211
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu tuntutan Reformasi 98’ adalah Otonomi Daerah. Lahirnya tuntutan ini bisa dimaknai sebagai strategi atau solusi atas maraknya isu disintegrasi daerah. Ada banyak sebab lahirnya tuntutan itu. Salah satunya karena cara-cara penyelesaian problem kebangsaan oleh pemerintah yang militeristik. Padahal militeristik adalah ciri fasisme 1 . Selain itu, otonomi daerah ini adalah bentuk kompromi dari pertikaian panjang antara dua konsep bentuk negara dengan akar historis dan filosofis sangat berbeda. Kedua konsep itu adalah bentuk negara federal dan bentuk Negara kesatuan yang masing-masing diadopsi dan dipertahankan oleh Muhammad Hatta dan Soekarno. 1 Menurut Mansour Faqih, pemerintah dan bangsa ini dalam menyelesaikan konflik atas sumber-sumber alam menggunakan cara-cara yang mengkombinasi teror dan represi, penjinakan ideologi serta hegemoni. Lebih lengkap lihat di, Kata Pengantar Mansour Faqih dalam Hugh Purcell, Fasisme, Resist Book, Yogyakarta, 2004 hal. xiii dan xiv. Alih bahasa Faisol Feza dkk. 1

repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

  • Upload
    vanthuy

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Salah satu tuntutan Reformasi 98’ adalah Otonomi Daerah. Lahirnya tuntutan

ini bisa dimaknai sebagai strategi atau solusi atas maraknya isu disintegrasi daerah.

Ada banyak sebab lahirnya tuntutan itu. Salah satunya karena cara-cara

penyelesaian problem kebangsaan oleh pemerintah yang militeristik. Padahal

militeristik adalah ciri fasisme1. Selain itu, otonomi daerah ini adalah bentuk

kompromi dari pertikaian panjang antara dua konsep bentuk negara dengan akar

historis dan filosofis sangat berbeda. Kedua konsep itu adalah bentuk negara federal

dan bentuk Negara kesatuan yang masing-masing diadopsi dan dipertahankan oleh

Muhammad Hatta dan Soekarno.

Reformasi telah membawa suasana baru dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Prestasi reformasi (Chrisnandi, 2008)2 ditandai dengan rezim lama

diturunkan dan digantikan rezim baru. Politik otoritarianisme digantikan politik

demokrasi. Sentralisme dikubur dengan desentralisasi. Konstitusi lama (UUD 1945)

diamandemen sebanyak empat kali. Multipartai menyediakan ruang bagi setiap

orang untuk berkumpul dan mendirikan partai politik. Dibentuk lembaga baru seperti

1 Menurut Mansour Faqih, pemerintah dan bangsa ini dalam menyelesaikan konflik atas sumber-

sumber alam menggunakan cara-cara yang mengkombinasi teror dan represi, penjinakan ideologi

serta hegemoni. Lebih lengkap lihat di, Kata Pengantar Mansour Faqih dalam Hugh Purcell,

Fasisme, Resist Book, Yogyakarta, 2004 hal. xiii dan xiv. Alih bahasa Faisol Feza dkk.2 Chrisnandi menulis, “”terlepas dari prestasi itu, keprihatinan tengah merundung perjalanan

reformasi. Bayangkan, sewindu reformasi belum juga tampak Indonesia menepi dari keterpurukan”.

Lebih lengkap lihat, Yuddy Chrisnandi, Beyond Parlemen: Dari Politik Kmapus Hingga Suksesi

Kepemimpinan Nasional, Penerbit Indo Hill Co, Jakarta, 2008, Cetakan 2, hal 31 dan 32.

1

Page 2: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat

daerah.

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah

kepada daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia3. Melalui asas desentralisasi, otonomi

daerah hadir untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengelola sendiri

urusan pemerintahan dalam upaya meningkatkan kemandirian daerah.

Desentralisasi merupakan sebuah proses di mana pemerintahan daerah

menjalankan otonomi seluas-luasnya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Pemerintah daerah memiliki

kewenangan untuk menjalankan segala urusan pemerintahan kecuali urusan

pemerintahan yang berkaitan dengan urusan Politik Luar Negeri, Pertahanan,

Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, dan Agama4. Karena itu adalah

urusan pemerintahan yang hanya menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota

merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota. Urusan itu meliputi: (a)

perencanaan dan pengendalian pembangunan, (b) perencanaan, pemanfaatan, dan

pengawasan tata ruang, (c) penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat, (d) penyediaan sarana dan prasarana umum, (e) penanganan bidang

kesehatan, (f) penyelenggaraan pendidikan, (g) penanggulangan masalah sosial, (h)

pelayanan bidang ketenagakerjaan, (i) fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil

3 Lebih lengkap lihat UU RI Nomor 12 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 7.4 Idem Pasal 10 Ayat 3.

2

Page 3: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

dan menengah, (j) pengendalian lingkungan hidup, (k) pelayanan pertanahan, (l)

pelayanan kependudukan, dan catatan sipl, (m) pelayanan administrasi umum

pemerintahan, (n) pelayanan administrasi penanaman modal, (o) penyelenggaraan

pelayanan dasar lainnya, (p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan5.

Selanjutnya, dalam urusan keuangan, diatur dalam UU Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah merupakan

subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara

Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Pemberian sumber keuangan Negara

kepada Pemerintah Daerah didasarkan atas penyerahan tugas kepada Pemerintah

Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.

Otonomi Daerah telah lama menjadi wacana publik Indonesia6. Meski

demikian, dalam pelaksanaan otonomi daerah ini belum berjalan sebagaimana tujuan

awalnya. Terdapat banyak ketimpangan dalam upaya pengimplementasian konsep

otonomi daerah. Beragam realitas empirik dalam penyelenggaraan otonomi daerah.

Menurut Keban (Fakrulloh dkk, 2004)7, ada beberapa hal yang dapat mengganggu

kinerja pencapaian tujuan otonomi daerah yaitu (1) adanya kesalahan strategis 5 Lebih lengkap lihat UU No 12 Tahun 2008 Pasal 14. Lihat juga PP No 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota.6 Landasan hukumnya adalah UUD 1945 Pasal 18, UU No 1 Tahun 1945, UU No 22 Tahun 1948,

UUDS 1950 Pasal 131-133, UU No 44 Tahun 1950, UU No 1 Tahun 1957, UU No 6 Tahun 1959, UU

No 5 Tahun 1960, UU No 18 Tahun 1965, Ketetapan No XXI/MPRS/1966, Ketetapan No

V/MPR/1973, UU No 5 Tahun 1974, dan UU No 22 Tahun 1999, UU No 32 Tahun 2004, dan UU RI

No 12 Tahun 2008.

3

Page 4: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

dalam perwujudan otonomi daerah, (2) perbedaan persepsi dan pemahaman tentang

konsep otonomi daerah, (3) perbedaan paradigma otonomi daerah yang dianut oleh

para elit politik, (4) paradigma birokrasi masih kuat.

Sebagai salah satu daerah otonom pasca pemekaran dari Kabupaten Poso8

tahun 2000, kabupaten Morowali tidak jauh dari realitas empirik tersebut.

Pembangunan infrastruktur jalan dan fasilitas pelayanan umum lainnya belum begitu

memadai. Berdasarkan data Dinas Kimpraswil Kabupaten Morowali dalam Angka

2001, menunjukkan bahwa ada 55% jalan negara, provinsi, dan kabupaten yang

mengalami kerusakan. Hanya 18% jalan dalam kondisi baik. Atas dasar itu, pada

Tahun Anggaran 2003 Kabupaten Morowali mendapatkan DAK non reboisasi

sebesar Rp 1,6 M untuk perbaikan jalan.

Selain itu, salah satu problema yang dihadapi oleh sebagian daerah

kabupaten/kota khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah dewasa ini adalah berkisar

pada upaya peningkatan PAD. Problema ini muncul karena adanya kecenderungan

berpikir dari sebagian kalangan birokrat di daerah yang menganggap bahwa

parameter utama yang menentukan kemandirian suatu daerah dalam berotonomi

adalah terletak pada besarnya PAD9. Kecenderungan berpikir ini tidak lahir begitu

saja tanpa landasan rasional dan empiris mengingat masih banyak daerah otonom

yang masih mengandalkan dana perimbangan sebagai sumber utama keuangan

7 Fakrulloh, Z.A., Eko, S., dan Saragi, T. P. Kebijakan Desentralisasi di Persimpangan Jalan, Jakarta:

CV. Cipruy. 2004, hal 22-25. 8 Pembentukan Kabupaten Morowali berdasarkan pada UU No 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai Kepulauan.9 Lihat di artikel, Ochan, 2009, “Implementasi Peraturan Daerah Kota Palu yang Berorientasi Bagi

Kepentingan Masyarakat Dalam Menunjang Otonomi Daerah”. http://www. 017-implementasi-

peraturan-daerah-kota.html (5/8/2011)

4

Page 5: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

daerah dalam pembiayaan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Artinya,

daerah-daerah itu belum mampu menjalankan desentralisasi.

Merujuk pada hasil penelitian Badan Peneliti dan Pengembangan Departemen

Dalam Negeri bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada, Syarifuddin Tayeb

menyatakan bahwa dari 292 Daerah Kabupaten yang diteliti menunjukkan rendahnya

konstribusi pendapatan asli daerah terhadap pembiayaan daerah. Berikut rinciannya:

122 Daerah Kabupaten berkisar antara 0,53 % - 10 %

86 Daerah Kabupaten berkisar antara 10 % - 20 %

43 Daerah Kabupaten berkisar antara 20,1 % - 30 %

17 Daerah Kabupaten berkisar antara 31,1 % - 50 %

2 Daerah Kabupaten berkisar di atas 50 %

Rendahnya konstribusi pendapatan asli daerah terhadap pembiayaan daerah,

karena daerah hanya diberikan kewenangan mobilisasi sumber dana pajak dan yang

mampu memenuhi hanya sekitar 20% - 30% dari total penerimaan untuk membiayai

kebutuhan rutin dan pembangunan, sementara 70% - 80% didrop dari pusat10.

Mengingat banyaknya sumber-sumber PAD11 yang bisa dioptimalkan, daerah

otonom tidak perlu mengandalkan dana perimbangan dalam pembiayaan

10 Syarifuddin Thayeb, Hasil Penelitian Badan Peneliti dan Pengembangan Depdagri UGM,

Yogyakarta, 2001, hlm.5.11 Pendapatan Asli Daerah (PAD) digolongkan menjadi 4 bagian yaitu Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Lihat,

UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. Baca juga Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (perubahan dari

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006) Pasal 26.

5

Page 6: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Apalagi dalam konteks Kabupaten

Morowali yang memiliki banyak kekayaan sumber daya alam. Pengelolaan kekayaan

alam itu berbanding lurus dengan peningkatan jumlah wajib pajak dan retribusi

daerah.

Kabupaten dengan visi “Morowali Menuju Kabupaten Agribisnis 2012" ini

menyimpan kekayaan alam di sektor perkebunan, pertanian, peternakan, kelautan,

pertambangan, dan pariwisata yang melimpah yang bisa dikelola untuk menambah

sumber-sumber PAD dalam rangka meningkatkan kemampuan daerah dalam

membiayai secara mandiri urusan rumah tangga daerah. Sektor-sektor potensial ini

jika dikelola secara maksimal akan membantu mempercepat pertumbuhan

perekonomian masyarakat yang pada gilirannya akan menambah jumlah objek PAD.

Misalnya, di sektor pertambangan dan perkebunan yang cukup mendominasi di

Kabupaten Morowali, para pengusaha pertambangan dan perkebunan untuk

melaksanakan usahanya pasti mengurus Surat Izin Usaha dan dokumen-dokumen

lain yang dikenakan pajak maupun retribusi. Sebagai gambaran, pada tahun 2010

sektor pertambangan nikel memberikan kontribusi ke PAD sebesar Rp 4 M12.

Sektor pertanian adalah tumpuan 76 persen penduduk. Pada tahun 2001 nilai

kegiatan ekonomi pertanian Rp 527 miliar, sekitar 37 persen berasal dari

perkebunan13. Sektor perikanan, di antara 10 kecamatan hanya Kecamatan Mori Atas

12 Lihat Harian ANTARA News, Koran Lokal Palu, ” Pertambangan Nikel Sumbang PAD Morowali

Rp5 Miliar , Jumat, 21 Januari 2011”.13 Lihat, Harian KOMPAS, Selasa, 01 Juli 2003. Selengkapnya ada di

http://www.kompas.com/kompas cetak/0307/01/daerah/401669.htm diunduh tanggal 5 Agustus

2011.

6

Page 7: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

dan Lembo yang tidak memiliki garis pantai, sehingga ada 80 persen wilayah

Morowali yang berpotensi untuk perikanan14.

Di sektor pertambangan, terdapat Nikel dan marmer. Nikel dengan luas

arealnya mencapai lebih kurang 149.700 hektar dengan cadangan terduga 8 juta

WMT. Di sektor Minyak dan gas, terdapat Lapangan minyak Tiaka Blok Trili dengan

fasilitas penunjang terletak sekitar 17 mil dari garis pantai. Hasil evaluasi

menunjukkan bahwa cadangan minyak di lapangan Tiaka (Original oil in Place –

OOIP) sebesar 106,56 MMBO (Million barrel oil/juta barrel minyak). Total kapasitas

produksi per hari mencapai sekitar 6.500 barrel (BOPD) yang diperoleh dari enam

sumur produksi atau rata-rata produksi setiap sumur sebesar sekitar 1.100 BOPD.

Gas bumi, dari hasil pemboran sumur produksi, dihasilkan juga gas ikutan sebanyak

sekitar 3,5 TCF (Ton cubic feet) dengan air terproduksi sekitar 3.000 BOPD15.

Menurut data dari BPS Kabupaten Morowali tercatat lebih dari 100 Pemegang Izin

Usaha Pertambangan di wilayah ini.

Melihat potensi kekayaan SDA Kabupaten Morowali sebagaimana diuraikan di

atas, DPPKAD sebagai salah satu SKPD, berpeluang besar untuk mengoptimalkan

manajemen keuangan daerah hasil penerimaan dari sumber-sumber PAD. Dalam hal

ini, dituntut efektifitas dan efisiensi pelaksanaan peran DPPKAD dalam manajemen

keuangan daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kecerdasan

pengelolaan penerimaan keuangan dibutuhkan untuk memastikan semua pos

14 Ochan Sangadji, (27/11/2008), dalam artikel “Morowali, Kabupaten Terkaya di Sulteng”. Sumber

data artikel ini dilengkapi dengan data dari BPS dan Dinas Pertambangan Kabupaten Morowali.

Selengkapnya baca di http://www.ochansangadji.co.nr diunduh tanggal 7 Oktober 2011. 15 Ochan Sangadji, Ibid.

7

Page 8: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

anggaran pembelanjaan daerah dalam setiap tahun anggaran mendapat bagian

secara proporsional. Selain itu, juga untuk menekan defisit APBD dalam setiap tahun

anggaran.

Persoalannya kemudian, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Morowali dalam tiga tahun anggaran terakhir mengalami defisit. Tahun

2006 defisit APBD Morowali mencapai lebih Rp 75 miliar, tahun 2007 lebih Rp 63

miliar dan tahun anggaran 2008 mencapai lebih 63 miliar16.

Di sisi lain, realisasi penerimaan PAD Kabupaten Morowali selama tiga Tahun

berturut-turut yakni pada tahun anggaran 2007 sebesar Rp 8,80 M, 2008 sebesar Rp

14,53 M, 2009 sebesar Rp 13,82 M17. Angka ini menunjukkan peningkatan PAD.

Pertanyaannya, apakah rasio perbandingan antara kekayaan alam dengan PAD

Kabupaten Morowali dalam tiga tahun terakhir itu, seimbang? Artinya, dengan

melihat potensi kekayaan SDA, bukankah pemerintah daerah dalam hal ini DPPKAD

dapat membuat target pencapaian PAD yang lebih besar?

Selain itu, Penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Morowali pada

tahun anggaran 2007 sebesar Rp 434,48 M, pada tahun 2008 sebesar Rp 373,308 M

dan pada tahun 2009 sebesar Rp 368,918 M18. Dibandingkan dengan

Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah, DAU Kabupaten Morowali tahun 2008 berada

di urutan tertinggi ke dua setelah Kabupaten Banggai. Pada tahun 2009 berada pada

16 Ochan Sangadji, Idem hlm. 317 Data ini diperoleh dari DPPKAD Kabupaten Morowali.18 DPPKAD dan Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tanggal 24

Desember 2008 tentang Rincian Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun

2009. Lihat juga di http://www.ngada.org (27/09/2011)

8

Page 9: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

urutan tertinggi ke tiga setelah Kabupaten Banggai19. Padahal DAU hanya

diperuntukkan bagi daerah dengan PAD kecil sebagai upaya pemerataan

kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan Daerah Otonom

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Artinya, Kabupaten ini masih sangat

tergantung pada dana dari Pemerintah Pusat dalam membiayai penyelenggaraan

urusan pemerintahan daerah.

Terkait dengan itu, ada beberapa hal yang relevan untuk dipertanyakan.

Misalnya apakah secara aktual aparat DPPKAD Kabupaten Morowali dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sudah sesuai dengan ketentuan

sebagaimana Peraturan Daerah?

Dalam hal strategi, apakah Pemerintah Daerah telah mengubah strategi

mengenai teknis operasional lapangan terutama sistem pendataan ulang dalam

rangka menjaring semaksimal mungkin obyek pajak maupun subyek pajak sebagai

dasar perhitungan dan pengenaan pajak? Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

apakah Pemerintah Kabupaten Morowali melalui DPPKAD telah melakukan

intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap seluruh sumber penerimaan daerah, telah

mengidentifikasi secara optimal sumber-sumber PAD yag baru?

Atas dasar ini, penulis melakukan penelitian tentang bagaimana peran salah

satu SKPD yang banyak bergelut dalam pengelolaan keuangan daerah. Penelitian ini

dilakukan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dengan judul “Peran DPPKAD

dalam Manajemen Keuangan Daerah (Studi Tentang Pengelolaan Pendapatan

Asli Daerah) Kabupaten Morowali Tahun 2008-2011”.

19 Ibid., hlm 1

9

Page 10: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian ini, rumusan masalahnya sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimana Peran DPPKAD dalam Pengelolaan PAD Kabupaten Morowali

pada tahun 2008-2011?

1.2.2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Peran DPPKAD dalam

Pengelolaan PAD Kabupaten Morowali pada tahun 2008-2011?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui Peran DPPKAD dalam Pengelolaan PAD Kabupaten

Morowali pada tahun 2008-2011.

1.3.2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Peran DPPKAD

dalam Pengelolaan PAD Kabupaten Morowali pada tahun 2008-2011.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Secara Teoritis

a. Sebagai bahan studi ilmiah untuk mengetahui Peran DPPKAD dalam

Manajemen Keuangan Daerah dan secara spesifik pengelolaan PAD

Kabupaten Morowali dalam kurun waktu 2008-2011.

b. Sebagai bahan studi perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang

berkaitan dengan Peran DPPKAD dalam Manajemen Keuangan Daerah

dan secara spesifik pengelolaan PAD Kabupaten Morowali dalam kurun

waktu 2008-2011 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

10

Page 11: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

c. Sebagai bahan studi pustaka di almamater peneliti yakni di Program

Studi Ilmu Pemerintahan Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Universitas Hasanuddin.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan kajian praksis bagi DPPKAD Kabupaten Morowali untuk

mengevaluasi kinerjanya selama kurun waktu 2008-2011.

b. Sebagai bahan kajian praksis bagi DPPKAD Kabupaten Morowali untuk

merumuskan desain strategi dalam upaya pengelolaan PAD Kabupaten

Morowali ke depannya.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dipusatkan di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Morowali Provinsi

Sulawesi Tengah.

1.5.2. Dasar dan Jenis Penelitian

a. Dasar penelitian deskriptif. Peneliti akan melihat langsung realitas-

realitas di lapangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Realitas-

11

Page 12: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

realitas itu akan dipilah berdasarkan kebutuhan penelitian lalu

dikumpulkan untuk kemudian dianalisis.

b. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yakni suatu metode yang

menggambarkan atau melukiskan kenyataan serta keadaan objek yang

diteliti secara sistematis, faktual dan akurat untuk kemudian dianalisis

secara mendalam.

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Data digolongkan menjadi dua bagian yaitu data sekunder dan data

primer. Penggolongan ini dilakukan demi menjaga keakuratan dan relevansi

serta kekayaan data yang diperoleh di lapangan sehubungan dengan objek

penelitian ini. Data primer adalah data yang bersumber dari studi lapang

berupa wawancara mendalam dan observasi yang dilakukan dengan tujuan

untuk memperoleh data-data yang faktual dan akurat mengenai objek

penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari

kepustakaan berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek

penelitian. Adapun data dari studi lapang diperoleh dengan menggunakan

teknik-teknik sebagai berikut :

1.5.3.1. Wawancara

Teknik pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran mengenai objek penelitian dengan cara tanya jawab secara

mendalam dan terbuka dengan bertatap muka langsung dengan

informan/responden. Bentuk data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung

12

Page 13: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

yang merupakan pengalaman langsung dan pengetahuan informan/responden

dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara.

Wawancara dilakukan dengan beberapa informan/responden terpilih yang

menguasai informasi mengenai objek penelitan.

1.5.3.2. Observasi

Teknik ini berupa pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna

memperoleh keterangan berupa informasi, data dan fakta akurat yang

berhubungan dengan objek penelitian. Teknik ini juga digunakan untuk

mengetahui relevansi antara keterangan informan/responden dan data dengan

kenyataan yang ada dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

penelitian dan tetap mengontrol keabsahannya. Data yang didapat melalui

observasi langsung terdiri dari keterangan kegiatan berupa perilaku, tindakan,

dan keseluruhan kemungkinan interaksi interpersonal dan proses penataan

yang merupakan kecenderungan dan pengalaman manusia yang dapat

diamati.

1.5.3.3. Studi kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data pendukung (data

sekunder) dari berbagai literatur baik berupa buku, makalah, majalah, hasil

penelitian yang relevan, koran dan dokumen-dokumen tertulis lain sebagai

referensi yang berkaitan dengan objek penelitian.

1.5.4. Penentuan Informan

13

Page 14: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Dalam desain penelitian deskriptif kualitatif, jenis informan/responden

ada dua yaitu informan kunci (key informan) dan informan sekunder

(secondary informan). Informan kunci adalah mereka yang dianggap

menguasai objek penelitian. Sedangkan informan sekunder dibutuhkan untuk

melengkapi informasi/data tentang objek penelitian guna memperkaya

analisis, tetapi tidak mesti ada.

Dalam struktur organisasi DPPKAD Kabupaten Morowali, terdapat

enam (6) bidang yang bekerja sesuai dengan kewenangannya masing-masing

berdasarkan Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008. Keenam

bidang yang dimaksud yakni Bidang Pendapatan, Bidang Anggaran, Bidang

Akuntansi, Bidang Perbendaharaan dan Bidang Aset. Masing-masing bidang

tersebut membawahi tiga (3) seksi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada kegiatan pra

penelitian, penulis menemukan fakta bahwa tidak semua bidang dalam

DPPKAD memiliki kewenangan dalam pengelolaan PAD, masing-masing

bidang dalam menjalankan perannya dibatasi dengan tugas pokok dan

fungsinya. Bahkan hanya satu bidang yang memiliki peran langsung dalam

pengelolaan PAD yakni Bidang Pendapatan20. Sedangkan bidang lain seperti

Bidang Anggaran, dan Bidang Akuntasi tidak mempunyai “peran langsung”21

20 Lihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008.21 Maksud penulis dalam penggunaan prasa “peran langsung” adalah peran yang bersentuhan

langsung dalam pengelolaan PAD yakni perencanaan dan pelaksanaan pemungutan (realisasi) yang

hanya dilakukan oleh Bidang Pendapatan. Sedangkan maksud dari “peran tidak langsung” adalah

peran yang tidak berhubungan langsung dengan pengelolaan PAD yakni pada saat dilakukan

rekonsiliasi yang melibatkan bidang lain seperti Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran. Rekonsiliasi

14

Page 15: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

dalam pengelolaan PAD. Namun demikian, untuk memperkaya analisis,

penulis tetap melakukan wawancara dengan beberapa informan yang kapabel

pada masing-masing bidang tersebut, termasuk para Kepala Seksi. Selain itu,

penulis juga melakukan wawancara mendalam dengan Kepala Dinas,

Sekretaris Dinas, Kepala Sub Bagian Urusan Perencanaan dan Program dan

Kepala UPTD Kecamatan atau Camat dalam lingkup DPPKAD. Adapun

informan/responden yang dimaksud yaitu:

1. Kepala DPPKAD (Haeruddin Rompone, S.Sos)

2. Sekretaris DPPKAD (Drs Yusman Mahbub)

3. Kepala Sub Bagian Perencanaan Program (Sappa Sao, M.Si)

4. Kepala Bidang Pendapatan (Jufri M. Taiyeb, SE)

5. Kepala Bidang Anggaran (Alamsyah, MEC.DEV)

6. Kepala Bidang Akuntansi (Alwi Gawi, SE)

7. Kepala Seksi Pajak/Retribusi Daerah (Yohanes P. Labunga)

8. Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan (Yaumi T. Baduddun, SE)

9. Kepala Seksi Pengkajian Anggaran (Charles M. Toha)

10.2 orang Staf Bidang Pendapatan (Nani Sari, SE dan M. Ramli)22

11.Kepala UPTD Kecamatan Lembo (Deitje Dewanto, SE)

12.Sekretaris Camat Witaponda (Muh Ridwan, S.Ag, M.Si)

dilakukan dalam setiap tahun anggaran yang juga melibatkan UPTD Kecamatan dalam lingkup

DPPKAD.22 Penulis memilih dua orang informan ini dengan pertimbangan kedua orang staf dalam Bidang

Pendapatan tersebut adalah peserta magang di Kantor DPPKAD dan Kantor Pelayanan Perpajakan

Kabupaten Poso pada tahun 2011 sebagai salah satu upaya DPPKAD Kabupaten Morowali dalam

meningkatkan kualitas aparaturnya dalam pengelolaan PAD.

15

Page 16: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

13.Camat Bahodopi (Syamsu Abdullah)

Pasca pemekaran pada tahun 2011, Kabupaten Morowali terdiri dari 18

kecamatan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa setiap kecamatan

memiliki UPTD yang membantu DPPKAD dalam pemungutan PAD. Petugas-

petugas UPTD inilah sebagai ujung tombak DPPKAD dalam pemungutan PAD

karena mereka yang turun langsung ke lapangan. Dari 18 kecamatan, empat

kecamatan di antaranya belum memiliki UPTD pasca pemekaran. Dan karena

keterbatasan waktu, dana dan tenaga, penulis memilih tiga UPTD kecamatan

sebagai informan dengan pertimbangan berdasarkan capaian realisasi

penerimaan PAD dari sektor yang memiliki kontribusi besar dalam PAD pada

tahun anggaran 2011 dan pertimbangan jarak tempuh antara Ibu Kota

Kabupaten dengan Ibu Kota Kecamatan.

Selain karena masalah waktu, tenaga dan biaya, kesulitan-kesulitan

yang penulis temui selama proses pengumpulan data menjadi salah satu

pertimbangan penulis dalam memilih informan/responden. Kesulitan-kesulitan

yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam pengumpulan data yang

dimaksud di antaranya adalah keterbatasan informan/responden dalam

memberikan data yang dibutuhkan karena adanya ketakutan pembahasan

akan membias karena persoalan keuangan masih dianggap sebagai

persoalan yang sensitif meski penulis sudah memberikan pemahaman bahwa

penelitian ini hanya untuk tujuan kajian akademik, tidak ada hubungannya

dengan persoalan audit sebagaimana yang dilakukan BPK (Badan

Pemberantasan Korupsi).

16

Page 17: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Penulis memulai penelitian pada bulan Desember 2011. Bertepatan

dengan waktu evaluasi pengelolaan APBD tahun anggaran 2011 dan

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

Kabupaten Morowali tahun 2012. Dalam perumusan, pembahasan dan

penetapan yang dilakukan dalam Rapat Paripurna di DPRD melibatkan

seluruh SKPD pengelola/pengguna keuangan daerah, tidak terkecuali

DPPKAD sebagai koordinator pengelola PAD. Hal ini menjadi salah satu

kesulitan bagi penulis dalam pengumpulan data. Padatnya agenda kegiatan

yang yang dilakukan di internal DPPKAD dan agenda rapat di DPRD membuat

penulis kesulitan melakukan wawancara mendalam dengan Kepala Dinas,

Kepala Bidang dan Kepala Seksi dalam lingkup DPPKAD. Untuk mengatasi

hal itu, penulis “mencuri” waktu istrahat informan pada malam hari di rumah

masing-masing.

1.6. Definisi Operasional

1.6.1. Peran DPPKAD

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini ialah peran DPPKAD dalam

penggelolaan PAD Kabupaten Morowali Tahun 2008-2011 berdasarkan tugas

pokok dan fungsinya. Peran itu digambarkan dalam empat indikator

pengelolaan PAD, yaitu:

Perencanaan Target

Pelaksanaan Pemungutan

Pengawasan atas Penatausahaan

Pelaporan dan Evaluasi Realisasi

17

Page 18: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

1.6.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penelitian ini dibatasi pada sektor tertentu yang besar konstribusinya

dalam penerimaan PAD Kabupaten Morowali dalam kurun waktu 2008-201123.

1.6.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan PAD

Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor-faktor pendukung dan faktor-

faktor penghambat dalam pengelolaan PAD Kabupaten Morowali Tahun 2008-

2011.

1.7. Analisis Data

Penelitian ini dilakukan secara berkesinambungan. Artinya, tahap

pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan

selama proses penelitian. Jadi pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data

terkumpul tetapi juga dilakukan ketika proses pengumpulan data sedang

berlangsung.

Bentuk analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya kedalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, menguraikan dalam bentuk kata dan kalimat, dan

selanjutnya membuat kesimpulan.

23 Lihat Tabel 4.3.-4.6. tentang Target dan Realisasi PAD Kab Morowali tahun 2008-2011.

18

Page 19: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini berisi deskripsi singkat tentang landasan teori yang digunakan

sesuai dengan fokus penelitian, kerangka konsep dan skema kerangka konsep

sesuai dengan desain penelitian, serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang

berhubungan erat dengan objek penelitian.

Posisi teori dalam desain deskriptif kualitatif sangat penting mengingat teori

dalam desain ini adalah acuan dalam menganalisis hasil-hasil penelitian. Teorisasi

penelitian ini adalah deduktif. Konsekuensinya, peneliti dituntun oleh teori saat

mengumpulkan data dan ketika melakukan analisis. Pengaruh teori dalam

pembahasan hasil penelitian sangat membantu peneliti dalam melakukan analisis.

