30
TUGAS PENYAKIT TROPIK PENYAKIT HEPATITIS A Kelompok 8 : Meza Nuraisya 25010113120004 Adhe Arviani Aulia 25010113120019 Yuniar Triasputri 25010113120109 Aprisa Anggie Praditya 25010113120124 Merry Putri R Sirait 25010113140257 Najla Salsabila Noor 25010113140324 Arman (LJ) 25010115183018 PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK 1

karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

TUGAS PENYAKIT TROPIK

PENYAKIT HEPATITIS A

Kelompok 8 :

Meza Nuraisya 25010113120004

Adhe Arviani Aulia 25010113120019

Yuniar Triasputri 25010113120109

Aprisa Anggie Praditya 25010113120124

Merry Putri R Sirait 25010113140257

Najla Salsabila Noor 25010113140324

Arman (LJ) 25010115183018

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN 2016

1

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

A. Pendahuluan

Food-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi

makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit, atau

bahan kimia berbahaya atau racun. Mikroba berbahaya yang menyebabkan

penyakit karena makanan biasanya tidak membuat tampilan makanan, bau, atau

rasa berbeda, sehingga sulit untuk mengetahui apakah makanan sudah

terkontaminasi atau tidak.(1)

Food-borne diseases merupakan salah satu penyakit yang paling sering dijumpai

di populasi. Penelitian telah mengidentifikasi lebih dari 250 type foodborne

diseases. Gejala foodborne diseases bervariasi, mulai dari rasa tidak nyaman

sampai dengan kematian. Namun umumnya mual, muntah, diare, kram perut, dan

demam. Sakit tidaknya seseorang setelah mengkonsumsi makanan yang

terkontaminasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk berapa banyak mikroba

yang dikonsumsi, usia seseorang, dan kekuatan sistem kekebalan tubuhnya.(1)

Penyebab food-borne diseases diantaranya Bakteri, virus, parasit,dan racun alami

yang keluar dari makanan itu sendiri. Patogen berbahaya bisa mencemari

makanan dalam berbagai cara, paling sering ketika makanan datang dalam kontak

dengan kotoran (fecal) Foodborne diseases bisa menyerang siapapun. Faktor

risiko akan lebih besar pada masyarakat yang mempunyai sistem immune yang

rendah dan sedang mengidap penyakit tertentu.(1)

Food-borne diseases yang disebabkan oleh virus berasal dalam usus manusia.

Virus membutuhkan hewan hidup atau host manusia untuk tumbuh, sehingga

tidak seperti bakteri, mereka tidak dapat tumbuh pada makanan. Namun, makanan

bisa terkontaminasi dengan virus. Jika virus telah dicerna oleh seseorang, sel

virus lain akan diproduksi dan membuat orang sakit. Kontaminasi dengan virus

yang ditularkan melalui makanan bisa terjadi ketika orang yang terinfeksi

mengolah atau menyajikan makanan, atau melalui kontak dengan kotoran atau air

limbah tercemar. Hanya membutuhkan sejumlah kecil virus untuk menyebabkan

2

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

penyakit. Virus tidak dapat diobati dengan antibiotik. Virus yang ditularkan

melalui makanan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama dalam makanan

atau air, dan beberapa dapat bertahan hidup memasak dan pembekuan. Salah satu

foodborne diseases yang paling umum adalah hepatitis A.(1)

Hepatitis A adalah penyebab utama dari hepatitis virus dan menjadi masalah

kesehatan di seluruh dunia. Virus hepatitis menginfeksi 1-90% atau lebih populasi

manusia dan bervariasi yang sesuai dengan sosial ekonomi, sanitasi, dan

infrastruktur kesehatan masyarakat masing-masing negara. Menurut WHO,

terdapat lebih dari 1,4 juta kasus baru hepatitis A diseluruh dunia setiap tahun.(2)

Inveksi hepatiits telah dikenal sejak jaman dahulu, dengan laporan dari epidemi

penyakit kuning dijelaskan oleh Hippocrates di Yunani pada abad kelima sebelum

masehi. Outbreaks infeksi hepatits pada abad ke 18 sampai 20 dan kempanye

epidemi penyakit kuning selama perang, termasuk perang AS Sipil dan perang

dunia II didokumentasikan secara rinci. Penyebab utama terjadinya outbreaks

hepatitis A biasanya berkaitan dengan makanan atau minuman yang

terkontaminasi.(2)

