Click here to load reader
Upload
phamkhue
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTAKECAMATAN WANAYASA
DESA WANAYASA
PERATURAN DESA WANAYASANOMOR : 4 TAHUN 2015
TENTANGPENATAAN KEHIDUPAN SOSIAL, PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP,
DAN SISTEM KEAMANAN DAN KETERTIBAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESAKEPALA DESA WANAYASA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penataan kehidupan sosial masyarakat desa yang berbasis kearifan lokal guna mendukung usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup, diperlukan peran Pemerintahan Desa dalam melakukan pembinaan dan pengawasan secara berkelanjutan;
b. bahwa untuk mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan lingkungan hidup yang baik perlu didukung oleh sistem keamanan dan ketertiban, agar tercipta suasana kehidupan yang damai, tenteram, selaras dan lestari;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu dibuat Peraturan Desa tentang penataan kehidupan sosial, pelestarian lingkungan hidup dan sistem keamanan dan ketertiban Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa;
7. Peraturan Daerah kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2005 Nomor 3);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 12 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BAMUSDES) (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2006 Nomor 12);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 3);
10. Peraturan Bupati Nomor 70.A Tahun 2015 tentang Desa Berbudaya;
Dengan Persetujuan BersamaBADAN PERMUSYAWARATAN DESA
danKEPALA DESA WANAYASA
M E M U T U S K A N
Menetapkan : PERATURAN DESA WANAYASA TENTANG PENATAAN KEHIDUPAN SOSIAL, PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN SISTEM KEAMANAN DAN KETERTIBAN DESA
BAB IKETENTUAN UMUM
Bagian KesatuPasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :1. Desa adalah Desa Wanayasa;2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
4. Kepala Desa adalah kepala Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
5. Badan Musyawarah Desa selanjutnya di sebut BAMUSDES adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
6. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat berdasarkan persetujuan bersama BAMUSDES dan Kepala Desa;
7. Majelis Budaya Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur tokoh masyarakat sebagai majelis pemangku adat;
8. Kearifan Lokal adalah identitas budaya setempat yang berisikan nilai-nilai, pedoman dan pegangan hidup masyarakat, yang mengakomodasi kebijakan dan kearifan hidup;
9. Penataan Kehidupan Sosial adalah usaha untuk mengatur, membina, mengawasi dan menumbuhkembangkan pola cara berpikir atau aturan-aturan yang memengaruhi tindakan-tindakan dan tingkah laku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari;
10. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup yang lain;
11. Pelestarian Lingkungan Hidup adalah serangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
12. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum;
13. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu (batas/kadar) lingkungan hidup yang telah ditetapkan;
Bagian KeduaAsas
Pasal 2
Peraturan Desa ini dilaksanakan berdasarkan asas :a. Keadilan dan kesetaraan;b. Gotong-royong;c. Kekeluargaan;d. Musyawarah mufakat;e. Keterbukaan dan Transparansi;f. Pengayoman;g. Keserasian dan keselarasanh. Supremasi hukum.
Bagian KetigaMaksud dan Tujuan
Pasal 3
Maksud dibuat Peraturan Desa ini, antara lain;a. Memberikan landasan, penguatan dan kepastian hukum bagi Pemerintahan Desa untuk
mengatur, membina, mengawasi dan mengendalikan upaya-upaya yang berkaitan dengan penataan kehidupan sosial dan konservasi lingkungan hidup;
b. Menguatkan peran Pemerintahan Desa dalam mengelola dan memanfaatkan fungsi lingkungan hidup agar dapat lestari, selaras dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Desa;
c. Memberikan penguatan bagi Pemerintahan Desa untuk menghidupkan dan melestarikan kembali kearifan lokal dengan tata nilai positifnya agar tetap tumbuh dan berkembang di masyarakat Desa.
