26
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 25TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a. bahwa pengelolaan usaha sumber daya mineral merupakan salah satu bagian pelaksanaan Otonomi Daerah yang memberi peluang kepada Daerah secara luas guna mengatur dan mengurus, baik untuk bidang perencanaan, pelaksanaan, penvgawasan, pengendalian maupun pada tingkat evaluasi; b. bahawa sumber daya mineral adalah potensi yang secara nyata meningkatkan penghasilan masyarakat dan penerimaan Pendapatan Asli Daerah, karena itu agar tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan perlu dikelola secara teratur dan wajar dengan memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan; c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 10 Tahun 2003 tentang izin Usaha Pengelolaan Pertambangan Umum Daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c diatas, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Pengelolaan Pertambangan Umum Daerah. Menimnang : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Yinhgkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

 · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

  • Upload
    hathu

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 25TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI

NOMOR 25 TAHUN 2008

TENTANG

IZIN USAHA PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TOLITOLI,

Menimbang : a. bahwa pengelolaan usaha sumber daya mineral merupakan salah satu bagian pelaksanaan Otonomi Daerah yang memberi peluang kepada Daerah secara luas guna mengatur dan mengurus, baik untuk bidang perencanaan, pelaksanaan, penvgawasan, pengendalian maupun pada tingkat evaluasi;

b. bahawa sumber daya mineral adalah potensi yang secara nyata meningkatkan penghasilan masyarakat dan penerimaan Pendapatan Asli Daerah, karena itu agar tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan perlu dikelola secara teratur dan wajar dengan memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan;

c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 10 Tahun 2003 tentang izin Usaha Pengelolaan Pertambangan Umum Daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c diatas, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Pengelolaan Pertambangan Umum Daerah.

Menimnang : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Yinhgkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok-pokok Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2831);

Page 2:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HIdup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888);

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2003 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2003 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

Page 3:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

14. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 9 Tahun 2000 tentang Perubahan Nama Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli menjadi Kabupaten Tolitoli ( Lembaran Daerah Kabupaten Tolitoli Tahun 2000 Nomor 8 Seri D Nomor 08 )

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI

Dan

BUPATI TOLITOLI,

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM DAERAH

BAB I

KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tolitoli.2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsure

penyelenggara Pemerintahan Daerah.3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah.4. Kepala Daerah adalah Bupati Tolitoli yang selanjutnya disebut Bupati.5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Tolitoli.6. Sumber Daya Mineral adalah unsure-unsur kimia, mineral, biji-bijian dan segala macam

batuan termasuk batu-batuan mulia yang merupakan endapan-endapan alam dan air tanah.

7. Pengelolaan Pertambangan Umum Daerah adalah kegiatan yang terdiri dari pengangkutan dan penjualan serta segala fasilitas lainnya.

8. Penyelidikan Umum adalah penyelidikan secara Geologi dan/atau Geofisika, didaratan, perairan dan dari udara, dengan maksud untuk membuat peta Geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan sumber daya mineral pada umumnya.

9. Eksplorasi adalah segala penyelidikan Geologi dan/atau Geofisika untuk menetapkan lebih teliti atau seksama, kuantitas dan kualitas bahan sumber daya mineral.

10. Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan sumber daya mineral dan memanfaatkannya.

11. Pengelohan / Pemurnian adalah usaha untuk memisahkan sumber daya mineral dari material Geologi lainnya dan mempertinggi mutunya.

Page 4:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

12. Pengangkutan adalah segala kegiatan yang memindahkan bahan sumber daya mineral dari eksplorasi adalah penyelidikan tempat eksploitasi atau pengelohan/pemurnian.

13. Penjualan adalah segala usaha penjualan bahan sumber daya mineral dari hasil eksploitasi atau pengelohan/pemeurnian.

14. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.

15. Konservasi adalah pengelohan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatan secara bijaksana, dan bagi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.

