Upload
trinhhanh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
pengintegrasian tugas, fungsi, wewnang dan tanggung jawab pelayanan
pemungutan pajak daerah maka peraturan gubernur ini perlu disempurnakan.
Berdasarkan pertimbangan maka Gubernur mengeluarkan Peraturan Gubernur
Nomor 63 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelayanan Pajak Daerah.
Kemudian, berdasarkan ketentuan pasal 17 Peraturan Daerah Nomor 5
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan pasal 40 ayat 2 Peraturan Gubernur Nomor
262 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pajak dan Retribusi
Daerah maka Gubernur mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 297 Tahun
2016 tentang Pembetukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Pajak dan
Retribusi Daerah yang berlaku sejak 29 Desember 2016 hingga sekarang. Adapun
Visi dan Misi UPPRD adalah sebagai berikut :
1. Visi UPPRD
Pelayanan yang professional dalam optimalisasi penerimaan
pajak daerah.
2. Misi Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta
a. Mewujudkan perencanaan pelayanan pajak daerah yang inovatif
b. Menjamin ketersediaan peraturan pelaksanaan pajak daerah dan
melaksanakan penyuluhan peraturan pajak daerah serta
menyelesaikan permasalahan hukum pajak daerah
37
c. Mengembangkan sistem teknologi informasi dalam kegiatan
pelayanan pajak daerah
d. Mengembangkan kualitas dan kuantitas SDM, sarana prasaranan
perpajakan daerah, pengelolaan keuangan serta perencanaan
anggaran dan program dinas
e. Mengoptimalkan pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pelayanan pajak daerah
f. Meningkatkan kualitas pelayanan pajak daerah.
Logo UPPRD
Gambar 3.1
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Organisasi
38
A. Struktur Organisasi
Gambar 3.2
Struktur Organisasi UPPRD Cengkareng terdiri dari :
1. Kepala Unit
adalah pimpinan tertinggi di UPPRD dan mempunyai tugas sebagai
berikut :
a. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi
UPPRD
b. Megoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha, Satuan
Pelaksana dan Sub Kelompok Jabatan Fungsional
c. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD
dan/atau Instansi Pemerintah/Swasta dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi UPPRD.
39
d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan
fungsi UPPRD
2. Sub Bagian Tata Usaha
Adalah satuan kerja staf dalam pelaksanaan administrasi UPPRD,
dipimpin oleh Kepala Subbagian Tata Usahayang berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada kepala unit dan mempunyai tugas sebagai
berikut :
a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggran
UPPRD sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
UPPRD sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Mengoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan
anggaran UPPRD
d. MelaksAnakan monitoring, penegndalian dan evaluasi pelaksanan
rencana strategis serta dokumen pelaksanaan anggaran UPPRD
e. Menyusun pedoman, standard an prosedur teknis UPPRD
f. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang
UPPRD
g. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggan UPPRD
h. Melaksanakan pengelolaan kearsipan UPPRD
i. Menghimpun, menganalisis dan mengajukan kebutuhan penyediaan,
pemeliharaan serta perawatan prasarana dan sarana kerja pada UPPRD
j. Memelihara keamanan,ketertiba, keindahan, kebersihan dan kenyaman
kantor UPPRD
40
k. Melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan acara UPPRD
l. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan kecamatan dan
kelurahan sesuai lingkup wilayahnya
m. Mengoordinasikan penyusun laporan keuangan, kinerja dan kegiatan
serta akuntabilitas UPPRD
n. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanan tugas
Subbagian Tata Usaha.
3. Satuan Pelaksana Pelayanan
Adalah satuan kerja UPPRD dalam pelaksanaan kegiatan pendataan dan
pemeriksaan pajak dan retribusi daerah sesuai kewenangannya
Satuan pelaksanan mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran UPPRD
sesuai lingkup tugasnya
b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
UPPRD sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Menyusun baha pedoman, standard an prosedur teknis UPPRD sesuai
dengan lingkup tugasnya
d. Memberikan pelayanan informasi dan kosultasi perpajakan daerah
e. Menerima, meneliti, dan mengadministrasikan permohonan
pendaftaran pendaftaran pajak daerah
f. Menerima, meneliti, memvalidasi, merekam pelaporan dan
pembayaran pajak daerah
g. Melaksakan perekaman, pengelolaan dan pengamanan basis data pajak
daerah
41
h. Membuat risalah dan serta perhitungan pajak daerah terhutang
i. Menatausahakan dan melaksnakan leglisasi bill/bon, legalisasi peneng
pajak reklame, tanda masuk/karcis dan dokumen lain yang
dipersamakan
j. Menerbitkan, mengukuhkan, mencabut dan menghapus NPWPPD dan
NOPD
k. Menerima, meneliti dan menerbitkan Surat Ketrangan Pajak Daerah
l. Mengusulkan pengecualiankewajiban legalisasipenggunaan bill/ bon
dan dokumen lain yang dipersamakan
m. Menerbitkan dan mengadministrasikan SPPT PBB-P2, surat ketetapan,
surat keputusan dan surat tagihan pajak daerah termasuk salinan nya
n. Menerima permhonan keringanan pembebasan , pengurangan,
pembelian, keberatan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan
penghapusan atausanksi administrasi pajak daerah
o. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan
Pelaksana Pelayanan.
