangkan kualitas dari puskesmas pembantu adalah 1 Puskesmas Pembantu
dengan kategori sangat baik, 6 Puskesmas Pembantu dengan kategori baik dan
1 Puskesmas Pembantu dengan kategori cukup baik. Puskesmas Pembantu
yang memiliki kategori sangat baik adalah Puskesmas Pembantu Tangkisan.
Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori baik adalah Puskesmas II Pojik,
Puskesmas Pembantu Pundungrejo, Puskesmas Pembantu Watu Bonang,
Puskesmas Pembantu Kedung Jambal, Puskesmas Pembantu Dalangan dan
Puskesmas Pembantu Tambakboyo. Puskesmas Pembantu yang termasuk
dalam kategori cukup adalah Puskesmas Pembantu Majasto. Puskesmas
Tawangsari merupakan puskesmas yang tergolong cukup baik kualitasnya hal
ini dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan responden parameter
reputasi dan kredibilitas merupakan parameter yang paling rendah dengan
rendahnya reputasi dan jredibilitas dari Puskesmas Tawangsari ini
mengakibatkan pandangan tentang kualitas yang buruk oleh masyarakat di
Kecamatan Tawangsari. Puskesmas Tawangsari belum terakreditasi dan masih
jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan Puskesmas Weru yang sudah
terakreditasi. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan Tawangsari, terdapat
1 puskesmas pembantu yang termasuk dalam kualitas yang cukup baik.
Puskesmas dengan kualitas yang cukup baik ini berdasarkan hasil wawancara
dari responden dikarenakan memiliki parameter serviscape yang rendah.
Sealian itu untuk penilaian dari masing-masing parameter jug menunjukkan
angka yang rendah. Dengan demikian kualitas dari Puskesmas Pembantu
Majasto menjadi cukup baik.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Tawangsari sebanyak 32.433 jiwa untuk Puskesmas dan 34.071
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
2 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 7 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 12
desa yang termasuk dalam cukup terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan
aksesibilitas per kecamatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Tawangsari
memiliki aksesibilitas yang rendah sehingga kegiatan masyarakat untuk
menuju kecamatan lain rendah. Hal ini dikarenakan jarak yang jauh, jenis
jalan dan konsisi jalan yang buruk serta minimnya angkutan umum yang
melintas.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan
Tawangsari dapat dikategorikan cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah
PHC di kecamatan tersebut mampu menangani seluruh penduduk di
Kecamatan Tawangsari. Adapun kapasitas PHC di Kecamatan Tawangsari
sebanyak 78.000 jiwa.
4. Kecamatan Sukoharjo
Kacamatan Sukoharjo terdiri dari 14 desa dengan topografi datar.
Jumlah penduduk di Kecamatan Sukoharjo sebanyak 85.636 jiwa dan
termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk kurang padat.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Sukoharjo sebanyak 7
yang terdiri dari 1 Puskesmas dan 6 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran
dari Puskesmas Pembantu berada di Desa Sukoharjo, Combongan, Joho,
Cuplik, Banmati dan Sonorejo. Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut
dapat menghasilkan gerakan penduduk yang berbeda-beda dari masing-
masing kecamatan. Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak menuju
Primary Health Care di Kecamatan Sukoharjo adalah Kecamatan Grogol
yaitu sebanyak 9.510 jiwa sedangkan yang paling paling sedikit dari
Kecamatan Bulu yaitu sebanyak 4.151 jiwa. Kecamatan Grogol diprediksi
menjadi kecamatan yang memiliki gerakan penduduk paling banyak karena
pada Kecamatan Grogol memiliki aksesibilitas yang sangat mudah menuju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Kecamatan Sukoharjo dengan demikian mengakibatkan banyak masyarakat
yang memilih berobat di Kecamatan Sukoharjo. Selain faktor tersebut terdapat
juga faktor aksesibilitas yang lebih mendukung masyarakat untuk lebih
memilih berobat di Kecamatan Sukoharjo. Untuk prediksi gerakan penduduk
terendah di Kecamatan Sukoharjo adalah Kecamatan Bulu, hal ini dikarenakan
jarak yang sangat jauh antara Kecamatan Sukoharjo dengan Kecamatan Bulu.
Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan aksesibilitas yang sulit dan gerakan
penduduk yang sedikit menuju Kecamatan Sukoharjo.
Berdasarkan pada hasil perhitungan interasi kecamatan yang memiliki
prediksi gerakan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Bulu yaitu 40.967
sedangkan prediksi gerakan penduduk yang paling rendah adalah Kecamatan
Gatak yaitu 6.941 jiwa. Kecamatan Bulu menjadi kecamatan dengan prediksi
gerakan penduduk paling tinggi karena pada kecamatan tersebut memiliki
jumlah Primary Health Care yang sedikit dan kualitasnya belum bias
memuaskan hati masyarakat. Kecamatan Gatak merupakan kecamatan yang
memiliki prediksi gerakan penduduk yang paling rendah menuju Kecamatan
Sukoharjo hal ini dikarenakan jarak yang sangat jauh anatara Kecamatan Baki
dengan Kecamatan Sukoharjo, dengan jaugnya jarak mengakibatkan
aksesibilitas yang sulit menuju Kecamatan Sukoharjo, selain itu Kecamatan
Gatak lebih dekat dengan Kecamatan Kartasura, Kecamatan Grogol dan
berbatasan dengan Kota Surakata dengan demikian masyarakat di Kecamatan
Gatak memilih untuk berobat di Kecamatan Kartasura atau di Kecamatan
Grogol.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Sukoharjo adalah baik sedangkan
kualitas dari puskesmas pembantu adalah 3 Puskesmas Pembantu dengan
kategori sangat baik, 1 Puskesmas Pembantu dengan kategori baik dan 2
Puskesmas Pembantu dengan kategori cukup baik. Puskesmas Pembantu yang
memiliki kategori sangat baik adalah Puskesmas II Sukoharjo, Puskesmas
Pembantu Cuplik dan Puskesmas Pembantu Banmati. Puskesmas Pembantu
yang termasuk dalam kategori baik adalah Puskesmas Pembantu Combongan.
Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kategori cukup adalah Puskesmas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Pembantu Joho dan Puskesmas Pembantu Sonorejo. Kualitas RSUD sangat
baik. Puskesmas Sukoharjo merupakan puskesmas yang tergolong baik
kualitasnya hal ini dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan
responden parameter aksesibilitas mrupakan parameter yang paling tinggi
dengan adanya aksesibilitas yang baik maka akan mengakibatkan Puskesmas
Sukoharjo memiliki kualitas yang baik. Aksesibilitas yang mudah ini memiliki
cakupan yaitu kecamatan, jadi Puskesmas Sukoharjo berada pada lokasi yang
bias dijangkau oleh masyarakat yang berada di Kecamatan Sukoharjo.
