41
8 Bersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti 2. Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemapuan pemberi dan penerima pelayanandengan tetap berkaitan dengan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas 4. Partisipasi Mendorong peran dan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public 5. Kesamaan hak Tidak membedakan suku, ras, agama,gender,dan status ekonomi 6. Keseimbangan hak dan kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan public yang harus memenuhi hakdan kewajiban pada pihak masing-masing. 2.1.3 Prinsip Pelayanan Publik

repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

8

Bersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai

dan mudah di mengerti

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemapuan pemberi dan penerima

pelayanandengan tetap berkaitan dengan prinsip-prinsip efisiensi dan

efektivitas

4. Partisipasi

Mendorong peran dan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

public

5. Kesamaan hak

Tidak membedakan suku, ras, agama,gender,dan status ekonomi

6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan public yang harus memenuhi hakdan

kewajiban pada pihak masing-masing.

2.1.3 Prinsip Pelayanan Publik

Menurut Daryanto (2014:143) dikutip dari lovelock (1992)

mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan bagi

penyelenggaraan pelayanan public yaitu meliputi :

1. Tangible (terjamah) seperti kempuan fisik peralatan personil dan

komunitas material

Page 2: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

9

2. Realiable (handal) kemapuan membentuk pelayanan yang dijanjikan

dapat tepat dan memiliki keajegan

3. Responsiveness rasa tanggung jawab terhadap mutu pelayanan

4. Assurance ( jaminan) pengetahuan perilaku dan kemampuan pegawai

5. Empaty perhatian perorangan pada pelanggan

2.1.4 Klasifikasi Pelayanan Publik

Menurut daryanto (2014:137) Klasifikasi pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah terdiri dari dua kategori utama yaitu pelayanan kebutuhan

dasar dan pelayanan umum.

1. Pelayanan Kebutuhan Dasar

a. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat maka

kesehtan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi

oleh Undang-Undang Dasar. Setiap negara menagkui bahwa kesehatan

menjadi modal terbesar untuk mencapai kesejahteraan. Rendah nya

tingkat kesehatan merupakan salah satu pemicu terjadinya kemiskinan.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa tingkat kesehatan masyarakat yang

rendah akan menyebabkan tingkat produktifitas yang rendah. Tingkat

produktifitas yang rendah lebih menyebabkan pendapatan rendah.

Pendapatan rendah menyebabkan terjadi nya kemiskinan. Oleh karena

itu kesehatan merupakan factor utama kesejahteraan masyarakat yang

hendak diwujudkan pemerintah, maka kesehatan harus jadi perhatian

utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik.

Page 3: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

10

Pemerintah harus dapat menjamin hak masyarakat untuk sehat dengan

memberikan pelayanan kesehatan secara adil, merata, memadai,

terjangkau dan berkualitas.

b. Pendidikan Dasar

Bentuk pelayanan dasar lainnya yaitu pendidikan dasar. Sama

halnya dengan kesehatan, Pendidikan merupakan suatu bentuk

investasi sumber daya manusia. Masa depan suatu bangsa akan sangat

ditentukan oleh seberapa besar perhatian pemerintah terhadap

pendidikan masyarakatnya. Tingkat pendidikan juga berpengaruh

terhadap tingkat kemiskinan karena pendidikan merupakan slaah satu

komponen utama dalam lingkaran setan kemiskinan salah satu cara nya

adalah melalui perbaikan kualitas pendidikan. Pendidikan masyarakat

yang paling elemeter adalah pendidikan dasar, oleh karena itu tidak

berlebihan apabila dikatakan “ jika kita ingin mengetahui bangsa ini

tiga puluh atau lima puluh tahun yang akan datang maka lihatlah anak-

anak sekolah dasar kita sekarang”.

Kita sebut Wajib Belajar Sembilan tahun, pendidikan dasar

tersebut pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah untuk

menyelenggarakannya. Idealnya pemerintah mensubsidikan penuh

pendidikan dasar ini sehigga tidak ada alasan bagi orag tua untuk

mampu menyekolahkan anaknya.

c. Bahan Kebutuhan Pokok

Selain kesehatan dan pendidikan, pemerintah juga harus

memberikan pelayanan kebutuhan dasar yan lain, yaitu bahan

Page 4: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

11

kebutuhan pokok masyarakat itu misalnya : beras, minyak goreng, gula

pasir, daging, telur ayam, susu, garam, tepung terigu, sayur mayur dan

sebagainya. Dalam hal penyediaan bahan kebutuhan pokok,

pemerintah perlu menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok

masyarakat dan menjaga ketersediaanya di pasar maupun digudang

dalam bentuk acadangan atau persediaan. Lonjakan harga kebutuhan

pokok yang terlalu tinggi akan memberikan dampak negatif bagi

perekonomian makro( memicu terjadinya inflasi).

