Upload
vunguyet
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
Bersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh semua pihak memadai
dan mudah di mengerti
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemapuan pemberi dan penerima
pelayanandengan tetap berkaitan dengan prinsip-prinsip efisiensi dan
efektivitas
4. Partisipasi
Mendorong peran dan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
public
5. Kesamaan hak
Tidak membedakan suku, ras, agama,gender,dan status ekonomi
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan public yang harus memenuhi hakdan
kewajiban pada pihak masing-masing.
2.1.3 Prinsip Pelayanan Publik
Menurut Daryanto (2014:143) dikutip dari lovelock (1992)
mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan bagi
penyelenggaraan pelayanan public yaitu meliputi :
1. Tangible (terjamah) seperti kempuan fisik peralatan personil dan
komunitas material
9
2. Realiable (handal) kemapuan membentuk pelayanan yang dijanjikan
dapat tepat dan memiliki keajegan
3. Responsiveness rasa tanggung jawab terhadap mutu pelayanan
4. Assurance ( jaminan) pengetahuan perilaku dan kemampuan pegawai
5. Empaty perhatian perorangan pada pelanggan
2.1.4 Klasifikasi Pelayanan Publik
Menurut daryanto (2014:137) Klasifikasi pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah terdiri dari dua kategori utama yaitu pelayanan kebutuhan
dasar dan pelayanan umum.
1. Pelayanan Kebutuhan Dasar
a. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat maka
kesehtan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi
oleh Undang-Undang Dasar. Setiap negara menagkui bahwa kesehatan
menjadi modal terbesar untuk mencapai kesejahteraan. Rendah nya
tingkat kesehatan merupakan salah satu pemicu terjadinya kemiskinan.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa tingkat kesehatan masyarakat yang
rendah akan menyebabkan tingkat produktifitas yang rendah. Tingkat
produktifitas yang rendah lebih menyebabkan pendapatan rendah.
Pendapatan rendah menyebabkan terjadi nya kemiskinan. Oleh karena
itu kesehatan merupakan factor utama kesejahteraan masyarakat yang
hendak diwujudkan pemerintah, maka kesehatan harus jadi perhatian
utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik.
10
Pemerintah harus dapat menjamin hak masyarakat untuk sehat dengan
memberikan pelayanan kesehatan secara adil, merata, memadai,
terjangkau dan berkualitas.
b. Pendidikan Dasar
Bentuk pelayanan dasar lainnya yaitu pendidikan dasar. Sama
halnya dengan kesehatan, Pendidikan merupakan suatu bentuk
investasi sumber daya manusia. Masa depan suatu bangsa akan sangat
ditentukan oleh seberapa besar perhatian pemerintah terhadap
pendidikan masyarakatnya. Tingkat pendidikan juga berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan karena pendidikan merupakan slaah satu
komponen utama dalam lingkaran setan kemiskinan salah satu cara nya
adalah melalui perbaikan kualitas pendidikan. Pendidikan masyarakat
yang paling elemeter adalah pendidikan dasar, oleh karena itu tidak
berlebihan apabila dikatakan “ jika kita ingin mengetahui bangsa ini
tiga puluh atau lima puluh tahun yang akan datang maka lihatlah anak-
anak sekolah dasar kita sekarang”.
Kita sebut Wajib Belajar Sembilan tahun, pendidikan dasar
tersebut pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah untuk
menyelenggarakannya. Idealnya pemerintah mensubsidikan penuh
pendidikan dasar ini sehigga tidak ada alasan bagi orag tua untuk
mampu menyekolahkan anaknya.
c. Bahan Kebutuhan Pokok
Selain kesehatan dan pendidikan, pemerintah juga harus
memberikan pelayanan kebutuhan dasar yan lain, yaitu bahan
11
kebutuhan pokok masyarakat itu misalnya : beras, minyak goreng, gula
pasir, daging, telur ayam, susu, garam, tepung terigu, sayur mayur dan
sebagainya. Dalam hal penyediaan bahan kebutuhan pokok,
pemerintah perlu menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok
masyarakat dan menjaga ketersediaanya di pasar maupun digudang
dalam bentuk acadangan atau persediaan. Lonjakan harga kebutuhan
pokok yang terlalu tinggi akan memberikan dampak negatif bagi
perekonomian makro( memicu terjadinya inflasi).
