Upload
dangxuyen
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
DATA & ANALISA
2.1 Data
Data untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai
sumber, antara lain :
a. Data literatur berupa data elektronik maupun non-elektronik yang
berasal dari website dan buku.
b. Wawancara dengan Dokter spesialis dan praktisi yang bekerja
dilingkup visual.
c. Survey melalui penyebaran kuisioner kepada masyarakat ruang
lingkup Jakarta (melalui jejaring sosial).
2.2 Hasil Survey
2.2.1 Media Elektronik dan Buku
[Research Report from YLI / 2003-09-21 02:07:00]
Oleh : Prof. dr. Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM
Jenis-jenis penyakit Lupus ada 3 yaitu :
1. Discoid Lupus – organ tubuh yang terkena hanya bagian kulit!
Dapat dikenali dari ruam yang muncul dimuka, leher dan kulit kepala, ruam di
sekujur tubuh, berwarna kemerahan, bersisik, kadang gatal. Pada Lupus jenis ini
dapat didiagnosa dengan menguji biopsi dari ruam. Pada discoid lupus hasil biopsi
akan terlihat ketidak normalan yang ditemukan pada kulit tanpa ruam. Dan, jenis ini
pada umumnya tidak melibatkan organ-organ tubuh bagian dalam. Oleh karena itu,
tes ANA (pemeriksaan darah yang digunakan untuk mengetahui keberadaan sistemik
Lupus hasilnya bisa saja bersifat negatif pada pasien pengidap discoid Lupus. Akan
tetapi pada sebagian besar pasien dengan jenis discoid Lupus – hasil pemeriksaan
ANA-nya positif, tetapi masih dalam tingkatan atau titer yang rendah.
10% pasien Discoid dapat menjadi SLE.
2. Drug-Induced Lupus – lupus yang timbul akibat efek samping obat.
Pada Lupus jenis ini baru muncul setelah odapus menggunakan jenis obat
tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Ada 38 jenis obat yang dapat
menyebabkan Drug Induced. Salah satu contoh faktor yang mempengaruhi DIL
adalah akibat penggunaan obat-obatan hydralazine( untuk mengobati darah tinggi )
dan procainamide ( untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur ). Tapi tidak
semua penderita yang menggunakan obat-obatan ini akan berkembang menjadi drug
induced Lupus, hanya sekitar 4% orang-orang yang menggunakan obat-obatan
tersebut yang akan berkembang menjadi drug induced dan gejala akan mereda apabila
obat-obatan tersebut dihentikan.Gejala dari drug-induced Lupus (DIL) serupa dengan
sistemik Lupus. Umumnya gejala akan hilang dalam jangka waktu 6 bulan setelah
obat dihentikan. Pemeriksaan Tes AntiNuclear Antibody ( ANA ) dapat tetap positif.
3. Sistemic Lupus Erythematosus.
Lupus ini lebih berat dibandingkan dengan discoid Lupus karena gejalanya
menyerang banyak organ tubuh atau sistim tubuh pasien Lupus. Pada sebagian
orang hanya kulit dan sendinya saja yang terkena , akan tetapi pada sebagian pasien
lupus lainnya menyerang organ vital organ: Jantung – Paru, Ginjal, Syaraf, Otak.
Namun perlu dicatat : Umumnya tidak ditemukan adanya dua orang odapus
terkena Sistemik lupus dengan gejala yang persis sama.
Lupus sistemik bisa masuk periode dimana, jika ada, gejalanya membaik (remisi),
dan dilain waktu penyakit dapat menjadi lebih aktif ( flare up ).Gejala dari yang
paling
ringan sampai yang paling berat.
Faktor penyebab terserangnya seseorang terhadap penyakit Lupus hingga kini
belum diketahui, tetapi pengaruh lingkungan dan faktor genetik, hormon diduga
sebagai penyebabnya.
Faktor Genetik : Sudah mengarah ke genetika yang berhubungan dengan
kromosom X, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai keluarga dekat ( orang tua atau
kaka adik ) yang juga menderita lupus, 5% bayi yang dilahirkan dari penderita Lupus
terkena Lupus juga, bila kembar identik, kemungkinan yang terkena Lupus hanya
salah satu dari kembar tersebut.
Faktor hormon, dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering
terkena penyakit Lupus dibandingkan dengan laki-laki. Meningkatnya angka
pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa
kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya ekstrogen menjadi
penyebab pencetus penyakit Lupus. Akan tetapi hingga kini belum diketahui jenis
hormon apa yang menjadi penyebab besarnya prevalensi Lupus pada perempuan pada
periode tertentu yang menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih belum
diketahui.
Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya : infeksi,
stress, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultra
violet (matahari) dan penggunaan obat – obat tertentu.
Lupus sering kali disebut sebagai “penyakit perempuan”, meskipun faktanya ada juga
laki-laki yang terkena Lupus. Lupus dapat terjadi pada semua usia anak, dewasa.
