Upload
hatruc
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBANDINGAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI SELAT MAKASSAR DENGAN KAPAL PURSE
SEINE YANG DIOPERASIKAN DI LAUT FLORES
SKRIPSI
RATU ALANG FAJRIN
L231 13 311
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
PERBANDINGAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI SELAT MAKASSAR DENGAN KAPAL PURSE
SEINE YANG DIOPERASIKAN DI LAUT FLORES
S K R I P S I
Oleh
RATU ALANG FAJRIN
L231 13 311
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pada
Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
ABSTRAK
RATU ALANG FAJRIN. L 231 13 311. Perbandingan Desain Kapal Purse seine yang Dioperasikan di Selat Makassar dengan Kapal Purse seine yang Dioperasikan di Laut Flores. Dibawah Bimbingan St. Aisjah Farhum sebagai Pembimbing utama dan Ilham Jaya sebagai Pembimbing Kedua.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan desain kapal purse seine yang dioperasikan di Selat Makassar dan Laut Flores. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan cara melakukan pengukuran secara langsung terhadap bentuk kapal, pengukuran ordinat kapal dan wawancara sebagai data primer. Sampel juga diperoleh dari data hasil penelitian pengukuran kapal purse seine yang beroperasi di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Data pengukuran kapal tersebut kemudian ditampilkan dalam tabel offset kapal, gambar lines plan dan general arrangement kapal dan kemudian dianalisis untuk mengetahui spesifikasi teknis kapal sampel. Hasil penelitian menunjukkan parameter desain kapal purse seine di Selat Makassar dan Laut Flores diperoleh secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kapal desain kapal di kedua perairan tersebut. Kata Kunci: kapal perikanan, purse seine, desain, selat makassar, laut flores
ABSTRACT
RATU ALANG FAJRIN. L 231 13 311. The Comparison of Purse Seine Ship Design Operated in the Makassar Strait and the Flores Sea. Under the Guidance of St. Aisjah Farhum as Principal Advisor and Ilham Jaya as Member Advisor. The purpose of this research is to analyze the differences in the design of purse seine vessels operated in the Makassar Strait and the Flores Sea. The method used in this research is case study with measuring directly on the shape of the ship, ship ordinates and interviews as primary data. This research also uses secondary data sourced from purse seine ship measurement research that operates in Makassar Strait and the Flores Sea. The measurement data of the vessel is shown in the offset table of the ship, draw lines plan and general arrangement of the vessel and then analyzed to determine the technical specifications of the sample vessel. The results show that the parameters of purse seine ship design in Makassar Strait with the Flores Sea, generally there is no difference between the purse seine ships in both waters. Keywords: fishing vessels, purse seine, design, makassar strait, flores sea
RIWAYAT HIDUP
RATU ALANG FAJRIN, dilahirkan pada tanggal 19 Juli
1995 di Kota Jakarta. Ayah bernama H. Agus Ridwan dan
Ibu bernama Fitria Hayati Husain Aksa. Penulis adalah
adalah anak kedua dari empat bersaudara Pada tahun
2007 penulis menyelesaikan Pendidikan dasar di SD
Negeri 5 Lappa, Kecamatan Sinjai Utara. Pada tahun 2010
penulis kembali menyelesaikan Pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN
3 Sinjai Utara. Ditahun 2013 penulis menyelesaikan Pendidikan sekolah
menengah atas di SMAN 1 Sinjai Utara.
Pada tahun 2013 penulis diterima di Universitas Hasanuddin melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Penulis terdaftar
sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan Perikanan,
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP).
Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif dalam lembaga
kemahasiswaan diantaranya pernah menjabat sebagai anggota Divisi
Pengaderan Keluarga Mahasiswa Profesi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
(KMP PSP FIKP UNHAS) 2014-2015, Deputi Kajian Strategis Himpunan
Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Perikanan (HMJ KEMAPI FIKP
UNHAS) periode 2015-2016, Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam
(HmI) Komisariat Perikanan Unhas periode 2016-2017 dan tergabung dalam
anggota Unit Kegiatan Senitari Unhas (UST UNHAS) periode 2014-2015.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Salam
dan salawat terkirim kepada yang mulia Nabi Besar Muhammad SAW yang
senantiasa menjadi contoh dan inspirasi bagi seluruh umat manusia.
Berbagai kesulitan dan hambatan yang penulis alami sejak dari
pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, akan tetapi semua itu dapat
dilewatii karena adanya dukungan, dorongan dan bantuan berbagai pihak,
terkhusus dari orang tua penulis H. Agus Ridwan dan Fitria Hayati Husain Aksa
yang senantiasa mengingatkan, memberi semangat serta berdoa sehingga
penulisan ini dapat berjalan dengan lancar. Penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih tak terhingga kepada :
1. Ibu Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si selaku pembimbing utama yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi
banyak saran bermanfaat bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
2. Bapak Ir. Ilham Jaya, MM Selaku pembimbing akademik sekaligus
pembimbing anggota yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan
penulis selama penyusunan skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc, Bapak Ir. Mahfud Palo, M.Si, dan
Bapak Dr. Ir. Faisal Amir, M.Si selaku tim penguji yang telah meluangkan
banyak waktunya dan memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi
penulis.
4. Bapak / Ibu Dosen Departemen Perikanan khususnya dosen Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas ilmu pengetahuan yang diberikan
selama menempuh bangku kuliah.
5. Seluruh staf akademik Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, terkhusus
kepada Bapak Laode Esi, Bapak Gatot dan Ibu Hj. Rahmatia yang telah
banyak membantu selama pengurusan kelengkapan administrasi.
6. Kakak kandungku Ashri Khairan serta adik-adikku Maryam Shafira dan
Feby Iswatun Hasanah yang tak hentinya mengalirkan doa, semangat dan
motivasi kepada penulis.
7. Teman sesama penelitian yaitu Citra Mauliana yang selalu memberi
semangat dan kerjasama yang baik dalam suka maupun duka.
8. Teman – teman terbaikku Ilaal, Citra, Lilis, Ningsih, Fatimah, Niah, Uni,
Mega, Risma, Uci, Ainul dan semua teman – teman PSP#13 yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan, dorongan dan
kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis.
9. Kanda Ady Jufri, S.Pi, M.Si, Aulia Azhar Wahab, S.Pi, M.Si, A.Arminsyah
Pangera, S.Pi, M.Si, Rezky Dwiyanti Risa, S.Pi, M.Si serta Sudirman S.Pi
yang telah banyak membantu dan memberi motivasi kepada penulis selama
penulisan skripsi.
10. Teman-teman #Belanak13 dan HmI Komisariat Perikanan Unhas yang
telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta Himpunan
tercinta KMP PSP FIKP UNHAS yang telah memberikan banyak pengalaman,
pembelajaran, serta kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis. SALAM
ALAT TANGKAP BADAI PASTI BERLALU.
Penulis sadar bahwa skripsi ini tidaklah sempurna. Meski demikian, penulis
mengharapkan semoga tulisan ini dapat memberi manfaat khusunya dalam
penelitian kapal perikanan.
Makassar, Februari 2018
Ratu Alang Fajrin
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2
C. Kegunaan ................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kapal Perikanan ...................................................................................... 3
B. Kapal Purse seine ................................................................................... 4
C. Desain Kapal ........................................................................................... 5
D. Bentuk Badan dan Material Kapal .......................................................... 6
E. Dimensi Utama Kapal ............................................................................. 9
F. Parameter Hidrostatis ............................................................................. 11
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 13
B. Alat dan Kegunaan.................................................................................. 13
C. Metode Penelitian ................................................................................... 14
D. Analisis Data ........................................................................................... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar dan Laut Flores ..................... 22
B. Rasio Dimensi Utama ............................................................................. 23
C. Kapasitas Kapal Purse seine di Perairan Selat Makassar dan
Laut Flores (Tonnage) ............................................................................ 28
D. Bentuk Kapal ........................................................................................... 30
1. Rancangan Umum (General Arrangement) Kapal Purse seine
yang Diteliti ........................................................................................ 30
2. Rencana Garis (Lines Plan) Kapal Purse seine yang Diteliti ........... 47
E. Parameter Hidrostatis Kapal Purse seine yang Diteliti........................... 60
F. Uji Beda Parameter Desain Kapal Purse seine Selat Makassar
dengan Kapal Purse seine Laut Flores .................................................. 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 82
A. Kesimpulan .............................................................................................. 82
B. Saran ....................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
LAMPIRAN ......................................................................................................... 85
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Nilai L/B, L/D, B/D untuk Purse seine ..................................................... 9
2. Data Hasil Penelitian Pengukuran Kapal Sebelumnya .......................... 14
3. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar ............................................... 22
4. Dimensi Utama Kapal di Laut Flores ...................................................... 23
5. Rasio Dimensi Utama Kapal Purse seine yang Diteliti
di Selat Makassar .................................................................................... 24
6. Dimensi Utama Kapal Purse seine yang Diteliti di Laut Flores .............. 24
7. Nilai panjang (L) dan GT kapal Purse seine di perairan
Selat Makassar ....................................................................................... 28
8. Nilai Panjang (L) dan GT Kapal Purse seine di Perairan Laut Flores ... 29
9. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Takalar ........................ 61
10. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Takalar ........................ 61
11. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Takalar ........................ 62
12. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Takalar ........................ 62
13. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Barru ........................... 63
14. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Barru ........................... 63
15. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Barru ........................... 63
16. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Barru ........................... 64
17. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Barru ........................... 64
18. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pinrang ....................... 65
19. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pinrang ....................... 65
20. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pinrang ....................... 66
21. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pangkep ..................... 66
22. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pangkep ..................... 67
23. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pangkep ..................... 67
24. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Sinjai ........................... 68
25. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Sinjai............................ 68
26. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Sinjai ........................... 69
27. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Sinjai ........................... 69
28. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Sinjai ........................... 70
29. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 6 Kabupaten Sinjai ........................... 70
30. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 7 Kabupaten Sinjai ........................... 71
31. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 8 Kabupaten Sinjai ........................... 71
32. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Bulukumba.................. 72
33. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Bulukumba.................. 72
34. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Bulukumba.................. 73
35. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Bulukumba.................. 73
36. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Bulukumba.................. 74
37. Hasil Analisis Uji T .................................................................................. 80
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) ............... 6
2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) ....................................... 7
3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) ........................................ 7
4. Badan kapal berbentuk round bottom ............................................. 7
5. Badan kapal berbentuk Akatsuki bottom .......................................... 8
6. Peta Lokasi Penelitian ...................................................................... 13
7. Dimensi ukuran panjang kapal ......................................................... 15
8. Dimensi ukuran lebar kapal .............................................................. 15
9. Tipe-tipe kasko kapal ........................................................................ 20
10. Kapal 1 Kabupaten Takalar .............................................................. 31
11. Kapal 2 Kabupaten Takalar .............................................................. 32
12. Kapal 3 Kabupaten Takalar .............................................................. 32
13. Kapal 4 Kabupaten Takalar .............................................................. 32
14. Kapal 1 Kabupaten Barru.................................................................. 33
15. Kapal 2 Kabupaten Barru.................................................................. 33
16. Kapal 3 Kabupaten Barru.................................................................. 34
17. Kapal 4 Kabupaten Barru.................................................................. 34
18. Kapal 5 Kabupaten Barru.................................................................. 35
19. Kapal 1 Kabupaten Pinrang .............................................................. 35
20. Kapal 2 Kabupaten Pinrang .............................................................. 36
21. Kapal 3 Kabupaten Pinrang .............................................................. 36
22. Kapal 1 Kabupaten Pangkep ............................................................ 37
23. Kapal 2 Kabupaten Pangkep ............................................................ 37
24. Kapal 3 Kabupaten Pangkep ............................................................ 38
25. Kapal 1 Kabupaten Sinjai.................................................................. 40
26. Kapal 2 Kabupaten Sinjai.................................................................. 40
27. Kapal 3 Kabupaten Sinjai.................................................................. 41
28. Kapal 4 Kabupaten Sinjai.................................................................. 41
29. Kapal 5 Kabupaten Sinjai.................................................................. 42
30. Kapal 6 Kabupaten Sinjai.................................................................. 42
31. Kapal 7 Kabupaten Sinjai.................................................................. 43
32. Kapal 8 Kabupaten Sinjai.................................................................. 43
33. Kapal 1 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 44
34. Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 44
35. Kapal 3 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 45
36. Kapal 4 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 45
37. Kapal 5 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 46
38. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Takalar ...................................... 48
39. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Takalar ...................................... 48
40. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Takalar ...................................... 49
41. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Takalar ...................................... 49
42. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Barru.......................................... 49
43. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Barru.......................................... 50
44. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Barru.......................................... 50
45. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Barru.......................................... 50
46. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Barru.......................................... 51
47. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pinrang ...................................... 51
48. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pinrang ...................................... 51
49. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pinrang ...................................... 52
50. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pangkep .................................... 52
51. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pangkep .................................... 52
52. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pangkep .................................... 53
53. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Sinjai.......................................... 53
54. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Sinjai.......................................... 54
55. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Sinjai.......................................... 54
56. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Sinjai.......................................... 55
57. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Sinjai.......................................... 55
58. Rencana garis kapal 6 Kabupaten Sinjai.......................................... 56
59. Rencana garis kapal 7 Kabupaten Sinjai.......................................... 56
60. Rencana garis kapal 8 Kabupaten Sinjai.......................................... 57
61. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Bulukumba ................................ 57
62. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Bulukumba ................................ 57
63. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Bulukumba ................................ 58
64. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Bulukumba ................................ 58
65. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Bulukumba ................................ 58
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal L/B ..................................... 86
2. Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal L/D ................................... 86
3. Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal B/D .................................... 87
4. Tabel Uji T Gross Tonnage Kapal .................................................... 87
5. Tabel Uji T Coefficient Block (Cb) Kapal .......................................... 88
6. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Takalar ......................................... 89
7. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Takalar ......................................... 90
8. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Takalar ......................................... 91
9. Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Takalar ......................................... 92
10. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Barru............................................. 93
11. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Barru............................................. 93
12. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Barru............................................. 93
13. Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Barru............................................. 94
14. Tabel Offset Kapal 5 Kabupaten Barru............................................. 94
15. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Pinrang ......................................... 95
16. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Pinrang ......................................... 95
17. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Pinrang ......................................... 96
18. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Bulukumba ................................... 97
19. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ................................... 98
20. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ................................... 99
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar wilayahnya
terdiri dari perairan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup
melimpah. Untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada maka
diperlukan sarana dan prasarana yang cukup untuk menunjang kegiatan tersebut,
yaitu sebagai alat bantu manusia dalam melakukan aktifitas khususnya dalam hal
penangkapan. Alat bantu tersebut salah satunya adalah berupa kapal (Umam,
2007).
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang
digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditonda, termasuk
kendaraan berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat
apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah (Undang-Undang
Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran).
Kapal ikan adalah jenis alat angkut diatas air yang dipergunakan dalam
usaha menangkap, mengumpulkan, budidaya sumberdaya akuatik ataupun
kegiatan penelitian dan pelatihan dalam bidang perikanan. Berdasarkan operasi
penangkapan ikan ada beberapa tipe kapal seperti Trawler, Purse Seine, Gill Net,
Tuna Long Line dan lain-lain. Oleh karena itu kapal ikan yang berbeda memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Kapal-kapal penangkap ikan meliputi kapal-kapal
perikanan yang digerakkan dengan tenaga manusia, dengan ukuran yang sangat
kecil sampai kepada kapal induk yang mempunyai tonnage sampai 20.000 GT
(Ayodhyoa, 1972).
Purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang metode
pengoperasiannya melingkarkan jaring pada gerombolan ikan sehingga ikan
terperangkap dalam jaring berbentuk cincin. Untuk menunjang pengoperasian alat
2
tangkap purse seine, dibutuhkan perencanaan desain untuk pembangunan
sebuah kapal, sehingga kapal purse seine yang dihasilkan sesuai dengan standar
kapal perikanan yang berlaku khususnya di Indonesia.
Pada umumnya, di perairan Indonesia memiliki variasi desain kapal purse
seine yang beragam. Kapal purse seine di Sulawesi Selatan banyak dioperasikan
di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Kedua perairan tersebut memiliki
kondisi perairan yang berbeda, terutama gelombang yang berhubungan dengan
performance kapal dalam pengoperasian kapal purse seine.
Terkait dengan hal tersebut maka penting untuk dilakukan penelitian untuk
mempelajari desain serta perbandingan maupun penyebab perbedaan desain
kapal purse seine yang dioperasikan pada kedua perairan di Sulawesi Selatan.