19

Page 20: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Namun tidak berarti data-data hasil penelitian tidak objektif karena telah dicemari

oleh teori.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Bungin (2007:31) bahwa:

“ketika sebuah masalah penelitian telah ditemukan, maka peneliti mencoban membahas masalah penelitian tersebut dengan teori-teori yang dipilihnya. Model deduktif dalam format deskriptif kualitatif akan sangat membantu peneliti tidak saja saat menemukan masalah, tetapi juga untuk membangun hipotesis, menyusun kerangka metodologis, menganalisis data maupun pembahasan hasil penelitian, bahwa teori ini akan dibahas untuk dikritik atau disempurnakan”24

Oleh karena itu, penulis menggunakan dua teori utama untuk mengungkap

gejala atas fenomena objek penelitian, yaitu teori peran (role theory) dan teori

manajemen.

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Toeri Peran

Peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan

yang terutama25. Levinson (Soekamto, 1982)26, menulis bahwa peranan adalah

suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang

dikembangkan  dengan  posisi  atau  tempat  seseorang  dalam  masyarakat,

peranan  dalam  arti  ini  merupakan  rangkaian  peraturan-peraturan  yang

membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

24 Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Putra Group, Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Hlm 3125 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa  Indonesia,  (Jakarta: PN. Balai Pustaka,  1985),  hlm. 73526 Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), hlm. 238

20

Page 21: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Selanjutnya, Levinson mengemukakan bahwa peranan dapat

mencakup tiga hal yaitu:

1. norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang

dalam masyarakat. Peranan arti ini merupakan rangkaian peraturan-

peraturan yang membimbing sesorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai organisasi.

3. sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat27.

Menurut Robert M. Z. Lawang, peran diartikan sebagai suatu pola

perilaku yang diharapkan dari sesorang yang memiliki status atau posisi

tertentu dalam organisasi28.

Dalam perspektif Sosiologi, Antropologi dan Psikologi Sosial, peran

(role) adalah sebuah bangunan teori tersendiri yang disebut dengan Role

27 Ibid hlm 239. 28 Lihat Lawang, Robert M Z. Pengantar Sosiologi, PT. Karunika Universitas terbuka, Jakarta, 1985

hlm 89.

21

Page 22: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Theory29. Ditinjau dari perspektif sosiologi, Barbara (Gana, 2009)30, peran

adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh

keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.

Peran pemerintah daerah terbagi atas peran yang lemah dan peran

yang kuat. Menurut Leach, Stewart dan Walsh (Muluk, 2005)31, peran

pemerintah daerah yang lemah ditandai dengan beberapa indikator yakni

rentang tanggungjawab fungsi atau kewenangan yang sempit, cara

penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat reaktif, derajat otonomi yang

rendah terhadap fungsi-fungsi yang diemban dan tingginya derajat kontrol

eksternal. Peran pemerintah daerah yang kuat ditandai oleh beberapa

29 Dalam teori ini dijelaskan bahwa sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenario yang

disusun oleh masyarakat. Skenario itu mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam

lingkungannya. Seseorang yang patuh akan hidup harmoni, tetapi jika seserang menyalahi skenario,

maka hidupnya tidak akan harmoni, ia akan dihujat. Jadi jangan heran jika terjadi demonstrasi karena

pemimpin menyalahi skenario. Selengkapnya baca di Janah, Lailia Fatkul. 2009. Sumber :

http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html. Dan baca juga di Syakira, Gana. 2009. Teori

Peran, tersedia di http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/konsep-diri-peran.html diunduh tanggal 17

September 2011. Sumber-sumber itu di antaranya mengambil pemikiran Robert Linton dan Glen

Elder. 30 Syakira, Gana. 2009. Teori Peran (Online). Sumber:

http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/konsep-diri-peran.html diunduh tanggal 17 September 2011.31 Identiikasi atas beragam faktor penyebab atas pilihan dominasi instrumen kebijakan, didasarkan

pada kerangka Leach, Stewart, dan Walsh. Pilihan kerangka ini dapat membantu menyusun model

penyelenggaraan pemerintahan daerah baik yang bersifat ex ante maupun ex post facto. Ada

beberapa faktor yang berpengaruh dalam kerangka ini yaitu dimensi ekonomi, pemerintahan dan

politik yang berkaitan dengan bentuk demokrasi lokal. Pembagian peran pemerintah daerah yang

lemah dan yang kuat adalah turunan dari dimensi pemerintahan. Selengkapnya ada di Muluk, K.,

2007, Model Peran Pemerintah Daerah, Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah, Edisi Pertama,

Cetakan Kedua, hlm 62 dan 63, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang.

22

Page 23: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

indikator yakni rentang tanggungjawab fungsi atau kewenangan yang luas,

cara penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersifat positif, derajat

otonomi yang tinggi atas fungsi-fungsi yang diemban dan derajat kontrol

eksternal yang terbatas.

Sehubungan dengan itu, Taufik Manji dalam skripsinya, “Analisis Peran

Pemerintah Kota terhadap Perkelahian antar Kelompok di Kota Makassar”

mengungkapkan:

“peran dan defenisinya memberikan pahaman bahwa dalam setiap kelompok masyarakat setiap individu dituntut untuk menjalankan perannya masing-masing. Kesinambungan sistem sosial tentunya dipengaruhi oleh berjalannya peran-peran dari individu. Mandegnya sistem peran akan sangat berpengaruh pada sistem sosial sebuah masyarakat. Ketika salah satu sistem peran tidak berjalan maka sistem peran yang lain akan dipengaruhi oleh sistem peran yang tidak berjalan tersebut. Maka tak jarang menimbulkan persoalan sosial dalam masyarakat”32.

2.1.2. Teori Manajemen

Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan apa pun

manajemen sangatlah diperlukan untuk seluruh sumber daya organisasi demi

terwujudnya cita-cita atau misi organisasi yang bersangkutaan. Demikian

halnya dalam pengelolaan PAD. Manajemen sangat penting untuk

memaksimalkan pengelolaan PAD. Manajemen berasal dari bahasa Inggris

yakni “manage” yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola

dan lain sebagainya. Kegiatan manajerial yang baik adalah pra syarat dalam 32 Selengkapnya lihat Taufik Manji dalam Analisis Peran Pemerintah Kota terhadap Perkelahian antar

Kelompok di Kota Makassar , 2010, Politik Pemerintahan FISIP Universitas Hasanuddin Makassar,

hlm 27-28 tentang Definisi Peran.

23

Page 24: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

pengelolaan PAD yang baik. Manajemen dapat dipahami sebagai suatu

proses pengaturan seluruh sumber daya dalam sebuah organisasi yang di

dalamnya terdaapt kerja sama demi tercapaiannya tujuan yang telah

ditetapkan. Berikut ini beberapa definisi/pengertian manajemen yang

dikemukakan oleh para pakar manajemen.

George R. Terry dalam Arif (1989) menyatakan bahwa: ” manajemen

adalah kegiatan yang merencanakan, mengorganisasikan dan mengontrol

atau mengoperasikan unsur-unsur dasar manusia, benda-benda, mesin-

mesin, metode-metode, uang dan pasar, memberikan kepemimpinan pada

usaha-usaha manusia untuk mencapai tujuan dari badan usaha”33.

Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Sarwoto bahwa :

“manajemen sebagai proses menghimpun dan meluncurkan pekerjaan dari

orang-orang yang dikoordinasi secara kelompok untuk memperoleh tujuan

yang diinginkan.”34

Selanjutnya Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa: “manajemen

adalah kemampuan dan ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam

rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain”35. Dalam

bahasa berbeda M. Manulang memberikan pengertian bahwa: “manajemen

adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari atas perencanaan,

33 Ishak Arif dalam “Pokok-Pokok Organisasi Dan Manajemen”, Yayasan Pembinaan Umat “NURUL

FALAH”, Palu, 1989, hlm. 1634 Sarwoto, dalam “Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 4535 Selengkapnya lihat di SP. Siagian, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku organisasi, Gunung

agung, Jakarta, 1994, hlm. 8

24

Page 25: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan

baik ilmu seni agar dapat menyelesaiakan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.”36

Demikian halnya dengan S. Kimball dan D.S Kimball Jr yang

mengemukakan bahwa: “manajemen terdiri dari semua tugas dan fungsi yang

meliputi penyusunan sebuah perusahaan, pembiayaan, penetapan garis-garis

besar kebijaksanaan, penyediaan semua peralatan yang diperlukan dan

penyusunan kerangka organisasi serta pemilihan pejabat terasnya.”37

Berdasarkan beberapa pengertian/definisi di atas, penulis

menyimpulkan bahwa pada dasarnya para ahli dalam memberikan

definisi/pengertian tidak terlepas dari beberapa hal yang sangat penting dalam

manajemen yaitu:

1. adanya wadah dan alat pencapaian tujuan

2. adanya proses/fungsi tertentu termasuk kerjasama dalam mencapai tujuan

3. adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.

Pada dasarnya, pembahasan tentang manajemen adalah pembahasan

tentang beberapa fungsi fundamental yang harus dilaksanakan untuk

memperoleh gambaran utuh tentang apa yang mesti dilakukan demi

36 Lihat juga M. Manulang dalam “Dasar-Dasar Manajemen”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1997, hlm. 5437 S. Kimball dan D.S Kimball Jr, Manajemen Pelayanan Masyarakat, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994,

hlm. 43

25

Page 26: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

tercapapianya tujuan bersama. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai

fungsi manajemen.

Menurut Luther Gulk dalam Sutopo fungsi manajemen mencakup

“POSDCRB” yaitu:

1. Perencanan (planning)

2. Pengorganisasian (organizing)

3. Penyusunan pegawai (staffing)

4. Pemberian bimbingan (directing)

5. Pengkoordinasian (coordinating)

6. Pelaporan (reporting)

7. Penganggaran (budgeting)38

Kemudian Harol Kont dalam Sarwoto merumuskan fungsi manajemen

dalam “POSC” yaitu :

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisasian (organizing)

3. Penyusunan Pegawai (staffing)

4. Pengawasan (controlling)39

Selanjutnya George R. Terry dalam Sutopo memberikan gambaran

yang lebih jelas tentang fungsi manajemen yang dikenal dengan “POAC”

yaitu:

1. Perencanaan (planning)

38 Selengkapnya di Sutopo,”Administrasi Manajemen Dan Organisasi”, Lembaga Administrasi Negara

RI, Jakarta 2001, hlm. 2439 Sarwoto, op.cit, hlm. 24

26

Page 27: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

2. Pengorganisasian (organizing)

3. Penggerakan (actuating)

4. Pengawasan (controlling)40

Dari beberapa rumusan tersebut oleh para ahli dapat disimpulkan

bahwa pada dasarnnya rumusan tersebut hanya berkisar pada empat fungsi

sebagaimana yang dirumuskan oleh George R. Terry. Berikut ini penjelasan

ke empat fungsi tersebut.

2.1.2.1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas

seorang pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam sebuah

organisasi guna menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara

mencapainya.

Sondang P. Siagian, menjelaskan bahwa: “perencanaan (planning)

adalah keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal

yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.”41

Selanjutnya, M. Manulang mendefinisikan bahwa: “perencanaan adalah

apa yang harus dicapai (penentuan waktu secara kuantitatif) dan bila hak itu

harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai,

siapa yang bertanggung jawab, dan mengapa harus dicapai.”42

40 Sutopo, op.cit, hlm. 2441 S.P. Siagian, Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1984, hlm. 1342 M. Manulang, op.cit, hlm. 25

27

Page 28: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan

suatu proses perumusan tentang apa yang akan dilakukan dan dan

bagaimana pelaksanaannya.

2.1.2.2. Pengorganisasian (Organizing)

S. P. Siagian mengemukakan bahwa: “pengorganisasian adalah

keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,

tanggung jawab dan wewenang yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

pencapaian yang telah ditentukan.”43

Seteleh perencanaan dilakukan, maka fungsi selanjutnya adalah

pengorganisasian. Dari definisi diatas pengorganisasian merupakan suatu

proses pengaturan keseluruhan sumber daya dalam sebuah organisasi.

Pengaturan itu mencakup pembagian tugas, alat-alat, sumber daya manusia,

wewenang dan sebagainya untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

pelaksanaan kegiatan. Fungsi ini lebih cenderung pada pengaturan kegiatan

administratif.

2.1.2.3. Penggerakan (Actuating)

Menurut George R. Terry dalam Sarwoto yang dimaksud dengan

penggerakan adalah “tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota

suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan

perencanaan dan usaha-usaha organisasi.”44

43 Ibid, hlm. 11644 Sarwoto, op.cit, hlm. 30

28

Page 29: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Penggerakkan atau pelaksanaan dilakukan setelah fungsi

perencanaan. Agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan perencanaan maka

sangat ditekankan pada bagaimana cara/strategi seorang pemimpin dalam

menggerakkan pegawainya. Hal ini sangat penting untuk menghindari agar

bawahan tidak melaksanakan tugasnya di bawah tekanan atau paksaan tetapi

atas dasar pilihan sadar dengan penuh tanggungjawab.

2.1.2.4. Pengawasan (Controlling)

Tanpa adanya fungsi pengawasan maka fungsi-fungsi yang lainnya

tidak akan berjalan efektif dan efisien karena pengawasan tidak hanya

berlangsung pada saat pelaksanaan tetapi juga pada saat perencanaan dan

pengorganisasian. Dan pada dasarnya dalam fungsi pengawasan juga

terdapat proses pengevaluasian untuk menjaga agar seluruh kegiatan tidak

melenceng dari tujuan yang ingin dicapai.

Pengawasan sangat penting untuk memastikan bahwa apa telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana, penempatan orang-orangnya sudah

tepat (the right men in the right place) dan waktunya sudah sesuai. Jika belum

maka akan diadakan perbaikan agar tujuan dapat tercapai.

Rekso Hadiprojo mengemukakan bahwa “perencanaan pada

hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana

agar mereka selalu bertindak sesuai dengan perencanaan”45

45 Dikutip dari Rekso Hadiprojo dalam “Dasar-Dasar Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 1993, hlm. 53

29

Page 30: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Selanjutnya, menurut Susilo Martoyo, “pengawasan adalah suatu proses

untuk menentukan apa yang harus dikerjakan, apa yang sedang dikerjakan,

nilai proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau tugas, melakukan koreksi-

koreksi atas kesalahan-kesalahan atau sesuai rencana sebagainya.”46

2.2. Kerangka Konsep

2.2.1. Konsep Peran

Atas dasar uraian di atas, peran DPPKAD Kabupaten Morowali di sini

ialah segala tindakan DPPKAD baik dalam bentuk kebijakan strategis,

kebijakan teknis ataupun peran dalam bentuk kerja sama dengan institusi

lain/SKPD pengelola PAD, yang terkait dengan pengelolaan PAD.

2.2.2. Konsep Keuangan Daerah

Keuangan daerah dapat diartikan sebagai: ”semua hak dan kewajiban

yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa

uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum

dimiliki/dikuasai oleh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak

lain sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku ”

(Mamaseh, 1995)47.

46 Susilo Martoyo dalam “Pengetahuan Dasar Manajemen Dan Kepemimpinan”, BPFE, Yogyakarta,

1988, hlm. 12347 Lihat, Halim dalam “Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah”, Penerbit Salemba

Empat, 2004, hlm 18-20

30

Page 31: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daeah dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan

uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban daerah tersebut48.

Semua hak yang dimaksud di sini adalah hak untuk memungut sumber-

sumber penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, dan lain-lain, dan/atau hak untuk menerima sumber-

sumber penerimaan lain seperti Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi

Khusus sesuai peraturan tang ditetapkan. Sedangkan semua kewajiban yang

dimaksud adalah kewajiban untuk mengeluarkan uang untuk membayar

tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi

pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum, dan pengembangan ekonomi.

Keuangan daerah memiliki ruang lingkup yang terdiri atas keuangan

daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Keuangan daerah yang dikelola langsung terdiri atas Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) dan barang-barang inventaris milik daerah.

Kekayaan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD).

Keuangan daerah dikelola melalui manajemen keuangan daerah.

Manajemen keuangan daerah adalah “pengorganisasian dan pengelolaan

sumber-sumber daya atau kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk

48 Lihat poin 6 Pasal 1 Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Pokok-

pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Morowali.

31

Page 32: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

mencapai tujuan yang dikehendaki daerah tersebut ”49. Alat untuk

melaksanakan manajemen keuangan daerah disebut dengan tata usaha

daerah.

Menurut Mamaseh (1995), tata usaha keuangan daerah dibagi menjadi

dua golongan, yaitu tata usaha umum dan tata usaha keuangan. Tata usaha

umum menyangkut kegiatan surat-menyurat, mengagenda, mengekspedisi,

meyimpan surat-surat penting atau mengarsipkan serta kegiatan dokumentasi

lainnya. Sedangkan tata usaha keuangan pada intinya adalah tata buku yang

merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis di bidang

keuangan berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standar tertentu serta

prosedur-prosedur tertentu sehigga dapat memberikan informasi aktual di

bidang keuangan.

Dalam penelitian ini, manajemen keuangan daerah dipersempit menjadi

pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD). Pengelolaan keuangan daerah

adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan

daerah50.

Penting untuk diketahui bahwa Pemegang Kekuasaan Pengelolaan

Keuangan Daerah adalah Kepala Daerah yang karena jabatannya mempunyai

49 Lihat, Halim dalam “Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah”, Penerbit Salemba

Empat, 2004, hlm 20.50 Lihat poin 7 (Pasal 1), poin 10, poin 13, poin 14, poin 15, poin 32m dan poin 61 Peraturan Daerah

Kabupaten Morowali Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

Kabupaten Morowali.

32

Page 33: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.

Kekuasaan pengelolaan keuangan Negara dari Presiden sebagian diserahkan

kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintah daerah untuk

mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam

kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Ketentuan tersebut

berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan daerah yaitu bahwa

gubernur/bupati/walikota bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan

daerah sebagaio bagian dari kekuasaan pemerinah daerah51.

Dalam menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah,

Kepala Daerah membentuk Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(SKPKD). SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku

pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan

keuangan daerah. Selanjutnya, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya

disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

Bendahara Umum (BU) adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitasnya

sebagai Bendahara Umum Daerah.

51Selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, Kepala Daerah melimpahkan sebagian

atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban serta pengawasan keuangan daerah kepada Sekretaris Daerah selaku

koordinator pengelolaan keuangan daerah, Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Barang Dareah. Selengkapnya Lihat di Darise, Nurlan dalam

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Pedoman Untuk Eksekutif dan Legislatif, Rangkuman 7 UU,

30 PP dan 15 Permendagri). Penerbit Indeks Jakarta tahun 2009 edisi 2 hlm 30-33.

33

Page 34: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Setiap tahun anggaran, ada yang disebut dengan Rencana Kerja dan

Anggaran yang disusun oleh setiap SKPD (RKA-SKPD). RKA-SKPD adalah

dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan,

rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan

sebagai dasar penyusunan APBD. RKA-SKPD ini kemudian dibahas pada

saat Musrembang lalu dibahas di DPRD untuk kemudian dibuatkan regulasi

dalam bentuk peraturan daerah (perda). Perda inilah yang kemudian menjadi

acuan dalam penuyusunan Domuken Pelaksanaan Anggaran (DPA).

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

(DPA-PPKD) adalah dokumen pelaksanaan anggaran badan pengelola

keuangan daerah selaku Bendahara Umum Daerah.

2.2.3. Konsep Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa

satu tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31

Desember52. APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah

yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD

terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran

pembiayaan. Anggaran pendapatan berasal dari Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan.

52 Lihat Pasal 1 poin 17 dan Pasal 70, dan Pasal 179 UU No 12 Tahun 2008.

34

Page 35: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Sebelum menjadi APBD, berbentuk RAPBD. RAPBD dibahas di DPRD

untuk kemudian dibuatkan regulasi dalam bentuk peraturan daerah tentang

APBD53. ABPD ini adalah akumulasi dari seluruh RKA setiap SKPD dalam satu

tahun anggaran pemerintah daerah. Inilah yang menjadi acuan seluruh

instansi pemerintah daerah dalam menjalankan urusan pemerintahan sesuai

dengan kewenangan masing-masing instansi/SKPD baik itu dalam hal

pendapatan untuk SKPD pengelola teknis dalam pemungutan PAD, maupun

urusan belanja dan pembiayaan.

2.2.4. Konsep Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Otonomi daerah perlu diwujudkan dalam rangka mewujudkan

kemandirian daerah. Untuk mewujudkan otonomi daerah dibutuhkan

kecerdasan untuk mengelola segala potensi yang dimiliki daerah untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pegelolaan itu mencakup Sumber

Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). SDM berkaitan erat

dengan pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan, informasi dan

keterampilan. Sedangkan SDA mencakup segala kekayaan alam yang dimiliki

suatu daerah. Dalam hubungannya dengan peningkatan PAD, kehandalan

SDM dan kekayaan SDA suatu daerah sangat diperlukan. SDA yang didukung

dengan SDA yang memadai untuk mengelola kekayaan yang dimiliki daerah

akan melahirkan daerah dengan PAD yang baik.

53 Lihat Lampiran 13 tentang Perda ABPD Kabupaten Morowali tahun 2008-2011.

35

Page 36: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Merujuk pada UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, penerimaan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan

pembiayaan. Pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan dan lain-lain pendapata. Pembiayaan bersumber dari sisa lebih

perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan

daerah dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Sedangkan

Pendapatan Asli Daerah  (PAD) sendiri bersumber dari Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan

Lain-lain PAD yang Sah54. Artinya, PAD adalah pendapatan tetap pemerintah

daerah dari berbagai   sumber yang ditetapkan dalam peraturan daerah

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Senada dengan

itu, Halim (2004:67) menjelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli

daerah. Lebih jauh, Yani (2002:106)55 menyatakan bahwa ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan PAD diantaranya:

1. Memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikan usaha yang

dapat meningkatkan pendapatan daerah.

2. Adanya dukungan dan dorongan dari pihak pemerintah untuk mencari dan

menggali sumber-sumber PAD yang ada di daerah.

54 Lebih lengkapnya buka Pasal 5 Ayat (1), (2) dan (3) dan Pasal 6 Ayat (1) dan (2) UU No 33 Tahun

2004 tentang Perimbangn Keuangan Antara Pemerinntah Pusat dengan Pemerintah Daerah.55 Dikutip dari Tesis Charles N Toha, 2010, Universitas Tadulako Palu, Analisis Implementasi

Kebijakan Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Morowali.

36

Page 37: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

3. Membuka peluang yang seluas-luasnya untuk melakukan berbbagai

hubungan kemitraan dengan semua pihak baik swasta, investor dan

kalangan pengusaha dalam memperoleh pendapatan.

Senada dengan hal itu, Soedjamanto (1999;72) mengemukakan:

“PAD merupakan potensi yang sangat kuat didalam meningkatkan taraf

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang diperoleh dari berbagai

pencarian dan pengalian sumber-sumber dana daerah yang

pengelolaannya dapat dilakukan oleh semua pihak yang ada di daerah,

baik pemerintah, swasta, pengusaha dan lainnya”.

Sehubungan dengan itu, kebijakan keuangan daerah dengan kebijakan

keuangan negara perlu disinkronkan karena saling berhubungan erat.

Hubungan tersebut tidak hanya bersifat keuangan, tetapi juga berhubungan

dengan faktor-faktor lain seperti penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Oleh karena itu diperlukan perencanaan. Perencanaan PAD perlu dilakukan

dengan penuh perhitungan dan pertimbangan yang matang, cepat dan tepat

serta mempermudah tercapainya tujuan, dengan tetap memperhitungkan

resikonya.

Pada dasarnya, setiap pemerintah daerah selalu berupaya seoptimal

mungkin untuk memperbaharui manajemen pengelolaan PAD mengingat PAD

adalah cerminan pendapatan masyarakat suatu daerah. Selain itu, pemerintah

daerah akan dianggap gagal jika hanya mengandalkan bantuan keuangan dari

pemerintah pusat. Untuk  itu perlu adanya rumusan strategi bagi pemerintah

daerah dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah. Pemerintah

37

Page 38: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

daerah harus lebih cerdas mengidentifikasi titik-titik yang berpotensi

meningkatkan PAD. Meningkatnya pendapatan masyarakat jelas

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sekaligus

berpengaruh pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan PAD

tidak terlepas dari kemampuan pemerintah dalam membina masyarakat dan

unsur swasta dalam mewujudkan berbagai bidang usaha, yang pada

gilirannya berperan besar dalam pemasukkan di kas daerah.

2.2.4.1. Pajak Daerah

Menurut Sunarto (2005:15), pajak daerah merupakan pajak yang

dikelola oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota yang

berguna untuk menunjang penerimaan pendapatan asli daerah dan hasil

penerimaan tersebut masuk di dalam APBD.

Berdasarkan UU No 34 Tahun 2000, dari segi kewenangan pemungutan

pajak atas objek pajak di daerah, dibagi atas dua hal yaitu pajak daerah yang

dipungut oleh pemerintah provinsi dan pajak daerah yang dipungut oleh

pemerintah Kabupaten atau kota.

Pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah Provinsi adalah pajak yang

kewenangan pungutannya terdapat pada pemerintah daerah provinsi. Pajak

provinsi terbagi atas beberapa jenis yaitu, pajak Kendaraan Bermotor dan

Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di

Atas Air, pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan pajak Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

38

Page 39: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah Kabupaten/kota adalah

pajak yang kewenangan pemungutan ada pada pemerintah daerah kabupaten

atau kota. Berdasarkan UU Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah, jenis

pajak kabupaten atau kota ditetapkan sebanyak tujuh, yaitu pajak Hotel, pajak

Restoran, pajak Hiburan, pajak Reklame, pajak Penerangan Jalan, pajak

Pengambilan Bahan Galian Golongan C, dan pajak Parkir56. Namun dalam

penelitian dibatasi hanya pada pajak daerah Kabupaten.

Selain itu, kehadiran Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah membuka peluang sebesar-besarnya

kepada daerah untuk meningkatkan PAD. Ada pajak-pajak baru yang

kewenangan pemungutannya diserahkan kepada daerah kabupaten sebagai

sumber penerimaaan PAD bagi pemerintah daerah. Pajak-pajak baru yang

sebelumnya menjadi kewenangan pemerintah pusat itu terdiri dari pajak bumi

dan bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas

tanah dan bangunan (BPHTB).

2.2.4.2. Retribusi Daerah

Selain pajak daerah, penerimaan pemerintah daerah yang

diperuntukkan dalam peyelenggaraan urusan pemerintah daerah berasal dari

retribusi daerah. Namun, untuk retribusi tiap daerah memiliki potensi yang

berbeda satu sama lain, untuk itu pemerintah daerah harus dapat melihat

56 UU No 34 Tahun 2000 ini adalah pengganti UU No 18 Tahun 1997. UU No 34 Tahun 2000 kemudian

diganti dengan UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pencantuman UU

No 34 Tahun 2000 dalam tulisan ini karena dianggap masih relevan dan tidak bertentangan dengan

UU No 28 Tahun 2009.

39

Page 40: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

peluang apa saja yang dapat dilakukan dalam menggali penerimaan dari

retribusi untuk menunjang penerimaan.

Menurut Siahaan (2005:5), retribusi adalah pembayaran wajib dari

penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh

negara bagi penduduknya secara perorangan. Namun tidak semua jasa yang

diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya. Tetapi, hanya

jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial-ekonomi layak

dijadikan sebagai objek retribusi.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, pungutan daerah dalam bentuk retribusi

digolongkan menjadi tiga, yaitu golongan retribusi jasa umum, retribusi jasa

usaha dan retribusi perizinan tertentu. 

Retribusi jasa umum terdiri dari 14 jenis retribusi, retribusi jasa usaha 11

jenis dan retribusi perizinan tertentu ada 4 jenis yaitu izin mendirikan bangunan

(IMB), izin tempat penjualan minuman beralkohol, izin gangguan (HO), izin

trayek dan izin usaha perikanan.

Jelas bahwa jenis pajak daerah dibatasi. Sedangkan untuk retribusi

daerah masih dimungkinkan jenis lain apabila ditetapkan dalam peraturan

pemerintah (PP). Khususnya retribusi perizinan tertentu, berdasarkan pasal

150 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, jenis retribusi selain yang

ditetapkan itu masih memungkinkan untuk menetapkan jenis retribusi lain

sepanjang memenuhi kriteria.

40

Page 41: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Kriteria yang dimaksud yaitu perizinan tersebut termasuk kewenangan

pemerintah yang diserahkan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan asas

desentralisasi, perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi

kepentingan umum, dan biaya yang menjadi beban daerah dalam

penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulanginya dampak

negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari

retribusi, ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

2.2.4.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Penerimaan pendapatan daerah dari pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan ialah penerimaan pendapatan yang berasal dari laba BUMD

dan hasil kerja sama pemerintah daerah dengan pihak ketiga. Jenis hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan jika dirinci menurut objek

pendapatan mencakup57:

bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

daerah/BUMD

bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

pemerintah/BUMN

bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta

atau kelompok usaha masyarakat.

2.2.4.4. Lain-lain PAD yang sah

57 Lihat, Pasal 26 ayat 3 Permendagri No 59 Tahun 2007 (Perubahan Permendagri No 13 Tahun

2006) tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

41

Page 42: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Penerimaan pendapatan daerah yang terakhir ialah melalui pendapatan

lain-lain daerah yang sah58, yakni meliputi:

Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

Jasa giro

Pendapatan bunga

Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

dan/atau jasa oleh Daerah.

Gambar 2.1.

Bagan Indikator Pengelolaan PAD

2.3. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini bukanlah yang pertama. Beberapa peneliti sebelumnya telah

mengangkat topik/objek penelitian yang sama dengan topik/objek penelitian penulis.

Dari hasil kegiatan pra penelitian, penulis menemukan informasi bahwa ada

58 Lihat, Pasal 6 ayat 2 UU No 33 Tahun 2004.

42

PENGELOLAAN PADPERENCANAAN TARGET (1) PELAKSANAAN(2) PENGAWASAN ATAS PENATAUSAHAAN (3)PELAPORAN DAN EVALUASI (4)

Page 43: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

beberapa orang peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian di DPPKAD

Kabupaten Morowali dalam jarak waktu yang relatif berdekatan yaitu tahun 2010 dan

2011 dengan topik/objek penelitian yang hampir sama sebagaimana yang penulis

uraikan di bawah ini. Hasil-hasil penelitian itu penulis jadikan sebagai rujukan untuk

menambah referensi dan memperkaya analisis. Berikut ini adalah beberapa hasil

penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan erat dengan objek penelitian

penulis.