2. Pelayanan Umum

Pelayanan umum harus diberikan pemerintah terbagi menjadi 4

kelompok yaitu :

a. Pelayanan adminisratif yaitu pelayanan yang meghasilakan

berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik

seperti : KTP, Sertifikat Tanah, Akta Kelahiran, Akta Kematian,

BPKB, STNK, IMB, Paspor, dan sebagainya.

b. Pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/jenis barang yang akan digunakan oleh public misalnya:

jaringan telepon, penyediaan tenaga lisrik, penyediaan air bersih.

c. Pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa

yang dibutuhkan oleh publik misalnya pendidikan tinggi dan

menengah, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi,

jasa pos, sanitasi lingkungan, persampahan, drainase, jalan dan

trotoar, penanggulangan bencana seperti : banjir, gempa, gunung

Page 5: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

12

meletus, dan kebakaran, pelayanan social (asuransi atau jaminan

social).

d. Pelayanan regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan

peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan public yang

mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Sedangkan jenis-jenis pelayanan public menurut Daryanto (2014:140)

dalam Lembaga Administrasi Negara yang dimuat dalam SANKRI

Buku III (2004: 185) adalah:

1) Pelayanan pemerintahan adalah jenis pelayanan masyarakat

yang terkait dengan tugas-tugas umum pemerintahan, seperti

pelayanan KTP, SIM, pajak, perijinan, dan keimigrasian.

2) Pelayanan pembangunan adalah suatu jenis pelayanan

masyarakat yang terkait dengan penyediaan sarana dan

prasarana untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam

melakukan aktivitasnya sebagai warga negara. Pelayanan ini

meliputi penyediaan jalan-jalan, jembatan-jembatan,

pelabuhan-pelabuhan, dan lainnya.

3) Pelayanan utilitas adalah jenis pelayanan yang terkait dengan

utilitas bagi masyarakat seperti penyediaan listrik air, telepon,

dan transportasi lokal.

4) Pelayanan sandang, pangan dan papan adalah jenis pelayanan

yang menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan

kebutuhan perumahan, seperti penyediaan beras, gula, minyak,

gas, tekstil dan perumahan murah.

Page 6: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

13

5) Pelayanan kemasyarakatan adalah jenis pelayanan yang dilihat

dari sifat dan kepentingannya lebih ditekankan pada kegiatan-

kegiatan social kemasyarakatan, seperti pelayanan kesehatan,

pendidikan, ketenaga kerjaan, penjara, rumah yatim piatu, dan

lainnya.

2.1.5 Pelayanan Prima

Menurut Daryanto (2014:107) “ pelayanan adalah usaha melayani

kebutuhan orang lain ” pada dasarnya pelayanan adalah kegiatan yang

ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat

tidak terwujud dan tidak dapat dimiliki.

Dari definisi diatas maka penulis menyimpilkan bahwa pelayanan adalah

kegiatan yang bertujuan melayani orang lain.

Dalam Norman (1991:14) karakteristik pelayanan sebagai berikut :

1. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, dan sangan berlawanan

sifatnya dengan barang jadi.

2. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan

merupakan pengaruh yang bersifat tindaka social.

3. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat

dipisahkan secra nyata, Karen pada umumya terjadi dalam

waktu dan tempat bersamaan.

2.1.6 Manfaat , Tujuan dan Fungsi Pelayanan Prima

Menurut daryanto (2014:108) tujuan pelayanan prima adalah memberikan

pelayanan yang dapatmemenuhi dan memuaskan pelanggan atau

Page 7: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

14

masyarakat serta memberikan focus pelayanan kepada pelanggan.

Pelayanan prima dalam sector public didasarkan aksioma bahwa

pelayanan adalah pemberdayaan. Dan bertujuan memenuhi kebutuhan

masyarakat secara terbaik.

Bagi perusahaan pelayanan prima berujuan terhadap kelangsungan hidup

perusahaan apabila pelayanan yang diberikan perusahaan tdak memuaskan

tetu saja mengecewakan pelanggannya.

Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kulaitas

pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai

acuan pengembangan penyususnan standar pelayanan.

Menurut daryanto (2014:110) Pelayanan prima adalah kegiatan unutk

memberikan nilai tambah agar dapat memenuhi atau melampau harapan

pelanggan. Pelayanan prima merupakan terjemahan dari “ Excellent

Service” yang berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang

terbaik .

Menurut daryanto (2014:1) tujuan pelayanan prima anatara lain sebagai

berikut :

1. Untuk memberikan pelayanan bermutu tinggi kepada pelanggan

2. Untuk menimbulkan keputusan dari pihak pelanggan agar segera

mebeli barang/jasa yang ditawarkan pada saat itu juga.

3. Untuk menumbuhkan rasa kepercayaan pelanggan terhadap

barang/jasa yang ditawarkan

Page 8: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

15

4. Untuk menghidari terjadinya tuntutan-tuntutan yang tdiak perlu

dikemudianhari terhadap produsen

5. Untuk menciptakan kepercayaan dan kepuasan kepada pelanggan.

6. Untuk menjaga agar pelanggan merasa diperhatikan segala

kebutuhannnya.

Sedangkan fungsi pelayanan prima yaitu :

1. Melayani pelanggan dengan ramah, tepat dan cepat

2. Menciptakan suasana agar pelanggan merasa dipentingkan

3. Menempatkan pelanggan sebagai mitra usaha

4. Menciptakan pangsa pasar yang baik terhadap produk/ jasa

5. Memenangkan persaingan pasar

6. Memuaskan pelanggan agar mau berbisnis lagi dengan perusahaan

7. Memebrikan keuntungan pada perusahaan

2.2. Pajak

2.2.1 Definisi Pajak

Menurut Andriani dalam Abdul (2010:15) Pajak adalah iuran masyarakat

kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)

dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan

yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Soemitro dalam Abdul (2010:15) Pajak adalah iuran rakyat

kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

Page 9: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

16

dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapertasi) yang langsung dapat

ditunjukkan dan yang digunaka untuk membayar pengeluaran umum.

Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara

untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk

public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public

investment.

Menurut Ray dalam Abdul (2010:16) “ Pajak adalah suatu pengalihan

sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran

hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan

lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proposional,

agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalan kan

pemerintahan”.

Dalam Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007, (2010:16) memberikan

batasan bahwa: “ Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.”

Dari definisi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa pajak adalah

iuran rakyat kepada negara dan dipaksakan berdasarkan Undang-Undang.

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak, baik pengertian

secara ekonomis maupun pengertian secara yuridis dapat ditarik

Page 10: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

17

kesimpulan bahwa cirri-ciri pajak di Indonesia menurut Abdul (2010: 16)

adalah :

1. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya)

dari sektor swasta (Wajib Pajak membayar pajak) ke sector negara

(pemungut pajak/administrator pajak).

3. Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemeritahan, baik rutin

maupun pembangunan.

4. Tidak dapat di tunjukan adanya imbalan(kontraprestasi)individual oleh

pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib

pajak.

5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas

Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan

peyelnggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan

ekonomi dan sosial (fungsi mengatur/regulative).

2.2.2 Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya di dalam pembangunan karena pajak merupakan

sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran, termasuk

Page 11: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

18

pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas, pajak mempunyai

beberapa fungsi menurut Abdul (2010 : 21) yaitu :

1. Fungsi Anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara pajak berfungai untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara.

2. Fungsi mengatur (regulerend)

Sebagai sumber pertumbuhan ekonomi negara melalui kebijaksanaan

pajak.

3. Fungsi stabilitas

Sebagai sumber dana negara untuk menjalakan kebijkan yag

berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat di

kendalikan.

4. Fungsi redistribusi pendapatan

Sebagai sumber pendapatan negara karena digunakan untuk

membiayai semua kepentingan umum termasuk untuk pembangunan

umum.

2.2.3 Sistem pemungutan pajak

System pemungutan pajak menurut Wirawan (2010 : 22) yakni :

1. Official Assesment System yakni : system pemungutan pajak yang

member wewenang kepada pemungut pajak (fiskus)untuk menetukan

besranya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh

seseorang.

Page 12: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

19

2. Semi self assessment system yakni : system pemungutan pajak yang

member wewnang kepada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan

besarnya utang pajak.

3. Self assessment system yakni suatu system pemungutan pajak yang

member wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, meyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya

utang pajak.