Tujuan dibuat Peraturan Desa ini, adalah;a. Terciptanya kualitas kehidupan sosial dan lingkungan hidup yang baik, yang
merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga masyarakat;b. Mendorong partisipasi masyarakat Desa dalam menciptakan keteraturan sosial yang
bertumpu pada kearifan lokal;c. Terciptanya sistem keamanan dan ketertiban Desa, yang mendukung upaya penataan
kehidupan sosial, pengelolaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan dan usaha-usaha konservasi fungsi lingkungan hidup;
d. Terwujudnya pola kehidupan sosial yang lebih teratur, berbudaya dan bertanggungjawab, yang terkait dengan masyarakat, lingkungan hidup, interaksi masyarakat dengan lingkungannya, serta semua dampak yang timbul akibat terjadinya interaksi tersebut;
e. Meningkatkan kinerja Pemerintahan Desa yang berbasis pada budaya lokal.
BAB IIRuang Lingkup
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Desa ini meliputi :1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;2. Infrastruktur Desa;3. Penataan kehidupan sosial di kawasan strategis yang meliputi; kawasan pemukiman,
tempat usaha dan/atau pusat kegiatan bisnis, dan kawasan obyek wisata;4. Konservasi fungsi lingkungan hidup, yang terkait dengan perlindungan sumber daya
air, sungai, kawasan hutan, lahan pertanian dan perkebunan, serta kelangsungan hidup satwa liar;
5. Sistem ketahanan pangan;6. Sistem keamanan dan ketertiban Desa;7. Pembentukan Majelis Budaya Desa; 8. Pembinaan Perangkat Desa, Ketua RT, Ketua RW dan Badega Lembur;
BAB IIIPENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
Pasal 5
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Wanayasa berorientasi kepada kearifan lokal dalam sistem penyelenggaraan Pemerintahan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan;
Kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek kesejarahan, tatanan kehidupan beragama, sosial kemasyarakatan, ekonomi, budaya, etika, kepatutan, moral, dan estetika.
Pasal 6
Penyelenggara Pemerintahan Desa Wanayasa harus menjadi tauladan bagi masyarakat;
Penyelenggara Pemerintahan Desa Wanayasa wajib memberikan pelayanan dan pengayoman terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, serta merangkul seluruh elemen masyarakat dengan menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan dalam memperkuat kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Pemerintahan Desa Wanayasa wajib menggerakkan potensi masyarakat Desa untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan;
Pemerintahan Desa harus mendorong usaha-usaha dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat Desa;Usaha-usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4)meliputi kegiatan mendirikan dan/atau memberikan dukungan kepada sanggar-sanggar belajar masyarakat, mengadakan pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta mendirikan dan mengoptimalkan perpustakaan Desa;
Pemerintahan Desa Wanayasa harus bebas dari korupsi, penyalahgunaan narkotika, psikotropika, obat-obatan, minuman beralkohol, judi, dan perbuatan asusila.
BAB IVINFRA STRUKTUR DESA
Pasal 7
Pembangunan infra struktur di Desa Wanayasa yang meliputi konstruksi, kualitas, dan estetika berdasarkan pada kearifan lokal;
Kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur melalui pedoman yang ditetapkan oleh Bupati.
Pasal 8
Infra struktur Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal (7), antara lain:a. Bangunan Pemerintahan Desa;b. Desain interior dan eksterior sarana Pemerintahan Desa;c. Jalan, pagar, penerangan jalan dan jembatan Desa;d. Desain bangunan saung sawah;e. Desain batas Desa;f. Pemasangan kamera CCTV pada setiap batas Desa dan tempat-tempat strategis
BAB VPENATAAN KEHIDUPAN SOSIAL
Bagian KesatuKawasan Pemukiman
Paragraf 1Kewajiban
Pasal 9
Setiap warga masyarakat yang tinggal di Desa Wanayasa, wajib :a. Melestarikan dan mengembangkan budaya gotong-royong, melalui kegiatan kerja bakti
yang diselenggarakan mulai dari tingkat RT, RW, Dusun dan Desa;