Puskesmas Sukoharjo merupakan puskesmas yang telah terakreditasi dengan
demikian selain Puskesmas Weru Puskesmas sukoharjo juga teralah
terakreditasi. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan Sukoharjo terdapat 2
puskesmas pembantu yang termasuk dalam kualitas cukup baik. Puskesmas
dengan kualitas yang cukup baik ini berdasarkan hasil wawancara dari
responden dikarenakan memiliki parameter reputasi dan kredibilitas yang
rendah. Sealian itu untuk penilaian dari masing-masing parameter jug
menunjukkan angka yang rendah. Dengan demikian kualitas dari Puskesmas
Pembantu Joho dan Puskesmas Pembantu Sonorejo menjadi cukup baik.
Untuk kualitas rumah sakit di Kecamatan Sukoharjo adalah sangat baik.
Parameter yang paling tinggi adalah aksesibilitas. Letak dari rumah sakit yang
berada di Kecamatan Sukoharjo cukup strategis dan mampu dijangkau oleh
masyarakat yang berada di kecamatan lain seperti Kecamatan Bendosari,
Nguter, Weru, dan Bulu.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Sukoharjo sebanyak 25.705 jiwa untuk Puskesmas dan 58.163
jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
5 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 3 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 6 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 4
desa yang termasuk dalam mudah terjangkau, 7 desa yang termasuk dalam
kategori cukyp terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori sulit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per kecamatan dapat
diketahui bahwa Kecamatan Sukoharjo memiliki aksesibilitas yang sedang.
Hal ini dikarenakan letak dari Kecamatan Sukoharjo berada pada pusat
pemerintahan dimana kantor-kantor pemerintah berada di kecamatan tersbut.
Selain itu jarak menuju kecamatan lain, jenis jalan dan kondisi jalan serta
angkutan umum yang melintas mempermudah aksesibilitas di Kecamatan
Sukoharjo.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan
Sukoharjo dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya
jumlah PHC di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk
di Kecamatan Sukoharjo yaitu 85.636 jiwa. Adapun kapasitas PHC di
Kecamatan Tawangsari sebanyak 66.000 jiwa.
5. Kecamatan Nguter
Kacamatan Nguter terdiri dari 16 desa dengan variasi topografi datar
dan landai. Jumlah penduduk di Kecamatan Nguter sebanyak 64.434 jiwa dan
termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk jarang.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Nguter sebanyak 5 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 4 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran dari
Puskesmas Pembantu berada di Desa Celep, Desa Lawu, Desa Pondok dan
Tanjungrejo. Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan
gerakan penduduk yang berbeda-beda dari masing-masing kecamatan.
Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak menuju Primary Health Care
di Kecamatan Nguter adalah Kecamatan Sukoharjo yaitu sebanyak 9.592 jiwa
sedangkan yang paling paling sedikit dari Kecamatan Gatak yaitu sebanyak
2.629 jiwa. Kecamatan Sukoharjo diprediksi menjadi kecamatan yang
memiliki gerakan penduduk paling banyak karena pada Kecamatan Sukoharjo
berbatasan langsung dengan Kecamatan Nguter dengan demikian
mengakibatkan banyak masyarakat yang berada pada perbatasan Kecamatan
Sukoharjo memilih berobat di Kecamatan Nguter. Selain faktor tersebut
terdapat juga factor aksesibilitas yang lebih mendukung masyarakat untuk
lebih memilih berobat di Kecamatan Nguter. Untuk prediksi gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
penduduk terendah di Kecamatan Sukoharjo adalah Kecamatan Gatak, hal ini
dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan Sukoharjo dengan
Kecamatan Gatak. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan aksesibilitas yang
sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan Sukoharjo.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Nguter adalah sangat baik
sedangkan kualitas dari puskesmas pembantu adalah 4 Puskesmas Pembantu
dengan kategori baik. Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori baik
adalah Puskesmas II Celep, Puskesmas Pembantu Lawu, Puskesmas Pembantu
Pondok dan Puskesmas Pembantu Tanjungrejo. Puskesmas Nguter merupakan
puskesmas yang tergolong sangat baik kualitasnya hal ini dikarenakan
berdasarkan hasil wawancara dengan responden parameter aksesibilitas
mrupakan parameter yang paling tinggi dengan adanya aksesibilitas yang baik
maka akan mengakibatkan Puskesmas Nguter memiliki kualitas yang sangat
baik. Aksesibilitas yang mudah ini memiliki cakupan yaitu kecamatan, jadi
Puskesmas Nguter berada pada lokasi yang bias dijangkau oleh masyarakat
yang berada di Kecamatan Nguter. Namun Puskesmas Nguter belum
terakreditasi dengan demikian apabila dibandingkan dengan Puskesmas Weru,
dan Puskesmas Sukoharjo Puskesmas Nguter masih tertinggal. Untuk
puskesmas pembantu di Kecamatan Nguter tidak ada yang termasuk dalam
kualitas yang buruk atau cukup. Dengan demikian rata-rata puskesmas
pembantu di Kecamatan Nguter adalah baik. Hal ini dikarenakan puskesmas
pembantu di Kecamatan Nguter pada umumnya memiliki aksesibilitas yang
lebih terjangkau menurut responden, dan letak dari masing-masing puskesmas
pembantu berada sudah cukup strategis.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Sukoharjo sebanyak 24.124 jiwa untuk Puskesmas dan 20.559
jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
5 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 7 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 4 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
desa yang termasuk dalam mudah terjangkau, 10 desa yang termasuk dalam
kategori cukup terjangkau dan 5 desa yang termasuk dalam kategori sulit
terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per kecamatan dapat
diketahui bahwa Kecamatan Nguter memiliki aksesibilitas yang tinggi. Hal ini
dikarenakan letak dari Kecamatan Nguter berada pada jalrur antar kabupaten
dimana apabila dari Kabupaten Wonogiri akan menuju Kabupaten Sukoharjo
atau menuju Kota Surakarta maka akan melewati Kecamatan Nguter. Selain
itu factor-faktor penunjang aksesibilitas yang berupa jenis jalan dan angkutan
umum yang mudah mengakibatkan Kecamatan Nguter memiliki aksesibilitas
yang tinggi.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan Nguter
dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah PHC
di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk di
Kecamatan Nguter yaitu 64.434 jiwa. Adapun kapasitas PHC di Kecamatan
Nguter sebanyak 54.000 jiwa.
6. Kecamatan Bendosari
Kacamatan Bendosari terdiri dari 14 desa dengan topografi datar.