4. Withholding system yakni suatu system pemungutan pajak yang

member wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut

besarnya pajak yang terutang.

2.2.4 Asas Pengenaan pajak

Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas

dlam menetukan wewenangnya untuk menegnakan pajak, Asas untama

yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan pengenaan

pajak menurut Abdul (2010:28) adalah sebagai berikut :

1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan

Berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu

pengahsilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan,

apabila utuk kepentinga perpajakan orang pribadi tersebut marupakan

penduduk atau berdomisili di negara itu atau apabila badan yang

bersangkutan berkedudukan di negara itu.

2. Asas sumber

Page 13: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

20

Negara yang menganut asas iniakan mengenakan pajak atas suatu

pengahsilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan

hanya apabila penghasilan akan dikenakan pajak itu diperoleh atau

diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari

sumber-sumber yang berada di negara itu sendiri.

3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas

kewarganegaraan

Dalam asas ini yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah status

kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh

penghasilan.

2.2.5 Subjek Pajak, Objek Pajak dan Wajib Pajak

Menurut Abdul (2010:30) Subjek pajak adalah orang yang dituju oleh

Undang-Undang untuk dikenakan pajak.subjek pajak berkenaan dengan

penghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak meliputi

orang pribadi, warisan yang terbagi dalam satu kesatuan, badan dan bentuk

usaha tetap. Objek pajak adalah sasaran pengenaan pajak dan dasar untuk

menghitung pajak terutang. Dan Wajib pajak atau disingkat WP adalah

orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan

termasuk pemungutan pajak atau pemotong pajak.

2.3. Reklame/Iklan

2.3.1 Definisi Iklan

Page 14: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

21

Menurut Monle (2007:3) “ Iklan adalah komunikasi komersil dan

nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang

ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat missal

seperti televise, Koran, radio, majalah, direct mail (pengeposan langsung),

reklame luar ruang, atau kendaraan umum.”

Dari definisi tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa iklan adalah

sarana komunikasi yang ditujukan kepada khalayak dengan tujuan

mempromosikan sebuah organisasi atau produk-produk tertentu.

2.3.2 Fungsi Iklan

Menurut Monle (2004:10) pengaruh iklan terhadap suatu

perusahaan/organisasi cukup besar diantaranya yaitu :

1. Iklan mempunyai fungsi yaitu informasi dengan mengkomunikasikan

informasi sebuah produk, ciri-ciri serta lokasi penjualannya. Iklan juga

memberikan informasi kepada konsumen terhadap produk-produk

baru. Tidak hanya untuk sebuah produk tapi juga nonproduk.

2. Iklan menjalankan fungsi persuasive sehingga mencoba membujuk

konsumen untuk membeli produk yang di iklankan tersebut.

3. Iklan menjalankan fungsi sebagai pengingat yaitu mengingatkan para

konsumen secara terus-menerustentang sebuah produk sehingga

mereka akan membeli atau berlangganan produk yang di iklankan

tersebut tanpa memperdulikan merek pesaing produk tersebut.

2.3.3 Perencanaan periklanan

Page 15: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

22

Perencanaan periklanan adalah sebuah proses tersendiri di dalam fungsi

pemasaran. Ini terdiri dari enam langkah utama sebagai berikut monle

2007:156

1. Mengulas rencana pemasaran

Manajer periklanan merencanakan pemasaran untuk memhami kemana

arah perusahaan dan dengan peran apa periklanan akan dimainkan

dalam pemasaran.

2. Analisis sistuasi internal dan eksternal perusahaan

Analsis-analisis situasi internal dan eksternal secara ringkas

menyatakan kembali situasi perusahaan sekarang, pasar-pasar

target,tujuan-tujuan pemasaran jangka pendek dan jangka panjang, seta

keputusan-keputusan menyangkut posisi produk dipasar, tahapya

dalam siklus kehidupan dan bauran pemasarannya yang terkait.

3. Menentukan tujuan periklanan

Menentukan apa yang perusahaan harapkan dari pelaksana periklanan,

tujuan-tujuan tersebut dinyatakan secara jelas, tepat dan dalam

lingkup-lingkup yang terukur.tujuan-tunuan periklanan dapat

berorientasi penjualan atau berorientasi komunikasi.

