43
LAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143) 2. Sunarji (151510501147) 3. Anindya Salsabila (151510501148) 4. Siti Masruroh (151510501156) 1

sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA

Oleh :

Golongan C/Kelompok 4A

1. Mohammad Eno (151510501143)

2. Sunarji (151510501147)

3. Anindya Salsabila (151510501148)

4. Siti Masruroh (151510501156)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

1

Page 2: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses budidaya pertanian tidak terlepas dari Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa menyebabkan gagal panen.

Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu

hama, penyakit dan gulma. Mengurangi serangan hama tentunya kita harus

membuat suatu pengendalian yang bertujuan untuk mengendalikan atau

mengurangi resiko terserang hama. Pengendalian tersebut dapat berupa

pengendalian dengan cara penyemprotan bahan kimia, pengendalian dengan

pemberian predator, maupun dengan cara menangkap dengan tangan atau

memberi perangkap buatan.

Senyawa yang hingga saat ini masih sering dipakai dalam pengendalian

hama adalah pestisida. Penggunaan pestisida sekarang ini semakin mendominasi

dalam pengendalian terhadap organisme pengganguan tanaman (OPT). Pestisida

merupakan salah satu senyawa yang dapat memberikan hasil dan bekerja

mengendalikan OPT secara cepat, sehingga senyawa tersebut dapat digunakan

jika keadaan darurat dalam mengatasi masalah OPT ketika serangannya telah

melewati ambang ekonomi. Kelebihan lainnya dari penggunaan pestisida dalam

penggunaan dilapang dapat dilakukan sendiri oleh petani tanpa membutuhkan

penanganan tenaga ahli. Penggunaan pestisida dapat menimbulkan pengaruh

samping atau dampak negatif yang tidak diingginkan jika mengendalikan hama

yang tidak berdasarkan pada pandangan ekologis. Dampak negatif yang

ditimbulkan yaitu timbulnya hama yang resisten, peledakan hama yang kedua,

pengaruh negatif pada organisme bukan sasaran (musuh alami, pollinator, burung,

dan ikan), residu dalam makanan yang dikonsumsi, pengaruh langsung terhadap

manusia, polusi pada air dan tanah.

Salah satu jenis hama yang biasa sering menyerang tanaman, terutama

jenis buah-buahan yaitu lalat buah Bactrocera dorsalis. Hama Bactrocera dorsalis

mampu membuat buah menjadi masak sebelum waktunya, busuk dan akhirnya

gugur. Kerusakan yang diakibatkan oleh lalat buah yaitu 5-30%, bahkan jika

2

Page 3: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

terjadi ledakan hama atau ambang ekonomi dapat merusak secara total buah yang

dihasilkan. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama tersebut sangat merugikan

petani dalam budidaya tanaman terutama tanaman untuk kegiatan ekspor-impor

tanaman pertanian.

Pengendalian secara mekanik fisik yang mudah dan murah untuk

mengendalikan lalat buah yaitu dengan menggunakan perangkap warna.

Perangkap warna yang terdiri dari plastik kuning, hijau, dan merah yang diberi

perekat dapat membuat serangga datang ke perangkap tersebut. Adanya

perangkap warna tersebut membuat serangga tidak dapat membedakan antara

tanaman inangnya. Perangkap yang biasanya diguankan untuk mengendalikan

lalat buah adalah perangkap kuning. Penggunaan perangkap ini sangat bermanfaat

bagi pertanian sehingga dapat mengurangi penggunaan insektisida sehingga dapat

menciptakan pertanian yang berkelanjutan.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu untuk membuat dan mengaplikasikan perangkap hama

berupa perangkap warna

2. Untuk mengetahui perkembangan populasi hama

3. Melatih mahasiswa mampu merakit perangkap hama, pengaplikasian serta

dapat menganalisis atau mengamati jenis hama yang terperangkap ke dalam

warna kuning.

3

Page 4: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman hortikultura yang termasuk dalam keluarga tanaman

Solanaceae yaitu cabai, terong dan tomat. Cabai merah merupakan tanaman yang

sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sehingga cabai

merah menjadi komoditas strategis. Cabai merah mengandung zat gizi yang

dibutuhkan manusia seperti vitamin A, vitamin C, karoten, zat besi, kalium,

kalsium, fosfor dan juga mengandung alkaloid seperti kapaicin, flavenoid, dan

minyak esensial. Kegiatan budidaya tanaman cabai tidak dapat lepas dari

kendala-kendala baik dari biotik maupun abiotik (Setiadi, 2006). Kendala yang

umum terjadi pada budidaya hortikultura adalah serangan lalat buah (Bactrocera

spp.) yang merupakan salah satu hama merugikan pada tanaman hortikultura di

dunia. Lalat buah dapat menyerang berbagai jenis tanaman hortikultura.

