45
ALIANSI MAHASISWA PAPUA's pos dengan tag: sby hilangkanpapua Apa itu penanda? Anda bisa memberi "penanda" pada artikel yang Anda kirimkan.Penanda membantu Anda mencari isi/muatan yang memiliki kesamaan.Anda bisa memberikan sebanyak-banyaknya penanda yang Anda inginkan di setiap artikel. Statemen Resmi OPM terkait insiden PT. Freeport Indonesia HE WEST PAPUA NATIONAL ARMY TENTARA NASIONAL PAPUA BARAT MARKAS KOMANDO PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT ============ ========= ========= ============== PRESS RELEASE JEND. KELLY KWALIK SEMUA KASUS PENEMBAKAN DI TEMBAGAPURA TIMIKA ADALAH TANGGUNGJAWAB PT.FREEPORT INDONESIA DAN TNI/ POLRI Salam Revolusi

nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

  • Upload
    phamque

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

ALIANSI MAHASISWA PAPUA's pos dengan tag: sby hilangkanpapua

Apa itu penanda? Anda bisa memberi "penanda" pada artikel yang Anda kirimkan.Penanda membantu Anda mencari isi/muatan yang memiliki kesamaan.Anda bisa memberikan sebanyak-banyaknya penanda yang Anda inginkan di setiap artikel.

Statemen Resmi OPM terkait insiden PT. Freeport Indonesia

HE WEST PAPUA NATIONAL ARMY

TENTARA NASIONAL PAPUA BARAT

MARKAS KOMANDO PEMBEBASAN

NASIONAL PAPUA BARAT

============ ========= ========= ==============

PRESS RELEASE JEND. KELLY KWALIK

SEMUA KASUS PENEMBAKAN DI TEMBAGAPURA TIMIKA ADALAH TANGGUNGJAWAB PT.FREEPORT INDONESIA DAN TNI/ POLRI

Salam Revolusi

Page 2: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Kepada Masyarakat Dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bangsa Australia, Bangsa Amerika Serikat, Uni Europe dan Asia Pacific serta Bangsa Colonial Indonesia.

Atas nama Allah Pencipta Tanah Papua Barat, atas nama Leluhur bangsa Papua Barat, atas nama Moyang bangsa Papua Barat, atas nama Tulang Belulang yang dibantai karena keganasan Latinas Colonial Indonesia, dan atas nama seluruh Masyarakat Papua Barat, saya Jenderal Kelly Kwalik menyatakan bahwa, seluruh kejadian penembakan, baik Security maupun Warga Negara Australia di Tembagapura Timika adalah tanggungjawab PT.Freeport Indonesia dan TNI/POLRI. Untuik itu atas nama bangsa Papua Barat, Kami sampaikan kepada Negara Australia bahwa, Bangsa Papua Turut berduka atas inside penembakan Al. Saudara Drew Nicholas Grant..Selalu pemimpin besar TPN-OPM mau sampaikan bahwa, persoalan penembakan terhadap Saudara al adalah murni conspiracy pengalian keamanan.TNI-POLIRI dan PT.Freeport Indonesia bertanggungjawab penuh.

Masyarakat Dunia yang kami hormati,

Sebagaimana pernyataan saya selaku pimpinan panglima besar Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-OPM) tentang kejadian di sepanjang jalan Km. 50 sampai dengan Km. 74, Tembagapura. Ingin saya menyatakan bahwa, segala kejadian di seluruh Tanah Papua maupun di Areal PT.Freeport Indonesia Tembagapura – Timika – Papua adalah sebuah prose’s rekayasa belaka oleh Pihak Colonial Indonesia lewat pasukan TNI-POLRI untuk mencari keuntungan dalam kedudukan, kepangkatan dan Kekayaan. Semuanya adalah hanya sebuah aduh domba yang sengaja diciptakan oleh Pasukan colonial Indonesia (TNI-POLRI) selama hampir setenga Abad Papua Barat Ada dibawah colonial Indonesia.

Semua kejadian mulai; Hari Rabu jam 4.00 WIP. Sekitar 30 Pasukan masuk ke Mil 74 dan melakukan penyerangan terhadap fasilitas PT.Freeport Indonesia.Tidak ada korban Jiwa.Dalam peristiwa ini 1 bus PTFI, 2 Mobil, 1 Kontener di Bakar. Terjadi tembak menembak antara pasukan TPN dan gabungan Pasukan TNI – POLRI dari Jam 6.00 – 15.00 WIP. Terjadi pengibaran bendera Pusaka Bangsa Papua (Sang Bintang Kejora) diatas Puncak Trowongan Mil 74 dari Jam 700-15.00 WIP.Situasi kemudian dikacaukan oleh TNI pukul, 16.00 WIP.sekitar 500 pasukan gabugan TNI-POLRI sedang menguasai Mil 68 sampai dengan Mil 74. Hingga penembakan Al. Drew Nicholas Grant adalah sebuah konspirasi pengalihan keamanan yang terjadi dipihak kubuh TNI-POLRI.

Untuk memperkeruh situasi dan sebagai tindakan kebiadaban sebuah sifat dasar dalam setiap operasi TNI dan POLRI bangsa Indonesia yang sangat brutal, akibatnya terjadi penembakan terhadap Karyawan PT.Freeport Indonesia asal Warga Negara Australia.Kejadian tersebut terjadi di Mil 53 pada pukul, 4.00 WIP.Peristiwa ini terjadi ketika 4 Karyawan PT.Freeport sedang

Page 3: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

menuju ke Mil.68 untuk bekerja.Dalam Mobil ada 4 orang, karyawan yang lain luka-luka sementara karyawan asal Australia meninggal dunia.

Melihat kondisi aduh-domba yang rupanya MEMOJOKAN TPN-OPM, tanpa ada sebuah pembuktian, maka.Tepat pukul, 11.00 WIP, hari minggu.TPN – OPM melakukan penyerangan terhadap Mobil PT.FI dan TNI yang sedang mengangkut Pasukan Gabungan TNI-POLRI ke Mil 68.Dalam kejadian ini, 4 Mobil PTFI rusak, dan di Tambah 2 Mobil TNI-POLRI. Peristiwa tembak-menembak ini tertujuh kepada TNI-POLRI yang mengakibatkan 1 Anggota Security Tewas dan 1 lagi Anggota Brimob Tewas dan 3 orang lainnya Luka-Luka. Pengalaman kasus penembakan 2 Warga Amerika Serikat tahun 2000 di Mil 62-63 yang mengorbankan orang Papua, sementara pelaku penembakan jelas-jelas adalah Anggota Kopasus. Membuat kami harus bertindak mengincar TNI-POLRI sesuai surat Perintah Operasi (PO) yang tidak mengorbankan masyarakat sipil.

Bersambung........

Statemen Resmi OPM terkait insiden PT. Freeport Indonesia.

Kami bangsa Papua Barat sungguh menyadari, bahwasannya semua peristiwa demi peristiwa yang mengakibatkan terjadinya pembantaian demi pembantaian, penculikan, pemusnahan, penganiayaan dan pemerkosaan adalah sifat dasar Colonial yang selama ini diterapkan oleh Bangsa Indonesia lewat TNI-POLRI di seluruh Tanah Papua Barat. Bukan hanya itu yang terjadi, semua program kolonisasi terhadap bangsa Papua Barat juga terjadi diberbagai lapisan kehidupan, baik social, economy, budaya, kesenian dan lebih dari pada itu adalah sistem pemerintahan yang diterapkan di Tanah Papua adalah penuh dengan conspiracy politic economy.

Peristiwa-peristiwa seperti ini bukan sebuah scenario yang baru kali ini dilakukan oleh Pihak Colonial Indonesia lewat TNI-POLRI di Areal PT.Freeport Indonesia dan Papua Barat keseluruhan, apa yang terjadi di sepanjang jalan PT.Freeport Indonesia ini adalah satu bagian kecil tindakan brutal yang sangat biadap dari sekian tindakan keganasan TNI-POLRI. Sehingga saya atas nama bangsa Papua Barat mau menyatakan bahwa, Kejadian demi kejadian diatas adalah satu dari sekian kejadian paling sadist yang pernah dilakukan oleh TNI-POLRI di Tanah Papua Barat.

Bukan hanya persoalan dalam negeri, kadang kalanya, persoalan luar negeri menjadi sebuah balas dendam Indonesia mengatas namakan TPN-OPM.Dengan berbagai penyusupan, pembunuhan kemudian melansir segala kejadian tersebut kepada pihak TPN-OPM. Pembunuhan

Warga dunia dan Para simpatisan bangsa Papua yang kami muliakan,

Page 4: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Sesungguhnya, perjuangan kami bangsa Papua adalah perjuangan untuk memperoleh kedaulatan (Kemerdekaan penuh) dari penjajahan Colonial Indonesia.Perjuangan TPN-OPM adalah perjuangan terhormat, perjuangan berwibawa, bukan perjuangan sporadic atau perjuangan brutal, sebagaimana selama ini dilakukan oleh Colonial Indonesia terhadap masyarakat sipil di Tanah Papua Barat.

Catatan memorials bangsa Papua atas keganasan colonial Indonesia dengan sikap brutal berawal ketika itu, kebrutalan colonial Indonesia terjadi pada tahun 1962, ketika itu secara Defector bangsa Papua Barat telah menyatakan Kemerdekaan pada tanggal, 1 December 1961 dengan nama Negara adalah Papua Barat (West Papua), nama bangsa adalah Bangsa Papua, Nama Bendera adalah Bintang Kejora dan Lagu kengsaan adalah Hai Tanahku Papua. Selain lambang Negara dan lainnya diatas, bangsa Papua pada saat itu sudah memiliki 12 Partai politic dan Dewan Rakyat Nieuw Guinea.Ini semua adalah sebuah fakta sejarah yang telah dikebiri oleh Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa capitalist yang hanya mengejar kekayaan alam Tanah Papua.