Jumlah penduduk di Kecamatan Bendosari sebanyak 67.906 jiwa dan
termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk jarang.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Bendosari sebanyak 6
yang terdiri dari 1 Puskesmas dan 5 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran
dari Puskesmas Pembantu berada di Desa Cabean, Pugogor, Jombor, Gentan
dan berada si area Pemda Kabupaten Sukoharjo. Alasamba. Dengan jumlah
fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan gerakan penduduk yang
berbeda-beda dari masing-masing kecamata. Prediksi gerakan penduduk yang
paling banyak menuju Primary Health Care di Kecamatan Bendosari adalah
Kecamatan Grogol yaitu sebanyak 9647 jiwa sedangkan yang paling paling
sedikit dari Kecamatan Bulu yaitu sebanyak 3224 jiwa. Kecamatan Grogol
diprediksi menjadi kecamatan yang memiliki gerakan penduduk paling banyak
karena pada Kecamatan Grogol berbatasan langsung dengan Kecamatan
Bendosari dengan demikian mengakibatkan banyak masyarakat yang berada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
pada perbatasan Kecamatan Sukoharjo memilih berobat di Kecamatan
Bendosari. Selain faktor tersebut terdapat juga faktor aksesibilitas yang lebih
mendukung masyarakat untuk lebih memilih berobat di Kecamatan Bendosari.
Untuk prediksi gerakan penduduk terendah di Kecamatan Sukoharjo adalah
Kecamatan Bulu, hal ini dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan
Bendosari dengan Kecamatan Bulu. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan
aksesibilitas yang sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan
Bendosari.
Berdasarkan pada hasil perhitungan interasi kecamatan yang memiliki
prediksi gerakan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Grogol yaitu
28.103 sedangkan prediksi gerakan penduduk yang paling rendah adalah
Kecamatan Baki yaitu 12.547 jiwa. Kecamatan Grogol menjadi kecamatan
dengan prediksi gerakan penduduk paling tinggi karena pada kecamatan
tersebut memiliki jumlah Primary Health Care yang sedikit dan kualitasnya
belum bisa memuaskan hati masyarakat. Kecamatan Baki merupakan
kecamatan yang memiliki prediksi gerakan penduduk yang paling rendah
menuju Kecamatan Sukoharjo hal ini dikarenakan jarak yang sangat jauh
anatara Kecamatan Baki dengan Kecamatan Sukoharjo, dengan jauhnya jarak
mengakibatkan aksesibilitas yang sulit menuju Kecamatan Bendosari, selain
itu Kecamatan Baki lebih dekat dengan Kecamatan Kartasura, Kecamatan
Grogol dan berbatasan dengan Kota Surakata dengan demikian masyarakat di
Kecamatan Baki memilih untuk berobat di Kecamatan Kartasura atau di
Kecamatan Grogol.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Bendosari adalah baik sedangkan
kualitas dari puskesmas pembantu adalah 1 Puskesmas Pembantu dengan
kategori sangat baik, 3 Puskesmas Pembantu dengan kategori baik dan 1
Puskesmas Pembantu dengan kategori cukup. Kualitas RSU Nirmala Suri
adalah baik dan kualitas RSK Paru Husada adalah cukup baik. Puskesmas
Pembantu yang memiliki kategori sangat baik adalah Puskesmas Pembantu
Pemda. Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kategori baik adalah
Pugogor, Puskesmas Pembantu Jombor, dan Puskesmas Pembantu Gentan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kategori cukup adalah Puskesmas
Pembantu Cabean. Puskesmas Bendosari merupakan puskesmas yang
tergolong baik kualitasnya hal ini dikarenakan berdasarkan hasil wawancara
dengan responden parameter aksesibilitas merupakan parameter yang paling
tinggi dengan adanya aksesibilitas yang baik maka akan mengakibatkan
Puskesmas Bendosari memiliki kualitas yang baik. Aksesibilitas yang mudah
ini memiliki cakupan yaitu kecamatan, jadi Puskesmas Bendosai berada pada
lokasi yang bias dijangkau oleh masyarakat yang berada di Kecamatan
Bendoasri. Puskesmas Bendosari belum terakreditasi, jadai apabila
dibandingkan dengan Puskesmas Weru dan Puskesmas Sukoharjo, Puskesmas
Bendosari masih tertinggal. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan
Bendosari terdapat 1 puskesmas pembantu yang termasuk dalam kualitas
cukup baik. Puskesmas dengan kualitas yang cukup baik ini berdasarkan hasil
wawancara dari responden dikarenakan memiliki parameter serviscape dan
reputasi dan kredibilitas yang rendah. Sealian itu untuk penilaian dari masing-
masing parameter juga menunjukkan angka yang rendah. Dengan demikian
kualitas dari Puskesmas Pembantu Cabean menjadi cukup baik. Untuk kualitas
rumah sakit di Kecamatan Bendoasarimemiliki kualitas baik dan cukup baik.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Bendosari sebanyak 29.667 jiwa untuk Puskesmas dan 28.240
jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Tingkat kunjungan di RSU Nirmalasuri
sebanyak 5.997 jiwa dan di RSK Paru Sokasari Husada sebanyak 438 jiwa.
Banyaknya kunjungan pasien salah satunya dipengaruhi oleh aksesibilitas.
Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat 2 desa yang termasuk dalam
kategori mudah terjangkau, 9 desa yang termasuk dalam kategori cukup
terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori sulit terjangkau. Untuk
aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 1 desa yang termasuk
dalam mudah terjangkau, 8 desa yang termasuk dalam kategori cukup
terjangkau dan 5 desa yang termasuk dalam kategori sulit terjangkau.
Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per kecamatan dapat diketahui
bahwa Kecamatan Bendosari memiliki aksesibilitas yang sedang. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
dikarenakan letak dari Kecamatan Bendosari memiliki aksesibilitas yang
berupa jenis jalan dan angkutan umum yang mudah mengakibatkan
Kecamatan Bendosari memiliki aksesibilitas yang sedang.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan
Bendosari dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya
jumlah PHC di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk
di Kecamatan Bendosari yaitu 67.906. Adapun kapasitas PHC di Kecamatan
Bendosari sebanyak 60.000 jiwa.