Saat ini untuk mengendalikan berbagai jenis hama maupun penyakit

menggunakan pestisida secara terus menerus yang nantinya akan berdampak

negatif terhadap kesehatan dan lingkungan maka untuk saat ini diperlukan konsep

PHT sebagai inovasi yang harus diterapkan dalam mengurangi pestisida.

Pengendalian hama terpadu merupakan upaya pengendalian populasi atau tingkat

serangan OPT dengan menggunakan berbagai teknik pengendalian yang

kompatibel dengan tetep memperhatikan faktor keseimbangan lingkungan.

Pengendalian hama terpadu menekankan pengelolaan ekosistem dengan

mengurangi penggunaan input kimiawi sintetik. Pengelolaan ekosistem

dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh sehat sehingga memiliki ketahanan

ekologis yang tinggi terhadap hama (Sari dkk., 2016). Teknologi Pengendalian

Hama Terpadu (PHT) dianggap sebagai teknologi yang tepat dan potensial untuk

mengendalikan hama sekaligus mengurangi resiko penggunaan pestisida yang

berbahaya bagi lingkungan. Konsep pengendalian hama terpadu mengutamakan

penggunaan musuh alami dalam mengendalikan populasi hama, apabila populasi

hama terlalu tinggi maka dianjurkan penggunaan pestisida dengan dosis yang

sesuai sehingga tidak merusak lingkungan (Gunawan dkk, 2015).

4

Page 5: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

Perangkap kuning merupakan perangkap yang digunakan di atas

permukaan tanah. berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, jumlah serangga

yang paling banyak tertangkap adalah dengan menggunakan perangkap kuning

(yellow trap). Hal ini disebabkan karena serangga yang ada di areal pertanaman

adalah serangga yang aktif dari pagi hingga sore hari, sedangkan pada perangkap

jatuh yang dilakukan hanya sedikit jumlah serangga yang dapat tertangkap. Faktor

lain yang mempengaruhi diduga adalah warna perangkap yang digunakan

(Aryoudi dkk., 2015).

Spesies serangga menunjukkan daya tarik yang kuat terhadap warna

tertentu sehingga memungkinkan penggunaan perangkap sebagai monitoring

populasi hama. Pada hasil penelitian, diketahui bahwa serangga yang dipantau

pada lingkungan pertanian banyak ditemukan pada perangkap kuning. Perangkap

warna yang lengket (dengan penambahan lem) sering digunakan dalam bidang

pertanian. Diantara beberapa warna yang digunakan sebagai perangkap, pada

perangkap warna kuning ditemukan banyak serangga yang lengket/ melekat. Oleh

karena itu perangkap warna kuning lebih disarankan untuk pemantauan populasi

hama (Saeed et al, 2013).

Perangkap kuning cenderung lebih menarik bagi serangga karena warna

kuning membuat kontras antara trap dan latar belakang bidang. Pigmen kuning

memiliki respon positif diduga karena serangga tergolong aktif mencari meskipun

terdapat beberapa variasi berbeda (Idris et al, 2012). Perangkap kuning mampu

menangkap serangga hama lebih banyak dibandingkan perangkap yang lain. Hal

ini dikarenakan warna dan kekontrasan warna digunakan oleh serangga untuk

membedakan antara tanaman inang dengan lingkungan sekitar. Hama merusak

dapat melihat spektrum warna berbeda seperti warna kuning. Umumnya serangga

hanya mempunyai dua tipe pigmen penglihatan yaitu pigmen yang dapat

menangkap warna hijau dan kuning terang serta pigmen yang dapat menangkap

warna biru dan ultra violet (Goncalves and Oliveira, 2013).

