22
BAB I PENDAHULUAN Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya tersingkap sekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment dan mempunyai arti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan. Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagenesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi dan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut. Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun, sedimen

karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

  • Upload
    vonhu

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

BAB I

PENDAHULUAN

Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di

permukaan bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan

beku dan metamorf hanya tersingkap sekitar 25 % dari luas permukaan bumi.

Oleh karena itu, batuan sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena

sebagian besar aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula

dijumpai pada batua sediment dan mempunyai arti penting dalam menentukan

umur batuan dan lingkungan pengendapan.

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagenesis

dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini

meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan

yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi dan

transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika

energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.

Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir

menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia

yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi

sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar

lautpun, sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut

dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi

kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi

reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar

laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap

di antara butiran mineral.

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN

Proses pembentukan batuan sediment disebut juga sedimentasi.

Sedimentasi diartikan dalam banyak arti dan dari banyak ilmuwan. Salah satunya

adalah Pettijohn. Ia mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan

sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material

pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan

pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai

laut dalam.

up SedimentasiGambar : Siklus Batuan Yang Mencakup Sedimantasi.

Proses sedimentasi ini berlangsung dalam 4 tahap yaitu:

1. Pelapukan (Weathering)

Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah

pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia

dan/atau biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan

sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses

pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai

batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh

dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan

klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya.

Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga

dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis

pembentukan tanah itu sendiri (Boggs, 1995).

A. PELAPUKAN FISIK

Pelapukan fisik adalah proses dimana batuan pecah menjadi kepingan

yang lebih kecil, tetapi tanpa mengalami perubahan komposisi kimia dan mineral

yang berarti. Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan fragment/kristal kecil sampai

blok kekar (joint block) yang berukuran besar.

Jenis pelapukan fisik yaitu :

• Stress release: batuan yang muncul ke permukaan bumi melepaskan

stress menghasilkan kekar atau retakan yang sejajar permukaan

topografi.

• Frost action and hydro-fracturing: pembekuan air dalam batuan.

Proses ini tergantung:

1. Keberadaan pori dan retakan dalam batuan

2. Keberadaan air/cairan dalam pori

3. Temperatur yang turun naik dalam jangka waktu tertentu.

B. PELAPUKAN KIMIA

Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan

dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi

dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi

larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur

setempat membentuk kristal mineral baru.

Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan

ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering atau

sangat dingin.

Jenis pelapukan kimia:

1. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan

mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat

dan membebaskan kation logam dan silika. Mineral lempung seperti

kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses pelapukan

kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran

terpenting dalam pelapukan kimia.

2. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga

membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana

mineral kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir

ini sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan

selalu ada air. Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan

air pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.

3. Oksidasi berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya

terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain

yang mudah teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur, contohnya

pada pirit (Fe2S).

4. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup)

lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini

membuat besi menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih

mudah larut sehingga lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang

pada sistem pelapukan dalam pelarutan.

5. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum

oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi

yang baru.

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

6. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan

seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.

2. Erosi dan Transportasi

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah

menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat.

Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini

dapat terjadi melalui beberapa cara:

Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang

ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing

sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.

Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada

dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah

satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam

mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.

Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan

batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.

Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada

di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.

3. Transportasi dan Deposisi

a) Transportasi dan deposisi partikel oleh fluida :

Pada transportasi oleh partikel fluida, partikel dan fluida akan bergerak

secara bersama-sama. Sifat fisik yang berpengaruh terutama adalah densitas dan

viskositas air lebih besar daripada angina sehingga air lebih mampu mengangkut

partikel yang mengangkut partikel lebih besar daripada yang dapat diangkut

angina. Viskositas adalah kemampuan fluida untuk mengalir. Jika viskositas

rendah maka kecepatan mengalirnya akan rendah dan sebaliknya. Viskositas yang

kecepatan mewngalirnyabesar merupakan viskositas yang tinngi.

