Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RESPON JAMAAH MAJELIS TAKLIM WALISONGO
TERHADAP PESAN DAKWAH KH. KHOLILI RIDHOI
DI KEBAYORAN JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom I)
Disusun Oleh:
IMAM MUZNI
NIM: 109051000198
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang
lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 20 April 2014
Imam Muzni
i
ABSTRAK
Respon Jamaah Majelis Taklim Walisongo Terhadap Pesan Dakwah KH. Kholili Ridhoi di
Kebayoran Jakarta
Aktifitas dakwah bil al-lisan, menuntut seorang da’i untuk mampu mengemas dan
menyampaikan pesan dakwah yang baik dan sesuai dengan kondisi dan pemahaman mad’u . Pesan
dakwah yang dikemas dan disampaikan akan menimbulkan respon, baik respon kognitif, afektif maupun
konatif. Respon kognitif akan menimbulkan pemahaman dan wawasan mad’u terhadap pesan dakwah
yang disampaikan, respon afektif akan menimbulkan perasaan mad’u terhadap pesan dakwah yang
disampaikan dan respon konatif akan menimbulkan tindakan perilaku mad’u terhadap pesan dakwah
yang disampaikan. Terkait dengan hal tersebut penulis ingin melihat respon kognitif, afektif dan konatif
jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap pesan dakwah yang disampaikan KH.Kholili Ridhoi.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana respon kognitif jamaah Majelis
Taklim Walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi?, 2. Bagaimana respon afektif jamaah
Majelis Taklim Walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi?, 3. Bagaimana respon konatif
jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap pesan dakwah KH.KholiliRidhoi?.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analisis.Yakni
menurut Suharsimi Arikunto metode ini dapat digunakan dalam prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki, dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian (seorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.
Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi, penulis melakukan
observasi di Majelis Taklim Walisongo dari bulan November 2013 – Maret 2014, 2. Wawancara, 3.
Dokumentasi dan 4. Menyebarkan Angket, peneliti memberikan beberapa pernyataan dalam bentuk
skala likert kepada 65 jamaah Majelis Taklim Walisongo yang menjadi sampel.
Teori yang digunakan adalah stimulus organism respon, menurut Onong Uchjana Effendy
bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah hasil dari pernyataan respon kognitif menunjukan
positif dengan hasil rata-rata 36,81 atau di atas standar deviasi 2,56 adapun nilai skor tertinggi ada pada
pernyataan bahwa wawasan jamaah bertambah setelah mendengarkan penjelasan pesan dakwah tentang
ibadah, karena pesan dakwah yang disampaikan mudah dipahami dan pengetahuan jamaah menjadi
bertambah. Hasil dari pernyataan respon afektif menunjukkan positif dengan hasil rata-rata 36,72 atau
di atas standar deviasi 2,56 adapun nilai skor tertinggi ada pada pernyataan pesan dakwah tentang
ibadah membuat jamaah tambah khusyu dalam mengerjakan shalat, karena pesan dakwah yang
disampaikan menimbulkan perasaansenang, semangat dan yakin terhadap jamaah yang mendengarkan.
Hasil dari pernyataan tentang respon konatif menunjukkan positif dengan hasil rata-rata 37,01 atau di
atas standar deviasi 2,56 adapun nilai skor tertinggi ada pada pernyataan setelah mendengarkan pesan
dakwah KH. Kholili Ridhoi jamaah menjadi tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat, karena setelah
mendengarkan pesan dakwah yang disampaikan jamaah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah atas rahmat dan maghfirah-Nya yang senantiasa tercurahkan
kepada hamba-hambaNya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabiku tercinta
Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak di yaumilakhir.
Penulis bersyukur bahwasanya skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan ini
banyak menyita waktu, tenaga dan pikiran. Meski demikian, penulis berharap proses tersebut
dapat memberikan pelajaran dan pengalaman tersendiri untuk masa depan. Dan semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Terwujudnya skripsi ini pada hakekatnya adalah berkat pertolongan Allah SWT, namun
tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, semangat, dan
bimbingan yang sabar dan takternilai harganya. Untuk itu penulis menghaturkan terimakasih
yang tiada terhingga kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Suparto,
S.Ag., M,Ed selaku pembantu Dekan Bidang Akademik, Jumroni, M.Si selaku
Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Dr. Sunandar, M.A,,
selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Ibu Fita Fathurrokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Ibu Rubyanah, MA selaku pembimbing skripsi saya yang selalu memberikan arahan
berupa saran dan kritik guna mendapatkan hasil skripsi yang lebih baik lagi.
iii
4. Kepada seluruh jajaran staf dan anggota Majelis Taklim Walisongo Kebayoran yang
bersedia menjadi objek penelitian peniliti dan juga banyak membantu penulis dalam
mendapatkan data-data yang diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Kepada KH. Kholili Ridhoi selaku pimpinan Majelis Taklim Walisongo Kebayoran
yang sangat banyak membantu dalam proses penelitian skripsi ini.
6. Kepada ibu saya Hj. Siti Rahmah dan alm. Abah saya H. Mahfud yang selama ini
mencurahkan kasih sayang tanpa batas kepada penulis, perhatian yang lebih dari
sekedar arti, mengikhlaskan kesabaranya selama ini kepada penulis, sehingga penulis
berhasil menyelesaikan proses pembuatan skripsi ini.
7. Kepada kakak-kakak saya yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
8. Seluruh dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis dari semester I hingga
semester VIII. Semoga ilmu yang diberikan menjadi amal baik di akhirat kelak, amin.
9. Para staf Tata Usaha (TU) yang telah membantu surat menyurat untuk penelitian
skripsi ini, dan para staf Perpustakaan Fakultas Dakwah serta Perpustakaan Utama
(PU) yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.
10. Teman-teman seperjuangan KPI F 2009, Edy Laras Kasman, Aryo Bimo Lukito,
Fahrizal, Rizki Fadillah, Sukma Indrawan, Apriza Ramdhan, Kamaludin da
nsemuanya yang gak bisa disebut satu-satu. Terimakasih banyak untuk semuanya.
iv
Dan kepada seluruh pihak yang tak mampu diucapkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis berharap saran serta kritik
dalam rangka perbaikan penulisan skripsi ini. Terimakasih.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Jakarta, 20 April 2014
Imam Muzni
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ..................................................................................................... 1
B. PembatasanMasalahdanPerumusanMasalah ..................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian ................................................................................................................... 7
F. SistematikaPenulisan ........................................................................................................ 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. PengertianRespon ............................................................................................................. 16
B. Proses Terjadinya Stimulus Respon.................................................................................. 17
C. Macam-Macam Respon .................................................................................................... 19
D. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon ................................................................................ 21
E. Pengertian Dakwah ........................................................................................................... 22
F. Pesan Dakwah ................................................................................................................... 28
G. Pengertian Majelis Taklim ................................................................................................ 31
BAB III PROFIL KH. KHOLILI RIDHOI DAN GAMBARAN UMUM MAJELIS
TAKLIM WALISONGO
A. Profil KH. KholiliRidhoi .................................................................................................. 35
B. Sejarah Berdirinya Majelis Taklim Walisongo................................................................. 40
C. Visi, Misi dan Tujuan Majelis Taklim Walisongo............................................................ 41
D. Struktur Organisasi Majelis Taklim Walisongo ............................................................... 42
E. Pembagian Tugas Pengurus .............................................................................................. 43
F. Program Kegiatan ............................................................................................................. 45
BAB IV RESPON TERHADAP JAMAAH MAJELIS TAKLIM WALISONGO
A. Sekilas Data Responden
1. Berdasarkan Tingkat Usia ............................................................................................. 47
vi
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................................. 47
3. Berdasarkan Tingkat Pekerjaan .................................................................................... 48
4. Deskripsi Kuisoner ........................................................................................................ 49
B. Hasil Analisa Dengan Skala Likert
1. Pernyataan Tentang Kognitif………………………………………………………….49
2. Pernyataan Tentang Afektif…………………………………………………………...51
3. Pernyataan Tentang Konatif…………………………………………………………..53
C. Hasil Data Menggunakan Chi-Kuadrat……………………………………...……...……55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 60
B. Saran-saran ........................................................................................................................ 61
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tingkat UsiaResponden………………………………………………………………………4.1
Tabel 2 Tingkat Pendidikan Responden…………………………………………………...………….....4.2
Tabel 3 Tingkat Pekerjaan Responden…………………………………………………………………4.3
Tabel 4 FrekuensiKuisoner……………………………………………………………..……………….4.4
Tabel 5 PernyataantentangKognitif…………………………………………………………………….4.5
Tabel 6 PernyataantentanngAfekif……………………………………………………………………..4.6
Tabel 7 PernyataantentangKonatif………………………………………………..…..………………4.7
Tabel 8Analisa data sesuai Tingkat UsiaResponden………………………………………………....4.8
Tabel 9 Analisa data sesuaidengan Tingkat PendidikanResponden………………………………..…4.9
Tabel 10 Analisa Data sesuaidengan Tingkat PekerjaanResponden……………………………….…4.10
Tabel 11 PerhitunganStandarDeviasi……………………………………………………………….…5.1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, dakwah merupakan ajakan yang ditujukan sebagai rahmat
untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif, seperti rasa aman, tentram, sejuk
(al-amn)1. Dakwah merupakan kegiatan utama dalam syiar Islam. Keberhasilan
syiar Islam ditentukan pada keberhasilan dakwah yang telah dilakukan. Namun,
bukanlah suatu hal yang mudah untuk mencapai keberhasilan dalam dakwah.
Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah
agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkanya dalam tataran kenyataan
kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi,
keluarga, maupun sosial kemasyarakatanya, agar terdapat kehidupan yang penuh
dengan keberkahahan samawi dan keberkahan ardhi atau dapat juga diartikan
kebaikan dunia akhirat, serta terbebas dari azab api neraka.
Dakwah merupakan suatu proses berkesinambungan yang ditangani oleh
para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk
ke jalan Allah dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami2. Di dalam
melakukan dakwah bukanlah perkara mudah karena seorang da’i yang
membawa pesan dakwah harus mampu memiliki metode yang tepat, agar terjadi
proses dakwah yang efektif. Terjadinya respon pada mad’u terhadap pesan
dakwah yang disampaikan merupakan indikator terjadi proses penerimaan pesan.
1 Asep Muhidin, Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran: studi kritis atas Visi, Misi dan
Wawasan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h.23 2
Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual, Jakarta, (Jakarta: Gema InsaniPress, 1998), h.76-77
2
Pesan dakwah adalah terkait erat dengan apa yang akan disampaikan
oleh seorang da’i terhadap jamaah (mad’u). Maka kepiawayan da’i dalam
memilih materi pesan dakwah yang disampaikan menjadi penentu keberhasilan
dakwah.
Usaha yang dilakukan KH. Kholili Ridhoi sebagai pimpinan di Majelis
Taklim Walisongo untuk menarik jamaahnya mengikuti kegiatan dakwah yang
di lakukan dengan berbagai kegiatan keagamaan salah satunya yaitu dengan
memberikan perhatian kepada para anggotanya perihal permasalahan yang ada
pada diri mereka sendiri, menghargai keberadaan mereka, dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk berperan dan bertanggung jawab sebagai
warga muslim yang baik dengan ceramah dakwah yang berisi pesan-pesan
dakwah kepada jamaah tentang Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.
Dengan memahami segala unsur-unsur yang terhimpun dalam kegiatan
dakwah, yaitu pesan dakwah, unsur manusia yang dihadapi, unsur medan
dakwah, ruang dan waktu, metode yang sesuai, sehingga daya penggerak untuk
suatu langkah yang tepat, dengan itulah seorang dai dapat menentukan dan
menjalankan dakwah yang efektif.3
Majelis taklim memiliki peranan yang penting dalam dakwah Islam.
Dapat dikatakan, hampir seluruh kegiatan dakwah Islam dilakukan melalui
majelis taklim. Majelis taklim merupakan salah satu wadah utama untuk
menyampaikan dakwah Islam, selain masjid. Bahkan jika membaca sejarah,
sebenarnya dakwah Rasulullah pun diawali dari majelis taklim. Rasulullah SAW
3
Mukti Ali, Faktor-Faktor Penyiaran Islam , (Jakarta: YPTDI, 1971), h.73
3
sering berkumpul dengan para sahabat di suatu majelis untuk membahas atau
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan syariat Islam. Salah satunya
adalah Majelis Taklim Walisongo.
Majelis Taklim Walisongo adalah sebuah lembaga pendidikan non
formal yang berusaha mengajak jamaahnya khususnya warga Madura dan warga
lainya secara umum, tanpa melihat latar belakang pendidikan dan profesi, untuk
meningkatkan kwalitas diri dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam,
serta membina dan membangun hubungan yang santun antar sesama.
Terbentuknya Majelis Taklim Walisongo adalah sebagai wadah
komunikasi dan forum silaturahmi masyarakat Madura khusunya dan
masyarakat sekitar pada umumnya dengan maksud untuk memberikan binaan
Ilmu pengetahuan agama yang berpedoman kepada al-Quran dan al-Hadis.
Keberhasilan dakwah seorang da’i termasuk di Majelis Taklim dapat
ditunjukan dari seberapa besar respon jamaah terhadap dakwah yang
disampaikannya. Respon ini berkaitan dengan bagaimana seorang da’i mampu
menyampaikan materi dakwah dengan baik, sehingga jamaah merasa senang
menerimanya. Selain itu, dakwah yang baik adalah ketika mad’u dapat dengan
mudah mengerti pesan dakwah yang diberikan seorang da’i dan kemudian
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dakwah pada
hakekatnya merupakan suatu upaya seorang da’i sekaligus juga sebagai media
untuk mengubah perilaku masyarakat dari perilaku negatif atau berakhlak buruk,
tertinggal menjadi maju, serta bodoh menjadi pandai.4
4 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.1
4
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengkaji dan meneliti lebih dalam lagi mengenai respon pesan dakwah yang
disampaikan oleh pimpinan Majelis Taklim Walisongo dan kemudian penulis
jadikan judul penelitian skripsi yaitu : “ RESPON JAMAAH MAJELIS
TAKLIM WALISONGO TERHADAP PESAN DAKWAH KH. KHOLILI
RIDHOI DI KEBAYORAN JAKARTA“
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dakwah KH. Kholili Ridhoi di Majelis Taklim Walisongo setiap
minggunya antara lain : membaca yasin, membaca tahlil, membaca Sholawat
kepada Nabi (Syarafal Anam), dan ceramah dakwah. Penulis membatasi
penelitian hanya pada ceramah dakwah yang dilakukan setiap satu bulan sekali.
Agar penelitian yang akan penulis lakukan lebih terarah dan terperinci,
penulis membatasi permasalahan yang difokuskan kepada respon jamaah
Majelis Taklim Walisongo terhadap pesan dakwah yang disampaikan KH.