b. Mengembangkan sikap tolong-menolong dan kesetiakawanan sosial melalui kegiatan swadaya, pengumpulan “beas perelek”, dan/atau membantu warga masyarakat yang mengalami musibah dan bencana;
c. Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya;d. Mengikuti kegiatan ronda malam sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Ketua RT/RW;e. Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup di kawasan tempat tinggal;f. Menanam serta melestarikan apotek hidup dan warung hidup di pekarangan dan/atau
tempat-tempat khusus di kawasan tempat tinggal;g. Memasang bendera merah-putih, umbul-umbul, kaca-kaca dan/atau sejenisnya pada
setiap perayaan hari besar nasional, daerah, dan hari besar keagamaan;h. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi calon pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan;i. Menjadi akseptor KB bagi masyarakat pasangan usia subur;j. Anak usia sekolah wajib mengikuti pendidikan formal;k. Memadamkan listrik di luar rumah pada saat bulan purnama mulai saat magrib hingga
pukul 21.00 WIB guna mendukung program hemat energi;l. Bagi pemilik rumah kost, wajib berkoordinasi dan melaporkan data kependudukan
setiap penghuninya kepada RT/RW setempat;
Paragraf 2Larangan
Pasal 10
Warga masyarakat yang tinggal di Desa Wanayasa, dilarang :a. Mengganggu keamanan dan ketertiban di tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya;b. Membuang sampah, tinja, dan bahan beracun yang akan mencemari kelestarian
lingkungan hidup di kawasan pemukiman;c. Mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi dan suara knalpot yang bising di
jalan raya, jalan Desa, dan gang-gang kawasan permukiman;d. Mengganggu warga lain yang sedang menjalankan ibadah;e. Menghasut, memfitnah dan/atau melakukan tindakan-tindakan yang akan
menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat Desa;f. Berada di luar rumah lebih dari pukul 21.00 WIB bagi anak usia sekolah;g. Menjadikan tempat tinggal dan/atau rumah kost sebagai sarana untuk melakukan
kegiatan-kegiatan dan perbuatan melawan hukum, yang meliputi; terorisme, pesta miras dan narkoba, perjudian, perzinahan, serta tindakan-tindakan asusila lainnya;
h. Berpacaran bagi warga masyarakat yang sudah berumur 17 tahun lebih dari pukul 21.00 WIB;
i. Merokok bagi anak yang berusia di bawah 17 tahun;j. Menjual rokok kepada anak yang berusia di bawah 17 tahun;k. Mengendarai kendaraan bermotor bagi anak yang berumur di bawah 17 tahun;l. Melakukan aksi corat-coret pada pakaian saat merayakan kelulusan sekolah.
Bagian KeduaKawasan Tempat Usaha
Paragraf 1Kewajiban
Pasal 11
Setiap warga yang melakukan kegiatan usaha di Desa Wanayasa yang meliputi usaha di bidang produksi, perdagangan, pelayanan jasa dan pekerjaan umum, berkewajiban untuk:a. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa dan/atau dinas terkait, untuk
melaporkan rencana kegiatan usahanya;b. Menjaga kebersihan di kawasan tempat usaha;c. Memiliki tempat penyimpanan sampah;d. Mengikuti kegiatan pembinaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan dinas
terkait, dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan di lingkungan tempat usaha;e. Mengembangkan dan melestarikan budaya gotong-royong;f. Mengembangkan sikap tanggungjawab sosial, melalui swadaya dan kegiatan-kegiatan
sosial kemasyarakatan yang diselenggarakan oleh RT, RW, Dusun, dan Pemerintahan Desa;
g. Bersikap ramah, sopan-santun dan menjunjung tinggi etika dalam melaksanakan kegiatan usahanya;
h. Memberikan pelayanan kepada setiap konsumen dan/atau mitra usahanya dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya;
i. Merawat, menjaga dan melestarikan sarana kepentingan umum;j. Mematuhi dan melaksanakan ketentuan adat-istiadat setempat.
Dalam hal setiap rencana kegiatan usaha yang berpotensi menimbulkan kerusakan, pencemaran, dan ancaman terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup, harus melalui tahap pengkajian berupa hasil analisa mengenai dampak lingkungan yang dikeluarkan oleh pihak terkait;
Hasil analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan prasyarat utama dalam memperoleh ijin lingkungan yang mutlak dimiliki sebelum mendapatkan ijin usaha.