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV adalah picornavirus

yang memasuki aliran darah melalui usus. Virus masuk ke dalam aliran darah

kemudian mengangkut virus ke sel-sel hati. Setelah di hati virus hepatitis A

bereplikasi. HAV diekskresikan dalam feses atau tinja-yang merupakan rute

transmisi utama.(2)

Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lemas, hilang napsu

makan, kulit dan sklera mata berubah menjadi kuning, demam, dan gejala lainnya.(3) Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa

minggu hingga beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak

sosioekonomi dalam masyarakat.(4)

Disebagian negara berkembang virus Hepatitis A terjadi pada masa anak-anak

umumnya asimtomastis atau gejala sakit ringan. Infeksi yang terjadi pada usia

3

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

selanjutnya hanya dapat diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium terhadap

fungsi hati. Disebagian besar wilayah dunia muncul secara sporadis sebagai

wabah dengan kecenderungan muncul secara siklis. Secara global didapatkan

sekitar 1,4 juta kasus baru infeksi virus hepatitis A pertahun. (4) Didaerah dengan 4

musim, infeksi virus hepatitis A terjadi secara epidemik musiman yang

puncaknya terjadi pada akhir musim semi dan awal musim dingin. Didaerah

tropis, puncak insidensi pernah dilaporkan cenderung terjadi selama musim hujan

dan pola epidemik siklik berulang setiap 5-10 tahun sekali yang mirip dengan

penyakit virus lainnya.(3)

Kira-kira 0,1-2,1 % pasien yang mengalami hepatitis A dapat mengalami

kematian. Pasalnya, hati mengalami kerusakan yang sangat berat atau yang

dikenal sebagai hepatitis fulminant. Kematian pada pasien yang mengalami

hepatitis fulminan lebih banyak diderita pada kelompok dewasa dibandingkan

kelompok anak.

Ketersediaan vaksin inaktif aman dan efektif telah secara signifikan mengurangi

penularan HIV di negara maju, namun vaksin tersebut cukup mahal untuk

diproduksi dan mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup.

pengembangan hemat biaya, vaksin dilemahkan yang memberikan kekebalan

seumur hidup akan diminta untuk mengontrol transmisi HAV di negara

berkembang.

4

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

B. Penyebab Hepatitis A

1. Etiologi

Penyebab penyakit adalah virus Hepatitis A (VHA), termasuk famili

picornaviridae berukuran 27-32 nanometer, genus hepatovirus yang dikenal

sebagai enterovirus 72, mempunyai 1 serotype dan 4 genotype, merupakan

RNA virus untai tunggal. Virus Hepatitis A ini memiliki dosis infeksi

diperkirakan 10-100 partikel virus, bersifat termostabil, tahan asam dan tahan

terhadap empedu. Virus ini diketahui dapat bertahan hidup dalam suhu

ruangan selama lebih dari 1 bulan. Pejamu infeksi VHA hanya terbatas pada

manusia dan beberapa binatang primata dan diekskresikan melalui kotoran.

Virus dapat diperbanyak secara in vitro dalam kultur sel primer monyet kecil

atau secara invivo pada simpanse.(5)

2. Cara Penularan

Virus Hepatitis A ditularkan secara fecal-oral. Virus ini masuk

kedalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang tercemar

tinja penderita VHA. Virus kemudian masuk ke hati melalui peredaran darah

untuk selanjutnya menginvasi sel-sel hati (hepatosit), dan melakukan replikasi

di hepatosit. Jumlah virus yang tinggi dapat ditemukan dalam tinja penderita

sejak 3 hari sebelum muncul gejala hingga 1-2 minggu setelah munculnya

gejala kuning pada penderita.

5

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Hepatitis A biasanya menyebar ketika seseorang terkonsumsi tinja -

bahkan dalam jumlah mikroskopis dari kontak- dengan benda-benda,

makanan, atau minuman yang terkontaminasi oleh kotoran atau bangku dari

orang yang terinfeksi.

