13
Langkah kerja membuat batas DAS dengan menggunakan ArcGIS 9.3 adalah sebagai berikut. 1. Membuka jendela baru pada software ArcGIS 9.3 Klik Start Menu Program ArcGIS ArcMap. Setelah jendela baru muncul, pilih new empty map lalu klik ok. Gambar Jendela Baru ArcGIS 9.3 2. Membuka DEM yang akan diolah Klik simbol add data yang ada pada menu bar pilih DEM yang akan diolah, yaitu DEM LDI Rawapening s08.dt2 → klik add. Gambar 2 Menambahkan Data DEM

 · Web viewLangkah kerja membuat batas DAS dengan menggunakan ArcGIS 9.3 adalah sebagai berikut. 1. Membuka jendela baru pada software ArcGIS 9.3 Klik Start Menu → Program

  • Upload
    buicong

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Langkah kerja membuat batas DAS dengan menggunakan ArcGIS 9.3 adalah sebagai berikut.

1.   Membuka jendela baru pada software ArcGIS 9.3Klik Start Menu → Program → ArcGIS → ArcMap. Setelah jendela baru muncul, pilih new

empty map lalu klik ok.

Gambar Jendela Baru ArcGIS 9.32.    Membuka DEM yang akan diolah

Klik simbol add data  yang ada pada menu bar → pilih DEM yang akan diolah, yaitu DEM LDI Rawapening s08.dt2 → klik add.

Gambar 2 Menambahkan Data DEM

Gambar 3 Tampilan DEM LDI Rawapening

3.    Mengecek DEM untuk mengetahui adanya value yang bernilai < 0 (minus) dan bila ditemukan ada adanya value yang bernilai < 0, maka harus dinolkan terlebih dahulu dengan

cara:a.    Klik menu View → Toolbar → Spatial Analyst → Raster Calulation → pilih nilai DEM yang

valuenya < 0 → klik evaluate.

Gambar 4 Tampilan Raster Calculator

Gambar 5 Tampilan Value Hasil Calculation

b.    Klik Toolbox → Spatial Analyst Tools → Conditional → Con Input conditional raster diisi hasil calculate, expression diisi value = 0 (SQL), input true

raster or constant value diisi DEM asli, input false diisi 1, dan output raster diisi lokasi hasil.

Gambar 6 Tampilan Con

c.    Hasil

Gambar 7 Tampilan DEM Rawapening dengan Value 04.    Memotong DEM sesuai dengan indeks lokasi, dengan menggunakan teknik masking. Cara

membuat masking (area pemotongan dalam raster) adalah seperti berikut ini:a.    Menambahkan file shp yang akan dikonversi.Klik Add data → pilih file shp, kotak.shp → klik add

Gambar 8 Menambahkan File .shp untuk Dikonversi b.    Klik Toolbox → conversion tools → to raster → polygon to raster. Cell size hasil pemotongan

diisi sesuai dengan cellsize DEM aslinya, untuk itu dapat dicek dengan cara klik kanan pada layer DEM asli → klik properties.

Gambar 9 Tampilan Layer Properties DEM LDI Rawapening

Gambar 10 Tampilan Konversi Polygon to Raster

Gambar 11 Tampilan File .shp yang Telah Dikonversic.    Klik Toolbox → Data Management Tools → Raster → Raster Processing → Clip

Input Raster diisi DEM yang value-nya telah dinolkan.

Gambar 12 Tampilan Clipd.    Hasil

Gambar 13 Hasil Pemotongan DEM LDI RawapeningNah, setelah DEM terpotong sesuai dengan keperluan pekerjaan, maka lanjut ke langkah berikut

ini :

5.    Membuat batas DAS, dengan cara sebagai berikut.a.    Klik Toolbox → Spatial Analyst → Hidrology → Fill

Input Surface Raster diisi hasil Clip.

Gambar 14 Layer DEM LDI Rawapening Hasil Pemotongan

Gambar 15 Tampilan Fill

Gambar 16 Hasil Fillb.    Klik Toolbox → Spatial Analyst → Hidrology → Flow Direction

Input Surface Raster diisi hasil Fill.

Gambar 17 Tampilan Flow Direction

Gambar 18 Hasil Flow Directionc.    Klik Toolbox → Spatial Analyst → Hidrology → Flow Accumulation

Input Surface Raster diisi hasil Flow Direction.

Gambar 19 Tampilan Flow Accumulation

Gambar 20 Hasil Flow Accumulationd.    Klik Toolbox → Spatial Analyst → Conditional → Con

Input Conditional Raster diisi hasil Flow Accumulation, Expression diisi VALUE > 1000, dan Input true raster or constant value diisi 1.

Gambar 21 Tampilan Con

Gambar 22 Hasil Con

e.    Membuat layer pour point dalam bentuk .shp point untuk menandai DAS yang akan dibuat. 1 pour point menandakan outlet dari DAS tersebut. Letakkan titik outlet tepat pada arah

keluarnya air (lihat flow direction). 

Gambar 23 Pengkodean Arah Aliran AirLangkah membuat pour point adalah dengan klik Toolbox → Data Management Tools →

Features Class → Create Feature Class.

Gambar 24 Membuat Feature Pour PointUntuk memastikan sistem koordinat sudah benar, klik tombol yang ada pada ujung masukan

Coordinate System (Optional) kemudian klik Import untuk menyamakan sistem koordinat pour point dengan sistem koordinat DEM.

Gambar 25 Informasi Sistem KoordinatUntuk membentuk bentuk DAS, maka dibuat pour point di keempat sudut area, sebagai titik ikat. Pada atribut pour point, id titik outlet diisi nilai lebih dari 0 (1 atau dst), sedangkan id 4

titik ikat diisi 0. Pada DAS Rawapening, titik outlet ada di sekitar wilayah tengah seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 26 Hasil Pemberian Pour Point

Gambar 27 Perbesaran Pour Point Outlet

Gambar 28 Tampilan Atribut Pour Pointf.     Klik Toolbox → Spatial Analyst → Hidrology → Watershed

Gambar 29 Tampilan Watershed

Gambar 30 Hasil Watershedg.    Mengkonversi raster hasil watershed ke format .shp dengan cara klik Toolbox → Conversion

Tools → From Raster → Raster to Polygon → klik Ok

Gambar 31 Tampilan Konversi Hasil Watershed Raster to Polygon