Paragraf 2Larangan
Pasal 12
Setiap warga masyarakat yang melakukan kegiatan usaha di Desa Wanayasa, dilarang :a. Mengganggu keamanan dan ketertiban;b. Menjual, menyimpan, mengedarkan dan/atau mendistribusikan produk yang di larang
oleh peraturan perundang-undangan;c. Menjual produk yang dapat mengancam keselamatan warga masyarakat;d. Menjual-belikan produk-produk yang telah habis masa penggunaannya dan/atau
kadaluarsa;e. Menggunakan dan/atau mengalihfungsikan trotoar dan jalan sebagai tempat usaha;f. Merusak sarana kepentingan publik;g. Membuang sampah yang bukan pada tempatnya;h. Menimbun sampah yang dapat menimbulkan potensi pencemaran lingkungan;i. Merugikan kepentingan konsumen dengan cara memanipulasi timbangan;
j. Membunyikan dan/atau menggunakan pengeras suara pada saat dilaksanakannya kegiatan ibadah;
k. Menciptakan persaingan usaha yang dapat merugikan sesama pelaku dunia usaha dan kepentingan ekonomi masyarakat;
Bagian KetigaKepariwisataan
Paragraf 1Kewajiban
Pasal 13
Dalam rangka penataan sosial yang berkaitan dengan sektor kepariwisataan, setiap warga masyarakat berkewajiban :a. Memberikan saran, pendapat, masukan dan pertimbangan kepada Pemerintahan Desa
dan/atau dinas terkait apabila terdapat potensi wisata yang harus dikembangkan;b. Bersama-sama dengan Pemerintah Desa untuk menginventarisasi, menyusun dan
membuat direktori mengenai pengembangan kepariwisataan di luar rencana induk Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
c. Menjaga dan melestarikan obyek wisata;d. Mengawasi dan melaporkan kepada pihak berwenang apabila terdapat aktifitas yang
bertentangan dengan ketentuan hukum dan adat-istiadat, yang terjadi di kawasan obyek wisata;
e. Menjaga dan melestarikan infra struktur yang mendukung keberadaan obyek wisata;f. Berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan sarana pertunjukan;g. Mendukung program wisata yang berbasis pertanian dan kuliner;h. Menggunakan dan mengembangkan pakaian tradisi Sunda pada acara-acara tertentu;i. Turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan promosi wisata;j. Melestarikan dan mengembangkan kesenian khas daerah.
Paragraf 2Larangan
Pasal 14
Dalam mendukung usaha-usaha penataan kepariwisataan, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa, dilarang :a. Melakukan praktik-praktik yang menimbulkan potensi pencemaran lingkungan di
kawasan obyek wisata;b. Merusak dan mengotori obyek wisata yang ada di Desa Wanayasa;c. Menyelenggarakan pungutan liar dan parkir liar kendaraan bermotor yang dapat
mengganggu ketertiban di kawasan obyek wisata;d. Membangun dan/atau mendirikan sarana yang dapat merusak obyek wisata;e. Mengganggu kenyamanan wisatawan;f. Menyalahgunakan fungsi obyek wisata untuk tujuan di luar kepentingan
pengembangan kepariwisataan;g. Menguasai dan/atau memindahtangankan sarana pendukung obyek pariwisata untuk
kepentingan dan keuntungan pribadi.
BAB VIPENATAAN DAN PELESTRARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
Bagian KesatuSumber Daya Air
Paragraf 1Kewajiban
Pasal 15
Dalam hal penataan sumber daya air, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa memiliki kewajiban :a. Memelihara kelestarian sumber daya air serta mengendalikan pencemaran dan/atau
kerusakan terhadap sumber daya air;b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya air secara adil, bijaksana dan
bertanggungjawab;c. Menyampaikan dan memberi informasi kepada Pemerintahan Desa Wanayasa, terkait
aktifitas yang dapat mengancam keberadaan sumber air;d. Menjaga efektifitas, efesiensi, kualitas dan ketertiban pelaksanaan
penggunaan sumber daya air;e. Memelihara kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air;f. Berpartisipasi dalam upaya merehabilitasi lahan yang mendukung fungsi sumber daya
air.