Pertama, laporan Akhir Program D4 Keuangan Daerah, “Implementasi

Kebijakan Pengelolaan Retribusi Pasar dalam Meningkatkan PAD di Kabupaten

Banggai Provinsi Sulawesi Tengah” oleh Syamsul Bahri Lanta dari IPDN. Dari hasil

analisis dan pembahasan yang dilakukan penulis, diperoleh suatu gambaran umum

bahwa pelaksanaan kebijakan pengelolaan retribusi pasar sebagai salah satu

komponen PAD di Kabupaten Banggai sudah cukup baik. Dari distribusi jawaban

responden/masyarakat terhadap sub variabel (dimensi tujuan kebijakan) yang

dilakukan menunjukkan bahwa dimensi tujuan kebijakan belum berjalan sesuai yang

diharapkan. Penyebabnya, masyarakat/pedagang sebagai pihak yang menggunakan

jasa pasar belum mengetahui secara jelas tujuan dari program. Komunikasi antara

pelaksana kebijakan dengan sasaran kebijakan kurang baik. Petugas pemungut

dalam menyampaian informasi ataupun kegiatan sosialisasi program tidak berjalan

sesuai yang diharapkan.

Oleh karena itu, penulis menyarankan agar Pemerintah Daerah harus

menyikapi kondisi ini dengan melakukan sosialisasi program kepada masyarakat

tentang penjelasan tujuan dari program raining of trainers (ToT) yakni peningkatan

43

Page 44: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

keterampilan dan pengetahuan, sehingga dapat mengoptimalkan penarikan retribusi

dengan baik sebagai salah satu komponen PAD.

Kedua, laporan Penelitian Lembaga Pusat Pengkajian Kebijakan dan Otonomi

Daerah, “Optimalisasi Pengelolaan Sumber-Sumber PAD Kabupaten Morowali” oleh

Drs Darwis, M.Si dkk. Dari hasil penelitian itu menunjukkan bahwa potensi retribusi

pasar cukup besar sementara realisasi penerimaan retribusi ini masih kecil. Oleh

karena itu, penulis menyarankan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pengelolaan retribusi pasar guna meningkatkan penerimaan PAD yaitu:

a. peningkatan perencanaan, koordinasi, pengawasan;

b. peningkatan kualitas (pengetahuan dan keterampilan) pengelola retribusi

pasar untuk membangun kreativitas pengelola pasar yang professional di

masa yang akan datang;

c. pengelolaan retribusi pasar diserahkan ke aparatur pemerintah

Kecamatan;

d. kelengkapan fasilitas pasar seperti air dan penerangan yang memadai;

e. mengoptimalkan potensi-potensi pasar seperti lahan, petak dan pelataran;

f. memperbaiki penataan pasar sehingga nyaman dan indah.

Ketiga, laporan Penelitian PT Esa Pratama Cipta Celebes Konsultan,

“Optimalisasi Pengelolaan Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten

Morowali” oleh Konsultan Manajemen Perencanaan. Hasil penelitian itu menunjukkan

bahwa optimalisasi pengelolaan retribusi pasar terutama dalam hal pemungutan

retribusi pasar sangat perlu dilakukan mengingat nilai pemasukan dari sektor retribusi

pasar bagi PAD cukup besar. Dari hasil survey lapangan diperoleh data bahwa

44

Page 45: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

sebagian besar pasar tradisonal yang bersifat swabangun maupun pasar inpres

(pasar permanen) yang dibangun oleh pemerintah belum cukup memadai. Hal ini

sangat mempengaruhi pengelolaan pungutan retribusi. Akibatnya, di beberapa pasar,

pungutan retribusi pasar tidak dilakukan secara rutin, bahkan ada beberapa

pedagang yang tidak dikenakan biaya retribusi tempat berjualan. Selain itu, di

beberapa pasar tradisonal tidak dikenakan pungutan apa pun.

Keempat, hasil penelitian untuk penyusunan Tesis, “Analisis Implementasi

Kebijakan Retribusi Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten

Morowali” oleh Charles N Toha dari Universitas Tadulako Palu tahun 2010.

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengungkapkan bahwa hampir sebagian

besar aparat pemungut retribusi pasar belum maksimal melaksanakan tugasnya

dengan baik. Hal ini disebabkan antara lain masih minimnya pengetahuan petugas

dan tingkat pendidikan rata-rata masih SLTA bahkan ada yang SLTP, kurangnya

dukungan dana operasional serta tidak adanya pemberian insentif. Kondisi ini

mengakibatkan semakin lemahnya mental aparat pelaksana karena apa yang harus

dikerjakan tidak akan sebanding dengan apa yang mereka dapatkan. Ini berarti

bahwa pelaksanaan kebijakan retribusi pasar dalam meningkatkan pendapatan asli

daerah belum baik.

Sehubungan dengan hal itu, Charles menyarankan kepada pemerintah

bahwa dalam rangka peningkatan PAD perlu adanya pemberian insentif serta

dukungan dana operasional, sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat

meningkatkan kinerja. Selain itu, menurutnya, dalam proses pemungutan retribusi

45

Page 46: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

daerah, utamanya retribusi pasar yang harus dilakukan oleh aparat Dinas PPKAD

Kabupaten Morowali, adalah:

a. meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi daerah;

b. melakukan intensifikasi data melalui pemutakhiran data;

c. frekuensi jam kerja pemungutan ditingkatkan/ditambah;

d. setiap bulan secara periodik mengadakan evaluasi permasalahan dan

hambatan yang terjadi dilapangan, dan

e. mengubah Perda yang sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang dan

meningkatkan kesejahteraan aparat pemungut.

Keenam, hasil penelitian untuk Skripsi, ”Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan

Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Morowali” oleh Rena Kamaruddin Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako tahun 2011. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan satu variabel yaitu, optimalisasi pengelolaan

PAD dengan indikatornya yaitu perencanaan pemerintah setempat, kerjasama yang

dilakukan, pelaksanaan dan pengawasan dari pemerintah daerah. Indikator ini

dirumuskan dengan menggunakan teori manajemen G.R. Terry.

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, Rena menemukan fakta

bahwa, dalam penentuan target PAD diperoleh gambaran bahwa pelaksanaan

perencanaan penentuan target yang terkait dalam pengelolaan pendapatan asli

daerah sudah sesuai dengan data potensi sumber PAD. Dari 10 responden 4 orang

atau 40% menyatakan sesuai, 3 orang atau 30% menyatakan cukup sesuai dan 3

orang atau 30% menyatakan kurang sesuai karena aparatur DPPKAD sendiri turun

46

Page 47: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

langsung mencari informasi. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan dalam

perencanaan penentuan target PAD Kabupaten Morowali masih belum sesuai.

Setelah melakukan pembahasan dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk

dimasukkan ke dalam RAPBD dan dibahas oleh DPRD untuk menjadi APBD masih

terdapat perubahan anggaran dari target yang telah ditentukan. Menurut Rena, hal ini

menunjukkan bahwa proses pengumpulan atau penyampaian informasi/data

mengenai potensi penerimaan PAD masih belum begitu akurat sehingga penentuan

perencanaan target PAD tidak didasarkan pada data yang ril.

Dari indikator kerjasama, Rena mengungkapkan bahwa pelaksanaan

hubungan kerjasama yang dilakukan oleh DPPKAD dengan isntansi pemerintah yang

lain dalam rangka meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Morowali adalah baik.

Dari 10 responden 6 orang atau 60% menyatakan baik, 3 orang atau 30%

menyatakan cukup baik dan 1 orang atau 10% menyatakan kurang baik.

Bentuk kerjasama yang dilakukan DPPKAD dengan instansi pemerintah yang

lain misalkan penyampaian laporan data realisasi pendapatan daerah dari SKPD

maupun UPTD melalui rapat evaluasi terhadap realisasi pendapatan yang dilakukan

per 3 bulan, yang dilanjutkan dengan monitoring bersama terhadap hasil evaluasi

pendapatan. Selain itu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

juga melakukan hubungan kerjasama dengan dinas lain melalui penagihan secara

tim terhadap objek-objek yang berpotensi besar misalkan dalam penagihan pajak

terhadap perusahaan-perusahaan pertambangan yang ada di Kabupaten Morowali.

Sehingga dapat disimpulkan hubungan kerjasama yang dilakukan dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan dinas-dinas lain sudah baik.

47

Page 48: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Dari indikator Pelaksanaan, Rena menemukan bahwa prosedur pelaksanaan

penerimaan dan penyetoran PAD sudah baik. Dari 10 responden 5 orang atau 50%

menyatakan baik. 1 orang atau 10% menyatakan sangat baik dan 4 orang atau 40%

menyatakan cukup baik.

Dari indikator Pengawasan, ditemukan bahwa tingkat pengawasan dalam

pengelolaan PAD pada DPPKAD cukup baik. Dari 10 responden 7 orang atau 70%

menyatakan cukup diawasi, 1 orang atau 10% menyatakan diawasi dan 2 orang atau

20% menyatakan kurang diawasi. Bentuk pengawasan yang dilakukan seperti rapat

evaluasi yang dilakukan per 3 bulan bersama SKPD dan UPTD serta membahas

kendala-kendala yang didapatkan dilapangan apabila hasil yang dicapai tidak

mencapai target.

Bentuk pengawasannya juga dilakukan melalui penyetoran langsung hasil

penerimaan ke rekening PAD Kabupaten Morowali dan setiap hasil setoran tersebut

juga akan dibahas dalam rapat evaluasi, sehingga dalam bentuk pengawasan seperti

diatas akan dapat menghasilkan kemungkinan terjadinya kecurangan sangat kecil.

Akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, belum ada transparansi

pemanfaatan atas hasil PAD tersebut walaupun pengawasan pengelolaannya sudah

dilakukan seoptimal mungkin. Dapat dilihat dari hasil pembangunan Kabupaten

Morowali yang masih belum begitu nampak maksimal, baik pembangunan fisik

maupun pembangunan sumber daya manusianya. Selain itu, Rena juga

mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi dalam optimalisasi pengelolaan

PAD yakni aktualisasi data, sumber daya pengelola dan tingkat kesadaran

masyarakat. Data potensi penerimaan PAD Kabupaten Morowali masih belum

48

Page 49: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Indkator Peran DPPKAD dalam Pengelolaan PAD:

1. Perencanaan Target 2. Pelaksanaan Pemungutan3. Pengawasan Penatausahaan4. Pelaporan dan Evaluasi Realisasi PAD

akurat, kebanyakan masih merupakan data yang lama. Akibatnya, dalam

perencanaan penentuan target PAD Kabupaten Morowali masih terdapat perubahan

anggaran dari target yang telah ditentukan.

Faktor personil atau sumber daya pengelola yang masih rendah. Ini nampak

dari tingkat pendidikan aparatur DPPKAD dari jumlah pegawai yang berpendidikan

setingkat SMA 62,5 % atau 130 orang dari pegawai keseluruhan DPPKAD. Oleh

karena itu, DPPKAD telah mengupayakan melakukan pelatihan-pelatihan kepada

semua pegawainya. Dari segi tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak

dan retribusi,juga masih sangat rendah. Dapat terlihat dari 91.839 Wajib Pajak

Kabupaten Morowali yang membayar hanya 81.747 Wajib Pajak. Hal ini dikarenakan

masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan DPPKAD kepada masyarakat.

49

Landasan Hukum:

1. UUD RI 1945 4. UU No 28/20092. UU No 12/2008 5. Perda Kab. Morowali No 10/20093. UU No 33/2004 6. Perbup Morowali No 14/2008

Pengelolaan PAD

Landasan Teori

1. Role Theory2. POACE

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

pendukung penghambat

Page 50: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Gambar 2.2.Bagan Kerangka Konsep

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1. Keadaan Geografis

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999, Kabupaten Morowali

merupakan salah satu daerah otonom yang terbentuk bersama dua kabupaten

lainnya di Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Buol dan Kabupaten Banggai

Kepulauan.

Kabupaten ini sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Poso.

Wilayahnya membentang dari arah tenggara ke barat dan melebar ke bagian timur

serta berada di daratan Pulau Sulawesi dan wilayah lainnya terdiri dari pulau-pulau

kecil. Bagian paling utara terdapat wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku

Utara, di bagian paling selatan terdapat wilayah Kecamatan Menui Kepualauan, yang

terdiri dari beberapa pulau besar dan pulau kecil. Sedangkan di bagian timur adalah

perairan Teluk Tolo serta bagian paling barat terdapat wilayah Kecamatan Moro

Atas.

Dilihat dari posisi di permukaan bumi, wilayah Kabuapten Morowali terletak

pada pesisir pantai di perairan Teluk Tomori dan Teluk Tolo, serta kawasan lainnya

terletak di kawasan hutan dan lembah pegunungan.

Pada tahun 2004, Kabupaten Morowali mengalami pemekaran sehingga

Kecamatan yang semula berjumlah 10 menjadi 13 Kecamatan dan pada tahun 2009

50

Page 51: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

bertambah lagi satu Kecamatan sehingga berjumlah 14 Kecamatan59. Kecamatan

Bungku Utara dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Bungku Utara

dan Kecamatan Mamosalato. Bungku Barat dimekarkan menjadi tiga kecamatan

yaitu Kecamatan Bungku Barat, Bumi Raya, dan Wita Ponda. Mori Atas dimekarkan

menjadi Kecamatan Mori Atas dan Mori Utara. Kemudian tahun 2011 bertambah

menjadi 18 Kecamatan dengan tambahan Kecamatan Bungku Pesisir dengan Ibu

Kota Lafeu, Kecamatan Bungku Timur dengan Ibu Kota Kolono, Kecamatan Petasia

Timur dengan Ibu Kota Bungintimbe, dan Kecamatan Lembo Raya dengan Ibu Kota

Petumbea60.

3.1.1. Batas dan Luas Wilayah

Secara administratif, Kabupaten Morowali memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tojo Una-Una

Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara

dan Sulawesi Selatan

Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Banggai dan

Perairan Teluk Tolo

Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Propinsi Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara, Kabupaten Poso, dan Kabupaten Tojo Una-Una.

Belahan utara wilayah ini terdiri dari Kecamatan Mamosalato, Bungku

Utara, Petasia, dan Soyo Jaya. Belahan Selatan terdiri dari Kecamatan 59 Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali.60 Data ini penulis peroleh dari diskusi dengan pegawai BPS. Empat kecamatan tersebut belum diinput

dalam data Morowali Dalam Angka 2011 karena masih menggunakan data 2010. Sedangkan buku

Morowali Dalam Angka 2012 belum diterbitkan karena datanya belum rampung.

51

Page 52: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Menui Kepulauan, Bungku Selatan dan Bahodopi. Di belahan barat terdapat

Kecamatan Lembo dan Moro Atas. Sedangkan di belahan timur terdapat

Kecamatan Bungku Tengah, Bungku Barat, Bumi Raya, dan Witaponda.

Luas daratan Kabupaten Morowali kurang lebih 15.490,12 km2 atau

sekitar 22,77 % dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah. Luas wilayah

Kabupaten Morowali menempati urutan pertama bila dibandingkan dengan

luas daratan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Tengah. Perhatikan tabel

berikut:

Tabel 3.1.Perbandingan Luas Daratan Kabupaten Morowali dengan Kabupaten/Kota lainnya di Sulawesi

Tengah, Tahun 2010

No Kabupaten/Kota Luas (km2) Persentase

1 Banggai Kepulauan 3.214,46 4,73

2 Banggai 9.672, 70 14,22

3 Morowali 15.490,12 22,77

4 Poso 8.712,25 12,81

5 Tojo Una-Una 5.721,51 8,41

6 Donggala61 10.471,71 15,39

7 Parigi Moutong 6.231,85 9,16

8 Toil-Toli 4.079,77 6,00

9 Buol 4.043,57 5,94

10 Palu 395,06 0,58

Sulawesi Tengah 68.033,00 100,00

Sumber: Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali

61 Termasuk luas wilayah Kabuapten Sigi.

52

Page 53: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Wilayah Kabupaten Morowali terdiri dari 18 Kecamatan dengan wilayah

daratan yang terluas adalah Kecamatan Bungku Utara yaitu 2.406,79 km2 atau

15,54 % dari luas daratan Kabupaten Morowali. Wilayah daratan terkecil

adalah Menui Kepulaun dengan luas 223,63 km2 atau 1,44 % dari total luas

daratan Kabupaten Morowali. Perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 3.2.Luas Wilayah Daratan Kabupaten Morowali menurut Kecamatan, 2010

No Kecamatan Luas (km2) Persentase

1 Menui Kepulaun 223,63 1,44 2 Bungku Selatan 1.271,19 8,21

3 Bahodopi 1.080,98 6,984 Bungku Tengah 1.112,80 7,185 Bungku Barat 758,93 4,906 Bumi Raya 504,77 3,267 Witaponda 519,70 3,368 Lembo 1.332,84 8,609 Mori Atas 1.508,81 9,79

10 Mori Utara 1.048,93 6,7711 Petasia 1.635,24 10,5612 Soyo Jaya 605,51 3,9113 Bungku Utara 2.406,79 15,5414 Mamosalato 1.480,00 9,55

Kabupaten Morowali 15.490,12 100,00Sumber: Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali.

Hingga akhir tahun 2010, Kabupaten Morowali terdiri dari 240 Desa

dengan topografi 169 desa/kelurahan berupa tanah datar dan 71

desa/kelurahan berupa perbukitan. Secara geografis, 132 desa di antaranya

berbatasan dengan pantai, 14 desa terletak di sekitar daerah aliran

sungai/lembah, 29 desa berada di daerah perbukitan/lereng dan 65 desa

lainnya terletak di daerah daratan. Lihat tabel 3.3.

53

Page 54: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

3.1.2. Letak dan Jarak Tempat

Kabupaten Morowali terletak antara 01031’12” LS dan 03046’48” LS serta

antara 121002’24” BT dan 123015’36” BT. Pada saat dibentuk, ibukota

Kabupaten Morowali bertempat di Kolonodale. Namun berdasarkan UU No 51

tahun 1999, ibukota definitif, yakni di Bungku (Bungku Tengah) telah

difungsikan kembali. Bungku berbatasan dengan Perairan Teluk Tolo

sehingga dapat dicapai melalui laut, darat, atau kombinasi keduanya sesuai

dengan keadaan geografis wilayah lainnya. Jarak antara Bungku dengan

ibukota kecamatan baik melalui darat maupun laut dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.3.Banyaknya Desa menurut Kecamatan dan Letak Geografis, 2010

No Kecamatan Pantai Lembah/DAS Lereng/Punggung Bukit

Dataran Jumlah

1 Menui Kepulaun 19 - - - 192 Bungku Selatan 32 - 1 - 333 Bahodopi 10 - - 2 124 Bungku Tengah 23 - 1 5 295 Bungku Barat 9 - - 1 106 Bumi Raya 5 - 3 5 137 Witaponda 4 - - 5 98 Lembo - 3 7 14 249 Mori Atas - 2 4 6 1210 Mori Utara - - 2 6 811 Petasia 13 4 2 9 2812 Soyo Jaya 3 1 5 - 913 Bungku Utara 8 - 2 10 2014 Mamosalato 6 4 2 2 14

Kabupaten Morowali

132 14 29 65 240

Sumber: Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali.

Tabel 3.4.Jarak Ibu Kota Kabupaten dengan Ibu Kota Kecamatan

No Ibu Kota Kabupaten

Kecamatan/Ibu Kota

Jarak Melalui Ditempuh dengan Kedaraan Darat (Km) Laut (Mil)

1 Bungku Menui Kepulaun/Ulunambo

-…

9964

LautDarat+Laut

54

Page 55: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

2 - Bungku Selatan/Kaleroang

-…

44-

LautDarat+Laut

3 - Bahodopi/Bahodopi

41 - Darat

4 - Bungku Tengah/Bungku

0-

0-

Darat Laut

Tabel 3.4. (lanjutan)

5 - Bungku Barat/Wosu

27 - Darat

6 - Bumi Raya/Bahonsuai

48 - Darat

7 - Witaponda/Lantula Jaya

61 - Darat

8 - Limbo/Beteleme

149 - Darat

9 - Mori Atas/Tomata

200 - Darat

10 - Mori Utara/Mayumba

221 - Darat

11 - Petasia/Kolonodale

115 - Darat

- Soyo Jaya/Lembasumara

115 15 Darat+Laut

13 - Bungku Utara/Baturube

115 45 Darat+Laut

14 - Mamosalato/Tanasumpu

161 45 Darat/Laut

Sumber: Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali.

3.2. Keadaan Demografis

3.2.1. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Dari hasil registrasi penduduk dan juga hasil Sensus Penduduk

(SP2010) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Morowali setiap

tahunnya selalu bertambah. Jumlah penduduk Kabupaten Morowali tahun 2004

tercatat 166.477 jiwa, tahun 2005 tercatat 170.200 jiwa, tahun 2006 tercatat

178.328 jiwa, tahun 2007 tercatat 190.012 jiwa, tahun 2008 tercatat 198.998

jiwa, pada akhir tahun 2009 tercatat 203.864 jiwa, dan pada saat Sensus

55

Page 56: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Penduduk 2010 tercatat sebesar 206.322 jiwa. Ditinjau dari jenis kelaminnya,

pada akhir tahun 2009 jumlah laki-laki lebih besar dari pada perempuan yaitu

104.074 jiwa dibanding 99.790 jiwa dengan rasio jenis kelamin 104,29. Pada

tahun 2010 jumlah laki-laki 107.006 jiwa sedangkan perempuan berjumlah

99.316 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107,74. Perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 3.5.Jumlah Penduduk menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin, 2007-201062

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin

1 Menui Kepulaun 5.920 6.144 96,35 2 Bungku Selatan 8.677 8.596 100,94

3 Bahodopi 3.508 3.086 113,674 Bungku Tengah 14.242 13.532 105,255 Bungku Barat 5.321 4.772 111,506 Bumi Raya 5.960 5.528 107,817 Witaponda 8.820 8.122 108,598 Lembo 10.677 9.623 110,959 Mori Atas 5.540 4.878 113,57

10 Mori Utara 3.627 3.192 113,6311 Petasia 17.556 16.149 108,7112 Soyo Jaya 4.281 3.603 118,8213 Bungku Utara 7.569 7.130 106,1614 Mamosalato 5.308 4.961 106,99

Kabupaten Morowali2010200920082007

107.006104.074101.48197.349

99.31699.79097.51792.680

107,74104,29104,06105,02

Penduduk Morowali tahun 2010 saat Sensus Penduduk 2010 tersebar

di 14 kecamatan dengan penduduk terbanyak berada di Kecamatan Petasia

dengan jumlah 33.705 jiwa atau sekitar 16,34% dari total penduduk.

62 Sumber: Registrasi Penduduk 2006-2009/Population Registration 2006-2009 Sensus Penduduk

2010/Popuation Census 2010.

56

Page 57: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Bohodopi dengan

jumlah 6.594 jiwa atau sekitar 3,20% dari total penduduk.

Tabel 3.6.Penyebaran Penduduk Menurut Kecamatan, 2007-2010

No Kecamatan Jumlah Penduduk % terhadap penduduk kabupaten

1 Menui Kepulaun 12.064 5,852 Bungku Selatan 17.273 8,373 Bahodopi 6.594 3,204 Bungku Tengah 27.774 13,465 Bungku Barat 10.093 4,896 Bumi Raya 11.488 5,577 Witaponda 16.942 8,218 Lembo 20.300 9,849 Mori Atas 10.418 5,0510 Mori Utara 6.819 3,3111 Petasia 33.705 16,3412 Soyo Jaya 7.884 3,8213 Bungku Utara 14.699 7,1214 Mamosalato 10.269 4,98

Kabupaten Morowali 2010200920082007

206.322203.864198.998190.012

100,00100,00100,00100,00

Sumber: Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali.

Pada akhir tahun 2010 di Kabupaten Morowali terdapat 50.747 rumah

tangga/KK, sehingga rata-rata jumlah penduduk setiap rumah tangga/KK

adalah 4 jiwa per rumah tangga/KK.

Dari segi kepadatan penduduk, Kecamatan Menui Kepulauan

merupakan daerah terpadat yaitu 54 jiwa/ per km2 dan dua kecamatan lain

57

Page 58: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

yakni Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Bahodopi dengan kepadatan

paling rendah yaitu 6 jiwa per km2. Secara umum kepadatan penduduk di

Morowali pada tahun 2010 sebesar 13 jiwa.km2.

Tabel 3.7.Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan, 2007-2011

No Kecamatan Jumlah Penduduk

Luas Wilayah

Kepadatan Penduduk Per km2

1 Menui Kepulaun 12.064 223,63 542 Bungku Selatan 17.273 1.271,19 143 Bahodopi 6.594 1.080,98 64 Bungku Tengah 27.774 1.112,80 255 Bungku Barat 10.093 758,93 136 Bumi Raya 11.488 504,77 237 Witaponda 16.942 519,70 338 Lembo 20.300 1.332,84 159 Mori Atas 10.418 1.508,81 710 Mori Utara 6.819 1.048,93 711 Petasia 33.705 1.635,24 2112 Soyo Jaya 7.884 605,51 1313 Bungku Utara 14.699 2.406,79 614 Mamosalato 10.269 1.480,00 7

Kabupaten Morowali

2010200920082007

206.322203.864198.998190.012

15.490,1215.490,1215.490,1215.490,12

13131312

Sumber: Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali.

3.2.2. Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengangguran sebagai salah satu masalah yang ditimbulkan dalan

dunia ketenagakerjaan sudah menjadi masalah nasional yang hingga kini

masih sulit pemecahannya. Dalam teorinya, masalah ini terjadi karena adanya

ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk yang pesat yang

berpengaruh pada pertambahan jumlah pencari kerja setiap tahun dengan

58

Page 59: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

jumlah lapangan kerja yang tersedia. Di Kabupaten Morowali berdasarkan data

pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial,

tahun 2010 jumlah pencari yang belum tersalurkan sudah menurun karena

sudah ditempatkan berdasarkan komposisinya. Adapun pencari kerja yang

masih terdaftar terdiri dari lulusan SLTA (43,09%), Diploma (27,42%) dan

Sarjana (28,93%). Sisanya adalah lulusan SD dan SLTP.

Tabel 3.8.Jumlah Pencari Kerja dan Lowongan Pekerjaan menurut Jenis Kelamin, 201063

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Sisa Pencari Kerja dari Tahun Lalu 2.274 3.469 5.743

2 Pencari Kerja yang Terdaftar (sisa tahun lau+tahun ini)

3.173 4.871 8.044

3 Ditempatkan Tahun ini 161 155 3164 Dihapuskan Tahun ini 104 242 3465 Pencari Kerja yang Belum

Ditempatkan 2.908 4.474 7.382

6 Sisa Lowongan dari Tahun lalu - - -7 Permintaan Lowongan Tahun ini 161 155 3768 Pemenuhan Lowongan Tahun ini 161 155 3769 Penghapusan Lowongan

- - -

10 Sisa Lowongan yang Belum Terpenuhi

- - -

Kabupaten Morowali2010 … … …

Tabel 3.9.Pencari Kerja yang Masih Terdaftar menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2007-2010

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah1 SD 6 2 8

2 SLTP

29 4 33

3 SLTA 1.341 1.840 3.181

4 D1-D3 608 1.416 2.024

5 SARJANA 924 1.212 2.136

63 Sumber data pada Tabel 3.8.-3.10. ini diambil dari Dinas Nakertranssos Kabupaten Morowali.

59

Page 60: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Kabupaten Morowali20102009 20082007

2.9082.2741.0091.726

4.4743.4691.6741.999

7.3825.7432.6833.725

Tabel 3.10.

Penempatan Pencari Kerja yang Masih Terdaftar menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2007-2010

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 SD - - -

2 SLTP

5 - 5

3 SLTA 20 5 26

4 D1-D3 - - -

5 SARJANA 136 150 285

Kabupaten Morowali20102009 20082007

1611.009 40 264

1551.674 2 264

3152.683 42 528

3.2.3. Pendidikan

Salah satu indikator utama untuk melihat keberhasilan proses

pembangunan suatu daerah adalah dukungan sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas dengan tetap tidak mengabaikan kuantitas. Pendidikan

sebagai salah satu wahana untuk melahirkan SDM yang memiliki daya saing

tinggi yang diharapkan dapat mempercepat kemajuan dan kesejahteraan

bangsa dan Negara. Beberapa program pendidikan nasional yang diterapkan

pemerintah seperti wajib belajar 9 tahun dan beberapa program pendidikan

60

Page 61: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

lainnya adalah sederet upaya untuk mewujudkan manusia Indonesia yang

tangguh dan mampu bersaing di era globalisasi.

Sasaran pendidikan selama ini yang lebih diutamakan adalah

peningkatan SDM dengan memberikan kesempatan kepada seluruh kalangan

masyarakat untuk mengecap pendidikan seluas-luasnya khususnya penduduk

usia sekolah (7-24 tahun). Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana

maupun prasarana pendidikan menjamin peningkatan mutu pendidikan, meski

itu tidak selalu berbanding lurus.

Berbagai problem yang muncul di dunia pendidikan kita dewasa ini

bukan lagi hanya informasi elitis, masyarakat dewasa ini sudah cukup cerdas

dan kritis untuk mengetahuinya. Oleh karena itu, pemerintah selalu

mengupayakan pemecahan masalah-maslah itu dengan meluncurkan berbagai

program pendidikan yang dianggap rasional untuk meningkatkan kualitas SDM.

Demikian halnya dengan Kabupaten Morowali dengan berbagai problem

teoritis dan praktis dalam pelaksanaan pendidikan yang juga belum teratasi

secara optimal.

Sebagai gambaran, tabel berikut ini memuat data tentang jumlah

sekolah, pelajar, tenaga pendidik atau guru dari tingkat sekolah tingkat

menengah atas (SMA dan SMK)64. Perhatikan Tabel 3.11.

64Selengkapnya, tabel yang memuat data tentang jumlah sekolah, pelajar, tenaga pendidik atau guru

dan jumlah Peserta dan Lulusan Ujian Akhir dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai tingkat

sekolah tingkat menengah atas (SMA dan SMK), lihat tabel 4.1.1.-4.1.10. hlm 53-62 di Morowali

Dalam Angka 2011, BPS Kabuparen Morowali.

61

Page 62: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Untuk melihat gambaran pelaksanaan pendididkan di Kabupaten

Morowali pada tahun ajaran 2010/2011, dapat dilakukan dengan melihat

beberapa segi seperti tingkat pendayagunaan tenaga pendidik, tingkat

efisiensi ;penggunaan dan kecukupan sarana pendidikan, dan tingkat

kelulusan65.

Tingkat pendayagunaan tenaga pendidik pada tahun ajaran 2010/2011

yang merupakan perbandingan antara jumlah murid dengan guru

menunjukkan bahwa beban tenaga pengajar di tingkat SD adalah 12. Hal ini

berarti bahwa rata-rata satu orang guru harus mengajar 12 orang murid SD.

Beban mengajar yang lain yaitu untuk SMP, SMU, dan SMK masing-masing

sebesar 17;18; dan 16.