Masyarakat dunia yang kami muliakan,

Kekejaman bangsa Indonesia di Tanah Papua telah di mulai sejak tanggal, 12 April 1961 ketika Sukarno memerintahkan kepada seluruh angkatan bersenjata Colonial Indonesia untuk aksi militer dengan nama Commando Rakyat. Dimana dalam komandonya President Soekarno mengatakan, “…Belanda mengadakan (Negara Papua), Belanda Mengibarkan Bendera Papua, Belanda Mengadakan Lagu kebangsaan Papua..” Kita tidak boleh diam, Kita harus bertindak……. Setelah Colonial Indonesia mengeluarkan Commando Rakyat, juga dikeluarkan commando Mandala untuk membunuh manusia Papua dengan melakukan berbagai operasi yang menelan korban Jiwa rakyat Papua. Mulai dari Operasi Banteng, Operasi Garuda, Operasi Serigala, Operasi Naga, Operasi Lumba-Lumba, Operasi Grakula, Operasi Koteka, Operasi Silet, Operasi Matoa, Operasi Mambruk serta masih banyak lagi dan berbagai bentuk terror serta intimidation dan aduh domba yang dilakukan oleh Colonial Indonesia lewat TNI-POLRI.

Warga dunia yang kami banggakan,

Selain berbagai bentuk operasi dan penganiayaan diatas, juga terjadi berbagai kekerasan dalam structure kehidupan bangsa Papua Barat. Diantaranya adalah pemaksaan kepada masyarakat Papua untuk menggunakan bahasa Indonesia, Structure pemerintahan dikuasai oleh Non Papua, Pembunuhan dan atau pemusnahan manusia Papua melalui transmigration, pemusnahan manusia Papua melalui Keluarga Berencana (KB) Pembunuhan manusia Papua melalui Minuman Keras, Pembunuhan melalui perempuan pelacur yang dikirim dari Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi dan Maluku, Penguasaan wilayah Papua melalui sistem pemerintahan dengan melakukan pemekaran Propinsi, Pemekaran Kabupaten dan berbagai perusahan asing yang masuk ke Tanah Papua lalu mendukung Colonial Indonesia dalam hal ini TNI-POLRI dengan memberikan Facilities untuk memusnahkan Manusia Papua yang mengeruk kekayaan alam Papua.

Page 5: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Berbagai bentuk kekerasan diatas hanya menjadi sebuah duka dan penderitaan panjang rakyat Papua Barat dalam mengarungi roda kehidupan di tanah yang Allah ciptakan untuk bangsa Papua Barat.Dunia membisu… seolah-oleh turut mendukung Bangsa Colonial Indonesia untuk memusnakan manusia Papua.Duniapun memberikan segala macam facilities demi kepentingan dunia di Tanah Papua dan demi memusnakan manusia Papua.Sementara manusia Papua hanya berdoa dan berjuang untuk mempertahankan hidup.Manusia Papua menjadi makluk manusia yang tidak berdaya dari segala macam conspiracy economy Politic para kaum pemilik modal dan kaum penjajah.

Warga dunia yang kami hormati,

Peristiwa demi peristiwa di Tanah Papua yang selama ini terjadi, terutama peristiwa-peristiwa penembakan di sepanjang Areal PT.Freeport Indonesia sesungguhnya adalah sebuah conspiracy kepentingan economy TNI-POLRI dan para mafia economy Indonesia. Penembakan atas dua Warga Negara Amerika yang note bane adalah staff Pengajar di SPJ adalah sebuah conspiracy satu piring dua sendok yang mengorbankan masyarakat Papua. Semua kejadian kekerasan semuanya selalu dilemparkan kepada pihak TPN-OPM, sementara pelaku sesungguhnya adalah sedang berpesta dibalik penderitaan dan tuduhan dunia terhadap bangsa Papua terutama TPN-OPM.

Sebagaimana telah saya selaku panglima tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat ..Jenderal Kelly Kwalik…tegaskan pada bagian pertama, Semua kasus penembakan di Areal PT.Freeport Indonesia terutama terhadap Saudara al. Drew Nicholas Grant adalah Tanggungjawab PT.Freeport Indonesia dan TNI-POLRI.Telah jelas bahwa, Conspiracy perebutan penguasaan Security PT.Freeport Indonesia antara Sipil Social Security, POLRI dan TNI.Penarikan pasukan TNI dari Areal PT.Freeport Indonesia telah menciptakan situasi keamanan yang tidak kondusip di antara pihak TNI dan Pihak Kepolisian.Di Tambah lagi dengan keinginan PT.Freeport Indonesia yang merencanakan sipil security.Belum lagi conspiracy pencurian facilities PT.Freeport Indonesia (BESTU) yang sering dilakukan oleh pihak TNI dan juga Pihak POLRI.

Saya selaku pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat membantah dengan tegas semua pernyataan baik oleh PANGDAM TRIKORA, KAPOLDA PAPUA maupun Secretaries menteri Politic dan Keamanan negara colonial Indonesia yang mencoba-cobah untuk tidak bertanggungjawab atas pembunuhan Saudara al. Drew Nicholas Grant. Kalau Bangsa Colonial Indonesia merasa sebagai negara yang beradap, yang menghargai nilai makluk manusia, maka saya meminta Indonesia harus mengakuinya secara gentlemen, tetapi apabila bangsa Indonesia adalah bangsa Biadap yang tidak menghargai nilai kemanusiaan, maka teruslah tunjukan

Page 6: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

kebiadaban colonial Indonesia di mata dunia International…. Karena memang bangsa Colonial Indonesia telah membangun negara dengan kebiadaban dan penuh kebobrokan.

Warga Dunia yang kami hormati,

Kalau situasi ini kemudian semua pihak menyalakan Tentara Pembebasan Nasional Tanah Papua Barat, TPN-OPM, maka saya ingin menyampaikan kepada dunia bahwa:

1. Pasukan TPN-OPM akan melakukan gerakan perlawanan terhadap segala bentuk tuduhan.

2. Segala operasi perlawanan pasukan tentara pembebasan Nasional atas TNI-POLRI akan menjadi tanggungjawab kami selaku Pimpinan Besar TPN-OPM. Diluar itu adalah pihak-pihak kepentingan dan tentunya pasti adalah pihak TNI-POLRI yang selama setengah Abad telah menunjukan prestasinya dimata Indonesia, Mata public International dan mata masyarakat Papua.

3. Kami akan terus melakukan perlawan hingga akhir hayat kami, dan akan menghentikan secara total operasi penambangan PT.Freeport Indonesia dan akan berhenti apabila ada pihak dunia/negara lain mau menjadi mediator dalam menyelesaikan persoalan Papua Barat.

4. Kami menghimbau kepada dunia untuk melihat persoalan ini secara professional dan kepada Warga negara Papua Barat untuk satukan langka, satukan barisan dan satukan kekuatan untuk mengembalikan Tanah Papua ke Pangkuan West Papua dari tanggan Colonial Indonesia yang saat ini sedang menjajah bangsa Papua Barat.

Demikian pernyataan press ini kami sampaikan atas perhatian kami ucapkan terima kasih.Timika, 15 Jul. 09

Markas Besar

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat

JENDERAL KELLY KWALIK

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat

Page 7: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Kata kunci:batalion nabire, amnestyinternational, black leaders, kelly kwalik, sby hilangkanpapua, amptpi news3 komentar

PIDATO GUBERNUR TENTANG BONEKA OTSUS PAPUA Jun 16, '09 12:52 AMuntuk semuanya

GUBERNUR PROVINSI PAPUA PIDATO GUBERNUR PROVINSI PAPUA DALAM RANGKA SOSIALISASI UU OTONOMI KHUSUS DI RRI DAN TVRI SP JAYAPURA TANGGAL 18 JANUARI 2002

Saudara-saudaraku warga masyarkat Papua dan seluruh penduduk Provinsi Papua yang saya cintai

Syaloom, 

Pertama-tama, saya mengajak kita semua mengucap syukur kepada Tuhan karena kasih karunia yang diberikan-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat bertemu kembali, walaupun hanya

Page 8: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

melalui televisi atau radio. Kita bersyukur kepada Tuhan karena sampai sekarang ini Ia masih berkenan mengaruniakan kepada kita semua suasana yang damai di tanah yang kita cintai bersama ini. Sebagai umat yang percaya kepada-Nya kita tahu, bahwa tanpa belas kasihan dan pertolongan Tuhan, tidak mungkin kita berada dalam suasana seperti sekarang ini yang jauh lebih damai, aman, dan sejahtera dibandingkan beberapa tempat lain di tanah air kita, Indonesia. 

Yang kedua, walaupun sudah agak terlambat, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan Selamat Natal kepada saudara-saudaraku umat Kristiani.Saya juga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri kepada saudara-saudaraku umat Islam, dan Selamat Tahun Baru 2002 kepada kita semua.Selama tahun 2001 ada banyak keberhasilan yang kita capai.Tetapi, selama tahun tersebut, tidak sedikit tantangan yang kita hadapi. Kita akan terus berusaha untuk menyelesaikan tantangan-tantangan tersebut, sampai kesejahteraan dan kedamaian yang sesungguhnya, yang kita cita-citakan bersama, bisa kita capai.

Saudara-saudaraku rakyat Provinsi Papua yang saya cintai, 

Salah satu keberhasilan kita bersama pada tahun 2001 adalah kita berhasil memperjuangkan dan memperoleh status Otonomi Khusus bagi Provinsi yang kita cintai ini.Pada tanggal 22 Oktober 2001 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menyetujui Rancangan Undang-undang Republik Indonesia tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.Rancangan tersebut telah diundang-undangkan oleh Pemerintah menjadi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua. 