Paragraf 2Larangan
Pasal 16
Setiap warga masyarakat Desa Wanayasa, dilarang :a. Mencemari sumber daya air;b. Mengalihfungsikan sumber daya air;c. Mengganggu kepentingan sesama warga masyarakat Desa Wanayasa dan warga Desa
lain, dalam pelaksanaan pemanfaatan sumber daya air;d. Melakukan eksploitasi secara berlebihan sumber daya air;e. Melakukan praktik komersialisasi sumber daya air tanpa ijin;
Bagian KeduaPelestarian Sungai
Paragraf 1Kewajiban
Pasal 17
Dalam hal konservasi keberadaan sungai dan daerah aliran sungai, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa, wajib :a. Menjaga serta melindungi kelangsungan dan kelestarian fungsi sungai dan/atau
daerah aliran sungai;b. Mengendalikan tingkat pencemaran sungai-sungai Desa;
c. Berpartisipasi dalam upaya memelihara serta meningkatkan pembangunan infra struktur sungai dan daerah aliran sungai;
d. Merehabilitasi dan mengembalikan fungsi sungai agar tidak terancam dari kepunahan;e. Menjaga kualitas air sungai demi memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa.
Paragraf 2Larangan
Pasal 18
Setiap warga masyarakat Desa Wanayasa, dilarang :a. Membuang sampah, tinja, bangkai, bahan beracun, zat berbahaya, bahan pencemar air,
ke sungai-sungai yang ada di Desa Wanayasa;b. Menabur dan/atau menggunakan bahan kimia, bahan beracun, bahan peledak, jaring
dan stroom untuk menangkap ikan, udang, belut, dan sejenisnya ke sungai, saluran air, dan irigasi yang ada di Desa Wanayasa;
c. Merusak, mengalihfungsikan, dan/atau menghilangkan keberadaan sungai serta saluran air untuk dibangun sarana di luar kepentingan fungsi sungai;
d. Menggunakan sungai atau saluran air untuk kepentingan pribadi tanpa memerhatikan kebutuhan masyarakat lain;
e. Melakukan eksploitasi dan penambangan liar di sungai.
Bagian KetigaPenataan Kawasan Hutan dan Pelestarian Satwa Liar
Paragraf 1Kewajiban
Pasal 19
Dalam upaya penataan kawasan hutan, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa berkewajiban :a. Menjaga kelestarian fungsi hutan dan segenap keanekaragaman yang terkandung di
dalamnya;b. Menata dan/atau merehabilitasi kawasan hutan yang terancam dari kerusakan;c. Berperan serta dalam kegiatan-kegiatan penghijauan;d. Turut serta dalam pengendalian tingkat pencemaran dan kerusakan fungsi kawasan
hutan;e. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan-pertimbangan kepada Pemerintahan
Desa dan/atau pihak terkait mengenaipengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan, dengan memerhatikan aspek-aspek fungsi dan konservasi kawasan hutan.
Dalam rangka pelestarian keberlangsungan satwa liar, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa memiliki kewajiban-kewajiban :a. Menjaga dan melestarikan keberlangsungan hidup satwa liar yang meliputi ayam
hutan, rusa, ular, biawak, trenggiling, burung kecildan sejenisnya;b. Melaporkan praktik-praktik yang dapat mengancam kehidupan satwa liar;c. Melepaskan kembali satwa liar yang ditangkap;
Paragraf 2
Larangan
Pasal 20
Dalam hal penataan dan pelestarian fungsi kawasan hutan, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa, dilarang :a. Melakukan penebangan liar di kawasan hutan;b. Melakukan eksploitasi dan ekskavasi di kawasan hutan yang dilindungi;c. Mengalihfungsikan kawasan hutan tanpa ijin;d. Mencemari, merusak dan membakar hutan;e. Memasuki kawasan hutan tanpa ijin;f. Mengambil dan memungut kayu serta keanekaragaman hayati yang terdapat di
kawasan hutan.