Tingkat efisiensi; penggunaan dan kecukupan sarana pendidikan. dapat

diketahui dari rasio murid terhadap sekolah atau perbandingan jumlah murid

dengan jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Morowali. Pada tahun ajaran

2010-2011 rasio pendidikan di tingkat SD, SMP, SMU, SMK yaitu rata-rata

murid per sekolah sebanyak 119, 162, 273, dan 193.

Tingkat kelulusan SD, SMP, SMU, dan SKM pada tahun 2010 masing-

masing sebesar 97,32% ;99,38%; 99,02%; dan 91,32%. Pada tahun

sebelumnya tingkat kelulusan siswa masing-masing sebesar 89,02%; 87,77%;

73,70%; dan 86,78%. Angka ini menunjukkan peningkatan persentase yang

cukup drastis. Terutama untuk tingkat SMA.

65 Selengkapnya lihat di Morowali Dalam Angka 2010 yang disusun oleh BPS Kabupaten Morowali.

62

Page 63: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

3.2.4. Kesehatan

Secara teoritis, kelengkapan fasilitas kesehatan sangat mempengaruhi

kualitas pelayan dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya peningkatan

kualitas kesehatan melalui fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan, dan

mendorong partisipasi masyarakat, khususnya masyarakat dengan

pendapatan di bawah rata-rata.

Tabel 3.11.Banyaknya Sekolah, Pelajar, dan Guru SMP menurut Kecamatan dan Status Sekolah T.A. 2010/201166

No Kecamatan Negeri Swasta JumlahSekolah Pelajar Guru Sekolah Pelajar Guru Sekolah Pelajar Guru

1 Menui Kepulaun 3 582 29 - - - 3 528 292 Bungku Selatan 6 863 41 - - - 6 863 413 Bahodopi 2 291 20 - - - 2 291 204 Bungku Tengah 7 1.367 107 - - - 7 1.367 1075 Bungku Barat 2 312 9 - - - 2 312 96 Bumi Raya 3 529 32 1 49 - 4 578 -7 Witaponda 2 787 31 - - - 2 787 318 Lembo 4 775 56 1 125 15 5 900 719 Mori Atas 3 456 34 1 140 10 4 596 4410 Mori Utara 2 223 15 1 101 11 3 324 2611 Petasia 6 1.398 86 2 228 12 8 1.626 9812 Soyo Jaya 2 152 21 - - - 2 152 2113 Bungku Utara 5 540 19 - - - 5 540 1914 Mamosalato 4 349 17 - - - 4 349 17

Kabupaten Morowali

2010200920082007

51494933

8.5708.1527.5886.658

517640578526

6556

643579562530

48656064

57545439

9.2138.7318.1507.188

533704638590

Upaya penyediaan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas pada

tahun 2008 sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 66 Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Morowali.

63

Page 64: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

sebelumnya. Hal ini terlihat ketika RSUD di Bungku mulai difungsikan. Hingga

tahun 2010, rumah sakit di Kabupaten Morowali berjumlah 2 unit. Selain itu,

jumlah puskesmas sampai pada tahun 2010 menjadi 98 unit yang terdiri dari

Puskesmas perawatan 11 unit, Puskesmas non-perawatan 7 unit, dan

Pusmesmas Pembantu (PUSTU) 80 unit. Fasilitas kesehatan lainnya seperti

posyandu dan poskesdes pada tahun 2010 tercatat sebanyak 286 unit dan 72

unit yang sudah hampir tersebar di 14 kecamatan67.

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah seperti peningkatan

pelayanan kesehatan masyarakat melalui pencegahan penyakit antara lain

telah dilakukan berbagai vaksinasi hingga ke pelosok pedesaan oleh pihak

kesehatan di daerah ini. Pencegahan penyakit melalui vaksinasi di antaranya

berupa vaksin BCG, DPT HB3, Polio, Campak, TT1, TT2 dll. Dibandingkan

tahun sebelumnya, kuantitas akumulatif kegiatan vaksinasi pada tahun 2009

cenderung menurun. Selain itu, juga dilakukan upaya peningkatan pelayanan

kesehatan masyarakat melalui usaha penyediaan tenaga medis dan tenaga

kesehatan lainnya yang terus diupayakan melalui penempatan tenaga

kesehatan seperti dokter di setiap kecamatan dan bidan-bidan desa yang

hampir tersebar di seluruh desa.

Dalam upaya pelayanan kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan

anak, bidan di desa dibantu dukun bayi untuk menangani persalinan dan

perawatan iuy dan balitanya. Pada tahun 2009 jumlah bidan sebanyak 65

67 Selengkapnya lihat Morowali Dalam Angka, 2011 pada Tabel 4.2.1-4.2.8 hlm 63-73.

64

Page 65: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

orang sedangkan dukun bayi tercatat 296 orang di antaranya 58,11% (172

orang) merupakan dukun terlatih.

Tabel 3.12.Banyaknya Tenaga Dokter menurut Kecamatan 2010

No Kecamatan Dokter Jumlah

Umum Spesialis Gigi

1 Menui Kepulaun 1 - - 12 Bungku Selatan 1 - - 13 Bahodopi - - - -4 Bungku Tengah 11 1 2 145 Bungku Barat 1 - - 16 Bumi Raya 1 - - 17 Witaponda 1 - - 18 Lembo 1 - 1 29 Mori Atas 1 - - 110 Mori Utara … … … …11 Petasia 7 2 1 1012 Soyo Jaya 1 - - 113 Bungku Utara - - - -14 Mamosalato 1 - - 1

Kabupaten Morowali

2010200920082007

27303027

3333

4775

34404035

Sumber: Morowali Dalam Angka 2010 dan 2011, BPS Kabupaten Morowali.

3.2.5. Pemerintahan

Pada awal pemekaran yakni pada tahun 1999, wilayah administrasi

Kabupaten Morowali terdiri dari 8 kecamatan, kemudian pada tahun 2003

menjadi 10 kecamatan yang membawahi 218 desa definif dan 1 unit

pemukiman transmigrasi (UPT), di antaranya 10 yang berstatus kelurahan

65

Page 66: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

serta kedudukan Ibu Kota Kabupaten Morowali di Kota Kolonodale. Pada tahun

2009 Kabupaten Morowali mengalami pemekaran menjadi 14 kecamatan.

Kemudian pada tahun 2011 menjadi 18 kecamatan.

Berdasarkan status pemerintahan, pada tahun 2009 sampai 2010

terdapat 240 kelurahan/desa yang terdiri dari 230 desa dan 10 kelurahan.

Perhatikan tabel di bawah ini68.

Tabel 3.13.Nama Ibu Kota Kecamatan, Desa Definitif menurut Kecamatan dan Status Pemerintahan, 2010

No Kecamatan Nama Ibu Kota Kecamatan

Status Desa Kelurahan

1 Menui Kepulauan Ulunambo 18 12 Bungku Selatan Kaleroang 33 -3 Bahodopi Bahodopi 12 -4 Bungku Tengah Bungku 23 65 Bungku Barat Wosu 10 -6 Bumi Raya Bahonsuai 13 -7 Witaponda Lantula Jaya 9 -8 Lembo Beteleme 24 -9 Mori Atas Tomata 12 -

10 Mori Utara Mayumba 8 -11 Petasia Kolonodale 25 312 Soyo Jaya Lembah Sumara 9 -13 Bungku Utara Baturube 20 -14 Mamosalato Tanasumpu 14 -

Kabupaten Morowali Bungku Tengah 230 10

3.2.6. Keuangan, Perbankan dan Pendapatan Regional

Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2008 mencapai Rp 33.874,8

juta, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 34.774,8 juta.

68 Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Morowali yang tercantum dalam

Morowali Dalam Angka, 2011, BPS Kabupaten Morowali.

66

Page 67: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Sektor pertambangan memberikan konstribusi realisasi pajak yang sangat

besar yakni Rp 31.242,06 juta69.

Pada tahun 2009 mencapai Rp 36.507,649 juta. Lebih tinggi jika

dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 34.774,792 juta. Sektor

pertambangan memberikan konstribusi realisasi pajak yang sangat besar yakni

Rp 33.874,856 juta70.

Pada tahun 2010 realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 57.720,014

juta, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 36.507,649 juta.

Konstribusi realisasi pajak sektor pertambangan sebesar Rp 54.985,493 juta71.

Lihat Tabel 3.14.

Selain pajak daerah sebagaimana yang dirinci dalam tabel di atas, juga

ada Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) yang sejak dikeluarkannya UU Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak dan Retribusi Daerah, menjadi kewenangan Pemerintah

Kabupaten/Kota dalam pemungutannya namun realisasinya nanti pada tahun

2012. Sebagai gambaran, berikut ini adalah tabel tentang Realisasi

Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2007-200972.

69 Kabupaten Morowali Dalam Angka 2008.70 Ibid 200971 Ibid 201072 Sumber data adalah DPPKAD yang tercantum dalam Morowali Dalam Angka 2010 di Kantor BPS

Kabupaten Morowali.

67

Page 68: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Tabel 3.14.Realisasi Penerimaan Pajak dan Retribusi Kabupaten Morowali, 2007-2010 (ribu rupiah)73

No Jenis Penerimaan 2007 2008 2009 2010

I Bagian Pendapatan Asli Daerah

8.807.252 14,533,137 13,820,311 17,417,709

1 Pajak Daerah a. Pajak Hotelb. Pajak Hiburanc. Pajak Restorand. Pajak Penerangan

Jalane. Pajak Reklame Papanf. Pajak Bahan Galian

Golongan Cg. Pajak Parkirh. Pajak Alat Tangkap

Ikan

693.962 4.352 1.398 1.000 60.345

522.237104.630

--

988.144 14.731

--

449.828

76.000 426.778

- 20.808

2.433.766 17.834

- 4.583 588.836

110.422 400.145

- 36.945

1.664.10012.409 2.000 25.871

632.750

133.402857.668

--

2 Retribusi Daerah a. Retribusi Pelayanan

Kesehatanb. Retribusi

Penggantian Biaya KTP & Catpil

c. Retribusi Pasard. Retribusi Kendaraan

Bermotor e. Retribusi Pasar

Grosir & Pertokoan f. Retribusi Terminalg. Retribusi RPH

h. Retribusi Pengangkutan Ikan

i. Retribusi Ijin Peruntukkan Pengunaan Tanah

1.073.645 246.414

33.351

80.201-

113.041 42.043

-

11.875

17.282

976.253209.205

23.661

91.099 21.108

- 11.120

-

85.462

14.000

1.930.843 874.662

143.109

110.920 24.554

99.15116.093

- -

148.449

6.931.9995.362.038

-

166.073 40.551

-26.40825.000

240.098

-

73 Sumber data pada tabel 3.14 dan tabel 3.15 dari DPPKAD Kabupaten Morowali.

68

Page 69: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

j. Retribusi IMBk. Retribusi Tempat

Khusus Parkirl. Retribusi Izin

Gangguan HOm. Retribusi Izin Trayekn. Retribusi Hasil

Hutan Ikutano. Retribusi lainnya

25.641 -

503.788

--

56.15074.302

6.027

384.119--

36.437-

13.490 ---

222.087 11.850

-

13.505 67.273 757.116

Tabel 3.14. (lanjutan)

3 Laba Usaha Milik Daerah 6000 - 382.671 -

4 Penerimaan dari Dinas-Dinas

- 164.285 - -

5 Penerimaan Lain-lain 3.815.100 10.941.327 9.785.855 3.597.787

II Bagian Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

35.335.844 51.306.754 50.669.668 49.827.269

1 Bagi Hasil Pajak 34.630.289 41.054.248 43.520.876 49.172.666

2 Bagi Hasil Bukan Pajaka. Iuran Hasil Hutanb. Iuran Hasil

Pengusahaan Hutanc. Pemberian Hak Atas

Tanah Negarad. Landrente. Iuran

Eksplorasi/Eksploitasi/Royalti

f. Lainnya

705.555705.555

-

-

--

-

10.252.506--

-

127.0982.316.411

7.808.997

7.148.791--

-

358.231118.373

-

654.603--

-

237.498417.105

-

Tabel 3.15.Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Sektor, 2007-2010

No Sektor Tahun

2007 2008 2009 2010

1 Pedesaan 529.970 334.818 829.066 1.092.767

2 Perkotaan 85.847 29.697 510.999 127.661

69

Page 70: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

3 Perkebunan 189.523 272.870 1.292.728 1.514.091

4 Kelautan - - - -

5 Pertambangan 29.740.314 34.137.407 33.874.856 54.985.493

Jumlah 30.545.365,5 34.774.792 34.507.649 57.720.014

3.3. Gambaran Umum DPPKAD Kabupaten Morowali

Optimalisasi penyelenggaraan urusan pemerintahan adalah impian setiap

pemerintah daerah. Ini adalah konsekuensi dari pemberlakuan kebijakan Otonomi

Daerah bahwa Pemerintah Daerah dituntut untuk mandiri dalam segala hal dalam

menyelenggarakan urusan rumah tangganya. Tidak terkecuali pelayanan kepada

masyarakat khususnya dalam bidang pendapatan dan keuangan. Untuk itu perlu

dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah. Demikian halnya dengan Kabupaten Morowali sebagal salah satu

daerah otonom yang juga dilengkapi dengan DPPKAD74.

3.3.1. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Jabatan pada Organisasi Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Morowali,

Tugas pokok dan fungsi DPPKAD Kabupaten Morowali adalah sebagai berikut:

74 Bagan Struktur Organisasi DPPKAD Periode 2008-2012 dapat dilihat pada Lampiran 2.

70

Page 71: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

3.3.1.1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Adapun fungsi Kepala

Dinas adalah:

Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Asset

Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3.3.1.2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan pemberian

pelayanan administrasi kepala satuan unit kerja di lingkungan Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset. Adapun fungsi Sekretaris

adalah:

Pelaksanaan urusan perencanaan dan program

Pelaksanaan urusan kepegawaian dan umum

Pelaksanaan urusan keuangan dan asset

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran.

71

Page 72: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, sekretaris membawahi

beberapa Sub Bagian seperti Sub Bagian Perencanaan Program yang

mempunyai tugas pokok dan fungsi mempersiapkan kebijakan teknis,

rencana dan program di bidang Pendapatan ,Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah. Selain itu, ada juga Sub Bagian Keuangan dan Asset, dan Sub

Bagian Kepegawaian dan Umum.

3.3.1.3. Bidang Pendapatan

Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

pendataan, meginventarisir dan mengkaji potensi sumber-sumber

pendapatan daerah serta menyusun kebijakan operasional pendapatan

daerah yang meliputi pajak daerah dan retribusi daerah, pendapatan lain-lain

dan dana perimbangan, serta evaluasi dan pelaporan daerah. Fungsi Bidang

Pendapatan adalah

Menetapkan kebijakan pegelolaan pajak daerah, reribusi daerah, dana

perimbangan dan pendapatan lain-lain

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pengelolaan pendapatan

daerah

Mengkoordinasikan tentang penerimaan daerah dengan instansi terkait

Memberikan bimbingan dan pertimbangnan teknis terhadap kegiatan

pendataan, perhitungan, penetapan, penagihan pajak dan retribusi

Melaksanakan pendaftaran wajib pajak dan wajib retribusi

72

Page 73: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Menetapkan pajak dan retribusi daerah

Melaksanakan penagihan pada seluruh komponen pendapatan daerah

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan terhadap realisasi penerimaan

pendapatan.

Bidang Pendapatan membawahi tiga Seksi yakni Seksi Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, Seksi Pendapatan Lain-lain dan Dana Perimbangan,

dan Seksi Evaluasi dan Pelaporan Pendapatan.

3.3.1.4. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok menyiapkan dan

mengkaji data serta dasar-dasar dalam rangka penyusunan dan

pengelolaan anggaran. Adapun Fungsi Bidang Anggaran adalah:

Mengumpulkan Data dan bahan dalam penyusunan APBD dan

perubahan APBD

Mengkaji data dalam perencanaan anggaran

Menyiapkan dasar-dasar pelaksanaan anggaran

Menyiapkan pengesahan dokumen anggaran.

3.3.1.5. Bidang Akuntansi

Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok mengkoordinir,

melakukan pembinaan, memberikan petunjuk teknis operasional serta

pengawasan atas penatausahaan dan pelaporan keuangan pemerintah

daerah terhadap pelaksanaan APBD. Adapun Fungsi Bidang Akuntansi

yaitu:

73

Page 74: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Menyusun draft SK tim kerja penyusunan laporan keuangan pemerintah

daerah baik laporan semesteran maupun laporan tahunan

Menyusun laporan semesteran pelaksanaan APBD

Menyusun laporan keuangan pemerintah daerah (laporan tahunan)

yang terdiri dari: Rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, rancangan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,

neraca daerah, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.

Melakukan koordinasi dengan SKPD dalam hal pelaporan keuangan,

pelaksanaan pemeriksaan keuangan dan tindak lanjut laporan hasil

pemeriksaan.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

3.3.1.6. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melakukan

pembinaan operasional, mengkoordinasikan dan melakukan evaluasi serta

merumuskan kebijakan operasional, penyelenggaraan keuangan bidang

perbendaharaan pada pendapatan dan pengelolaan keuangan asset

daerah. Adapun Fungsi Bidang Perbendaharaan adalah:

Menyiapkan Anggaran Kas

Menyiapkan SPD (Surat Penyediaan Dana)

Menyiapkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah

74

Page 75: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh Bank

dan atau lembaga Keuangan lainnya yang ditunjuk

Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam

pelaksanaan APBD

Menyimpan uang APBD

Melaksanakan penetapan uang daerah dan mengelola/menata

usahakan inventaris daerah

Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna

angaran atas beban rekening kas umum

Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama daerah

Melakukan penagihan piutang.

3.3.1.7. Bidang Aset

Bidang Aset mempunyai tugas pokok menyusun kegiatan

pengelolaan asset, pengelolaan asset, pengawasan asset yang meliputi

inventarisasi, penghapusan, penyimpanan dan pengamanan serta

pengawasan dan penertiban. Adapun Fungsi Bidang Aset adalah:

Menetapkan kebijakan pengelolan asset daerah kabupaten

Melaksanakan pengelolaan asset daerah kabupaten

Melaksanakan pengawasan asset daerah kabupaten

Memfasilitasi pengelolaan asset daerah pemekaran skala kabupaten.

3.3.1.8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

75

Page 76: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) mempunyai tugas pokok dan

fungsi membantu Dinas dalam penyelenggaraan tugas teknis di Bidang

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah. Adapun tugas

pokok dan fungsi UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat diatur dan

ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas sepanjang tehnis

pelaksanaannya.

3.3.1.9. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok dan fungsi

melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Asset sesuai dengan keahliannya. Kelompok Jabatan

Fungsional yang dimaksud terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang

jabatan fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dalam

bidang keahliannya. Setiap kelompok sebagaimana dimaksud dipimpin

oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati dan

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Jumlah jabatan sebagaimana

dimaksud ditentukan berdasarkan kebutuhan, beban kerja dan kebutuhan

Daerah. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud,

diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.3.2. Keadaan Pegawai

Jumlah Pegawai DPPKAD sampai dengan akhir tahun 2011 berjumlah

216 0rang. Pada Tabel 3.16 digambarkan mengenai jumlah pegawai dilihat dari

segi pangkat/golongan, eselon, dan tingkat pendidikan formal.

76

Page 77: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Tabel 3.16 menunjukkan bahwa dari segi kepangkatan/golongan,

pegawai DPPKAD Kabupaten Morowali sebagian besar berpangkat/golongan

II, yaitu berjumlah 64 orang atau sebesar 29,62 %. Sedangkan Tabel 3.17,

pegawai yang berpangkat/golongan III dilihat dari tingkat pendidikannya, yang

berpendidikan sarjana sebanyak 60 orang atau 44,11 %, dan yang

berpendidikan SLTA dengan pangkat/golongan II berjumlah 63 orang atau

46,32 %.

Tabel 3.16. Keadaan Pegawai menurut Pangkat/Golongan75.

No Pangkat/ Golongan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

IV / c

IV / b

IV / a

III / d

III / c

III / b

III / a

II / d

II / c

II / b

II / a

I / c

Pegawai Non Organik

1

1

3

2

14

7

39

1

3

8

52

5

80

Jumlah 216

Tabel 3.17. Keadaan Pegawai Menurut Eselon dan Pendidikan Formal76

No. Eselon Jumlah Pendidikan Jumlah

75 Sumber, DPPKAD Kab. Morowali Tahun 2011.76 Sumber, DPPKAD Kab. Morowali Tahun 2010.

77

Page 78: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

1

2

3

4

5

II

III

IV

V

Non Eselon

1

5

18

-

112

Magister (S2)

Sarjana (S1)

Diploma

SLTA

SLTP

3

60

3

63

5

Jumlah total 136 Jumlah total 136

3.3.3. Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Seiring dengan tuntutan masyarakat akan efektifitas dan efisiensi

pelayanan publik, peningkatan kualitas aparatur di setiap instansi pemerintah

merupkaan suatu keniscayaan. Demikian halnya dengan DPPKAD Kabupaten

Morowali melalui peningkatan kemampuan pegawainya dengan pelaksanaan

pendidikan dan latihan (Diklat), baik Diklat Struktural, Diklat Teknis maupun

Fungsional serta dengan memberikan peluang kepada pegawainya untuk

melanjutkan pendidikan formal pada jenjang pendidikan Sarjana dan Program

Magister maupun pendidikan informal seperti kursus-kursus dan lain

sebagainya.

Tabel 3.18.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan pendidikan umum di lingkungan DPPKAD Kabupaten Morowali Keadaan : juni 201177

NO

TINGKAT PENDIDDIKAN

JUMLAHPASCA PASCA SARJANA SARJANA

D.1 SLTA SLTP SDSARJANA SARJANA   MUDA

S.3 S.2 S.1  

77 Sumber: Kasubag Kepegawaian dan Umum DPPKAD tahun 2011.

78

Page 79: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11                                      1   5 54 3   67 1   130                   

JUMLAH 5 54 3   67 1   10

Pegawai DPPKAD Kabupaten Morowali yang telah mengikuti pendidikan

dan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 3.19. Dari 136 orang PNS di DPPKAD

Kabupaten Morowali terdapat 50 orang yang sudah mengikuti pendidikan dan

latihan serta pelatihan penjenjangan. Jumlah tersebut sudah representatif dari

jumlah jabatan stuktural di DPPKAD, yakni berjumlah 24 orang. Hal ini

berdasarkan aturan kepegawaian yang berlaku bahwa setiap pegawai yang

menduduki jabatan stuktural harus menempuh pendidikan penjenjangan

sesuai dengan eselon yang dimiliki.

Tabel 3.19.Keadaan Pegawai menurut Pendidikan Struktural dan Teknis Fungsional78

No. Pendidikan dan Latihan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Diklat PIM I,II / SPAMEN

Diklat PIM III / SPAMA

Dilkat PIM IV /ADUM/ADUMLA

Latihan Keuangan Daerah (LKD)

Kursus Keuangan Daerah (KKD)

Latihan Sistem Keuangan Daerah (SKD)

Latihan Teknis Fungsional Pendapatan

Kursus Bendaharawan

Kursus Manajemen Proyek

1 orang

5 orang

10 orang

10 orang

2 orang

10 orang

2 orang

5 orang

5 orang

78 Sumber : Dinas PPKAD Kab. Morowali Tahun 2010

79

Page 80: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

10. Belum pernah mengikuti Diklat 86 orang

Jumlah 136 orang

3.3.4. Sarana dan Prasarana Pendukung

Selain kualitas SDM yang harus diolah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan, sarana prasaran juga harus memadai. Kedua perangkat ini niscaya

ada untuk tujuan pelayanan kepada masyarakat. Berikut ini tabel tentang

inventaris milik DPPKAD.

Tabel 3.20.

Keadaan perlengkapan kantor DPPKAD Kabupaten Morowali79

No Nama Perlengkapan Jumlah

1 Gedung kantor 1 buah

2 Mobil 8 Unit

3 Sepeda motor 69 unit

4 Air Conditioner 13 buah

5 Brankas 4 buah

6 Lemari 31 buah

7 Mesin tik 16 buah

8 Kalkulator 76 buah

9 Filling kabinet 11 buah

10 Laptop 18 buah

11 UPS 7 unit

12 Meja rapat pimpinan 1 buah

13 Meja biro 124 buah

14 Kursi putar sandaran 16 buah

15 Kursi lipat 73 buah

16 Komputer 4 unit

17 Printer 17 buah

18 Meja kerja 20 buah

19 Papan data 1 buah

20 Kursi rapat 50 buah

79 Sumber: Bidang Aset Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Morowali, 2011

80

Page 81: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

21 Meja rapat penjang 1 buah

22 Mesin fax 1 unit

23 Kursi sofa 2 unit

24 Meja staf 15 buah

25 Genset 1 unit

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Salah satu Grand Strategy80 Pemerintah Kabupaten Morowali yang tertuang

dalam Visi Kabupaten Morowali, “Kabupaten Agrobisnis (Kabupaten Si’E)” adalah

menciptakan pemerintahan yang akuntabel. Grand Strategy ini dijabarkan dalam misi

bahwa setiap SKPD menerapkan Standar Operasional Prosedur dalam

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan yang tepat waktu dan

terintegrasi berbasis teknologi informasi serta data yang akurat. Untuk DPPKAD,

penjabarannya adalah bahwa SKPD ini harus menerapkan pengelolaan,

penatausahaan dan penyajian laporan keuangan secara tepat waktu dan akurat,

sistem informasi keuangan (SIMKEU) secara online dan terintegrasi dan asset yang

diinventarisir secara tepat81.80 Selengkapnya lihat Visi Misi Kabupaten Morowali Periode 2008-2012 pada Lampiran 14.81 Selain itu, beberapa penjabaran lain dari salah satu Grand Strategy ini yaitu:

a. Setiap SKPD memiliki persentase ketepatan waktu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan kegiatan, kelengkapan data secara akurat dan pemenuhan terhadap SOP.

b. Setiap SKPD mencapai sasaran kinerjanya secara terukur dalam administrasi yang tertib dan

lancar, persentase kelancaran kegiatan dengan administrasi yang tertib. Rasio realisasi PAD

terhadap potensi di setiap SKPD pengelola PAD.

c. Seluruh aparatur pemerintah memiliki kompetensi sesuai bidangnya dengan pengembangan

karir dan kaderisasi yang jelas. Untuk DPPKAD, persentase kemampuan sumber daya

81

Page 82: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Berdasarkan penjabaran salah satu poin Grand Strategy di atas, setiap SKPD

dalam lingkup Kabupaten Morowali terikat dengan Grand Strategy ini dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan bidang kerjanya masing-

masing. Konsekuensinya adalah bahwa ada program kegiatan tertentu dalam setiap

SKPD yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Morowali dalam

memyelenggarakan urusan pemerintahan selama satu periode kepemimpinan.

Grand Strategy itu dijabarkan dalam setiap SKPD sesuai dengan bidang kerjanya.

Tidak terkecuali dengan DPPKAD.

4.1. Peran DPPKAD dalam Pengelolaan PAD Kabupaten Morowali Tahun

2008-2011

Pada dasarnya, pengelolaan pendapatan daerah adalah bagian integral dari

pengelolaan APBD dalam setiap tahun anggaran. Demikian halnya dengan PAD

yang merupakan salah satu komponen dalam pendapatan daerah. Selain dari

pengelolaan belanja dan pembiayaan, pengelolaan pendapatan adalah bagian

integral dalam pengelolaan APBD. Penelitian ini difokuskan pada pengelolaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu komponen dalam APBD.

Oleh karena itu, untuk menghindari pembahasan yang membias, peran yang

dimaksud dalam penelitian ini ialah peran DPPKAD yang berhubungan langsung

dengan pengelolaan PAD82. Sedangkan indikator pengelolaan yang dimaksud

aparatur dalam pengelolaan keuangan

d. setiap SKPD memilki persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya. Dan

penurunan pelanggaran disiplin pegawai. Selengkapnya lihat di Lampiran 3 tentang Grand

Strategy Kabupaten Norowali.82 Peran yang dimaksud di sini bukan hanya apa yang ada dalam Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD,

tetapi juga peran lain yang berhubungan langsung dengan Pengelolaan PAD. Selain itu, karena tujuan

82

Page 83: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

meliputi: Perencanaan Target PAD, Pelaksanaan Pemungutan PAD, Pengawasan

atas Penatausahaan PAD, Pelaporan dan Evaluasi Realisasi PAD, yang dilakukan

DPPKAD selama selang waktu 2008, 2009, 2010 dan 2011.

Berdasarkan tipe penelitian ini yakni deskriptif kualitatif, maka dalam

pembahasan hasil penelitian, penulis menggambarkan tentang bagaimana peran

DPPKAD dalam pengelolaan PAD. Dari hasil kegiatan pra penelitian83, penulis

menemukan fakta bahwa bidang yang bersentuhan langsung dengan pengelolaan

PAD adalah Bidang Pendapatan. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini penulis

hanya memfokuskan pembahasan pada bagaimana peran DPPKAD dalam hal ini

Bidang Pendapatan dalam pengelolaan PAD dalam empat tahun terakhir. Akan

tetapi, tidak berarti bahwa peran bidang lain yang berhubungan dengan pengelolaan

PAD tidak dibahas sama sekali, demikian halnya dengan SKPD lain yang memiliki

keterkaitan dalam penelitian ini. Penulis tetap menghubungan peran bidang lain

dalam lingkup DPPKAD dan SKPD-SKPD lain pengelola PAD sebagai sebuah kerja

sistem dalam pengeloaan keuangan daerah dalam hal ini Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Kabupaten Morowali. Untuk itu, ada indikator yang penulis rumuskan dalam

definisi operasional dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi Bidang

Pendapatan dalam Pengelolaan PAD sesuai dengan Peraturan Bupati Morowali

Nomor 14 Tahun 2008.

Perlu diketahui bahwa tugas pokok dan fungsi DPPKAD yang dirumuskan

dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008 hanya berupa acuan umum

penelitian ini bukan untuk mengetahui implementasi Peraturan Bupati No 14 Tahun 2008. 83 Pra Penelitian penulis lakukan, 22-29 November 2011, untuk mencari informasi awal tentang objek

penelitian guna mempermudah pelaksanaan penelitian.

83

Page 84: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

dalam pengelolaan PAD. Sedangkan pelaksanaan operasional tupoksi itu dijabarkan

dalam kegiatan rutin setiap bidang dan seksi. Selain itu, dalam menjalankan

perannya, DPPKAD juga mengacu pada visi dan misi Kabupaten Morowali yang

terangkum dalam Grand Strategy sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Salah satu

poin dalam Grand Strategy ini dijabarkan bahwa DPPKAD harus menerapkan

pengelolaan, penatausahaan dan penyajian laporan keuangan secara tepat waktu

dan akurat, sistem informasi keuangan (SIMKEU) secara online dan terintegrasi dan

asset yang diinventarisir secara tepat

Uraian dari kegiatan-kegiatan rutin DPPKAD adalah penjabaran dari

indikator-indikator dalam penelitian ini,untuk menggambarkan bagaimana peran

DPPKAD dalam Pengelolaan PAD Kabupaten Morowali dalam empat tahun

terakhir84.