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

b) Transportasi dan deposisi partikeloleh sediment gravity flow

Pada transportasi ini partikel sediment tertransport langsung oleh pengaruh

gravitasi, disini material akan bergerak lebih dulu baru kemudian medianya. Jadi

disini partikel bergerak tanpa batuan fluida, partikel sedimen akan bergerak

karena terjadi perubahan energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik. Yang

termasuk dalam sediment gravity flow antara lain adalah debris flow, grain flow

dan arus turbid. Deposisi sediment oleh gravity flow akan menghasilkan produk

yang berbeda dengan deposisi sediment oleh fluida flow karena pada gravity flow

transportasi dan deposisi terjadi dengan cepat sekali akibat pengaruh gravitasi.

Batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses ini umumnya akan mempunyai

sortasi yang buruk dan memperlihatkan struktur deformasi.

Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen dan penamaan

batuan sedimen telah ditemukan oleh para ahli, baik berdasarkan genetic maupun

deskrritif. Secara genetic dapat disimpulkan dua golongan (Pettijohn,1975 dan

W.T.Huang,1962).

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim,

topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang

mengontrol pengangkutan sediment (transportasi) adalah air, angin, dan juga gaya

grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju.

Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama,

karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah

mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran

sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir.

Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi

(confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar

di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.

Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut

cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan

karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena

bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka

susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan

semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin

banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak

disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang

dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.

Sedimen dapat diangkut dengan empat cara:

• Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat

kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh

aliran air atau angin yang ada.

• Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir,

kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang

bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di

dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya

aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam.

Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser,

atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.

• Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi

pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu

menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya

grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke

dasar.

• Grafity flow : terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida

yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai

akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan

sedimen pasir tersebut ke dasar.

4. Deposisi / Pengendapan

Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa

selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang

tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan

yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses

pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan

secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru

kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan

sedimen saat ini.

Lithifikasi

Litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan

sediment yang kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir.

Seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam

dan terlitifikasi disebut sebagai diagenesis. Diagenesis terjadi pada temperatur dan

tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi selama proses pelapukan, namun lebih

rendah daripada proses metamorfisme.

Proses diagenesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan proses

yang mengontrolnya, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi.

Proses diagenesis sangat berperan dalam menentukan bentuk dan karakter

akhir batuan sedimen yang dihasilkannya. Proses diagenesis akan menyebabkan

perubahan material sedimen. Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik,

mineralogi dan kimia.

Proses diagenesis terdiri dari 4 tahapan yaitu:

a. Kompaksi

Pada saat perlapisan di batuan sedimen terbentuk, tekanan yang ada di

perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di

atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan

batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini

sering disebut kompaksi.

b. Sementasi

Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan

mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-

partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang

lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi.

Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang

ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen

yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-

butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil

yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi,

kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.

c. Kristalisasi

Ketika air menguap, kumpulan bahan sediment ini akan menjadi kristal

yang solid dan akan mengeras menjadi batu.

d. Reaksi Kimia

Reaksi kimia berlangsung secara oksidasi maupun reduksi sehingga ada

perubahan biloks. Contohnya perubahan biloks pada oksidasi ion bikarbonat.

B. STRUKTUR SEDIMEN DAN BEBERAPA BATUAN SEDIMEN

Dari pembahasan mengenai batuan sediment, kita akan mendapat banyak

istilah, terutama tentang struktur sedimen diantaranya:

1. Ripple Mark

Ripple mark merupakan salah satu struktur sedimen yang terbentuk akibat

aktivitas erosional. Pengertian ripple itu sendiri adalah suatu bentukan struktur

yang menunjukkan adanya undulasi berjarak teratur pada permukaan pasir atau

pada permukaan perlapisan batupasir. Perkembangan dari struktur ini adalah cross

lamination, yang merupakan pola struktur laminasi internal yang berkembang saat

migrasi dari struktur ripple.