Dalam upaya pelestarian kehidupan satwa liar, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa, dilarang :a. Berburu dengan cara menembak, menjaring dan meracuni satwa liar yang dilindungi
oleh Undang-Undang yang ada di kawasan hutan;b. Merusak habitat satwa liar;c. Menjual-belikan satwa liar yang dilindungi oleh Undang-Undang;
Bagian KeempatKonservasi Lahan Pertanian dan Perkebunan
Paragraf 1Kewajiban
Pasal 21
Dalam rangka melestarikan lahan pertanian di wilayah Desa Wanayasa, setiap warga masyarakat wajib :a. Menjaga kelangsungan dan kelestarian lahan pertanian yang bertujuan untuk
menciptakan sistem ketahanan pangan masyarakat Desa Wanayasa;b. Menjaga dan memelihara infra struktur yang terintegrasi terhadap kepentingan fungsi
lahan pertanian;c. Berpartisipasi secara aktif dalam mendukung program pembangunan sektor
pariwisata yang berbasis pertanian;d. Menumbuhkembangkan kearifan lokal dalam sistem tata kelola pertanian;e. Mengenalkan tata cara bertani dan pengelolaan lahan pertanian kepada anak usia
sekolah;f. Meningkatkan kapasitas serta wawasan di bidang pertanian melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan secara formal dan/atau informal yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau pun swasta;
g. Mempertahankan lahan pertanian dari potensi yang dapat mengancam pengalihfungsian kawasan pertanian sebagai sumber pendapatan dan identitas budaya masyarakat Desa;
h. Berkoordinasi dengan Pemerintahan Desa apabila terdapat hal-hal yang dapat mengganggu kelestarian fungsi lahan pertanian;
Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan lahan perkebunan, setiap warga masyarakat Wanayasa berkewajiban :
a. Mempertahankan kelestarian lahan perkebunan sebagai salah satu basis pendapatan ekonomi, guna menunjang peningkatan kesehteraan masyarakat;
b. Menjaga kualitas lahan perkebunan sebagai kawasan produktif dan kawasan budidaya;c. Mengendalikan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dapat mengancam
fungsi kawasan perkebunan;d. Mengenalkan budaya berkebun sejak dini kepada anak usia sekolah;e. Mengembangkan adat-istiadat dan/atau budaya lokal dalam sistem tata kelola
perkebunan;f. Mengikuti pendidikan dan pelatihan secara formal atau informal yang diselenggarakan
oleh pihak pemerintah dan/atau swasta, dalam rangka meningkatkan kapasitas serta wawasan di bidang perkebunan;
g. Menciptakan suasana bersih, nyaman dan asri guna mendukung pengembangan potensi wisata yang berbasis agrobisnis.
BAB VIISISTEM KETAHANAN PANGAN
Pasal 22
Pemerintahan Desa Wanayasa wajib melibatkan setiap elemen masyarakat dalam upaya menciptakan sistem ketahanan pangan;Sistem ketahanan pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. Membangun lumbung-lumbung padi di setiap lingkungan RT;b. Membangun dan/atau melestarikan saluran air, irigasi, dan/atau embung Desa guna
mendukung sistem ketahanan pangan;c. Mengatur pola tanam dalam tata kelola sistem pertanian;d. Mempertahankan dan/atau merawat kelangsungan sumber air;
Pemerintahan Desa Wanayasa bersama unsur masyarakat meningkatkan koordinasi dengan lembaga dan/atau pihak-pihak terkait guna menciptakan sistem ketahanan pangan;
Paragraf 2Larangan
Pasal 23
Dalam rangka menunjang kegiatan pengelolaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian fungsi lahan pertanian, warga masyarakat Desa Wanayasa dilarang :a. Membuang sampah, bahan-bahan kimia dan zat berbahaya yang dapat menimbulkan
pencemaran di lahan pertanian;b. Mengalihfungsikan dan/atau memanfaatkan lahan pertanian di luar tujuan dan fungsi
kawasan pertanian;c. Menggunakan pupuk kimia secara berlebihan yang dapat menimbulkan pencemaran
dan kerusakan terhadap keanekaragaman yang ada di kawasan pertanian;d. Merusak infra struktur yang mendukung keberadaan dan kelangsungan lahan
pertanian;e. Melakukan penambangan liar di kawasan pertanian tanpa ijin;f. Membakar lahan pertanian yang akan menimbulkan dampak pencemaran lingkungan
hidup.