Atas dasar itu, untuk menggambarkan bagaimana pengelolaan PAD yang

dilakukan DPPKAD dalam kurun waktu 2008-2011, penulis merumuskan indikator

pengelolaan yang terdiri dari Perencanaan Target PAD, Pelaksanaan Pemungutan

PAD, Pengawasan atas Penatausahaan PAD, Pelaporan dan Evaluasi Realisasi

PAD.

4.1.1. Perencanaan Target PAD

84 Pada minggu pertama penelitian, penulis sangat kesulitan mengumpulkan informasi karena aparatur

DPPKAD terutama Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang Pendapatan, Kepala Bidang Anggaran,

Kepala Bidang Perebndaharaan dan Kepala Bidang Akuntansi sedang sibuk menyusunan laporan

pertanggungjawaban penerimaan keuangan daerah Kabupaten Morowali untuk akhir tahun anggaran

2011, dan perumusan rencana anggaran setiap SKPD.

84

Page 85: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Setiap tahun anggaran, ada Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-

SKPD). RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang

berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta

rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. RKA ini dibuat oleh

setiap SKPD terutama SKPD Pengelola PAD. DPPKAD selaku koordinator

pengelola PAD pun demikian. Di dalam RKA itu terdapat target PAD.

Dalam DPPKAD, perencanaan target PAD dilakukan di Bidang

Pendapatan dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna di DPRD Kabupaten dalam

pembahasan rencana APBD untuk kemudian ditetapkan dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Morowali. Perencanaan target PAD ini diserahkan

sepenuhnya kepada Bidang ini sebagai yang paling mengetahui kondisi objektif

potensi PAD. Kegiatan perencanaan sangat penting untuk mencapai sebuah

tujuan85. Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, dalam perencanaan target

PAD setiap tahun anggaran, Bidang Pendapatan melakukan fungsi koordinasi

dengan bidang lain, seperti Bidang Anggaran dan Sub Bagian Urusan

Perencanaan dan Program.

Sub Bagian Urusan Perencanaan dan Program bekerja atas limpahan

wewenang yang diberikan oleh Sekretaris DPPKAD karena berdasarkan tugas

pokok dan fungsinya, Sekretaris DPPKAD di wilayah teknis tidak terlibat

langsung dalam pengelolaan PAD. Tetapi peran itu dilaksanakan oleh Sub

Bagian Urusan Perencanaan dan Program DPPKAD.

85 Fungsi Perencanaan juga dilakukan oleh SKPD lain seperti Dinas Pertambangan, Dinas Perikanan

dan Kelautan, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Kantor Pelayanan Perizinan, RSUD dll,

sedangkan realisasi dilakukan oleh DPPKAD

85

Page 86: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Tugas pokok dan fungsi sub Bagian Urusan Perencanaan Program

adalah mempersiapkan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang

pengelolaan PAD. Dalam pelaksanaan fungsi tersebut, Sub Bagian

ini ,melaksanakan fungsi koordinasi dengan Bidang Pendapatan.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala Sub Bagian Urusan

Perencanaan dan Program (Sappa Sao, S.Sos. Msi):

“tugas sub Bagian Urusan Perencanaan Program adalah mempersiapkan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang pengelolaan PAD. Untuk itu, dalam pelaksanaan fungsi ini, kami melaksanakan fungsi koordinasi dengan Bidang Pendapatan”86.

Setiap bidang dalam lingkup DPPKAD menyusun RKT (Rencana Kerja

Tahunan) sebagai input di Sub Bagian Urusan Perencanaan dan Program.

RKT-RKT itu kemudian dikoreksi, diverifikasi dan dikompilasi untuk kemudian

dijadikan RKT DPPKAD.

Untuk itulah, dalam upaya untuk memantapkan perencanaan program

dalam setiap tahun anggaran, Bagian Urusan Perencanaan Program

melakukan koordinasi dengan bidang lain, salah satunya adalah Bidang

Pendapatan.

“dari Bidang Pendapatan, Bagian Urusan Perencanaan Program menerima input berupa RKT yang berisi target, kondisi objektif di lapangan dan masalah-masalah teknis lain dalam pemungutan PAD karena Bidang ini yang paling mengetahui kondisi objektif di lapangan”87.

86 Hasil wawancara tanggal 4 Desember 2012 pukul 09:30 WITA di Kantor DPPKAD Kabupaten

Morowali. 87 Hasil wawancara tanggal 22-29 November 2011 pukul 10:00 WITA di Kantor DPPKAD Kabupaten

Morowali pada kegiatan Pra Penelitian.

86

Page 87: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Selain itu, Bagian Urusan Perencanaan dan Program juga melakukan

koordinasi dengan Bidang Anggaran. Salah satu fungsi Bidang Anggaran

adalah Salah tugas pokok dan fungsi Bidang Anggaran adalah mengumpulkan

Data dan bahan dalam penyusunan APBD dan perubahan APBD. Data awal

dalam penyusunan APBD adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagai

penjabaran visi dan misi Bupati. Selain itu, sebagai data awal diambil dari

Bidang Pendapatan yakni estimasi pendapatan tahun anggaran berjalan.

Sedangkan data perencanaan Pendapatan Daerah termasuk PAD

sepenuhnya diambil dari Bidang Pendapatan. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan Kepala Bidang Anggaran (Alamsyah, S.STP.MEC.DEV) bahwa:

“dalam hal perencanaan target PAD, pada dasarnya bidang anggaran hanya menuggu data dari Bidang Pendapatan karena mereka yang paling mengetahui kondisi objektif di lapangan. Data ini tidak dikaji lagi karena sudah dalam bentuk angka. Data ini diolah untuk kemudian dimasukkan dalam rencana anggaran pendapatan tahunan DPPKAD. Selanjutnya, rencana anggaran tersebut dibahas bersama Tim Anggaran Pemerintahan Daerah (TAPD) dalam rapat di DPRD88”.

Selain itu, salah satu fungsi Bidang Pendapatan adalah menetapkan

kebijakan pengelolaan PAD. Dalam menetapkan kebijakan itu, ada beberapa

indikator yang perlu untuk diketahui yaitu mengetahui potensi PAD, dasar

kewenangan, dan arah kebijakan.

4.1.1.1. Mengetahui potensi PAD

Potensi-potensi PAD adalah sumber-sumber yang diperkirakan dapat

memberikan konstribusi PAD. Di Kabupaten Morowali, sumber-sumber PAD

yang paling berpotensi dalam memberikan konstribusi PAD adalah Pajak 88 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Anggaran tanggal 04 Januari 2012 pukul 21:00 WITA di

Kantor DPPKAD Kabupaten Morowali.

87

Page 88: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Bahan Galian Mineral Bukan Logam dan Batuan. Sumber PAD ini telah

dibuatkan regulasinya yakni Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Air

Tanah dan Pajak Bahan Galian Mineral Bukan Logam dan Batuan sebagai

acuan dasar dalam pengelolaannya. Sedangkan potensi lain adalah Pajak Air

Bawah Tanah yang juga dibuatkan regulasi yakni Perda Nomor 3 Tahun 2011

tentang BPHTB. Urutan sumber PAD Kabupaten Morowali berdasarkan

konstribusi dalam angka tahun 2011, sebagaimana yang dikemukakan oleh

Kepala Bidang Pendapatan (Djufri M. Taiyeb, SE) bahwa89:

“urutan sumber PAD berdasarkan jumlah konstribusi terhadap APBD dalam empat tahun terakhir yaitu sebagai berikut: dari sektor pajak, urutannya adalah,1. Pajak mineral bukan logam dan batuan2. Pajak penerangan jalan3. Pajak reklame4. Pajak restoran5. Pajak hotel6. Pajak hiburan7. BPHTB8. Pajak Air Bawah Tanah,

dari sektor retribusi, urutannya adalah 1. Retribusi Jasa umum, terdiri dari:

a. Pelayanan Kesehatanb. Pelayanan Pasarc. Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotord. Pelayanan Parkir

2. Retribusi Jasa usaha, terdiri dari:a. PKD (Pemakaian Kekayaan Daerah)b. Pelayanan Terminalc. Pelayanan Tempat Khusus Parkird. Pelayanan Kepelabuhanane. Pelayanan Jasa Usaha Pemotongan Hewan”

Selain itu, mengenai potensi PAD Kabupaten Morowali yang bisa

dikelola untuk meningkatkan PAD, Kepala Bidang Akuntansi (Alwi Gawi, SE)

menambahkan:89 Hasil wawancara tanggal 29 Desember 2011 pukul 20:00 WITA.

88

Page 89: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

“di Kabupaten Morowali, dalam 4 tahun terakhir ini yang paling potensial adalah pajak restoran. Capaian PAD tahun 2011 adalah Rp 20 M”90.

Mengetahui sumber-sumber PAD yang berpotensi memberikan

konstribusi besar sangat berperan penting dalam pencapaian target. Hal ini

berdasarkan pengalaman dari empat tahun terakhir dalam pengelolaan PAD

yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Morowali. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Kepala Bidang Pendapatan (Djufri M. Taiyeb, SE):

“berdasarkan pengalaman 3-4 tahun sebelumnya, pemda dalam menetapkan target PAD dalam APBD terlalu dipaksakan. Potensi-potensi PAD yang ditargetkan itu tidak realistis. Akhirnya, antara target dan realisasi terjadi selisih yang sangat jauh”91.

Selanjtunya, mengenai target dan sumber PAD yang paling potensial

untuk meningkatkan PAD Kabupaten Morowali ke depan tidak jauh berbeda

sebagaimana yang diungkapkan Kepala DPPKAD (Haeruddin Rompone,

S.Sos) bahwa:

“mengenai target PAD Kabupaten Morowali dalam empat tahun terakhir ini terlalu tinggi sehingga susah dicapai. Berdasarkan pengalaman itu, maka DPPKAD Kabupaten Morowali menempuh langkah-langkah yang dianggap paling efektif untuk meningkatkan PAD misalnya dengan mengidentifikasi sumber-sumber PAD yang paling potensial mengingat banyaknya urusan pemerintahan daerah yang harus dibiayai secara mandiri oleh pemerintah daerah. Sehingga pada tahun 2014, setelah penyerahan PBB ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Kabupaten Morowali memaksimalkan pengeloaan PAD dengan mengandalkan Pajak Produksi mengingat potensi Pajak ini sangat luar biasa. Misalnya, pajak produksi di sektor pertambangan, pertanian dan perkebunan”92.

90 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Akuntansi tanggal 10 Januari 2012 pukul 20:30 WITA di

Kantor DPPKAD. 91 Sumber data: Hasil Wawancara tanggal 29 Desember 2011 pukul 20:0092 Hasil wawancara dengan Kadis DPPKAD pada tanggal 30 Desember 2011 pukul 13:00 di Kantor

DPPKAD

89

Page 90: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Oleh karena itu, untuk mengetahui potensi-potensi itu, Bidang

Pendapatan melakukan langkah-langkah taktis dalam bentuk intensifikasi dan

ekstensifikasi. Intensifikasi adalah suatu model perbaikan atau pengelolaan

manajemen untuk mengefektifkan semua potensi pendapatan yang ada atau

potensi yang tersedia. Sedangkan Ekstensifikasai PAD adalah suatu upaya

untuk meningkatkan pendapatan melalui pembangunan objek pajak baru,

meningkatkan nilai objek pajak itu. Misalnya dengan membangun pasar baru.

Salah satu fungsi Seksi Evaluasi dan Pelaporan adalah

melaksanakan/membuat daftar penetapan penerimaan serta daftar tunggakan

wajib pajak dan wajib retribusi. Berdasarkan tupoksi tersebut, Seksi ini terlibat

langsung dalam persiapan perencanaan PAD dengan melakukan pendataan

ulang terhadap potensi PAD yakni pajak dan retribusi daerah.

Mengenai hal ini, Yohanes P. Labunga (Kepala Seksi Evaluasi dan

Pelaporan) menambahkan bahwa:

“personil DPPKAD yang di-SK-kan oleh Bupati dirurunkan ke lapangan untuk melakukan pendataan tentang objek pajak/retribusi di awal tahun jika memang diperlukan. Karena ada beberapa jenis PAD yang tidak memerlukan pendataan ulang. Sedangkan yang dievaluasi adalah beberapa penerimaan yang tidak mencapai target.

Adapun Langkah-langkah dalam menetapkan Target yaitu; pertama asumsi . Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi potensi PAD yang dimulai dari ketidakberhasilan rencana tindakan PAD. Misalnya di sektor retribusi pasar di Morowali. Untuk menentukan besar asumsi dalam satu sektor, harus diketahui dalam satu hari berapa hasil yang diperoleh kemudian dikali 360 hari (satu tahun). Rumus ini berlaku untuk semua komponen pajak dan retribusi. Asumsi ini dirumuskan oleh Panitia Anggaran yang dibentuk. Selama ini, berdasarkan pengalaman empat tahun terakhir, defisit dalam PAD Kabupaten Morowali selalu terjadi

90

Page 91: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

karena asumsi tidak baik. Sebagai contoh, pada APBD tahun 2011 sangat dipaksakan yaitu Rp 47 M dan yang terealisasi hanya Rp 18 M. Kedua, Prediksi/perkiraan. Prediksi ini berdasarkan pada asumsi. Bahwa dari asumsi itu, akan diambil ½ atau ¾ untuk menentukan besar prediksi dengan pertimbangan bahwa ada resiko-resiko atau kendala-kendala yang cukup signifikan sebagai penyebab tidak terwujudnya asumsi itu yang akan dihadapi. Ketiga, Penetapan target. Target ini diperoleh dari prediksi. Dengan pertimbangan sebagaimana pada saat melakukan prediksi, maka pada saat menetukan target harus dibuang 20% dari preiksi”93.

4.1.1.2. Dasar Kewenangan

Konsekuensi pemberlakuan otonomi daerah adalah bahwa pelimpahan

wewenang menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan

daerah (APBD) termasuk arah pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD).

Oleh karena itu, dalam manajemen keuangan daerah, dan lebih spesifik

perencanaan pengelolaan PAD, satu hal yang mendesak untuk dikelola dan

dikembangan secara profesional, adalah sistem informasi manajemen

keuangan.

Secara spesifik, landasan hukum pengelolaan di bidang pendapatan

daerah adalah: UU No 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU No 18

Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; PP No 66 Tahun

2001 tentang Retribusi Daerah; PP No 16 Tahun 2005 tentang Perhitungan

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor.; PERMENDAGRI Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

93 Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Bidang Pendapatan DPPKAD pada

tanggal 30 Januari 2012 pukul 10:45 WITA di Kantor DPPKAD Kabupaten Morowali.

91

Page 92: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Pengelolaan Keuangan Daerah; dan UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah

Sejak diberlakukannya UU No 34 Tahun 200094 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, Pemerintah Kabupaten Morowali telah melakukan

restrukturisasi dasar pemungutan pandapatan daerah termasuk Pendapatan

Asli Daerah (PAD) melalui perubahan dan/atau penghapusan beberapa

Peraturan Daerah bahkan penerbitan Peraturan Daerah baru. Beberapa jenis

PAD dari pajak/retribusi daerah yang diterapkan di Kabupaten Morowali

merupakan hasil penyesuaian tersebut. Lihat Tabel 4.1.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sejak diberlakukannya UU No 28

Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Pemerintah Kabupaten

Morowali telah melakukan penyesuaian Peraturan Daerah sebagai dasar

kewenangan dalam pengelolaan PAD. Berdasarkan tabel di atas, terdapat 7

jenis pajak daerah dan 22 jenis retribusi daerah yang telah disesuaikan

dengan UU No 28 Tahun 2009.

4.1.1.3. Arah Kebijakan Pengelolaan PAD

Empat tahun terakhir (2008-2011), Pemerintah Kabupaten Morowali

melakukan langkah-langkah yang dapat menjamin terselenggaranya

peningkatan kinerja DPPKAD dalam pengelolaan PAD tanpa pembebanan

yang lebih berat pada masyarakat. Pengelolaan PAD mengacu pada potensi

94 UU ini adalah perubahan atas UU No18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

92

Page 93: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

daerah yang dimiliki Kabupaten Morowali sebagaimana yang tercantum dalam

visi Kabupaten Morowali yakni menjadikan Kabupaten Morowali sebagai

Lumbung pangan (Si’E). Selain dari sumber-sumber pendapatan yang sudah

dikelola selama ini, masih terdapat beberapa sumber-sumber Pendapatan Asli

Daerah yang berpotensi untuk digali dan dioptimalkan penerimaannya dengan

tetap memperhitungkan kemampuan ekonomi masyarakat.

Arah kebijakan umum yang dilakukan pada periode Rencana

Pembangunan Jangkah Menengah (RPJM) tahun 2008-2012 adalah menggali

dan mendayagunakan seluruh potensi pendapatan daerah guna memperkuat

perekomomian daerah dan penyelenggaraan otonomi daerah. Tujuannya agar

terjadi peningkatan kinerja pengelolaan pendapatan daerah dan khususnya

PAD. Upaya menggali sumber potensi yang dimaksud dibarengi dengan

peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat mengingat faktor ini

adalah salah satu masalah utama dalam pelaksanaan pemungutan PAD.

Tidak jarang rendahnya kualitas pelayanan kepada masyarakat menjadi

alasan rasional keengganan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam

peningkatan PAD.

Tabel 4.1.

Jenis Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Morowali Hasil Penyesuaian dengan UU No 28 Tahun 200995

No Jenis Pajak Jenis Retribusi1 Hotel Pengganti Biaya Cetak Akte Catatan Sipil2 Restoran Jasa Usaha Pemakaian Kekayaan Daerah; 3 Hiburan Jasa Usaha Tempat Pelelangan4 Reklame Jasa Usaha Tempat Penginapan

95 Sumber: BAPPEDA Kabupaten Morowali dalam RPJMD 2008-2012

93

Page 94: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

5 Penerangan Jalan Jasa Usaha Pelayanan Kapal6 Pengambilan Bahan Galian Gol C Jasa Usaha Pelayanan Kapal7 Televesi dan Parabola Usaha Penjualan Produksi Izin Tempat

Penjualan Minuman Beralkohol8 Izin Gangguan9 Izin Trayek10 Izin Usaha Angkuatan11 Pengendalian Komoditi Perkebunan dll12 Izin Usaha Perdagangan13 Biaya Administrasi Wajib Daftar Perusahaan14 Penyediaan Administrasi Proyek15 Izin Pengusahaan di Bidang Minyak dan Gas

Bumi16 Penumpang Kapal Laut17 Penggantian Biaya Cetak dan Jasa KTP18 Izin Tanda Pendaftaran Usaha Peredaran Kaset19 Penjualan Bibit Tanaman20 Izin Usaha Perikanan21 Izin Usaha Pertambangan22 Lain – lain Retribusi yang sah

Untuk mewujudkan arah kebijakan pengelolaan pendapatan daerah

tersebut, pemerintah Kabupaten Morowali secara bertahap menata

infrastruktur dan suprastruktur daerah agar satu dengan yang lainnya tidak

terjadi tumpang tindih.

Dalam kebijakan umum anggaran pendapatan, Pemkab Morowali

berupaya untuk meningkatkan PAD melalui optimalisasi sumber PAD baik

pajak dan retribusi sebagai andalan penerimaan APBD. Kebijakan tersebut di

atas diarahkan pada :

a. Penyusunan dan penggunaan anggaran mengikuti besarnya APBD

yang tersedia menurut tahun anggaran,

94

Page 95: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

b. Meningkatkan penerimaan melalui intensifikasi sumber-sumber

pendapatan asli daerah yang telah dilaksanakan selama ini,

terutama bagi sumber-sumber penerimaan yang wajar yakni meliputi

sumber-sumber penerimaan yang telah ditetapkan dalam Undang-

Undang dan yang telah dikembangkan berdasarkan ruang lingkup

kewenangan Kabupaten.

c. Memperluas diversifikasi (ekstensifikasi) sumber pendapatan asli

daerah berdasarkan kewenangan Kabupaten. Perluasan sumber

penerimaan daerah mengarah pada upaya mendayagunakan

seluruh potensi daerah yang dibarengi dengan kualitas pelayanan

kepada masyarakat.

d. Mendayagunakan Badan Usaha Milik Daerah sebagai sumber

pendapatan daerah.

e. Mewujudkan kerjasama pemerintah daerah dengan pihak

ketiga/swasta.

f. Meningkatkan pelayanan publik sesuai bidang kewenangan dari

setiap satuan kerja.

g. Memberikan kepastian hukum dalam kaitan penaman modal baik

asing maupun swasta

h. Secara terbuka bersama-sama dalam kaitan dengan perhitungan

objek pajak maupun retribusi

i. Mengembangkan mekanisme on line pelayanan guna efektif dan

efisien.

95

Page 96: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

4.1.2. Pelaksanaan Pemungutan PAD

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) mempunyai tugas pokok dan

fungsi membantu DPPKAD dalam penyelenggaraan tugas teknis di Bidang

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah. Adapun tugas pokok

dan fungsi UPTD diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas

sepanjang tehnis pelaksanaannya. Setiap kecamatan memiliki UPTD, kecuali

kecamatan yang baru dimekarkan96. Petugas UPTD setiap kecamatan terdiri

dari Kepala UPTD, Pembantu UPTD dan Bendahara Penerimaan Kecamatan.

Dalam menjalankan tugasnya, setiap UPTD kecamatan dibantu Kepala Desa

dalam pemungutan pajak/retribusi. Hasil pungutan kemudian disetor ke

Bendahara Kecamatan untuk kemudian diteruskan ke Bidang Perbendaharaan

DPPKAD atau disetor langsung ke BPD kemudian bukti pembayaran

diserahkan ke Bendahara Penerimaan DPPKAD.

Namun tidak semua jenis PAD dikelola langsung oleh DPPKAD.

Pemungutan retribusi diserahkan pada SKPD-SKPD lain sesuai dengan

kewenangan masing-masing. Lihat tabel 4.2. tentang jenis-jenis PAD yang

dikelola langsung oleh DPPKAD.

Setiap SKPD pengelola PAD yang berjumlah 13 SKPD di Kabupaten

Morowali juga memiliki UPTD Kecamatan yang melakukan pemungutan. Untuk

jenis PAD yang dikelola/dipungut oleh SKPD lain, DPPKAD hanya menerima

laporan bulanan yang kemudian direkap sebagai bahan pembahasan dalam

rapat evaluasi yang dilakukan setiap tiga bulan.

96 Daftar nama-nama Kepala UPTD 14 Kecamatan ada di halaman Lampiran 12.

96

Page 97: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Dalam hal pelaksanaan pemungutan PAD yang dilakukan UTPD

Kecamatan, Kepala UPTD Kecamatan Lembo, (Deitje Dewanto, SE)

menjelaskan bahwa:

“dalam hal pemungutan, berdasarkan pengalaman empat tahun terakhir dalam pemungutan PAD sektor rumah makan dan penginapan, sudah cukup bagus. Namun masih ada beberapa kendala teknis seperti, masyarakat tidak mau menggunakan nota penjualan. Padahal nota ini adalah sekaligus sebagai alat kontrol untuk mengetahui jumlah pelanggan setiap harinya. Tapi ada juga yang memiliki kesadaran yang sangat bagus. Untuk itu, dalam rangka untuk memaksimalkan pengelolaan pemungutan, Kabupaten (DPPKAD) memberikan imbalan kepada petugas Kecamatan (UPTD) yang berprestasi. Misalnya di Lembo ini, pada tahun 2008 mendapatkan 1 unit mobil untuk sebagai kendaraan operasional Camat dalam pemungutan PAD. Kemudian pada tahun 2010 mendapatkan 1 unit sepeda motor atas prestasi yang dicapai dalam tahun anggaran 2010”97.

Tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan Sekretaris

Kecamatan Witaponda (Muh Ridwan, S.Ag, M.Si.) bahwa:

“dalam pelaksanaan pemungutan, kami kekurangan tanaga dan fasilitas. Tenaga pemungut selama ini hanya mengandalkan tenaga honorer. Soal dana operasional, yang ada hanya upah pungut dari kepada Kades dari Kabupaten (DPPKAD). Kesadaran masyarakat sudah cukup bagus. Kemajemukan komposisi masyarakat cukup membuat mereka untuk paham kewajibannya. Pengalaman tahun 2008-2011, kalau mereka lambat mendapatkan SPPT, mereka yang datang sendiri mengambil. Namun sebelumnya ada sosialisasi dan evaluasi teknis yang silakukan oleh pemerintah Kecamatan”98.

Kemudian ditambahkan oleh Camat Bahodopi (Syamsu Abdullah)

bahwa:

97 Hasil wawancara tanggal 26 januari 2012 pukul 10:15 WITA di Kantor UPTD Kecamatan Lembo

yang berjarak 149 km dari Ibu Kota Kabupaten Morowali.98 Hasil wawancara tanggal 25 Januari 2012 pukul 14:00 WITA di Kantor Kecamatan Witaponda yang

berjarak 61 km dari Ibu Kota Kabupaten Morowali.

97

Page 98: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

“selama ini, pelaksanaan pemungutan sudah maksimal. Masyarakat selalu tepat waktu membayar. Bahkan tidak jarang mereka datang sendiri untuk menanyakan jumlah pajaknya”99.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Seksi Penerimaan Bidang

Perbendaharaan (Bustan) bahwa:

“pelaksanaan pemungutan pengelolaan PAD ini sudah maksimal tergantung dari objek yang dituju. Capaian target setiap tahun anggaran sudah bagus Dan pastinya, hambatan yang membuat target tidak tercapai tetap ada misalnya masih banyak masyarakat yang enggan membayar karena saling menunggu. Contoh, si A akan bayar pajak kalau si B sudah bayar pajak”100

Sebelum pelaksanaan pemungutan/penagihan, terlebih dahulu

dilaksanakan pendaftaran dan penetapan wajib pajak dan wajib retribusi.

Dalam setiap tahun ada monitoring di lapangan yang dilakukan DPPKD untuk

mengidentifikasi sumber-sumber PAD. Monitoring ini adalah pendataan awal.

Misalnya monitoring terhadap sector pajak reklame. Semua pengusaha yang

memasang papan reklame akan didaftar sebagai subjek pajak dan reklame

sebagai objek pajak. Pelasanaan pedaftaran wajib pajak dan wajib retribusi

hanya dilakukan ketika wajib pajak sudah tetap. Misalnya, untuk sektor pajak

bahan galian golongan C, wajib pajaknya hanya boleh didaftar ketika terjadi

transaksi. Transaksi yang dimaksud adalah proses jual beli bahan galian itu.

Tabel 4.2.

Jenis-Jenis PAD yang dikelola langsung DPPKAD Kabupaten Morowali101

99 Hasil wawancara tanggal 22 Januari 2012 pukul 10:15 WITA di Rumah Camat Bahodopi yang

berjarak 41 km dari Ibu Kota Kabupaten Morowali.100 Hasil wawancara tanggal 27 Januari 2012 pukul 10:30 WITA di Kantor DPPKAD Kab Morowali. 101 Data ini diperoleh dari Laporan Realisasi Penerimaan PAD Kabupaten Morowali oleh DPPKAD

Kabupaten Morowali Tahun Anggaran 2011 yang disahkan pada tanggal 20 Desember 2011.

98

Page 99: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

No Jenis PAD Pengelola

1.Pajak Hotel

Dinas PPKAD

2. Pajak Restoran

Dinas PPKAD

3.Pajak Hiburan

Dinas PPKAD

4.Pajak Reklame

Dinas PPKAD

5.Pajak Penerangan Jalan

Dinas PPKAD

6.Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C

Dinas PPKAD

7.~ Batu

Dinas PPKAD

8.~ Batu Pecah

Dinas PPKAD

9.~ Pasir

Dinas PPKAD

10.~ Sirtu

Dinas PPKAD

11.~ Kerikil

Dinas PPKAD

12.~ Urugan (Pasir dan Kerikil)

Dinas PPKAD

13.~ Marmer

Dinas PPKAD

14.~ Blok Marmer

Dinas PPKAD

15.Pajak Air Bawah Tanah

Dinas PPKAD

16. Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Dinas PPKAD

Mengenai pelaksanaan teknis pendaftaran wajib pajak sebagaimana

dikemukakan Kepala Bidang Pendapatan (M. Jufri Taiyeb):

“pelaksanaan teknis pendaftaran wajib pajak: pertama, data pada tri wulan ke empat sebagai data awal pada tahun anggaran berikutnya adalah dasar dalam menetapkan wajib pajak. Kedua, setelah didaftar dan ditetapkan, data awal itu disebarkan ke UPTD-UPTD kecamatan untuk melakukan penagihan. Ketiga, hasil pungutan disetor ke kas daerah oleh bendahara khusus penerimaan (BKP). Keempat, setiap bulan UPTD kecamatan memasukkan lapiran realisasi yang diserahkan ke Bidang Pendapatan. Kelima, laporan realisasi itu diserahkan ke Kepala Dinas. Sedangkan uang fisiknya diserahkan kepada Kepala Seksi Penerimaan di Bidang Perbendaharaan.

99

Page 100: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Hanya saja, ada beberapa kendala klasik yang kami hadapi. Misalnya, selama ini masih banyak SKPD yang tidak membuat laporan realisasi bulanan. Selain itu, SKPD tidak efektif dalam melakukan penagihan. Untuk menutupi kelemahan itu, kami mengejar potnsi PAD yang besar seperti pajak bahan mineral bukan logam dan batuan. Sektor ini sangat potensial dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Morowali ada banyak pengusaha yang sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur”102.

Selain itu, juga dilakukan strategi tertentu dalam upaya peningkatan

sistem pendataan ulang untuk menjaring semaksimal mungkin objek pajak

sebagai dasar perhitungan dan penetapan pajak dilakukan melalui monitoring,

pemberian hadiah (doorprise), ajakan untuk bertanggungjawab, dan

sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan penerangan

pemahaman.

Setelah pendaftaran juga dilakukan penetapan wajib pajak dan

retribusi. Adapun penetapkan pajak dan retribusi daerah itu ada dua macam

yaitu penetapan nilai transaksi dan penetapan secara jabatan. Penetapan

nilai transaksi, maksudnya adalah pemberlakuan pengenaan nominal pajak

secara normal sesuai dengan peraturan yang berlaku. Misalnya, sector pajak

hotel. Setiap pengunjung dikenakan biaya 10% dari transaksi. Untuk itu harus

dilakukan pengawasan yang ketat karena tidak ajrang pengelola hotel juga

melakukan kecurangan.