Saya perlu menegaskan kepada Saudara-saudara, bahwa bahan utama yang digunakan oleh DPR RI ketika membahas isi dari Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah Rancangan Undang-undang yang kita hasilkan dari Forum Kajian yang berlangsung pada tanggal 28 dan 29 Maret 2001 di Jayapura, hampir setahun yang lalu. Forum Kajian itu dihadiri oleh wakil-wakil yang Saudara-saudara tentukan sendiri dari setiap kabupaten dan kota se-Provinsi Papua . Sebelumnya, pada bulan Februari tahun 2001, saya menyampaikan pidato melalui Telivisi dan Radio, yang juga dikutip oleh media cetak, yang isinya mengundang seluruh rakyat Provinsi Papua untuk memberikan saran-saran mengenai isi Otonomi Khusus bagi Provinsi kita. 

Oleh karena itu, adalah keliru apabila ada pihak-pihak yang berpendapat dan beranggapan bahwa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah keputusan sepihak DPR RI dan Pemerintah Pusat. Adalah tidak benar apabila ada rakyat Papua yang mengira bahwa Undang-undang ini bibuat tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan rakyat Provinsi Papua yang sebenarnya terjadi adalah seperti berikut ini : Proses pembahasan Undang-undang ini dilakukan di DPR RI dan antara DPR RI dengan Pemerintah Pusat, tetapi bahan-bahannya murni berasal dari Provinsi Papua yang disusun oleh orang-orang Papua sendiri, Oleh kita sendiri. Bahan-bahan yang saya maksud tersebut terdiri dari dua dokumen yang kita hasilkan pada Forum Kajian tanggal 29 dan 30 Maret. Yang pertama, adalah Rancangan Undang-undang Republik Indonesia tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi

Page 9: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Papua Dalam Bentuk Wilayah berpemerintah sendiri.Yang kedua, adalah Pokok-pokok pikiran yang melantarbelakangi penyuluhan Rancangan Undang-undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dalam bentuk wilayah berpemerintah sendiri. 

Saudara-saudaraku rakyat Provinsi Papua yang saya kasihi, 

Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 mengenai Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua telah berlaku secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2002 .Hal ini merupakan suatu langkah yang sangat penting dan bersejarah bagi kita semua.Undang-undang kita ini mengandung banyak hal yang selama ini mungkin hanya ada dalam angan-angan kita.Kita sekarang sudah memiliki dasar yang kuat untuk mempercepat kegiatan-kegiatan pembangunan yang selama ini terhambat.Kita sekarang bisa membuat terobosan-terobosan baru, dengan inisiatif dan prakarsa kita sendiri, sehingga mutu Sumberdaya Manusia kita yang selama ini tinggal bisa kita tingkatkan.Hak-hak kita sebagai orang Papua yang selama ini kurang memperoleh pengakuan dan perlindungan, kini dapat kita wujudkan secara damai dan bermartabat di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.Isi Undang-undang kita ini harus ditaati dan dilaksanakan oleh siapa saja yang terikat untuk melaksanakannya di dalam wilayah hukum Indonesia. 

Saudara-saudaraku yang saya hormati, 

Saya ingin menjelaskan beberapa isi pokok Undang-undang ini lebih jauh bagi kita, agar seluruh rakyat Papua bisa memahami dengan baik, bahwa tujuan Otonomi Khusus adalah demi kesejahteraan kita sendiri, dan bukannya membawa kesengsaraan bagi orang Papua. Hal yang Pertama adalah mengenai pengertian Otonomi Khusus.Otonomi Khusus adalah kewenangan khusus yang diakui oleh Negara dan diberikan kepada kita di Provinsi Papua untuk mengatur dan mengurus kepentingan kita sesuai dengan prakarsa kita, berdasarkan aspirasi hak-hak dasar masyarakat Papua. Itu sebabnya, dalam banyak hal penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di Provinsi Papua berbeda dari Provinsi-Provinsi lain di Indonesia.

Undang-undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua mengatur dengan jelas dan tegas kewenangan-kewenangan kita.Kita memiliki semua hak dan kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan.Termasuk pula di dalamnya adalah kewenangan kita untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya sosial-budaya kita yang sangat kaya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Papua. 

Karena kita adalah tetap bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pemerintah pusat memiliki sejumlah kewenangan, yaitu dalam bidang pilitik luar negeri, pertahanan keamanan, serta kewenangan tertentu bidang lain. Tetapi, kewenangan -kewenangan pusat ini diberlakukan di Provinsi Papua dengan kekhususan. Kekhususan-kekhususan ini akan dapat Saudara-saudara ketahui dari penjelasan saya lebih lanjut.

Page 10: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Yang kedua , Undang-undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua merupakan dasar hukum bagi kita untuk mempunyai indentitas di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana keinginan rakyat Papua, nama Provinsi kita sekarang adalah Provinsi Papua. Di samping itu, selain menggunakan Sang Merah Putih sebagai Bendera Negara dan Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan, kita pun dapat memiliki lambang daerah sebagai panji kebesaran dan simbol kultural yang menunjukkan kemegahan jati diri kita sebagai papua.Lambang daerah itu berbentuk Bendera Daerah dan lagu Daerah, namun tidak diposisikan sebagai simbol kedaulatan. Bendera apa yang akan kita gunakan sebagai bendera Daerah, dan lagu apa yang akan kita gunakan sebagai lagu Daerah kita, serta bagaimana tata cara penggunaannya, masih harus kita bicarakan lagi dan harus diatur dalam peraturan Daerah Khusus atau Perdasus. 

Yang ketiga ,Undang-undang Otonomi Khusus Provinsi Papua memberikan perlindungan yang sangat sentral dan penting terhadap hak-hak masyarakat adat dan orang asli Papua. Dalam hal sosial-politik, kita akan memiliki suarua badan yang disebut dengan Majelis Rakyat Papua atau disingkat MPR. MRP adalah representasi kultural orang asli Papua dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan perempuan , pemantapan kerukunan hidup beragama.

Yang menjadi anggota MPR hanya ornag-orang asli Papua . Mereka terdiri atas wakil-wakil adat, wakil-wakil agama, dan wakil-wakil perempuan, yang jumlahnya masing-masing sepertiga dari total jumlah anggota MPR. MPR bertanggung jawab untuk memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, pengaduan masyarakat adat, umat beragama, kaum perempuan dan masyarakat Provinsi Papua pada umumnya yang menyangkut hak-hak orang asli Papua, serta menfasilitasi tidak lanjut penyelesaiannya.

Dalam kaitan dengan tanggung jawabnya untuk melindungi hak-hak penduduk asli Papua, maka MPR diberikan kewenangan oleh Undang-undang ini untuk menyetujui atau tudak menyetujui rancangan peraturan Daerah Khusus (perdasus) yang diajukan bersama-sama juga berhak untuk meminta agar Peraturan Daerah Provinsi (perdasi) atau keputusan Gubernur yang dinilainya bertentangan dengan perlindungan hak-hak orang asli Papua untuk ditunjau kembali.

MPR ini masih harus dibentuk dan anggota-anggotanya masih harus sipilih.Saya berharap bahwa pada tahun 2002 ini, kelembagaan MPR sudah terbentuk. Bagaimana para anggota MPR ini dipilih masih harus kita bicarakan bersama dalam kesempatan lain. 

Selain itu ,undang-undang otonomi Khusus Provinsi Papua juga memberikan ruang yang luas bagi perlindungan hak-hak ekonomi, dan sosial masyarakat adat. Mulai sekarang, tidak boleh lagi ada kegiatan ekonomi yang memanfaatkan sumberdaya alam Papua yang dimiliki oleh masyarakat adat seperti tanah, hutan, tambang, minyak, gas dan perikanan laut, tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari masyarakar adat tersebut. Masyarakat adat menurut Undang-undang kita ini berhak memperoleh manfaat ekonomi yang layak dan adil dari

Page 11: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

eksploitasi sumberdaya alam di wilayah adatnya-bisa dalam bentuk ganti rugi, penyertaan modal, sewa, atau bentuk-bentuk lain yang disepakati bersama antara masyarakat adat dengan investor. Pemerintah hanya berfungsi untuk memfasilitasi kesepakatan tersebut. 

Disamping itu, Undang-undang kita ini mengakui eksistensi dan peranan Peradilan Adat .Peradilan adat bersifat peradilan perdamaian di lingkungan masyarakat hukum adat, dan memiliki kewenangan untuk memeriksa dan mengadili sengketa perdata adat maupun perkara pidana di antara para warga masyarakat hukum adat, sesuai dengan ketentuan hukum adat dari masyarakat adat yang bersangkutan. 

Saudara-saudaraku rakyat Provinsi Papua yang saya banggakan , 

Selain Hal-hal yang telah saya kemukakan diatas , Undang-undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua juga memuat aturan-aturan mengenai sumber keuangan bagi kita untuk melaksanakan program-program pembangunan . kita semua tahu, bahwa rakyat Provinsi Papua sudah lama tertinggal jauh dari saudara-saudaranya di berbagai Provinsi di Indonesia . Kita hanya bisa mengejar ketertinggalan itu kalau kita memiliki dana yang besar dan jumlahnya memadai. Bahkan , apabila Otonomi Khusus tidak bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pemb diterima oleh provinsi maupun Kabupaten dan Kota di Papua sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah Pusat dan Daerah. Artinya, hak-hak yang selama ini sudah dinikmati oleh Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten dan kota se Papua menurut Undang-undang Nomor 25 tidak berkurang karena berlakunya Undang-undang Otonomi Khusus ini. Sebaliknya, melalui Otonomi Khusus ini kita memperoleh tambahan dana tambahan dana pembangunan, yaitu : 

Yang pertama, sudah mulai berlaku pada tahun anggaran 2002 ini adalah penerimaan khusus dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus di Provinsi Papua yang besarnya setara dengan 2 persen dari Plafon dana Alikasi Umum Nasional . Berdasarkan bunyi Undang-undang ini, maka diperkirakan kita akan memperoleh tambahan dana sebesar kurang lebih Rp 1,3 triliun rupiah . Dana ini terutama ditujukan untuk meningkatkan mutu SDM Papua melalui pendidikan dan keseharan. 