Dalam upaya menjaga dan meningkatkan fungsi kawasan perkebunan, setiap warga masyarakat Desa Wanayasa, dilarang :
a. Merusak tatanan kawasan perkebunan yang akan mengancam identitas budaya masyarakat Desa;
b. Mengalihfungsikan lahan perkebunan menjadi kawasan industri dan/atau penambangan;
c. Membuang, menyimpan, dan menimbun sampah yang mengandung bahan-bahan dan zat berbahaya di kawasan perkebunan yang akan menimbulkan pencemaran lingkungan hidup;
d. Membakar lahan perkebunan yang akan berdampak pada menurunnya kualitas tanah;e. Melakukan ekploitasi, ekskavasi dan penambangan liar tanpa ijin di kawasan
perkebunan.
BAB VIIISISTEM KEAMANAN DAN KETERTIBAN DESA
Pasal 24
Pemerintahan Desa Wanayasa wajib meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban Desa, guna menciptakan kehidupan aman, tertib, damai, dan selaras, di kalangan warga masyarakat;
Pemerintahan Desa Wanayasa berkewajiban untuk merangkul seluruh elemen masyarakat, dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban wilayah Desa;
Bekerjasama dengan instansi dan/atau pihak-pihak berwenang dalam menciptakan sistem keamanan dan ketertiban;
Memberdayakan perangkat dan/atau lembaga-lembaga yang ada di Desa, untuk aktif dalam menciptakan suasana aman dan tertib di wilayah Desa Wanayasa;
Mengoptimalkan kantor Pemerintahan Desa sebagai fungsi koordinasi dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap gangguan-gangguan dan ancaman keamanan;
Setiap kegiatan dan/atau aktifitas yang berpotensi menimbulkan keresahan dan mengganggu keamanan, harus berkoordinasi dengan pihak terkait;
Dalam hal menciptakan sistem keamanan dan ketertiban Desa, setiap kegiatan keramaian yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah di lingkungan masing-masing;Mekanisme ijin keramaian harus mendapat rekomendasi dari RT, Pemerintahan Desa, Camat dan Koramil sebelum diproses oleh pihak kepolisian setempat;
Untuk menjaga keamanan, setiap warga pendatang yang tinggal sekurang-kurangnya selama 1 x 24 jam wajib lapor kepada aparat pemerintah dengan menyertakan dan/atau memperlihatkan identitas;
Setiap warga masyarakat Desa Wanayasa dan warga pendatang, dilarang mengkonsumsi, menggunakan dan atau menyalahgunakan minuman beralkohol, obat-obatan, dan zat terlarang, sehingga dapat menimbulkan potensi terhadap gangguan keamanan dan ketertiban di Desa Wanayasa;
Setiap warga masyarakat wajib mengikuti kegiatan ronda malam dan/atau siskamling berdasarkan ketentuan dan ketetapan yang dibuat oleh aparat pemerintah di lingkungan masing-masing;
Jadwal kegiatan ronda malam berlaku mulai pukul 21.00 WIB s/d pukul 03.30 WIB;
Dalam pelaksanaan kegiatan ronda malam, setiap ketua regu wajib mengisi lembar berita acara kegiatan yang memuat tentang daftar petugas ronda, laporan setiap personil yang hadir dan/atau tidak hadir, serta mencatat setiap kejadian yang berpotensi mengganggu keamanan;
Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (13) harus diserahkan dan ditandatangani oleh Ketua RT di lingkungan masing-masing;
Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban, setiap Ketua RT wajib melaporkan data kependudukan secara berkala.
BAB IXMAJELIS BUDAYA DESA
Pasal 25
Majelis Budaya Desa terdiri dari Badan Permusyawaratan Desa bersama tokoh masyarakat yang bertindak sebagai pemangku adat Desa;
Unsur dan jumlah tokoh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Desa berdasarkan hasil musyawarah desa;
Majelis Budaya Desa bertanggungjawab kepada Kepala Desa;
Untuk menunjang tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka perlu membentuk keanggotaan Majelis Budaya Desa yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:a. Memiliki pengetahuan dan/atau wawasan di bidang hukum, pemerintahan, sosial
kemasyarakatan, dan lingkungan hidup;b. Memiliki pengetahuan tentang kebudayaan dan kearifan lokal Masyarakat Desa
Wanayasa;c. Memiliki integritas moral yang baik;d. Memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi untuk mengembangkan budaya lokal;e. Memiliki jaringan yang luas di kalangan masyarakat serta mampu bekerjasama dengan
unsur pemerintahan.
