21

Click here to load reader

seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

  • Upload
    lynhu

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

KONDISI FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEJADIAN DIARE

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK I KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tutiek Rahayu, Siti Mariyam, Yuliati

Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kondisi faktor lingkungan pada masyarakat yang mengalami kejadian diare dan masyarakat yang tidak mengalami kejadian diare, faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare dan faktor lingkungan yang paling dominan dalam mendukung kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan rancangan kasus kontrol (case control) menggunakan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian ini adalah warga masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 30 responden kasus dan 30 responden kontrol. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor lingkungan, sedangkan variabel tergantungnya adalah kejadian diare. Data penelitian ini diperoleh dengan observasi, wawancara dan pengisian kuesioner. Penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kondisi faktor lingkungan yang signifikan (P < 0,05) antara masyarakat yang mengalami kejadian diare dan tidak mengalami kejadian diare. Faktor lingkungan yang diduga mendukung kejadian diare adalah jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah. Faktor lingkungan yang diduga paling dominan dalam mendukung kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta adalah tempat pembuangan sampah karena memiliki kategori tidak baik dengan jumlah persentase hanya 28,33%.

Kata kunci: diare, faktor lingkungan

Page 2: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kejadian

diare yang cukup tinggi. Tahun 2006 angka kesakitan meningkat sebesar

423/1.000 penduduk pada semua umur. Dari keseluruhan angka morbiditas

hampir 60 persen didominasi anak anak. Berdasarkan hasil penelitian

terbaru dari riset kesehatan dasar tahun 2008, diare merupakan

penyumbang kematian terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 31,4 persen

dari total kematian bayi. Diare juga penyebab kematian terbesar balita.

Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air disebabkan oleh penyakit

diare. Hal ini tentu patut menjadi perhatian utama karena terdapat

peningkatan angka morbiditas dan mortalitas diare di Indonesia dari tahun

ke tahun (Fera Diastyarini, 2009).

Angka kejadian Diare Di Kabupaten Sleman juga cukup tinggi. Selama

Tahun 2007 angka kejadian diare yang rawat jalan di Puskesmas berumur

1 bulan – 1 tahun berjumlah 1334 orang. Pasien rawat jalan di Puskesmas

berumur 1 – 4 tahun berjumlah 2797 orang. Pasien rawat jalan di

Puskesmas berumur 5 – 9 tahun berjumlah 1399 orang. Pasien rawat jalan

di Puskesmas berumur 10 - 14 tahun berjumlah 1395 orang (BPS Sleman,

2008: 123-126).

Salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman yang memiliki angka

kejadian diare cukup tinggi yaitu masuk ke dalam urutan 10 besar penyakit

yang paling sering diderita oleh masyarakat. Kecamatan tersebut yaitu

Kecamatan Ngemplak, di Puskesmas Ngemplak I. Pada tahun 2009, di

Puskesmas Ngemplak I angka kejadian diare menduduki peringkat ke-1

yaitu 694 kasus. Angka kejadian diare paling tinggi berada pada kisaran

umur 1-4 tahun yaitu 167 kasus, pada kisaran umur 20-44 tahun yaitu 141

kasus, lalu pada kisaran umur 5-9 tahun yaitu 60 kasus.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi kejadian diare di suatu wilayah

yaitu kuman penyakit yang menyebar melalui mulut, kebersihan

2

Page 3: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

lingkungan, umur, letak geografi, dan juga perilaku masing-masing

individu. ( Juli Soemirat, 2006: 185).

Berdasarkan kejadian diare yang terjadi di Indonesia khususnya di

Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Yogyakarta maka perlu

dilakukan upaya penurunan dan pencegahan kasus diare. Untuk

mendukung upaya penurunan dan pencegahan kasus diare yang terjadi

maka perlu dilakukan penelitian mengenai kondisi faktor lingkungan

terhadap kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak I

Kabupaten Sleman Yogyakarta.

1. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang masalahnya, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

a. Apakah ada perbedaan kondisi lingkungan pada masyarakat yang

mengalami kejadian diare dan masyarakat yang tidak mengalami

kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta?

b. Apa saja faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare di wilayah

kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta?

c. Apa faktor lingkungan yang paling dominan dalam mendukung

kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta?