4. Satuan Pelaksana Pendataan
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran UPPRD
sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggara
UPPRD sesuia dengan lingkup tugasnya
c. Menyusun bahan pedoman, standard an prosedur teknis UPPRD sesuia
degan lingkup tugasnya
42
d. Melaksnakan pengumpulan informasi, pendataan dan pemutakhiran
data subjek dan objek pajak daerah
e. Melakukan pembentukan dan penyempurnaan kode dan peta zona nilai
tanah
f. Melaksanakan lapangan dalam rangka penyelesaian permohonan
pembebasan, pengurangan, pembetulan, keberatan, pembatalan
penghapusan dan perubahan data obek an subjek pajak daerah
g. Melaksnakan verifikasi lapangan dalam ragka permohonan
pendaftaran atau penutupan subjek dan objek pajak daerah
h. Melaksanaka koordinasi pendataan pajak daerah dengan instansi
terkait
i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan
Pelaksana Pendataan.
5. Satuan Pelaksana Penagihan
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran UPPRD
sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggran
UPPRD sesuai dengan lingkup usaha nya
c. Menyusun bahan pedoman, standard dan prosedur teknis UPPRD
sesuai dengan lingkup tugasnya
d. Mengumpulakan wajib pajak untuk dilakukan pemeriksaan
e. Melakukan verifikasi dan pembayaran dari pelaporan pajak daerah
43
f. Menerbitka surat hibauan pembayaran, pelaporan dan Surat Tagihan
Pajak Daerah
g. Menyusun profil dan konfirmasi data wajib pajak
h. Menyusun laporan kinerja penerimaan dan piutang pajak daerah
i. Memproses permohonan angsuran, penundaan pembayaran, pemberian
kompensasi, restitusi dan pemindahbukuan
j. Memproses permohonan keringanan, pembebasan, pembetulan,
pembatalan, dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi
pajak daerah sesuai dengan kewenangannya
k. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan
Pelaksana Penagihan
6. Sub kelompok Jabatan Fungsional
Dipimpin oleh ketua sub kelopok jabatan fungsional melaksanakan tugas
dalan susunan organisasi structural UPPRD dan dibentuk dalam rangka
mengembangkan profesi/keahlian/kompetensi pejabat fungsional.
3.1.3 Kegiatan Usaha/Organisasi
UPPRD merupakan Unit Pelaksana Teknis BPRD dalam pelaksanaan
pelayanan pemungutan pajak dan retribusi daerah. Kegiatan usaha nya yaitu
sebagai berikut :
1. Pendataan, penilaian, pemeriksaan, penetapan dan penagihan pajak daerah
2. Pendataan retribusi daerah
3. Pendaftaran, pengukuhan dan penatausahaan subjek dan objek pajak
daerah
44
4. Pelayanan penerimaan permohonan pengurangan dan keberataan pajak
daerah
5. Penegakan ketentuan dan peraturan perpajakan daerah
6. Pelaksanaan koordinasi pemungutan pajak daerah pada lingkup kecamatan
7. Penyusunan bahan kebijakan teknis pemungutan pajak daerah pada
lingkup kecamatan
3.2 Hasil Penelitian
3.2.1 Bagaimana Proses Pelaksanaan Pelayanan Pajak Reklame di UPPRD
Cengkareng ?
Alur pelayanan pajak reklame dibagi menjadi 2 bagian yaitu Reklame
baru dan reklame perpanjangan.
Gambar 3.3
45
Alur reklame baru dimulai dari petugas loket memeriksa
kelengkapan berkas yang di bawa oleh wajib pajak dan di daftarkannya
melalui aplikasi SIM-R serta catat di buku kendali. Lalu petugas loket
memberikan berkas wajib pajak kepada tata usaha untuk dibuatkan lembar
pengantar disposisi kemudian setelah dibuatkan pengantar disposisi berkas
masuk diberikan ke kasatpel pendataan dan disana berkas tersebut di
disposisikan coordinator wilayah (misalnya berkas reklame baru tersebut
meminta izin di tempatkan di wilayah cengkareng timur maka petugas
koodinator wilayah nya pun menyesuaikan reklame tersebut dengan
petugas wilayah cengkareng timur). Kemudian petugas koordinator
wilayah tersebut melakukan cek lapangan dan membuat LHP hasil cek
lapangan tersebut (cek lapangan dilakukan maksimal 3 hari kerja sejak
berkas masuk).