16. Garis Pantai adalah batas pertemuan air laut dengan daratan pantai pada saat air laut surut terendah.

17. Pertambangan rakyat adalah suatu usaha pertambangan bahan sumberdaya mineral yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau secara gotong-royong dengan menggunakan alat-alat sedehana untuk pencaharian sendiri.

18. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disingkat IUP, adala izin usaha pengelolaan pertambangan umum daerah yang memberikan hak kepada Badan atau perorangan untuk melakukan semua atau sebagian kegiatan pengelolaan pertambangan umum.

19. Kuasa Pertambangan yang selanjutnya dapat disingkat KP, adalah wewenang kuasa yang diberikan kepada Badan atau perorangan untuk melaksanakan usaha pengelolaan pertambangan umum.

20. Wilayah Pertambangan adalah sekluruh lokasi kegiatan penambangan dan lokasi fasilitas penunjang kegiatan penambangan.

21. Pendidikan dan Pelatihan Teknis adalah pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan untuk memberikan keterampilan atau penguasaan teknis tertentu kepada Pegawai Negeri Sipil, sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan serbaik-baiknya.

22. Penelitian adalah upaya mencari keben melalui kebenaran ilmiah melalui proses yang sistimatis, konsisten dan metodelogis.

23. Pelaksana Inspeksi Tambang Daerah,selanjutnya disingkat PITDA, adalah pelaksana inspeksi dan bagian ekonomi Sekretariat Kabupaten Tolitoli.

24. Perusahaan dan Pertambangan adalah orang atau badan usaha yang diberi wewenang untuk melaksanakan usaha-usaha pertambangan berdasarkan Kuasa Pertambangan atau Kontrak Karya, dan Pderjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara.

25. Rencana Tahunan Pengelolaan Lingkungan, yang selanjutnya dapat disingkat RTKL adalah rencana kerja yang disusun setiap tahun oleh perusahaan dengan mengacu kerpada hasil studi Analisi mengenai dampak lingkungan, atau upaya pengelolaan lingkungan yang telah disetujui sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

26. Kontrak Kerja yang selanjutnya dapat disingkat KK, adalah Izin Kontrak Kerja yang diberikan kepada Badan atau perorangan untuk melaksanakan usaha pengelolaan pertambangan umum.

27. Perjanjian Kontrak Perusahaan Pertambangan Batubara yang selanjutnya dapat disingkat

PKP2B, adalah izin kontrak kerja yang diberikan kepada Badan atau perorangan untuk

Page 5:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

BAB IIKEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB

28. melaksanakan usaha pengelolaan pertambangan umum

Pasal 2

Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan pertambangan umum Daerah meliputi :

a. Mengatur, membina dan mengembangkan kegiatan pertambangan umum Daerah;

b. Melakukan kegiatan servei, inventarisasi dan pemetaan bahan Sumber Daya Mineral;

c. Menerbitkan izin KP, KK dan PKP2B;

d. Melakukan pengendalian dan pengawasan kegiatan pengelolaan pertambangan umum

Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

e. Menyampaikan laporan atas pelaksanaan dan perkembangan usaha pertambangan umum

Daerah termasuk hasil produksinya secara berkala kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri

Energi dan sumber daya mineral, dan Menteri Kelautan Perikanan.

Pasal 3

(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi

persetujuan :

a. AMDAL yang terdiri dari :

1. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan;

2. Analisis Dampak Lingkungan;

3. Rencana Pengeloloaan Lingkungan;dan

4. Rencana Pemantauan Lingkunga.

b. UKL dan UPL bagi yang tidak wajib AMDAL, yang disusun oleh masing-masing

pemegang KP, KK dan PKP2B selaku pemrakarsa dengan mengacu pada pedoman

teknis penyusunan AMDAL dan UKL/UPL.