Namun kalau penetapan ini tidak berhasil, maka dilakukan penetapan

secara jabatan. Maksudnya, ada kesepakatan bersama tentang nominal yang

harus disetor restoran setiap bulan, misalnya Rp 500.000/bulan. Angka ini

102 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pendapatan tanggal 9 Januari 2012 pukul 21:30 WITA.

100

Page 101: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

tidak berpatokan pada biaya 10% dari transaksi. Konsekuensinya, sedikit atau

banyaknya pengunjung tidak berpengaruh pada nominal itu.

4.1.3. Pengawasan atas Penatausahaan PAD

Keuangan daerah dikelola melalui manajemen keuangan daerah.

Manajemen keuangan daerah adalah “pengorganisasian dan pengelolaan

sumber-sumber daya atau kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki daerah tersebut ”103. Sedangkan alat untuk

melaksanakan manajemen keuangan daerah disebut dengan tata usaha

daerah.

Menurut Mamaseh (1995), tata usaha keuangan daerah dibagi menjadi

dua golongan, yaitu tata usaha umum dan tata usaha keuangan. Tata usaha

umum menyangkut kegiatan surat-menyurat, mengagenda, mengekspedisi,

meyimpan surat-surat penting atau mengarsipkan serta kegiatan dokumentasi

lainnya. Sedangkan tata usaha keuangan pada intinya adalah tata buku yang

merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis di bidang

keuangan berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standar tertentu serta

prosedur-prosedur tertentu sehigga dapat memberikan informasi aktual di

bidang keuangan.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan tata usaha keuangan

daerah adalah penatausahaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah

satu indikator dalam pengelolaan PAD. Dari hasil observasi yang penulis

103 Lihat, Halim dalam “Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah”, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta, 2004, hlm 20.

101

Page 102: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

lakukan selama pra penelitian, fungsi penatausahaan PAD di DPPKAD

Kabupaten Morowali adalah kewenangan Bidang Akuntansi DPPKAD

berdasarkan tugas pokok dan fungsinya. Oleh karena itu, pembahasan fungsi

pengawasan atas penatausahaan PAD dalam penelitian ini difokuskan pada

Bidang Akuntansi dengan tetap mengamati keterkaitannya dengan bidang

atau seksi lain dalam lingkup DPPKAD Kabupaten Morowali.

Salah satu tugas pokok Bidang Akuntansi melakukan pengawasan atas

penatausahaan dan pelaporan keuangan pemerintah daerah terhadap

pelaksanaan APBD, termasuk di dalamnya jenis PAD sebagai salah satu

komponen Keuangan Daerah dalam struktur APBD setiap tahun anggaran.

Mengenai penajabaran dalam pelaksanaan fungsi tersebut, Kepala

Bidang Akuntansi (Alwi Gawi, SE) menjelaskan bahwa:

“inti dari tugas pokok dan fungsi Bidang Akuntansi adalah melakukan pencatatan dan pelaporan penerimaan PAD per SKPD per semester bahkan per bulan berdasarkan peraturan yang berlaku, bukan melakukan pembinaan, itu terlalu berlebihan, para perumus tupoksi itu tidak mengerti realitas objektif di lapangan”104.

Pencatatan dan pelaporan adalah bentuk pengawasan yang dilakukan

Bidang Akuntansi berdasarkan kewenangannya. Pencatatan itu meliputi data

target dan realisasi PAD setiap tahun anggaran, laporan realisasi yang

dimasukkan oleh petugas UPTD Kecamatan, laporan realisasi setiap SKPD

pengelola PAD, termasuk laporan keuangan dari jenis PAD pada bidang

perbendaharaan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesesuaian dan keakuratan

104 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Akuntansi tanggal 10 Januari 2012 pukul 20:30 WITA di

Kantor DPPKAD.

102

Page 103: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

data laporan pengelolaan PAD oleh DPPKAD sebelum dilakukan pembahasan

pada rapat pertanggungjawaban di DPRD dalam setiap tahun anggaran.

Untuk melengkapi pencatatan itu, Bidang Akuntansi melakukan

pencatatan terhadap bukti pembayaran/penyetoran dari setiap jenis PAD

terutama dari jenis pajak dan retribusi daerah dari petugas pemungut PAD

yakni dari UPTD DPPKAD setiap kecamatan. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan Kepala Bidang Akuntansi (Alwi Gawi, SE):

“setelah uang fisik PAD masuk di rekening daerah yang dibayarkan di PT Bank Sulteng, Bidang Akuntansi melakukan pencatatan penerimaan PAD beserta bukti-bukti penyetoran/pembayaran setiap SKPD dan UPTD DPPKAD setiap kecamatan. Ini dilakukan setiap enam bulan bahkan setiap bulan. Bukti-bukti penyetoran/pembayaran itu dicatat sebagai bahan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan sebagai tugas akhir Bidang Akuntansi. Laporan pertanggungjawaban keuangan ini dibahas dalam rapat evaluasi tahunan dalam setiap akhir tahun anggaran di DPRD, diaudit BPK”105.

Hubungannya dengan Bidang/Seksi lain dalam lingkup DPPKAD dan

SKPD-SKPD lain pengelola PAD, Bidang Akuntansi melakukan rekonsiliasi

sebelum rapat evaluasi tahunan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga

keakuratan data laporan pengelolaan PAD dalam setiap tahun anggaran.

Rekonsiliasi yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu rekonsiliasi

internal dan rekonsiliasi eksternal. Rekonsiliasi internal dilakukan dengan

Bidang-Bidang lain dalam internal DPPKAD, termasuk UPTD kecamatan.

Tujuannya adalah untuk memastikan kesamaan data realisasi PAD karena

tidak jarang terjadi perbedaan. Ketika terjadi perbedaan akan diidentfikasi

105 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Akuntansi tanggal 10 Januari 2012 pukul 21:00 WITA di

Kantor DPPKAD.

103

Page 104: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

letak masalahnya untuk kemudian dilakukan penyesuian. Rekonsilliasi ini

sangat penting sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Akuntansi

(Alwi Gawi, SE) bahwa:

“dalam melakukan penyusunan laporan pertanggungjawaban kami super hati-hati karena ini hal yang sangat sensitive. Salah sedikit akan dibongkar habis-habisan di dalam rapat di DPRD. Akurasi data sangat penting dalam penyusunan laporan sebelum rapat di DPRD. Kalau dalam laporan SKPD menyatakan bahwa penerimaan misalnya Rp 100.000 dari target Rp 200.000, maka laporan di DPPKAD juga harus begitu. DPRD selalu ribut kalau target tidak tercapai karena sangat berpengaruh pada belanja APBD dalam tahun anggaran berjalan”106.

Rekonsiliasi eksternal dilakukan dengan SKPD-SKPD pengelola PAD

yang berjumlah 13 SKPD. Dalam pelaksanaannya, SKPD-SKPD itu diundang

secara bergilir setiap hari dalam setiap akhir tahun anggaran. Ini juga

dilakukan untuk melakukan penyesuaian data penerimaan PAD. Tujuannya

adalah untuk lebih memantapkan keakuratan data sehingga tidak lagi

diragukan karena tidak jarang terjadi perbedaan data antara SKPD-SKPD

dengan DPPKAD selaku Koordinator Pengelola PAD.

4.1.4. Pelaporan dan Evaluasi Realisasi PAD

Dalam studi manajemen keuangan daerah, evaluasi dan pelaporan

adalah kegiatan penting untuk menjaga terlaksananya pengelolaan keuangan

daerah dengan efektif dan efisien. Demikian halnya dengan pengelolaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Morowali oleh Pemerintah Daerah

dalam hal ini DPPKAD Kabupaten Morowali. Di DPPKAD terdapat Seksi

106 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Akuntansi tanggal 10 Januari 2012 pukul 21:30 WITA di

Kantor DPPKAD.

104

Page 105: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Evaluasi dan Pelaporan di bawah Bidang Pendapatan yang melakukan fungsi

evaluasi dan pelaporan tentang PAD107.

Salah satu tugas pokok dan fungsi Seksi Evaluasi dan Pelaporan

adalah mengevaluasi/mencatat jenis penerimaan pendapatan asli daerah dari

pajak dan retribusi daerah. Dalam pelaksanaannya, Seksi Evaluasi dan

Pelaporan menerima laporan dari Seksi Pajak Retribusi Daerah. Laporan itu

diterima setiap tanggal 10 bulan berjalan. Laporan itu adalah hasil yang diinput

Seksi Evaluasi dan Pelaporan untuk kemudian disampaikan/dibahas pada

saat rapat evaluasi yang dilaksanakan setiap tiga bulan dalam satu tahun

anggaran.

Yohanes P. Labunga (Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Bofdang

Pendapatan) mengungkapkan bahwa:

“laporan itu berisi data realisasi dan potensi PAD yang disusun Seksi Evaluasi dan Pelaporan. Idealnya, laporan harus selesai disusun setiap tiga bulan. Namun tidak jarang dilakukan dalam dua bulan, tergantung dari kebijakan pimpinan dan yang paling penting adalah koordinasi harus kuat. Biasanya sebelum dilakukan pelaporan, Kepala Dinas menanyakan kesiapan laporan sebelum dilakukan evaluasi”108.

Dalam setiap tahun anggaran, DPPKAD mengadakan rapat evaluasi

yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh

Kepala Bidang Pendapatan (M. Jufri Taiyeb):

107 Setiap Bidang dalam DPPKAD terdapat Seksi Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan kewenangan

masing-masing. Dan yang melakukan fungsi Evaluasi dan Pelaporan PAD adalah Seksi Evaluasi dan

Pelaporan Bidang Pendapatan. 108 Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Bidang Pendapatan DPPKAD pada

tanggal 30 Januari 2012 pukul 10:45 WITA di Kantor DPPKAD Kabupaten Morowali.

105

Page 106: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

“rapat evaluasi dilakukan setiap tri wulan dalam satu tahun. Pada tri wulan pertama, yang dibahas adalah perencanaan target dan penetapannya. Pada tri wulan ke dua, yang dibahas adalah evaluasi pelaksanaan atau penagihan. Pada tri wulan ke tiga, yang dibahas adalah hasil evaluasi pada tri wulan ke dua sebagai input dala APBD-P. Sedangkan pada rapat evaluasi tri wulan ke empat, yang dibahas adalah realisasi pencapaian dan merupakan data pertanggungjawaban pemungutan ke DPRD”109.

Tujuan diadakannya rapat evaluasi ini ada dua. Pertama, untuk

melakukan rekonsiliasi dengan SKPD-SKPD lain pengelola PAD110. Tujuan

rekonsiliasi ini adalah untuk mengetahui capain pendapatan masing-masing

SKPD. DPPKAD selaku koordinator pengelola PAD, melakukan penyelerasan

dan memadukan data yang masuk. Dari pengalaman 4 tahun terakhir,

seringkali ada SKPD yang tidak memasukkan laporan realisasi. Selain itu,

data realisasi penerimaan tidak sesuai dengan data realisasi penerimaan di

DPRD sehingga DPPKAD dalam hal ini Bidang Pendapatan mengidentifikasi

letak masalahnya melalui rapat evaluasi/rekonsiliasi sebagai data awal untuk

kemudian ditentukan langkah-langkah penyelesaiannya. Selain itu, laporan

yang masuk sering terjadi perbedaan. Misalnya, laporan yang dimasukkan

SKPD pengelola PAD dengan laporan UPTD kecamatan berbeda dalam

nominal. Untuk itu, DPPKAD menyesuaikan atau mencocokkan data tersebut.

Jika tidak cocok, diidentifikasi apa masalahnya.

109 Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD tanggal 29 Desember 2011 pukul

22:00 WITA110 Saat penulis melakukan penelitian, terdapat 13 SKPD pengelola PAD di Kabupaten Morowali.

106

Page 107: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Kedua, untuk mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan. Ini dilakukan

untuk mengetahui apakah target tercapai atau tidak. Jika tidak, diidentifikasi

apa masalahnya. Ada dua jenis pendekatan yang dilakukan, yaitu:

1. Monitoring lapangan yang dilakukan langsung oleh aparat DPPKAD.

Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi objektif di lapangan.

Misalnya di sektor pajak restoran , ketika ada selisih yang cukup

besar antara target dengan realisasi, aparat DPPKAD turun ke

lapangan untuk mengidentifikasi penyebabnya. Dari hasil observasi

kemudian dapat diketahui permasalahan/penyebabnya. Sebagai

contoh, penerimaan Pajak Restoran disebabkan karena jumlah

pengunjung pada restoran tersebut menurun.

2. Evaluasi ulang dilakukan hanya pada sektor PBB, bentuknya adalah

memperbaharui data objek pajak. Misalnya bentuk fisik bangunan

rumah yang sudah berubah.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa dalam setiap tahun

anggaran dilakukan Rapat Evaluasi setiap tiga bulan untuk mengevaluasi

pelaksanaan pengelolaan PAD. Dalam hal ini yang dibahas bukan hanya

nominal realisasi PAD dalam setiap tahun anggaran tetapi juga berbagai

permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan PAD sebagai bahan

pertimbangan bagi DPPKAD dalam upaya meningkatkan realisasi PAD untuk

tahun anggaran berikutnya. Dari berbagai permasalahan itu kemudian disusun

langkah-langkah perbaikan dalam pengelolaan PAD.

107

Page 108: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Dari hasil pengamatan, penulis menemukan bahwa tahapan evaluasi

dan pelaporan dalam pengelolaan PAD sangat urgen dilakukan guna

menemukan masalah utama yang menjadi kendala dalam merealisasikan

target PAD dalam setiap tahun anggaran untuk kemudian merumuskan

langkah-langkah perbaikan. Apalagi setelah pemberlakuan UU Nomor 28

Tahun 2009, pemungutan retribusi diserahkan kepada Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu. Sedangkan SKPD teknis pengelola PAD hanya

memberikan pertimbangan teknis111. Ketika UU ini diberlakukan, beberapa

jenis retribusi yang sebelumnya dikelola langsung SKPD tertentu diserahkan

kepada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Tidak terkecuali DPPKAD

selaku koordinator pengelola PAD. Artinya, DPPKAD yang sebelumnya

mengalami masalah dalam berkoordinasi dengan SPKD lain dalam

pengelolaan PAD harus merumuskan langkah-langkah inovatif untuk

memaksimalkan pengelolaan PAD yang pengelolaannya secara langsung

telah banyak melibatkan SKPD lain. Koordinasi ini sangat penting terutama

dalam menyelaraskan/menyesuaikan data target dan realisasi dengan SKPD

lain pengelola PAD. Apalagi dalam pengelolaan PAD selama empat terakhir

DPPKAD mengalami kesulitan dalam menyesuaiakan data target dan

realisasi. Salah satunya disebabkan karena masih saja ada SKPD yang tidak

atau terlambat memasukkan datanya sebelum dilakukan laporan

pertanggungjawaban di DPRD.

111 Selengkapnya lihat UU Nomor 28 Tahun 2009.

108

Page 109: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Sehubungan dengan itu, Kepala Bidang Pendapatan (M. Jufri Taiyeb)

menjelaskan bahwa:

“untuk menyikapi pemberlakuan UU Nomor 28 Tahun 2009, pada tahun 2012 ini Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali dalam hal ini DPPKAD melakukan; peningkatan kapasitas dinas melalui penguatan fungsi UPTD. UPTD setiap kecamatan saling berkoordinasi untuk mempertanggungjawabkan semua pengeloaan dan pendapatan di wilayah kecamatan masing-masing. Hal ini sangat penting mengingat UPTD Kecamatan adalah ujung tombak pengelolaan PAD. Jumlah standar personil UPTD kecamatan yang memungut pajak minimal sebanyak 3 orang masing-masing Kepala UPTD, Pembantu UPTD dan BKP (Bendahara Khusus Penerimaan). Mereka harus membuat laporan realisasi setiap bulan. Khusus untuk BKP, akan lebih dimaksimalkan fungsinya sehingga laporan realisasi bulanan masuk tanpa kendala.

Untuk itulah akan dikuatkan fungsinya karena selama ini, kapasitas personil masih sangat lemah. Untuk konteks saat ini, langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan melakukan bimbingan teknologi (bintek), magang di DPPKAD kabupaten/kota lain seperti saat ini dilakukan di Kota Palu dan Kabupaten Poso. Selain itu, ke depannya akan dilakukan studi banding ke daerah-daerah yang telah sukses dalam pengelolaan PAD-nya112”.

Selanjutnya, dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang

sama (M Jufri Taiyeb, SE), penulis memperoleh informasi tentang langkah-

langkah taktis DPPKAD untuk meningkatkan PAD meski informasi ini tidak

detail karena Kepala Bidang Pendapatan tidak bersedia memberikan informasi

ini secara detail. Menurut Taiyeb, hal itu adalah rahasia internal DPPKAD.

Selanjutnya Taiyeb mengungkapkan bahwa:

“rencana ke depan, pada tahun 2012, dalam upaya mengoptimalkan pemungutan PAD, Bidang Pendapatan akan melakukan langkah-langkah taktis dengan mengunakan pendekatan seperti;

1. Pembinaan melalui sosialisi bahwa akan diterapkan disiplin pajak dan retribusi. Jadi otomatis tidak ada wajib pajak dan wajib retribusi yang akan lolos dari kewajiban pajak dan retribusi. Untuk itu,

112 Hasil wawancara tanggal 8 Januari 2012 Pukul 20:30 WITA.

109

Page 110: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

regulasi yang dibuat pemerintah daerah harus realistis dan mendukung.

2. Pada tahun 2014, berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) sudah masuk dalam golongan PAD. Oleh karena itu, DPPKAD memasang strategi peningkatan kesadaran masyarakat wajib pajak untuk melakukan kewajiban tanpa ada paksaan atau bentuk intimidasi apapun. Tetapi dengan memberikan doorprise kepada wajib pajak yang dengan kesadaran sendiri menyetor pajak paling lambat tanggal 30 Mei sejak jatuh tempo. Semua wajib pajak dapat kupon yang akan diundi untuk dapat doorprise. Setiap kecamatan dapat kesempatan. Ini adalah langkah baru karena sebelumnya, hanya pengelola yang diberi kesempatan. Pembiayaan doorprise didapat dari insentif.

3. Pendataan dan pemetaan kembali untuk menaikkan nilai nominal dengan melakukan pendataan dan pemetaan objek PBB untuk kemudian dilakukan penetapan ulang tentang nilai nominal pajak sesuai dengan kondisi objektif di lapangan.

4. Memberikan reward (pengharagaan) pada pengelola PAD. Setiap kecamatan mendaftarkan calon penerima penghargaan untuk kemudian dinilai atau dievaluasi di DPPKAD Kabupaten dan selajutnya ditatapkan sebagai peneriman penghargaan. Bentuk penghargaan itu ada dua macam yaitu:a. Upah PungutBentuk penghargaan ini adalah Upah pungut yang dibayarkan sebesar 5% yang diberikan ketika pengelola mencapai target. b. Pemberian fasilitas operasionalPenghargaan ini terkait dengan pengelolaan PBB. Bentuk pemberian penghargaan ini adalah mobil opresional yang diberikan kepada camat. Alhamdulillah, berkat strategi ini sudah empat tahun berturut-turut selau dapat insentif. Pada tahun 2011 kami dapat insentif PBB sebesar Rp 3,5 M dari Pemerintah Pusat atas keberhasilan pencapaian dengan penerimaan dari PBB sebesar Rp 165,1 M dari target tang ditetapkan. Makanya pendekatan ini kami anggap cukup efektif”113.

Sebagai salah upaya untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur dalam

pengelolaan PAD, DPPKAD memberikan penghargaan kepada pengelola PAD

yang memenuhi kriteria. Kriteria yang dimaksud adalah indikator keberhasilan

113 Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang pendapatan DPPKAD tanggal 29 Desember 2011 pukul

20:30 WITA.

110

Page 111: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Adapun indikator keberhasilan untuk pemberian penghargaan kepada

pengelola di tingkat kecamatan adalah:

1) Kecamatan dengan lunas PBB tercepat

2) Berdasarkan kriteria besaran.

a) Kriteria A adalah Kecamatan dengan tetapan potensi dan

capaian PBB di atas Rp 150.000.000.

b) Kriteria B adalah Kecamatan dengan tetapan potensi dan

capaian PBB di atas Rp 75.000.000- Rp 150.000.000.

c) Kriteria C adalah Kecamatan dengan tetapan potensi dan

capaian PBB di bawah Rp 75.000.000.

Sehubungan dengan pemberian reward, Kepala Bidang Pendapatan

(Djufri M. Taiyeb, SE) menambahkan bahwa:

“pada tahun 2011, ada 2 kecamatan yang dapat doorprise dengan kriteria A, 2 kecamatan dengan kriteria B dan 1 kecamatan dengan criteria C. Selain itu, ada 2 orang Kepala Desa yang diberi hadiah kendaraan. Kades yang juara I di setiap kecamatan mendapatkan bonus dalam bentuk Tabanas untuk biaya operasional. Mekanisme penetuan juaranya yakni dengan dilaporkan/didaftarkan di Kecamatan masaing-masing untuk dinilai di kabupaten. Dan ke depannya, Pemda harus tetapkan regulasi dengan konsep peningkatan kapasitas DPPKAD dengan penguatan UPTD kecamatan. Sehingga ke depannya camat berperan sebagai koordinator dan UPTD sebagai pengelolaan di lapangan, bukan lagi SKPD yang harus turun langsung karena itu sangat memboroskan anggaran”114.

Senada dengan yang diungkapkan Kepala DPPKAD Kabupaten

Morowali (Haeruddin Rompone, S.Sos) bahwa:

114 Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD tanggal 29 Desember 2011 pukul

22:00 WITA.

111

Page 112: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

“dalam upaya peningkatan PAD Kabupaten Morowali DPPKAD menyediakan fasilitas penunjang dalam pelaksanaan tugas operasional pemungutan PAD. Sebagai contoh, pada tahun 2011, untuk UPTD Kecamatan, DPPKAD Kabupaten Morowali menghadiahkan 6 unit mobil kepada 6 camat dan beberapa unit motor kepada para Kades untuk mendukung kelancaran tugas operasional pemungutan PAD”115.

Berdasarkan data target dan realisasi PAD Kabupaten Morowali Tahun

Anggaran 2008-2011, penulis kemudian menemukan beberapa sub bahasan

yang erat kaitannya dengan salah satu indikator penelitian peran DPPKAD

Kabupaten Morowali yang penulis rumuskan dalam definisi operasional.

Indikator peran yang penulis maksud dalam penelitian ini Pelaporan dan

Evaluasi Realisasi PAD. Adapun sub-sub bahasan yang dimaksud yaitu PAD

dengan Kontribusi Terbesar dalam empat tahun terakhir, Realisasi

Penerimaan PAD Terbesar Per SKPD, Realisasi Penerimaan PAD Terbesar

Per UPTD, dan Hubungan DPPKAD dengan SKPD lain dalam Pengelolaan

PAD. Dari pengamatan dan analisis penulis, selain sub bahasan pertama,

kedua dan ketiga, sub bahasan keempat juga sangat urgen untuk diuraikan

dalam pembahasan Pelaporan dan Evaluasi Realisasi PAD karena itu

memberikan gambaran tentang bagaimana hubungan DPPKAD dengan SKPD

lain pengelola PAD untuk kemudian dianalisis bagaimana pengaruhnya

terhadap pengelolaan PAD khususnya dalam Evaluasi dan Pelaporan PAD

dalam setiap tahun anggaran.

4.1.4.1. PAD dengan Konstribusi Terbesar dalam Empat Tahun Terakhir

115 Hasil wawancara dengan Kadis DPPKAD pada tanggal 30 Desember 2011 pukul 13:00 WITA di

Kantor DPPKAD.

112

Page 113: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Pada Tabel 4.3, Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6 berikut diuraikan

tentang target dan realisasi dari seluruh komponen jenis PAD Kabupaten

Morowali dalam tahun anggaran 2008, 2009, 2010 dan 2011. Berdasarkan

tabel-tabel ini dapat ditentukan jenis PAD yang paling besar kontribusinya

dalam pendapatan daerah. Selanjutnya dapat pula dilihat apakah terjadi

peningkatan dalam pengelolaan PAD atau tidak dalam empat tahun terakhir.

Berdasarkan Tabel 4.3, jenis PAD yang paling besar kontribusinya dari

jenis Pajak Daerah adalah Pajak Bulk Sampling yaitu sebesar Rp

1.275.000.000 dari target Rp 1.175.000.000. Dari jenis Retribusi yang paling

besar adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan yakni sebesar Rp

874.662.375 dari target Rp 549.950.000. Dari jenis Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yang besar adalah Bagian Laba Alat

Penyertaan Modal/Investasi yakni sebesar Rp 382.671.540 dari target Rp

382.000.000. Sedangkan dari jenis Lain-lain PAD yang Sah, yang paling besar

adalah Pendapatan Lainnya yakni sebesar Rp 7.586.556.969 dari target Rp

2.890.000.000.

Berdasarkan Tabel 4.4. jenis PAD yang paling besar kontribusinya dari

jenis Pajak Daerah adalah Pajak Penerangan Jalan yaitu sebesar Rp

591.346.587 dari target Rp 588.836.405. Dari jenis Retribusi yang paling

besar adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan yakni sebesar Rp 4.200.680.108

dari target Rp 4.121.000.000. Dari jenis Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan yang besar adalah Bagian Laba Alat Penyertaan

Modal/Investasi yakni sebesar Rp 776.594.929. dari target Rp 700.000.000.

113

Page 114: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Sedangkan dari jenis Lain-lain PAD yang Sah, yang paling besar adalah

Pendapatan Asli Daerah Lainnya yakni sebesar Rp 3.377.192.060 dari target

Rp 16.495.892.367.

Berdasarkan tabel 4.5. jenis PAD yang paling besar kontribusinya dari

jenis Pajak Daerah adalah Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C yaitu

sebesar Rp 841.160.829 dari target Rp 7.297.158.560. Dari jenis Retribusi

yang paling besar adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan yakni sebesar Rp

5.226.222.113 dari target Rp 10.750.000.000. Dari jenis Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan tidak dapat terealisasi. Dari target Rp.

1.000.000.000, tidak dapat direalisasikan karena laba atas penyertaan

modal/investasi di Tahun 2010 masuk ke kas daerah Januari Tahun 2011116.

Sedangkan dari jenis Lain-lain PAD yang Sah yang paling besar adalah

Pendapatan Asli Daerah Lainnya yakni sebesar Rp 7.437.606.852 dari target

Rp 7.401.265.449.

Berdasarkan tabel 4.6. jenis PAD yang paling besar kontribusinya dari

jenis Pajak Daerah adalah Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C yaitu

sebesar Rp 1.731.147.491 dari target Rp 4.850.543.120,27. Dari jenis

Retribusi yang paling besar adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan yakni

sebesar Rp 7.953.809.883 dari target Rp 8.893.297.691. Dari jenis Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah Bagian Laba Alat

Penyertaan Modal/Investasi yakni sebesar Rp 1.847.791.562 dari target Rp

116 Rena Kamaruddin dalam Skripsinya “OPTIMALISASI PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI

DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KABUPATEN MOROWALI”, Untad, Palu 2011. Hlm 75.

114

Page 115: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

1.000.000.000. Sedangkan dari jenis Lain-lain PAD yang Sah, yang paling

besar adalah Pendapatan Asli Daerah Lainnya yakni sebesar Rp

4.964.035.927 dari target Rp12.927.695.090.

Dari Tabel 4.3., Tabel 4.4., Tabel 4.5., dan Tabel 4.6., dapat dilihat tren

pengelolaan PAD Kabupaten Morowali dalam tahun anggaran 2008, 2009,

2010 dan 2011. Realisasi PAD Kabupaten Morowali dalam tahun anggaran

2008 sebesar Rp 14.533.137.053 dari target Rp 13.375.442.795 atau surplus

sebesar Rp 1.157.694.258 Pada tahun anggaran 2009 sebesar Rp

13.820.311.687 dari target Rp 30.457.238.927 atau defisit Rp 16.636.927.240.

Pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp 17.417.709.460 dari target Rp

49.110.252.215 atau defisit Rp 31.692.542.755. Sedangkan pada tahun

anggaran 2011 sebesar Rp 19.651.390.324 dari target Rp 46.947.535.901

atau defisit Rp 27.296.145.577.