7. Kecamatan Polokarto
Kacamatan Polokarto terdiri dari 17 desa dengan variasi topografi
datar dan landai. Jumlah penduduk di Kecamatan Polokarto sebanyak 74.951
jiwa dan termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk jarang.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Polokarto sebanyak 6 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 5 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran
Puskesmas Pembantu berada di Desa Bulu, Kayu Apak, Genengsari,
Kenongkorejo dan Karangwuni. Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut
dapat menghasilkan gerakan penduduk yang berbeda-beda dari masing-
masing kecamatan. Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak menuju
Primary Health Care di Kecamatan Polokarto adalah Kecamatan Mojolaban
yaitu sebanyak 11.658 jiwa sedangkan yang paling paling sedikit dari
Kecamatan Bulu yaitu sebanyak 2.401 jiwa. Kecamatan Mojolaban diprediksi
menjadi kecamatan yang memiliki gerakan penduduk paling banyak karena
pada Kecamatan Mojolaban berbatasan langsung dengan Kecamatan
Polokarto dengan demikian mengakibatkan banyak masyarakat yang berada
pada perbatasan Kecamatan Mojolaban memilih berobat di Kecamatan
Polokarto. Selain faktor tersebut terdapat juga faktor aksesibilitas yang lebih
mendukung masyarakat untuk lebih memilih berobat di Kecamatan Polokarto
Untuk prediksi gerakan penduduk terendah di Kecamatan Polokarto adalah
Kecamatan Bulu, hal ini dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan
Bendosari dengan Kecamatan Bulu. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
aksesibilitas yang sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan
Polokarto.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Polokarto adalah sangat baik
sedangkan kualitas dari puskesmas pembantu adalah 1 Puskesmas Pembantu
dengan kategori sangat baik, 3 Puskesmas Pembantu dengan kategori baik dan
1 Puskesmas Pembantu dengan kategori cukup. Puskesmas Pembantu yang
memiliki kategori sangat baik adalah Puskesmas Pembantu Kenongkorejo.
Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kategori baik adalah Puskesmas
Pembantu Bulu, Puskesmas Pembantu Genengsari, dan Puskesmas Pembantu
Karangwuni. Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kategori cukup
adalah Puskesmas Pembantu Kayu Apak. Puskesmas Polokarto merupakan
puskesmas yang tergolong sangat baik kualitasnya hal ini dikarenakan
berdasarkan hasil wawancara dengan responden parameter reputasi dan
kredibilitas merupakan parameter yang paling tinggi dengan adanya reputasi
dan kredibilitas yang baik maka akan mengakibatkan Puskesmas Polokarto
memiliki kualitas yang sangat baik. Puskesmas Polokarto belum terakreditasi,
jadai apabila dibandingkan dengan Puskesmas Weru dan Puskesmas
Sukoharjo, Puskesmas Polokarto masih tertinggal. Untuk puskesmas
pembantu di Kecamatan Polokarto terdapat 1 puskesmas pembantu yang
termasuk dalam kualitas cukup baik. Puskesmas pembantu dengan kualitas
yang cukup baik ini berdasarkan hasil wawancara dari responden dikarenakan
memiliki parameter reputasi dan kredibilitas yang rendah. Sealian itu untuk
penilaian dari masing-masing parameter juga menunjukkan angka yang
rendah. Dengan demikian kualitas dari Puskesmas Pembantu Kayu Apak
menjadi cukup baik.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Polokarto sebanyak 36.555 jiwa untuk Puskesmas dan 43.143
jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
3 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 7 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 7 desa yang termasuk dalam kategori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 11
desa yang termasuk dalam kategori cukup terjangkau dan 6 desa yang
termasuk dalam kategori sulit terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan
aksesibilitas per kecamatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Polokarto
memiliki aksesibilitas yang sedang. Hal ini dikarenakan letak dari Kecamatan
Polokarto memiliki aksesibilitas yang berupa jenis jalan dan angkutan umum
yang mudah mengakibatkan Kecamatan Bendosari memiliki aksesibilitas
yang sedang.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan
Polokarto dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya
jumlah PHC di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk
di Kecamatan Polokarto yaitu 74.951 jiwa. Adapun total kapasitas PHC di
Kecamatan Polokarto sebanyak 60.000 jiwa.
8. Kecamatan Mojolaban
Kacamatan Mojolaban terdiri dari 15 desa dengan topografi datar.
Jumlah penduduk di Kecamatan Mojolaban sebanyak 80.053 jiwa dan
termasuk dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk jarang.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Mojolaban sebanyak 5
yang terdiri dari 1 Puskesmas dan 4 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran
dari Puskesmas Pembantu berada di Desa Mojolaban, Klumprit, Palur, dan
Sapen. Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan
gerakan penduduk yang berbeda-beda dari masing-masing kecamatan.
Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak menuju Primary Health Care
di Kecamatan Mojolaban adalah Kecamatan Polokarto yaitu sebanyak 9983
jiwa sedangkan yang paling paling sedikit dari Kecamatan Bulu yaitu
sebanyak 2171 jiwa. Kecamatan Polokarto diprediksi menjadi kecamatan yang
memiliki gerakan penduduk paling banyak karena pada Kecamatan Polokarto
berbatasan langsung dengan Kecamatan Mojolaban dengan demikian
mengakibatkan banyak masyarakat yang berada pada perbatasan Kecamatan
Polokarto memilih berobat di Kecamatan Mojolaban. Selain faktor tersebut
terdapat juga factor aksesibilitas yang lebih mendukung masyarakat untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
lebih memilih berobat di Kecamatan Mojolaban Untuk prediksi gerakan
penduduk terendah di Kecamatan Mojolaban adalah Kecamatan Bulu, hal ini
dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan Mojolaban dengan
Kecamatan Bulu. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan aksesibilitas yang
sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan Mojolaban.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Mojolaban adalah baik sedangkan
kualitas dari puskesmas pembantu adalah 1 Puskesmas Pembantu dengan
kategori sangat baik, 2 Puskesmas Pembantu dengan kategori baik dan 1
Puskesmas Pembantu dengan kategori cukup. Puskesmas Pembantu yang
memiliki kategori sangat baik adalah Puskesmas Pembantu Klumprit.
Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kategori baik adalah Puskesmas II
Mojolaban, Puskesmas Pembantu Sapen. Puskesmas Pembantu yang
termasuk dalam kategori cukup adalah Puskesmas Pembantu Palur.
Puskesmas Mojolaban merupakan puskesmas yang tergolong baik kualitasnya
hal ini dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan responden parameter
keprofesionalan dan kemampuan merupakan parameter yang paling tinggi
dengan adanya keprofesionalan dan kemampuan yang baik maka akan
mengakibatkan Puskesmas Mojolaban memiliki kualitas yang baik.
Puskesmas Mojolaban belum terakreditasi, jadi apabila dibandingkan dengan
Puskesmas Weru dan Puskesmas Sukoharjo, Puskesmas Mojolaban masih
tertinggal. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan Mojolaban terdapat 1
puskesmas pembantu yang termasuk dalam kualitas cukup baik. Puskesmas
pembantu dengan kualitas yang cukup baik ini berdasarkan hasil wawancara
dari responden dikarenakan memiliki parameter serviscape yang rendah.
Sealian itu untuk penilaian dari masing-masing parameter juga menunjukkan
angka yang rendah. Dengan demikian kualitas dari Puskesmas Pembantu Palur
menjadi cukup baik.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Mojolaban sebanyak 37.593 jiwa untuk Puskesmas dan 42.725
jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
6 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau,6 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 1
desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 9 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 5 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per kecamatan
dapat diketahui bahwa Kecamatan Mojolaban memiliki aksesibilitas yang
sedang. Hal ini dikarenakan letak dari Kecamatan Mojolaban memiliki
aksesibilitas yang berupa jenis jalan dan angkutan umum yang mudah
mengakibatkan Kecamatan Mojolaban memiliki aksesibilitas yang sedang.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan
Mojolaban dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya
jumlah PHC di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk
di Kecamatan Mojolaban yaitu 80.053 jiwa. Adapun total kapasitas PHC di
Kecamatan Mojolaban sebanyak 54.000 jiwa.