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi faktor lingkungan

pada masyarakat yang mengalami kejadian diare dan masyarakat yang

tidak mengalami kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak

I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare

di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah

Istimewa Yogyakarta.

3

Page 4: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

c. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang paling dominan dalam

mendukung kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk berbagai macam kegunaan

diantaranya adalah:

a. Bagi Mahasiswa yaitu mengetahui perbedaan kondisi faktor

lingkungan pada masyarakat yang mengalami kejadian diare dan

masyarakat yang tidak mengalami kejadian diare. Serta mengetahui

faktor-faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare.

b. Bagi Masyarakat

Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu terobosan

dalam upaya menjaga sanitasi lingkungan guna mencegah dan

mengurangi resiko terjadinya diare.

c. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai bahan masukan dalam penentuan intervensi dari permasalahan

kesehatan yang terjadi yang berhubungan dengan faktor lingkungan

dan kejadian diare.

d. Keilmuan

Sebagai bahan masukan dan dokumen ilmiah yang bermanfaat dalam

mengembangkan ilmu terkait tentang masalah diare serta dapat

digunakan dan bahan perbandingan penelitian selanjutnya terutama

untuk penelitian yang serupa di daerah lain.

4. Batasan Operasional

a. Diare

Diare adalah buang air besar yang ditandai dengan perubahan bentuk

dan konsistensi tinja yang lembek atau sampai mencair dengan

frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari.

b. Faktor lingkungan

Faktor-faktor lingkungan fisik yang menimbulkan atau mungkin

menimbulkan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan yang meliputi

4

Page 5: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

sumber air bersih, jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, serta

saluran pembuangan air limbah.

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey dengan

rancangan kasus kontrol (case-control). Sebagai kelompok kasus dalam

penelitian ini adalah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I yang

mengalami diare yang terjadi dalam kurun waktu 1 tahun yaitu tahun

2009. Sebagai kontrol adalah penduduk yang bertempat tinggal di wilayah

kerja Puskesmas Ngemplak I Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang

tidak mengalami diare.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2010

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah

faktor lingkungan yang meliputi (1) sumber air bersih, (2) jamban

keluarga, (3) tempat pembuangan sampah dan (4) saluran pembuangan

limbah. Variabel terikatnya adalah kejadian diare.

4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang bertempat di

wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta yang mengalami diare. Sampel adalah sebagian dari jumlah

penduduk yang mengalami diare dalam kurun waktu tahun 2009.

5. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling. Pada penelitian ini, pengambilan sampel didasarkan

atas pertimbangan analisis bahwa untuk analisis chi square jumlah sampel

(n) minimal sebanyak 30. Untuk penelitian ini sampel diambil dari Desa

5

Page 6: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

Sindumartani yang menurut kriteria desa tersebut memiliki kondisi

lingkungan fisik yang kurang baik.

6. Instrumentasi

a. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian untuk pengambilan data dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi dari penderita

diare sebagai responden penelitian dan pengamatan/observasi secara

langsung kondisi lingkungan responden yang meliputi sumber air

bersih, fasilitas jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan

saluran pembuangan limbah dengan mengambil beberapa gambar/foto

serta wawancara dengan responden mengenai kondisi lingkungan

sekitar. Validitas instrumen dalam penelitian ini terdiri dari validitas

isi, konstruk, dan butir angket.

7. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu: data primer

ini peneliti peroleh dengan menggunakan angket yaitu dengan melakukan

kunjungan ke rumah responden untuk memberikan angket sekaligus

memperoleh jawaban dengan cara peneliti mengisi pada lembar kuesioner

sesuai dengan jawaban atau dengan kondisi responden. Serta data

sekunder, yaitu data mengenai identitas penduduk dan data hasil

pemeriksaan kualitas air yang diperoleh dari petugas Puskesmas

Ngemplak I.