Kholili Ridhoi. Dengan cara menganalisa bagaimana respon jamaah majelis
taklim walisongo terhadap pesan dakwah yang disampaikan KH. Kholili Ridhoi
pada setiap bulan minggu kedua.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
5
a. Bagaimana respon Kognitif Jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap
pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi?
b. Bagaimana respon Afektif Jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap
pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi?
c. Bagaimana respon Konatif Jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap
pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon Kognitif,
Afektif dan Konatif jamaah terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi di
Majelis Taklim Walisongo
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah di Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan berfmanfaat untuk generasi selanjutnya
dalam bidang Dakwah dan Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam.
2) Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Imu Komunikasi mengenai respon terhadap salah satu Dakwah yang
dilakukan oleh KH. Kholili Ridhoi melalui pesan dakwah
b. Manfaat Praktis
Menjadi acuan atau pedoman para praktisi dakwah untuk
dipublikasikan dalam mengembangkan pelaksanaan dakwah melalui
berbagai bidang kehidupan.
6
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian dan penulisan telah terlebih dahulu
melakukan tinjauan pustaka di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDKOM) dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sebelumnya telah ada judul skripsi :
1. “Respon Jamaah Terhadap Pelatihan Shalat Khusyu Ustad Abu Sangkan
di Pondok Gede-Bekasi”, yang disusun oleh Yulianyanti Batubara pada
tahun 2011 Fakultas Ilmu Dakwah jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
2. “Respon Jamaah Majelis Taklim Baiuturrahman Bukit Cinere Terhadap
Materi Dakwah “sedekah” ustad Yusuf Mansyur”, yang disusun oleh
Sofyan Hadi Rahman pada tahun 2011 Fakultas Ilmu Dakwah jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
3. “Respon Jamaah Terhadap Pantun Humor Dalam Dakwah Ustad
Taufiqurrahman (Studi kasus pada pengajian di Majelis Taklim Abiturien
Al-Falah Kelurahan Ujung Menteng Jakarta Timur)”, yang disusun oleh
Janthi Rifqijati pada tahun 2010 Fakultas Ilmu Dakwah jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
Oleh karena itu penulis berusaha membandingkan karya tulis terdahulu
dengan skripsi yang penulis kerjakan, dengan perbedaan subjek, objek, dan
lokasi penelitian Walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi.
7
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian
kuantitatif. Penelitiian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang
analisisinya secara umum memakai statistik. Karenanya dalam penelitian
kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diminati menjadi penting,
sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar
pernyataan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran tiap
variabel yang diteliti, kemudian menghasilkan data kuantitatif.5
Sedangkan desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
analistis, menurut Suharsimi Arikunto metode ini adalah :
“Salah satu metode yang dapat digunakan dalam prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan dan melukiskan
keadaan subjek dan objek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat, dan
lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampakatau
sebagaimana adanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa, metode
deskriptif analisis merupakan langkah-langkah melakukan represantasi
objektif tentang gejala-gejala yang terdapat didalam masalah yang
diselidiki.6”
5
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahuljannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 184. 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineke Cipta, 1993), h. 14.
8
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Jamaah
Laki-Laki Majelis Taklim Walisongo, dengan alasan bahwa mereka
mengetahui dan mengikuti langsung kegiatan dakwah KH. Kholili Ridhoi.
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah pesan dakwah yang
disampaikan KH. KholiliRidhoi.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan penelitian selama tiga
bulan yang dilakukan pada bulan November 2013 – Maret 2014. Dari mulai
pengurusan perizinan , tahap mencatat materi ceramah yang berisipesan
dakwah tentang Akidah, Ibadah, dan Akhlak.
Dan adapun tempat penelitian ini dilakukan hanya di salah satu rumah
jamaah majelis taklim, tepatnya minggu ke dua di awal bulan April 2014 pada
periode kegiatan Majelis Taklim Walisongo tahun 2013 - 2017 .
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, untuk keperluan
penelitian ini diambil populasi dengan berpedoman kepada pendapat
Suharsimi Arikunto, seperti di bawah ini:
“ Apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua
sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung
9
setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan
dana.“ 7
Sampel adalah sebagian dari populasi. Dalam penelitian ini populasi
berjumlah 65 orang, dan peneliti mengambil sampel 100% dari jamaah,
sehingga sampel yang terambil adalah sebanyak 65 orang.
Jamaah yang hadir pada Majelis Taklim Walisongo yang diadakan
KH. Kholili Ridhoi pada setiap pertemuanya mencapai 65 orang. Dalam
penelitian ini, diambil sampel sebesar 100% sehingga jamaah yang berhak
untuk mengisi angket yang diberikan penulis sebanyak 65 orang.
5. Definisi Operasional
1) Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel out put. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut juga variabel terikat. Variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
respon Jamaah Majelis Taklim Walisongo.
2) Variabel Independen
Variabel stimulus dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
bebas. Variabel independen adalah yang mempengaruhi atau yang menjadi
variabel independen dalam penelitian ini adalah pesan dakwah KH. Kholili
Ridhoi.
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 1996).
h. 107.
10
Dalam penelitian ini ada suatu hal yang akan dilihat berdasarkan
variabel yang ada. Hal tersebut adalah :
Variabel Independen Variabel Dependent
6. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam melaksanakan penelitian ini,
sebagai berikut :
a. Observasi, penulis melakukan observasi di Majelis Taklim
Walisongo. KH. Kholili Ridhoi mendapat jadwal pemberian ceramah
dakwah setiap minggu ke dua di awal bulan setiap kegiatan
berlangsung.
b. Wawancara, penulis melakukan wawancara pada pendiri dan
beberapa pengurus Majelis Taklim Walisongo
c. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah
penelitian, dapat berupa buku, majalah, artikel, foto dan lain-lain.
d. Menyebarkan angket , Peneliti memberikan beberapa pernyatan
dalam bentuk skala likert kepada 65 orang Jamaah Majelis Taklim
Walisongo yang menjadi sampel.
7. Analisis Data
Dari data yang dikumpulkan, kemudian akan dianalisis dan
diinterprestasikan. Ada beberapa tahapan menganalisis setelah data diperoleh:
Pesan Dakwah/Materi
Dakwah
Respon Kognitif
Respon Afektif
Respon Konatif
11
a. Deskriptif yaitu data-data di peroleh melalui angket kemudian diproses
menjadi beberapa tahapan yaitu:
1) Editing dengan cara memeriksa jawaban-jawaban responden,
kemudian di telaah, di rumuskan dan dikelompokan untuk
memperoleh data yang akurat.
2) Tabulating yaitu menstabulasikan atau memindahkan jawaban-
jawaban dalam tabel, kemudian dicari presentasinya untuk dianalisa.
3) Kesimpulan yaitu memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan
penafsiran data.
b. Pengolahan data
Pengolahan data yang digunakan melalui perhitungan frekuensi
relatif, mean (rata-rata) dan standar deviasi :
1. Rumus Frekuensi Relatif:
P = F x 100%
N
P = Besaran Presentase
F = Frekuensi (Jumlah Jawaban Responden)
N = Jumlah pengamatan
2. Mean adalah nilai tengah atau kecendrungan yang memberikan gambaran
umum dari segi pengamatan
Rumus Mean
x = Mean (Rata-rata)
12
x1 = Pengamatan
n = Jumlah Pengamatan9
3. Standar deviasi adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebut di sekitar
nilai rata-rata.
Rumus:
SS=√ ( )
n
SS² = Ragam
SS = Simpangan baku/simpangan standar/simpangan deviasi
1). Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan skala
likertketentuansebagaimana berikut :
2). Chi-kuadrat
Analisis Chi-kuadrat digunakan untuk mencari ada atau tidaknya
perbedaan sikap atau pengetahuan Jamaah Majelis Taklim Walisongo
terhadap Pesan Dakwah KH. Kholili Ridhoi.
Rumus10
:
9
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), cet. 5, h. 175. 10
Drs. Kholid Narkubo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 285
SS
(Sangat Setuju)
S
(Setuju)
R
(Ragu)
TS
(Tidak Setuju)
STS
(Sangat Tidak
Setuju)
5 4 3 2 1
13
( )
Keterangan:
X² = Apakah ada perbedaan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan
fo = Frekuensi observasi
fh= Frekuensi harapan
3). Hipotesis
Adalah kesimpulan sementara terhadap masalah penelitian yang
sebenarnya masih harus diuji secara empiris.11
Untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini penulis menggunakan persamaan Chi-Kuadrat, dengan
hipotesisnya sebagai berikut:
1. Ho, maka tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan respon
jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap pesan dakwah KH.
Kholili Ridhoi. Atau Ha, maka ada hubungan antara jenis pekerjaan
dengan respon jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap pesan
dakwah KH. Kholili Ridhoi.
2. Ho, maka tidak ada hubungan antara latar belakang pendidikan
dengan respon jamaah Majelis Taklim Walisongo terhadap pesan
dakwah KH. Kholili Ridhoi. Atau Ha, maka ada hubungan antara
latar belakang pendidikan dengan respon jamaah Majelis Taklim
Walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi.
11
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), h. 75
14
Adapun mengenai teknik penulisan ini, penulis menggunakan buku
pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang diterbitkan UIN Syarif
Hidayatullah Jakartan Press tahun 2007.12
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar mempermudah
penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima
bab dengan rincian sebagai berikut :
BAB I: Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : Landasan teori tentang ruang lingkup respon, pengertian
respon, proses terjadinya stimulus respon, macam-macam respon, faktor-faktor
penyebab terjadinya respon, pengertian jamaah dan pengertian dakwah.
Pengertian majelis taklim.
BAB III : Profil KH. Kholili Ridhoi dan gambaran umum majelis taklim
walisongo, riwayah hidup KH. Kholili Ridhoi. Latar belakang pendidikanya,
aktifitas dakwahnya, sejarah perkembangan majelis taklim walisongo, visi dan
misi majelis taklim walisongo, struktur dan program majelis taklim walisongo.
BAB IV : Analisis hasil dan temuan penelitian, yang berisi karakteristik
responden, responden kognitif, responden afektif, dan respon konatif jamaah
12
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi),
(Jakarta: UIN Jakarta Press, Ceqda, 2007), Cet. Ke-1, h. 34.
15
terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi di majelis taklim walisongo.
Menggunakan metode skala likert dan chi kuadrat
BAB V : Kesimpulan dan saran
16
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Respon
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan respon adalah
tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.1
Menurut Poerwadarminto, respon diartikan sebagai tanggapan reaksi atau
jawaban.2
Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi
serangkaian komunikasi. Sedangkan menurut Ahmad Subandi,
mengemukakan respon dengan istilah umpan balik (feed back) yang memiliki
peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya
suatu komunikasi.3 Dengan adanya respon yang disampaikan oleh objek
dakwah kepada subjek dakwah dari komunikator kepada komunikan akan
meminimalisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses dakwah dan
komunikasi.
Respon dapat terjadi karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar
maupun dari dalam terhadap organisme. Stimulus adalah kekuatan-kekuatan
dari luar atau dari dalam yang bekerja terhadap suatu reseptor. Dalam diri
organisme itu sendiri terdapat perangsang yang mendorong seluruh bagian-
1 Dedikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Edisi ke-2,
hal. 838 2 Poerdawarminto, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999), Cet. Ke-1, hal. 42
3 Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. Ke-2, h. 50
17
bagianya. Respon adalah setiap kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu
stimulus (perangsang).4
Teori stimulus respon ini beranggapan bahwa sikap dapat berubah karena
adanya rangsangan atau daya tarik yang disebut stimulus dari subjek yang
diterima oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan akan menentukan mutu atau
kualitas responden (reaksi, tanggapan, balasan) dari objek yang menerima
stimulus. Di dalam proses dakwah seorang da’i harus mampu memberikan
stimulus dan penguatan (reinforcement) kepada objek dakwah sehingga
dakwahnya dapat diterima objek dakwah secara positif.5
B. Proses Terjadinya Stimulus Respon
Suatu perbuatan sadar timbul akibat adanya stimulus, baik yang datang
dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh. Ada berbagai macam teori tentang
kesadaran diri, antara lain behaviorisme yang dikemukakan oleh John
Broadus Watson antara tahun 1842 dan 1910. Ia mengatakan bahwa suatu
perbuatan sadar disebabkan oleh adanya tiga factor, yaitu:
a. Pesan (Stimulus, S)
b. Komunikan (Organism, O)
c. Efek (Respon, R)
4 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 78
5 Rafi’udin Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 1997), cet. Ke-1, h.9
18
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
“how”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change te
attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.6
Penulis memahami teori diatas, bahwa melalui panca inderalah
manusia dapat mengamati apa yang ada disekitarnya, sehingga dalam dirinya
timbul kesan atau bahkan respon berupa perbuatan terhadap object tertentu.
Dalam ilmu komunikasi dikenal dengan teori S-O-R, yaitu Stimulus-
Organism-Respon. Menurut teoriini, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat
stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan yang disampaikan terhadap reaksi
komunikan.7 Unsur-unsur dalam model ini adalah pesan (stimulus),
Komunikan (Organisme) danefek (respon). Model teori ini dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar diatas menunjukkan bahwa komunikan dapat berlangsung
apabila komunikan menaruh perhatian, pengertian, perhatian serta
6 H. M. Arifin, PsikologidanBeberapaAspekKehidupanRohaniyahManusia, (Jakarta:
BulanBintang, 1977), Cet. Ke-11, h. 166 7 OnongUchjanaEffendy, Ilmu, ToeridanFilsafatKomunikasi, (Bandung: Citra
AdityaBakti, 2003), h. 254-255
Stimulus Organisme : - Perhatian - Pengertian - Penerimaan
Respon
(perubahansikap)
19
penerimaan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Setelah itu
akan dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu perubahan sikap, ini dapat
diartikan juga suatu respon atau tanggapan terhadap pesan tersebut.
Sedangkan stimulus yang dimaksud di atas adalah dapat berupa kata-kata
verbal atau non verbal dari komunikator kepada komunikan.8
C. Macam-Macam Respon
Macam-macam respon yang diartikan sebagai tanggapan dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu berdasarkan indera yang digunakan,
terjadinya dan lingkunganya.9
1) Tanggapan menurut indera yang mengamati, yaitu:
a. Tanggapan Auditif adalah tanggapan terhadap apa-apa yang
didengarnya, baik berupa suara, ketukan dan lainnya.
b. Tanggapan Visual adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat.
c. Tanggapan Perasaan adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dialami
oleh dirinya.
2) Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:
a. Tanggapan ingatan adalah ingatan masalalu, artinya tanggapan
terhadap kejadian yang telah lalu.
b. Tanggapan pikiran adalah tanggapan masa kini, artinya tanggapan
sesuatu yang sekarang terjadi.
8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003), h, 254-256 9 AgusSujanto, PsikologiKepribadian, h. 30
20
c. Tanggapan fantasi adalah tanggapan masa datang atau terhadap
sesuatu yang akan terjadi.
3) Tanggapan menurut lingkungan, yaitu:
a. Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang
ada disekitarnya.
b. Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap
ucapana tau kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara.