B. Tujuan
Menganalisis perbedaan desain kapal purse seine yang dioperasikan di
Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut Flores.
C. Kegunaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi bagi
nelayan dan pengusaha perikanan sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam
pembuatan kapal purse seine.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kapal Perikanan
Kapal ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan
syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal
ikan, akan tetapi berbeda dengan kapal penumpang (passenger ship) dan kapal
barang (cargo ship). Kapal ikan menangkap dan mencari ikan dilaut, dan
mengangkut hasil tangkapan ke pelabuhan dalam keadaan masih segar. Untuk itu
suatu kapal ikan memerlukan kecepatan yang besar dan kemampuan olah gerak
kapal yang baik. Melihat kenyataan bahwa operasi kapal ikan akan banyak
berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, misalnya topan, badai, dan
gelombang, suatu kapal ikan sangat memerlukan suatu konstruksi dan desain
yang amat kuat, dibuat dengan perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan
baik pula, sehingga kapal selalu layak laut. Untuk dapat mengelola, menjaga, dan
memperlakukan kapal dengan baik, sebagai tahap awal pihak pengelola kapal
harus mengetahui dan memahami tentang fungsi dan nama dari bagian-bagian
kapal. Selain itu bila ada kelainan fungsi dan perubahan bentuk desain dan
konstruksi kapal, pengelola dapat segera melakukan perbaikan (Departemen
Pendidikan Nasional, 2004).
Fyson (1985) menjelaskan kapal ikan merupakan kapal yang dibangun
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan penangkapan ikan (fishing operation),
menyimpan ikan, dan lain sebagainya yang di desain dengan ukuran, rancangan
bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan
secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi.
Kapal ikan memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jenis
kapal lain. Keistimewaan pokok yang dimiliki oleh kapal ikan antara lain kecepatan,
olah gerak (maneuverability), kelaiklautan (seaworthiness), luas perairan yang
4
dilayari (navigable area), kekuatan material kapal (structure), mesin penggerak
(propulsion engine), perlengkapan penyimpanan (storage) dan alat penangkapan
ikan (Nomura dan Yamazaki, 1975).
B. Kapal Purse Seine
Pukat cincin biasanya disebut juga dengan jaring kantong, karena sewaktu
dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin juga kadang-kadang disebut juga
dengan jaring kolor karena pada bagian bawah jaring dilengkapi dengan tali kolor
yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring pada waktu operasi dengan
cara menarik tali kolor tersebut. Prinsip penangkapan ikan dengan pukat cincin
ialah dengan cara melingkari gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring
pada bagian bawahnya dikuncupkan, dengan demikian gerombolan ikan akan
terkurung dan tidak dapat melarikan diri, yang akhirnya akan tertangkap
(Ayodhyoa, 1972).
Fyson (1985) menyatakan bahwa purse seine ditujukan untuk menangkap
kelompok ikan yang berenang bebas. Hasil tangkapan umumnya dalam jumlah
banyak. Untuk itu kapal perlu dirancang agar memilki kapasitas daya muat/unit
panjang yang lebih tinggi daripada Bottom Trawl. Oleh Karena itu pembuatan
desain kapal pukat cincin ditujukan untuk mampu bergerak dengan kecepatan
melingkar yang optimal, serta memiliki lambung yang dirancang khusus agar dapat
menampung muatan yang optimum dengan tetap memilki kemampuan olah gerak
dan berputar yang baik.
Schmidt (1960) mengemukakan bahwa untuk mendesain sebuah kapal
purse seine haruslah mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan umum seperti:
• Penggunaan tenaga yang efisien
• Kapal dirancang untuk penangkapan pada cuaca baik atau buruk
• Kapal dirancang dengan memperhatikan keamanan nelayan
5
• Setting/Hauling harus singkat
• Pengoperasian kapal pukat cincin harus efektif pada waktu operasi malam
ataupun siang
C. Desain Kapal
Desain adalah rancangan awal dalam menentukan atau sketsa gambar
terhadap suatu objek sesuai dengan tujuan dan fungsi pembuatannya. Spesifikasi
dari pembuatan gambar harus sesuai dengan garis besar dan persyaratan umum
yang berlaku (Ayodhyoa, 1972).
Monintja dkk (1986) mengatakan bahwa dalam perencanaan kapal, hal
utama yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal, kapasitas ruang muat, lama
operasi, macam alat tangkap, daya mesin dan lain-lain sehingga dapat
menghasilkan sebuah kapal ikan yang layak laut.
Selanjutnya menurut Monintja dkk (1986) bahwa perencanaan pembuatan
suatu kapal ikan perlu diperhatikan efisiensi kapal ikan yang akan dibuat, yaitu:
a. Keserasian atau kesesuaian jenis usaha
b. Mudah dalam pelaksanaan operasi
c. Biaya pembuatan sedikit
d. Biaya eksploitasi yang kecil
e. Cash flow yang baik
Ayodhyoa (1972), mengatakan bahwa pada kenyataannya operasi kapal
ikan akan banyak berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, maka diperlukan
konstruksi kapal yang kuat dan dibuat sebaik mungkin. Akan tetapi dalam
pembuatan kapal sebaiknya juga dilihat dari segi operasi penangkapan yang
memerlukan olah gerak selincah mungkin, sehingga sebaiknya tubuh kapal tidak
terlalu berat dengan konstruksi yang ringan tetapi kuat. Ketentuan yang digunakan
dalam pembuatan konstruksi lambung kapal perikanan adalah rangka kapal
6
sebaiknya melintang dengan memperhatikan kecepatan kapal, kemampuan olah
gerak, kelayakan laut, peralatan penangkap ikan dan pengolahan ikan.
Berdasarkan data statistik pada tahun 1962, perikanan purse seine
menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap
di Jepang. Dengan demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang
penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore)
(Nomura dan Yamazaki, 1975 dalam Sudirman dan Mallawa, 2004).
D. Bentuk Badan dan Material Kapal
Bentuk dan jenis kapal ikan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh
perbedaan tujuan usaha penangkapan, spesies target dalam usaha penangkapan
dan kondisi perairan (Ayodhyoa, 1972). Kapal bagan perahu dalam operasi
penangkapannya cenderung bersifat pasif karena tidak mengejar suatu kelompok
ikan, sehingga kecepatan yang diperlukan tidak perlu terlalu tinggi. Berbeda
dengan kapal purse seine yang berusaha mengejar kelompok ikan, harus
mempunyai kecepatan yang tinggi (Risa, 2014).
Menurut Dohri (1983) beberapa bentuk badan kapal dibawah garis air (WL)
terdiri dari:
1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) (Gambar 1)
2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) (Gambar 2)
3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) (Gambar 3)
Gambar 1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) (Dohri,
1983)
7
Gambar 2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) (Dohri, 1983)
Gambar 3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) (Dohri, 1983)
Selain ketiga bentuk kapal yang dikemukakan oleh Dohri (1983) tersebut
ditambahkan pula oleh Fyson (1985) bahwa terdapat bentuk round bottom
(Gambar 4). Selain itu ditambahkan pula oleh Traung (1990) bentuk badan kapal
berbentuk seperti huruf “U” dengan garis kaku dan biasa disebut sebagi bentuk
kapal model keluarga Akatsuki (Gambar 5).
Gambar 4. Badan kapal berbentuk round bottom (Dohri, 1983)
8
Gambar 5. Badan kapal berbentuk Akatsuki bottom (Dohri, 1983)
Menurut Iskandar (1990), pemilihan bentuk V-bottom pada bagian haluan
adalah dimaksudkan agar kapal dapat membelah air dengan baik. Ditambahkan pula
oleh Kirana (2000) bahwa bentuk V pada bagian haluan kapal memungkinkan kapal
untuk membelah massa air di depan kapal sehingga kapal dapat melaju dengan
kecepatan tinggi.
Dalam pemilihan atau penentuan bahan dalam pembuatan kapal harus
diutamakan bahan yang tersedia dilokasi dan mudah didapat di pasaran produk
dalam negeri. Material kapal yang umumnya digunakan adalah kayu, baja, dan lai-
lain. Material yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu
dicari pertimbangan-pertimbangan dalam rangka pengembangan kapal ikan pada
masa yang akan datang (Fyson, 1985).
Jika ditinjau dari segi ukuran kapal, makin besar ukuran kapal orang akan
cenderung untuk menggunakan material besi yang batasannya biasanya 70-80 ton
akan menggunakan steel sedangkan yang lebih kecil menggunakan material kayu
(Ayodhyoa, 1972).
Jenis kayu yang dipilih untuk pembuatan kapal pada umumnya terbatas pada
berbagai jenis kayu yang telah terbukti ketahanannya untuk perkapalan. Jenis kayu
tersebut antara lain kayu jati (Tectona gradis, LF), kayu ulin (Eusideroxylon swageni),
kayu merbau (Instia spp.) (Pasaribu dkk, 1984 dalam Pratiwi, 2012).
9
E. Dimensi Utama Kapal
Menurut Mulyanto dan Zyaki (1985) ukuran utama kapal terdiri dari, yaitu:
panjang (L), lebar (B), dalam/tinggi (D). Ketiga ukuran ini mempunyai peranan
penting dalam menentukan kapasitas serta dimensi lain yang berhubungan
dengan stabilitas kapal seperti freeboard (F) dan draft (d).
Selanjutnya Ayodhyoa (1972) mengatakan bahwa ukuran utama kapal
menentukan ability (ketahanan) dari suatu kapal selama masa terpakai. Nilai dari
L/B, L/D, B/D sangat penting karena dalam perhitungan L, B, D nilai-nilai tersebut
perlu diperhitungkan baik dari segi perhitungan teori bangunan kapal, materi juga
ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku.
Tabel 1. Nilai L/B, L/D, B/D untuk Purse seine (Ayodhyoa, 1972)
L (m) L/B L/D B/D
L < 22 4,30 10,00 2,10
L > 22 4,50 11,00 2,15
Ayodhyoa (1972) mengemukakan tentang dasar-dasar pertimbangan
dalam menentukan ukuran utama dan kesanggupan kapal sebagai berikut:
a. Nilai L berhubungan erat dengan penempatan kamar mesin, tangki bahan bakar,
tangka air tawar, palka ikan, ruang akomodasi, perlengkapan alat tangkap dan
ruangan lainnya. Hal ini lebih dikenal dengan interior arrangement.
b. Nilai B berhubungan erat dengan stabilitas dan daya dorong kapal.
c. Nilai D berhubungan erat dengan tempat penyimpanan barang atau hasil
tangkapan dan juga stabilitas.
Perbandingan GT dan HP untuk kapal ikan berkisar antara 1:2,5 – 1:4,0
sesuai dengan kebutuhan dalam operasi penangkapan. Menurut Nomura dan
Yamazaki (1975) perbandingan nilai kecepatan dan panjang (speed length ratio),
10
dengan persamaan:
𝑉
√𝐿
Dimana V: kecepatan kapal dalam knot
L: panjang kapal dalam meter
Dengan batasan kecepatan sehubungan dengan nilai speed length ratio
sebagai berikut:
• untuk kecepatan normal, speed length ratio = 1,811
• untuk kecepatan rendah, speed length ratio = 1,448
• untuk kecepatan tinggi, speed length ratio = 2,173
• bila menggunakan mesin dengan tenaga berlebih serta punya bentuk
khusus maka speed length ratio ~2,71
Kecepatan dari suatu kapal penangkap ikan merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan dari operasi penangkapan. Kapal ikan dituntuk untuk
dapat bergerak sangat lincah saat bergerak dengan kecepatan tinggi maupun
rendah. Kecepatan tersebut dibutuhkan untuk menuju daerah penangkapan atau
kembali ke tempat pendaratan ikan, mengejar kelompok ikan yang menjadi sasaran,
maupun pada saat mengoperasikan alat tangkap. Hal ini yang menjadikan kapal ikan
memiliki karakteristik yang berbeda dengan kapal yang lainnya (Pratiwi, 2012).
Kapal ikan mempunyai keistimewaan pokok yang berbeda dengan kapal
lain (Nomura dan Yamazaki, 1975) seperti:
a. Kecepatan kapal: membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk mengamati dan
mengejar kelompok ikan serta membawa hasil tangkapan yang segar dalam
waktu yang pendek.
b. Kemampuan olah gerak kapal: membutuhkan olah gerak khusus yang baik
pada saat pengoperasiannya seperti kemampuan steerability yang baik,
11
radius putaran (turning circle) yang kecil dan daya dorong mesin (propulsion
engine) yang dapat dengan mudah bergerak maju dan mundur.
c. Kelaik-lautan: laik (layak) digunakan untuk operasi penangkapan ikan dan
cukup tahan untuk melawan kekuatan angin, gelombang, stabilitas yang tinggi
dan daya apung yang cukup diperlukan untuk menjamin keamanan dalam
pelayaran.
d. Luas area pelayaran: area pelayaran kapal luas karena pelayarannya
ditentukan oleh pergerakan kelompok ikan, daerah musim, perpindahan
daerah penangkapan ikan, dan lain-lain.
e. Konstruksi yang kuat: konstruksi harus kuat karena dalam operasi
penangkapan ikan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah dan
tahan terhadap getaran yang disebabkan oleh kerja mesin.
f. Daya dorong mesin: membutuhkan daya dorong mesin yang cukup besar,
dengan volume mesin yang kecil dan getaran yang kecil pula.
g. Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan: penyimpanan hasil tangkapan
dalam ruang tertentu dengan fasilitas ruang pendingin, ruang pembekuan
atau dengan es untuk menghindari pengaruh luas yang akan menurunkan
mutu ikan. Pengolahan ikan membutuhkan mesin-mesin untuk pengolahan
(pengalengan, pengolahan tepung ikan) pada kapal.
h. Mesin-mesin penangkapan: umunya dilengkapi dengan alat bantu
penangkapan untuk membantu kelancaran operasi penangkapan ikan.
F. Parameter Hidrostatis
Dalam mempelajari konstruksi serta desain dari suatu kapal sangat
diperlukan mengenai koefisien bentuk kapal antara lain (Ayodhyoa, 1972):
a. Block coefficient (Cb) merupakan perbandingan antara isi careen denga nisi
suatu bak dengan panjang (L), lebar (B), dan dalam/tinggi (D). Dari nilai Cb
dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau
12
ramping. Kapal yang mempunyai nilai Cb kecil mempunyai kecepatan yang
tinggi, sedangkan kapal yang mempunyai Cb yang besar mempunyai
kecepatan yang rendah.
b. Prismatic coefficient (Cp) adalah perbandingan antara volume badan kapal
yang berada dibawah permukaan air dengan volume sebuah prisma dengan
luas penampang midship area dan panjang (L).
c. Midship coefficient (Cm) adalah perbandingan luas antara penampang gading
besar yang terendam air dengan luas suatu penampang yang lebar (B) dan
dalam/tinggi (D). penampang gading besar (midship) yang besar terutama
dapat dijumpai pada kapal sungai dan kapal-kapal barang sesuai dengan
keperluan ruangan, muatan yang besar sedangkan untuk penampang gading
besar yang tajam pada umumnya digunakan pada kapal-kapal layar.
d. Coefficient waterplan (Cw) adalah besarnya luas area penampang membujur
tengah kapal dibanding dengan 4 persegi panjang yang mengelilingi luas area
tersebut.
e. Coefficient vertical prosmatic (Cvp) adalah perbandingan kapasitas
displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area garis air
dengan sarat air kapal.
Isi carene () adalah bentuk badan kapal yang ada dibawah permukaan
air dengan catatan bahwa tebal kulit, tebal lunas, sayap, tebal daun kemudi,
baling-baling, dan lain-lain. Perlengkapan kapal yang terendam air tidak termasuk
carene adalah volume badan kapal yang ada dibawah permukaan (tidak termasuk
kulit dan lain-lain) (Pratiwi, 2012)
13
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2017 berlokasi di
daerah sepanjang Selat Makassar yaitu Kabupaten Takalar, Kabupaten Pinrang,
Kabupaten Barru, dan Kabupaten Pangkep serta pada Laut Flores yaitu
Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Bulukumba.
Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian
B. Alat dan Kegunaan
Penelitian ini menggunakan sampel kapal purse seine di perairan Selat
Makassar yang berada di Kabupaten Takalar, Barru, Pangkep, dan Pinrang,
sementara untuk kapal purse seine di perairan Laut Flores, berada di Kabupaten
Sinjai dan Bulukumba. Pada objek penelitian akan dilakukan pengukuran langsung
dengan menggunakan peralatan yaitu roll meter untuk menghitung dimensi utama
kapal, bandul, waterpass dan penggaris untuk mengukur kelengkungan badan
kapal, serta alat tulis menulis untuk menulis hasil pengukuran. Alat yang
14
digunakan untuk pengolahan data yaitu satu unit notebook dengan program
Maxsurf dan Corel untuk mendesain dan menghitung parameter hidrostatis kapal.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi
dengan cara melakukan pengukuran secara langsung terhadap bentuk kapal,
pengukuran ordinat kapal dan wawancara sebagai data primer. Penelitian ini juga
menggunakan data sekunder yang bersumber dari data hasil penelitian
pengukuran kapal purse seine yang beroperasi di perairan Selat Makassar dan
Laut Flores. Data pengukuran kapal tersebut kemudian ditampilkan dalam tabel
offset kapal, gambar lines plan dan general arrangement kapal dan kemudian
dianalisis untuk mengetahui spesifikasi teknis kapal sampel. Data hasil penelitian
pengukuran kapal sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Data hasil penelitian pengukuran kapal sebelumnya
Nama Judul Skripsi Tahun
Rezky Dwiyanti Risa Studi Desain Kapal Purse seine Di Desa
Tamalate, Kecamatan Galesong Utara,
Kabupaten Takalar
2014
Sudirman Keragaman Aspek Teknis Kapal Purse seine
yang Dioperasikan Di Selat Makassar
Sulawesi Selatan
2016
Heri Sutrawan Nurdin Studi kesesuaian Desain dan Konstruksi
Kapal Purse seine Di Kelurahan Tana Lemo
Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba
2010
Athirah Imran Identifikasi Kapal Perikanan Di Kecamatan
Liukkang Tuppabiring Kabupaten Pangkep
2014
Dwi Cahyo Josohadi
Subroto
Efektivitas Peraturan Tentang Jalur
Pengoperasian Purse seine Di Kecamatan
Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba
2015
1. Dimensi utama kapal
Menurut Nomuradan Yamazaki (1975) pengukuran dimensi utama kapal
(principal dimension), meliputi:
15
a. Lunas kapal ditempatkan pada posisi horizontal dengan menggunakan
waterpass. Garis lunas dianggap sebagai base line dengan posisi badan kapal
tegak dan horizontal.
Gambar 7. Dimensi ukuran panjang kapal
b. Mengukur LOA (Length Over All) atau L, yaitu pajang keseluruhan dari kapal
yang diukur dari ujung buritan sampai keujung haluan.
c. Mengukur LWL (Length Water Line), yaitu panjang garis air yang diukur dari
perpotongan garis akhir pada garis tegak buritan.
d. Mengukur LBP (Length Between Perpendicullars), yaitu panjang antara garis
tegak depan (FP) dengan garis tegak belakang (AP) pada garis air (LWL).
Gambar 8. Dimensi ukuran lebar kapal
16
e. Mengukur BOA (Breadth Over All) atau B, yaitu lebar terbesar dari kapal yang
diukur dari kulit lambung kapal disamping kiri sampai kulit lambung kapal
sebelah kanan.
f. Mengukur H atau D (Depth), yaitu jarak tegak dari garis dasar sampai garis
geladak yang terendah pada bagian tengah kapal.
g. Mengukur T atau d (draft), yaitu jarak vertikal antara garis air (load water line)
atas pada garis air muat dengan garis dasar (base line).
2. Selain menggunakan data panjang total (L), lebar (B), dan dalam/tinggi kapal
(D), juga diukur panjang (L), lebar (B), dan dalam/tinggi (D) bangunan dek
kapal untuk menentukan bobot kapal (GT)
3. Bentuk kapal, selain mengukur ukuran utama kapal, juga dilakukan
pengukuran pada lambung kapal untuk melihat apakah lambung kapal
tersebut berbentuk datar, lancip (V), maupun berbentuk U.
4. Perbandingan desain dan keragaman kapal, selain melakukan pengukuran
juga dilakukan wawancara dengan nelayan setempat mengenai hal-hal berikut
ini:
• Tenaga penggerak meliputi jenis dan kekuatan mesin kapal
• Desain kapal meliputi bentuk lambung kapal
• Jenis alat bantu penangkapan
• Jenis hasil tangkapan
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ratio ukuran utama kapal (principal dimension) meliputi L/B, L/D, B/d dan D/d.
2. Perhitungan Tonnase Kapal
17
Nilai tonnase kapal didapatkan dari rumus
GT = (a + b) x 0,353
Keterangan: GT : Tonnase kapal (GT)
a : Volume ruangan tertutup diatas dek (m³)
b : volume ruangan tertutup di bawah dek (m³)
a = p x l x t
dimana: p = panjang ruangan diatas dek (m)
l = lebar ruangan di atas dek (m)
t = tinggi ruangan di atas dek (m)
b = p x l x d x Cb
dimana: p = panjang dek kapal, yaitu jarak mendatar sepanjang dek dari
haluan hingga buritan
l = lebar kapal bagian dalam, yaitu jarak mendatar antara kedua
sisi dalam kulit lambung pada bagian kapal yang lebar (m)
d = dalam kapal, yaitu jarak tegak lurus antara bagian bawah
dek hingga bagian atas lunas, diukur pada bagian lebar terlebar (m)
Cb = koefisien blok
3. Parameter Hidrostatis
Parameter hidrostatis kapal dianalisis secara numerik berdasarkan data
hasil pengukuran geometri bentuk kapal dengan menggunakan perhitungan naval
architecture. Formula yang digunakan untuk perhitungan tersebut adalah sebagai
berikut (Fyson, 1985).
• Water Plane (Aw), dengan formula Simpson 1:
Aw = h/3 (Y0 + 4Y1 + 2Y2 +…+ 4Yn + Yn+1
dimana: h = tinggi tiap ordinat
y = jarak antara tiap ordinat
18
• Ton Displacement (∆) diperoleh dengan rumus:
x
dimana: = volume displacement.
= densitas air laut (1,025 ton/m³).
• Block coefficient (Cb), diperoleh dengan rumus:
𝐶𝑏∇
(𝐿𝑥𝐵𝑥𝐷)
dimana: volume displacement
L = panjang kapal (m)
B = lebar kapal (m)
d = draft kapal (m)
• Midship coefficient/gading besar (Cm), diperoleh dengan rumus:
𝐶𝑚 = 𝐴ᵩ
(𝐵𝑤𝑙 𝑥 𝑑)
dimana: 𝐴ᵩ = luas area tengah kapal (m²)
Bwl = lebar garis air (m)
D = draft (m)
• Prismatic coefficient (Cp), diperoleh dengan rumus:
𝐶𝑝∇
(𝐴ᵩ 𝑥 𝐿𝑤𝑙)
dimana: ∇ = volume displacement (m³)
𝐴ᵩ = luas area tengah kapal (m²)
Lwl = panjang garis air (m)
• Ton per Centimeter Immersion (TPC), diperoleh dengan rumus:
𝑇𝑃𝐼 = 𝐴𝑤
100𝑥 1.025
dimana: Aw = waterplane
19
• Jarak titik apung (KB), diperoleh dengan rumus:
𝐾𝐵 = 1
3 (2.5 𝑥 𝑑 −
∇
𝐴𝑤)
dimana: ∇ = volume displacement
Aw = waterplane
• Jarak Titik apung (KB) – Metacenter (BM), diperoleh dengan rumus:
𝐵𝑀 = 𝐼
∇
dimana: 𝐼 = moment inertia
∇ = volume displacement
• Jarak Metacenter (KM), diperoleh dengan rumus:
KM = KB + BM
dimana: KB = jarak titik apung
BM = metacenter
• Jarak Titik Apung – Metacenter Longitudinal (BML), diperoleh dengan
rumus:
𝐵𝑀𝐿 = 𝐼𝐿
∇
dimana: 𝐼𝐿 = moment of the waterplane area sepanjang sumbu
transverse
∇ = volume displacement
• Jarak Metacenter Longitudinal (KML), diperoleh dengan rumus:
KML = KB + BML
dimana: Kb = jarak titik apung
BML = metacenter longitudinal
20
4. Bentuk Kapal
Analisis perbedaan bentuk kapal dilakukan secara deskriptif dengan
melihat bentuk kasko kapal berdasarkan gambar desain kapal. Terdapat beberapa
variasi bentuk kasko kapal, yaitu:
Gambar 9. Tipe-tipe kasko kapal
(a) “V” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf “V”
(b) Round bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat hampir setengah
lingkaran
(c) Round flat bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat yang rata pada
bagian bawahnya
(d) “U” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf “U”
21
(e) “Akatsuki” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang berbentuk hampir menyerupai
huruf “U”, akan tetapi setiap lekukannya membentuk suatu sudut dengan rata
pada bagian bawahnya
(f) Hard chin bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk hampir sama
dengan “Akatsuki” bottom, akan tetapi pertemuan antara lambung kiri dan
kanan kapal pada bagian lunas membentuk suatu sudut seperti dagu (Rouf,
2004).
5. Uji T
Perbandingan desain antara kapal purse seine yang dioperasikan di
perairan Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut
Flores akan dilakukan melalui uji t, dengan menggunakan variable-variabel teknis;
ratio ukuran utama kapal, nilai gross tonnage (GT) kapal dan nilai Coefficient Block
(Cb) kapal.
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar dan Laut Flores
Dimensi utama kapal adalah ukuran yang terdiri dari Panjang (L), Lebar
(B), Tinggi (D), dan draft (d). Hasil ukuran dimensi utama kapal purse seine di
Perairan Selat Makassar dan Laut Flores terdiri dari 28 unit kapal dapat dilihat
pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Dimensi utama kapal di Selat Makassar
S
E
L
A
T
M
A
K
A
S
S
A
R
TAKALAR
Kapal L B D d
Kapal 1 21,22 4,25 1,79 1,43
Kapal 2 21,34 5,20 1,92 1,53
Kapal 3 22,05 5,00 1,60 1,28
Kapal 4 22,09 4,55 1,91 1,70
BARRU
Kapal L B D d
Kapal 1 15,72 3,8 1,41 0,86
Kapal 2 15,3 3,64 1,25 0,85
Kapal 3 21,20 4,6 1,54 1,15
Kapal 4 20,02 3,33 1,04 0,92
Kapal 5 17,98 3,61 1,16 0,90
PINRANG
Kapal L B D d
Kapal 1 18 3,72 1,14 0,84
Kapal 2 16 3,39 1,03 0,90
Kapal 3 20 3,36 1,02 0,90
PANGKEP
Kapal L B D d
Kapal 1 10,37 1,32 0,50 0,40
Kapal 2 10,29 1,14 0,42 0,34
Kapal 3 11,56 1,24 0,43 0,34
23
Tabel 4. Dimensi utama kapal di Laut Flores
L
A
U
T
F
L
O
R
E
S
SINJAI
Kapal L B D d
Kapal 1 18,35 4,20 1,75 1,2
Kapal 2 21,04 4,05 1,70 1,2
Kapal 3 18,44 3,93 1,80 1,25
Kapal 4 18,80 4,30 1,80 1,25
Kapal 5 18,78 3,54 1,05 0,80
Kapal 6 23,12 4,15 1,45 0,90
Kapal 7 18,60 4,25 1,85 1,10
Kapal 8 19,00 4,00 1,30 1,00
BULUKUMBA
Kapal L B D d
Kapal 1 24 5,30 2,20 1,50
Kapal 2 21 4,50 1,20 0,90
Kapal 3 20 3,70 1,20 0,90
Kapal 4 17 3,00 1,00 0,70
Kapal 5 17 3,20 1,00 0,70
Data dimensi ukuran utama kapal purse seine yang di ukur di perairan
Selat Makassar bervariasi yaitu dengan panjang berkisar antara 10,29 – 22,09
meter; lebar berkisar antara 1,14 – 5,20 meter; tinggi berkisar antara 0,42 – 1,92
meter; dan draft berkisar antara 0,34 – 1,70 meter. Sedangkan pada perairan
Laut Flores didapatkan data panjang kapal berkisar antara 17 – 24 meter; lebar
berkisar antara 3,00 – 5,30 meter; tinggi berkisar antara 1,0 – 2,20 meter; dan
draft berkisar antara 0,70 – 1,50 meter.
B. Rasio Dimensi Utama
Dalam menganalisis kelayakan desain kapal purse seine pada tahap awal
maka dilakukan perbandingan antara dimensi utama kapal yang disebut rasio
perbandingan ukuran utama kapal. Fyson (1985) menyatakan bahwa nilai rasio
dimensi utama memiliki nilai yang dapat mempengaruhi kapal pada saat
pengoperasian. (Tabel 5 dan 6).
24
Tabel 5. Rasio dimensi utama kapal purse seine yang diteliti di Selat Makassar
S
E
L
A
T
M
A
K
A
S
S
A
R
TAKALAR
Kapal L/B L/D B/D
Kapal 1 4,99 11,85 2,37
Kapal 2 4,10 11,11 2,70
Kapal 3 4,41 14,06 3,12
Kapal 4 4,85 11,56 2,38
BARRU
Kapal L/B L/D B/D
Kapal 1 4,13 11,14 2,69
Kapal 2 4,20 12,24 2,91
Kapal 3 4,60 13,76 2,98
Kapal 4 6,01 19,25 3,20
Kapal 5 4,98 15,5 3,11
PINRANG
Kapal L/B L/D B/D
Kapal 1 4,83 15,78 3,26
Kapal 2 4,71 15,53 3,29
Kapal 3 5,95 19,60 3,29
PANGKEP
Kapal L/B L/D B/D
Kapal 1 7,85 20,74 2,64
Kapal 2 9,02 24,5 2,71
Kapal 3 9,32 26,88 2,88
Ayodhyoa (1972) 4,30 – 4,50 10,00 – 11,00 2,10 – 2,15
Tabel 6. Dimensi utama kapal purse seine yang diteliti di Laut Flores
L
A
U
T
F
L
O
R
E
S
SINJAI
Kapal L/B L/D B/D
Kapal 1 4,36 10,48 2,4
Kapal 2 5,19 12,37 2,38
Kapal 3 4,69 10,24 2,18
Kapal 4 4,37 10,44 2,38
Kapal 5 5,30 17,88 3,37
Kapal 6 5,57 15,94 2,86
Kapal 7 4,37 10,05 2,29
Kapal 8 4,75 14,61 3,07
BULUKUMBA
Kapal L/B L/D B/D
Kapal 1 4,52 10,90 2,40
Kapal 2 4,66 17,50 3,75
Kapal 3 5,40 16,66 3,08
Kapal 4 5,66 17 3
Kapal 5 5,31 17 3,20
Ayodhyoa (1972) 4,30 – 4,50 10,00 – 11,00 2,10 – 2,15
25
Nilai rasio L/B pada kapal purse seine di Perairan Selat Makassar
berkisar antara 4,10 – 9,32; L/D 11,11 – 26,88; dan B/D berkisar antara 2,37 –
3,29; sedangkan nilai rasio L/B pada kapal purse seine di Perairan Laut Flores
berkisar antara 4,36 – 5,66; L/D 10,05 – 17,88; B/D 2,18 – 3,75. Dimana menurut
Ayodhyoa (1972), rasio ukuran utama kapal purse seine yang standar, yaitu nilai
rasio L/B 4,30 – 4,50; L/D 10,00 – 11,00; B/D 2,10 – 2,15.
Pada kapal purse seine yang diteliti di kedua perairan menunjukkan
bahwa nilai L/B kapal belum sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972). Dalam
hal ini nilai rasio L/B kapal purse seine yang diteliti lebih besar dari nilai standar,
tetapi pada kapal purse seine 1, kapal 4, kapal 7 di Laut Flores tepatnya di
Kabupaten Sinjai, dan kapal 3 di Selat Makassar pada Kabupaten Takalar sudah
sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) yaitu dengan nilai rasio L/B 4,36; 4,37;
4,37; dan 4,41. Nilai rasio L/B kapal yang lebih besar dari standar akan
mengakibatkan mengecilnya tahanan gerak kapal sehingga akan mempengaruhi
kecepatan kapal. Menurut Nurdin (2010), sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa
(1972) bahwa jika nilai L/B mengecil maka akan berpengaruh buruk pada
kecepatan kapal. Namun jika nilai L/B membesar maka dapat menambah
kecepatan kapal. Untuk penyesuaian terhadap rasio standar, perlu dilakukan
penambahan nilai B dengan tetap memperhatikan nilai L untuk memberikan
stabilitas yang baik pada kapal. Hal ini sesuai pernyataan Ayodhyoa (1972), yaitu
jika nilai B diperbesar maka diperoleh hal-hal positif antara lain initial ability akan
membesar atau dengan kata lain metacenter height membesar dan nilai period of
oscillation mengecil.