8. Teknik Analisis Data

Semua data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan uji statistik deskriptif dan analisis chi square

6

Page 7: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Gambaran Kondisi Faktor Lingkungan Responden

Tabel 1. Gambaran Kondisi Faktor Lingkungan Responden di Desa Sindumartani Mei- Juni 2010

No Faktor lingkungan

Kasus (diare) Kontrol (tidak diare)

N % N %

1. Baik 2 3,3 24 40

2. Cukup baik 11 18,3 6 10

3. Kurang baik 13 21,7 0 0

4. Tidak baik 4 6,7 0 0

Jumlah 30 50% 30 50%

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa kondisi faktor

lingkungan pada kelompok kasus sangat berbeda dengan kelompok

kontrol.

2. Hasil Analisis Chi Square

Tabel 2. Hasil uji Chi Square

Perbedaan kondisi lingkungan P Keterangan

Kasus dengan kontrol 0.000 Signifikan

P <0,5

Berdasarkan tabel 2 dinyatakan bahwa kondisi faktor lingkungan

berbeda secara signifikan antara masyarakat yang mengalami kejadian

diare dengan masyarakat yang tidak mengalami kejadian diare

ditunjukkan dengan nilai signifikansi (P) sebesar 0.000 pada taraf

signikansi P<0,05.

7

Page 8: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

Tabel. 3. Perbandingan Faktor Lingkungan pada kelompok kasus dan kontrol di Desa Sindumartani Mei-Juni 2010

Nomor

Mean dari Kelompok kasus

Kelompok Control

1 Jamban 50 82,78

2 Sumbe Air rbersih 70,67 90,67

3 Tempat Pembuangan Sampah 28,33 64,17

4 Saluran pembungan air limbah 52,50 85,85

3. Hasil Pemeriksaan Kualitas Bakteriologi Air Sumur di Desa

Sindumartani

Hasil pemeriksaan kualitas bakteriologi air sumur di Desa

Sindumartani menunjukkan dari 15 sampel tersebut, terdapat 13

sampel air yang tidak memenuhi syarat karena terdapat Coliform total

yang melebihi ambang batas maksimal yaitu > 50/100 ml air.

4. Pembahasan

Hasil penelitian kondisi faktor lingkungan dan kejadian diare di

wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I, Kabupaten sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta setelah dilakukan analisis dapat dibahas sebagai berikut.

a. Kondisi Faktor Lingkungan pada Masyarakat yang Mengalami

Kejadian Diare (kasus) dan Masyarakat yang tidak Mengalami

Kejadian Diare (kontrol)

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis menggunakan uji Chi

Square terlihat bahwa kondisi lingkungan yang baik pada pada

masyarakat yang mengalami kejadian diare (kasus) lebih rendah yaitu

hanya 3,3% dibanding dengan masyarakat yang tidak mengalami

kejadian diare (kontrol) yang memiliki lingkungan baik sebesar 40%

(lihat pada tabel 11). Dari hasil penelitian ini, pada kelompok kasus

persen tertinggi kondisi faktor lingkungan ada pada kondisi kurang

baik yaitu sebesar 21,7% dan kondisi lingkungan tidak baik sebesar 8

Page 9: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

6,7% sedangkan pada kelompok kontrol kondisi faktor lingkungan

kurang baik dan tidak baik sebesar 0%. Rerata kondisi faktor

lingkungan pada masyarakat yang mengalami kejadian diare (kasus)

berbeda secara signifikan dengan masyarakat yang tidak mengalami

kejadian diare (kontrol) dengan nilai P sebesar 0,000 pada taraf

signikansi P < 0,05. Hal ini berarti ada perbedaan kondisi faktor

lingkungan yang signifikan antara masyarakat yang mengalami

kejadian diare dengan masyarakat yang tidak mengalami kejadian

diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta

b. Faktor Lingkungan yang Mendukung Kejadian Diare

Faktor lingkungan yang diamati dalam penelitian ini adalah

jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran

pembuangan air limbah. Dalam penelitian ini masing-masing faktor

lingkungan diamati mulai dari ketersediaan sampai kondisi yang ada

pada setiap faktor yang diamati. Berdasarkan data yang diperoleh

melalui kuesioner dan hasil observasi tentang faktor lingkungan yang

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I kabupaten Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di desa Sindumartani terlihat