Berkas yang sudah di ceklap akan diserahkan ke bagian tata usaha
lalu meminta tanda tangan kepala sub bagian tata usaha setelah itu berkas
di berikan kepada petugas loket untuk mencetak SKPD. Setelah itu,
petugas loket menyerahkan berkas dan SKPD tersebut kepada kasatpel
pelayanan untuk diperiksa nopet dan SKPD reklame. Kemudian setelah
diperiksa, berkas tersebut diberikan lagi ke petugas loket, dari petugas
loket berkas tersebut diserahkan ke bagian tata usaha untuk meminta tanda
tangan kepala unit UPPRD Cengkareng. Pelayanan reklame baru selesai
dalam 3 sampai 7 hari kerja selama berkas lengkap.
46
Gambar 3.4
Sedangkan reklame perpanjangan alur pelayanan nya lebih singkat
dimulai dari pertugas loket memeriksa SKPD lama dan berkas lain nya
dan membuatkan SKPD baru. Lalu berkas tersebut diserahkan ke bagian
tata usaha untuk dimintai tanda tangan kepala sub bagian tata usaha.
Setelah ditanda tangani oleh kasubbagian tata usaha maka diserahkan lagi
ke petugas tata usaha dan menyerahkan berkas tersebut ke kasatpel
pelayanan untuk diperiksa nopet dan SKPD reklamenya. Jika sudah
diperiksa diberikan lagi ke petugas atat usaha untuk meminta tanda tangan
kepala unit UPPRD Cengkareng. Pelayanan reklame perpanjangan 1 hari
selesai kecuali pimpinan tidak ada ditempat dan berkas diterima jam 3 sore
maka akan diselesaikan dihari berikutnya.
Adapun syarat yang harus dilengkapi wajib pajak reklame baru
yaitu KTP Wajib Pajak, Foto lokasi yang akan di pasangkan reklame,
design reklame yang akan di pasang, jika objek reklame berukuran lebih
47
dari 6 meter maka wajib pajak harus memiliki TLB (Tata Letak
Bangunan) yang dibuatkan oleh PTSP Walikota ( Pelayanan Terpadu Satu
Pintu), jika bukan pemilik reklame yang mengurus maka harus
menggunakan surat kuasa dan fotokopi PBB. Reklame terbagi menjadi 3
yaitu reklame papan, kain dan kendaraan. Lalu reklame tersebut terbagi 2
jenis reklame produk dan nonproduk, hal ini juga diatur dalam peraturan
gubernur nomor 27 tahun 2014 pasal 1. Reklame tersebut di hitung
berdasarkan kelas jalan atau disebut Nilai Sewa Reklame yang diatur
dalam peraturan gubernur nomor 27 tahun 2014 tentang penetapan NSR
sebagai dasar pengenaan pajak reklame.
Perhitungan pajak reklame dengan rumus : Luas x Lama x Kelas
Jalan (NSR) x 25%. Jika reklame dipasang di dalam ruangan atau indoor
maka hasil perhitungan tersebut di kalikan 50% atau dibagi ½. Reklame
produk 5 kali lipat lebih besar dari reklame non produk hal ini pun di atur
dalam peraturan gubernur nomor 27 tahun 2014 pasal 6.
3.2.2 Apa saja masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pajak reklame di
UPPRD Cengkareng ?
Masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pajak reklame di UPPRD
Cengkareng terdiri dari 2 bagian yaitu internal (pihak petugas
pajak/UPPRD Cengakreng) dan eksternal (pihak wajib pajak pajak
reklame). Adapun masalah internal dalam pelaksanaan pajak reklame di
UPPRD Cengkareng yang pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
SDM di UPPRD Cengkareng kurang lebih 12 sampai 13 orang dalam
48
wilayah satu kecamatan dan menangangi tujuh jenis pajak daerah. Lalu
kedua, karena terlalu banyak nya beban pekerjaan sehingga sosialisasi nya
berkurang dan menyebabkan hubungan antara petugas pajak dan
masyarakat berkurang. Kemudian ketiga, wilayah yang ditangani terlalu
luas sehingga pelayanan penanganan pajak cukup memakan waktu proses
nya saja yang cukup lama dan hal tersebut berpengaruh terhadap
masyarakat untuk membayar pajak reklame. Dan yang terakhir kurangnya
koordinasi antar instansi.