Untuk nilai rasio L/D, dari semua sampel kapal purse seine di kedua
perairan yang diteliti, kapal purse seine 1, 3, 4, dan 7 di Laut Flores tepatnya di
Kabupaten Sinjai, dan kapal purse seine 1 di Selat Makassar pada Kabupaten
Bulukumba sudah sesuai dengan yang disarankan oleh Ayodhyoa (1972) yaitu
26
dengan nilai rasio L/D sebesar 10,48; 10,24; 10,44; 10,05; dan 10,90.
Sedangkan sampel kapal purse seine yang lain di kedua perairan memiliki rasio
L/D diluar standar yang disarankan. Nilai L/D kapal di kedua perairan lebih besar
dari yang disarankan, dimana nilai rasio L/D kapal yang lebih besar dari nilai
standar akan mengakibatkan kekuatan memanjang melemah. Menurut Nurdin
(2010) sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa jika nilai L/D
membesar maka kekuatan memanjang kapal akan melemah. Nilai L/D kapal di
kedua perairan yang tidak termasuk dalam standar disebabkan nilai depth (D)
kapal yang rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan nilai depth (D)
pada kapal-kapal tersebut dengan tetap mempertahankan nilai L untuk
penyesuaian terhadap nilai standar rasio L/D agar kapal memiliki (longitudinal
strength) kekuatan memanjang yang baik. Seperti yang dikatakan Ayodhyoa
(1972) bahwa, jika nilai depth (D) diperbesar maka diperoleh hal-hal positif antara
lain longitudinal strength (kekuatan memanjang) akan membaik sehingga kapal
akan lebih kuat terhadap gerakan bending (lengkung) yang berarah keatas dan
kebawah.
Nilai rasio B/D dari semua sampel kapal purse seine di kedua perairan
yang diteliti juga berada diluar standar yang disarankan oleh Ayodhyoa (1972)
dimana nilai B/D lebih besar dari yang disarankan. Menurut Nurdin (2010) hal ini
terjadi dikarenakan nilai depth (D) terlalu rendah sehingga tidak sesuai dengan
lebar kapal. Pada kapal purse seine yang diteliti stabilitasnya akan naik namun
longitudinal strength (kekuatan mendorong) kapal akan melemah, dimana hal ini
sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa jika nilai B/D membesar
maka stabilitas akan membaik namun longitudinal strength (kekuatan
mnedorong) kapal akan memburuk. Untuk penyesuaian terhadap nilai standar
rasio B/D maka perlu dilakukan penambahan nilai depth (D) dengan penyesuaian
terhadap nilai B untuk mendapatkan longitudinal strength (kekuatan mendorong)
27
kapal yang baik dengan stabilitas yang baik. Sesuai dengan pernyataan
Ayodhyoa (1972), bahwa jika nilai depth (D) diperbesar maka akan diperoleh hal-
hal positif antara lain kekuatan memanjang (longitudinal strength) akan membaik
sehingga kapal akan lebih kuat terhadap gerakan bending (lengkung) yang
berarah keatas dan kebawah.
Ketidaksesuaian nilai-nilai rasio kapal purse seine yang diteliti dengan
nilai standar Ayodhyoa (1972), disebabkan oleh pembuatan kapal yang tidak
berdasarkan perhitungan naval architect. Selain itu, kurangnya pengetahuan
pengrajin kapal mengenai kesesuaian ukuran kapal dengan alat tangkap yang
digunakan akan mempengaruhi penentuan ukuran utama kapal yang akan
dibuat.
Sebagai perbandingan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal
purse seine di Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010) menunjukkan bahwa nilai
rasio L/B berkisar antara 4,53 – 5,41 menunjukkan lebih besar dari standar
Ayodhyoa (1972). Nilai rasio L/D berkisar antara 10,91 – 17,50 hanya satu kapal
dari tiga kapal sampel yang sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972), yaitu
dengan nilai rasio L/D sebesar 10,91. Sedangkan nilai rasio B/D menunjukkan
lebih besar dari standar Ayodhyoa (1972).
Adapun hasil penelitian kapal purse seine di Kabupaten Takalar (Risa,
2014) menunjukkan bahwa hanya satu dari keempat sampel kapal purse seine
yang sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) yaitu dengan nilai rasio L/B 4,41.
Sedangkan nilai rasio L/D dan B/D lebih besar dari nilai standar Ayodhyoa
(1972).
28
C. Kapasitas Kapal Purse seine di Perairan Selat Makassar dan Laut Flores
(Tonnage)
Kapasitas (tonnage) kapal adalah suatu besaran yang menunjukkan
kapasitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan dianggap kedap air
yang berada di dalam kapal. Kapasitas kapal dapat dilihat dari nilai gross
tonnage (GT). Kesesuaian nilai panjang (L) dan GT sampel kapal purse seine di
perairan Selat Makassar dan Laut Flores dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.
Tabel 7. Nilai panjang (L) dan GT kapal purse seine di perairan Selat Makassar
S E L A T
M A K A S S A R
TAKALAR
Kapal L (m) GT Ayodhyoa (1972)
L (m) GT
Kapal 1 21,22 53,45 > 20 50 - 90
Kapal 2 21,34 87,51 > 20 50 - 90 Kapal 3 22,05 62,21 > 20 50 - 90 Kapal 4 22,09 64,76 > 20 50 - 90
BARRU
Kapal L (m) GT L (m) GT
Kapal 1 15,72 11 < 20 5 - 50 Kapal 2 15,30 8,45 < 20 5 - 50 Kapal 3 21,20 64,93 > 20 50 - 90 Kapal 4 20,02 41 > 20 50 - 90 Kapal 5 17,98 12 < 20 5 - 50
PINRANG
Kapal L (m) GT L (m) GT
Kapal 1 18 40 < 20 5 - 50
Kapal 2 16 12,42 < 20 5 - 50
Kapal 3 20 55,11 > 20 50 - 90
PANGKEP
Kapal L(m) GT L (m) GT
Kapal 1 10,37 5,60 < 20 5 - 50 Kapal 2 10,29 5,21 < 20 5 - 50 Kapal 3 11,56 7,35 < 20 5 - 50
29
Tabel 8. Nilai panjang (L) dan GT kapal purse seine di perairan Laut Flores
L
A
U
T
F
L
O
R
E
S
SINJAI
Kapal L (m) GT Ayodhyoa (1972)
L (m) GT
Kapal 1 18,35 40,18 < 20 5 - 50
Kapal 2 21,04 56,38 > 20 50 - 90
Kapal 3 18,44 40,58 < 20 5 - 50
Kapal 4 18,80 42,12 < 20 5 - 50
Kapal 5 18,78 40,84 < 20 5 - 50
Kapal 6 23,12 55,95 > 20 50 - 90
Kapal 7 18,60 41,72 < 20 5 - 50
Kapal 8 19,00 43,48 < 20 5 - 50
BULUKUMBA
Kapal L (m) GT L (m) GT
Kapal 1 24 65,07 > 20 50 - 90
Kapal 2 21 25,26 > 20 50 - 90
Kapal 3 20 20,11 > 20 50 - 90
Kapal 4 17 9,1 < 20 5 - 50
Kapal 5 17 8,8 < 20 5 - 50
Berdasarkan tabel, Nilai GT di perairan Selat Makassar memiliki kisaran
nilai 5,6 GT – 87,5 GT. Sedangkan pada perairan Laut Flores berkisar antara 8,8
GT – 65 GT. Menurut Ayodhyoa (1972) kapal yang memiliki nilai L (panjang)
kurang dari 20 meter (L < 20 meter) nilainya berkisar antara 5 – 50 GT
sedangkan kemampuan untuk kapal yang memiliki nilai L (panjang) lebih dari 20
meter (L > 20 meter) memiliki nilai GT berkisar antara 50 – 90 GT.
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa hanya nilai gross tonnage
(GT) kapal purse seine 4 di Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Barru yang
tidak sesuai dengan nilai standar GT Ayodhyoa (1972) berdasarkan ukuran
panjang L > 20 dengan nilai sebesar 41, sedangkan sampel kapal yang lain di
perairan Selat Makassar sudah sesuai dengan nilai standar.
Pada Tabel 8, sebanyak dua sampel kapal purse seine di perairan Laut
Flores tepatnya pada Kabupaten Bulukumba tidak sesuai dengan nilai standar
gross tonnage (GT) Ayodhyoa (1972), dengan masing-masing nilai berdasarkan
30
panjang kapal L > 20 yaitu kapal 2 sebesar 25,26; dan kapal 3 sebesar 20,11.
Sedangkan sampel kapal yang lain di perairan Laut Flores sudah sesuai dengan
standar Ayodhyoa (1972).
Sebagai perbandingan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal
purse seine di Kabupaten Takalar (Risa, 2014) bahwa nilai panjang kapal purse
seine yang diteliti L > 20 untuk nilai gross tonnage (GT) PS 1 sebesar 53,45; PS
2 sebesar 87,51; PS 3 sebesar 62,21; dan PS 4 sebesar 64,76. Berdasarkan
ukuran panjang (L) untuk nilai GT, keempat sampel kapal di Kabupaten Takalar
sudah sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972). Untuk kapal purse
seine di Kabupaten Indramayu (Kirana, 2000) bahwa nilai panjang kapal purse
seine yang diteliti L < 20 untuk gross tonnage (GT) sebesar 28 ton, sudah sesuai
dengan nilai GT menurut Ayodhyoa (1972).
D. Bentuk Kapal
1. Rancangan Umum (General Arrangement) Kapal Purse seine yang
Diteliti
Rancangan umum (general arrangement) merupakan gambar yang
menunjukkan secara umum kelengkapan ruang kapal yang dapat dilihat dari atas
dan samping kapal. Kelengkapan ruang dari sampel kapal di perairan Selat
Makassar dan Laut Flores tampak samping dapat dilihat dari sudut samping
kapal secara berurutan dari buritan ke haluan, yaitu:
a. Ruang kemudi
b. Ruang mesin utama
c. Ruang ABK
d. Tangki BBM
e. Palka, digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan.
f. Ruang alat, digunakan sebagai tempat penyimpanan tali, jangkar,
serta alat-alat untuk pengoperasian kapal.
31
Rancangan umum dari sampel kapal di perairan Selat Makassar dapat
dilihat pada Gambar 10 sampai Gambar 24.
Gambar 10. Kapal 1 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 11. Kapal 2 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
32
Gambar 12. Kapal 3 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 13. Kapal 4 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
33
Gambar 14. Kapal 1 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 15. Kapal 2 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 15,72 m BOA : 3,80 m D : 1,41 m
Dimensi LOA : 15,30 m BOA : 3,64 m D : 1,25 m
34
Gambar 16. Kapal 3 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 17. Kapal 4 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 21,20 m BOA : 4,60 m D : 1,54 m
Dimensi LOA : 20,02 m BOA : 3,33 m D : 1,04 m
35
Gambar 18. Kapal 5 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 19. Kapal 1 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 18 m BOA : 3,72 m D : 1,14 m
Dimensi LOA : 17,98 m BOA : 3,61 m D : 1,16 m
36
Gambar 20. Kapal 2 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Gambar 21. Kapal 3 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 16 m BOA : 3,39 m D : 1,03 m
Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,36 m D : 1,02 m
37
Gambar 22. Kapal 1 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)
Gambar 23. Kapal 2 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)
Dimensi LOA : 10,37 m BOA : 1,32 m D : 0,50 m
Dimensi LOA : 10,29 m BOA : 1,14 m D : 0,42 m
38
Gambar 24. Kapal 3 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)
Berdasarkan Gambar 10 dan Gambar 12 dapat diketahui bahwa kapal
purse seine 1 dan 2 di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar
memiliki satu bangunan diatas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang
ABK, satu ruang mesin yang terletak di bagian buritan kapal, tiga palka yang
terletak di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil
tangkapan dan satu palka yang terletak di bagian haluan kapal yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan tali dan jangkar, serta satu ruang akomodasi yang
terletak dibagian haluan kapal.
Pada kapal purse seine 2 dan 4 di Kabupaten Takalar (Gambar 11 dan
13) memiliki satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan
ruang ABK, satu ruang mesin yang terletak di bagian buritan kapal, empat palka
yang terletak di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tali
dan jangkar, serta satu ruang akomodasi yang terletak di bagian haluan kapal.
Gambar 14, 15, 17, dan 18 menunjukkan bahwa kapal purse seine di
perairan Selat Makassar yang berasal dari Kabupaten Barru memiliki satu palka
yang di gunakan untuk menyimpan hasil tangkapan, satu bangunan di atas kapal
yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK, satu ruang mesin yang berada di
Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,36 m D : 1,02 m
39
bagian buritan kapal, serta satu palka yang digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan alat-alat penangkapan seperti tali dan jangkar yang berada di tengah
kapal. Sedangkan pada kapal 3 (Gambar 16) di Kabupaten Barru memiliki dua
palka yang di gunakan sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan dan alat-
alat penangkapan, dan memiliki satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari
ruang kemudi dan ruang ABK, serta memiliki satu ruang mesin yang terletak
dibawah ruang kemudi dan ruang ABK.
Pada kapal purse seine yang diteliti di Kabupaten Pinrang (Gambar 19,
20, dan 21) masing-masing memiliki satu palka sebagai tempat penyimpanan
ikan, satu bangunan di atas kapal yang berfungsi sebagai ruang kemudi
sekaligus ruang ABK, serta ruang mesin yang berada di bagian buritan kapal.
Kapal purse seine 1 dan 3 Kabupaten Pangkep (Gambar 22 dan 24) tidak
memiliki bangunan di atas kapal, menggunakan ruang mesin sekaligus ruang
kemudi, palka berada di tengah kapal, serta ruang alat untuk menyimpan tali dan
jangkar berada di haluan kapal. Pada kapal 2 di Kabupaten Pangkep (Gambar
23), kapal tersebut memiliki tiga palka, dengan satu palka berfungsi sebagai
ruang alat
Adapun rancangan umum kapal purse seine di perairan Laut Flores dapat
dilihat pada Gambar 25 sampai Gambar 37.
40
Gambar 25. Kapal 1 Kabupaten Sinjai
Gambar 26. Kapal 2 Kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 21,04 m BOA : 4,05 m D : 1,70 m
Dimensi LOA : 18,35 m BOA : 4,20 m D : 1,75 m
41
Gambar 27. Kapal 3 Kabupaten Sinjai
Gambar 28. Kapal 4 Kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 18,44 m BOA : 3,93 m D : 1,80 m
Dimensi LOA : 18,80 m BOA : 4,30 m D : 1,80 m
42
Gambar 29. Kapal 5 kabupaten Sinjai
Gambar 30. Kapal 6 Kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 18,78 m BOA : 3,54 m D : 1,05 m
Dimensi LOA : 23,12 m BOA : 4,15 m D : 1,45 m
43
Gambar 31. Kapal 7 Kabupaten Sinjai
Gambar 32. Kapal 8 Kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 18,60 m BOA : 4,25 m D : 1,85 m
Dimensi LOA : 19,00 m BOA : 4,00 m D : 1,30 m
44
Gambar 33. Kapal 1 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
Gambar 34. Kapal 2 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
Dimensi LOA : 24 m BOA : 5,30 m D : 2,20 m
Dimensi LOA : 21 m BOA : 4,50 m D : 1,20 m
45
Gambar 35. Kapal 3 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
Gambar 36. Kapal 4 Kabupaten Bulukumba (Subroto, 2015)
Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,70 m D : 1,20 m
Dimensi LOA : 17,00 m BOA : 3,00 m D : 1,00 m
46
Gambar 37. Kapal 5 Kabupaten Bulukumba (Subroto, 2015)
Berdasarkan Gambar 25, 28, dan 30 dapat diketahui bahwa kapal purse
seine di perairan Laut Flores tepatnya berada di Kabupaten Sinjai memiliki dua
tingkat bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK,
ruang mesin terletak pada bagian buritan kapal, memiliki satu palka sebagai
tempat penyimpanan hasil tangkapan di bagian tengah kapal, dan pada haluan
kapal terdapat ruang alat sebagai tempat untuk menyimpan tali dan jangkar.
Sedangkan pada Gambar 26, 27 dan 29 kapal tersebut memiliki dua palka yang
masing-masing terletak di tengah kapal, dan ruang alat pada haluan kapal.
Pada Gambar 31 di perairan Laut Flores dapat dilihat bahwa kapal
tersebut memiliki satu bangunan di atas kapal dan satu palka yang berada di
tengah kapal, sedangkan kapal pada Gambar 32 memiliki dua tingkat bangunan
di atas kapal dengan tiga palka sebagai tempat menyimpan hasil tangkapan
yang masing-masing terletak di bagian tengah kapal, serta pada haluan terdapat
ruang alat sebagai tempat untuk menyimpan tali dan jangkar.