2. Pelayanan Umum
Pelayanan umum harus diberikan pemerintah terbagi menjadi 4
kelompok yaitu :
a. Pelayanan adminisratif yaitu pelayanan yang meghasilakan
berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik
seperti : KTP, Sertifikat Tanah, Akta Kelahiran, Akta Kematian,
BPKB, STNK, IMB, Paspor, dan sebagainya.
b. Pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk/jenis barang yang akan digunakan oleh public misalnya:
jaringan telepon, penyediaan tenaga lisrik, penyediaan air bersih.
c. Pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa
yang dibutuhkan oleh publik misalnya pendidikan tinggi dan
menengah, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi,
jasa pos, sanitasi lingkungan, persampahan, drainase, jalan dan
trotoar, penanggulangan bencana seperti : banjir, gempa, gunung
12
meletus, dan kebakaran, pelayanan social (asuransi atau jaminan
social).
d. Pelayanan regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan public yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Sedangkan jenis-jenis pelayanan public menurut Daryanto (2014:140)
dalam Lembaga Administrasi Negara yang dimuat dalam SANKRI
Buku III (2004: 185) adalah:
1) Pelayanan pemerintahan adalah jenis pelayanan masyarakat
yang terkait dengan tugas-tugas umum pemerintahan, seperti
pelayanan KTP, SIM, pajak, perijinan, dan keimigrasian.
2) Pelayanan pembangunan adalah suatu jenis pelayanan
masyarakat yang terkait dengan penyediaan sarana dan
prasarana untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam
melakukan aktivitasnya sebagai warga negara. Pelayanan ini
meliputi penyediaan jalan-jalan, jembatan-jembatan,
pelabuhan-pelabuhan, dan lainnya.
3) Pelayanan utilitas adalah jenis pelayanan yang terkait dengan
utilitas bagi masyarakat seperti penyediaan listrik air, telepon,
dan transportasi lokal.
4) Pelayanan sandang, pangan dan papan adalah jenis pelayanan
yang menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan
kebutuhan perumahan, seperti penyediaan beras, gula, minyak,
gas, tekstil dan perumahan murah.
13
5) Pelayanan kemasyarakatan adalah jenis pelayanan yang dilihat
dari sifat dan kepentingannya lebih ditekankan pada kegiatan-
kegiatan social kemasyarakatan, seperti pelayanan kesehatan,
pendidikan, ketenaga kerjaan, penjara, rumah yatim piatu, dan
lainnya.
2.1.5 Pelayanan Prima
Menurut Daryanto (2014:107) “ pelayanan adalah usaha melayani
kebutuhan orang lain ” pada dasarnya pelayanan adalah kegiatan yang
ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat
tidak terwujud dan tidak dapat dimiliki.
Dari definisi diatas maka penulis menyimpilkan bahwa pelayanan adalah
kegiatan yang bertujuan melayani orang lain.
Dalam Norman (1991:14) karakteristik pelayanan sebagai berikut :
1. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, dan sangan berlawanan
sifatnya dengan barang jadi.
2. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan
merupakan pengaruh yang bersifat tindaka social.
3. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat
dipisahkan secra nyata, Karen pada umumya terjadi dalam
waktu dan tempat bersamaan.
2.1.6 Manfaat , Tujuan dan Fungsi Pelayanan Prima
Menurut daryanto (2014:108) tujuan pelayanan prima adalah memberikan
pelayanan yang dapatmemenuhi dan memuaskan pelanggan atau
14
masyarakat serta memberikan focus pelayanan kepada pelanggan.
Pelayanan prima dalam sector public didasarkan aksioma bahwa
pelayanan adalah pemberdayaan. Dan bertujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat secara terbaik.
Bagi perusahaan pelayanan prima berujuan terhadap kelangsungan hidup
perusahaan apabila pelayanan yang diberikan perusahaan tdak memuaskan
tetu saja mengecewakan pelanggannya.
Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kulaitas
pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai
acuan pengembangan penyususnan standar pelayanan.