Hepatitis A dapat menyebar ketika:

Orang yang terinfeksi tidak mencuci tangannya benar setelah pergi ke

kamar mandi dan kemudian menyentuh benda atau makanan

Sebuah pengasuh tidak benar mencuci tangannya setelah mengganti

popok atau membersihkan tinja dari orang yang terinfeksi

Seseorang terlibat dalam kegiatan seksual tertentu, seperti kontak oral-

anal dengan orang yang terinfeksi

Hepatitis A juga dapat menyebar melalui kontaminasi makanan atau air.

Hal ini paling sering terjadi di negara-negara di mana Hepatitis A adalah

umum, terutama jika kebersihan pribadi atau kondisi sanitasi yang buruk.

Kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap titik: tumbuh, panen,

pengolahan, penanganan, dan bahkan setelah memasak.

Ekskresi virus melalui tinja pernah dilaporkan mencapai 6 bulan pada

bayi dan anak. Sebagian besar kasus kemungkinan tidak menular lagi pada

minggu pertama setelah ikterus. Ekskresi kronis pada VHA tidak pernah

terlaporkan Infeksi Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar

Biasa (KLB) dengan pola common source, umumnya sumber penularan

berasal dari air minum yang tercemar, makanan yang tidak dimasak, makanan

yang tercemar, dan sanitasi yang buruk. Selain itu, walaupun bukan

merupakan cara penularan yang utama, penularan melalui transfusi atau

penggunaan jarum suntik bekas penderita dalam masa inkubasi juga pernah

dilaporkan.(5)

C. Epidemiologi Hepatitis A

6

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Sehubungan dengan adanya suatu penyakit atau faktor-faktor yang

mempengaruhinya, terdapat tiga variabel yang sangat penting yaitu orang

(person), tempat (place) dan waktu (time) serta prevalnsi

1. Variabel orang

Variabel orang adalah variabel yang sering digunakan dalam berbagai

frekuensi penyakit yaitu umur dan jenis kelamin. Sebenarnya semua

kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV, insiden terbanyak

adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling rentan adalah

kelompok dewasa muda. Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan

dengan umur mulai terjadi pada daerah dengan kehidupan dibawah standar

hygiene.sanitasi yang buruk.. Hepatitis A merupakan yang umum terjadi di

seluruh dunia dimana infeksi virus hepatitis A lebih sering mengenai anak-

anak.(6)

2. Variabel tempat

Perbandingan pola penyakit menurut tempat. Variasi geografis pada

terjadinya penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya lingkungan

fisik, lingkungan kimia, social budaya, dan karakteristik geografis.

Hepatitis A terjadi di seluruh dunia. Hal ini sangat endemic di beberapa

daerah, terutama Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Timur Tengah, Asia

dan Pasifik Barat.(7)

3. Variabel waktu

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial tertentu

dan hujan. Didaerah tropis, puncak insidensi pernah dilaporkan cenderung

terjadi selama musim hujan dan pola epidemik siklik berulang setiap 5-10

tahun sekali yang mirip dengan penyakit virus lainnya.(3)

4. Faktor Resiko

7

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Faktor risiko yang terkait dengan melaporkan hepatitis A (Centers for

Disease Control, 2007):

• Unknown (tidak diketahui) (67,7%)

• Orang yang melakukan kontak seksual atau tinggal dengan individu HAV

terinfeksi (7,8%)

• Pria yang berhubungan seks dengan laki-laki (5,9%)

• Pengguna narkoba suntikan (1,2%)

• Wisatawan Internasional (17,5%)

• Makanan diduga terkontaminasi (6,5%)

• Kontak di pusat penitipan (4,6%)

• Kontak dengan anak-anak penitipan / karyawan (3,8%)

• Kontak dengan pasien hepatitis A (9%)

5. Prevalensi

Di Amerika Serikat, program pengenalan vaksin hepatitis A pada anak-

anak penurunan insidensi infeksi hepatitis A lebih dari 70% dan dapat

mengurangi penularan ke orang dewasa. Pada tahun 2007, didapatkan faktor

resiko terbanyak disebabkan karena bepergian ke daerah endemis.(6) Lebih dari

75% anak dari benua Asia, afrika, dan India telah memiliki antibody HAV

pada usia 5 tahun.(8) Pada tahun 1988, infeksi virus hepatitis A pernah menjadi

wabah epidemis di Shanghai yang mengenai sekitar 300.000 orang.(6)

Tingkat endemisitas hepatitis A berkorelasi dengan kondisi higienis dan

sanitasi dari masing-masing wilayah geografis. Endemisitas tinggi dilaporkan

di negara-negara berkembang dengan sanitasi yang buruk dan kondisi higienis

(bagian dari Afrika, Asia, dan Amerika Tengah dan Selatan).

Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A

masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang di

rawat yaitu berkisar 39,8-68,3%. Peningkatan prevalensi anti HAV yang

berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih nyata di daerah dengan

kondisi kesehatan dibawah standar. Sebagian besar infeksi HAV yang didapat

8

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

pada awal kehidupan, kebanyakan asimptomatik atau sekurangnya anikterik.

Pada Tahun 2011-2012, dilaporkan terjadi kejadian luar biasa hepatitis A di

beberapa daerah seperti Bandung, Bogor, Lampung Timur, Depok, dan

Tasikmalaya. Kejadian ini sering mengenai anak sekolah dan mahasiswa.(4)

D. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi

asimptomatik tanpa ikterus sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminant

yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari.

Namun tidak semua orang memiliki gejala. Jika timbul gejala, mereka

biasanya muncul 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi dan dapat mencakup:

Gejala lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak-

anak. Mereka biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun beberapa

orang bisa sakit selama 6 bulan.

Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase inkubasi, fase prodromal

(pra ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan).(9) Gejala-gejala

termasuk terasa kurang sehat, rasa sakit, demam, mual, kurang nafsu makan, perut

terasa kurang enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja pucat dan

penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning). Penyakit biasanya berlanjut

selama satu sampai tiga minggu (walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih

lama) dan hampir selalu diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak

9

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

kecil yang terinfeksi biasanya tidak menderita gejala. Hepatitis A tidak

mengakibatkan penyakit hati jangka panjang dan kematian akibat hepatitis A

jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala

biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu.(9)

Masa inkubasi penyakit hepatitis ini bekisar antara 15 hingga 50 hari (rata-rata

hingga 28 hari). Adapun berikut beberapa reaksi tubuh saat terjadinya hepatitis A,

yaitu

1. Reaksi Ag-Ab:

Ig. M anti HAV timbul saat muncul ikterus (penanda infeksi pertama

kali)

Ig. G anti HAV dominan setelah masa akut dan bertahan untuk

seterusnya (penanda individu pernah mengalami HAV dan timbul

kekebalan)

2. Penyakit Diagnostik:

Ig. M anti HAV infeksi akut

Ig. G anti HAV penanda kekebalan(5)

Tanda dan gejala awal infeksi virus hepatitis A sangat bervariasi dan bersifat

tidak spesifik. Demam, kelelahan, anoreksia (tidak nafsu makan) dan gangguan

pencernaan (mual, muntah, kembung) dapat ditemukan pada awal penyakit.

Dalam waktu 1 minggu, beberapa penderita dapatmengalami gejala kuning

disertai gatal (ikterus), buang air kecil berwarna seperti teh, dan tinja berwarna

pucat. Infeksi pada anak berusia dibawah 5 tahun umumnya tidak memberikan

gejala yang jelas dan hanya 10% yang akan memberikan gejala ikterus. Pada anak

yang lebih tua dan dewasa, gejala yang muncul biasanya lebih berat dan ikterus

terjadi pada lebih dari 70% penderita.(5)

10

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Perjalanan Penyakit

Masa prodromal : 4 hari – 1 minggu

o Gejala : lesu, lelah, anorexia, nausea, muntah, rasa tak enak abdomen

kanan atas, demam ( 390C), rasa dingin, sakit kepala, gejala flu (nasal

discharge, sakit tenggorok, batuk)

Masa ikterik dan penyembuhan

o Ikterus

o Urin seperti teh

o Tinja lebih pucat (bilirubin dalam usus)

o Gejala praikterik lebih berat

o Tambah berat ikterus gejala lebih ringan(5)

Fase Inkubasi.

Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.

Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang fase ini

tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar

dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi ini.2 Pada hepatitis A fase inkubasi

dapat berlangsung selama 14-50 hari, dengan rata-rata 28-30 hari.(9)

Fase Prodromal (pra ikterik).

Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala

ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan malaise umum,

11

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anorexia. Mual

muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu dan rasa kecap.