Untuk masalah eksternal atau pihak wajib pajak yang pertama adalah
masyarakat beranggapan bahwa pajak itu rumit/ribet cara mengurusnya
karena terlalu banyak persyaratan yang harus disiapkan dalam pengajuan
pemasangan reklame. Belum lagi jika objek pajak nya lebih dari 6 meter
maka wajib pajak harus membuat surat TLB atau Tata Letak Bangun dan
membuat nya melalui PTSP. Pasti cukup lama proses pembuatannya. Lalu
yang kedua, mahal nya tarif pajak reklame terutama reklame jenis produk.
Berkaitan dengan peraturan gubernur nomor 27 tahun 2014 yang mulai
berlaku pada 28 Maret 2014 tentang reklame produk dan nonproduk dan
nilai sewaa reklame untuk reklame jenis produk lima kali lipat dari NSR
Reklame nonproduk hal ini menyebabkan masyarakat tidak mampu
membayar pajak karena menurut mereka terlalu mahal apalagi bagi
perusahaan yang baru atau belum maju yang dituntut untuk memasang
reklame pengeluaran mereka kemungkinan lebih besar untuk pajak
reklame tersebut. Kemudian yang ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat
dalam membayar pajak karena kurangnya informasi tentang pajak reklame
49
kepada masyarakat luas. Lalu, keempat, banyak reklame illegal atau tanpa
izin dari UPPRD Cengkareng.
3.2.3 Bagaimana Cara UPPRD dalam Mengatasi Masalah-Masalah yang
Terjadi dalam Pelaksanaan Pajak Reklame di UPPRD Cengkareng ?
Untuk masalah internal atau pihak UPPRD Cengkareng cara
mengatasi masalah pertama adalah menambahkan sumber daya manusia
yang biasa disebut PHL (pekerja harian lepas) itupun atas izin dari pusat
yaitu BPRD. UPPRD Cengkareng juga menerima siswa SMK dan
mahasiswa magang untuk membantu meringankan pekerjaan petugas
pajak. Lalu, yang kedua adalah menyempatkan saling bertukar informasi
tentang pajak dengan tujuan mempererat sosialisasi antar instansi.
Kemudian yang ketiga yaitu solusinya sama dengan masalah SDM yaitu
dengan menambah tenaga pekerja dan menerima siswa, mahasiswa
magang. Yang keempat solusinya adalah mempererat koordinasi dengan
tujuan menertibkan reklame-reklame illegal.
Untuk masalah eksternal atau dari pihak wajib pajak yang pertama
solusinya adalah memperbanyak iklan dan menghimbau masyarakat untuk
membayar pajak dan memberitahu kepada masyarakat bahwa mengurus
pajak reklame itu sederhana dan cepat. Lalu yang kedua untuk masalah
tarif pajak reklame tentang reklame produk yang tarifnya lima kali lipat
dari reklame nonproduk itu diatur oleh gubernur didalam peraturan
gubernur Nomor 27 Tahun 2014, sejak pergub tersebut belaku masyarakat
complain terutama perusahaan produk maka gubernur mengeluarkan
peraturan gubernur Nomor 172 Tahun 2014 dan berlaku pada 12
50
november 2014.tentang pemberian pengurangan dasar pajak reklame tetapi
hanya berlaku 12 bulan sejak peraturan gubernur ini berlaku dan
pengurangannya sebesar 50 % dari nilai sewa reklame. Setelah itu
semuanya normal kembali seperti dalam peraturan gubernur Nomor 27
Tahun 2014. Yang ketiga solusinya ada di tangan masyarakat itu sendiri
menyadarkan diri untuk membayar pajak reklame, karena pajak daerah
merupakan Pendapatan Asli Daerah yang anggran nya akan di gunakan
untuk pembangunan, sekolah gratis, pengobatan gratis, layanan
pemerintahan yang cepat dan bebas pungli serta program pembangunan
lainnya. Itu semua kembali ke masyarakat juga tetapi masih banyak yang
belum sadar akan hal itu. Kemudian yang keempat solusinya adalah
apabila ada reklame baru dan pemilik reklame tidak tahu kalau reklame
tersebut termasuk pajak daerah maka petugas pajak mengirim surat
pemberitahuan ke pemilik reklame tersebut untuk medaftarkan relamenya
dikantor pajak sesuai wilayah dan membayar pajak. Jika pemilik reklame
belum datang kekantor pajak wilayah maka petugas pajak mengirimkan
surat yang kedua yaitu Surat Perintah Bongkar Sendiri. Jika SPBS
diacuhkan petugas pajak menempelkan stiker direklame tersebut. Dan jika
stiker juga diacuhkan maka petugas pajak akan melakukan pembongkaran,
lain hal jika reklame itu berbentuk spanduk maka tidak ditempel stiker
melainkan langsung melakukan pembongkaran oleh petugas pajak dan ini
prosedur untuk membongkar reklame tanpa izin.