Menurut daryanto (2014:110) Pelayanan prima adalah kegiatan unutk
memberikan nilai tambah agar dapat memenuhi atau melampau harapan
pelanggan. Pelayanan prima merupakan terjemahan dari “ Excellent
Service” yang berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang
terbaik .
Menurut daryanto (2014:1) tujuan pelayanan prima anatara lain sebagai
berikut :
1. Untuk memberikan pelayanan bermutu tinggi kepada pelanggan
2. Untuk menimbulkan keputusan dari pihak pelanggan agar segera
mebeli barang/jasa yang ditawarkan pada saat itu juga.
3. Untuk menumbuhkan rasa kepercayaan pelanggan terhadap
barang/jasa yang ditawarkan
15
4. Untuk menghidari terjadinya tuntutan-tuntutan yang tdiak perlu
dikemudianhari terhadap produsen
5. Untuk menciptakan kepercayaan dan kepuasan kepada pelanggan.
6. Untuk menjaga agar pelanggan merasa diperhatikan segala
kebutuhannnya.
Sedangkan fungsi pelayanan prima yaitu :
1. Melayani pelanggan dengan ramah, tepat dan cepat
2. Menciptakan suasana agar pelanggan merasa dipentingkan
3. Menempatkan pelanggan sebagai mitra usaha
4. Menciptakan pangsa pasar yang baik terhadap produk/ jasa
5. Memenangkan persaingan pasar
6. Memuaskan pelanggan agar mau berbisnis lagi dengan perusahaan
7. Memebrikan keuntungan pada perusahaan
2.2. Pajak
2.2.1 Definisi Pajak
Menurut Andriani dalam Abdul (2010:15) Pajak adalah iuran masyarakat
kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Soemitro dalam Abdul (2010:15) Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
16
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapertasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunaka untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.
Menurut Ray dalam Abdul (2010:16) “ Pajak adalah suatu pengalihan
sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran
hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan
lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proposional,
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalan kan
pemerintahan”.
Dalam Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007, (2010:16) memberikan
batasan bahwa: “ Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.”
Dari definisi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa pajak adalah
iuran rakyat kepada negara dan dipaksakan berdasarkan Undang-Undang.
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak, baik pengertian
secara ekonomis maupun pengertian secara yuridis dapat ditarik
17
kesimpulan bahwa cirri-ciri pajak di Indonesia menurut Abdul (2010: 16)
adalah :
1. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya)
dari sektor swasta (Wajib Pajak membayar pajak) ke sector negara
(pemungut pajak/administrator pajak).
3. Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemeritahan, baik rutin
maupun pembangunan.
4. Tidak dapat di tunjukan adanya imbalan(kontraprestasi)individual oleh
pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib
pajak.
5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas
Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan
peyelnggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan
ekonomi dan sosial (fungsi mengatur/regulative).
2.2.2 Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pembangunan karena pajak merupakan
sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran, termasuk
18
pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas, pajak mempunyai
beberapa fungsi menurut Abdul (2010 : 21) yaitu :
1. Fungsi Anggaran (budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara pajak berfungai untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara.
2. Fungsi mengatur (regulerend)
Sebagai sumber pertumbuhan ekonomi negara melalui kebijaksanaan
pajak.
3. Fungsi stabilitas
Sebagai sumber dana negara untuk menjalakan kebijkan yag
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat di
kendalikan.
4. Fungsi redistribusi pendapatan
Sebagai sumber pendapatan negara karena digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum termasuk untuk pembangunan
umum.
2.2.3 Sistem pemungutan pajak
System pemungutan pajak menurut Wirawan (2010 : 22) yakni :
1. Official Assesment System yakni : system pemungutan pajak yang
member wewenang kepada pemungut pajak (fiskus)untuk menetukan
besranya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh
seseorang.
19
2. Semi self assessment system yakni : system pemungutan pajak yang
member wewnang kepada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan
besarnya utang pajak.
3. Self assessment system yakni suatu system pemungutan pajak yang
member wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, meyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya
utang pajak.
4. Withholding system yakni suatu system pemungutan pajak yang
member wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut
besarnya pajak yang terutang.