5

Page 6: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Inovasi Produksi Pertanian acara “Pemanfaatan

Perangkap Kuning untuk Memantau Perkembangan Lalat Buah yang dilaksanakan

hari Sabtu tanggal 28 Oktober 2017 pada pukul 06.00 sampai dengan selesai,

bertempat di 3 lokasi berbeda yaitu Kranjingan, Sumbersari, Pakusari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Ajir

2. Tali

3. Gelas Plastik

4. Kertas atau plastik kuning

3.2.2 Bahan

1. Lem

2. Perangkap kuning

3. Pertanaman cabai atau tembakau

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Membentuk kelompok yang terdiri dari 5-10 mahasiswa

2. Mengambil perangkap kuning dari pabrikan untuk setiap kelompok

3. Membuat ajir setinggi kurang lebih setengah meter untuk tiap kelompok lalu

memasangnya di lahan tanaman tembakau

4. Memasang ajir dengan perangkap kuning dengan cara mengantungnya

5. Membiarkan perangkap selama lima hari kemudian mengamati jenis serangga

yang tertangkap dan jumlahnya seperti tabel berikut

6

Page 7: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

Tabel 2.1 Pengamatan populasi hama yang tertangkap

No. Jenis hama tertangkap Jumlah (ekor)

1.

2.

3.

dst

Catatan : Menulis tanggal pengamatan dan tanggal pemasangan perangkap,

kelompok/kelas

3.4 Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan yang diamati yaitu jumlah lalat bibit yang tertangkap

dari ketiga perlakuan yaitu perangkap kuning, hijau dan merah.

1.3 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan di

analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif

7

Page 8: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Grafik hasil pengamatan jumlah hama terperangkap pada color trap tanaman

cabai

4.1.2 Grafik hasil pengamatan jumlah hama terperangkap pada color trap tanaman

terong

8

Page 9: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

4.1.3 Grafik hasil pengamatan jumlah hama terperangkap pada color trap tanaman

Tomat

4.2 Pembahasan

Pada hasil praktikum penggunaan yello trap pada masing-masing lahan

yang di laksanakan di daerah jember. Pelaksanaan pengamatan yello trap

dilakukan pada -8,1621896 BT. 113,7175485 LS. Pada umumnya hama lalat

buah yang memiliki kebiasaan hidup pada daerah dengan ketinggian tertentu

sehingga pada pelaksanaan pengamatan lalat buah memiliki hasil yang berbeda

pada setiap trap pada daerah tertentu. Hama lalat buah memiliki prilaku dan

kebiasaan hidup yang berbeda-beda sehingga lalat buah di suatu daerah berbeda

dengan daerah lain, sehingga lalat buah yang hidup pada daerah dataran rendah

tidak bisa hidup di dataran tinggi dan sebaliknya (kardinan,2003).

Yellow trap atau perangkap kuning merupakan pengendalian serangga atau

hama yang dirancang berdasarkan kecenderungan serangga terhadap suatu warna

tertentu. Perangkap kuning telah dilumuri lem atau vaselin yang memiliki tujuan

untuk mengikat hama. Hama yang dapat diperangkap dengan hama ini antara lain

Aphids, kutu hijau, kutu daun, dan semua golongan serangga yang tertarik dengan

gelombang yang dipancarkan benda yang berwarna kuning. kemungkinan warna

kuning pada plastik dipilih karena lebih kontras dan mengkilap, sehingga hama

9

Page 10: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

lebih tertarik dibandingkan jenis perangkap lainnya. Plastik kuning juga lebih

tahan terhadap hujan dan cahaya matahari, sehingga mengakibatkan lebih melekat

lebih awet atau lebih lama.

Hama yang banyak tertarik pada perangkap kuning diantaranya adalah

kutu, trips, ngengat, lalat buah, serta serangga lainnya yang juga tertarik pada

gelombang yang dipancarkan oleh warna kuning. Menurut Afrianto (1992),

perangkap kuning ampuh untuk memikat hama golongan aphid, kutu, ngengat,

dan tungau. Yi et al. (2012) juga menambahkan bahwa lalat buah, kutu daun,

ngengat, dan belalang merupakan contoh serangga hama yang tertarik pada

perangkap warna kuning. Dasarnya, serangga yang tertarik pada spektrum kuning-

hijau (500 – 600 nm) akan mendekati perangkap kuning.ketinggian dalam

penempatan perangkap kuning yang dibuat akan berpengaruh besar terhadap

jumlah serangga yang terperangkap. Ketinggian perangkap disesuaikan dengan

morfologi tanaman dan kondisi lahan.Perangkap kuning harus diletakan pada area

yang lapang dan lebih tinggi dari tanaman di sekitarnya.