Demam derajat rendah umunya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen

biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang

diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.(9)

Fase Ikterus.

Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan

munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah tibul

ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi

perbaikan klinis yang nyata.(9)

Fase konvalesen (penyembuhan).

Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali

dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan

kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3

minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi

dalam 9 minggu. Pada 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit

ditangani, hanya <1% yang menjadi fulminant.(9)

E. Patogenesis

12

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Diawali dengan masuknya virus ke dalam saluran pencernaan, kemudian

masuk ke aliran darah menuju hati (vena porta), lalu menginvasi ke sel parenkim

hati. Di sel parenkim hati, virus mengalami replikasi yang menyebabkan

kerusakan pada sel parenkim. Setelah itu virus akan keluar dan menginvasi sel

parenkim lain atau masuk ke dalam ductus biliaris yang akan dieksresikan

bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi

ditandai dengan adanya agregasi makrofag, pembesaran sel kupfer yang akan

menekan ductus biliaris sehingga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian

terjadi penurunan eksresi bilirubin ke usus.

Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake dan eksresi

bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi A

(direk) akan terus menumpuk dalam sel hati dan menyebabkan reflux (aliran

balik) ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi kuning pada jaringan

kulit, terutama pada sclera mata, kadang disertai dengan rasa gatal dan air kencing

seperti teh pekat akibat partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat

masuk ke ginjal dan dieksresikan melalui urin.

Akibat bilirubin direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan

dalam produksi asam empedu (produksi sedikit) sehingga proses pencernaan

lemak terganggu yang mengakibatkan lemak bertahan di lambung dalam waktu

lama. Tumpukan lemak menyebabkan regangan pada lambung sehingga 13

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

merangsang saraf simpatis dan parasimpatis mengakibatkan aktifnya pusat

muntah di bagian medulla oblongata. Gejala yang timbul berupa mual, muntah

dan menurunnya nafsu makan.(10)

F. Diagnosis Hepatitis A

Hepatitis A tidak dapat dibedakan dari jenis virus hepatitis lain berdasarkan

gambaran klinis dan epidemiologi saja. Tes darah diperlukan untuk

mengkonfirmasi diagnosis. Hepatitis virus A (HAV) infeksi didiagnosis dengan

deteksi imunoglobulin dari kelas M dan G (IgM dan IgG) yang diarahkan

terhadap HAV dalam serum, bukan dalam tinja. Infeksi akut HAV dikonfirmasi

selama fase penyembuhan akut atau awal infeksi oleh kehadiran IgM anti HAV-

dalam serum. IgM umumnya menjadi terdeteksi 5-10 hari sebelum timbulnya

gejala dan dapat bertahan hingga 6 bulan.(11)

IgG anti-HAV muncul dalam fase penyembuhan infeksi, tetap hadir dalam

serum untuk seumur hidup orang tersebut, dan menganugerahkan perlindungan

abadi terhadap penyakit.

Jumlah anti-HAV (IgG dan IgM) deteksi berguna dalam menentukan status

kekebalan pasien. Total hasil anti-HAV positif dalam serum pasien atau plasma

saja tidak bisa membedakan akut dari hepatitis A jauh atau dari vaksinasi

sebelumnya.

Namun, dalam mendiagnosis hepatitis akut infeksi A, laboratorium harus

diinstruksikan untuk menguji IgM anti HAV-, atau laboratorium mungkin hanya

menguji total anti-HAV, yang tidak berguna dalam diagnosis infeksi akut.

Banyak laboratorium akan melaporkan kedua IgM anti HAV-dan jumlah hasil tes

anti-HAV dalam satu laporan. Tabel berikut akan membantu dalam interpretasi

laporan laboratorium:(12)

Temuan Laboratorium InterperetasiTotal Anti HAV

IgM anti HAV

Positif Positif Terinfeksi hepatitis A saat ini atau baru sajaPositif Belum Selesai Entah terinfeksi hepatitis A sebelumnya

atau saat ini; tidak bisa membedakan jauh

14

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

akut dari hepatitis A atau dari vaksinasi

sebelumnya.

Positif Negatif Terinfeksi hepatitis A sebelumnya atau

vaksinasi sebelumnya. Tidak ada infeksi

saat ini atau baru-baru ini dengan HPV.