9. Kecamatan Grogol
Kacamatan Grogol terdiri dari 14 desa dengan topografi datar. Jumlah
penduduk di Kecamatan Grogol sebanyak 105.016 jiwa dan termasuk dalam
kategori kecamatan yang memiliki penduduk padat.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Grogol sebanyak 5 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 4 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran
Puskesmas Pembanti berada di Desa Pandean, Telukan, Cemani dan
Kwarasan. Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan
gerakan penduduk yang berbeda-beda dari masing-masing kecamatan.
Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak menuju Primary Health Care
di Kecamatan Grogol adalah Kecamatan Kartasura yaitu sebanyak 36.795 jiwa
sedangkan yang paling paling sedikit dari Kecamatan Bulu yaitu sebanyak
2.328 jiwa. Kecamatan Kartasura diprediksi menjadi kecamatan yang
memiliki gerakan penduduk paling banyak karena pada Kecamatan Kartasura
berbatasan langsung dengan Kecamatan Grogol dengan demikian
mengakibatkan banyak masyarakat yang berada pada perbatasan Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Kartasura memilih berobat di Kecamatan Grogol. Selain faktor tersebut
terdapat juga factor aksesibilitas yang lebih mendukung masyarakat untuk
lebih memilih berobat di Kecamatan Grogol. Untuk prediksi gerakan
penduduk terendah di Kecamatan Grogol adalah Kecamatan Bulu, hal ini
dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan Grogol dengan
Kecamatan Bulu. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan aksesibilitas yang
sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan Grogol.
Berdasarkan pada hasil perhitungan interasi kecamatan yang memiliki
prediksi gerakan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Sukoharjo yaitu
15.550 sedangkan prediksi gerakan penduduk yang paling rendah adalah
Kecamatan Gatak yaitu 5.064 jiwa. Kecamatan Sukoharjo menjadi kecamatan
dengan prediksi gerakan penduduk paling tinggi karena pada kecamatan
tersebut memiliki jumlah Primary Health Care yang sedikit dan kualitasnya
belum bisa memuaskan hati masyarakat. Dengan demikian banyak masyarakat
Sukoharjo yang memilih untuk berobat menuju fasilitas yang lebih baik yaitu
rumah sakit di Kecamatan Grogol. Kecamatan Gatak merupakan kecamatan
yang memiliki prediksi gerakan penduduk yang paling rendah menuju
Kecamatan Grogol hal ini dikarenakan Kecamatan Gatak dekat dengan
Kecamatan Kartasura dimana kecamatan tersebut memiliki jumlah rumah
sakit yang lebih banyak daripada di Kecamatan Grogol.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Grogol adalah baik sedangkan
kualitas dari puskesmas pembantu adalah 4 Puskesmas Pembantu dengan
kategori baik. Sedangkan kualitas rumah sakit di Kecamatan Grogol adalah
baik. Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori baik adalahPuskesmas
Pembantu Pandean, Puskesmas Pembantu Telukan, Puskesmas II Cemani dan
Puskesmas Pembantu Kwarasan. Puskesmas Grogol merupakan puskesmas
yang tergolong baik kualitasnya hal ini dikarenakan berdasarkan hasil
wawancara dengan responden parameter keprofesionalan dan kemampuan
merupakan parameter yang paling tinggi dengan adanya keprofesionalan dan
kemampuan yang baik maka akan mengakibatkan Puskesmas Grogol memiliki
kualitas yang baik. Puskesmas Grogol belum terakreditasi, jadi apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
dibandingkan dengan Puskesmas Weru dan Puskesmas Sukoharjo, Puskesmas
Grogol masih tertinggal. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan Grogol
tidak ada yang termasuk dalam kualitas yang buruk atau cukup. Dengan
demikian rata-rata puskesmas pembantu di Kecamatan Grogol adalah baik.
Hal ini dikarenakan puskesmas pembantu di Kecamatan Grogol pada
umumnya memiliki aksesibilitas yang lebih terjangkau menurut responden,
dan letak dari masing-masing puskesmas pembantu berada sudah cukup
strategis. Untuk kualitas rumah sakit di Kecamatan Grogol adalah sangat baik.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Grogol sebanyak 35.129 jiwa untuk Puskesmas dan 43.175 jiwa
untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
3desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau,10 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 1 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 1
desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 10 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per kecamatan
dapat diketahui bahwa Kecamatan Grogol memiliki aksesibilitas yang tinggi.
Hal ini dikarenakan letak dari Kecamatan Grogol berbatasan dengan Kota
Surakarta dimana pada kecamatan tersebut disediakan aksesibilitas yang baik
oleh Pemerintah seperti jenis jalan dan angkutan umum yang baik. Selain itu
letak dari Kecamatan Grogol berdasarkan jarak mampu dicapai untuk semua
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Dengan demikian aksesibilitas di
Kecamatan Grogol adalah tinggi.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan Grogol
dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah PHC
di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk di
Kecamatan Grogol yaitu 105.016 jiwa. Adapun total kapasitas PHC di
Kecamatan Grogol sebanyak 54.000 jiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
10. Kecamatan Baki
Kacamatan Baki terdiri dari 14 desa dengan topografi datar. Jumlah
penduduk di Kecamatan Baki sebanyak 53.560 jiwa dan termasuk dalam
kategori kecamatan yang memiliki penduduk padat.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Baki sebanyak 4 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 3 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran dari
Puskesmas Pembantu berada di Desa Daleman, Mancasan dan Baki. Dengan
jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan gerakan penduduk
yang berbeda-beda dari masing-masing kecamatan. Prediksi gerakan
penduduk yang paling banyak menuju Primary Health Care di Kecamatan
Baki adalah Kecamatan Grogol yaitu sebanyak 6.932 jiwa sedangkan yang
paling paling sedikit dari Kecamatan Bulu yaitu sebanyak 1.830 jiwa.
Kecamatan Grogol diprediksi menjadi kecamatan yang memiliki gerakan
penduduk paling banyak karena pada Kecamatan Grogol berbatasan langsung
dengan Kecamatan Baki dengan demikian mengakibatkan banyak masyarakat
yang berada pada perbatasan Kecamatan Grogol memilih berobat di
Kecamatan Baki. Selain faktor tersebut terdapat juga factor aksesibilitas yang
lebih mendukung masyarakat untuk lebih memilih berobat di Kecamatan Baki.
Untuk prediksi gerakan penduduk terendah di Kecamatan Baki adalah
Kecamatan Bulu, hal ini dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan
Baki dengan Kecamatan Bulu. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan
aksesibilitas yang sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan
Baki.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Baki adalah baik sedangkan kualitas
dari puskesmas pembantu adalah 1 Puskesmas Pembantu dengan kategori
sangat baik, 1 Puskesmas Pembantu dengan kategori baik dan 1 Puskesmas
Pembantu dengan kategori cukup baik. Puskesmas Pembantu yang memiliki
kategori sangat baik adalah Puskesmas Pembantu Daleman. Puskesmas
Pembantu yang memilki kategori Baik adalah Puskesmas II Baki dan
Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori cukup baik adalah Puskesmas
Pembantu Mancasan. Puskesmas Baki merupakan puskesmas yang tergolong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
baik kualitasnya hal ini dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan
responden parameter aksesibilitas merupakan parameter yang paling tinggi
dengan adanya aksesibilitas yang baik maka akan mengakibatkan Puskesmas
Baki memiliki kualitas yang baik. Puskesmas Baki belum terakreditasi, jadi
apabila dibandingkan dengan Puskesmas Weru dan Puskesmas Sukoharjo,
Puskesmas Baki masih tertinggal. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan
Baki terdapat 1 puskesmas pembantu yang termasuk dalam kualitas yang
cukup baik. Puskesmas pembantu dengan kualitas yang cukup baik ini
berdasarkan hasil wawancara dari responden dikarenakan memiliki parameter
reputasi dan kredibilitas yang rendah. Sealian itu untuk penilaian dari masing-
masing parameter juga menunjukkan angka yang rendah. Dengan demikian
kualitas dari Puskesmas Pembantu Mancasan menjadi cukup baik.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Baki sebanyak 22.984 jiwa untuk Puskesmas dan 25.776 jiwa
untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
2desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 9desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 11
desa yang termasuk dalam kategori cukup terjangkau dan 3 desa yang
termasuk dalam kategori sulit terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan
aksesibilitas per kecamatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Baki memiliki
aksesibilitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Baki disediakan
aksesibilitas yang baik oleh Pemerintah seperti jenis jalan dan angkutan umum
yang baik. Selain itu letak dari Kecamatan Baki berdasarkan jarak mampu
dicapai untuk semua kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Dengan demikian
aksesibilitas di Kecamatan Baki adalah tinggi.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan Baki
dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah PHC
di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Kecamatan Baki yaitu 53.560 jiwa. Adapun total kapasitas PHC di
Kecamatan Baki sebanyak 48.000 jiwa.
11. Kecamatan Gatak
Kacamatan Gatak terdiri dari 14 desa dengan topografi datar. Jumlah
penduduk di Kecamatan Gatak sebanyak 49.184 jiwa dan termasuk dalam
kategori kecamatan yang memiliki penduduk padat.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Gatak sebanyak 4 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 3 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran dari
Puskesmas Pembantu berada di Desa Gatak, Terik dan Geneng. Dengan
jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat menghasilkan gerakan penduduk
yang berbeda-beda dari masing-masing kecamatan. Prediksi gerakan
penduduk yang paling banyak menuju Primary Health Care di Kecamatan
Gatak adalah Kecamatan Grogol yaitu sebanyak 5630 jiwa sedangkan yang
paling paling sedikit dari Kecamatan Bulu yaitu sebanyak 2273 jiwa.
Kecamatan Grogol diprediksi menjadi kecamatan yang memiliki gerakan
penduduk paling banyak karena pada Kecamatan Grogol berbatasan langsung
dengan Kecamatan Gatak dengan demikian mengakibatkan banyak
masyarakat yang berada pada perbatasan Kecamatan Grogol memilih berobat
di Kecamatan Gatak. Selain faktor tersebut terdapat juga factor aksesibilitas
yang lebih mendukung masyarakat untuk lebih memilih berobat di Kecamatan
Gatak. Untuk prediksi gerakan penduduk terendah di Kecamatan Gatak adalah
Kecamatan Bulu, hal ini dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan
Gatak dengan Kecamatan Bulu. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan
aksesibilitas yang sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan
Gatak.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Gatak adalah baik sedangkan
kualitas dari puskesmas pembantu adalah 3 Puskesmas Pembantu dengan
kategori baik. Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori baik adalah
Puskesmas Pembantu II Gatak, Puskesmas Pembantu Terik dan Puskesmas
Pembantu Geneng. Puskesmas Gatak merupakan puskesmas yang tergolong
baik kualitasnya hal ini dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
responden parameter profesionalisme dan kemampuan petugas merupakan
parameter yang paling tinggi dengan adanya profesionalisme dan kemampuan
petugas yang baik maka akan mengakibatkan Puskesmas Gatak memiliki
kualitas yang baik. Puskesmas Gatak belum terakreditasi, jadi apabila
dibandingkan dengan Puskesmas Weru dan Puskesmas Sukoharjo, Puskesmas
Gatak masih tertinggal. Untuk puskesmas pembantu di Kecamatan Gatak tidak
ada yang termasuk dalam kualitas yang buruk atau cukup. Dengan demikian
rata-rata puskesmas pembantu di Kecamatan Gatak adalah baik. Hal ini
dikarenakan puskesmas pembantu di Kecamatan Gatak pada umumnya
memiliki aksesibilitas yang lebih terjangkau menurut responden, dan letak dari
masing-masing puskesmas pembantu berada sudah cukup strategis.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Gatak sebanyak 30.177 jiwa untuk Puskesmas dan 29.363 jiwa
untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
1desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 12desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 1 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas Pembantu terdapat 2
desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau, 9 desa yang termasuk
dalam kategori cukup terjangkau dan 3 desa yang termasuk dalam kategori
sulit terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per kecamatan
dapat diketahui bahwa Kecamatan Gatak memiliki aksesibilitas yang rendah.
Hal ini dikarenakan di Kecamatan Gatak jarak antar kecmatan yang lain
sangat jauh sehingga memngakibatkan aksesibilitas kecamatannya rendah.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan Gatak
dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah PHC
di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk di
Kecamatan Gatak yaitu 92.922 jiwa. Adapun total kapasitas PHC di
Kecamatan Gatak sebanyak 48.000 jiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
12. Kecamatan Kartasura
Kacamatan Kartasura terdiri dari 12 desa dengan topografi datar.
Jumlah penduduk di Kecamatan Kartasura sebanyak 92.922 jiwa dan termasuk
dalam kategori kecamatan yang memiliki penduduk padat.
Jumlah Primary Health Care di Kecamatan Kartasura sebanyak 6 yang
terdiri dari 1 Puskesmas dan 5 Puskesmas Pembantu. Adapun persebaran dari
Puskesmas Pembantu berada di Desa Kartasura, Wiragunan, Ngemplak,
Gonilan dan Makam Haji. Dengan jumlah fasilitas kesehatan tersebut dapat
menghasilkan gerakan penduduk yang berbeda-beda dari masing-masing
kecamatan. Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak menuju Primary
Health Care di Kecamatan Kartasura adalah Kecamatan Grogol yaitu
sebanyak 9.483 jiwa sedangkan yang paling paling sedikit dari Kecamatan
Bulu yaitu sebanyak 2.504 jiwa. Kecamatan Gogol diprediksi menjadi
kecamatan yang memiliki gerakan penduduk paling banyak karena pada
Kecamatan Grogol memiliki jarak yang tidak begitu jauh dengan Kecamatan
Kartasura dengan demikian mengakibatkan banyak masyarakat yang berada
pada perbatasan Kecamatan Grogol memilih berobat di Kecamatan Kartasura.
Selain faktor tersebut terdapat juga factor aksesibilitas dan kualitas yang lebih
mendukung masyarakat untuk lebih memilih berobat di Kecamatan Kartasura.
Untuk prediksi gerakan penduduk terendah di Kecamatan Kartasura adalah
Kecamatan Bulu, hal ini dikarenakan jarak yang sangat jauh antara Kecamatan
Grogol dengan Kecamatan Bulu. Jarak yang sangat jauh ini menyebabkan
aksesibilitas yang sulit dan gerakan penduduk yang sedikit menuju Kecamatan
Kartasura.
Berdasarkan pada hasil perhitungan interasi kecamatan yang memiliki
prediksi gerakan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Grogol yaitu
56.455 sedangkan prediksi gerakan penduduk yang paling rendah adalah
Kecamatan Gatak yaitu 22.529 jiwa. Kecamatan Grogol menjadi kecamatan
dengan prediksi gerakan penduduk paling tinggi karena pada kecamatan
tersebut memiliki jumlah Primary Health Care yang sedikit dan kualitasnya
belum bisa memuaskan hati masyarakat. Dengan demikian banyak masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
Sukoharjo yang memilih untuk berobat menuju fasilitas yang lebih baik yaitu
rumah sakit di Kecamatan Kartasura. Kecamatan Gatak merupakan kecamatan
yang memiliki prediksi gerakan penduduk yang paling rendah menuju
Kecamatan Kartasura hal ini dikarenakan Kecamatan Gatak dekat dengan
Kecamatan Kartasura dimana kecamatan tersebut memiliki jumlah rumah
sakit yang lebih banyak darippada di Kecamatan Grogol.
Kualitas Puskesmas di Kecamatan Kartasura adalah sangat baik
sedangkan kualitas dari puskesmas pembantu adalah 1 Puskesmas Pembantu
dengan kategori sangat baik, 3 Puskesma Pembantu dengan ketegori baik dan
1 Puskesmas Pembantu dengan kategori cukup. Puskesmas Pembantu yang
memiliki kategori sangat baik adalah Puskesmas II Kartasur. Puskesmas
Pembantu yang memiliki kategori baik adalah Puskesmas Pembantu
Wiragunan, Puskesmas Pembantu Ngemplak dan Puskesmas Pembantu
Makam Haji. Puskesmas Pembantu yang memiliki kategori cukup adalah
Puskesmas Pembantu Gonilan. Puskesmas Kartasura merupakan puskesmas
yang tergolong sangat baik kualitasnya hal ini dikarenakan berdasarkan hasil
wawancara dengan responden parameter aksesibilitas merupakan parameter
yang paling tinggi dengan adanya aksesibilitas yang mudah maka akan
mengakibatkan Puskesmas Kartasura memiliki kualitas yang sangat baik.
Puskesmas Kartasura sudah terakreditasi, Untuk puskesmas pembantu di
Kecamatan Kartasura terdapat 1 puskesmas pembantu yang termasuk dalam
kualitas yang cukup baik. Puskesmas pembantu dengan kualitas yang cukup
baik ini berdasarkan hasil wawancara dari responden dikarenakan memiliki
parameter reputasi dan kredibilitas yang rendah. Sealian itu untuk penilaian
dari masing-masing parameter juga menunjukkan angka yang rendah. Dengan
demikian kualitas dari Puskesmas Pembantu Gonilan menjadi cukup baik.
Tingkat kunjungan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Kartasura sebanyak 53.296 jiwa untuk Puskesmas dan 48.289
jiwa untuk Puskesmas Pembantu. Banyaknya kunjungan pasien salah satunya
dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk aksesibilitas menuju Puskesmas terdapat
10 desa yang termasuk dalam kategori mudah terjangkau dan 2desa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
termasuk dalam kategori cukup terjangkau. Untuk aksesibilitas menuju
Puskesmas Pembantu terdapat 6 desa yang termasuk dalam kategori mudah
terjangkau dan 6 desa yang termasuk dalam kategori cuku. Sedangkan untuk
aksesibilitas menuju Rumah Sakit terdapat 8 desa yang termasuk dalam
kategori mudah terjangkau dan 4 desa yang termasuk dalam kategori cukup
terjangkau. Berdasarkan pada perhitungan aksesibilitas per kecamatan dapat
diketahui bahwa Kecamatan Kartasura memiliki aksesibilitas yang rendah.
Hal ini dikarenakan di Kecamatan Kartasura jarak antar kecmatan yang lain
sangat jauh sehingga memngakibatkan aksesibilitas kecamatannya rendah.
Tingkat kecukupan Primary Health Care ( PHC) di Kecamatan
Kartasura dapat dikategorikan tidak cukup. Hal ini dikarenakan banyaknya
jumlah PHC di kecamatan tersebut tidak mampu menangani seluruh penduduk
di Kecamatan Kartasura yaitu 92.922 jiwa. Adapun total kapasitas PHC di
Kecamatan Kartasura sebanyak 60.000 jiwa.
Berdasarkan pada kemampuan masing-masing kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2011 dapat diketahui bahwa persebaran Primary Health Care
paling banyak terdapat di Kecamatan Tawangsari yaitu sebanyak 9 unit yang
terdiri dari 1 puskesmas dan 8 puskesmas pembantu. Persebaran rumah sakit yang
paling banyak berada di Kecamatan Kartasura yang terdapat 4 rumah sakit.
Sedangkan paling sedikit berada di Kecamatan Bulu, Kecamatan Baki dan
Kecamatan Gatak.
Banyaknya Primary Health Care dan rumah sakit yang berada pada
masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo mengakibatkan ketertarikan
dari kecamatan lain untuk berkunjung di kecamatan yang memiliki jumlah
fasilitas kesehatan yang baik dan memiliki kualitas yang baik. Adapun prediksi
gerakan penduduk dapat dilihat pada penjelasan masingmasing kecamatan di atas.
Banyaknya jumlah fasilitas kesehatan yang berupa Primary Health Care
dan rumah sakit di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 terkait dengan pemilihan
lokasi strategis serta tersedianya fasilitas pendukung karena mendapat proiritas
pemangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan yang telah diuraikan secara
rinci pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care) di Kabupaten
Sukoharjo berjumlah 67 unit yang terdiri dari 12 Puskesmas dan 55
Puskesmas Pembantu. Distribusi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama paling
banyak di Kecamatan Kartasura, sedangkan terendah di Kecamatan Bulu, Baki
dan Gatak. Prediksi gerakan penduduk yang paling banyak berada pada
Kecamatan Grogol yaitu 83.223 jiwa (9,46%), sedangkan paling rendah
berada pada Kecamatan Bulu yaitu 47.957 jiwa (5,45%) dari jumlah penduduk
di Kabupaten Sukoharjo
2. Kualitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011
a. Kualitas Puskesmas
Kualitas Puskesmas dengan kategori sangat baik dan yang memiliki
jumlah skor paling tinggi adalah Puskesmas Polokarto yaitu 150,4.
Sedangkan kualitas puskesmas pembantu yang termasuk dalam kualitas
cukup adalah Puskesmas Tawangsari dengan jumlah skor 104.
b. Kualitas Puskesmas Pembantu
Kualitas Puskesmas Pembantu dengan kategori sangat baik dan memiliki
jumlah skor paling tinggi adalah Puskesmas pembantu Cuplik dengan
jumlah skor 151,8. Sedangkan Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam
kategori cukup dan memiliki skor paling rendah adalah Puskesmas
Pembantu Cabean dengan jumlah skor 91,4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
3. Tingkat Kunjungan Pelayana Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupeten
Sukoharjo Tahun 2011
a. Jumlah Kunjungan Puskesmas
Puskesmas yang termasuk dalam kelas tinggi dengan jumlah kunjungan
paling banyak adalah Puskesmas Kartasura yaitu 53.296 jiwa (14,46%).
Sedangkan yang termasuk dalam kelas rendah dengan jumlah pengunjung
paling sedikit adalah Puskesmas Bulu yaitu 14.862 jiwa (4,03%).
b. Jumlah Kunjungan Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu yang termasuk dalam kelas tinggi dengan jumlah
kunjungan paling banyak adalah Puskesmas II Kartasura yaitu 36.615 jiwa
(8,62%). Sedangkan yang termasuk dalam kelas rendah dengan jumlah
pengunjung paling sedikit adalah Puskesmas Pembantu Joho yaitu 631
jiwa (0,15%).
4. Tingkat aksesibilitas di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
a. Aksesibilitas menuju pelayanan kesehatan
1) Jangkauan Pelayanan Puskesmas
Desa-desa yang paling mudah terjangkau terbanyak berada pada
Kecamatan Kartasura yaitu 10 desa, desa-desa yang cukup terjangkau
terbanyak berada pada Kecamatan Gatak yaitu 12 desa, sedangkan
desa-desa yang sulit terjangkau terbanyak berada pada Kecamatan
Polokarto yaitu 7 desa.
2) Jangkauan Pelayanan Puskesmas Pembantu
Desa-desa yang paling mudah terjangkau terbanyak berada pada
Kecamatan Kartasura yaitu 6 desa, desa-desa yang cukup terjangkau
terbanyak berada pada Kecamatan Tawangsari yaitu 12 desa,
sedangkan desa-desa yang sulit terjangkau terbanyak berada pada
Kecamatan Polokarto yaitu 6 desa.
b. Aksesibilitas per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
Aksesibilitas tertinggi berada di Kecamatan Grogol dengan indeks
aksesibilitas 11,89883 dan terendah di Kecamatan Kartasura yaitu
6,67760.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
5. Tingkat kecukupan Pelayanan Kesehatan Pertama di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011 yang telah tercukupi adalah Kecamatan Tawangsari, sedangkan
kecamatan yang tidak tercukupi oleh Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
dengan jumlah penduduk yang tidak terlayani terbanyak berada pada
Kecamatan Grogol yaitu 57.016 jiwa.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian Persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
(Primary Health Care) di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 adalah:
1. Dengan mengetahui persebaran Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 dapat dijadikan sebagai acuan untuk
pemilihan dan penambahan lokasi pendirian untuk Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama dan mengetahui interaksi wilayah dengan memprediksi
gerakan penduduk dalam mendatangi Pelayanan Kesehatan Pertama di
Kabupaten Sukoharjo.
2. Dengan mengetahui kualitas dari masing-masing Pelayanan Kesehatan
Pertama di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 dapat digunakan sebagai acuan
masyarakat untuk mengetahui Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang
memiliki kualitas yang baik dan bahan masukan terhadap pihak pemerintah
atau lebaga yang terkait untuk memperbaiki fasilitas kesehatan yang memiliki
kualitas yang rendah.
3. Dengan mengetahui tingkat kunjungan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 maka dapat digunakan untuk mengetahui
fasilitas kesehatan yang memiliki jumlah kunjungan yang tinggi.
4. Dengan mengetahui tingkat aksesibilitas Kabupaten Sukoharjo dapat dijadikan
acuan dalam memperbaiki jalan terutama di desa-desa yang jauh dari
kendaraan umum.
5. Mengetahui tingkat kecukupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama maka
dapat dijadikan saran bagi pemerintah atau lembaga yang terkait untuk
menambahkan fasilitas kesehatan di wilayah-wilayah yang belum mencukupi
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
C. Saran
Dari hasil penelitian ini maka saran-saran yang dikemukakan adalah
sebagai berikut:
1. Perlu adanya penambahan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama pada
masing-masing kecamatan yang belum mencukupi kebutuhan akan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat. Di Kabupaten Sukoharjo perlu penambahan
Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo seperti penambahan 2 Puskesmas Pembantu di Kecamatan Weru, 1
Puskesmas Pembantu di Kecamatan Bulu, 5 Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Sukoharjo, 3 Puskesmas Pembantu di Kecamatan Nguter, 3
Puskesmas Pembantu di Kecamatan Bendosari, 4 Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Polokarto, 5 Puskesmas Pembantu di Kecamatan Mojolaban, 10
Puskesmas Pembantu di Kecamatan Grogol, 1 Puskesmas Pembantu di
Kecamatan Baki, 2 Puskesmas Pembantu di Kecamatan Gatak dan 5
Puskesmas Pembantu di Kecamatan Kartasura.
2. Perlu adanya perhatian dari pemerintah atau lembaga yang berkaitan untuk
memperhatikan kinerja dan kualitas masing-masing Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama agar kualitas dan fungsi dari fasilitas kesehatan tersebut
dapat maksimal.
3. Perlu adanya perbaikan jalan dan penambahan angkutan umum untuk
memudahkan jangkauan terutama di desa-desa yang sulit terjangkau seperti di
desa-desa di sebagian Kecamatan Weru, sebagian Kecamatan Bulu dan
sebagian Kecamatan Polokarto.