Keberhasilan yellow trap sebagai salah satu metode pengendalian tidak

lepas dari peran faktor-faktor pendukung keberhasilan. Salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi keberhasilan pengaplikasian yellow trap adalah ketinggian

tempat. Yi et al. (2012), menambahkan bahwa ketinggian dalam penempatan

perangkap kuning yang dibuat akan berpengaruh besar terhadap jumlah serangga

yang terperangkap. Ketinggian perangkap disesuaikan dengan morfologi tanaman

dan kondisi lahan. Perangkap kuning harus diletakan pada area yang lapang dan

lebih tinggi dari tanaman di sekitarnya. Dalam praktikum ini, perangkap kuning

diletakkan sekitar 50 cm diatas permukaan tanah mengingat tanaman tembakau di

sekitarnya memiliki ketinggian lebih rendah.

Menurut Afrianto dan Liviawaty (1992), penggunaan perekat juga akan

berpengaruh pada efektifitas penangkapan serangga yang mendekat. Perekat harus

sering diperhatikan kondisinya, apabila perekat yang digunakan mulai luntur,

maka sebaiknya mulai dioleskan lagi pada permukaan perangkap. Pemilihan

perekat juga harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Hal tersebut berkaitan

dengan daya tahan dan daya rekat zat yang digunakan, misalnya perekat lem yang

10

Page 11: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

lebih tahan lama dan memiliki keampuan rekat yang tinggi dibandingkan dengan

penggunaan perekat berupa minyak atau oli yang mudah luntur dan kemungkinan

juga dapat merusak perangkap.

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada macam-macam

perlakuan dan komoditas yang berbeda menunjukkan serangga yang didapat juga

bermacam-macam. Komoditas tanaman cabai didominasi dengan serangga

cocinela pada hari ke 3 sedangkan pada hari ke 7 didominasi serangga yang

terperangkap yaitu lalat buah. Kedua hasil pengamatan dengan waktu yang

berbeda menunjukakan bahwa yellow trap yang mendominasi dalam keberhasilan

menarik serangga sedangkan untuk red trap dan green trap serangga yang

berhasil tertangkap tidaklah sebanyak dari yellow trap. Hal ini membuktikan

bahwa penggunaan yellow trap pada komoditas cabai lebih baik dibandingkan red

trap maupun green trap. Warna kuning merupakan warna yang paling cerah

dibandingkah warna-warna lainnya (Wulandari dkk., 2015). Perbedaan dari

keberhasilan memancing serangga yaitu bisa dikarenakan serangga pada tanaman

cabai lebih suka atau peka pada warna kuning dibandingkan dengan warna merah

atau hijau. Kendati demikian perbedaan tersebut bisa dikarenakan dari posisi atau

letak dari pemasangan trap yang dilakukan.

Terong merupakan tanaman semusim yang mempunyai warna didominasi

hijau, pada buah terong didominasi dengan warna ungu, kuning, atau hijau.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan bahwa pada hari ke 3 yellow

trap lebih mendominasi perolehan serangga dibandingkan dengan red trap

maupun green trap, serangga yang berhasil terperangkap pada yellow trap yaitu

walang sangit, belalang, dan Coccinella, sedangkan pada hari pengamatan ke 7

hasil perolehan serangga yang terperangkap terbanyak yaitu pada yellow trap dan

red trap. Kesimpulan sementara yellow trap lebih efektif pada komoditas terong

dibandingkan dengan red trap atau grenn trap. Hal tersebut bisa disebapkan oleh

perbedaan yang sangat mencolok dari tanaman terong itu sendiri yang memiliki

warna hijau dan color trap yang paling efektif yaitu berwarna kuning. Faktor lain

juga bisa disebabkan oleh kriteria warna yang disukai dari macam-macam

serangga yang telah terperangkap yang lebih menyukai warna kuning

11

Page 12: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

dibandingkan dengan warna lainnya. Kuning lebih afektif dibandingkan dengan

warna-warna lainnya yaitu dikarenakan warna kuning memiliki spektrum warna

dengan panjang gelombang 500-600 nm yang disukai oleh serangga (Wulandari

dkk., 2015).

Color trap yang dilakukan pada komoditas tomat hasilnya hampir sama

dengan komoditas cabai dan komoditas terong, yang membedakan yaitu jumlah

serangga yang terperangkap. Berdasarkan hasil yang telah didapat bahwa color

trap berwarna kuning lebih efektif dibandingkan dengan warna merah atau hijau.