Negatif Negatif Tidak ada infeksi hepatitis A sebelumnya

atau saat ini; rentan terhadap infeksi.

Biaya pengujian untuk IgM anti HAV-mungkin dihindari dalam beberapa

situasi. Sebagai contoh, kontak rumah tangga kasus serologis-dikonfirmasi yang

memiliki gejala klinis yang kompatibel dengan hepatitis virus dapat dianggap

memiliki hepatitis A dan pengujian mungkin tidak diperlukan.

Selain itu, hasil tes IgM anti HAV-positif palsu memang terjadi. Orang tua

lebih dari 70 tahun usia diketahui memiliki tes serologi positif lebih palsu pada

umumnya, dan dapat menguji positif untuk IgM anti HAV-tanpa infeksi baru

dengan virus hepatitis A.

Dalam proses penuaan, sistem kekebalan tubuh berkembang respon

terhadap antigen spesifik banyak yang dapat terjadi reaksi silang dalam

pengujian serologis. Pasien yang lebih tua lebih mungkin untuk mengembangkan

protein monoklonal yang juga dapat mengganggu tes serologi. Juga, orang-orang

yang sebelumnya telah ditransfusikan atau hamil mungkin telah

mengembangkan antibodi terhadap antigen leukosit manusia (HLA) yang dapat

mengganggu beberapa tes serologi.(11)

G. Pencegahan dan Pengendalian

Hepatitis A memang seringkali tidak berbahaya, namun lamanya masa

penyebuhan dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial. Penyakit ini juga

tidak memiliki pengobatan spesifik yang dapat mengurangi lama penyakit,

sehingga dalam penatalaksanaan hepatitis A, tindakan pencegahan adalah yang

15

Page 16: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

paling diutamakan. Pencegahan Hepatitis A dapat dilakukan baik dengan

pencegahan non spesifik (perubahan perilaku) dan pencegahan spesifik

(imunisasi).(13)

1. Pencegahan Hepatitis A Non Spesifik

Perubahan perilaku untuk mencegah hepatitis A terutama dilakukan dengan

meningkatkan sanitasi. Menjaga kebersihan, merupakan cara terbaik untuk

mencegah hepatitis A.(7) Petugas kesehatan bisa memberikan edukasi yang

sesuai dengan sanitasi, antara lain:

a. Cuci tangan pakai sabun (CPTS) secara benar yaitu dengan sabun dan air

hangat, setidaknya 10-15 detik dan pastikan hingga kering, pada 5 saat

kritis, yaitu(7),(13):

1. Sebelum makan

2. Setelah dari toilet

3. Sebelum mengolah makanan dan menghidangkan makanan

4. Setelah buang air kecil dan besar

5. Setelah mengganti popok bayi

6. Sebelum menyusui bayi

b. Bersihkan buku, mainan, peralatan, perabotan, lantai dan toilet secara

teratur.

c. Menghindari berbagi minuman dan peralatan makanan

d. Pengolahan makanan yang benar, meliputi:

1. Menjaga kebersihan

Mencuci tangan sebelum memasak dan keluar dari toilet

Mencuci alat-alat masak dan alat-alat makan dengan bersih

Dapur harus dijaga agar bersih

2. Memisahkan bahan makanan matang dan mentah

Menggunakan alat berbeda untuk keperluan dapur dan untuk

makan

Menyimpan bahan makanan matang dan mentah ditempat terpisah

3. Memasak makanan sampai matang

16

Page 17: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Memasak makanan pada suhu minimal 850 C, terutama daging,

ayam dan telur

Memanaskan makanan yang sudah matang dengan benar

4. Menyimpan makanan pada suhu yang aman

Jangan menyimpan makanan pada suhu ruangan terlalu lama

Memasukkan makanan yang ingin disimpan ke dalam lemari

pendingin

Jangan menyimpan makan terlalu lama dalam lemari pendingin

5. Menggunakan air yang bersih dan bahan makanan yang baik

Memilih bahan makanan yang segar dan menggunakan air bersih

Mencuci sayur dan buah dengan baik

6. Membuang tinja di jamban yang saniter

Menyediakan air bersih di jamban

Memastikan sistem pengolahan air bersih dan limbah berjalan

dengan baik

2. Pencegahan Hepatitis A Spesifik (Imunisasi)

Pencegahan spesifik hepatitis A dilakukan dengan imunisasi. Proses

ini bisa bersifat pasif maupun aktif.

Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan Imunoglobulin.

Tindakan ini dapat memberikan perlindungan segera tetapi bersifat sementara.

Imunoglobulin diberikan segera setelah kontak atau untuk mencegah sebelum

kontak dengan 1 dosis secara intramuskular.Efek proteksi dapat dicapai bila

imunoglobulin diberikan dalam waktu 2 minggu setelah terpajan.

Imunisasi aktif, memberikan efektifitas yang tinggi pada pencegahan

Hepatitis A. Vaksin dibuat dari virus yang diinaktivasi. Vaksin ini relatif

aman dan belum ada laporan tentang efek samping dari vaksin kecuali nyeri

ditempat suntikan.

17

Page 18: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

Jadwal vaksinasi yang dianjurkan adalah 1 injeksi, diikuti oleh booster

dosis 6-12 bulan kemudian.(12) Vaksinasi direkomendasikan untuk kelompok-

kelompok berikut yang menghadapi risiko lebih tinggi(13),(12):

1. Orang yang berkunjung ke negara di mana hepatitis A umum terjadi

(kebanyakan negara berkembang)

2. Orang yang sering berkunjung ke masyarakat pribumi di luar kota dan

daerah terpencil

3. Pria yang berhubungan kelamin dengan pria

4. Petugas penitipan anak siang hari dan prasekolah

5. Penyandang cacat intelektual dan penjaganya

6. Beberapa petugas kesehatan yang bekerja dengan masyarakat pribumi

7. Petugas saliran

8. Tukang leding

9. Pengguna narkoba suntik

10. Pasien yang menderita penyakit hati kronis

11. Penderita hemofilia yang mungkin menerima konsentrat plasma

12. Orang dengan hepatitis B kronis dan infeksi C

13. Orang dengan penyakit hati kronis

3. Mencegah penderita menginfeksi orang lain(12):

Penderita selain mencuci tangan dengan bersih, harus menjauhi dari kegitasan

berikut ketika dapat menularkan penyakit:

a. Jangan menyiapkan makanan atau minuman untuk orang lain

b. Jangan menggunakan alat makan atau alat minum yang sama dengan

orang lain

c. Jangan menggunakan seprai dan handuk yang sama dengan orang lain

d. Jangan berhubungan kelamin

e. Cuci alat makan dalam air bersabun, dan cuci seprai dan handuk dengan

mesin cuci.

18

Page 19: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

19

Page 20: karyatulisilmiah.com · Web viewFood-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit,

DAFTAR PUSTAKA

1. Linscott AJ. Food-Borne Illnesses [Internet]. Clinical Microbiology

Newsletter. United States: ReferencePoint Press, Inc.; 2011. 41-45 p. Available

from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0196439911000092

2. Howard C. Thomas, Anna S. F. Lok, Stephen A. Locarnini AJZ. Viral

Hepatitis. 4th ed. UK: WILEY Blackwell; 2014.

3. Sjaifoellah N. Hepatitis A. In: Buku Ajar Penyakit Hati. 1st ed. Jakarta:

Percetakan Jaya Abadi; 2007.

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Saatnya Lawan Hepatitis

[Internet]. Pusat komunikasi Publik Sekretariat JenderalKementerian

Kesehatan republik Indonesia. 2012. Available from:

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1613-saatnya-lawan-

hepatitis.html

5. Kemenkes RI. Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional. Jakarta: Kemenkes RI;

2012.

6. CDC. Hepatitis [Internet]. 2011. Available from:

http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis

7. CDC. Hepatitis A [Internet]. 2014. Available from:

http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/hepa.pdf

8. Santiyoso A. Hepatitis Virus Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th

ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

kedokteran Universitas Indonesia; 2006. p. 427–32.

9. Price, Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. 6th ed.

Jakarta: EGC; 2006.

10. Kumar, Cotran R. Buku Ajar Patofisiologi. 7th ed. Jakarta: EGC; 2007.

11. CDC. Hepatitis A. United States; 2015.

12. CDC. Hepatitis A [Internet]. 2014. Available from: www.nt.gov.au/health

13. NSW Goverment Health. Lembar Fakta Penyakit Menular Hepatitis A

[Internet]. Available from: www.health.nsw.gov.au

20