Pembentukan struktur ripple ini berasal dari adanya suatu arus, misalnya

arus angin yang membawa material-material pasir sebagai material transport

kemudian dengan mekanisme pergerakan arus yang khas mengendapkan material

transport tadi pada front side-suatu-ripple. Intinya Ripple mark berbentuk

gelombang karena disebabkan oleh arus.

Ripple mark dapat dipergunakan dalam penentuan arah arus dan penentuan

top and bottom.

2. Cross Bedding

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

Dalam geologi, cross-bedding cenderung mengacu pada struktur sedimen

di unit horizontal batu. Struktur miring ini adalah merupakan deposito dari

bedforms seperti riak dan bukit pasir, dan mereka menunjukkan bahwa

lingkungan depositional berisi fluida yang mengalir (biasanya, air atau angin).

Singkatnya Cross Bedding (Current Bedding) dapat diartikan dengan

perlapisan/batuan saling potong memotong satu dengan yang lainnya.

Cross Bedding dapat dibagi 2 bentuk yaitu planar dan wavy cross bedding.

Planar cross bedding memiliki bentuk relative seperti garis, sedangkan wavy cross

bedding berbentuk seperti kurva.

3. Graded Bedding

Graded Bedding merupakan struktur sedimen yang terbentuk bila butiran

butiran dalam tubuh batuan sedimen berubah secara gradual, samakin menghalus

atau semakin mengkasar. Pettijohn (1957) menggambarkan dua tipe pokok

gradasi. Tipe pertama yaitu tidak terdapat butiran halus pada bagian bawah

gradasi . Sedangkan tipe kedua yaitu butiran-halus-terdapat-pada-seluruh-gradasi-.

(Pettijohn,1957 )

Struktur ini berguna dalam penentuan top and bottom suatu batuan dimana

pada umumnya pada gradasi normal, butiran yang berukuran lebih besar akan

terendapkan terlebih dulu, sehingga bagian bottom memiliki ukuran butiran yang

cenderung lebih besar.

Struktur graded bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana

butiran makin ke atas makin halus. Secara genesa, graded bedding oleh arus turbid

juga terjadi oleh selain oleh kerja suspensi juga disebabkan oleh pengaruh arus

turbulensi.

4. Load Cast

Load Cast merupakan lekukan yang timbul pada permukaan lapisan akibat

beban yang ada diatasnya atau dapat diartikan sebuah ketidakteraturan di dasar

sebuah lapisan atasnya, biasanya batu pasir, sedang yang menjadi lapisan dasar

biasanya shale atau tanah liat.

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

5. Convolute Bedding

Merupakan liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi. Struktur

ini merupakan struktur yang paling tidak terstruktur dikarenakan energi

gelombang yang bolak-balik dan tidak menentu sehingga menghasilkan alur

sedimentasi yang susah di prediksi.

Dari no.1-5 diatas merupakan contoh-contoh struktur sediment, sedangkan

no. 6-10 dibawah ini merupakan contoh batuan sedimen dan fungsinya.

6. Batubara (Coal)

Termasuk kedalam jenis batuan sedimen batubara. Batu bara merupakan

batuan sedimen nonklastik yang tersusun atas senyawa karbon, batu bara dibentuk

dari tumbuhan purba yang mengalami dekomposis dan terkubur dalam lapisan

sedimen selama jutaan tahun lamanya dalam periode carboniferous (260 – 350

juta tahun lalu) semakin banyak lapisan yang terbentuk, maka lapisan ini akan

tertimbun oleh lapisan diatasnya dan mengalami peningkatan suhu dan berat dan

bahan organic yang ada, setelah jutaan tahun, kondisi fisik ini menyebabkan batu

bara terbentuk dari karbon, hydrogen, oksigen, sulfur, nitrogen, dan mineral

anorganik lain dari tumbuhan. Batu bara yang terbentuk pada suatu lapisan

disebut “seams”. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsure

karbon,oksigen, air dan tingkat perkembangannya. Contohnya peat, lignit,

bituminous coal, anthracite.