Pasal 26
Majelis Budaya Desa memiliki peran sebagai berikut :a. Sebagai pemangku adat Desa;b. Memutuskan dan menyelesaikan perselisihan dan/atau sengketa adat;c. Menjaga dan mengembangkan kehidupan adat-istiadat dan kebudayaan masyarakat;d. Menjalin kerjasama dengan Majelis Budaya Desa lain;e. Membuat ketentuan-ketentuan tentang tatanan hidup masyarakat Desa dengan
menjunjung tinggi semangat kearifan lokal.
Pasal 27
Dalam hal memutuskan dan menyelesaikan perselisihan sebagaimana dimaksud Pasal 26 huruf (b), dilaksanakan melalui musyawarah adat desa yang dipimpin oleh Ketua Majelis Budaya Desa;
Tata tertib musyawarah adat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dan ditetapkan oleh Majelis Budaya Desa;
Tata tertib musyawarah adat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya memuat ketentuan sebagai berikut :a. Tata cara penyelenggaraan sidang;b. Pelaksanaan sidang;c. Unsur dan/atau pihak yang berhak hadir dalam sidang;d. Mekanisme pembelaan dari pihak terlapor.
BAB XHAK WARGA MASYARAKAT
Pasal 28
Setiap warga masyarakat Desa Wanayasa berhak untuk mendapatkan pelayanan dari Pemerintahan Desa;
Setiap warga masyarakat Desa Wanayasa berhak untuk mendapat perlindungan dan pengayoman dari ancaman dan gangguan keamanan;
Warga masyarakat Wanayasa berhak atas lingkungan hidup yang baik, sebagai bagian dari hak asasi dan hak konstitusional;
Setiap warga masyarakat Desa Wanayasa berhak atas pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya lingkungan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
Setiap warga Desa Wanayasa berhak menyampaikan pengaduan mengenai dugaan praktik-praktik pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
BAB XISANKSI
Pasal 29
Warga masyarakat Desa Wanayasa yang tidak mematuhi peraturan ini sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, Pasal 12, Pasal 14, Pasal 16, Pasal 18, Pasal 20, dan Pasal 22 akan dikenakan sanksi adat oleh Majelis Budaya Desa;
Dalam hal menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Majelis Budaya Desa berpedoman pada rasa keadilan masyarakat.
BAB XIIPEMBINAAN PERANGKAT DESA, KETUA RT, KETUA RW DAN BADEGA LEMBUR
Pasal 30
Pemerintah Desa wajib melakukan pembinaan terhadap perangkat desa, Ketua RT, Ketua RW, dan Badega Lembur, melalui :a. Kegiatan bimbingan teknis bekerjasama dengan dinas terkait;b. Membuat fakta integritas bagi seluruh perangkat Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan
Badega Lembur;c. Kegiatan evaluasi dan pengawasan kinerja.
Pemerintah Desa melakukan penilaian terhadap perangkat Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan Badega Lembur;
Perangkat Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan Badega Lembur yang tidak melaksanakan tugas dengan baik akan dikenakan sanksi;Sanksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) terdiri dari :a. Teguran lisan;b. Teguran secara tertulis;c. Pernyataan tidak puas secara tertulis;d. Penundaan pembayaran penghasilan tetap/insentif;e. Pemberhentian sebagai perangkat Desa dan Badega lembur.
BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Peraturan Desa ini berlaku pada tanggal diundangkan;
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Wanayasa.
Disahkan di Wanayasapada tanggal 13 Oktober 2015Kepala Desa Wanayasa,
DAVID WAHYU SINGGIHDiundangkan di Wanayasapada tanggal 13 Oktober 2015
Sekretaris Desa,
WAWAN HERMAWAN
LEMBARAN DESA WANAYASA TAHUN 2015 NOMOR 4