Tabel 4.3. Target dan Realisasi PAD Tahun 2008

JENIS PADTARGET

PERUBAHAN REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp 13.375.442.795 Rp 14.533.137.053      PAJAK DAERAH Rp 2.760.894.070 Rp 2.433.766.659,00

Pajak Hotel Rp 50.400.000 Rp 17.834.750 Pajak Restoran Rp 25.200.000 Rp 4.583.000 Pajak Hiburan Rp 1.000.000 Rp - Pajak Reklame Rp 75.000.000 Rp 110.422.374 Pajak Penerangan Jalan Rp 504.257.820 Rp 588.836.405 Pajak P. Bahan Galian Gol. C Rp 500.036.250 Rp 400.145.130Pajak Alat Tangkap Ikan Rp 30.000.000 Rp 36.945.000

115

Page 116: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Bulk Sampling Rp 1.175.000.000 Rp 1.275.000.000 Pajak Galian C Lainya Rp 400.000.000 Rp -

     RETRIBUSI DAERAH Rp 4.106.430.725 Rp 1.930.843.008

Ret Pelayanan Kesehatan Rp 549.950.000 Rp 874.662.375 ~ Dinas Kesehatan Rp 42.000.000 Rp 44.734.500 ~ Badan Pengelola RSUD Rp 507.950.000 Rp 829.927.875

Ret Penggantian Biaya Cetak KTP Rp 90.000.000 Rp 90.000.000 Ret Pembuatan Kartu Keluarga Rp 30.000.000 Rp 53.109.000 Ret Pelayanan Pasar Rp 104.844.000 Rp 110.920.600 Ret Pengujian Kendaraan Bermotor Rp 29.230.000 Rp 24.554.000 Ret Pelayanan Kepelabuhan Rp 1.250.000 Rp 1.986.000 Ret Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 200.000 Rp - Ret Izin Usaha Perikanan Rp 85.462.075 Rp 99.151.331 Ret Jasa Usaha Rumah Potong Hewan Rp 6.935.000 Rp 8.199.000 Ret Peruntukan Lahan Rp 600.000.000 Rp - Ret Terminal Rp 25.624.000 Rp 16.093.000

Ret Penguasaan Atas Lahan Rp 1.000.000.000 Rp - Ret Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Rp 350.000.000 Rp 148.449.387 Ret Izin Gangguan (HO) Rp 27.991.150 Rp 36.437.750 Ret Izin Trayek Rp 2.204.000 Rp 13.490.000 Ret Sewa Alat Rp 100.000.000 Rp 90.631.468 Ret Izin Usaha Industri Rp 90.000.000 Rp 83.313.975 Ret Penjualan Produksi Hasil Hutan Rp 300.000.000 Rp 194.332.122 Ret Pelayanan Administrasi Rp 10.960.500 Rp 14.368.500 Ret Izin Pemungutan Hasil Hutan Rp 1.000.000 Rp - Ret Pembinaan Dan Pengawasan Hasil

Bumi Industri Rp 35.000.000 Rp 5.164.500 Ret Izin Usaha Jasa Kontruksi Rp 65.980.000 Rp 65.980.000

     HASIL PERUSAHAAN MILIK DAERAH & HASIL

Rp 382.000.000 Rp 382.671.540 PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DISAHKAN

Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah Morowali Rp - Rp -

Tabel 4.3 (lanjutan)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Rp - Rp - Bagian Laba Alat Penyertaan

Modal/Investasi Rp 382.000.000 Rp 382.671.540 Kepada Pihak Ketiga Rp - Rp -

     LAIN - LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Rp 6.126.118.000 Rp 9.785.855.846      

Penerimaan Jasa Giro Rp 2.000.000.000 Rp 2.199.298.877 Denda Keterlambatan Pelaksanaan

Pekerjaan Rp 116.000.000 Rp - Daerah   Rp - Sumbangan Pihak Ketiga Rp 1.120.118.000 Rp -

116

Page 117: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Pendapatan Lainnya Rp 2.890.000.000 Rp 7.586.556.969 Penjualan Hasil Pertanian Rp - Rp -      

Gambar 4.1Sumber PAD Terbesar di Kabupaten Morowali Tahun 2008

Keterangan

Pajak : Rp 2,433,766,659

Retribusi : Rp 1,930,843,008

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : Rp 382,671,540

Lain-Lain Pad Yang Sah : Rp 9,785,855,846

Tabel 4.4. Target dan Realisasi PAD Tahun 2009

JENIS PAD TARGET PERUBAHAN REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp 30.457.238.927 Rp 13.820.311.687 PAJAK DAERAH Rp 2.595.236.405 Rp 1.314.533.345

Pajak Hotel Rp 50.400.000 Rp 14.499.210 Pajak Restoran Rp 75.000.000 Rp 10.515.550 Pajak Hiburan Rp 1.000.000 Rp - Pajak Reklame Rp 75.000.000 Rp 91.547.343 Pajak Penerangan Jalan Rp 588.836.405 Rp 591.346.587 Pajak P. Bahan Galian Gol. C Rp 600.000.000 Rp 580.844.655Pajak Alat Tangkap Ikan Rp 30.000.000 Rp 25.780.000 Bulk Sampling Rp - Rp - Pajak Galian C Lainya Rp 1.175.000.000 Rp -

RETRIBUSI DAERAH Rp 7.936.539.500 Rp 6.190.794.175 Ret Pelayanan Kesehatan Rp 4.121.000.000 Rp 4.200.680.108

~ Dinas Kesehatan Rp 61.000.000 Rp 7.160.000 ~ RSUD Bungku Rp 60.000.000 Rp 183.524.791 ~ RSUD Kolonodale Rp 4.000.000.000 Rp 4.009.995.317

Ret Penggantian Biaya Cetak KTP/Akte Catatan Sipil Rp 150.000.000 Rp 161.893.000

Ret Pelayanan Pasar Rp 104.844.000 Rp 150.505.765 Ret Pengujian Kendaraan Bermotor Rp 45.000.000 Rp 28.522.000 Ret Pelayanan Kepelabuhan Rp 6.200.000 Rp 3.940.000 Ret Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 436.000.000 Rp - Ret Izin Usaha Perikanan Rp 125.000.000 Rp 118.330.000 Ret Jasa Usaha Rumah Potong Hewan Rp 6.935.000 Rp 6.935.000 Ret Peruntukan Lahan Rp 300.000.000 Rp 221.500.000 Ret Terminal Rp 34.980.000 Rp 29.140.000

Ret Penguasaan Atas Lahan Rp 1.000.000.000 Rp -

117

Page 118: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Ret Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Rp 1.000.000.000 Rp 587.087.642 Ret Izin Gangguan (HO) Rp 50.000.000 Rp 18.805.200 Ret Izin Trayek Rp 14.620.000 Rp 11.189.000 Ret Sewa Alat Rp - Rp 227.873.816 Ret Izin Usaha Industri Rp 35.000.000 Rp 93.579.345 Ret Penjualan Produksi Hasil Hutan Rp 100.000.000 Rp 98.174.600 Ret Pelayanan Administrasi Rp 10.960.500 Rp 12.017.050 Ret Izin Pemungutan Hasil Hutan Rp 1.000.000 Rp - Ret Pembinaan Dan Pengawasan Hasil

Bumi Industri Rp 350.000.000 Rp 42.851.070 Ret Jasa konstruksi

HASIL PERUSAHAAN MILIK DAERAH & HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DISAHKAN

Rp 45.000.000

Rp 700.000.000

Rp 177.770.574

Rp 776.594.929

Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah Morowali Rp - Rp - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Rp - Rp - Bagian Laba Alat Penyertaan Modal/Investasi Rp 700.000.000 Rp 776.594.929 Kepada Pihak Ketiga Rp - Rp -

Tabel 4.4. (lanjutan)

LAIN - LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Rp 19.225.463.022 Rp 5.538.389.238      Penerimaan Jasa Giro Rp 1.500.000.000 Rp 683.976.970 Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Rp 116.000.000 Rp 321.414.322 Daerah   Rp -

Sumbangan Pihak Ketiga Rp 52.764.769 Rp - Pendapatan Lainnya Rp 16.495.892.367 Rp 3.377.192.060

Pendapatan dari Pengembalian Pajak Rp 1.060.805.886 Rp 1.155.805.886    

118

Page 119: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

10%

45%

5%

40%

TA 2009

Pajak Retribusi HPKDyd Lain-lain PAD

Gambar 4.2

Sumber PAD Terbesar di Kabupaten Morowali Tahun 2009

Keterangan

Pajak : Rp 1,314,533,345

Retribusi : Rp 6,190,794,175

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : Rp 776,594,929

Lain-Lain Pad Yang Sah : Rp 5,538,389,238

Tabel 4.5. Target dan Realisasi PAD Tahun 2010

JENIS PAD TARGET PERUBAHAN REALISASI

PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp 49.110.252.215,94 Rp 17.417.709.460 PAJAK DAERAH Rp 8.451.158.560,00 Rp 1.660.857.251

Pajak Hotel Rp 75.000.000 Rp 17.737.501 Pajak Restoran Rp 100.000.000 Rp 36.686.603 Pajak Hiburan Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 Pajak Reklame Rp 175.000.000 Rp 130.521.812 Pajak Penerangan Jalan Rp 800.000.000 Rp 632.750.506 Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C Rp 7.297.158.560 Rp 841.160.829 ~ Batu Rp 124.872.910 Rp 127.106.688 ~ Batu Pecah Rp 38.401.920 Rp 54.516.496 ~ Pasir Rp 124.632.898 Rp 172.562.103

119

Page 120: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

~ Sirtu Rp 128.673.100 Rp 179.542.102 ~ Kerikil Rp 48.535.760 Rp 66.121.646 ~ Urugan (Pasir dan Kerikil) Rp 32.270.800 Rp 122.173.754 ~ Marmer Rp 2.450.000 Rp - ~ Blok Marmer Rp 3.281.250 Rp - ~ Bulk Sampling Rp 3.020.137.873 Rp - ~ Pajak Galian C Lainnya Rp 3.773.902.049 Rp 119.138.040 Pajak Alat Tangkap Ikan Rp - Rp -

RETRIBUSI DAERAH Rp 15.968.497.951 Rp 6.894.976.056 Ret. Pelayanan Kesehatan Rp 10.750.000.000 Rp 5.226.222.113 ~ Dinas Kesehatan Rp 1.750.000.000 Rp 1.129.677.129 ~ Badan Pengelola RSUD Kolonodale Rp 6.500.000.000 Rp 3.643.477.285 ~ Badan Pengelola RSUD Morowali Rp 2.500.000.000 Rp 453.067.699 Ret. Sewa Alat Rp 500.000.000 Rp 47.921.573 Ret. Izin Usaha Jasa Konstruksi Rp 500.000.000 Rp 113.627.912 Ret. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Rp 1.000.000.000 Rp 224.306.297 Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor Rp 60.000.000 Rp 40.551.000 Ret. Terminal Rp 60.000.000 Rp 26.400.000 Ret. Tempat Khusus Parkir Rp 9.500.000 Rp 13.150.000 Ret. Pelayanan Kepelabuhanan Rp 100.000.000 Rp 103.573.613 Ret. Izin Trayek Rp 20.000.000 Rp 12.505.000 Ret. Pembinaan & Pengawasan Hasil Bumi &

Industri Rp 1.500.000.000 Rp 313.439.828 Ret. Izin Usaha Industri Rp 150.000.000 Rp 117.350.000 Ret. Pelayanan Pasar Rp 250.000.000 Rp 255.970.290 Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 50.000.000 Rp - Ret. Pelayanan Administrasi Rp 30.000.000 Rp 25.057.000 Ret. Izin Gangguan HO Rp 55.000.000 Rp 43.282.210 Ret. Rumah Potong Hewan Rp 25.000.000 Rp 24.920.000 Ret. Penjualan Produksi Hasil Hutan Rp 68.997.951 Rp 63.062.838 Ret. Peruntukan Lahan Rp 250.000.000 Rp - Ret. Penguasaan Atas Lahan Rp - Rp 3.538.232 Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 320.000.000 Rp - Ret. Izin Usaha Perikanan Rp 270.000.000 Rp 240.098.150 Ret. Balai Benih Udang Rp - Rp -

Tabel 4.5. (lanjutan)

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG Rp 1.000.000.000 Rp - DIPISAHKAN     

Bagian Laba Atas Penyertaan Modal/Investasi Rp 1.000.000.000 Rp -      LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Rp 23.690.595.704,94 Rp 8.861.876.152      

Jasa Giro Kas Daerah Rp 1.500.000.000 Rp 131.327.406 Denda Keterlambatan Pekerjaan Rp 450.000.000 Rp 316.552.431

120

Page 121: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Pendapatan dari Pengembalian Pajak Pengh. Rp 1.500.000.000 Rp 192.721.100 Sumbangan Pihak Ketiga Rp 12.839.330.255 Rp - Pendapatan Asli daerah lainnya Rp 7.401.265.449 Rp 7.437.606.852 Penerimaan Pembiayaan Rp - Rp 783.668.363

     

9%

40%

51%

TA 2010

Pajak Retribusi HPKDyd Lain-lain PAD

Gambar 4.3

Sumber PAD Terbesar di Kabupaten Morowali Tahun 2010

Keterangan

Pajak : Rp 1,660,857,251

Retribusi : Rp 6,894,976,056

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : Rp -

Lain-Lain Pad Yang Sah : Rp 8,861,876,152

Tabel 4.6. Target dan Realisasi PAD Tahun 2011

JENIS PAD TARGET PERUBAHAN REALISASI

PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp 46.947.535.901,49 Rp 19.651.390.324 PAJAK DAERAH Rp 6.657.543.120,27 Rp 2.876.509.750

Pajak Hotel Rp 75.000.000 Rp 32.917.804 Pajak Restoran Rp 125.000.000 Rp 43.244.145 Pajak Hiburan Rp 5.000.000 Rp 2.350.000 Pajak Reklame Rp 200.000.000 Rp 114.537.817 Pajak Penerangan Jalan Rp 900.000.000 Rp 952.312.493 Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C Rp 4.850.543.120,27 Rp 1.731.147.491

121

Page 122: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

~ Batu Rp 150.000.000 Rp 16.764.452 ~ Batu Pecah Rp 50.000.000 Rp 9.897.294 ~ Pasir Rp 150.000.000 Rp 121.009.287 ~ Sirtu Rp 150.000.000 Rp 116.555.485 ~ Kerikil Rp 50.000.000 Rp 12.588.802 ~ Urugan (Pasir dan Kerikil) Rp 50.000.000 Rp 44.314.963 ~ Marmer Rp 10.000.000 Rp - ~ Blok Marmer Rp 10.000.000 Rp - ~ Bulk Sampling Rp 1.120.000.000 Rp - ~ Pajak Galian C Lainnya Rp 3.110.543.120,27 Rp 1.410.017.208 Pajak Air Bawah Tanah Rp 2.000.000 Rp - Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Rp 500.000.000 Rp -

RETRIBUSI DAERAH Rp 10.662.297.691 Rp 9.521.557.299

Ret. Pelayanan Kesehatan Rp 8.893.297.691 Rp 7.953.809.883 ~ Dinas Kesehatan Rp 1.750.000.000 Rp 1.916.846.213 ~ Badan Pengelola RSUD Kolonodale Rp 4.643.297.691 Rp 3.441.097.798 ~ Badan Pengelola RSUD Morowali Rp 2.500.000.000 Rp 2.595.865.872 Ret. Sewa Alat Rp 150.000.000 Rp 159.802.111 Ret. Izin Usaha Jasa Konstruksi Rp 9.000.000 Rp 36.150.000 Ret. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Rp 200.000.000 Rp 393.454.323 Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor Rp 30.000.000 Rp 29.926.000 Ret. Terminal Rp 25.000.000 Rp 30.740.000 Ret. Tempat Khusus Parkir Rp 25.000.000 Rp 12.800.000 Ret. Pelayanan Kepelabuhanan Rp 180.000.000 Rp 8.180.000 Ret. Izin Trayek Rp 20.000.000 Rp 17.185.000 Ret. Pembinaan & Pengawasan Hasil Bumi & Industri

Rp 75.000.000 Rp 70.626.100

Ret. Izin Usaha Industri Rp 125.000.000 Rp 139.300.000 Ret. Pelayanan Pasar Rp 500.000.000 Rp 200.521.434 Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 50.000.000 Rp 250.000.000 Ret. Pelayanan Administrasi Rp 65.000.000 Rp 26.360.900 Ret. Izin Gangguan HO Rp 100.000.000 Rp 29.120.860 Ret. Rumah Potong Hewan Rp 15.000.000 Rp 10.700.000 Ret. Peruntukan Lahan Rp - Rp 10.342.958 Ret. Penguasaan Atas Lahan Rp - Rp - Ret. Izin Usaha Perikanan Rp 200.000.000 Rp 142.537.730 Ret. Balai Benih Udang Rp - Rp -

Tabel 4.6. (lanjutan)

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG

Rp 1.000.000.000 Rp 1.847.791.562

DIPISAHKAN

Bagian Laba Atas Penyertaan Modal/Investasi

Rp 1.000.000.000 Rp 1.847.791.562

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

Rp 28.627.695.090,22 Rp 5.405.531.713,82

Jasa Giro Kas Daerah Rp 500.000.000 Rp 45.019.922 Denda Keterlambatan Pekerjaan Rp 200.000.000 Rp 154.719.880 Sumbangan Pihak Ketiga Rp15.000.000.000 Rp -

122

Page 123: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Pendapatan Asli daerah lainnya Rp12.927.695.090 Rp 4.964.035.927 Penerimaan Pembiayaan Rp - Rp 241.755.985

14%

49%

9%

28%

TA 2011

Pajak Retribusi HPKDyd Lain-lain PAD

Gambar 4.4

Sumber PAD Terbesar di Kabupaten Morowali Tahun 2011

Keterangan

Pajak : Rp 2,876,509,750

Retribusi : Rp 9,521,557,299

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : Rp 1,847,791,562

Lain-Lain Pad Yang Sah : Rp 5,405,531,713

123

Page 124: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

PAD Tahun 2008 PAD Tahun

2009 PAD Tahun 2010 PAD Tahun

2011

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

Target

Realisasi

Sisa

Target RealisasiSisa

Gambar 4.5. Realisasi, Target, dan Sisa PAD Tahun Anggaran 2008, 2009, 2010 dan 2011117

* Keterangan:

1. Tahun Anggaran 2008; Target Rp13.375.442.795, Realisasi Rp 14.533.137.053, Sisa Surplus Rp 1.157.694.258

2. Tahun Anggaran 2009; Target Rp 30.457.238.927, Realisasi Rp 13.820.311.687, dan Sisa Defisit Rp 16.636.927.240

3. Tahun Anggaran 2010; Target Rp 49.110.252.215, Realisasi Rp17.417.709.460, dan Sisa Defisit Rp 31.692.542.755

4. Tahun Anggaran 2011; Target Rp 46.947.535.901, Realisasi Rp 19.651.390.324, dan Sisa Defisit Rp 27.296.145.577

117 Sumber Data Sekunder: Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten Morowali

124

Page 125: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

5

10

15

20

25

Gambar 4.6.

Kurva Pergerakan Nilai Realisasi Penerimaan PAD Kabupaten Morowali Tahun 2008-2011 (dalam angka milyaran rupiah)118

Keterangan:

Realisasi Penerimaan PAD Kabupaten Morowali Tahun Anggaran;

(1) 2008 sebesar Rp14.533.137.053;(2) 2009 sebesar Rp13.820.311.687;(3) 2010 sebesar Rp17.417.709.460;(4) 2011 sebesar Rp19.651.390.324.

Dari Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa kurva pergerakan angka

realisasi penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali dari hasil

pengelolaan PAD dalam kurun waktu 2008-2011 mengalami pasangan

surut. Demikian juga dengan target PAD yang ditentukan (pasca APBD-P).

Pada Tahun Anggaran 2008, target PAD Kabupaten Morowali sebesar

Rp13.375.442.795 dan yang terealisasi sebesar Rp 14.533.137.053 atau

melebihi target yang ditentukan dengan surplus sebesar Rp 1.157.694.258.

Sebaliknya, pada Tahun Anggaran 2009 target PAD Kabupaten Morowali

sebesar Rp 30.457.238.927, sedangkan yang terealisasi hanya Rp 118 Sumber Data Sekunder: Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten Morowali.

125

Page 126: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

13.820.311.687, atau defisit sebesar Rp 16.636.927.240. Hal ini berarti

bahwa selain defisit, realisasi penerimaan PAD pada Tahun Anggaran 2009

menurun dibandingkan dengan Tahun Anggaran sebelumnya (2008) yang

mencapai Rp 14.533.137.053.

Realisasi PAD Kabupaten Morowali kembali normal bahkan

meningkat dibandingkan dengan 2 tahun anggaran sebelumnya yakni

sebesar Rp17.417.709.460 pada Tahun Anggaran 2010. Meski demikian,

sisa target yang tidak terealisasi (defisit) sebesar Rp 31.692.542.755 dari

target Rp 49.110.252.215. Selanjutnya pada Tahun Anggaran 2011

meningkat lagi menjadi Rp 19.651.390.324 dari target Rp 46.947.535.901.

Meski demikian juga masih tersisa Rp 27.296.145.577 yang tidak terealisasi

atau defisit. Selengkapnya, untuk mengetahui trend pengelolaan PAD

Kabupaten Morowali pada Tahun Anggaran 2003-2011, perhatikan Gambar

4.7.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100

5

10

15

20

25

Gambar 4.7. Kurva Pergerakan Nilai PAD Kabupaten Morowali Tahun 2003-2011 (dalam angka milyaran rupiah)119

Keterangan:

119 Sumber data: DPPKAD dan BAPPEDA Kabupaten Morowali.

126

Page 127: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

PAD Kabupaten Morowali Tahun Anggaran;

(5) 2003 sebesar Rp 3.857.832.000;(6) 2004 sebesar Rp 3.856.498.000; (7) 2005 sebesar Rp 4.346.474.000;(8) 2006 sebesar Rp 5.588.707.000;(9) 2007 sebesar Rp 8.807.252.820;(10)2008 sebesar Rp14.533.137.053;(11)2009 sebesar Rp13.820.311.687;(12)2010 sebesar Rp17.417.709.460;(13)2011 sebesar Rp19.651.390.324.

.

4.1.4.2. Realiasi Penerimaan PAD Terbesar Per SKPD

Di Kabupaten Morowali terdapat 13 SKPD yang mengelola PAD yang

bekerja berdasarkan kewenangannya. Masing-masing SKPD itu dalam

melaksanakan fungsi pengelolaannya dibantu dengan UPTD SKPD yang

bersangkutan. Berikut ini tabel tentang beberapa SKPD pengelola PAD dan

realisasi penerimaan PAD dalam tahun anggaran 2011.

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa urutan SKPD dengan

Realisasi Penerimaan PAD terbesar hingga 30 Oktober 2011 sebagai berikut.

Pertama, DPPKAD dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 6.908.997.470.

Kedua, RSUD Kolonodale dengan realisasi penerimaan sebesar Rp

3.441.097.798 dari jenis Pajak Retribusi Pelayanan Kesehatan. Ketiga, RSUD

Morowali dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 2.034.230.660 dari jenis

Pajak Retribusi Pelayanan Kesehatan. Keempat, Dinas Kesehatan Morowali

dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 1.497.485.213 yang juga dari jenis

Pajak Retribusi Pelayanan Kesehatan. Kelima PLN Kabupaten Morowali

dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 950.588.312 dari jenis Pajak

penerangan jalan, Dinas Perumahan dan Penataan Ruang dengan realisasi

127

Page 128: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

penerimaan sebesar Rp 340.793.440 dari jenis Retribusi IMB, Dinas Kelautan

dan Perikana Daerah dengan realisasi penerimaan sebesar Rp129.642.480

dari jenis Retribusi Izin Usaha Perikanan dan Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan Daerah dengan realisasi penerimaan

sebesar Rp 193.453.550 dari jenis Retribusi Pembinaan dan Pengawasan

Hasil Bumi dan Industri, dan Retribusi Izin Usaha Industri. Sedangkan realisasi

penerimaan PAD dari SKPD lain tidak begitu besar yakni berada di bawah

angka ratusan juta120.

4.1.4.3. Realiasi Penerimaan PAD Terbesar Per UPTD DPPKAD

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya, DPPKAD memiliki UPTD di setiap kecamatan yang

diberikan kewenangan dalam pengelolaan PAD khususnya dalam

pemungutan PAD dari beberapa jenis PAD seperti Pajak Hotel, Pajak

Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Retribusi Pasar serta PBB

sektor Pedesaan/Perkotaan. Perhatikan Tabel 4.8.

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat capaian penerimaan PAD setiap Kecamatan

dari berbagai sektor PAD termasuk PBB. Dari sektor Pajak Hotel, kecamatan

yang paling besar capaian penerimaan PAD-nya adalah Kecamatan Lembo

yakni sebesar Rp 14.189.343. Dari sektor Pajak Restoran adalah Kecamatan

Mori Utara, Kecamatan Lembo, Kecamatan Petasia yakni masing-masing Rp

120 Hasil analisis ini adalah salah satu alasan penulis untuk memfokuskan penelitian pada DPPKAD

Kabupaten Morowali. Adapun dari SKPD lain, penulis melakukan penelusuran data sekunder untuk

memperkaya analisis.

128

Page 129: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

10.315.000, Rp 10.221.668 dan Rp 8.851.000. Dari sektor Pajak Hiburan

hanya Kecamatan Petasia yang terealisasi yakni Rp 650.000. Dari sektor

Pajak Reklame adalah Kecamatan Witaponda, Kecamatan Lembo dan

Kecamatan Petasia yakni masing-masing sebesar Rp 8.488.797, Rp

7.384.134 dan Rp 6.481.000. Dari sektor Retribusi Pasar adalah Kecamatan

Petasia yakni sebesar Rp 50.210.000, Kecamatan Lembo sebesar Rp

49.352.500, dan Kecamatan Bungku Tengah yakni sebesar Rp 17.950.250.

Sedangkan dari sektor PBB Perkotaan/Pedesaan adalah Kecamatan

Witaponda yakni sebesar Rp 227.550.138, Kecamatan Lembo sebesar Rp

180.420.994, Kecamatan Bumi Raya sebesar Rp 165.428.070 dan Kecamatan

Petasia sebesar Rp 132.901.171.

4.1.4.4. Hubungan DPPKAD dengan SKPD Lain Pengelola PAD

Konsekuensi otonomi daerah adalah tuntutan kemandirian pemerintah

daerah dalam menjalankan urusan pemerintahan daerah. Untuk itu, harus

ditopang dengan kemandirian keuangan daerah. Hal ini berarti bahwa

tanggungjawab keuangan daerah adalah tanggungjawab pemerintah daerah

sepenuhnya yang dilakukan bersama dengan instansi-instansi pemerintah

daerah terkait. Di Kabupaten Morowali, ada 13 SKPD pengelola PAD yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan daerah dan pada khususnya

pengelolaan PAD. Oleh karena itu, penting untuk penulis gambarkan bahwa

dalam pengeolaan PAD, DPPKAD Kabupaten Morowali selalu melibatkan

SKPD pengelola PAD baik dalam perencanaan target, pelaksanaan

pemungutan, penatausahaan hingga evaluasi dan pelaporan.

129

Page 130: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Dalam setiap tahun anggaran, setiap SKPD menyusun Recana Kerja

Tahunan (RKT) sebagai bahan pembahasan dalam Musrembang

(Musyawarah Rencana Pembangunan) tahunan. RKT ini mencakup rencana

pendapatan dan pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran.

Peserta Musrembang adalah semua SKPD yang terkait dengan rencana

pembangunan tahunan Kabupaten Morowali yang dilaksanakan BAPPAEDA.

Sebelum musrembang dimulai, ada gambaran umum dari Kepala DPPKAD

mengenai laporan target dan realisasi penerimaan daerah termasuk PAD.

Hasil musrembang itu dituangkan dalam bentuk RKA (Rencana Kerja

Anggaran). RKA yang kemudian menjadi RAPBD ini dibahas di DPRD dalam

Sidang Paripurna untuk dibuatkan peraturan daerah. RAPBD menjadi APBD

ketika sudah dibuatkan peraturan daerahnnya. APBD ini kemudian menjadi

pedoman dalam penyusunan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran). DPA

ini dibuat oleh masing-masing SKPD. Dalam satu tahun anggaran tidak jarang

terjadi perubahan dalam RKA (RKA-P). Perubahan ini disebabkan adanya

kegiatan mendesak yang harus dimasukkan tetapi tidak menambah beban

anggaran. RKA-P itu dibahas ulang di DPRD untuk kemudian dibuatkan

peraturan Bupati.

Selanjutnya dari hasil pengamatan selama penelitian penulis

menemukan bahwa dalam rencana pendapatan yang tertuang dalam RKT,

DPPKAD melakukan kerjasama dengan SKPD lain untuk meningkatkan

realisasi PAD dalam setiap tahun anggaran. Hal ini penting ditegaskan untuk

mengamati bagaimana hubungan DPPKAD dengan SKPD lain dalam

130

Page 131: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

pengelolaan PAD. Salah satu bentuk hubungan itu teraktualkan dalam

perumusan langkah-langkah perbaikan pengelolaan dalam rangka

peningkatan PAD yang melibatkan SKPD lain. Sebagaimana yang

diungkapkan Kepala DPPKAD (Haeruddin Rompone, S.Sos) bahwa:

“langkah-langkah peningkatan PAD Kabupaten Motrowali yaitu; pertama, Kerjasama dengan Kantor Pajak Pratama Poso untuk mengaudit Pajak Produksi Pertambangan. Kedua, semua komponen PAD dimaksimalkan dengan mengoptimalkan semua UPTD dengan memperhatikan kesejahteraan Pegawai UPTD termasuk kendaraan operasional. Alhasil, dalam APBD-P tahun 2011, target PAD terlampaui. Sektor andalan Morowali dalam peningkataan PAD adalah Pajak Produksi Nikel. Mulai tahun 2008, perusahaan-perusahaan nikel yang sudah bereporasi sudah banyak. Untuk itu, Pemda sekarang membentuk Tim untuk melakukan penataan dan penilaian tentang nominal. Ketiga, mengoptimalkan kerjasama dengan instansi-instansi pengelola PAD karena pengelolaan PAD pada khususnya bukan hanya tanggungjawab DPPKAD. Termasuk dengan melibatkan para camat dalam setiap rapat evaluasi untuk mengidentifikasi masalah pengelolaan PAD yang dihadapi. Keempat, meningkatkan kualitas SDM pengelola PAD melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bukan pendidikan formal. Pada akhir tahun 2011, DPPKAD mengirim pegawainya untuk mengikuti Diklat di PPKAD Poso121”.

Selanjutnya, Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Bidang Pendapatan

menambahkan bahwa:

“dalam rangka peningkatan PAD, DPPKAD ke depannya perlu melakukan langkah-langkah perbaikan yang sifatnya teknis seperti; membentuk panitia anggaran berdasarkan SK Bupati dengan melibatkan 13 SKPD pengelola PAD yang mampu bekerja ekstra. Kemudian harus mampu menghitung realisasi PAD lima tahun yang lalu untuk menetukan 5 tahun ke depan yang juga sifatnya masih asumsi. Realisasi lima tahun itu dijumlah kemudian dibagi 5 untuk mendapatkan 5 tahun ke depan. Selanjutnya dihitung apakah terjadi surplus atau defisit. Ini dilakukan oleh Panitia Analisis Rencana Anggaran122.

121 Hasil wawancara dengan Kadis DPPKAD pada tanggal 30 Januari 2012 pukul 13:00 WITA di

Kantor DPPKAD. 122 Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Bidang Pendapatan DPPKAD pada

tanggal 30 Januari 2012 pukul 10:45 WITA di Kantor DPPKAD Kabupaten Morowali.

131

Page 132: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Hasil wawancara tersebut memperkuat analisis penulis bahwa dalam

pengelolaan PAD, DPPKAD tidak berdiri sendiri tetapi juga ditopang oleh

SKPD lain pengelola PAD. Hal ini terlihat jelas pada saat penyusunan RKT

yang mencakup rencana pendapatan, rencana pembiayaan pengeluaran dan

pembiayaan penerimaan. RKT dari masing-masing SKPD itu menjadi RKA

pasca musrembang yang kemudian ditetapkan menjadi RAPBD dan terakhir

menjadi APBD. Sedangkan langkah-langkah perbaikan dalam pengelolaan

PAD sebagaimana diuraikan sebelumnya ditetapkan oleh DPPKAD setelah

dilakukan evaluasi dengan SKPD lain pengelola PAD pada saat rekonsilisasi.

Langkah-langkah perbaikan itu bertujuan untuk meningkatkan realisasi PAD

untuk tahun anggaran berikutnya yang tertuang secara implisit dalam

perencanaan target PAD.

Tabel 4.7. Daftar realisasi Penerimaan PAD per SKPD Keadaan Sampai dengan 30 Oktober 2011123

S K P D JENIS PENERIMAAN TARGET (P) REALISASIDinas Kesehatan Daerah Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp 1.750.000.000 Rp 1.497.485.213 RSUD Kolonodale Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp 3.000.000.000 Rp 3.441.097.798 RSUD Morowali Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp 2.500.000.000 Rp 2.034.230.660 Dinas Pekerjaan Umum Daerah Retribusi Sewa Alat Rp 150.000.000 Rp 95.700.028   Retribusi Izin Jasa Konstruksi Rp 9.000.000 Rp 36.150.000 Dinas Perumahan dan Penata Ruang Retribusi I M B Rp 500.000.000 Rp 340.793.440 Dinas Perhubungan, Ret. Pengujian Kendaraan Rp 50.000.000 Rp 29.926.000

123 Sumber: Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten Morowali dalam Tahun Anggaran 2011

132

Page 133: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Komunikasi dan BermtrInformatika Daerah Retribusi Terminal Rp 25.000.000 Rp 23.926.000   Ret. Tempat Khusus Parkir Rp 25.000.000 Rp 11.100.000   Ret. Pelayanan Kepelabuhan Rp 180.000.000 Rp 6.180.000   Ret. Izin Trayek Rp 20.000.000 Rp 12.185.000 Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian

Ret. Pembinaan dan Pengawasan Rp 1.500.000.000 Rp 64.053.550

dan Perdagangan Daerah Hasil Bumi dan Industri      Ret. Isin Usaha Industri Rp 200.000.000 Rp 129.400.000 Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Pajak Pengambilan Bahan Gal Gol C Rp 4.850.543.120 Rp 1.314.994.866

Keuangan dan Asset Daerah Pajak Air Bawah Tanah Rp 2.000.000 Rp -   B P H T B Rp 500.000.000 Rp -

 Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 50.000.000 Rp 250.000.000

  Ret. Pelayanan Administrasi Rp 65.000.000 Rp 25.566.800   Ret. Izin Gangguan H.O Rp 100.000.000 Rp 27.263.360   Sumbangan Pihak Ketiga Rp 15.000.000.000 Rp -   Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Rp 11.268.137.538 Rp 5.291.172.444 Dinas Pertanian, Peternakan dan Ret. Rumah Potong Hewan Rp 15.000.000 Rp 8.120.000 Kesehatan Hewan      Dinas Kehutanan dan Perkebunan Ret. Peruntukan Lahan Rp - Rp 10.342.958 Dinas Energi & Sumber Daya Mineral Ret. Penguasaan Atas Lahan Rp 250.000.000 Rp - Dinas Kelautan & Perikanan Daerah Ret. Izin Usaha Perikanan Rp 200.000.000 Rp 129.642.480   Ret. Balai Benih Perikanan Rp - Rp - P L N Pajak penerangan jalan Rp 900.000.000 Rp 950.588.312 Jumlah Rp 43.109.680.658 Rp 15.729.918.909

Tabel 4.8.Daftar realisasi Penerimaan PAD dan PBB Kecamatan Se-Kabupaten Morowali Tahun 2011 (Keadaan

Sampai dengan 30 Oktober 2011)124

Kecamatan Pajak Hotel (Rp) Pajak Restoran (Rp) Pajak Hiburan (Rp) Menui Kepulaun 300.000 160.000 -Bungku Selatan - 150.000 -Bahodopi 1.000.000 500.000 -Bungku Tengah 2.577.500 1.300.000 -Bungku Barat 400.000 2.030.000 -Bumi Raya 1.600.000 2.000.000 -Witaponda 2.220.000 1.500.000 -Lembo 14.189.343 10.221.668 -Mori Atas 750.000 2.854.750 -Mori Utara - 10.315.000 -

124 Sumber: Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten Morowali Tahun 2011

133

Page 134: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Petasia 6.000.000 8.851.000 650.000Soyo Jaya - - -Bungku Utara 46.600 44.225 -Mamosalato - - -

Jumlah 29.083.443 39.926.643 650.000

Tabel 4.8. (lanjutan)

Kecamatan Pajak Reklame (Rp) Retribusi Pasar (Rp) PBB Sektor Pedesaan/ Perkotaan

(Rp) Menui Kepulaun 3.395.500 8.165.750 38.557.109Bungku Selatan 1.522.705 5.952.600 34.271.704Bahodopi 606.000 4.000.000 36.582.012Bungku Tengah 3.700.000 17.950.250 53.658.735Bungku Barat 1.427.450 3.202.000 76.042.129Bumi Raya 6.000.000 3.000.000 165.428.070Witaponda 8.488.797 5.390.000 227.550.138Lembo 7.384.134 49.352.500 180.420.994Mori Atas 5.868.950 7.500.000 98.699.410Mori Utara 2.285.000 3.916.000 48.364.925Petasia 6.481.000 50.210.000 132.901.171Soyo Jaya 1.500.000 3.483.334 58.596.633Bungku Utara 1.420.975 2.300.000 63.778.120Mamosalato 2.570.000 - 38.994.971

Jumlah 52.650.511 164.422.434 1.253.846.121

4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran DPPKAD dalam Pengelolaan

PAD Kabupaten Morowali Tahun 2008-2011

4.2.1. Faktor-faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung dalam pengelolaan PAD oleh DPPKAD

Kabupaten Morowali yang dimaksud dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara, observasi dan hasil penelusuran dokumen yang kemudian

dianalisis. Jadi tidak dirumuskan sendiri oleh penulis untuk menjaga

keakuratan data.

134

Page 135: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Faktor-faktor pendukung yang dimaksud dapat dilihat dari segi

ketersediaan fasilitas operasional dalam pelaksanaan pemungutan PAD. Di

antaranya melalui pemberian Upah Pungut dan pemberian fasilitas

operasional sebagai bentuk penghargaan dalam rangka mengoptimalkan

pengelolaan PAD khususnya bagi pelaksana teknis di lapangan (UPTD

DPPKAD Kecamatan).

4.2.1.1. Pemberian Upah Pungut

Upah Pungut ini dibayarkan sebesar 5% yang diberikan ketika

pengelola UPT5D DPPKAD Kecamatan ketika mencapai target yang telah

ditentukan berdasarkan jenis PAD yang dikelola/dipungut.

4.2.1.2. Pemberian Fasilitas Operasional

Pemberian fasilitas operasional ini terkait dengan pengelolaan PBB

yang belum termasuk dalam komponen PAD. Bentuk penghargaan ini adalah

pemberian mobil opresional yang diberikan kepada Camat dan kendaraan roda

dua kepada Kepala Desa berdasarkan kriteria sebagaimana yang diuraikan

pada sub pembahasan Langkah-Langkah Perbaikan dalam Pengelolaan PAD

ke depan. Meski dalam pelaksanaan pemeberian penghargaan ini belum

maksimal karena bergantung pada prestasi yang dicapai setiap kecamatan

dalam pengelolaan PAD, langkah ini merupakan salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi guna meningkatkan capaian realisasi PAD dalam setiap tahun

anggaran.

135

Page 136: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Kepala Bidang Pendapatan

(Djufri M. Taiyeb, SE):

“di tahun 2011, sudah ada beberapa kecamatan yang mendapatkan kendaraan operasional dengan kriteria A, B dan C serta ada 2 Kepala Desa yang diberi hadiah kendaraan roda dua. Selain itu, Kades yang juara I di setiap Kecamatan mendapatkan bonus dalam bentuk Tabanas untuk biaya operasional.”125.

Senada dengan yang diungkapkan Kepala DPPKAD Kabupaten

Morowali (Haeruddin Rompone, S.Sos) bahwa:

“dalam upaya peningkatan PAD Kabupaten Morowali DPPKAD menyediakan fasilitas penunjang dalam pelaksanaan tugas operasional pemungutan PAD. Sebagai contoh, pada tahun 2011, untuk UPTD Kecamatan, DPPKAD Kabupaten Morowali menghadiahkan 6 unit mobil kepada 6 camat dan beberapa unit motor kepada para Kades untuk mendukung kelancaran tugas operasional pemungutan PAD”126.

4.2.2. Faktor-faktor Penghambat

Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa faktor yang menjadi

penghambat bagi DPPKAD Kabupaten Morowali dalam pengelolaan PAD

berdasarkan pengalaman tahun 2008-2011. Berikut ini hasil wawancara

penulis dengan beberapa informan/responden terpilih.

Menurut Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten Morowali

(Djufri M. Taiyeb, SE) bahwa:

“faktor-faktor penghambat DPPKAD dalam pengelolaan PAD selama empat tahun terakhir yaitu; pertama, untuk BPHTB, NJOPTK (Nilai Jual

125 Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD tanggal 29 Desember 2011 pukul

22:00 WITA. 126 Hasil wawancara dengan Kadis DPPKAD pada tanggal 30 Desember 2011 pukul 13:00 WITA di

Kantor DPPKAD.

136

Page 137: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Objek Pajak Tidak Kena Pajak) terlalu tinggi yakni sebesar Rp 60.000.000. Kedua, Penetapan target tidak berdasarkan pemetaan potensi PAD. Sebagai contoh, dalam ABPD 2011, pemda menagetkan PAD sebesar Rp 46 M dan yang terealisasi hanya Rp 23,5 M. Ini berarti terjadi ketimpangan yang sangat besar. Untuk itu, perlu adanya penetapan ulang sesuai dengan perhitungan ril di lapangan. Ketiga, Sumber Daya Manusia yang masih sangat lemah. Kelima, regulasi yang belum tepat dan masih perlu dispesifikasikan. Sebagai contoh, dalam hal kebijakan pemungutan retribusi, tidak jarang SKPD seperti Dinas Perindag melakukan kegiatan pemungutan pada objek retribusi yang sama dengan SKPD lain. Padahal masing-masing memiliki ruang kerja yang jelas berbeda. Oleh karena itu, perlu adanya pengorganisasian kembali. Keenam, Tingkat kesadaran masyarakat masih sangat rendah. Solusi sosialisasi dan regulasi harus tepat (penetapan ulang). Ketujuh, Rendahnya pendapatan masyarakat”127.

Penjelasan ini dieperkuat dengan apa yang diungkapkan Kepala

DPPKAD (Haeruddin Rompone, S.Sos) bahwa:

“kendala-kendala yang kami hadapi dalam pengelolaan PAD selama empat tahun terakhir yaitu; pertama, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tidak merata untuk semua Kabupaten/Kota di Indonesia. NJOP Morowali terlalu tinggi. Contoh, NJOP tanah sebesar Rp 60.000.000. Kedua, kesadaran masyarakat dan SDM masih rendah. Makanya akan dimaksimalkan sosialisasi”128.

Hal senada diungkapkan Kepala Seksi Penerimaan Bidang

Perbendaharaan (Bustan ) bahwa:

“faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan PAD selama empat tahun terakhir ini yaitu; pertama fasilitas tidak memadai seperti perangkat lunak. Kedua, dana operasional yang masih sangat terbatas. Ketiga, kesadaran masyarakat: kalaupun misalnya dana operasional memungkinkan tetapi kesadaran masyarakat masih rendah, pengelolaan PAD tetap tidak akan maksimal. Dari pengalaman 4 tahun terakhir di lapangan, sering kami melakukan penagihan berulang kali pada wajib pajak yang sama pada masyarakat yang tidak mau

127 Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang pendapatan DPPKAD tanggal 29 Desember 2011 pukul

20:30 WITA .128 Hasil wawancara tanggal 30 Desember 2011 pukul 13:00 WITA di Kantor DPPKAD.

137

Page 138: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

membayar pajak. Salah satu penyebabnya adalah, masih banyak masyarakat yang tidak mau menyadari peruntukkan pajak”129.

Dalam bahasa yang berbeda, Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan

BIdang Pendapatan (Yohanes P. Labunga) menjelaskan bahwa:

“kendala-kendala yang dihadapi DPPKAD Kabupaten Morowali dalam pengelolaan PAD empat tahun terakhir adalah kualitas SDM masih rendah, tunjangan masih rendah, Wilayah Kabupaten Morowali yang terlalu luas dan terdiri dari pulau-pulau dan target PAD yang terlalu tinggi sehingga susah dicapai karena selama ini dalam perencanaan target tidak berdasarkan pada asumsi”.130

Menurut Kepala Bidang Akuntansi (Alwi Gawi, SE), dalam pengelolaan

PAD, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh aparatur DPPKAD

khususnya petugas UPTD yang tersebar di 18 Kecamatan se-Kabupaten

Morowali, meskipun sifatnya sangat teknis tetapi sangat menentukan dalam

pengelolaan PAD seperti kredibilitas pemungut PAD. Menurut beliau, berapa

pun besarnya hasil pungutan, jika petugas lapangan tidak jujur maka itu juga

percuma. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kejujuran para pemungut PAD

karena DPPKAD tidak setiap saat turun langsung ke lapangan untuk

melakukan pengawasan tetapi hanya melakukan monitoring terbatas, itu pun

dilakukan ketika ada masalah teknis di lapangan. Selain itu, kesadaran

masyarakat yang masih rendah, dana operasional dan kendaraan operasional

yang masih terbatas juga sangat mempengaruhi.131

129 Hasil wawancara tanggal 27 Januari 2012 pukul 10:35 WITA di Kantor DPPKAD.130 Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Bidang Pendapatan DPPKAD pada

tanggal 30 Januari 2012 pukul 10:45 WITA di Kantor DPPKAD Kabupaten Morowali. 131 Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2012 pukul 20:30 WITA di Kantor DPPKAD Kabupaten

Morowali.

138

Page 139: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan yang kemudian dianalisis

penulis menemukan bahwa ada faktor lain yang menjadi penghambat bagi

DPPKAD dalam pengelolaan PAD seperti soal kedisiplinan waktu masuk

kantor dan penggunaan waktu untuk bekerja dalam setiap hari kerja. Masih

banyak pegawai DPPKAD yang masuk kantor di atas pukul 10:00. Padahal

semestinya harus masuk pada pukul 08:00. Bahkan tidak jarang Kepala Dinas

atau Kepala Bidang yang datang terlebih dahulu dan harus menunggu

pegawainya untuk mengerjakan tugas-tugas teknis.

Demikian halnya dengan penggunaan waktu jam kerja. Pada saat jam

kerja masih banyak pegawai, baik yang berstatus PNS maupun honorer, yang

tidak menggunakan jam kerja secara maksimal untuk mengerjakan tugas-

tugas kantor berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing

sehingga tidak jarang ada pekerjaan teknis yang tidak diselesaikan pada

waktu yang semestinya. Sebagai contoh, seorang Kepala Bidang

memerintahkan salah seorang pegawainya untuk membuat surat undangan.

Surat undangan itu selesai dikerjakan dalam waktu kurang lebih 1 minggu

kemudian yang seharusnya bisa diselesaikan dalam satu hari saja.

139

Page 140: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang kemudian dianalisis, penulis menyimpulkan

beberapa hal penting yakni sebagai berikut:

5.1.1. Peran DPPKAD dalam Pengelolaan PAD Kabupaten Morowali tahun

2008-2011

140

Page 141: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Setiap instansi pemerintah daerah dalam menjalankan urusan

pemerintahan berdasarkan kewenangannya tidak terlepas dari Visi Misi

Kabupaten yang dirumuskan dalam Grand Strategy dengan tetap berpedoman

pada tugas pokok dan fungsinya.

Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008 tentang tugas pokok

dan fungsi DPPKAD, hanya berupa acuan umum dalam pengelolaan PAD.

Sedangkan pelaksanaan operasional tupoksi itu dijabarkan dalam kegiatan

rutin setiap bidang dan seksi. Untuk itu penulis menjabarkan empat indikator

yaitu: Perencanaan Target PAD, Pelaksanaan Pemungutan, Pengawasan atas

Penaatausahaan, Evaluasi dan Pelaporan.

Pertama, Perencanaan Target PAD sebagai kewenangan Bidang

Pendapatan DPPKAD berdasarkan tugas pokok dan fungsinya dengan tetap

melakukan koordinasi dengan bidang lain dalam lingkup DPPKAD termasuk

UPTD setiap kecamatan dan SKPD lain pengelola PAD. Bidang inilah yang

paling mengetahui kondisi objektif potensi/sumber PAD yang memungkinkan

untuk meningkatkan PAD dalam setiap tahun anggaran. Dalam menetapkan

kebijakan pengelolaan PAD, ada beberapa indikator yang harus diketahui

yaitu potensi PAD, dasar kewenangan, dan arah kebijakan.

Kedua, secara teknis, pemungutan PAD dikelola setiap UPTD

Kecamatan/Camat yang fungsinya adalah membantu DPPKAD. Petugas

UPTD ini terdiri dari Kepala UPTD/Camat, Bendahara Penerima dan

Pembantu UPTD. Camat dibantu oleh setiap Kepala Desa dalam pemungutan

141

Page 142: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

beberapa jenis PAD yang dikelola kecamatan. Selain itu, dengan

pertimbangan efisiensi dan efektifitas, ada beberapa jenis PAD yang dikelola

UPTD lain pengelola PAD yang juga melakukan pemungutan berdasarkan

kewenangannya masing-masing.

Untuk menanggulangi kendala-kendala teknis dalam pemungutan PAD,

DPPKAD melakukan langkah-langkah seperti pembinaan kepada masyarakat

dan peningkatan kualitas petugas pemungut, memberikan hadiah kepada

petugas UPTD yang berprestasi, dan pendataan serta pemetaan kembali

objek pajak/retribusi untuk menaikkan nilai nominal sesuai dengan kondisi

objektif di lapangan.

Ketiga, fungsi pengawasan atas penatausahaan PAD dilakuikan Bidang

Akuntansi. Dalam hal ini adalah pencatatan dan pelaporan karena inti dari

tugas pokok dan fungsi Bidang Akuntansi adalah melakukan pencatatan dan

pelaporan penerimaan PAD per SKPD per semester bahkan per bulan

berdasarkan peraturan yang berlaku. Pencatatan dan pelaporan adalah

bentuk pengawasan yang dilakukan Bidang Akuntansi berdasarkan

kewenangannya. Pencatatan itu meliputi data target dan realisasi PAD setiap

tahun anggaran, laporan realisasi yang dimasukkan oleh petugas UPTD

Kecamatan, laporan realisasi setiap SKPD pengelola PAD, termasuk laporan

keuangan dari jenis PAD pada bidang perbendaharaan. Hal ini dilakukan

untuk menjaga kesesuaian dan keakuratan data laporan pengelolaan PAD

oleh DPPKAD sebelum dilakukan pembahasan pada rapat

pertanggungjawaban di DPRD dalam setiap tahun anggaran. Untuk

142

Page 143: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

melengkapi pencatatan itu, Bidang Akuntansi melakukan pencatatan terhadap

bukti pembayaran/penyetoran dari setiap jenis PAD terutama dari jenis pajak

dan retribusi daerah dari petugas pemungut PAD yakni dari UPTD DPPKAD

setiap kecamatan.

Keempat, Evaluasi dan Pelaporan adalah kegiatan penting untuk

menjaga terlaksananya pengelolaan keuangan daerah dengan efektif dan

efisien. Di DPPKAD Kabupaten Morowali terdapat Seksi Evaluasi dan

Pelaporan dalam Bidang Pendapatan yang melakukan fungsi evaluasi dan

pelaporan tentang PAD. Salah satu tugas pokok dan fungsi Seksi Evaluasi

dan Pelaporan adalah mengevaluasi/mencatat jenis penerimaan pendapatan

asli daerah dari pajak dan retribusi daerah. Dalam pelaksanaannya, Seksi

Evaluasi danPelaporan menerima laporan dari Seksi Pajak Retribusi Daerah.

Laporan itu diterima setiap tanggal 10 bulan berjalan. Laporan itu adalah hasil

yang diinput Seksi Evaluasi dan Pelaporan untuk kemudian

disampaikan/dibahaas pada saat rapat evaluasi yang dilaksanakan setiap tiga

bulan dalam satu tahun anggaran.

Berdasarkan keempat indikator tersebut, penulis menemukan bahwa

pengelolaan PAD Kabupaten Morowali dalam kurun waktu 2008-2011 belum

maksimal. Hal ini bisa dilihat dari target dan realiasi PAD selama empat tahun

terakhir. Pada tahun anggaran 2009, realisasi PAD Kabupaten Morowali

sebesar Rp 13.820.311.687 dari target Rp 30.457.238.927 atau defisit Rp

16.636.927.240. Pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp 17.417.709.460 dari

target Rp 49.110.252.215 atau defisit Rp 31.692.542.755. Sedangkan pada

143

Page 144: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

tahun anggaran 2011 sebesar Rp 19.651.390.324 dari target Rp

46.947.535.901 atau defisit Rp 27.296.145.577. Selisih antara target dengan

realisasi PAD sangat besar dalam kurun waktu 2009-2011. Artinya, hanya

pada tahun anggaran 2008, realisasi (sebesar Rp 14.533.137.053) PAD

Kabupaten Morowali melampaui target (sebesar Rp 13.375.442.795) yakni

surplus sebesar Rp 1.157.694.258.

5.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi Peran DPPKAD dalam Pengelolaan

PAD Kabupaten Morowali tahun 2008-2011 meliputi faktor-faktor pendukung

dan faktor-faktor penghambat.

Faktor-faktor pendukung di antaranya adalah pemberian upah pungut

dan pemberian fasilitas operasional. Sedangkan faktor-faktor penghambat di

antaranya:

a. untuk BPHTB, NPOPTKP (Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak) terlalu tinggi (60 M) padahal menurut Perda Morowali No 3 Tahun 2011 tentang BPHTB tarif pajak BPHTB hanya 5% dari NPOP;

b. SDM aparatur yang masih lemah sehingga berimbas pada rendahnya kedisiplinan waktu dan kedisiplinan kerja;

c. rendahnya pendapatan masyarakat. Data BPS di Morowali Dalam Angka 2011 tabel 3.2.1. hlm 41 menunjukkan bahwa terdapat 7.382 Pencari Kerja yg Belum Ditempatkan. Selain itu, data PDRB Kabupaten Morowali Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 versi BPS Morowali, PDRB Morowali atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 adalah Rp 9.726.480 (dengan migas) dan Rp 8.128.697 (tanpa Migas) dari jumlah Penduduk 206.322 jiwa;

144

Page 145: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

d. wilayah Kabupaten Morowali yang sangat luas (15.490,12 km2 atau 22,77% dari luas daratan Sulteng) dan beberapa kecamatan terdiri dari pulau-pulau;

e. target PAD tiap tahun anggaran terlalu tinggi dan tidak berdasarkan potensi tapi kebutuhan sehingga sulit dicapai.

5.2. Saran

1. Kabupaten Morowali adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah dengan

potensi SDA yang sangat besar terutama dari sektor perikanan dan kelautan,

pertanian dan pertambangan. Artinya, ada banyak peluang bagi pemerintah

Kabupaten dalam hal ini DPPKAD untuk menggali sumber-sumber PAD untuk

meningkatkan Pendapatan Daerah. Oleh karena itu, DPPKAD harus

merumuskan langkah-langkah strategis baru untuk mengekstensifikasi

sumber-sumber PAD baru yang belum ditetapakan dalam peraturan daerah

dengan meningkatkan akurasi data lapangan.

2. Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh seluruh instansi pemerintah

Kabupaten Morowali kepada masyarakat perlu ditingkatkan. Misalnya dengan

memperbaiki falisitas publik seperti jalanan yang rusak yang hingga penulis

menyelesaikan penelitian ini masih banyak yang rusak bahkan tidak diaspal,

pelayanan penerangan/listrik yang sering bermasalah seperti seringnya terjadi

pemadaman listrik yang bahkan tidak teratur sehingga sering menimbulkan

protes dari masyarakat, dan masih banyak bentuk pelayanan publik lainnya

yang masih perlu ditingkatkan. Hal sangat penting karena sangat berpengaruh

pada semangat dan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak/retribusi

dalam melunasi kewajibannya. Khususnya DPPKAD sebagai salah satu

145

Page 146: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat,

massifikasi sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak/retribusi dan

sumber-sumber PAD lainnya adalah salah satu langkah yang masih relevan

untuk ditingkatkan.

3. Disiplin waktu dan disiplin kerja aparatur DPPKAD harus ditingkatkan

sehingga pada gilirannya akan berpengaruh pada kerja DPPKAD dalam

meningkatkan PAD Kabupaten Morowali. Selain itu, kualitas SDM aparatur

DPPKAD penting untuk diperhatikan karena berbanding lurus dengan hasil

kerja.

4. Akurasi data tentang objek pajak, retribusi dan komponen PAD lainnya perlu

ditingkatkan sehingga dalam perencanaan target PAD dalam setiap tahun

anggaran tidak berdasarkan pada kebutuhan belanja daerah tetapi

berdasarkan pada potensi PAD. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari

terjadinya defisit yang sangat besar antara realisasi dengan target pasca

perubahan target PAD dalam APBD-P seperti yang terjadi pada APBD tahun

anggaran 2008-2011. Khususnya di sektor pajak dan retribusi, lapangan

kerja masyarakat penting untuk diperhatikan karena sangat berpengaruh pada

kemampuan masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi.

5. Untuk menghindari kesalahan berfikir karena hanya meneliti satu sampel yakni

DPPKAD Kabupaten Morowali, penulis tidak menyimpulkan bahwa PP No 41

Tahun 2008 tentang penggabungan beberapa urusan pemerintahan dalam

satu SKPD tidak efektif. Tetapi dalam konteks Kabupaten Morowali,

penggabungan beberapa urusan pemerintahan daerah kabupaten seperti

146

Page 147: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

bidang pendapatan, keuangan dan aset daerah dalam satu SKPD yaitu

DPPKAD perlu dipertimbangkan. Dari hasil penelitian penulis, hal itu sangat

berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikan karena DPPKAD harus

mengurusi tiga bidang urusan pemerintah daerah kabupaten sekaligus. Hal ini

sangat berpengaruh pada upaya DPPKAD dalam memaksimalkan

pengelolaan untuk meningkatkan PAD.

6. Kabupaten Morowali sangat kaya akan SDA. Ini berarti sangat berpotensi

untuk meningkatkan PAD. Namun, SDA tanpa didukung dengan SDM yang

memadai tidak akan memberikan kontribusi yang baik dalam upaya

peningkatan PAD. Untuk itu, DPPKAD masih perlu untuk memberikan

kesempatan yang lebih besar kepada aparaturnya untuk mengikuti pendidikan

dan pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, I, 1989, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen, Palu: Yayasan Pembinaan

Umat “NURUL FALAH”.

Bagir, M., 1994, Hubungan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah menurut UUD 1945, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bungin, B., 2007, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Busroh, A.D., 1990. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.Chrisnandi, Y., 2008, Beyond Parlemen: Dari Politik Kampus Hingga Suksesi

Kepemimpinan Nasional, Jakarta: Penerbit Indo Hill Co. Darise, N., 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah: Pedoman Untuk Eksekutif dan

Legislatif, Rangkuman 7 UU, 30 PP dan 15 Permendagri. Jakarta: Indeks Jakarta.

147

Page 148: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Fakrulloh, Z.A., Eko, S., dan Saragi, T. P., 2004, Kebijakan Desentralisasi di Persimpangan Jalan, Jakarta: CV. Cipruy.

Gade, M., 2000. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Lembaga Penerbit Halim, A., 2004, Akuntansi Pendapatan Daerah, Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi

Keuangan Daerah, Jakarta: Salemba Empat.Hadiprojo, R., 1993, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: BPFE.

Manulang, M., 1997, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Martoyo, S., 1988, Pengetahuan Dasar Manajemen Dan Kepemimpinan, Yogyakarta:

BPFE.

Kamaruddin, R., 2011. Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Morowali. Palu: Universitas Tadulako.

Kansil, C.S.T dkk. 2008. Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.Kimball, S., dan Kimball Jr, D.S., 1994, Manajemen Pelayanan Masyarakat, Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Moleong, L.J. 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muluk, K., 2007, Model Peran Pemerintah Daerah, Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah, Malang: Bayumedia Publishing.

Ndraha, T., 2003, Kybernology 1 (Ilmu Pemerintahan Baru), Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,.

Nuralam, A,, 200I, Pemerintahan Daerah, Jurnal Otonomi Daerah, Jakarta: DEPDAGRI,

Poerwadarminta, W.J.S., 1985, Kamus Bahasa  Indonesia,  Jakarta: PN. Balai Pustaka,

Purcell, H., 2004, Fasisme (Alih bahasa Faisol Feza dkk), Yogyakarta: Resist Book. Rasyid, M. R., 1997, Makna Pemerintahan, Jakarta: PT. Mutiara Sumber WidyaSarwoto, 1998, Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Siagian, S.P., 1984, Filsafat Administrasi, Jakarta: Gunung Agung.

Siahaan, M. P., 2005. Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Siagian, SP., 1994, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku organisasi, Jakarta:

Gunung agung.

Singarimbun, M., Effendi S., 1980, Metode Penelitian Survai, Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada.

Soekamto, S., 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press.Sunarto, 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: BPFE UGM.Sutopo, 2001, Administrasi Manajemen Dan Organisasi, Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara RI.

148

Page 149: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

Thayeb, S., 2001, Hasil Penelitian Badan Peneliti dan Pengembangan Depdagri dan UGM, Yogyakarta.

Thoha, M., 2008. Perilaku Organisasi (konsep dasar dan aplikasinya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan. FISIP UNHAS. Makassar.

Toha, Charles., 2010, Analisis Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Morowali. Palu: Universitas Tadulako

Usman, H., dkk. 2008. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Daerah Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan

Utuh. Jakarta: Rajawali Pers. Yani, A, 2008, HUBUNGAN KEUANGAN antara PEMERINTAH PUSAT dan

PEMERINTAH DAERAH di INDONESIA, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Dokumen Lain

Harian ANTARA News, Koran Lokal Palu, Jumat, 21 Januari 2011Harian KOMPAS, Selasa, 01 Juli 2003RPJMD Kabupaten Morowali Tahun 2008-2012Morowali Dalam Angka 2008Morowali Dalam Angka 2009Morowali Dalam Angka 2010Morowali Dalam Angka 2011 Peraturan Bupati Morowali No 14 Tahun 2008 tentang Tupoksi DPPKAD Kabupaten

MorowaliPerda Kab. Morowali No 10 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan DaerahPeraturan Menteri Dalam Negeri No 59 Tahun 2007 perubahan Peraturan Menteri

Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2007 Tanggal 6 Desember 2007 Tentang Rincian Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi Dan Kabupaten/Kota Tahun 2008.

Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tanggal 24 Desember 2008 tentang Rincian Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2009. Kunjungi

Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Jabatan pada Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Morowali, susunan organisasi DPPKAD Kabupatej Morowali.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

UUD Republik Indonesia Tahun 1945 (Amandemen IV)

149

Page 150: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1747... · Web viewLihat tupoksi masing-masing bidang dalam Peraturan Bupati Morowali Nomor 14 Tahun 2008

UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi DaerahUU No 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali,

dan Kabupaten Banggai KepulauanUU No 34 Tahun 2000 tentang Pajak DaerahUU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dengan Pemerintah Daerah UU No 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan DaerahUU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPP No 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah dan PP No 66 Tahun 2001 Tentang

Retribusi Daerah

Data Online

http://www. 017-implementasi-peraturan-daerah-kota.html http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html.http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/konsep-diri-peran.html.http://www.ngada.orghttp://www.kompas.com/kompas cetak/0307/01/daerah/401669.htmhttp://www.ochansangadji.co.nr

150