(3) Pelaksanaan tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB III

Page 6:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

PERSYARATAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM DAERAH

Bagian PertamaKuasa Pertambangan

Pasal 4

Isi dan sifat Kuasa Pertambangan, terdiri dari :

a. Izin Usaha Pertambangan Penyelidikan Umum;

b. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi;

c. Izin Usaha Pertambangan Eksploitasi;

d. Izin Usaha Pertambangan Pengolahan/Pemurnian;

e. Izin Usaha Pertambangan Pengangkutan; dan/atau

f. Izin Usaha Pertambangan Penjualan.

Pasal 5

(1) Setiap usaha atau kegiatan pengolahan pertambangan umum Daerah dapat dilaksanakan

setelah mendapat IUP dari Bupatri.

(2) Dalam setiap IUP, dicantumkan persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya

pengendalian dampak lingkungan hidup.

Pasal 6

(1) Dalam penerbitan IUP, wajib diperhatikan :

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tolitoli;

b. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kecamatan;

(2) Keputusan persetujuan IUP wajib diumumkan

Pasal 7

Setiap orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan penambangan, wajib memiliki IUP.

Pasal 8

Page 7:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(1) Yang dapat diberikan IUP adalah :

a. Perorangan, warga Negara Indonesia dan diutamakan yang bertempat tinggal di

Daerah atau wilayah Republik Indonesia;

b. Koperasi atau KUD, terutama yang berada di Daerah;

c. Badan Usaha Milik Daerah;

d. Badan hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia berkedudukan di Daerah;atau

e. Badan usaha yang menggunakan fasilitas penanaman modal asing.

(2) Pengelolaan pertambangan dalam rangka KK dan PKP2B harus dilakukan oleh badan

hokum yang bergerak dibidang usaha pertambangan umum.

Pasal 9

(1) Permohonan untuk memperoleh IUP diajukan kepada Bupati

(2) Persyaratan Permohonan Izin Usaha Pertambangan (IUP), diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

(3) Keputusan Bupati mengenai penerbitan IUP disampaikan kepada pemohon dengan

tembusan kepada Menteri Energi dan sumber daya mineral dan Gubernur.

(4) Persetujuan Permohonan pengelolaan pertambangan modal dalam KK dan PKP2B dalam

rangka penanaman Modal Dalam Negeri atau penanaman modal asing, diterbitkan

keputusan Bupati setelah melampirkan :

a. Persetujuan prinsip dari Bupati;

b. Rekomendasi dari Badan Penanaman Modal Daerah;

c. Rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang kontrak yang disusun

oleh Bupati;

d. Kontrak antara pemohon dengan Bupati yang telah ditandatangani, selanjutnya kontrak

tersebut disampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Gubernur

sebagai tembusan.

Pasal 10

Page 8:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(1) Apabila pemohon lebih dari satu pada lokasi tambang yang sama, maka yang diutamakan

adalah pemohon pertama sepanjang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan;

(2) Setiap IUP Eksplotasi hanya berlaku untuk 1 (satu) bahan Sumber Daya Mineral.

Pasal 11

(1) Pada suatu wilayah usaha pertambangan umum dapat diberikan KP, KK dan PKP2B untuk

bahan SDMin lain yang ketersediaannya berbeda setelah mendapat persetujuan dari

pemegang KP, KK dan PKP2B terdahulu.

(2) Pemegang KP, KK dan PKP2B mempunyai hak mendapatkan prioritas untuk

mengusahakan bahan SDMin lain dalam wilayah kerjanya.

Pasal 12

Dalam hal terjadi tumpang tindih antara kegiatan usaha pertambangan dengan kegiatan usaha

selain usaha pertambangan umum, maka prioritas peruntukan lahan ditentuka oleh Bupati.

Bagian KeduaBerakhir Jangka Waktu IUP

Pasal 13

(1) IUP dinyatakan bderakhir karena :

a. Masa berlakunya telah berakhir;

b. Dibatalkan oleh pejabat pemberi IUP;atau

c. Pemegang IUP menyatakan tidak sanggup melanjutkan usahanya.