Dimensi LOA : 17,00 m BOA : 3,20 m D : 1,00 m
47
Untuk Gambar 33 sampai Gambar 37, kapal purse seine yang berada di
perairan laut Flores tepatnya di Kabupaten Bulukumba memiliki satu bangunan di
atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi serta ruangan ABK sebagai tempat
istirahat. Palka yang terdapat pada kapal terdiri dari palka jangkar yang berada di
ujung haluan kapal serta palka hasil tangkapan yang berada di tengah kapal.
Sedangkan ruang mesin terletak di bawah ruang kemudi kapal.
General arrangement (Rancangan umum) untuk kapal purse seine yang
ada di perairan Selat Makassar dan Laut Flores secara umum memiliki desain
yang hampir sama. Perbedaan general arrangement pada kedua perairan hanya
terletak di bagian bentuk dan jumlah palka, serta tata letak bangunan di atas
kapal.
2. Rencana Garis (Lines Plan) Kapal Purse seine yang Diteliti
Rencana garis (lines plan) merupakan gambar dalam bentuk rencana
garis kapal yang dibuat pada masing-masing garis air dan ordinat. Rencana garis
(lines plan) kapal purse seine yang diteliti secara umum dibagi menjadi beberapa
ordinat membujur sepanjang badan kapal dengan jarak setiap ordinat yaitu
sepanjang satu meter. Kapal purse seine yang diteliti juga dibagi atas lima garis
air (water line) yang sama, yaitu mulai dari garis air terendah (base line) hingga
garis air tertinggi (draft).
Gambar rencana garis (lines plan) kapal pada setiap garis air dan ordinat
yang diproyeksikan kedalam tiga buah gambar, yaitu:
a. Body plan adalah gambar rencana garis kapal dari arah depan (irisan
melintang kapal tampak depan).
b. Profile plan merupakan gambar bentuk irisan memanjang kapal
tampak samping.
48
c. Half breadth plan merupakan gambar irisan melintang setengah lebar
kapal tampak atas. Pada gambar ini juga ditunjukkan buttock line,
yaitu garis sejajar dengan center line.
Berikut gambar rencana garis kapal purse seine yang diteliti di perairan
Selat Makassar dapat dilihat pada Gambar 38 sampai 52.
Gambar 38. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 39. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
49
Gambar 40. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 41. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 42. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
50
Gambar 43. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 44. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 45. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
51
Gambar 46. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 47. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Gambar 48. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
52
Gambar 49. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Gambar 50. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pangkep
Gambar 51. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pangkep
53
Gambar 52. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pangkep
Adapun rencana garis kapal purse seine di perairan Laut Flores dapat
dilihat pada Gambar 53 sampai 65.
Gambar 53. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Sinjai
54
Gambar 54. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Sinjai
Gambar 55. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Sinjai
55
Gambar 56. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Sinjai
Gmabar 57. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Sinjai
56
Gambar 58. Rencana garis kapal 6 Kabupaten Sinjai
Gambar 59. Rencana garis kapal 7 Kabupaten Sinjai
57
Gambar 60. Renacan garis kapal 8 Kabupaten Sinjai
Gambar 61. Rencana garis kapal 1 Bulukumba (Nurdin, 2010)
Gambar 62. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
58
Gambar 63. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
Gambar 64. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Bulukumba
Gambar 65. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Bulukumba
59
Berdasarkan Gambar diatas, dapat diketahui bahwa kapal purse seine di
perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar memiliki bentuk badan
kapal berbentuk “V”, kapal di Kabupaten Barru memiliki bentuk badan kapal “U”
dengan posisi haluan lebih tinggi daripada buritan kapal. Pada kapal purse seine
di Kabupaten Pinrang menunjukkan haluan kapal berbentuk “V” sedangkan pada
bagian tengah sampai buritan kapal memiliki lambung berbentuk “U. Kapal purse
seine di Kabupaten Pangkep menunjukkan badan kapal berbentuk “V” dan
adapula berbentuk Akatsuki bottom serta memiliki haluan yang lebih tinggi
daripada buritan kapal.
Untuk kapal purse seine di Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai
memiliki bentuk badan kapal yang sama dengan kapal purse seine yang berada
di Selat Makassar yakni bentuk “U”, “V” dan Akatsuki Bottom. Adapun untuk
melihat perbedaan tingkat kegemukan antar bentuk badan kapal yang diperoleh
dapat dilihat dari koefisien bentuk yang dimiliki kapal dari masing-masing bentuk.
Secara umum kapal purse seine yang diteliti memiliki bentuk badan kapal
pada bagian haluan berbentuk “V”. Hal ini dapat memudahkan kapal untuk
membelah massa air di depan kapal sehingga kapal dapat melaju dengan
kecepatan tinggi. Sedangkan pada bagian buritan kapal berbentuk “U”, bentuk ini
memungkinkan kapal memiliki tahanan yang tidak terlalu besar, kmampuan untuk
membelah gelombang yang cukup baik, dan memungkinkan volume ruang palka
yang maksimum.
Variasi bentuk kasko kapal purse seine yang ada diperairan Laut Flores
dan Selat Makassar memiliki bentuk yang sama dikarenakan kondisi kedua
perairan tersebut yang saling terkait. Selat Makassar dan Laut Flores sama-sama
mendapat pengaruh dari angin monsoon. Pada musim tertentu, kondisi cuaca di
perairan tersebut tergolong ekstrem, hal ini mengakibatkan beberapa nelayan
berpindah fishing ground di teluk bone. Dikarenakan kondisi musim tersebut,
60
maka kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan Laut Flores memiliki
bentuk kasko yang bervariasi meliputi bentuk “U’, “V”, dan Akatsuki bottom agar
supaya biasa menyesuaikan dengan kondisi perairan pada kedua wilayah
tersebut.
Sebagai pembanding dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal
purse seine di Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010) menunjukkan bentuk badan
kapal purse seine pada bagian haluan dan bagian tengah kapal berbentuk “V”,
sedangkan padabagian buritannya berbentuk “U”. bagian haluan dan buritan
kapal yang diteliti berada pada posisi yang lebih tinggi dari bagian tengah kapal
sesuai dengan jenis kapalnya, yaitu kapal ikan. Untuk kapal purse seine di
Kabupaten takalar (Risa, 2014) menunjukkan bentuk badan kapal purse seine
pada bagian haluan sampai tengah kapal berbentuk “V”, dan pada bagian buritan
berbentuk “U”. serta kapal purse seine di Kabupaten Indramayu (Kirana, 2000)
menunjukkan bentuk badan kapal purse seine pada bagian haluan berbentuk “V”
dan berbentuk round type pada bagian midship hingga ke buritan kapal.
E. Parameter Hidrostatis Kapal Purse seine yang Diteliti
Parameter hidrostatis merupakan suatu ukuran atau nilai yang
menggambarkan kapal secara statis serta kelayakan desain sebuah kapal.
Parameter hidrostatis untuk kapal purse seine di perairan Selat Makassar yang
diteliti dapat dilihat pada Tabel 8 sampai 22.
61
Tabel 9. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.2789 8.2486 29.9492
2 Water area (Aw) (m^2) 3.1400 17.6000 32.7247
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0322 0.1804 0.3354
4 Coefficient block (Cb) 0.0394 0.1905 0.3731
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.3250 0.3429 0.4187
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.0909 0.2500 0.4179
7 Coefficient midship (Co) 0.1212 0.5556 0.8911
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.7447 -0.3153 -0.2705
9 Jarak KB (m) 0.1378 0.3476 0.5357
10 Jarak BM (m) 8.5481 0.3240 0.2489
11 Jarak KM (m) 8.6859 0.6716 0.7847
12 Jarak BML (m) 9.4804 41.1013 3.3438
13 Jarak KML (m) 18.1662 41.7729 4.1285
Tabel 10. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.1969 6.7317 26.8126
2 Water area (Aw) (m^2) 3.9467 15.7093 29.5133
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0405 0.1610 0.3025
4 Coefficient block (Cb) 0.0590 0.3182 0.6716
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.9733 0.6660 0.6838
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.2424 0.4567 0.7577
7 Coefficient midship (Co) 0.0606 0.4778 0.9821
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 1.0872 0.2690 -0.0242
9 Jarak KB (m) 0.1504 0.3606 0.5379
10 Jarak BM (m) 15.0197 0.5105 0.3022
11 Jarak KM (m) 15.1701 0.8711 0.8401
12 Jarak BML (m) 27.7082 34.2828 2.2915
13 Jarak KML (m) 42.8783 35.1539 3.1315
62
Tabel 11. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.6041 9.4637 32.6165
2 Water area (Aw) (m^2) 4.9867 16.7733 38.5147
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0511 0.1719 0.3948
4 Coefficient block (Cb) 0.0788 0.2263 0.3842
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.3059 0.4310 0.4716
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.1333 0.2467 0.4650
7 Coefficient midship (Co) 0.2576 0.5250 0.8146
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.1199 -0.2518 -0.2643
9 Jarak KB (m) 0.1273 0.3165 0.5579
10 Jarak BM (m) 3.4340 0.2192 0.3220
11 Jarak KM (m) 3.5612 0.5357 0.8799
12 Jarak BML (m) 27.2627 41.7223 3.0428
13 Jarak KML (m) 30.8239 42.2580 3.9227
Tabel 12. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.2149 8.2655 32.752
2 Water area (Aw) (m^2) 2.9667 19.1760 40.1800
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0304 0.1966 0.4118
4 Coefficient block (Cb) 0.0268 0.1787 0.3802
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.8833 0.4949 0.5150
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.0758 0.2550 0.4780
7 Coefficient midship (Co) 0.0303 0.3611 0.7382
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.8732 0.4230 -0.0280
9 Jarak KB (m) 0.1431 0.3598 0.5682
10 Jarak BM (m) 15.0764 0.4140 0.3394
11 Jarak KM (m) 15.2195 0.7738 0.9077
12 Jarak BML (m) 28.6949 56.7394 3.4584
13 Jarak KML (m) 43.9145 57.5132 4.3660
63
Tabel 13. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Barru No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 1.4540 10.8400 24.0600
2 Water area (Aw) (m^2) 16.4760 34.1520 40.4060
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1690 0.3500 0.4140
4 Coefficient block (Cb) 0.2900 0.4200 0.5000
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5800 0.6200 0.6400
6 Coefficient midship (Co) 0.5000 0.6900 0.7900
7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) 4.9000 4.6000 4.4200
8 Jarak KB (m) 0.1100 0.3300 0.5300
9 Jarak BM (m) 3.5500 2.6100 1.6000
10 Jarak KM (m0 3.7000 2.9000 2.1100
11 Jarak BML (m) 70.9200 30.3700 19.9600
12 Jarak KML (m) 71.0400 30.7000 20.5000
Tabel 14. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Barru
No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 1.8460 10.4000 22.5200
2 Water area (Aw) (m^2) 18.0300 29.9450 40.5190
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1850 0.3070 0.4150
4 Coefficient block (Cb) 0.2410 0.3790 0.4420
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6790 0.6340 0.6250
6 Coefficient midship (Co) 0.3550 0.5970 0.7070
7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) -0.5730 -0.7500 -0.9750
8 Jarak KB (m) 0.0960 0.3080 0.5130
9 Jarak BM (m) 2.9810 1.9330 1.5000
10 Jarak KM (m0 3.0770 2.2410 2.0130
11 Jarak BML (m) 72.7390 26.2740 24
12 Jarak KML (m) 72.8350 26.5820 24.5130
Tabel 15. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Barru
No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 2.7890 21.1800 49.6700
2 Water area (Aw) (m^2) 42.6724 51.7910 67.6940
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2420 0.5310 0.6940
4 Coefficient block (Cb) 0.2720 0.3860 0.4860
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5640 0.5590 0.6410
6 Coefficient midship (Co) 0.5000 0.6980 0.7640
7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) 9.3320 8.5080 7.9060
8 Jarak KB (m) 0.1530 0.4440 0.7230
9 Jarak BM (m) 3.4820 2.2960 1.6970
10 Jarak KM (m) 3.6350 2.7400 2.4190
11 Jarak BML (m) 84.1500 47.1040 33.7130
12 Jarak KML (m) 84.3010 47.5480 34.4350
64
Tabel 16. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Barru No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 1.5530 12.1600 29.1700
2 Water area (Aw) (m^2) 16.5600 38.1780 50.0700
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1700 0.3910 0.5130
4 Coefficient block (Cb) 0.2980 0.3690 0.4650
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5950 0.5930 0.6480
6 Coefficient midship (Co) 0.5010 0.6220 0.7170
7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) 9.0480 9.3390 8.9980
8 Jarak KB (m) 0.1230 0.3570 0.5830
9 Jarak BM (m) 1.5630 1.4870 1.1320
10 Jarak KM (m0 1.6800 1.8440 1.7150
11 Jarak BML (m) 134.1760 65.5880 44.0730
12 Jarak KML (m) 134.2990 65.9450 44.6550
Tabel 17. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Barru
No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 1.1600 9.8410 24.0700
2 Water area (Aw) (m^2) 12.5640 33.4260 42.7420
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1290 0.3430 0.4380
4 Coefficient block (Cb) 0.2690 0.3600 0.4550
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5380 0.5810 0.6380
6 Coefficient midship (Co) 0.5010 0.6160 0.7130
7 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.8590 0.0250 -0.3810
8 Jarak KB (m) 0.1200 0.3550 0.5750
9 Jarak BM (m) 1.5860 1.6990 1.2310
10 Jarak KM (m0 1.7060 2.0550 1.8060
11 Jarak BML (m) 81.2580 52.1780 31.8020
12 Jarak KML (m) 81.7380 52.5330 32.3770
65
Tabel 18. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pinrang No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.7371 7.9767 20.0420
2 Water area (Aw) (m^2) 22.0790 45.3542 66.8122
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2263 0.4649 0.6848
4 Coefficient block (Cb) 0.1384 0.3104 0.3797
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5170 0.6608 0.7210
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.5649 0.6769 0.7678
7 Coefficient midship (Co) 0.1291 0.2926 0.3388
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.5082 -0.1511 -0.2964
9 Jarak KB (m) 0.1391 0.3928 0.6524
10 Jarak BM (m) 12.4109 1.3479 0.9513
11 Jarak KM (m) 12.5500 1.7407 1.6037
12 Jarak BML (m) 310.3975 194.6220 37.9460
13 Jarak KML (m) 322.9476 196.3627 39.5497
Tabel 19. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pinrang
No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.2163 4.9353 14.0548
2 Water area (Aw) (m^2) 10.9882 33.7008 52.644
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1126 0.3454 0.5396
4 Coefficient block (Cb) 0.0646 0.2478 0.328
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.2667 0.4661 0.6848
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.2051 0.3365 0.4333
7 Coefficient midship (Co) 0.0605 0.2565 0.3024
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.4194 -0.2544 -0.2536
9 Jarak KB (m) 0.1436 0.4024 0.6632
10 Jarak BM (m) 20.0531 1.0784 0.9492
11 Jarak KM (m) 20.1967 1.4808 1.6124
12 Jarak BML (m) 320.1398 195.6737 36.4048
13 Jarak KML (m) 240.3364 197.1545 38.0171
66
Tabel 20. Nilai parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pinrang No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.8753 9.3618 23.1540
2 Water area (Aw) (m^2) 20.1552 53.1965 75.1046
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2066 0.5453 0.7698
4 Coefficient block (Cb) 0.1656 0.3471 0.4382
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.4769 0.5749 0.6142
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.5037 0.6917 0.7111