2.2.4 Asas Pengenaan pajak
Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas
dlam menetukan wewenangnya untuk menegnakan pajak, Asas untama
yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan pengenaan
pajak menurut Abdul (2010:28) adalah sebagai berikut :
1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan
Berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu
pengahsilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan,
apabila utuk kepentinga perpajakan orang pribadi tersebut marupakan
penduduk atau berdomisili di negara itu atau apabila badan yang
bersangkutan berkedudukan di negara itu.
2. Asas sumber
20
Negara yang menganut asas iniakan mengenakan pajak atas suatu
pengahsilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan
hanya apabila penghasilan akan dikenakan pajak itu diperoleh atau
diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari
sumber-sumber yang berada di negara itu sendiri.
3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas
kewarganegaraan
Dalam asas ini yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah status
kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan.
2.2.5 Subjek Pajak, Objek Pajak dan Wajib Pajak
Menurut Abdul (2010:30) Subjek pajak adalah orang yang dituju oleh
Undang-Undang untuk dikenakan pajak.subjek pajak berkenaan dengan
penghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak meliputi
orang pribadi, warisan yang terbagi dalam satu kesatuan, badan dan bentuk
usaha tetap. Objek pajak adalah sasaran pengenaan pajak dan dasar untuk
menghitung pajak terutang. Dan Wajib pajak atau disingkat WP adalah
orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan
termasuk pemungutan pajak atau pemotong pajak.
2.3. Reklame/Iklan
2.3.1 Definisi Iklan
21
Menurut Monle (2007:3) “ Iklan adalah komunikasi komersil dan
nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang
ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat missal
seperti televise, Koran, radio, majalah, direct mail (pengeposan langsung),
reklame luar ruang, atau kendaraan umum.”
Dari definisi tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa iklan adalah
sarana komunikasi yang ditujukan kepada khalayak dengan tujuan
mempromosikan sebuah organisasi atau produk-produk tertentu.
2.3.2 Fungsi Iklan
Menurut Monle (2004:10) pengaruh iklan terhadap suatu
perusahaan/organisasi cukup besar diantaranya yaitu :
1. Iklan mempunyai fungsi yaitu informasi dengan mengkomunikasikan
informasi sebuah produk, ciri-ciri serta lokasi penjualannya. Iklan juga
memberikan informasi kepada konsumen terhadap produk-produk
baru. Tidak hanya untuk sebuah produk tapi juga nonproduk.
2. Iklan menjalankan fungsi persuasive sehingga mencoba membujuk
konsumen untuk membeli produk yang di iklankan tersebut.
3. Iklan menjalankan fungsi sebagai pengingat yaitu mengingatkan para
konsumen secara terus-menerustentang sebuah produk sehingga
mereka akan membeli atau berlangganan produk yang di iklankan
tersebut tanpa memperdulikan merek pesaing produk tersebut.
2.3.3 Perencanaan periklanan
22
Perencanaan periklanan adalah sebuah proses tersendiri di dalam fungsi
pemasaran. Ini terdiri dari enam langkah utama sebagai berikut monle
2007:156
1. Mengulas rencana pemasaran
Manajer periklanan merencanakan pemasaran untuk memhami kemana
arah perusahaan dan dengan peran apa periklanan akan dimainkan
dalam pemasaran.
2. Analisis sistuasi internal dan eksternal perusahaan
Analsis-analisis situasi internal dan eksternal secara ringkas
menyatakan kembali situasi perusahaan sekarang, pasar-pasar
target,tujuan-tujuan pemasaran jangka pendek dan jangka panjang, seta
keputusan-keputusan menyangkut posisi produk dipasar, tahapya
dalam siklus kehidupan dan bauran pemasarannya yang terkait.
3. Menentukan tujuan periklanan
Menentukan apa yang perusahaan harapkan dari pelaksana periklanan,
tujuan-tujuan tersebut dinyatakan secara jelas, tepat dan dalam
lingkup-lingkup yang terukur.tujuan-tunuan periklanan dapat
berorientasi penjualan atau berorientasi komunikasi.