Walaupun terjadinya penyakit Lupus10-15 kali lebih banyak terjadi pada perempuan
usia produktif dibandingkan dengan laki-laki. Gejala penyakit Lupus pada perempuan
dan laki-laki pada umumnya adalah sama. Tetapi risiko timbulnya Lupus pada
perempuan dewasa usia subur 8 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan laki-laki
dewasa. Beberapa data menunjukkan insiden penyakit Lupus ras Asia lebih tinggi
dibandingkan ras Kaukasia.
Faktor sinar matahari adalah salah satu kondisi yang dapat memperburuk
gejala Lupus. Diduga oleh para dokter bahwa sinar matahari memiliki banyak
ekstrogen sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimmune. Tetapi bukan
berarti bahwa penderita hanya bisa keluar pada malam hari. Pasien Lupus bisa saja
keluar rumah sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00 dan disarankan agar
memakai krim pelindung dari sengatan matahari. Teriknya sinar matahari di negara
tropis seperti Indonesia, merupakan faktor pencetus kekambuhan bagi para pasien
yang peka terhadap sinar matahari dapat menimbulkan bercak-bercak kemerahan di
bagian muka.kepekaan terhadap sinar matahari (photosensitivity) sebagai reaksi kulit
yang tidak normal terhadap sinar matahari.
Empat puluh hingga 60% pasien SLE adalah rentan terhadap photosensitive. Terkena
cahaya matahari secara berlebihan diperkirakan sebagai faktor pemicu serangan dari
penyakit SLE dan memperburuk cutaneous (discoid) Lupus. Kepekaan terhadap
cahanya sinar matahari pada Lupus biasanya disebabkan oleh cahaya ultra violet (UV)
dari matahari.
Mekanisme Perusakan Sinar Ultra Violet (UV)
Bagaimana persisnya cahaya ultra violet (UV) memperparah kondisi Lupus
sampai saat ini masih belum diketahui. Perubahan DNA bisa bertindak sebagai
antigen yang memicu antibodi dan memancing tanggapan autoimmune dalam kulit.
Terutama pada orang-orang yang peka terhadap sinar matahari terkena UV dapat
menyebabkan sel-sel kulit melepaskan substansi (cytokines, prostaglandin) yang
memicu peradangan. Reaksi terhadap substansi tersebut mengakibatkan kulit menjadi
merah, radang serta bekembang menjadi ruam kemerah-merahan. Reaksi kepekaan
terhadap sinar matahari juga mempengaruhi organ tubuh bagian dalam. Pada
penderita SLE, pelepasan substansi menjadi penyebab radang oleh sel-sel kulit yang
dapat diserap ke dalam aliran darah dan terbawa kebagian tubuh yang lain —
akibatnya menyebabkan peradangan pada berbagai organ tubuh yang menonjol pada
gejala-gelaja sistemik Lupus. Lupus erythematosus yang disebabkan oleh cahaya UV
merupakan masalah klinis dan sosio ekonomis.
Pasien Lupus, harus menyadari bahwa sinar matahari adalah “musuh” bagi
mereka. Gaya hidup yang sensitif akan memperkecil tekena dari sengatan sinar UV
yang berlebihan. Aktivitas di luar gedung sebaiknya diselesaikan sebelum jam 10 pagi
dan setelah jam 2 siang – saat cahaya UV kurang begitu menyengat. Pasien Lupus
sebaiknya tidak berjemur atau berpanas-panas dan tidak membuat kulitnya menjadi
coklat terbakar sinar matahari.
Karena itu gunakan pelindung matahari yang dapat menghambat cahaya
matahari (sunblock) dan yang menahan cahaya matahari (sunscreens). Penghambat
cahaya matahari (sunblock). Bagi pasien Lupus pada saat membeli cream tabir
matahari pertimbangkan: angka SPF, jenis cahaya UV yang diserap serta kemampuan
untuk tetap efektif setelah penggunaan dan sebelum menggunakan tabir matahari, tes
dulu kepekaan terhadap kulit untuk mengetahui kadar alergi.
2.2.2 Kuesioner
Jenis kelamin
Umur
Apakah anda pernah mendengar tentang penyakit Lupus?
Apakah ada tau penyakit ini lebih banyak menyerang wanita?
Apakah anda tau penyakit Lupus ini mematikan?
Menurut anda apakah masyarakat kurang antusias dalam kampanye-kampanye tentang penyakit?
Menurut anda apakah kampanye-kampanye tentang penyakit mematikan perlu diperbanyak di Indonesia?
Apakah anda tertarik mengikuti kampanye penyakit lupus untuk menambah pengetahuan anda tentang penyakit mematikan?
Menurut data kuesioner yang dibuat, kesimpulannya sebagai berikut:
Lebih dari 50% masyarakat tau tentang penyakit Lupus akan tetapi setengah dari
mereka masih salah dalam mengetahui penyakit Lupus, mereka hanya tau bahwa
penyakit Lupus itu mematikan dan tidak mengetahui dengan jelas apa itu penyakit
Lupus. Dari data di atas juga bisa di lihat bahwa kurang nya peminatan masyarakat
akan kampanye sosial mengenai penyakit-penyakit baik yang mematikan maupun
penyakit biasa, lalu di tambah dengan kurang nya promosi, isi acara, dan pembicara
dalam kampanye yang kurang menarik dan mengakibatkan kurangnya antusias
masyarakat terhadap kampanye sosial.