Yang kedua, adalah dana yang diperoleh dari bagi hasil sumberdaya alam pertambangan minyak bumi dan pertambangan gas alam masing-masing sebesar 70 persen .Walaupun tahun ini kita sudah mulai menerima dana dari sumber ini, tetapi jumlahnya baru akan meningkat secara tajam sesudah industri gas alam tangguh di Teluk Bintuni dan Teluk Berau mulai berproduksi dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Karena pentingnya sektor pertambangan minyak dan gas bagi sumber keuangan kita, maka kita akan terus berusaha untuk menemukan sumber-sumber minyak dan gas baru untuk lebih lagi meningkatkan kemampuan keuangan kita di waktu-waktu mendatang , agar lebih banyak lagi kegiatan pembangunan yang bisa kita lakukan. Undang-undang Otonomi Khusus Provinsi Papua mengatur bahwa minimal tiga puluh persen penerimaan dari sektor ini dialokasikan bagi biaya pendidikan, dan lima belas persen untuk kesehatan dan perbaikan gizi. 

Page 12: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Yang ketiga, adalah dana tambahan dalam rangka pelaksanaan otonomi khusus Provinsi Papua yang besarnya dutetapkan antara pemerintah pusat dengan DPR RI atas dasar usulan Provinsi . Sumber dana ini terutama ditujukan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Target kita adalah bahwa dalam waktu sekurang-kurangnya 25 tahun seluruh kota-kota Provinsi, kabupaten/kota, Distrik atau pusat-pusat penduduk lainnya di Provinsi papua sudah terhubungkan oleh transportasi darat, laut atau udara yang berkualitas. 

Dengan demikian kita dapat melakukan aktivitas ekonomi secara baik dan menguntungkan sebagai bagian dari sistem perikonomian nasional dan global. Intinya saudara-saudara sekalian , melalui tambahan dana ini kita bisa melakukan berbagai kegiatan pembangunan yang bermutu bagi seluruh rakyat Papua . 

Dalam bidang pendidikan, misalnya, kita bisa melaksanakan pendidikan yang bermutu di semua jenjang dan jalur dengan beban rakyat serendah-rndahnya sampai tingkat Sekolah Lanjutan.Demikian pula, setiap penduduk Provinsi Papua berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dengan beban masyarakat serendah-rendahnya. 

Saudara-saudaraku penduduk Provinsi Papua yang saya hormati, 

Hal lain yang perlu pula saya kemukakan di sini adalah masalah penegakan hukum dan perlindungan Hak-hak Asasi Manusia (HAM) .Undang -undang Otonomi Khusus bagi provinsi Papua memberikan penekanan yang jelas dan tegas tentang pentingnya menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Papua yang damai dan sejahtera adalah Papua yang penduduknya patuh pada hukum, dan aparat penegak hukumnya profesional, menghormati sistem budaya, serta menjunjung tinggi HAM. 

Itu sebabnya, dengan berlakunya Undang-undang kita ini, maka kebijakan mengenai keamanan di Provinsi Papua dikoordinasikan oleh Kapolda Provinsi Papua dengan Gubernur Papua.Pengangkatan Kapolda dilakukan oleh Kapolri dengan persetujuan Gubernur Papua.Demikian pula, pendidikan dasar dan pelatihan umum bagi bintara dan tamtama polri di Provinsi Papua deberi kurikulum muatan lokal dan lulusannnya diutamakan untuk penugasan di Provinsi Papua. selain itu, seleksi untuk menjadi perwira, bintara,dan tamtama polri di Provinsi Papua dilaksanakan oleh Polda Papua dengan memperhatikan sistem hukum, budaya, adat istiadat, dan kebijakanGubernur Provinsi Papua. Kita berharap, dengan kebijakan ini, maka akan lebih banyak orang-orang asli papua uang menjadi anggota polri dengan ketrampilan dan profesionalisme yang kita banggakan. 

Semua ini kita lakukan dalam upaya kita bersama agar dalam era Otonomi khusus ini, Provinsi

Page 13: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Papua adalah polisi yang dicintai oleh rakyat. Bahkan lebih dari pada itu, kita semua berusaha agar seluruh aparat negara yang bertugas di papua, baik aparat TNI, maupun aparat sipil, adalah aparat yang dicintai oleh rakyat di Provinsi ini, karena mereka melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional, patuh pada hukum, dan dengan menjunjung tinggi HAM. 

Kekuasaan peradilan, kehakiman dan kejaksaan di Provinsi Papua dilaksanakan sesuai dengan sistem hukum nasional . Dalam pada itu , karena hingga saat ini jumlah orang-orang asli Papua yang berprofesi sebagai hakim dan jaksa masih sangat sedikit, maka undang-undang kita ini mengatur bahwa orang asli papua berhak memperoleh keutamaan untuk diangkat menjadi Hakim atau Jaksa ai Provinsi Papua. 

Khusus mengenai perlindungan Hak-hak Asasi Manusia di Provinsi Papua, saya ingin menekankan beberapa hal berikut ini. Undang-undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua mengatur bahwa pemerintah bahwa pemerintah Republik indonesia, Pemerintah Provinsi dan pendudukan provinsi papua wajib menegakkan , memajukan, melindungi, dan menghormati Hak Asasi Manusia si Provinsi Papua. 

Itu sebabnya, kita semua menyesalkan dan mengutuk setiap pelanggaran HAM yang terjadi di Provinsi Papua.Itu sebabnya pula, kita semua menyesalkan dan mengutuk pembunuhan terhadap Bapak Theys Hiyo Eluay pada akhir tahun lalu. Tidak benar, dan betul-betul tidak bertanggung jawab, kalau ada yang berpendapat bahwa Bapak Theys Hiyo Eluay dibunuh, karena Otsus akan diberlakukan di Provinsi Papua.Justru Undang-undang Otonomi Khusus bagi provinsi papua tidak bisa menerima setiap bentuk pelanggaran HAM, apalagi pembunuhan terhadap masyarakat sipil yang memperjuangkan aspirasi dengan cara damai. 

Yang terjadi justru sebaliknya, yaitu bahwa pihak atau oknum yang merancang dan melakukan pembunuhan tersebut adalah mereka yang tidak ingin melihat rakyat Papua sejahtera dan hidup dalam kedamaian. Mereka itu satu waktu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum di dunia ini, dan di depan takhta Tuhan Allah yang maha adil.

Dalam rangka penghormatan, penegakkan, pemajuan dan perlindungan HAM, serta penyelesaian pelanggaran HAM di Propinsi Papua, Undang-undang kita mengatur bahwa di Propinsi Papua dibentuk perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Pengadilan Hak Asasi Manusia, dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di bentuk dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa di Pripinsi Papua.Tugas Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi ini adalah melakukan klarifikasi sejarah Papua untuk pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI, serta merumuskan dan menetapkan langkah-langkah rekonsiliasi. 

Saudara-saudara yang saya hornati, 

Page 14: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Masih banyak lagi aspek-aspek penting Undang-undang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua yang tidak sempat saya bahas dalam kesempatan ini.karena itu, saya mengajak seluruh penduduk Papua untuk membaca Undang-undang tersebut dengan seksama. Saya juga telah memerintahkan para Bupati dan Walikota dan jajarannya untuk melakukan sosialisasi sampai ke tingkat yang paling bawah.dalam waktu dekat, sosialisasi tersebut akan di lakukan di semua Kabupaten dan Kota. Ketika sosialisasi tersebut akan dilakukan, saudara-saudara dapat menanyakan hal-hal mengenai Otsus yang masih belum jelas. 

Penting bagi saya untuk menegaskan dua hal yang berkaitan dengan sukses-tidaknya pelaksanaan Otsus ini.Pertama, Undang-undang Otonomi Khusus ini adalah suatu dasar hukum bagi kita untuk bekerja. Undang-undang ini baru akan membawa hasil yang nyata kalau kita semua, seluruh rakyat Propinsi Papua bekerja keras dengan setia dan jujur. kerja keras itu harus di tunjukan oleh semua pihak, mulai dari aparat pemerintahan, para anggota TNI dan POLRI, para tokoh Parlemen, tokoh-tokoh Masyarakat, tokoh Agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, pekerja LSM, baik orang asli Papua maupun bukan asli Papua. Kesejahteraan dan kedamaian tidak akan pernah datang dengan sendirinya, kecuali kita bekerja keras untuk mencapai hal tersebut. 

Kedua, perlu ada pengawasan yang diberikan melalui jalur politik, hukum dan sosial- yaitu yang melinatkan seluruh rakyat, agar undang-undang ini bisa dilkasanakan dengan baik.Kita harus seawal mungkin mencegah semua hal-hal yang membelokkan kita dari cita-cita kesejahteraan dan kedamaian rakyat Papua.kita harus berusaha supaya tidak terjadi korupsi, dan penyelewengan, serta tindakan-tindakan melanggar hukum dan moral seperti kolusi dan nepotisme dalam pelaksanaan Otsus di Propinsi Papua. hanya apabila ada pengawasan yang efektif maka pemerintahan kita di Pripinsi Papua ini akan menjadi pemerintahan yang bersih, baik, demokratis, profesional dan transparan. 

Demikianlah mengawali pidato saya mengawali pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi Khusus Propinsi Papua.menutup pidato saya ini, saya mengajak kita semua untuk menyimak dari Firman Tuhan yang terambil dari Kitab Mazmur 127:1, yang berbunyi demikian : " Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, aia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga." Marilah kita mendasarkan semua usaha kita mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian di Propinsi Papua yang kita cintai ini dengan takut akan Tuhan. Hanya Dia sajalah sumber kesejahteraan dan kedamaian itu. 