4. Mengembangkan dan melaksanakan strategi periklanan atau kreatif.
Strategi periklanan(kreatif)menggambarkan cara untuk mencapai
tujuan nya, strategi ini terdiri dari elemen-elemen berikut :
a. Khalayak sasaran : kelompok orang yang dituju iklan-iklan
b. Konsep produk atau jasa :sebuah produk dapat berupa gagasan,
jasa atau barangatau kombinasi dariketiga nya definisi ini juga
23
mencakup jasa-jasa pendukung yang mengiringi barang-barang
sperti garansi dan perawatan.
c. Media periklanan : metode sistematik untuk menentukan media
mana yang digunkan, bagaiman menggunakan merka, kapan
menggunakan mereka, dan dimana menggunakan mereka untuk
secara efektif dan efisien menyampaikan pesan-pean periklanan
mereka.
d. Pesan periklanan : apa yang ingin di sampaikan dalam iklan-iklan
dan bagaimana cara menyampaikan nya.
5. Menembangkan dan melaksanakan strategi media
6. Mengevaluasi efektifitas periklanan
Dalam mengelola iklan, perusahaan harus teliti mengevaluasi
efektifitas iklan-iklan sebelumnya dan menggunakan hasil evaluasi
tesebut untuk memperbaiki kualitas iklan dimasa mendatang.
2.3.4 Periklanan Luar Rumah
Periklanan luar rumah dibagi menjadi 2 menurut Monle (2007: 187) yaitu :
1. Periklanan luar ruang
Adalah periklanan papan reklame media luar ruang utama karena
berbiaya efektif kemmpuan menjangkau lebih bnayak orang dengan
lebih sedikit biaya dibandingkan dengan media lain. Meskipun
periklanan papan reklame memiliki daya lihat tinggi, waktu lihat nya
cukupsingkat sekitar 10 detik bentuk utama nya berupa panel poster
dan bulletin bergambar.
24
2. Periklanan transit
Periklanan transit termasuk poster-poster yang terlihat di halte-
halte bis dan kereta, Bandar udara, serta stasiun-stasiun subway dan
teruk-truk yang menyandnag reklame dijalan raya.
2.4 Pajak Daerah
2.4.1 Definisi Pajak Daerah
Menurut Siahaan (2013:7) “ Pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh
negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang sifatnya dipaksakan
dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak balas jasa secara
langsung dan hasilnya diguakan untuk membiayai pengeluaran negara
dalam penyelenggaraan pemerintah dan bangunan.”
Secara garis besar, pemerintahan di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kemudian pemerintah daerah
dibagi lagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota.
Dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 Pasal 1 angka 6 mengatakan
bahwa : “ pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada
orang pribadi atau badan tampa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah.”
25
Dari definisi diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pajak daerah
adalah iuran wajib bagi orang pribadi atau badan oleh daerah berdasarkan
peraturan perudang-undangan dan digunakan untuk membiayai
penyelenggraan pemerintah daerah.
2.4.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah
Dalam Undang-Undang No. 28 pasal 2 jenis-jenis Pajak Daerah terdiri
dari:
A. Pajak Provinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4. Pajak Air Permukaan
5. Pajak Rokok
B. Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
26
f. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir.
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
2.5 Pajak Reklame
2.5.1 Definisi Pajak Reklame
Menurut Siahaan (2013:381) dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009
Pasal 1 angka 26 dan 27, mengatakan bahwa : “ Pajak Reklame adalah
pajak atas penyelenggaraan reklame.”
Sedangkan Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang
dibentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik
perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan yang dapat
dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan atau dinikmati oleh umum.”
Dari definisi diatas maka penulis mnyimpulkan pajak reklame adalah
pajak atas pemasangan reklame di daerah tertentu dan dipungut oleh
daerah yang dipasangi reklame tersebut.
27
2.5.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame
Pemungutan Pajak Reklame di Indonesia didasarkan pada dasar hukum
yang kuat dan jelas sehingga wajib di patuhi oleh masyarakat dan pihak
yang bersangkutan. Dasar hukum pemungutan pajak reklame pada suatu
kabupaten atau kota sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan
atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
3. Peraturan Daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang pajak
reklame
4. Peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah
5. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang pajak reklame
sebagai aturan pelaksanaan peraturan dearah tentang pajak reklame
pada kabupaten/kota dimaksud.
2.5.3 Objek Pajak Reklame
A. Objek Pajak Reklame
Adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame
yang ditetapkan menjadi objek pajak menurut Siahaan (2013:384) adalah
sebagai berikut :
1. Reklame papan/ billboard yaitu reklame yang terbuat dari
papan, kayu ,seng atau sejenisnya, dipasang atau digantungkan
28
atau dibuat pada bangunan, dinding, tembok, pagar, tiang,
pohon dan sebagainya bersinar ataupun tidak.
2. Reklame LED (Large Electronic Display) yaitu reklame yang
menggunakan layar monitorbesar berupa program reklame atau
iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan yang berubah
ubah dan difungsikan dengan tenaga listrik
3. Reklame kain yaitu reklame yang terbuat di kain, kertas,
plastic, karet atau sejenisnya.
4. Reklame melekat (stiker) yaitu reklame yang berbentuk
lembaran lepas lalu diselenggarakan dengan cara disebarkan,
dipasang atau digantungkan pada suatu benda dengan
ketentuan luasnya tidak lebih dari 200cm persegi perlembar.
5. Reklame berjalan termasuk pada kendaraan yaitu reklame yang
di tempatkan atau di temple pada kendaraan berjalan.
6. Reklame selebaran yaitu reklame yang berbentuk selebaran
lepas dan diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan
atau dapat diminta dengan ketentuan tidak di tempelkan,
diletakkan atau digantungkan pada sautu benda yang lain.
7. Reklame udara yaitu reklame yang diselenggarakan di udara
dengan memakai laser, pesawat, gas atau alat sejenisnya.
8. Reklame film/slide yaitu reklame yang diselnggarakan
menggunakan klise berupa kaca atau film.
29
9. Reklame suara yaitu reklame yang diselnggarakan dengan
menggunakan kata-kata yang diucapkan atau oleh alat
perantaraan.
10. Reklame peragaan yaitu reklame yang diselenggarakan dengan
cara memperagakan suatu barang tanpa bersuara.
B. Bukan Objek Pajak Reklame
Pada pajak reklame tidak semua penyelenggaraan reklame
dikenakan pajak, ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk kategori
objek pajak reklame menurut Siahaan (2013:385) yaitu :
1. Penyelenggaraan reklame melalui internet, radio, televisi,
Koran atau sejenisnya.
2. Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat
amaupun daerah
3. Merek suatu produk yang melekat pada barang yang dijual
yang berfungsi untuk membedakan produk nya dengan
produk lain.
4. Nama pengenal usaha atau profesi yang ditempelkan pada
bagunan tempat usaha tersebut
2.5.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame
Menurut Siahaan (2013:386) pada pajak reklame yang menjadi
subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.
Kemudian wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame. Dalam pajak reklame ada yang disebut pihak
ketiga, ketika orang pribadi atau badan menyelenggarakan reklame melalui
30
perusahaan jasa periklanan makan yang menjadi wajib pajak reklame
tersebuat adalah perusahaan jasa periklanan.
2.5.5 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Reklame
Adapun dasar pengenaan pajak reklame, tarif pajak reklame dan cara
perhitungan reklame menurut Siahaan (2013:387) sebagai berikut :
A. Dasar Pengenaan Pajak Reklame
Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame (NSR),
yaitu nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya
pajak reklame. Jika reklame di selenggarakan oleh pihak ketiga maka NSR
ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame. Apabila reklame di
selenggarakan sendiri maka NSR dihitung dengan memperhatikan factor
jenis, bahan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan
nya, jumlah dan ukuran media reklame.
Dalam peraturan daerah tentang pajak reklame, NSR dapat ditentukan
dihitung berdasarkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Besarnya biaya pemeliharaan reklame
2. Besarnya biaya pemasangan reklame
3. Jangka waktu pemasangan reklame
4. Nilai strategis lokasi pemasangan reklame
5. Jenis reklame
Nilai sewa reklame dihitung dengan rumus :
NSR = Nilai Jual Objek Reklame (NJOR) + Nilai Strategis
Pemasangan Reklame (NSPR)
31
Nilai Jual Objek Reklame adalah keseluruhan pembayaran yang
dikeuarkan pemilik atau penyelenggara reklame termasuk biaya beli bahan
reklame, konstruksi, instalasi listrik, ongkos perakitan, pemancaran,
peragaan, pengecatan, penayangan, pemasangan dan transportasi
pengangkutan dan lain-lain sampai bangunan reklame selesai atau
terpasang di tempat yang telah diizinkan. Perhitungan NJOR didasarkan
pada besarnya komponen biaya penyelenggraan reklame meliputi :
1. Biaya pembuatan
2. Biaya pemeliharan
3. Jenis reklame
4. Lama pemasangan
5. Luas bidag reklame
6. Ketinggian reklame
Besarnya NJOR dihiung dengan rumus :
NJOR = (ukuran reklame x harga dasar ukuran reklame) +
(ketinggian reklame x harga dasar ketinggian reklame).