Pengamatan hari ke 3 didominasi oleh serangga lalat buah dikarenakan lalat buah

sangat menyukai warna kuning terutama warna kuning tua (Wulandari dkk.,

2015). Sedangkan pada pengamatan hari ke 7 paling banyak serangga yang

terperangkap yaitu kutu kebul dan Cyrtopeltis. Kesuksesan dalam melakukan

pengendalian menggunakan color trap yaitu harus memahami letak penempatan

yang strategis dimana serangga sering lalu-lalang.

12

Page 13: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai perbedaan

efektifitas dari color trap dengan warna yang berbeda dan komoditas yang

berbeda dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Color trap merupakan teknik pengendalian OPT secara mekanik dengan

menggunakan warna yang disukai oleh serangga. Ada 3 macam warna yang

paling disukai oleh serangga sekaligus dapat dijadikan sebagai teknik

pengendalian menggunakan teknik color trap yaitu warna merah, hijau, dan

kuning.

2. Pada tanaman cabai color trap yang berhasil menjerat serangga paling banyak

yaitu warna kuning. Pada tanaman terong warna yang paling banyak menjerat

serangga yaitu warna kuning. Pada tanaman tomat warna yang paling afektif

dalam menjerat hama yaitu warna kuning.

3. Warna kuning mempunyai warna yang paling cerah dibandingkan dengan

warna-warna lainnya dan mempunyai spectrum panjang gelombang 500-600

nm yang kebanyakan serangga sangat menyukai.

5.2 Saran

Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih memperhatikan

dalam penempatan lokasi color trap pada tanaman agar memperoleh data yang

representatif.

13

Page 14: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., dan E. Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama danPenyakitikan. Yogyakarta. Kasinus

Aryoudi, A., M. I. Pinem dan Marheni. 2015. Interaksi Tropik Jenis Serangga di atas Permukaan Tanah (Yellow Trap) dan pada Permukaan Tanah (Pitfall Trap) pada Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.) di Lapangan. Agroekoteknologi, 3(4): 1250-1258.

Goncalves, R. B. and P. S. Oliveira. 2013. Preliminary Results of Bowl Trapping Bees (Hymenoptera, Apoidea) in a Southern Brazil Forest Fragment. Insect Biodiversity, 1(2): 1-9.

Gunawan, C. S. E., G. Mudjiono dan L. P. Astuti. 2015. Kelimpahan Populasi Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) dan Laba-Laba Pada Budidaya Tanaman Padi dengan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu dan Konvensional. Hama Penyakit Tumbuhan, 3(1): 117-122.

Idris, A. B., S. A. N. Khalid and M. N. M. Roff. 2012. Effectiveness of Sticky Trap Designs and Colours in Trapping Alate Whitefly, Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae). Trop. Agric, 35(1): 127-134.

Kardinan, A. 2003. Tanama Pengendali Lalat Buatr- Agromedi Pustaka. Jakarta.

Saeed, S., M. A. Amin, Q. Saeed and M. Farooq. 2013. Attraction of Idioscopus clypealis (Leith) (Cicadellidae: Homoptera) to Sticky Colored Traps in Mango Orchard. Plant Sciences, 4(1): 2275-2279.

Sari, N., A. Fatchiya dan P. Tjitropranoto. 2016. Tingkat Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sayuran di Kenagarian Koto Tinggi Kabupaten Agam Sumatra Barat. Penyuluhan, 12(1): 15-30.

Setiadi.2006. Bertanam Cabai. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wulandari, D. A., L. D. Saraswati dan Martini. 2015. Pengaruh Variasi Warna Kuning pada Fly Grill terhadap Kepadatan Lalat (Studi di Tempat Pelelangan Ikan Tambak Lorok Kota Semarang). Kesehatan Masyarakat, 3(3): 130-141.

Yi, Z., F. Jinchao, X. Dayuan, S. Weiguo, dan J. C. Axmacher. 2012. A Comparison of Terrestrial Arthropod Sampling Methods. Resources and Ecology, 3 (2): 174 – 182.

14

Page 15: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

Lampiran koordinat:

15

Page 16: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

16

Page 17: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

Lampiran

17

Page 18: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

18

Page 19: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

19

Page 20: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

20

Page 21: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

21

Page 22: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

22

Page 23: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

23

Page 24: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

24

Page 25: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

25

Page 26: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

26

Page 27: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

27

Page 28: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

28

Page 29: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

29

Page 30: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

30

Page 31: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

31

Page 32: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

32

Page 33: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

33

Page 34: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

34

Page 35: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

35

Page 36: sunarjisite.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN PERANGKAP KUNING UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Oleh : Golongan C/Kelompok 4A 1. Mohammad Eno (151510501143)

36