(2) Pembatalan oleh pejabat pemberi IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan dengan pertimbangan karena :

a. Ditemukan kekeliruan dalam IUP akibat data yang tidak benar yang diberikan pemohon;

b. Terjadi pelanggaran teknis yang dapat mencemarkan dan / atau merusak lingkungan

hidup;

c. Selama tiga bulan berturut-turut setelah beroperasi tidak menyampaikan laporan

kegiatannya;

Page 9:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

d. Melanggar peraturan perundang-undangan;

e. Adanya perubahan kebijakan sebagai akibat keadaan nyata yang berubah;

f. Selama 6 (enam) bulan berturut-turut setelah IUP diterbitkan, tidak melakukan kegiatan

nyata dilapangan.

Pasal 14

(1) Apabila IUP telah berakhir disebabkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud pada pasal 13

ayat (2), maka:

a. segala beban yang menjadi tanggung jawab pemegang IUP harus diselesaikan

menurut peraturan perundang-undangan;

b. wilayah IUP kembali dibawah Penguasaan Pemerintah Daerah;

c. segala sesuatu yang digunakan untuk pengamanan bangunanan tambang berada

dibawah penguasaan Pemerintah;

d. Pemegang IUP berkewajiban menyerahkan semua foto copy peta, gambar-gambar

ukuran tanah dan semua data hasil penelitian kepada Bupati tanpa ganti rugi.

(2) Bupati menetapkan jangka waktu kepada pemegang IUP untuk memindahkan atau

mengangkut segala sesuatu yang mejadi haknya, kecuali barang-barang bangunan

sebagaimana yang disebut pada ayat (1) huruf c.

(3) Barang atau bangunan yang tidak dipindahkan atau tidak diangkut sesuai dengan batas

waktu yang telah ditentukan sebagimana dimaksud dalam ayat (2) menjadi milik

pemerintahan Daerah.

Pasal 15

(1) Apabila IUP dibatalkan karena kepentingan Negara dan/atau Pemerintah Daerah, maka

terhadap pemegang IUP diberikan ganti kerugian yang wajar.

(2) Penetapan besarnya penggantian kerugian yang wajar ditetapkan oleh panitia penaksiran

yang keanggotaannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian KetigaLuas Wilayah Dan Jangka Waktu IUP

Page 10:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pasal 16

(1) Luas wilayah yang dapat diberikan untuk 1 (satu) IUP adalah sebagai berikut :

a. paling banyak 2 (dua) ha untuk perorangan ;

b. paling banyak 100 (seratus) ha untuk Koperasi atau Koperasi Unit Desa;

c. paling banyak 1000 (seribu) ha untuk Badan Usaha Milik Daerah;

d. paling banyak 5000 (lima ribu) ha untuk badan hokum yang didirikan menurut hokum

Indoinesia, berkedudukan diwilayah RI;

e. paling banyak 5000 (lima ribu) ha untuk badan usaha yang menggunakan fasilitas

penanaman modal asing

(2) Jangka waktu Izin Usaha Pertambangan, perorangan, koperasi :

a. Penyelidikan Umum Tahun dan dapat diperpanjang 1 Tahun.

b. Eksplorasi 1 Tahun dan dapat diperpanjang 1 Tahun.

c. Eksploitasi 10 Tahun.

(3) Jangka waktu Izin Usaha Pertambangan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik

Daerah, Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan

diwilayah Republik Indonesia,

a. Penyelidikan Umum 1 Tahun dan dapat diperpanjag 1 kali 1 Tahun.

b. Eksplorasi 1 Tahun dan dapat diperpanjang 2 kali 1 tahun.

c. Eksploitasi paling lama 20 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali 5 tahun.