Beberapa jenis batu bara :

Peat : Padat dan sebagian terdiri dari hasil penguraian material

organik. Mengandung 50 %

Lignite : Berwarna coklat atau abu-abu, rapuh dan kebanyakan

tidak murni, masih memperlihatkan potongan-potongan

tumbuhan/kayu. Mengandung 80% karbon

Bituminous : Hitam dengan beberapa kumpulan. Beberapa

kumpulan bersinar sedangkan yang lain tidak. Kumpulan-

kumpulan ini menunjukkan beberapa macam material tumbuhan

dalam proses yang berbeda-beda yang dapat dilihat dengan

mikroskop. Mengandung 90% karbon.

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

Anthracite : Fase tertinggi dalam batu bara. Mengandung 95%

karbon

7. Batu Gamping (Limestone)

Batu gamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terdapat di alam.

Umumnya terdiri dari kalsit, beberapa mempunyai imparities atau variasi bagus

bahkan keduanya dalam penampakkannya. Beberapa baugamping yang berbentuk

butiran halus mungkin terbentuk secara presipitasi kimia dengan batuan banyak

atu sedikit organisme kecil, beberapa sedimen pada dasar laut kemungkinan

tersingkap di lapisan awal pada formasi batugamping ukuran halus. Tampak luar

bahan tambang batu gamping berwarna putih, putih kekuningan, abu-abu hingga

hitam.

Berdasarkan determinasi bahan tambang batu gamping merupakan salah

satu bahan galian industri yang potensinya sangat besar. Cadangan batu gamping

di seluruh Indonesia diperkirakan lebih dari 28 milyar ton yang tersebar hampir

diseluruh wilayah Indonesia, salah satu lokasi depositnya yang cukup besar adalah

di Tasikmalaya bagian Selatan.

8. Batu Rijang (Flintstone)

Rjang atau batu api (Bahasa Inggris: flint atau flintstone) adalah batuan

endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Disebut “batu

api” karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api

yang dapat membakar bahan kering.

Rjang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang

terutama ditemukan dalam bentuk nodul pada batuan endapan seperti kapur atau

gamping. Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata

dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll.

Poses pembentukan rijang belum jelas atau disepakati, tapi secara umum

dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada

pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang

menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi rongga pada sedimen,

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi

silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang ditemukan pada rijang.

9. Batu Pasir (Sandstone)

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran

pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya

terakumulasi pada suatu tempat. Batu pasir termasuk dalam batuan sediment

klastik. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi

batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari

batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir

umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan

Graywacke.

Quartz Sandstone

Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari

kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan

ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian

besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

Arkose

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan

feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya

mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit

butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif

pendek.

Graywacke

Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih

komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan

sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

Manfaat batu pasir diantaranya ialah sebagi berikut:

Industri gelas kaca: Batu pasir kuarts mengandung senyawa silika yang

merupakan oksida pembentuk gelas.

Industri Semen: Sebagai pengontrol kandungan silika dalam semen yang

akan dihasilkan.

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewDalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang

Industri Keramik: Bahan baku pembuatan tegel mosaik/ email.

Industri gerinda: Sebagai pengamplas.

Industri pengecatan logam: Bahan baku pasir cetak dan sebagai bahan

penghilang karat dalam industri logam.

10. Shale

Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan

ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya

tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih

besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung

atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu

serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila

dipanasi menjadi plastis.

Shale digunakan dalam semen dan batu bata, beton, dan pembangunan

jalan, dan produk keramik.

Beberapa shale memiliki minyak di dalamnya dan dapat digunakan untuk

bahan bakar. Sekarang ini, terlalu banyak biaya untuk mendapatkan minyak

keluar dari serpih, sehingga tidak digunakan lagi cara seperti itu.