Hal-hal inilah yang memperkuat data penulis tentang kurang nya antusias masyarakat
dalam kampanye sosial dan kurangnya peminatan kampanye tentang penyakit-
penyakit mematikan.
Menyimpulkan dari berbagai saran hingga kritik dari survey kuisioner yang
dilakukan lewat media sosial elektronik internet, kerkurangan yang dimiliki oleh
kampanye-kampanye sosial yang ada, kelebihan yang dimiliki kampanye sosial kali
ini adalah kampanye yang sangat interaktif, isi acara yang menyenangkan, pembicara-
pembicara yang berpengalaman dan ahli dalam bidang penyakit mematikan, juga
dapat menutupi kelemahan lain seperti eksekusi visual yang kurang, atau promosi
yang minim, isi acara yang membosankan, dan pembicara yang kurang memahami
penyakit ini, semua poin-poin itu menjadi tolak ukur dan arahan yang tepat untuk
menyempurnakan kampanye sosial ”Lupus penyakit 1000 wajah” ini.
2.2.3 Kampanye pembanding / Kampanye Referensi
- Road to the Beatles for Lupus may 2012
Gambar 2.2.3.1 Road to the Beatles for Lupus Gambar 2.2.3.2 Road to the Beatles for Lupus
Kampanye Road to the beatles for lupus ini menjadi salah satu refrensi penulis
untuk merangcang kampanye sosial tentang penyakit Lupus. Di acara ini masyarakat
bermain musik, bernyanyi bersama-sama dengan tema lagu dari band legendaris yaitu
the beatles, acara ini juga di persembahkan untuk para penyandang Odapus (penderita
Lupus) bertempatkan di jawa barat (bandung) di wilayah Dago.
2.2.4 Kompetitor
Banyak sekali kampanye-kampanye sosial tentang penyakit di indonesia, akan tetapi
masyarakat kurang antusias pada kampanye sosial tentang penyakit yang di karna kan
acaranya yang kurang menarik, promosi yang kurang terdengar, dan pembicara yang
kurang ahli dan kurang menarik. Inilah kompetitor dari kampanye sosial yang pernah
berjalan di indonesia :
Gambar 2.2.4.1 World AIDS day
Gambar 2.2.4.2 Hari Jantung Dunia
2.2.5 Profile Target
a. Geografi
Domisili : WNI dan WNA
Wilayah : Dki jakarta
Kepadatan : Perkotaan, pusat kota
Iklim : Daerah tropis perkotaan
b. Demografi
Usia : 17-30 tahun
Kelamin : Laki dan Perempuan
Pekerjaan : Suka Hangout
Kepercayaan : Semua agama
Suku/Etnis : Semua suku
c. Psikologi
Kelas Sosial : B (menengah)
Gaya hidup : Pekerja berat, yang waktu kerja nya sangat pada sehingga
melupakan kesehatannya dengan tidak makan.
Kepribadian : Aktif dalam sehari-hari, tidak terlalu suka makan, mencintai
pekerjaannya, berpendidikan, sibuk, dan tidak ingin tahu.
2.3 Target Audience
2.3.1 Target Primer
Target primer dalam Kampanye sosial “Lupus penyakit 1000 wajah” ini adalah
usia 17 tahun hingga 30 tahun dengan keadaan sosial kalangan menengah, wanita,
pelajar, mahasiswa atau praktisi seni dan desain yang bergelut dibidang visual.
2.3.2 Target Sekunder
Berusia sekitar 31-40 tahun, unisex, bermata pencaharian seputar dunia
pendidikan, desain dan seni. Warga negara Indonesia atau asing yang berbahasa
inggris pasif, masyarakat umum, dokter, desainer, dan seniman di Indonesia. Tingkat
kemampuan ekonomi B.
2.3.3 Analisa SWOT
Analisa SWOT dilakukan dengan menggunakan survey pendahuluan yang telah
dilakukan penulis pada awal Februari 2013. Berikut adalah analisanya:
STRENGTH
Masyarakat indonesia bisa di bilang ke ingin tahuan nya tentang sesuatu
sangat besar jadi sangat cocok dengan media Ambient ads yang di buat
agar masyarakat menjadi penasaran dan ingin tahu lebih.
WEAKNESS
Kurangnya kepedulian masyarakat indonesia akan sekitarnya.
Mayoritas kampanye yang telah berjalan di jakarta kurang terdengar.
Minimnya promosi
OPPORTUNITY
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya nya penyakit
lupus.
Sebagai panduan untuk masyarakat yang terkena atau yang belum tau
tentang penyakit dan gejala lupus.
THREAT
Kurang tertarik nya masyarakat dengan kampanye - kampanye penyakit.
Kurangnya keinginan masyarakat khususnya anak muda akan
pengetahuan penyakit