4. Mengembangkan dan melaksanakan strategi periklanan atau kreatif.

Strategi periklanan(kreatif)menggambarkan cara untuk mencapai

tujuan nya, strategi ini terdiri dari elemen-elemen berikut :

a. Khalayak sasaran : kelompok orang yang dituju iklan-iklan

b. Konsep produk atau jasa :sebuah produk dapat berupa gagasan,

jasa atau barangatau kombinasi dariketiga nya definisi ini juga

Page 16: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

23

mencakup jasa-jasa pendukung yang mengiringi barang-barang

sperti garansi dan perawatan.

c. Media periklanan : metode sistematik untuk menentukan media

mana yang digunkan, bagaiman menggunakan merka, kapan

menggunakan mereka, dan dimana menggunakan mereka untuk

secara efektif dan efisien menyampaikan pesan-pean periklanan

mereka.

d. Pesan periklanan : apa yang ingin di sampaikan dalam iklan-iklan

dan bagaimana cara menyampaikan nya.

5. Menembangkan dan melaksanakan strategi media

6. Mengevaluasi efektifitas periklanan

Dalam mengelola iklan, perusahaan harus teliti mengevaluasi

efektifitas iklan-iklan sebelumnya dan menggunakan hasil evaluasi

tesebut untuk memperbaiki kualitas iklan dimasa mendatang.

2.3.4 Periklanan Luar Rumah

Periklanan luar rumah dibagi menjadi 2 menurut Monle (2007: 187) yaitu :

1. Periklanan luar ruang

Adalah periklanan papan reklame media luar ruang utama karena

berbiaya efektif kemmpuan menjangkau lebih bnayak orang dengan

lebih sedikit biaya dibandingkan dengan media lain. Meskipun

periklanan papan reklame memiliki daya lihat tinggi, waktu lihat nya

cukupsingkat sekitar 10 detik bentuk utama nya berupa panel poster

dan bulletin bergambar.

Page 17: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

24

2. Periklanan transit

Periklanan transit termasuk poster-poster yang terlihat di halte-

halte bis dan kereta, Bandar udara, serta stasiun-stasiun subway dan

teruk-truk yang menyandnag reklame dijalan raya.

2.4 Pajak Daerah

2.4.1 Definisi Pajak Daerah

Menurut Siahaan (2013:7) “ Pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh

negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang sifatnya dipaksakan

dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak balas jasa secara

langsung dan hasilnya diguakan untuk membiayai pengeluaran negara

dalam penyelenggaraan pemerintah dan bangunan.”

Secara garis besar, pemerintahan di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kemudian pemerintah daerah

dibagi lagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota.

Dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 Pasal 1 angka 6 mengatakan

bahwa : “ pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada

orang pribadi atau badan tampa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah

daerah dan pembangunan daerah.”

Page 18: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

25

Dari definisi diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pajak daerah

adalah iuran wajib bagi orang pribadi atau badan oleh daerah berdasarkan

peraturan perudang-undangan dan digunakan untuk membiayai

penyelenggraan pemerintah daerah.

2.4.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah

Dalam Undang-Undang No. 28 pasal 2 jenis-jenis Pajak Daerah terdiri

dari:

A. Pajak Provinsi

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4. Pajak Air Permukaan

5. Pajak Rokok

B. Pajak Kabupaten/Kota

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

Page 19: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

26

f. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan

g. Pajak Parkir.

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

2.5 Pajak Reklame

2.5.1 Definisi Pajak Reklame

Menurut Siahaan (2013:381) dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009

Pasal 1 angka 26 dan 27, mengatakan bahwa : “ Pajak Reklame adalah

pajak atas penyelenggaraan reklame.”

Sedangkan Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang

dibentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial

memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik

perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan yang dapat

dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan atau dinikmati oleh umum.”

Dari definisi diatas maka penulis mnyimpulkan pajak reklame adalah

pajak atas pemasangan reklame di daerah tertentu dan dipungut oleh

daerah yang dipasangi reklame tersebut.

Page 20: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

27

2.5.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame

Pemungutan Pajak Reklame di Indonesia didasarkan pada dasar hukum

yang kuat dan jelas sehingga wajib di patuhi oleh masyarakat dan pihak

yang bersangkutan. Dasar hukum pemungutan pajak reklame pada suatu

kabupaten atau kota sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan

atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

3. Peraturan Daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang pajak

reklame

4. Peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah

5. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang pajak reklame

sebagai aturan pelaksanaan peraturan dearah tentang pajak reklame

pada kabupaten/kota dimaksud.