(4) Permohonan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan kepada Bupati paling lambat 6

(enam) bulan sebelummasa berlakunya IUP berakhir

BAB IV

KEWAJIBAN PEMEGANG IUP

Pasal 17

(1) Pemegang IUP wajib untuk :

a. menyampaikan laporan RTKL, dan menempatkan dana jaminan reklamasi pada

Bank Pemerintah pada saat memulai tahap operasi atau produksi;

Page 11:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

b. menyampaikan laporan kegiatan bulanan, triwulan, tahunan dan laporan akhir serta

laporan-laporan khusus lainnya;

c. menyampaikan laporan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja;

d. mendaftarkan semua peralatan tambang;

e. mengutamakan tenaga kerja local yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan

dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia;dan

f. menanggung semua biaya pencematan dan/atau perusakan lingkungan akibat

penambangan dan/atau pengangkutan bahan Sumber Daya Mineral.

g. Menempatkan dana jaminan kesungguhan yang jumlahnya ditetapkan dalam

Peraturan Bupati.

(2) Mekanisme dan tatacara laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan

huruf c, diatur dengan Keputusan Bupati.

Pasal 18

(1) Pemegang IUP Kuasa Pertambangan Eksploitasi wajib menyetor dana jaminan reklamasi.

(2) Tata cara pembayaran jaminan reklamasi akan diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB V

PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN WILAYAH

SERTA KEMITRAUSAHAAN

Pasal 19

(1) Pemilik tanah yang didalamnya ditemukan bahan Sumber Daya Mineral diberikan hak

untuk memilih melepaskan haknya atau bermitra dengan pemegang KP.

(2) Dalam hal pemilik tanah tetap mempertahankan haknya, Pemerintah Daerah dapat

membebaskan tanah tersebut beserta bangunan dan tumbuhan diatasnya, dengan

ketentuan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab pemegang KP.

Page 12:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(3) Tanah yang dibebaskan sebagaimana dimaksud pada (2) menjadi hak pemegang KP

selama IUPnya masih berlaku.

Pasal 20

(1) Pemegang KP, KK, dan PKP2B wajib membantu program pengembangan masyarakat dan

pengembangan wilayah setempat yang meliputi pengembangan sumber daya manusia,

kesehatan dan social ekonomi.

(2) Bupati melakukan pengembangan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program

pengembangan masyarakat dan pengembangan wilayah sebagai dimaksud pada ayat 1.

Pasal 21

Bupati wajib mengupayakan terciptanya kemitrausahaan antara pemegang KP, KK dan PKP2B

dengan masyarakat setempat berdasrkan prinsip saling menguntungkan.

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 22

(1) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pemegang KP, KK, dan PKP2B

dilakukan oleh Instansi teknis yang terkait.

(2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi aspek :

a. eksploitasi;

b. produksi dan pemasaran;

c. lingkungan hidup;

d. konservasi;

e. reklamasi;

f. tenaga kderja;

g. keselamatan dan kesehatan kerja atau K3;

h. jasa pertambangan;

Page 13:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

i. barang modal;

j. pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri;

k. penerapan standar pertambangan;

l. investas, diventasi dan keuangan;

(3) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)

diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 23

(1) Bupati berwenang melakukan paksaan terhadap penanggung jawab usaha pertambangan

untuk mencegah dan mengakhiri terjadinya pelanggaran, serta menanggulangi akibat yang

ditimbulkan oleh suatu pelanggaran, melakukan tindakan penyelamatan, penanggulangan

dan/atau pemulihan dengan beban biaya penanggung jawab usaha.

(2) Pihak ke tiga yang berkepentingan berhak mengajukan permohonan kepada Bupati untuk

melakukan paksaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Paksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan surat perintah dari Bupati.

(4) Tindakan penyelamatan, penanggulangan dan/atau pemulihab sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan dapat diganti dengan pembayaran sejumlah uang tertentu.

Pasal 24

Tata cara penetapan beban biaya sebagaimana pada pasal 24 ayat (4) serta penagihan diatur

dengan Peraturan Bupati.