Beberapa macam tanggapan tersebut di atas tergantung pada jenis
stimulusnya, karena tanggapan yang dilakukan oleh seseorang dapat terjadi
apabila factor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui agar individu yang
bersangkutan dapat merespon dengan baik. Pada proses awalnya, individu
mengadakan tanggapan atau respon tidak terhadap semua stimulus yang ada,
tetapi individu melakukan respon terhadap stimulus yang ada penyesuaian
atau yang menarik dirinya
Menurut Steven M. Chaffe, dalam buku Psikologi Komunikasi
dijelaskan bahwa macam-macam respon di bagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Respon Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan,
keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini
timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau
dipersepsikan oleh khalayak10
. Indikatornya adalah :
a) Jamaah mendapat pengetahuan dari pesan dakwah yang disampaikan
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 256
21
b) Mengetahui kata-kata bijak atau nasihat
2. Respon Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap,
dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada
perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu. Tujuan
respon Afektif bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar
menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui
informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakanya11
.
Indikatornya adalah:
a) Menimbulkan perasaan senang dan semangat mendengarkan dakwah
yang disampaikan.
b) Menyenangi pesan dakwah dalam dakwah tersebut.
c) Menyenangi dakwah KH. Kholili Ridhoi.
3. Respon Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata
yang meliputi tindakan, kegiatan atau kebiasaan12
. Indikatornya adalah:
a) Mengaplikasikan isi pesan dakwah dalam kehidupan sehari-hari
b) Jamaah lebih peduli dengan sesama
c) Jamaah lebih dapat menghargai terhadap sesama anggota
D. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah respon yaitu:
11
Sumarno dkk, Filsafat dan Etika Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) 12
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
cet. Ke-21, h. 218
22
1. Faktor Internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu
sendiri, yakni dari unsur rohani dan jasmani. Maka seseorang yang
mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus maka akan tetap
dipengaruhi oleh eksistensi 2 faktor di atas. Dan apabila satu unsur saja
terganggu maka akan menghasilkan sebuah tanggapan. Unsur jasmani
meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja alat indera, urat syaraf dan
bagian- bagian dari otak. Sedangkan unsur rohani meliputi perasaan, akal,
jiwa, fantasi, mental pikiran, motivasi dan sebagainya.
2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berada pada lingkungan. Menurut
Bimo Walgianto dalam bukunya, menyatakan bahwa faktor psikis
berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus akan
mengenai alat indera.13
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang
paling sempurna diberi akal, pikiran dan indera maka dari itu manusia
akan terus menggali sesuatu yang ada di sekitarnya.
E. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah” Berarti panggilan, seruan, atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut Mashdar.
Sedangkan bentuk kata kerja atau Fi’ilnya adalah yang berarti memanggil,
13
Bimo Walgianto, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: UGM, 1996)h, 55
23
menyeru, atau mengajak. Sedangkan orang yang berdakwah disebut da’i dan
orang yang mewnerima dakwah disebut mad’u.14
Secara definitif, dakwah dirumuskan oleh para ahli dalam teks dan
konteks yang bervariasi. Hal ini terlihat dalam orientasi dan penekanan
bentuk kegiatan. Berikut ini berbagai macam rumusan definisi dakwah:
1) Prof. Toha Yahya Omar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya
mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.15
2) Prof Dr. Hamka menyatakan dakwah adalah seruan dan panggilan untuk
menganut suatu pendirian yang pada dasarnya berkonotasi positif dengan
substansinya terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf
nahi munkar.16
3) Menurut Syiekh Ali Mahfudz, sebagaimana yang dikutip oleh Rafi’udin
menjelaskan bahwa dakwah adalah mengajak (mendorong) manusia
untuk mengikuti kebenaran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat
kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka
medapat kebahagian dunia dan akhirat.17
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah
menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia ke jalan Allah SWT,
14
Ahmad Warsono Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif,
1997), hal. 407 15
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), hal. 1 16
Hamka, Pelajaran Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1956), hal. 233 17
Rafi’udin, dkk, Prinsip dan strategi dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), cet .
ke-1, hal. 24
24
untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam
mencapai bahagia di dunia dan di akhirat, sesuai dengan tuntunan agama.
2. Tujuan Dakwah
Tujuan utama dakwah adalah nilai hasil akhir yang ingin dicapai atau
diperoleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama
maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus ditujukan dan
diarahkan.
Tujuan utama dakwah sebagaimana telah dirumuskan ketika
memberikan tentang dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang di ridhai Allah SWT.
Nilai atau hasil yang ingin dicapai oleh keseluruhan usaha dakwah ini
pada hakekatnya adalah merupakan akibat atau konsekuensinya logis saja dari
dilaksanakanya usaha-usaha itu. Artinya apabila usaha mengajak umat
manusia kepada Islam dilakukan dengan sungguh-sungguh, dengan demikian
pula usaha merealisir ajaran Islam dalam segenap aspek kehidupan serta
usaha amar ma’ruf nahi munkar dijalankan dengan sebaiknya, maka dapatlah
diharapkan umat manusia akan memetik buahnya berupa kebahagiaanb dan
kesejahteraan hidup.
Bisri Afandi mengatakan bahwa yang diharapkan oleh dakwah adalah
terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik kelakuan adil maupun aktual
pribadi maupun keluarga dan masyarakat. Way of thinkingatau cara
berfikirnya berubah, way of lifeatau cara hidupnya berubah menjadi lebih baik
ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas. Yang dimaksud adalah nilai-nilai
25
agama sedangkan kualitas adalah bahwa kebaikan yang bernilai agama itu
semakin dimiliki banyak orang dalam segala situasi dan kondisi.18
Berdasarkan pengertian di atas tentang tujuan dakwah, penulis
menyimpulkan bahwa tujuan dakwah adalah untuk merubah hidup manusia
baik diri sendiri maupun masyarakat lain, baik secara berfikirnya maupun
tingkah lakunya.
3. Subjek dan Objek Dakwah
a) Subjek Dakwah
Subjek adalah pelaku atau orang yang melakukan pekerjaan,
sedangkan subjek dakwah adalah pelaku pekerjaan dakwah seperti da’i,
da’iyah, mengajak dan memberi pengajaran dan pelajaran bagi umat
agama Islam.
Untuk melakukan aktifitas dakwah, seorang da’i perlu mempunyai
syarat-syarat dan kemampuan tertentu agar bisa berdakwah dengan hasil
yang baik dan sampai pada tujuannya. Persyaratan dan kemampuan yang
perlu dimiliki oleh da’i secara umum bisa mencontoh kepada Rasulullah
SAW, merupakan standar atau uswatun hasanah bagi umatnya, maka
tentu hal itupun berlaku dalam dakwah Islam.19
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa
subjek dakwah adalah seorang da’i atau da’iyah yang memberikan
pelajaran dan pengajaran tentang agama Islam kepad umat Islam
khusunya.
18
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h.60 19
Nawawi Rambe, Sejarah Dakwah Islam, (Jakarta: Wijaya, 1985), Cet. Ke-13, hal. 10
26
b) Objek Dakwah
Yang dinamakan objek dakwah atau sasaran dakwah adalah orang-
orang yang dituju oleh suatu kegiatan dakwah.20
Seorang da’i harus
mengetahui keberagaman audience, dari sudut ideology, mereka ada
yang atheis, musyrik, yahudi,nasrani, dan munafiq. Ada juga yang
muslim tapi masuh membutuhkan bimbingan atau umat Islam yang
masih melakukan maksiat, mereka juga berbeda dari segi intelektualitas,
status sosial, kesehatan, pendidikan,. Oleh karena itu seorang da’i melalui
dakwah untuk orang lain, ada baiknya jia memperhatikan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menjadi diri sendiri hingga menjadi panutan dalam hal kebaikan.
2. Memperbaiki masyarakat dengan menebar kebaikan dan memerangi
kemungkaran secara bijak, disamping juga memberikan motivasi
untuk perbuatan-perbuatan yang baik dan akhlak yang mulia.
3. Mengajak umat non muslim ke jalan yang hak dan syariat Islam.21
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan objek
dakwah adalah orang-orang yang dituju untuk kegiatan dakwah,
orang-orang tersebut di antaranya adalah orang munafiq, atheis,
nasrani, yahudi, maupun orang muslim itu sendiri yang membutuhkan
siraman rohani atau masih membutuhkan bimbingan tentang agama
Islam.
20
Mahfudh Syamsul Hadi, et al, Rahasia Keberhasilan Dakwah: KH. Zainuddin MZ,
(Surabaya: Ampel Suci, 1994), cet. Ke-1 hal. 136 21
Said bin Ali al-Qahtani, Dakwah Islam dakwah Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press,
1994), h. 101
27
4. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta”
(melalui) dan “hodos” (jalan cara), maka metode adalah cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.22
Sumber lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa
Jerman methodicaartinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani
metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab
thariq.23
Sehingga metode adalah cara yang telah diatur dan memulai proses
pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang da’i kepada mad’u unttuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah
dan kasih sayang.24
Menurut Muhammad Natsir dalam bukunya Fiqhud Dakwah
mengatakan bahwa hikmah dakwah adalah ilmu yang sehat yang sudah
dicernakan dengan ilmu yang terpadu dengan rasa periksa, sehingga
menjadi daya penggerak untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat,
berguna, kalau dibawa dalam bidang dakwah untuk melakukan tindakan
yang berguna dan bermanfaat secara efektif.25
Metode dakwah Mauidzatil Hasanah yaitu memberikan contoh
atau nasihat yang baik,. Nasihat yang baik adalah memberikan nasihat
kepada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah
22
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 61 23
Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 53 24
Hasanuddin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 60 25
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 158
28
kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati, agar nasihat
tersebut dapat diterima. Jadi dakwah bukan propaganda yang memaksakan
orang lain.26
Metode dakwah al-Mujadalah bil lati hiya ahsanyaitu
penyampaian dakwah yang dilakukan dengan cara berdebat atau bertukar
pikiran secara baik, bertukar pikiran disini dapat dilakukan dengan bentuk
dialog, diskusi, seminarm dan lain-lain. Dengan tujuan satu sama lain
mengenai serta mempelajari ajaran-ajaran yang satu dengan yang lainya
secara luas untuk menghapuskan sifat sombong kepada ilmu pengetahuan
yang dimiliki seseorang.27
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan metode
dakwah adalah cara yang digunakan oleh seseorang da’i dalam
menyampaikan dakwahnya terhadap mad’unya. Di dalam surat an-Nahl ayat
125 dijelaskan bagaimana cara atau metode yang digunakan dalam
berdakwah, cara yang diterangkan dalam al-Quran adalah al-hikmah,
Mauidzatil Hasanah, dan Mujadalah bil lati hiya ahsan. Cara inilah yang
sampai sekarang masih dipakai oleh para da’i dan da’iyah.
F. Pesan Dakwah
Pesan dakwah dan ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah garis besarnya
dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Akidah
26
Hamka, Prinsip dan Kebijakan Dakwah Islam, (Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1998),
h. 199 27
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nur Siaga
SDNBHD, 1999), cet. Ke-1 hal. 28
29
Adalah suatu bentuk pokok ajaran Islam dan hukum-hukumnya
yang qath’i, seperti suatu keyakinan, kepastian, atau pengukuhan yang
diyakini oleh seorang manusia terhadap keagungan dan keesaan Allah
SWT, dari semua yang ghaib dan didasari dengan dalil yang kuat
meliputi keimanan seseorang, baik yang didasarkan syar’i (naqli)
maupun hasil pemikiran yang kuat. Adapun hal-hal yang meliputinya
yaitu:
a. Iman kepada Allah SWT berarti manusia harus mengaktualisasikan
sifat-sifat terpuji tentunya sesuai dengan batasan-batasan
kemampuan manusia.
b. Iman kepada Malaikat, berarti manusia harus memiliki sifat-sifat
disiplin dan taat kepada kewajiban, karena sifat-sifat ini menjadi
esensi sifat Malaikat.
c. Iman kepada kitab Allah berarti manusia harus menjauhi perbuatan
yang diharamkan dan sebaliknya selalu melaksanakan perbuatan
yang dihalalkan di dalam Al-Quran
d. Iman kepada Rasul Allah berarti harus mengembangkan pribadi
untuk menyontoh sunnah nabi, seperti sifat shiddiq, amanah, tablig,
dan fathonah.
e. Iman kepada hari akhir menumbuhkan dalam diri sifat menjauhi
kemaksiatan.
30
f. Iman kepada qadha dan qodar menumbuhkan dalam diri sifat-sifat
dalam menyeimbangkan aspek lahir dan batin dalam melakukan
karya manusia di dunia dan kepentingan akhirat28
.
2. Ibadah
Yang dimaksud ibadah adalah suatu sikap kepatuhan seorang
hamba kepada tuhan-Nya secara kaifiyah pelaksanaanya ibadah terbagi
menjadi dua bagian yaitu:
a. Ibadah Mahdhoh yaitu ibadah yang ketentuan dan cara
pelaksanaanya secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti;
thaharah, puasa ramadhan, shalat, haji, zakat dan lain-lain.
b. Ibadah Ghairu Mahdhoh yaitu semua perbuatan baik yang
dilakukan dengan niat baik dan semata-mata karena Allah SWT
(ikhlas), seperti bekerja untuk keluarga, menyantuni janda dan
orang miskin, mendamaikan dua orang yang bertengkar, menuntut
ilmu, menolong orang-orang yang teraniaya, bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar dan lain-lain29
.
3. Akhlak
Adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya
perbuatan, dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan
untung rugi. Maka pengertian akhlak dapa diartikan segala perbuatan
yang mengandung unsur budi pekerti yang berhubungan dengan
kesadaran. Berdasarkan sifatnya akhlak terbagi menjadi dua yaitu:
28
Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 94-95 29
ibid
31
a. Akhlak Mahmudah adalah akhlak yang terpuji seperti kasih
sayang, jujur, amanah, sopan, santun, pemaaf dan sebagainya.
b. Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang tercela seperti
berbohong, iri, dengki, kikir, ghibah, durhaka, kepada orang
tua30
.
G. Majelis Taklim
1. Pengertian Majelis Taklim
Kata Majelis Taklim terdiri dari dua kata, yaitu “Majelis” dan
“Taklim”, kata majelis dalam bahasa Arab berasal dari kata “Jalasa
Yajisu” yang berarti duduk sedangkan kata Taklim merupakan “Ism
Mashdar” yang mengadung arti tempat duduk. Di dalam kamus bahasa
Arab Munjid dikatakan bahwa Majelis berarti tempat duduk yang di
dalamnya berkumpulnya orang-orang. Maka berdasarkan asal kata
tersebut, Majelis Taklim adalah wadah atau tempat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar, maka terdapat di dalamnya yaitu: Jamaah,
Guru atau Ustad, materi yang diajarkan sarana dan tujuan.31
Sedangkan Dra. Hj. Tutty Alawiyah A.S dalam bukunya strategi
Dakwah di lingkungan Majelis Taklim, mengatakan bahwa “salah satu
arti Majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak, sedangkan
Taklim berarti pengajaran atau pengajian Islam”.32
30
Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 94-95 31
Depag RI, Ensiklopedi Islam (Jakarta: Depag RI, 1987), cet. Ke-2 hal. 556-557. 32
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim, (Bandung: Mizan,
1997), h. 5
32
Pada musyawarah Majelis Taklim se-DKI pada tanggal 9-10 Juli
1980, memberikan batasan (ta’rif) Majelis Taklim adalah sebuah lembaga
pendidiakn non formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri,
diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diukuti oleh jamaah yang
realtif banyak, dan bertujsuan untuk membina dan mengembangkan
hubungan yang santun dan serasi bantara manusia dengan Allah SWT.33
Maka dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa
Majelis Taklim adalah suatu tempat atau wadah pengkajian dan
pengajaran umat Islam yang berbentuk lembaga non formal, yang
memiliki bentuk kurikulum tersendiri, dan dilakukan secara teratur, dalam
rangka membina umat kepada kehidupan yang sesuai dengan syariat
Islam, baik dalam rangka menjalin hubungan hablumminannas dan
hablumminallah.
2. Pengertian Jamaah
Jamaah secara bahasa diambil dari kata dasar jama’a artinya
mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian
lain,. Dan kata tersebut berasal dari kata ijtima’ (perkumpulan), yang
merupakan lawan kata dari tafaruq yang artinya perceraian dan juga
lawan kata dari furqoh (perpecahan).
Pengertian jamaah secara istilah (terminologi), yaitu kelompok
kaum mukminin, dan mereka adalah pendahulku umat dari kalangan para
sahabat, tabi’in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka
33
Koordinasi Dakwah Islam, Pedoman Majelis Taklim, (Jakarta: KODI, 1996), h. 6
33
sampai hari kiamat. Dimana mereka berkumpulberdasarkan al-Quran dan
As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan jalan Rasulullah SAW
secara lahir maupun batin.
Isttilah jamaah mempunyai arti yang berbeda-beda konteks,
kalimat, dan kaitanya. Pertama, dikaitkan dengan kata “ahlu sunnah”
sehingga menjadi ahli sunnah wal jamaah, yang berarti golongan yang
mengikuti tradisi Nabi Muhammad SAW srta berada dalam kumpulan
kaum muslim. Kedua, istilah jamaah dengan ijma’ sebagai sumber hukum
yang merupakan hasil dai ulama dalam suatu masalah yang didalanya
terjadi silang pendapat. Ketiga, istilah jamaah dikaitkan dengan iman atau
pemimpin, yang berarti komunitas kaum muslimin yang dipimpin seorang
imam.
Istilah jamaah juga dikaitkan dengan shalat, terutama dalam
pelaksanaan shalat Jumat harus mencukupi 40 orang. Sehingga jika
jumlah ini tidak terpenuhi, maka shalatnya tidak sah. Mazhab-mazhab
lain berpendapat bahwa jika pengertian jamaah telah tercapai atau
terpenuhi ditinjau dari segi jumlahnya, tiga orang atau lebih termasuk
imam maka shalatnya sah. Hal ini disebabkna arti dari istilah jaah itu
sendiri, yaitu jamak, banyak atau lebih dari tiga orang.34
Jamaah ada yang bersifat tetap dan ada pula yang bersifat sewaktu-
waktu (tidak tetap). Jamaah yang bersifat tetap biasanya jamaah yang
mengikuti pengajian yang dilangsungkan di majelis taklim seperti
34
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Jamaah, (Jakarta: Ichtiar Baruu Van Hoeve, 1997),
jilid ke 2 hal. 310-311
34
pengajian, pengajian malam jumat dan sebagainya. sedangkan jamaah
yang tidak tetap adalah jamaah yang hanya mendatangi kegiatan tahunan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW.
35
BAB III
PROFIL KH. KHOLILI RIDHOI DAN GAMBARAN UMUM
MAJELIS TAKLIM WALISONGO
A. Profil KH. Kholili Ridhoi
1. Latar Belakang Keluarga
Nama lengkapnya Kholili bin H. Ridhoi. Beliau dilahirkan pada hari
Rabu tanggal 17 Agustus 1973 di desa Kampao, Kecamatan Blega Kabupaten
Bangkalan Madura Jawa Timur. Beliau lahir dari pasangan H. Ridhoi dan Hj.
Juairiyah. KH. Kholili adalah anak ke 5 dari 10 bersaudara.
Konon menurut cerita keluarga terdekat, saat bendera merah putih
dikibarkan di atas tiang dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan
oleh semua santri dan siswa yang belajar di lembaga Pondok Pesantren
Roudhatul Muta’alimin Al-Hasyimiyah yang diasuh oleh KH. Muchlis
Nawawi (kakak kandung) pada saat itulah KH. Kholili Ridhoi lahir.1
KH. Kholili Ridhoi adalah orang kampung yang aslinya dari daerah
Madura dan ia dikenal sebagai sosok yang berjiwa dermawan. Dan
pekerjaanya sebagaimana layaknya orang kampung adalah sebagai petani,
dan terkadang juga merantau dengan cara berdagang ke kota-kota besar,
seperti Surabaya, Bali dan Jakarta.
Sejak beliau menyelesaikan studi nya di SD Daarul Rahman Jakarta pada
Tahun 1986, dan pada saat itulah ibunda tercinta meninggal dunia dengan
kesedihan yang mendalam akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke
1
Wawancara pribadi dengan H. Syafiih (keluarga terdekat) pada tanggal 22 Februari
2014
36
Bangkalan Madura Jawa Timur tempat kelahiran beliau. Sejak itu KH.
Kholili Ridhoi tinggal bersama kakaknya KH. Muchlis Nawawi. Kehidupan
yang tekadang kurangnya rasa kasih sayang dan belaianya dari seorang ayah,
tetapi tidak membuat beliau putus asa. Setelah ibunda meninggalkanya,
beliau melanjutkan bidang studi MTS/SLTP Negeri Sampang Madura dan
juga beliau menimba ilmunya di Pesantren Raudlotul Ulum Arrahmaniyah,
Pramian Sreseh Sampang Madura.
Beliau tidak pernah putus asa dalam keadaan yang sulit dalam menjalani
kehidupan beliau tetap optimis untuk mencapai keinginannya dan cita-
citanya. Walaupun terkadang rasa sedih datang menghampiri, ketika teman-
teman yang lainnya dikunjungi oleh kedua orang tua, dan sanak saudara
mereka. Hidup dalam kekurangan, hanya memiliki beberapa stel pakaian, jika
ingin membeli buku beliau harus rela mengorbankan uang sakunya, semua itu
tidak membuat beliau patah arah. Justru dengan keadaan seperti itulah beliau
terus berusaha keras untuk terus mendapat dan meraih prestasi demi
kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang.2
Setelah dewasa beliau beliau merantau ke DKI Jakarta. Di Jakarta beliau
menjalani kehidupan yang tidak jauh dari kehidupan beliau saat kecil. Yaitu
kehidupan yang sulit dan penuh dengan pengorbanan namun dengan semua
itu beliau tidak pernah putus asa dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Dan sampai pada akhirnya beliau menemukan jodohnya yang tak lain
adalah gadis keturunan Madura, kelahiran Jakarta yang merupakan adik
2
Wawancara pribadi dengan H. Syafiih (keluarga terdekat)
37
kelasnya sewaktu dipesantren, beliau bertemu dalam suatu acara buka puasa
Ramadhan 1419 H bersama yang diadakan IRSAMA (Ikatan Remaja Santri
Madura). Singkat cerita setalah mendapat restu dari kedua orang tua, beliau
bertunangan pada tahun 1998, ketika dua tahun berjalan akhirnya KH. Kholili
Ridhoi menikahi seorang wanita merupakan adik kelasnya di Pesantren
Daarul Rahman yang bernama Khililah Nasir tepatnya pada tahun 2000.
Setalah menikah beliau pun dikarunia seorang anak perempuan yang
diberi nama Najmatul Ulya Kholili (Jakarta, 28/02/2002). Hari-hari beliau
menjadi lebih bahagia dengan kelahiran sang buah hati. Dua tahun kemudian,
kebahagiaan beliau semakin bertambah dengan kelahiran buah hatinya yang
kedua, yang diberi nama Zahwa Khoridatul Maula (Jakarta, 31/05/2006). Saat
ini kedua putrinya masih duduk dibangku sekolah dasar.3
2. Latar Belakang Pendidikan
KH. Kholili Ridhoi merupakan orang yang bekerja keras untuk mencapai
atau meraih cita-cita dan keinginanya. Sejak kecil KH. Kholili Ridhoi dididik
untuk menjadi orang yang mencintai agamanya dan siap membangun bangsa
dan agama. Hal ini telihat dalam dunia pendidikan yang beliau tempuh. KH.
Kholili Ridhoi menempuh SD dari tahun 1981 sampai tahun 1989. Prestasi
selalu didapatkan beliau dalam mengarungi dunia pendidikan. Walaupun
kehidupan ekonomi keluarga yang minim namun semua itu tidak membuat
beliau patah semangat, tak mengherankan kalau beliau adalah anak
kebanggan orang tuanya.
3
Wawancara Pribadi dengan KH. Kholili Ridhoi Pimpinan Majelis Taklim Walisongo
pada tanggal 22 Maret 2014
38
Setelah lulus KH. Kholili Ridhoi pun melanjutkan pendidikanya di
Madura Jawa Timur, karena pada saat itu ibunda beliau meninggal dunia,
akhirnya beliau melanjutkan pendidikanya di tanah kelahirannya. Beliau
sekolah di MTS/SLTP Negeri Sampang Madura pada tahun 1986 sampai
1989.4
Kemudian pada saat itu beliau melanjutkan studinya di Madrasah Aliyah
Al-Mas’udiyah dan sekaligus Lembaga Pendidikan Ma’rif Sampang Madura
sehingga lulus pada 1993. karena beliau masuk kedunia pesantren ketika ia
masuk ke sekolah SMP beliau mempelajari kitab-kitab kuning bukan itu saja
pendidikan berbasis modern, yaitu perpaduan antara pelajaran umum dan
dengan agama dan ditambah dengan adanya komunikasi dua bahasa, yaitu
Arab dan Inggris.5
Niat tekad beliau, tidak hanya cukup dibangku Madrasah Aliya saja akan
tetapi ia melanjutkan keperguruan tinggi S1 yaitu disebuah Institut Islam
Daarul Rahman (IID) Djakarta pada tahun 1994. dan menyelesaikan S2 di
Universitas Islam Djakarta (UID). Beliau merupakan seorang aktifis yang
berkecimpung diberbagai organisasi. Baik dari organisasi mahasiswa maupun
organisasi yang ada di Sampang Madura.
Beliau pernah menjabat sebagai ketua umum Himpunan Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Arab (HIMMAH PBA) Fakultas Tarbiyah UID periode
1994-1995. setahun kemduian beliau menjadi ketua umum senat mahasiswa
4
Wawancara pribadi dengan KH. Kholili Ridhoi pimpinan Majelis Taklim Walisongo
pada tanggal 22 Maret 2014 5
Ibid
39
Fakukltas Tarbiyah periode 1995-1997. dan organisasi lainya, sedangkan
dalam organisasi pesantren menjabat menjadi Wakil Ketua Umum Yayasan
Mubarokatul Ummah Jakarta dan setalah itu menjabat sebagai sekretaris
Eksekutif Ikatan Kerabat Santri dan Alumni Pondok Pesantren Raudhatul
Ulum Arrahmaniyah Pramian Sampang (IQBAL RUA) pimpinan daerah DKI
Jakarta periode 2000-2004.6
3.Aktifitas KH. Kholili Ridhoi
Disela-sela kesibukanya sebagai Pimpinan Majelis Taklim Walisongo,
KH. Kholili Ridhoi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah sebagai
berikut:7
1). Pengasuh Pesantren Nizhomul Qur’an Peninggaran Jakarta Selatan.
2). Ketua Yayasan Nizhomul Harromain Jakarta.
3). Pengajar Majelis Taklim Harromain, Peninggaran Timur 1 Jakarta Selatan.
4). Pengajar Majelis Taklim Al-Hikmah, Peninggaran Barat Jakarta Selatan.
5). Ketua Majelis Taklim Al-Muta’awinin, Cipulir.
6). Pengajar Majelis Taklim Nurul Dzolam, Pondok Pinang.
7). Direktur biro perjalanan Haji dan Umroh YANHA Tour & Travel.
8). Wakil Ketua KKDT (Kelompok Kerja Diniyah Takmiliyah Jakarta
Selatan).
9). Koordinator Departemen KKDT Provinsi DKI Jakarta.
4. Karya Ilmiah KH. Kholili Ridhoi :
1). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah (Skripsi, S1).
6
Ibid 7
Ibid
40
2). Islam antara Idiealisme dan Pragmatisme (Makalah kuliah dhuha di Masjid
Nurul Huda – Ulujami Petukangan).
3). Konsep Ajaran Tasawuf, Syeikh Moh. Kholil Bangkalan (Tesis, S2).
B. Sejarah Berdirinya Majelis Taklim Walisongo
Majelis Taklim Walisongo yang ada di Kebayoran Baru berdiri pada
tanggal 22 Maret 1999 dan pertama kali dideklrasaikan di Mushalla Raudlatul
Mujahidin yang ber alamat Jl. Ophir II Dalam Kelurahan Gunung Kebayoran
Baru Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Walisongo ini terbentuk atas prakarsa beberapa orang
tokoh masyarakat madura yaitu Alm. H. Romli, H. Abdul Hamid Qahir, Ust.
H. Hadholi Effendi, H. Tohir Atrawi, dan KH. Kholili Ridhoi. Berdirinya
pengajian ini merupakan wujud dari harapan dan keinginan mereka untuk
mempersatukan masyarakat Madura yang berada di Ibukota Jakarta pada
umumnya dan khusuunya di daerah Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Maksud dan tujuan untuk memberikan pembinaan kepada warga Madura
yang tinggal di Kebayoran Baru dalam rangka Amar ma’ruf nahi munkar dan
menjalin hubungan silaturahmi antar sesama warga Madura dengan masyarakat
yang ada di lingkungan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Sehingga atas dasar
itu para perintis berdirinya Majelis Taklim Walisongo mencoba untuk
mengumpulkan warga Madura sekaligus beserta para tokoh masyarakat Betawi
yang ada di lingkungan tersebut untuk membentuk wadah kegiatan warga
41
Madura sebagai perkumpulan yang di dalamnya diisi dengan berbagai aktivitas
keagamaan yang tentunya sangat memberi manfaat.
Dengan berjalanya waktu Majelis Taklim Walisongo menghadapi
berbagai permasalahan dan rintangan yang menyebabkan anggota pengajian
berkurang dan selalu mengalami stagnasi (kemunduran). Namun pada bulan
Dzulhijjah terpikirlah untuk membuat strategi baru terhadap anggota yang ada
dan diadakanlah pengajian rutin pada setiap malam jumat yang diadakan di
rumah-rumah anggota secara bergantian (door to door) dan pembacaan
Shalawat Nariyah pada malam sabtu yang diadakan di Mushalla Raudlatul
Mujahidin.
Terbentuknya Majelis Taklim Walisongo adalah sebagai wadah
komunikasi dan forum silaturahmi masyarakat Madura khusunya dan
masyarakat sekitar pada umumnya dengan maksud untuk memberikan binaan
Ilmu pengetahuan agama yang berpedoman kepada al-Quran dan al-Hadis.
Mengenai jumlah anggota Majelis Taklim Walisongo adalah berjumlah
65 orang.8
C. Visi, Misi dan Tujuan Majelis Taklim Walisongo
Visi dan Misi dalam suatu organisasi mempunyai peran penting dalam
strategi pengembangan sistem kualitas. Visi dan Misi memberikan identitas
organisasi dan pemahaman terhadap arah yang ingin dituju.
8
WawancaradenganSekretarisMajelisTaklimWalisongo H. Huseinpada tanggal 22 Maret
2014.
42
a. Visi
Menjadikan Majelis Taklim Walisongo sebagai wadah perkumpulan
warga Madura dan memberikan pengajaran tentang Agama Islam yang
berpedoman pada al-Quran dan al-Hadist dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Misi
Mempererat hubungan silaturahmi antar warga Madura dan warga
sekitar yang berada di lingkungan Kebayoran Baru Jakarta Selatan serta
mengajarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
c. Maksud dan Tujuan
1. Memberikan pemahaman tentang ajaran agama Islam yang bersumber
al-Quran dan al-Hadist
2. Menjalin Hubungan silaturahmi antar warga Madura pada khusunya
dan umumnya pada warga sekitar lingkungan Majelis Taklim
Walisongo
3. Meningkatkan kualitas ibadah dan wawasan ke Islaman secara
menyeluruh.
4. Mengajak anggotanya untuk memahami sejarah Islam dengan
berziarah ketempat para wali Allah yang telah menyebarkan Agama
Islam di Indonesia.9
D. Struktur Organisasi Majelis Taklim Walisongo
9
WawancaradenganSekretarisMajelisTaklimWalisongoH. Huseinpada tanggal 22 Maret
2014.
43
Di dalam sebuah organisasi yang profesioanal, tentu ada kepengurusan
yang akan menjalankan roda organisasi kedepan. Majelis Taklim Walisongo
DKI Jakarta Periode 2013-2017.
Struktur kepengurusan yang memiliki tugas dan fungsi dengan tujuan
mempermudah dalam menjalankan kegiatan yang sudah menjadi Visi dan Misi
Majelis Taklim Walisongo DKI Jakarta periode 2013-2017.10
Adapun susunan kepengurusan Majelis Taklim Walisongo periode 2013 -
2017 sebagai berikut :
Dewan Penasehat : 1. H. Syafi’e
2. H. Abdullah Gigir
3. H. Ridho’i
Ketua Umum : KH. Kholili Ridhoi, MA.
Wakil Ketua : H. Thohir Atrawi
Sekretaris : H. Husein
Bendahara : H. Muhammad Ridwan
Bidang Perlengkapan : Abdul Qiram
Bidang Informasi : Abdul Siri
E. Pembagian Tugas Pengurus
Adapun pembagian tugas sesuai dengan hasil rapat antar pengurus
Majelis Taklim Walisongo, bahwa setiap pengurus mempunyai tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
10
ibid
44
1. Dewan Penasehat :
Memberikan masukan, pengarahan dan binaan terhadap pengurus dan
anggota Majelis Taklim Walisongo.
2. Dewan Pengurus :
1). Ketua
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilaksanakan Majelis
Taklim Walisongo.
b. Mengkoordinasikan job description kepada masing-masing para
penanggung jawab kegiatan.
c. Memberikan binaan rohani terhadap anggota jamahnya.
2). Wakil
a. Menggantikan ketua, apabila ketua berhalangan hadir.
b. Membantu ketua dalam menjalankan program kegiatan Majelis
Taklim Walisongo.
c. Bertanggung jawab kepada ketua
3). Sekretaris
a. Mencatat surat-surat atau hal yang penting yang berhubungan dengan
Majelis Taklim Walisongo.
b. Menyimpan data-data tentang Majelis Taklim Walisongo.
c. Bertanggung jawab kepada ketua.
4). Bendahara
a. Bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran dana Majelis
Taklim Walisongo
45
b. Membuat laporan keuangan ketika program kegiatan selesai.
c. Bertanggung jawab kepada ketua dan anggota tengang hal keuangan
Majelis Taklim Walisongo
5). Humas ( Hubungan Masyarakat)
a. Mengunjungi rumah anggota Majelis Taklim Walisongo dalam rangka
menjalin hubungan silaturahmi.
b. Mencari informasi Majelis Taklim Walisongo terhadap anggota.
c. Menerima kritik dan saran dari anggota Majelis Taklim Walisongo.
d. Menyampaikan informasi yang di dapat dari anggota kepada ketua.
6). Bidang Perlengkapan
a. Bertanggung jawab menyimpan barang-barang elektronik, seperti Toa
dan Microfon.
b. Bertanggung jawab merawat alat-alat elektronik tersebut.
c. Melaporkan kepada ketua apabila barang tersebut ada yang rusak.
F. Program Kegiatan
Berikut program-program kegiatan yang ada di dalam Majelis Taklim
Walisongo:
1. Kegiatan Mingguan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan pada malam jumat berisi tentang:
a. Ceramah Agama
Ceramah agama merupakan cara yang dipakai oleh ketua Majelis
Taklim Walisongo untuk dapat menambah pengetahuan anggota dalam
membentuk, menjaga dan membina Iman dan Islam mereka.
46
Kegiatan pembekalan ini dilakukan setiap satu bulan sekali,
tepatnya pada malam jumat di pekan kedua setiap bulanya.
b. Membaca Yasin, membaca tahlil, dan membaca Sholawat kepada
Nabi (Syarafal Anam).
c. Membaca Shalawat Nariyah sebanyak 4.444 secara berjamaah yang
dilaksanakan pada malam sabtu.
2. Kegiatan Tahunan (hari-hari besar dalam Islam)
Dalam kegiatan tahunan ini terdiri dari lima macam bagian, yang meliputi:
1) Memperingati tahun baru Islam (Hijriyah)
2) Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
3) Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
4) Peringatan Nuzulul Quran.
5) Mengadakan tadarus al-Quran selama bulan puasa, Ta’jil
(membagikan makanan untuk berbuka puasa di Mushalla
Raudlatul Mujahidin), dan kegiatan buka bersama antar pengurus
Majelis Taklim Walisongo dengan masyarakat yang ada di sekitar
lingkungan Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
3. Kegiatan Sosial ( Santunan terhadap Fakir Miskin, Panti Jompo, dan Yatim
Piatu)
4. Punya Mobil Ambulans
5. Tour Ziarah Walisongo dan para wali Allah yang ada di pulau Madura.11
11
WawancaradenganSekretarisMajelisTaklimWalisongo H. Huseinpada tanggal 22 Maret
2014
47
BAB IV
RESPON TERHADAP JAMAAH MAJELIS TAKLIM WALSIONGO
A. Sekilas Data Responden
1. Berdasarkan Tingkat Usia
Tabel 4.1 Tingkat Usia Responden
No Usia Frekuensi Presentase
1 Remaja 15 orang 23,08 %
2 Dewasa 50 orang 76,92 %
Jumlah 65 orang 100%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui identitas responden berdasarkan
usia remaja berjumlah 15 orang (23,08%), sedangkan jumlah usia dewasa
berjumlah 50 orang (76,92%).
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui identitas responden berdasarkan
tingkat pendidikan, Jamaah Majelis Taklim Walisongo Kebayoran yang tingkat
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase
1 SMP / MTS 25 orang 38,46%
2 SMA / MA 20 orang 30,77%
3 Perguruan Tinggi 20 orang 30,77%
Jumlah 65 orang 100%
48
pendidikan SMP/MTS berjumlah 25 orang (38,46%), Jamaah Majelis Taklim
Walisongo Kebayoran yang tingkat pendidikan SMA/MA berjumlah 20 orang
(30,77%), dan Jamaah Majelis Taklim Walisongo Kebayoran yang tingkat
pendidikan perguruan tinggi berjumlah 20 orang (30,77%).
3. Berdasarkan Tingkat Profesi
Tabel 4.3 Tingkat Profesi Responden
No Tingkat Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 Wiraswasta 35 orang 53,84%
2 PNS 15 orang 23,08%
3 Guru (Ustad) 15 orang 23,08%
Jumlah 65 orang 100%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui identitas responden berdasarkan
tingkat profesi, Jamaah Majelis Taklim Walisongo Kebayoran yang tingkat
profesi wiraswasta berjumlah 35 orang (53,84%), sedangkan Jamah Majelis
Taklim Walisongo Kebayoran yang tingkat profesi PNS berjumlah 15 orang
(23,08%), dan Jamaah Majelis Taklim Walisongo Kebayoran yang tingkat
profesi guru (Ustad) berjumlah 15 orang (23,08%).
Bila dilihat dari tabel 4.1, tabel 4.2, dan tabel 4.3, hal ini berkaitan
dengan azas sosiologis, yaitu azas yang berbicara tentang masalah yang
berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Jadi dalam mengadakan
kegiatan dakwahnya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi agar dakwah
tersebut diterima oleh mad’unya.
49
4. Deskripsi Kuesioner
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian dengan jumlah 27
pernyataan. Bagian pertama merupakan pernyataan tentang respon kognitif
dengan jumlah 9 pernyataan, bagian kedua merupakan pernyataan tentang
respon afektif dengan jumlah 9 pernyataan, dan bagian ketiga merupakan
pernyataan tentang respon konatif dengan jumlah 9 pernyataan. Adapun
frekuensi masing-masing pernyataan adalah sebagai berikut:
No Item Pernyataan Frekuensi Presentase
1 Respon Kognitif 9 33,33%
2 Respon Afektif 9 33,33%
3 Respon Konatif 9 33,33%
Jumlah 27 100%
B. Hasil Analisa Respon Dengan Skala Likert
1. Pernyataan Tentang Respon Kognitif
Tabel 4.5 Kognitif (Pengetahuan)
No Item Pernyataan Skors Rangking
1 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan
tentang 6 rukun iman mudah dipahami
257 9
2 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan
hadist dan ayat tentang 6 keimanan mudah dipahami
259 8
3 Wawasan saya jadi bertambah setelah mendengarkan
penjelasan pesan dakwah tentang akidah
261 7
4 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan
tentang tata cara shalat khusu’ mudah dipahami
270 3
5 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan
tentang dampak positif shalat mudah dipahami
274 2
50
6 Wawasan saya jadi bertambah setelah mendengarkan
penjelasan pesan dakwah tentang ibadah
278 1
7 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan
tentang akhlak kepada orang tua mudah dipahami
265 5
8 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan
tentang akhlak dalam pergaulan dilingkungan tetangga
mudah dipahami
262 6
9 Wawasan saya jadi bertambah setelah mendengarkan
penjelasan pesan dakwah tentang akhlak
267 4
Rata-rata : 278+274+270+267+265+262+261+259+257 =
= 36,81
Berdasarkan rangking penilaian tentang kognitif dapat diketahui bahwa
adanya respon jamaah majelis taklim walisongo terhadap pesan dakwah KH.
Kholili Ridhoi sebanyak 36,81. Jamaah telah mendengarkan atau mengikuti
ceramah dakwah di setiap bulannya.Karena ceramah dakwah yang di
sampaikan berisi pesan dakwah tentang akidah, ibadah, akhlak.
Pada tabel 4.5 nilai tertinggi ada pada pernyataan bahwa jamaah jadi
bertambah wawasannya setelah mendengarkan penjelasan pesan dakwah
tentang ibadah.Adapun nilai tertinggi ke 2 dan ke 3 bahwasanya ceramah
dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang tata cara shalat khusu
dan dampak shalat mudah dipahami.
Dengan demikian dapat dilihat dari deskripsi tabel skala kognitif diatas
bahwa respon yang baik diberikan oleh respondenini ditujukan dengan jamaah
jadi bertambah wawasan setelah medengarkan pesan dakwah tentang ibadah
mendapatkan nilai tertinggi hal ini pun dikuatkan bahwasanya ceramah dakwah
KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang tata cara shalat khusu dan
dampak shalat mudah dipahami dengan nilai tertinggi ke 2 dan ke 3. Hal ini
sesuai dengan pengertian dakwah yaitu mengajak, menyeru dan
51
memanggil.Bahwasanya seorang da’I tidak terlepas untuk menyeru, mengajak
manusia agar berbuat kebajikan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan
menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhkan seluruh apa-apa yang
dilarang-Nya khalayak bisa mendapatkan surge yang telah dijanjikan oleh
Allah SWT. Seperti yang dikutip dari buku : “dakwah adalah mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat”.1
Artinya apabila usaha mengajak umat manusia kepada Islam dilakukan dengan
sungguh-sungguh, dengan demikian merealisir ajaran Islam dalam segenap
aspek kehidupan serta usaha amar ma;ruf nahi munkar dijalankan dengan
sebaiknya. Maka dapatlah diharapkan umat manusia akan memetik buahnya
berupa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
Dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah menyampaikan dan memanggil
serta mengajak manusia ke jalan Allah SWT, untuk melaksanakan perintahnya
dan menjauhi larangan-Nya dalam mencapai kehidupan bahagia dunia dan
akhirat.Materi yang berujud pesan-pesan dakwah sudah tentu mempunyai
tujuan yang direncanakan, sebagai yang dipesankan oleh agama kepada para
da’I dan muballigh, apalagi kalau diingat bahwa mereka adalah Warasatul
Anbiya
2. Pernyataan Tentang Respon Afektif
Tabel 4.6 Afektif (Perasaan)
1 H. M. S. Nasarudin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, (Jakarta : PT Firma
Dara) h.11
52
No Item Pernyataan Skors Rangking
1 Pesan dakwah tentang akidah membuat saya tambah
yakin atas kebesaran dan keagungan Allah SWT
261 8
2 Pesan dakwah tentang akidah membuat saya semakin
mencintai Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya
262 7
3 Pesan dakwah tentang akidah membuat saya lebih
bertambah kualitas takwa kepada Allah SWT
263 6
4 Pesan dakwah tentang ibadah membuat saya tambah
senang dalam mengerjakan shalat
269 2
5 Pesan dakwah tentang ibadah membuat saya tambah
khusu’ dalam mengerjakan shalat
271 1
6 Pesan dakwah tentang ibadah membuat saya untuk selalu
menjaga waktu shalat
267 3
7 Pesan dakwah tentang akhlak membuat saya lebih
menyayangi orang tua
264 5
8 Pesan dakwah tentang akhlak membuat saya semakin
menghormati orangtua
266 4
9 Pesan dakwah tentang akhlak membuat saya tambah
peduli kepada tetangga
264 5
Rata-rata : 271+269+266+264+262+261+263+267+264=
= 36.72
Berdasarkan rangking penilaian tentang afektif dapat diketahui bahwa
adanya respon jamaah majelis taklim walisongo terhadap pesan dakwah
KH.Kholili Ridhoi sebanyak 30.12.peneliti menemukan adanya emosi, jiwa
dan perasaan jamaah yang merasa senang dan yakin terhadap pesan dakwah
yang disampaikan.
Pada tabel 4.6 nilai tertinggi ada pada pernyataan bahwa pesan dakwah
tentang ibadah membuat jamaah tambah khusyu dalam mengerjakan shalat dan
nilai tertinggi ke dua ada pada pernyataan pesan dakwah tentang ibadah
membuat jamaah tambah senang dalam mengerjakan shalat.
Dengan demikian dapat dilihat dari deskripsi tabel tentang respon afektif
bahwasanya, perasaan responden terhadap pesan dakwah KH. Kholili tentang
53
ibadah membuat jamaah tambah khusyu dan tambah senang terhadap materi
ceramah dakwah yang disampaikan.Secara fungsional da’I adalah pemimpin
yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan (leadership).Kepemimpinan bagi
seorang juru dakwah sebagai seni untuk mempengaruhi khalayak.Hal ini
ditujukan oleh KH. Kholili Ridhoi dalam ceramahnya ia mempunyai gaya
sendiri dengan mengemas pesan dakwah menjadi menarik dan dapat dipahami
oleh mad’u.
Dapat disimpulkan bahwa seorang da’I selaku komunikator harus mampu
melogikakan pesan dakwah dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga
mempunyai daya tarik yang khas.Materi dakwah yang disampaikan mampu
mengambil posisi sebagai simulator yang dapat memotivasi menuju tingkah
laku atau sikap kita yang sesuai dengan pesan-pesan dakwah. Dan dalam
pemilihan materipun seorang dai pula harus disesuaikan dengan tingkat
pendidikan, bahasa, dan tradisi yang menjadi sasaran dakwah. Sehingga
komuikasi yang dilakukan berjalan efektif sesuai apa yang diharapkan
komunikan dan komunikator.
3. Pernyataan Tentang Respon Konatif
Tabel 4.7 Konatif (Perilaku/Tindakan)
No Item Pernyataan Skors Rangking
1 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi rendah hati
257 8
2 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH.Kholili Ridhoi
saya menjadi manusia yang lebih baik lagi
261 7
54
3 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi yakin dan optimis dalam mengarungi
kehidupan
261 7
4 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi banyak menghargai waktu ibadah
275 3
5 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi sering shalat berjamaah di mushalla
277 2
6 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat
280 1
7 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi amanah terhadap orang tua
266 5
8 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi taat terhadap orangtua
267 4
9 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
saya menjadi contoh yang baik dilingkungan tetangga
262 6
Rata-rata = 280+277+275+267+266+262+261+261+257=
= 37,01
Berdasarkan rangking penilaian tentang konatif diketahui bahwa respon
jamaah majelis taklim walisongo terhadap pesan dakwah KH.Kholili Ridhoi
sebanyak 37.01.peneliti menemukan bahwa jamaah senantiasa mengamalkan
atau mengaplikasikan isi pesan dakwah di kehidupan sehari-hari setelah
mendengarkan ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi.
Pada tabel 4.7 nilai tertinggi ada pada pernyataan jamaah setelah
mendengarkan pesan dakwah menjadi tidak ada alasan untuk meninggalkan
shalat dan tertinggi ke dua ada pada pernyataan jamaah setelah mendengarkan
pesan dakwah menjadi sering shalat berjamaah.
Dengan demikian dapat dilihat dari deskripsi tabel tentang konatif
bahwasanya, responden mengaplikasikan isi pesan dakwah setelah
mendengarkan ceramah dakwah KH.Kholili Ridhoi dengan jamaah menjadi
tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat dan menjadi sering shalat
berjamaah di mushalla. Materi yang disampaikan mampu mengambil posisi
55
sebagai stimulator yang dapat memotivasi menuju tingkah laku atau sikap kita
yang sesuai dengan pesan-pesan dakwah. Da’I sebagai komunikator sudang
barang tentu usahanya tidak hanya terbatas pada usaha menyampaikan pesan
semata-mata tetapi dia juga harus konsen terhadap kelanjutan efek
komunikasinya terhadap komunikan, apakah pesan-pesan dakwah tersebut
sudah cukup membangkitkan rangsangan/dorongan bagi komunikan sesuai
dengan apa yang diharapkan, ataupun komunikan tetap pasif (mendengar tetapi
tidak mau melaksanakan) bahkan menolak atau serta antipasti dan apatis
terhadap pesan dakwah yang disampaikan tersebut.
C. Analisa Data Menggunakan Chi-Kuadrat
Tabel 4.8 analisa data sesuai Tingkat Usia Responden
Usia Respon fo Fh Fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)²/fh
Remaja
Kognitif 543 122,51 420.49 176811.84 1443.2441
Afektif 541 122,56 418.44 175092.03 1428,623
Konatif 538 121,38 416.62 173572.22 1429,9903
Dewasa
Kognitif 1850 1435,17 414.83 175418.57 122.22843
Afektif 1846 1432,06 413.94 171346.32 119.65024
Konatif 1871 1451,46 419.54 176013.81 121.26673
4655.0028
Keterangan :
Fo = frekuensi observasi
Fh = frekuensi harapan
56
H0: tidak terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis
taklim walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
H1: terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis taklim
walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
Jadi r x² hit = 4655.0028
Db = (r-1) . (c-1) Jadi: alfa= 5%
= (3-1) . (2-1) x²tab = 5,99
= 2 x 1 Maka: x² hit > x²tabH0 ditolak
= 2
Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai chi-square x²tab = 5,99 dan nilai
x² hit = 4655.0028Maka: x² hit > x²tab atau x² hit lebih besar dari x²tab artinya
terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis taklim
walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi.
Tabel 4.9 analisa data sesuai dengan Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan Respon Fo Fh Fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)²/fh
SMP/MTs
Kognitif 905 343.92 561.08 314810.77 915.36046
Afektif 904 343.54 560.46 314115.41 914.34887
Konatif 923 350.76 572.24 327458.62 933.56888
SMA/MA
Kognitif 733 224.92 508.08 258145.29 1147.7205
Afektif 733 224.92 508.08 258145.29 1147.7205
Konatif 740 227.07 512.93 263097.19 1158.6612
57
Perguruan
Tinggi
Kognitif 755 236.40 518.6 268945.96 1137.6733
Afektif 750 234.83 515,17 265400.13 1130.1798
Konatif 746 233.58 512.42 262574.26 1124.1299
8675.7945
Keterangan :
Fo = frekuensi observasi
Fh = frekuensi harapan
H0: tidak terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis
taklim walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
H1: terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis taklim
walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
Jadi r x² hit = 8675.7945
Db = (r-1) . (c-1) Jadi: alfa= 5%
= (3-1) . (3-1) x²tab = 9,49
= 2 x 2 Maka: x² hit > x²tabH0 ditolak
= 4
Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai chi-square x²tab = 9,49 dan nilai
x² hit = 8675.7945 Maka: x² hit > x²tab atau x² hit lebih besar dari x²tab artinya
terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis taklim
walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi.
Tabel 4. 10 Analisa Data sesuai dengan Tingkat Pekerjaan Responden
58
Pekerjaan Respon fo Fh Fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)²/fh
Wirastwasta
Kognitif 1265 671.82 593.18 351862.51 523,74522
Afektif 1264 671.29 592.71 351305.14 523.32843
Konatif 1289 684.57 604.43 365335.63 533.67169
PNS
Kognitif 610 154.85 455.15 207161.52 1337.8206
Afektif 609 154.60 454.4 206479.36 1335.5715
Konatif 606 153.83 452.17 204457.71 1112.2108
Guru/Ustad
Kognitif 518 111.39 406.61 165331.69 1484.2597
Afektif 514 110.53 403.47 162788.04 1472.7951
Konatif 514 110.53 403.47 162788.04 1472.7951
8460.6266
Keterangan :
Fo = frekuensi observasi
Fh = frekuensi harapan
H0: tidak terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis
taklim walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
H1: terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis taklim
walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi
Jadi r x² hit = 8460.6266
Db = (r-1) . (c-1) Jadi: alfa= 5%
= (3-1) . (3-1) x²tab = 9,49
59
= 2 x 2 Maka: x² hit > x²tabH0 ditolak
= 4
Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai chi-square x²tab = 9,49 dan nilai
x² hit = 8460.6266 Maka: x² hit > x²tab atau x² hit lebih besar dari x²tab artinya
terdapat perbedaan antara tingkat usia dengan respon jamaah majelis taklim
walisongo terhadap pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh, menunjukkan bahwa mayoritas
responden memberikan tanggapan bahwa pelaksanaan kegiatan pembekalan ceramah
dakwah tersebut sangatbaik (positif). Jamaah berpendapat demikian, karena selain
pesan dakwah yang disampaikan mudah dipahami ,wawasannya jadi bertambah dan
perasaan jamaah tambah yakin, senang terhadap pesan dakwah yang disampaikan
KH. Kholili Ridhoi serta mengaplikasikan pesan dakwahnya di kehidupan sehari-hari.
1. Respon Kognitif
Respon kognitif jamaah setelah mendengarkan atau mengikuti ceramah
dakwah KH.Kholili Ridhoi menghasilkan respon yang positif. Karena pesan
dakwah yang disampaikan mudah dipahami dan pengetahuan jamaah tentang pesan
dakwah yang disampaikan terus bertambah.
Berdasarkan dari data yang diperoleh dan dikelola sesuai dengan tekhnik
analisa yang digunakan. Hasil dari pernyataan respon kognitif menunjukan positif
dengan hasil rata-rata 36,81atau di atas standar deviasi 2,56
2. Respon Afektif
Respon afektif jamaah setelah mendengarkan atau mengikuti ceramah
dakwah KH. Kholili Ridhoi menghasilkan respon yang positif. Karena pesan
61
dakwah yang disampaikan menimbulkan perasaan senang, semangat dan yakin
terhadap jamaah yang mendengarkan
Berdasarkan dari data yang diperoleh sesuai dengan teknik analisa yang
digunakan. Hasil dari pernyataan respon afektif menunjukkan positif dengan hasil
rata-rata 36,72 atau di atas standar deviasi 2,56.
3. Respon Konatif
Respon konatif jamaah setelah mendengarkan atau mengikuti ceramah
dakwah KH. Kholili Ridhoi menghasilkan respon yang positif. Karena setelah
mendengarkan pesan dakwah yang disampaikan jamaah mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan dari data yang diperoleh sesuai dengan tekhnik analisa yang
digunakan. Hasil dari pernyataan tentang respon konatif menunjukkan positif
dengan hasil rata-rata 37,01 atau di atas standar deviasi 2,56.
Dari hasil masing-masing nilai respon tersebut nilai rata-rata yang diperoleh
semuanya di atas dari standar deviasi yang ditentukan yaitu 2,56.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa respon kognitif, afektif dan konatif jamaah
adalah positif terhadap pesand akwah yang disampaikan KH. Kholili Ridhoi.
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan terhadap Majelis Taklim Walisongo
adalah sebagai berikut :
62
1. KH. Kholili Ridhoi lebih menarik lagi dalam mengemas dakwahnya
2. Alangkah baiknya dalam rangka mengembangkan dakwah dan syiar Islam,
pengurus Majelis Taklim Walisongo dapat meningkatkan kegiatan bernuansa
keagamaan yang lebih variatif.
3. Pengurus Majelis Taklim Walisongo tidak menutup diri dari saran dan kritik
dari jamaah.
4. Sebaiknya kepada pimpinan Majelis Taklim Walisongo waktu pelaksanaan
kegiatan pembekalan ceramah agama yang diberikan KH. Kholili Ridhoi bisa
ditambah waktunya dari 1 bulan sekali menjadi 1 bulan dua kali.
Semoga dengan diadakanya penelitian ini dapat berguna bagi berbagai macam
pihak. Khususunya bagi penulis, guna meningkatkan dakwah Islam di lingkungan
Majelis Taklim.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti. Faktor-Faktor Penyiaran Islam , (Jakarta: YPTDI, 1971).
Arifin, H.M. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia, (Jakarta: Bulan
Bintang 1977).
-------------. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991).
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineke Cipta,
1993).
--------------. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).
Awaliyah, Tutty. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim, (Bandung: Mizan, 1997).
Aziz, Moh. Ali,. Dr. M. Ag. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004).
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010).
---------------. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008).
Darussalam, Ghazali. Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nur Siaga SDNBHD,
1999).
Dedikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996).
Depag RI. Ensiklopedi Islam (Jakarta: Depag RI, 1987).
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Jamaah, (Jakarta: Ichtiar Baruu Van Hoeve, 1997).
Djaliel, R.A. Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997).
Effendy, Onong. Uchjana. Ilmu, Toeri dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003).
Ghazali, Bahri. Dakwah Komunikatif , (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997).
Hadi, M.S,.et al. Rahasia Keberhasilan Dakwah: KH. Zainuddin MZ, (Surabaya: Ampel Suci,
1994).
Hafidhudin, Didin. Dakwah Aktual, Jakarta, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998).
Hamka. Pelajaran Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1956).
----------. Prinsip dan Kebijakan Dakwah Islam, (Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1998).
Hasanuddin (1996). Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
-----------. Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006).
Koordinasi Dakwah Islam. Pedoman Majelis Taklim, (Jakarta: KODI, 1996).
Latief, H. M. S. N. Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, Jakarta : PT Firma Dara.
Miftahuljannah, Lina. dan Prasetyo, Bambang. Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005).
Munawwir, A.W. Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997).
Muhidin, Asep. Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran: studi kritis atas Visi, Misi dan Wawasan
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002).
Nasuhi, Hamid,. Dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), (Jakarta:
UIN Jakarta Press, Ceqda, 2007).
Omar, T.Y. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992).
Poerdawarminto. Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999).
Rafi’udin. Prinsip dan strategi dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997).
Rambe, Nawawi (1985). Sejarah Dakwah Islam, Jakarta: Wijaya.
Said bin Ali al-Qahtani. Dakwah Islam dakwah Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press, 1994).
Subandi, Ahmad. Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982).
Sujanto, Agus. Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).
Wahab, M.A. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam
Walgianto, Bimo. Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: UGM, 1996).
MAJELIS TA’LIM WALISONGO
KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN
MT WS Sekretariat: Jl. Ophir II Kelurahan Gunung Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12120 Phone : 021 7292586 / 081913733827
SURAT KETERANGAN
No : 07/MTWS/03/2014
Yang bertanda tangan dibawah ini saya Ketua Majelis Ta’lim Walisongo menyatakan bahwa
mahasiswa yang ber :
Nama : Imam Muzni
NIM : 109051000198
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Jurusan/Semester : Komunikasi Penyiaran Islam / X
Bahwa nama tersebut telah melaksanakan kegiatan penelitian di Majelis Ta’lim Walisongo
dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusunan tugas akhir
(skripsi) yang berjudul : “Respon Jamaah Majelis Taklim Walisongo Terhadap Pesan
Dakwah KH. Kholili Ridhoi di Kebayoran Jakarta”.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, 18 April 2014
KH. Kholili Ridhoi, MA.
DAFTAR PERNYATAAN ANGKET
A. Pengantar
Data Peneliti:
Nama : Imam Muzni
NIM : 109051000198
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Semester : X (sepuluh)
Universitas : Universitas Islam Negeri Jakarta
Program : S1
Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Respon Jamaah Majelis Taklim
Walisongo Terhadap Pesan Dakwah KH. Kholili Ridhoi Di Kebayoran Jakarta.
Oleh karena itu saya memohon kesediaan anda untuk mengisi skala ini secara JUJUR
sesuai dengan pikiran dan perasaan anda. Anda tidak perlu ragu menjawab dengan
sejujurnya, karena saya akan menjamin kerahasiaan dari jawaban anda.
Saya berharap anda bersedia membantu kelancaran penelitian ini. Atas bantuan
dan kerja sama anda, saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.
2. Jawablah semua pernyataan dengan sejujur-jujurnya dan selugas mungkin
dengan memberi tanda ceklist (√) pada jawaban pada kolom yang tersedia
3. Apabila ada pernyataan yang kurang dimengerti tanyakan langsung kepada
peneliti
4. Mohon untuk mengisi semua pernyataan yang tersedia
5. Angket ini dibuat tanpa tujuan apapun kecuali hanya untuk kegiatan
penelitian skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan dalam rangka meraih gelar
sarjana S1.
Untuk menjawab pada pertanyaan
Keterangan:
a. SS = Sangat Setuju
b. S = Setuju
c. R = Ragu
d. TS = Tidak Setuju
e. STS = Sangat Tidak Setuju
B. Identitas Responden:
1. Saat ini anda berusia :
a. 20 - 30 tahun
b. 31 - 60 tahun
2. Pendidikan terakhir anda :
a. SMP
b. SMA
c. Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan Anda :
a. Wiraswasta
b. PNS
c. Guru (Ustad)
No Item Pernyataan SS S R TS STS
1 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang
6 rukun iman mudah dipahami
2 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang
ayat dan hadist 6 keimanan mudah dipahami
3 Wawasan saya jadi bertambah setelah mendengarkan penjelasan
pesan dakwah tentang akidah
4 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang
tata cara shalat khusu’ mudah dipahami
5 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang
dampak positif shalat mudah dipahami
6 Wawasan saya jadi bertambah setelah mendengarkan penjelasan
pesan dakwah tentang ibadah
7 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang
akhlak kepada orangtua mudah dipahami
8 Ceramah dakwah KH. Kholili Ridhoi yang menjelaskan tentang
akhlak dalam pergaulan di lingkungan tetangga mudah dipahami
9 Wawasan saya jadi bertambah setelah mendengarkan penjelasan
pesan dakwah tentang akhlak
Item pernyataan
10 Pesan dakwah tentang akidah membuat saya tambah yakin atas
kebesaran dan keagungan Allah SWT
11 Pesan dakwah tentang akidah membuat saya semakin mencintai
Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya
12 Pesan dakwah tentang akidah membuat saya lebih bertambah
kualitas takwa kepada Allah SWT
13 Pesan dakwah tentang ibadah membuat saya tambah senang
dalam mengerjakan shalat
14 Pesan dakwah tentang ibadah membuat saya tambah khusu’
dalam mengerjakan shalat
15 Pesan dakwah tentang ibadah membuat saya untuk selalu
menjaga waktu shalat
16 Pesan dakwah tentang akhlak membuat saya lebih menyayangi
orang tua
17 Pesan dakwah tentang akhlak membuat saya semakin
menghormati orangtua
18 Pesan dakwah tentang akhlak membuat saya tambah peduli
kepada tetangga
Item Pernyataan
19 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi rendah hati
20 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH.Kholili Ridhoi saya
menjadi manusia yang lebih baik lagi
21 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi yakin dan optimis dalam mengarungi kehidupan
22 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi banyak menghargai waktu ibadah
23 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi sering shalat berjamaah di mushalla
24 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat
25 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi amanah terhadap orang tua
26 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi taat terhadap orangtua
27 Setelah mendengarkan pesan dakwah KH. Kholili Ridhoi saya
menjadi contoh yang baik di lingkungan tetangga
Hasil Wawancara
Nama : KH. Kholili Ridhoi, MA.
Jabatan : Pimpinan Majelis Taklim Walisongo
Tanggal : 26 Maret 2014
Pertanyaan :
1. Saya ingin mengetahui tentang riwayat dan latar belakang pendidikan KH.
Kholili?
Saya lahir pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 1973 di desa Kampao,
Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur. Nama orang tua saya
alm. H. Ridhoi dan almr. Hj. Juairiyah. Saya anak ke 5 dari 10 bersaudara. Latar pendidikan
TERLAMPIR.
2. Apa saja Aktifitas dakwah KH. Kholili sekarang?
Selain menjadi pimpinan majelis taklim walisongo, saya juga aktif berdakwah di
beberapa majelis taklim lainya. Pertama, pengasuh pesantren Nizhomul Qur’an Peninggaran
Jakarta Selatan, kedua, pengajar Majelis Taklim Harromain, Peninggaran Timur 1 Jakarta
Selatan. Dan menjadi pembimbing jamaah Haji dan Umroh.
3. Bagaimana cara KH. Kholili Ridhoi dalam mengemas materi pada ceramah
dakwah di Majelis Taklim Walisongo?
Mengenai kemasan ceramah dakwah khususnya di Majelis Taklim Walisongo
disesuaikan dengan materi dan kondisi jamaah. Contohnya pertama materi mengenai Akidah
yang terkait dengan keimanan kepada Allah SWT, maka pertama kali harus memberikan
gambaran terhadap jamaah dan memberikan pengertian supaya mengerti apa itu yang
namanya iman.
4. Tujuan apa yang ingin dicapai dari ceramah dakwah?
Tujuan utama saya berdakwah di setiap Majelis Taklim sasarannya adalah tidak ada
lain yang pertama menyadarkan umat atau jamaah bahwa hidup di dunia ini hanya sementara,
masih ada kehidupan yang hakiki, paling tidak kita tidak menggurui kepada jamaah tetapi
mengajak kepada jamah untuk introspeksi diri, mengingat kita hidup ini semakin bertambah
tua semakin hari akan dekat ajal kita.
5. Apa kendala yang dirasakan dalam menjalankan pembekalan ceramah agama ?
Terkait dengan kendala saat memberikan ceramah kepada jamaah di setiap
pembekalan diantaranya adalah masalah waktu kegiatan ceramah ketika hujan jamaah ada
yang tidak hadir. Sehingga mengganggu proses kegiatan pembekalan ceramah pada setiap
pertemuanya, karena supaya nyambung materinya pada setiap pertemuanya. Ketika jamaah
yang tidak hadir pada pertemuan sebelumnya tanya lagi tentang materi padahal itu sudah
dibahas.
6. Apakah dalam kegiatan ceramah dakwah tersebut ada yang menggantikan
selain KH. Kholili Ridhoi?
Tidak ada, karena pembekalan ceramah dakwah yang saya berikan setiap
pertemuanya saling terkait atau nyambung materinya. Solusinya jika saya tidak bisa
hadir digantikan dengan seperti biasa pembacaan surat yasin pada kegiatan
minggunya.
Yang Diwawancara Pewawancara
KH. Kholili Ridhoi Imam Muzni
Hasil Wawancara
Nama : H. Husein
Jabatan : Sekretaris Majelis Taklim Walisongo
Tanggal : 22 Februari 2014
Pertanyaan :
1. Saya ingin mengetahui tentang sejarah berdirinya majelis taklim walisongo?
Majelis Taklim Walisongo Kebayoran Baru berdiri pada tanggal 22 Maret 1999 dan
pertama kali dideklrasaikan di Mushalla Raudlatul Mujahidin yang ber alamat Jl. Ophir II
Dalam Kelurahan Gunung Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Majelis Taklim Walisongo ini
terbentuk atas prakarsa beberapa orang tokoh masyarakat madura yaitu Alm. H. Romli, H.
Abdul Hamid Qahir, Ust. H. Hadholi Effendi, H. Tohir Atrawi, dan KH. Kholili Ridhoi.
Berdirinya pengajian ini merupakan wujud dari harapan dan keinginan mereka untuk
mempersatukan masyarakat Madura yang berada di Ibukota Jakarta pada umumnya dan
khusuunya di daerah Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Maksud dan tujuan untuk memberikan pembinaan kepada warga Madura yang
tinggal di Kebayoran Baru dalam rangka Amar ma’ruf nahi munkar dan menjalin
hubungan silaturahmi antar sesama warga Madura dengan masyarakat yang ada di
lingkungan Kebayoran Baru Jakarta Selatan
2. Apa visi dan misi majelis taklim walisongo?
Visi nya : Menjadikan Majelis Taklim Walisongo sebagai wadah perkumpulan
warga Madura dan memberikan pengajaran tentang Agama Islam yang berpedoman
pada al-Quran dan al-Hadist dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan misi nya : Mempererat hubungan silaturahmi antar warga Madura dan
warga sekitar yang berada di lingkungan Kebayoran Baru Jakarta Selatan serta
mengajarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
3. Apa saja kegiatan dakwah di majelis taklim walisongo?
Untuk kegiatan mingguan meliputi pembacaan surat yasin, pembacaan tahlil,
pembacaan Sholawat kepada Nabi (Syarafal Anam) dan pembekalan ceramah agama
yang disampaikan langsung oleh pimpinan majelis pada setiap satu bulan sekali.
Kegiatan mingguan ini setiap minggunya berganti tempat atau disalah satu rumah
jamaah majelis taklim walisongo secara bergantian. Dan pembacaan shalawat
nariyah sebanyak 4.444 secara berjamaah yang dilaksanakan pada setiap malam
sabtu.
Untuk kegiatan tahunan seperti mengadakan peringatan tahun baru Islam
(hijriyah), peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Memperingati Isra Mi’raj
Nabi Muhammad SAW, Peringatan Nuzulul Quran, tadarusan al Quran selama bulan
puasa, ta’jil dan buka bersama, serta tour ziarah Walisongo.
4. Berapa jumlah anggota majelis taklim walisongo yang sekarang?
Seiring dengan berjalannya periode-periode Majelis Taklim Walisongo jumlah
anggota jamaah yang aktif pada kegiatan mingguannya adalah 65 orang.
5. Sturuktur kepengurusan Majelis Taklim Walisongo periode sekarang?
Dewan Penasehat : 1. H. Syafi’e, 2. H. Abdullah Gigir, 3. H. Ridho’i
Ketua Umum : KH. Kholili Ridhoi, MA.
Wakil Ketua : H. Thohir Atrawi
Sekretaris : H. Husein
Bendahara : H. Muhammad Ridwan
Bidang Perlengkapan : Abdul Qiram
Bidang Informasi : Abdul Siri
Yang Diwawancara Pewawancara
H. Husein Imam Muzni
Keterangan Foto : setelah wawancara dengan KH. Kholili Ridhoi
Keterengan Foto : Ceramah Dakwah KH. Kholili Ridhoi di Majelis Taklim Walisongo
Keterangan Foto : Kegiatan Majelis Taklim Walisongo tiap minggunya
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26p27
1 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 4 4 4 4 2 2 2 4 5 4
2 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4
3 4 4 5 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4
4 5 5 5 3 2 2 4 4 4 5 5 5 2 2 2 4 5 4 5 5 4 2 2 2 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4
6 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4
7 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
8 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
9 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
10 5 4 4 2 3 2 4 4 4 5 4 4 2 2 2 4 4 4 5 4 4 2 2 2 4 4 4
11 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4
12 4 4 5 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 5 4
13 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
14 2 2 2 5 5 5 2 2 2 2 2 2 5 4 4 2 2 2 2 3 2 5 4 5 2 2 2
15 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5
16 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
17 3 2 2 4 5 4 5 4 5 2 2 2 4 4 4 5 5 5 2 2 2 4 4 4 5 5 5
18 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5
19 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5
20 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5
21 4 4 4 5 5 5 2 2 2 4 4 5 5 5 4 2 2 2 5 4 5 5 5 4 2 3 2
22 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 3 3 3 5 4 5 3 3 3 2 3 2 5 4 4 4 5 4 2 3 3 5 4 5 4 4 5
24 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
26 4 5 4 5 4 5 3 2 2 4 5 5 5 5 4 3 3 3 4 5 5 5 5 4 2 2 2
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
30 3 3 3 5 5 5 5 4 5 3 2 2 5 5 5 4 5 4 2 2 2 5 5 5 5 5 4
31 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5
32 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5
33 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5
34 2 2 2 5 5 5 4 5 5 2 2 2 5 5 5 5 5 5 2 3 2 5 5 5 5 5 5
35 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
37 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4
41 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 2
42 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
43 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
44 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5
45 4 5 4 4 5 4 2 3 2 4 5 5 4 4 4 2 2 2 4 5 5 4 4 4 2 2 2
46 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 3 2 2 4 5 4 4 4 4 3 2 2
47 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4
48 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4
49 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4
50 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
51 3 3 3 4 5 4 4 5 5 2 2 3 4 4 4 5 5 5 2 2 3 4 4 4 5 5 5
52 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5
53 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
56 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4
57 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5
58 4 5 4 5 4 5 3 2 2 4 5 5 5 5 4 2 3 2 4 5 5 5 5 5 2 3 2
59 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 4 2 3 2 4 4 5 4 4 4 2 2 3
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
61 2 2 2 4 4 5 4 5 5 2 2 2 4 5 4 4 5 5 2 2 2 4 5 5 4 5 5
62 4 4 4 5 4 5 3 3 3 5 4 4 4 5 4 2 2 2 5 4 4 5 5 5 2 2 2
63 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5
64 4 5 4 5 4 5 2 2 2 4 5 5 4 5 4 2 2 2 4 5 5 5 5 5 3 2 2
65 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4
total
92
123
92
101
116
95
117
115
121
94
125
97
131
79
124
123
100
117
119
120
101
109
100
110
111
105
108
110
109
108
116
116
121
108
113
109
114
113
110
120
82
129
126
122
97
99
125
124
116
114
104
122
116
108
110
118
122
105
94
110
100
101
117
102
114
7189
Pernyataan Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 9 48 4 4 0
2 11 46 4 4 0
3 14 43 3 5 0
4 21 38 1 5 0
5 23 36 3 3 0
6 30 29 0 6 0
7 21 33 6 5 0
8 19 35 5 6 0
9 25 29 4 7 0
10 11 46 6 2 0
11 12 45 4 5 0
12 18 39 1 7 0
13 19 40 2 4 0
14 21 38 2 4 0
15 18 41 1 5 0
16 23 31 3 8 0
17 28 26 4 7 0
18 24 30 2 9 0
19 12 45 1 7 0
20 14 43 3 5 0
21 15 42 2 6 0
22 26 33 1 5 0
23 27 32 2 4 0
24 29 30 1 5 0
25 25 29 3 8 0
26 26 28 3 8 0
27 22 32 2 9 0
Responden Usia Pendidikan Pekerjaan p1 p2 p3 p4 p5
1 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 2 2
2 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 5 4
3 remaja SMA/MA wiraswasta 4 4 5 2 3
4 remaja perguruan tinggi PNS 5 5 5 3 2
5 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 4 4
6 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 2 2
7 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 5 5
8 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 4 5
9 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 5 5
10 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 2 3
11 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 5 4
12 remaja SMA/MA wiraswasta 4 4 5 2 3
13 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 5 5
14 remaja SMP/Mts wiraswasta 2 2 2 5 5
15 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 4 5
16 dewasa SMP/Mts wiraswasta 5 4 4 4 5
17 dewasa SMP/Mts wiraswasta 3 2 2 4 5
18 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4 4
19 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4 4
20 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 5 4
21 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 5 5
22 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4 5
23 dewasa SMP/Mts wiraswasta 3 3 3 5 4
24 dewasa SMP/Mts wiraswasta 5 4 4 4 4
25 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4 4
26 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 5 4 5 4
27 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 4
28 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 4
29 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 4
30 dewasa SMA/MA wiraswasta 3 3 3 5 5
31 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 5
32 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 4
33 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 5
34 dewasa SMA/MA wiraswasta 2 2 2 5 5
35 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 5
36 dewasa SMA/MA guru/ustad 4 4 4 4 4
37 dewasa SMA/MA guru/ustad 4 4 4 5 4
38 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 4
39 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4 4
40 dewasa SMA/MA guru/ustad 4 4 4 4 4
41 dewasa SMA/MA guru/ustad 2 3 2 4 4
42 dewasa SMA/MA wiraswasta 5 5 5 5 4
43 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 5 5 4
44 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 5 5
45 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 4 4 5
46 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 4 4 5
47 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 5 5 5
48 dewasa perguruan tinggi PNS 4 5 5 4 5
49 dewasa perguruan tinggi PNS 4 5 5 4 5
50 dewasa perguruan tinggi PNS 4 4 4 4 5
51 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 3 3 3 4 5
52 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 5 4
53 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 4 4
54 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 4 4
55 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 4 4
56 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 4 5 4 4
57 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 5 5 4 4
58 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 5 4 5 4
59 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 4 4 4 4
60 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4 4
61 dewasa SMP/Mts wiraswasta 2 2 2 4 4
62 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 5 4
63 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 4 4
64 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 4 5 4
65 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 5 4 4
p6 p7 p8 p9
2 4 4 4
5 5 5 5
2 4 4 4
2 4 4 4
4 5 5 5
2 4 4 4
5 4 4 4
5 4 5 4
5 5 4 5
2 4 4 4
5 5 4 5
2 4 4 4
5 5 5 5
5 2 2 2
5 5 5 5
5 5 4 4
4 5 4 5
4 5 4 5
5 5 4 5
5 4 4 4
5 2 2 2
4 4 4 4
5 3 3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
5 3 2 2
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
5 5 4 5
4 4 5 5
4 5 5 5
4 5 5 5
5 4 5 5
4 4 4 4
4 4 4 4
5 4 4 4
5 4 4 4
4 4 4 4
5 5 5 5
4 3 3 3
5 5 4 5
5 4 5 5
5 5 4 5
4 2 3 2
4 3 3 3
5 4 4 4
5 5 5 4
4 4 4 4
4 5 5 5
4 4 5 5
5 5 5 5
4 4 5 5
4 4 4 4
4 4 4 4
5 5 5 5
4 5 5 5
5 3 2 2
4 2 2 2
4 4 4 4
5 4 5 5
5 3 3 3
4 4 4 4
5 2 2 2
4 4 4 4
Responden Usia Pendidikan Pekerjaan p10 p11 p12 p13
1 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 2
2 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 5
3 remaja SMA/MA wiraswasta 4 4 4 2
4 remaja perguruan tinggi PNS 5 5 5 2
5 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 4
6 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 3
7 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 5
8 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 4
9 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 5
10 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 2
11 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 5
12 remaja SMA/MA wiraswasta 4 4 4 3
13 remaja perguruan tinggi PNS 5 5 4 5
14 remaja SMP/Mts wiraswasta 2 2 2 5
15 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 4
16 dewasa SMP/Mts wiraswasta 5 4 4 4
17 dewasa SMP/Mts wiraswasta 2 2 2 4
18 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
19 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
20 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 5
21 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 5 5
22 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
23 dewasa SMP/Mts wiraswasta 2 3 2 5
24 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
25 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
26 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 5 5 5
27 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
28 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
29 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
30 dewasa SMA/MA wiraswasta 3 2 2 5
31 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
32 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
33 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
34 dewasa SMA/MA wiraswasta 2 2 2 5
35 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
36 dewasa SMA/MA guru/ustad 4 4 4 4
37 dewasa SMA/MA guru/ustad 4 4 4 5
38 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
39 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
40 dewasa SMA/MA guru/ustad 5 4 4 4
41 dewasa SMA/MA guru/ustad 3 2 2 4
42 dewasa SMA/MA wiraswasta 5 5 5 5
43 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 5 5
44 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 5
45 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 5 4
46 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 4 4
47 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 5 5
48 dewasa perguruan tinggi PNS 4 5 5 4
49 dewasa perguruan tinggi PNS 4 5 5 4
50 dewasa perguruan tinggi PNS 4 4 4 4
51 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 2 2 3 4
52 dewasa SMP/Mts guru/ustad 5 4 4 5
53 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 4
54 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 4
55 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 4
56 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 4 5 4
57 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 5 5 4
58 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 5 5 5
59 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 4 5 4
60 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
61 dewasa SMP/Mts wiraswasta 2 2 2 4
62 dewasa SMP/Mts wiraswasta 5 4 4 4
63 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 4
64 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 5 4
65 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 5 4
p14 p15 p16 p17 p18
2 2 4 5 4
4 5 5 4 5
2 2 4 4 4
2 2 4 5 4
4 5 5 4 5
3 3 4 4 4
4 5 5 5 4
4 5 4 4 4
4 5 5 5 4
2 2 4 4 4
5 5 5 4 5
3 2 4 4 4
5 5 5 5 5
4 4 2 2 2
5 5 5 5 5
5 5 4 5 5
4 4 5 5 5
4 5 4 5 5
5 5 4 4 5
5 5 5 4 5
5 4 2 2 2
4 4 4 4 4
4 4 4 5 4
4 4 4 4 4
4 5 4 4 4
5 4 3 3 3
4 4 4 4 4
4 5 4 4 4
4 4 4 4 4
5 5 4 5 4
4 4 4 5 5
4 4 4 5 5
4 5 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 5 5
4 4 4 4 4
5 4 4 4 4
5 4 4 4 4
4 4 5 4 4
5 5 5 4 4
4 4 2 3 3
4 4 5 5 5
5 4 5 5 5
4 4 4 5 5
4 4 2 2 2
4 4 3 2 2
5 4 5 5 4
5 4 4 5 4
4 4 4 4 4
4 4 5 4 4
4 4 5 5 5
4 4 5 4 5
4 4 5 5 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 4 5 4
4 4 5 5 5
5 4 2 3 2
4 4 2 3 2
4 4 5 4 4
5 4 4 5 5
5 4 2 2 2
4 4 5 5 5
5 4 2 2 2
4 4 4 5 4
Responden Usia Pendidikan Pekerjaan p19 p20 p21 p22
1 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 2
2 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 5
3 remaja SMA/MA wiraswasta 4 4 4 2
4 remaja perguruan tinggi PNS 5 5 4 2
5 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 4
6 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 3
7 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 5
8 remaja perguruan tinggi PNS 5 5 4 4
9 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 4 5
10 remaja perguruan tinggi PNS 5 4 4 2
11 remaja perguruan tinggi PNS 5 5 4 5
12 remaja SMA/MA wiraswasta 4 4 4 2
13 remaja perguruan tinggi PNS 5 5 4 5
14 remaja SMP/Mts wiraswasta 2 3 2 5
15 remaja perguruan tinggi PNS 4 4 5 4
16 dewasa SMP/Mts wiraswasta 5 4 4 4
17 dewasa SMP/Mts wiraswasta 2 2 2 4
18 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
19 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 5
20 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 5
21 dewasa SMP/Mts wiraswasta 5 4 5 5
22 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
23 dewasa SMP/Mts wiraswasta 2 3 3 5
24 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
25 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
26 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 5 5 5
27 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
28 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
29 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
30 dewasa SMA/MA wiraswasta 2 2 2 5
31 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 5
32 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
33 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 5
34 dewasa SMA/MA wiraswasta 2 3 2 5
35 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
36 dewasa SMA/MA guru/ustad 4 4 4 4
37 dewasa SMA/MA guru/ustad 4 4 4 5
38 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 4
39 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 4 5
40 dewasa SMA/MA guru/ustad 5 4 4 4
41 dewasa SMA/MA guru/ustad 3 2 2 4
42 dewasa SMA/MA wiraswasta 5 5 5 5
43 dewasa SMA/MA wiraswasta 4 4 5 5
44 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 5
45 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 5 4
46 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 4 4
47 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 5 5
48 dewasa perguruan tinggi PNS 4 5 5 4
49 dewasa perguruan tinggi PNS 4 5 5 4
50 dewasa perguruan tinggi PNS 4 4 4 5
51 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 2 2 3 4
52 dewasa SMP/Mts guru/ustad 5 4 4 5
53 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 4
54 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 4
55 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 4 4
56 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 4 4 4
57 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 5 4 4
58 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 5 5 5
59 dewasa perguruan tinggi guru/ustad 4 4 5 4
60 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 4 4
61 dewasa SMP/Mts wiraswasta 2 2 2 4
62 dewasa SMP/Mts wiraswasta 5 4 4 5
63 dewasa SMP/Mts guru/ustad 4 4 5 4
64 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 5 5 5
65 dewasa SMP/Mts wiraswasta 4 4 5 4
p23 p24 p25 p26 p27
2 2 4 5 4
4 5 5 4 4
2 2 4 4 4
2 2 4 5 4
4 5 5 4 4
3 2 4 4 4
4 5 4 4 4
4 4 4 4 4
5 5 4 4 4
2 2 4 4 4
5 5 5 4 4
3 3 4 5 4
5 5 5 5 5
4 5 2 2 2
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 5 5 5
4 5 5 5 5
5 5 5 4 5
5 5 5 4 5
5 4 2 3 2
4 4 4 4 4
4 5 4 4 5
5 4 4 4 4
5 5 4 4 4
5 4 2 2 2
4 4 4 4 4
4 5 4 4 4
5 4 4 4 4
5 5 5 5 4
4 4 4 5 5
5 4 4 5 5
4 5 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 5 5
4 4 5 4 4
5 4 4 4 4
5 5 5 4 4
4 4 4 4 4
5 5 5 4 4
4 4 3 3 2
4 4 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 5 5
4 4 2 2 2
4 4 3 2 2
5 5 4 5 4
5 5 5 5 4
4 4 4 5 4
4 4 4 4 4
4 4 5 5 5
4 5 5 4 5
5 4 5 4 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 4 5 4
4 4 5 5 5
5 5 2 3 2
4 4 2 2 3
4 4 5 4 4
5 5 4 5 5
5 5 2 2 2
4 4 5 5 5
5 5 3 2 2
4 5 4 5 4
KH. KHOLILI RIDHOI, MA Jl. Peninggaran Timur I No. 79 RT. 001/09
Kebayoran Lama Utara – Jakarta 12240
HP : 0812 9810194 – 0878 80566677
Phone : (021) 729 2586
Pendidikan Formal :
- SD/MI Daarul Rahman Jakarta, Lulus Tahun 1986
- SLTP/MTs. Al Mas’udiyah Sampang, Lulus Tahun 1990
- SLTA/MA. Al Mas’udiyah Sampang, Lulus Tahun 1993
- Institut Islam Daarul Rahman (IID) Jakarta, 1994
- Universitas Islam Djakarta (UID) Lulus Tahun 1998
- Universitas Islam Djakarta (UID) Lulus Tahun 2012
Pendidikan Informal :
- Kursus & Pelatihan Manajemen Dakwah Kontemporer oleh Lembaga
Dakwah Nahdhatul Ulama (LDNU) P.B . NU Jakarta, Sertifikat Tahun
1994.
- Kursus Penterjemahan Bahasa Arab Fakultas Adab IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Sertifikat Tahun 1994.
- Pelatihan Dasar Kepemimpinan (Basic Training) HMI Cabang Jakarta di
Cipayung Bogor, terpilih menjadi Ketua Angkatan Al-Kaffah Tahun 1994.
- Latihan Lanjutan Kepemimpinan ((Intermediate Training) HMI Cabang
Jakarta di Poncol Islamic Centre Tahun 1997.
Pengalaman Organisasi :
- Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (HIMMAH
PBA) Fakultas Tarbiyah UID periode 1994-1995.
- Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam
Djakarta (UID) periode 1995-1997.
- Presidium Senat Mahasiswa Universitas Islam Djakarta (SMPT) periode
1997-1998
- Master of Training “PENABASMA” Fakultas Agama Islam Universitas
Islam Djakarta (UID) di Cisarua Bogor Tahun 1998.
- Sekretaris Komisariat Fakultas Tarbiyah HMI Cabang Jakarta Koorkom
UID periode 1996-1997.
- Direktur Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) HMI Cabang Jakarta
periode 1997-1998.
- Kelompok Kerja (POKJA) Forum Komunikasi Senat dan Mahasiswa
Jakarta (FKSMJ) periode 1997-1998
- Ketua Umum Forum Komunikasi & Informasi Mahasiswa dan Santri
Bunud Jaya (FORMASI BUDAYA) DKI Jakarta periode 1998-2000.
- Wakil Ketua Yayasan Mubarokatul Ummah, Jakarta.
- Sekretaris Eksekutif Ikatan Kerabat Santri dan Alumni Pondok Pesantren
Raudhatul Ulum Arrahmaniyah Pramian, Sampang (IQBAL RUA)
Pimpinan Daerah DKI Jakarta, periode 2000-2004
- Ketua Yayasan NIDZOMUL HAROMAIN Jakarta, Tahun 2008 –
sekarang.
- Ketua Yayasan Jawahirul Hidayah, Bangkalan , Tahun 2014 – sekarang
Pengalaman Kerja :
- Mengabdi di Ponpes Raudhatul Ulum Arrahmaniyah, Pramian Sreseh
Sampang Madura, Jawa Timur, Tahun 1991-1993
- Staf Pengajar Taman Pendidikan Al Quran Jakarta, Tahun 1991-1993
- Guru Bidang Studi Bahasa Arab di Madrasah Aliyah & Tsanawiyah
Pondok Pesantren Tapak Sunan Condet, Jakarta Timur, Tahun 1999.
- KBRI Khartoum Sebagai Sekretaris Pribadi Duta Besar LB & BP Republik
Indonesia untuk Republik Sudan Tahun 1999-2000
- Dosen di Universitas Islam Djakarta (UID) Tahun 2002-2005.
- Dosen Agama di LP3I Cabang Cileduk Tahun 2004-2007.
- Dosen Agama di LP3I Cabang Cipondoh Tahuin 2007-2009.
- Tour Leader / Pembimbing Jamaah Umroh Plus Turkey PT. Kemang
Nusantara (Kem Travel) Tahun 2012 – sekarang
- Pembimbing Jamaah Umroh dan Haji SAMAWA Tour & Travel Jakarta