2.5.3 Objek Pajak Reklame

A. Objek Pajak Reklame

Adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame

yang ditetapkan menjadi objek pajak menurut Siahaan (2013:384) adalah

sebagai berikut :

1. Reklame papan/ billboard yaitu reklame yang terbuat dari

papan, kayu ,seng atau sejenisnya, dipasang atau digantungkan

Page 21: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

28

atau dibuat pada bangunan, dinding, tembok, pagar, tiang,

pohon dan sebagainya bersinar ataupun tidak.

2. Reklame LED (Large Electronic Display) yaitu reklame yang

menggunakan layar monitorbesar berupa program reklame atau

iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan yang berubah

ubah dan difungsikan dengan tenaga listrik

3. Reklame kain yaitu reklame yang terbuat di kain, kertas,

plastic, karet atau sejenisnya.

4. Reklame melekat (stiker) yaitu reklame yang berbentuk

lembaran lepas lalu diselenggarakan dengan cara disebarkan,

dipasang atau digantungkan pada suatu benda dengan

ketentuan luasnya tidak lebih dari 200cm persegi perlembar.

5. Reklame berjalan termasuk pada kendaraan yaitu reklame yang

di tempatkan atau di temple pada kendaraan berjalan.

6. Reklame selebaran yaitu reklame yang berbentuk selebaran

lepas dan diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan

atau dapat diminta dengan ketentuan tidak di tempelkan,

diletakkan atau digantungkan pada sautu benda yang lain.

7. Reklame udara yaitu reklame yang diselenggarakan di udara

dengan memakai laser, pesawat, gas atau alat sejenisnya.

8. Reklame film/slide yaitu reklame yang diselnggarakan

menggunakan klise berupa kaca atau film.

Page 22: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

29

9. Reklame suara yaitu reklame yang diselnggarakan dengan

menggunakan kata-kata yang diucapkan atau oleh alat

perantaraan.

10. Reklame peragaan yaitu reklame yang diselenggarakan dengan

cara memperagakan suatu barang tanpa bersuara.

B. Bukan Objek Pajak Reklame

Pada pajak reklame tidak semua penyelenggaraan reklame

dikenakan pajak, ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk kategori

objek pajak reklame menurut Siahaan (2013:385) yaitu :

1. Penyelenggaraan reklame melalui internet, radio, televisi,

Koran atau sejenisnya.

2. Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat

amaupun daerah

3. Merek suatu produk yang melekat pada barang yang dijual

yang berfungsi untuk membedakan produk nya dengan

produk lain.

4. Nama pengenal usaha atau profesi yang ditempelkan pada

bagunan tempat usaha tersebut

2.5.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame

Menurut Siahaan (2013:386) pada pajak reklame yang menjadi

subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.

Kemudian wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame. Dalam pajak reklame ada yang disebut pihak

ketiga, ketika orang pribadi atau badan menyelenggarakan reklame melalui

Page 23: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

30

perusahaan jasa periklanan makan yang menjadi wajib pajak reklame

tersebuat adalah perusahaan jasa periklanan.

2.5.5 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Reklame

Adapun dasar pengenaan pajak reklame, tarif pajak reklame dan cara

perhitungan reklame menurut Siahaan (2013:387) sebagai berikut :

A. Dasar Pengenaan Pajak Reklame

Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame (NSR),

yaitu nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya

pajak reklame. Jika reklame di selenggarakan oleh pihak ketiga maka NSR

ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame. Apabila reklame di

selenggarakan sendiri maka NSR dihitung dengan memperhatikan factor

jenis, bahan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan

nya, jumlah dan ukuran media reklame.

Dalam peraturan daerah tentang pajak reklame, NSR dapat ditentukan

dihitung berdasarkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. Besarnya biaya pemeliharaan reklame

2. Besarnya biaya pemasangan reklame

3. Jangka waktu pemasangan reklame

4. Nilai strategis lokasi pemasangan reklame

5. Jenis reklame

Nilai sewa reklame dihitung dengan rumus :

NSR = Nilai Jual Objek Reklame (NJOR) + Nilai Strategis

Pemasangan Reklame (NSPR)

Page 24: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

31

Nilai Jual Objek Reklame adalah keseluruhan pembayaran yang

dikeuarkan pemilik atau penyelenggara reklame termasuk biaya beli bahan

reklame, konstruksi, instalasi listrik, ongkos perakitan, pemancaran,

peragaan, pengecatan, penayangan, pemasangan dan transportasi

pengangkutan dan lain-lain sampai bangunan reklame selesai atau

terpasang di tempat yang telah diizinkan. Perhitungan NJOR didasarkan

pada besarnya komponen biaya penyelenggraan reklame meliputi :

1. Biaya pembuatan

2. Biaya pemeliharan

3. Jenis reklame

4. Lama pemasangan

5. Luas bidag reklame

6. Ketinggian reklame

Besarnya NJOR dihiung dengan rumus :

NJOR = (ukuran reklame x harga dasar ukuran reklame) +

(ketinggian reklame x harga dasar ketinggian reklame).