Nilai Strategis Pemasangan Reklame (NSPR) adalah ukuran nilai yang
ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut. Perhitungan
nilai strategis didasarkan pada besarnya ukuran reklame, dengan
indikator : nilai fungsi ruang (NFR), lokasi pemasangan, nilai fungsi jalan
(NFJ), dan nilai sudut pandang (NSP).
Besarnya NSPR dihitung dengan rumus sebagai berikut :
NSPR = ( NFR+NSP+NFJ) x Harga Dsar Nilai Strategis.
32
NSPR = [{Fungsi ruang (=bobot xskor)} + { Fungsi Jalan ( =
bobot x skor )} + { sudut pandang (= bobot x skor)}] x harga
dasar nilai strategis.
Besar nya pajak reklame untuk minuman beralkohol dan rokok ditambah
25 % dari NSR.
Untuk menghitung luas reklame sebagai dasar pengenaan pajak dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Reklame mempunyai bingkai atau batas, dihitung dari bingkai atau
bataspaling luar dimana seluruh gambar, kalimat, atau huruf-huruf
tersebut berada didalamnya
b. Reklame yang tidak berbentuk persegi dan tidak berbingkai dihitung
dar gambar, kalimat, atau huruf-huruf yang paling luar dengan jalan
menarik garis lurus vertical dan horizontal, sehingga merupakan empat
persegi
c. Reklame yang berbentuk pola, dihitung dengan rumus berdasarkan
bentuk benda masing-masing reklame.
B. Tarif Pajak Reklame
Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25 % dan
ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang
bersangkutan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan
kepada pemerintah kabupaten/koa untuk menetapkan tariff pajak yang
dipandang sesusia dengan kondisi masing-masing daerah
kabupaten/kota tersebut.
33
C. Perhitungan Pajak Reklame
Besaran pokok pajak reklame yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak, rumusnya
sebagai berikut :
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x Nilai Sewa Reklame
2.5.6 Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak, dan Wilayah
Pemungutan Pajak Reklame
Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu
bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan
bupati/walikota( satu bulan penuh).
Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwimkecuali
wajib pajak menggunakan buku yang tidak sama dengan tahun takwim
(satu tahun penuh). Masa pajak umunya dengan jangka waktu tertentu
sama dengan lama nya penyelenggaraan reklame tersebut. Penetapan masa
pajak tidak hanya satu bulan takwim, liat contoh sebagai berikut :
1. Masa pajak dengan jangka waktu satu tahun ditetapkan bagi reklame
jenis megatron, vidiotron, billboard/papan, neon box, reklame
berjalan/kendaraan dan reklame suara (permanen).
34
2. Masa pajak denga jangka waktu satu bulan ditetapkan bagi reklame
jenis stiker/poster, reklame udara/balon, film/slide, dan reklame
peragaan (permanen)
3. Masa pajak dengan jangka waktu satu hari ditetapkan bagi reklame
jenis baligo dan kain/spanduk/umbul-umbul/banner.
4. Masa pajak dengan jangka waktu satu kali penyelenggaraan ditetapkan
bagi reklame jenis selebaran/brosur, reklame suara(tidak permanen)
dan reklame peragaan (tidak permanen).
Pajak terutang pajak yang harus di bayar oleh wajib pajak pada suatu
saat, dlaam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan
peraturan daerah tentang pajak reklame yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota setempat.
Pajak yang terutang dipungut di wilayah kabupaten/ kota tempat reklame
berlokasi dan hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah kabupaten/
kota yang hanya terbatas atas setiap reklame yang berlokasi dan terdaftar
dalam lingkup wilayah administrasinya.