bahwa masyarakat yang mengalami kejadian diare (kasus) dalam

penelitian ini memiliki prosentase rerata kondisi lingkungan baik

hanya 3,3% jika dibanding dengan masyarakat yang tidak mengalami

kejadian diare (kontrol) dalam penelitian ini yang memiliki lingkungan

baik sebesar 40% (lihat pada tabel 3). Dari hasil penelitian ini, pada

kelompok kasus persen tertinggi kondisi faktor lingkungan ada pada

kondisi kurang baik yaitu sebesar 21,7% dan kondisi faktor lingkungan

tidak baik sebesar 6,7% sehingga dapat diduga lingkungan yang

kurang baik dan tidak baik dapat mendukung kejadian diare.

Pada masyarakat yang mengalami kejadian diare (kasus) rerata

kondisi jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan

saluran pembuangan air limbah sangat berbeda dengan masyarakat

9

Page 10: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

yang tidak mengalami kejadian diare (kontrol). Kondisi jamban,

sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran

pembuangan air limbah pada masyarakat yang mengalami kejadian

diare (kasus) memiliki rerata lebih rendah dibanding dengan

masyarakat yang tidak diare (kontrol). Berdasarkan jumlah rerata

tersebut, jika dikelompokkan dalam ketegori kondisi lingkungan,

kondisi tempat pembuangan sampah, jamban, saluran pembuangan air

limbah berada dalam kondisi kurang baik. Sedangkan untuk kondisi air

menurut jumlah rerata dikategorikan cukup baik, akan tetapi

berdasarkan hasil uji kualitas bakteriologi air yang dilakukan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman kualitas air sumur Desa

Sindumartani dari 15 sampel yang diambil secara random terdapat 13

sampel air yang tidak memenuhi syarat bakteriologi karena

mengandung Coliform total yang melebihi batas maksimal yaitu lebih

dari 50/100 ml . Berdasarkan hasil observasi bahwa masyarakat di desa

Sindumartani terutama masyarakat kasus sebanyak 66,6% memiki

hewan ternak sapi. Bakteri Eschereria coli hidup dalam organ

pencernaan berbagai hewan ternak untuk membantu mencernakan

selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat

diserap oleh dinding usus. Adanya bakteri Eschereria coli yang ada

pada kotoran ternak atau bahan yang telah terkontaminasi dengan

kotoran hewan ternak dimungkinkan dapat menyebabkan pencemaran

sehingga menurunkan kualitas air (Gurungeblog, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa faktor lingkungan

jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan tempat

pembuangan air limbah diduga dapat mendukung kejadian diare. Hasil

penelitian ini sesuai dengan dengan penelitian Wibowo (2004: 79)

yang menyatakan kepemilikan sarana air bersih dan tempat

pembuangan tinja bermakna secara statistik sebagai faktor resiko diare.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori Blum (dalam Lina

Handayani 2007: 37) yang menyatakan bahwa status kesehatan

10

Page 11: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu perilaku, lingkungan,

pelayanan kesehatan, dan genetika. Selain itu menurut Juli Soemirat

(2005: 18) dilihat dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi

karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya.

c. Faktor Lingkungan yang paling Dominan dalam Mendukung Kejadian

Diare

Berdasarkan beberapa faktor lingkungan yang diamati antara lain

jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan tempat

pembuangan air limbah diduga yang paling dominan dalam

mendukung kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta adalah tempat

pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah diduga sebagai

faktor yang paling dominan karena memiliki rerata paling rendah

dibanding dengan faktor lainnya yaitu jamban, air dan saluran

pembuangan air limbah.

Tempat pembuangan sampah di lingkungan masyarakat yang

mengalami kejadian diare (kasus) memiliki rerata paling rendah yaitu

hanya 28,33% (lihat pada tabel 3). Hal ini berarti kondisi tempat

pembuangan sampah pada masyarakat yang mengalami kejadian diare

(kasus) termasuk dalam kategori tidak baik. Masyarakat yang tidak

mengalami kejadian diare (kontrol) rerata tempat pembuangan sampah

lebih tinggi sebesar 64,17% dan termasuk kategori cukup baik (lihat

pada tabel 1). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di

Desa Sindumartani banyak masyarakat terutama yang mengalami

kejadian diare tidak mempunyai tempat pembuangan sampah yang

baik. Sampah-sampah dalam keadaan berserakan dan dibuang di depan

rumah, selain itu juga dibuang di pinggir sungai yang ada di daerah

tersebut. Pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan

dapat menjadi media bagi kehidupan vektor penyakit yang dapat

mengganggu kesehatan.