7 Coefficient midship (Co) 0.0669 0.2353 0.3098
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.6973 0.0547 -0.6410
9 Jarak KB (m) 0.1359 0.3928 0.6497
10 Jarak BM (m) 10.7087 1.2776 0.8855
11 Jarak KM (m) 10.8446 1.6704 1.5353
12 Jarak BML (m) 260.9192 238.5114 54.2167
13 Jarak KML (m) 271.7638 240.1817 55.7520
Tabel 21. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pangkep
No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.3015 0.9785 2.0040
2 Water area (Aw) (m^2) 3.6920 6.3300 8.7130
3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.0380 0.0650 0.0890
4 Coefficient block (Cb) 0.4600 0.4170 0.4360
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7820 0.6980 0.7110
6 Coefficient midship (Cm) 0.5880 0.5980 0.6140
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7690 0.7370 0.7780
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 4.6910 4.5660 4.4490
9 Jarak KB (m) 0.0830 0.1680 0.2550
10 Jarak BM (m) 62.8600 39.9150 28.2630
11 Jarak KM (m) 0.3180 0.4590 0.6080
12 Jarak BML (m) 62.8600 39.9150 28.2630
13 Jarak KML (m) 62.9430 40.0830 28.5170
67
Tabel 22. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pangkep No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.1811 0.7970 1.7360
2 Water area (Aw) (m^2) 3.5030 6.7940 9.0730
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0360 0.0700 0.0930
4 Coefficient block (Cb) 0.3520 0.3900 0.4360
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.9070 0.7660 0.7450
6 Coefficient midship (Cm) 0.3980 0.5100 0.5860
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7900 0.7730 0.7950
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 4.7790 4.7220 4.5610
9 Jarak KB (m) 0.0740 0.1520 0.2250
10 Jarak BM (m) 0.2850 0.4650 0.4480
11 Jarak KM (m) 0.3590 0.6170 0.6720
12 Jarak BML (m) 110.8970 50.0080 34.7920
13 Jarak KML (m) 110.9700 50.1600 35.0160
Tabel 23. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pangkep
No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.2352 0.8299 1.8370
2 Water area (Aw) (m^2) 3.6000 6.7940 10.3440
3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.0370 0.0700 0.1060
4 Coefficient block (Cb) 0.4130 0.4140 0.4080
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7620 0.7330 0.7420
6 Coefficient midship (Cm) 0.5420 0.5650 0.5500
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7340 0.7880 0.8010
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 5.0510 5.1070 4.9770
9 Jarak KB (m) 0.0710 0.1460 0.2230
10 Jarak BM (m) 0.2010 0.3570 0.5070
11 Jarak KM (m) 0.2720 0.5030 0.7300
12 Jarak BML (m) 109.1970 61.2010 46.5980
13 Jarak KML (m) 109.2680 61.3470 46.8220
68
Adapun nilai parameter hidrostatis kapal purse seine di perairan Laut
Flores dapat dilihat pada Tabel 24 sampai Tabel 36
Tabel 24. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 4.9290 17.1500 35.3200
2 Water area (Aw) (m^2) 21.8990 37.9310 49.9210
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2240 0.3890 0.5120
4 Coefficient block (Cb) 0.2940 0.3380 0.4050
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6650 0.6020 0.6200
6 Coefficient midship (Cm) 0.4420 0.5610 0.6530
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6430 0.6740 0.7510
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 8.9830 8.9440 8.6660
9 Jarak KB (m) 0.2490 0.5120 0.7680
10 Jarak BM (m) 1.2930 1.4570 1.1910
11 Jarak KM (m) 1.5420 1.9690 1.9590
12 Jarak BML (m) 51.8680 33.1510 28.2720
13 Jarak KML (m) 52.1170 33.6630 29.0390
Tabel 25. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 5.7040 18.0100 36.6100
2 Water area (Aw) (m^2) 23.0290 37.4700 51.7130
3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.2360 0.3840 0.5300
4 Coefficient block (Cb) 0.3240 0.3630 0.3970
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6650 0.6180 0.6260
6 Coefficient midship (Cm) 0.4870 0.5870 0.6330
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6430 0.6800 0.7350
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 10.0470 9.9380 9.5290
9 Jarak KB (m) 0.2410 0.4970 0.7580
10 Jarak BM (m) 0.9700 1.0140 1.0180
11 Jarak KM (m) 1.2110 1.5110 1.7760
12 Jarak BML (m) 62.2020 41.1120 35.7730
13 Jarak KML (m) 62.4430 41.6090 36.5310
69
Tabel 26. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 5.3370 17.7500 36.0900
2 Water area (Aw) (m^2) 21.1140 36.4580 48.0390
3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.2160 0.3740 0.4920
4 Coefficient block (Cb) 0.3060 0.3430 0.4080
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6620 0.5870 0.6120
6 Coefficient midship (Cm) 0.4620 0.5830 0.6670
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6160 0.6590 0.7410
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.1000 8.9590 8.6370
9 Jarak KB (m) 0.2460 0.5240 0.7920
10 Jarak BM (m) 1.0740 1.2610 1.0370
11 Jarak KM (m) 1.3210 1.7850 1.8290
12 Jarak BML (m) 46.8090 30.6860 26.8110
13 Jarak KML (m) 47.0550 31.2100 27.6030
Tabel 27. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 5.0330 17.8400 37.2800
2 Water area (Aw) (m^2) 21.4320 38.9610 50.9700
3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.2200 0.3990 0.5220
4 Coefficient block (Cb) 0.2900 0.3310 0.4020
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6570 0.5950 0.6210
6 Coefficient midship (Cm) 0.4420 0.5570 0.6480
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6290 0.6780 0.7500
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.0540 8.9570 8.6480
9 Jarak KB (m) 0.2580 0.5360 0.8050
10 Jarak BM (m) 1.2150 1.4740 1.1780
11 Jarak KM (m) 1.4730 2.0110 1.9830
12 Jarak BML (m) 48.7330 33.7220 27.9920
13 Jarak KML (m) 48.9910 34.2590 28.7970
70
Tabel 28. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 2.7550 9.6390 20.7200
2 Water area (Aw) (m^2) 16.9700 33.4470 45.6910
3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.1740 0.3430 0.4680
4 Coefficient block (Cb) 0.3310 0.3320 0.3850
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7310 0.6600 0.6750
6 Coefficient midship (Cm) 0.4530 0.5040 0.5710
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7240 0.7250 0.7660
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.4820 9.3150 8.7360
9 Jarak KB (m) 0.1530 0.3400 0.5180
10 Jarak BM (m) 0.8910 1.5450 1.5410
11 Jarak KM (m) 1.0440 1.8850 2.0590
12 Jarak BML (m) 83.2440 58.4890 44.6480
13 Jarak KML (m) 83.3960 58.8290 45.1650
Tabel 29. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 6 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 4.0980 13.3900 27.4000
2 Water area (Aw) (m^2) 22.0810 37.9620 53.7210
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2260 0.3890 0.5510
4 Coefficient block (Cb) 0.3190 0.3620 0.3720
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7090 0.6900 0.6550
6 Coefficient midship (Cm) 0.4500 0.5240 0.5680
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6690 0.7150 0.7330
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 11.2420 11.1080 10.8810
9 Jarak KB (m) 0.1740 0.3740 0.5710
10 Jarak BM (m) 0.9540 1.3410 1.4260
11 Jarak KM (m) 1.1280 1.7150 1.9970
12 Jarak BML (m) 102.3340 59.2540 52.5830
13 Jarak KML (m) 102.5080 59.6280 53.1530
71
Tabel 30. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 7 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 4.2150 14.4600 30.1300
2 Water area (Aw) (m^2) 20.4140 34.7130 47.4470
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2090 0.3560 0.4860
4 Coefficient block (Cb) 0.2810 0.3330 0.3800
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6610 0.6080 0.6000
6 Coefficient midship (Cm) 0.4250 0.5480 0.6330
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6230 0.6680 0.7240
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.0350 8.9880 8.7630
9 Jarak KB (m) 0.2250 0.4660 0.7050
10 Jarak BM (m) 1.2470 1.4300 1.2490
11 Jarak KM (m) 1.4720 1.8970 1.9540
12 Jarak BML (m) 55.8830 33.6030 30.2430
13 Jarak KML (m) 56.1080 34.0690 30.9480
Tabel 31. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 8 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 3.2800 11.3600 24.2100
2 Water area (Aw) (m^2) 16.9470 30.1960 46.0080
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1740 0.3100 0.4720
4 Coefficient block (Cb) 0.2930 0.3320 0.3590
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6870 0.6250 0.6100
6 Coefficient midship (Cm) 0.4270 0.5300 0.5880
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6420 0.6750 0.7550
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.2810 9.1760 8.9720
9 Jarak KB (m) 0.1990 0.4240 0.6470
10 Jarak BM (m) 0.9050 1.2150 1.3760
11 Jarak KM (m) 1.1040 1.6390 2.0230
12 Jarak BML (m) 59.2070 36.2080 37.3820
13 Jarak KML (m) 59.4060 36.6320 38.0300
72
Tabel 32. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 2.4462 31.0691 89.7482
2 Water area (Aw) (m^2) 13.7224 42.1875 68.2889
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1407 0.4324 0.700
4 Coefficient block (Cb) 0.1057 0.3481 0.5403
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.3649 0.4536 0.5531
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.3039 0.4845 0.6320
7 Coefficient midship (Cm) 0.2897 0.7674 0.9769
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.1490 1.1995 1.3938
9 Jarak KB (m) 0.3587 0.5938 0.8226
10 Jarak BM (m) 0.6903 0.4420 0.3292
11 Jarak KM (m) 1.049- 1.0358 1.1518
12 Jarak BML (m) 13.5315 11.1031 6.1491
13 Jarak KML (m) 14.5804 12.1389 7.3009
Tabel 33. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 1.3447 13.2479 33.5612
2 Water area (Aw) (m^2) 23.7204 35.2168 57.2152
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2431 0.3610 0.5865
4 Coefficient block (Cb) 0.1677 0.4028 0.4943
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.4829 0.4976 0.5084
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.6063 0.6585 0.7774
7 Coefficient midship (Cm) 0.3472 0.8095 0.9722
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 1.3958 3.3093 3.0384
9 Jarak KB (m) 0.1482 0.3777 0.5592
10 Jarak BM (m) 11.7519 1.3978 0.9956
11 Jarak KM (m) 11.9001 1.7755 1.5548
12 Jarak BML (m) 64.8137 25.4613 9.2584
13 Jarak KML (m) 76.7139 27.2368 10.8132
73
Tabel 34. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 0.7083 11.1973 31.3458
2 Water area (Aw) (m^2) 8.6170 23.0219 37.7228
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0883 0.236 0.3867
4 Coefficient block (Cb) 0.1411 0.3928 0.4917
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.2252 0.4723 0.5060
6 Coefficient waterplane (Cw) 0.528 0.5795 0.6671
7 Coefficient midship (Cm) 0.6267 0.8316 0.9717
8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 1.5713 3.5625 3.0880
9 Jarak KB (m) 0.2233 0.4252 0.6464
10 Jarak BM (m) 0.5808 0.4327 0.2905
11 Jarak KM (m) 0.8041 0.8578 0.9370
12 Jarak BML (m) 50.1748 34.1010 4.3313
13 Jarak KML (m) 50.9789 34.9588 5.2683
Tabel 35. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 5.3560 17.5500 36.7300
2 Water area (Aw) (m^2) 22.9330 39.4410 57.3840
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2350 0.4040 0.5880
4 Coefficient block (Cb) 0.3130 0.3290 0.3530
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6690 0.6060 0.5940
6 Coefficient midship (Cm) 0.4680 0.5440 0.5940
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6360 0.6420 0.6940
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 10.0970 10.0020 9.6130
9 Jarak KB (m) 0.2300 0.4810 0.7370
10 Jarak BM (m) 1.0250 1.2910 1.4320
11 Jarak KM (m) 1.2550 1.7720 2.1690
12 Jarak BML (m) 65.8780 42.0070 38.2690
13 Jarak KML (m) 66.1080 42.4880 39.0050
74
Tabel 36. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5
1 Ton displacement (ton) 3.0160 10.8900 23.2400
2 Water area (Aw) (m^2) 18.2760 36.4230 47.8680
3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1870 0.3730 0.4910
4 Coefficient block (Cb) 0.3270 0.3290 0.3970
5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7310 0.6510 0.6790
6 Coefficient midship (Cm) 0.4470 0.5050 0.5840
7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7310 0.7220 0.7710
8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.4410 9.1420 8.5940
9 Jarak KB (m) 0.1630 0.3600 0.5440
10 Jarak BM (m) 1.0130 1.6870 1.5620
11 Jarak KM (m) 1.1760 2.0470 2.1060
12 Jarak BML (m) 82.5150 59.0520 42.4440
13 Jarak KML (m) 82.6780 59.4120 42.9870
Ton displacement (∆) merupakan nilai yang menunjukkan beban/massa
badan kapal pada posisi water line tertentu. Massa badan kapal pada water line 1
– water line 5 untuk kapal purse seine di perairan Selat Makassar untuk kapal 1
Kabupaten Takalar berkisar antara 0,2798 – 29,9492 ton; Kapal 2 berkisar antara
0,1969 – 26,8126 ton; Kapal 3 0,6041 – 31,8210 ton; Kapal 4 0,2149 – 32,7520
ton. Untuk Kapal purse seine di Kabupaten Barru pada Kapal 1 berkisar antara
1,4540 – 24.0600 ton; Kapal 2 1,8460 – 22,5200 ton; Kapal 3 2,7890 – 49,6700
ton; Kapal 4 1,5530 – 29,1700 ton; Kapal 5 berkisar antara 1,1600 – 24,0700 ton.
Kapal purse seine 1 pada Kabupaten Pinrang memiliki nilai 0,7371 – 20,0420 ton;
Kapal 2 berkisar antara 0,2163 – 14,0548 ton; Kapal 3 0,8753 – 23,1540 ton.
Pada kapal purse seine 1 di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 0,3015 –
2,0040 ton; Kapal 2 0,1811 – 1,7360 ton; Kapal 3 0,2352 – 1,8370 ton.
Sedangkan nilai Ton displacement (∆) kapal purse seine di Perairan Laut Flores
tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai 4,9290 – 35,3200 ton; Kapal 2
5,7040 – 36,6100 ton; Kapal 3 5,3370 – 36,0900 ton; Kapal 4 5,0330 – 37,2800
ton; Kapal 5 memiliki kisaran nilai 2,7550 – 20,7200 ton; Kapal 6 4,0980 –
75
27,4000 ton; Kapal 7 4,2150 – 30,1300 ton; Kapal 8 3,2800 – 24,2100 ton. Untuk
kapal purse seine 1 di Kabupaten Bulukumba memiliki kisaran nilai 2,4462 –
89,7482 ton; Kapal 2 1,3447 – 33,5612 ton; Kapal 3 0,7083 – 31,3458 ton; Kapal
4 5,3560 – 36,7300 ton; dan kapal 5 berkisar antara 3,0160 – 23,2400 ton. Nilai
ini berfungsi untuk mengestimasi berat kapal.
Water Area (Aw) merupakan nilai yang menunjukkan luas area kapal pada
posisi water line tertentu secara horizontal longitudinal. Luas area pada kapal
purse seine di perairan Selat Makassar tepatnya pada Kapal purse seine 1 di
Kabupaten Takalar memiliki kisaran nilai 3,1400 – 32,7247 m2; Kapal 2 3,9467 –
29,5133 m2; Kapal 3 4,9867 – 38,5147 m2; Kapal 4 2,9667 – 40,1800 m2. Untuk
kapal purse seine 1 di Kabupaten Barru memiliki kisaran nilai 16,4760 – 40,4060
m2; Kapal 2 18,0300 – 40,5190 m2; Kapal 3 42,6724 – 67,6940 m2; Kapal 4
16,5600 – 50,0700 m2; kapal 5 12,5640 – 42,7420 m2. Untuk kapal purse seine di
Kabupaten Pinrang, pada kapal 1 miliki kisaran nilai 22,0790 – 66,8122 m2;
Kapal 2 10,9882 – 52,6440 m2; Kapal 3 20,1552 – 75,1046 m2. Pada kapal purse
seine 1 di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 3,6920 – 8,7130 m2; Kapal 2
3,5030 – 9,0730 m2; Kapal 3 berkisar antara 3,6000 – 10,3440 m2. Sedangkan
untuk nilai Water area (Aw) kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya di
Kabupaten Sinjai, pada kapal 1 berkisar antara 21,8990 – 49,9210 m2; Kapal 2
23,0290 – 51,7130 m2; Kapal 3 21,1140 – 48,0390 m2; Kapal 4 21,4320 –
50,9700 m2; Kapal 5 memiliki kisaran nilai 16,9700 – 45,6910 m2; Kapal 6
22,0810 – 53,7210 m2; Kapal 7 20,4140 – 47,4470 m2; kapal 8 16,9470 –
46,0080 m2. Untuk kapal purse seine 1 di Kabupaten Bulukumba berkisar antara
13,7224 – 68,2889 m2; Kapal 2 23,7204 – 57.2152 m2; Kapal 3 8,6170 – 37,7228
m2; Kapal 4 22,9330 – 57,3840 m2; Kapal 5 berkisar antara 18,2760 – 47,8680
76
m2. Semakin besar nilai water area maka kapal memiliki kemampuan menerima
distribusi muatan secara horizontal.
Ton Per Centimeter Immersion (TPC) merupakan nilai yang menunjukkan
jumlah beban/massa yang dibutuhkan untuk mengubah draft sebesar 1 cm.