Page 14:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

BAB VII

PELATIHAN DAN PENELITIAN

Pasal 25

(1) Personil pelaksana teknis pertambangan meliputi tenaga teknis dan non teknis.

(2) Pendidikan dan Pelatihan teknis pertambangan dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan

Latihan yang berkompoten secara teknis.

Pasal 26

(1) Penelitian terdiri atas :

a. penelitian lapangan;dan

b. penelitian laboratorium.

(2) Penelitian lapangan meliputi inventarisasi Sumber Daya Mineral dan energy, air bawah

tanah serta mitigasi bencana alam dengan skala lebih besar atau sama dengan 1:250.000.

BAB IX

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 27

(1) Selain oleh pejabat Penyidik Umum, penyidikan pidana sebagaimana dimaksud dalam

pasal 29 dapat juga dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan

Pemerintah Daerah.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana

b. melakukan pemeriksaan ditempat kejadian

c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal tersangka.

d. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti serta melakukan penyitaan

terhadap bahan bukti tersebut.

e. Mengambil sidik jari dan memotret tersangka.

Page 15:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

f. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi.

g. Meminta bantuan tenaga ahli dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk bahwa tidak cukup bukti atau

peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya memberitahukan hal

tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya.

i. Melakukan tindakan lain menuntut hokum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik membuat Berita Acara setiap tindakan tentang :

a. Pemeriksaan tersangka

b. Pemeriksaan rumah

c. Penyitaan benda

d. Pemeriksaan surat

e. Pemeriksaan saksi

f. Pemeriksaan ditempat kejadian dan pengirimannya kepada penuntut umum melalui

penyidik Polisi Negara Republik Indonesia.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 28

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan atau usaha pertambangan di

daerah dan tidak memiliki IUP, diancam pidana kurungan palingh lama 6 (enam) bulan dan

atau denda paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 29

Page 16:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(1) Paling lama 2 (dua) tahun sejak mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, setiap usaha yang

telah dijalankan oleh orang pribadi atau badan yang belum memiliki IUP, wajib

menyusaikan menurut persyaratan yang diatur dalam ketentuanm Peraturan Daerah ini.

(2) Pada saat mulai berlakunya Perarturan Daerah INI, semua IUP yang telah di berikan

kepada orang pribadi atau badan dinyatakan masih tetap berlaku sampai masa berlakunya

IUP berakhir.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasalk 30

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah

Kabupaten Tolitoli Nomor 10 Tahun 2003 tentang izin usaha pengelolaan pertambangan umum

Daerah dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 17:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pasal 31

Peraturan Daerah ini mulai berlakun pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tolitoli.

Ditetapkan di TolitoliPada tanggal 25 November 2008

BUPATI TOLITOLI,

MOH. MA’RUF BANTILAN

Diundangkan di TolitoliPada tanggal 27 November 2008

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGANSEKRETARIAT KABUPATEN

RISAL SUAIB, SHPEMBINA (IV/a)NIP. 570012845

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI TAHUN 2008 NOMOR 25,

Page 18:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI

NOMOR 25 TAHUN 2008

TENTANG

IZIN USAHA PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM DAERAH

1. PENJELASAN UMUM

Sejak diundangkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, maka kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab terhadap

pertambangan sepenuhnya diserahkan kepada Daerah, termasuk kewenangan dalam

mengurus atau mengatur usaha Pengelolaan Pertambangan Umum Darah.

Pengelolaan pertambangan Umum Daerah merupakan salah satu kekayaan alam

dalam wilayah kabupaten Tolitoli yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tolitoli guna membiayai penyelenggaraan

pemerintah , pelaksaan pembangunan dan pembinaan masyarakat.

Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli melakukan pegaturan melalui

Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Pengelolaan Pertambangan Umum Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

PASAL 1 S / D 31

CUKUP JELAS

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI TAHUN 2008 NOMOR 45

Page 19:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Page 20:  · Web viewPemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang KP, KK, dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan