Upload
dinhphuc
View
253
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Hukum BPH Migas
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur
Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4253);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir
Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4436)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Republik lndonesia Nomor 4996);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan
Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan
Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4596);
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2002 tanggal 30
Desember 2002 tentang Pembentukan Badan Pengatur Penyediaan dan
Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas
Bumi Melalui Pipa;
6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya mineral Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat
pada Badan Pengatur Penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan
Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa.
2 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 56/PMK.02/2007 tanggal 5 Juni 2007
tentang Penggunaan Iuran untuk Pembiayaan Pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Badan Pengatur;
8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1196/KMK.02/2015
tanggal 27 November 2015 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Iuran Badan Usaha
Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas
Bumi Melalui Pipa pada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
1.2. Gambaran Umum Kegiatan Hilir Migas
Sektor energi dan sumber daya mineral memiliki peranan yang sangat penting
dalam pembangunan nasional terutama peranan minyak dan Gas Bumi. Kebutuhan
minyak dan Gas Bumi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dikarenakan
peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan industrialisasi. Pada era perekonomian
yang relatif terbuka seperti saat ini, kondisi global turut berdampak terhadap
perkembangan nasional khususnya dalam bidang ekonomi. Beberapa
perkembangan lingkungan global yang telah mempengaruhi kondisi nasional, antara
lain: pergerakan harga minyak dunia, komoditi pangan dan tambang serta
pergerakan nilai tukar rupiah. Terkait pengelolaan subsektor minyak dan Gas Bumi,
pergerakan harga minyak dunia sangat dominan mempengaruhi kondisi nasional.
Reformasi regulasi di bidang minyak dan Gas Bumi baik di bidang hulu
maupun hilir migas, dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 22 tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi, di bidang hilir migas regulasi ini mengatur mengenai
kegiatan usaha yang bertumpu pada kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan
dan/atau niaga. Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-
bagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau
Gas Bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Pengangkutan adalah
kegiatan pemindahan minyak bumi, Gas Bumi dan/atau hasil olahannya dari wilayah
kerja atau dari tempat penampungan dan pengolahan termasuk pengangkutan Gas
Bumi melalui pipa transmisi dan distribusi. Penyimpanan adalah kegiatan
3 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
penerimaan, pengumpulan, penampungan dan pengeluaran minyak bumi dan/atau
Gas Bumi. Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor minyak bumi
dan/atau hasil olahannya termasuk niaga Gas Bumi melalui pipa.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan ketersediaan dan
pendistribusian BBM serta pengangkutan Gas Bumi melalui pipa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 22 tahun 2001, bahwa pemerintah
memberikan prioritas terhadap pemanfaatan Gas Bumi untuk kebutuhan dalam
negeri dan bertugas menyediakan strategis minyak bumi guna mendukung
penyediaan BBM dalam negeri yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
pemerintah, pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran
pendistribusian BBM yang merupakan komoditas vital dan mengusai hajat hidup
orang banyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Kegiatan
pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yang menyangkut kepentingan umum,
pengusahaannya diatur agar pemanfaatannya terbuka bagi semua pemakai.
Badan Pengatur Hilir Migas yang selanjutnya disebut BPH Migas terdiri atas
Komite dan bidang, yang dimaksud bidang adalah Direktorat BBM, Direktorat Gas
Bumi dan Sekretariat, secara sinergi telah melakukan kegiatan pengaturan dan
pengawasan yang berupa penyiapan perangkat aturan pelaksanaan yang berupa
pedoman, juklak/ juknis, perencanaan supply–demand BBM, monitoring serta
evaluasi atas kegiatan yang dilakukan oleh Badan Usaha, pembangunan sistem
penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa,
verifikasi volume penjualan Bahan Bakar Minyak bersubsidi, sosialisasi tentang
pendistribusian jenis Bahan Bakar Minyak tertentu dengan kartu kendali pada daerah
tertentu dan rapat koordinasi dengan instansi terkait.
Disamping itu BPH Migas melakukan kerjasama dengan TNI Angkatan Laut
untuk melakukan pengawasan, penindakan atas dugaan adanya penyalahgunaan
BBM bersubsidi di laut, sedangkan kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia
(POLRI) untuk melakukan penindakan atas dugaan adanya penyalahgunaan BBM
bersubsidi melalui pengiriman saksi ahli sebagai pelaksanaan penegakan hukum
sesuai ketentuan Pasal 50 jo Pasal 55 Undang-undang Nomor 22 tahun 2001.
4 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
1.3. Fungsi dan Tugas BPH Migas
Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Undang Undang
Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang
fungsi dan tugas Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar
Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (BPH Migas),
adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan
dan pendistribusianBahan Bakar Minyak dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa,
dalam suatu pengaturan agar ketersediaan dan distribusi BBM yang ditetapkan
Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri.
Sesuai dengan Pasal 46 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 BPH Migas
mempunyai tugas sebagai berikut :
- Ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak;
- Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional;
- Pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan Bahan Bakar Minyak;
- Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa;
- Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil;
- Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi.
Dari tugas sebagaimana tersebut diatas wewenang yang dimiliki oleh BPH
Migas dalam keputusannya yang meliputi :
a. Menetapkan kewajiban Badan Usaha yang akan atau telah melakukan
penyediaan dan distribusi BBM di Indonesia untuk melakukan operasi di daerah
yang mekanisme pasarnya belum berjalan dan daerah terpencil;
b. Menetapkan volume alokasi cadangan BBM dari masing-masing Badan Usaha
sesuai dengan Izin usaha untuk memenuhi cadangan nasional BBM yang
ditetapkan pemerintah;
c. Menetapkan pemanfaatan bersama atas fasilitas pengangkutan dan
penyimpanan BBM serta fasilitas penunjangnnya milik Badan Usaha dalam
5 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
kondisi yang sangat diperlukan dan/atau untuk menunjang optimasi distribusi di
daerah terpencil;
d. Menetapkan tarif pengangkutan Gas Bumi melaui pipa sesuai dengan prinsip
tekno-ekonomi;
e. Menetapkan harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil dengan
mempertimbangkan kemampuan dan daya beli masyarakat;
f. Menetapkan dan memberlakukan Sistem Informasi pengusahaan dan akun
pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan
Gas Bumi melalui pipa;
g. Menyelesaikan perselisihan yang timbul terhadap pemegang hak khusus
pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa;
h. Mengusulkan kepada Menteri Keuangan mengenai besaran iuran Badan Usaha
yang mempunyai kegaiatan usaha di bidang penyediaan dan distribusi BBM
serta pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan menetapkan biaya hak khusus
pengangkutan Gas Bumi melalui pipa;
i. Memberikan hak khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada ruas
tertentu dari transmisi Gas Bumi dan pada wilayah tertentu dari jaringan distribusi
Gas Bumi melalui lelang berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan
Distribusi Gas Bumi Nasional.
1.4. Struktur Organisasi BPH Migas
Struktur Organisasi BPH Migas mengacu Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan
Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa.
BPH Migas mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari :
A. Komite, terdiri dari 9 anggota dan 1 anggota merangkap sebagai Ketua
Komite/Kepala BPH Migas.
6 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Berdasarkan Kepres Nomor 78/P Tahun 2011 disebutkan bahwa masa
jabatan keanggotaan Komite BPH Migas adalah dari tahun 2011 – 2015 dan
masa jabatan tersebut diperpanjang berdasarkan Kepres Nomor 146/P Tahun
2016 tanggal 29 Desember 2016. Setelah proses rekrutmen, Komite baru
disahkan berdasarkan Kepres Nomor 66/P Tahun 2017 tanggal 24 Mei 2017.
Gambar 1.
B. Sekretariat BPH Migas, terdiri dari :
- Bagian Perencanaan dan Keuangan;
- Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat;
- Bagian Umum dan Kepegawaian;
masing-masingBagian membawahi 3 Sub Bagian;
- Kelompok Jabatan Fungsional.
Sekretariat BPH Migas mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan
administrasi kepada BPH Migas, serta koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,
dan pelayanan administrasi di lingkungan Sekretariat BPH Migas dan Direktorat.
Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat BPH Migas menyelenggarakan
fungsi:
a. Pemberian dukungan administrasi kepada BPH Migas;
b. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Sekretariat BPH Migas dan Direktorat;
7 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
c. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan,
akuntabilitas, dan evaluasi kinerja;
d. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, iuran Badan Usaha, barang milik
Negara, dan urusan akuntansi;
e. Koordinasidan penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian
pertimbangan dan bantuan hukum, pengelolaan informasi dan dokumentasi
hukum, serta urusan hubungan masyarakat; dan
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, kearsipan,
keprotokolan, kepegawaian, organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan
data dan informasi.
Gambar 2.
C. Direktorat Bahan Bakar Minyak, terdiri dari :
- Subdirektorat Pengaturan Bahan Bakar Minyak;
- Subdirektorat Pengawasan Bahan Bakar Minyak;
- Subdirektorat Pemantauan Cadangan dan Pengelolaan Informasi Bahan
Bakar Minyak;
Masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) seksi;
- Kelompok Jabatan Fungsional.
8 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Direktorat Bahan Bakar Minyak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
pengaturan ketersediaan dan distribusi, dan pemantauan cadangan Bahan Bakar
Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah, serta pengelolaan informasi dan
pengawasan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Direktorat Bahan Bakar Minyak menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan pengaturan dan pedoman ketersediaan dan distribusi
Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah;
b. Pelaksanaan pengawasan, pemberian pertimbangan dan rekomendasi hasil
pengawasan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar
Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah;
c. Pelaksanaan pemantauan cadangan Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan
oleh Pemerintah; dan
d. Pengelolaan data dan informasi, registrasi Badan Usaha, serta penyelesaian
perselisihan kegiatan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Gambar3.
D. Direktorat Gas Bumi, terdiri dari :
- Subdirektorat Pengaturan pemanfaatan fasilitas pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa;
9 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
- Subdirektorat pengaturan akun, tariff dan harga Gas Bumi melalui pipa;
- Subdirektorat pengawasan dan pengelolaan informasi Gas Bumi melalui
pipa;
Masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2(dua) seksi;
- Kelompok Jabatan Fungsional.
Direktorat Gas Bumi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengaturan
hak khusus, pemanfaatan fasilitas pengangkutan, akun pengaturan, tariff, dan harga,
serta pengawasan dan pengelolaan informasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang memiliki jaringan distribusi.
Direktorat Gas Bumi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan pengaturan hak khusus dan pemanfaatan fasilitas
pengangkutan pada kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga
Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi;
b. Penyiapan perumusan akun pengaturan dan tariff pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa, dan pengaturan harga Gas Bumi melalui pipa untuk Rumah Tangga
dan Pelanggan Kecil;
c. Pelaksanaan pengawasan kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan
niaga Gas Bumi yang yang memiliki fasilitas jaringan distribusi; dan
d. Pengelolaan informasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga
Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi.
10 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar4.
1.5. Sumber Daya BPH Migas
Sumber daya BPH Migas terdiri dari 9 orang anggota Komite, salah satu
anggota komite merangkap Ketua Komite sekaligus sebagai Kepala BPH Migas serta
dibantu oleh tenaga operasional sebanyak 190 PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang
dipekerjakan dan PTT (Pegawai Tidak Tetap) sebanyak 144.
Kekuatan PNS yang dipekerjakan tersebar di masing-masing unit kerja di lingkungan
BPH Migas adalah sebagai berikut :
a. Unit Kerja Sekretariat berjumlah 69 orang;
b. Unit Kerja Direktorat BBM berjumlah 68 orang;
c. Unit Kerja Direktorat Gas Bumi berjumlah 53 orang.
11 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
SMPSLTA/D1/
D3S1/D4 S2 S3 Jumlah
Komite - - 1 5 3 9
Sekretariat - 13 44 12 - 69
Direktorat BBM - 6 48 14 - 68
Direktorat Gas Bumi 1 5 36 11 - 53
-
10
20
30
40
50
60
70
80
Gambar 5. Status Kepegawaian BPH Migas Per 31 Desember 2017
1.6. Peran BPH Migas Sebagai Regulator
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai pembuat kebijakan
pada bidang Hulu – Hilir Migas dan Direktorat Jenderal Migas sebagai perangkat
dibawahnya yang melaksanakan regulasi dibidang Hulu Migas dan sebagian Hilir
Migas yaitu untuk Bahan Bakar Lain (BBL) dan Gas Bumi Non pipa.
Sedangkan regulator di bidang Hilir Migas yang bertugas mengawasi
pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan
Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dilakukan oleh Badan Pengatur Hilir Migas
(BPH Migas).
Sebagai regulator di bidang Hilir Migas, BPH Migas berperan sebagai:
• Regulatory Body, membuat aturan main yang sehat, wajar dan transparan.
• Supervisory Body, mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha hilir migas.
• DisputeResolution Body, menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam kegiatan
hilir migas.
12 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
BAB II
RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Rencana Strategis dalam sistem akuntabilitas kinerja BPH Migas merupakan
tahapan awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan
strategis lokal, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rencana strategis memuat visi,
misi, tujuan, dan sasaran strategis.
2.1.1. Visi
Terwujudnya penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan meningkatnya
pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri melalui persaingan usaha yang wajar, sehat
dan transparan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.1.2. Misi
Melakukan pengaturan dan pengawasan secara independenatas pelaksanaan
kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian BBM dan peningkatan pemanfaatan
Gas Bumi di dalam negeri.
2.1.3. Tujuan
1) Mewujudkan organisasi BPH Migas yang handal, kredibel, dan kuat dalam
melakukan pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian
BBM dan mengoptimalkan sistem pengaturan dan pengawasan kegiatan
usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa dalam rangka meningkatkan
pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
2) Mewujudkan BPH Migas yang good governance dan terwujudnya citra BPH
Migas yang baik ditingkat nasional dan internasional.
13 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
2.1.4. Sasaran
1) Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan
Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI;
2) Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa (Terwujudnya bisnis hilir gas bumi yang efisien kompetitif,
transparan dan sehat;Peningkatan pengembangan infrastruktur gas
bumi;Peningkatan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri);
3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas.
2.2. Perjanjian Kinerja
2.2.1. Perjanjian Kinerja Eselon I
Sasaran Strategis Uraian Satuan Output
Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI
Prosentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu Yang Ditugaskan Kepada Badan Usaha
Prosentase 100
Prosentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi Dalam Rangka Menuju Pasar Terbuka Yang Diatur
Prosentase 4
Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing-masing Badan Usaha
Hari 21
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
Kilometer 12.597
Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
MSCF 1.863.972.311
Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas
Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas Kepada Badan Usaha Pembayar Iuran
Nilai Mutu Layanan
Puas
14 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
2.2.2. Perjanjian Kinerja Eselon II
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI
Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3 Layanan
Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM)
6 Layanan
Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
11 Layanan
Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3 Layanan
Layanan Internal (Overhead) 12 Layanan
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
2 SK
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
1 SK
Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
1 Tarif
Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
2 Harga Gas
Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
1 Laporan
Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi
12 Bulan Layanan
Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas
Iuran Badan Usaha 900 Miliar
Layanan Perencanaan 2 Laporan
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 12 Bulan Layanan
Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan
Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan
15 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
2.3. Rencana Kinerja TahunanBPH Migas Tahun 2017
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPH Migas Tahun 2017
Sasaran
Strategis
(Outcome)
Indikator Kinerja Target
Alokasi
Anggaran*
(Miliar
Rupiah)
Alokasi
Anggaran**
(Miliar
Rupiah)
Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI
Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3 Layanan 1,68 1,68
Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM)
6 Layanan 31,10 31,10
Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
11 Layanan 17,64 24,60
Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3 Layanan 3,64 3,64
Layanan Internal (Overhead)
12 Layanan 1,91 1,91
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Pengaturan,
Penetapan dan
Pengawasan Hak
Khusus
Pengangkutan dan
Niaga Gas Bumi
Melalui Pipa
2 SK 3,16 3,67
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
1 SK 1,53 5,34
Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan
1 Tarif 2,01 2,01
16 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Sasaran
Strategis
(Outcome)
Indikator Kinerja Target
Alokasi
Anggaran*
(Miliar
Rupiah)
Alokasi
Anggaran**
(Miliar
Rupiah)
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
2 Harga Gas 1,95 1,95
Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
1 Laporan 5,29 5,29
Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi
12 Bulan Layanan
1,83 1,83
Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas
Iuran Badan Usaha 900 Miliar 8,63 8,30
Layanan Perencanaan
2 Laporan 0,08 0,08
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
12 Bulan Layanan
31,18 31,40
Layanan Internal (Overhead)
1 Layanan 7,5 10,15
Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan
69,74 69,93
*) Berdasarkan petikan Dipa BPH Migas Nomor SP DIPA-020.14.1.986960/2017
DIPA Awal tanggal 7 Desember 2016 (Belum termasuk Output Cadangan
sebesar Rp14.327.587.000)
**) Berdasarkan petikan Dipa BPH Migas Nomor SP DIPA-020.14.2.986960/2017
Revisi ke 02 tanggal 5 September 017(Belum termasuk Output
Cadangansebesar Rp4.025.247.000)
17 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas) tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target
kinerja dengan realisasi kinerja masing-masing indikator kinerja sasaran.
Sesuai dengan Rencana Kinerja BPH Migas tahun 2017 terdapat 1 program
dan 3 kegiatan serta 3 Sasaran Strategis (Outcome). Secara ringkas sebagaian
besar Sasaran Strategis (Outcome) yang telah ditargetkan dapat dicapai,
namun demikian masih terdapat sebagian kecil Sasaran Strategis (Outcome)
yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2017 ini. Terhadap sasaran maupun
target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, BPH Migas
telah melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan dimasa
mendatang.
Pada dasarnya proses monitoring, pengukuran dan evaluasi kinerja
dilakukan langsung oleh masing-masing unit kerja utama yang bertanggung
jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan. Selanjutnya informasi
kinerja dari unit-unit kerja tersebut disampaikan kepada Sekretariat BPH Migas
untuk dievaluasi lebih lanjut sebelum diteruskan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Sekretariat BPH Migas menghimpun data dan informasi kinerja dari
Direktorat BBM dan Direktorat Gas Bumi yang merupakan satu kesatuan
sebagai bahan utama untuk penyusunan Laporan Kinerja BPH Migas. Melalui
proses ini diharapkan adanya upaya-upaya perbaikan kinerja masing-masing
unit Eselon II di lingkungan BPH Migas, sehingga target kinerja dapat tercapai
sebagaimana yang diharapkan. Setiap akhir tahun anggaran BPH Migas
melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja yang ditandatangani Kepala BPH Migas dan
Menteri Enegi dan Sumber Daya Mineral.
18 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 2. Pengukuran Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Unit Organisasi : Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
Tahun Anggaran : 2017
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALI-SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
Pengaturan
dan penetapan
serta
terlaksananya
pengawasan
penyediaan
dan
pendistribusia
n BBM di
seluruh
wilayah NKRI
Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3 Layanan
2 Layanan
66,66
Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
1.684,44 734,93 43,63
Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM)
6 Layanan
6 Layanan
100 31.091,27 11.876,26 38,20
Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
11 Layanan
11 Layanan
100 24.601,84 21.580,95 87,72
Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3 Layanan
3 Layanan
100
3.636,33
2.686,93 73,89
Layanan Internal (Overhead)
12 Layanan
12 Layanan
100
1.911,24
1.842,59 96,41
Pengaturan,
Penetapan
dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
Pengaturan,
Penetapan dan
Pengawasan
Hak Khusus
Pengangkutan
dan Niaga Gas
Bumi Melalui
Pipa
2 SK 18 SK 900 3.671,10 3.326,77 90,62
19 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALI-SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaturan,
Penetapan
dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
1 SK 0 SK 0 5.340,76 3.501,89 65,57
Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
1 Tarif 3 Tarif 300
Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
2.009,64 1.761,06 87,63
Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
2 Harga Gas
4 Harga Gas
200 1.948,23 1.796,98 92,24
Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
1 Laporan
1 Laporan
100 5.291,07 5.043,81 95,33
Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi
12 Bulan Layanan
12 Bulan Layanan
100 1.834,48 900,65 49,10
Dukungan
manajemen
dan dukungan
pelaksanaan
tugas teknis
BPH Migas
Iuran Badan Usaha
900 Miliar
1.157 Miliar
128 8.299,69 7.672,28 92,44
Layanan Perencanaan
2 Laporan
2 Laporan
100 76,97 28,30 36,78
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
12 Bulan Layanan
12 Bulan Layanan
100 31.404,37 23.619,69 75,21
Layanan Internal (Overhead)
1 Layanan
1 Layanan
100 10.147,19 8.332,61 82,12
Layanan Perkantoran
12 Bulan Layanan
12 Bulan Layanan
100 69.926,36 60.849,15 87,02
20 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Jumlah Anggaran Tahun 2017 : Rp206,9Miliar
Realisasi Pagu Anggaran Tahun 2017 : Rp155,55Miliar
3.2. Evaluasi Indikator Kinerja
BPH Migas secara keseluruhan terdapat 1 program dan 3 kegiatan serta 3
Sasaran Strategis (Outcome), beserta rangkaian Indikator Kinerja. Untuk
mendapatkan manfaat dari proses pengukuran dan evaluasi kinerja maka
terhadap ketepatan Indikator Kinerja telah dilakukan evaluasi sebagaimana
dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang menunjukkan bahwa :
A. IKU telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik;
B. IKU telah cukup untuk mengukur kinerja;
C. Indikator kinerja yang digunakan (untuk mengukur pencapaian sasaran)
relevan dengan sasarannya.
Tabel 3. Pengukuran Pencapaian Sasaran
SASARAN
STRATEGIS
(OUTCOME)
INDIKATOR KINERJA
KRITERIA
RELE-
VAN
MEASUR-
ABLE
ORIEN-
TASI
HASIL
Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI
Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
√ √ √
Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM)
√ √ √
Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
√ √ √
Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
√ √ √
Layanan Internal (Overhead) √ √ √
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Pengaturan, Penetapan dan
Pengawasan Hak Khusus
Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi
Melalui Pipa
√ √ √
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
√ √ √
21 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
SASARAN
STRATEGIS
(OUTCOME)
INDIKATOR KINERJA
KRITERIA
RELE-
VAN
MEASUR-
ABLE
ORIEN-
TASI
HASIL
Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
√ √ √
Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
√ √ √
Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
√ √ √
Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi
√ √ √
Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas
Iuran Badan Usaha √ √ √
Perencanaan √ √ √
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
√ √ √
Internal (Overhead) √ √ √
Layanan Perkantoran √ √ √
3.3. Hasil Pengukuran Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja
Hasil pengukuran kinerja Direktorat BBM sangat berkaitan dengan fungsi BPH
Migas yaitu melakukan pengaturan dan pengawasan penyediaan dan
pendistribusian BBM, yaitu :
a. Pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan penyediaan dan
pendistribusian BBM penerbangan di Bandar Udara (Aviasi);
b. Pedoman penetapan wilayah distribusi niaga Jenis BBM Tertentu;
c. Penugasan Badan Usaha untuk penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM
Tertentu;
d. Kewajiban pendaftaran bagi Badan usaha yang melaksanakan kegiatan
usaha bahan bakar minyak;
e. Pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM;
f. Pedoman pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan dan penyimpanan
BBM serta fasilitas penunjangnya milik Badan Usaha.
22 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Dalam melakukan pengukuran kinerja Direktorat BBM, antara lain :
A. Pengaturan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM, meliputi :
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor No.
08/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 sebagaimana telah
diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas
Bumi Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
09/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian
Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT
Pertamina (Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 36/P3JBT/BPH
MIGAS/KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
10/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian
Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT
AKR Corporindo Tbk Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 37/P3JBT/BPH
MIGAS/KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
07/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2017
sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir
Minyak Dan Gas Bumi Nomor 43/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
02/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia
(Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 44/P3JBT/BPH
MIGAS /KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
01/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT ASDP Indonesia Ferry
23 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
(Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 42/P3JBT/BPH
MIGAS /KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
21/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Tol Laut Non PT Pelayaran
Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
22/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Perintis Non PT Pelayaran
Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan
Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor
45/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
23/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Penumpang Non PT
Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah
dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi
Nomor 46/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
24/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Pelayaran Rakyat Tahun
2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan
Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 47/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
- Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
25/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Angkutan Sungai Danau
Dan Penyeberangan Non PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tahun 2017
sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir
Minyak Dan Gas Bumi Nomor 48/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
24 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
B. Pelaksanaan Pengawasan oleh BPH Migas, meliputi :
- Pengawasan terhadap progress implementasi BBM Satu Harga;
- Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian JBT dan JBKP yang
dilaksanakan oleh Badan Usaha yang mendapat penugasan;
- Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Non PSO;
- Pengawasan supply-demand di rantai pasok BBM;
- Pengawasan supply-demand BBM pada hari besar;
- Pengawasan Terhadap Harga Jual Eceran BBM sesuai dengan Perpres Nomor
191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran
BBM;
- Monitoring dan inventarisasi wilayah penyediaan dan pendistribusian jenis BBM
minyak tanah terkait dengan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke
LPG 3 kg.
C. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah Terkait, meliputi :
- Pengawasan penyalahgunaan pendistribusian BBM;
- Pengawasan, penyelidikan, dan keterangan ahli terhadap tindak pidana
penyalahgunaan BBM;
- Pengawasan alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang digunakan
dalam penyediaan dan pendistribusian BBM
D. Pemantauan Cadangan dan Pengelolaan Informasi, meliputi:
- Penerbitan Nomor Registrasi Usaha (NRU) kepada 67 Badan Usaha;
- Publikasi Data BBM Melalui Website BPH Migas;
- Memberikan masukan atau tanggapan atas Draft Peraturan Menteri ESDM
terkait Cadangan Operasional Badan Usaha;
- Monitoring fasilitas penyimpanan Badan Usaha.
Direktorat Gas Bumi mempunyai program strategis yaitu melaksanakan
pengaturan, penetapan dan pengawasan terhadap kegiatan pengangkutan Gas
Bumi melalui pipa dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur
jaringan pipa Gas Bumi dan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri.
Dalam Penetapan Kinerja Direktorat Gas Bumi Tahun 2017 terdapat 1 (satu)
Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Proses monitoring, pengukuran dan evaluasi
kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing Subdirektorat di lingkungan
25 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Direktorat Gas Bumi BPH Migasyang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran
dan program/kegiatan
Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan
iuran dari Badan Usaha, iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Pada tahun anggaran 2017 penerimaan iuran dari Badan Usaha mengalami
kenaikan dengan nilai yang sangat baik mencapai 128% dari target yang
direncanakan. Rencana penerimaan iuran padatahun 2017 ditetapkan sebesar
Rp900Miliar dan realisasi penerimaan iuran tahun 2017 sebesar Rp1.157Miliar.Hal
ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah Badan Usaha yang melaksanakan
kegiatan usaha hilir migas dan telah membayar iuran pada tahun 2017 serta hasil
rekonsiliasi final tahun sebelumnya yang dibayar oleh Badan Usaha.
Penjelasan mengenai pengukuran kinerja masing-masing Direktorat dan
Sekretariat yang ada di BPH Migas dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1 Direktorat Bahan Bakar Minyak
Pencapaian kinerja Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas tahun 2017
dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja
masing-masing indikator kinerja. Sesuai dengan Rencana Kinerja Direktorat Bahan
Bakar Minyak BPH Migas tahun 2017 terdapat 1 (satu) program dan 1 (satu)
kegiatan serta 1 (satu) sasaran strategis. Secara umum sasaran strategis yang
dijabarkan dalam indikator kinerja dapat dicapai, namun demikian masih terdapat
beberapa hal yang perlu disempurnakan dari pencapaian target sasaran strategis ini.
Terhadap sasaran strategisdalam indikator kinerja yang perlu disempurnakan,
Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas akan melakukan evaluasi agar terdapat
perbaikan program di tahun berikutnya.
Pada dasarnya proses monitoring dan evaluasi kinerja dilakukan langsung
oleh masing-masing Subdirektorat di lingkungan Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH
Migas yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan.
Melalui proses ini diharapkan adanya upaya-upaya perbaikan kinerja masing-masing
Subdirektorat di lingkunganDirektoratBahan Bakar Minyak BPH Migas, sehingga
target kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.
26 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
1. Layanan Pengaturan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
Realisasi anggaran sebesar 43,63% dikarenakan pada indikator kinerja
Layanan Pengaturan atas penyediaan dan pendistribusian BBM terdapat kegiatan
Jasa Konsultansi yaitu Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang
Penyediaan dan Pendistribusian BBM, karena kegiatan telah diusulkan P2K namun
tidak dilaksanakan. Selain itu, kegiatan Melakukan Koordinasi Penyiapan
Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional yang
mengalami realisasi cukup rendah dimana belum diaturnya kebijakan Cadangan
BBM Nasional oleh Pemerintah (Menteri ESDM) sesuai ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 tahun 2004 tentang kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas
Bumi.
Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat terlihat bahwa realisasi laporan
kegiatan untuk Layanan Pengaturan atas penyediaan dan pendistribusian BBM
belum memenuhi target dan mencapai 66,66%. Pencapaian ini didukung dengan
kinerja pelaksanaan kegiatan :
a. Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan dan
Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM;
b. Melakukan Koordinasi Penyiapan Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan
Cadangan BBM Nasional;
c. Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan
Pendistribusian BBM, kegiatan ini tidak dapat terlaksana.
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALISAS
I % PROGRAM
ANGGARAN (Rp)
PAGU REALI
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
Pengaturan dan
Penetapan serta
Terlaksananya
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM di Seluruh
Wilayah NKRI
Layanan
Pengaturan
atas
Penyediaan
dan
pendistribusi
an BBM
3
Layanan
2
Layanan
66,66 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan
dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
1.684,44 734,93 43,63
27 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Untuk kegiatan Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan
dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM maka telah dilakukan
penyusunan Laporan kegiatan dan evaluasi Peraturan/ Juklak/ Juknis/ SOP Bidang
Penyediaan dan Pendistribusian BBM pada tahun 2017 dengan ringkasan keluaran
sebagai berikut :
1. Penyusunan Perubahan Peraturan BPH Migas No. 5 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penerbitan Surat Rekomendasi dari SKPD Untuk Pembelian BBM
Jenis Tertentu. Perubahan yang dilakukan terkait dengan perubahan
pemberlakuan jenis BBM yang memerlukan rekomendasi SKPD serta
pelimpahan wewenang penerbitan rekomendasi tersebut dari pemerintah
kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud UU RI
No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
2. Penyusunan rancangan perubahan Peraturan BPH Migas No. 6 Tahun 2015
Tentang Penyaluran Jenis BBM tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan
di Wilayah Yang Belum Terdapat Penyalur (Sub Penyalur) dan Penyusunan
SOP pelaksanaannya.
3. Penerbitan Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 30/P3JBT/BPH
MIGAS/KOM/2017 tentang Perubahan Surat Keputusan Kepala BPH Migas
Nomor 23//P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penugasan Badan Usaha
untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu tahun 2017 dan Keputusan Kepala BPH Migas Nomor
31/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Perubahan Surat Keputusan
Kepala BPH Migas Nomor 22//P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang
Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan tahun 2017,
untuk menindaklanjuti ketentuan pasal ayat (2) Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 36 tahun 2016 maka melalui Perubahan
keputusan Kepala BPH Migas tersebut maka telah dilakukan penugasan
Badan Usaha pelaksana penugasan untuk melakukan penyediaan dan
pendistribusian BBM pada Lokasi Tertentu melalui pembangunan penyalur
baru dalam rangka percepatan penerapan BBM Satu Harga. Penugasan ini
diberikan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk yang
28 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
sebelumnya telah melaksanakan penugasan penyediaan dan pendistribusian
Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan tahun 2017.
Selain melakukan penyusunan Peraturan/ Juklak/ Juknis/SOP Bidang
Penyediaan dan Pendistribusian BBM, pada tahun 2017 telah dilakukan pula
kegiatan Supervisi Implementasi Penerapan Peraturan BPH Migas Nomor 6 tahun
2015 terkait dengan pendistribusian Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus
Penugasan pada daerah yang belum terdapat penyalur. Kegiatan tersebut
didasarkan pada Undang Undang 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Pasal 46 ayat (2), Fungsi Badan Pengatur melakukan pengaturan agar ketersediaan
dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi yang ditetapkan Pemerintah dapat
terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan
pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk menanggulangi permasalahan
tersebut BPH Migas telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas Nomor 06 Tahun
2015 tentang Penyaluran Jenis BBM Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus
Penugasan pada Daerah yang belum Terdapat Penyalur (sub penyalur). Latar
belakang penyusunan peraturan ini berawal dari tersebarnya masyarakat di daerah
terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan sedangkan jarak dengan titik serah
berupa Penyalur yang jumlahnya terbatas dan sebagian besar berada di kota-kota
besar (skala keekonomian) dan jaraknya cukup jauh menjangkau masyarakat yang
bermukim di daerah pedalaman/pelosok yang juga memerlukan BBM untuk
melakukan kegiatannya sehari-hari. Sehingga diperlukan unit/entitas yang
menjembatani distribusi BBM dari Penyalur ke masyarakat di pedalaman tersebut.
Ditengah kondisi tersebut, kegiatan penyaluran BBM terutama Jenis BBM Tertentu
(JBT) telah dilakukan oleh sebagian masyarakat yang melakukan kegiatan jual-beli
BBM sedangkan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan. Sub penyalur merupakan perwakilan konsumen pengguna yang mewakili
kelompok konsumen pengguna mengambil BBM di penyalur dengan system titip beli,
sehingga ada tambahan ongkos angkut yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
sehingga dapat membuat harga BBM menjadi terjangkau.
Pada tahun 2016, BPH Migas telah melakukan uji coba implementasi sub
penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan sebagai daerah
percontohan sub penyalur. Saat ini telah terbangun Sub Penyalur di Kabupaten
Kepulauan Selayar yang memenuhi baik syarat teknis maupun syarat safety. Sub
29 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Penyalur yang menjadi percontohan ini telah diresmikan pada tanggal 24 Agustus
2016 dan dapat menjadi contoh Kabupaten/Kota yang ada di seluruh wilayah NKRI
apabila ingin melakukan penunjukan sub penyalur (perwakilan konsumen) di
daerahnya.
Dengan terbangunnya sub penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar, maka
banyak Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengetahui hal tersebut selanjutnya
menginginkan agar di daerahnya terbangun sub penyalur dengan alasan masih sulit
dan mahalnya BBM di wilayah Kabupaten/Kota tersebut. Oleh karena itu pada
tanggal 3 sd 4 November 2016 BPH Migas mengundang Pemerintah
Kabupaten/Kota di 15 Provinsi dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai
sub penyalur agar penunjukan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tidak
menyimpang dari Peraturan yang berlaku.
Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dan menekan harga BBM
di wilayah transmigrasi untuk konsumen pengguna usaha pertanian dan usaha
perikanan, maka BPH Migas bekerjasama dengan Kementerian Transmigrasi,
Kementerian Pertanian dan Kementerian Perikanan melalui implementasi sub
penyalur di wilayah transmigrasi pada tahun 2017. Pada tahap pertama, wilayah
transmigrasi yang akan menjadi percontohan adalah wilayah transmigrasi di
Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat dan wilayah transmigrasi di
Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Dengan adanya implementasi sub
penyalur di wilayah transmigrasi diharapkan dapat menjamin ketersediaan BBM di
wilayah transmigrasi dengan harga yang wajar sehingga mendorong perekonomian
di wilayah tersebut.
Pada tahun 2017, telah dilakukan supervisi kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota terhadap implementasi sub penyalur di 16 (enam belas) provinsi
dari target 15 (lima belas) provinsi, yang terdiri dari provinsi Sumatera Utara,
Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat,
Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat.
Selain itu dalam rangka penyebarluasan informasi dan pengetahuan terkait
dengan sub penyalur kepada masyarakat, maka pada tahun 2017 telah dilakukan
sosialisasi terkait implementasi sub penyalur di 13 (tiga belas) lokasi yaitu di rincian
30 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Samarinda (Kalimantan Timur), Manado (Sulawesi Utara), Makassar (Sulawesi
Selatan), Soppeng (Sulawesi Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan), Pangkal
Pinang (Kep. Bangka Belitung), Singkawang (Kalimantan Barat), Biak (Papua),
Balikpapan (Kalimantan Timur), Jeneponto (Sulawesi Selatan), Tarakan (Kalimantan
Utara), Rote (Nusa Tenggara Timur), dan Gorontalo ( Gorontalo).
Selain penyusunan peraturan dan penerapan Sub Penyalur, pada tahun 2017
BPH Migas juga melakukan monitoring cadangan operasional Badan Usaha dalam
rangka menjaga ketahanan stok BBM. Untuk memudahkan Badan Pengatur dalam
memonitoring cadangan operasional Badan Usaha maka setiap Badan Usaha
pemegang izin usaha Penyimpanan dan pemegang izin usaha Niaga wajib
menyampaikan laporan kegiatannya kepada Badan Pengatur, hal ini sesuai dengan
Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 Badan Usaha Pemegang Izin
Usaha Penyimpanan wajib menyampaikan laporan kepada Menteri mengenai
rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan usaha penyimpanan meliputi jenis,
jumlah dan/atau mutu komoditas yang disimpan setiap 3 (tiga) bulan sekali atau
sewaktu – waktu diperlukan dengan tembusan kepada Badan Pengatur dan Pasal 45
Badan Usaha pemegang izin usaha niaga wajib menyampaikan laporan kepada
Menteri mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Niaga setiap bulan sekali atau
sewaktu – waktu apabila diperlukan dengan tembusan kepada Badan Pengatur.
Badan Pengatur melakukan pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan,
penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak salah satunya meliputi
menetapkan alokasi cadangan Bahan Bakar Minyak dari masing – masing Badan
Usaha sesuai dengan Izin Usaha untuk memenuhi cadangan Bahan Bakar Minyak
Nasional. Dalam rangka menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasannya, BPH
Migas belum memfokuskan pengawasan/monitoring mengenai cadangan
operasional Badan Usaha.
Kegiatan monitoring ini meliputi kegiatan inventarisasi data sekunder dan
pengecekan faslilitas di lapangan mengenai data lokasi, jumlah, jenis BBM dan
kapasitas penyimpanan secara sampling, dilakukan rapat koordinasi internal
dan/atau dengan stakeholder terkait. Kemudian dilakukan evaluasi dan analisa dari
terhadap ketahanan stock BBM Badan Usaha untuk dapat dijadikan informasi
sebagai masukan/bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan agar dapat
31 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
menjamin ketersediaan/ pasokan BBM apabila kondisi stok BBM dalam kondisi krisis
maupun kritis.
Output kegiatan selama periode pelaksanaan 1 Januari s.d 31 Desember 2017
adalah sebagai berikut:
a. Monitoring fasilitas penyimpanan Badan Usaha
Tabel 4
Fasilitas Penyimpanan per Provinsi
Provinsi Kapasitas
Penyimpanan (KL) %
Nanggroe Aceh Darussalam 240.179 2,9%
Sumatera Utara 257.013 3,1%
Sumatera Barat 138.583 1,7%
Riau 172.630 2,1%
Kepulauan Riau 1.161.419 14,1%
Jambi 20.779 0,3%
Bengkulu 20.264 0,2%
Sumatera Selatan 70.246 0,9%
Bangka Belitung 47.994 0,6%
Lampung 100.837 1,2%
Total Sumatera 2.229.945 27,0%
DKI Jakarta 742.830 9,0%
Jawa Barat 894.785 10,8%
Banten 1.067.733 12,9%
Jawa Tengah 553.706 6,7%
DI Yogyakarta 100.978 1,2%
Jawa Timur 829.089 10,0%
Bali 221.372 2,7%
Total Jawa & Bali 4.410.493 53,5%
Nusa Tenggara Barat 52.122 0,6%
Nusa Tenggara Timur 65.210 0,8%
Total NTB & NTT 117.332 1,4%
Kalimantan Barat 118.667 1,4%
32 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Provinsi Kapasitas
Penyimpanan (KL) %
Kalimantan Selatan 228.679 2,8%
Kalimantan Tengah 38.298 0,5%
Kalimantan Timur 322.751 3,9%
Kalimantan Utara 23.183 0,3%
Total Kalimantan 731.577 8,9%
Gorontalo 13.574 0,2%
Sulawesi Barat - 0,0%
Sulawesi Selatan 133.898 1,6%
Sulawesi Tengah 47.304 0,6%
Sulawesi Tenggara 147.387 1,8%
Sulawesi Utara 76.126 0,9%
Total Sulawesi 418.289 5,1%
Maluku 191.703 2,3%
Maluku Utara 22.676 0,3%
Papua 86.235 1,0%
Papua Barat 41.563 0,5%
Total Maluku & Papua 342.177 4,1%
Total 8.249.813 100,0%
b. Peta Sebaran Fasilitas Penyimpanan Badan Usaha
Gambar 6. Fasilitas penyimpanan BBM per Provinsi
33 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
c. Analisis Kondisi Stok
Kondisi Stok BBM PT Pertamina (persero) pada tanggal 31 Desember 2017,
kondisi normal (BBM jenis Premium: 30,2 hari; Solar: 18,2 hari; Pertamax: 18,7 hari;
Pertalite: 21,1 hari; Pertamax Turbo: 27 hari; Pertamina Dex: 23,3 hari; Dexlite: 18,2
hari; Kerosene: 50,9 hari; Avtur 27,2 hari). Secara Umum/Nasional proses
penyaluran BBM berjalan normal. Untuk secara lebih rinci stok BBM dapat
disampaikan sebagai berikut :
Tabel 5
Stok BBM PT Pertamina (Persero) per 31 Desember 2017
NO PRODUK STOCK DOT
COVERAGE DAYS
(KL) (KL/Hari) (HARI)
1 Premium 866.088 28.673 30,2
2 Solar/Bio 1.292.862 71.154 18,2
3 Pertamax 323.424 17.264 18,7
4 Pertalite 1.000.877 47.341 21,1
5 Pertamax Turbo 24.864 921 27
6 Pertamina Dex 19.287 828 23,3
7 Dexlite 24.184 1.331 18,2
8 Kerosene 91.238 1.793 50,9
9 Avtur 428.281 15.738 27,2
Kondisi Stok BBM PT AKR Corporindo Tbk pada tanggal 31 Desember 2017
dengan ketahanan stok BBM (Akra 92: 167 hari dan Akra Sol: 30 hari) dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 6
Stok BBM PT AKR Corporindo Tbk per 31 Desember 2017
NO PRODUK STOCK DOT
COVERAGE DAYS
(KL) (KL/Hari) (HARI)
1 Akra 92 8.354 50 167
2 Akra Sol 105.004 3.517 30
34 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Berdasarkan Undang-Undang 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
salah satu tugas Badan pengatur adalah melakukan pengaturan mengenai
Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional, hal ini dipertegas kembali dalam Peraturan
Pemerintah No. 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi,
bahwa BPH Migas melakukan pengaturan atas pelaksanaan penyediaan dan
pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang diselenggarakan oleh Badan Usaha
dengan menetapkan alokasi cadangan Bahan Bakar Minyak dari masing-masing
Badan Usaha sesuai dengan izin usaha untuk memenuhi cadangan Bahan Bakar
Minyak. Pada Pasal 59 Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2004 dijelaskan, bahwa
Menteri menetapkan kebijakan mengenai jumlah dan jenis Cadangan Bahan Bakar
Minyak Nasional, kemudian Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional dari masing-
masing Badan Usaha diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur.
Saat ini cadangan Bahan Bakar Minyak yang ada masih bergantung pada stok
operasional Badan Usaha, untuk itu sudah saatnya Pemerintah memiliki Cadangan
Bahan Bakar Minyak Nasional untuk mengatasi gangguan pasokan Bahan Bakar
Minyak. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memenuhi kewajiban penyediaan
Cadangan BBM Nasional adalah dengan meningkatkan kemampuan cadangan
operasional Badan Usaha. Namun belum semua Badan Usaha yang berniaga
memiliki cadangan operasional yang cukup dan tidak semua wilayah di NKRI
memiliki ketahanan stok BBM yang sama. Berdasarkan PP No 79 Tahun 2004
tentang Kebijakan Energi Nasional disebutkan bahwa Badan Usaha dan Industri
Penyedia Energi wajib menyediakan Cadangan Operasional yang mana akan diatur
lebih lanjut oleh Pemerintah. Saat ini Pemerintah c.q Direktorat Jenderal Minyak dan
Gas Bumi sedang menyusun peraturan terkait kewajiban kepemilikan fasilitas
penyimpanan minimum dan cadangan operasional Badan Usaha Niaga Umum
Bahan Bakar Minyak. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan ketahanan stok BBM Badan Usaha yang nantinya akan meningkatkan
ketahanan stok BBM Nasional.
Sejalan dengan hal tersebut Badan Pengatur melalui Direktorat BBM telah
memberikan tanggapan atas surat dari Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas
Kementerian ESDM Nomor 3215/15/DMO/2017 tanggal 31 Maret 2017 tentang
permohonan masukan/tanggapan atas penyusunan Rancangan Peraturan Menteri
35 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
ESDM tentang Kapasitas Fasilitas Penyimpanan Minimum dan Cadangan
Operasional Badan Usaha Niaga Umum BBM sebagai berikut:
Tabel 7
Tanggapan atas Draft Peraturan Menteri ESDM terkait Cadangan Operasional Badan Usaha
N
No DRAFT PERMEN USULAN / MASUKAN
1 Pasal 1 ayat 3
Cadangan BBM Nasional adalah
jumlah tertentu BBM untuk mendukung
penyediaan BBM dalam negeri.
Untuk menjadi perhatian bahwa Cadangan
BBM Nasional tidak disinggung/dibahas di dalam
draft peraturan, apabila tidak terdapat pasal
pembahasan terkait Cadangan BBM Nasional
yang berkorelasi dengan Cadangan Operasional,
ketentuan ini dapat dihilangkan.
2 Pasal 1 ayat 4
Cadangan Operasional BBM
adalah jumlah tertentu BBM yang harus
disediakan oleh Badan Usaha Pemegang
Izin Usaha Niaga Umum BBM yang siap
disalurkan kepada konsumen meliputi
stok pada titik kilang, depo dan fasilitas
penyimpanan retail untuk memenuhi
kebutuhan BBM di wilayah jaringan
distribusi niaganya.
Pasal 1 ayat 4
Cadangan Operasional BBM adalah jumlah
tertentu BBM yang harus disediakan oleh Badan
Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum BBM
yang siap disalurkan kepada konsumen meliputi
stok pada titik kilang, depo Terminal BBM dan
fasilitas penyimpanan retail untuk memenuhi
kebutuhan BBM di wilayah jaringan distribusi
niaganya.
Penjelasan :
1. Stok pada titik kilang belum merupakan hak milik/penguasaan Badan Usaha Niaga Umum
2. Istilah Depo sebaiknya diganti dengan istilah Terminal BBM/Depot sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak
3 Pasal 4 ayat 3
Pemenuhan penyediaan Cadangan
Operasional BBM sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh
Badan Usaha Niaga Umum BBM untuk
30 (tiga puluh) hari
Pasal 4 ayat 3
Pemenuhan penyediaan Cadangan
Operasional BBM sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) wajib dilaksanakan oleh
Badan Usaha Niaga Umum BBM untuk 30 (tiga
puluh) hari
4 Pasal 8 ayat 1
Badan Pengatur melakukan
evaluasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penyediaan Cadangan
Operasional BBM
Pasal 8 ayat 1
Badan Pengatur melakukan
pengaturan,evaluasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penyediaan Cadangan Operasional
BBM
5 Pasal 8 ayat 2 Pasal 8 ayat 2
36 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
N
No DRAFT PERMEN USULAN / MASUKAN
Ketentuan pelaksanaan evaluasi
dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
Badan Pengatur
Ketentuan pelaksanaan pengaturan,
evaluasi dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Badan
Pengatur
6 Pasal 9 ayat (1)
Badan Usaha Niaga Umum BBM
wajib melaporkan pelaksanaan
penyediaan Cadangan Operasional BBM
kepada Badan Pengatur dan Direktur
Jenderal setiap bulan sekali atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 9 ayat (1)
Badan Usaha Niaga Umum BBM wajib
melaporkan pelaksanaan penyediaan Cadangan
Operasional BBM kepada Badan Pengatur secara
harian dan Direktur Jenderal setiap bulan sekali
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
7 Pasal 9 ayat (2)
Badan Pengatur melaporkan
pelaksanaan penyediaan Cdangan
Operasional BBM kepada Menteri setiap
3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan
Pasal 9 ayat (2)
Badan Pengatur melaporkan pelaksanaan
penyediaan Cadangan Operasional BBM kepada
Presiden melalui Menteri setiap 3 (tiga) bulan
sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
8 Pasal 10 terdiri dari 3 ayat Ditambahkan pasal 10 ayat (1) sebelum
ayat (1) yang semula, sehingga keseluruhan
Pasal 10 menjadi 4 ayat, dengan ayat (1) menjadi:
Pasal 10 ayat (1)
Badan Pengatur memberikan teguran
tertulis kepada Badan Usaha Niaga Umum
BBM yang tidak melaksanakan kewajiban
penyediaan Cadangan Operasional BBM
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini.
Selanjutnya, dalam rangka mengkoordinasikan penyiapan pengaturan,
pengelolaan dan pengawasan Cadangan BBM Nasional, Direktorat BBM juga telah
membuat draft peraturan Cadangan BBM yang menjadi payung hukum pelaksanaan
penyediaan Cadangan BBM Nasional oleh Pemerintah dan Badan Usaha. Pokok-
pokok bab di dalam peraturan tersebut sebagai berikut:
❖ BAB I Ketentuan Umum. Berisi tentang definisi dan arti umum yang
terkandung dalam draft Peraturan;
❖ BAB II Jenis dan Jumlah Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang pengaturan
jumlah dan jenis cadangan BBM Nasional;
37 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
❖ BAB III Penugasan Penyediaan Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang
pengaturan terhadap penyediaan Cadangan BBM Nasional;
❖ BAB IV Standar dan Mutu. Berisi tentang standar dan mutu BBM yang akan
disediakan dan didistribusikan untuk keperluan CadanganBBM Nasional;
❖ BAB V Penentuan Alokasi Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang
pengaturan terkait alokasi Cadangan BBM Nasional kepada masing-masing
Badan Usaha;
❖ BAB VI Mekanisme Penugasan Badan Usaha Pelaksana
PenyediaanCadangan BBM Nasional. Berisi tentang mekanisme penugasan
terhadap masing-masing badan usaha penyediaan cadangan BBM Nasional;
❖ BAB VII Kelangkaan Bahan Bakar Minyak. Berisi kriteria tentang kelangkaan
bahan bakar minyak dan uraian terhadap indikasi terjadinya kelangkaan
Bahan Bakar Minyak;
❖ BAB VIII Penggunaan Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang pengaturan
penggunaan Cadangan BBM Nasional;
❖ BAB IX Pembiayaan Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang ketentuan biaya
yang dikenakan terhadap penyediaan cadangan BBM Nasional
❖ BAB X Pelaporan dan pengawasan Cadangan BBM Nasional.Berisi tentang
tata carapelaporan dan pengawasan terhadap penyediaan dan
pendistribusian cadangan BBM Nasional
❖ BAB XI Sanksi. Berisi sanksi Badan Usaha terkait pelanggaran terhadap
penyediaan dan pendistribusian Cadangan BBM Nasional.
38 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Berikut adalah proyeksi kebutuhan Cadangan BBM Nasional.
1. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM
Gambar 7. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Usual
Consumption Trend
Dalam skenario perhitungan kebutuhan Cadangan BBM dalam negeri
berdasarkan trend pertumbuhan konsumsi BBM diperoleh informasi bahwa
kebutuhan konsumsi BBM (demand) sampai dengan tahun 2030 menunjukkan trend
kenaikan yang signifikan sedangkan kebutuhan pasokan BBM (supply) yang
merupakan produksi kilang dalam negeri relatif stabil/konstan sehingga permintaan
kebutuhan BBM dalam negeri lebih tinggi daripada produksi dalam negeri maka
terjadi selisih (GAP) yang cukup besar. Dengan asumsi tidak ada diversifikasi sampai
dengan tahun 2030 dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5.3 % per tahun (asumsi
makro ekonomi moderat) maka untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri
masih harus dilakukan impor baik dalam bentuk Crude Oil maupun BBM. Besarnya
angka impor itu sendiri diakibatkan oleh terbatasnya kapasitas kilang dalam negeri.
39 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 8. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan 20%
Energy Mixed
Dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 dan diperbaharui Peraturan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional telah
dirumuskan mengenai bauran energi di tahun 2025 dan 2050 yang mengurangi
konsumsi energi fosil dan menggantinya dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dalam skenario perhitungan kebutuhan Cadangan BBM dalam negeri dengan
memperhatikan bauran energi final untuk sektor minyak bumi (BBM) ditargetkan
menurun sampai dengan 25 % di tahun 2025 dan menjadi kurang dari 20 % di tahun
2050.
40 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 9. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan
Skenario RDMP PT Pertamina
Perhitungan kebutuhan Cadangan BBM Nasional dengan mempertimbangkan
Refinery Development Master Plan (RDMP) PT Pertamina (Persero) ditargetkan
produksi kilang dalam negeri di tahun 2025 meningkat menjadi 1.52 MBPD sehingga
kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri dapat tercukupi meskipun masih diperlukan
impor baik dalam bentuk Crude Oil maupun BBM untuk menutupi kekurangan
produksi dan permintaan kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri.
41 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 10. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan
Skenario Mandatory Reserve 30 days
Apabila terdapat Skenario Mandatory Reserves selama 30 hari maka besaran
ini akan menambah total kebutuhan BBM. Melihat perkembangan tersebut, Direktorat
BBM BPH Migas melakukan analisis kebutuhan tangki penyimpanan BBM di seluruh
wilayah Indonesia dengan berdasarkan throughput yang ada di Badan Usaha. Data
yang dihimpun diantaranya Data Penyaluran Harian (DOT) untuk jenis BBM
Gasoline, Gas Oil, dan Avtur. Data kapasitas tangki diperoleh dari laporan Badan
Usaha sampai dengan tahun 2017.
2. Layanan Perencanaan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar
Minyak (BBM)
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TAR
G
E
T
REALI
SASI
% PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
Pengaturan dan
Penetapan serta
Terlaksananya
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM di Seluruh
Wilayah NKRI
Layanan
Perencanaan
atas
Penyediaan
dan
Pendistribusia
n Bahan Bakar
Minyak (BBM)
6
Layan
an
6
Layanan
100 Pengaturan
dan
Pengawasan
Penyediaan
dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
31.091,27 11.876,26 38,20
42 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah
sebesar 100 %. Adapun realisasi anggaran sebesar 38,20% disebabkan oleh
terdapat sub kegiatan Sosialisasi Pengaturan terhadap implementasi Sub Penyalur
pada kegiatan Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar
Minyak Melalui Sub Penyalur (1929.051.002.207) yang merupakan Jasa Lainnya
yang tidak dapat dilaksanakan karena mengalami Gagal Lelang, dan selanjutnya
dilakukan revisi untuk dilakukan sebagian secara secara swakelola. Adapun kegiatan
Layanan Perencanaan atas penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak
(BBM) yang dilakukan terdiri dari:
1. Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis
BBM Tertentu (P3JBT) Tahun Berikutnya
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistribusian Dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi diberikan wewenang untuk memberikan
Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) dan
Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan
(P3JBKP) kepada Badan Usaha melalui proses penunjukan langsung dan/atau
seleksi. Untuk menindaklanjuti kewenangan tersebut, BPH Migas telah menerbitkan
Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 09 tahun 2015 tentang
Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian
Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus
Penugasan.
Dalam Proses Pemilihan Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) Tahun 2018 sampai dengan 2022, BPH
Migas telah mengundang 25 (dua puluh lima) Badan Usaha yang memiliki Izin Usaha
Niaga Umum Bahan Bakar Minyak dari Pemerintah dan memiliki fasilitas
penyimpanan BBM, untuk menghadiri Penjelasan Konsep Penugasan dan Dokumen
P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022 dan dihadiri 14 (empat belas) Badan
Usaha.
Dari 14 (empat belas) Badan Usaha yang hadir, 11 (sebelas) Badan Usaha
melakukan pengambilan Dokumen P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022, yaitu
PT AKR Corporindo Tbk, PT Dinar Putra Mandiri, PT Humpuss Trading, PT
43 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Kalimantan Sumber Energi, PT Kaltim Pumitra Sejati, PT Lingga Perdana, PT
Palaran Indah Lestari, PT Pertamina (Persero), PT Puma Energy Indonesia, PT Total
Oil Indonesia dan PT Tri Wahana Universal.
Dari 11 (sebelas) Badan Usaha yang mengambil Dokumen P3JBT Tahun 2018
sampai dengan 2022, terdapat 2 (dua) Badan Usaha yang mengikuti proses P3JBT
Tahun 2018 sampai dengan 2022, yaitu PT AKR Corporindo Tbk dengan melalui
proses Seleksi dan PT Pertamina (Persero) yang menyatakan kesanggupan untuk
menjadi Badan Usaha P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022 dengan melalui
proses Penunjukan Langsung.
Setelah melalui serangkaian proses penilaian dan evaluasi, melalui Sidang
Komite BPH Migas telah menetapkan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR
Corporindo Tbk sebagai Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis BBM Tertentu Tahun 2018 sampai dengan 2022. Adapun
Kuota penugasan Tahun 2018 untuk kedua Badan Usaha tersebut sebagai berikut :
a) PT AKR Corporindo Tbk
Untuk JBT Minyak Solar (Gas Oil) sebesar 250.000 KL dengan penugasan di
seluruh wilayah Indonesia
b) PT Pertamina (Persero)
Untuk JBT sebesar 15.980.000 KL dengan penugasan di seluruh wilayah
Indonesia dengan rincian sebagai berikut :
• Minyak Solar (Gas Oil) sebesar 14.370.000 KL.
• Minyak Solar (Gas Oil) yang dicadangkan sebesar 1.000.000 KL.
• Minyak Tanah (Kerosene) sebesar 610.000 KL.
Surat Keputusan Kepala BPH Migas untuk Penugasan P3JBT kepada kedua
Badan Usaha tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
32/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 27 November 2017 tentang
Penugasan Badan Usaha Untuk Melaksanakan Penyediaan dan
44 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun 2018 sampai
dengan Tahun 2022; dan
2. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
33/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 27 November 2017 tentang Kuota
Volume Penugasan dan Penyalur PT AKR Corporindo Tbk Untuk
Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu Tahun 2018.
3. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
38/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang
Penugasan Badan Usaha Untuk Melaksanakan Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun 2018 sampai
dengan Tahun 2022;
4. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
39/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Kuota
Volume Penugasan dan Penyalur PT Pertamina (Persero) Untuk
Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu Tahun 2018.
Untuk pertama kalinya ditetapkan Penugasan dengan jangka waktu 5 tahun,
yang pada setiap tahunnya melalui Sidang Komite akan ditetapkan SK Kepala BPH
Migas tentang Kuota Volume Penugasan dan Penyalur JBT untuk PT Pertamina
(Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk. Tujuan dilakukannya penugasan selama 5
tahun adalah untuk memberikan ruang kepastian kepada Badan Usaha dalam
merencanakan pengembangan infrastruktur BBM (Fasilitas Pendistribusian, Fasilitas
Penyimpanan dan Penyalurnya), serta sebagai upaya untuk menimbulkan minat
Badan Usaha untuk mengikuti Proses Pemilihan Badan Usaha Pelaksana P3JBT,
sehingga Badan Usaha yang memiliki kemampuan teknis dan finansial diharapkan
dapat mengembangkan infrastruktur BBM nya pada daerah 3T (terdepan, terluar dan
tertinggal) guna mewujudkan jaminan ketersediaan BBM yang merata di seluruh
wilayah NKRI.
45 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 8 Kuota Penugasan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Tertentu untuk Tahun
2018
Jenis BBM Tertentu (JBT)
SK BPH Migas Nomor 33/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017 dan SK BPH Migas Nomor
39/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017
Kuota Volume
PT Pertamina (Persero)
Kuota Volume
PT AKR Corporindo Tbk
(KL/Tahun) (KL/Tahun)
Minyak Tanah 610.000 -
Minyak Solar 15.370.000 250.000
TOTAL 15.980.000 250.000
Adapun total volume Jenis BBM Tertentu yang harus disalurkan oleh Badan
Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu
Tahun 2018 sebesar 16.230.000 KL, dimana PT Pertamina (Persero) ditugaskan
untuk menyalurkan Jenis BBM Tertentu sebesar 15.980.000 atau sebesar 98,46%
dari kuota nasional JBT APBN 2018 sedangkan PT AKR Corporindo Tbk ditugaskan
volume sebesar 250.000 KL atau sebesar 1.54% dari kuota nasional dengan rincian
sebagai berikut.
Tabel 9 Perbandingan penugasan Kuota Volume JBT tahun 2018
Jenis BBM
Tertentu (JBT)
SK BPH Migas Nomor 33/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017 dan SK BPH Migas Nomor 39/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017
Kuota Volume
PT Pertamina (Persero)
Kuota Volume
PT AKR Corporindo Tbk
KUOTA VOLUME JBT NASIONAL
Kuota (KL) %kuota Kuota (KL) %kuota
Kuota Nasional (KL)
Minyak Tanah
610.000 100% - 0% 610.000
Minyak Solar
15.370.000 98,40% 250.000 1,6% 15.620.000
TOTAL 15.980.000 98,46% 250.000 1,54% 16.230.000
46 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
2. Mempersiapkan penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis
BBM Khusus Penugasan (P3JBKP) Tahun berikutnya, yang telah dilaksanakan yaitu
proses penunjukan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan;
Pada tahun 2017 ini sesuai dengan peraturan presiden 191 tahun 2014 tentang
Penyediaan dan Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak,
dimana ditetapkan satu jenis BBM selain Jenis BBM Tertentu yaitu Jenis BBM
Khusus Penugasan. Adapun definisi Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan
yang selanjutnya disebut Jenis BBM Khusus Penugasan adalah bahan bakar yang
berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi dan/atau bahan bakar yang berasal
dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar
Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis, standar dan mutu
(spesifikasi) tertentu, yang didistribusikan di wilayah penugasan dan tidak diberikan
subsidi. Jenis BBM Khusus Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf
b merupakan BBM jenis Bensin (Gasoline) RON minimum 88 untuk didistribusikan di
wilayah penugasan. Wilayah penugasan JBKP meliputi seluruh Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia kecuali di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa
Timur, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Bali.
Penyediaan dan pendistribusian atas volume kebutuhan tahunan Jenis BBM
Khusus Penugasan dilaksanakan oleh Badan Usaha melalui penugasan oleh Badan
Pengatur.
Untuk tahun 2017, BPH Migas telah menugaskan PT Pertamina (Persero)
untuk menyediakan dan mendistribusikan Jenis BBM Khusus Penugasan jenis
bensin premium (Gasoline 88) pada wilayah penugasan yang ditetapkan melalui
Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 22/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2016Tentang
Penugasan PT Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun 2017.
BPH Migas menetapkan alokasi volume Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus
Penugasan (JBKP) pada tahun 2017 untuk PT Pertamina (Persero) sebesar
12.500.000 KL.
47 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 10 Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun 2017
Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP)
SK Penugasan BPH Migas Nomor 22/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2016
Alokasi Volume PT Pertamina (Persero) Tahun 2017
(KL/Tahun)
Bensin (Gasoline) RON minimum 88
12.500.000
Berbeda dengan penugasan sebelumnya, penugasanan berikutnya untuk
penyediaan dan pendistribusian jenis BBM Khusus Penugasan adalah selama 5
tahun yaitu tahun 2018sampai dengan tahun 2022. Setelah melalui evaluasi
kemampuan teknis, finansial dan komersial sesuai dengan Peraturan BPH Migas
Nomor 9 tahun 2015 ditetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha
pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak
Khusus Penugasan untuk tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan Nomor 40/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017 Tentang
Penugasan PT Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun 2018 sampai
dengan Tahun 2022. Disamping itu juga ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala
BPH Migas Nomor 41/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Alokasi Volume
Penugasan dan Penyalur PT Pertamina (Persero) Untuk Melaksanakan Penyediaan
dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun 2018
dengan volume penugasan Bensin (Gasoline) RON minimal 88 untuk tahun 2018
sebesar 7.500.000 KL (tujuh juta lima ratus ribu kiloliter).
Tabel 11 Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun 2018
sampai dengan tahun 2022
Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP)
SK Penugasan PT Pertamina (Persero) Nomor 40/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017
SK Alokasi Volume Penugasan dan Penyalur PT Pertamina (Persero) Nomor 41/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017
Alokasi Volume PT Pertamina (Persero) tahun 2018
(KL/Tahun)
Bensin (Gasoline) RON minimum 88
7.500.000
48 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
3. Koordinasi Pengumpulan Bahan dan Data di Kabupaten/ Kota untuk perhitungan
BBM Nasional.
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistribusian Dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi juga diberikan tugas dan wewenang untuk
menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk setiap Kabupaten/Kota
diseluruh NKRI termasuk untuk konsumen pengguna dan konsumen pengguna
khusus.
Dalam rangka menetapkan kuota volume Jenis BBM Tertentu per
Kabupaten/Kota dan kuota volume JBT untuk tiap konsumen pengguna, telah
dilakukan rapat koordinasi membahas kebutuhan Jenis BBM Tertentu dengan
berbagai pihak terkait yaitu :
• Kementerian Agama untuk Konsumen Pengguna Pelayanan Umum;
• Kementerian Sosial untuk Konsumen Pengguna Pelayanan Umum;
• Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil untuk Konsumen Pengguna Usaha Mikro;
• Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian
untukKonsumen Pengguna Usaha Pertanian;
• Direktorat Jenderal Kapal Perikanan dan Alat Tangkap Ikan Kementerian Kelautan
dan Perikanan untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan;
• Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Budidaya Kementerian Kelautan dan
Perikanan untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan;
• Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk
Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal
BerbenderaIndonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan;
• Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk
Konsumen Pengguna Transportasi Kapal Pelayaran Rakyat/Perintis dan Sarana
Transportasi laut berupa kapal berbendera Indonesia dengan trayek dalam negeri
berupa angkutan umum penumpang;
• PT KAI (Persero) untuk Konsumen Pengguna Kereta Api;
• PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk Konsumen Pengguna Transportasi
Angkutan Umum Berupa Kapal BerbenderaIndonesia Untuk Angkutan Sungai,
Danau Dan Penyeberangan;
49 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
• PT Pelni (Persero) Transportasi Kapal Perintis dan Sarana Transportasi laut
berupa kapal berbendera Indonesia dengan trayek dalam negeri berupa angkutan
umum penumpang;
• PT Pertamina (Persero) selaku Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan;
• PT AKR Corporindo Tbk. selaku Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis BBM Tertentu;
• Organisasi Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
(Gapasdap) untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa
Kapal BerbenderaIndonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan.
Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan di beberapa wilayah antara lain yaitu
Kota Serang, Kab. Lombok Tengah, Kota Cirebon, Kota Banjarmasin, Kota Malang,
Cilacap, Jember, Tanjung Karang, Cilegon, dll. Dari hasil analisis dan verifikasi data
didapatkan volume kebutuhan Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus
Penugasan yang selanjutnya ditetapkan dalam SK Kepala BPH Migas sebagai
berikut :
1. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor No.
08/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 sebagaimana telah
diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas
Bumi Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
2. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
09/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian
Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT
Pertamina (Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 36/P3JBT/BPH
MIGAS/KOM/2017;
3. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
10/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian
Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT
AKR Corporindo Tbk Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
50 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 37/P3JBT/BPH
MIGAS/KOM/2017;
4. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
07/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2017
sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir
Minyak Dan Gas Bumi Nomor 43/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
5. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
02/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia
(Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 44/P3JBT/BPH
MIGAS /KOM/2017;
6. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
01/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT ASDP Indonesia Ferry
(Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 42/P3JBT/BPH
MIGAS /KOM/2017;
7. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
21/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Tol Laut Non PT Pelayaran
Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017;
8. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
22/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Perintis Non PT Pelayaran
Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan
Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor
45/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
9. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
23/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Penumpang Non PT
Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah
51 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi
Nomor 46/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
10. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor
24/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Pelayaran Rakyat Tahun
2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan
Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 47/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
11. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor
25/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Angkutan Sungai Danau
Dan Penyeberangan Non PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tahun 2017
sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir
Minyak Dan Gas Bumi Nomor 48/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017;
Sesuaidengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi
No. 08/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 sebagaimana telah
diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi
Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017, total alokasi volume Jenis BBM Tertentu
secara nasional sebesar 16.110.000 KL (enam belas juta seratus sepuluh ribu kilo
liter) dengan rincian Minyak Tanah sebesar 610.000 KL dan Minyak Solar sebesar
15.500.000 KL.Adapun rincian alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu per
konsumen pengguna untuk tahun 2017 sebagai berikut:
1) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Tanah untuk konsumen
Pengguna Rumah Tangga, Usaha Mikro dan Perikanan sebesar 610.000 KL;
2) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Pelayanan Umum sebesar 6.270 KL;
3) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Usaha Mikro sebesar 19.784 KL;
4) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Usaha Pertanian 1.182.326 KL;
5) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Usaha Perikanan sebesar 3.121.950 KL;
52 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
6) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi sebesar 11.169.670 KL
Persentasi alokasi volume Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna tahun 2016
dapat dilihat dalam Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 11. Persentase alokasi volume Jenis BBM Tertentu per konsumen
pengguna
Selain menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu per Kabupaten/Kota
Tahun 2017 dan alokasi volume Jenis BBM Tertentu Konsumen pengguna sebagai
bagian dalam Kabupaten/Kota, BPH Migas juga menetapkan alokasi volume Jenis
BBM Tertentu untuk Konsumen Pengguna Khusus yang merupakan bagian dari
alokasi volume Konsumen Pengguna sesuai Peraturan Presiden nomor 191 tahun
2014. Adapun konsumen pengguna Khusus yang telah ditetapkan merupakan
bagian dari alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk konsumen pengguna
transportasi sebagai berikut:
1) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus PT Kereta Api Indonesia sebesar 270.500 KL;
2) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus PT Pelayaran Nasional Indonesia dengan rincian
sebagai berikut:
a. Kapal Penumpang sebesar 235.778 KL;
b. Kapal Tol Laut sebesar 10.587 KL;
c. Kapal Perintis dan Kapal Ternak sebesar 43.635 KL.
3) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebesar
235.000 KL;
53 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
4) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus Kapal Penumpang Non PT Pelayaran Nasional
Indonesia sebesar 159.856 KL;
5) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus Kapal Tol Laut Non PT Pelayaran Nasional
Indonesia sebesar 5.714 KL;
6) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus Kapal Perintis Non PT Pelayaran Nasional
Indonesia sebesar 4.034 KL;
7) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus Kapal Pelayaran Rakyat sebesar 12.694 KL;
8) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen
Pengguna Transportasi khusus Kapal Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan Non PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebesar 59.829 KL;
4. Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Melalui Sub
Penyalur;
Kondisi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari pulau-pulau
dengan kondisi geografis yang sulit, dimana hal ini mengakibatkan sulitnya dalam
mendistribusikan BBM serta tingginya ongkos/biaya distribusi BBM pada beberapa
wilayah terutama pada daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan daerah yang
belum terdapat penyalur. Tingginya biaya distribusi BBM tersebut mengakibatkan
masyarakat kesulitan memperoleh BBM dan apabila BBM tersebut ada namun
harganya cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga yang ditetapkan Pemerintah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Pasal 46 ayat (2), dimana Fungsi Badan Pengatur melakukan pengaturan agar
ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi yang ditetapkan
Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut BPH Migas telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas Nomor
06 Tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis BBM Tertentu dan Jenis Bahan Bakar
Khusus Penugasan pada Daerah yang belum Terdapat Penyalur (sub penyalur).
Latar belakang penyusunan peraturan ini berawal dari tersebarnya masyarakat di
daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan sedangkan jarak dengan titik
54 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
serah berupa Penyalur yang jumlahnya terbatas dan sebagian besar berada di kota-
kota besar (skala keekonomian) dan jaraknya cukup jauh menjangkau masyarakat
yang bermukim di daerah pedalaman/pelosok/pulau kecil yang juga memerlukan
BBM untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Sehingga diperlukan unit penyaluran
yang menjembatani pendistribusian BBM dari Penyalur ke masyarakat yang tersebar
di daerah terpencil maupun pulau kecil tersebut. Ditengah kondisi tersebut, kegiatan
penyaluran BBM terutama Jenis BBM Tertentu (JBT) telah dilakukan oleh sebagian
masyarakat yang melakukan kegiatan jual-beli BBM sedangkan kegiatan tersebut
tidak sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Sub penyalur merupakan
perwakilan konsumen pengguna yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 191
tahun 2014 dengan sistem titip beli sehingga dengan adanya perwakilan konsumen
(sub penyalur) dapat membuat harga BBM menjadi terjangkau. Penunjukan Sub
Penyalur (perwakilan konsumen pengguna) dilakukan oleh Pemerintah Daerah,
selain itu pengawasan dan penetapan ongkos angkut titip beli ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.
Pada tahun 2016, BPH Migas telah melakukan Pilot Project implementasi Sub
Penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan yang memiliki kondisi
wilayah geografis kepulauan sebagai percontohan sub penyalur dan telah terbangun
2 (dua) Sub Penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar tersebut yang memenuhi baik
syarat teknis maupun syarat safety. Sub Penyalur yang menjadi percontohan ini telah
diresmikan pada tanggal 24 Agustus 2016 dan selanjutnya dapat menjadi contoh role
model bagi Kabupaten/Kota yang akan menerapkan sub penyalur di daerahnya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dan menekan harga BBM di wilayah
transmigrasi untuk konsumen pengguna usaha pertanian dan usaha perikanan,
maka BPH Migas bekerjasama dengan Kementerian Transmigrasi, Kementerian
Pertanian dan Kementerian Perikanan melalui implementasi sub penyalur di wilayah
transmigrasi pada tahun 2017. Dengan adanya implementasi sub penyalur di wilayah
transmigrasi diharapkan dapat menjamin ketersediaan BBM di wilayah transmigrasi
yang mengusung sector perikanan dan pertanian sebagai usaha perekonomiannya
dapat memperoleh BBM dengan harga yang wajar maka dapat mendorong
perekonomian di wilayah tersebut.
55 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Selanjutnya pada bulan November 2016, Kementerian ESDM mengeluarkan
Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Percepatan Implementasi
Satu Harga Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus
Penugasan. Pada Peraturan Menteri tersebut disebutkan mengenai kewajiban
Badan Usaha penugasan P3JBT dan P3JBKP untuk membangun penyalur pada
lokasi tertentu sehingga masyarakat dapat memperoleh harga Jenis BBM Tertentu
(Minyak Solar Subsidi) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (Bensin Premium)
dengan harga sesuai Peraturan Yang berlaku (BBM Satu Harga). Oleh karena itu
pada Bulan Januari 2017 BPH Migas mengundang rapat Kementerian ESDM dalam
rangka sinkronisasi Peraturan BPH Migas Nomor 6 Tahun 2015 dengan Peraturan
Menteri Nomor 36 Tahun 2016. BPH Migas sangat mendukung Peraturan Menteri
tersebut dan mendapat tugas untuk mengawal dan mengawasi implementasi BBM
Satu Harga sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 dengan cara
menugaskan dan mengawasi Badan Usaha yang mendapat penugasan untuk
menyalurkan Jenis BBM Tertentu maupun Jenis BBM Khusus Penugasan (Baik PT
Pertamina (Persero) maupun PT AKR Corporindo, Tbk) untuk membangun penyalur
di Lokasi Tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Dalam rangka sinergi terutama daerah yang belum terdapat penyalur maka
dengan adanya Penyalur BBM Satu Harga di Lokasi Tertentu yang mengusung
Harga sesuai ketentuan dan Sub Penyalur (Perwakilan Konsumen Pengguna) di
wilayah yang belum termasuk Lokasi Tertentu untuk jaminan ketersediaan dan
kelancaran distribusi BBM maka diharapkan dapat meningkatkan jaminan
ketersediaan BBM dan kelancaran distribusi BBM di seluruh wilayah NKRI dengan
harga sesuai ketentuan. Setelah BBM tersedia di wilayah yang belum terdapat
penyalur, diharapkan dapat menjadi pendorong pembangunan infrastruktur dan
perkembangan perekomomian maka selanjutnya sub penyalur dapat di tingkatkan
menjadi Penyalur (Sub penyalur dapat sebagai embrio dari Penyalur BBM) sehingga
BBM satu harga di wilayah tersebut dapat terwujud.
56 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 12. Sinergi Penyalur Lokasi Tertentu dan Sub Penyalur untuk
mencapai BBM Satu Harga
Pada tahun 2017, dari target implementasi sebayak 15 provinsi maka BPH
Migas telah melakukan implementasi sub penyalur pada 16 Provinsi dengan rincian
progress implementasi sebagai berikut:
Tabel 12
Progres Implementasi Sub Penyalur BBM
Pada tahun 2017 ini, selain melakukan implementasi maka BPH Migas juga
melakukan Sosialisasi pengaturan terhadap implementasi Sub Penyalur dalam
rangka meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat konsumen pengguna
Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan di 13 Kabupaten/Kota di 9
57 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
provinsi dengan rincian Samarinda (Kalimantan Timur), Manado (Sulawesi Utara),
Makassar (Sulawesi Selatan), Soppeng (Sulawesi Selatan), Makassar (Sulawesi
Selatan), Pangkal Pinang (Kep. Bangka Belitung), Singkawang (Kalimantan Barat),
Biak (Papua), Balikpapan (Kalimantan Timur), Jeneponto (Sulawesi Selatan),
Tarakan (Kalimantan Utara), Rote (Nusa Tenggara Timur), dan Gorontalo (
Gorontalo).
Gambar 12 Salah satu pelaksanaan Sosialisasi Implementasi Sub Penyalur
BBM
3. Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar
Minyak
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALI
SASI
% PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
Pengaturan
dan
Penetapan
serta
Terlaksananya
Pengawasan
Penyediaan
dan
Pendistribusia
n BBM di
Seluruh
Wilayah NKRI
Layanan
Pengawasan
atas
Penyediaan
dan
Pendistribusian
Bahan Bakar
Minyak
11
Layanan
11
Layanan
100 Pengaturan
dan
Pengawasan
Penyediaan
dan
Pendistribusi
an BBM dan
Pengangkuta
n Gas Bumi
Melalui Pipa
24.601,84 21.580,95 87,72
58 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah
sebesar 100%. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM
Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha
Niaga BBM
BPH Migas menugaskan PT Pertamina untuk melaksanakan Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (Jenis Bensin RON 88) tahun 2017
dengan total kuota nasional tahun 2017 sebesar 12,5 juta KL. Tabel berikut ini
menjelaskan rincian realisasi penyaluran JBKP tahun 2017.
Tabel 13 Realisasi Vs Kuota JBKP 2017
Premium (JBKP)
Alokasi Nasional
Realisasi s.d 31 Des 2017
% Real vs Alokasi
Nasional
Over/Under Sisa Alokasi
2017
% KL
A B A vs B (C) 100% - C A-C
PT Pertamina 12.500.000 7.030.630 56,25% 43,75% 5.469.370
TOTAL 12.500.000 7.030.630 56,25% 43,75% 5.469.370
Keterangan *): Realisasi s/d Desember 2017 (Jan-Sep 2017hasil verifikasi, Okt-Des 2017 laporan realisasi)
Berdasarkan Tabel 13 realisasi penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan
(JBKP) yang dilakukan oleh PTPertamina (Persero) tidak mencapai angka 100%
yaitu hanya 56,25% hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang beralih dari
jenis Bensin RON 88 ke jenis Bensin RON 90 atau 92 dengan disparitas harga yang
tidak berbeda signifikan.
Terlaksananya kegiatan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM
selain JBT juga dilaksanakan terhadap BBM Non PSO di tahun 2017 berupa
verifikasi realisasi volume penjualan BBM Non PSO meliputi realisasi volume
penjualan per Jenis BBM di wilayah pemasaran masing-masing Badan Usaha
pemegang Izin Usaha Niaga Umum, Niaga Terbatas dan Pengolahan yang
menghasilkan Bahan Bakar Minyak dan melakukan kegiatan penyediaan dan
pendistribusian BBM/atau niaga BBM sebagai kelanjutan kegiatan usaha
pengolahannya. Sumber data yang digunakan adalah berkas/dokumen terkait
dengan kegiatan pembelian dan penjualan BBM yang dilakukan oleh Badan Usaha,
59 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
rekapitulasi realisasi volume penjualan BBM Non PSO dan total nilai penjualan per
bulan, realisasi volume penjualan BBM Non PSO per Kabupaten/ Kota dan per
sektor pengguna per bulan, rekapitulasi penyediaan (pembelian) BBM Non PSO,
data sarana fasilitas yang dimiliki/dikuasai oleh Badan Usaha sesuai yang tercantum
dalam surat undangan verifikasi. Berdasarkan data yang dimiliki oleh BPH Migas,
pada tahun 2017 terdapat total sekitar 178 Badan Usaha Pemegang Izin Usaha
Niaga. Dari 200 Badan Usaha (termasuk PT Pertamina (Persero)) yang diundang
untuk dilakukan verifikasi BBM Non PSO, yang melaporkan kegiatan usahanya
sekitar 122 Badan Usaha. Dari 122 Badan Usaha yang melaporkan kegiatan
usahanya, sebanyak 108 Badan Usaha yang memiliki volume penjualan selama
periode Triwulan I s.d Triwulan III 2017.
(*): Data bulan Januari-September 2017
Gambar 14. Grafik Jumlah Badan Usaha yang Memiliki Volume Penjualan
Gambar 14 menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terdapat peningkatan jumlah
Badan usaha yang memiliki nilai penjualan BBM Non PSO sekitar 30% dibandingkan
dengan jumlah Badan Usaha yang memiliki nilai penjualan pada tahun 2016. Salah
satu penyebab peningkatan ini adalah adanya peningkatan kepatuhan Badan Usaha
Pemilik Izin Usaha Niaga BBM dalam melaporkan kegiatan usahanya.
60 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
(*) :Data bulan Januari-September 2017
Gambar 15. Volume Penjualan BBM Non PSO
Dari Gambar di atas terlihat bahwa realisasi volume penjualan BBM Non PSO
Badan Usaha termasuk PT Pertamina (Persero) tahun 2017 lebih kecil dibandingkan
dengan realisasi pada tahun 2016. Hal ini dikarenakan data yang digunakan belum
mencakup data realisasi triwulan IV 2017. Jika data realisasi triwulan IV 2017 sudah
terhitung, maka realisasi 2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding
realisasi tahun 2016. Faktor utama Peningkatan tersebut karena BBM RON 88 telah
menjadi bagian NPSO untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali, sehingga akan
menambah secara signifikan dari total penjualan BBM NPSO. Penyebab lainnya
yaitu terkait disparitas harga selama tahun 2017 antara BBM PSO dengan BBM Non
PSO tidak berbeda signifikan. Realisasi penjualan BBM Non-PSO Januari-
September tahun 2017 mencapai 45,85 juta KL atau rata-rata sebesar 3,82 juta
KL/bulan. Sebanyak ±83,7 % pendistribusian BBM Non-PSO dilakukan oleh PT
Pertamina (Persero), sedangkan sisanya dilakukan oleh Badan Usaha lainnya,
dengan komposisi sebagai berikut:
Tabel 14 Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2017
Badan Usaha
Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2017
(Jan - Sep)
Rata-Rata Realisasi Penjualan BBM Non
PSO Per Bulan
Juta KL % (Juta KL/Bulan)
PT Pertamina (Persero) 38,37 83,7% 3,20
Badan Usaha Lain 7,49 16,3% 0,62
Total BBM Non PSO 45,85 100,0% 3,82
61 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Data pada tabel 14 merupakan data yang telah diverifikasi namun belum
mencakup data realisasi Triwulan IV 2017. Pada Gambar 3.11 di bawah ini, dapat
terlihat bahwa market share penjualan BBM Non Subsidi nasional selama tahun
2012 – 2017 didominasi oleh PT Pertamina (Persero) dengan rata-rata sebesar
76,2%.
(*) : Data bulan Januari - September 2017
Gambar 16. Grafik Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2012-
2017
Pada Gambar 3.11 dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2012 – 2014 rata-
rata market share PT Pertamina (Persero) sebesar 68,8% dan selama periode tahun
2015 – 2017 rata-rata market share PT Pertamina (Persero) sebesar 83,7%. Dengan
demikian pada periode tahun 2015 – 2017 terdapat peningkatan persentase
penjualan untuk PT Pertamina (Persero) sebanyak 14,8% dibandingkan dengan
periode tahun 2012 – 2014. Hal ini terjadi karena sejak diterbitkannya Perpres No. 91
Tahun 2014 yang berdampak peralihan RON 88 menjadi BBM Non PSO untuk
wilayah Jawa, Madura dan Bali. Adapun persentase penjualan untuk Badan Usaha
selain PTPertamina (Persero) mengalami penurunan sebanyak ±1,6% dibandingkan
dengan tahun 2016. Namun persentase penjualan tersebut dimungkinkan masih
mengalami perubahan mengingat data penjualan yang digunakan belum mencakup
data triwulan IV 2017.
Sementara untuk komposisi per jenis BBM berdasarkan realisasi volume
Penjualan BBM Non PSO adalah sebagai berikut:
62 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 17. Grafik Pie Chart Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2017
(Berdasarkan Jenis BBM)
Berdasarkan Pie Chart di atas terlihat bahwa realisasi volume penjualan BBM
Non PSO yang terbesar adalah jenis BBM Minyak Solar CN 48 sebesar 31,6% diikuti
oleh Bensin RON 90 (22,4%) dan Bensin RON 88 (21,6%).
Pada saat verifikasi BBM Non PSO Triwulan I-III Tahun 2017, ditemukan hal-
hal antara lain sebagai berikut :
a. Terdapat Badan Usaha yang tidak dapat dihubungi.
b. Terdapatnya Laporan Badan Usaha yang masih harus diperbaiki.
c. Terdapatnya Badan Usaha yang dapat dihubungi namun tidak dapat hadir.
d. Terdapatnya Badan Usaha yang belum pernah diverifikasi.
e. Laporan volume penjualan BBM Badan Usaha sebagian besar dilaporkan pada
saat verifikasi.
f. Terdapat Badan Usaha yang izin usahanya Habis.
g. Terdapat Badan Usaha yang belum melakukan kegiatan niaga.
h. Terdapat Laporan penjualan dan laporan pembelian antar Badan Usaha yang
tidak sesuai.
63 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Terhadap pelaksanaan kegiatan Pengawasan Badan Usaha Pemegang Izin
Usaha Niaga Umum dan Izin Usaha Niaga Terbatas, diusulkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Terkait ketidaksesuaian pelaporan penyediaan dan penjualan BBM Non PSO
antar Badan Usaha, diusulkan untuk dilakukan uji petik.
b. Pengawasan ke lapangan agar dilakukan lebih intensif sehingga data yang
didapat menjadi lebih akurat (termasuk update data fasilitas).
c. Terhadap Badan Usaha yang tidak hadir maka diusulkan untuk diberikan surat
peringatan.
d. Penyampaikan laporan realisasi volume penjualan BBM Badan Usaha diusulkan
dilakukan setiap bulan melalui surat (hardcopy) dan email (softcopy).
2. Melakukan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu
Dalam rangka pengawasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM
Tertentu, BPH Migas melakukankegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu.
Berikut adalah hasil kegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu tahun 2017. Pada
tahun 2017, realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) tidak melebihi kuota
APBN-P 2017 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 15 Realisasi Vs Kuota JBT 2017
Jenis BBM Kuota APBN-P
2017 Realisasi Jan -
31 Des 2017
% Realisasi vs Kuota
APBN-P2017
Volume Under / Over
Kuota APBNP 2017
Under / Over Kuota
APBNP 2017
KL KL % KL %
Minyak Tanah 610.000,000 527.253,000 86,43% 82.747,000 13,57%
Minyak Solar 15.500.000,000 14.491.678,500 93,49% 1.008.321,500 6,51%
Total 16.110.000,000 15.018.931,500 93,23% 1.091.068,500 6,77%
Berikut grafik yang menunjukkan realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu
Tahun 2017*).
64 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Keterangan *): Jan-Nov 2017 Hasil verifikasi, Des 2017 Laporan Badan Usaha Gambar 18. Grafik Realisasi Penyaluran Jenis BBM Tertentu Tahun 2017*)
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu
tahun 2017 sebesar 15,019 juta KL atau 93,23% dari kuota APBN-P sebesar 16,110
juta KL. Realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu tahun 2017 untuk Kerosene
(minyak tanah)berada di bawah kuota APBN-P sebesar 13,57%, dan realisasi
penyaluran Jenis BBM Tertentu tahun 2016 untuk Solar berada di bawah kuota
APBN-P sebesar 6,51%.Pada Gambar 3.12 dapat dilihat bahwa persentase realisasi
Minyak Tanah dibandingkan dengan kuota sebesar 86,43% sedangkan Minyak Solar
sebesar 93,49%.
BPH Migas menugaskan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk
untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (Minyak
Tanah, dan Minyak Solar) tahun 2017. PT Pertamina (Persero) memegang peran
terbesar dengan kuota sebesar 98,45% dari total kuota nasional APBN tahun 2017
sebesar 16,110 juta KL.
Kuota volume Jenis BBM Tertentu sesuai dengan APBN-P Tahun 2017 dan
Realisasi penjualan Jenis BBM Tertentu Periode Januari s.d Desember Tahun 2017
adalah sebagai berikut:
65 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 16 Kuota dan Realisasi Volume Rata-rata Penyaluran JBT Tahun 2017
Jenis BBM Tertentu
Volume Berdasarkan Kuota APBN-P 2017
Realisasi Tahun 2017*) (Januari – Desember)*)
(Juta KL) Rata-Rata
(Juta KL/Bulan) (Juta KL)
Rata-Rata (Juta KL/Bulan)
Minyak Tanah 0,61 0,05 0,53 0,04
Minyak Solar 15,50 1,29 14,49 1,21
Total 16,11 1,34 15,02 1,25
Keterangan *):Realisasi Tahun 2017 (Jan-Nov 2017 hasil verifikasi, Des 2017 Laporan Badan Usaha)
Berdasarkan tabel 16 realisasi volume pendistribusian Jenis BBM Tertentu rata-
rata perbulan mulai Januari sampai dengan Desember 2017 yaitu sebesar ±1,25 juta
KL/Bulan. Realisasi tahun 2017 tidak melewati kuota APBN-P 2017 yang ditetapkan.
3. Melakukan Monitoring Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Dalam
Rangka Mengamankan Pasokan BBM Menghadapi Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru
Pelaksanaan posko pemantauan penyediaan dan pendistribusian hari raya Idul
Fitri 1438 H/2017 berbeda dibanding posko pada tahun-tahun sebelumnya. Jika
pada tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan posko dilakukan secara mandiri oleh
BPH Migas dan hanya memantau sektor BBM, maka pada tahun 2017 pelaksanaan
posko dilakukan secara nasional antara unit-unit ESDM (BPH Migas, Badan Geologi,
Ditjen Ketenagalistrikan dan Ditjen Migas) serta Badan Usaha yang terdiri dari
PTPertamina (Persero), PTAKR Corporindo, TBK, PT PLN (Persero) dan PTPGN.
Pelaksanaan posko pada awalnya dijadwalkan untuk dilaksanakan pada periode
tanggal 10 Juni s.d 11 Juli 2017 namun terjadi perubahan jadwal menjadi 10 Juni s.d
8 Juli 2017 dimana tiap harinya terdiri dari 2 shift. Shift I bertugas dari pukul 08:00 s.d
15:00, sedangkan shift II bertugas dari pukul 15:00 s.d 21:00. Walaupun secara
jadwal tertulis pelaksanaan posko berakhir pukul 21:00 setiap harinya, namun pada
saat pelaksanaan rata-rata posko baru selesai pukul 24:00 setiap harinya.
Mengingat pelaksanaan posko melibatkan semua unit terkait, maka komposisi
petugas posko harian pun terdiri dari perwakilan masing-masing unit tersebut.
Selain posko pemantauan penyediaan dan pendistribusian hari raya Idul Fitri
1438 H/2017, pada tahun 2017 BPH Migas juga menjadi tuan rumah dalam
pelaksanaan posko pemantauan penyediaan dan pendistribusian menghadapi hari
raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Petugas posko terdiri dari perwakilan BPH
66 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Migas, Badan Geologi, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Migas, Pusdatin ESDM serta
Badan Usaha yang terdiri dari PTPertamina (Persero), PTAKR Corporindo, TBK, PT
PLN (Persero), PTPGN, PTPertagas Niaga. Posko dilaksanakan pada tanggal 18
Desember 2017 – 08 Januari 2018 (H-7 sampai dengan H+14). Posko terdiri dari 2
shift, yaitu Shift I (pukul 09.00-14.00 WIB) dan Shift II (pukul 14.00-19.00
WIB).Output dari pelaksanaan posko harian berupa laporan yang terdiri dari 3
laporan, yaitu : Laporan detil posko nasional sektor ESDM, Laporan untuk Menteri
ESDM dan Eselon I serta Laporan posko BPH Migas.
Selain pelaksanaan posko, untuk melakukan pemantauan penyediaan dan
pendistribusian hari raya Idul Fitri 1438 H/Natal 2017, dilakukan pula monitoring
lapangan di wilayah-wilayah yang mayoritas merayakan Idul Fitri/Natal dan Daerah
wisata/rawan kemacetan. Pelaksanaan monitoring dibagi kedalam dua waktu
pelaksanaan, yaitu : monitoring Pra Hari Raya Idul Fitri/Natal dan monitoring pasca
Hari Raya Idul Fitri/Natal. Wilayah-wilayah yang dilakukan monitoring adalah Sebagai
berikut :
Tabel 17
Wilayah monitoring penyediaan dan pendistribusian Hari Raya
No Provinsi Wilayah Monitoring
1 Banten Anyer, Serang, ASDP Merak,Cilegon, Tangerang, Tangerang Selatan
2 Jawa Barat Bandung, Ciamis,Puncak, Bogor, Sukabumi, Pangandaran, Cirebon, Depok, Bekasi, Karawang, Subang, Majalengka, Sumedang, Purwakarta, Cikampek
3 Jawa Tengah Brebes, Tegal, Semarang, Solo, Pekalongan, Batang, Kendal, Ungaran, Salatiga, Kebumen, Cilacap, Banyumas, Boyolali
4 Sumatera Utara Medan, Toba, Brastagi
5 Bali Denpasar
6 Jawa Timur Surabaya, Malang, ASDP Ketapang, Sidoarjo, Ngawi, Nganjuk, Madiun, Tuban, Lamongan, Bojonegoro
7 Sumatera Selatan Palembang
8 Sumatera Barat Padang, Bukittinggi
9 Sulawesi Utara Manado
10 Sulawesi Selatan Makassar
67 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
No Provinsi Wilayah Monitoring
11 Lampung ASDP Bakauheni
12 Yogyakarta Yogyakarta
13 Papua Jayapura
4. Mengkoordinasikan dan pengawasan terhadap penyediaan,
pendistribusian dan harga jual eceran jenis tertentu, BBM khusus penugasan dan
Jenis BBM Umum di seluruh wilayah NKRI.
Sampai periode Triwulan IV tahun 2017, berdasarkan hasil uji petik lapangan
dan informasi masyarakat, secara umum harga Jual Eceran Jenis BBM Tertentu dan
Jenis BBM Khusus Penugasan di tingkat Penyalur Badan Usaha telah sesuai
dengan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai berikut:
Tabel 18 Harga jual eceran JBT dan JBKP 2017
Kategori Jenis BBM Harga (Rp)
JBT Minyak Solar/Bio Solar Rp5.150
JBKP Premium Rp6.450
Sedangkan rata-rata harga jual eceran untuk Jenis BBM Umum selama periode
TW I sampai TW III 2017 sebagaimana dapat dilihat pada gambar 3.13. Harga rata-
rata tersebutdiperoleh dari laporan Badan usaha yang telah mengikuti verifikasi pada
saat periode TW I sampai TW III 2017.
68 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 19. Rata-rata Harga Jual Eceran JBU Januari – September 2017
5. Melakukan koordinasi dan monitoring penyediaan Bahan Bakar Minyak
Badan Usaha yang melakukan kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM di
Indonesia
Untuk memenuhi permintaan BBM dalam Negeri yang setiap tahunnya
mengalami kenaikan, penyediaan Kilang dalam Negeri tidak cukup memenuhi
permintaan tersebut sehingga Badan Usaha melakukan penyediaan Impor untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.Penyediaan impor diperoleh Badan Usaha dari
Singapura, China, Korea dan lain-lain.
Berikut data penyediaan Impor BBM Non PSO dari Badan Usaha Non PT
Pertamina (Persero) yang diperoleh dari hasil verifikasi Non PSO dari Triwulan I
tahun 2017 hingga Triwulan III tahun 2017:
69 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 20. Penyediaan BBM Impor Badan Usaha Non PSO Tahun 2017
Gambar diatas merupakan grafik volume penyediaan impor Badan Usaha Non
PT Pertamina (Persero) gabungan semua jenis BBM. Berikut adalah rincian volume
penyediaan impor Badan Usaha Non PTPertamina (Persero) untuk masing-masing
jenis BBM.
Tabel 19
Harga jual eceran JBT dan JBKP 2017
Jenis BBM Volume (Liter)
MINYAK SOLAR (HSD/MGO/GAS OIL) CN 48 776.207.552
HSD 499.943.950
Minyak Solar 378.868.196
MFO 380 273.702.771
GASOLINE RON 92 148.128.871
MINYAK SOLAR (HSD/MGO/GAS OIL) CN > 48 124.151.351
GASOLINE RON 95 56.261.749
MINYAK BAKAR (MFO/FO 180) 49.433.869
MINYAK BAKAR 32.410.491
MINYAK DIESEL 22.744.113
HSD LSGO 16.156.063
IDO 7.677.956
RON 92 7.372.470
RON 95 1.369.128
AVGAS 112.896
RON 101,6 4.500
RON 101,7 1.500
Grand Total 2.394.547.426
70 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 21. Pie Chart Penyediaan BBM Impor Badan Usaha Non PSO Tahun
2017
Berdasarkan tabel dan gambar diatas terlihat bahwa pada periode Triwulan I
s.d Triwulan III 2017 Penyediaan Impor BBM Badan Usaha Non PTPertamina
(Persero) didominasi oleh BBM jenis Minyak Solar jika dibandingkan dengan jenis
BBM lainnya dengan persentase 32,42% atau sebesar 776.207,55 KL.
6. Mengkoordinasikan dan Pengawasan terhadap kegiatan penyediaan
dan pendistribusian BBM JBT dan BBM Khusus Penugasan pada daerah tertinggal,
terluar dan perbatasan.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap kegiatan penyediaan dan
pendistribusian BBM JBT dan BBM Khusus penugasan pada daerah tertinggal,
terluar dan perbatasan dilakukan dengan melakukan rapat koordinasi dengan
stakeholder, kunjungan ke lapangan dan penyusunan laporan. Penyusunan laporan
dilakukan setiap minggu dan dilaporkan ke Menteri ESDM. Berikut adalah Roadmap
pelaksanaan program penyalur BBM satu harga di daerah tertinggal, terdepan dan
terluar (3T) Tahun 2017 s.d Tahun 2019 Badan Usaha PT Pertamina (Persero) dan
PTAKR Corporindo, TBK.
71 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 20
Roadmap penyalur BBM satu harga 2017 s.d 2019
Roadmap Penyalur BBM Satu Harga
BADAN USAHA
Tahun 2017
(Di wilayah dengan
infrastruktur darat
dan laut cukup baik)
Tahun 2018
(Di wilayah dengan
infrastruktur darat
dan laut terbatas)
Tahun 2019
(Di wilayah dengan
infrastruktur darat dan
laut cukup sulit)
PT Pertamina (persero) 54 Penyalur 50 Penyalur 46 Penyalur
PT AKR Corporindo, TBK 3 Penyalur 4 Penyalur 2 Penyalur
JUMLAH 57 Penyalur 54 Penyalur 48 Penyalur
Pada tahun 2017 PT Pertamina (Persero) telah mengoperasikan 54 Penyalur
BBM Satu Harga dan PT AKR Corporindo, TBK telah mengoperasikan 3 Penyalur
BBM Satu Harga sehingga jumlah penyalur BBM satu harga yang telah beroperasi
pada Tahun 2017 sebanyak 57 penyalur. Dengan demikian, untuk tahun 2017 baik
PTPertamina (Persero) maupun PT AKR Corporindo, TBK telah berhasil memenuhi
target yang telah ditetapkan sebagaimana dapat dilihat pada tabel diatas. Sebaran
lokasi penyalur BBM satu harga yang telah beroperasi pada tahun 2017 per provinsi
adalah sebagai berikut. Rincian penyalur dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 21
Sebaran jumlah penyalur BBM satu harga tahun 2017 per provinsi
No Provinsi Jumlah
1 Papua 12
2 Kalimantan Barat 7
3 Kepulauan Riau 6
4 Papua Barat 4
5 Kalimantan Timur 4
6 Maluku Utara 3
7 Kalimantan Utara 2
8 Sumatera Utara 2
9 Sumatera Barat 2
10 Jawa Timur 2
11 NTT 2
72 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
No Provinsi Jumlah
12 Sulawesi Tenggara 2
13 Sulawesi Utara 2
14 Jawa Tengah 1
15 NTB 1
16 Kalimantan Tengah 1
17 Maluku 1
18 Bali 1
19 Bengkulu 1
20 Sulawesi Tengah 1
Jumlah 57
7. Melakukan monitoring pelaksanaan konversi Minyak Tanah ke LPG
dalam rangka menjaga kelancaran penyediaan dan pendistribusian Minyak Tanah
pada masa transisi
BPH Migas secara rutin melakukan verifikasi volume penjualan Jenis BBM
Tertentu termasuk Jenis BBM Minyak Tanah oleh Badan Usaha. Untuk verifikasi
Jenis BBM Tertentu dilakukan rutin setiap bulan. Berdasarkan hasil verifikasi Jenis
BBM Tertentu tahun 2017 terdapat 119 (23%) Kabupaten/Kota di Indonesia yang
masih memiliki realisasi BBM jenis Minyak Tanah. Berikut adalah rekapitulasi daerah
yang masih memiliki realisasi Minyak Tanah pada tahun 2017.
Tabel 22 Sebaran jumlah penyalur BBM satu harga tahun 2017 per provinsi
Provinsi No Kabupaten
Nanggroe Aceh Darussalam
1 Kab. Simeuleu
Sumatera Utara
1 Kab. Nias
2 Kab. Nias Selatan
3 Kab. Nias Utara
4 Kota Gunung Sitoli
5 Kab. Nias Barat
Sumatera Barat 1 Kab. Kepulauan Mentawai
Kepulauan Riau
1 Kab. Karimun
2 Kab. Lingga
3 Kab. Natuna
4 Kab. Kep. Anambas
Bengkulu 1 Kab. Bengkulu Utara
73 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Provinsi No Kabupaten
Bangka-Belitung 1 Kab. Belitung
2 Kab. Belitung Timur
Jawa Barat 1 Kab. Tasikmalaya
Nusa Tenggara Barat
1 Kab. Bima
2 Kab. Dompu
3 Kab. Sumbawa
4 Kab. Sumbawa Barat
5 Kota Bima
Nusa Tenggara Timur
1 Kab. Sumba Barat Daya
2 Kab. Alor
3 Kab. Belu
4 Kab. Ende
5 Kab. Flores Timur
6 Kab. Kupang
7 Kab. Lembata
8 Kab. Manggarai
9 Kab. Manggarai Barat
10 Kab. Manggarai Timur
11 Kab. Nagekeo
12 Kab. Ngada
13 Kab. Rote Ndao
14 Kab. Sikka
15 Kab. Sumba Barat
16 Kab. Sumba Tengah
17 Kab. Sumba Timur
18 Kab. Timor Tengah Selatan
19 Kab. Timor Tengah Utara
20 Kota Kupang
21 Kab. Sabu Raijua
22 Kab. Malaka
Kalimantan Tengah
1 Kab. Gunung Mas
2 Kab. Kotawaringin Timur
3 Kab. Lamandau
4 Kab. Seruyan
Kalimantan Utara 1 Kab. Nunukan
2 Kab. Tana Tidung
Sulawesi Utara
1 Kab. Kepulauan Sangihe
2 Kab. Kepulauan Talaud
3 Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Sulawesi Tengah
1 Kab. Banggai Kepulauan
2 Kab. Donggala
3 Kab. Banggai Laut
Sulawesi Tenggara 1 Kab. Buton
2 Kab. Muna
74 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Provinsi No Kabupaten
3 Kab. Wakatobi
4 Kota Bau-Bau
5 Kab. Buton Utara
6 Kab. Muna Barat
7 Kab. Buton Tengah
8 Kab. Buton Selatan
Maluku
1 Kab. Maluku Tengah
2 Kab. Buru
3 Kab. Buru Selatan
4 Kab. Kepulauan Aru
5 Kab. Maluku Tenggara
6 Kab. Maluku Tenggara Barat
7 Kab. Maluku Barat Daya
8 Kab. Seram Bagian Barat
9 Kab. Seram Bagian Timur
10 Kota Ambon
11 Kota Tual
Maluku Utara
1 Kab. Halmahera Barat
2 Kab. Halmahera Selatan
3 Kab. Halmahera Timur
4 Kab. Halmahera Utara
5 Kab. Kepulauan Sula
6 Kota Ternate
7 Kota Tidore Kepulauan
8 Kab. Pulau Morotai
9 Kab. Halmahera Tengah
10 Kab. Pulau Taliabu
Papua
1 Kab. Jayawijaya
2 Kab. Dogiyai
3 Kab. Nabire
4 Kab. Supiori
5 Kab. Asmat
6 Kab. Biak Numfor
7 Kab. Boven Digoel
8 Kab. Jayapura
9 Kab. Keerom
10 Kab. Mappi
11 Kab. Merauke
12 Kab. Mimika
13 Kab. Paniai
14 Kab. Pegunungan Bintang
15 Kab. Puncak Jaya
16 Kab. Sarmi
17 Kab. Waropen
18 Kab. Yahukimo
75 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Provinsi No Kabupaten
19 Kab. Kepulauan Yapen
20 Kota Jayapura
21 Kab. Deiyai
22 Kab. Intan Jaya
23 Kab. Mamberamo Raya
Papua Barat
1 Kab. Maybrat
2 Kab. Fak-Fak
3 Kab. Kaimana
4 Kab. Manokwari
5 Kab. Raja Ampat
6 Kab. Sorong
7 Kab. Sorong Selatan
8 Kab. Tambrauw
9 Kab. Teluk Bintuni
10 Kab. Teluk Wondama
11 Kota Sorong
12 Kab. Manokwari Selatan
13 Kab. Pegunungan Arfak
4. Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan
danPendistribusian BBM
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah
sebesar 100%. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan
kegiatan:
1. Melakukan monitoring dan updating data dan infrastruktur penyediaan dan
pendistribusian BBM berbasis IT
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
Pengaturan
dan
Penetapan
serta
Terlaksananya
Pengawasan
Penyediaan
dan
Pendistribusia
n BBM di
Seluruh
Wilayah NKRI
Layanan Data
Informasi dan
Sistem
Pengawasan
Penyediaan dan
pendistribusian
BBM
3 Layanan 3 Layanan 100 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi Melalui
Pipa
3.636,34 2.686,93 73,89
76 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Direktorat BBM telah melakukan monitoring dan updating data penyediaan dan
pendistribusian BBM berbasis IT. Monitoring dan updating data penyediaan dan
pendistribusian BBM Jenis Tertentu dilakukan dengan menggunakan Sistem
Pelaporan Penyaluran Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu. Sistem tersebut
wajib disediakan oleh Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu berdasarkan
Keputusan Kepala BPH Migas terkait penugasan Badan Usaha dalam melaksanakan
penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu (BBM Bersubsidi) tahun 2017,
bahwa Badan Usaha wajib memberikan akses data on-line tentang tingkat
persediaan dan realisasi penjualan Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu kepada
Badan Pengatur untuk keperluan pengawasan terhadap penyediaan dan
pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu.
Adapun sistem pelaporan penyaluran Badan Usaha penyalur Jenis BBM
Tertentu yang digunakan pada tahun 2017 adalah :
a. MySAP PT Pertamina (Persero)
Melalui sistem yang bernama MySAP, PT Pertamina (Persero) melaporkan
realisasi penyaluran yang keluar dari Depot/TBBM ke penyalur. Sistem tersebut
dapat diakses melalui jaringan VPN (Virtual Private Network) milik PTPertamina
(Persero) menggunakan username dan password yang diberikan oleh PTPertamina
(Persero).
b. M-Files PTAKR Corporindo, TBK
PT AKR Corporindo Tbk telah menyiapkan sistem informasi pelaporan
penyaluran BBM Jenis Tertentu dari penyalur ke konsumen akhir. Sistem informasi
tersebut dapat diakses melalui jaringan internet menggunakan username dan
password yang diberikan oleh PTAKR Corporindo Tbk.
Selanjutnya, kegiatan monitoring dan updating juga dilakukan terhadap
infrastruktur penyimpanan BBM dengan cara melakukan rekapitulasi laporan yang
diterima dari Badan Usaha serta data yang diperoleh dari kunjungan lapangan. Hasil
update data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem GIS BPH Migas yang
dapat diakses di http://map.bphmigas.go.id//map/ dengan hasil infrastruktur BBM di
setiap kategori infrastruktur sebagai berikut (Detil data dapat dilihat pada Lampiran
1):
77 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
a. Peta Infrastruktur Penyimpanan BBM Berbasis IT
Gambar 22. Peta Sebaran Terminal BBM di Indonesia
Gambar 23. Peta Sebaran Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di
Indonesia
78 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
b. Peta Infrastruktur Penyalur BBM Berbasis IT
- Peta SPBU di Indonesia
Gambar 24. Peta SPBU di Indonesia
Gambar 25. Peta SPBKB di Indonesia
79 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 26. Peta SPDN di Indonesia
Gambar 27. Peta SPBN di Indonesia
80 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 28. Peta APMS di Indonesia
2. Melakukan Interkoneksi Sistem Pelaporan Badan Usaha Non PSO
Sebagai persiapan untuk pengembangan aplikasi pelaporan kegiatan badan
usaha pemilik izin usaha niaga BBM, pada tahun 2017 BPH Migas melakukan
kegiatan inventarisasi sistem teknologi informasi yang digunakan oleh badan usaha.
Pada tahun 2017 ini, inventarisasi dilakukan kepada 39 badan usaha secara
sampling. Pada kegiatan tersebut dilakukan juga sosialisasi dan edukasi pelaporan
kegiatan usaha niaga BBM kepada badan usaha yang sesuai dengan format yang
telah ditentukan oleh BPH Migas. Dengan demikian diharapkan ketika sistem
pelaporan badan usaha telah terbangun, badan usaha telah terbiasa untuk
melaporkan data sesuai dengan format.
3. Melakukan pemberian Nomor Registrasi Usaha dan Nomor Registrasi Penyalur
BBM Bersubsidi (NRPB) serta monitoring atas perselisihan Badan Usaha
Kegiatan lain yang telah dilaksanakan adalah pelayanan registrasi Nomor
Registrasi Usaha (NRU) secara Online dan pengawasan kegiatan Badan Usaha
pemilik NRU. Pelaksanaan kegiatan registrasi NRU ini didasarkan pada Peraturan
BPH Migas No. 08/P/BPH Migas/X/2005 tanggal 10 Oktober 2005 tentang kewajiban
pendaftaran bagi Badan Usaha yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Bahan Bakar
Minyak. Berdasarkan peraturan tersebut, setiap Badan Usaha yang akan melakukan
kegiatan di bidang usaha hilir minyak dan gas bumi memiliki kewajiban mendaftarkan
NRU kepada BPH Migas.
81 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Pengajuan pembuatan NRU oleh Badan Usaha sudah mulai dilaksanakan
mulai tahun 2006. Pada tahun tersebut terdapat tujuh Badan Usaha yang
mengajukan pembuatan NRU. Pada awalnya, pengurusan pembuatan NRU masih
dilakukan secara manual dikarenakan belum tersedia sistem registrasi secara
Online. Registrasi NRU dapat dilakukan secara Online setelah sistem registrasi
berhasil dibuat pada tahun 2009.
Setelah adanya sistem registrasi NRU secara Online, pengajuan registrasi NRU
dapat dilakukan secara Online melalui alamat http://nruOnline.bphmigas.go.id atau
dengan terlebih dahulu mengakses web site BPH Migas dengan alamat
http://www.bphmigas.go.id, kemudian pada bagian homepageweb site tersebut akan
ada link ke web site NRU. Sistem ini memiliki 3 fungsi utama, yaitu pendaftaran
badan usaha untuk mendapatkan NRU, monitoring pendaftaran NRU dan pelaporan
Badan Usaha. Sistem registrasi NRU yang dibangun sudah cukup baik karena dapat
menghasilkan data dan informasi yang diperlukan oleh BPH Migas dalam melakukan
pengaturan dan pengawasan.
Berikut adalah grafik jumlah Badan Usaha yang telah mendapatkan NRU
selama periode 2006 s.d 2017.
Gambar 29. Grafik Badan Usaha yang Telah Mendapatkan NRU
Tahun 2006-2017
Seperti dapat dilihat pada Gambar, pada tahun 2017 terdapat 67 Badan Usaha
yang mendapatkan NRU. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, jumlah Badan
Usaha yang mendapatkan NRU pada tahun 2017mengalami kenaikansebesar8,1%.
Hal ini dapat disebabkan upaya sosialisasi NRU yang dilakukan oleh Direktorat
Bahan Bakar Minyak berjalan optimal, dimana sosialisasi yang dilakukan berupa
82 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Surat Pemberitahuan kepada Badan Usaha untuk melakukan pendaftaran NRU dan
juga undangan rapat sosialisasi bagi Badan Usaha yang belum melakukan
pendaftaran NRU. Selain itu, hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran
Badan Usaha untuk melaksanakan salah satu kewajibannya setelah mendapatkan
ijin untuk melakukan usaha di sektor hilir migas, yaitu mendaftarkan Badan
Usahanya kepada BPH Migas untuk kemudian memperoleh NRU sehingga
memudahkan BPH Migas dalam melakukan pengawasan terhadap Badan Usaha
tersebut.
Sistem aplikasi registrasi NRU yang ada saat ini dapat dimanfaatkan tidak
hanya sebagai sarana pendaftaran Online namun fitur yang ada di dalamnya
diupayakan untuk dapat dimanfaatkan dengan baik meskipun terdapat perubahan
mekanisme pemberian NRU. Review terhadap sistem yang ada saat ini telah
dilakukan agar sistem dapat menyesuaikan dengan mekanisme pemberian NRU
yang baru sehingga proses pemberian NRU dan penyusunan database Badan
Usaha dapat berjalan lebih tertib, efektif dan efisien.
Adapun rincian jumlah Badan Usaha yang melakukan pendaftaran pada tahun
2017 dan jumlah NRU yang selesai diproses per bulan selama tahun 2017 dapat
dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 30. Grafik Permohonan NRU dan Jumlah NRU Selesai Proses Tahun
2017
83 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 23
Daftar Badan Usaha yang mendapatkan NRU di tahun 2017
No Badan Usaha Jenis NRU Nomor Sertifikat NRU Tgl Sertifikat
NRU
1 PT Sembilan Muara Abadi Petrolium Gas
Niaga Umum 292/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
13-Jan-17
2 PT Mega Trans Energi Niaga Umum 293/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
23-Jan-17
3 PT Trans Energy Nusantara Niaga Umum 294/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
26-Jan-17
4 PT Petro Utama Energi Niaga Umum 295/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
01-Feb-17
5 PT Teladan Makmur Jaya (perpanjangan)
Niaga Umum 124/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2013
01-Feb-17
6 PT Putra Persada Permata Prima Perkasa (Perpanjangan)
Niaga Umum 164/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2014
20-Feb-17
7 PT Karya Energi Mandiri Niaga Umum 296/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Feb-17
8 PT Panji Gemilang Utama Niaga Umum 299/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Feb-17
9 PT Nusantara Daya Energi Niaga Umum 298/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Feb-17
10 PT Sumber Anugrah Prima Niaga Umum 297/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Feb-17
11 PT Tunas Mandiri Migas Niaga Umum 300/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Feb-17
12 PT Agung Persada Mandiri Niaga Umum 301/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Feb-17
13 PT Central Asia Indonesia Niaga Umum 303/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
02-Mar-17
14 PT Mitra Matahari Energi Niaga Umum 302/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
07-Mar-17
15 PT Petrocon Mitra Sejahtera Niaga Umum 304/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
07-Mar-17
16 PT Petro Ocean Niaga Umum 305/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
29-Mar-17
17 PT Ocean Indonesia Energy Niaga Umum 306/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
29-Mar-17
18 PT Moto Energy Indonesia Niaga Umum 307/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Apr-17
19 PT Cosmic Indonesia (Perpanjangan)
Niaga Umum 018/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2007
04-Apr-17
20 PT Cosmic Pekanbaru (perpanjangan)
Niaga Umum 102/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2011
04-Apr-17
21 PT Emar Elang Perkasa Niaga Umum 308/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Apr-17
22 PT Barokah Karya Energi (perpanjangan)
Pengangkutan 149/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/2014
20-Apr-17
23 PT Petrolin Niaga Energi (perpanjangan)
Niaga Umum 109/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2012
14-Jun-17
24 PT Surya Parna Niaga (perpanjangan)
Niaga Umum 101/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2011
25-Apr-17
25 PT Berlian Laju Tanker Pengangkutan 309/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
25-Apr-17
26 PT Mitra Andalan Batam (perubahan Direktur)
Niaga Umum 216/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2015
07-Jul-17
84 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
No Badan Usaha Jenis NRU Nomor Sertifikat NRU Tgl Sertifikat
NRU
27 PT Mitra Andalan Batam (perubahan Direktur)
Penyimpanan 218/PN-BBM-IU/BPH MIGAS/2015
07-Jul-17
28 PT Harapan Matt77 Niaga Umum 310/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
16-Jun-17
29 PT Petro Niaga Mandiri Niaga Umum 311/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
16-Jun-17
30 PT Sinergi Petroleum Indonesia Niaga Umum 312/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Jun-17
31 PT Mahkota Niaga Energi Niaga Umum 313/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
20-Jun-17
32 PT AKR Corporindo, Tbk (perpanjangan)
Niaga Umum 002/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2006
20-Jun-17
33 PT Gelora Lintas Samudra Niaga Umum 314/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
06-Jul-17
34 PT Goa Energi Mandiri Niaga Umum 315/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
06-Jul-17
35 PT Teknologi Energi Terpadu Niaga Umum 316/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
06-Jul-17
36 PT Humpuss Trading (perpanjangan)
Niaga Umum 053/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2008
06-Jul-17
37 PT Oil Shipping Trans Indonesia Niaga Umum 317/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
24-Jul-17
38 PT Nusantara Timur Unggul Niaga Umum 318/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
24-Jul-17
39 PT Kutilang Paksi Mas (Perpanjangan)
Niaga Umum 089/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2010
24-Jul-17
40 PT Kalimantan Sumber Energi Niaga Umum 319/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
31-Jul-17
41 PT Elnusa Petrofin (Perpanjangan)
Niaga Umum 013/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2007
31-Jul-17
42 PT Cosmic Indonesia (Perpanjangan)
Penyimpanan 169/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2014
31-Jul-17
43 PT Global Arta Borneo Penyimpanan 320/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
31-Jul-17
44 PT Prima Wiguna Parama Niaga Umum 321/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
31-Jul-17
45 PT Global Borneo Energi Niaga Umum 322/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
31-Jul-17
46 PT World Trade Energi Niaga Umum 323/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
31-Jul-17
47 PT Anugrah Aldhi Persada Niaga Umum 324/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
08-Agu-17
48 PT Mahakarya Makmur Perkasa Niaga Umum 325/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Sep-17
49 PT Lautan Dewa Energy Niaga Umum 326/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Sep-17
50 PT Petro Storindo Energi Penyimpanan 327/PN-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Sep-17
51 PT Ocean Petro Energy (perubahan)
Niaga Umum 073/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2010
11-Sep-17
52 PT Tiga Lentera Adhya Niaga Terbatas
328/NT-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Sep-17
53 PT Suma Adi Jaya Niaga Umum 329/NT-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Sep-17
54 PT Pelayaran Nasional Aeromic (Perpanjangan)
Pengangkutan 028/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Sep-17
55 PT Muribranz Energi Primera Niaga Umum 330/NU-BBM-IU/BPH 25-Sep-17
85 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
No Badan Usaha Jenis NRU Nomor Sertifikat NRU Tgl Sertifikat
NRU MIGAS/2017
56 PT Getra Mitra Energi Niaga Umum 331/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
05-Okt-17
57 PT Resha Rabby Lestari Niaga Umum 332/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
17-Nov-17
58 PT Kharisma Dwi Makmur Pengangkutan 333/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
10-Okt-17
59 PT Mandiri Kita Sukses Niaga Umum 334/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
13-Nov-17
60 PT Masinton Abadi Sentosa Niaga Umum 127/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2013
30-Nov-17
61 PT Citra Energi Cemerlang Niaga Umum 335/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Des-17
62 PT Swadaya Energi Persada Niaga Umum 336/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Des-17
63 PT ExxonMobil Lubricants Indonesia
Niaga Umum 265/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
11-Des-17
64 PT Vivo Energy Indonesia Niaga Umum 337/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
19-Des-17
65 PT Sahbana Energi Persada Niaga Umum 338/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
19-Des-17
66 PT Petrovina Energi Indonesia Niaga Umum 339/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2017
19-Des-17
67 PT GasEmas Niaga Umum 134/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2013
19-Des-17
Berdasarkan izin usahanya berikut adalah rekapitulasi jumlah Badan Usaha
yang mendapatkan NRU pada tahun 2017:
Tabel 24
Rekapitulasi Jumlah Badan Usaha yang Mendapatkan NRU
Jenis Izin Usaha Jumlah NRU Tahun 2017
Penyimpanan 3
Pengangkutan 4
Niaga Terbatas 1
Niaga Umum 59
Total 67
86 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 31. Grafik Badan Usaha yang Mendapatkan NRU Periode 2006-2016
(Berdasarkan Izin Usahanya)
Dengan demikian, total Badan Usaha yang mendapatkan Nomor Registrasi
Usaha (NRU) periode Tahun 2006 – 2017 adalah sebanyak 359 Badan Usaha
dengan rincian per jenis izin usaha sebagai berikut:
Gambar 32. Grafik Badan Usaha Pemilik NRU Per 31 Desember 2017
4. Publikasi Data BBM Melalui Website BPH Migas
Data dan Informasi BBM dipublikasikan melalui website BPH Migas. Hal ini
dilakukan dalam mempermudah Stakeholders dan Masyarakat dalam mendapatkan
informasi yang up to date mengenai data dan informasi BBM khususnya dalam
87 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Bidang Hilir yang menjadi Tugas Pokok dan Fungsi BPH Migas. Untuk Mengakses
data BBM pada website BPH Migas melalui alamat www.bphmigas.go.id.
Adapun data-data yang dapat dipublikasi pada website BPH Migas adalah
sebagai berikut :
Gambar 33. Kuota & Realisasi JBT Tahun 2017
Gambar 34. Kuota & Realisasi JBKP Tahun 2017
88 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 35. Realisasi Penyaluran JBU Januari – September 2017
Gambar 36. Lokasi Penyalur BBM 1 Harga Tahun 2016 & 2017 yang Telah
Beroperasi
89 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 37. Published Harga BBM SPBU di wilayah DKI Jakarta
5. Layanan Internal (Overhead)
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALI
SASI
% PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
Pengaturan
dan
Penetapan
serta
Terlaksananya
Pengawasan
Penyediaan
dan
Pendistribusia
n BBM di
Seluruh
Wilayah NKRI
Layanan
Internal
(Overhead)
2
Layanan
2
Layanan
100 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan
dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
1.911,24 1.842,59 96,41
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah
sebesar 100%. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan
kegiatan:
1. Membuat skema pengembangan pembentukan pengaturan dan
pelaksanaan pengawasan BPH Migas dengan komparasi dari Badan
Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di negara lain
90 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2017 terkait skema
pengembangan pembentukan pengaturan dan pelaksanaan pengawasan BPH Migas
dengan komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di
negara lain dengan melakukan kunjungan kerja dalam bidang Distribusi Avtur di
Sydney Airport, pabrikan tangki untuk BBM satu harga serta penyimpanan dan
penanganan Blending Produk Minyak (Bensin dan Solar) di Sydney Australia pada
tanggal 14 – 19 November 2017. Disamping itu pada tanggal 18 – 20 Desember
2017 BPH Migas kunjungan ke Singapura dalam rangka rapat kerja dengan Argus
Media Cosultant. Dalam rapat kerja tersebut antara lain dibahas tentang :
- Gambaran umum terkait pasar BBM dan kondisi suplay demand di Asia
- Metodologi penetapan harga gasoline dan gasoil oleh Argus dan
perbedaannya dengan konsultan lain, serta
- Kegunaan evaluasi harga Argus untuk berbagai BUMN Minyak dan Gas Bumi
di Asia.
2. Melakukan Dukungan Manajemen kegiatan Direktorat BBM
Telah dilakukan dukungan manajemen kegiatan Direktorat BBM Dalam rangka
melaksanakan kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Bidang BBM, pada Tahun
2017 Direktotat BBM telah melakukan dukungan manajemen kegiatan direktorat
BBM dengan melakukan satu kali konsinyering luar kota di Bandung dan
pengawasan serta uji petik lapangan di beberapa Kabupaten/Kota.
3.1 Realisasi Anggaran
Anggaran kegiatan Direktorat Bahan Bakar Minyak tahun 2017 pagu awal
adalah sebesar Rp55.966.496.000 selanjutnya sekitar Bulan Mei Tahun 2017
terdapat Anggaran Belanja Tambahanmenjadi sebesar Rp62.925.139.000 dengan
realisasi anggaran sebesar Rp38.721.669.799 atau 61,54%. Realisasi anggaran
sebesar 61,54%,hal ini dikarenakan pada kegiatan dengan kode mata anggaran
kegiatan 1929.050.001.206 yaitu Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP
Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM yang merupakan kegiatan Jasa
Konsultan tidak dapat dilaksanakan karena mengalami Gagal Lelang. Selain itu juga
terdapat sub kegiatan Melakukan FGD evaluasi kesiapan sarana dan fasilitas dalam
percepatan pemberlakuan satu harga pada wilayah terdepan, terluar dan tertinggal
(3T) pada kegiatan Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Kegiatan
91 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Bahan Bakar Tertentu dan Jenis BBM
Khusus Penugasan pada Daerah Tertinggal, Terluar dan Perbatasan
(1929.052.001.216) yang merupakan Jasa Lainnya yang tidak dapat dilaksanakan
karena mengalami Gagal Lelang, dan selanjutnya dilakukan revisi untuk dilakukan
secara swakelola. Penjelasan lebih rinci sebagai berikut :
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
1929 Pengaturan, Penetapan dan Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bbm
62.925.139.000 38.721.669.799 24.203.469.201 61,54
1929.050.001 Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 1.684.441.000 734.929.184 949.511.816 43,63
205 Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
371.650.000 331.825.573 39.824.427 89,28
208 Melakukan Koordinasi Penyiapan Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional
1.262.851.000 403.103.611 859.747.389 31,92
209 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) Tahun Berikutnya
1.104.626.000 560.723.248 543.902.752 50,76
210 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan Tahun Berikutnya
341.450.000 320.372.400 21.077.600 93,83
1929.051.002 Layanan Penyusunan Alokasi Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) per Kabupaten/Kota dan Konsumen Pengguna
29.645.196.000 10.995.168.174 18.650.027.826 37,09
207 Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Melalui Sub Penyalur
25.286.674.000 6.881.980.273 18.404.693.727 27,22
211 Menyusun Alokasi Kuota JBT dan JBKP setiap Kabupaten/Kota di Seluruh Wilayah NKRI
1.369.838.000 1.306.770.217 63.067.783 95,40
213 Menyusun Alokasi Kuota JBT untuk Konsumen Pengguna Sektor Non Transportasi
1.381.235.000 1.275.257.000 105.978.000 92,33
1929.052.001 Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar
Minyak 24.601.844.000 21.580.948.548 3.020.895.452 87,72
214 Melakukan Koordinasi dan Memberikan rekomendasi Hasil Penyelidikan dan Keterangan Ahli pada Kegiatan Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan & Pendistribusian BBM
1.809.794.000 1.732.231.691 77.562.309 95,71
215 Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM Jenis Tertentu, BBM Khusus Penugasan dan Jenis BBM Umum di Seluruh Wilayah NKRI
2.641.465.000 2.615.785.179 25.679.821 99,03
216 Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Bahan Bakar Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan pada Daerah Tertinggal, Terluar dan Perbatasan
8.637.928.000 6.636.190.372 2.001.737.628 76,83
217 Melakukan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan Badan Usaha Pemegang Izin
Usaha Niaga BBM
1.938.903.000 1.822.881.745 116.021.255 94,02
218 Melakukan Koordinasi dan Monitoring Penyediaan Bahan Bakar Minyak Badan Usaha yang Melakukan Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Indonesia
1.496.885.000 1.383.672.181 113.212.819 92,44
219 Melakukan Monitoring dan Koordinasi di Daerah dalam Rangka Pengawasan Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
1.491.013.000 1.333.803.024 157.209.976 89,46
220 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Penyedian dan Pendistribusian BBM dalam Rangka Mengamankan Pasokan BBM Menghadapi Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru
2.699.127.000 2.518.066.928 181.060.072 93,29
221 Melakukan Monitoring Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Nabati oleh Badan Usaha dalam Rangka Pengawasan Penyediaan dan
Pendistribusian BBM
285.023.000 271.109.113 13.913.887 95,12
222 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Konversi Minyak Tanah ke LPG dalam Rangka Menjaga Kelancaran Penyediaan dan Pendistribusian Minyak Tanah pada Masa Transisi
1.299.392.000 1.232.468.610 66.923.390 94,85
92 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
223 Melakukan Koordinasai dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian
Jenis Bahan Bakar Tertentu di Wilayah Pesisir 1.442.611.000 1.253.771.221 188.839.779 86,91
224 Melakukan Monitoring Cadangan Operasional Badan Usaha dalam Rangka
Menjaga Ketahanan Stok BBM 859.703.000 780.968.484 78.734.516 90,84
1929.053.001 Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3.636.339.000 2.686.933.785 949.405.215 73,89
225 Melakukan Monitoring dan Updating Data dan Infrastruktur Penyediaan dan Pendistribusian BBM Berbasis IT
1.090.295.000 962.993.011 127.301.989 88,32
226 Melakukan Interkoneksi Sistem Pelaporan Badan Usaha BBM Non PSO 1.493.486.000 755.031.806 738.454.194 50,56
227 Melakukan Pemberian Nomor Registrasi Usaha (NRU) dan Nomor Registrasi Penyalur BBM Bersubsidi (NRPB) serta Monitoring atas Perselisihan Antar Badan Usaha
1.052.558.000 968.908.968 83.649.032 92,05
1929.951.001 Layanan Internal (Overhead) 1.911.243.000 1.842.594.460 68.648.540 96,41
228 Membuat Skema Pengembangan Pembentukan Pengaturan dan Pelaksanaan Pengawasan BPH Migas dengan Komparasi dari Badan
Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di Negara Lain
296.844.000 272.707.698 24.136.302 91,87
229 Melakukan Dukungan Manajemen Kegiatan Direktorat BBM 1.614.399.000 1.569.886.762 44.512.238 97,24
3.3.2 Direktorat Gas Bumi
Secara umum pengukuran capaian kinerja Direktorat Gas Bumi BPH Migas
Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan
realisasi kinerja terhadapmasing-masing indikator kinerja. Namun untuk beberapa
indikator kinerja sasaran dan kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi
capaian kinerja tahun sebelumnya.
Sebagian besar sasaran strategis yang ditargetkan dapat dicapai, namun
terdapat beberapa sasaran strategis yang melebihi target pada tahun 2017 ini.
Sebagaimana disebutkan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa
Direktorat Gas Bumi mempunyai tugas dan wewenang antara lain :
a. Melaksanakan pengaturan dan penetapan pengusahaan transmisi dan distribusi
Gas Bumi;
b. Melaksanakan pengaturan dan penetapan Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui
pipa;
c. Melaksanakan evaluasi dan penetapan Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan
pelanggan kecil;
d. Melaksanakan penetapan dan pemberlakuan Sistem Informasi Pengusahaan dan
AkunPengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha
pengangkutan GasBumi melalui pipa;
93 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
e. Menyelesaikan perselisihan yang timbul terhadap pemegang Hak
Khususpengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau yang berkaitan dengan
pelaksanaankegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa;
f. Memberikan Hak Khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada ruas
tertentudari transmisi Gas Bumi dan pada wilayah tertentu dari jaringan distribusi
Gas Bumimelalui lelang, berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan
Distribusi GasBumi Nasional;
g. Pengawasan pada Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
untuk tahun 2015 – 2019, Direktorat Gas Bumi mempunyai program strategis yaitu
melaksanakan pengaturan, penetapan dan pengawasan terhadap kegiatan
pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dengan tujuan untuk meningkatkan
pengembangan infrastruktur jaringan pipa Gas Bumi dan pemanfaatan Gas Bumi di
dalam negeri.
Dalam Penetapan Kinerja Direktorat Gas Bumi Tahun 2017 terdapat 1 (satu)
Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.
Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
1. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga
Gas Bumi Melalui Pipa
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALI-
SASI % PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALI -
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaturan,
Penetapan dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa.
Pengaturan,
Penetapan dan
Pengawasan
Hak Khusus
Pengangkutan
dan Niaga Gas
Bumi Melalui
Pipa
2 SK 18 SK 900 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi Melalui
Pipa
3.671,10 3.442,17 93,76
Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 550% (11 SK) dari
target 2 SK dan terjadi peningkatan pada tahun 2017 sebasar 900% (18 SK).
94 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan
Niaga Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu :
A. Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui
Pipa.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004, Hak Khusus adalah
hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk
mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi
dan/atau pada Wilayah Jaringan Distribusi berdasarkan lelang.
Selanjutnya dalam Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi
Nomor 19 Tahun 2010, Hak Khusus di bedakan menjadi 4 (empat) macam,
yaitu :
➢ Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi
tertentu adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha
untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas
Transmisi tertentu berdasarkan lelang.
➢ Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Wilayah Jaringan
Distribusi tertentu adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada
Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui
Pipa pada Wilayah Jaringan Distribusi tertentu berdasarkan lelang.
➢ Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir adalah hak yang
diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Pipa Dedicated Hilir pada
Wilayah Niaga Tertentu tidak berdasarkan lelang.
➢ Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Pipa Dedicated
Hilir adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha
untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Pipa
Dedicated Hilir pada Wilayah Niaga Tertentu tidak berdasarkan lelang.
Berdasarkan tabel, kegiatan pemberian Hak Khusus Pengangkutan
dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa telah mencapai target kinerja 900%.
Tahun 2017, BPH Migas telah memberikan 12 Hak Khusus Niaga Gas Bumi
Melalui Pipa sebagai berikut :
95 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 25
Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
Sedangkan untuk Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, BPH
Migas telah menerbitkan 6 surat keputusan yaitu :
Nomor Tanggal
I PT Krakatau Daya Listrik
PGN Station Bojonegara - AM 8 (KP 11) PT Krakatau Daya Listrik
Valve Box Area Travo AM04 - MRS PT Krakatau Steel
Valve Box Area Travo AM08 - MRS PT Krakatau Wajatama
Valve Box Area Travo AM02 - MS PT Krakatau Posko
Valve Box Area Travo AM08 - PT Stollberg Samil Indonesia
Infront of PT Stollberg Samil Indonesia - MRS PT Stollberg Samil
Indonesia
Infront of PT Posco M Tech Indonesia - PT Posco M Tech Indonesia
Box Valve Area PT Indonesia Poschemtech Chosun Ref - Box Valve
Area PT Seamless Pipe Indonesia Jaya
Box Valve Area PT Seamless Pipe Indonesia Jaya ke MRS PT
Indonesia Poschemtech Chosun Ref
No Badan Usaha Niaga Wilayah AdministrasiHak Khusus
1 Cilegon 02/KD/BPH MIGAS/KOM/2017 6 Februari 2017
I I PT Igas Utama
1 Mother Station PT Igas Utama ke Mother Station PT Keihin Indonesia Cibitung, Bekasi 03/KD/BPH Migas/Kom/2017 6 Februari 2017
I I I PT Pelangi Cakrawala Losarang
1 Lap. Cemara PEP - Chang Jui Fang Indonesia & Tirta Bening Mulia Indramayu 15/KD/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
IV PT PGN (Persero) Tbk
WJD Banten Banten
WJD Batam Batam
V PT Pertagas Niaga
1Stasiun Penyerahan Gas KP-42.2 Cambai - Simpang Y - Metering
Station PT Pertagas Niaga di Kawasan Pabrik PT Arwana Anugerah
Ogan Ilir, Sumatera
Selatan17/KD/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
VI PT Surya Energi Parahita
Metering Gas Orifice ke Pipa Utama PT SEP
Pipa Distribusi Kawasan Suryacipta
Bov Valve 6 inch Jl. Surya Kencana ke Box Valve 4 inch Kawasan
Industri Suryacipta
VII PT Dharma Pratama Sejati
1Pipa dari Metering Pertagas di Wunut Sidoarjo ke Kawasan Industri
Ngoro, MojokertoSidoarjo, Mojokerto 19/KD/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
VIII PT Malamoi Olom Wobok
Construction Gas Pipe di Klalin Process Area ke PLTMG Arar Asia
Power
Arar Gas Plant ke PT MOW 2 Plant di Plant Gate PT Henrison Iriana
Tie In Point MOW III di arar gas plant ke PLTMG Waymon Daya
Powergen
IX PT Pertamina Gas
1 MS Pondok Tengah - SKG Tegal Gede PT Pertagas Bekasi, Jawa Barat 04/KD/BPH Migas/Kom/2017 8 Agustus 2017
X PT Energasindo Heksa Karya
Wilayah Distribusi Bitung
Wilayah Distribusi Tegal Gede
Wilayah Distribusi Cilegon Banten
XI PT Mitra Energi Buana
PT Tanjung Enim Lestari Kab. Muara Enim
PT Sunan Rabber, PT Remco, PT Hok Tong I, PT Hok Tong II
PT Aneka Bumi Pratama, PT Gadjah Ruku
XII PT Petrogas Jatim Utama
1ORF Ketapang II LTD di Maspion Manyar ke PT Pembangkit Jawa
Bali
Kab. Gresik, Jawa
Timur07/KD/BPH Migas/Kom/2017 8 Agustus 2017
1 16/KD/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
1Kawasan Industri
Suryacipta, Karawang18/KD/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
1 06/KD/BPH Migas/Kom/2017 8 Agustus 2017Kota Palembang
1 Sorong, Papua Barat 20/KD/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
1Jawa Barat
05/KD/BPH Migas/Kom/2017 8 Agustus 2017
96 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 26
Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan menetapkan hak khusus pengangkutan dan/atau niaga
gas bumi melalui pipa adalah sebesar Rp 997,845,000 (Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Empat Puluh Lima Ribu
Rupiah);
b. Realisasi kegiatan menetapkan hak khusus pengangkutan dan/atau niaga
gas bumi melalui pipa adalah sebesar 94.51% atau sebesar Rp
943,013,956 (Sembilan Ratus Empat puluh Tiga Juta Tiga Belas Ribu
Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Rupiah)
B. Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga
Gas Bumi Melalui Pipa.
BPH Migas dalam rangka melaksanakan pengawasan pelaksanaan Hak
Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Ruas Transmisi dan/atau
Wilayah Jaringan Distribusi berpedoman pada Peraturan BPH Migas Nomor
Nomor Tanggal
I PT Majuko Utama Indonesia
1 Cilegon - Ciwandan Cilegon 01/KT/BPH Migas/Kom/2017 06 Februari 2017
I I PT Pertamina Gas
1 Belawan-Kawasan Industri Medan (KIM) Medan, Deli Serdang
1KIM - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Sei Mangke
Deli Serdang,
Simalungun, Serdang
Bedagai
I I I PT Gasindo Pratama Sejati
1Citarik - SKG Tegalgede - Stasiun Gas
CikarangKarawang & Bekasi 12/KT/BPH MIGAS/KOM/2017 5 April 2017
IV PT Rabana Gasindo Usama
1 SKG Tegalgede - Stasiun Gas Citeureup Bekasi & Bogor 13/KT/BPH MIGAS/KOM/2017 5 April 2017
No Badan Usaha Pengangkutan Wilayah AdministrasiHak Khusus
11/KT/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
V PT Energasindo Heksa Karya
1 Tempino Kecil - P. Selincah
2 P. Selincah - PT PLN Sei Gelam
VI PT Rabana Gasindo Utama
1 SKG Tegalgede - PT Cikarang Listrindo Bekasi, Jawa Barat 03/KT/BPH MIGAS/KOM/2017 8 Agustus 2017
Jambi 14/KT/BPH Migas/Kom/2017 5 April 2017
97 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
19/P/BPH Migas/XI/2010 tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan
Niaga Gas Bumi Melalui Pipa.
Hasil dari pengawasan pelaksanaan Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi akan
dijadikan bahan rekomendasi bagi BPH Migas dalam hal pemberian sanksi
kepada Badan Usaha yang tidak mematuhi ketentuan dari peraturan yang
berlaku. Sanksi yang akan diberikan dapat berupa teguran, denda,
pencabutan Hak Khusus dan pengusulan pencabutan Izin Usaha kepada
Pemerintah.
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan melaksanakan pengawasan hak khusus kegiatan
usaha pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah
sebesar Rp 649,585,000 (Enam Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Lima
Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah);
b. Realisasi kegiatan melaksanakan pengawasan hak khusus kegiatan
usaha pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah
sebesar 92.55% atau sebesar Rp 601,216,482(Enam Ratus Satu Juta
Dua Ratus Enam Belas Ribu Empat Ratus Delapan Puluh Dua Rupiah).
Tabel 27
Daftar Nama Badan Usaha Niaga Gas Bumi
NO Badan Usaha NO Badan Usaha
1 PT BANTEN INTI GASINDO 15 PT PASUNDAN RESOURCES
2 PT BAYU BUANA GEMILANG 16 PT PDPDE Gas
3 PT BERKAH USAHA ENERGY 17 PT PDPDE SUMSEL
4 PT Dharma Pratama Sejati 18 PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG
5 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 19 PT PERTAGAS NIAGA
6 PT GAGAS ENERGI 20 PT PERTAMINA GAS
7 PT GRESIK MIGAS 21 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk
8 PT IGAS UTAMA 22 PT Petrogas Jatim Utama
9 PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 23 PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA
10 PT INTI DATA LATU PRIMA 24 PT SARANA CEPU ENERGI
11 PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 25 PT SINERGI PATRIOT BEKASI
98 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
12 PT Malamoi Olom Wobok 26 PT SUMBER PETRINDO PERKASA
13 PT MITRA ENERGI BUANA 27 PT SURYA CIPTA INDONESIA
14 PT MUTIARA ENERGY 28 PT SURYA CIPTA INDONESIA
Tabel 28 Daftar Nama Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi
NO Badan Usaha NO Badan Usaha
1 PT PERTAMINA GAS 7 PT RABANA GASINDO UTAMA
2 PT PGN (Persero) Tbk 8 PT GASINDO PRATAMA SEJATI
3 PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 9 PT PDPDE GAS
4 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 10 PT KALIMANTAN JAWA GAS
5 PT MAJUKO UTAMA INDONESIA 11 PT MITRA ENERGI GAS SUMATERA
6 PT RABANA GASINDO USAMA
C. Melaksanakan Persiapan/ Pelaksanaan Lelang Ruas Transmisi dan/atau
Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus
Kegiatan yg dilakukan adalah untuk mengetahui informasi mengenai
Pembahasan Metode Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui
Pipa. Materi – Materi yag disampaikan antara lain mengenai Pendekatan
Value Engineering sebagai Upaya Efisiensi dalam Perhitungan Tarif
Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa, Metodologi Manajemen Proyek pada
Kegiatan EPC Pembangunan Infrastruktur Pipa Gas dengan Prinsip Cost
Effectiveness, Metodologi Formulasi Perhitungan Tarif untuk Memperoleh
Tarif yang Akuntable dan Mendukung Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi
yang Berkelanjutan, dan Model Optimasi Sistem Tarif Pengangkutan Gas
Bumi melalui Pipa yang Relevan dengan Market Gas Indonesia.
Pemeriksaan Fisik dan pengumpulan data Fasilitas Pipa Niaga Gas Bumi
melalui Pipa Dedicated Hilir dam rangka pemberian Hak Khusus ke PT Bayu
Buana Gemilang (BBG) di Kabupaten Bekasi yang dilaksanakan pada tanggal
6-7 Oktober 2017. Pemeriksaan Fisik tersebut sebagai tindak lanjut atas
permohonan penyesuaian Hak Khusus sesuai surat Direktur Utama PT BBG
nomor :136/BBG-Dir/VI/2017 tanggal 9 Juni 2017. Terdapat penambahan 3
(tiga) konsumen yaitu PT Unilever Indonesia Food & Ice Cream, PT Unilever
99 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Indonesia Non Soap Detergnt dan PT Showa Indonesia. Semua pipa dan
fasilitas penunjangn telah terpasang dan beroperasi dengan baik dan BPH
Migas akan menindaklanjuti hasil Pemeriksaan Fisik tersebut.
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan melaksanakan Persiapan/ Pelaksanaan Lelang Ruas
Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian
Hak Khusus adalah sebesar Rp479,366,000 (Empat Ratus Tujuh Puluh
Sembilan Juta Tiga Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah);
b. Realisasi kegiatan melaksanakan Persiapan/Pelaksanaan Lelang Ruas
Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian
Hak Khusus adalah sebesar 90.74% atau sebesar Rp434,953,692 (Empat
Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembiln Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Enam
Ratus Sembilan Puluh Dua Rupiah).
D. Melaksanakan Koordinasi dan Sinkronisasi dalam Rangka Pemanfaatan
Gas Bumi di Wilayah Pulau Sulawesi
Kegiatan inti yang dilaksanakan adalah Rapat Koordinasi di Kota Makassar
dan Kota Manado, serta kegiatan kunjungan lapangan ke 7 (tujuh) lokasi/kota
dengan 8 (delapan) kali frekuensi.
Rapat Koordinasi
• Makassar (Sulawesi Selatan)
Rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi di Makassar Sulawesi Selatan,
dilaksanakan pada tanggal 1-3 November 2017, dengan acara inti rapat
dilaksanakan pada hari Kamis 2 November 2017. Peserta rapat internal BPH
adalah 65 sedangkan undangan yang hadir sejumlah 49 orang. Rapat
koordinasi di Makassar dihadiri oleh 4 orang anggota Komisi VII DPR RI dan 3
orang anggota Komite BPH Migas. Narasumber instansi lain yang diundang
adalah BKPM, Bappenas dan Kemenperin.
Poin-poin penting yang disampaikan dalam rapat koordinasi tersebut antara
lain:
100 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
- Ketahanan Energi adalah kondisi dimana terpenuhinya ketersediaan,
kemampuan untuk membeli, adanya akses, dan ramah lingkungan.
- Landasan perencanaan energi adalah UU N0. 22 Tahun 2001, UU No. 30
Tahun 2007 dan PP No. 79 Tahun 2014 yang diturunkan dalam RUEN
dan RUED di daerah melalui PerPres No. 22 Tahun 2017.
- Bauran Energi yang diproyeksi dan direncanakan oleh Pemerintah masih
untuk Gas Bumi dah hasil olahannya sampai dengan Tahun 2026.
- Cadangan gas bumi di Indonesia secara total 144, 06 TSCF dengan
cadangan terbesar di Natuna sebanyak 49,87 TSCF.
- Penguatan BPH Migas sebagai Pengatur dan Pengawas di Sektor Hilir
Migas.
- Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas alam papan atas di
dunia. Data BP Statistics 2014 menunjukkan cadangan gas alam terbukti
Indonesia mencapai 103,3 triliun kaki kubik. Dengan angka cadangan
tersebut menempatkan Indonesia berada pada posisi ke-14 pemilik
cadangan terbesar di dunia. Bahkan, di kawasan Asia, Indonesia
merupakan pemilik cadangan gas terbesar kedua setelah China yang
memiliki 115,6 triliun kaki kubik gas alam. Pemegang cadangan gas alam
terbesar di dunia adalah Iran dengan volume cadangan mencapai 1.192,9
triliun kaki kubik. Posisi kedua disusul oleh Rusia dengan jumlah
cadangan gas terbukti sebesar 1.103,6 triliun kaki kubik.
- Fakta : Pemanfaatan Gas Bumi Nasional saat ini terdiri dari LNG Ekspor
29,34%, Industri 21,68%,Kelistrikan 15,71%, Ekspor Gas Pipa 11,67%,
Pupuk 9,95%, LNG Domestik 6,10%, Lifting Minyak 2,83%, LPG Domestik
2,63%, BBG Transportasi 0,005% dan City Gas 0,04% (sumber: ESDM
2016). Dapat dilihat bahwa pemanfaatan gas bumi untuk transportasi
sangat sedikit dan perlu didorong teknologi transportasi massal yang
dapat menggunakan bahan bakar gas bumi.
- Pulau Sulawesi memiliki potensi migas di Kab. Jeneponto akan tetapi
belum dilakukan eksplirasi. Contoh: Blok Migas Karaeng di Jeneponto.
101 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
• Manado (Sulawesi Utara)
Rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi di Manado Sulawesi Utara,
dilaksanakan pada tanggal 6-8 Desember 2017, dengan acara inti rapat
dilaksanakan pada hari Kamis 7 Desember 2017. Peserta rapat internal
BPH adalah 42 sedangkan undangan yang hadir sejumlah 25 orang. Rapat
koordinasi di Makassar dihadiri oleh 1 orang anggota Komisi VII DPR RI
dan 3 orang anggota Komite BPH Migas. Narasumber instansi lain yang
diundang adalah Dit Infrastruktur Ditjen Migas, Dit Program Ditjen Migas,
PT Pertamina Gas, PT Energasindo Heksa Karya, PT PLN (Persero), dan
PT Energi Nusantara Merah Putih.
Poin-poin penting yang disampaikan dalam rapat koordinasi tersebut antara
lain :
- Perubahan paradigma dalam pemanfaatan energy nasional adalah
perubahan paradigm yaitu energy sebagai komoditas menajdi energy
sebgai modal pembangunan untuk pemerataan infrastruktur;
- Paradigm kemandirian dan ketahanan energy menuju kedaulatan energy
nasional
- Sumber daya energy, minyak gas dan batubara dipergunakan untuk :
• Ekspor : untuk membiayai pembangunan dan mendapatkan devisa
berupa valuta asing
• Kebutuhan dalam enegri, untuk industry, listrik nasional, transportasi,
rumah tangga dan kebutuhan lain
- Sumber daya energy tak terbarukan (minyak, gas, batubara, nuklir) dan
sumber daya energy terbarukan (air, panas bumi, matahari, bio fuel, bio
mass, energy laut, angin) digunakan untuk kesejahteraan masyarakat;
- Kegiatan usaha gas bumi melalui pipa
Pengangkutan → Ruas transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi
Niaga → niaga gas bumi melalui pipa yang memiliki fasilitas, niaga gas bumi
melalui pipa yang tidak berfasilitas dan niaga gas bumi melalui pipa dedicated
hilir
102 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
- Roadmap pengaturan kegiatan pengangkutan dan niaga gas bumi melalui
pipa yaitu BPH Migas akan melakukan lelang WJD/WNT serta
menentukan penetapan kriteria untuk menentukan Badan usaha
pemegang Hak Khusus
- Persyaratan lelang ruas transmisi atau wilayah jaringan distribusi
• Ruas transmisi tercantum dalam RIJTDGBN
• Adanya pasokan gas
• Adanya potensi demand (industry, pembangkit listrik, dll)
- Jumlah jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi di Indonesia
- Pijakan dan model pengelolaan energy (pengelolaan gas bumi domestic
• Menjamin ketersediaan gas untuk kebuthan dalam negeri untuk
segmen pengguna
• Menjamin pengelolaan gas yang berkelanjutan untuk mendukung
keberlangsungan kegiatan perekonomian nasional
• Menjamin harga beli yang terjangkau secara optimum untuk seluruh
segmen pengguna
• Menjamin pemerataan akses untuk seluruh pengguna gas di seluruh
wilayah pemanfaatan yang ditetapkan
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan melaksanakan Koordinasi dan Sinkronisasi Dalam
Rangka Pemanfaatan Gas Bumi di Wilayah Pulau Sulawesi adalah
sebesar Rp1.544.305.000 (Satu Milyar Lima Ratus Empat Puluh Empat
Juta Tiga Ratus Lima Ribu Rupiah);
b. Realisasi kegiatan melaksanakan Koordinasi dan Sinkronisasi Dalam
Rangka Pemanfaatan Gas Bumi di Wilayah Pulau Sulawesi adalah sebesar
94.73% atau sebesar Rp1.462.983.636 (Satu Milyar Empat Ratus Enam
Puluh Dua Juta Sembiln Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Tiga
Puluh Enam Rupiah).
103 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
2. Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALI-
SASI % PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALI -
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaturan.
Penetapan dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa.
Pengaturan.
Penetapan dan
Pengawasan
Pemanfaatan
Bersama
Fasilitas
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
1 SK 0 SK 0 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi Melalui
Pipa
5.340,76 3.501,89 65,57
Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 200% (2 SK) dari
target 1 SK terjadi penurunanpada tahun 2017 menjadi 0% ( realisasi 0 SK).
Alasan tidak tercapai target karena terdapat 5 (lima) Access Arrangement yang
masih dalam proses yaitu : 1. PT Gasindo Pratama Sejati di Wilayah Cikarang, 2.
PT Mitra Energi Gas Sumatera, di Wilayah Palembang, 3. PT Transportasi Gas
Indonesia, di Wilayah Grissik – Duri, 4. PT Energasindo Heksa Karya, di
Wilayah Jambi, 5. PT Rabana Gasindo Utama, di Wilayah Cikarang.
Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu :
A. Kegiatan Melaksanakan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama
Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Telah dilaksanakan Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri
ESDM tentang Tata Cara Perhitungan Harga Jual Gas Bumi dalam
Kegiatan Usaha Hilir. Pembahasan rancangan Permen ESDM tentang
Harga Gas Hilir antara BPH Migas dan Ditjen Migas.dimana dilakukan
diskusi mengenai rancangan tata cara Peraturan Penetapan Harga Gas
Bumi Melalui Pipa. Hari kedua dilakukan pembahasan Permen ESDM
tentang Harga Gas Hilir antara BPH Migas. Ditjen Migas. PT Pertamina
Gas.PT PGN Persero Tbk dan INGTA. Tujuan pengaturan harga jual gas
bumi adalah sebagai berikut :
104 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
a. Meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri
b. Menjamin dipenuhinya hak-hak konsumen Gas Bumi
c. Menjamin konsistensi penetapan harga jual gas bumi dengan
mempertimbangkan daya beli konsumen gas bumi. kesinambungan
penyediaan dan pendistribusian gas bumi dan tingkat keekonomian
yang wajar bagi Badan Usaha Niaga Gas Bumi
Tabel 29
Harga Jual Gas Bumi terdiri atas harga jual gas bumi untuk konsumen
No. Sektor Pemanfaat Gas Bumi Pengaturan
1 Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur
2 Transportasi Ditetapkan oleh Menteri
3 Konsumen selain a dan b Diatur oleh Menteri
4 Konsumen Gas Bumi Tertentu Ditetapkan oleh Menteri
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama
Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah sebesar
Rp278.944.000 (Dua Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus
Empat Puluh Empat Ribu Rupiah);
b. Realisasi kegiatan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah sebesar 90.37% atau
sebesar Rp252.085.477 (Dua Ratus Lima Puluh Dua Juta Delapan Puluh
Lima Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Tujuh Rupiah).
105 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
B. Melaksanakan Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait Dalam
Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama
Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.
i. Rapat Koordinasi Pembahasan Komponen Biaya Distribusi Gas Bumi pada
tanggal 20 Februari 2017 di BPH Migas. Rapat dihadiri oleh INGTA. PT
Pertamina EP. PT Pertamina Gas. Ditjen Migas dan BPH Migas.
ii. Rapat Koordinasi pembahasan DRC untuk GTA Bontang pada tanggal 27
Februari 2017 di Kantor Pusat PLN (Persero). dan dihadiri oleh PT PLN
(Persero). PT Pertamina Gas dan BPH Migas.
iii. Rapat Perubahan Titik Serah dan Alat Ukur untuk Suplai Gas yang
Dialokasikan dari PT Pertamina EP dan PT PHE ONWJ untuk Keperluan
Pengoperasian SPBG PT Pertamina (Persero) di DKI Jakarta. Jawa Barat
dan Banten pada tanggal 9 Januari 2017 di Direktorat Jenderal Migas.
Rapat dihadiri oleh Ditjen Migas. SKK Migas. BPH Migas. PT Pertamina
(Persero). PT Pertamina EP. PT PHE ONWJ.
iv. Rapat koordinasi Penanganan Glycol pada pipa Ruas Transmisi Gas Bumi
Kepodang – Tambak Lorok pada tanggal 23 Desember 2016 di BPH Migas.
dilakukan rapat koordinasi lanjutan tanggal 7 Maret 2017 yang dihadiri oleh
BPH Migas. PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) dan Petronas Carigali Muriah
Ltd (PCML).
v. Rapat Koordinasi Update Status GTA Belawan – Paya Pasir dan
Amandemen GTA Arun-Belawan pada tanggal 18 April 2017 di BPH Migas
dihadiri oleh PT Pertamina Gas. PT PGN (Persero) Tbk dan PT PLN
(Persero).
vi. Rapat Koordinasi Pemanfaatan Bersama Pipa Gas Bumi Dedicated Hilir
milik PT Pertamina Gas untuk Penyaluran Gas Bumi dari KP 42.4 Cambai
Simpang Y menuju Matering System di lokasi Pabrik PT Arwanan Anugerah
Keramik pada tanggal 5 Mei 2017 di BPH kugas dan dihadiri oleh PD
Petorgas Ogan Ilir. PT Pertagas Niaga. PT Arwana Anugerah Keramik dan
BPH Migas di BPH Migas.
vii. Rapat pembangunan pipa WNTS ke P.Pemping tanggal 10 Mei 2017 di
Ditjen Migas dehan dihadiri oleh Ditjen Migas. BPH Migas. PT PGN
106 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
(Persero) Tbk. PT PLN (Persero). PLN Batam. Premier Oil. dan Medco E&P
Natuna. Masing-masing pihak menyampaikan progress kemajuan proyek
pembangunan pipa WNTS-P.Pemping.
viii. Rapat koordinasi Ketentuan dalam Perjanjian Pengangkutan Gas (Ship or
Pay dan SBLC) terkait Pelaksanaan Jaringan Gas pada tanggal 12 Mei
2017 di BPH Migas. Rapat dihadiri oleh BPH Migas. PT Sarana
Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) dan PT Pertamina Gas.
ix. Rapat terkait pemanfaatan pipa dedicated hilir milik PT Pertagas Niaga
untuk penyaluran gas bumi milik PD POI pada tanggal 22 Mei 2017 di BPH
Migas. tealah dilakukan rapat lanjutan di Ditjeni Migas pada tanggal 29 Mei
2017. Rapat dihadiri oleh Ditjen Migas. BPH Migas. PT Pertagas Niaga.PD
Petrogas Ogan Ilir.PT Medco E&P Indonesia. JOB Pertamina-Jadestone
Energy Ogan Komering Ltd.
x. Rapat dilatarbelakangi dengan Surat PT KJG Nomor 00204.S-PR-00-KJG-
2017 tanggal 7 Juli 2017 mengenai Notifikasi Keadaan Kahar yang
disebabkan turunnya cadangan gas Lapangan Kepodang. Rapat koordinasi
dilaksanakan di BPH Migas pada tanggal 31 Juli 2017 dengan dihadiri oleh
BPH Migas dan PT Kalimanta Jawa Gas.
xi. Rapat Koordinasi Asistensi Hukum Penyusunan Tanggapan Atas RUU
Migas dilaksanakan di Hotel Aston Sentul Lake Resort and Conference
Center Bogor tanggal 20-21 Juli 2017. Rapat dipimpin oleh Kepala BPH
Migas. Dalam rapat disampaikan mengenai Peran Strategis dan Tugas
BPH Migas.
xii. Pemanfaatan Bersama Pipa Gas Bumi Dedicated Hilir untuk Penyaluran
Gas Bumi dari Lapangan Tambun Menuju SKG Tegalgede
a. Latar Belakang : Permintaan Pertimbangan Pemanfaatan Bersama
Pipa Gas Bumi Dedicated Hilir dari Direktur Pembinaan Usaha Hilir
Migas Nomor 2995/15/DMO/2017 tanggal 23 Maret 2017
b. Telah dilakukan Rapat pembahasan pada tanggal 27 Oktober 2017 di
Hotel Santika BSD yang dihadiri oleh BPH Migas. Ditjen Migas. PT
Pertamina Gas. PT Bina Bangun Wibawa Mukti (PT BBWM). PT
107 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Pertamina EP. PT Bayu Buana Gemilang (PT BBG). PT Mutiara
Energy (PT ME).
xiii. Pembahasan Rencana Tie-in Pipa Lateral Jambi Merang ke PGN Station
a. Latar Belakang : Menindaklanjuti surat SKK Migas Nomor: SRT-
0349/SKKMA0000/2017/S2 tanggal 11 Agustus 2017 perihal Kendala
Akses Gas Wilayah Jambi Merang ke PLN Muara Tawar dan Hasil
Rapat Pembahasan Kendala Akses Pengaliran Gas Jambi Merang ke
PLTGU Muara Tawar yang dipimpin oleh Wamen ESDM tanggal 28
Agustus 2017
b. Telah dilaksanakan Rapat koordinasi pada tanggal 27 Oktober 2017 di
Hotel Santika BSD. rapat dihadiri oleh PT PGN (Persero) Tbk. PT PLN
(Persero) dan BPH Migas.
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan Melaksanakan Koordinasi BPH Migas dengan Pihak
Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan
Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipaadalah sebesar
Rp769.899.000 (Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Tiga Ratus
Enam Puluh Enam Ribu Rupiah);
b. Realisasi kegiatan Melaksanakan Koordinasi BPH Migas dengan Pihak
Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan
Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah sebesar
9% atau sebesar Rp69.259.750 (Empat Ratus Tiga Puluh Empat Juta
Sembiln Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Sembilan Puluh Dua
Rupiah).
Catatan : karena Honor Kegiatan tidak dapat dicairkan sebesar
Rp641.000.000 (Enam Ratus Empat Puluh Satu Juta Rupiah)
apabila honor kegiatan dapat dicairkan maka realisasi menjadi
92.25%
108 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
C. Melaksanakan Workshop Penerapan Aturan dan Kebijakan Pemerintah
Terkait Kegiatan Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa
1. Workshop Penentuan Wilayah Eksisting Dan Pengembangan Untuk
Wilayah Jaringan Distribusi Dan Wilayah Niaga Tertentu
2. Workshop Rencana Pembangunan Pipa Gas Bumi (Transmisi. Distribusi
dan Jaringan Gas) Tahun 2018-2022
Workshop dihadiri oleh Komisi VII DPR-RI. BPH Migas. PT Pertamina Gas.
PT PGN (Persero) Tbk. PT Transportasi Gas Indonesia. PT Kalimantan
Jawa Gas. PT Energasindo Heksa Karya. PT PDPDE Gas dan Media. Hasil
Workshop secara garis besar terbagi 2 (dua) meliputi Regulasi dan
Pengembangan Infrastuktur.
a. Mengenai Regulasi dihasilkan gagasan : sebagai badan pengatur. BPH
Migas membuat aturan terkait dengan Pembangunan Pipa Transmisi.
Distribusi dan Jaringan Gas Bumi. bersifat transparan terhadap semua
para pemangku kepentingann (stakeholders). agar pada saat
menetapkan pelaksana kegiatan pembangunan dan pengembangan
infrastruktur pipa transmisi. distribusi dan jaringan gas bumi dalam
suatu wilayah jaringan distribusi (WJD) ataupun dalam wilayah niaga
tertentu (WNT) selalu memberi peluang pada seluruh badan usaha
melalui persaingan yang sehat dengan mempertimbangkan aspek
teknis dan ekonomis sebagai data dukung yang disampiakan masing-
maisng badan usaha melalui evaluasi dan penilaian atas data yang
disampaikan apakah termasuk dalam kategori wajar untuk ditetapkan
sebagai pelaksana kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut.
b. Diperlukan insfrastuktur pipa transmisi. distribusi dan jaringan gas bumi
untuk kawasan Indonesia Bagian Barat (pulau Sumatera. Jawa.
Kalimantan) termasuk kepulauan Riau (Batam dan Natuna) yang
terhubung mulai dari ujung Utara pulau Sumatera sampai ujung timur
pulau Jawa dan sampai ujung utara pulau Kalimantan. Sedangkan
untuk Kawasan Indonesia Bagian Timur (mulai Pulau Bali s.d Pulau
Irian) Infrastruktur pipa transmisi. distribusi dan jaringan gas bumi
sampai dengan tahun 2022 masih belum terprogram pembangunannya.
namun demikian untuk mensupply kebutuhan gas masyarakat
109 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
industri.pelanggan kecil dan rumah tangga telah dibuat rencana
apembangunan beberapa mini Regas LNG yang tersebar di beberapa
provinsi dan kabupaten kota pada tepian pantai yang ada di pulau-
pulau kecil dan besar yang rencana pasokan LNGnya melalui FSRU
yang akan ditempatkan di Provinsi Sulawesi Selatan. berasal dari LNG
Plant yang ada di Marsella (Provinsi Maluku. Donggi – Senoro dan
Tangguh Papua). untuk selanjutnya pemenuhan kebutuhan gas
masyarakat industri.pelanggan kecil dan rumah tangga akan
didistribusikan melalui jaringan distribusi bukan pipa. melainkan
menggunakan truk-truk CNG.
3. Workshop Rencana Pembangunan Pipa Gas Bumi (Transmisi. Distribusi
dan Jaringan Gas) Tahun 2018-2022.
4. Koordinasi dengan Pemprov Nusa Tenggara Barat terkait Pelaksanaan
Workshop
5. Focus Group Discussion Tata Kelola dan Kelembagaan Industri Hilir Migas
yang Efektif dan Efisien
6. Workshop Penerapan Aturan dan Kebijakan Pemerintah Terkait Kegiatan
Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan Melaksanakan Workshop Penerapan Aturan dan
Kebijakan Pemerintah Terkait Kegiatan Pengangkutan dan Niaga Gas
Bumi melalui Pipa adalah sebesar Rp3.805.292.000 (Tiga Milyar
Delapan Ratus Lima Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu
Rupiah);
b. Realisasi kegiatan Melaksanakan Workshop Penerapan Aturan dan
Kebijakan Pemerintah Terkait Kegiatan Pengangkutan dan Niaga Gas
Bumi melalui Pipa sebesar 72.52% atau sebesar Rp2.759.458.055
(Dua Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Lima
Puluh Delapan Ribu Lima Puluh Lima Rupiah).
110 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
D. Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrengement) pada
Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi milik
Badan Usaha
Badan Usaha yang telah mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas
mempunyai kewajiban untuk menerapkan “open access” terhadap fasilitas
pengangkutan Gas Bumi yang dimilikinya dengan tujuan agar penggunaan
fasilitas tersebut menjadi lebih optimal dengan memberikan “spare capacity”
fasilitas yang belum dipakai sepenuhnya kepada pihak ketiga.
Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa atau
yang dikenal dengan Pengaturan Akses adalah suatu aturan yang memuat
tentang hak dan kewajiban transporter dan penggunaan pipa. Dalam
Pengaturan Akses tersebut juga menerangkan aturan yang menyangkut
mekanisme bagaimana pihak ketiga dapat mengakses fasilitas perpipaan milik
transporter dan aturan-aturan lainnya seperti aturan yang berkaitan dengan
aspek teknis maupun legal. Mengingat bahwa fasilitas pengangkutan adalah
milik Badan Usaha Transporter. maka Pengaturan Akses pada dasarnya
dibuat oleh Badan Usaha Transporter. namun demikian agar suatu
Pengaturan Akses memiliki jiwa etika bisnis yang wajar. sehat dan transparan.
maka BPH Migas berwenang untuk memberikan masukan-masukan terhadap
Pengaturan Akses yang dibuat oleh Badan Usaha Transporter. Secara ringkas
dinyatakan bahwa Pengaturan Akses adalah aturan yang dibuat oleh Badan
Usaha Transporter yang mana dalam mekanisme pembuatannya mengacu
kepada petunjuk pelaksanaan pembuatan Pengaturan Akses yang
dikeluarkan oleh BPH Migas. Suatu Pengaturan Akses secara legal dapat
digunakan apabila Pengaturan Akses tersebut telah disetujui dan ditetapkan
oleh BPH Migas.
A.1. Pengaturan Access Arrangement PT Gasindo Pratama Sejati Ruas
Citarik-SKG Tegal Gede - Stasiun Penerima Gas Cikarang
A.2. Pengaturan Access Arrangement PT Mitra Energi Gas Sumatera Ruas
Pipa Transmisi Gas Bumi Singa-Gunung Megang Sumatera Selatan
A.3. Pengaturan Access Arrangement PT Transportasi Gas Indonesia Ruas
Grissik- Duri
111 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
A.4. Pengaturan Access Arrangement PT Energasindo Heksa Karya Ruas
Pipa Transmisi Gas Bumi Payo Selincah – Sei Gelam
A.5. Pengaturan Access Arrangement PT Rabana Gasindo Utama Ruas Pipa
Transmisi Gas Bumi Singa-Gunung Megang Sumatera Selatan.
Realisasi Anggaran
a. Anggaran kegiatan Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access
Arrengement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi
Gas Bumi milik Badan Usaha adalah sebesar Rp486.624.000 (Empat Ratus
Delapan Puluh Enam Juta Enam Ratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah);
b. Realisasi kegiatan Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access
Arrengement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi
Gas Bumi milik Badan Usaha adalah sebesar 86.53% atau sebesar
Rp421.083.600 (Empat Ratus Dua Puluh Satu Juta Delapan Puluh Tiga
Ribu Enam Ratus Rupiah).
3. Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi.
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALI-
SASI % PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALI -
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaturan.
Penetapan dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa.
Layanan
Manajemen
Direktorat Gas
Bumi
12 Bulan
Layanan
12 Bulan
Layanan
100 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi Melalui
Pipa
1.834,48 900.655 49.10
Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 100% (12 Bulan
Layanan) dengan 2 kegiatan dan pada tahun 2017 menjadi 100% ( 12 Bulan
Layanan) dengan 2 kegiatan.
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001, BPH Migas diberi
amanat untuk meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk
menunjang pelaksanaaan tugas.tanggung Jawab dan wewenang dalam bidang
Gas Bumi tersebut. maka Direktorat Gas Bumi BPH Migas memerlukan
112 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
beberapa kegiatan yang mendukung Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi
yaitu :
A. Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi.
instansi yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu Unit Eselon I Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral;
B. Penyusunan Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi. instansi yang
dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu Badan Pusat Statistik dan Bappenas.
Realisasi Anggaran Direktorat Gas Bumi T.A. 2017
Pagu kegiatan Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa tahun 2017 adalah sebesar Rp20.095.270.000
dengan realisasi anggaran dari tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember
2017 adalah Rp16.331.154.038 atau 81,27% ada peningkatan dibandingkan realisasi
tahun 2016 sebesar 5,87% dengan rincian realisasi sebagai berikut :
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
1930 Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
20.095.270.000 16.331.154.038
3.764.115.962
81.27
1930.060.001
Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
3.671.101.000 3.326.767.766 344.333.234 90.62
130 Menetapkan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
997.845.000 943.013.956 54.831.044 94.51
131 Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
649.585.000 601.216.482 48.368.518 92.55
132 Melaksanakan Persiapan/Pelaksanaan Lelang Ruas Transmisi dan Atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus
479.366.000 434.953.692 44.412.308 90.74
133 Melaksanakan Kajian Potensi Pemanfaatan Gas Bumi
1.544.305.000 1.347.583.636 196.721.364 87.26
1930.061.002
Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
5.340.759.000 3.501.886.882 1.838.872.118 65.57
136 Pengawasan Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
278.944.000 252.085.477 26.858.523 90.37
137 Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
4.575.191.000 2.828.717.805 1.746.473.195 61.83
113 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
138 Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrangement) Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Milik Badan Usaha
486.624.000 421.083.600 65.540.400 86.53
1930.062.003
Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
2.009.637.000 1.761.056.009 248.580.991 87.63
141 Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang Telah Memiliki Hak Khusus
1.115.264.000 1.030.715.878 84.548.122 92.42
142 Verifikasi Nilai Aset dan Biaya Operasi & Pemeliharaan Berdasarkan Akun Pengaturan dan Rencana Kerja Perusahaan
894.373.000 730.340.131 164.032.869 81.66
1930.063.004
Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Keciil
1.948.230.000 1.796.976.826 151.253.174 92.24
144 Menyiapkan Penetapan Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pada Jaringan Kota Gas
689.808.000 650.470.899 39.337.101 94.30
145 Mengawasi Penetapan Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Terkait dengan Penugasan Pengelolaan Jargas yang Dibangun oleh Pemerintah
1.258.422.000 1.146.505.927 111.916.073 91.11
1930.065.006
Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
5.291.067.000 5.043.811.676 247.255.324 95.33
146 Melaksanakan Pengawasan Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
1.133.266.000 1.084.392.869 48.873.131 95.69
147 Melaksanakan Verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Usaha
1.500.218.000 1.428.306.700 71.911.300 95.21
148 Fasilitasi Pembangunan Pipa Transmisi dan Distribusi
1.354.004.000 1.266.329.007 87.674.993 93.52
150 Menyusun Pemutakhiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
1.303.579.000 1.264.783.100 38.795.900 97.02
1930.951.001
Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi
1.834.476.000 900.654.879 933.821.121 49.10
151 Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi
664.985.000 587.864.660 77.120.340 88.40
152 Menyusun Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi
1.169.491.000 312.790.219 856.700.781 26.75
A. Penyusunan data Dan Informasi Pengusahaan Hilir
Hasil kegiatan penyusunan data dan informasi pengusahaan Gas Bumi
melalui pipa adalah pelaksanaan rapat koordinasi serta rekapitulasi dan
pengolahan data dan informasi dari kegiatan Direktorat Gas Bumi yaituHak
Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Hak Khusus Niaga Gas
Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir. Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.
114 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Penetapan Akun Pengaturan. Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan
Gas Bumi Melalui Pipa. Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan
Pelanggan Kecil. Verifikasi Volume Pengaliran dan Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa selama tahun 2017. Dan telah tersusunnya Buku Data dan
Informasi Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalaui Pipa.
1) Hak Khusus
Pada tahun 2017, ada 18 (delapan belas) pemberian Hak Khusus dari
BPH Migas untuk Badan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
sebanyak 12 dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 6.
2) Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Pada Tahun 2017, terdapat 3 penetapan tarif pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa oleh BPH Migas untuk Badan Usaha yang telah memiliki
Hak Khusus, yaitu:
Tabel 30 Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
3) Akun Pengaturan
Badan Pengatur menetapkan dan memberlakukan sistem informasi
pengusahaan dan Akun Pengaturan pada Badan Usaha yang
melakukan kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa.
(Pasal 9 huruf (e). PP No. 36/2004). Tujuan utama adanya regulasi
Akun Pengaturan. adalah untuk memisahkan pembukuan (Accounting
Unbundling) antara kegiatan pengangkutan dengan kegiatan niaga gas
bumi. Dengan terpisahnya pembukuan kegiatan pengangkutan dari
kegiatan niaga gas bumi. maka data pembukuan kegiatan
pengangkutan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar
PERATURAN
BPH MIGAS
Pagerungan - Porong -
gresik - PKG
USD 0,50 /
MSCF
Cilamaya - Citarik - Tegal
Gede - Nagrak - Bitung -
Cilegon
USD 0,30 /
MSCF
2 PT Pertagas Arun - Belawan Nomor 03 Tahun 2017 22 Agustus 2017USD 1,546 /
MSCF
3PT Mitra Energi Gas
Sumatera
Gunung Megang-Singa
Station (Sumatera Selatan)Nomor 05 Tahun 2017 24 Oktober 2017
USD 0,20 /
MSCF
Tarif
Nomor 04 Tahun 2017PT Pertagas 1 6 Februari 2017
NO BADAN USAHA Ruas Transmisi DITETAPKAN
115 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
perhitungan/evaluasi Tarif pada kegiatan pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa.
Informasi/data pembukuan kegiatan pengangkutan Gas bumi melalui
pipa yang disampaikan kepada Badan Pengatur oleh Badan Usaha
sebagimana diatur di dalam pedoman Akun Pengaturan. bertujuan agar
Badan Pengatur dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
memastikan bahwa pemisahan dan pengalokasian terhadap
pendapatan dan pembiayaan antara kegiatan usaha pengangkutan gas
bumi melalui pipa transmisi dan kegiatan usaha yang tidak terkait
dengan pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi. dilakukan
dengan tepat dan benar;
sebagai bahan informasi yang dibutuhkan oleh Badan Pengatur
khususnya untuk menetapkan dan meninjau kembali Tarif
pengangkutan gas bumi melaui pipa. dan untuk melakukan penetapan-
penetapan dan/atau keputusan-keputusan lainnya yang terkait dengan
tugas dan fungsi Badan Pengatur;
mengawasi biaya-biaya yang telah disetujui oleh Badan Pengatur pada
penetapan Tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa sebelumnya;
meningkatkan tingkat transparansi didalam proses pengaturan dan
pengambilan keputusan oleh Badan Pengatur. melaui laporan kinerja
Badan Usaha dalam bentuk laporan informasi akuntansi. yang dapat
diperbandingkan diantara para Badan Usaha yang melakukan kegiatan
usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa;
secara umum merupakan implementasi dari Undang Undang Nomor 22
Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. dan Peraturan Pemerintah
Nomor 36 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas
Bumi.
Pedoman Akun Pengaturan telah ditetapkan oleh BPH Migas dalam
Peraturan No. 21/2011 tentang Akun Pengaturan Kegiatan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Transmisi.
Pada tahun 2017. Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
yang telah menyampaikan Laporan Akun Pengaturan dan telah
diverifikasi oleh BPH Migas adalah :
116 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Tabel 31
Badan Usaha Yang Telah Dilakukan Verifikasi Akun Pengaturan
4) Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Access Arrangement adalah dokumen acuan bagi pihak-pihak terkait
dalam pelaksanaan pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan gas
bumi melalui pipa (open access). Access Arrangement merupakan
implementasi dari Peraturan BPH Migas No. 15/2008. yang mewajibkan
transporter untuk membuat Access Arrangement guna mengatur
mekanisme open acces pada jaringan pipa transmisi dan distribusi gas
bumi yang dimiliki atau dikuasainya.
Access Arrangement memuat tentang hak dan kewajiban transporter
dan shipper. serta menerangkan aturan yang menyangkut mekanisme
bagaimana pihak ketiga dapat mengakses fasilitas perpipaan milik
transporter yang mencakup aspek teknis. aspek komersial dan aspek
legal.
Pada tahun 2017. BPH Migas belumdapat menetapkan Pengaturan
Akses (Access Arrangement) pada ruas transmisi dan/atau wilayah
jaringan distribusi gas bumi melalui pipa milik badan usaha.
Badan
Usaha
Laporan
Keuangan
Laporan Akun
Pengaturan
Ketepatan
Waktu
Verifikasi
Laporan Akun
PT Pertagas 24 Februari 2017 22 Juni 2017 √ 5-Sep-17
PT PGN
(Persero) 3 Maret 2017 19 Juni 2017√ 5-Sep-17
PT TGI 24 Maret 2017 3 Juli 2017 √ 18 – 20 Okt 2017
PT KJG 21 Maret 2017 17 Juli 2017 √ 18 – 20 Okt 2017
PT EHK 3 Februari 2017 5 Juni 2017 √
PT MUI 5-Apr-17 17 Juli 2017 √
PT RGS 17-Apr-17 30 Agustus 2017 √
PT GPS 25-Apr-17 16 Agustus 2017 √
PT RGU 25-Apr-17 16 Agustus 2017 √
PT PDPDE Gas 3 Februari 2017 12 Mei 2017 √
8 – 10 Nov 2017
117 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
5) Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
Pada tahun 2017, BPH Migas telah menetapkan 13 dan sedang
memproses 2 Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan
kecil pada jargas kota.
Tabel 32 Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
NO BADAN USAHA
WILAYAH PERATURAN
DITETAPKAN DIUNDANGKAN BPH MIGAS
1 PT Pertagas Niaga
Kota Balikpapan
Nomor 16 Tahun 2016
19 Des 2016 13 Jan 2017
Kota Cilegon
Nomor 17 Tahun 2016
19 Des 2016 13 Jan 2017
2 PT PGN (Persero) Tbk
Kota Tarakan
Nomor 02 Tahun 2017
13 Mar 2017 16 Mar 2017
3 PT PGN (Persero) Tbk
Kota Depok Nomor 04 Tahun 2017
5 Sept 2017 25 Sept 2017
6) Realisasi Volume Pengangkutan Gas Bumi Pada Badan Usaha
pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Pada tahun 2017. jumlah Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa adalah 11 (sebelas) Badan Usaha yang terdiri dari :
1. PT Pertamina Gas
2. PT PGN (Persero) Tbk
3. PTTransportasi Gas Indonesia
4. PT Energasindo Heksa Karya
5. PT Majuko Utama Indonesia
6. PT Rabana Gasindo Usama
7. PT Rabana Gasindo Utama
8. PT Gasindo Pratama Sejati
9. PT PDPDE Gas
10. PT Kalimantan Jawa Gas
11. PT Mitra Energi Gas Sumatera
Hasil verifikasi realisasi volume Triwulan I-III dan proyeksi volume
Triwulan IV (berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume
pengangkutan Triwulan I. II dan III) pengangkutan Badan Usaha
118 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada tahun 2017 adalah
sebesar 1.375.729.076.91 MSCFdengan rincian sebagai berikut :
Tabel 33
Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2017
Dibawah ini merupakan grafik verifikasi realisasi volume Triwulan I-IIIdan
proyeksi volume Triwulan IV (berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata
volume pengangkutan Triwulan I. II dan III) pengangkutan Badan Usaha
Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada tahun 2017.
NO Badan Usaha Pengangkutan
Realisasi
Volume TW 1
(MSCF)
Realisasi
Volume TW 2
(MSCF)
Realisasi
Volume TW 3
(MSCF)
Prognosa Volume
TW 4 (MSCF)
Total Volume
(MSCF)
1 PT PERTAMINA GAS 270,722,277.48 275,936,652.49 264,327,869.92 270,328,933.30 1,081,315,733.18
2 PT PGN (Persero) Tbk 924,832.14 580,516.61 676.00 502,008.25 2,008,033.01
3 PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 57,042,512.60 57,975,390.80 63,247,805.70 59,421,903.03 237,687,612.13
4 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 105,293.00 2,547,111.17 477,821.06 1,043,408.41 4,173,633.63
5 PT MAJUKO UTAMA INDONESIA 379,699.93 410,923.66 407,035.79 399,219.79 1,596,879.17
6 PT RABANA GASINDO USAMA 598,056.63 536,781.23 737,750.40 624,196.09 2,496,784.35
7 PT RABANA GASINDO UTAMA 133,470.14 118,793.22 130,450.08 127,571.14 510,284.57
8 PT GASINDO PRATAMA SEJATI 4,803,774.69 4,335,311.93 4,471,414.10 4,536,833.58 18,147,334.30
9 PT PDPDE GAS 94,804.04 96,161.05 - - 190,965.09
10 PT KALIMANTAN JAWA GAS 7,115,117.60 6,392,211.70 7,194,033.80 6,900,454.37 27,601,817.47
11 PT MITRA ENERGI GAS SUMATERA - - - - -
Total Volume 341,919,838.26 348,929,853.85 340,994,856.84 343,884,527.95 1,375,729,076.91
119 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
* berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I. II dan III
Gambar 38. Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2017
Gambar 39. Prosentase Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2017
Gambar 39 merupakan prosentase volume pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa per Badan Usaha. Badan Usaha terbesar yang melakukan
120 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
kegiatan Pengaliran Gas Bumi melalui pipa adalah PT Pertamina Gas
sebesar 78.60%. kedua tersebar adalah PT Transportasi Gas Indonesia
sebesar 17.28% dan ketiga terbesar adalah PT Kalimantan Jawa Gas
sebesar 2.01%. Dibandingkan dengan realisasi volume tahun 2016
sebesar 1.471.817.891.88 MSCF terjadi penurunan pengaliran yang
disebabkan karena sumber pasok menurun.
7) Realisasi Volume Niaga Gas Bumi Pada Badan Usaha pengangkutan
Gas Bumi Melalui Pipa
Untuk triwulan III tahun 2017. jumlah Badan Usaha niaga Gas Bumi
melalui pipa dedicated hilir adalah 30 Badan Usaha. Hasil verifikasi
realisasi volume (Triwulan I – III) dan proyeksi volume (Triwulan IV)
penjualan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Wilayah
Jaringan Distribusi padatahun 2017 adalah sebesar 346.599.183,86
MMBTU dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 34 Volume Niaga Gas Bumi Tahun 2017
*) Terdapat 5 (lima) Badan Usaha yang tidak lagi mengalirkan Gas Bumi yaitu PT Intermega Sebaku
Indonesia.dan PT Berkas Usaha Energi.
NO Badan Usaha Niaga
Realisasi
Volume TW 1
(MMBTU)
Realisasi
Volume TW 2
(MMBTU)
Realisasi
Volume TW 3
(MMBTU)
Prognosa Volume
TW 4 (MMBTU)
Total Volume
(MMBTU)
1 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 69,213,111.03 58,053,283.66 69,073,911.96 65,446,768.88 261,787,075.53
2 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 2,878,808.51 2,546,457.78 3,019,923.34 2,815,063.21 11,260,252.83
3 PT BAYU BUANA GEMILANG 3,318,038.69 2,877,582.89 2,956,662.86 3,050,761.48 12,203,045.92
4 PT SURYA CIPTA INDONESIA 1,364,857.09 1,462,211.96 1,473,554.89 1,433,541.31 5,734,165.25
5 PT GAGAS ENERGI 1,663,033.15 1,641,961.88 1,695,297.47 1,666,764.17 6,667,056.66
6 PT INTI DATA LATU PRIMA 904,757.55 860,899.70 745,159.69 836,938.98 3,347,755.92
7 PT PDPDE Gas 572,887.50 661,980.90 - 617,434.20 1,852,302.60
8 PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 387,340.30 421,608.83 516,408.50 441,785.88 1,767,143.51
9 PT PERTAMINA GAS 886,803.62 763,307.30 714,244.00 788,118.31 3,152,473.22
11 PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 375,003.16 326,755.52 369,684.20 357,147.62 1,428,590.50
12 PT MITRA ENERGI BUANA 353,343.52 336,747.69 324,914.34 338,335.18 1,353,340.72
13 PT MUTIARA ENERGY 168,919.04 250,743.96 - 209,831.50 629,494.51
14 PT BANTEN INTI GASINDO 175,905.80 195,301.58 181,264.56 184,157.31 736,629.25
15 PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 357,526.84 835,315.40 499,747.79 564,196.68 2,256,786.71
16 PT PERTAGAS NIAGA 361,831.98 373,088.34 438,081.69 391,000.67 1,564,002.68
17 PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 151,331.28 87,486.76 92,043.56 110,287.20 441,148.81
19 PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA 13,850.87 - - - 13,850.87
20 PT BERKAH USAHA ENERGY - - - - -
21 PT SARANA CEPU ENERGI 410,318.36 331,217.92 - - 741,536.28
22 PT SUMBER PETRINDO PERKASA 3,814,436.40 3,070,462.80 3,799,023.70 3,561,307.63 14,245,230.53
23 PT IGAS UTAMA 4,549.89 4,029.52 5,392.15 4,657.19 18,628.76
24 PT PDPDE SUMSEL 262,087.22 283,889.23 276,726.74 274,234.40 1,096,937.58
25 PT PASUNDAN RESOURCES 299,178.49 305,342.40 317,307.34 307,276.08 1,229,104.31
26 PT SINERGI PATRIOT BEKASI 304,297.47 308,507.91 334,771.21 315,858.87 1,263,435.46
27 PT Malamoi Olom Wobok 593,813.08 590,602.15 585,252.66 589,889.30 2,359,557.18
28 PT Dharma Pratama Sejati 15,570.45 - - - 15,570.45
29 PT Surya Energi Parahita 48,545.47 46,851.71 - - 95,397.18
30 PT Petrogas Jatim Utama 2,580,309.15 2,019,873.56 2,403,820.28 2,334,667.66 9,338,670.64
Total Volume 91,480,455.88 78,655,511.36 89,823,192.92 86,640,023.70 346,599,183.86
121 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Dibawah ini merupakan grafik verifikasi realisasi volume (Triwulan I-
III)dan proyeksi volume (Triwulan IV) penjualan Badan Usaha
Pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi pada tahun
2017 adalah sebagai berikut.
* berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I. II dan III
Gambar 40. Volume Niaga Gas Bumi
122 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 41. Prosentase Penjualan Gas Bumi Melalui Pipa
Pada tahun 2017, penjualan Gas Bumi 5 (lima) terbesar adalah PT PGN
(Persero) Tbk. sebesar 75.53% dari total. diikuti olehPT PT Sumber Petrindo
Perkasa sebesar 4.11% dari total. Ketiga terbesar adalah PT Bayu Buana
Gemilang sebesar 3.52%. keempat adalahPT Energasindo Heksa Karya
sebesar 3.25% dan terbesar kelima adalah PT Surya Cipta Indonesia 2.69%.
Dibandingkan dengan realisasi volume tahun 2016 sebesar 357.545.724.33
MMBTU terjadi penurunan pengaliran yang disebabkan karena sumber
pasok menurun
B. Realisasi Anggaran
Anggaran untuk kegiatan Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi adalah
Rp1.834.476.000 (satu milyar delapan ratus tiga puluh empat juta empat
ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) dan realisasi anggaran yang telah
digunakan sebesar Rp900.654.879 dengan persentasi sebesar 49.10%.
123 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
4. Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun
Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa.
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALI-
SASI % PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALI -
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaturan.
Penetapan
dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkuta
n Gas Bumi
Melalui Pipa
Penetapan Tarif
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
dan Pelaporan
Akun
Pengaturan
(Regulatory
Account)
Kegiatan
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
1 Tarif 3Tarif 300 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi Melalui
Pipa
2.009,64 1.761,06 87.63
Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 100% (1 SK) terjadi
kenaikan pada tahun 2017 menjadi 300% (3 SK).
Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun
Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui
Pipa terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu :
A. Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui
Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan
Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. bahwa BPH Migas memiliki kewenangan
untuk menetapkan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan
Usaha pemegang Izin Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melaui Pipa
(Transporter) dan yang telah memiliki Hak Khusus.
Berdasarkan Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi nomor 8
tahun 2013. dinyatakan bahwa setiap Badan Usaha yang telah mendapatkan
Hak Khusus Pengangkutan dari BPH Migas. memiliki kewajiban menerapkan
“open access” terhadap fasilitas pengangkutan Gas Bumi yang dioperasikan
atau dimiliki oleh Badan Usaha yang bersangkutan. Dengan adanya
124 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
kewajiban menerapkan “open access” ini diharapkan fasilitas tersebut dapat
dimanfaatkan oleh pihak ketiga sehingga upaya meningkatkan pemanfaatan
Gas Bumi didalam negeri dan penggunaan fasilitas pengangkutan Gas Bumi
yang lebih efisien dapat dilaksanakan. Penggunaan fasilitas secara “open
access” sudah barang tentu akan menyebabkan biaya transportasi Gas Bumi
yang dicerminkan dari tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. menjadi
lebih murah (rendah). sehingga dengan adanya tarif yang lebih rendah ini.
maka akan menguntungkan masyarakat terutama konsumen Gas Bumi baik
industri. komersial maupun rumah tangga. sebab dengan tarif yang rendah
otomatis akan menyebabkan harga Gas Bumi sampai di konsumen menjadi
rendah. Apabila harga Gas Bumi bisa menjadi lebih rendah maka akan
menurunkan biaya operasi dari pihak-pihak yang menggunakan Gas Bumi
baik sebagai bahan baku maupun sebagai kebutuhan energi. Khususnya bagi
industri. apabila harga energi yang mereka butuhkan bisa menjadi rendah.
maka biaya produksinyapun akan menjadi rendah. sehingga harga produknya
juga menjadi lebih murah yang akhirnya masyarakatlah yang akan
diuntungkan.
Dalam rangka mengupayakan peningkatan pemanfaatan Gas Bumi di dalam
negeri dan penggunaan fasilitas transmisi dan jaringan distribusi Gas Bumi
oleh pihak ketiga akan menciptakan efisiensi. oleh karena itu BPH Migas perlu
menetapkan tarif pengangkutan Gas Bumi pada ruas transmisi dan wilayah
jaringan distribusi.
Keluaran dari kegiatan Analisis Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus adalah:
- Terlaksananya Analisis. Evaluasi Perhitungan dan Penetapan tarif
pengangkutan Gas Bumi melalui pipa milik Badan Usaha yang telah
mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas.
- Laporan Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Hasil
Dengar Pendapat (Public Hearing) BPH Migas dan Pihak-Pihak Terkait
dalam Rangka Penetapan Regulasi dan Keputusan BPH Migas.
Hasil Analisas Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa untuk
Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus;
125 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
1. Analisis Perhitungan Tarif PT Majuko Utama Indonesia Ruas Cilegon -
Ciwandan
2. Analisis Perhitungan Tarif PT Pertamina Gas Ruas Arun – Belawan.
Muara Karang – Muara Tawar. dan Porong – Grati
3. Pembahasan Keputusan Menteri ESDM No. 434 K/12/MEM/2017
4. Analisis Perhitungan Tarif PT Mitra Energi Gas Sumatera Ruas Gunung
Megang – Singa Station
5. Analisis Perhitungan Tarif PT Gasindo Pratama Sejati Ruas Citarik –
Tegalgede – Cikarang
6. Analisis Perhitungan Tarif PT Rabana Gasindo Usama Ruas Tegalgede –
ITP Citeureup
7. Analisis Perhitungan Tarif PT Rabana Gasindo Utama Ruas Tegalgede –
SG Cikarang
Proses Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sampai Tahun
2017 berjumlah 5 proses. yaitu :
1. Perhitungan Tarif PT Majuko Utama Indonesia Ruas Cilegon - Ciwandan
2. Perhitungan Tarif PT Pertamina Gas Ruas Pipa Muara Karang – Muara
Tawar. dan Porong – Grati
3. Perhitungan Tarif PT Gasindo Pratama Sejati.
4. PT Rabana Gasindo Usama. dan
5. PT Rabana Gasindo Utama.
Kegiatan Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa telah mencapai
300% melebihi target yang direncanakan. Pada tahun 2017, BPH Migas telah
menetapkan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yaitu :
PERATURAN
BPH MIGAS
Pagerungan - Porong -
gresik - PKG
USD 0,50 /
MSCF
Cilamaya - Citarik - Tegal
Gede - Nagrak - Bitung -
Cilegon
USD 0,30 /
MSCF
2 PT Pertagas Arun - Belawan Nomor 03 Tahun 2017 22 Agustus 2017USD 1,546 /
MSCF
3PT Mitra Energi Gas
Sumatera
Gunung Megang-Singa
Station (Sumatera Selatan)Nomor 05 Tahun 2017 24 Oktober 2017
USD 0,20 /
MSCF
Tarif
Nomor 04 Tahun 2017PT Pertagas 1 6 Februari 2017
NO BADAN USAHA Ruas Transmisi DITETAPKAN
126 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Realisasi Anggaran Kegiatan
Pagu Anggaran Tim Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan
Gas Bumi Melalui Pipa Untuk Badan Usaha Yang Telah Memiliki Hak Khusus
untuk Tahun 2016 sebesar Rp1.115.264.000 dengan realisasi sebesar
Rp1.030.716.178 atau sama dengan 92,42%
B. Melaksanakan monitoring dan mengevaluasi Laporan akun pengaturan
(Regulatory Account) kegiatan usaha pengangkutan.
Monitoring dan Evaluasi Pelaporan akun Pengaturan (Regulatory Account)
Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa di perlukan untuk
memastikan bahwa pemisahan dan pengalokasian pendapatan serta
pembiayaan antara kegiatan pengangkutan Gas Bumi dan kegiatan usaha
yang tidak terkait dengan pengangkutan Gas Bumi dilakukan secara tepat.
BPH Migas sesuai ketentuan Pasal 5. huruf (f). Peraturan Pemerintah Nomor
67 Tahun 2002 dan Pasal 9. huruf (e). Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 2004 mempunyai wewenang menetapkan dan memberlakukan sistem
informasi pengusahaan dan Akun Pengaturan pada Badan Usaha yang
melakukan kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa.
Akun Pengaturan (Regulatory Account) pada kegiatan pengangkutan gas
bumi melalui pipa. didasari atas adanya kebijakan unbundling pada kegiatan
usaha gas melalui pipa. Kebijakan unbundling mengatur pemisahan antara
kegiatan usaha infrastruktur gas (pengangkutan gas melalui pipa) dengan
kegiatan usaha komoditas gas (niaga gas melalui pipa). Di Indonesia.
pemisahan tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 19
Tahun 2009. Melalui penerapan Akun Pengaturan (Regulatory Accounts).
Objek kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Peraturan Akun
Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa adalah Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
(Transporter) yang telah mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas sesuai
dengan peraturan BPH Migas Nomor 19/P/BPH Migas/XI/2010 tanggal 30
Nopember 2010 tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga
Gas Bumi Melalui Pipa.
127 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Keluaran dari kegiatan monitoring dan evaluasi Laporan Akun Pengaturan
(Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah:
- Data dan informasi yang terkait pendapatan. pembiayaan dan investasi
kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transporter yang disusun
dalam Laporan Akun Pengaturan Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi;
- Laporan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi laporan Akun
Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa.
Hasil Melaksanakan monitoring dan mengevaluasi Laporan akun pengaturan
(Regulatory Account) kegiatan usaha pengangkutan :
B.1. Pemberitahuan Penyampaian Laporan Akun Pengaturan
Pada Tahun 2017, tidak ada Badan Usaha baru yang mendapatkan
penetapan tarif, sehingga jumlah badan usaha yang mengumpulkan Laporan
Akun Pengaturan sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 9 badan usaha.
B.2. Penyampaian Laporan Akun Pengaturan
Pemberitahuan kewajiban penyampaian Laporan Akun Pengaturan telah
disampaikan kepada Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.
Hingga akhir Triwulan III. seluruh Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa telah menyampaikan Laporan Akun Pengaturan.
128 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
B.3. Realisasi Anggaran Kegiatan
Pagu Anggaran Tim Melaksanakan Monitoring Dan Mengevaluasi
Laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Tahun 2017 sebesar
Rp707.564.000. Dengan realisasi sebesar Rp632.381.085 atau sama
dengan 89,37%.
5. Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALI -
SASI % PROGRAM
ANGGARAN (Juta Rp)
PAGU REALI-
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaturan.
Penetapan dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
Ketetapan
Harga Gas
Bumi Rumah
Tangga dan
Pelanggan
Kecil
2 Harga
Gas
3 Harga
Gas
150 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi Melalui
Pipa
1.948.2
30
1.796.97
7
92.2
4
Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 650% (13 SK) dari target
2 SK terjadi penurunan pada tahun 2017 menjadi 150% (3 SK Harga Gas) dari
target 2 SK Harga Gas.
Badan
Usaha
Laporan
Keuangan
Laporan Akun
Pengaturan
Ketepatan
Waktu
Verifikasi
Laporan Akun
PT Pertagas 24 Februari 2017 22 Juni 2017 √ 5-Sep-17
PT PGN
(Persero) 3 Maret 2017 19 Juni 2017√ 5-Sep-17
PT TGI 24 Maret 2017 3 Juli 2017 √ 18 – 20 Okt 2017
PT KJG 21 Maret 2017 17 Juli 2017 √ 18 – 20 Okt 2017
PT EHK 3 Februari 2017 5 Juni 2017 √
PT MUI 5-Apr-17 17 Juli 2017 √
PT RGS 17-Apr-17 30 Agustus 2017 √
PT GPS 25-Apr-17 16 Agustus 2017 √
PT RGU 25-Apr-17 16 Agustus 2017 √
PT PDPDE Gas 3 Februari 2017 12 Mei 2017 √
8 – 10 Nov 2017
129 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Undang-Undang No. 22 Tahun 2001. Pasal 46 ayat (3) menyebutkan bahwa
Badan Pengatur melaksanakan pengaturan dan Mempersiapkan Penetapan
Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang kegiatan usaha hilir minyak dan gas
bumi. Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa Harga Gas Bumi untuk rumah
tangga dan pelanggan kecil diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur dengan
mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis.
Selanjutnya dalam pelaksanaan penetapannya maka dikeluarkan Peraturan BPH
Migas No. 22/P/BPH Migas/VII/2011 tanggal 18 Juli 2011 tentang
Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan
Pelanggan Kecil. Harga Gas Bumi merupakan salah satu faktor penting bagi
pengembangan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. oleh karena itu perlu
diatur agar tercipta harga yang adil. baik bagi badan usaha (badan pengelola)
maupun konsumen.
Tabel 34
Hasil Sidang Komite Tentang harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan
Pelanggan Kecil Tahun 2017
Realisasi Anggaran
Biaya kegiatan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah
Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas adalah sebesar
Rp689.808.000 (Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus
Delapan Ribu Rupiah). berasal dari DIPA BPH Migas tahun 2017.
Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan IV
adalah sebesar Rp650.470.899 (Enam Ratus Lima Puluh Juta Empat Ratus
Tujuh Puluh Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Rupiah) atau
94.30%.
PERATURAN
BPH MIGAS
Kota Balikpapan Nomor 16 Tahun 2016 19 Desember 2016 13 Januari 2017
Kota Cilegon Nomor 17 Tahun 2016 19 Desember 2016 13 Januari 2017
2PT PGN
(Persero) TbkKota Tarakan Nomor 02 Tahun 2017 13 Maret 2017 16 Maret 2017
3PT PGN
(Persero) TbkKota Depok Nomor 04 Tahun 2017 5 september 2017
25 september
2017
1
WILAYAH DIUNDANGKAN
PT Pertagas
Niaga
NO BADAN USAHA DITETAPKAN
130 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
6. Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM
ANGGARAN (Miliyar
Rupiah)
PAGU REALI-
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengaturan.
Penetapan dan
Pengawasan
Usaha
Pengangkutan
Gas Bumi
Melalui Pipa
Pengawasan
Pengusahaan
Transmisi
dan Ditribusi
Gas Bumi
Melalui Pipa
1 (satui)
Laporan
1 (satui)
Laporan
100 Pengaturan dan
Pengawasan
Penyediaan dan
Pendistribusian
BBM dan
Pengangkutan
Gas Bumi Melalui
Pipa
5.291.06
7
5.043.
812
95.33
Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 100% (1 Laporan)
dengan 3 kegiatan pada tahun 2017 menjadi 100% (1 Laporan) dengan 4
kegiatan.
Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi terdiri dari 4 kegiatan yaitu:
A. Melaksanakan verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga
Gas Bumi melalui Pipa pada Badan Usaha
A.1 Verifikasi Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi
Pada tahun 2017 BPH Migas telah melaksanakan verifikasi volume
pengangkutan dan niaga gas bumi melalui pipa dengan mengundang
Badan Usaha pemegang Hak Khusus sebanyak 4 (empat) triwulan dimana
pada triwulan IV dilakukan dengan cara menghitung proyeksi.
Badan Usaha pemegang Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi pada Ruas
Transmisi Gas Bumi Tahun 2017 adalah sebanyak 11 (sebelas) Badan
Usaha. yaitu:
a) PT Pertamina Gas
b) PT PGN (Persero) tbk.
c) PT Transportasi Gas Indonesia
d) PT Energasindo Heksa Karya
e) PT Majuko Utama Indonesia
f) PT Rabana Gasindo Usama
g) PT Rabana Gasindo Utama
h) PT Gasindo Pratama Sejati
131 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
i) PT PDPDE Gas
j) PT Kalimantan Jawa Gas
k) PT Mitra Energi Gas Sumatera
Sedangkan Badan Usaha pemegang Izin Usaha dan Hak Khusus pada
Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Tahun 2017 adalah sebanyak 30
Badan Usaha, yaitu:
Tabel 35 Badan Usaha pemegang Izin Usaha dan Hak Khusus
NO Badan Usaha Niaga NO Badan Usaha Niaga
1 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 16 PT PERTAGAS NIAGA
2 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 17 PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA
3 PT BAYU BUANA GEMILANG 19 PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA
4 PT SURYA CIPTA INDONESIA 20 PT BERKAH USAHA ENERGY
5 PT GAGAS ENERGI 21 PT SARANA CEPU ENERGI
6 PT INTI DATA LATU PRIMA 22 PT SUMBER PETRINDO PERKASA
7 PT PDPDE Gas 23 PT IGAS UTAMA
8 PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 24 PT PDPDE SUMSEL
9 PT PERTAMINA GAS 25 PT PASUNDAN RESOURCES
11 PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 26 PT SINERGI PATRIOT BEKASI
12 PT MITRA ENERGI BUANA 27 PT MALAMOI OLOM WOBOK
13 PT MUTIARA ENERGY 28 PT DHARMA PRATAMA SEJATI
14 PT BANTEN INTI GASINDO 29 PT SURYA ENERGI PARAHITA
15 PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 30 PT PETROGAS JATIM UTAMA
Hasil verifikasi realisasi volume pengangkutan Badan Usaha Pemegang
Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada Tahun 2017 dengan proyeksi
triwulan IV adalah sebesar 1.375.729.076,91 MSCF. Dibandingkan dengan
realisasi tahun 2016 sebesar 1.471.817.891,88 MSCF terdapat penurunan
yang dikarenakan penurunan sumber pasokan.
132 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Badan Usaha terbesar yang melakukan kegiatan Pengaliran Gas Bumi
melalui pipa adalah PT Pertamina Gas sebesar 78,60%. kedua tersebar
adalah PT Transportasi Gas Indonesia sebesar 17,28% dan ketiga
terbesar adalah PT Kalimantan Jawa Gas sebesar 2,01%.
Hasil verifikasi realisasi volume niaga Badan Usaha Pemegang Hak
Khusus Niaga gas bumi melalui pipa pada wilayah jaringan distribusi pada
Tahun 2017 dengan proyeksi triwulan IV adalah sebesar 346.599.183,86
MMBTU. Dengan rincian sebagai berikut :
NO Badan Usaha PengangkutanTotal Volume
(MSCF)
1 PT PERTAMINA GAS 1,081,315,733.18
2 PT PGN (Persero) Tbk 2,008,033.01
3 PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 237,687,612.13
4 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 4,173,633.63
5 PT MAJUKO UTAMA INDONESIA 1,596,879.17
6 PT RABANA GASINDO USAMA 2,496,784.35
7 PT RABANA GASINDO UTAMA 510,284.57
8 PT GASINDO PRATAMA SEJATI 18,147,334.30
9 PT PDPDE GAS 190,965.09
10 PT KALIMANTAN JAWA GAS 27,601,817.47
11 PT MITRA ENERGI GAS SUMATERA -
Total Volume 1,375,729,076.91
133 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 sebesar 357.545.724,33
MMBTU terdapat penurunan yang dikarenakan penurunan sumber
pasokan.
Pada tahun 2017, penjualan Gas Bumi 5 terbesar adalah PT PGN
(Persero) Tbk. sebesar 75,53% dari total, diikuti oleh PT Sumber
Petrindo Perkasa sebesar 4,11% dari total. Ketiga terbesar adalah PT
Bayu Buana Gemilang sebesar 3,52%. keempat adalah PT
Energasindo Heksa Karya sebesar 3,25% dan terbesar kelima adalah
PT Surya Cipta Indonesia 2,69%.
NO Badan Usaha NiagaTotal Volume
(MMBTU)
1 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 261,787,075.53
2 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 11,260,252.83
3 PT BAYU BUANA GEMILANG 12,203,045.92
4 PT SURYA CIPTA INDONESIA 5,734,165.25
5 PT GAGAS ENERGI 6,667,056.66
6 PT INTI DATA LATU PRIMA 3,347,755.92
7 PT PDPDE Gas 1,852,302.60
8 PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 1,767,143.51
9 PT PERTAMINA GAS 3,152,473.22
11 PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 1,428,590.50
12 PT MITRA ENERGI BUANA 1,353,340.72
13 PT MUTIARA ENERGY 629,494.51
14 PT BANTEN INTI GASINDO 736,629.25
15 PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 2,256,786.71
16 PT PERTAGAS NIAGA 1,564,002.68
17 PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 441,148.81
19 PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA 13,850.87
20 PT BERKAH USAHA ENERGY -
21 PT SARANA CEPU ENERGI 741,536.28
22 PT SUMBER PETRINDO PERKASA 14,245,230.53
23 PT IGAS UTAMA 18,628.76
24 PT PDPDE SUMSEL 1,096,937.58
25 PT PASUNDAN RESOURCES 1,229,104.31
26 PT SINERGI PATRIOT BEKASI 1,263,435.46
27 PT MALAMOI OLOM WOBOK 2,359,557.18
28 PT DHARMA PRATAMA SEJATI 15,570.45
29 PT SURYA ENERGI PARAHITA 95,397.18
30 PT PETROGAS JATIM UTAMA 9,338,670.64
Total Volume 346,599,183.86
134 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Dibandingkan dengan realisasi volume tahun 2016 sebesar
357.545.724,33 MMBTU terjadi penurunan pengaliran yang disebabkan
karena sumber pasok menurun
A.3 Realisasi Anggaran
➢ Biaya kegiatan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk
Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas adalah
sebesar Rp1.500.218.000 (Satu Milyar Lima Ratus Juta Dua Ratus
Delapan Belas Ribu Rupiah). berasal dari DIPA BPH Migas tahun
2017.
➢ Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan
IV adalah sebesar Rp1.428.306.700 atau 95,21%.
B. Melaksanakan Fasilitasi Pembangunan Pipa Transmisi dan Distribusi
a) Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Gresik - Semarang
- Jalur Pipa Gas Bumi Ruas Transmisi Gresik – Semarang dibagi menjadi 9
section, yang dimulai dari Gresik dan berakhir di Semarang. Berikut peta
jalur Pipa Gas Bumi Ruas Transmisi Gresik – Semarang beserta
pembagian wilayah tiap section.
Gambar 42. Jalur Pipa Gas Ruas Transmisi Gresik – Semarang
- Pengerjaan pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang dibagi
menjadi 2 area. yaitu area barat (area kerja ORF Semarang - Cepu) dan
area timur ( Gresik - Bojonegoro).
- Pembangunan pipa sepanjang ±267,4 km ini melewati 7 kota/ kabupaten
yaitu Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Blora, Grobogan, Demak, dan
Semarang.
135 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
- Proyek Pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang
ditargetkan selesai pada Oktober 2017. Berdasarkan laporan dari
PT Pertamina Gas,actual cumulative progress per minggu keempat
September 2017 sebesar 85.42%.
- Kendala dalam Pembangunan Pipa Gas Bumi Ruas Transmisi Gas Bumi
Gresik – Semarang antara lain. masalah pembebasan lahan, crossing
pipa dengan badan usaha lain (PT Barata. PT Sumber Petrindo Perkasa,
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Tol Gresik), dan
penurunan produktivitas konstruksi.
Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Gresik – Semarang
Panjang Pipa 267.4 km
Diameter Pipa 28 inch
Kapasitas Alir 500 MMSCFD
Tekanan Desain 1000 psig
Tekanan Operasi 600 psig
Starting Point – End
Point Gresik – Semarang
Target Gas-In Oktober 2017
Sumber Gas Pertamina EP Cepu
Status Pipa Open Access
b) Status Proyek Pembangunan Pipa Open Access Porong - Grati
- Berdasarkan laporan dari PT Pertamina Gas actual cumulative progress
pipa Porong - Grati per 1 Januari 2017 sebesar 100%.
- Ruas pipa Porong – Grati sudah gas linepack sejak tanggal 28 Oktober
2016, dan telah gas commercial flowing ke Indonesia Power di Grati sejak
tanggal 2 November 2016.
Data Spesifikasi Pipa Pipa Open Acess Porong – Grati
Panjang Pipa 57 km
Kapasitas Alir 100 MMSCFD
Tekanan Desain 740 psig
Starting Point – End Point ORF Porong – PLTG Grati
Gas-In for Linepack 28 Oktober 2016
Sumber Gas PT Santos. PT KEIL. PT Husky
Status Pipa Open Access
136 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
c) Status Proyek Pembangunan Pipa Ruas Transmisi Gas Bumi
Belawan – KIM – KEK
- Pembangunan Ruas Transmisi Belawan - KIM - KEK telah selesai pada
tanggal 31 Januari 2016.
- Ruas Transmisi Bel – KIM – KEK sudah terisi gas sejak tanggal 20
Februari 2016 (linepack). Telah dilakukan gas-in ke fasilitas Unilever mulai
tanggal 22 Maret 2017.
- Dinas PU meminta PT Pertagas untuk merelokasi 7 crossing pipa dengan
jalur Tol Medan- Kualanamu-Tebing Tinggi. dan membuat proteksi box
culvert untuk 3 crossing lainnya.
Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Belawan - KIM –KEK
Belawan - KIM KIM-KEK
Panjang Pipa 11.8 km 125 km
Ukuran Pipa 16 inch 12 inch
Kapasitas 150 MMSCFD 75 MMSCFD
Sumber Gas Regasifikasi Arun (PT Perta Arun Gas)
Status Pipa Open Access
d) Status Proyek Pembangunan Ruas Distribusi Muara Bekasi - Muara
Karang
- Pembangunan pipa secara fisik telah selesai pada bulan November 2016,
dengan panjang pipa terpasang 42.324 km. Realisasi pipa yang
terbangun tersebut tidak mencapai Muara Karang sebagaimana yang
direncanakan. melainkan hanya sampai Pejagalan.
- Berikut merupakan jalur pipa Muara Bekasi – Muara Karang (Pejagalan)
yang ditandai dengan warna merah. terdapat 5 future connection di
sepanjang jalur Muara Bekasi – Muara Karang.
137 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 43. Jalur Pipa Muara Bekasi – Muara Karang
Data Spesifikasi Pipa Ruas Distribusi Muara Bekasi - Muara Karang
Panjang Pipa 42.324 km
Diameter Pipa 24 inch
Kapasitas 100 MMSCFD
Tekanan Desain 720 psig
Tekanan Operasi 323 psig
e) Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Muara Karang - Muara
Tawar
- Pembangunan pipa secara fisik telah selesai pada bulan Desember 2016,
PT KSO - HMP dengan PT Pertamina Gas telah melakukan
commissioning (gas in)/ linepack pada pipa Muara Karang - Muara Tawar
pada tanggal 30 Desember 2016 dengan panjang pipa 31.198 km
diameter 24 inchi, tekanan 500 psi dengan hasil tidak ada kebocoran (No
Leak).
Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar
Panjang Pipa
31.198 km
Kapasitas Alir 270 MMSCFD
Tekanan Desain 550 psig
Tekanan Operasi 500 psig
Starting Point – End
Point Muara Karang – Muara Tawar
Sumber Gas FSRU Nusantara Regas
Status Pipa Open Access
138 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
f) Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Grissik – Pusri
- Berdasarkan laporan dari PT Pertamina Gas actual cumulative progress
pipa ruas transmisi Grissik – Pusri per minggu keempat September 2017
sebesar 24,79%.
- Telah dilaksanakan first welding pada tanggal 18 Agustus 2017 dan
ground breaking pada 29 Agustus 2017.
- Kendala proyek ini antara lain. terdapat crossing pipa dengan PT
Transportasi Gas Indonesia. Conoco Phillips Grissik Ltd. dan PT JOB
Pertamina Jambi Merang serta keterlambatan pekerjaan NDT FJC dan
soil investigation.
Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Grissik - Pusri
Panjang Pipa 176 km
Diameter Pipa 20 inch
Spesifikasi Pipa API 5L X56. 0.562” WT. PSL 2. ERW/SAW. 3
LPE coating
Kapasitas Alir 158 MMSCFD
Volume Thruput 70 MMSCFD (Pusri)
40 MMSCFD (PLN)
20 – 40 MMSCFD (PTM/PTGN)
Starting Point – End Point Grissik – Pusri Palembang
Tekanan Design Operasi 850-1060 psig
Tekanan Outlet 400 - 450 Psig
Temperatur Operasi 1380 F (590 C)
Periode Konstruksi 11 bulan (termasuk long lead item. USM)
Sumber Gas ConocoPhillips. JOB PTJM
Shipper Pusri. PLN. PTM (PTGN)
Offtaker Pusri. PLN. Industri
Status Pipa Open Access
g) Menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT
Rekayasa Industri dengan PT Energi Negeri Mandiri Terkait
Pembangunan Ruas Pipa Gas Cirebon – Semarang
- Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon – Semarang adalah merupakan hasil
Lelang Ruas Transmisi dan Jaringan Distribusi yang dilakukan oleh BPH
Migas yang telah dimenangkan oleh Rekind. Seiring dengan berjalannya
waktu dan tuntutan akan kebutuhahan gas bumi semakin meningkat.
maka pada saat ini Rekind berkomitmen akan segera membangun ruas
tersebut.
139 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
- Dari keseluruhan proyek pembanguan Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon
– Semarang sepanjang 230 km. sepajang 211.317 km menggunakan
Rigth of Way (ROW) Kereta Api dan sepanjang 18.656 km menggunakan
ROW sendiri dengan cara membebaskan lahan yang dilewati oleh Ruas
Transmisi Pipa Gas Cirebon – Semarang.
- Aspek Legal Rekind
Pemenangan Proyek Surat Keputusan BPH Migas No 035/Kpts/PL/BPH
Migas/KOM/III/2006 tanggal 21 Maret 2006
Perpanjangan Surat IU
Sementara
Surat Dirjen Migas kepada Rekind No 2947/10/DJM.O/2009
tanggal 16 Februari 2009
Moratorium Surat Dirjen Migas kepada Rekind No 24276/10/DJM.O/2011
tanggal 18 Februari 2011 (berlaku terhitung sejak tanggal 16
Februari 2011)
- Profil Proyek
- Asas Manfaat Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon – Semarang
1) Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon – Semarang merupakan penghubung
infrastruktur gas dari Barat ke Timur pulau Jawa sehingga menjadi
Panjang Pipa 230-235 km
Spesifikasi Pipa API 5L-X65 PSL2. Diameter 28 inch
Kapasitas Alir 350-500 MMSCFD
Rencana On Stream Tahun 2021
Sumber Gas 1. LNG
2. Lapangan gas lain di sekitar jalur pipa
Status Pipa Open Access
140 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
“energy hub” yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Jawa
dan mendistribusikan gas secara merata. khususnya di daerah yang
belum tersentuh.
2) Mendukung fleksibilitas gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik yang
terinterkoneksi di pulau Jawa.
3) Penambahan pendapatan dalam bidang transportasi gas.
- Kemajuan Pekerjaan
1) Survey ROW (Menggunakan Jalur PT Kereta Api Indonesia), FS (Oktober
2015) dan EPC (oleh Rekin).
- Penandatanganan NKB antara Rekin dan PT ENM 28 Agustus 2017
mengenai kerjasama pembangunan Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon –
Semarang. Pontesi Pengguna Pipa
- Tentative Schedule
NAMA KEBUTUHAN (MMSCFD)
Pertamina Balongan 60
KIS Jawa Barat 152*
Industri Pekalongan 9
Industri Tegal 2
Industri Semarang KIS Jawa Tengah
11 15
TOTAL 249
141 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
C. Melaksanakan Pengawasan kegiatan usaha Pengangkutan dan Niaga
Gas Bumi melalui Pipa
Tujuan dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi fasilitas pipa penyaluran
gas ke konsumen PT CS2 Pola Sehat di Desa Merah Mata Kecamatan
Borang Musi Banyuasin. Sumatera Selatan. dengan hasil kegiatan asalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen PT
CS2 Pola Sehat dilaksanakan dalam rangka melakukan klarifikasi dan
untuk menguji kebenaran adanya 2 lampiran yang berbeda pada SK
Menteri ESDM Nomor 363.K/10.01/DJM.O/IU/2016 tentang Kegiatan Usaha
Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir PT Pertagas Niaga.
perbedaan dimaksud adalah sebagai berikut :
• Versi a.pada lampiran II menyantumkan PT Mitra Energi Buana
sebagai Pemasok Gas Bumi dan PT CS2 Pola Sehat sebagai
konsumen yang disalurkan gas bumi melalui pipa dedicated hilir PT
Pertagas Niaga.
• Versi b.pada lampiran II. tidak menyantumkan PT Mitra Energi Buana
sebagai Pemasok Gas Bumi dan PT CS2 Pola Sehat sebagai
konsumen yang disalurkan gas bumi melalui pipa dedicated hilir PT
Pertagas Niaga. kedua versi Lampiran II SK Menteri ESDM Nomor
363.K/10.01/DJM.O/IU/2016 tersebut ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Minyak dan Gas Bumi atas nama Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral.
2. Terkait dengan adanya perbedaan sebagaimana dimaksud poin 1.BPH
Migas telah menerbitkan Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
kepada PT Pertagas Niaga dengan SK Kepala BPH Migas Nomor
17/KD/BPH Migas/Kom/2017 tanggal 5 April 2017. dimana dalam hak
khusus tersebut tidak menyantumkan pipa penyaluran gas menuju PT
CS2 Pola Sehat sebagaimana dimaksud poin 1 huruf a.
3. Terhadap perbedaan tersebut yang berpotensi dapat menyebabkan
kerugian akan penerimaan negara dalam hal penerimaan iuran BPH
Migas. maka BPH Migas sesuai dengan kewenangannya dalam hal ini
Subdit Pengawasan dan Pengelolaan Informasi Gas Bumi Melalui Pipa
142 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
melakukan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke
konsumen PT CS2 Pola Sehat.
4. Kegiatan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen
PT CS2 Pola Sehatdilaksanakan dengan meminta keterangan dari
pihak Mitra Energi Buana dan CS2Pola Sehat serta melakukan
kunjungan lapangan terkait data yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen
PT CS2 Pola Sehat.
5. Keterangan yang didapatkan dari Mitra Buana Energi yaitu Bapak
Hendra. Ramli dan Ibu Dewi selaku site Manager Sumatera Selatan.
adalah sebagai berikut :
a. PT Mitra Energi Buana melakukan kegiatan usaha niaga gas bumi melalui
pipa berdasarkan ijin sebagaimana dimaksud SK Menteri ESDM Nomor
571.K/10.01/DJM.O/IU/2015. dimana PT Mitra Energi Buana menyalurkan
gas bumi kepada konsumen PT Pertagas Niaga menggunakan pipa open
accessPT Pertamina Gas dengan titik serah flensa pertama setelah
kerangan terakhir alat ukur (tie-in point pipa ruas cambai – simpang Y
Pertagas (diameter 20”).
b. Terdapat metering milik PT Pertagas Niaga di Desa Merah Mata Kecamatan
Borang Musi Banyuasin yang digunakan bersama untuk pencatatan billing
penyerahan gas dari PT Mitra Energi Buana ke PT Pertagas Niaga .
c. Penyaluran gas PT Mitra Energi Buana ke PT Pertagas Niaga pada titik
serah di metering system Desa Merah Mata sejak Mei 2016. Tim BPH Migas
mendapatkan data pada saat kunjungan lapangan berupa Berita Acara
Penyerahan Gas kepada PT Pertagas Niaga untuk bulan April 2017 sebesar
7434.1404 MMBTU. bulan Mei 2017 sebesar 7836.0356 MMBTU dan bulan
Juni 2017 sebesar 6529.8112 MMBTU.
d. Penjualan gas PT Pertagas Niaga ke konsumen PT CS2 Pola Sehat dimulai
sejak Mei 2016.
6. Keterangan yang didapatkan dari CS2 Pola Sehat yaitu Bapak Andreas
Eko selaku Plant Operation Manager adalah sebagai berikut :
a. PT CS2 Pola Sehat menggunakan gas bumi untuk kebutuhan boiler
(operasional pabrik).
143 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
b. PT CS2 Pola Sehat merupakan konsumen gas bumi PT Pertagas Niaga
dengan menggunakan perjanjian jual beli gas antara PT Pertagas Niaga dan
PT CS2 Pola Sehat Nomor 085/PN0000/2016-S0 tanggal 27 April 2016
yang berakhir sampai dengan 31 Mei 2019.
c. PT Pertagas Niaga mengalirkan gas bumi melalui pipa kepada PT CS2 Pola
Sehat sejak Mei 2016 dan sampai dengan saat ini PT Pertagas Niaga masih
mengalirkan gas bumi melalui pipa.
d. Berita Acara Penyerahan Gas kepada PT CS2 Pola Sehat pada bulan Mei
2017 sebesar 7836.0356 MMBTU dan bulan Juni 2017 sebesar 6529.8112
MMBTU.
e. Terdapat metering milik PT Pertagas Niaga di Desa Merah Mata Kecamatan
Borang Musi Banyuasin yang digunakan bersama untuk pencatatan billing
penyerahan gas dari PT Pertagas Niaga ke konsumen PT CS2 Pola Sehat.
7. Pada saat kunjungan lapangan. Tim BPH Migas mendapatkan
informasi sebagai berikut :
a) Terkait poin 1 (a) diatas. disebutkan bahwa terdapat ruas pipa dari area
pig receiver PT Asrigita Prasarana ke Metering System milik PT
Pertagas Niaga di lokasi pabrik PT CS2 Pola Sehat sepanjang 2.240
Meter dengan diameter 4 Inch dengan kapasitas pipa penyalur 15
MMSCFD. tim menemukan fakta di lapangan bahwa pipa dimaksud
bukan milik PT Mitra Energi Buana dan PT CS2 Pola Sehat.
b) Terdapat pipa sepanjang ±1000 Meter diameter 4 inch dari Metering
system ke dalam pabrik PT CS2 Pola Sehat yang diakui sebagai
kepemilikan PT CS2 Pola Sehat.
c) Dalam rangka penyaluran gas ke PT Pertagas Niaga di lokasi Desa
Merah Mata. PT Mitra Energi Buana menggunakan pipa Open Access
PT Pertamina Gas ruas Pulau Layang – Pusri. terdapat tie in pipa gas
menuju PT Asrigita Prasarana selanjutnya gas tersebut mengalir melalui
pipa ke metering system di Desa Merah Mata.
C.3. Realisasi Anggaran
➢ Biaya kegiatan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk
Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas
144 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
adalah sebesar Rp1.133.266.000, berasal dari DIPA BPH Migas
tahun 2017.
➢ Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai
Triwulan IV adalah sebesar Rp1.084.392.869 atau 95.69%.
D. Menyusun Pemuktahiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga
Gas Bumi melalui Pipa
Realisasi Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui
Pipa adalah akumulasi panjang pipa yang sedang dibangun dan terpasang
adalah sebesar 10.670,55 KM, terdiri dari pipa transmisi sebesar 4.980,78 KM
dan pipa jaringan distribusi sebesar 5.689,77 KM (akumulasi panjang pipa
sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar 10.186,98 KM). Penambahan
panjang pipa selama tahun 2017 adalah sebesar 483,57 KM dengan rincian
sebagai berikut:
No Badan Usaha Panjang
(KM)
1 PT. Energasindo Heksa Karya 14,86
2 PT Mitra Energi Buana 0,07
3 PT Krakatau Daya Listrik 1,21
4 PT Pelangi Cakrawala Losarang 0,28
5 PT PGN (Persero) Tbk 274,11
6 PT Pertagas Niaga (0,80)
7 PT Igas utama 1,50
8 PT Surya Energi Parahita 13,93
9 PT Dharma Pratama Sejati 18,00
10 PT Malamoi Olom Wobok 5,83
11 PT Petrogas Jatim Utama 19,50
12 Penambahan Panjang Pipa Dalam Pembangunan sd 31 Des 2017 124,64
13 Selisih Antara Rencana dan Realisasi Pembangunan Pipa (Pipa
ORF Semare dan Pipa Muara Karang Muara Bekasi) 10,44
TOTAL 483,57
Target akumulasi pembangunan panjang pipa tahun 2017 sesuai dengan
PK menteri ESDM adalah sepanjang 12.597 km dengan realisasi sebesar
10.670,55 km atau 84,7% dari target. Pembangunan pipa tidak memenuhi
145 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
target karena terdapat badan usaha yang membatalkan atau menunda
pembangunan pipa sebagai akibat dari calon konsumen yang beralih
menggunakan bahan pengganti gas dengan harga yang lebih murah.
Rencana Aksi pada Kegiatan Pembangunan Jaringan Transmisi dan
Distribusi Gas BumiTahun 2017 adalah sebagai berikut:
No Rencana Aksi Pelaksana
1 Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Duri -Dumai PT Pertamina Gas dan PT
PGN (Persero) Tbk.
2 Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Duri – Dumai PT PGN (Persero) Tbk.
3 Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi WNTS –
Pemping PT PGN (Persero) Tbk.
4 Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Grissik – PUSRI PT Pertamina Gas
5 Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Gresik.
Lamongan. Tuban PT PGN (Persero) Tbk.
6 Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Semare PT PGN (Persero) Tbk.
Dan telah tersusunnya Buku Profil Data Infrastruktur Badan Usaha
Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalaui Pipa Tahun 2017.
Realisasi Anggaran
➢ Biaya kegiatan Menyusun Pemuktahiran Data Infrastruktur Pengangkutan
dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa adalah sebesar Rp1.303.579.000 (Satu
Milyar Tiga Ratus Tiga Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu
Rupiah), berasal dari DIPA BPH Migas tahun 2017.
➢ Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan IV
adalah sebesar Rp1.264.783.100 (Satu Milyar Dua Ratus Enam Puluh
Empat Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Seratus Rupiah) atau
97,02%.
3.3.3 Sekretariat BPH Migas
Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan
iuran dari Badan Usaha. Iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Pada tahun anggaran 2017 penerimaan iuran dari Badan Usaha melebihi
target seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
146 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
I. Iuran Badan Usaha
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALI
SASI
% KEGIATAN
ANGGARAN (Juta Rupiah)
PAGU REALI -
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dukungan
manajemen
dan
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya BPH
Migas
Jumlah
penarikan
iuran dari
Badan Usaha
900
Miliar
1.157,5
Miliar
128,61 1. Melaksanakan Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Kepada Badan Usaha
3.902,84 3.774,09 96,70
2. Melaksanakan Tugas Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) Sektor Hilir Migas
1.505,07 1.382,87 91,88
3. Melakukan Penyediaan Layanan Informasi Iuran Badan Usaha
1.592,73 1.262,30 79,25
4. Melakukan Pemantauan Pelaksanaan APBN BPH Migas
1.299,06 1.253,01 96,46
TOTAL 8.299,69 7.672,28 92,44
Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan
iuran dari Badan Usaha. iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Jumlah Iuran dari Badan Usaha yang disetorkan ke Kas Negara sama
dengan jumlah penarikan Iuran dari Badan Usaha.
BPH Migas telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik yaitu
mengatur dan mengawasi setiap iuran yang diberikan oleh Badan Usaha sehingga
realisasi penerimaan iuran yang masuk di tahun 2017 seluruhnya telah disetorkan ke
Kas Negara. Pada tahun anggaran 2017 penerimaan iuran dari Badan Usaha
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya seperti terlihat pada gambar dibawah
ini:
147 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 43 Rencana dan Realisasi Penerimaan Iuran PNBP Badan Usaha
Bidang BBM dan Gas Bumi tahun 2015 – 2017
(Miliar Rupiah)
Tahun Rencana Realisasi Iuran
BBM
Realisasi Iuran
Gas Bumi
Realisasi %
2015 750.000.000.000 974.201.298.767 273.922.041.409 1.248.123.340.176 166.42
2016 900.000.000.000 758.547.771.068 324.640.433.872 1.083.188.204.940 120.35
2017 900.000.000.000 863.189.154.300 294.329.303.207 1.157.518.457.507 128.61
Dari data diatas, realisasi penerimaan iuran Badan Usaha Bahan Bakar
Minyak untuk tahun 2017 adalah Rp863,19 Miliar dari rencana penerimaan iuran
sebesar Rp664,75 Miliar atau meningkat 129,85 %. sedangkan realisasi penerimaan
iuran Badan Usaha Gas Bumi untuk tahun 2017 adalah Rp294,33 Miliar dari rencana
penerimaan iuran sebesar Rp235,25 Miliar atau meningkat 125,11%.
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak BPH Migas adalah sebesar
Rp900 Miliar. realisasi penerimaan per 31 Desember 2017 sebesar Rp1.157,5 Miliar
atau sebesar 128,61%. Kenaikan tersebut disebabkan antara lain:
• Iuran Badan Usaha BBM menyumbang lebih dari 70% setiap tahunnya, dan PT.
Pertamina (Persero) Tbk menyumbang lebih dari 50% dari komposisi iuran per
Badan Usaha, oleh karena itu adanya kenaikan/penurunan pada PNBP BBM
(khususnya PT. Pertamina) akan memberikan dampak yang signifikan terhadap
kenaikan/penurunan besaran PNBP BPH Migas secara keseluruhan. Tahun
2017 ini, terdapat kenaikan volume penjualan PT. Pertamina (Persero) Tbk
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
2015 2016 2017
Juta
Ru
pia
h
Rencana Realisasi
148 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
sebesar 12% dan fluktuasi harga sehingga terjadi kenaikan nilai penjualan
sebesar 25%.
• Jumlah kehadiran Badan Usaha BBM pada proses Verifikasi dan Rekonsiliasi
Iuran semakin meningkat dari tahun ke tahun. sebagai dampak dari jumlah
Badan Usaha yang menerima Izin Usaha meningkat dan adanya Korsup KPK
pada tahun 2016 sebagai sarana pertukaran data Badan Usaha antara BPH
Migas dan Dirjen Migas. Jumlah kehadiran Badan Usaha Gas Bumi berkorelasi
positif dengan pembayaran iuran
• Diadakannya Kegiatan Coaching Clinic terhadap Badan Usaha yang belum
memenuhi kewajiban pembayaran iuran sebagaimana diatur dalam PP No. 1
Tahun 2006.
Penerimaan iuran yang didapat dari Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan
Gas Bumi telah mencapai target penerimaan iuran bahkan melampaui rencana. Hal
ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah Badan Usaha yang melaksanakan
kegiatan usaha hilir migas dan telah membayar iuran pada tahun 2017 serta hasil
rekonsiliasi final tahun sebelumnya yang dibayar oleh Badan Usaha, namun BPH
Migas harus tetap meningkatkan kinerja melalui para pelaksana maupun melakukan
koordinasi dengan Badan Usaha secara intensif agar prestasi yang dicapai pada
masa yang akan datang dapat lebih baik lagi.
II. Layanan Perencanaan
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALI
SASI
% KEGIATAN
ANGGARAN (Juta Rupiah)
PAGU REALI
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dukungan
manajemen dan
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya BPH
Migas
Layanan
Perencanaan
2
Laporan
2
Laporan
100 1. Dokumen
Rencana Kerja
Dan Anggaran
(Rka) Satker
Eselon 1 Tanpa
Satker Vertikal
57,66 28,30 49,09
2. Dokumen
LAKIN Satker
Eselon I tanpa
satker vertikal
19,31 0 0
TOTAL 76,96 28,30 36,78
149 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Anggaran pada Layanan Perencanaan ini merupakan implementasi dari
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 106/PMK.02/2016 tentang
Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2017. Pelaksanaan layanan perencanaan
dapat dilakukan secara optimal dengan menghasilkan 4 dokumen yaitu Renja KL,
Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA), RKA K/L, dan dokumen Laporan
Kinerja BPH Migas tahun 2016. Dengan dokumen yang dihasilkan selama tahun
2017 tersebut menunjukkan pencapaian target kinerja mencapai 100%. Akan tetapi
relisasi anggaran hanya 36,78% dikarenakan anggaran Dokumen RKA dan LAKIN
Satker Eselon I tanpa satker vertikal dengan standar biaya yang telah ditetapkan
namun biaya yang diperlukan untuk kegiatan Laporan Kinerja lebih besar, sehingga
pembiayaan kegiatan Laporan Kinerja diambil dari output Layanan Dukungan
Manajemen lainnya.
III. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALI
SASI
% KEGIATAN
ANGGARAN (Juta Rupiah)
PAGU REALI
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dukungan
manajemen
dan
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya BPH
Migas
Dukungan
Manajemen
Eselon I
12 Bulan
Layanan
12 Bulan
Layanan
100 1. Menyusun Regulasi
Bidang Hilir Migas
920,34 674,90 73,33
2. Melaksanakan Layanan
Perencanaan dan
Laporan Kegiatan
3.971,85 3.386,71 85,27
3. Menyusun Laporan
Keuangan
3.577,65 3.310,53 92,53
4. Melaksanakan Layanan
Pertimbangan Hukum
3.125,29 1.637,42 52,39
5. Melaksanakan Layanan
Kehumasan
8.373,05 5.426,35 64,81
6. Melaksanakan Layanan
Kepegawaian.
Organisasi dan
Ketatalaksanaan
5.097,33 4.003,97 78,55
7. Melaksanakan Layanan
Kerumahtanggan
3.159,51 2.818,43 89,20
8. Melaksanakan Layanan
Pengelolaan Sistem
Data Informasi dan
Keprotokoleran
3.179,35 2.361,38 74,27
TOTAL 31.404,37 23.619,69 75,21
150 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Sesuai arahan dari DJA, Layanan Dukungan Manajemen Eselon I merupakan
output di satuan kerja Sekretariat BPH Migas yang mengakomodir seluruh kegiatan
Sekretariat BPH Migas dijadikan ke dalam satu output dengan total pagu sebesar
Rp31.404.373.000 dan realisasi sebesar Rp23.619.686.205 atau pencapaian
sebesar 75,21%. Dari evaluasi realisasi anggaran tersebut, terdapat 4 kegiatan
dengan realisasi dibawah rata – rata. Realisasi anggaran Layanan Pertimbangan
Hukum sebesar 52,39% disebabkan oleh anggaran yang disiapkan untuk kegiatan
litigasi namun tidak adanya masalah litigasi yang dihadapi BPH Migas pada tahun
2017. Berikut merupakan capaian dari output layanan dukungan manajemen Eselon
I Sekretariat BPH Migas, antara lain sebagai berikut:
a) Menyusun regulasi bidang hilir migas. Dengan pagu sebesar Rp920,34 Juta dan
realisasi sebesar Rp674,90 Juta atau 73,33%. Hal ini disebabkan karena secara
umum target kinerja telah tercapai dengan realisasi anggaran tersebut. Kegiatan
ini menghasilkan jumlah regulasi yang dikeluarkan sebanyak 5 peraturan, yaitu:
1. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 01 Tahun 2017.
Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 365.perubahan atas peraturan BPH
Migas nomor 22/P/BPH MIGAS/VII/2011 tentang Penetapan Harga Gas Bumi
untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil.
2. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 02 Tahun 2017.
Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 422 tentang Harga Jual Gas Bumi
melalui Pipa untuk Konsumen Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada
Jaringan Pipa Distribusi Kota Tarakan.
3. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 03 Tahun 2017.
Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 1192 tentang Tarif Pengangkutan Gas
Bumi melalui Pipa Ruas Transmisi Arun (Aceh) ke - Belawan (Sumatera
Utara) untuk PT Pertamina Gas.
4. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 04 Tahun 2017.
Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 1311 Harga Jual Gas Bumi melalui Pipa
untuk Konsumen Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Pipa
Distribusi Kota Depok.
5. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 05 Tahun 2017.
Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 1479 tentang Tarif Pengangkutan Gas
Bumi melalui Pipa Ruas Transmisi Gunung Megang - Singa Station (Sumatera
Selatan) untuk PT Mitra Energi Gas Sumatera.
151 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
b) Melaksanakan layanan perencanaan dan laporan kegiatan, dengan pagu
anggaran sebesar Rp3.971,85 Juta dan realisasi sebesar Rp3.386,71 Juta atau
85,27%. Hal ini disebabkan karena secara umum target kinerja telah tercapai
dengan realisasi anggaran tersebut. Adapun kinerja yang dihasilkan, antara lain:
1. Revisi anggaran selama tahun 2017 adalah sebanyak 7 kali.
2. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun Anggaran 2017;
3. Laporan Kegiatan BPH Migas kepada Presiden RI untuk Periode 1 Juli s.d
31 Desember 2016 dan 1 Januari s.d 30 Juni 2017;
4. Laporan Tahunan (Triwulan I, Triwulan II, Triwulan III, dan Triwulan IV);
5. Bahan Paparan/ Laporan Rapat Pimpinan, Rapat Dengar Pendapat dan
Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI dan Badan Anggaran DPR RI;
6. Penetapan target PNBP BPH Migas untuk tahun anggaran 2018.
c) Menyusun laporan keuangan, dengan pagu sebesar Rp3.577,65 Juta dan
realisasi sebesar Rp3.310,53 Juta. Adapun laporan yang dihasilkan selama
tahun 2017 adalah, antara lain :
1. Laporan Keuangan membahas tentang Penjelasan Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas;
2. Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK dan Inspektorat Jenderal
KESDM tentang temuan dan tindak lanjut temuan BPK dan Itjen KESDM;
3. Laporan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) membahas tentang aset-
aset yang terdapat pada BPH Migas;
d) Layanan pertimbangan hukum telah dilakukan selama 12 bulan layanan.dengan
pagu anggaran sebesar Rp3.125,29 Juta dan realisasi sebesar Rp1.637,42 Juta
atau sebesar 52,39%. Hal ini dikarenakan tidak ada masalah litigasi yang
dihadapi BPH Migas pada tahun 2017 sehingga anggaran yang semula
disiapkan untuk litigasi tidak dapat terserap. Tindak-lanjut Pengaduan
Masyarakat yang dilakukan selama tahun 2017 antara lain:
1. Pengintegarsian JDIH BPH Migas dengan JDIH BPHN secara database
sesuai dengan amanat Perpres 33 tahun 2012;
2. Menindaklanjuti pengaduan oleh masyarakat yang masuk baik melalui
aplikasi lapor yang dikelola oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Pusat
Komunikasi Publik KESDM maupun email pengaduan BPH Migas dimana
telah dilakukan tindak lanjut dari pengaduan tersebut baik jawaban secara
152 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
tertulis maupun langsung turun ke lapangan mendatangi lokasi pengaduan
tersebut. Terdapat sebanyak 53 Pengaduan yang masuk ke BPH Migas
yang dapat ditindaklanjuti.
3. Terdapat kelemahan konsep usulan perubahan Undang-undang Migas yang
dipaparkan oleh Direktorat Jenderal Migas. sehingga BPH Migas membuat
draft usulan terkait hal tersebut.
e) Layanan kehumasan dengan pagu anggran sebesar Rp8.373,05 Juta dan
realisasi sebesar Rp5.426,35 Juta atau sebesar 64,81%.. Kegiatan sosialisasi
pelaksanaan pengawasan pendistribusian BBM dan kegiatan usaha
pengangkutan gas bumi melalui pipa kepada masyarakat dan Pemda yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
• Sosialisasi dengan tema Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun
2016 Tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar
MInyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan di
Kota Ternate. Provinsi Maluku Utara. Sosialisasi ini dilaksanakan pada
tanggal 23 Maret 2017 dengan mengundang berbagai stakeholders
seperti Gubernur Provinsi Maluku Utara. Bupati dan Walikota Provinsi
Maluku Utara. Komando Daerah Militer Provinsi Maluku Utara. Kepolisian
Daerah Provinsi Maluku Utara. Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Maluku Utara. PT
Pertamina MOR VIII. dan Hiswana Migas Provinsi Maluku Utara.
• Sosialisasi dengan tema Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016
Tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar
MInyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan di
Kota Sorong. Provinsi Papua Barat. Sosialisasi ini dilaksanakan pada
tanggal 8-11 April 2017 dengan mengundang berbagai stakeholders
seperti Gubernur Provinsi Papua Barat. Bupati dan Walikota Provinsi
Papua Barat. Komando Daerah Militer Provinsi Papua Barat. Kepolisian
Daerah Provinsi Papua Barat. Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat.
Kepala Dinas Pertambangan an Energi Provinsi Papua Barat. PT
Pertamina MOR I. dan Hiswana Migas Provinsi Papua Barat.
f) Layanan kepegawaian, organisasi dan ketatalaksanaan dengan pagu sebesar
Rp5.097,33 Juta dan realisasi sebesar Rp4.003,97 Juta atau sebesar 78,55%
153 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
dari pagu. Hal ini disebabkan karena secara umum target kinerja telah tercapai
dengan realisasi anggaran tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
1. Sosialisasi permen ESDM no 35 tahun 2015 dan identifikasi wajib lapor
LHKPN tahun 2016;
2. Penyusunan SKP Pegawai BPH Migas dan Sosialisasi Konsep SOP di
Lingkungan BPH Migas;
3. Implementasi penetapan status penggunaan (PSP Barang milik negara di
lingkungan ESDM.
Adapun Pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan sumber daya pegawai
BPH Migas diantaranya:
1. Profesional Secretary Training. Bandung;
2. Pelatihan Audit Internal Sistem Manajemen Mutu. Lombok;
3. Pelatihan Pra Purna Bakti. Yogyakarta;
4. Pelatihan Gas Pipeline Risk Assessment. Batam;
5. Pelatihan Peningkatan Kemampuan PPNS BPH Migas. Surabaya;
6. Diklat Teknis Pelaksana. Bandung;
7. Diklat Leader as a Coach. Bandung;
8. Bimbingan Teknis Kepegawaian. Bekasi;
9. Diklatpim IV. Bandung;
10. Building Web Application. Bandung;
11. Diklat Infografis. Bandung;
12. Diklat Karya Tulis Ilmiah. Bandung;
13. Pelatihan Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah. Bandung;
14. Diklat Bendahara. Bandung;
15. Diklat Public Speaking. Bandung;
16. Diklat Strategic Communication Planning;
17. Diklat Teknis Kepemimpinan Alam terbuka. Bandung.
g) Layanan kerumahtanggan dengan pagu sebesar Rp3.159,51 Juta dan realisasi
sebesar Rp2.818,43 Juta atau sebesar 89,20% yang terdiri dari kegiatan:
1. Mengelola Barang Milik Negara. Selama tahun 2017 berhasil melelang
12 mobil, genset dan 124 barang investasi;
2. Mengelola Rumah Tangga dan Perlengkapan;
3. Menatausaha dan Menyimpan Arsip BPH Migas;
4. Mengoptimalkan Profesionalisme Satuan Pengamanan BPH Migas.
154 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
h) Layanan pengelolaan sistem data informasi dan keprotokoleran dengan pagu
sebesar Rp3.179,35 Juta dan realisasi sebesar Rp2.361,38 Juta atau sebesar
74,27%.
1. Koordinasi dengan Pusdatin terkait IT master plan KESDM sesuai
Permen ESDM Nomor 13 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
KESDM
2. Penyelarasan Pengelolaan Teknologi Informasi di Lingkungan BPH
Migas
3. Sosialisasi dan implementasi aplikasi e-office BPH Migas
4. Pengembangan sistem informasi geografis (GIS) BPH Migas bersama
dengan Puslitbang tekMIRA
5. Terjaminnya stabilitas informasi dan komunikasi data di BPH Migas
6. Pelatihan keprotokolan dan etiket pelayanan professional untuk pimpinan
BPH Migas
7. Pendampingan Komite BPH Migas untuk kegiatan kunjungan kerja
bersama Komisi VII DPR RI
8. Ikut mengawasi pelaksanaan BBM satu harga di seluruh wilayah NKRI
9. Ikut menyiapkan bahan paparan Kepala BPH Migas diacara Sekretariat
Nasional (SEKNAS Jokowi)
10. Melakukan penyusunan acara kegiatan pimpinan BPH Migas (Sidang
Komite. Rapat Rutin Komite BPH Migas. Koordinasi dgn instansi terkait.
serta menyelaraskan seluruh kegiatan Pimpinan terkait dgn Tupoksi
BPH Migas).
IV. Layanan Internal (Overhead)
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALI
SASI % KEGIATAN
ANGGARAN (Juta Rupiah)
PAGU REALI
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dukungan
manajemen dan
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya BPH
Migas
Internal
(Overhead)
1
Layanan
1
Layanan
100 1. Peralatan dan
Mesin 2.831.90 2.634.81 93.04
2. Gedung dan
Bangunan 3.923.61 3.014.45 76.83
3. Data dan Informasi 3.391.67 2.854.88 84.17
TOTAL 10.147,19 8.332,61 82,12
155 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Sesuai tabel tersebut diatas, realisasi kinerja layanan internal (overhead)
adalah sebesar 100%. Realisasi anggaran yang tidak terserap antara lain
disebabkan karena relokasi perpustakaan yang belum dapat dilakukan pada tahun
2017. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahun 2017 adalah, antara lain:
1. Belanja modal peralatan dan mesin, yaitu melakukan pengadaan sound system
aula, handy talky, metal detector, furniture lantai 1 dan 4 serta furniture rumah
dinas;
2. Belanja modal gedung dan bangunan, yaitu melakukan renovasi ruangan kerja
komite, renovasi lantai 1, dan renovasi rumah dinas;
3. Belanja modal perencanaan dan pengawasan gedung dan bangunan,
merupakan jasa konsultan perencana dan pengawas rumah dinas, lantai 1, dan
ruang kerja komite;
4. Belanja modal data dan informasi, antara lain pembelian printer, router,
notebook dan PC, scanner, serta penambahan kapasitas server.
V. Layanan Perkantoran
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALI
SASI % KEGIATAN
ANGGARAN (Juta Rupiah)
PAGU REALI
SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis lainnya BPH
Migas
Layanan
Perkantoran
12 Bulan
Layanan
12 Bulan
Layanan
100 1. Gaji dan
Tunjangan 39.350,82 35.394,48 89,95
2.Penyelenggar
aan
Operasional
Satker
30.575,54 25.521,17 83,47
TOTAL 69.926,36 60.849,15 87,02
Berdasarkan tabel diatas Layanan Perkantoran menargetkan 12 bulan
layanan dengan realisasi kinerja 100%. Layanan perkantoran untuk menunjang
belanja gaji dan tunjangan PNS dan Non PNS dan penyelenggaraan operasional
satker, seperti perawatan gedung kantor berupa kegiatan jasa konsultan dan
pemeliharaan gedung dan bangunan, perawatan peralatan kantor berupa barang
persediaan dan ATK, perawatan kendaraan bermotor berupa servis rutin kendaraan
operasional, biaya sewa kendaraan pejabat Komite BPH Migas, Eselon II, Eselon III
dan Eselon IV. perawatan sarana gedung berupa pemeliharaan alat dan mesin
gedung BPH Migas, langganan daya dan jasa, serta jasa keamanan dan kebersihan.
156 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Realisasi Anggaran
Anggaran kegiatan Sekretariat BPH Migas tahun 2017 adalah sebesar
Rp123.879.827.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp100.502.026.561 atau
81,13%. Kendala dalam penyerapan anggaran tersebut antara lain karena adanya
Output Cadangan sesuai evaluasi hasil penelaahan tanggal 8 November 2016
sebesar Rp4.025.247.000, dana blokir sebesar Rp1.414.525.000, adaya mutasi
pegawai BPH ke unit KESDM lain dan anggaran tunjangan ke-14 yang tidak dapat
dicairkan menyebabkan terdapat sisa belanja pegawai sebesar Rp3.956.348.400,
terdapat kegiatan yang belum terbayar di tahun 2017 sebesar Rp238.018.160, dan
belanja lain yang tidak terlaksana sebesar Rp13.743.661.879. Penjelasan lebih rinci
sebagai berikut :
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
1931 Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Tekhnis BPH Migas
123.879.827.000 100.502.026.561 23.377.800.439 81.13
1931.074.001 Iuran Badan Usaha 8.299.694.000 7.672.278.335 627.415.665 92.44
201 Melaksanakan Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Kepada Badan Usaha
3.902.841.000 3.774.094.758 128.746.242 96.70
A Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Kepada Badan Usaha
3.902.841.000 3.774.094.758 128.746.242 96.70
202 Melaksanakan Tugas Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) Sektor Hilir Migas
1.505.067.000 1.382.871.393 122.195.607 91.88
203 Melakukan Penyediaan Layanan Informasi Iuran Badan Usaha
1.592.728.000 1.262.300.300 330.427.700 79.25
A Penyediaan Layanan Informasi Iuran Badan Usaha
762.668.000 644.677.300 117.990.700 84.53
B Pembangunan Sistem Informasi Penatausahaan Iuran Badan Usaha
830.060.000 617.623.000 212.437.000 74.41
204 Melakukan Pemantauan Pelaksanaan APBN BPH Migas
1.299.058.000 1.253.011.884 46.046.116 96.46
1931.901.U01 DOKUMEN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA) SATKER ESELON 1 TANPA SATKER VERTIKAL
57.660.000 28.304.000 29.356.000 49.09
051 Pelaksanaan 48.700.000 28.304.000 20.396.000 58.12
052 Pelaporan 8.960.000 8.960.000 0.00
1931.901.U10 Dokumen LAKIN Satker Eselon I tanpa satker vertikal
19.305.000 19.305.000 0.00
051 Pelaksanaan 2.405.000 2.405.000 0.00
052 Pelaporan 16.900.000 16.900.000 0.00
1931.950.001 Dukungan Manajemen Eselon I 31.404.373.000 23.619.686.204 7.784.686.796 75.21
162 Menyusun Regulasi Bidang Hilir Migas 920.344.000 674.902.301 245.441.699 73.33
A Melaksanakan Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Hilir Minyak dan Gas Bumi
920.344.000 674.902.301 245.441.699 73.33
163 Melaksanakan Layanan Perencanaan dan Laporan Kegiatan
3.971.850.000 3.386.709.604 585.140.396 85.27
A Penyusunan Program dan Kegiatan BPH Migas 306.026.000 260.798.250 45.227.750 85.22
B Revisi Anggaran (koordinasi dan penelaahan oleh tim perencanaan dan laporan)
463.119.000 396.724.500 66.394.500 85.66
D Menyusun Bahan Paparan/ Laporan Untuk Pimpinan
1.040.902.000 773.235.561 267.666.439 74.29
157 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
E Melakukan Evaluasi Rencana Strategis BPH Migas
1.022.684.000 940.554.653 82.129.347 91.97
F Menyusun Laporan Kegitan BPH Migas Untuk Presiden
628.475.000 548.455.340 80.019.660 87.27
G Menyusun Program Kegiatan dan Target PNBP BPH Migas
510.644.000 466.941.300 43.702.700 91.44
164 Menyusun Laporan Keuangan 3.577.648.000 3.310.529.000 267.119.000 92.53
A Melaksanakan Tugas Sistem Pengendalian Intern Sektor Hilir Migas
1.243.618.000 1.162.828.000 80.790.000 93.50
B Melaksanakan Koordinasi dan Evaluasi Implementasi Laporan Keuangan Berbasis Akrual
916.244.000 824.223.240 92.020.760 89.96
C Peningkatan Akuntabilitas Pelaporan PNBP BPH Migas
1.417.786.000 1.323.477.760 94.308.240 93.35
165 Melaksanakan Layanan Pertimbangan Hukum 3.125.289.000 1.637.416.683 1.487.872.317 52.39
A Melaksanakan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
191.842.000 143.767.900 48.074.100 74.94
B Asistensi Hukum Untuk Masalah Litigasi Atau Non Litigasi
1.966.654.000 637.944.700 1.328.709.300 32.44
C Menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat Terhadap Distribusi BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
966.793.000 855.704.083 111.088.917 88.51
166 Melaksanakan Layanan Kehumasan 8.373.050.000 5.426.345.050 2.946.704.950 64.81
A Sosialisasi Pelaksanaan Pengawasan Pendistribusian BBM dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Kepada Masyarakat dan Pemda
908.767.000 522.042.023 386.724.977 57.45
B Koordinasi Penguatan Hubungan Kelembagaan dan Hubungan Masyarakat Pada Stakeholder Hilir Migas
611.850.000 567.360.000 44.490.000 92.73
C Melaksanakan Kegiatan Pameran dan Monitoring Berita
544.575.000 442.395.834 102.179.166 81.24
D Menyusun dan Melaksanakan Percetakan Majalah Hilir Migas
461.430.000 162.800.000 298.630.000 35.28
E Sosialisasi Melalui Media Cetak. Radio. Digital. Giant Billboard. Running Text di TV. Airport TV Bandara. Sosialisasi di Commuter Line. dan Talkshow di Televisi
3.029.550.000 2.239.596.500 789.953.500 73.93
F Penyusunan dan Pencetakan Buku Agenda dan Kalender BPH Migas
442.000.000 394.735.000 47.265.000 89.31
G Peliputan Kegiatan BPH Migas 616.003.000 612.669.961 3.333.039 99.46
H Pencetakan dan Pemasangan Stiker BPH Migas Pada Penyalur JBT dan JBKP
866.629.000 466.895.732 399.733.268 53.87
I Melaksanakan Kegiatan Kehumasan Bersama Wartawan dan Badan Usaha
298.026.000 17.850.000 280.176.000 5.99
J Pemaksimalan Publikasi Kinerja BPH Migas (K2) 594.220.000 594.220.000 0.00
167 Melaksanakan Layanan Kepegawaian. Organisasi dan Ketatalaksanaan
5.097.333.000 4.003.973.606 1.093.359.394 78.55
A Meningkatkan Kompetensi Pegawai BPH Migas 3.129.479.000 2.400.337.119 729.141.881 76.70
B Mendukung Reformasi Birokrasi BPH Migas 637.707.000 492.866.380 144.840.620 77.29
C Membina dan Mengelola Administrasi Kepegawaian
388.925.000 316.788.667 72.136.333 81.45
D Menyempurnakan Analisis Jabatan BPH Migas 839.522.000 793.981.440 45.540.560 94.58
E Sistem Manajemen Mutu BPH Migas (K2) 101.700.000 101.700.000 0.00
168 Melaksanakan Layanan Kerumahtanggan 3.159.506.000 2.818.425.921 341.080.079 89.20
A Mengelola Barang Milik Negara 759.871.000 612.612.506 147.258.494 80.62
B Mengelola Rumah Tangga dan Perlengkapan 1.126.170.000 1.081.178.323 44.991.677 96.00
C Menatausaha dan Menyimpan Arsip BPH Migas 571.769.000 498.047.008 73.721.992 87.11
D Mengoptimalkan Profesionalisme Satuan Pengamanan BPH Migas
701.696.000 626.588.084 75.107.916 89.30
158 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
169 Melaksanakan Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi dan Keprotokoleran
3.179.353.000 2.361.384.039 817.968.961 74.27
A MENGELOLA DUKUNGAN MANAJEMEN BPH MIGAS
1.119.086.000 836.079.671 283.006.329 74.71
B MENGELOLA PROTOKOLER BPH MIGAS 752.320.000 509.003.349 243.316.651 67.66
C MENGELOLA DAN MENGOLAH CLOUD STORAGE DALAM PENYIMPANAN DATA DAN INFORMASI BPH MIGAS
702.086.000 578.575.519 123.510.481 82.41
D Mengelola Data dan Informasi Badan Usaha pada Dashboard War Room BPH Migas
605.861.000 437.725.500 168.135.500 72.25
1931.951.002 Internal (Overhead) 10.147.185.000 8.332.611.179 1.814.573.821 82.12
007 Peralatan dan Mesin 2.831.901.000 2.634.805.060 197.095.940 93.04
008 Gedung dan Bangunan 3.923.612.000 3.014.446.119 909.165.881 76.83
A Belanja Modal Gedung dan Bangunan 3.531.112.000 2.632.443.119 898.668.881 74.55
B Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan
392.500.000 382.003.000 10.497.000 97.33
009 Data dan Informasi 3.391.672.000 2.683.360.000 708.312.000 79.12
1931.994 Layanan Perkantoran 69.926.363.000 60.849.146.843 9.077.216.157 87.02
1931.994.003 Layanan Perkantoran 69.926.363.000 60.849.146.843 9.077.216.157 87.02
185 Belanja Pegawai Non PNS 39.350.824.000 35.394.475.600 3.956.348.400 89.95
A Belanja Gaji Pegawai Non PNS 37.386.244.000 34.105.682.000 3.280.562.000 91.23
B Uang Lembur 68.100.000 68.071.600 28 99.96
C Uang Makan 1.896.480.000 1.220.722.000 675.758.000 64.37
186 Poliklinik/Obat-obatan 902.400.000 633.602.908 268.797.092 70.21
187 Pengadaan Toga/Pakaian Kerja Sopir/Pesuruh/Perawat/Dokter/Satpam/Tenaga Teknisi Lainnya
251.574.000 209.500.000 42.074.000 83.28
188 Perawatan Gedung Kantor 2.307.330.000 2.117.451.259 189.878.741 91.77
A Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 2.307.330.000 2.117.451.259 189.878.741 91.77
189 Perawatan Peralatan Kantor 2.868.978.000 2.863.061.218 5.916.782 99.79
190 Perawatan Kendaraan Bermotor 1.605.090.000 1.051.314.617 553.775.383 65.50
A Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4/6/10 1.500.090.000 1.032.814.617 467.275.383 68.85
B Overhaul Kendaraan Bermotor Roda 4/6/10 105.000.000 18.500.000 86.500.000 17.62
191 Biaya Sewa 5.392.680.000 4.992.144.480 400.535.520 92.57
A Sewa Peralatan Kantor 600.000.000 471.168.480 128.831.520 78.53
B Sewa Kendaraan 4.792.680.000 4.520.976.000 271.704.000 94.33
192 Perwatan Sarana Gedung 5.444.030.000 4.535.028.920 909.001.080 83.30
193 Langganan Daya dan Jasa 1.773.000.000 1.505.913.935 267.086.065 84.94
194 Jasa Keamanan dan Kebersihan 3.668.830.000 2.856.355.120 812.474.880 77.85
195 Jasa Pos dan Giro/Sertifikat 78.040.000 77.806.955 233 99.70
196 Rapat Koordinasi 1.080.816.000 538.479.500 542.336.500 49.82
197 Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran 949.400.000 749.630.000 199.770.000 78.96
A Pengelola Pelaksanan Anggaran 602.000.000 488.330.000 113.670.000 81.12
B Pengelola PNBP 226.800.000 226.800.000 0 100.00
C Pengelola SAI dan BMN 42.600.000 34.500.000 8.100.000 80.99
D Pengelola Website 78.000.000 78.000.000 0.00
198 Sewa Jaringan/Leased Line 1.958.200.000 1.152.000.000 806.200.000 58.83
199 Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Program dan Kegiatan
2.225.171.000 2.160.382.331 64.788.669 97.09
A Dalam Negeri 1.625.171.000 1.579.230.235 45.940.765 97.17
159 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
B Luar Negeri 600.000.000 581.152.096 18.847.904 96.86
200 Pembuatan Kartu Tanda pengenal 70.000.000 12.000.000 58.000.000 17.14
1931.999 Output Cadangan 4.025.247.000 4.025.247.000 0.00
1931.999.250 Output Cadangan 4.025.247.000 4.025.247.000 0.00
251 Output Cadangan 4.025.247.000 4.025.247.000 0.00
A Efisiensi Hasil Penelaahan 8 November 2016
B Efisiensi Perjalanan Dinas akun 524XXX
C Sisa Output Cadangan setelah Usulan Pemanfaatan Output Cadangan
4.025.247.000 4.025.247.000 0.00
3.4. REALISASI ANGGARAN
Anggaran BPH Migas sesuai DIPA Petikan T.A. 2017 Nomor SP.DIPA-
020.14.1.986860/2017 Tanggal 7 Desember 2016 adalah sebesar Rp209,90 Miliar
dimana terdapat output cadangan sebesar Rp19,39 Miliar sehingga anggaran efektif
menjadi Rp187,51 Miliar. Namun terdapat revisi pemanfaatan output cadangan pada
Revisi 2 tanggal 5 September 2017 sehingga ouput cadangan berkurang menjadi
Rp4,02 Miliar sehingga anggaran final BPH Migas yang dapat digunakan di tahun
2017 menjadi Rp202,87 Miliar dengan realisasi sampai dengan tanggal
31 Desember 2017 sebesar Rp155,55 Miliar atau mencapai 75.18%. Penyerapan
anggaran belum mencapai 100% karena terdapat kendala dalam penyerapan
anggaran yaitu adanya anggaran belanja jasa lainnya yang tidak diubah menjadi
kegiatan swakelola sebesar Rp17.646.958.666, output cadangan dan dana blokir
sebesar Rp5.439.772.000, sisa belanja pegawai karena adaya mutasi pegawai BPH
ke unit lain dan anggaran tunjangan ke-14 tidak dapat dicairkan sebesar
Rp3.956.348.400, terdapat kegiatan yang belum terbayar di tahun 2017 sebesar
Rp373.418.160, sisa honor output kegiatan akibat pembatasan dari rencana 24 tim
kegiatan menjadi 20 tim kegiatan sebesar Rp3.153.347.245, dan belanja lain yang
tidak terlaksana sebesar Rp20.775.541.131.
Tabel 36 Pagu dan Realisasi Belanja BPH Migas
Tahun Anggaran 2017 (Dalam Rupiah)
No BELANJA PAGU REALISASI SISA PAGU %
a. Belanja Pegawai 39.350.824.000 35.394.475.600 3.956.348.400 89,95
b. Belanja Barang 157.344.917.000 111.771.520.619 45.573.396.381 71,04
c. Belanja Modal 10.204.495.000 8.388.854.179 1.815.640.821 82,21
Total 206.900.236.000 155.554.850.398 51.345.385.602 75,18
160 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Gambar 44. Rencana dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun Anggaran 2017
Penjelasan lebih rinci sebagai berikut:
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
986860 BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS)
206.900.236.000 155.554.850.398 51.345.385.602 75,18
020.14.10 Program Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
206.900.236.000 155.554.850.398 51.345.385.602 75,18
1929 Pengaturan, Penetapan dan Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bbm
62.925.139.000 38.721.669.799 24.203.469.201 61,54
1929.050.001 Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
1.684.441.000 734.929.184 949.511.816 43,63
205 Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM
371.650.000 331.825.573 39.824.427 89,28
206 Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM
49.940.000 49.940.000 0,00
208 Melakukan Koordinasi Penyiapan Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional
1.262.851.000 403.103.611 859.747.389 31,92
1929.051.001 Layanan Penugasan Badan Usaha Pelaksana P3JBT dan P3JBKP
1.446.076.000 881.095.648 564.980.352 60,93
209 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) Tahun Berikutnya
1.104.626.000 560.723.248 543.902.752 50,76
210 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan Tahun Berikutnya
341.450.000 320.372.400 21.077.600 93,83
1929.051.002 Layanan Penyusunan Alokasi Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) per Kabupaten/Kota dan Konsumen Pengguna
29.645.196.000 10.995.168.174 18.650.027.826 37,09
207 Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Melalui Sub Penyalur
25.286.674.000 6.881.980.273 18.404.693.727 27,22
211 Menyusun Alokasi Kuota JBT dan JBKP setiap Kabupaten/Kota di Seluruh Wilayah NKRI
1.369.838.000 1.306.770.217 63.067.783 95,40
212 Menyusun Alokasi Kuota JBT untuk Konsumen Pengguna Sektor Transportasi
1.607.449.000 1.531.160.684 76.288.316 95,25
213 Menyusun Alokasi Kuota JBT untuk Konsumen Pengguna Sektor Non Transportasi
1.381.235.000 1.275.257.000 105.978.000 92,33
1929.052.001 Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
24.601.844.000 21.580.948.548 3.020.895.452 87,72
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
PAGU REALISASI SISA DANA
BELANJA PEGAWAI 39.350.824.000 35.394.475.600 3.956.348.400
BELANJA BARANG 157.344.917.000 111.771.520.619 45.573.396.381
BELANJA MODAL 10.204.495.000 8.388.854.179 1.815.640.821
Juta
Ru
pia
h
BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL
161 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
214 Melakukan Koordinasi dan Memberikan rekomendasi Hasil Penyelidikan dan Keterangan Ahli pada Kegiatan Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan & Pendistribusian BBM
1.809.794.000
1.732.231.691 77.562.309 95,71
215 Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM Jenis Tertentu, BBM Khusus Penugasan dan Jenis BBM Umum di Seluruh Wilayah NKRI
2.641.465.000
2.615.785.179 25.679.821 99,03
216 Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Bahan Bakar Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan pada Daerah Tertinggal, Terluar dan Perbatasan
8.637.928.000
6.636.190.372 2.001.737.628 76,83
217 Melakukan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga BBM
1.938.903.000
1.822.881.745 116.021.255 94,02
218 Melakukan Koordinasi dan Monitoring Penyediaan Bahan Bakar Minyak Badan Usaha yang Melakukan Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Indonesia
1.496.885.000
1.383.672.181 113.212.819 92,44
219 Melakukan Monitoring dan Koordinasi di Daerah dalam Rangka Pengawasan Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
1.491.013.000
1.333.803.024 157.209.976 89,46
220 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Penyedian dan Pendistribusian BBM dalam Rangka Mengamankan Pasokan BBM Menghadapi Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru
2.699.127.000
2.518.066.928 181.060.072 93,29
221 Melakukan Monitoring Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Nabati oleh Badan Usaha dalam Rangka Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
285.023.000
271.109.113 13.913.887 95,12
222 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Konversi Minyak Tanah ke LPG dalam Rangka Menjaga Kelancaran Penyediaan dan Pendistribusian Minyak Tanah pada Masa Transisi
1.299.392.000
1.232.468.610 66.923.390 94,85
223 Melakukan Koordinasai dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Tertentu di Wilayah Pesisir
1.442.611.000
1.253.771.221 188.839.779 86,91
224 Melakukan Monitoring Cadangan Operasional Badan Usaha dalam Rangka Menjaga Ketahanan Stok BBM
859.703.000 780.968.484 78.734.516 90,84
1929.053.001 Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
3.636.339.000 2.686.933.785 949.405.215 73,89
225 Melakukan Monitoring dan Updating Data dan Infrastruktur Penyediaan dan Pendistribusian BBM Berbasis IT
1.090.295.000 962.993.011 127.301.989 88,32
226 Melakukan Interkoneksi Sistem Pelaporan Badan Usaha BBM Non PSO
1.493.486.000 755.031.806 738.454.194 50,56
227 Melakukan Pemberian Nomor Registrasi Usaha (NRU) dan Nomor Registrasi Penyalur BBM Bersubsidi (NRPB) serta Monitoring atas Perselisihan Antar Badan Usaha
1.052.558.000 968.908.968 83.649.032 92,05
1929.951.001 Layanan Internal (Overhead) 1.911.243.000 1.842.594.460 68.648.540 96,41
228 Membuat Skema Pengembangan Pembentukan Pengaturan dan Pelaksanaan Pengawasan BPH Migas dengan Komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di Negara Lain
296.844.000 272.707.698 24.136.302 91,87
229 Melakukan Dukungan Manajemen Kegiatan Direktorat BBM
1.614.399.000 1.569.886.762 44.512.238 97,24
1930 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
20.095.270.000 16.331.154.038 3.764.115.962 81,27
1930.060.001 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
3.671.101.000 3.326.767.766 344.333.234 90,62
130 Menetapkan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
997.845.000 943.013.956 54.831.044 94,51
131 Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
649.585.000 601.216.482 48.368.518 92,55
162 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
132 Melaksanakan Persiapan/Pelaksanaan Lelang Ruas Transmisi dan Atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus
479.366.000 434.953.692 44.412.308 90,74
133 Melaksanakan Kajian Potensi Pemanfaatan Gas Bumi 1.544.305.000 1.347.583.636 196.721.364 87,26
1930.061.002 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
5.340.759.000 3.501.886.882 1.838.872.118 65,57
136 Pengawasan Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
278.944.000 252.085.477 26.858.523 90,37
137 Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
4.575.191.000 2.828.717.805 1.746.473.195 61,83
138 Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrangement) Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Milik Badan Usaha
486.624.000 421.083.600 65.540.400 86,53
1930.062.003 Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
2.009.637.000 1.761.056.009 248.580.991 87,63
141 Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang Telah Memiliki Hak Khusus
1.115.264.000 1.030.715.878 84.548.122 92,42
142 Verifikasi Nilai Aset dan Biaya Operasi & Pemeliharaan Berdasarkan Akun Pengaturan dan Rencana Kerja Perusahaan
894.373.000 730.340.131 164.032.869 81,66
1930.063.004 Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Keciil
1.948.230.000 1.796.976.826 151.253.174 92,24
144 Menyiapkan Penetapan Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pada Jaringan Kota Gas
689.808.000 650.470.899 39.337.101 94,30
145 Mengawasi Penetapan Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Terkait dengan Penugasan Pengelolaan Jargas yang Dibangun oleh Pemerintah
1.258.422.000 1.146.505.927 111.916.073 91,11
1930.065.006 Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
5.291.067.000 5.043.811.676 247.255.324 95,33
146 Melaksanakan Pengawasan Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
1.133.266.000 1.084.392.869 48.873.131 95,69
147 Melaksanakan Verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Usaha
1.500.218.000 1.428.306.700 71.911.300 95,21
148 Fasilitasi Pembangunan Pipa Transmisi dan Distribusi 1.354.004.000 1.266.329.007 87.674.993 93,52
150 Menyusun Pemutakhiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
1.303.579.000 1.264.783.100 38.795.900 97,02
1930.951.001 Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi 1.834.476.000 900.654.879 933.821.121 49,10
151 Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi
664.985.000 587.864.660 77.120.340 88,40
152 Menyusun Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi
1.169.491.000 312.790.219 856.700.781 26,75
1931 Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Tekhnis BPH Migas
123.879.827.000 100.502.026.561 23.377.800.439 81,13
1931.074.001 Iuran Badan Usaha 8.299.694.000 7.672.278.335 627.415.665 92,44
201 Melaksanakan Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Kepada Badan Usaha
3.902.841.000 3.774.094.758 128.746.242 96,70
202 Melaksanakan Tugas Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) Sektor Hilir Migas
1.505.067.000 1.382.871.393 122.195.607 91,88
203 Melakukan Penyediaan Layanan Informasi Iuran Badan Usaha
1.592.728.000 1.262.300.300 330.427.700 79,25
204 Melakukan Pemantauan Pelaksanaan APBN BPH Migas 1.299.058.000 1.253.011.884 46.046.116 96,46
1931.901.U01 DOKUMEN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA) SATKER ESELON 1 TANPA SATKER VERTIKAL
57.660.000 28.304.000 29.356.000 49,09
051 Pelaksanaan 48.700.000 28.304.000 20.396.000 58,12
052 Pelaporan 8.960.000 8.960.000 0,00
163 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA %
1931.901.U10 Dokumen LAKIN Satker Eselon I tanpa satker vertikal 19.305.000 19.305.000 0,00
051 Pelaksanaan 2.405.000 2.405.000 0,00
052 Pelaporan 16.900.000 16.900.000 0,00
1931.950.001 Dukungan Manajemen Eselon I 31.404.373.000 23.619.686.204 7.784.686.796 75,21
162 Menyusun Regulasi Bidang Hilir Migas 920.344.000 674.902.301 245.441.699 73,33
163 Melaksanakan Layanan Perencanaan dan Laporan Kegiatan
3.971.850.000 3.386.709.604 585.140.396 85,27
164 Menyusun Laporan Keuangan 3.577.648.000 3.310.529.000 267.119.000 92,53
165 Melaksanakan Layanan Pertimbangan Hukum 3.125.289.000 1.637.416.683 1.487.872.317 52,39
166 Melaksanakan Layanan Kehumasan 8.373.050.000 5.426.345.050 2.946.704.950 64,81
167 Melaksanakan Layanan Kepegawaian, Organisasi dan Ketatalaksanaan
5.097.333.000 4.003.973.606 1.093.359.394 78,55
168 Melaksanakan Layanan Kerumahtanggan 3.159.506.000 2.818.425.921 341.080.079 89,20
169 Melaksanakan Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi dan Keprotokoleran
3.179.353.000 2.361.384.039 817.968.961 74,27
1931.951.002 Internal (Overhead) 10.147.185.000 8.332.611.179 1.814.573.821 82,12
007 Peralatan dan Mesin 2.831.901.000 2.634.805.060 197.095.940 93,04
008 Gedung dan Bangunan 3.923.612.000 3.014.446.119 909.165.881 76,83
009 Data dan Informasi 3.391.672.000 2.683.360.000 708.312.000 79,12
1931.994 Layanan Perkantoran 69.926.363.000 60.849.146.843 9.077.216.157 87,02
1931.994.003 Layanan Perkantoran 69.926.363.000 60.849.146.843 9.077.216.157 87,02
185 Belanja Pegawai Non PNS 39.350.824.000 35.394.475.600 3.956.348.400 89,95
186 Poliklinik/Obat-obatan 902.400.000 633.602.908 268.797.092 70,21
187 Pengadaan Toga/Pakaian Kerja Sopir/Pesuruh/Perawat/Dokter/Satpam/Tenaga Teknisi Lainnya
251.574.000 209.500.000 42.074.000 83,28
188 Perawatan Gedung Kantor 2.307.330.000 2.117.451.259 189.878.741 91,77
189 Perawatan Peralatan Kantor 2.868.978.000 2.863.061.218 5.916.782 99,79
190 Perawatan Kendaraan Bermotor 1.605.090.000 1.051.314.617 553.775.383 65,50
191 Biaya Sewa 5.392.680.000 4.992.144.480 400.535.520 92,57
192 Perwatan Sarana Gedung 5.444.030.000 4.535.028.920 909.001.080 83,30
193 Langganan Daya dan Jasa 1.773.000.000 1.505.913.935 267.086.065 84,94
194 Jasa Keamanan dan Kebersihan 3.668.830.000 2.856.355.120 812.474.880 77,85
195 Jasa Pos dan Giro/Sertifikat 78.040.000 77.806.955 233 99,70
196 Rapat Koordinasi 1.080.816.000 538.479.500 542.336.500 49,82
197 Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran 949.400.000 749.630.000 199.770.000 78,96
198 Sewa Jaringan/Leased Line 1.958.200.000 1.152.000.000 806.200.000 58,83
199 Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Program dan Kegiatan
2.225.171.000 2.160.382.331 64.788.669 97,09
200 Pembuatan Kartu Tanda pengenal 70.000.000 12.000.000 58.000.000 17,14
1931.999 Output Cadangan 4.025.247.000 4.025.247.000 0,00
1931.999.250 Output Cadangan 4.025.247.000 4.025.247.000 0,00
251 Output Cadangan 4.025.247.000 4.025.247.000 0,00
164 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
BAB VI
P E N U T U P
Laporan Kinerja Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Tahun 2017
merupakan penilaian terhadap keberhasilan dan atau kegagalan atas
pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan yang telah dilakukan tahun
2017 berdasarkan tugas, pokok dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan
Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan
Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.
Dari hasil penilaian Laporan Kinerja BPH Migas tahun 2017, dapat
disimpulkan secara umum Sasaran Strategis (Outcome) yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kinerja Tahun 2017 dapat dicapai oleh BPH Migas, hal ini
ditunjukan dengan tercapainya 1 program dengan 3 kegiatan dan 3 Sasaran
Strategis (Outcome) yang ditetapkan.
Diharapkan Laporan Kinerja ini dapat memberikan informasi bagi
manajemen dalam rangka monitoring dan evaluasi kinerja BPH Migas pada
tahun 2017 disamping itu juga dapat sebagai acuan kegiatan dan rencana
kinerja dimasa mendatang, yaitu untuk :
1. Meningkatkan evaluasi kinerja dalam penilaian kinerja tahun berikutnya;
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja pegawai;
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber daya manusia,
dana yang tersedia untuk mencapai tujuan dan Sasaran Strategis
(Outcome) yang ditetapkan;
4. Meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, Kementerian Keuangan dan Instansi terkait lainnya.
165 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017
Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017 diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai capaian kinerja, sasaran, program dan kegiatan yang
menjadi tugas dan fungsi BPH Migas. Laporan ini merupakan akuntabilitas
BPH Migas dalam melaksanakan berbagai macam tugas dan kewajiban.
Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2017 ini belum sepenuhnya
sempurna seperti yang diharapkan. oleh karena itu diharapkan perlu adanya
penyempurnaan dalam penyusunan laporan ini agar terwujud transparansi,
obyektif, jujur, dan akuntabel.