Sekian Dan Terimakkasi 

http://www.papuapost.com/Otsus/index.htm  

Page 15: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

ANALISA KOMITE ALIANSI MAHASISWA PAPUA ATAS ISI MAJELIS RAKYAT PAPUA

 

A. ANALISA ATAS ISI MRP

Pada bagian ini kami Komite Mahasiswa Papua dengan menghadirkan semua komponen mahasiswa dan unsur masyarakat dan secara bersama berusaha menganalisa isi draf PP MRP yang sidahkan oleh Presiden RI tertanggal 23 Desember 2004 di Jakarta dan dibawah datang di Papua pada tanggal 24 Desember 2004 sebagai KADO NATAL. Kami melalui bedah buku PP MRP serta dalam diskusi panel yang di selenggarakan selama 2 (dua) hari (tanggal 5/1, 9-1-2005) di Aula Serba Guna STFT “Fajar Timur” berhasil menemukan kekuatan dan kelemahan. Berikut ini akan kami bagikan hasilnya kepada saudara/i untuk diketahui bersama.

 

KEKUATAN MRP

Setelah kami mahasiswa melihat kekuatan serta kelemahan yang tersirat maupun yang tersirat dalam MRP yang disahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tertanggal 23 Desember tersebut.Kami tidak menemukan satu kekuatan pun di dalamnyha.Apa yang termuat di dalam MRP, pemerintah seolah-olah memahami bahwa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat adalah ketertinggalan dalam pembangunan, sehingga hanya mengatur bagaimana pembangunan itu dirasahkan oleh masyarakat Papua. Dalam hal ini pemerintah tidak pernah memikirkan dan mengatur sekalipun dalam PP MRP ini mengenai peraturan khusus untuk menyelesaikan akar permasalahan di Papua, yakni masalah HAM dan POLITIK. Siapakah dan dengan peraturan apakah yang bisa mengatur serta menyelesaikan secara khusus akar permasalahan di Papua tersebut ?

Bagi kami mahasiswa merasa bahwa untuk masalah pembangunan adalah kewajiban pemerintah untuk diatur serta dijalankan.Sedangkan masyarakat punya hak untuk menuntutnya.Ironisnya bahwa dalam draf MRP peraturan tentang pengaturan dan penyelesaian terhadap masalah-masalah mendasar yang selama ini dituntut tidak satupun diungkapkan didalamnya.Bahkan draf MRP yang disusun oleh masyarakat justru tidak diberikan dan satupun tidak dimuat didalamnya.Dari sebab itu kami segenap mahasiswa menilai bahwa draf MRP yang disahkan itu merupakan draf yang tidak aspiratif dan representatif cultural masyarakat Papua.Namun sebaliknya bahwa PP MRP hanyalah merupakan sarana propaganda politik penguasa Indonesia.

Oleh karena itu, pada bagian berikut ini kami mahasiswa kiranya dapat menunjukkan beberapa kelemahan yang terdapat dalam draf PP MRP yang perlu kita ketahui bersama.

 

Page 16: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

KELEMAHAN MRP

Pada bagian ini kami akan berusaha mengkaji dan mengemukakan beberapa pasal yang terdapat dalam peraturan Pemerintah Majelis Rakyat Papua (MRP). Apa yang akan kami kemukakan berikut ini merupakan beberapa kelemahan yang dapat membahayakan eksistensi orang Papua dan sekaligus juga menghambat pembangunan manusia Papua yang hakiki ke depan. Pasal-pasal yang menurut alias kami sama sekali dapat membahayakan dan merugikan yang terdapat dalam seluruh isi MRP adalah sebagai berikut :

a. Pasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP

ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan / orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua.

Pasal 3 ayat 1 tentang Tanggapan KMP: Kami menilai bahwa dalam pasal ini tidak menunjukkan dan menyampaikan secara tepat orang asli Papua yang sebenarnya. Hal ini sangat membingunkan masyarakat Papua.Karena dewasa ini ada rupa-rupa orang yang menyebut diri orang Papua hanya karena kepentingan pribadinya semata.Dengan demikian, kami menunjukkan bahwa cirri-ciri orang asli Papua adalah orang yang berambut keriting, berkulit hitam yang tergolong dalam suku-suku pribumi Papua.

ü Keanggotaan MRP : 1). Anggota MRP terdiri dari orang-orang asli Papua yang berasal dari wakil-wakil adat, agama, dan perempuan di Provinsi. 2). Anggota MRP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jumlahnya tidak lebih dari (tiga per empat) jumlah anggota DPRP.

Tanggapan : Kami kelompok mahasiswa menilai bahwa ketiga kelompok ini tidak merepresentasikan dan mengakomodir semua suku-suku pribumi Papua. Kurang lebih 250 suku yang ada di Papua tidak dapat diwakili oleh 45 orang anggota MRP. Berdasarkan pengalaman bangsa Papua selama bergabung dengan bangsa Indonesia secara de fakto telah terjadi penjajahan internal, dimana dari dahulu hingga pada saat ini suku-suku Papua tertentu (kelompok minoritas) terus mengeksploitasi suku-suku Papua yang lain (kelompok mayoritas) dengan bantuan pemerintah Indonesia. MRP bertujuan untuk mempertahankan kondisi yang tidak manusiawi ini.

ü Tanggapan Pasal 4 huruf O : Berpendidikan serendah-rendahnya Sekolah Dasar atau sederajat untuk wakil adat, sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) atau sederajat untuk wakil agama dan perempuan.

Poin ini kami menilai bahwa jelas-jelas ini merupakan suatu proses pembodohan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat adat Papua. Karena dengan pengetahuan yang minim mudah dikendalikan oleh pemerintah Indonesia untuk mengiyahkan dan memenuhi kepentingan

Page 17: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

penguasa.

ü Pasal 10 ayat 1: Pemilih terdiri atas anggota masyarakat adat, masyarakat agama, masyarakat perempuan, dan penduduk yang telah berdomisili sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan.

Tanggapan : Kami menilai bahwa pasal ini sangat merugikan orang asli Papua. Karena pasal ini akan membuka peluang bagi orang non Papua. Hal ini karena jumlah penduduk non Papua setiap bulan semakin meningkat secara terprogram, bahkan tanpa melalui prosedur yang ada (imigran gelap). Maka pasal ini akan berdampak pada pemilihan anggota MRP. Dimana perbandingan jumlah pemilih orang non Papua lebih dominan dibandingkan orang asli Papua.

Pasal 16 ayat 1, Pasal 17 ayat 1-6, PP MRP NO. 54 Tentang MRP

ü Pasal XVI : 1) Calon anggota wakil agama dari setiap agama diajukan oleh masyarakat agama masing-masing.

Tanggapan : Ayat ini memiliki implikasi yang buruk terhadap eksistensi suku-suku asli di Papua. Misalnya: komponen agama memiliki jatah 15 kursi dan ini dapat diperebutkan oleh masyarakat agama ( Katolik, Protestan, Islam, Hindu dan Budha). Karena agama bersifat universal, maka hal ini dapat membuka peluang bagi masyarakat agama non Papua untuk menduduki kursi MRP (unsur agama). Dan apabila hal ini terjadi, maka kemungkinan akan terjadi kecemburuan social dalam tubuh agama, sehingga konflik dalam tubuh agama dapat dengan mudah terjadi.

ü Pasal 17 ayat 1-6 tentang pengesahan dan pelantikan.

Tanggapan : Semua ayat yang terdapat didalam pasal ini sangat merugikan rakyat Papua. Karena hak pilih rakyat harus mendapat persetujuan lagi dari menteri dalam negeri, sedangkan pemilihan anggota MRP tidak sama dengan pemilihan bupati dan wali kota yang harus mendapat persetujuan dari menteri dalam negeri. Adanya intervensi pemerintah pusat seperti demikian, maka MRP nyata-nyata adalah alat untuk memenuhi kepentinggan penguasa Indonesia.

Pasal 32, PP. No. 54 Tentang MRP

ü Pasal 32 tentang tugas kelompok kerja MRP sebagaimana dimaksud dalam pasl 31 :

a) Kelompok kerja adat mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan dalam rangka perlindungan adat dan budaya asli;

Tanggapan : Kami menilai bahwa kelompok kerja adat hanya memiliki fungsi pertimbangan tetapi tidak memiliki kebebasan penuh untuk menetapkan dan memutuskan segala sesuatu yang

Page 18: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

berkaitan dengan perlindungan adat dan budaya asli Papua. Dengan demikian proses penghancuran suku-suku pribumi Papua (Adu Domba, Genoside, dll) dan penghancuran budaya Papua yang sekarang sedang berlangsung akan terus berlanjut.

b) Pada poin ini mengatakan bahwa : kelompok kerja perempuan mempunyai tugas melindungi dan memberdayakan perempuan dalam rangka keadilan dan kesetaraan gender.

Tanggapan : Kami melihat bahwa point ini amat tidak jelas penjabarannya. Perempuan dapat melindungi kesetaraan gender dengan kekuatan apa ? Kepada perempuan siapa yang harus diberdayakan ? Perempuan Papua atau non Papua ?karena pengalaman membuktikan bahwa selama ini pemerintah lebih cenderung hanya memberdayakan perempuan non Papua. Dari pengalaman yang dialami oleh perempuan Papua ini, bila dipikirkan lebih jauh perempuan Papua akan semakin tersingkir kebelakang oleh karena tidak ada

penegasan secara khusus bagi perempuan asli Papua.

c) Pada huruf ini berbunyi: kelompok kerja keagamaan mempunyai tugas memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama.

Tanggapan : Kami menilai bahwa tidak ada penjelasan untuk mempertajam tugas memantapkan kerukunan umat beragama. Karena di Papua ada dedominasi gereja dan beberapa agama.Agama Papua mayoritas Kristen sehingga seharusnya ada prioritas untuk agama Kristen.Pasal ini sengaja membuka pintu untuk menyebarluaskan dan menguasai agama yang mayoritas di Indonesia tersebut di Tanah Papua.

Pada ayat kedua dikatakan : Tugas kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan tata tertib MRP.

Tanggapan : Kami mahasiswa menilai bahwa tugas dan wewenang kelompok kerja sangat berkurang, karena hanya sebatas memberi saran, pertimbangan, dan persetujuan. Jadi tidak mempunyai legitimasi hukum untuk menjamin hak-hak orang Papua dan tidak punya wewenang untuk menolak andaikata tidak sesuai dengan hak-hak orang Papua.Dengan demikian pemeritah dapat bertidak secara sewenang-wenang terhadap hak-hak dasar orang Papua.Ini berarti pengaturan tata tertib ini hanya boleh dilihat sebagai jembatan bagi penguasa untuk merampas dan menguasai hak-hak dasar orang Papua dan mereka hanya sebatas pertimbangan dan persetujuan.

Pada pasal 71 ayat 1 bahwa : rencana pemekaran provinsi disampaikan oleh pemerintah Provinsi bersama DPRD kepada MRP untuk mendapat pertimbangan.

Page 19: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Tanggapan : Kami mahasiswa menilai bahwa pemekaran Provinsi akan menimbulkan konflik horizontal. Juga akan mempermudah proses eksplorasi Sumber Daya Alam Papua. Juga dengan adanya ini justru akan memperluas militerisme (pemekaran badan ekstra territorial TNI di Papua Barat) di Tanah Papua, sehingga masyarakat akan tetap berada dibawah tekanan dan penguasaan militer.

d) Pasal 41 ayat 1, Pasal 55 ayat 2 &3, Pasal 71. PP. No. 54 Tentang MRP :

ü Pasal 41 ayat 1 yang berbunyi: Kebijakan daerah yang dibuat oleh pemerintah kabupaten / kota mengenai hal-hal yang terkait dengan perlindungan hak-hak orang asli Papua, disampaikan kepada MRP untuk mendapat pertimbangan.

Tanggapan : kami menilai bahwa selama bangsa Papua bergabung dengan NKRI sejarah membuktikan bahwa kebijakan pemeritah Indonesia tidak pernah berpihak kepada kehendak rakyat Papua. Dari sebab itu, perlindungan terhadap hak-hak dasar orang Papua tidak akan pernah memuaskan. Apalagi kewenangan MRPdibatasi pada hanya untuk memberikan pertimbangan atas kebijakan.

ü Pasal 55 ayat 2 dan 3 yang berbunyi : 2) Sekertaris MRP diangkat dari PNS yang memenuhi syarat oleh Gubernur.

Tanggapan : Kami mahasiswa menilai bahwa sekertaris MRP dikendalikan oleh eksekutif. Kalau memang MRP mau diberlakukan di Papua, mengapa ada intervasi dari pihak eksekutif, pada hal seharusnya ia mempunyai lembaga yang mempunyai kewenangan penu dan dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, keberpihakan kepada kehendak asasi rakyat sulit direalisasikan sesuai dengan fungsi dan peranannya

 

B. PROYEKSI KEDEPAN

Bertitik tolak dari beberapa bahaya-bahaya yang terapat dalam Peraturan Pemerintah MRP yang telah kai kemukakan diatas ini, maka kami mahasiswa Papua berusaha memandang ke depan bagaimana eksistensi manusia Papua kelak di bawah bingkai NKRI. Dari sebab itu kami mahasiswa berusaha menganalisa proyeksi kami ini dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek-aspek yang kami angkat disini adalah sebagai berikut:

1. Aspek Politik

Pada awalnya kami mahasiswa mengangap bahwa MRP yang disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tertanggal 23 Desember 2004 di Jakarta ini merupakan MRP yang asli,

Page 20: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

yang keluar dari hati nurani rakyat Papua. Setelah kami melihat dan menganalisa isinya secara ilmiah atas MRP tersebut, ternyata bukanlah yang asli melainkan produk pemerintah pusat yang secara paksa diturunkan dan mau menerapkan dalam kehidupan masyarakat Papua untuk mempertahankan status penjajahan ditanah Papua yang terjadi dari dahulu hingga kini. Kami juga menilai bahwa MRP sidahkan karena kepentingan politik pemerintah Indonesia. Mengapa kami katakan kepentingan politik ? Karena penguasa bangsa Indonesia mau mengelabui atau meredam aspirasi rakyat Papua, yaitu: aspirasi Papua Merdeka, “aspirasi M”. Dengan demikian dari aspek ini kami melihat bahwa MRP akan berperan sebaga alat propaganda politik NKRI semata-mata ditanah Papua. Masyarakat Papuapun akan tetap mengalami ketidak puasan dengan penerapan MRP ini.

Bila MRP diterapkan akan menjadi bahaya besar bagi masyarakat Papua, yakni selain berperan sebagai alat propaganda politik pemerintah. Pemerintah juga akan berusaha untuk mempertahankan Status Quo para penduduk non Papua, sehingga manusia Papua semakin minoritas dan terpinggirkan diatas tanahnya dan kekayaannya sendiri.

 

2. Aspek HAM

Bila pemerintah memiliki hati nurani yang murni dan berkehendak bebas pasti meluangkan waktu dan tempat untuk bernegosiasi dengan rakyat Papua atas pengesahan dan pembahasan MRP tersebut.Tiga tahun terakhir ini masyarakat Papua tidak menginginkan pengesahan MRP produk pemerintah Indonesia, yang mana tidak tahu menahu isi dan bentuknya itu.Tetapi mereka meminta penyelesaian pelanggaran HAM yang terjadi selama ini, secara khusus kasus Assue dan Puncak Jaya.Pada perayaan Natal mayoritas umat kristiani ditanah Papua dikagetkan dengan “perayaan” Politik dimana terjadi pengumuman pengesahan MRP.Dan hal itu diistilahkan dengan Kado Natal.Pada kenyataannya bahwa pengumuman dan pengesahan jelas-jelas terjadi secara paksa dan dipaksakan untuk menerimanya, padahal itu bukan aspirasi masyarakat Papua yang dituntutu sebelumnya. Oleh karena itu, pemberian MRP oleh pemerintah RI terhadap rakyat Papua dengan cara yang demikian jelas merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Bila dilihat dari kaca mata HAM, kami menilai bahwa kalau PP MRP yang mengandung problematic ini diterapkan, maka manusia Papua pasti akan mengalami proses depolitisasi dan dehumanisasi.

 

3. Aspek Sosial Ekonomi

Kesejahteraan dan ketenangan diatas tanahnya sendiri adalah dambaan seluruh orang Papua. Pemerintah merasa impian ini akan menjadi nyata kalau-kalau otonomi khusus diberikan. Walaupun OTSUS diberikan harapan tersebut tidak kunjung datang ketika triliun rupiah berhamburan hanya dikalangan pejabat pemerintahan.Sementara ribuan duka dan kesengsaraan

Page 21: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

rakyat Papua terus bertambah.Ditengah kemelut yang demikian ada harapan baru yang diberikan oleh pemerintah Indonesia bersatu, yakni MRP yang disebut-sebut sebagai pilar utama penyelesaian segala masalah di Papua. Apakah dengan adanya MRP harapan ini akan terwujud ?benarkah ?

Sejarah membuktikan bahwa Sumber Daya Alam Papua yang diolah oleh pemodal melalui pemerintah Indonesia tidak pernah menjamin kesejahteraan dan kedamaian manusia Papua. Setelah mempelajari dan menganalisa isi MRP, maka kami menilai bahwa MRP hanya sebagai bahan komoditi politik penguasa Indonesia untuk mengeksploitasi sumber daya alam di Papua oleh para pemodal, baik dari investor asing maupun Indonesia. Dengan demikian MRP akan menjadi jalan satu-satunya untuk menguasai segala aspek pembangunan yang pada akhirnya mengasingkan orang Papua diatas tanah dan kekayaannya sendiri.

 

4. Aspek Sosial Budaya

Menurut pemahaman masyarakat Papua bahwa karakter orang Papua amat jauh berbeda dengan karakter orang Indonesia.Oleh karena itu, bila mau menyelesaikan masalah di Papua pemerintah harus menemukan metode yang sesuai dengan karakter orang dan budaya Papua.Metode penyelesaian masalah menurut karakter orang Papua yang dimaksud disini adalah metode duduk bersama-sama (berdialog antara kedua belah pihak) untuk mencari dan menemukan suatu kesepahaman budaya bersama (consensus).Menurut manusia Papua, bila hal consensus tidak terlaksana dalam kehidupan bersama, maka konflik tidak kunjung padam. Dalam hidup berkomunitas dan membangun pemahaman bersama, manusia selalu menghargai dan menghormati hak-hak dasar orang lain. Tetapi kami, mahasiswa/I Papua merasa hal ini tidak akan pernah terlaksana diarena hidup MRP. Mengapa ?karena dengan dalil masyarakat adat, memberikan kebebasan kepada para plustrokrasi untuk menguasai hak-hak dasar orang asli Papua. Sehingga kami menilai akan kehidupan manusia kedepan bahwa MRP hadir sebagai pencipta konflik ras internal antara manusia Papua, karena MRP tidak akan merepresentasikan seluruh suku pribumi Papua.

Isi MRP yang tidak menyingung tentang pembatasan transmigrasi dan imigrasi gelap yang semakin hari semakin meningkat dibumi persada Papua. Hal ini ke depan akan mengakhibatkan pencampur gen dan budaya di Papua. Oleh karena itu, manusia Papua akan mengalami kehilangan identitas dan jati diri sebagai orang Papua, dan juga akan terjadi kegoncangan budaya yang sangat hebat.

 

5. Aspek Religi

Manusia sebagai makluk ciptaan Tuhan yang lengkap dengan rasio yang murni serta hati yang bersih, mestinya tahu dan bisa membedakan: “mana agama dan mana politik”. Tetapi kebodohan dan kedurhakaan membuat manusia lupa segalanya.Dimensi agama selalu mewartakan kasih

Page 22: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Alllah kepada manusia yang lemah, miskin dan papah agar mereka bahagia dan damai dalam hidupnya. Benarkah hal ini terlaksana di Papua pada masa kini ?Belakang ini, orang memakai podium agama sebagai podium sandiwara politik semata. Lihatlah dan ikutlah memory 23, 26 Desember 2004 yang gemanya membius sampai kini dimanfaatkan sebagai alat untuk memenuhi kepentingan orang tertentu, seperti KKR yang bernuansa politik, dan lain-lain. Sama halnya dengan natal kali ini, yaitu: pengesahan dan penyerahan MRP oleh pemerintah Indonesia kepada rakyat Papua. Masyarakat Papua yang mayoritas beragama Kristen dikagetkan dengan perayaan Natal menjadi perayaan politik di gedung berbintang delapan (8) (huruf delapan menyimbolkan a ngka kemalangan), yakni digedung olahraga cenderawasih (GOR). Padahal, isinya tidak bersangkut-paut dengan norma-norma dan nilai-nilai agama. Jadi, setelah dikaji dan dianalisa secara ilmiah, lagi-lagi terjadi penipuan dan

pembodohan terhadap bangsa Papua oleh bangsa Indonesia.

Kegiatan agama kadang dipolitisir. Hal seperti ini, tentu saja akan terjadi pula kedepan. Ini lebih didorong pula dengan dkurang adanya pengaturan yang tegas. Bila peraturan MRP itu dijalankan ada bahaya yang dapat kami lihat bahwa mayoritas orang Papua yang beragama Kristen kemungkinan akan melemah dan suatu saat bisa saja terjadi Islamisasi ditanah Papua.

 

6. Aspek Psikologi

Kebijakan yang diambil pemeritah seharusnya kebijakan yang kiranya dapat menguntungkan manusia Papua. Namun pada kenyataannya kebijakan yang selalu diambil oleh penguasa pusat di dalamnya selalu mengandung kepentingan politik yang ujung-ujungnya akan memunculkan masalah. Misalnya saja dapat kita melihat kebijakan tentang operasi koteka yang telah pernah dijalankan oleh pemerintah Indonesia pada masa Soeharto dan operasi-operasi lainnya.Dualisme kebijakan tentang OTSUS dan Pemekaran yang telah melahirkan kematian nyawa manusia, pengesahan MRP yang diistilahkan dengan “Kado Natal” yang nota benenya bermuatan politik. Dengan melihat pengalaman masa lalu seperti ini kami dalam pembahasan MRP mengetengahkan bahwa dengan adanya barang ini kebijakan yang tidak memihak kepada aspirasi rakyat Papua akan terus terjadi. Orang Papua kedepan pun mungkin saja tidak akanpernah menghirup “udara segar”. Sehingga tekanan batin, ingatan penderitaan, kegelisahan, frustasi, trauma dan lain-lain akibat keterpurukan kebajikan ada konflik yang dialami masyarakat Papua selama tiga decade lebih ini akan tetap terbawa dan tidak akan pernah terobati. Justeru dengan adanya MRP kami melihat ada kelonggaran besar untuk terjadi pembunuhan terhadap karakter orang Papua.Juga tidak ada pengaturan yang tegas untuk mengatur suatu kebangkitan baru bagi identitas orang Papua.

Jadi dengan melihat semuanya ini kami dapat mengambil suatu kesimpulan bersama bahwa periode demi periode ditanah Papua akan mengalami penghabisan etnis akibat proses genoside

Page 23: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

yang sudah, sedang ada akan berlanjut ini melalui berbagai cara yang dilakukan oleh oknum penguasa yang tidak manusiawi.

 

C. REKOMENDASI / PERNYATAAN SIKAP

Dengan menyimak berbagai keterpurukan yang termuat dalam peraturan pemerintah Majelis Rakyat Papua tersebut diatas, maka kami segenap mahasiswa-mahasiswi se – Papua yang tergabung dalam komite ini, dengan hormat menyampaikan tuntutan dan pernyataan sikap kami kepada Bapak Presiden RI bersama segenap kabinet Indonesia bersatu, serta MUSPIDA Provinsi Papua bahwa

: 1. Kami segenap mahasiswa – mahasiswi Papua setelah mengkaji dan menganalisa secara seksama isi MRP yang disahkan, maka MRP jelas-jelas merupakan aspirasi penguasa Bangsa Indonesia untuk mempertahankan status penjajahan di Tanah Papua. Oleh karena itu kami segenap mahasiswa kembali pada aspirasi rakyat Papua, dan kami menolak dengan tegas pengesahan MRP.Karena MRP bukan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan segala masalah kemanusiaan yang terjadi di tanah Papua.Maka kami mendesak Presiden RI segera mencabut kembali pengesahan MRP demi keselamatan manusia Papua.

2. Tahun demi tahun penjajahan terhadap manusia Papua diatas tanahnya sendiri tidak pernah terhapuskan. Masalah pembangunan bukan solusi satu-satunya penyelesaian terhadap masalah kemanusiaan di Papua.Pembangunan di Papua adalah kewajiban pemeritah Indonesia dan hak rakyat Papua. Namun, untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan di Papua secara menyeluruh dengan cara yang bermartabat, adil, damai dan dialogis, maka kami mendesak kepada Presiden dan seluruh jajarannya segera mengagendakan penyelesaian masalah HAM dan Politik dengan membuka dialog Nasional dan Internasional dalam waktu yang dekat.

3. Kami mendesak kepada Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta kabinet Indonesia bersatu dan seluruh jajaran pemerintah di pusat, KAPOLDA dan PANDAM di Provinsi segera menyelesaikan kasus di Puncak Jaya dan Asue yang diciptakan secara sadar dan terprogram oleh TNI dan POLRI yang dijalankan secara rahasia dan maraton sehingga masyarakat Papua sedang menujuh kepunahan.

4. Presiden segera mengeluarkan instruksi penarikan kembali pasukan non-organik yang sedang beroperasi ditanah Papua umumnya dan Puncak Jaya serta Assue pada khususnya dan anggota TNI / POLRI yang terlibat dalam kasus tersebut harus bertindak tegas dan diproses secara hukum dan HAM yang berlaku secara Internasional

Demikian pernyataan sikap ini guna ditanggapi serta direalisasi oleh presiden Susilo Bambang

Page 24: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Yudhoyono dan Yusuf Kalla serta instansi-instansi terkait dipusat, provinsi maupun di tingkat kabupaten.“ Kami menanti hasilnya untuk menghapus Darah dan Cucuran Air Mata Anak Negeri Papua,

Ibarat Seorang Anak Yatim Piatu Yang Selalu Menanti Kasih Sayang Ayah dan Ibunya “

Port Numbay, 24 Desember 2004

Komponen yang mendukung dan mengesahkan pernyataan sikap ini terdiri dari berbagai organisasi besar kemahasiswaan di Papua,

yakni:

1. Asosiasi Mahasiswa se-Papua. 2. Ikatan Mahasiswa Theologi Kristen se-jayapura.3. Forum KomunikasiMahasiswa/I Digoel Maro Assuwets - FKM-DIMAS Se- Jayapura. 4. KKRS sema STFT – Fajar Timur. 5. Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah se-Indonesia.6. Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Paniai. 7. Komunikasi Mahasiswa Pelajar Kabupaten Puncak Jaya. 8. Perhimpunan Mahasiswa Pelajar Kabupaten Nabire. 9. Himpunan Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang. 10. Ikatan Mahasiswa Kabupaten Sorong. 11. Ikatan Pelajar Mahasiswa Mee. 12. Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah.

 

D. PENUTUP

emikian hasil analisa kami, Komite Mahasiswa / I Papua terhadap peraturan pemerintah No. 54. Tentang Majelis Rakyat Papua. Kiranya hasil ini dapat dikonsumsi oleh siapapun demi

pertimbangan situasi Papua ke depan. ***********************************************************************

Lampiran:About West Papua.pdfLampiran:IKMAPA VICE POLDA D.pdf

Lampiran:Its my special oke.pdfLampiran:OUR POINTS OF ONE.pdf

Lampiran:SEJARAH PAPUA BARAT MNRT OTTAWA.pdfLampiran:west-papua-national-authority-statement-3-mar-2008-indonesian.pdf

Lampiran:PAPUA AMOYE.pdfLampiran:BOCORANG DOKUMEN NEGARA REPOBLIK INDONESIA.pdf

Lampiran:The History of Apartheid in South Africa.pdfLampiran:DOC GAMBAR.pdf

Page 25: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Kata kunci:freedom4 papua, tanah zonadarurat, declarasi pbb, komite mahasiswa, sby hilangkanpapua

tidak ada komentar

DR. MARTEN LUTHER KINDS. JR Mar 31, '09 5:59 AMuntuk semuanya

Dr. Sen Yang’s Speech: I, Too, Have A Dream

February 19, 2008 by Catherine Hennessy

http://www.youmaker.com/

I, Too, Have a DreamTribute to Dr. Martin Luther King, Jr.

By Sen Yang Jan 23, 2008

President Clinton, Governor Huckabee, Senator Isakson, Mayer Franklin, and all honorable guests:

In 1992, I started my graduate study at Georgia Tech. I landed in Atlanta, a great city best known as the home of Dr. Martin Luther King Jr. I am honored to call this great city my second home in honor of the late Dr. Martin Luther King Jr. And “Georgia is on my mind”.

But when I first arrived, I knew little about Dr. King. I very much wanted to return to China. Everything was so unfamiliar to me. But then I noticed something I had never before experienced.

Page 26: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

I noticed that people in this country could say what they think without being arrested by the thought police. I noticed that people went to church on Sundays and that all people were free to practice their religion. I never saw people being arrested for bible study or for trying to be good and kind citizens of this country.

 

There was only one word that could describe my feeling: Freedom.

At first, I thoughts these freedoms were easily achieved in the United States. But then as I studied U.S. history, I learned about Martin Luther King Jr., one of the main leaders of the American civil rights movement. I read Dr. King’s “I Have a Dream Speech,” and started to have my own dream.

Please watch the video of Sen Yang’s Martin Luther King Day speech. I talked with a friend in China. He asked me what greatest thing was in US. I told him it was “freedom” I enjoy the most. He replied: “You are rich and we are poor. We will chase after ‘freedom’ when we get more money.” I told my friend: “You don’t need to be rich to fight for the right to be free.” I told him that Dr. King fought for the freedom not because he was rich, but because he had the heart.

I lived in China for 31 years and now in this country for 15 years. I love China and I love the people in China. I want them to be respected and live like human beings. I want them to enjoy the same inalienable rights that God has given to all his people, not only in the United States, but everywhere.

Inspired by Dr. King’s “I Have a Dream Speech,” I thank him for the sacrifices he endured to help all people in the United States become free. His life is an example for all people everywhere who have a dream of freedom, even me – a humble physicist happy to live as a free man in this country. I too have a dream.

I dream that all people in China will have freedom of thoughts and that they won’t have to endure persecution (torture, illegal arrests and interrogation) because of their most deeply held thoughts and ideals.

I dream that all people in China will have freedom of religion and that they won’t be persecuted because of what they believe; and that they won’t be sentenced to illegal prison terms or subjected to extra judicial killing.

I dream that Falun Gong practitioners in China can one day, walk to the public park and start to do the morning exercise without being beaten by the police.

I have a dream that my daughter can return to China and will not be judged by her belief in Falun Gong, but by her character. And, as Martin Luther King Jr. said:

And when this happens, when we allow freedom to ring, when we let it ring from every village and every hamlet, from every state and every city, we will be able to speed up that day when all

Page 27: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

of God’s children, black men and white men, Jews and Gentiles, Protestants and Catholics, will be able to join hands and sing in the words of the old Negro spiritual, “Free at last! free at last! thank God Almighty, we are free at last!”

This speech was given at The Martin Luther King, Jr. Annual Commemorative Service held at Ebenezer Baptist Church Horizon Sanctuary in Atlanta, Georgia on Monday, January 21.

MARTHEN LUTHER KINDS Day of Service

Submitted by jonescb on Thu, 01/15/2009 - 20:07

MLK Day of Service

During the 1950s and ’60s, civil rights leader Martin Luther King, Jr. recognized the power of service to strengthen communities and achieve common goals. Initiated by Congress in 1994, King Day of Service builds on that that legacy by transforming the federal holiday honoring Dr. King into a national day of community service grounded in his teachings of nonviolence and social justice. The aim is to make the holiday a day ON, where people of all ages and backgrounds come together to improve lives, bridge social barriers, and move our nation closer to the “Beloved Community” that Dr. King envisioned. With thousands of projects planned across the country, the 2009 King Day of Service on January 19 promises to be the biggest and best ever!

This year’s King Holiday is one day before the Inauguration of President-elect Barack Obama. The President-elect will participate in community service on King Day and is asking Americans to serve on the holiday and make an ongoing commitment to service. Organizers hope the President-elect’s call to service will lead to millions of Americans honoring Dr. King through

community service. 

Courtesy of MLKday.gov

United Way has partnered with Epsilon Omega Chapter Alpha Kappa Alpha Sorority, Inc. and The Greater New Haven NAACP, to bring you MLK Conference 2009, Building the Beloved Community: The Time is Now. There will be workshops for community members of all ages,

Page 28: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

speakers, and performances that are all focused on mobilizing community members and strengthening the community as a whole.

http://n2nlifeline.org/blogs/jonescb

http://socialstudiesmarianne.blogspot.com/http://images.google.co.id/images?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&um=1&q=Martin+Luther+King,+Jr&sa=N&start=20&ndsp=20

Kata kunci:kelly nettle, marthen luther, desmond tutu, declarasi pbb, edoway news, hak pribumi, sby hilangkanpapua2 komentar

OTORITAS SBY MEMILIH PEMUSNAHAN BANGSA PAPUA BARAT ETNIK MELANESIA

Mar 26, '09 10:08 PMuntuk semuanya

TERNYATA MEREKA BODOH

 

PERESMIAN MONUMENT INI ADALAH SUATU BUKTI-FAKTA NKRI SEMAKING HANCURNYA MORAL DAN INTEGRITAS BANGSA INDONESIA DI MATA BANGSA/RAKYAT PAPUA & BANGSA-BANGSA DI DUNIA, ATAS TINDAKANG DAN ALASAN YANG TIDAK MASUK LOGIS/ TIDAK MASUK AKAL SEHAT.

 

Presiden Resmikan Monumen Dwikora-Trikora By Republika NewsroomKamis, 26 Februari 2009 pukul 21:50:00

 ANTARA

JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan monumen Dwikora dan Trikora di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Kamis.

Peresmian dua monumen itu ditandai dengan penekanan tombol pembukaan selubung serta penantanganan prasasti dua monumen perjuangan tersebut.Pada peresmian itu, Presiden

Page 29: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dan wakil gubernur DKI Prijanto.

Monumen Dwikora merupakan simbol perlawanan Indonesia yang kala itu dipimpin Presiden Soekarno terhadap pembentukan Federasi Malaysia untuk mempersatukan tanah bekas jajahan Inggris di seluruh Asia Tenggara.

Pemerintah Indonesia menentang rencana itu karena bertentangan dengan politik Indonesia yang antikolonialisme dan imperaliasme dan secara prosedur rencana pembentukkan itu akan membahayakan revolusi Indonesia.

Pada 17 September 1963 RI memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Pada 3 Mei 1964 dalam apel sukarelawan Presiden Soekarno mencanangkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya :"Perhebat rakyat Malaya, Singapura, Sabah, Serawak, Brunei Untuk membubarkan Negara Bonek Malaysia".

MONUMENT TRIKORASedangkan Monumen Trikora merupakan lambang perjuangan Indonesia untuk kembali merebut Irian Barat dari tangan penjajahan Belanda. Berbagai usaha perjuangan bersenjata, politik, dan diplomasi untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia pun dilakukan disertai pencanangan Tri Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961 yang berisi:

1.  "Gagalkan Pembentukan Negara Papua Buatan Belanda Kolonial,

2. Kibarkan Merah Putih di Tanah Air Indonesia dan,

3.  Bersiaplah untuk Mobilisasi Umum Guna Mempertahankan Kemerdekaan dan Kesatuan Tanah Air dan Bangsa,".

 

TANGGAPAN ANAK BANGSA PAPUA (KAUM INTELEKTUAL MUDA PAPUA)

 

Bapak pembunuh moral, akhlak, peri kemanusiaan, tidak tau asusila, munafik, bapak pembunuh proses demokrasisi bangsa papua

 

Page 30: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

Ketika point diatas adalah bukti pembunuhan pancasila, & uud 1945, data sila bandung, deklarasi pbb, maklumat tuhan allah alam raya semesta, peri kemanusiaan, dll.

Di papua barat waktu tahun 1961 hingga  1969  saat pepera papua barat & di lanjutkan sampai hari ini. Pemerintah indonesia (tni-polri) tidak pernah membunuh warga negara belanda/alias orang belanda, yang mereka bunuh dan berantas adalah masyarakat sipil/ masyarakat papua barat ras melanesia, orang-orang asli, karena yang berjuang & yang mau merdeka adalah orang papuanya baik dari belanda maupun dari indonesia.

Di papua : sensus penduduk papua pada tahun 1963 berjumlah 800 ribujiwa, sedangkan sensus penduduk papua new guinea tahun 1963 berjiwa 600.000 jiwa,  (papua lebih banyak 200 ribu), namun sensus penduduk papua barat hari ini mencatat 1.500.(satu juta lima ratus lebih) jiwa saja, sedangkan sensus pendudk papua new guinea saat ini adalah 10.000.000 (10 juta)jiwa, jadi yang bangsa indonesia mengadakan cleaning etnic/ penghapusan etnik papua barat.

Diatas ini adalah salah satu monument nkri untuk bertetapan untuk membasmi ras melanesia di pangkuan nkri.

Pengdukung utamanya ialah orang nomor satu nkri alias presidentnya. Dan itu fakta hari ini.

Bapak pemerkosa pancasila, bapak pembunuh pancasila, bapak pembunuh undang-undang dasar negera ri 1945,bapak penjual harga diri.

Siapa sby sebebnarnya perlu di kenali, orang papua jangan buta

 

Monumen yang berada di Kompleks Mabes TNI dibuka untuk umum mulai pukul 09.00 sampai 15.00 Wib.

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, pembangunan dua monumen itu merupakan persembahan dari generasi penerus bagi pejuang kesuma bangsa dan para snior yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kepentingan bangsa dan negara.

Kedua monumen itu juga dapat menjadi wahana edukasi tidak saja bagi prajurit TNI tetapi juga generasi penerus bangsa umumnya.ant/kem

http://www.republika.co.id/berita/34140/Presiden_Resmikan_Monumen_Dwikora_Trikora

SENSUS PENDUDUK DULU HINGGA HARI INI

Page 31: nycixyance777.files.wordpress.com · Web viewPasal 1 ayat 9, pasal 3, pasal 4 huruf o, pasal 10 ayat 1, PP No. 54 Tentang MRP ü Pasal 1, ayat 9 : yang mengatakan bahwa orang asli

sensus penduduk indonesia

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=sensus+penduduk+indonesia&meta=&aq=0&oq=sensus

sensus penduduk papua

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=sensus+penduduk+papua&meta=\

sensus penduduk papua new guinea

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=sensus+penduduk+papua+new+guinea&btnG=Telusuri&meta=

The State Of Papua New Guinea

http://www.google.co.id/search?q=the+state+of+Papua+New+Guinea&hl=id&sa=2

DATA STATISTIC PAPUA

http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_search/Itemid,132/index.php?searchword=sensus

SBY PRESIDENT NKRI PEMBERANTAS BANGSA RAS MELANESIA YANG ANDAL, GILA KEKAYAAN ALAM PAPUAgambar monument trikora di kota lain

presidensby.info/.http://kkampjogya.multiply.com/2009/02/26/4030.html, http://allv14nt.blogspot.com/2008/08/selat-lembe-dalam-foto.html

BY: YUNUS E

Kata kunci:european supporting, free west papua, opm, free papua, hak pribumi, eni faleoma- vaega, sby hilangkanpapuatidak ada komentar