Nilai Strategis Pemasangan Reklame (NSPR) adalah ukuran nilai yang

ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut. Perhitungan

nilai strategis didasarkan pada besarnya ukuran reklame, dengan

indikator : nilai fungsi ruang (NFR), lokasi pemasangan, nilai fungsi jalan

(NFJ), dan nilai sudut pandang (NSP).

Besarnya NSPR dihitung dengan rumus sebagai berikut :

NSPR = ( NFR+NSP+NFJ) x Harga Dsar Nilai Strategis.

Page 25: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

32

NSPR = [{Fungsi ruang (=bobot xskor)} + { Fungsi Jalan ( =

bobot x skor )} + { sudut pandang (= bobot x skor)}] x harga

dasar nilai strategis.

Besar nya pajak reklame untuk minuman beralkohol dan rokok ditambah

25 % dari NSR.

Untuk menghitung luas reklame sebagai dasar pengenaan pajak dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

a. Reklame mempunyai bingkai atau batas, dihitung dari bingkai atau

bataspaling luar dimana seluruh gambar, kalimat, atau huruf-huruf

tersebut berada didalamnya

b. Reklame yang tidak berbentuk persegi dan tidak berbingkai dihitung

dar gambar, kalimat, atau huruf-huruf yang paling luar dengan jalan

menarik garis lurus vertical dan horizontal, sehingga merupakan empat

persegi

c. Reklame yang berbentuk pola, dihitung dengan rumus berdasarkan

bentuk benda masing-masing reklame.

B. Tarif Pajak Reklame

Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25 % dan

ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan

kepada pemerintah kabupaten/koa untuk menetapkan tariff pajak yang

dipandang sesusia dengan kondisi masing-masing daerah

kabupaten/kota tersebut.

Page 26: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

33

C. Perhitungan Pajak Reklame

Besaran pokok pajak reklame yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak, rumusnya

sebagai berikut :

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Nilai Sewa Reklame

2.5.6 Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak, dan Wilayah

Pemungutan Pajak Reklame

Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu

bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan

bupati/walikota( satu bulan penuh).

Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwimkecuali

wajib pajak menggunakan buku yang tidak sama dengan tahun takwim

(satu tahun penuh). Masa pajak umunya dengan jangka waktu tertentu

sama dengan lama nya penyelenggaraan reklame tersebut. Penetapan masa

pajak tidak hanya satu bulan takwim, liat contoh sebagai berikut :

1. Masa pajak dengan jangka waktu satu tahun ditetapkan bagi reklame

jenis megatron, vidiotron, billboard/papan, neon box, reklame

berjalan/kendaraan dan reklame suara (permanen).

Page 27: repository.bsi.ac.id · Web viewBersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai dan mudah di mengerti Akuntabilitas Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

34

2. Masa pajak denga jangka waktu satu bulan ditetapkan bagi reklame

jenis stiker/poster, reklame udara/balon, film/slide, dan reklame

peragaan (permanen)

3. Masa pajak dengan jangka waktu satu hari ditetapkan bagi reklame

jenis baligo dan kain/spanduk/umbul-umbul/banner.

4. Masa pajak dengan jangka waktu satu kali penyelenggaraan ditetapkan

bagi reklame jenis selebaran/brosur, reklame suara(tidak permanen)

dan reklame peragaan (tidak permanen).

Pajak terutang pajak yang harus di bayar oleh wajib pajak pada suatu

saat, dlaam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan

peraturan daerah tentang pajak reklame yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah kabupaten/kota setempat.

Pajak yang terutang dipungut di wilayah kabupaten/ kota tempat reklame

berlokasi dan hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah kabupaten/

kota yang hanya terbatas atas setiap reklame yang berlokasi dan terdaftar

dalam lingkup wilayah administrasinya.