Besarnya massa yang dibutuhkan untuk mengubah posisi draft sebesar 1 cm
pada kisaran water line 1 – water line 5, untuk kapal purse seine di perairan Selat
Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar pada kapal 1 memiliki kisaran nilai
0,0322 – 0,3354; Kapal 2 0,0405 – 0,3025; Kapal 3 0,0511 – 0,3948; Kapal 4
0,0304 – 0,4118. Untuk kapal purse seine Kabupaten Barru, pada kapal 1
berkisar antara 0,1690 – 0,4140; Kapal 2 0,1850 – 0,4150; Kapal 3 0,2420 –
0,6940; Kapal 4 0,1700 – 0,5130; Kapal 5 0,1290 – 0,4380. Pada kapal purse
seine 1 di Kabupaten Pinrang memiliki kisaran nilai 0,2263 – 0,6848; Kapal 2
0,1126 – 0,5396; Kapal 3 0,2066 – 0,7698. Untuk kapal purse seine 1 di
Kabupaten Pangkep berkisar antara 0,0380 – 0,0890; Kapal 2 0,0360 – 0,0930;
Kapal 3 0,0370 – 0,1060. Sedangkan untuk nilai Ton Per Centimeter Immersion
(TPC) kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai,
pada kapal 1 memiliki kisaran nilai 0,2240 – 0,5120; Kapal 2 0,2360- 0,5300;
Kapal 3 0,2160 – 0,4920; kapal 4 0,2200 – 0,5220; Kapal 5 berkisar antara
0,1740 – 0,4680; Kapal 6 0,2260 – 0,5510; Kapal 7 0,2090 – 0,4860; Kapal 8
0,1740 – 0,4720. Untuk kapal purse seine di Kabupaten Bulukumba, pada kapal
1 berkisar antara 0,1407 – 0,7000; Kapal 2 0,2431 – 0,5865; Kapal 3 0,0883 –
0,3867; Kapal 4 0,2350 – 0,5880; dan Kapal 5 berkisar antara 0,1870 – 0,4910.
Nilai ini berfungsi untuk mengestimasi beban/massa maksimum yang dapat di
toleransi oleh kapal.
Bentuk badan kapal dapat dideskripsikan melalui coefficient of fineness
yang digunakan dalam penelitian meliputi:
77
1. Coefficient block (Cb) merupakan perbandingan antara isi carene dengan isi
suatu bak dengan panjang (L), lebar (B), dan tinggi (D). nilai yang dapat
mendeskripsikan tingkat kegemukan suatu kapal adalah Cb (Coefficient
block). Nilai ini bergerak dari 0 – 1. Semakin mendekati nilai 1, kapal
dikatakan semakin gemuk dan sebaliknya dikatakan ramping jika mendekati
nilai 0. Nilai coefficient block pada water line 5 untuk kapal purse seine yang
diteliti di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar berkisar
antara 0,3731 - 0,6716. Nilai coefficient block untuk kapal purse seine di
Kabupaten Barru berkisar antara 0,4420 – 0,5000. Kapal purse seine di
Kabupaten Pinrang memiliki kisaran nilai Cb 0,3280 – 0,4382. Dan kapal
purse seine di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 0,4080 – 0,4360.
Hal ini menunjukkan nilai coefficient block kapal purse seine yang diteliti di
perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar, Barru, Pinrang, dan
Pangkep tidak sesuai dengan standar menurut Ayodhyoa (1972).
Sedangkan kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut Flores tepatnya di
Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai Cb 0,3590 – 0,4080; untuk kapal
purse seine di Kabupaten Bulukumba berkisar antara 0,3530 – 0,5403; hal
ini menunjukkan bahwa kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut Flores
pada Kabupaten Sinjai dan Bulukumba memiliki nilai coefficient block yang
tidak sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972).
2. Coefficient of Prismatic (Cp) adalah perbandingan antara volume badan
kapal yang berada dibawah permukaan air dengan volume sebuah prisma
dengan luas penampang midship area dan panjang kapal. Nilai coefficient of
prismatic (Cp) pada water line 5 untuk kapal purse seine yang diteliti di
perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar berkisar antara
0,4187 – 0,6838. Pada kapal purse seine di Kabupaten Barru memiliki
kisaran nilai Cp 0,6250 – 0,6480. Kapal purse seine di Kabupaten Pinrang
78
berkisar antara 0,6142 – 0,7210. Kabupaten Pinrang dengan nilai Cp 0,7110
– 0,7450. Hal ini menunjukkan bahwa nilai coefficient of prismatic kapal
purse seine di perairan Selat Makassar hanya beberapa kapal yang
memenuhi standar Ayodhyoa (1972) yaitu kapal purse seine 2
KabupatenTakalar dengan nilai Cp 0,6838; kapal purse seine 1 Kabupaten
Pinrang dengan nilai 0,7210; kapal purse seine 2 Kabuapten Pinrang 0,6848;
dan kapal purse seine di Kabupaten Pangkep dengan nilai Cp 0,7110;
0,7450; dan 0,7420. Sedangkan nilai coefficient of prismatic kapal purse
seine di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran
nilai Cp 0,6000 – 0,6750. Kapal di Kabupaten Bulukumba, nilai coefficient of
prismatic berkisar antara 0,5060 – 0,6790. Hal ini menunjukkan nilai
coefficient of prismatic kapal purse seine di perairan Laut Flores tidak sesuai
dengan standar menurut Ayodhyoa (1972) tetapi pada kapal purse seine 5
Kabupaten Sinjai dan kapal purse seine 5 Kabupaten Bulukumba sudah
sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) dengan nilai Cp masing-masing
0,6750 dan 0,6790.
3. Coefficient of midship (Co) merupakan perbandingan luas antara
penampangan gading besar yang terendam air dengan luas suatu
penampang yang lebarnya B dan tinggi D. Nilai coefficient of midship kapal
purse seine di perairan Selat Makassar teapatnya di Kabupaten Takalar
pada water line 5 berkisar antara 0,8146 – 0,9821. Kapal purse seine di
Kabupaten Barru memiliki kisaran nilai Co 0,7070 – 0,7900. Di Kabupaten
Pinrang, kapal purse seine memiliki nilai Co 0,3024 – 0,3388. Dan nilai Co
kapal purse seine di Kabupaten Pangkep berkisar antara 0,5500 – 0,6140.
Berdasarkan nilai diatas dapat dilihat bahwa nilai coefficient of midship kapal
purse seine di perairan Selat Makassar tidak sesuai dengan nilai standar
menuruut Ayodhyoa (1972), hanya beberapa kapal yang sesuai dengan nilai
79
standar Ayodhyoa (1972) yaitu kapal 1 dan 3 Kabupaten Takalar dengan
nilai 0,8911 dan 0,8146; serta kapal 1 dan 3 Kabupaten Barru dengan nilai
Co 0,7900 dan 0,7640. Sedangkan nilai coefficient of prismatic kapal purse
seine di perairan Laut Flores yang terdapat di Kabupaten Sinjai memiliki
kisaran nilai Co 0,5710 – 0,6530. Dan kapal purse seine di Kabupaten
Bulukumba memiliki nilai Co yang berkisar antara 0,5840 – 0,9769, hal
tersebut menunjukkan bahwa kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut
Flores tidak sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972).
Jarak LCB (longitudinal centre buoyancy) merupakan jarak maya dimana
titik pusat daya apung vertical berada. BM (radius metacenter) merupakan jari-
jari metacenter vertical dan BML adalah jari-jari metacenter longitudinal.
Sedangkan KM adalah jarak maya titik metacenter longitudinal dari base line dan
KML adalah jarak maya titik metacenter longitudinal. Parameter hidrostatis
berupa LCB, KB, BM, BML, KML merupakan parameter yang berhubungan
dengan nilai B (titik pusat apung kapal) dan nilai M (metacenter) sehingga sangat
mempengaruhi stabilitas dari sebuah kapal.
Berdasarkan nilai parameter hidrostatis pada masing-masing kapal purse
seine diatas, dapat disimpulkan bahwa kapal di perairan Selat Makassar memiliki
bentuk yang kecil dan ramping dibandingkan dengan kapal purse seine di
perairan Laut Flores yang umumnya memiliki ukuran dan bentuk yang besar.
F. Uji Beda Parameter Desain Kapal Purse seine Selat Makassar Dengan
Kapal Purse seine Laut Flores
Perbedaan desain antara kapal purse seine yang dioperasikan di perairan
Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut Flores
dihitung menggunakan analisis uji T, dengan menggunakan variabel-variabel
80
teknis seperti rasio ukuran utama kapal, nilai GT kapal dan nilai Coefficient Block
(Cb) kapal.
Tabel 37. Hasil analisis Uji T
Parameter Analisis Uji T
L/B 0.197
L/D 0.163
B/D 0.499
Gross tonnage (GT) 0.803
Coefficient block 0.362
Pada tabel diatas, hasil analisis uji T kapal purse seine di perairan Selat
Makassar dan Laut Flores berdasarkan nilai rasio ukuran utama L/B kapal
diperoleh nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0,197. L/D kapal diperoleh nilai 0,163. B/D
kapal diperoleh nilai 0,499. Dari ketiga nilai tersebut masing-masing lebih besar
dari 0,05 (P > 0,05) maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
desain kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan di perairan Laut Flores
berdasarkan uji statistik dengan menggunakan variabel nilai rasio ukuran utama
kapal.
Untuk parameter GT kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan
Laut Flores diperoleh nilai Sig. (2-Tailed) 0,803 dimana 0,803 > 0,05 maka
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara desain kapal purse seine di
perairan Selat Makassar dan Laut Flores.
Hasil uji T kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan di perairan
Laut Flores berdasarkan nilai Coefficient block (Cb) kapal diperoleh nilai Sig. (2-
Tailed) sebesar 0,362 dimana 0,362 > 0,05 maka disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan antara desain kapal purse seine di perairan Selat Makassar
dan di perairan Laut Flores.
Hasil uji T, untuk parameter desain kapal purse seine di Selat Makassar
dengan kapal purse seine di Laut Flores diperoleh bahwa secara umum tidak
terdapat perbedaan antara kapal purse seine Selat Makassar dengan kapal
81
purse seine Laut Flores. Hal ini sejalan dengan hasil perhitungan numerik untuk
semua variabel diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kapal
purse seine Selat Makassar dengan kapal purse seine Laut Flores.
82
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan desain antara kapal purse
seine di Selat Makassar dan kapal purse seine di Laut Flores dengan
menggunakan parameter rasio ukuran utama kapal meliputi L/B, L/D, dan B/D,
nilai gross tonnage (GT) kapal dan nilai Coefficient Block (Cb) kapal diperoleh
bahwa umumnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara desain kapal di
kedua perairan tersebut.
B. Saran
Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam pengoperasian
pada kapal ikan, maka perlu adanya perbaikan nilai rasio ukuran utama kapal
sesuai dengan kriteria yang ada.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa. 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Identifikasi Struktur dan Bagian-Bagian
Kapal Perikanan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.
Dohri, M. dan N. Soedjana. 1983. Kecakapan Bahari 1. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta. Fyson, J. 1985. Design of Fishing Vessel. FAO-Fishing News Book, Ltd. England. Imran, A. 2014. Identifikasi Kapal Perikanan di Kecamatan Liukkang Tuppabiring
Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.
Iskandar, B. H. 1990. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Gillnet di
Indramayu. Skripsi. Institut Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor. Kirana, D. I. 2000. Studi Tentang Kapal Purse Seine di Eretan Wetan, Indramayu.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor.
Monintja, D. R., Pasaribu, B. P., dan Jaya, I. 1986. Manajemen Penangkapan Ikan.
Direktorat Jenderal Perikanan. Semarang Mulyanto, D. R. dan A. Zyaki. 1985. Pengertian Dasar Besaran-Besaran Kapal.
Semarang: Direktorat Jenderal Perikanan. Nomura dan Yamazaki. 1975. Fishing Techniques. Tokyo: Japan International
Cooperation Agency. Nurdin, H.S. 2010. Studi kesesuaian Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine di
Kelurahan Tana Lemo Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Pratiwi, Lastri. 2012. Analisis Desain Kapal Cantrang di Desa Aeng Batu-Batu
Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.
Risa, R. D. 2014. Studi Desain Kapal Purse Seine di Desa Tamalate Kecamatan
Galesong Utara Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.
84
Rouf, A. R. A. 2004. Bentuk Kasko dan Pengaruhnya Terhadap Tahanan Kasko Kapal Ikan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor.
Schmidt, P. G. 1960. Purse Seining: Deck Design and Equipment. Fishing Boat of
The World 2. Fishing News Book Ltd. Farham, Surrey, England. Subroto, D. C. J. 2015. Efektivitas Peraturan Tentang Jalur Pengoperasian Purse
seine Di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.
Sudirman. 2016. Keragaman Aspek Teknis Kapal Purse seine yang Dioperasikan
di Selat Makassar Sulawesi Selatan. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.
Sudirman dan Achmar Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. Traung. 1990. Fishing Boats of The World: 2. Fishing News (Book). England. Umam, M. 2007. Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine “Semangat Baru” di
Galangan Kapal Pulau Tidung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor.
Undang-Undang No. 21 tahun 1992. Tentang Pelayaran. www.stp.kkp.go.id
86
Lampiran 1. Uji T berdasarkan variabel L/B
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances
assumed 10.139 .004 1.325 26 .197 .66205 .49948 -.36465 1.68875
Equal variances not
assumed
1.412 16.445 .176 .66205 .46874 -.32946 1.65356
Lampiran 2. Uji T berdasarkan variabel L/D
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances
assumed 1.646 .211 1.435 26 .163 2.30487 1.60634 -.99701 5.60675
Equal variances not
assumed
1.479 24.211 .152 2.30487 1.55836 -.90994 5.51968
87
Lampiran 3. Uji T berdasarkan variabel B/D
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances
assumed 5.276 .030 .685 26 .499 .10508 .15341 -.21027 .42043
Equal variances not
assumed
.664 19.773 .515 .10508 .15835 -.22547 .43562
Lampiran 4. Uji T berdasarkan variabel gross tonnage (GT)
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances
assumed 7.722 .010 -.252 26 .803 -2.26077 8.96733 -20.69337 16.17184
Equal variances
not assumed
-.260 23.797 .797 -2.26077 8.67979 -20.18305 15.66151
88
Lampiran 5. Uji T berdasarkan variabel Coefficient block (Cb) kapal
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances
assumed .176 .679 .927 26 .362 .02469 .02663 -.03004 .07942
Equal variances
not assumed
.949 25.269 .352 .02469 .02602 -.02886 .07824
89
Lampiran 6. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Takalar
Half Breadth Plan
Ordinat Base
line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0,0
1,0 0,1000
2,0 0,3000 0,2000
3,0 0,1000 0,4000 0,5000
4,0 0,2000 0,5000 0,6000
5,0 0,2000 0,4000 0,6000 0,7000
6,0 0,4000 0,7000 1,0000 0,8000
7,0 0,5000 0,9000 1,2000 1,2000
8,0 0,4000 0,8000 1,2000 1,5000 1,4000
9,0 0,2000 0,6000 0,9000 1,3000 1,6000 1,7000
10,0 0,3000 0,7000 1,0000 1,4000 1,7000 1,9000
11,0 0,2000 0,3000 0,6000 0,9000 1,2000 1,4000
12,0 0,1000 0,1000 0,4000 0,7000 0,9000 1,2000
13,0 0,3000 0,6000 0,8000 1,0000
14,0 0,2000 0,5000 0,7000 0,9000
15,0 0,1000 0,4000 0,6000 0,8000
16,0 0,3000 0,5000 0,8000
17,0 0,2000 0,4000 0,7000
18,0 0,1000 0,3000 0,6000
19,0 0,5000
20,0 0,2000
90
Lampiran 7. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Takalar
Half Breadth Plan
Ordinat Base
line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0,0
1,0 0,1000
2,0 0,1000 0,4000
3,0 0,3000 0,6000
4,0 0,2000 0,5000 0,7000
5,0 0,0000 0,3000 0,6000 0,8000
6,0 0,1000 0,5000 0,7000 0,9000
7,0 0,0000 0,2000 0,6000 0,8000 1,0000
8,0 0,0000 0,2000 0,3000 0,7000 0,9000 1,1000
9,0 0,0500 0,4000 0,7000 1,1000 1,3000 1,6000
10,0 0,2000 0,7000 0,9000 1,7000 1,9500 1,9000
11,0 0,0800 0,6000 0,7000 1,5000 1,7000 1,8000
12,0 0,0000 0,5000 0,5000 1,0000 1,4000 1,5000
13,0 0,3000 0,4000 0,8000 1,2000 1,3000
14,0 0,2000 0,6000 1,0000 0,8000
15,0 0,2000 0,5000 0,6000
16,0 0,0000 0,3000 0,2000
17,0 0,1000
18,0
19,0
20,0
91
Lampiran 8. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Takalar
Half Breadth Plan
Ordinat Base
line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0,0
1,0
2,0
3,0 0,2000 0,4000 0,7000
4,0 0,2000 0,4000 0,6000 0,9000
5,0 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000
6,0 0,2000 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000 1,4000
7,0 0,3000 0,4000 0,6000 0,9000 1,2000 1,5000
8,0 0,3000 0,5000 0,7000 1,0000 1,3000 1,6000
9,0 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000 1,3000 1,7000
10,0 0,3000 0,5000 0,9000 1,2000 1,4000 1,8000
11,0 0,2000 0,3000 0,7000 0,9000 1,2000 1,6000
12,0 0,2000 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000 1,5000
13,0 0,1000 0,2000 0,5000 0,7000 1,0000 1,4000
14,0 0,4000 0,6000 0,9000 1,1000
15,0 0,2000 0,4000 0,6000 0,9000
16,0 0,1000 0,2000 0,4000 0,8000
17,0 0,2000 0,3000 0,6000
18,0 0,2000 0,5000
19,0
20,0
21,0
22,0
92
Lampiran 9. Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Takalar
Half Breadth Plan
Ordinat Base
line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0,0
1,0
2,0 0,2000
3,0 0,1000 0,6000
4,0 0,4000 0,8000
5,0 0,2000 0,6000 0,9000
6,0 0,1000 0,6000 0,9000 1,1000
7,0 0,1000 0,3000 0,8000 1,1000 1,4000
8,0 0,0000 0,2000 0,5000 1,0000 1,3000 1,5000
9,0 0,1000 0,3000 0,7000 1,2000 1,4000 1,6000
10,0 0,3000 0,5000 0,9000 1,4000 1,6000 1,8000
11,0 0,1000 0,3000 0,8000 1,3000 1,5000 1,7000
12,0 0,0000 0,2000 0,7000 1,0000 1,2000 1,5000
13,0 0,1000 0,5000 0,9000 1,1000 1,4000
14,0 0,3000 0,7000 1,0000 1,2000
15,0 0,1000 0,5000 0,8000 1,1000
16,0 0,4000 0,7000 1,0000
17,0 0,2000 0,5000 0,8000
18,0 0,2000 0,5000
19,0 0,3000
20,0 0,2000
21,0
22,0
93
Lampiran 10. Tabel offset kapal 1 Kabupaten Barru
No. Ordinat
WL 0 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0 0 0 0 1.7 2.24 2.35
1 0 0 1.83 2.63 2.9 2.99
2 0 1.52 2.81 3.26 3.41 3.49
3 0 2.2 3.23 3.54 3.69 3.77
4 0 2.32 3.38 3.68 3.78 3.84
5 0 2.32 3.38 3.68 3.78 3.84
6 0 1.93 2.93 3.30 3.47 3.55
7 0 1.46 2.33 2.80 3.02 3.12
8 0 0.91 1.59 2.07 2.31 2.45
9 0 0.36 0.66 0.94 1.19 1.36
10 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
Lampiran 11. Tabel offset kapal 2 Kabupaten Barru
No. Ordinat
WL 0 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0 0 0 0 0 0 1.261
1 0 0.51 0.856 1.146 1.334 1.532
2 0 0.845 1.243 1.485 1.605 1.669
3 0 1.13 1.471 1.627 1.726 1.782
4 0 1.183 1.552 1.711 1.779 1.82
5 0 1.1 1.417 1.583 1.703 1.761
6 0 0.934 1.254 1.439 1.568 1.628
7 0 0.706 0.974 1.176 1.326 1.443
8 0 0.514 0.704 0.877 1.033 1.15
9 0 0.27 0.404 0.512 0.603 0.698
10 0 0 0 0 0 0
Lampiran 12. Tabel offset kapal 3 Kabupaten Barru
No
Ordinat WL 0
WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1.462 1.8514
2 0 0 1.01 1.67 1.8751 2.02
3 0 1.21 1.592 1.91 2 2.11
4 0 1.562 1.791 1.9602 2.058 2.17
5 0 1.5652 1.801 1.974 2.08 2.17
6 0 1.375 1.66 1.878 2.012 2.133
7 0 1.075 1.405 1.637 1.83 2.02
8 0 0.7 1 1.277 1.51 1.705
9 0 0.37 0.5032 0.723 0.882 1.042
94
Lampiran 13. Tabel offset kapal 4 Kabupaten Barru
No WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
Ordnat
0 0 0 0 0 0
1 0.866 0.078 0.08 0.073 0.063
2 0.984 0.904 0.822 0.749 0.665
3 1.316 1.289 1.236 1.175 1.101
4 1.429 1.411 1.385 1.357 1.339
5 1.516 1.509 1.496 1.479 1.448
6 1.563 1.551 1.539 1.524 1.497
7 1.571 1.556 1.542 1.528 1.502
8 1.555 1.543 1.529 1.516 1.484
9 1.431 1.416 1.401 1.385 1.361
10 1.24 1.22 1.203 1.175 1.151
11 0.554 0.503 0.475 0.45 0.425
12 0 0 0 0 0
Lampiran 14. Tabel offset kapal 5 Kabupaten Barru
No Ordnat
WL WL WL WL WL
0 0 0 0 0.111 0.228
1 0 0 0.06 0.299 0.56
2 0 0 0.124 0.48 0.785
3 0 0 0.34 0.71 0.97
4 0 0 0.56 0.935 1.131
5 0.058 0.192 0.788 1.11 1.273
6 0.116 0.569 1.01 1.26 1.41
7 0.243 0.83 1.2 1.39 1.54
8 0.554 1.06 1.33 1.51 1.64
9 0.74 1.19 1.44 1.591 1.69
10 0.806 1.256 1.506 1.626 1.69
11 0.81 1.26 1.51 1.64 1.683
12 0.812 1.231 1.504 1.604 1.654
13 0.78 1.153 1.402 1.523 1.593
14 0.652 0.985 1.24 1.377 1.469
15 0.491 0.817 1.04 1.206 1.329
16 0.33 0.637 0.856 1.017 1.163
17 0.15 0.46 0.652 0.807 0.982
18 0 0.296 0.46 0.603 0.76
19 0 0.151 0.287 0.355 0.518
20 0 0.059 0.091 0.121 0.252
21 0 0 0 0 0
95
Lampiran 15. Tabel offset kapal 1 Kabupaten Pinrang
No. Half Breadth Plan
Ord. Base line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0
1.0 0.2400 0.6000
2.0 0.3000 0.6600 0.9600
3.0 0.0600 0.3000 0.6600 0.9000 1.1400
4.0 0.3600 0.7200 0.9600 1.0800 1.3200
5.0 0.6000 0.9000 1.1400 1.3200 1.4400
6.0 0.2400 0.5400 0.7800 1.1400 1.2600 1.4400 1.5000
7.0 0.3000 0.6000 0.9600 1.2600 1.3800 1.5000 1.5600
8.0 0.4200 0.7800 1.0800 1.3200 1.4400 1.5600 1.6200
9.0 0.5400 0.9000 1.1400 1.3800 1.5000 1.6200 1.6800
10.0 0.6000 0.7800 1.0200 1.2000 1.4400 1.5000 1.6200
11.0 0.4200 0.6600 0.9000 1.0800 1.2600 1.3800 1.5000
12.0 0.2400 0.4200 0.7200 0.9000 1.0800 1.2600 1.3800
13.0 0.1200 0.3000 0.5400 0.7200 0.9000 1.0800 1.2000
14.0 0.0600 0.1800 0.3600 0.5400 0.7200 0.9000 1.0200
15.0 0.1800 0.3600 0.5400 0.6600 0.7800
16.0 0.0600 0.2400 0.3600 0.4800
17.0
Lampiran 16. Tabel offset kapal 2 Kabupaten Pinrang
No. Half Breadth Plan
Ord. Base line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0 0.42 0.78
1.0 0.3600 0.6600 0.8400
2.0 0.2400 0.4800 0.7800 0.9600
3.0 0.0600 0.3600 0.7200 0.9000 1.0200
4.0 0.2400 0.6000 0.8400 0.9600 1.1400
5.0 0.0600 0.4200 0.7200 0.9600 1.1400 1.2600
6.0 0.1200 0.5400 0.8400 1.0800 1.2600 1.3800
7.0 0.0600 0.1800 0.6600 0.9600 1.2000 1.3200 1.5000
8.0 0.1800 0.4800 0.7800 1.0200 1.2600 1.3800 1.5600
9.0 0.1200 0.2400 0.7200 0.9600 1.1400 1.3200 1.5000
10.0 0.0600 0.2400 0.6000 0.8400 1.0200 1.2600 1.4400
11.0 0.1200 0.3600 0.6600 0.9000 1.0800 1.3800
12.0 0.2400 0.6000 0.7800 0.9600 1.2000
13.0 0.1200 0.2400 0.4800 0.7800 0.9000
14.0 0.1200 0.2400 0.4800 0.6000
15.0 0.1200 0.2400
16.0
96
Lampiran 17. Tabel offset kapal 3 Kabupaten Pinrang
No. Half Breadth Plan
Ord. Base line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5
0
1.0 0.3600 0.6600
2.0 0.3600 0.6600 0.8400
3.0 0.2400 0.6000 0.8400 1.0200
4.0 0.4800 0.8400 1.0200 1.2000
5.0 0.0600 0.3600 0.6600 0.9600 1.1400 1.2600
6.0 0.2400 0.6000 0.8400 1.1400 1.2600 1.3800
7.0 0.4200 0.7800 0.9600 1.2000 1.3200 1.4400
8.0 0.3000 0.7200 0.9000 1.0800 1.3200 1.3800 1.5000
9.0 0.6600 0.9000 1.0200 1.2000 1.3800 1.5000 1.5600
10.0 0.7800 0.9600 0.9600 1.2600 1.4400 1.5600 1.6200
11.0 0.6000 0.7800 0.8400 1.2000 1.3800 1.5000 1.5600
12.0 0.4200 0.6600 0.7200 1.0800 1.2600 1.4400 1.5000
13.0 0.2400 0.4200 0.6000 0.9600 1.1400 1.3200 1.3600
14.0 0.1800 0.3600 0.4200 0.7800 1.0200 1.1400 1.2600
15.0 0.1200 0.2400 0.2400 0.6600 0.8400 0.9600 1.1400
16.0 0.0600 0.1200 0.1200 0.5400 0.7200 0.8400 0.9600
17.0 0.3600 0.4800 0.6000 0.7800
18.0 0.0600 0.2400 0.3000 0.5400
19.0
20.0
97
Lampiran 18. Tabel offset Kapal 1 Bulukumba
Ordinat 1/2
lebar Tinggi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
0 0 0 0
1 187 105 187 189 184 181 177 173 160 148 89 27
2 193 122 193 192 190 188 186 183 180 175 170 161 149 129 72
3 199 133 199 198 195 194 192 189 186 178 170 159 147 132 130 86
4 214 146 214 213 211 209 206 203 200 197 193 187 179 170 158 138 91
5 230 155 230 225 224 221 218 214 211 208 204 198 192 183 175 163 147 119 61
6 245 218 245 242 239 237 234 231 229 225 220 214 208 200 192 182 170 159 124 121 118 116 114
7 242 228 242 239 237 235 232 230 228 224 219 213 207 201 194 183 175 163 150 107 72 28 23
8 242 225 242 239 237 235 234 232 229 227 223 219 214 208 200 193 186 176 164 147 126 79 42
9 260 215 260 256 253 251 248 245 243 240 235 229 222 216 208 200 193 181 168 152 135 102 56
10 255 211 255 253 249 247 245 242 241 238 233 229 223 217 211 204 195 187 179 168 147 131 117
11 246 212 246 244 241 240 237 234 230 225 222 217 211 205 198 192 184 176 164 153 133 103 43
12 250 220 250 248 245 243 240 238 236 233 230 225 220 214 208 200 195 187 177 166 147 140 60
13 250 210 250 245 243 240 238 235 231 228 223 218 213 208 201 194 186 178 169 156 138 120 57
14 247 210 247 239 236 232 229 226 221 217 213 208 203 197 191 183 176 169 157 143 120 80 36
15 236 200 236 230 228 221 217 214 210 206 201 196 190 184 177 170 163 155 145 132 119 98 38
16 235 205 235 214 211 206 201 198 194 188 183 177 171 165 156 148 139 128 114 101 81 61 40
17 212 213 212 205 200 194 188 183 177 171 164 157 150 141 134 125 115 103 91 80 65 52 38
18 186 231 186 178 172 166 159 152 145 140 132 125 116 108 109 90 78 68 59 51 40 29 23
19 163 214 163 154 144 141 128 119 110 101 94 87 81 74 64 57 43 34 27 20 15 10 8
20 126 153 126 112 106 101 93 84 79 71 63 55 45 37 30 21 13 8
21 107 117 107 96 90 83 77 70 62 53 45 37 27 20 14 7
22 65 58 65 58 51 42 32 25 10
23 41 36 41 28 22 15
24 26 7 26 18
98
Lampiran 19. Tabel offset Kapal 2 Bulukumba
Ordinat 1/2 Lebar Tinggi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
0 0 0 0
1 169.5 52 169.5 168.5 164.5 159 151.5 149
2 184 67 184 181 177 171.5 163.5 152 125
3 190 77 190 188 186 182 177 170 158 111
4 192 94 192 191 189 187 182 176.5 169.5 159.5 144 116
5 199 100 199 197.5 195 192.5 186.5 181 174 164 145 114
6 204 110 204 202 200 195 190 184 176 167 150.5 132 78
7 205 115 205 201.5 198 194 190 184.5 178 169.5 158 140 107 38.5
8 205.5 113 205.5 203 200 196 191.5 186.5 181.5 173.5 163.5 150.5 139 82.5
9 205.5 113 205.5 202.5 199.5 195 191 187 181 173 164 150.5 131 78
10 198 115 198 196 193 189 184 179 173 165 156 143 123 85
11 194 115 194 190 187 183 178 172 165 157 146 133 112 75
12 188 118 188 183.5 179 174 168.5 162.5 154 143 132.5 115.5 91 62
13 176 124 176 173.5 168 162 156 149 140 129 118.5 103 86 67
14 161 128 161 155.5 149 141.5 134 124.5 104 102 89.5 76 61 48
15 140.5 130 140.5 133.5 126 117 108 98 87.5 75 63.5 53 41.5 32
16 123 142 123 122 113.5 104.5 95 86.5 75.5 65 54 44 34 25.5
17 91 90 91 84 75 64.5 54 44.5 34 24 14
18 68 63 68 65 55 44.5 34.5 24 11.5
19 44 30 44 29 16.5
20 40 14.5 40 24
21 0 0 0
99
Lampiran 20. Tabel offset Kapal 3 Bulukumba
Ordinat 1/2
lebar Tinggi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
0 0 0 0
1 164 60 164 160 155 149 138 121
2 173 65 173 171 166.5 160.5 152 140.5 126
3 184 73 184 183 179 173 167 159 146.5 131
4 190 80 190 185 180 174 166 157 144 125
5 196.5 92 196.5 195 191 186.5 180.5 173.5 164 154.5 141.5 114
6 208.5 105 208.5 209 199.5 194 188.5 181.5 172 161.5 149 129.5 95
7 208 114 208 203.5 199.5 195 188.5 181.5 173.5 164.5 152 136 116.5 74
8 212 122 212 209 204 199 194 187.5 180.5 173 163 151 136 114 66
9 210 125 210 203.5 199 193.5 188 181 174 165 156 142.5 123 94.5 53
10 211.5 126 211.5 208.5 203.5 198.5 193.5 187.5 181 173 165 154 146 124.5 102
11 208 122 208 206 201.5 196.5 190.5 185.5 178 172 163.5 153.5 141.5 126 107
12 204 127 204 201 195 190 183.5 176 170 160.5 151 141 127 108.5 92
13 199 130 199 193.5 188 181.5 174.5 167.5 158.5 149 139 126.5 110.5 88 73
14 189 135 189 186 181 174.5 168 158.5 150 140.5 130.5 117.5 101 84 64
15 175 143 175 173 166.5 159.5 150 140.5 130 117 105 94 78.5 62 45
16 157.5 144 157.5 146.5 137.5 125.5 113 100 86.5 74 61 43.5 33.5 24 16
17 136.5 145 136.5 130 120 106.5 94 89 63.5 50 38.5 29 21 15 10.5
18 102.5 84 102.5 100 86.5 72.5 60.5 46.5 29.5 18 8
19 70 38 70 60 40 16.5
20 17 7 17 0