11

Page 12: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

Penularan dapat terjadi karena lalat (Musca domestica) mudah

berkembang biak di timbunan sampah, tinja manusia dan kotoran

ternak dan memiliki jarak terbang cukup jauh yaitu 7-10 km (Galuh,

2010). Penularan terjadi karena kontak lalat dengan manusia melalui

kontaminasi makanan, air, udara tangan dan kontak antara orang

dengan orang. Infeksi yang disebabkan karena bakteri pathogen seperti

Escherichia coli dan parasit seperti parasit Entamoeba hystolytica yang

dibawa loleh lalat dapat menyebabkan terjadinya diare.

. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yusron Fauzi

(2005) menunjukkan bahwa penggunaan tempat sampah terbuka

berpeluang meningkatkan diare pada anak balita 2,429 kali

dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan tempat sampah

tertutup (p=0,028).

E. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang kondisi faktor lingkungan dan

kejadian diare di wilayah kerja puskesmas Ngemplak I, Sleman, DIY yang

telah dilakukan dapat disimpulkan antara lain:

a. Ada perbedaan kondisi faktor lingkungan yang signifikan antara

masyarakat yang mengalami kejadian diare dengan masyarakat yang tidak

mengalami kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

b. Faktor lingkungan yang diduga mendukung kejadian diare di wilayah

kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan

sampah dan salutan pembuangan air limbah.

c. Faktor lingkungan yang diduga paling dominan dalam mendukung

kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah tempat pembuangan sampah karena

memiliki kategori tidak baik. .

2. Saran

12

Page 13: seminar.uny.ac.idseminar.uny.ac.id/semnasmipa/sites/seminar.uny.ac.id... · Web viewDiare juga penyebab kematian terbesar balita. Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian di atas, maka saran-saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut: untuk instansi terkait diharapkan adanya

promosi kesehatan yang lebih baik lagi untuk kelompok masyarakat yang

terkena kasus diare khususnya mengenai PHBS dan sanitasi lingkungan di

wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Sleman sehingga mampu meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kedua hal tersebut serta

menerapkanya dalam peningkatan kesehatan masyarakat; Bagi peneliti lain dapat

meneliti lebih lanjut mengenai hubungan pengetahuan masyarakat terhadap

pelaksanaan PHBS dan sanitasi lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

Masyarakat diharapkan ada peningkatan peran serta masyarakat dalam mengenal

PHBS dan sanitasi lingkungan dengan mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan

oleh pihak Puskesmas dan menerapkanya dalam menjaga kesehatan

F. Daftar Pustaka

Anonim. (2008). Kabupaten Sleman Dalam Angka 2007. Sleman: BPS Sleman.

Fera Diastyrini. (2009). Pola Penyakit Diare. Diakses dari

http://www.dutamasyarakat.com pada Senin, 8 Maret 2010 puku 22.16 WIB.

Galuh Adi. (2010). Menekan Populasi Serangga, Musim Hujan Bukan Halangan. Diakses dari http://info.medion.co.id

Gurungeblog. (2008). Ciri-ciri, Struktur, Perkembangbiakan, Bentuk dan Manfaat

Bakteri. Diakses dari http://www.gurungeblog.wordpress.com

Juli Soemirat S. (2005). Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.

____________. (2006). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.

Lina Handayani. (2007). Hubungan Higiene Pribadi dan Sanitasi Lingkungan

dengan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tempel I Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman, Tesis. Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM.

Yusran Fauzi, Onny Setiani & Mursid Raharjo. (2005). “Analisis Sarana Dasar

Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu”. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Analisis Sarana Dasar Kesehatan Vol.4 No.2 Oktober 2005.

13